Anda di halaman 1dari 22

BPP Alok

Dinas Pertanian Kabupaten Sikka


Maret 2024
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembangunan Pertanian merupakan bagian dari Pembangunan Nasional yang bertujuan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan produktivitas dan
produksi pertanian dalam arti luas yang mana harus tersedia setiap waktu, terjangkau, dengan jumlah
yang memadai, serta dengan kualitas yang terjaga dan berkesinambungan.
Kementerian Pertanian dalam programa utama pembangunan pertanian telah mencanangkan
suatu gerakan “Komando Strategi Pembangunan Pertanian” (KOSTRATANI), dimana Kostratani adalah
pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas fungsi
dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional.
Penyelenggaraan Penyuluh Pertanian agar dapat berjalan sesuai harapan maka peran Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di setiap kecamatan sangat penting yaitu sebagai; Pusat Data dan Informasi,
Pusat Konsultasi Agribisnis, Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, Pusat Pembelajaran dan Pusat
Pengembangan Jejaring Kemitraan.
“Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern”.
Proses penerapan inovasi, teknologi dan informasi penyuluhan pertanian agar bisa berjalan
terarah, terukur dan tepat sasaran, maka perlu disusun suatu pedoman dalam proses penyelenggaraan
penyuluh pertanian yakni Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian pada setiap tingkatan wilayah
mulai dari tingkat nasional sampai dengan tingkat desa (Amanat Undang-Undang Nasional Nomor 16
tahun 2006).
Programa Penyuluhan Pertanian merupakan rencana tertulis yang disusun secara sistimatis dan
partisipatif untuk memberikan arah dan pedoman, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan merupakan perpaduan programa pemerintah dengan
aspirasi pelaku utama maaupun pemangku kepentingan lainnya, selama satu tahun ke depan.
Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2024 ini, mulai berlaku mulai tanggal 1 Januari s.d 31
Desember 2024, dan akan dijabarkan lebih lanjut ke Pograma Penyuluhan Pertanian Tingkat
Desa/Kelurahan dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) Tahun 2024.
Isi dari Programa Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan maupun wilayah desa/kelurahan
adalah semua unsur kegiatan utama yang telah terencana dan tersusun dalam rencana kegiatan yang
dijalankan dengan harapan akhir yaitu, adanya perubahan perilaku dan pola hidup petani yang lebih baik,
sehingga terjadi peningkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) petani, serta tercapainya
peningkatan produktivitas dan produksi pertanian.
2. Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya Programa Penyuluhan Pertanian adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi para penyelenggara di
setiap tingkatan pada Tahun 2024.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
(RKTP) Tahun 2024 dan Rencana Kerja Bulanan.
3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam forum
Musrenbangtan tahun berikutnya.
Pencapaian tujuan Programa Penyuluhan Pertanian ditempuh dengan berbagai metode
penyuluhan pertanian yang telah ditentukan antara lain Pelatihan Penyuluh, Pelatihan Petani, Temu
Lapang, Temu Wicara, Temu Usaha, Sekolah Lapang, Pengujian, Mimbar Sarasehan, Demonstrasi Cara,
Demonstrasi Plot, Demonstrasi Farm, Demonstrasi Area, Percontohan, Rapat Koordinasi dengan instansi
terkait dan lain-lain.
Revisi atau perbaikan terhadap hal-hal yang kurang sesuai maupun adanya kekeliruan akan
dilaksanakan pada pertengahan tahun, sedangkan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
Programa Penyuluhan Pertanian, maka alan dilakukan evaluasi setiap akhir tahun.

3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1 Sebagai bahan informasi tentang perkembangan pembangunan di kecamatan Alok .
2 Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
B. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisa Keadaan
Analisa keadaan adalah hal yang penting untuk menentukan masalah dan tujuan yang akan
dicapai di tahun berjalan.
a. Tanaman pangan.
1) Jagung.
a) Luas tanam dan produktivitas rendah, target 900 Ha, realisasi panen 669,44 Ha, produktivitas
30,40 Kuintal/Ha.
b) Lahan kritis tanpa terasering dan pengolahan lahan tidak optimal.
c) Penggunaan pupuk tidak berimbang, masih didominasi pupuk urea.
d) Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
2) Kacang tanah.
a) Luas tanam produktivitas rendah, luas tanam 17,5 Ha, produktivitas 9 Kuintal/Ha.
b) Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
3) Kacang hijau.
a) Luas tanam produktivitas rendah, luas tanam 306,5 Ha, produktivitas 9,1 Kuintal/Ha.
b) Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
4) Ubi kayu.
Luas tanam produktivitas rendah, luas tanam 178,25 Ha, realisasi panen 178,25 Ha, produktivitas 30
Kuintal/Ha.
5) Sorgum.
Luas tanam/minat dan produktivitas masih rendah, sulit mendapatkan benih unggul serta serta
implementasi teknologi budidaya tumpang sari masih rendah.
6) Aneka sayur-sayuran dan aneka buah-buahan.
a) Pemanfaatan aneka sayur-sayuran, toga dan aneka buah-buahan belum optimal.
b) Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
b. Tanaman perkebunan.
1) Jambu mete.
a) Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 98 Ha, produktivitas 8,0 Kuintal/Ha.
b) Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
2) Kelapa.
a) Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 43,25 Ha, produktivitas 8 Kuintal/Ha.
b) Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
c. Peternakan.
1) Kambing
a) Kualitas bibit masih rendah.
b) Perilaku (PKS) tentang budidaya ternak secara intensif masih rendah.
c) Perilaku (PKS) tentang pencegahan dan pengendalian penyakit, serta vaksinasi masih
rendah.
2) Ayam
a) Kualitas bibit masih rendah.
b) Perilaku (PKS) tentang budidaya ternak secara intensif masih rendah.
c) Perilaku (PKS) tentang pencegahan dan pengendalian penyakit, serta vaksinasi masih
rendah.
d. Sosial ekonomi.
1) Anggota kelompok tani 75% belum melakukan pemupukan modal.
2) Anggota kelompok tani 73% belum melakukan analisa usaha tani.
3) Anggota kelompok tani 50% belum memanfaatkan lahan pekarangan untuk usaha aneka sayur
dan buah yang menguntungkan.
4) Anggota kelompok tani/KWT 80% belum melakukan pengolahan limbah dan hasil pertanian,
memanfaatkan teknologi dan informasi pemasaran produk olahan dengan baik.
5) Anggota kelompok tani 75% masih mengandalkan agroinput anorganik (pupuk pestisida dan obat
ternak), sedangkan agroinput organik masih sangat minim.
6) Anggota kelompok tani 40% belum melakukan pembelian pupuk bersubsidi sesuai RDK/RDKK.
7) Anggota kelompok tani 75% belum bermitra dengan lembaga keuangan, lembaga ekonomi
lainnya serta LSM yang bergerak di bidang pertanian.
8) Tenaga yang bergerak di bidang pertanian 55% berusia di atas 50 tahun.
9) Jumlah dan kelas kemampuan kelompok tani belum maksimal, 89 kelompok tani, Pemula 25
kelompok tani = 28,09%, Kelas Lanjut 60 kelompok tani = 67,42%, Kelas Madya 4 kelompok tani
= 4,49%, Kelas Utama 0 kelompok tani = 0%.
10) Pelaksanaan Laku dan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan penyuluhan
pertanian belum maksimal.
e. Penyuluh.
Kapasitas kemampuan penyuluh dengan sistim laku dalam pembinaan dan pendapimngan
kepada petani dan kelompok tani belum optimal.
f. Masalah perilaku.
Tabel Masalah perilaku disesuaikan dengan kondisi wilayah tersebut dan kemampuan penyuluh untuk
melakukan pembinaan

No Masalah Penyebab Masalah Potensi Tindakan/kegiatan


1 2 3 4 5
1 Luas tanam dan Produksi Belum optimal menerapkan Pendapatan menurun, Penerapan panca usaha tani
tanaman pangan (padi gogo, panca usaha tani, mutu produk rendah, secara optimal.
jagung, Kedele, kacang tanah, Lahan pertanian semakin kurus harga jual rendah, stok Bantuan benih dan alat/ mesin
kacang hijau, ubi kayu,ubi karena erosi, pangan terbatas pertanian dan melakukasn Pola
jalar) masih rendah. Faktor alam ( curah hujan kurang Meningkat Pertanian Konservasi
mendukung) pengangguran dan Mendorong orang muda terjun
kemiskinan berusahatani
2 Produksi tanaman kelapa dan Belum optimal menerapkan Pendapatan menurun, Penerapan panca usaha tani
jambu mete masih rendah. panca usaha tani mutu produk rendah, secara optimal.
Faktor alam ( curah hujan kurang harga jual rendah, stok Mendorong orang muda terjun
mendukung) pangan terbatas berusahatani
3 Produksi/populasi ternak Belum optimal menerapkan Pendapatan menurun, Penerapan panca usaha tani
ayam buras, itik, kambing, panca usaha tani mutu produk rendah, secara optimal dan pengolahan
babi dan sapi rendah serta Terserang berbagai jenis harga jual rendah, stok pakan ternak
belum melakukan pengolahan penyakit, ketersdiaan pakan pangan terbatas Melakukan Diklat/ magang bagi
limbah ternak. kurang dimusim kemarau petani/ ternak
4 Serangan penyakit pada Tata laksana pemeliharaan Kematian ternak, Tata laksana pemeliharaan
ternak ayam buras, kambing, kurang diperhatikan dan kegiatan populasi menurun, diperhatikan dan kegiatan
babi masih tinggi vaksinasi tidak berjalan stok pangan terbatas vaksinasi secara optimal
Pendapatan menurun
5 Pengolahan hasil produksi PKS poktan rendah, sarana dan Tidak ada nilai Pelatihan Pengolahan hasil
pertanian, perkebunan, prasarana kurang mendukung tambah/pendapatan produksi pertanian, perkebunan,
peternakan perikanan dan tambahan dari usaha peternakan perikanan dan
kehutanan rendah. tani kehutanan dan prasarana
pengolahan
6 Rendahnya pengetahuan PKS petani nelayan dan sarana Ketergantungan pupuk Pelatihan dan pengadaan
tentang pengolahan pupuk dan prasarana pengolahan hasil anorganik peralatan pengolahan pupuk
organik masih kurang oganik
7 SDM petani nelayan masih PKS petani rendah dan kurang PKS petani nelayan Mendorong petani nelayan untuk
rendah dalam mengadopsi pro aktif selalu menunggu jadwal tidak berubah, usaha proaktif mencari informasi yang
berbagai informasi teknologi kunjungan penyuluh atau tidak berubah berhubungan dengan bidang
baik yang langsung maupun petugas lain. usahanya
tak langsung dengan bidang
usahanya.
8 Tingginya erosi dan abrasi Penebangan liar, sistem Lahan kritis dan Penghijauan, reboisasi,
pantai pertanian tebas bakar tandus, luas daratan pembuatan sumur resapan,
Tidak dilakukan konservasi lahan semakin sempit, ikan konservasi lahan dan air.
petani berkurang.
9 Harga komoditas pertanian, Belum ada kebijakan ttg harga Pendapatan menurun, Perbaikan mutu dan produk
kehutanan dan perikanan komoditi, mutu produk rendah, produk sulit dipasarkan kontinyu, perlu ada mekanisme
masih rendah dan ditentukan tidak kontinyu, mekanisme pemasaran/bentuk wadah
pelaku pasar dan akses pasar pemasaran sulit, produk pemasaran bersama
masih sulit pertanian cepat rusak
10 Luas pemilikan lahan petani Beralihnya fungsi lahan untuk Lahan usaha sempit, Penggunaan lahan dengan
sempit pembangunan diluar sektor produksi menurun, komoditi cepat menghasilkan dan
Sebagian petani berstatus pertanian pendapatan menurun bernilai ekonomis tinggi
sebagai penggarap.
11 Pengolahan limbah ternak PKS petani nelayan masih Ketergantungan pupuk Pelatihan pengolahan limbah
menjadi pupuk organik masih rendah dan kurangnya bimbingan kimia/pabrik tinggi, untuk pupuk organik dan biogas
kurang dan biogas belum penyuluh polusi
dilakukan.
12 Saprodi pertanian, Modal dan daya beli petani Terbatasnya usaha, Penyediaan modal petani
perkebunan, peternakan rendah, penyalur saprodi gagal tanam, gagal terbatas
kurang tersedia tepat waktu terbatas, penakar benih kurang, usaha, pendapatan Penyalur saprodi tidak tersedia
dan daya beli petani rendah. hasil panen menurun menurun tepat waktu
Penumbuhan/ pembinaan
penakar benih kurang serta
hubungan kemitraan belum baik
1 2 3 4 5
13 Kurang membuat analisa Kurangnya bimbingan dari Jenis usaha/skala Bimbingan membuat analisa
usaha tani.setiap tahun dan penyuluh usaha kecil usaha tani
evaluasi usaha agribisnis SDM petani masih rendah Kurang mengalami Pendampingan usaha agribisnis
setiap periode perubahan usahatani
14 Kemampuan kelompok tani Manajemen poktan masih rendah Tidak tersedianya Pembentukan/pemupukan modal
nelayan untuk melakukan Kurang sikap disiplin anggota modal usahatani, skala lewat usaha simpan pinjam
pemupukan modal dalam kelompok usaha statis
kelompok masih rendah
15 Petani nelayan belum Kurangnya sosialisasi dari Tidak tersedianya Sosialisasi dari lembaga
mengakses dana pemerintah lembaga keuangan dan modal usahatani, skala keuangan, peningkatan
di lembaga keuangan untuk kapasitas poktan masih usaha statis kapasitas poktan lewat kenaikan
modal.usaha agribisnis diragukan dan jenis usahanya Skala usaha tidak kelas kemampuan kelompoktani
kurang jelas berorientasipasar
16 Belum ada kebijakan yang Kapasitas poktan/ Gapoktan Harga ptoduk Peningkatan kapasitas poktan
berpihak pada petani nelayan rendah pertanian, peternakan lewat kenaikan kelas
tentang harga komoditi. Pemasaran bersama tidak dan perkebunan kemampuan kelompoktan
berjalan ditentukan oleh
Kapital/pasar
17 Petani/Nelayan selalu Bantuan modal usaha dari Jadwal tanam/usaha Bantuan pemerintah/lembaga
mengharapkan bantuan dari pemerintah terlalu banyak tanpa terlambat, usaha lain/NGO perlu dipertegas.
pemerintah disertai dengan aturan-aturan kurang serius
yang perketat Program/ kegiatan
pemerintah tdk
berhasil
18 Kelompok tani belum PKS poktan masih rendah dan PKS poktan statis, Bimbingan yang kontinyu dari
maksimal membuat RDK dan kurangnya bimbingan dari para usaha tidak penyuluhan/ NGO
RDKK. Secara mandiri setiap penyuluh/NGO berkembang.
tahun
19 Belum terjalin kerja sama/pola Kapasitas poktan dan Gapoktan Tidak terjalinnya Sosialisasi dan penyuluhan
kemitraan dengan pihak lain rendah kemitraan antara manfaat dari kemitraan dengan
seperti lembaga keuangan petani- nelayan lembaga keuangan, pasar dan
atau lembaga ekonomi lainnya dengan lembaga LSM yang bergerak dibidang
serta LSM yang bergerak di keuangan, pasar dan pertanian, perikanan dan
bidang pertanian, perikanan LSM yang bergerak kehutanan
dan kehutanan. dibidang pertanian,
perikanan dan
kehutanan
20 Kerja sama baik dalam Pembagian tugas dan peran Dinamika dalam Pembagian tugas dan peran baik
kelompok maupun antar belum jelas kerlompok tidak dalam pengurus maupun
kelompok masih kurang. berjalan anggota
21 Kamampuan kelompok tani PKS poktan masih rendah dan Usaha tidak Mendorong poktan untuk proaktif
nelayan baik dalam hal kurangnya bimbingan dari para berkembang, PKS menacari informasi yang
mencari dan menerapkan penyuluh/instansi terkait tidak berkembang berhubungan dengan bidang
teknologi dan informasi lain usahanya. Bimbingan dari
yang berhubungan dengan penyuluh/petugas instansi terkait
bidang usahanya masih secara kontinyu
rendah.
22 Kunjungan para penyuluh dan Terbatasnya BOP, sarana dan Penyuluh/petugas BOP dinaikan, sarana dan
petugas lainnya seperti POPT prasarana terbatas, poktan tidak dipacu untuk prasana kegiatan dilengkapi
dan Petugas keswan masih kurang proaktif setiap kunjungan berkunjung ke poktan,
kurang. yang dilakukan PKS poktan tidak
meningkat
23 Manajemen Poktan dan Kurang kemampuan Kelompok terancam Pelatihan, pendampingan terus
Gapoktan rendah berorganisasi, partisipasi bubar, sulit bermitra menerus dan perlu aturan-aturan
pengurus/anggota kurang, dengan pihak lain, yang mengikat
pembukuan/ pengelolaan kelompok tidak
administrasi kelompok kurang, berkembang dan tidak
kerja sama kurang dinamis
24 Teknologi dan inovasi yang Kurang mengikuti pelatihan, Kemampuan dan Diklat bagi penyuluh, magang,
dimiliki penyuluh masih mengakses media informasi, kapasitas kerja studi banding, karyawisata
kurang kurang mendapat apresiasi, menurun.
media penyuluhan kurang
2. Tujuan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
Adapun tujuan khusus penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Balai Peyuluhan Pertanian
(BPP) Kecamatan Alok adalah :
1. Meningkatkan PKS Petani melalui penerapan panca usaha tani Jagung secara optimal melalui
peningkatan luas tanam dari 705 Ha menjadi 900 Ha dengan produktivitas 30,4 menjadi 40 KU/Ha,
untuk 89 KT / 1.476 org, melalui program pengembangan (Bantuan Saprodi)/ swadaya.
2. Meningkatkan PKS Petani melalui penerapan panca usaha tani Kacang Tanah secara optimal untuk
luas tanam 17,15 Ha menjadi 100 Ha dengan produktivitas 9 ku/ha menjadi 10 Ku/Ha, untuk 66
KT/715 org, melalui program pengembangan (Bantuan Saprodi)/swadaya.
3. Meningkatkan PKS Petani melalui penerapan panca usaha tani Kacang hijau secara optimal melalui
peningkatan luas tanam dari 306,5 Ha menjadi 520 Ha dengan produktivitas 9,1 menjadi 15 Ku/Ha,
untuk 24 KT/359 org, melalui program pengembangan (Bantuan Saprodi) /swadaya
4. Meningkatkan PKS Petani melalui penerapan panca usaha tani ubi kayu secara optimal melalui
peningkatan luas tanam dari 178,25 Ha menjadi 240 Ha dengan produktivitas 30 Ku/Ha menjadi 35
Ku/Ha, untuk 66 KT/359 org, melalui program pengembangan (Bantuan Saprodi)/ swadaya.
5. Meningkatkan PKS petani tentang manfaat pengolahan lahan sesuai dengan kaidah konservasi
dengan melakukan terasering dari 60% menjadi 70%.
6. Meningkatkan PKS petani tentang pemupukan berimbang dari 58% menjadi 70%.
7. Meningkatkan PKS petani dalam melakukan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen
penggunaan pestisida untuk semua jenis tanaman dari 25% menjadi 35%.
8. Meningkatkan PKS Peternak dan meningkatkan populasi dan produktivitas ternak Sapi 78 ekor
menjadi 100 ekor untuk 26 kk, melalui penerapan panca usaha tani ternak sapi secara optimal melalui
program pengembangan (Bantuan bibit unggul ternak)/swadaya.
9. Meningkatkan PKS Peternak dan meningkatkan populasi dan produktivitas ternak Kambing 2.377
menjadi 3.500 ekor untuk 769 kk melalui penerapan panca usaha tani ternak Kambing secara optimal
melalui program pengembangan (Bantuan bibit unggul ternak)/swadaya.
10. Meningkatkan PKS Peternak dan meningkatkan populasi dan produktivitas ternak babi 665 ekor
menjadi 1.500 ekor melalui penerapan panca usaha tani ternak Babi untuk 1.450 kk secara optimal
melalui program pengembangan (Bantuan bibit unggul ternak)/swadaya.
11. Meningkatkan PKS Peternak dan meningkatkan populasi dan produktivitas ternak Ayam buras 18.100
ekor menjadi 25.000 ekor untuk 1.370 kk melalui penerapan panca usaha tani ternak Ayam Buras
secara optimal melalui program pengembangan (Bantuan bibit unggul ternak)/swadaya.
12. Meningkatkan PKS Peternak dan meningkatkan populasi dan produktivitas ternak Itik/ Bebek 2.238
menjadi 5.000 ekor melalui penerapan panca usaha tani ternak untuk 300 kk secara optimal, dan
melalui program pengembangan (Bantuan bibit unggul ternak)/ swadaya.
13. Meningkatkan PKS Peternak tentang pencegahan penyakit ternak dari 50% menjadi 75%.
14. Meningkatkan PKS Petani melalui penerapan panca usaha tani Jambu Mete secara optimal melalui
peningkatan luas tanam 98 ha menjadi 100 ha dengan produktivitas 8 menjadi 9 ku/ha untuk 400 kk,
melalui program pengembangan (Bantuan Saprodi)/swadaya.
15. Meningkatkan PKS Petani dalam menerapkan teknologi P3S pada tanaman Jambu mente dr 37%
menjadi 50% untuk 400 kk tani.
16. Meningkatkan PKS Petani melalui penerapan panca usaha tani Kelapa secara optimal melalui
peningkatan luas tanam 43,25 Ha menjadi 54 Ha dengan produktivitas 8 Ku/Ha menjadi 9 Ku/Ha
untuk 400 kk, melalui program pengembangan (Bantuan Saprodi)/swadaya.
17. Meningkatkan pengetahuan,ketrampilan dan kesadaran petani untuk mengoptimalkan lahan
pekarangan Sebagai lumbung hidup/Apotek Hidup dengan aneka tanaman Sayur dan buah/TOGA
dari 50% menjadi 75% untuk semua kelompok tani wanita tani (20 KWT).
18. Meningkatkan Kesadaran dan minat Petani dalam peningkatan Modal Usaha (Bermitra dengan pihak
lain Bank, LSM dan Instansi terkait) dari 25% menjadi 30% .
19. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang manajemen Poktan/GaPoktan dari 22% menjadi
35%.
20. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani tentang pengolahan hasil pertanian dan limbah
pertanian dari 20% menjadi 25%.
21. Meningkatkan minat genarasi muda untuk menjadi petani milenial bekerja di bidang pertanian melalui
pengembangan agroindustri dari 55% menjadi 75%.
22. Meningkat PKS petani nelayan/ poktan/gapoktan dalam menyusun Analisa usaha tani.dan menyusun
RDK/ RDKK/ RUK/ RUB secara mandiri dari 27% menjadi 40%.
23. Meningkatkan jumlah dan kelas kemampuan kelompok tani berdasarkan 5 jurus kemampuan dan 3
fungsi. Kelompok tani= 89 menjadi 108 kelompok tani; kelas pemula 24 menjadi 30 kelompok tani,
kelas lanjut 61 menjadi 70 kelompok tani, kelas madya 4 menjadi 6 kelompok tani dan kelas utama 0
menjadi 2 kelompok tani.
24. Mengoptimalkan peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat data dan
informasi, pusat gerakan pembangunan, pusat pembelajaran, pusat pengembangan jejaring
kemitraan bagi 89 Poktan binaan penyuluh yang ada di Kecamatan Alok
3. Masalah Teknis Tanaman Pangan
1. Jagung
a. Luas tanam dan produktivitas rendah, target 705 Ha, realisasi panen 669,44 Ha, produkvitas 3,04
Ton/Ha (minat petani).
b. Lahan kritis / tanpa terasering.
c. Penggunaan pupuk tidak berimbang masih didominasi pupuk urea.
d. Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
OPT masih rendah (75%).
2. Kacang Hijau
a. Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 306,5, produkvitas 9,1 Ku/Ha.
b. Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
OPT masih rendah.
3. Kacang Tanah
c. Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 17,15 Ha, produkvitas 9 Ku/Ha.
d. Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
OPT masih rendah.
4. Ubi Kayu
Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 178,25 Ha, produkvitas 3 Ton/Ha.
5. Sorgum
Luas tanam/minat dan produktivitas masih rendah, sulit mendapatkan benih unggul serta serta
implementasi teknologi budidaya tumpang sari masih rendah, luas tanam 0Ha.
6. Aneka Sayur-Sayuran dan Aneka Buah-Buahan
a. Pemanfaatan aneka sayur-sayuran, toga dan aneka buah-buahan belum optimal (50%).
b. Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
A. Masalah Teknis Tanaman Perkebunan
1. Jambu Mete
a. Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 98 Ha, produktivitas 8 Kuintal/Ha.
b. petani belum melakukan/ menerapkan teknologi P3S pada tanaman mete sesuai anjuran teknis.
c. Petani belum maksimal menerapkan panca usaha tani secara optimal.
2. Kelapa
a. Luas tanam dan produktivitas rendah, luas tanam 43,25 Ha, produktivitas 8 Ku/Ha.
b. Petani belum maksimal menerapkan panca usaha tani secara optimal.
c. Keterampilan pengamatan dini, pengendalian serta manajemen penggunaan pestisida terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih rendah.
B. Masalah Teknis Bidang Peternakan
1. Sapi
a. Populasi dan produksi ternak sapi masih rendah, populasi 78 ekor.
b. Perilaku (PKS) tentang budidaya ternak secara intensif masih rendah.
c. Perilaku (PKS) tentang pencegahan dan pengendalian penyakit, serta vaksinasi masih rendah.
2. Kambing
a. Kualitas bibit masih rendah.
b. Perilaku (PKS) tentang budidaya ternak secara intensif masih rendah.
c. Perilaku (PKS) tentang pencegahan dan pengendalian penyakit, serta vaksinasi masih rendah.
3. Ayam
a. Kualitas bibit masih rendah.
b. Perilaku (PKS) tentang budidaya ternak secara intensif masih rendah.
c. Perilaku (PKS) tentang pencegahan dan pengendalian penyakit, serta vaksinasi masih rendah.
4. Babi
a. Kualitas bibit masih rendah.
b. Serangan Penyakit African Swine Fever (ASF) atau Demam Afrika.
c. Perilaku (PKS) tentang budidaya ternak secara intensif masih rendah.
d. Perilaku (PKS) tentang pencegahan dan pengendalian penyakit, serta vaksinasi masih rendah.
C. Masalah Sosial Ekonomi
1. Anggota kelompok tani 75% belum melakukan pemupukan modal.
2. Anggota kelompok tani 73% belum melakukan analisa usaha tani.
3. Anggota kelompok tani 50% belum memanfaatkan lahan pekarangan untuk usaha aneka sayur dan
buah yang menguntungkan.
4. Anggota kelompok tani/KWT 80% belum melakukan pengolahan limbah dan hasil pertanian,
memanfaatkan teknologi dan informasi pemasaran produk olahan dengan baik.
5. Anggota kelompok tani 75% masih mengandalkan agroinput anorganik (pupuk pestisida dan obat
ternak), sedangkan agroinput organik masih sangat minim.
6. Anggota kelompok tani 40% belum melakukan pembelian pupuk bersubsidi sesuai RDK/RDKK.
7. Anggota kelompok tani 75% belum bermitra dengan lembaga keuangan, lembaga ekonomi lainnya
serta LSM yang bergerak di bidang pertanian.
8. Tenaga yang bergerak di bidang pertanian 55% berusia di atas 50 tahun.
9. Jumlah dan kelas kemampuan kelompok tani belum maksimal, 89 kelompok tani, Pemula 25
kelompok tani = 28,09%, Kelas Lanjut 60 kelompok tani = 67,42%, Kelas Madya 4 kelompok tani =
4,49%, Kelas Utama 0 kelompok tani = 0%.
10. Pelaksanaan Laku dan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian
belum maksimal.

D. Penyuluh
Kapasitas kemampuan penyuluh dengan sistim laku dalam pembinaan dan pendampingan
kepada petani dan kelompok tani belum optimal, hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana dan
prasarana penunjang.
REKAPITULASI DATA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

Sasaran Kegiatan
Pelaku Pelaku Kegiatan Penang
No. Keadaan Tujuan Masalah Petugas Sumber
Utama Usaha Materi / Vol Lokasi Waktu Biaya gung Pelaksana Ket.
Biaya
TD WT TT L P L P Metode Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui - Penerapan panca usaha tani 80 9 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x sda Okt- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani Jagung belum secara optimal Tani Tanaman Demonst Des APBD Distan, POPT,
Jagung rendah; secara optimal melalui peningkatan- Luas tanam/minat dan Jagung rasi, SL dan II/I Instansi Poktan/
target 900 ha, luas tanam dari 669,44 ha menjadi produktivitas rendah Jan- APBN terkait Gapoktan
realisasi panen 900 ha dengan produktivitas 30,4 - Masih menggunakan Mei
669,44 ha ; menjadi 40 ku/ha, untuk 89 varietas lokal/sulit
produktivitas 30,4 KT/1.415 org, melalui program mendapatkan benih unggul
Ku/Ha pengembangan (Bantuan Saprodi)/ - Implementasi teknologi
swadaya budidaya berbasis
tumpangsasri masih rendah
Penggunaan input eksternal
(pupuk, pestisida dll) masih
rendah
2. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui Sda 80 9 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x sda Okt- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani Kacang Tani Tanaman Demonst Des APBD Distan, POPT,
Kacang Hijau Hijau secara optimal untuk luas Kacang Hijau rasi, SL dan II/I Instansi Poktan/
rendah, luas tanam 306 Ha menjadi 520 Ha Jan- APBN terkait Gapoktan
tanam 306 ha, dengan produktivitas 9,1 Ku/Ha Mei
produktivitas 9,1 menjadi 15 Ku/Ha, untuk 42
Ku/Ha KT/905 org, melalui program
pengembangan (Bantuan
Saprodi)/swadaya
3. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui Sda 80 9 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x sda Feb- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani Kacang Tani Tanaman Demonst Juni APBD Distan, POPT,
kacang tanah tanah secara optimal melalui Kacang Tanah rasi II/I Instansi Poktan/
rendah, luas peningkatan luas tanam dari 17,15 APBN terkait Gapoktan
tanam 17,15 ha, ha menjadi 100 ha dengan
produktifitas 9 produktivitas 9 menjadi 10 ku/ha,
ku/ha untuk 42 KT/905 org, melalui
program pengembangan (Bantuan
Saprodi)/swadaya

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui - Penerapan panca usaha tani 61 5 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x sda Okt- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas ubi penerapan panca usaha tani ubi belum secara optimal Tani Tanaman Demonstra Des APBD Distan, POPT,
kayu rendah, kayu secara optimal melalui - Luas tanam/minat dan Ubi Kayu si dan II/I Instansi Poktan/
luas tanam peningkatan luas tanam dari 178,25 produktivitas rendah Jan- APBN terkait Gapoktan
178,25 ha, ha menjadi 240 ha dengan - Masih menggunakan Mei
produktivitas 30 produktivitas 30 Ku/Ha menjadi 35 varietas lokal/sulit
Ku/Ha Ku/Ha, untuk 66 KT/1.186 org, mendapatkan benih unggul
melalui program pengembangan - Implementasi teknologi
(Bantuan Saprodi)/swadaya budidaya berbasis
tumpangsasri masih rendah
Penggunaan input eksternal
(pupuk, pestisida dll) masih
rendah
5. Lahan kritis Meningkatkan pengetahuan dan 40% petani belum 80 9 - - - 6 2 UTT berbasis Ceramah, 5x Nangalima Okt- - PM BPP, Penyuluh,
tanpa terasering ketrampilan petani tentang manfaat melaksanakan pengolahan konservasi Demonstra ng Des APBD Distan, POPT,
dan pengolahan pengolahan lahan sesuai kaidah lahan sesuai kaidah tanah dan si Madawat, dan II/I Instansi Poktan/
lahan tidak konservasi dengan melakukan konservasi air.pertanian Kota Jan- APBN terkait Gapoktan
optimal terasering 60% menjadi 70% berkelanjutan Uneng Mei
Gunung
Sari,
Pemana
Samparong
6. Penggunaan Meningkatkan pengetahuan dan 42% petani belum 80 9 - - - 6 2 Pemupukan Ceramah, 5x sda Okt- - PM BPP, Penyuluh,
pupuk tidak ketrampilan ttg penggunaan pupuk menggunakan pupuk berimbang, Demonstra Des APBD Distan, POPT,
berimbang berimbang sesuai anjuran dr 58% berimbang sesuai pembuatan si dan II/I Instansi Poktan/
masih di menjadi 70% berimbang pupuk organik Jan- APBN terkait Gapoktan
dominasi pupuk Mei
urea

7. Keterampilan Meningkatkan PKS petani dalam 75% petani belum 80 9 - - - 6 2 Teknik Ceramah, 5x sda Feb- - PM BPP, Penyuluh,
pengamatan melakukan pengamatan dini, melakukan pengamatan dini pengamatan Demonstra Juni APBD Distan, POPT,
dini, pengendalian serta manajemen dan pengendalian terhadap dini dan peng- si II/I Instansi Poktan/
pengendalian penggunaan pestisida untuk OPT dengan benar ndalian APBN terkait Gapoktan
serta manajemen semua jenis tanaman dari 25% terhadap OPT,
penggunaan menjadi 35%. pembuatan
pestisida pestisida
terhadap OPT organik
masih rendah

2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
8. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui - Penerapan panca usaha tani 8 2 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x Kota Okt- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani Cabai belum secara optimal Tani Tanaman Demonstra Uneng, Des APBD Distan, POPT,
Cabai; target 5 secara optimal melalui peningkatan - Luas tanam/minat dan Cabai si, SL Nangaliman dan II/I Instansi Poktan/
ha, realisasi luas tanam dari 2,32 ha menjadi 5 produktivitas rendah g, Kabor, Jan- APBN terkait Gapoktan
panen 2,32 ha ; ha dengan produktivitas 23,2 - Masih menggunakan Madawat, Mei
produktivitas 48 menjadi 50 ku/ha, untuk 10 KT/50 varietas lokal/sulit Samparong
Ku/Ha org, melalui program mendapatkan benih unggul
pengembangan (Bantuan Saprodi)/ - Implementasi teknologi
swadaya budidaya berbasis
tumpangsasri masih rendah
Penggunaan input eksternal
(pupuk, pestisida dll) masih
rendah
9. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui - Penerapan panca usaha tani 8 2 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x sda Okt- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani Cabai belum secara optimal Tani Tanaman Demonstra Des APBD Distan, POPT,
Tomat; target 5 secara optimal melalui - Luas tanam/minat dan Tomat si, SL dan II/I Instansi Poktan/
ha, realisasi peningkatan luas tanam dari 1,5 ha produktivitas rendah Jan- APBN terkait Gapoktan
panen 1,5 ha ; menjadi 5 ha dengan produktivitas - Masih menggunakan Mei
produktivitas 80 80 menjadi 100 ku/ha, untuk 10 varietas lokal/sulit
Ku/Ha KT/50 org, melalui program mendapatkan benih unggul
pengembangan (Bantuan - Implementasi teknologi
Saprodi)/ swadaya budidaya berbasis
tumpangsasri masih rendah
Penggunaan input eksternal
(pupuk, pestisida dll) masih
rendah
10. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui - Penerapan panca usaha tani 8 2 - - - 6 2 Panca Usaha Ceramah, 5x sda Okt- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani aneka belum secara optimal Tani Tanaman Demonstra Des APBD Distan, POPT,
aneka sayur; sayur secara optimal melalui - Luas tanam/minat dan Aneka Sayur si, SL dan II/I Instansi Poktan/
target 5 ha, peningkatan luas tanam dari 1,08 produktivitas rendah Jan- APBN terkait Gapoktan
realisasi panen ha menjadi 5 ha, untuk 10 KT/50 - Masih menggunakan Mei
1,08 ha org, melalui program varietas lokal/sulit
pengembangan (Bantuan mendapatkan benih unggul
Saprodi)/ swadaya - Implementasi teknologi
budidaya berbasis
tumpangsasri masih rendah
- Penggunaan input eksternal
(pupuk, pestisida dll) masih
rendah

3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
11. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui Produksi tanaman jambu 33 2 - - - 4 1 Panca usaha Ceramah, 5x Nangaliman Jan- - PM BPP, Penyuluh,
provitas jambu penerapan panca usaha tani Jambu mete masih rendah karena tani jambu Demonstra g, Des APBD Distan, POPT,
mete rendah, Mete secara optimal melalui petani belum maksimal mete si Gunung II/I Instansi Poktan/
luas tanam 98 peningkatan luas tanam 98 ha menerapkan panca usaha Sari, APBN terkait Gapoktan
ha, provitas 8 menjadi 100 ha dengan tani secara optimal Pemana
Ku/Ha produktivitas 8 menjadi 9 ku/ha Semparong
untuk 400 kk, melalui program
pengembangan (Bantuan
Saprodi)/swadaya
12. Penerapan Meningkatkan PKS Petani dalam 63 % petani belum 33 2 - - - 4 1 Panca usaha Ceramah, 5x Sda Jan- - PM BPP, Penyuluh,
teknologi P3S menerapkan teknologi P3S pada melakukan/ menerapkan tani jambu Demonstra Des APBD Distan, POPT,
pada tanaman tanaman Jambu mete dr 37% teknologi P3S pada mete si II/I Instansi Poktan/
Jambu mete menjadi 50% untuk 400 kk tani tanaman mete sesuai APBN terkait Gapoktan
masih rendah anjuran teknis
(37 %)
13. Luas tanam dan Meningkatkan PKS Petani melalui Produksi tanaman kelapa 21 1 - - - 3 1 Panca usaha Ceramah, 5x Sda Jan- - PM BPP, Penyuluh,
produktivitas penerapan panca usaha tani Kelapa masih rendah karena tani tanaman Demonstra Des APBD Distan, POPT,
kelapa rendah, secara optimal melalui petani belum maksimal kelapa si II/I Instansi Poktan/
luas tanam 43,25 peningkatan luas tanam 43,25 ha menerapkan panca usaha APBN terkait Gapoktan
ha, produktifitas menjadi 54 ha dengan tani secara optimal
8 Ku/Ha produktivitas 8 Ku/Ha menjadi 9
Ku/Ha untuk 400 kk, melalui
program pengembangan (Bantuan
Saprodi)/swadaya
14. Pemanfaatan Meningkatkan 50% petani belum - 9 - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x Nangaliman Jan- - PM BPP, Penyuluh,
pekarangan pengetahuan,ketrampilan dan memanfaatkan/ tani tanaman Demonstra g Madawat, Des APBD Distan, POPT,
dengan aneka kesadaran petani untuk mengoptimal-kan lahan pekarangan/ si Kota Uneng II/I Instansi Poktan/
sayur-sayuran, mengoptimalkan lahan pekarangan pekarangan sebagai optimasi lahan Gunung APBN terkait Gapoktan
TOGA, dan Sebagai lumbung hidup/Apotek lumbung hidup/apotek pekarangan/ Sari,
aneka buah- Hidup dengan aneka tanaman hidup dengasn tanaman pengemba- Pemana
buahan belum Sayur dan buah/TOGA dari 50% aneka sayur dan ngan aneka Samparong,
optimal (50%) menjadi 70% untuk semua buah/TOGA sayur dan buah Kabor
kelompok tani wanita tani (9
KWT).
15. Pengetahuan dan Meningkatkan PKS peternak dan 80% peternak belum 26 2 - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x sda Jan- - PM BPP, Penyuluh,
keterampilan meningkatkan populasi ternak dan menjalankan pola tani ternak sapi Demonstra Des APBD Distan, PKH,
tentang budidaya produktivitas ternak kambing 78 pemeliharaan secara si II/I Instansi Poktan/
ternak sapi ekor menjadi 250 ekor melalui intensif terutama kualitas APBN terkait Gapoktan
secara intensif penerapan panca usaha tani ternak pakan rendah dan
masih rendah kambing secara optimal melalui perbaikan kualitas bibit
program pengembangan (bantuan melalui kawin silang
bibit unggul ternak)/ swadaya

4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
16. Pengetahuan dan Meningkatkan PKS Peternak dan 60% peternak belum 80 9 - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x Nangaliman Jan- - PM BPP, Penyuluh,
keterampilan meningkatkan populasi dan menjalankan pola tani ternak Demonstra g Madawat, Des APBD Distan, PKH,
tentang budidaya produktivitas ternak Kambing pemeliharaan secara kambing si Kota Uneng II/I Instansi Poktan/
ternak kambing 2.377 menjadi 3.500 ekor untuk intensif terutama kualitas Gunung APBN terkait Gapoktan
secara intensif 769 kk melalui penerapan panca pakan rendah dan perbaikan Sari,
masih rendah usaha tani ternak Kambing secara kualitas bibit melalui kawin Pemana
optimal melalui program silang Samparong,
pengembangan (Bantuan bibit Kabor
unggul ternak)/swadaya
17. Pengetahuan dan Meningkatkan PKS Peternak dan Peternak belum 47 - - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x Nangaliman Jan- - PM BPP, Penyuluh,
keterampilan meningkatkan populasi dan menjalankan pola tani ternak babi Demonstra g, Madawat, Des APBD Distan, PKH,
tentang budidaya produktivitas ternak Babi 665 pemeliharaan secara si Kota II/I Instansi Poktan/
ternak babi ekor menjadi 1.500 ekor melalui intensif terutama kualitas Uneng, APBN terkait Gapoktan
secara intensif penerapan panca usaha tani ternak pakan rendah dan Kabor
masih rendah Babi untuk 510 kk secara optimal perbaikan kualitas bibit
melalui program pengembangan melalui kawin silang
(Bantuan bibit unggul
ternak)/swadaya
18. Pengetahuan dan Meningkatkan PKS peternak dan Peternak belum 80 9 - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x Nangaliman Jan- - PM BPP, Penyuluh,
keterampilan meningkatkan populasi ternak dan menjalankan pola tani ternak Demonstra g Des APBD Distan, PKH,
tentang budidaya produktivitas ternak ayam buras pemeliharaan secara ayam buras si Madawat,K II/I Instansi Poktan/
ternak ayam 18,100 ekor menjadi 25.000 ekor intensif terutama kualitas ota Uneng APBN terkait Gapoktan
secara intensif melalui penerapan panca usaha pakan rendah dan Gunung
masih rendah tani ternak ayam buras secara perbaikan kualitas bibit, Sari,
optimal melalui program sanitassi dan vaksinasi ND Pemana
pengembangan (bantuan bibit Samparong,
unggul ternak)/ swadaya Kabor
19. Pengetahuan Meningkatkan PKS Peternak dan Peternak belum 62 2 - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x Sda Jan- - PM BPP, Penyuluh,
dan ketrampilan meningkatkan populasi dan menjalankan pola tani ternak Demonstra Des APBD Distan, PKH,
tentang budidaya produktivitas ternak Itik/ Bebek pemeliharaan secara itik/bebek si II/I Instansi Poktan/
ternak itik/bebek 2.238 menjadi 5.000 ekor melalui intensif terutama kualitas APBN terkait Gapoktan
secara intensif penerapan panca usaha tani ternak pakan rendah dan
masih rendah untuk 300 kk secara optimal,dan perbaikan kualitas bibit
melalui program pengembangan sanitasi dan vaksinasi ND
(Bantuan bibit unggul
ternak)/swadaya
20. Pengetahuan dan Meningkatkan PKS Peternak 50 % Peternak belum 80 9 - - - 6 2 Panca usaha Ceramah, 5x Sda Jan- - PM BPP, Penyuluh,
keterampilan tentang pencegahan penyakit melakukan pencegahan tani ternak Demonstra Des APBD Distan, PKH
peternak dalam ternak dari 50% menjadi 75%. penyakit dan vaksinasi bebek/itik si II/I Instansi Poktan/
pencegahan APBN terkait Gapoktan

5
penyakit dan
vaksinasi masih
rendah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
21. Kemampuan Meningkatkan PKS Petani tentang 78% pengurus poktan/ 80 9 - - - 6 2 Penguatan Ceramah, 5x Sda Jan- - PM BPP, BPP,
SDM petani manajemen poktan/gapoktan dari Gapoktan belum Kapasitas Demonstra Des Distan, PPT,
dalam 22% menjadi 35% memahami manamjemen kelembagaan si Instansi PPA, KT
pengelolaan kelompok dengan baik ttg peran dan terkait
manajemen KT/ terutama menjalankan fungsi pengur,
Gapoktan masih fungsi sebagai kelas administrasi
rendah belajar wahana kerjasama kelompok, dgn
dan unit produksi sistim laku
22. Usia tenaga Meningkatkan minat generasi Pola pikir generasi muda 80 9 - - - 6 2 Penumbuhan Ceramah, 4x/ Sda Jan- - PM BPP, BPP,
kerja di bidang muda untuk menjadi petani (45%) terhadap dunia kelompok Diskusi Thn/ Des Distan, PPT,
pertanian milenial bekerja di bidang pertanian masih identik taruna tani Pokta Instansi PPA, KT
perikanan dan pertanian melalui pengembangan dengan kotor dan n terkait
kehutanan di agro industri dari 55% menjadi menjijkan serta tidak 2x/
atas 50 thn dan 75% menjanjikan harapan Thn
lebih banyak Gapok
perempuan -tan
23. Keterbatasan Meningkatkan kesadaran dan 75% anggota kelompok 80 9 - - - 6 2 Penguatan Ceramah, 5x Sda Jan- - PM BPP, Penyuluh,
modal petani minat petani dalam peningkatan tani belum melakukan Kapasitas Demonstra Des Distan, PPA, KT/
untuk modal usaha (bermitra dengan pemupukan modal Poktan dan si Instansi Pihak
pengembangan pihak lain (Bank, LSM dan Gapoktan terkait Lain/
usaha agribisnis Instansi terkait lainnya) dari 25% dalam hal NGO/
komoditas menjadi 35% pemupukan Bank
unggulan modal
wilayah
24. Petani belum Meningkatkan pengetahuan dan 80 % anggota kelompok 80 9 - - - 6 2 Pengolahan Ceramah, 4x/ Sda Jan- - PM BPP, BPP,
melaksanakan ketrampilan petani tentang tani /kwt belum hasil Demonstra Thn/ Des Distan, PPT,
pengolahan hasil pengolahan hasil pertanian dan melakukan pengolahan komoditas si hasil Pokta Instansi PPA, KT
pertanian dan limbah pertanian dari 20% limbah dan hasil pertanian n terkait
limbah pertanian menjadi 50%. pertanian,memanfaatkan 2x/
teknologi dan informasi Thn
pemasaran produk olahan Gapok
dengan baik -tan
25. Kelompok tani Meningkatkan PKS petani / 73% petani/ Poktan/ 80 9 - - - 6 2 Cara Ceramah, 4x/ Sda Jan- - PM BPP, BPP,
belum maksimal kelompok tani/ gapoktan dalam Gapoktan belum menyusun Diskusi Thn/ Des Distan, PPT,
menyusun menyusun analisa usaha tani dan menyusun Analisa Usaha analisa usaha Pokta Instansi PPA, KT
anallisa usaha menyusun Tanidan menyusun RDK/ tani RDK/ n terkait

6
tani dan menyu- RDK/RDKK/RUK/RUB secara RDKK/ RUK/ RUB RDKK/ RUK/ 2x/
sun RDK/ mandiri dari 27% menjadi 40% secara mandiri RUB Thn
RDKK/ RUK/ Gapo
RUB secara baik k-tan
dan benar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
26. Jumlah dan kelas Meningkatkan jumlah dan kelas Kesadaran Anggota 80 9 - - - 6 2 Dinamika Ceramah 4x/ Sda Jan- - PM BPP, BPP,
kemampuan kemampuan kelompok tani Kelompok tani untuk Kelompok , Thn/ Des Distan, PPT,
kelompok tani berdasarkan 5 jurus kemampuan Meningkatkan Tani Diskusi, Pokta Instansi PPA, KT
belum maksimal; dan 3 fungsi kelompok tani= 89 Kemampuan berkelompok Melakuk n terkait
89 kelompok menjadi 110 kelompok tani; kelas tani sangat lamban an 2x/
tani, Pemula 25 pemula 25 menjadi 30 kelompok penilaian Thn
kelompok tani = tani, kelas lanjut 60 menjadi 72 tingkat Gapo
28,09%, Kelas kelompok tani, kelas madya 4 kemam- k-tan
Lanjut 60 menjadi 6 kelompok tani dan kelas puan
kelompok tani = utama 0 menjadi 2 kelompok kema-
67,42%, Kelas tani. juan
Madya 4 secara
kelompok tani = berkala
4,49%, Kelas
Utama 0
kelompok tani =
0%.
27. Peran balai Mengoptimalkan peran dan fungsi Sarana dan prasarana 80 9 - - - 6 2 Penyuluhan Peyuluha 4x/T Sda Jan- - PM BPP, BPP,
Penyuluhan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) pendukung BPP dan n dengan hn/ Des Distan, PPT,
Pertanian (BPP) sebagai pusat data dan informasi, Kostratani belum pendampingan metode Pokta Instansi PPA, KT
Kostratani pusat gerakan pembangunan, pusat Maksimal ceramah, n terkait
sebagai Pusat pembelajaran, pusat diskusi, 2x/T
Data dan pengembangan jejaring kemitraan tanya hn/
Informasi, Pusat bagi 89 Poktan binaan penyuluh jawab, Gapo
Gerakan yang ada di Kecamatan Alok simulasi k
Pembangunan demonstr tan
Pertanian, Pusat asi SL
Pembelajaran, dll
Pusat konsultasi
Agiribisnis,
Pusat
Pengembangan
Jejaring
Kemitraan
belum optimal

7
Matriks kemudahan pelayanan dan pengaturan pada Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Alok Tahun 2024

Sumber Penanggung
No. Tujuan Masalah Upaya / Kegaiatan yang Diupayakan Lokasi Waktu Biaya Pelaksana Ket
Biaya Jawab
1. Meningkatkan luas tanam dan Luas tanam dan produktivitas Menerapkan program Upsus Pajale Babe Nangalimang, Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
produktivitas tanaman pangan tanaman pangan masih rendah dengan berbagai kegiatan bantuan sarana Madawat, s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
produksi untuk petani. Melakukan SL Kota Uneng, Maret APBN
budidaya tanaman pangan Pemana,
Gunung Sari,
Samparong
2. Meningkatkan luas tanam dan Luas tanam dan produktivitas Menerapkan panca usaha tani pada Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
produktivitas tanaman perkebunan tanaman perkebunan masih rendah tanaman kelapa dan menerapkan teknologi s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
P3S pada tanaman jambu mete Maret APBN
3. Meningkatkan nilai jual produksi jambu Harga jual biji jambu mete rendah Demonsstrasi dan SL pengolahan hasil Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
mete dengan melakukan pengolahan hasil disaat panen raya, dan buah jambu mete menjadi anggur mete dan biji mente s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
buah dan biji jambu mete mete tidak diolah menjadi anggur menjadi kacang mete Maret APBN
mete
4. Meningkatkan luas tanamdan produktivitas Kelompok tani/KWT kekurangan Koordinasi program pengembangan usaha Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
tanaman aneka sayur-sayuran dan buah- modal serta belum tekun dalam aneka sayur-sayuran dan buah-buahan s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
buahan menjalankan usaha agribisnis lewat instansi terkait/ program KRPL/P2L Maret APBN
budidaya aneka sayur-sayuran dan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
buah-buahansecara swadaya Pertanian), dan atau instansi lain seperti
Bank dan LSM dalam bentuk bantuan
modal dan saprodi
5. Meningkatkan populasi ternak dan Populasi ternak kambing dan ayam Melakukan penyuluhan/KIE tentang Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
mencegah terjadinya penularan penyakit menurun karena tersrang penyakit pencegahan penyakit menular pada ternak s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
ternak secara khusus pada ternak kambing dan manfaat vaksinasi pada ternak Maret APBN
dan ayam
6. Meningkatkan peran generasi muda untuk Terbatasnya tenaga kerja muda di Melakukan motivasi tentang harapan serta Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
menjadi petani milenial yang mampu bidang pertanian, peternakan dan peluang menjadi petani yang sukse melalui s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
menggerakan dan meningkatkan peran perkebunan sehingga produktivitas Program Gerakan Pemuda Tani Milenial. Maret APBN
kelompok tani dan petani pada khususnya kerja pun rendah
yang kreatif dan inovatif sehingga
tercapailah pertanian yang Maju, Mandiri
dan Modern
7. Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan Terjadinya erosi sehingga lahan Melakukan gerakan bersama gotong- Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
dan Sikap petani tentang manfaat menjadi kritis karena tanpa terasering royong pembuatan terasering dan s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
pengolahan lahan sesuai kaidah dan pengolahan lahan tidak optimal menerapkan sistim pertanian konservasi Maret APBN
konservasi(pertanian konservasi)

8
Sumber Penanggung
No. Tujuan Masalah Upaya / Kegaiatan yang Diupayakan Lokasi Waktu Biaya Pelaksana Ket
Biaya Jawab
8. Meningkatkan modal kelompok tani untuk Kelompok tani atau petani Motivasi/meningkatkan kesadaran petani Pemana Okt PM APBD BPP, Distan PPL, Poktan,
mendukung kegiatan usaha tani anggota belum/tidak mempunyai modal untuk untuk mau melakukan pemupukan modal s.d I/II Instansi Terkait Gapoktan
kelompok tani setiap musim tanam seperti biaya usaha tani seperti pembelanjan agar semua kebutuhan dalam usaha tani Maret APBN
pengadaa saprodi dll saprodi (benih, pupuk dan pestisida) dapat teratasi lewat simpanan wajib,
simpanan sukarela, simpanan pokok yang
disepakati bersama dalam rapat kelompok
tani
9. Mengoptimalkan peran dan fungsi Balai Sarana dan prasarana pendukung Memperkuat peran dan fungsi
Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat BPP Kostratani belum maksimal. KOSTRATANI dengan memberikan
data dan informasi, pusat gerakan Peningkatan kapasitas kemampuan fasilitas penunjang (sarana dan prasarana)
pembangunan, pusat pembelajaran, pusat penyuluh kostratani dengan berbagai kepada armada Kostratani sehingga BPP
pengembangan jejaring kemitraan bagi 89 pelatihan teknis dapat mengoptimalkan peran dan
Poktan binaan penyuluh yang ada di fungsinya sebagai pusat data dan
Kecamatan Alok informasi, pusat gerakan pembangunan,
pusat pembelajaran, pusat pengembangan
jejaring kemitraan bagi 89 Poktan binaan
penyuluh yang ada di Kecamatan Alok.

9
C. PENUTUP

Penyelenggaraan penyuluhan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian


dan sektor-ektor terkait. Sasaran utama penyelenggaraan penyuluhan adalah peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) khususnya Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) Kelompok Tani / Gabungan
Kelompok Tani beserta keluarganya agar tercipta pertanian yang tangguh, maju, mandiri dan moderen.
Kegiatan penyuluhan merupakans bentuk pendidikan non formal bagi orang dewasa, di mana
seorang penyuluh melakukan pendampingan kepada kelompok tani dengan sistim LAKU (Latihan dan
Kunjungan), dan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di wilayah binaan Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP), penyuluh harus menyusun Programa Penyuluhan Pertanian di Tingkat Kecamatan dan
penjabaran lebih lanjut melalui Rencana Kerja tahunan Penyuluh (RKTP)
Programa ini disusun selain karena tuntutan institusi, tetapi juga merupakan salah satu pedoman
dan menjadi acuan bagi penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan dan pendampingan kepada
petani dengan satmingkalnya ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan.
Programa Penyuluhan Pertanian ini menjadi harapan dan tanggung jawab kita semua untuk
mendorong perubahan perilaku petani / kelompok tani dalam mengelola usaha tani secara profesional
dan mandiri. Oleh karena itu diharapkan dukungan dari semua pihak guna membantu dalam proses
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kecamatan Alok Kabupaten Sikka.

Anda mungkin juga menyukai