Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI DAN PEMETAAN POTENSI


BUDIDAYA IKAN LOKAL

“Pemanfaatan Quantum GIS Cloud Untuk


Pemetaan Polygon Area Dalam Pembuatan Kolam
di Wilayah Kecamatan Ambawang”

Disusun Oleh :

Nandia Athaya Maulid 212110004


Mardatin Fadhillah 212110005
Dewis Arnoldus Dana Hurit 212110011
Melda Permatasari 212110008
Dwi Rahmayanti 202110034
Muhammad Ariel 212110024
Ayu Andira 202110035
Sunaryo 202110033

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpabkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat
menyelesaikan Praktikum Survey dan Pemetaan Budidaya Ikan Lokal, yang
dilaksanakan di Lapangan Universitas Medan Area. Dimana praktikum ini adalah
suatu silabus mata kuliah yang harus dlilaksanakan oleh mahasiswa/i Budidaya
Perairan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Hasil akhir praktikum ini
dilampirkan pada sebuah laporan yang wajib dilaksanakan untuk peserta
praktikun.

Dalam laporan praktikum ini, saya menyadari masih banyak kekurangan


baik dalam penulisan maupun dalam susunan kalimat yang mana saya
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan
ini. Saya harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca,
dan pada Allah SWT kami serahkan segalanya demi tercapainya keberhasilan
yang sepenuhnya

Pontianak, 18 Januari 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksplorasi sumber daya alam terutama yang berada di bawah permukaan


bumi berkembang sangat pesat. Berkembangnya eksplorasi ini membutuhkan
sebuah alat untuk mengetahui keberadaan sumber daya alam tersebut. Alat
tersebut tidak lain adalah peta. Peta adalah proyeksi vertikal sebagian permukaan
bumi pad asuatu bidang mendatar dengan skala tertentu. Peta tidak hanya
digunakan untuk mencari kekayaan yang tersembunyi tetapi juga banyak
digunakan pada bidang lain seperti bidang kemiliteran dan bidang penerbangan.
Peta juga digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan-pelaksanaan proyek,
peta ini disebut peta teknis yaitu peta situasi dengan skala besar. Proyek-proyek
yang dilaksanakan seperti jalan raya, bendungan, waduk dan lain-lain. Dalam
dunia pendidikan seperti Fisika terapan, sebuah peta sangat berarti keberadaannya.
Peta topografi misalnya, peta ini sangat dibutuhkan karena peta ini memberikan
gambaran tentang posisi dan ketinggian suatu daerah yang terlihat dari pembacaan
garis konturnya. Dengan demikian dari pera ini dapat diketahui lokasi
pegunungan, lembah, sungai dan laut dari sebuah daerah survey.
Upaya atau cara untuk mengetahui topografi bumi dan laut adalah dengan
mengadakan survey melalui Ilmu Ukur Tanah yaitu ilmu yang mempelajari
tentang bentuk muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada di
permukaan bumi seperti desa, jalan, bangunan, sungai, laut dan lain-lain, dengan
skala tertentu sehingga dengan mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah
dan posisi tempat yang kita inginkan.
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode
pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat
planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu
cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya
dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga
membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon
adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan
dari pengukuran di lapangan. 
Teknik pengukuran luas dengan metode Poligon adalah serangkaian titik-
titik yang dihubungkan dengan garis lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk
sebuah rangkaian (jaringan) titik atau poligon. Pada pekerjaan pembuatan peta,
rangkaian titik poligon digunakan sebagai kerangka peta, yaitu merupakan
jaringan titik-titik yang telah tertentu letaknya di tanah yang sudah ditandai
dengan patok, dimana semua benda buatan manusia seperti jembatan, jalan raya,
gedung maupun benda-benda alam seperti danau, bukit, dan sungai akan
diorientasikan. Kedudukan benda pada pekerjaan pemetaan biasanya dinyatakan
dengan sistem koodinat kartesius tegak lurus (X,Y) di bidang datar (peta), dengan
sumbu X menyatakan arah timur – barat dan sumbu Y menyatakan arah utara –
selatan. Koordinat titik-titik poligon  harus cukup teliti mengingat ketelitian letak
dan ukuran benda-benda yang akan dipetakan sangat tergantung pada ketelitian
dari kerangka peta.
Survey dan pemetaan tanah dapat dianggap sebagai sebagai disiplin ilmu
yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi
tentang bumi, laut dan lingkungan fisis. Oleh karenanya dalam penyusunan
laporan ini akan diuraikan kondisi geologi permukaan tanah dan kemiringan
(topogafi) di sekitar Bukit Jabal Nur. Dengan fokus utamanya adalah bukit..
Kegiatan ini dilakukan sebagai penunjang atau prasyarat mata kuliah Survei dan
Pemetaan.
1.2 Ruang Lingkup
Survei dan Pemetaan merupakan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk
menentuan posisi relatif,suatu titik di atas, atau di bawah permukaan bumi.
Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah
disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan
informasi tentang fisik bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan
menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan untuk berbagai
kebutuhan.Survei memiliki peran yang sangat penting sejak awal peradaban
manusia. Diawali dengan melakukan pengukuran dan menandai batas-batas pada
tanah-tanah pribadi. Dengan berlalunya waktu, kepentingan akan bidang survei
terus meningkat dengan meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan jenis
spasial terkait informasi lainnya dan memperluas kebutuhan untuk menetapkan
garis yang akurat danuntuk membantu proyek konstruksi.
Peran pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin
penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin
tingginya harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan
aktivitas manusia yang menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara
kita. Di zaman modern seperti saat ini, dengan bantuan komputer dan teknologi
satelit surveyor dapat mengukur, memantau bumi dan sumber daya alam secara
global.
Maka dari itu, untuk meninjau lebih lanjut mengenai Potensi wilayah
Kecamatan Ambawang. Di adakan praktikum survei pemetaan untuk melihat
potensial lahan di wilayah kecamatan Ambawang dengan Observasi Potensi
Kolam menggunakan GPS dengan bantuan perangkat lunak SIG untuk
menghasilkan informasi baru sebaran kegiatan CBO seperti pada gambar PETA.
Sumber Dari pengolahan data GPS dengan perangkat lunak SIG akan
menghasilkan data vektor berupa titik, garis dan poligon yang merepresentasikan
setiap objek di permukaan bumi yang dipetakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam survey awal penentuan posisi untuk lokasi mikrohidro, umumnya


kita belum memerlukan suatu survey dan pemetaan secara rinci. Survei awal ini
bertujuan untuk melihat kondisi awal dari suatu target lokasi, mengenai hal – hal
yang berkaitan dengan kebutuhan pembangunan mikrohidro tersebut, titik lokasi
koordinat lokasi, elevasi lokasi, tata guna lahan lokasi, pengukuran debit dll.
Untuk penentuan koordinat lokasi awal ini kita dapat menggunakan GPS tipe
navigasi atau Handheld. Karena penggunaan GPS handheld ini sangat
penting,sehingga dibawah akan diuraikan mengenai pemakaian praktis GPS
Hanheld
1. Fungsi – Fungsi Tombol Garmin GPS Map 60 CSX
Garmin GPS Map 60 CSX adalah salah satu Receiver GPS tipe navigasi, yang
dilengkapi dengan Kompas Digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :
1. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang &
bujur), koordinat pada proyeksi peta (UTM), dll
2. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat
3. Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah
4. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)
5. Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik

Gambar 1. Tombol Utama GPS


Fungsi – fungsi tombol pada keypad Receiver Garmin GPS 60 adalah sebagai
berikut:
1. Tombol ON/OFF
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan Receiver atau untuk
mengatur terang/gelap layar.

2. Tombol Zoom In dan tombol Zoom Out


Tombol ini berfungsi pada tampilan halaman (page) peta (map) untuk
memperbesar atau memperkecil tampilan peta dilayar.
3. Tombol FIND
Tombol Find berfungsi untuk menampilkan menu Find, berguna untuk navigasi
mencari suatu titik yang telah diketahui koordinatnya (waypoint) atau mencari
suatu kota (Cities).
4. Tombol MARK
Tombol Mark berfungsi untuk menyimpan posisi saat ini ke dalam waypoint.
5. Tombol QUIT
Tombol Quit berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali ke
halaman sebelumnya.
6. Tombol ROCKER
Tombol Rocker berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor pada
tampilan di layer.
7. Tombol PAGE
Tombol Page berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 ke halaman
berikutnya.
8. Tombol MENU
Tombol Menu berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan
halaman atau kalau ditekan 2 kali akan menampilkan halaman menu utama.
9. Tombol ENTER
Beberapa fungsi tombol ini adalah sebagai berikut :
• Untuk memilih MENU/SUB MENU.
• Untuk memasukkan data (misalnya memasukkan koordinat ke waypoint).
2. Tampilan Informasi Layar (PAGE)
Receiver Garmin GPS Navigasi 60 menampilkan informasi ke pengguna dalam
bentuk halaman per halaman (page) informasi di layer monitor, ada lima (5)
tampilan halaman informasi yang terdiri dari Satelite Page, Trip Komputer Page,
Map Page, Compass Page, Main Menu Page. Untuk pindah dari tampilan halaman
satu ke halaman lainnya dapat melakukan dengan menekan tombol PAGE atau
QUIT.
2.1. Satellite Page
Menampilkan informasi jumlah satelit yang diterima dalam bentuk diagram
batang dan sky plot, posisi atau koordinat Geografi (lintang dan bujur) serta
ketelitian koordinat.

Gambar 2. Satelite Page


2.2. Trip Komputer Page
Menampilkan informasi data untuk navigasi seperti kecepatan, arah, jarak, waktu,
posisi, ketinggian dan lain-lain.

Gambar 3. Trip Komputer Page


Informasi data yang ditampilkan dapat dipilih sesuai kebutuhan, dengan
cara menekan tombol menu, dan memilih sub menu Change data Fields
2.3. Map Page
Menampilkan peta dan informasi navigasi (sesuai kebutuhan). Pada tampilan
halaman peta ini beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
• Zoom IN/OUT (memperbesar atau memperkecil) tampilan skala peta.
• Menampilkan titik waypoint.
• Menampilkan hasil pengukuran Track (seperti jalan, dll).
• Mengukur jarak antara 2 titik di peta, dll.
Pada halaman Peta (map) ini punya beberapa pilihan (option) yang dapat
ditampilkan dengan menekan tombol Menu. Map Page Option diatas digunakan
untuk mengatur tampilan informasi peta, sebagai contoh untuk menampilkan
informasi Speed, Heading, dan lokasi pada tampilan peta dapat dilakukan sebagai
berikut :
o • Pada tampilan peta, tekan tombol menu 1 kali o • Selanjutnya
menggunakan tombol Rocker pilih Data Fields, kemudian tekan tombol Enter.
o • Kemudian menggunakan tombol Rocker pilih 3 Data

Gambar 4. Map page


Fields, maka dilayar peta akan muncul kotak informasi Speed, Heading,
dan lokasi. • Untuk mengganti informasi pada masing-masing kotak data, gunakan
menu Change Data Field.
2.4. Compass Page
Menampilkan informasi navigasi, pada dasarnya sama dengan Map page
• Speed (kecepatan).
• Dist To Next (jarak ke titik yang dituju).
• To Course (arah/azimuth ke titik yang dituju).
• Off Course, koreksi ke arah garis tujuan di lapangan (kiri atau
kanan).
Track (arah perjalanan/pergerakan receiver).
Gambar 5. Compass page
Untuk menggunakan Compass Page Option berikut : mengganti / merubah
tampilan kotak informasi dapat

Gambar 6. Compass page option

2.5. Main Menu


Main Menu adalah Menu untuk mengatur parameter receiver (datum, format
koordinat), satuan panjang/sudut/waktu yang diinginkan, atau informasi mengenai
GPS, tinggi muka laut, waypoint, beberapa program bantu seperti kalkulator,
kalender, stopwatch, games dan lain-lain.

Gambar 7. Main menu


3. PENGGUNAAN RECEIVER GPS GARMIN Map 60 CXS
Penggunaan receveir Garmin GPS Navigasi 60 dilapangan terkait dengan
beberapa pekerjaan mulai dari menghidupkan alat, pengukuran alat, kalibrasi
ketinggian, penggunaan alat untuk penentuan posisi.
3.1. Menghidupkan Receiver Garmin GPS Navigasi 60
Untuk menghidupkan receiver dapat dilakukan dengan menekan tombol ON/OFF,
setelah dihidupkan receiver akan melakukan inisialisasi (acquiring satellite atau
mencari sinyal satelit), setelah menerima 4 satelit akan muncul tampilan halaman
informasi satelit beserta koordinat sebagai berikut :
A. Persiapan peralatan
1. Receiver GPS Navigasi 60.
2. Kabel Dowwnload.
3. Formulir ukuran.
4. Pengaturan Receiver (lihat atas).
B. Pengukuran di lapangan
1. Datang ke lokasi objek titik yang akan diukur (kondisi terbuka).
2. Hidupkan alat.
3. Tunggu beberapa saat (setelah satelit keterima 4), akan muncul informasi
koordinat
4. Catat atau rekam ke memori (Waypoint) dengan cara :
• Tekan tombol MARK.
• Menggunakan tombol Rocker pilih Avg/rata-rata, dilanjutkan dengan
menekan tombol Enter, setelah Estimated Accuracy terpenuhi misalnya 2 meter,
tekan tombol Enter.
• Kalau perlu beri nama titik pada baris paling atas.
• Pindahkan kursor ke tombol Ok selanjutnya tekan Enter.
5. Sebaiknya catat no urut Waypoint dan harga koordinat di formulir survey
dan lengkapi juga dengan keterangan objek yang diperlukan.
6. Lakukan hal yang sama untuk titik lainnya.
3.4. Pengukuran Posisi/Koordinat Objek Berbentuk Garis di Lapangan
Pengertian objek garis di lapangan dapat berupa jalan, garis keliling kebun sungai
dan lain – lain. Pengukuran penentuan posisi objek garis di lapangan dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Persiapan peralatan :
• GPS GARMIN
• Kabel download
• Formulir ukuran
2. Pengukuran Koordinat di Lapangan
• Datang ke titik awal jalan yang akan diukur.
• Hidupkan alat (tekan tombol ON).
• Tunggu beberapa saat (setelah satellite keterima 4), akan muncul informasi
koordinat.
• Tekan tombol PAGE beberapa kali sampai muncul halaman Main Menu.
• Meggunakan tombol Rocker, pindahkan kursor ke Tracks, diikuti dengan
menekan tombol Enter.
• Menggunakan tombol Rocker pilih Setting, isikan :
1. Isikan Wrap When Full.
2. Record Methode : DISTANCE.
3. Interval : 0.01 km.
4. Selesai mengisis parameter ukuran, tekan tombol QUIT.
• Isikan option Track Log : ON (pindah kursor ke ON dan tekan Enter).
• Mulai jalan mengikuti jalan yang akan diukur, sampai akhir segmen jalan
yang hendak diukur posisinya.
• Setelah selesai sampai di ujung jalan set Track Log pada option menjadi
OFF (pindahkan kursor ke OFF tekan Enter).
• Catat data atribut/keterangan seperti nama jalan, kelas jalan dll.
• Perhatikan % memory alat (kalau sudah 95% disimpan) dengan cara
pindahkan kursor ke SAVE diikuti Enter.
• Kemudian klik yes Enter bila muncul pertanyaan Do you want to save the
entire track?.
• Isikan nama file atau menggunakan nama file otomatis berdasarkan
• tanggal-bulan-tahun dan sesi pengukuran contoh 01-Aug-05 01.
• Alat ini maksimal bisa menyimpan sampai 20 file.
MENGOLAH DATA GPS DENGAN QGIS
Data hasil pemetaan lapangan dengan GPS, alat tulis dan alat ukur lainnya
perlu diolah lebih lanjut dengan menggunakan perangkat lunak SIG untuk
menghasilkan informasi baru sebaran kegiatan CBO seperti pada gambar di
bawah ini.

Sumber :http://www.arcgis.com/apps/OnePane/basicviewer/index.html?
appid=9f7c14e8c0d54a40967b599f76bd8fd8
Dari pengolahan data GPS dengan perangkat lunak SIG akan menghasilkan data
vektor berupa titik, garis dan poligon yang merepresentasikan setiap objek di
permukaan bumi yang dipetakan. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh
representasi data SIG dan contoh objek yang diwakilinya. Pada bab ini akan
dibahas pengolahan data hasil pemetaan yang tersimpan dalam GPS menggunakan
QGIS.

Tipe Data Objek

Titik (point) § Pondok kerja CBO § jembatan mata air


§ rumah bibit § bak
§ rumah kompos § rumah ibad penampungan
§ kantor desa § air, dll
§ cek dam
§ kolam/embung
Garis (line) § Jalan sungai § saluran air/pipa, dst
§
Poligon (polygon) § Areal penanaman untuk agroforestry,
§ Penghijauan, dst
Menampilkan data Waypoint dan Track
Data GPS yang memiliki ekstensi GPX (*.gpx) dalam folder kerja yang sudah kita
copy/import dari memori GPS dapat langsung dibuka dengan QGIS.GPX(GPS eXchange
Format)adalah XML schema yang dibuat untuk mendeskripsikan data GPS antar
software/aplikasi SIG. Langkah-langkah untuk membuka data *.gpx dengan QGIS
adalah sebagai berikut:
1) Jalankan QGIS
2) Pilih add vector layer  klik. Aktifkan opsi file 3) Pilih
browse klik,pilih file/data yang akan kita buka.
4) Klik  untuk memilih tipe file;
5) Pilih format file GPS eXchange Format (GPX)klik

6) Pilih file dengan awalan nama waypointuntuk waypoint (titik) dan Track untuk
Track (jalur) Open  Open
7) Untuk file Waypoint pilih Layer ID 0dan untuk Track pilih Layer ID 2

8) Pilih ok  klik.
9) Perhatikan data yang kita buka dengan langkah-langkah di atas, akan muncul
pada Map View untuk kita olah lebih lanjut. Secara default layer data yang dibuka
bernama “waypoint” dan layer track bernama “Track”. Hasilnya dapat kita lihat
pada gambar di bawah ini.
Survey lapangan dalam rangka pelatihan pemetaan partisipatif di Kulawi, Sulawesi Tengah

Membuat Data Titik


Data GPS yang ditampilkan pada langkah diatas merupakan data grafisyang memiliki
informasi atribut nama lokasi, ketinggian, dll dalam format data GPX. Selanjutnya
untuk menambah informasi wilayah/objek pada data tersebut, diperlukan
pengolahan lebih lanjut dengan konversi data dari format gpx ke format lain yang
mendukung pengolahan data atribut (DBMS = database management system).
Format data spasial yang bisa digunakan adalah format data ESRI shapefile (*.shp).
Untuk tipe data titik langkah-langkah merubah data gpx ke format shp sebagai berikut:
1) Dari tahap sebelumnya, pada jendela layer akan muncul layer
waypoint dan layer track, selanjutnya ubah layer dalam format
GPS (*.gpx) kedalam format ESRI shapefile (*.shp).
2) Klik kanan pada layer file yang akan kita ubah 3) Pilih save as
klik

4) Pada jendela save as vector layer, Pilih format ESRI Shapefile (*.shp)
1) Format shapefile
2) Pilih browse  klik, buat file pada folder
3) Pilih Project CRS, untuk merubah system proyeksi data
1) Aktifkan add saved file to map, untuk menambahkan data secara otomatis 6)
Pilih ok  klik

5) Perhatikan file *.shp dari langkah 1-4. Terdapat 5 file dengan ekstensi yang
berbeda untuk satu layer/objek. file *.shp akan didukung oleh file dengan
ekstensi dbf, prj, qpj, dan shx. Jika kita akan memindahkan satu layer/objek maka
semua file tersebut harus dicopy.

Layer baru hasil konversi di atas secara otomatis akan muncul pada panel control,
untuk mengetahui spesifikasi/deskripsi dari data tersebut dapat diketahui dari
informasi meta data yang dapat dibuka dengan langkah sebagai berikut :

1) Pilih layer  klik kanan


Pilih properties  Klik

1) Pada jendela propertiespilih tab metadata  klik


1) Pada jendela tersebut kita dapat melihat informasi data (meta data). Perhatikan
informasi metadata sebelum dan sesudah konversi pada gambar …
• Format data data berubah dari GPX ke ESRI Shapefile
• Geometry tipe : point, menunjukkan bahwa layer berupa data titik
• Number of feature menunjukkan ada 21 objek pada layer
• Data GPX tidak dapat di edit, sedangkan data ESRI Shapefile memiliki
beberapa pilihan editing
• Extent berbeda sebelum dan sesudah ekstensi. Sistem proyeksi sebelum :
lonlat, sesudah : utm zone 50
2) Data garis dapat dilakukan dengan langkah yang sama seperti membuat data titik

Membuat Data Poligon


Data hasil pengukuran yang tersimpan dalam GPS berupa data titik (way point)
dan garis (track). Jika lokasi yang kita petakan adalah suatu area yang memiliki
luasan, maka dibuat data dalam bentuk polygon. Untuk membuat data polygon
kita dapat memanfaatkan data titik atau data garis yang telah kita buat dari
langkah sebelumnya.Dalam bab ini kita akan belajar membuat data polygon dari
data titik dan data garis.

Data titik dihasilkan dari setiap kali proses mark (penyimpanan data titik) pada
suatu lokasi yang kita tentukan sebagai titik ikat. Perhatikan gambar di bawah ini,
hasil dari pemetaan area menghasilkan 26 titik ikat, yang memiliki informasi
koordinat x dan y, serta keterangan/deskripsi titik tersebut. Titik ikat
1 merupakan titik awal pengukuran dan titik 26 adalah titik ikat akhir pengukuran.
Selain data titik kita juga memiliki data garis yang direkam secara otomatis saat
kita mengaktifkan fungsi tracking.
Untuk itu pertama kita perlu menambah plugin/fasilitas tambahan yang dapat
membantu untuk mengolah data titik menjadi data polygon. Dalam QGIS salah
satu fasilitas plugin tersebut adalah Points2One.

Menambah Plugin Points2One


QGIS didukung oleh banyak plugin yang tersedia untuk membantuk pengolahan
dan penyajian data spasial. Salah satunya adalah plugin Point2One yang
dapat digunakanuntuk membuat polygon/area dari data titik atau garis. Pada awal
instalasi program plugin ini tidak disertakan, sehingga kita harus menambah
sendiri plugin ini setelah QGIS terinstal. Langkah yang dapat dilakukan untuk
menambah plugin ini adalah sebagai berikut : (langkah ini berlaku juga untuk
plugin lainnya).

1) Pilih menu Plugins  klik (pastikan bahwa computer kita terkoneksi


dengan jaringan internet)
2) Pilih Fetch Python Plugins  Klik. Kemudian akan keluar jendel QGIS
Python Plugin Installer.

3) Pilih tab Plugins  klik


4) Pada baris filter, ketik : Points2one
5) Pilih Plugin Points2one  klik
6) Pilih Install plugins  klik. Selanjutnya proses akan berjalan proses
instalasi
7) Pilih close  klik

Membuat Poligon dari data Titik


Kita akan mencoba untuk membuat polygon dari data titik. Siapkan terlebih
dahulu data hasil konversi GPS yang berupa titik dan garis. Untuk data titik
langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Buka data titik (misal Waypoint_14Sept2012.shp), dengan langkah yang
sudah dijelaskan pada modul 5.
2) Pilih tombol Points2one  klik. Kemudian akan muncul jendela
Points2one
3) Pada baris Input Point Layer, pilih  klik. Pilih nama layer yang akan
dibuat poligon
4) Pada Output geometri aktifkan Polygon
5) Pada output shapefile pilih browse  klik. Pilih folder kerja dan buat
nama file baru.
1) Pilih ok  klik
2) Akan muncul pertanyaan would you like to add the layer to TOC, pilih yes
 klik
3) Perhatikan, layer baru berupa polygon akan muncul pada map view
Membuat Poligon dari data Garis
Selain dari sumber data titik, data garis dapat pula kita gunakan untuk
membuat data polygon. Langkahnya kurang lebih sama dengan data titik.

1. Buka data garis (misal Track_14Sept2012.shp)


2. Setelah data Track_14Sept2012.shp muncul pada map view, Pilih menu
vector  klik
3. Pilih geometry tools  pilih Lines to polygons  klik
4. Pada jendela Lines to Polygons, pilih  klik. Pilih layer garis yang akan
dibuat polygon
5. Pada Output polygon shapefile  buat file baru
6. Pilih ok  klik
7. Perhatikan, layer baru berupa polygon akan muncul pada map view,
seperti ditampilkan pada gambar ..

Menambah Informasi pada Data Atribut


Setiap layer data spasial terdiri atas data grafis yang menyajikan informasi
gambar/grafis dan data attribute/table yang berisi keterangan dari setiap objek
pada data grafis. Begitupun hasil pengukuran GPS adalah data grafis, yang harus
ditambah dengan informasi hasil observasi yang akan mendeskripsikan
karakteristik dari data grafis tersebut. Setelah data *gpx dikonversi ke data *.shp,
selanjutnya beri keterangan/penjelasan dari masing-masing atribut data tersebut.

1) Pilih layer  klik kanan


2) pilih open attribute table  klik
4) Pilih delete coloum  klik.
5) Pada jendela Delete Attributes, Pilih semua nama field kecuali “name”
(nama/id waypoint) dan “elevasi” (ketinggian lokasi) 6) Pilih ok  klik
Kolom yang tersisa adalah “ele” yang menunjukkan informasi ketinggian dan
kolom “name” yang menunjukkan nomor waypoint

7) Untuk menambah informasi baru, kita harus menambah kolom baru. Pilih
New
8) Sebagai contoh kita akan menambah kolom baru dengan label
“Keterangan”. Pada jendela Add Column isi spesifikasi kolom sebagai berikut :
Name : keterangan,
Comment : keterangan lokasi/waypoint,
Type : string (huruf dan angka), interger (bilangan bulat), real (bilangan
desimal) Width :
7) Pilih ok à klik
8) Isi atribut pada kolom keterangan sesuai dengan id name/waypoint yang diperoleh
dari lapangan, apabila sudah selesai pilih Toggle editing mode à klik 11) Pilih save à
klik

Menambah Informasi Geometri (Luas dan Keliling/perimeter)


Data poligon yang telah kita buat perlu ditambah informasi yang dapat menerangkan
karakteristik dari data tersebut. Informasi bisa berupa nama objek dan geometri (luas
dan keliling). Untuk menambah informasi geometri dari poligon yang telah kita buat,
langkahnya sebagai berikut :

1) Pilih menu vectorà klik


2) Pilih geometry toolsà export/add geometry coloums à klik
3) Pada jendela export/add geometry coloums, pilih à klik. Pilih layer yang akan
ditambahkan informasi geometri
4) Pada baris calculate using, pilih Project layer
5) Pilih okà klik

6) Buka data atribut, dan perhatikan ada tambahan kolom dengan label Area (untuk
informasi luas) dan Perimeter(untuk informasi keliling).
MEMBUAT LAYOUT PETA

Membuat Layout Peta


QGIS 1.8 dilengkapi dengan fasilitas pembuatan layout yang sudah cukup baik. Untuk

memulai membuat layout klik tombol new Print Composer . Dalam satu project file
kita bisa membuat beberapa layout dengan fasilitas composer manager .

Gambar 12. Fasilitas Membuat Layout

Setelah Print composer diaktifkan, akan muncul jendela composer yang dapat digunakan
untuk membuat layout peta. Tools dasar yang dalam membuat layout ditunjukkan oleh
Gambar …
Layout peta hendaknya mengikuti kaidah kartografi, agar informasi yang disajikan
dalam peta mudah untuk difahami dan digunakan oleh pembaca peta. Standar minimal
informasi yang harus ada dalam sebuah peta adalah judul peta, skala, informasi sitem

33

proyeksi, datum, legenda, grid koordinat, informasi pembuatan peta. Untuk melengkapi
dan menambah informasi (judul, riwayat peta, dst) serta menata ukuran kertas dan posisi
gambar/objek, menampilkan grid dan anotasi, tersedia tools yang terletak di sebelah kiri
pada layout peta.

Fasilitas pengelolaan layout peta


BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Sistem informasi geografis acara II yaitu instalasi dan
pengenalanQGIS ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017, bertempat di
LaboratoriumPedologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah software QGIS 2.18. Alat yang digunakandalam
pengenalan software QGIS 2.18 adalah alat tulis, seperangkat komputer/laptop,
optical mouse.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada acara Instalasi dan pengenalan QGIS adalah sebagaiberikut:
1. Aplikasi QGIS diberikan oleh asisten melalui flashdisk.
2. Aplikasi QGIS yang telag diberikan diinstal.
3. Prosedur dalam instalasi diikuti.
4. QGIS ditampilkan.
Di lapangan, telah dilakukan pengukuran jarak dari titik Universitas
Muhammadiyah Pontianak sampai Laboratorium Basah Universitas
Muhammadiyah. Pengukuran jarak ini menggunkn alat yang bernama Garmin
GPS Map 60 CSX. Di dapatlah track record nya kemudian langsung dimasukkan
ke aplikasi QGIS. Dapat dilihat gambar dibawah ini

Gambar 14. Track record dari kampus sampai lab

Kemudian, setelah didapat hasil tersebut, dilanjutkan dengan pembuatan


kolam menggunakan alat GPX tadi dan langsung dimasukkan ke aplikasi QGIS
tersebut.
Gambar 15. Hasil pengukuran kolam ke 4 titik
Pemetaan yang dilakukan pada aplikasi Quantum GIS di Sebagian wilayah
Pontianak Kota hingga ke Kecamatan Ambawang dengan menggunakan GPS
menunjukan ketepatan yang baik dalam merepresentasikan setiap vector, termasuk
line, polygon dan point. Peragaan praktikum di mulai dari kampus 1 Universitas
Muhammadiyah Pontianak hingga ke kampus 2 Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
Perjalanan dapat terlihat dengan indikator biru garis putus-putus. Yang
kemudian melewati jembatan dengan symbol garis merah, di sertai dengan DAS
(Daerah Aliran Sungai ) yang mengalir di bawahnya. Dalam petaan citra satelit
tersebut juga di temukan rumah ibadah dengan symbol dot berwarna hijau.

Gambar 16. Hasil pengukuran kolam ke 4 titik dimasukkan ke aplikasi QGIS


Dalam Pengambilan sampel GPS di lapangan di dapatkan bahwa Garis
putus biru berakhir di dot berwarna kuning, yang artinya akhir dari perjalanan
GPS adalah di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pada pemetaan
tersebut di dapatkan Polygon kolam perikanan yang di garap memiliki potensial
yang cukup mumpuni untuk di bangun kegiatan budidaya dengan sistem kolam
tambak, pada kolam yang bisa di bentuk, tentunya telah di sesuaikan dengan
kesediaan lahan yang di miliki dan Polygon berwarna hijau menunjukan
Laboratorium Basah Perikanan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang
terletak di samping jalan utama Ambwang- Tayan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasiskan komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi.
SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek dan
fenomena dimana daerah geografi merupakan karakteristik yang penting atau
kritis untuk dianalisis.
Tipe data Objek Banyak
universitas 3
Jembatan 3
Kolam 1
titik (point)
gereja 8
Masjid 33
Jalan Sungai 3
Garis (line)
jalan 60
Areal pembuatan
Poligon kolam -
-

Dengan demikian, SIG merupakan


sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang
bereferensi geografi. yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data),analisis dan manipulasi data, dan keluaran (Sulistiyanto, 2017).
Tabel atas di bawah ini menunjukkan contoh representasi data SIG dan contoh
objek yang diwakilinya.

Perolehan data yang di dapat adalah berdasarkan citra satelit dengan bantuan GPS
dan quickmaps pada aplikasi QGIS untuk menemukan titik vector dan membantu
dalam menggambar titik,garis dan polygon di wilayah Pontianak hingga
ambawang terutama Jalan, Rumah Ibadah dan Rumah Sakit.
Kemajuan teknologi saat ini yang sedang berkembang sangat pesat,
sangatmembantu meringankan pekerjaan manusia di segala bidang. Salah satu
kemajuanteknologi yang saat ini banyak digunakan adalah pemanfaatan peta
dalammelakukan suatu pekerjaan. Menurut Hartono (2007), peta merupakan alat
utamadalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta,
seseorang dapat mengamati kenampakan permukaan Bumi lebih luas dari batas
pandangmanusia. Peta adalah suatu gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak
daripermukaan Bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil
ataudiskalakan. Peta mengandung arti komunikasi, artinya peta merupakan
saluranantara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pengguna
peta) berupa informasi mengenai sebuah fenomena alam. Ruhimat dkk (2008)
menambahkan peta merupakan gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi
yang diperkecil menggunakan skala tertentu. Sebuah peta yang baik
seharusnyamempunyai komponen-komponen peta yang lengkap.
Suatu peta pada umumnya berisi banyak informasi. Namun sebelumnya
suatupeta perlu diolah terlebih dahulu yang berasal dari data spasial dan data
atribut. Dalam pengolahannya baisanya menggunakan suatu system yaitu system
informasi geografis. Menurut Harahap (2012), Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakansuatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,
sumber dayamanusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu
informasi berbasis geografis. Widyawati (2014) menambahkan Sistem informasi
geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras
komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara
efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi,
menganalisa dan menampilkan semuabentuk informasi yang bereferensi
geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada
tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian
lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasiyang dirancang untuk
bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi.
Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus
dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selainmerupakan
sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut. Berikut
merupakan gambar setelh diberikan titik, line dan polygon.
Data yang diolah dalam GIS terdapat dua macam data, yaitu data spasial
dandata atribut. Menurut Budiharjo (1995), data spasial merupakan sebuah data
yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai
dasarreferensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda
daridata lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribut)
yangdijelaskan berikut ini.
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranyainformasi
datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis
vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
Poerbaningtyas (2011) menambahkan data spasial merupakan data yangberkaita n
dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan dataatribut
merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagaiobjek
sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk
garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari
sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatuobyek berupa ketinggian,
lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan
sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti
sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang
dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas
daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Data spasial dapat
diperoleh dari beberapa sumber. Menurut Husein (2006) data spasial dapat
diperoleh dari:
1. Peta analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta
dalambentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan Teknik kartografi,
kemungkinan besar memiliki referensi spasia seperti koordinat, skala, arah
mataangin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data,
petaanalog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah
menjadiformat vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat menunjukkan
koordinatsebenarnya di permukaan bumi.
2. Data system penginderaan jauh
Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya
secaraberkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam
satelit diruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa
memperolehberbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini
biasanyadirepresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapang
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik
perhitungantersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut,
contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaanhutan dan lain-lain.
4. Data GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi
SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya
teknologi. Data ini bisanya direpresentasikan dalam format vektor.
Data spasial direpresentasikan menjadi dua format yaitu data vector dan
dataraster. Menurut OSEGEO (2011), data vektor merupakan bentuk bumi yang
direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis
yang berawal dan berakhir di titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik
perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format data vector
adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus.
Halini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi,
misalnyapada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah
untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data
vektor yangutama dalah ketidakv mampuannya dalam mengakomodasi perubahan
gradual. Sedangkan data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data
yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(pictureelement). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada
ukuran pixel-nya. Dengan kata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran
sebenarnya dari permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.
Semakin kecil ukuranpermukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel,
semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secaragradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data raster adalah
besarnya ukuran file; semakin tinggiresolusi grid-nya semakin besar pula ukuran
filenya dan sangat tergantung padakapasitas perangkat keras yang tersedia.
Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi padadata
mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitandengan
objek atau fenomena dipermukaan bumi. SIG memiliki beberapa
komponenutama. Menurut Wijaya dan Ayundha (2014), System Informasi
Geografis terdiridari 4 komponen utama. Keempat komponen tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Perangkat keras
Pada saat ini SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras;
mulaidari kelas PC desktop, workstation, hingga multi-usershost yang bahkan
dapat digunakan oleh orang secara bersamaan (simultan) dalam jaringan
komputeryang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruangan
penyimpanan(harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM)
yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG
adalahkomputer (PC), mouse, monitor (plus VGA-card grafik) yang beresolusi
tinggi,digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
2. Perangkat lunak
SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modulardi
mana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus perangkat SIG
tertentu, setiap subsistem di implementasikan dengan menggunakan perangkat
lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga tidak mengherankan jika ada
perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing-masing dapat
dieksekusi tersendiri.
3. Data dan Informasi Geografis
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang
diperlukanbaik secara tidak langsung ataupun secara langsung dengan cara
melakukandijitasi data spasialnya dari peta analog dan kemudian memasukkan
dataatributnya dari table-tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard.4.
4. Managemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan
olehorangorang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
Manongga (2009) menambahkan, sistem komputer untuk SIG terdiri
dariperangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk
penyusunan input data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan
penayangan data geospatial. Sumber data geospatial adalah peta digital, foto
udara, citra satelit, table statistic dan dokumen lain yang berhubungan. Data
geospatial di bedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan
data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tigaelemen: titik (node), garis
(arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vector atau pun raster yang mewakili
geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi user adalah untuk
memilih informasi yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal
pemutakhiran (updating) yang efisien, menganalisa hasil yang dikeluarkan untuk
kegunaan yang diinginkan dan merencanakan aplikasi. SIG memudahkan dalam
melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.
Suatu proses dalam GIS untuk menghasilkan suatu informasi yang baru
dibutuhkan software yang mendukung dalam proses yang akan dilakukan.
Software GIS merupakan sekumpulan program aplikasi yang dapat memudahkan
dalammelakukan berbagai macam pengolahan data, penyimpanan, editing, hingga
layout. Menurut Supri haryono (2000), software GIS adalah software GIS itu
sendiri yang mampu menyediakan fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan,
link, querydan analisa data geografis.
Terdapat beberapa contoh software GIS diantaranya adalah Quantum GIS (QGIS)
dan ArcGIS. Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical
Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat
dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki
kemampuan untuk bekerjasama dengan paket aplikasi komersil terkait. QGIS
menyediakan semuafungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna
GISs pada umumnya. Menggunakan Plugins dan fitur inti (core features)
dimungkinkan untukmenvisualisasi (meragakan) pemetaan (maps) untuk
kemudian diedit dan dicetaksebagai sebuah peta yang lengkap. Penguna dapat
menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit dan dikelola sesuai
dengan apa yang diinginkan. Menurut GIS Indonesia (2013) dalam Saraswati
(2013), Quantum GIS (QGIS) merupakan sebuah perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis (SIG) yang didukung dengan fitur-fitur pengolahan data
spasial berupa vektor, raster, format basis data dan fungsi analisis dalam SIG
lainnya.
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI
(Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-
fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop,
server,dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun
2000.Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis
desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan
dikelompokkan atastiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang focus ke
penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih
fokus ke arah editing dataspasial) dan ArcInfo lebih lengkap dalam menyajikan
fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi geoprosesing (Siregar, 2010).
Ada dua faktor utama yang terkait dengan masalah keberhasilan implementasi
SIG. Kedua hal tersebut yaitu masalah teknologi dan masalah kondisi
pengoperasian SIG itu sendiri. Keduanya berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Keberhasilan dari implementasi teknologi SIG
sehinggasesuai seperti yang diharapkan akan memberikan dampak yang positif
dalam system pengelolaan informasi yang menyangkut antara lain masalah
efisiensi danefektifitas, komunikasi yang tepat dan terarah, serta data sebagai aset
yangberharga. Efisiensi dan Efektifitas sistem kerja sebagai dampak dari
keberhasilan implementasi teknologi SIG akan semakin terasa. Pada era
globalisasi, setiap institusi pada sektor swasta (private sector) dapat bergerak
dengan efektif danefisien setelah mereka menerapkan teknologi SIG untuk
membantu pekerjaan mereka di berbagai sektor, bidang atau industri jasa yang
mereka tekuni. Kunci kesuksesan bisnis pada sektor ini di masa depan, terutama
dalam menghadapi persaingan bebas, adalah adanya sistem pengelolaan yang
efisien dan system pelayanan yang baik untuk para pelanggan (Pardede dan
Warnars, 2006).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu instalasi dan
pengenalan software GIS. Software yang dipakai saat praktikum SIG adalah
Quantum GIS(QGIS). Menurut OSGEO (2011), QGIS merupakan software yang
berbasis opensource (tidak memerlukan lisensi). Pada quantum GIS dapat
dilakukan proses pengolahan data baik itu spasial maupun non spasial. QGIS
memiliki fitur-fituryang pada umumnya terdapat di dalam ArcGIS, sehingga pada
QGIS juga dapat dilakukan proses georeferensing, proses pembuatan peta tematik,
menghitungluasan dari suatu daerah/wilayah, dan proses pengolahan pemetaan
lainnya yang berhubungan dengan data spasial maupun non spasial. QGIS sendiri
dapat dijalankan pada banyak Operating System, seperti Windows, Linuk,
Ubuntu, maupun MAX. hasil akhir dari potensi pembuatan lahan di Sungai
Ambawang dapat dilihat dibawah ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan hasil praktikum yang telah
dilakukan di Kecamatan Ambawang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penggunaan GPS sangat membantu dalam pemetaan, guna terciptanya
data SIG yang berupa titik, garis dan polygon, akan memudahkan masyarakat atau
Communitybased Organization (CBO) untuk mencapai beberapa tujuan krusial
Tertentu.seperti Wilayah Kabupaten hingga akses yang ditempuh dari kota ke
Lokasi.
2. Sistem ini Akan sangat membantu di masa yang akan datang terlebih
dalam hal penyediaan data GIS wilayah tertentu.
3. Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical
InformationSystem (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat
dijalankan disejumlah sistem operasi termasuk Linux.2.
4. Aplikasi QGIS diberikan oleh asisten melalui flashdisk, Aplikasi QGIS
yangtelagh diberikan diinstal, Prosedur dalam instalasi diikuti, QGIS ditampilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bafdal, N., Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2012. Petunjuk
Praktikum Sistem Informasi Geografis. Jurusan TMIP FTIP Unpad.
Bandung.

Budiharjo. 1995. Aplikasi SIG untuk Sumberdaya Alam Informatika.

Bandung.Harahap, S. A. dan Y. Iksal. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografis


(SIG) Untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan di Perairan Kalimantan Barat. J.
Aknatika. Vol 3(1).

Harahap, S. A. dan Y. Iksal. 2012. Aplikasi Sistem Informasi


Geografis
(SIG) Untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan di Perairan Kalimantan Barat. J.
Aknatika.
Vol 3(1).

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya.
Bandung.

Husein, R. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Ilmu Komputer.


Yogyakarta.

Indrawati, 2002, Sistem Informasi Geografi (SIG)/Geographic Information


System (GIS), http://rsandgis.com/. Diakses tanggal 13 Juni 2017.

Manongga, Danny. 2009. Sistem Informasi Geografis Untuk Perjalanan Wisata Di


Kota Semarang. J. Informatika. Vol. 10 (1).

OSEGEO. 2011. Berkenalan Dengan Quantum GIS.


Http://Osgeo.Ft.Ugm.Ac.Id/QuantumGis/Diakses tanggal 10 Juni 2017.
Pardede, F. A., dan Warnars, S. 2006. Pemanfaatan Teknologi Sistem
InformasiGeografis Untuk Menunjang Pembangunan Daerah. Universitas
BudiLuhur, Jakarta.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar


(Perspektif Geodesi dan Geomatika). Penerbit Informatika. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai