Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH BERBAGAI JENIS TANAMAN INANG DAN BEBERAPA JENIS SUMBER

INOKULUM TERHADAP INFEKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS MIKORIZA

Inffectiviness and Effectiviness of Mycorrhizae in the Some Host Plants and


Source of Inoculum

Nurhayati
Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari infektivitas dan efektivitas mikoriza pada berbagai jenis
tanaman inang dan sumber inokulum. Penelitian ini dilakukan di rumah kasa Fakultas Pertanian Unsyiah,
laboratorium Biologi Tanah di Fakultas Pertanian USU dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian
Unsyiah sejak bulan Juli 2011 hingga November 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah beberapa jenis
tanaman inang dan beberapa jenis sumber inokulum. Faktor jenis tanaman inang terdiri dari: kudzu,
kedelai, dan jagung. Sedangkan faktor sumber inokulum terdiri dari: spora asal rhizosfer kudju, spora
asal rhizosfer kedelai, dan spora asal rhizosfer jagung. Peubah yang diamati adalah: derajad infeksi
mikoriza dan serapan P tanaman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat interaksi antara jenis
tanaman inang dengan jenis sumber inokulum terhadap infektivitas dan efektivitas mikoriza. Perlakuan
yang terbaik pada peubah derajad infeksi mikoriza (infektivitas mikoriza) dan serapan P tanaman
(efektivitas mikoriza) adalah kombinasi tanaman inang kudzu, dengan sumber inokulum spora asal
rhizosfer kudzu.
Kata kunci : mikoriza, kudzu, kedelai, jagung

ABSTRACT

This research aims to study the types of host plants and source of inoculum is best in the
manufacture of mycorrhizal biofertilizer. The study was conducted at the home screen Unsyiah Faculty
of Agriculture, Soil Biology Laboratory at USU College of Agriculture and Soil Chemistry Laboratory at the
Faculty of Agriculture Unsyiah since July 2011 to November 2011. This research used randomized
completely block design (RCBD) factorial with two factors and three replications. Factors studied are
several types of host plants and some types of sources of inoculum. Variety of host factors consist:
kudzu, soybean, and corn and factors source of inoculum consisted of: spore origin rhizosfer kudju,
rhizosfer spores from soybean, and spores rhizosfer origin of maize. Variables observed in this study is
the degree of mycorrhizal infection, plant P uptake. From the research results obtained can be
concluded that there is interaction between host plant species with the type of source of inoculum of
mycorrhizal infectivity and effectiveness. The best treatment of the parameters of the degree of
mycorrhizal infection (infectivity of mycorrhizal) and plant P uptake (mycorrhizal effectiveness) is a
combination of host plant kudzu to the source of spore inoculum origin rhizosfer kudzu.
Keywords : mycorrhizal, kudzu, soybean, corn

PENDAHULUAN berfungsi meningkatkan efisiensi pemu-


pukan, kesuburan, dan kesehatan tanah
Untuk meningkatkan produksi tanaman disebut sebagai pupuk hayati.
pada tanah-tanah dengan ketersediaan P Manfaat mikroba tanah dalam usaha
yang rendah diperlukan suatu usaha yang pertanian belum disadari sepenuhnya, bah-
dapat meningkatkan kelarutannya seperti kan sering diposisikan sebagai komponen
penggunaan mikroorganisme. Untuk itu habitat yang merugikan, karena pandangan
perlu dikembangkan produk biologi yang umum terhadap mikroba lebih terfokus

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 80


secara selektif pada mikroba patogen yang lingkungan, yakni pupuk hayati mikoriza
menimbulkan penyakit pada tanaman. (Sutanto 2002).
Padahal sebagian besar spesies mikroba Salah satu jenis pupuk hayati yang
merupakan mikroflora yang bermanfaat, berperanan terhadap peningkatan kese-
kecuali beberapa jenis spesifik yang dapat hatan tanah, ramah lingkungan dan
menyebabkan penyakit pada tanaman. mampu meningkatkan status hara tanah
Cara pandang positif terhadap mikroba serta hasil pertanian adalah pupuk hayati
akan membangkitkan minat berpikir mikoriza. Bagi tanaman inang, adanya
tentang potensi mikroba yang belum asosiasi ini dapat memberikan manfaat
banyak diketahui. Baru sebagian kecil dari yang sangat besar bagi pertumbuhannya,
ribuan spesies mikroba yang telah baik secara langsung maupun tidak
diketahui memiliki manfaat bagi usaha langsung. Secara tidak langsung, mikoriza
pertanian, seperti bakteri fiksasi N2 udara berperan dalam perbaikan struktur tanah,
pada tanaman kacang-kacangan, bakteri meningkatkan kelarutan hara dan proses
dan fungi pelarut fosfat, dan fungi pelapukan bahan induk (biogeokhemis).
perombak bahan organik, bakteri, cenda- Sedangkan secara langsung, mikoriza dapat
wan mikoriza, dan virus sebagai agensia meningkatkan serapan air, hara dan
hayati, serta bakteri yang berperan sebagai melindungi tanaman dari patogen akar dan
agen peningkat pertumbuhan tanaman unsur toksik, meningkatkan ketahanan
(plant growth promoting agents) yang tanaman terhadap kekeringan dan
menghasilkan berbagai hormon tumbuh, kelembaban yang ekstrim, meningkatkan
vitamin dan berbagai asam-asam organik produksi hormon pertumbuhan dan zat
yang berperan penting dalam merangsang pengatur tumbuh lainny seperti auxin,
pertumbuhan bulu-bulu akar. Masih cytokinin, giberelin dan vitamin terhadap
banyak lagi mikroba yang belum tanaman inangnya. Dengan demikian
teridentifikasi dan diketahui manfaatnya. mikoriza mampu meningkatkan pertum-
Rao (1994) secara umum menggolongkan buhan tanaman karena status nutrisi
fungsi mikroba menjadi empat, yaitu (1) tanaman dapat ditingkatkan dan diper-
meningkatkan ketersediaan unsur hara baiki, terutama untuk daerah yang berma-
tanaman dalam tanah, (2) sebagai salah, tanah-tanah marginal (Sieverding
perombak bahan organik dalam tanah dan 1991).
mineralisasi unsur organik, (3) bakteri Jamur mikoriza merupakan simbion
rhizosfer-endofitik untuk memacu pertum- obligat dan tidak dapat dihasilkan secara
buhan tanaman dengan membentuk enzim besar-besaran dalam kultur murni dengan
dan melindungi akar dari mikroba pato- metode apapun yang sudah diketahui.
genik, (4) sebagai agensia hayati Jamur-jamur tersebut belum dapat
pengendali hama dan penyakit tanaman. ditumbuhkan dalam media buatan tanpa
Berbagai reaksi kimia dalam tanah juga tanaman inang (Smith & Read 1997).
terjadi atas bantuan mikroba tanah. Pupuk hayati mikoriza merupakan
Pengaruh pupuk anorganik dengan campuran spora, meselium, hifa cendawan
dosis tinggi bukanlah tanpa masalah. dan potongan-potongan akar tanaman
Belakangan diketahui bahwa penggunaan inang yang terinfeksi dan media tanam
pupuk kimia secara terus menerus telah atau disebut dengan istilah propagul,
mengakibatkan penurunan kesuburan (Widada 1997)
tanah dan makin mengerasnya lahan, Isolasi spora MVA dari rhizosfer ber-
akibatnya, produktivitas lahan selalu bagai tanaman inang antara lain kudzu,
mengalami penurunan dari waktu ke kedelai, jagung menggunakan metode
waktu. Mengatasi masalah tersebut telah sentrifugasi sukrosa. Kemudian spora yang
ditemukan pupuk buatan hayati hasil diperoleh diinokulasikan atau dibiakkan
rekayasa biotekhnologi yang ramah pada tanaman-tanaman inang yang terdiri

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 81


dari kudzu, kedelai, dan jagung, dengan METODE PENELITIAN
metode kultur pot (Daniel & Trappe 1982).
Mikoriza adalah suatu struktur sistem Penelitian ini menggunakan rancangan
perakaran yang termasuk sebagai mani- acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2
festasi adanya simbiosis mutualisme antara faktor dan 3 ulangan. Faktor yang diteliti
cendawan (Mices) dan perakaran (Rhiza) adalah beberapa jenis tanaman inang dan
tumbuhan tinggi. Mikoriza, suatu bentuk beberapa jenis sumber inokulum.
asoasiasi mutualisme antara cendawan Faktor jenis tanaman inang terdiri dari :
(Mices) dan perakaran (Rhiza) tumbuhan A1 = kudzu (pueraria javanica)
tingkat tinggi, memiliki spektrum yang A2 = kedelai (Glycine max( L.) merrill)
sangat luas baik segi tanaman inang, jenis A3 = jagung (Zea mays L.)
cendawan, mekanisme asosiasi, efektivitas, Faktor sumber inokulum terdiri dari :
mikrohabitat maupun penyebarannya. B1 = spora asal rhizosfer kudzu
Dalam fenomena ini jamur menginfeksi B2 = spora asal rhizosfer kedelai
dan mengkoloni akar tanpa menimbulkan B3 = spora asal rhizosfer jagung
nekrosis sebagaimana biasa terjadi pada Dengan demikian terdapat 27 satuan
infeksi jamur pathogen, dan mendapatkan percobaan. Data yang diperoleh secara
pasokan nutrisi secara teratur dari statistik diuji dengan sidik ragam (uji F)
tanaman. Dalam hal ini cendawan tidak untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan
merusak atau membunuh tanaman inang- untuk membandingkan perlakuan terpilih
nya tetapi memberi suatu keuntungan digunakan uji lanjut Duncan pada taraf 5
kepada tanaman inang (host) dimana %.
tanaman inang menerima hara mineral, Penelitian ini dilaksanakan di rumah
sedangkan cendawan memperoleh senya- kasa Fakultas Pertanian Unsyiah, dan
wa karbon dari hasil fotosintesis tanaman laboratorium biologi tanah Fakultas
inangnya(Salisbury & Ross 1995). Pertanian USU, Laboratorium Kimia Tanah
Mikoriza mampu meningkatkan keta- Fakultas Pertanian Unsyiah dari bulan Juni
hanan terhadap serangan patogen akar, 2011 sampai November 2011. Pelaksanaan
misalnya dengan menghasilkan selubung Penelitian terdiri dari beberapa tahap.
akar atau antibiotik. Mikoriza juga dapat Parameter yang diamati dalam
meningkatkan resistensi terhadap keke- penelitian ini meliputi efektivitas dan
ringan, terutama pada daerah yang kurang infektivitas pupuk hayati mikoriza yang
hujan. Pertumbuhan tanaman pada tanah terdiri dari :
yang tercemar logam berat, dapat diting- Persentase infeksi akar diukur dengan
katkan ketahanannya jika dikolonisasi oleh melihat akar yang terinfeksi oleh
mikoriza, misalnya pada daerah pertam- mikoriza. Untuk menghitung persentase
bangan. Mikoriza juga mampu menyesuai- akar yang terinfeksi oleh mikoriza
kan diri pada lingkungan yang ekstrim, terlebih dahulu dilakukan tehnik
terutama pada tanah marginal (Mosse pewarnaan akar yang dikembangkan oleh
1981). Phylip & Hayman (1970).
Berdasarkan uraian di atas terlihat Analisis kadar P jaringan tanaman. Bagian
bahwa ada sumbangan yang diperoleh tanaman (batang, daun) dikeringovenkan
dengan pemanfaatan pupuk hayati miko- pada suhu 70 0C selama 48 jam,
riza baik terhadap lingkungan edafik selanjutnya digiling halus dan kadar hara P
maupun tanaman, oleh karena itu perlu tanaman dianalisis dengan menggunakan
dilakukan penelitian tentang infektivitas metoda destruksi basah menggunakan
dan efektivitas mikoriza yang bertujuan H2SO4 dan H2O2 serta diukur dengan alat
untuk mengetahui jenis tanaman inang dan Spectrofotometer. Persentase infeksi akar
sumber inokulum yang paling sesuai. oleh mikoriza.

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 82


HASIL DAN PEMBAHASAN mikoriza dan serapan P tanaman yang
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hasil analisis ragam pengaruh beberapa Dengan demikian dapat disimpulkan,
jenis tanaman inang, sumber inokulum kompatibilitas mikoriza dengan tanaman
berpengaruh nyata terhadap derajad inang sangat bervariasi bergantung pada
infeksi mikoriza dan serapan P tanaman. sepesies mikoriza, spesies tanaman inang
Terdapat pengaruh interaksi antara jenis dan kondisi lingkungannya. Bianciotto et al.
tanaman inang dan sumber inokulum (1989) juga menjelaskan bahwa efektivitas
terhadap derajad infeksi dan serapan P dan infektivitas infeksi yang lebih tinggi
tanaman. Hasil uji beda rataan pengaruh pada mikoriza asal rhizosfer tanaman inang
beberapa jenis tanaman inang, sumber yang sama dengan tanaman inangnya.
inokulum dan pengaruh interaksi, terhadap Dari hasil penelitian ini menunjukkan
derajad infeksi mikoriza dan serapan P perlakuan sumber spora yang berasal dari
tanaman disajikan pada Tabel 1. rizosfer tanaman yang sama dengan jenis
Tabel 1 dan Tabel 2 terlihat bahwa tanaman inangnya cenderung lebih baik
perlakuan jenis tanaman inang terbaik dari perlakuan sumber spora yang berasal
adalah tanaman inang kudzu sumber tanaman inang yang berbeda dengan jenis
inokulum yang terbaik adalah spora asal tanaman inangnya terhadap derajad
rhizosfer kudzu dan interaksi yang terbaik infeksi dan serapan P tanaman.
adalah tanaman inang kudzu dengan Dengan demikian mikoriza asal
sumber inokulum spora asal rhizosfer rhizorfer tanaman inang yang sama
kudzu terhadap parameter derajad infeksi dengan jenis tanaman inangnya lebih

Tabel 1. Pengaruh beberapa jenis tanaman inang, sumber inokulum, dan interaksi terhadap serapan
P tanaman

Perlakuan Total Rataan


B1 B2 B3
A1 54,67a 25,33d 34,33c 114,33 38,11a
A2 46,67b 23,00d 3,67g 73,34 24,45b
A3 7,67f 27,67d 16,67e 52,01 17,34c
Total 109,01 76,00 54,67
Rataan 36,34a 25,33b 18,22c

Tabel 2. Pengaruh beberapa jenis tanaman inang, sumber inokulum, dan interaksi terhadap derajat
infeksi mikoriza

Perlakuan Total Rataan


B1 B2 B3
A1 96,27a 92,23b 86,01c 274,51 91,50a
A2 87,13c 83,18d 73,11e 243,32 81,14b
A3 71,77e 74,86e 54,82f 201,45 67,15c
Total 255,17 250,27 213,94
Rataan 85,06a 83,42b 71,31b

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 83


kompatibel daripada mikoriza asal fiksasi Al maupun akibat terlarutnya ikatan
rhizosfer tanaman inang yang berbeda Ca-P, karena perananan mikoriza dalam
dengan jenis tanaman inangnya. penyediaan hara P. Fenomena ini dapat
terjadi melalui berbagai mekanisme, yaitu:
Infektivitas diartikan sebagai daya jamur 1. Enzim fosfatase yang dihasilkan oleh
untuk menginfeksi dan mengkoloni akar MVA mampu melepaskan P dari ikatan-
tanaman. Infektifitas dalam hal ini dinya- ikatan spesifik. Mekanisme ini dirang-
takan sebagai proporsi akar tanaman yang sang oleh keberadaan asam-asam fosfa-
terinfeksi (Nuhamara 1994). tase yang terdapat pada hifa MVA ,
sehingga P anorganik dibebaskan dari
Infektivitas dan efektivitas mikoriza sumber P organik pada daerah dekat
dipengaruhi spesies cendawan, tanaman permukaan sel akar, sehingga dapat
inang, interaksi mikrobial, tipe perakaran diserap melalui proses serapan hara.
tanaman inang, dan kompetisi antara Aktivitas enzim fosfatase dipacu dengan
cendawan mikoriza yang disebut sebagai adanya asam-asam fosfatase yang
faktor biotik, dan faktor lingkungan tanah terdapat pada hifa MVA yang sedang
yang disebut sebagai faktor abiotik. aktif.
2. Melalui proses pelarutan dari bentuk P
Walau MVA tidak mempunyai spesifitas terfiksasi maupun terikat dalam senya-
tertentu tanaman inang, namun kemam- wa Ca-P pada rock fosfat. Hal ini
puan menginfeksi dan mengkoloni akar disebabkan karena MVA dapat meng-
berbeda antarspesies. Hal ini diduga hasilkan asam-asam organik yang ber-
karena perbedaan dalam daya adaptasi peran, dimana asam oksalat yang dapat
terhadap kondisi tanah, keberlimpahan mengkhelat ion Ca ataupun ion Al dan
propagul dan sifat fisiologi propagul serta menyingkirkan dari larutan tanah dalam
perkembangan jamur di dalam akar setelah bentuk senyawa Ca-oksalat, ataupun
infeksi (Mosse 1981). Al-oksalat, sehingga P anorganik dapat
Jenis tanaman yang berbeda akan terbebas ke larutan tanah.
menunjukkan reaksi yang berlainan 3. Dalam keadaan tanah non steril, diduga
terhadap infeksi mikoriza dan secara tak mikoriza mampu berinteraksi dengan
langsung mempengaruhi perkembangan bakteri dan jamur pelarut fosfat.
infeksi dan kolonisasi jamur mikoriza. Mikoriza akan menyerap P yang dibe-
Perbedaan reaksi tersebut sangat baskan oleh bakteri dan jamur pelarut
dipengaruhi oleh aras kepekaan tanaman fosfat, sehingga P yang terbebas itu
terhadap infeksi dan sifat ketergantungan tidak akan terfiksasi oleh agen-agen
tanaman pada mikoriza dalam serapan pengikat P. Menurut Husin (1992)
hara terutama di tanah yang kekurangan P. bahwa seiring dengan peningkatan P
Kedua sifat tersebut ada kaitannya dengan tersedia tanah, serapan P tanaman juga
tipe perakaran dan keadaan fisiologi meningkat. Disinilah peranan mikoriza
tanaman (Sieverding 1991) yang dominan, dimana mikoriza tidak
Faktor lingkungan tanah yang mem- dapat menggantikan pupuk P, tetapi
pengaruhi MVA terutama sekali bahan membebaskan P menjadi tersedia dan
organik dan residu akar, unsur hara, pH, efesiensi pupuk lebih meningkat.
suhu, serta kadar air tanah (Gianinazzi- Disamping itu peranan mikoriza mampu
Pearson & Diem 1982). meningkatkan serapa hara, disebabkan
Mikoriza sangat berpengaruh terhadap disamping membentuk hifa interna,
peningkatan serapan P tanaman. Mening- mikoriza juga membentuk hifa eksterna.
katnya P tersedia tanah akibat pengaruh Pada hifa ekterna akan terbentuk spora,
mikoriza disebabkan oleh P terbebas dari yang merupakan bagian penting dari
mikoriza yang berada di luar akar. Fungsi

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 84


utama dari hifa ini adalah untuk menyerap akar tanpa mikoriza (Seiverding 1991).
unsur hara dan air dari dalam tanah. P yang Kondisi inilah yang menyebabkan pertum-
terakumulasi pada hifa ekterna akan buhan dan perkembangan tanaman yang
segera dirubah menjadi senyawa polifosfat bermikoriza cenderung lebih baik. Selain
dengan adanya enzim fosfatase. Senyawa hara P hifa eksternal mikoriza dapat
polifosfat ini kemudian dipindahkan ke hifa meningkatkan penyerapan unsur hara lain
interna dan arbuskula. Di dalam arbuskula seperti N, K, Ca dan Mg (Sieverding 1991).
senyawa polifosfat dipecah menjadi fosfat Bahkan unsur-unsur mikro seperti Zn, Cu,
anorganik yang kemudian dilepaskan B, Mo juga meningkat penyerapannya
kedalam jaringan tananam inang. (Smith & Read 1997). Sedangkan menurut
Menurut Hanum (1995), keuntungan (Sieverding 1991) kadar Fe, Mn dan Cl juga
MVA pada tumbuhan yang dikenal baik, ada dalam konsentrasi tinggi pada tanam-
dengan meningkatkan penyerapan fosfat, an yang bermikoriza meskipun belum
meskipun hara lainnya sering meningkat diketahui mekanismenya. Mikoriza yang
pula. Peningkatan serapan P oleh akar yang menginfeksi sistem perakaran tanaman
bermikoriza ini sebagian besar disebabkan inang akan memproduksi jalinan hifa
oleh perluasan sistem penyerapan yang secara intensif, sehingga tanaman yang
diberikan oleh misellia fungi. Hifa jamur bermikoriza akan mampu meningkatkan
yang meluas dalam tanah menyerap ion- dalam menyerap unsur hara dan air.
ion P yang terbebas dari mineral tanah
atau organisme lain dan mentranlokasikan SIMPULAN DAN SARAN
ke perakaran inang. Dijelaskan oleh
Severding (1991) bahwa mikoriza yang Perlakuan berbagai jenis tanaman inang
menginfeksi sistem perakaran akan berpengaruh terhadap derajad infeksi dan
memproduksi jalinan hifa secara intensif serapan P tanaman. Perlakuan sumber
sehingga akar tanaman yang bermikoriza inokulum berpengaruh terhadap derajad
akan mampu meningkatkan kapasitasnya infeksi dan serapan P tanaman. Ada
dalam menyerap unsur hara dan air. interaksi yang nyata dengan perlakuan
Penyerapan unsur hara khususnya P jenis tanaman inang dan sumber inokulum
sangat dipengaruhi oleh panjang total hifa terhadap derajad infeksi dan serapan P
yang hidup, penyebaran hifa di dalam tanaman dan interaksi yang paling baik
tanah dan oleh energi kenetik penyebaran yaitu perlakuan tanaman inang kudzu dan
hifa (Jakobsen 1992 dalam Hapsoh 2003). sumber spora asal rhizosfer kudzu.
Hifa eksternal mikoriza berperan dalam Perlu dilakukan penelitian lanjutan
penyerapan unsur hara anorganik oleh dengan percobaan yang mengkaji kualitas
akar tanaman, distribusi hifa ini ketempat pupuk hayati mikoriza dengan metoda
yang kaya unsur hara dan diduga sangat Most Portable Number dan aplikasi pupuk
efektif berkompetisi dengan mikroba tanah hayati mikoriza pada tanaman indikator.
lainnya (Smith & Read 1997).
Dilaporkan peningkatan penyerapan DAFTAR PUSTAKA
unsur hara oleh mikoriza dapat merupakan
penyerapan hifa secara langsung dan Bianciotto, V. Palazzo D, & Bonfante-
secara tidak langsung yang disebabkan Fasolo P. 1989. Germination process
oleh adanya perubahan morfologi dan and hyphal growth of vesicular-
fisiologi akar-akar tumbuhan (Persad- arbuscular mycorrhizal fungus. Alionia.
Chinney & Chinnery 1996 dalam Hapsoh Daniels, B.A. & J.M. Trappe. 1982. Factors
2003).Volume tanah yang dapat dieksplo- Affecting Spore Germination of the
rasi oleh hifa eksternal mikoriza meningkat Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal
5-200 kali dibandingkan dengan eksplorasi Fungus, Glomus Epigaeus. Mycologia.

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 85


Gianinazzi-Pearson, V & H. G. Diem. 1982. corrizha Research for Tropical Agri-
Endomycorrhizae in The Tropical Soil. In culture Tress. Bull. Hawai. Inst. Trop.
Y. R. Dommergues and H. G. Diem (eds). Agric. And Human Resource.
Microbiollogy of Tropical Soil and Plant Nuhamara, S.T., 1994. Peranan mikoriza
Productivity. Dr . W. Junk Pub. London. untuk reklamasi lahan kritis. Program
Hanum, H. 1995. Inokulasi Ganda Rhizo- Pelatihan Biologi dan Bioteknologi
bium dan Mikoriza-VA untuk Mening- Mikoriza.
katkan Ketersediaan Hara N dan P Sieverding, E. 1991. Vesicular Arbuscular
Berkaitan dengan Produksi Kedelai pada Mychorrhiza Management in Tropical
Tanah Tambunan A Langkat. Tesis Agrosystem. Eschbom: Deutsche GHTZ
Program Pascasarjana USU. Medan. Gmbh.
Hapsoh. 2003. Kompabilitas MVA dan Subba Rao, N.S. 1994. Mikroorganisme
Beberapa Genotip Kedelai pada Tanah dan Pertumbuhan Tanaman.
Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan Universitas Indonesia. UI-Press.
Tanah. Tesis Program Pascasarjana USU. Salisbury, F. B & C. W. Ross. 1995. Fisiologi
Medan. Tumbuhan. Terjemahan D. R. Lukman
Husin E.F. 1992. Perbaikan beberapa sifat dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.
kimia tanah podsolik merah kuning Smith S. E. & Read D. S, 1997. Mycorrhizal
dengan pemberian pupuk hijau Ses- Syimbiosis. Second Edition. Academic
bania rostrata dan inokulasi mikoriza Press, Harcourt Brale and Company
vesikular arbuskular serta efeknya Publisher, London.
terhadap serapan hara dan hasil Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik.
tanaman jagung. Disertasi Program Penerbit Kanisius. Yokyakarta.
Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Widada J. 1997. Peranan Mikoriza Vesiku-
Bandung. larArbuskular dalam Pengelolaan
Mosse, B. 1981. Vesikular- Arbuskular My- Tanah Mineral Masam Tropika.

Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 86

Anda mungkin juga menyukai