Anda di halaman 1dari 15

TRANSFER TEKNOLOGI PERBANYAKAN PUPUK HAYATI

MIKORIZA PADA PETANI SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG


PERTANIAN BERKELANJUTAN

Oetami Dwi Hajoeningtijas dan Aman Suyadi


Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182

RINGKASAN

D alam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat petani di Desa Karangsari,


Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, serta memberikan alternatif solusi bagi
permasalahan yang ditimbulkan penggunaan input yang berlebihan terutama pupuk
kimia, akan dilakukan pelatihan pembuatan pupuk hayati mikoriza. Potensi pupuk hayati
mikoriza yang menguntungkan pada budidaya tanaman sudah banyak diteliti. Sementara di
sisi lain hasil-hasil penelitian tersebut belum semuanya sampai pada masyarakat petani yang
justru membutuhkannya. Sehingga kegiatan ini diharapkan dapat menjembatani hal tersebut.
Permasalahan yang muncul adalah belum adanya kesadaran akan dampak negatif
penggunaan input yang berlebihan pada budidaya tanaman terutama pupuk kimia; pengetahuan
dan wawasan yang terbatas di tingkat petani tentang alternatif pupuk hayati yang mampu
diproduksi sendiri, memiliki potensi yang menguntungkan bagi tanaman, serta berwawasan
lingkungan dengan harga terjangkau. Hal ini ditunjang pula oleh adanya harga pupuk kimia
bersubsidipun masih menjadi beban yang cukup tinggi bagi petani karena penggunaan yang
berlebihan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran petani akan dampak negatif
penggunaan input yang berlebihan pada budidaya tanaman terutama pupuk kimia. Selain itu
juga menambah pengetahuan dan wawasan petani tentang pupuk hayati yang mampu diproduksi
sendiri, memiliki potensi yang menguntungkan bagi tanaman, serta berwawasan lingkungan
melalui pelathan perbanyakan pupuk hayati mikoriza. Di sisi lain dengan adanya kegiatan ini
diharapkan dapat memberikan solusi dan alternatif pupuk hayati mikoriza dengan harga
terjangkau untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa sebenarnya petani khalayak sasaran sudah
memahami adanya dampak negatif penggunaan input yang berlebihan pada budidaya tanaman
terutama pupuk kimia. Ternyata terbukti bahwa masih adanya pengetahuan dan wawasan
yang terbatas di tingkat petani tentang alternatif pupuk hayati mikoriza yang mampu
diproduksi sendiri, memiliki potensi yang menguntungkan bagi tanaman, serta berwawasan
lingkungan dengan harga terjangkau. Sehingga pada akhirnya pupuk hayati mikoriza dapat
dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah harga pupuk kimia bersubsidi yang masih
menjadi beban cukup tinggi bagi petani karena penggunaan yang berlebihan.

Kata kunci: Teknologi perbanyakan pupuk hayati mikoriza, pertanian berkelanjutan


126

PENDAHULUAN dan komunitas di luar petani


Perkembangan sistem (Anonim, ------).
pertanian saat ini yang didominasi Kondisi ini terjadi secara
oleh sistem pertanian dengan input umum di kalangan petani, termasuk
luar yang tinggi membawa dampak para petani di Desa Karangsari,
negatif di lingkungan ekosistem Kecamatan Kembaran. Para petani
pertanian maupun di luar ekosistem mayoritas bercocok tanam padi,
pertanian. Dampak di dalam jagung dan beberapa tanaman palawija
ekosistem pertanian terdiri dari : a) lain. Dalam melakukan budidaya
Meningkatnya degradasi lahan (fisik, tersebut mereka masih menggunakan
kimia dan biologis), b) Meningkatnya pupuk kimia dengan dosis yang
residu pestisida dan gangguan serta melebihi anjuran. Misalnya untuk
resistensi hama penyakit dan gulma, c) tanaman padi, penggunaan pupuk
Berkurangnya keanekaragaman hayati, bersubsidi (Urea, SP 36 maupun
serta d) Gangguan kesehatan Kalium) dengan tertentu/ha, tetapi
masyarakat sebagai akibat dari pada prakteknya mereka aplikasikan
pencemaran lingkungan. Sedangkan sampai 3 kali lipatnya. Hal ini
dampak yang terjadi di luar ekosistem tentunya juga akan berdampak
pertanian, adalah : a) Meningkatnya semakin meningkatnya biaya produksi
gangguan kesehatan masyarakat yang harus mereka tanggung.
konsumen karena pencemaran bahan- Meningkatnya dampak
bahan pangan yang diproduksi di kerusakan lingkungan akibat praktek
dalam ekosistem peratanian, b) pertanian dengan hight eksternal input
Terjadi ketidakadilan ekonomi karena (input luar yang tinggi) seperti
adanya praktek monopoli dalam penggunaan pestisida dan pupuk
penyediaan sarana produksi pertanian, anorganik, membawa kesadaran baru
c) Ketimpangan sosial antar petani bagi segenap pihak yang
berkepentingan dengan

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


127

pengembangan pertanian baik petani, yang dilakukan pada kelompok tani


pakar di bidang pertanian, pelaku Sri Rahayu I ini diharapkan dapat
ekonomi, masyarakat umum serta disebarluaskan pada petani-petani atau
pengambil kebijakan baik lokal kelompok tani yang lain.
maupun kebijakan negara untuk Pengembangan dan
kembali menyusun strategi baru dalam perbanyakan massal mikoriza ditingkat
menanggulangi dampak negatif, petani akan semakin mudah dengan
meskipun masih terdapat keragaman teknologi tepat guna yang akan
pada tingkat kesadaran (Anonim, ----- disampaikan pada petani. Dengan
). teknologi tepat guna menggunakan
Dalam upaya meningkatkan bahan dan alat yang sederhana petani
kesadaran masyarakat petani di Desa mampu memproduksi mikoriza secara
Karangsari, Kecamatan Kembaran, mandiri. Dengan kemampuan
serta memberikan alternatif solusi memproduksi secara mandiri
bagi permasalahan yang ditimbulkan diharapkan petani Indonesia mampu
penggunaan input yang berlebihan mengatasi lahan-lahan kritis. Dengan
terutama pupuk kimia, akan dilakukan tertanggulanginya lahan kritis di
pelatihan pembuatan pupuk hayati Indonesia maka Indonesia akan mampu
mikoriza. Potensi pupuk hayati berswasembada.
mikoriza yang menguntungkan pada Kegiatan ini bertujuan
budidaya tanaman sudah banyak meningkatkan kesadaran petani akan
diteliti (Hajoeningtijas, 2005). dampak negatif penggunaan input yang
Sementara di sisi lain hasil-hasil berlebihan pada budidaya tanaman
penelitian tersebut belum semuanya terutama pupuk kimia. Selain itu
sampai pada masyarakat petani yang diharapkan dapat menambah
justru membutuhkannya. Sehingga pengetahuan dan wawasan petani
kegiatan ini diharapkan dapat tentang pupuk hayati yang mampu
menjembatani hal tersebut. Pelatihan diproduksi sendiri, memiliki potensi

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139


128

yang menguntungkan bagi tanaman, 2. Pengetahuan dan wawasan yang


serta berwawasan lingkungan melalui terbatas di tingkat petani tentang
pelathan perbanyakan pupuk hayati alternatif pupuk hayati yang mampu
mikoriza. Serta memberikan solusi dan diproduksi sendiri, memiliki potensi
alternative pupuk hayati mikoriza yang menguntungkan bagi tanaman,
dengan harga terjangkau untuk serta berwawasan lingkungan
mengurangi penggunaan pupuk kimia. dengan harga terjangkau.
Sedangkan manfaat kegiatan ini antara 3. Harga pupuk kimia bersubsidipun
lain dapat mengurangi ketergantungan masih menjadi beban yang cukup
petani pada pupuk kimia yang harganya tinggi bagi petani karena
relatif mahal; mengurangi biaya penggunaan yang berlebihan.
pengadaan pupuk dengan membekali
KERANGKA PENYELESAIAN
kemampuan perbanyakan pupuk hayati
MASALAH
mikoriza; serta adanya penggunaan
Metode kegiatan yang
pupuk hayati mikoriza memberikan
digunakan dalam kegiatan ini adalah
respon positif pada tanaman baik pada
sebagai berikut :
pertumbuhan maupun hasil. Lebih
1. Untuk meningkatkan kesadaran
lanjut penerapan teknologi secara
petani akan dampak negatif
berkelanjutan akan memberikan
penggunaan input yang berlebihan
dampak positif pada lingkungan dalam
pada budidaya tanaman terutama
jangka panjang.
pupuk kimia, maka metode
Berdasarkan analisis situasi yang
kegiatan yang digunakan adalah
dipaparkan di atas dapat dirumuskan
dengan ceramah dan diskusi.
beberapa permasalahan sebagai berikut:
2. Menambah pengetahuan dan
1. Belum adanya kesadaran akan
wawasan petani tentang pupuk
dampak negatif penggunaan input
hayati yang mampu diproduksi
yang berlebihan pada budidaya
sendiri, memiliki potensi yang
tanaman terutama pupuk kimia.

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


129

menguntungkan bagi tanaman, Rahayu I” yang diketuai oleh bapak


serta berwawasan lingkungan, Sakam, dengan anggota kurang lebih 20
maka metode kegiatan yang akan orang. Pada saat sosialisasi materi dan
digunakan adalah pelatihan pelatihan juga dihadiri petani peternak
perbanyakan pupuk hayati kambing serta pemuda tani. Pemilihan
mikoriza. Untuk mengukur khalayak sasaran dilatarbelakangi masih
peningkatan ketrampilan anggota rendahnya pengetahuan mereka tentang
Kelompok Tani diukur dengan pupuk hayati mikoriza, bahkan semua
penilaian praktek para peserta. anggota Kelompok Tani belum pernah
3. Memberikan solusi dan alternatif mendapat informasi tentang pupuk
pupuk hayati mikoriza dengan hayati mikoriza. Selain itu berdasarkan
harga terjangkau untuk mengurangi data yang diperoleh rata-rata petani
penggunaan pupuk kimia, melalui menggunakan pupuk kimia dengan
kegiatan pelatihan. dosis sampai dua kali lipat pupuk yang
dianjurkan. Sehingga lahan pertanian di
PELAKSANAAN KEGIATAN
Desa Karangsari, Kecamatan
Realisasi Pemecahan Masalah
Kembaran, Kabupaten Banyumas
Untuk mencapai keberhasilan
tempat Kelompok Tani tersebut
yang diinginkan dalam menyelesaikan
melakukan budidaya tanaman
masalah, kegiatan ini dilakukan selama
cenderung asam dan teksturnya
6 (enam) bulan. Tahapan kegiatan
memadat.
dimulai dari sosialisasi materi, persiapan
khalayak sasaran, alat dan bahan sampai Metode yang Digunakan
dengan pelaksanaan pelatihan melalui Metode yang digunakan dalam
demo plot. kegiatan ini adalah ceramah dan diskusi
secara kelompok, dan dilanjutkan
Khalayak Sasaran
dengan pelatihan perbanyakan pupuk
Khalayak sasaran dari kegiatan
ini adalah anggota Kelompok Tani “Sri

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139


130

hayati mikoriza. Materi yang Dengan mati dan berkurangnya


disosialisasikan meliputi: mikroorganisme tersebut maka akan
1. Potensi Pupuk Hayati Mikoriza mengurangi tingkat kompetisi antara
pada Pengembangan Pertanian Mikoriza dengan mikroorganisme lain.
Berkelanjutan. Selain itu tujuan sterilisasi media adalah
2. Pemanfaatan Cendawan Mikoriza agar tanaman inang (sorghum) tidak
Arbuskula sebagai Pupuk Hayati terserang hama dan penyakit.
untuk Meningkatkan Produksi Selanjutnya, media yang telah
Pertanian. steril dimasukkan kedalam bak plastik
Sedangkan kegiatan pelatihan sebanyak ¾ dari volume bak palstik.
meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: Tanam benih sorgum pada media yang
a. Persiapan telah disiapkan. Benih yang akan
Alat dan bahan yang diperlukan: ditanam sebaiknya dikecambahkan
bak dan ember plastik, cetok, hand terlebih dahulu. Benih yang telah
sprayer, dandang sabluk, kompor. berkecambah dapat meningkatkan
Bahan zeolit (dapat diganti dengan pasir prosentase benih tersebut dapat
laut atau sungai), benih Sorghum (dapat tumbuh dengan baik, karena media
diganti dengan benih jagung). tanam yang digunakan miskin akan
b. Produksi unsur hara.
Tahap produksi diawali dengan Cara menanam benih sorgum
sterilisasi media. Media perbanyakan pada media zeolit adalah sebagai
Mikoriza yang berupa Zeolit atau pasir berikut:
di sterilkan dengan menggunakan 1. Buat lubang tanam pada media
dandang sabluk. Panaskan media zeolit. Lubang tanam sebaiknya
selama 1 (satu) sampai 2 (dua) jam, tidak terlalu dalam, kira-kira 2-3 cm
tujuan dari kegiatan ini adalah dari permukaan media.
membunuh mikroorganisme yang 2. Letakkan starter Mikoriza sebanyak
hidup pada media perbanyakan. 0,5-1 gram pada lubang tanam

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


131

tersebut. Starter Mikoriza yang abnormal. Inkubasi dilakukan selama 2


digunakan minimal mempunyai (dua) bulan.
populasi spora 10-20 spora Stressing. Stressing adalah usaha
Mikoriza. menghambat atau menekan
3. Tanam benih sorghum yang telah pertumbuhan tanaman inang dengan
berkecambah dengan posisi tunas kondisi tertentu dengan tujuan agar
menghadap ke atas lalu tutup Mikoriza yang bersimbiosis dengan akar
dengan zeolit. tanaman juga mengalami tekanan.

c. Inkubasi dan Perawatan Sehingga dalam kondisi tertekan


Mikoriza akan membentuk struktur
Inkubasi adalah proses
tahan yaitu spora. Dalam bentuk spora
pengontrolan dan pengamatan
inilah Mikoriza dapat dipanen. Bentuk-
pertumbuhan tanaman inang yang
bentuk stressing yang dapat dilakukan
diletakkan di suatau tempat tertentu.
adalah sebagai berikut.
Inkubasi tidak memerlukan ruang atau
1. Tanpa penyiraman. Setelah selama 2
tempat khusus. Cukup letakkan pada
(dua) bulan tanaman inang dirawat
lokasi yang cukup sinar matahari
kemudian lakukan perawatan tanaman dan diinkubasikan maka pada bulan

dengan penyiraman dan pemupukan. ketiga lakukan stressing dengan cara

Namun penyiraman jangan terlau sering tidak disiram selama 1 (satu) bulan.
2. Dengan pemaparan sinar matahari.
dilakukan. Cukup dengan menjaga
Setelah perlakuan tanpa penyiraman,
kelembaban permukaan media zeolit .
kombinasikan dengan perlakukan
Kemudian pemupukan dilakukan
secukupnya, dengan pupuk yang pemparan tanaman inang dibawah
sinar matahari.
mengandung nilai P rendah. Perawatan
3. Topping. Topping adalah memotong
benih yang telah tumbuh juga meliputi
pengamatan hama dan penyakit. Segera tajuk tanaman inang. Potong tajuk
tanaman inang dan sisakan batang
cabut tanaman-tanaman yang terserang
hama dan penyakit atau tumbuh

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139


132

bawahnya kurang lebih tinggal ¾ Mikoriza tiap gram medianya


nya saja. mengandung 10-20 spora. Mikoriza
dengan bahan pembawa zeolit dapat
d. Pemanenan
bertahan sampai 1 tahun. Dengan
Pemanenan dilakukan setelah
masa penyimpanan yang semakin lama
tanaman inang mengalami strssing atau
maka akan terjadi penurunan kualitas.
kurang lebih 3 (tiga) bulan. Cara
Sehingga setelah dipanen Mikoriza
pemanenan Mikoriza adalah sebagai
sebaiknya segera untuk diaplikasikan
berikut:
sebagai pupuk hayati.
1. Bongkar tanaman inang yang telah
Evaluasi dilakukan melalui
di stressing lalu campur dan aduk
penilaian pada saat diskusi (sosialisasi
media tanam yang berupa zeolit.
materi) dan pelaksaan pelatihan, berupa
2. Potong akar tanamn inang kecil-
demo plot perbanyakan pupuk hayati
kecil dengan menggunakan gunting.
mikoriza.
3. Campurkan potongan akar tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
inang dengan zeolit
Untuk memudahkan
4. Kemas mikoriza yang
pembahasan mengenai hasil yang
menggunakan bahan pembawa
dicapai dalam kegiatan ini maka
zeolit dengan menggunakan plastik.
pembahasan akan dilakukan
5. Mikoriza siap untuk diaplikasikan
berdasarkan tahapan yang dilakukan.
Jika ingin mengetahui kualitas
Sosialisasi Materi
Mikoriza hasil perbanyakan massal yang
telah dilakukan maka harus dilakukan Materi yang disosialisasikan
pengamatan mikroskopik dengan meliputi:
menggunakan alat bantu mikroskop di 1. Potensi pupuk hayati mikoriza pada
laboratorium. Mikoriza dapat pengembangan pertanian
dikatakan berkualitas jika jumlah spora berkelanjutan.

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


133

2. Pemanfaatan cendawan mikoriza budidaya tanaman yang memberikan


arbuskula sebagai pupuk hayati input berlebihan berupa pupuk kimia
untuk meningkatkan produksi maupun pestisida ke dalam tanah,
pertanian. menyebabkan berkurangnya atau
Pada saat sosialisasi materi bahkan habisnya populasi mikoriza
dihadiri hampir semua anggota tersebut pada areal pertanaman.
Kelompok Tani “Sri Rahayu I” Bisa dimaklumi bila para
termasuk Ketua Kelompok Tani, anggota kelompok tani tidak mudah
ditambah juga dengan kelompok memahami apa itu mikoriza, karena
peternak kambing dan pemuda tani. yang diperbanyak adalah fungi mikoriza
Berdasarkan hasil diskusi tampak arbuskula dalam bentuk spora. Spora
bahwa semua peserta belum pernah itu sendiri berukuran mikroskopis
mendapat informasi tentang pupuk (hanya bisa dilihat menggunakan
hayati mikoriza. Selain itu dibutuhkan mikroskop). Sedangkan yang tampak
waktu yang cukup lama untuk terlihat dari hasil perbanyakan adalah
memberikan pemahaman pada mereka media perbanyakannya, yaitu zeolit
tentang apa itu pupuk hayati mikoriza. yang di dalamnya mengandung spora
Sehingga dirasa perlu adanya kegiatan- mikoriza dan potongan-potongan akar
kegiatan lanjutan untuk membuat tanaman yang terinfeksi mikoriza
petani lebih paham tentang pupuk berupa hifa atau arbuskula.
hayati mikoriza, serta pada akhirnya
Berkaitan dengan tema materi
mereka bersedia dan terbiasa untuk
yang pertama (potensi pupuk hayati
mengaplikasikan pupuk hayati tersebut
mikoriza pada pengembangan pertanian
pada budidaya tanaman apapun yang
berkelanjutan), disinggung juga tentang
mereka budidayakan. Karena pada
dampak negatif budidaya tanaman
dasarnya secara alami mikoriza sudah
seperti yang petani pada umumnya saat
bersimbiosis dengan semua tanaman,
ini. Beberapa anggota kelompok tani
hanya karena adanya perlakuan pada

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139


134

bahkan sudah memahami dan hama, mereka hanya berharap adanya


mengalami sendiri dampak negatif alternatif pestisida apapun jenisnya yang
tersebut, antara lain keasaman tanah bisa mengatasi hal tersebut.
yang tinggi dan tekstur tanah yang Sehingga dengan kondisi tersebut di
cenderung ‘memadat’ akibat atas, lebih mudah memberikan
penggunaan pupuk kimia yang pemahaman pada mereka tentang
berlebihan. Mereka mengakui dampak negatif budidaya tanaman
mengaplikasikan pupuk kimia urea dengan metode yang mereka
sampai dua kali lipat dari dosis anjuran aplikasikan saat ini, dan betapa
(terutama pada tanaman padi), dengan pentingnya untuk segera beralih pada
asumsi tanaman yang tampak hijau pertanian berkelanjutan sebagai solusi
daunnya berarti sehat dan akan tumbuh dari permasalahan yang ada.
subur. Tetapi ternyata kondisi hijau
Pupuk hayati mikoriza telah
tersebut hanya sementara, pada tahap
terbukti melalui berbagai hasil
berikutnya tanaman dengan drastis
penelitian mampu mengatasi
menjadi kuning warna daunnya. Hal ini
permasalahan-permasalahan tersebut di
mengindikasikan adanya kejenuhan
atas, antara lain seperti yang diuraikan
tanah akibat pemupukan kimia yang
oleh Setiadi (2007) tentang peran
berlebihan.
biologis yang cukup penting dari fungi
Selain penggunaan pupuk kimia mikoriza arbuskula, yaitu:
yang berlebihan, mereka juga a. Perbaikan nutrisi tanaman dan
mengeluhkan adanya serangan hama peningkatan pertumbuhan
yang susah untuk dikendalikan. Mereka Cendawan ini mempunyai
sudah mencoba menggunakan berbagai kemampuan untuk berasosisai dengan
macam merek pestisida kimia, hasilnya hampir 90% jenis tanaman, serta telah
nihil. Saat dijelaskan bahwa hal ini banyak dibuktikan mampu
merupakan akibat penggunaan pestisida
berlebihan sehingga berakibat kebalnya

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


135

memperbaiki nutrisi dan meningkatkan reboisasi pada daerah-daerah yang


pertumbuhan tanaman. kurang hujan (semi arid).
b. Sebagai pelindung hayati (bio- d. Terlibat dalam sikulus bio-geo-kimia
Protection) Di alam, keberadaan CMA dapat
Selain perbaikan nutrisi (terutama mempercepat terjadinya suksesi secara
fosfat) telah banyak dilaporkan bahwa alami pada habitat-habitat yang
CMA juga mampu meningkatkan daya mendapat gangguan ekstrim (Allen and
tahan tanaman terhadap serangan Allen, 1992). Selain itu keberadaannya
patogen tular tanah (Hajoeningtijas dan mutak diperlukan karena berperan
Budi, 2005). Selain itu, mikoriza juga penting dalam mengefektifkan daur
dapat melindungi tanaman dari ekses ulang unsur hara (nutrients cycle) sehingga
unsur tertentu yang bersifat racun dianggpa sebagai alat yang paling efektif
seperti logam berat (Killham, 1994 untuk mempertahankan stabilitas
dalam Subiksa, 2001), sehingga ekosistem hutan dan keanekaragaman
biofertilizer mikoriza berpotensi hayati. Hal ini juga dianggap penting
digunakan pada bioremediasi tanah untuk menjaga terjadinya penurunan
tercemar logam berat (Hajoeningtijas, tingkat produktivitas lahan pada lahan-
2005). lahan Hutan Tanaman Industri pada
c. Meningkatkan resistensi tanaman rotasi ke dua.
terhadap kekeringan e. Sinergis dengan mikro-organisme
Telah banyak dilaporkan bahwa lain
tipe cendawan ini mampu Untuk tanaman leguminosa
meningkatkan resistensi tanaman keberadaan CMA sangat diperlukan
terhadap kekeringan (Gupta, 1991) karena pembentukan bintil akar dan
sehingga penggunaannya dianggap efektivitas penambatan nitrogen oleh
sebagai cara yang efisien untuk bakteri Rhizobium/Bradyrhizobium
membentu pertumbuhan tanaman yang terdapat di dalamnya dapat
ditingkatkan (Bethlenfavay, 1992).

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139


136

f. Mempertahankan keanekaragaman efisiensi pemupukan yang tinggi,


tumbuhan penggunaan pupuk hayati mikoriza juga
Fungsi yang paling menonjol dapat menghemat biaya pembelian
dari CMA dibandingkan dengan tipe- pupuk. Apalagi bila pupuk hayati
tipe cendawan mikoriza lainnya, adalah mikoriza tersebut untuk
kemampuannya untuk berasosiasi mendapatkannya petani tidak perlu
dengan hampir 90% jenis-jenis membeli, tetapi dapat diproduksi
tanaman. sendiri dengan biaya produksi relatif
Berdasarkan peran mikoriza rendah, serta bisa digunakan
pada pertanian berkelanjutan tersebut berkelanjutan.
di atas, antara lain menunjukkan juga
Pelatihan Perbanyakan Mikoriza
perannya pada peningkatan produksi
pertanian yang dipaparkan lebih lanjut Pada tahapan berikutnya dilakukan
pada materi kedua (pemanfaatan pelatihan perbanyakan mikoriza yang
cendawan mikoriza arbuskula sebagai didahului dengan penyampaian teorinya
pupuk hayati untuk meningkatkan terlebih dahulu. Saat dilakukan diskusi,
produksi pertanian). Berkaitan dengan sempat ada keraguan dari beberapa
hal tersebut, untuk lebih mudah peserta bahwa mereka bisa melakukan
membuat petani khalayak sasaran sendiri metode perbanyakan mikoriza
paham dan yakin, disampaikan hasil yang disampaikan. Mereka berharap
pengabdian pada masyarakat tinggal menggunakan atau membeli saja
(Hajoeningtijas dan Purnawanto, 2005) yang sudah siap pakai. Tetapi setelah
yang menunjukkan aplikasi mikoriza dilakukan pelatihan melalui demo plot,
pada tanaman ketela pohon tanpa beberapa di antaranya sudah lebih
penambahan pupuk kimia, memberikan paham bahwa pelaksanaannya tidak
hasil yang setara dengan produksi ketela serumit yang mereka bayangkan.
pohon dengan penambahan pupuk Bahkan salah seorang di antara mereka
kimia. Sehingga selain menunjukkan menyatakan bahwa tahapan

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


137

perbanyakan yang masih asing bagi (SP16 dengan dosis ½ anjuran).


petani, dalam arti agak janggal mereka Melakukan inkubasi selama 2 (dua)
lakukan adalah saat sterilisasi media. bulan.
Adapun tahapan perbanyakan - Stressing. Stressing adalah usaha
pupuk hayati mikoriza yang dilakukan menghambat atau menekan
adalah sebagai berikut: pertumbuhan tanaman inang dengan
- Persiapan: media yang digunakan kondisi tertentu dengan tujuan agar
adalah zeolit, dengan tanaman inang Mikoriza yang bersimbiosis dengan akar
jagung. tanaman juga mengalami tekanan.
- Produksi : media perbanyakan Sehingga dalam kondisi tertekan
Mikoriza yang berupa zeolit disterilkan Mikoriza akan membentuk struktur
dengan menggunakan drum, untuk tahan yaitu spora. Dalam bentuk spora
mempercepat proses karena inilah mikoriza dapat dipanen. Yaitu
kapasitasnya lebih besar. Memanaskan dengan topping adalah memotong tajuk
media selama 1 (satu) sampai 2 (dua) tanaman inang dan menyisakan batang
jam di atas kayu bakar agar lebih hemat bawahnya kurang lebih tinggal ¾ nya
biaya. Selanjutnya, media yang telah saja.
steril dimasukkan kedalam polybag - Pemanenan
sebanyak ¾ dari volume. Tanam benih Bila ditinjau dari target luaran yang
jagung pada media yang telah ingin dicapai dalam kegiatan ini, antara
disiapkan. Benih yang akan ditanam lain meningkatnya wawasan,
sebaiknya dikecambahkan terlebih pengetahuan dan kesadaran petani
dahulu. tentang dampak negatif penggunaan
- Inkubasi dan Perawatan input yang berlebihan pada budidaya
Meletakkan tanaman pada tanaman terutama pupuk kimia, serta
lokasi yang cukup sinar matahari ketrampilan memperbanyak pupuk
kemudian lakukan perawatan tanaman hayati mikoriza, evaluasi dilakukan
dengan penyiraman dan pemupukan P melalui penilaian pada saat diskusi

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139


138

(sosialisasi materi) dan pelaksanaan pada tanaman di lapang untuk lebih


pelatihan, berupa demo plot meningkatkan pengetahuan dan
perbanyakan pupuk hayati mikoriza. ketrampilam petani dalam
Pada saat diskusi, adanya pertanyaan mengaplikasikannya pada tanaman,
ataupun pernyataan mereka yang serta lebih meyakinkan mereka dengan
berkaitan dengan materi yang menunjukkan bukti nyata.
disampaikan menunjukkan adanya
SIMPULAN
pemahaman pada kurang lebih 30%
dari peserta. Sedangkan berkaitan 1. Sebenarnya petani khalayak sasaran
dengan pelatihan, karena budidaya sudah memahami adanya dampak
tanaman sudah menjadi bagian dari negatif penggunaan input yang
kehidupan mereka, sedangkan berlebihan pada budidaya tanaman
perbanyakan pupuk hayati mikoriza terutama pupuk kimia.
sendiri lebih pada kegiatan budidaya 2. Masih adanya pengetahuan dan
tanaman inang untuk menstimulir wawasan yang terbatas di tingkat
perkembangbiakan mikoriza dengan petani tentang alternatif pupuk
perlakuan-perlakuan tertentu, sehingga hayati mikoriza yang mampu
mereka rata-rata cukup terampil diproduksi sendiri, memiliki potensi
melakukannya. Hanya pada tahapan yang menguntungkan bagi tanaman,
sterilisasi media zeolit, mereka agak serta berwawasan lingkungan
kurang terampil karena belum terbiasa dengan harga terjangkau.
melakukannya. Sedangkan untuk target 3. Pupuk hayati mikoriza dapat
luaran berikutnya, yaitu adanya produk dijadikan alternatif untuk mengatasi
pupuk hayati mikoriza dengan kualitas masalah harga pupuk kimia
memadai (sesuai ketentuan), belum bisa bersubsidi yang masih menjadi
dievaluasi karena belum sampai pada beban cukup tinggi bagi petani
tahap pemanenan. Idealnya sampai karena penggunaan yang
dilakukan demo plot hasil perbanyakan berlebihan.

O.D. Hajoeningtijas dan A. Suyadi : Transfer Teknologi Perbanyakan …


139

DAFTAR PUSTAKA
Hajoeningtijas., O.D., G.P. Budi, 2005,
Anonim, -----, Pertanian Organik Buku Efektivitas Cendawan Mikoriza
Pedoman Non Kimia, Arbuskula sebagai Pengendali
www.deptan.go.id. Penyakit Akar Gada pada Tanaman
Caisin, Laporan Hasil Penelitian (tidak
Hajoeningtijas., O. D. Dan Agus dipublikasikan), Fakultas Pertanian
Mulyadi P., 2007, Kontrol Universitas Muhammadiyah
Serapan Zn Pada Jagung Manis Purwokerto.
Menggunakan CMA, Makalah
Seminar Nasional Mikoriza, Hajoeningtijas., O.D., A. M.
Konggres Nasional Mikoriza Purnawanto, 2005, Pelatihan
Indonesia II, 17-18 Juli 2007, Teknologi Budidaya Ubi Kayu
Bogor. Menggunakan Pupuk Hayati
Mikoriza, Laporan Hasil Pengabdian
----------, 2004, Efektifitas Cendawan (tidak dipublikasikan), Fakultas
Mikoriza Arbuskula terhadap Pertanian Universitas
Kontrol Serapan Logam Berat Muhammadiyah Purwokerto.
Baby Corn (Zea mays L.) pada
Tanah Tercemar Timah Hitam, Nugroho, Cahyo Arto., 2009, Produksi
Agritech Vol. VI No. 1 Juni Massal Mikoriza Tingkat Petani,
2004, Fakultas Pertanian, UMP. Teknologi Tepat Guna, Posted on 3
Desember 2009 by p2aph
Hajoeningtijas., O. D., 2005, Potensi
Biofertilizer Mikoriza pada Setiadi., Y, 2007, Bekerja dengan
Bioremediasi Tanah Tercemar Mikoriza untuk Daerah Tropik,
Logam Berat, Agritech Vol. VII Makalah Workshop Mikoriza,
No. 1 Juni 2005, Fakultas Konggres Nasional Mikoriza
Pertanian, UMP. Indonesia II 17-18 Juli 2007,
Bogor, 10h.
Hajoeningtijas., O.D., A. Suyadi, 2008,
Respon Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung dengan
Perlakuan Dosis Fungi
Mikoriza pada Media Tanam
Tercemar Logam Berat Cd, Pb,
dan Zn, Makalah, Seminar
Nasional Tahunan Pertemuan
Ilmiah Tahunan HITI 16-19
Desember 2008, Universitas
Sriwijaya, Palembang.

AGRITECH, Vol. XIII No. 2 Desember 2011 : 125 – 139

Anda mungkin juga menyukai