Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No.

1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG


DI KECAMATAN BOLANGITANG TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

Moh. Andri Otoluwa*, A. H. S. Salendu, A. K. Rintjap, M.T. Massie

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK district, North Bolaang Mongondow


Penelitian inibertujuan untuk regency. Survey method (questionnaire)
menganalisispotensi sumberdaya was used in order to get primary and
Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten secondary data, from June until July, 2015.
Bolaang Mongondow Utara dalam All the data taken were then analyzed
pengembangan usaha ternak sapi using SWOT and Land Carrying Capacity
potong.Penelitianmenggunakan metode analysis, as well as descriptive analysis. It
survey dengan menggunakan daftar was found in this research that, the
pertanyaan (kuesioner) sebagai alat maximum potency of livestock units based
pengumpulan data. Sumber data yang on dry land, savannah and swampland
diambil meliputi data primer dan data (wetland) resources amounted to 8.879 ST
sekunder. Pengumpulan data dilakukan (Satuan Ternak). This number depicted
pada bulan Juni sampai Juli 2015. Analisis that the district of East Bolangitang
yang digunakan ialah analisisdeskriptif, potential to develop cattle industry
analisis daya dukung lahan (PMSL), dan
analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Analisis menunjukan Keywords: Cattle, prospects, Business
bahwa potensi maksimum dalam satuan Development
ternak berdasarkan sumberdaya lahan
kering, padang rumput, dan lahan rawa
(PMSL) sebesar 8.879 ST. Angka ini PENDAHULUAN
menunjukan bahwa wilayah Kecamatan Pembangunan peternakan dihadapkan
Bolangitang Timur potensial untuk
pengembangan ternak sapi. pada sejumlah tantangan baik dari
lingkungan dalam negeri maupun dari
Kata Kunci : Sapi Potong, prospek,
Pengembangan Usaha lingkungan global. Dinamika lingkungan
dalam negeri berkaitan dengan dinamika
ABSTRACT
permintaan produk peternakan, penyediaan
THE PROSPECT OF BEEF CATLE bibit ternak, kualitas bibit, terjadinya
INDUSTRY DEVELOPMENT
IN EAST BOLANGITANG DISTRICT, berbagai wabah penyakit ternak yang
NORTH BOLAANG MONGONDOW sangat merugikan, serta tuntutan
REGENCY
The purpose of this research was to find perubahan manajemen pembangunan
out the potential resources on beef cattle sejalan dengan pelaksanaan otonomi
industry development in East Bolangitang
daerah dan partisipasi masyarakat.
*Korespondensi (correspondence)
Email : otolua_andri@yahoo.co.id

191
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Sedangkan isu global yang sedang kemarau panjang sapi menjadi kurus,
dihadapi adalah perubahan iklim global, tingkat mortalitastinggi, dan angka
krisis pangan dan energi, harga pangan kelahiran rendah. Kendala lainnya adalah
serta energi meningkat.Dari sisi berkurangnya areal penggembalaan,
pembangunan ekonomi, bukti empiris kualitas sumber daya rendah, akses ke
menunjukan bahwa sub sektor peternakan lembaga permodalan sulit, dan
memiliki peran cukup strategis utamanya penggunaan teknologi rendah (Syamsu et
dari kontribusi terhadap produk domestik al. 2003; Isbandi 2004; Ayuni 2005;
bruto, penyerapan tenaga kerja, penyedia Rosida 2006). Faktor pendorong
bahan pangan, bahan energi, pakan dan pengembangan sapi potong adalah
bahan baku industri, serta sumber permintaan pasar terhadap daging sapi
pendapatan dipedesaan. Namun besarnya makin meningkat, ketersediaan tenaga
peran tersebut, ternyata belum dinikmati kerja besar, adanya kebijakan pemerintah
oleh para pelaku usaha peternakan yang mendukung upaya pengembangan
utamanya masyarakat peternak sendiri. sapi potong, hijauan pakan dan limbah
Pembangunan peternakan sebagai bagian pertanian tersedia sepanjang tahun, dan
integral pembangunan pertanian yang usaha peternakan sapi lokal tidak
merupakan bagian dari pembangunan terpengaruh oleh krisis ekonomi global
nasional bertujuan antara lain untuk (Kariyasa 2005; Gordeyase et al. 2006;
meningkatkan pendapatan dan Rosida 2006; Utomo 2004).
kesejahtraan peternak, tersedianya Kabupaten Bolaang Mongondow
kesempatan kerja dan berusaha, Utara merupakan salah satu kabupaten di
tercapainya keseimbangan antara Sulawesi Utara yang mempunyai potensi
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya sangat besar dalam mengembangkan usaha
alam dan genetik ternak. ternak sapi potong tapi belum
dimanfaatkan oleh masyarakat. Ini ditandai
Menurut Roessali et al (2005). budi
dengan belum menjadi usaha produktif,
daya sapi potong dengan tujuan untuk
masih tradisional dan skala kecil. Usaha
menghasilkan daging dan berorientasi
peternakan sapi potong di wilayah
pasar masih rendah. Kedua, pada sentra
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
produksi sapi di kawasan timur
khususnya kecamatan Bolangitang Timur,
Indonesiadengan porsi 16% dari populasi
semestinya dapat dikembangkan oleh
nasional, serta memiliki padang
petani peternak dengan memanfaatkan
penggembalaan yang luas, pada musim
faktor-faktor penunjang berupa pelabuhan,

192
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

poskeswan, RPH. dan berpedoman pada (kuesioner) sebagai alat pengumpulan data
potensi sumberdaya wilayah yang bersifat (Sigarimbun dan Effendi, 1999). Sumber
internal dan eksternal. Kecamatan data yang digunakan dalam penelitian ini
Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang adalah data primer dan sekunder,dimana
Mongondow Utara memiliki sumberdaya data primer diperoleh langsung dari
tanaman pangan dan hortikultura yang wawancara dengan responden (peternak)
dikembangkan. sebagai berikut: yang berada di beberapa desa di
Kecamatan Bolangitang Timur. Yang akan
- Padi sawah luas panen 353 ha dan rata-
rata produksi 1876 ton digunakan sebagai informasi (data) untuk
mengetahui sumberdaya, potensi, dan
- Padi ladang luas panen 352 ha dan rata-
rata produkpsi 1163 ton kendala ditingkat peternak dalam upaya
pengembangan sapi potong.
- Jagung luas panen 474 ha dan rata-rata
produksi 2242 ton Datasekunderdiperolehdarilembaga atau
instansi yang terkait antara lain kantor
- Perkebunan kelapa luas tanam 3508,00
Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan
ha rata-rata produksi 3193,71 ton
dan Kehutanan, Badan Pusat Statistik dan
(Sumber Dinas Pertanian Peternakan
Kantor Kecamatan Bolangitang Timur
Perkebunan dan Kehutanan Bolmut
Informasi lainnya diperoleh melalui
2013).
Publikasi, Jurnal-jurnal penelitian yang
Berdasarkan hal tersebut diatas telah ada baik melalui perpustakaan
maka dirasa perlu untuk mengadakan suatu ataupun internet.
penelitian terhadap daya dukung
sumberdaya yang dimiliki wilayah dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
rangka penentuan alternatif strategi Sumberdaya alam mempunyai
pengembangan usaha ternak sapi potong. peranan penting dalam pembangunan
pertanian dan pembangunan ekonomi.
Kemajuan suatu wilayah tergantung pada
METODE PENELITIAN
potensi sumberdaya alam yang memiliki
Pengumpulan data menggunakan
dan kemampuan sumberdaya manuasia
metode survei. Survei adalah suatu proses
yang mengelolanya
pengumpulan informasi dari responden
Hasil kajian lapangan dapat dijelaskan
pada suatu populasi dengan harapan akan
menjelaskan Sumberdaya lahan. Luas
diperoleh data yang akurat dengan
wilayah kecamatan Bolangitang Timur
mmenggunakan daftar pertanyaan
44.564 ha (445,64 km²) yang

193
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

diklasifikasikan menurut ekosistem dan tidak jauh dari Kecamatan Bolangitang


penggunaannya sebagai berikut : tegal Timur, Beternak sapi sudah lama dikenal
4.260 ha,ladang 14.655 ha, perkebunan masyarakat di Kecamatan Bolangitang
3.890 ha, ditanami pohon/hutan rakyat 525 Timur dimana sistem pemeliharaannya
ha, lahan tidur atau tidak diusahakan 1.310 masih bersifat tradisional. Jumlah ternak
dan pemukiman mencakupi perkantoran, yang dimiliki peternak bervariasi 3-6 ekor.
sungai, jalan raya 18.930 ha, dan tabel 2 Tujuan pemeliharaan adalah sebagai usaha
menunjukan tanaman pangan jagung pokok dan sebagai tabungan untuk
memiliki luas panen tertinggi yakni 474 membiayai studi anak-anak.Berdasarkan
Ha dengan produksi 2.242 ton/tahun dan hasil analisis SWOT bahwa di wilayah
kacang tanah memiliki luas panen terendah penelitian menunjukan faktor-faktor
yakni 1 Ha dengan produksi 2 ton/tahun. strategis pendorong pengembangan ternak
Jumlah penduduk di Kecamatan sapi potong ialah ketersediaan lahan,
Bolangitang Timur pada tahun 2015 ketersediaan air, adanya ternak sapi,
adalah 14.276 jiwa yang terdiri dari pria ketersediaan sumberdaya manusia (tenaga
7.402 jiwa dan wanita 6.874 jiwa yang kerja), iklim kondusif untuk investasi, dan
mencakup 4.527 kk (Kantor Kecamatan prospek pasar dan aksessibilitas. Faktor
Bolangitang Timur). Potensi penunjang strategis sebagai penghambat yaitu modal,
yaitu adalah kemampuan atau keadaan pemotongan betina produktif, munculnya
yang dapat mendukung suatu kegiatan penyakit dan inbridingHasil analisis
(usaha) dan biasanya erat kaitannya potensi maksimum sumberdaya lahan di
dengan sumberdaya. Di kecamatan Kecamatan Bolangitang Timur
Bolangitang Timur terdapat satu rumah menunjukan potensi maksimum
potong hewan (RPH), yang digunakan sumberdaya lahan kering, padang rumput,
untuk pemotongan ternak. Ketersedian dan lahan rawa adalah sebesar 8.879 ST.
RPH di Kecamatan Bolangitang Timur Artinya berdasarkan sumberdaya lahan di
merupakan salah satu langkah maju untuk Kecamatan Bolangitang Timur masih
mengerakkan bidang agribisnis dapat menampung populasi ternak sapi
peternakan. Selain RPH terdapat sebesar nilai PMSL (8.879 ST).
PUSKESWAN (pusat kesehatan hewan)
yang berlokasih di Kecamatan Bolangitang
Barat yang menjadi lokasi untuk
memeriksa dan mengkarantinakan ternak
sakit dan disangka sakit yang berjarak

194
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Tabel 1. Distribusi Lahan Menurut Penggunaanya di Kecamatan Bolangitang Timur


No Lahan Menurut Penggunaanya Luas (Ha) Presentase (%)
1 Tegal 4.260 9,55
2 Ladang 14.655 32,88
3 Perkebunan 3.890 8,72
4 Hutan 525 1,17
5 Lahan Tidur 1.310 2,93
Pemukiman, Perkantoran, Sungai dan Jalan
6 raya 18.930 42,47
Jumlah 44.564 100

Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Bolmut 2015

Tabel 2 JenisTanamanPangan yang Dikembangkan.

No Tanaman Pangan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)


1 Padi sawah 353 1.876
2 Padi ladang 352 1.163
3 Jagung 474 2.242
4 Kacang tanah 1 2
5 Kacang hijau 4 7
6 Ubi kayu 12 26
7 Ubi jalar 9 20
8 Sayur-sayuran 279 17.541
Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Bolmut 2015

Tabel 3. Keadaan Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman dan Jumlah Anggota


Keluarga Petani Peternak Responden.
No Uraian Jumlah (orang)
A. Kelompok Umur
1. 30-55 tahun 4
2. >56 tahun 1
B. Tingkat Pendidikan
1. SD
2. SMP/SLTP 3
3. SLTA 2
4. Tidak sekolah
C. Pengalaman Beternak
1. 5-15 tahun 5
2. 16-30 tahun
3. >30 tahun
D. Jumlah Anggota Keluarga
1. 3-6 5
2. 7-10
Data diolah 2015

195
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Tabel 3 menggambarkan bahwa 4 pada memorinya. Tabel 3 menunjukan


orang responden tergolong pada usia seluruh responden sudah cukup
produktif. Umur sangat mempengaruhi berpengalaman dalam beternak. Hal ini
kemampuan fisik peternak dalam disebabkan usahatani atau peternak
mengelola usaha ternak sapi potong dan khususnya ternak sapi merupakan usaha
usaha tani lainnya. Mubyarto (1986) pokok bagi petani responden. Jumlah
menjelaskan bahwa usia yang tergolong anggota keluarga bervariasi antara 3-6
produktif dalam artian mampu orang,. Jumlah anggota keluarga
melaksanakan usahanya berada antara 15- mencerminkan tersedianya tenaga kerja
55 tahun, sedangkan menurut dalam usahatani ternak.
Tjiptoherianto (1990), bahwa yang Usaha peternakan
tergolong usia kerja adalah 15-60 tahun. memerlukanmodal yang besar, terutama
Tingkat pendidikan responden pada tabel 3 untuk pengadaan pakan dan bibit. Biaya
menunjukan 3 orang berpendidikan SLTP, yang besar ini sulit dipenuhi oleh peternak
2 orang berpendidikan SLTA. Fandeli pada
(1992) mengatakan pendidikan penduduk umumnya yang memiliki keterbatasan
desa yang 50 % penduduk tamat SD modal (Hadi dan Ilham 2000).
dikatakan sedang.

Pengalaman peternak dalam


melaksanakan usaha budidaya ternak sapi KESIMPULAN
potong adalah rata-rata sekitar 12 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Soeharsono et al. (2010) mengemukakan disimpulkan bahwa :
1. Kecamatan Bolangitang Timur
bahwa semakin lama pengalaman peternak
mempunyai potensi yang sangat besar
membudidayakan ternak sapi potong,
dalam meningkatkan populasi ternak
memungkinkan mereka untuk lebih banyak
sapi dilihat dari sumberdaya lahan yang
belajar dari pengalaman, sehingga dapat
tersedia, penyedia makanan ternak dan
dengan mudah menerima inovasi teknologi
penyediaan tenaga kerja.
yang berkaitan dengan usaha ternak sapi
2. Analisis menunjukan bahwa
potong menuju perubahan baik
potensi maksimum dalam satuan ternak
secaraindividu maupun kelompok..
berdasarkan sumberdaya lahan kering,
Syamsu (2003) menjelaskan
padang rumput, dan lahan rawa (PMSL)
keterbatasan pendidikan dan pengalaman
sebesar 3.423 ST. Angka ini menunjukan
akan menutup cakrawala gagasan yang ada
bahwa wilayah Kecamatan Bolangitang

196
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Timur potensial untuk pengembangan Grobogan. Jurnal Sosial Ekonomi


ternaak sapi. Peternakan 1(1): 25−30.
Sigarimbun, Masri. dan Sofyan Effendi,
1999 fv metode penelitian survey.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta. PT pustaka LP3ES.
Soeharsono., R. A. Saptati dan K.
Badan Pusat Statistik SULUT, 2013. Diwyanto.2010. Kinerja Reproduksi
Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan Sapi Potong Lokal dan Sapi
dan Kehutanan Bolmut2015. Persilangan Hasil Inseminasi Buatan
di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gordeyase, I.K.M., R. Hartanto, dan W.D.
Prosiding Seminar Nasional
Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung
Teknologi Peternakan dan Veteriner.
pakan limbah tanaman pangan untuk
Bogor 3-4 Agustus 2010. Pusat
ternak ruminansia di Jawa Tengah. J.
Penelitian dan Pengembangan
Indon. Trop. Anim. Agric. 32(4):
Peternakan, Bogor. hlm 89-99.
285−292.
Syamsu, A.J., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo,
Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2002. Problem dan G.Said. 2003. Daya dukung
dan prospek pengembangan usaha limbah pertanian sebagai sumber
pembibitan sapi potong di Indonesia. pakan ternak ruminansia di
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Indonesia. Wartazoa 13(1):
Pertanian 21(4): 148−157. 30−37.Suryana. 2009.Pengembangan
Usaha Ternak Sapi Potong
Kariyasa, K. 2005. Sistem integrasi Berorientasi Agribisnis dengan Pola
tanamanternakdalam perspektif Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian,
reorientasi kebijakan subsidi pupuk 28(1), hal. 29-37.
dan peningkatan pendapatan petani. Tjiptoherijanto, P.1999. Keseimbangan
Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Penduduk, Manajemen Sumberdaya
3(1): 68−80. Manusia dan Pengembangan Daerah.
Mubyarto. 1986 Peluang Kerja dan Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Berusaha di Pedesaan. Edisi Utomo, B.N. dan E. Widjaja. 2004.
Pertama. Penerbit BPEE,
Limbah padat pengolahan sawit
Yogyakarta
sebagai sumber nutrisi ternak
Rosida, I. 2006. Analisis Potensi Sumber ruminansia. Jurnal Penelitian dan
DayaPeternakan Kabupaten
Pengembangan Pertanian 23(1):
Tasikmalaya sebagai Wilayah
Pengembangan Sapi Potong. Skripsi. 21−28.
Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor.
Roessali, W., B.T. Eddy, dan A.
Murthado. 2005.Upaya
pengembangan usaha sapi potong
melalui entinitas agribisnis
“corporate farming”di Kabupaten

197
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 191-197 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

198

Anda mungkin juga menyukai