dengan menyerupai tanaman pinggir, hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpun padi
yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan produksi
rumpun padi yang berada di bagian dalam (BPTP NTB, 2000). Namun didalam RKTP
(Rencana Kerja Tahunan Penyuluh) desa Sukagalih tahun 2015 tercantum permasalahan
mengenai kurangnya kesadaran petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo dan
berdasarkan hasil survei di lapangan masih banyak petani yang menanam padi dengan pola
tanam konvensional (tanpa caplak).
Salah satu faktor yang memengaruhi petani dalam menerapkan teknologi yaitu perilaku
manusia. Manusia dalam berperilaku didorong oleh serangkaian kebutuhan, dan kebutuhan
*) Disampaikan dalam seminar hasil Penugasan Akhir tanggal 10 Mei 2016
seseorang
berbeda
dengan
kebutuhan
orang Pertanian
lain. Kebutuhan ini dipengaruhi oleh beberapa
**)
Mahasiswa
STPP Bogor,
Jurusan
Penyuluhan
pernyataan dalam diri (internal state) yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk
mencapainya sebagai suatu obyek atau hasil (Thoha, 1983). Kemauan seseorang untuk
melakukan suatu tindakan dipengaruhi oleh dorongan-dorongan (Thoha, 1983). Dorongan
tersebut menimbulkan adanya motivasi (Newman and Newam, 1979 dalam Mardikanto,
1993). Begitupun dengan penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo ini, walaupun
sudah didiseminasikan dalam kegiatan SL-PTT, akan tetapi penerapan teknologi tersebut
masih rendah sehingga perlu rasanya dilakukan pengkajian mengenai motivasi petani dalam
kegiatan budidaya padi, khususnya dalam penerapan jajar legowo.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat motivasi petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo pada
tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Sukagalih ?
2. Faktor-faktor apa yang menghambat motivasi petani dalam penerapan sistem jajar
legowo pada tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Sukagalih ?
3. Bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap indikator motivasi petani di Desa
Sukagalih ?
Tujuan
1. Menganalisis tingkat motivasi petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo pada
tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Sukagalih.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat motivasi petani penerapan dalam
sistem jajar legowo pada tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Sukagalih.
3. Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap indikator motivasi petani di Desa Sukagalih.
Manfaat
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang motivasi petani
dalam penerapan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi sawah (Oryza sativa
L.).
2. Bagi petani, dapat memberikan motivasi dalam meningkatkan penerapan sistem tanam
jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L.).
3. Bagi penyuluh pertanian dan pemerintah, menjadi bahan masukkan dalam membina
petani agar lebih efektif dan mampu menerapkan teknologi sistem tanam jajar legowo
padi sawah (Oryza sativa L.).
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengkajian telah dilaksanakan pada 7 Maret hingga 30 April 2016 di desa
Sukagalih, kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor. Sampel kajian merupakan petani yang
tergabung dalam kelompok tani yang pernah mengikuti kegiatan SL-PTT pada tahun 2014,
terdiri dari 3 kelompok tani yaitu Saluyu 20 orang, Mekargalih Jaya 20 orang dan Albasiah
Sukagalih 20 orang. Pemilihan responden menggunakan teknik accidental sampling yaitu
setiap anggota kelompok tani yang ditemui secara tidak sengaja.
Sumber data dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara
dengan petani, penyuluh pertanian dan aparat desa sedangkan data sekunder diperoleh
dari profil desa Sukagalih, RKTP desa Sukagalih, UPT Dinas Pertanian Jonggol, Jurnal
penelitian online, Badan Pusat Statistik (BPS) dan sumber-sumber penyedia data sekunder
lainnya.
Instrumen yang digunakan dalam pengkajian ini berupa kuesioner tertutup disertai data
isian karakteristik responden. Sebelum digunakan untuk pengkajian, diuji validitas dan
reliabilitasnya, sehingga diperoleh hasil Cronbachs Alpha sebesar 0,980.
Setelah kuesioner diisi oleh responden selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui tingkat motivasi, faktor-faktor yang menghambat motivasi dan pengaruh
penyuluhan terhadap indikator motivasi petani.
Tingkat Motivasi Petani
Untuk mengetahui tingkat motivasi petani, data hasil isian responden ditabulasi
selanjutnya disajikan jumlah skor jawaban masing-masing indikator motivasi dan
mengklasifikasikan data tersebut secara deskriptif. Pengukuran nilai statistik tingkat motivasi
petani dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut:
1. Nilai setiap responden untuk masing-masing indikator motivasi diakumulasikan.
2. Untuk menentukan klasifikasi kategori nilai tinggi, sedang, dan rendah masing-masing
indikator motivasi menggunakan rumus sebagai berikut:
Selang nilai=
Selang nilai=
4 x 101 x 10 4010
=
=10
3
3
Indikator
Ingin Tahu
Kategori
-
Kebutuhan
Hasil Belajar
Dorongan
Pelarian
Diri
Dari Rutinitas
Peningkatan
Profesionalism
e
Tin
ggi
Se
da
ng
Re
nd
ah
Tin
ggi
Se
da
ng
Re
nd
ah
Tin
ggi
Se
da
ng
- Rendah
- Tin
ggi
- Se
da
Kisaran Nilai
30-40
20-29
10-19
30-40
20-29
10-19
30-40
20-29
10-19
30-40
20-29
10-19
Perbaikan
Kesejahteraan
ng
- Rendah
- Tin
ggi
- Se
da
ng
- Rendah
30-40
20-29
10-19
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam kajian ini disajikan pada Gambar 1, berikut ini.
Sistem Tanam Jajar Legowo
Penyuluhan
Tinggi
Rendah
Dorongan
Motivasi
Kebutuhan
Gambar 1. Kerangka berpikir motivasi petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah Pengkajian
Desa Sukagalih berbatasan dengan desa Weninggalih di sebelah Utara, di sebelah
Timur berbatasan dengan desa Tegal Panjang, di sebelah Selatan berbatasan dengan desa
Bendungan dan di sebelah Barat berbatasan dengan desa Sirnagalih. Jarak desa Sukagalih
dengan pusat pemerintahan kecamatan Jonggol kurang lebih 6 km. Akses jalan desa sudah
mulai terbuka sehingga distribusi sarana dan prasarana sudah menjangkau ke semua
wilayah desa.
Penduduk desa Sukagalih sampai dengan bulan Agustus 2015 berjumlah 3.904 jiwa
yang terdiri dari 1.986 jiwa laki-laki dan 1.918 jiwa perempuan dengan jumlah 1.260 kepala
keluarga (KK). Mayoritas mata pencaharian penduduk berada di bidang pertanian yaitu 823
KK (65%). Bangunan pendukung kegiatan pertanian ada irigasi semi teknis dan pengairan
pedesaan, 9 unit huller dan 3 unit bangunan kios saprotan.
Kelembagaan tani desa Sukagalih terdiri dari 1 gabungan kelompok tani (Gapoktan), 6
kelompok tani dan 1 kelompok Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A Mitra Cai), dengan
komoditas utama padi sawah dan sebagian kecil ada yang berusaha tani palawija, sayursayuran, peternakan serta perikanan.
Tenaga penyuluh di kecamatan jonggol terdiri dari 9 orang penyuluh pertanian dan 1
orang penyuluh kehutanan dengan jumlah wilayah binaan sebanyak 14 desa, diantaranya 5
orang penyuluh pertanian membina masing-masing 2 desa dan 4 orang lainnya membina
masing-masing 1 desa serta penyuluh kehutanan membina seluruh wilayah kecamatan
Jonggol.
Karakteristik Responden
Umur responden dalam pengkajian ini didominasi oleh rentang umur 41-50 tahun yaitu
sebanyak 23 orang (38,33%) dan paling sedikit ada pada rentang umur 20-30 tahun yaitu
sebanyak 2 orang (3,33%). Karakteristik responden berdasarkan umur cenderung lebih
banyak yang berusia 41 tahun keatas yaitu 61,66%, artinya kebanyakan responden menuju
usia non produktif. Menurut Soeharjo dan Patong (1973) dalam Yuliarmi (2006), umumnya
petani yang berumur muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat
daripada petani tua. Petani muda lebih cepat menerima inovasi baru (kosmopolit = terbuka)
serta lebih berani menanggung resiko dibandingkan petani tua.
Responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 38 orang laki-laki (63,33%) dan 22
orang perempuan (36,67%). Berdasarkan pendidikan formal terdapat 24 orang (40,00%)
berpendidikan SD, 14 orang (23,33%) tidak tamat SD dan 22 orang (36,67%) berpendidikan
SLTP. Tingkat pendidikan responden termasuk dalam kategori rendah sebab pendidikan
<SD sebanyak 63,33%. Menurut Soeharjo dan Patong (1973) dalam Yuliarmi (2006),
pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berfikir petani selain itu menurut
Soekartawi (2005) dalam Arianda (2010) mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih
cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi.
Berdasarkan status kepemilikan lahan seluruh responden berstatus sebagai pemilik
lahan. Berdasarkan luas lahan garapan, kebanyakan responden memiliki lahan sempit yaitu
< 5000m2 (78,34%) dan sisanya memiliki luas lahan garapan > 5100m2 (21,66%).
Responden berdasarkan lama berusaha tani didominasi pada rentang waktu 16-30
tahun yaitu sebanyak 26 orang (43,33%) dan yang terendah pada rentang waktu <5 tahun
sebanyak 2 orang (3,33%). Pengalaman usaha tani responden secara keseluruhan
termasuk dalam kategori tinggi yaitu >16 tahun sebanyak 42 orang (70,00%) dan sisanya 18
orang petani dengan pengalaman berusaha tani <15 tahun (30,00%).
Berdasarkan pekerjaan sampingan kebanyakan responden bekerja disektor pertanian
(56,66%) seperti berkebun, bertani, beternak, serta buruh tani dan sebanyak 43,33%
bekerja diluar sektor pertanian seperti berdagang, buruh bangunan, dan pekerjaan diluar
sektor pertanian lainnya.
Tingkat Motivasi Petani
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dari dua indikator motivasi nilai rerata
tertinggi berada pada indikator kebutuhan dan terendah pada indikator dorongan. Nilai
setiap indikator tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis statistik deskriptif indikator motivasi
Indikator
Minimum
Maksimum
Rerata
Standar Deviasi
Kebutuhan
60
2,00
3,65
3,1292
,38359
Dorongan
60
1,87
3,50
3,0232
,35519
Valid N (listwise)
60
:
: Tinggi
: Sedang
: Rendah
Kedua indikator motivasi tersebut terbagi lagi dalam beberapa parameter yaitu pada
indikator kebutuhan terdiri dari dua parameter diantaranya ingin tahu dan hasil belajar, pada
indikator dorongan terdiri dari tiga parameter yaitu pelarian diri dari rutinitas, peningkatan
profesionalisme dan perbaikan kesejahteraan. Setelah dianalisis secara statistik deskriptif
parameter tertinggi berada pada ingin tahu dan terendah pada peningkatan profesionalisme.
Hasil analisis statistik parameter dari indikator motivasi tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil analisis statistik deskriptif masing-masing parameter motivasi
Indikator
Kebutuhan
Dorongan
Parameter
Ingin Tahu
Hasil Belajar
Pelarian Diri Dari Rutinitas
Peningkatan Profesionalisme
Perbaikan Kesejahteraan
Valid N (listwise)
60
60
60
60
60
60
Minimu
Maksimu
Rerata
Standar Deviasi
m
3,00
1,00
1,90
1,50
2,20
m
3,60
3,80
3,70
3,20
3,70
3,3533
2,9050
3,2200
2,5933
3,2567
,13336
,72566
,43249
,40542
,30105
Rancangan kegiatan
penyuluhan
Waktu dan tempat
Sasaran
Frekuensi
Materi
5
6
Metode
Alat dan Bahan
No
Keterangan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dari tanggal 21 Maret sampai
dengan 29 April 2016 di desa Sukagalih, kecamatan Jonggol
Kelompok tani sampel yaitu Kelompok Tani Saluyu, Kelompok
Tani Mekargalih Jaya dan Kelompok Tani Albasiah Sukagalih dan
satu kelompok tani diluar sampel yaitu Kelompok Tani Jati
Sejahtera
Pada kelompok tani sampel penelitian masing-masing kelompok
diberikan 3 materi penyuluhan dengan masing-masing 2 kali
pertemuan dan kelompok tani diluar sampel diberikan 2 materi
penyuluhan dengan 2 kali pertemuan
Sistem tanam jajar legowo (teknik penerapan), Sistem tanam
jajar legowo (teknik pemeliharaan), penggunaan caplak dan
penanaman 1-3 bibit/lubang
Ceramah, diskusi, anjangsana dan demonstrasi
Alat tulis, kamera, peta singkap, caplak roda dan alat bantu
lainnya
Hari, Tanggal
Kelompok Tani
Metode
Senin, 21/03/2016
Saluyu
Ceramah dan
diskusi
Senin, 21/03/2016
Mekargalih Jaya
Ceramah dan
diskusi
Selasa, 5/04/2016
Jati Sejahtera
Anjangsana dan
diskusi
Rabu, 13/04/2016
Albasiah
Sukagalih
Ceramah dan
diskusi
Selasa, 19/04/2016
Albasiah
Sukagalih
Senin, 25/04/2016
Jati Sejahtera
Jumat, 29/04/2016
Saluyu
Jumat, 29/04/2016
Mekargalih Jaya
Anjangsana dan
Demonstrasi cara
Anjangsana dan
Demonstrasi cara
Anjangsana dan
Demonstrasi cara
Anjangsana dan
Demonstrasi cara
3
4
5
6
7
8
Materi
Sistem tanam jajar legowo (teknik
penerapan) dan Sistem tanam jajar
legowo (teknik pemeliharaan)
Sistem tanam jajar legowo (teknik
penerapan) dan Sistem tanam jajar
legowo (teknik pemeliharaan)
Sistem tanam jajar legowo (teknik
penerapan)
Sistem tanam jajar legowo (teknik
penerapan) dan Sistem tanam jajar
legowo (teknik pemeliharaan)
Penggunaan caplak dan penanaman
1-3 bibit
Penggunaan caplak
Penggunaan caplak dan penanaman
1-3 bibit
Penggunaan caplak dan penanaman
1-3 bibit
Kegiatan
Sebelum kegiatan penyuluhan
Setelah kegiatan penyuluhan
Selisih angka
Nilai
2,62
3,00
0,38
Persentase
65,54%
74,93%
9,39%
Kategori
Sedang
Tinggi
42.
http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2013/03/Penerapan-Pengelolaan-Tanaman-Terpadu-PTT.pdf
diakses pada 17 Februari 2016.