Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. wilayah Rasau Jaya

Kecamatan Rasau Jaya, merupakan kecamatan yang berada di Kabupaten


Kubu Raya terdiri dari 6 desa, dengan luas wilayah 11,07 km². Kecamatan
Rasau Jaya merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil di kabupaten
Kubu Raya dengan hanya mencapai 2 persen dari luas total wilayah kabupaten
Kubu Raya Jumlah penduduk di kecamatan Rasau Jaya mencapai 30,745 jiwa
dengan perbandingan 15,855 laki-laki dan 14,890 perempuan.

Gambar 4. 1 Peta Wilayah Lokasi Tapak


Sumber: Analisis Penulis, 2020

Gambar 4. 2 lokasi site satu dan site dua


Sumber: Analisis Penulis, 2020

79
4.2. Eksisting Lokasi

4.2.1. Alternatif Site Satu

Luas Keseluruhan Lahan yang diperuntukan untuk perkebunan nanas


tersebut ±4.000 Ha yang mulai dari tepian jalan hingga ke area belakang pabrik
Nenas tersebut. Luasan Site yang di ambil ± 14.000 M² atau bisa di bilang 1,4
Ha.

Gambar 4. 3 Eksisting Area Sekitar Site Alternatif Satu


Sumber: Analisis Penulis, 2020

Gambar 4. 4 Ukuran Tapak Alternatif Satu


Sumber: Analisis Penulis, 2020

80
 Kondisi Site
- Luas Lahan Pusat Penelitian dan Pengolahan Buah Nenas ± 14.000 m²
- Pusat Penelitian dan Pengolahan Buah Nenas di bangun di daerah Kecamatan
Rasau Jaya dengan Kondisi Tanah Gambut ketebalan 100 – 200 cm.
- Merupakan tanah subur akan kandungan mineral yang memiliki potensi sangat
baik untuk perkebunan.
- Terdapat akses jalan masuk bekas pabrik yang hingga sekarang masih digunakan
oleh penjaga pabrik untuk mengecek kondisi pabrik.
- Untuk sekarang penanaman buah nenas sudah tidak teratur di karenakan kurang
upaya bantuan terhadap petani nenas yang ada di daerah tersebut.
- Dikarenakan lokasi tapak berdara di tepian jalan utama Rasau Jaya maka akses
utama yang digunakan yaitu akses pabrik yang sudah sangat jarang berfungsi
lagi.
- View dalam ke arah luar site menghadapa ke daerah permukiman warga, jalan
utama Rasau Jaya, dan Pabrik Nenas.
- View dari Luar kedalam sangat bebas dikarenakan tidak adanya penghalangan
apa pun dan dearah tersebut juga termasuk daerah jarang penduduk jadi kondisi
eksisting memiliki banyak lahan kosong yang tidak terurus.
- Peraturan Daerah Kecamatan Kubu Raya
 KDB : 60%
 KLB :4
 GSB : 22 m dari AS jalan

4.2.2. Alternatif Site Dua

Lokasi Site Alternatif Dua masih berada di kawasan perkebunan buah nenas
tetapi posisi lokasi tidak berada tepat di dekat jalan utama area berada di
samping kiri dari bangunan pabrik buah nenas yang di mana luasan Site yang
di dapat ± 20.000 m² atau bisa di bilang 2 Ha.

81
Gambar 4. 5 Eksisting Area Sekitar Tapak Alternatif Dua
Sumber: Analisis Penulis, 2020

Gambar 4. 6 Ukuran Tapak Alternatif Dua


Sumber: Analisis Penulis, 2020
 Kondisi Site
- Luas Lahan ± 20.000 m².
- Kondisi Tanah Gambut ketebalan 100 – 200 cm.

82
- Termasuk tanah subur.
- Terdapat akses jalan tetapi tidak besar dan kondisi jalan tidak rata.
- Sudah tidak ditanami buah nenas.
- View dalam ke luar hampir rata menghadap lahan kosong hanya 1 bagian yang
menghadap ke area pabrik.
- View dari luar ke dalam lokasi site lumayan jauh dari jalan terhalang oleh
rerumputan dan perpohonan yang ada di bagian depan site.
- Peraturan Daerah Kecamatan Kubu Raya
 KDB : 60%
 KLB :4
 GSB : 22 m dari AS jalan

4.2.3. Skoring Site

Keterangan : 1. Kurang, 2 Cukup, 3 Baik, 4 Sangat baik.


Tabel 4. 1 Skoring Site
Alternatif Alternatif
NO Parameter
1 2
1 Pencapaian ke site 4 3
2 Sirkulasi Pejalan Kaki 4 4
3 Sirkulasi Roda 2 3 3
4 Sirkulasi Roda 4 3 2
5 View Keluar Site 3 3
6 View Ke Dalam Site 3 2
7 Utilitas Kawasan 3 2
8 Topografi 3 3
9 Orientasi Lahan 3 2
Total 29 24
Sumber: Analisis Penulis, 2020
Berdasarkan point dari parameter tabel skroting di atas maka penulis
memilih site alterrnatif 1 sebagai lokasi Perancangan Pusat Penelitian dan
Pengolahan Buah Nenas.

83
4.3. Analisis Site

4.3.1. Analisis Aksesbilitas

Gambar 4. 7 Akses menuju SITE


Sumber: Analisis Penulis, 2020

Akses menuju site hanya berasal dari jalan utama Rasau Jaya tidak terdapat
akses lain yang terhubung langsung ke Site.
a. Potensi
- Terdapat akses jalan yang cukup lebar dan sudah padat oleh tanah kuning.
- Terdapat sebuah jembatan beton sebagai akses penyebrangan ke dalam site
b. Permasalahan
- Tidak terdapat pendistrian
- Akses jalan belom menggunakan aspal
c. Respon
- Tetap memakai jalur masuk yang tersedia akan tetapi penambahan material aspal
sebagai perkerasan sirkulasi utama.

84
Gambar 4. 8 Aksebilitas Munuju Site
Sumber: Analisis Pribadi

- Untuk penghubung antara bangunan yang berada di dalam kawasan akan di


berikan jalur penghubung dalam bentuk selasar yang memiliki atap dan
memakai meterial yang ramah lingkungan.

Gambar 4. 9 Aksebilitas Penghubung


Sumber: Analisis Penulis, 2020

85
4.3.2. Analisis Matahari

Gambar 4. 10 Analisis Matahari


Sumber: Analisis Penulis, 2020

Lokasi site berada Kalimantan Barat tepatnya di kabupaten Kubu Raya yang
merupakan Garis Khatulistiwa dengan kondisi tapak yang lumayan tandus
kurangnya perpohonan besar menjadikan lokasi tapak akan sangat panas dan
suhu yang di hasilkan bisa mencapai 35-36°C.
a. Potensi
- Sinar matahari sangat baik untuk pertumbuhan buah nenas dan dapat di
manfaatkan sebagai pencahayaan alami pada bangunan dan dapat menghemat
listrik
b. Permasalahan
- Intensitas sinar matahari yang terlalu tinggi membuat area lokasi site sangat
panas
c. Respon
- Tanaman Nenas sangat membutuhkan cahaya matahari secara langsung bahkan
setiap harinya tanaman buah nanas harus terkena panas hingga 9 jam/hari

86
Gambar 4. 11 Pencahataan Langsung Pada Tanaman Nenas
Sumber: Analisis Penulis

- Pemanfaatan panas matahari untuk dijadikan energi cadangan dengan


menggunakan panel surya yang diletakkan pada atap bangunan dengan arah
kemiringan pada atap di arahakan ke arah timur agar dapat menangkap sinar
panas dari mulai jam 09.00 hingga 14.30 siang.

Gambar 4. 12 Pemanfaatan Solar Panel


Sumber: Analisis Penulis, 2020

87
Gambar 4. 13 Proses Penciptaan Energi Terbarukan Biomassa
Sumber: Google, 2020

- Untuk area ruang luar seperti area parkir dan akses pejalan kaki akan di berikan
tanaman peneduh agar pengguna tetap merasa nyaman.

Gambar 4. 14 Tanaman Peneduh


Sumber: Analisis Penulis, 2020

88
4.3.3. Analisis Angin

Gambar 4. 15 Aliran Angin Pada Tapak


Sumber: Analisis Penulis, 2020

Aliran angin yang berada di daerah yang tergolong tandus bisa di bilang
lebih cepat di bandingkan dengan daerah yang terhalang perpohonan karna itu
pada tapak angin sering berhebus dengan arah yang selalu berubah dan datang
dari segala arah.
a. Potensi
- Pada tapak hanya 1 arah yang terdapat bangunan tetapi tidak terlalu tinggi
sehingga aliran angin tetap dapat mengenai tapak
b. Permasalahan
- Karna lahan terlalu tandus membuat angin yang berhembus sedikit lebih panas.
c. Respon
- Memberi sirkulasi angin ke dalam ruangan dengan membuat ventilasi silang
agar udara dalam ruangan dapat selalu bertukar dengan udara segar di luar
ruangan sehingga ruangan terasa sejuk tanpa bantuan penghawaan buatan.

89
Gambar 4. 16 Aliran Udara Ventilasi Silang
Sumber: Analisis Penulis, 2020

- Memfilter udara panas dengan memberikan tanaman sebagai penyejuk udara


yang masuk kedalam bangunan

Gambar 4. 17 Filter Udara Panas


Sumber: Google, 2020

4.3.4. Analisis Curah Hujan

90
Gambar 4. 18 Data Curah Hujan
Sumber: Analisis Penulis, 2020
Tercatat pada BPS Kecamatan Rasau Jaya Dalam Angka 2019 Rata Rata
curah hujan yang berada di daerah rasau jaya sangat rendah yaitu menyentuh
angka rata – rata 241 milimeter dengan jumlah hari 12 hari dan total curah hujan
dalam 1 tahun mencapai angka 2893 milimeter dengan 148 hari dalam 1 tahun.
a. Potensi
- Air hujan dapat di tampung sebagai pemenuhan kebutuhan air pada kawasan dan
bangunan
b. Permasalahan
- Dengan jumlah curah hujan yang sangat rendah membuat kebutuhan
penggunaan air sangat terbatas pada bangunan.
c. Respon
- Membuat groundtank sebagai penampungan air agar dapat memenuhi
kebutuhan air pada bangunan agar bangunan tidak hanya mengandalkan air dari
PDAM saja.

91
Gambar 4. 19 Tampungan Air Groundtank
Sumber: Analisis Penulis, 2020

- Membuat tower air sebagai pemenuhan kebutuhan air jika terjadi pemanasan
pada lahan yang mengakibatkan kondisi tanah mempunyai panas yang
berlebihan. Location towr di letakan di area barat agar tidak menghalangi
pencahaya

92
Gambar 4. 20 Tower Air
Sumber: Analisis Penulis, 2020

4.3.5. Analisis Topografi

Gambar 4. 21 Terbentuknya Lahan Gambut


Sumber: (Gambut, 2020)

93
Rasau Jaya memiliki kondisi tanah dengan jenis gambut. Gambut memiliki
sifat mudah terbakar jika sudah kering pada musim kemarau sehingga
berpotensi menyebabkan kebakaran. Pengeringan gambut berdampak pada
tingkat kebakaran yang tinggi. Fungsi penyerapan air pada gambut yang sangat
kering akan sulit dilakukan karena dalam keadaan tersebut, gambut sudah tidak
berfungsi sebagai tanah dan sifatnya sama seperti kayu kering.

Gambar 4. 22 Proses Terbakarnya Lahan Gambut


Sumber: (Gambut, 2020)

Selanjutnya, api tersebut menyebar secara tidak menentu ke bawah


permukaan, baik secara vertikal maupun horizontal, dan membakar materi
organik melalui poripori gambut. Gambut yang terbakar menghasilkan energi
panas yang lebih besar dari kayu/arang terbakar.Api yang menjalar ke bawah
permukaan tanah menyebabkan pembakaran yang tidak menyala sehingga
hanya asap putih yang tampak di atas permukaan. Hal inilah yang menyebabkan
kegiatan pemadaman kerap sulit dilakukan.
a. Potensi
- lahan gambut yang basah dan benyak mengandung mineral sangat baik utnuk
pertumbuhan Buah Nenas
b. Permasalah
- Pada musim kemarau dan kuranganya stock air dapat menjadi penyebab
keringnya lahan gambut dan membuat gambut mudah terbakar

94
c. Respon
- Untuk mencegah terjadi nya pengeringan pada lahan gambut maka di berikan
media penyiraman secara otomasi sebagai pencegah terjadinya pengeringan
pada lahan gambut.

4.3.6. Analisis Listrik

Gambar 4. 23 Tiang Listrik Pada Area Tapak


Sumber: Analisis Penulis, 2020
Listrik di tapak menggunakan tiang listrik dan travo sebagai sumber utama
listriknya. Untuk menghemat penggunaan listrik, listrik akan dibuat cadangan
berupa panel surya dan pemanfaatan daur ulang limbah menjadi sebuah energi
terbarukan.
a. Potensi
- Terdapat aliran listrik PLN pada area tapak
b. Permasalahan
- Seringnya pemadaman listrik di daerah rasau jaya dan itu bisa memakan waktu
yang cukup lama.
c. Potensi
- Di buatnya sebuah cadangan listrik sebagai penunjang keberlangsungannya
proses pengolahan dengan menciptakan sebuah energi terbarukan dengan
pengolahan limbah daur ulang.
- Khusus untuk pusat penelitian dibuatkan cadangan listrik yang berupa panel
surya sebanyak mungkin agar dapat mengontrol kebutuhan energi pada
bangunan itu sendiri.

95
4.4. Program Ruang

4.4.1. Analisis Pelaku dan Pola Aktifitas

Analisis pelaku pada perancangan Pusat penelitian dan pengolahan Buah


Nenas dikelompokan berdasarkan jenis pelaku yaiu kelompok pengunjung dan
kelompok pengelola.

a. Kelompok Pengolahan

- Pengelola Bahan

- Kepala Pusat

96
- Kepala Pabrik

- Kepala Gudang

- Manager Umum

97
- Manager Marketing

- Manager Operasional

- Manager Humas

- Staff Administrasi

98
- Staff Marketing

- Staff Operasional

- Staff Humas

- Staff Pelayanan UKM

99
- Resepsionis

- Staff Kunjungan Edukasi

- Staff Kebersihan

- Staff Keamanan

100
b. Kelompok Penelitian

- Peneliti

- Asisten Peneliti

- Kordinator Laboraturium

101
c. Kelompok Pengunjung

- Pengunjung Studi

- Pengunjung UKM

102
4.4.2. Analisis Kebutuhan Ruang

a. Kelompok Pengolahan

Tabel 4. 2 Kelompok Pengolahan


Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Registrasi Ruang Registrasi
Mengecek Area Pengankutan Ruang Loading Dock
Mengecek Area Pencucian Ruang Pencucian
Mengecek Area Pengeringan Ruang Pengeringan
Pengolahan
Mengecek Area Penjemuran Ruang Penjemuran
Bahan
Mengecek Area pengupasan Ruang Pengupasan
Area Pengecekan Hasil Olahan Ruang Inpeksi
Meletakan Barang Ruang Locker
Mengecek alat Ruang Penyimpanan
Mengecek Kegiatan Ruang Kordinator
Kordinator Pengolahan pengolahan
Pengolahan Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Mengawasi seluruh kegiatan
Ruang Kepala Pusat
kawasan
Kepala Pusat
Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Mengawasi Kegiatan Pabrik
Melihat Kinerja Staff Ruang Kepala Pabrik
Kepala Pabrik Melaporkan Aktivitas
Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker

103
Mengecek Stock Bahan
Mengawasi Keluar Masuknya
Ruang Kepala Gudang
Bahan
Kepala Gudang
Mengecek Kondisi gudang
Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Mengelola Operasional
Kawasan
Ruang Manager
Pengecekan Operasional
Manager Umum
Harian
Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Memimpin Strategi Pemasaran
Ruang Marketing
Manager Pengawasan Proses Pemasaran
Marketing Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Mengawasi operasional dan
Persediaan Bahan
Mengatur Pengeluaran dan
Pemasokan Biaya Ruang Operasional
Manager
Merancang dan Membuat
Operasional
Trobosan Baru Dalam Jangka
Panjang dan Pendek
Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Membuat Kesan yang Baik
Membuat Hubungan Baik
Antara Pemerintah dan
Manager Humas Ruang Humas
Masyarakat
Sebagai Penghubung Antara
Perusahaan Lain

104
Rapat Ruang Rapat
Meletakan Barang Ruang Locker
Staff Mengurusi Administrasi Ruang Administrasi
Administrasi Meletakan Barang Ruang locker
Memasarkan Produk Olahan Ruang Marketing
Staff Marketing
Meletakan Barang Ruang Locker
Melaksanakan Visi dan Misi
Ruang Operasiaonal
Staff Operasional Perusahaan
Meletakan Barang Ruang Locker
Menumbuhkan Citra
Ruang Humas
Staff Humas Perusahaan
Meletakan Barang Ruang Locker
Mengurusi Pengunjung yang
Staff Pelayanan Ruang UKM
Mau Menjadi UKM
UKM
Meletakan Barang Ruang Locker
Menerima Tamu Ruang Resepsionis
Resepsionis
Meletakan Barang Ruang Locker
Ruang Kunjungan
Staff Kunjungan Membantu Pengunjung
Edukasi
Edukasi
Meletakan Barang Ruang Locker
Menjaga kebersihan Kawasan Ruang Kebersihan
Staff Kebersihan
Meletakan Barang Ruang Locker
Ruang Keamanan dan
Menjaga keamanan Kawasan
Staff Keamanan CCTV
Meletakan Barang Ruang Locker
Absensi Ruang Chacklock
Meletakan barang Ruang Locker
BAB/BAK Toilet
Penunjang
Ibadah Mushola
Penyimpan kendaraan Parkir
Kebutuhan makan dan minum Ruang Pantry
Sumber : Analisis Penulis, 2020

105
b. Kelompok Penelitian

Tabel 4. 3 Kelompok Penelitian


Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Registrasi Ruang Registrasi
Sterilisasi Ruang Steril
Meletakan Barang Ruang locker
Meneliti Kandungan Buah Laboratorium
Peneliti Uji coba pertumbuhan tanaman Ruang Penanaman
Mencari literatur Perpustakan Literatur
Membawa hasil laporan dan
Area Loading dock
kandungan
Mengecek alat Ruang penyimpanan
Registrasi Ruang Registrasi
Sterilisasi Ruang Steril
Meletakan Barang Ruang locker
Menyiapkan bahan dan alat Ruang Penyimpanan
Menyimpan alat Ruang Penyimpanan
Asisten Peneliti
Sterilisasi alat Ruang Steril
Membawa hasil laporan dan
Area Loading dock
kandungan
Mengecek kondisi alat Ruang Pengecekan
Mencari literatur Perpustakaan Literatur
Mengawasi Kegiatan Ruang Kondinator
Kordinator Lab
Penelitian Lab
Absensi Ruang Checklock
Meletakan barang Ruang Locker
Penunjang BAB/BAK Toilet
Ibadah Mushola
Penyimpan kendaraan Area Parkir
Sumber: Analisis Penulis, 2020

106
c. Kelompok Pengunjung

Tabel 4. 4 Kelompok Pengunjung


Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Mendaftarkan Nama Ruang Tamu
Mencari informasi Ruang Informasi
Mempelajari Tentang Buah Nenas Ruang Flim
Melihat Cara Pembudidayaan
Ruang Pembibitan
Buah Nenas
Pengunjung
Melihat Langsung Pengolahan Bangunan
Studi
Buah Nenas Pengolahan
Mengunjungi Kawasan
Lahan Buah Nenas
Perkebunan Buah Nenas
Belajar Cara Menanam Buah Ruang Pembibitan
Nenas Studi
Mendaftarkan Nama Ruang Tamu
Konsultasi Usaha yang telah
Ruang Konsultasi
berjalan atau memulai baru
Mempelajari Buah Nenas Perpustakaan
Melihat dan mempelajari
Ruang Pembibitan
Pengunjung pembudidayaan Buah Nenas
UKM Bangunan
Melihat dan Belajar dalam
Pengolahan
Pengolahan Buah Nenas
Ruang Uji Coba
Membuat presentasi dari hasil
Ruang Pertemuan
produk
Menitipkan hasil produk olahan Ruang display
Beribadah Mushola
Penunjang BAB/BAK Toilet
Penyimpan Kendaraan Parkiran
Sumber : Analisis Penulis, 2020

107
4.4.3. Analisis Besaran Ruang

a. Besaran Pelaku

Tabel 4. 5 Besaran Pelaku

Jumlah Luas Sirkulasi Total


No Nama Ruang
Pelaku Pelaku 20% - 50% Luasan

1 Ruang Registrasi 3 1,53 30% 5,97


2 Ruang Loading Dock 10 2,04 30% 26,52
3 Ruang Pencucian 5 1,53 30% 9,95
4 Ruang Pengeringan 15 2,04 30% 39,78
5 Ruang Penjemuran 10 2,04 30% 26,52
6 Ruang Pengupasan 8 2,04 30% 21,22
7 Ruang Inpeksi 3 2,04 30% 7,96
8 Ruang Penyimpanan 8 2,04 30% 21,22
9 Ruang Kordinator 3 1,53 30% 5,97
10 Ruang Kepala Pusat 3 1,53 30% 5,97
11 Ruang Kepala Pabrik 3 1,53 30% 5,97
12 Ruang Kepala Gudang 3 1,53 30% 5,97
13 Ruang Manager 3 1,53 30% 5,97
14 Ruang Marketing 3 1,53 30% 5,97
15 Ruang Operasional 3 1,53 30% 5,97
16 Ruang Humas 3 1,53 30% 5,97
17 Ruang Administrasi 3 1,53 30% 5,97
18 Ruang UKM 3 1,53 30% 5,97
19 Ruang Resepsionis 3 1,53 30% 5,97
Ruang Kunjungan
20 20 1,53 30% 39,78
Edukasi
21 Ruang Kebersihan 5 1,53 30% 9,95
Ruang kemananan dan
22 3 2,04 30% 7,96
CCTV

108
23 Ruang Registrasi 3 1,53 30% 5,97
24 Ruang Steril 2 2,04 30% 5,30
25 Laboratorium 7 1,53 30% 13,92
26 Ruang Penanaman 4 2,04 30% 10,61
27 Perpustakaan 3 2,04 30% 7,96
28 Ruang Penyimpanan 5 2,04 30% 13,26
29 Ruang Pengecekan 3 1,53 30% 5,97
30 Ruang Kordinator Lab 3 1,53 30% 5,97
31 Ruang Tamu 8 1,53 30% 15,91
32 Ruang informasi 2 1,53 30% 3,98
33 Ruang Flim 20 2,04 30% 53,04
34 Ruang Pembibitan 8 1,53 30% 15,91
35 Ruang Pembibitan Studi 15 2,04 30% 39,78
36 Ruang Konsultasi 4 1,53 30% 7,96
37 Perpustakaan 20 1,53 30% 39,78
38 Ruang Uji Coba 4 2,04 30% 10,61
39 Ruang Pertemuan 15 2,04 30% 39,78
40 Ruang Display 8 2,04 30% 21,22
41 Ruang Rapat 10 1,53 30% 19,89
42 Ruang Locker 25 1,53 30% 49,73
43 Ruang Chacklock 3 1,53 30% 5,97
44 Toilet 15 1,53 30% 29,84
45 Mushola 15 1,53 30% 29,84
46 Parkir Motor 25 2,04 30% 66,30
47 Parkir Mobil 15 2,04 30% 39,78
48 Ruang Pantry 4 1,53 30% 7,96
TOTAL LUASAN 848,64
Sumber : (NEUFERT, 1996)

109
b. Besaran Furniture

Tabel 4. 6 Besaran furniture

Luas Sirkulasi Total


No Nama Ruang furniture
frnture 20-50% Luasan

1 Ruang Registrasi Meja+kursi 4 m² 25% 5


2 Ruang Loading Dock Lemari 2 m² 25% 2,5
3 Ruang Pencucian Meja panjang 48 m² 25% 60
4 Ruang Pengeringan Meja panjang 48 m² 25% 60
5 Ruang Penjemuran Meja panjang 48 m² 25% 60
6 Ruang Pengupasan Meja panjang 48 m² 25% 60
7 Ruang Inpeksi Meja panjang 36 m² 25% 45
8 Ruang Penyimpanan Lemari 48 m² 25% 60
9 Ruang Kordinator Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
10 Ruang Kepala Pusat Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
11 Ruang Kepala Pabrik Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
Ruang Kepala
12 Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
Gudang
13 Ruang Manager Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
14 Ruang Marketing Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
15 Ruang Operasional Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
16 Ruang Humas Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
17 Ruang Administrasi Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
18 Ruang UKM Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
19 Ruang Resepsionis Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
Ruang Kunjungan
20 Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
Edukasi
21 Ruang Kebersihan Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
Ruang kemananan
22 Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
dan CCTV

110
23 Ruang Registrasi Meja+kursi 4 m² 25% 5
24 Ruang Steril Meja+kursi 6 m² 25% 7,5
25 Laboratorium Meja+kursi,lemari 14 m² 25% 17,5
26 Ruang Penanaman 48 m² 25% 60
27 Perpustakaan Meja+kursi,lemari 4 m² 25% 5
28 Ruang Penyimpanan Lemari 2 m² 25% 2,5
29 Ruang Pengecekan Meja+ursi 4 m² 25% 5
Ruang Kordinator
30 Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
Lab
31 Ruang Tamu Meja+kursi,lemari 6 m² 25% 7,5
32 Ruang informasi Meja+kursi,lemari 4 m² 25% 5
33 Ruang Flim Kursi+invokus 48 m² 25% 60
34 Ruang Pembibitan Bedeng 48 m² 25% 60
Ruang Pembibitan
35 Bedeng 36 m² 25% 45
Studi
36 Ruang Konsultasi Meja+kursi,lemari 4 m² 25% 5
37 Perpustakaan Meja+kursi 4 m² 25% 5
38 Ruang Uji Coba 6 m² 25% 7,5
39 Ruang Pertemuan Meja+kursi 6 m² 25% 7,5
40 Ruang Display Panel 6 m² 25% 7,5
41 Ruang Rapat Meja+kursi,lemari 36 m² 25% 45
42 Ruang Locker Lemari 15 m² 25% 18,75
43 Ruang Chacklock Meja+kursi 6 m² 25% 7,5
44 Toilet Kloset,irinoir,wstfl 4 m² 25% 5
45 Mushola Karpet+lemari rak 18 m² 25% 22.5
46 Ruang Pantry Wastfl 6 m² 25% 7,5
TOTAL LUASAN 883,75
Sumber : (NEUFERT, 1996)

111
c. Total Besaran Pelaku + Besaran Furniture

Tabel 4. 7 Besaran Total Keseluruhan


Furniture = Pelaku+furniture
No Nama Ruang Pelaku = m²
m² = m²
1 Ruang Registrasi 5,97 5 10,97
2 Ruang Loading Dock 26,52 2,5 29,02
3 Ruang Pencucian 9,95 60 69,95
4 Ruang Pengeringan 39,78 60 99,78
5 Ruang Penjemuran 26,52 60 86,52
6 Ruang Pengupasan 21,22 60 81,22
7 Ruang Inpeksi 7,96 45 13,47
8 Ruang Penyimpanan 21,22 60 13,47
9 Ruang Kordinator 5,97 7,5 13,47
10 Ruang Kepala Pusat 5,97 7,5 13,47
11 Ruang Kepala Pabrik 5,97 7,5 13,47
12 Ruang Kepala Gudang 5,97 7,5 13,47
13 Ruang Manager 5,97 7,5 13,47
14 Ruang Marketing 5,97 7,5 13,47
15 Ruang Operasional 5,97 7,5 13,47
16 Ruang Humas 5,97 7,5 13,47
17 Ruang Administrasi 5,97 7,5 13,47
18 Ruang UKM 5,97 7,5 13,47
19 Ruang Resepsionis 5,97 7,5 13,47
Ruang Kunjungan
20 39,78 7,5 47,28
Edukasi
21 Ruang Kebersihan 9,95 7,5 17,45
Ruang kemananan dan
22 7,96 7,5 15,46
CCTV

112
23 Ruang Registrasi 5,97 5 10,97
24 Ruang Steril 5,30 7,5 12,80
25 Laboratorium 13,92 17,5 31,42
26 Ruang Penanaman 10,61 60 70,61
27 Perpustakaan 7,96 5 12,96
28 Ruang Penyimpanan 13,26 2,5 15,76
29 Ruang Pengecekan 5,97 5 10,97
Ruang Kordinator
30 5,97 7,5 13,47
Lab
31 Ruang Tamu 15,91 7,5 23,41
32 Ruang informasi 3,98 5 8,98
33 Ruang Flim 53,04 60 113,04
34 Ruang Pembibitan 15,91 60 75,91
Ruang Pembibitan
35 39,78 45 84,78
Studi
36 Ruang Konsultasi 7,96 5 12,96
37 Perpustakaan 39,78 5 44,78
38 Ruang Uji Coba 10,61 7,5 18,11
39 Ruang Pertemuan 39,78 7,5 47,28
40 Ruang Display 21,22 7,5 28,72
41 Ruang Rapat 19,89 45 64,89
42 Ruang Locker 49,73 18,75 68,48
43 Ruang Chacklock 5,97 7,5 13,47
44 Toilet 29,84 5 34,84
45 Mushola 29,84 22.5 52,34
46 Parkir Motor 66,30 - 66.30
47 Parkir Mobil 39,78 - 39,78
48 Ruang Pantry 7,96 7,5 15,46
Total 1732,39
Total Keseluruhan x 30% Sirkulasi 2252,11
Sumber : (NEUFERT, 1996)

113
4.4.4. Analisis Hubungan Ruang

Dalam Pembentukan Hubungan ruang di kelompokan menjadi kelompok


pengolahan, kelompok penelitian, dan kelompok pengunjungdengan bubble
sebagai berikut :

a. Kelompok Pengolahan

Gambar 4. 24 Diagram Bubble Hubungan Ruang Kelompok Pengolahan


Sumber: Analisis Penulis, 2020

114
b. Kelompok Penelitian

Gambar 4. 25 Diagram Bubble Hubungan Ruang Kelompok Penelitian


Sumber: Analisis Penulis, 2020

c. Kelompok Pengunjung

Gambar 4. 26 Diagram Bubble Hubungan Ruang Kelompok Pengunjung


Sumber: Analisis Penulis, 2020

115
4.5. Analisis Pendekatan Energy-Efficient Architecture

4.5.1. Analisis Pendekatan Energy-Efficient Architecture berdasarkan unsur –


unsur pokok dari pendekatan tersebut

1. Matahari merupakan salah satu dari unsur pokok pada pendekatan Energy-
Efficient Architecture, dengan lokasi yang berada pada lahan yang lumayan
tandus dengan pemasokan matahari langsung yang sangat berlimpah
membuat Efficient penggunaan pencahayaan matahari langsung harus lebih
baik agar menjadi dampak positif buat bangunan. Penggunaan material pada
bangunan dan sebuah sistem daur ulang yang membuat pemanfaatan
matahari lebih optimal dan tidak terbuang sia-sia.

Gambar 4. 27 Analisis Unsur Matahari


Sumber: Analisis Pribadi, 2020

2. Udara merupakan sebuah unsur yang mempengaruhi sebuah kenyamanan


pada bangunan untuk dapat mewujudkan sebuah pendekatan Energy-
Efficient Architecture peran sebuah Udara yaitu menjadi sebuah pemasokan
udara kedalam bangunan agar bangunan lebih sejuk dengan begitu
penggunaan Udara buatan dapat di minimalisir dengan baik dan penggunaan
Energy akan lebih sedikit di bandingkan tidak memanfaatkan udara alami
kedalam bangunan.

116
Gambar 4. 28 Analisis Unsur Udara
Sumber: analisis Pribadi, 2020

3. Air termasuk kedalam unsur dari pendekatan Energy-efficient architecture


dalam hal membantu penyediaan air terhadap bangunan yang ada, walaupun
peran air tidak terlalu banyak tetap dengan memanfaatkan sebuah air dapat
mengurangi penggunaan Energy berupa pemasokan air untuk bangunan
sehingga bangunan tidak hanya menggukan air yang ada pada PDAM saja.

Gambar 4. 29 Analisis Unsur Air


Sumber: Analisis Pribadi, 2020

4. Penataan ruang dalam hal ini berperan pada penggunaan Energy secara tidak
langsung dengan mengatur sebuah ruang maka dapat mengoptimalkan
sebuah elemen – elemen Energy secara integratif yang berfungsi sebagai
sistem aktif dan sistem pasif pada letak ruangan tersebut.

117
Gambar 4. 30 Analisis Unsur Penataan Ruang
Sumber: Analisis Pribadi, 2020

4.5.2. Analisis pola pikir pendekatan Energy-Efficient Architecture

Energy-Efficient Architecture ini merupakan sebuah konsep arsitektur yang


di tekankan pada pengoptimalan sebuah sistem energi pada bangunan dengan
memanfaatkan sebuah iklim dan kondisi tapak sebagai sistem aktif dan pasif
dari sebuah bangunan.

Gambar 4. 31 Analisis Pola Pikir Energy-Efficient Architecture


Sumber: Analisis Pribadi, 2020

118
4.5.3. Energi Terbaharukan

Sumber energi yang digunakan sebagai energi terbaharukan yaitu matahari


dan sistem daur ulang. Radiasi dari matahari menjadi peran utama dalam
pembangkitan tenaga listrik sesuai kepasitas yang diperlukan bangunan
tersebut. Sistem daur ulang yang digunakan yaitu sistem biomassa yaitu dengan
mengubah hasil limbah basah maupun kering menjadi sebuah energi baru yang
berupa tenaga listrik yang dapat menunjang kebutuhan energi pada bangunan
tersebut.

Gambar 4. 32 Energi Terbaharukan Solar Panel


Sumber: Analisis Pribadi, 2020

Gambar 4. 33 Energi Terbaharukan Biomassa


Sumber: Analisis Pribadi, 2020

119

Anda mungkin juga menyukai