Anda di halaman 1dari 232

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DENGAN PENDEKATAN

EXTENDING TRADITION

TUGAS AKHIR

Oleh:
MUHAMMAD FADLIN
NIM. 14660013

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DENGAN PENDEKATAN
EXTENDING TRADITION

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars)

Oleh:

MUHAMMAD FADLIN
NIM. 14660013

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018

i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Fadlin, Muhammad, 2018, Perancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan extending
tradition. Dosen Pembimbing : Achmad Gat Gautama, MT., Sukmayati Rahmah, MT

Kata kunci : Agama, Budaya, Extending Tradition, Islamic Center, Arsitektur.

Pentingnya kebutuhan ilmu agama dan budaya harus ditanamkan kedalam jiwa setiap insan
sejak dini khususnya masyarakat Kota Bima agar di masa yang akan datang akan terwujud
generasi generasi penerus bangsa yang memiliki kedalama ilmu terutama ilmu agama. Untuk
mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sebuah wadah/tempat yang dapat mewadahi kegiatan
tersebut. Islamic Center merupakan pusat kegiatan keislaman, semua kegiatan pembinaan
dan pengembangan manusia atas dasar ajaran agama Islam berlangsung berdasarkan inti atau
dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa. Dari penjelasan diatas
dapat dapat disimpulkan bahwa Bima Islamic Center adalah suatu konsep perancangan yang
bertujuan untuk memberikan wadah fisik bagi masyarakat Kota Bima dalam rangka
menigkatkan kegiatan ke Islaman dengan pembinaan dan pengembangan manusia atas dasar
ajaran agama Islam yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa. perancangan Bima
Islamic Center menggunakan pendekatan Extending Tradition. Pendekatan ini lebih
menerapkan pada lagam bentuk dan nilai bangunan terhadap arsitektur tradisionalnya, yang
kemudian dimodifikasi sesuai dengan bentukkan bangunan yang modern.

Perancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending Tradition adalah


pendekatan yang menitik beratkan pada keberlanjutan tradisi lokal yang ditimbulkan dengan
mengutip secara langsung dari bentuk dan fitur masa lalu. Pedekatan ini bertujuan agar
masyarakat Kota Bima selain mempelajari ilmu agama juga dapat mempelajari limu budaya
yang ada sehingga tertanamlah pada setiap insannya rasa bangga akan budaya yang ada di
daerahnya. Budaya yang di maksud adalah semua yang mempengaruhi terbentuknya Kota
Bima. Sejarah kehidupan, tingkah laku, arsitektur hingga budaya beradab yang baik di
kalangan masyarakat Bima.

v
ABSTRACT

Fadlin, Muhammad, 2018, Designing Bima Islamic Center in extending tradition. Advisors :
Achmad Gat Gautama, MT., Sukmayati Rahmah, MT.

Keywords: Religion, Culture, Extending Tradition, Islamic Center

It is important to put both religious and cultural knowledge inside Bima people from the
beginning to produce quality future generations, especially in religious knowledge. It is a
must to have a place as medium to make it come true. Islamic Center is the answer, as part
of the medium to facilitate Islamic activities. Including all men creations and developments
based on Islamic laws such as; prayers, muamalat, taqwa, and dakwa. From explanation
above we can conclude that Bima Islamic Center is a concept design which goal is to be
physical medium for Bima people to increase their Islamic activities with creations and
developments based on Islamic laws such as; prayers, muamalat, taqwa, and dakwa. Its
design uses Extending Tradition approach. The approach itself is more on adapting traditional
shapes and forms modified with more modern ones.

Extending Tradition approach is an approach which focuses on local tradition continuity by


directly quoting past forms and features. Its purpose is to make people learn the culture
beside the religious knowledge with the hope to create pride towards their own local culture.
Culture here include all that affect the forming of Bima- its history of living, behaviors,
architecture and its civilitation among the people it self.

vi
‫المل ّخص‬
‫محمد فضل‪ .2018 ،‬تصميم المركز اإلسالمي ببما بنهج تمديد التقاليد‪.‬‬
‫المشريف‪ :‬أحمد غاد غوتاما‪ ،‬الماجستير‪ .‬و سوكماياتي رحمة‪ ،‬الماجستير‪.‬‬
‫الكالمات الرئيسية ‪ :‬الدين‪ ،‬الثقافة‪ ،Extending Tradition ،‬المركز اإلسالمي‪.‬‬
‫العلوم الدينية والثقافة مهمتان وننبغي معرفتهما ومثقّفتهما في نفوس اإلنسان‬
‫منذ المرحلة الطفولة‪ ،‬خصوصا لمجتمع مدينة بيما كي نمكننا لوصول إلى‬
‫شبان الوطني الفقيه في علوم الدين‪ .‬لتحقيقهذا األمر يحتاج مكان واحد لتساعد‬
‫هذا العمل‪ .‬المركز اإلسالميهو مركز النشاط اإلسالمي‪ .‬جميع أنشطة لتنمية‬
‫البشرية على أسوس التعاليم اإلسالمي بناء على نواة أو تعاليم أساسي التي‬
‫تتضمن على‪ :‬العبودية‪ ،‬المعاملة‪ ،‬التقى‪ ،‬والدعوة‪ .‬ومن هذا البيان‪ ،‬نستطيع‬
‫أن المركز اإلسالمي بيما هو مفهوم التصميم يهدف ليعدَّ المكان‬ ‫أن نالخص ّ‬
‫لمجتمع مدينة بيما لترقية األنشطة اإلسالمية مع تنميتها اإلنسانية على أسوس‬
‫الشريعة اإلسالمية يتضمن على العبودية‪ ،‬و المعاملة‪ ،‬و التقى‪ ،‬والدعوة‪.‬‬
‫تصميم المركز اإلسالمي مستخدم نهج ‪ . Extending Tradition‬ويطبّق هذا النهج‬
‫تحاول هذا الشأن والقيمة‬
‫َ‬ ‫على شأن وقيمة المباني على العمارة التقليدية ثم‬
‫إلى شأن المباني العصري‪.‬‬
‫النهج‪ Extending Tradition‬هو النهج الذي ير ّكز على استمرار تقليد المحلي الذي‬
‫ظهر مباشرة من الشأن الماضي‪ .‬وهداف من هذا النهج كي مجتمع بيما‬
‫اليتعلم علوم الدين فحسب بل علوم الثقافة‪ .‬حتى ظهرت الفخرية على‬
‫ثقافتهمفي نفوسهم‪ .‬الثقافة هنا كل ما يؤثّر إقامة مدينة بيما‪ ،‬والتاريخ‪،‬‬
‫والسلوك‪ ،‬والعمارة‪ ،‬حتى الثقافة السليمة في المجتمع‪.‬‬

‫‪vii‬‬
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan pengantar
penelitian ini sebagai persyaratan pengajuan tugas akhir mahasiswa Arsitektur. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus Allah
sebagai penyempurna akhlak ummatnya di dunia.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan bersedia mengulurkan
tangan, untuk membantu dalam proses penyusunan laporan penyusunan laporan seminar
tugas akhir ini. Untuk itu iringan do’a dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan, baik kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu berupa pikiran, waktu,
dukungan, dan motivasi dan dalam bentuk bantuan lainnya demi terselesaikannya laporan
ini.

Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:


1. Prof. Abdul Haris M.Ag selaku Rektor, Dr. Sri Harini, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi, dan Tarranita Kusumadewi, M.T. selaku Ketua Jurusan Arsitektur UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, yang mana telah memberikan kesempatan untuk
menuntut ilmu dengan baik di kampus ini.
2. Achmad Gat Gautama, M.T, dan Sukmayati Rahmah, M.T, selaku pembimbing yang telah
berupaya keras dalam memberi motivasi, dukungan, bimbingan, arahan, serta
pengetahuan terhadap mahasiswanya yang overthinking ini, terutama dalam proses
penyusunan laporan pra tugas akhir.
3. Seluruh praktisi, dosen dan karyawan Jurusan Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang yang membantu dalam dukungan moral dan kesabaran dalam menyampaikan ilmu
dan nasihatnya.
4. Bapak dan ibu penulis, selaku orang tua penulis yang tiada pernah putus do’anya, tiada
henti kasih sayangnya, limpahan seluruh materi dan kerja kerasnya serta motivasi pada
penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan pra tugas akhir ini, semoga kebaikan
mereka berdua selalu berbalas rahmat yang melimpah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
5. Kepada sahabat-sahabat penulis (Hamam, Adi, Ranji, Arum, Ricardo) yang selalu
memberikan saran, nasihat, serta dukungan moral bagi penulis dalam menyelesaikan
karyanya.

viii
6. Kepada kakak tingkat di jurusan arsitektur yang telah memberikan masukan, arahan, dan
nasihat, menularkan ilmunya kepada penulis, serta memberikan referensi yang sangat
membantu bagi penulis dalam mengerjakan dan menyelesaikan laporan pra tugas akhir
ini.
7. Kepada saudara seperjuangan, arsitektur angkatan 2014, yang telah banyak mengisi dan
memberi arti pada penulis sehingga mampu bertahan kuliah di jurusan arsitektur.

Penulis menyadari tentunya laporan pra tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik yang membangun diharapkan dari semua pihak. Pada akhirnya penulis berharap
agar laporan pra tugas akhir ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan keilmuan,
khususnya bagi penulis dan adik tingkat yang menjadikan laporan ini sebagai referensi dalam
penulisan laporannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 14 Januari 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR ORISINALITAS KARYA ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................3
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.4 Tujuan Perancangan ..............................................................................3
1.5 Manfaat Perancangan ............................................................................3
1.5.1 Bagi Penulis .................................................................................3
1.5.2 Bagi Masyarakat ............................................................................3
1.5.3 Bagi Pemerintah ...........................................................................4
1.6 Batas Perancangan ................................................................................4
1.7 Pendekatan Perancangan ........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................6
2.1 Definisi Objek ......................................................................................6
2.1.1 Bima .........................................................................................6
2.1.2 Islam .........................................................................................6
2.1.3 Center .......................................................................................7
2.1.4 Islamic Center ..............................................................................7
2.2 Teori Islamic Center ..............................................................................8
2.2.1 Persyaratan Islamic Center ..............................................................8
2.3 Teori Pendekatan Extending Tradition ...................................................... 12
2.3.1 Arsitektur Bima .......................................................................... 14
2.4 Teori Arsitektur Islamic Center ............................................................... 19
2.4.1 Masjid ...................................................................................... 19
2.4.2 Sekolah .................................................................................... 20
2.4.3 Museum .................................................................................... 22
2.4.4 Perpustakaan ............................................................................. 23
2.5 Teori Intergrasi Islam ........................................................................... 25

x
2.6 State Of The Art ................................................................................. 26
2.7 Studi Banding Objek dan Pendekatan ....................................................... 28
2.7.1 Studi Banding Objek ..................................................................... 28
2.7.2 Studi Banding Pendekatan ............................................................. 35
BAB III METODE PERANCANGAN .................................................................... 54
3.1 Metode Perancangan ........................................................................... 54
3.2 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data................................................. 54
3.2.1 Data Primer .............................................................................. 55
3.2.2 Data Sekunder ............................................................................ 55
3.3 Teknis Analisis ................................................................................... 56
3.4 Perumusan Konsep .............................................................................. 59
3.5 Diagran Alur Pola Pikir Perancangan ......................................................... 61
BAB VI HASLI DAN PEMBAHASAN ................................................................... 62
4.1 Gambaran Umum Lokasi ....................................................................... 62
4.2 Karakter Fisik Lokasi ............................................................................ 63
4.2.1 Kondisi Geografis ........................................................................ 63
4.2.2 Topografi .................................................................................. 64
4.3 Karakter Non Fisik Lokasi ...................................................................... 67
4.3.2 Penggunaan Lahan ....................................................................... 68
4.4 Profil Tapak ...................................................................................... 70
4.4.1 Dimensi dan Luas Tapak ................................................................ 71
4.4.2 Batas Tapak ............................................................................... 71
4.4.3 Sirkulasi dan Aksesibilitas .............................................................. 73
4.4.4 View atau Pemandangan ............................................................... 74
4.4.5 Topografi .................................................................................. 76
4.4.6 Utilitas Tapak ............................................................................ 77
4.4.7 Kesimpulan ................................................................................ 78
4.5 Analisis Perancangan ........................................................................... 80
4.5.1 Ide Analisis Rancangan ................................................................. 80
4.5.2 Analisis Fungsi ........................................................................... 81
4.5.3 Analisis Tapak .......................................................................... 106
4.5.4 Analisis Bentuk ......................................................................... 115
BAB V KONSEP PERANCANGAN .................................................................... 116
5.1 Ide Konsep Perancangan ...................................................................... 116
5.2 Prinsip-prinsip extending tradition Terintegrasi ......................................... 116
5.3 Skema Alur Penerapan Konsep Dasar ....................................................... 116

xi
5.4 Konsep Tapak ................................................................................... 117
5.5 Kosep Bentuk.................................................................................... 118
5.6 Konsep Ruang ................................................................................... 119
5.6 Konsep Utilitas .................................................................................. 120
BAB VI HASIL RANCANGAN ......................................................................... 122
6.1 Dasar Perancangan ............................................................................. 122
6.2 Penerapan Konsep Pada Tapak .............................................................. 122
6.2.1 Zoning ...................................................................................... 123
6.2.2 Sirkulasi Tapak dan Aksesibilitas ...................................................... 126
6.2.3 Lanskap .................................................................................... 127
6.3 Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk ......................................................... 130
6.3.1 Pembagian Masa bangunan ............................................................. 131
6.4 Hasil Rancangan Interior ...................................................................... 140
6.5 Hasil Rancangan Eksterior .................................................................... 142
6.6 Detail Arsitektur Bangunan Dan Lanskap ................................................... 144
6.7 Hasil Rancangan Struktur ..................................................................... 148
BAB VII PENUTUP .................................................................................... 154
6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 154
6.2 Saran ............................................................................................. 154
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 155
LAMPIRAN ............................................................................................. 156

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Uma Lengge Bagan Organisasi Islamic Center .....................................9
Gambar 2.2 Uma Lengge............................................................................ 12
Gambar 2.3 Pertapakan Uma Lengge ............................................................. 14
Gambar 2.4 Pola Tata Masa Uma lengge ......................................................... 14
Gambar 2.5 standar posisi sholat ................................................................. 17
Gambar 2.6 Pola Tata Ruang Mesjid .............................................................. 18
Gambar 2.7 Pola Tata Ruang Sekolah ............................................................ 18
Gambar 2.8 Pola Tata Ruang Sekolah ............................................................ 19
Gambar 2.9 Pola Tata Ruang Sekolah ............................................................ 19
Gambar 2.10 Pola Tata Ruang Sekolah ........................................................... 19
Gambar 2.11 Pola Tata Ruang Sekolah ........................................................... 19
Gambar 2.12 Skema Ruang ......................................................................... 20
Gambar 2.13 Ruang Pameran Dengan Ruang Tertutup ........................................ 20
Gambar 2.14 Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan ................................ 21
Gambar 2.15 Potongan Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan ................... 21
Gambar 2.16 Standar Ukuran Bidang Inventarisasi ............................................. 22
Gambar 2.17 Tabel ukuran rak ................................................................... 22
Gambar 2.18 Jarak Antara Meja .................................................................. 22
Gambar 2.19 Lalu Lintas Pergerakan Antara Posisi Duduk Dan Berdiri .................... 23
Gambar 2.19 Jenis Rak Buku Berdasarkan Usia ................................................ 23
Gambar 2.20 Pola Tata Massa Ruang Perpustakaan ........................................... 23
Gambar 2.21 Masjid Islamic Center Samarinda ................................................. 27
Gambar 2.22 Contoh filosofi Islam yang diterapkan pada menara Islamic Center Samarinda
.......................................................................................................... 27
Gambar 2.23 Masjid Shah Faisal .................................................................. 28
Gambar 2.24 Eksterior dan Interior Masjid Shah Faisal ...................................... 29
Gambar 2.25 Regent Residence dalam lukisan ................................................. 34
Gambar 2.26 Bangunan Lanna berada di tengah-tengah landscape ........................ 35
Gambar 2.27 bangunan Regent Residence Chiang Mai ....................................... 35
Gambar 2.28 Perletakan bangunan di antara pohon-pohon yang tumbuh subur ......... 36
Gambar 2.29 Penempatan Sculpture di setiap sudut yang menciptakan sebuah pengalaman
.......................................................................................................... 37
Gambar 2.30 Beberapa sudut landscape pada Regent Residence Chiang Mai ............ 37
Gambar 2.31 Rumah tradisional Lanna. Lantai ditinggikan .................................. 38

xiii
Gambar 2.32 Pavilliun yang diangkat tinggi dengan tujuan untuk menikmati pemandangan
.......................................................................................................... 39
Gambar 2.33 Pemandangan dari pavilliun yang ditinggikan .................................. 39
Gambar 2.34 Pahatan kayu bentuk V pada gable .............................................. 40
Gambar 2.35 Atap bangunan tradisional Lanna bertumpuk-tumpuk dan memiliki kemiringan
yang tajam ............................................................................................ 40
Gambar 2.36 Bentuk atap yang lain, tetap bertumpuk ....................................... 41
Gambar 2.37 Atap yang bertumpuk juga ditemui pada bangunan Regent Residence ... 41
Gambar 2.38 Pada Gazebo menggunakan struktur atap tradisional dan bertumpuk .... 42
Gambar 2.39 Rumah tradisional Lanna yang memiliki dinding yang tertutup. ............ 43
Gambar 2.40 Rumah tradisional Lanna yang memiliki dinding terbuka .................... 43
Gambar 2.41 Ruang-ruang dengan dinding terbuka ........................................... 44
Gambar 2.42 Ruang-ruang dengan dinding tertutup .......................................... 44
Gambar 2.43 Lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan pahatan
dinding yang bergambar flora ..................................................................... 45
Gambar 2.44 Pilar dengan dekorasi motif flora ................................................ 46
Gambar 2.45 Pada interior diletakkan sculpture tradisional Lanna ........................ 47
Gambar 2.46 Kisi-kisi penuh hiasan memberikan kesan oriental ............................ 47
Gambar 2.47 Pada interior terdapat beberapa ukiran pada furniture ..................... 47
Gambar 3.1 Diagram Fase Desain Oleh IAI ....................................................... 53
Gambar 3.2 Bagan tahapan perancangan ........................................................ 54
Gambar 3.3 Diagram Alur Pola Pikur ............................................................. 58
Gambar 4.1 Peta Kota Bima ........................................................................ 59
Gambar 4.2 Peta Kota Bima ........................................................................ 60
Gambar 4.3 Peta Topografi Kota Bima ........................................................... 63
Gambar 4.4 Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama Kota Bima ........................ 65
Gambar 4.5 Keadaan Tapak ........................................................................ 67
Gambar 4.6 Dimensi dan Luas Tapak ............................................................ 68
Gambar 4.7 Batas Tapak ............................................................................ 69
Gambar 4.8 Aksesibilitas Tapak ............................................................ 70
Gambar 4.9 View Dari Tapak ...................................................................... 71
Gambar 4.10 Topografi Kota Bima ................................................................ 72
Gambar 4.11 Lampu Jalan .......................................................................... 73
Gambar 4.12 Tiang Listrik .......................................................................... 73
Gambar 4.13 Lampu Taman ........................................................................ 74
Gambar 4.14 Drainase ............................................................................... 74

xiv
Gambar 4.15 Zoning ................................................................................. 99
Gambar 4.16 Bubble Diagram Tapak ............................................................ 100
Gambar 4.16 Blokplan Tapak ..................................................................... 101
Gambar 4.17 Luasan Tapak ....................................................................... 102
Gambar 4.18 Analisis Aksesibilitas Tapak ....................................................... 103
Gambar 4.19 Analisis Sirkulasi Tapak ........................................................... 104
Gambar 4.20 Analisis Matahari ................................................................... 105
Gambar 4.21 Analisis Angin ....................................................................... 106
Gambar 4.22 Analisis Hujan ....................................................................... 106
Gambar 4.23 Analisis View ........................................................................ 107
Ganbar 4.24 Analisis Vegetasi Tapak ........................................................... 108
Gambar 4.25 Analisis Kebisingan ................................................................ 109
Gambar 4.26 Analisis Utilitas Tapak ............................................................. 110
Gambar 4.27 Analisis Bentuk...................................................................... 111
Gambar 5.1 Skema Alur Penerapan Konsep .................................................... 113
Gambar 5.2 Konsep Tapak ......................................................................... 114
Gambar 5.3 Konsep Bentuk ....................................................................... 115
Gambar 5.4 Konsep Bentuk ....................................................................... 116
Gambar 5.5 Konsep Ruang ........................................................................ 117
Gambar 5.6 Konsep Skema Alus Utilitas Air Bersih dan Kotor............................... 118
Gambar 5.7 Utilitas Air Bersih dan Kotor ....................................................... 118
Gambar 5.8 jaringan Listrik ....................................................................... 119
Gambar 6.1 Zonasi Dan Block Plan ............................................................... 122
Gambar 6.2 Layout Plan ........................................................................... 123
Gambar 6.3 Site Plan ............................................................................... 123
Gambar 6.4 Tampak Kawasan Dari Selatan .................................................... 124
Gambar 6.5 Tampak Kawasan Dari Timur ...................................................... 124
Gambar 6.6 Tampak Potongan Kawasan Dari Selatan ........................................ 124
Gambar 6.7 Tampak Potongan Kawasan Dari Timur .......................................... 124
Gambar 6.8 Perspektif Kawasan.................................................................. 125
Gambar 6.9 Pola Sirkulasi Pada Tapak .......................................................... 126
Gambar 6.10 Penataan Lanskap Pada Tapak ................................................... 127
Gambar 6.11Taman Bermain ...................................................................... 127
Gambar 6.12 Selasar Jalur Pedestrian .......................................................... 128
Gambar 6.13 Pemberian Air Mancur ............................................................. 128
Gambar 6.14 Pintu Masuk ......................................................................... 129

xv
Gambar 6.15 Denah Islamic Center Lantai 1 ................................................... 130
Gambar 6.16 Denah Islamic Center Lantai 2 ................................................... 130
Gambar 6.17 Denah Islamic Center Lantai 3 ................................................... 131
Gambar 6.18 Tampak Depan Dan Samping Masjid Islamic Center .......................... 131
Gambar 6.19 Potongan Arsitektural Masjid .................................................... 132
Gambar 6.20 Denah Gedung Utama Sekolah ................................................... 132
Gambar 6.21 Tampak Gedung Utama Sekolah ................................................. 133
Gambar 6.22 Potongan Arsitektural Gedung Utama Sekolah ................................ 133
Gambar 6.23 Denah Gedung Kelas ............................................................... 134
Gambar 6.24 Tampak Gedung Kelas ............................................................. 134
Gambar 6.25 Potongan Arsitektural Gedung Kelas ............................................ 135
Gambar 6.26 Denah Perpustakaan ............................................................... 135
Gambar 6.27 Denah Kantin ........................................................................ 136
Gambar 6.28 Denah Green House ................................................................ 136
Gambar 6.29 Tampak Depan Dan Samping Perpustakaan .................................... 136
Gambar 6.30 Tampak Depan Dan Samping Green House..................................... 137
Gambar 6.31 Denah Exhibition Hall Lantai 1 ................................................... 137
Gambar 6.32 Denah Exhibition Hall Lantai 2 ................................................... 138
Gambar 6.33 Tampak Depan Dan Samping Exhibition Hall .................................. 138
Gambar 6.34 Interior Masjid ...................................................................... 139
Gambar 6.35 Interior Lobby Sekolah ............................................................ 139
Gambar 6.36 Interior Ruang Kelas ............................................................... 140
Gambar 6.37 Interior Ruang Serbaguna Exhibition Hall ..................................... 140
Gambar 6.38 Eksterior Bangunan ................................................................ 141
Gambar 6.39 Eksterior Bangunan Masjid ........................................................ 141
Gambar 6.40 Eksterior Perpustakaan ............................................................ 142
Gambar 6.41 Eksterior Gedung Sekolah ......................................................... 142
Gambar 6.42 Eksterior Gedung Kelas ............................................................ 143
Gambar 6.43 Detail Arsitektur Pada Bangunan Masjid ....................................... 144
Gambar 6.44 Detail Arsitektur Pintu Masuk Gedung Sekolah ............................... 144
Gambar 6.45 Detail Arsitektur Pintu Masuk Gedung Kelas .................................. 145
Gambar 6.46 Detail Lanskap ...................................................................... 145
Gambar 6.47 Detail Lanskap Parkir .............................................................. 146
Gambar 6.48 Detail Lanskap Taman Drop Of Menuju Bangunan Utama ................... 146
Gambar 6.49 Denah Masji Lantai 1 .............................................................. 147
Gambar 6.50 Nah Masji Lantai 2 ................................................................. 148

xvi
Gambar 6.51 Denah Masji Lantai 3 .............................................................. 148
Gambar 6.52 Potongan BB’ Masjid ............................................................... 149
Gambar 6.53 Potongan AA’ Masjid ............................................................... 149
Gambar 6.54 Denah Exhibition Hall Lantai 1 ................................................... 150
Gambar 6.55 Denah Exhibition Hall Lantai 2 ................................................... 150
Gambar 6.56 Denah Sekolah ...................................................................... 151
Gambar 6.57 Denah Gedung Kelas ............................................................... 151

xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Arsitektur uma lengge .................................................................. 16
Tabel 2.2 jurnal dan buku yang berhasil didapatkan sebagai sumber ...................... 24
Tabel 2.3 Aspek Arsitektur pada Objek Masjid Islamic Center Samarinda dan Masjid
Shah Faisal,Pakistan Islamabad ................................................................... 31
Tabel 2.4 Aspek Konsep Pendekatan Extending Tradition .................................... 48
Tabel 4.1. Keadaan Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari Dirinci Per bulan di
Wilayah Bima Tahun 2013 .......................................................................... 61
Tabel 4.2. Keadaan Suhu Udara, Lembab Nisbi dan Tekanan Udara Dirinci per bulan di
Wilayah Bima, 2013 .................................................................................. 61
Table 4.3 Hasil Analisis Klimatik .................................................................. 62
Tabel 4.4 Tabel Luas Lahan (Ha) Menurut Kemiringan dan Kecamatan di Kota Bima ... 62
4.5 Tabel Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Utama dan Jenis Kelamin di Kota Bima .......................................................... 65
4.6 Tabel Pengelompokan Analisis Fungs ........................................................ 77
4.7 Tabel Penelompokan Analisis Pengguna Tetap ............................................ 78
4.8 Tabel Penelompokan Analisis Pengguna Pengunjung ..................................... 78
4.9 Tabel Alur Sirkulasi Pengguna................................................................. 78
4.10 Tabel Pengelompokan Analisis Aktivitas ................................................... 80
4.11 Tabel Pengelompokan Ruang Berdasarkan Sifat.......................................... 84
4.12 Tabel Analisis Kebutuhan Ruang ............................................................ 87
4.13 Tabel Analisis Persyaratan ruang ........................................................... 93

xviii
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Kota Bima merupakan kota dengan mayoritas penduduk Islam dilihat dari jumlah
pemeluknya, penduduk di Kota Bima pada tahun 2015 didominasi oleh pemeluk Agama Islam
yang mencapai 135.825 atau 98,53 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 137.852,
kemudian Kristen Protestan yang mencapai 1.111 atau 0,81 persen. Sedangkan Kristen
Katolik mencapai 644 atau 0,46 persen. Sisanya adalah pemeluk agama Hindu mencapai 241
atau 0,17 Persen dan agama Budha mencapai 31 atau 0,03 persen. Dapat dilihat dari data di
atas terlihat bahwa Kota Bima merupakan daerah dengan mayoritas penduduk muslim.
Masyarakat Kota Bima sangat dikenal juga berpengang erat dengan nilai sosial dan budaya.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya komunitas-komunitas yang berhubungan dengan
kegiatan sosial dan budaya antaranya Kasambo, Sarangge mbojo, dll. Dalam komunitas
tersebut sebagian besar anggotanya merupakan siswa dan siswi baik SMP maupun SMA.
Kegiatan dari komunitas-komunitas ini lebih mengutamakan pada aspek social dan budaya
seperti tarian adat dan drama tentang cerita rakyat.
Namun, remaja sekarang banyak yang memiliki sikap dan perilakunya tidak sesuai
dengan etika bangsa dan nilai agama yang sebenarnya. Zaman dulu, anak-anak dan remaja
sangat menjaga adat istiadat dan kesopanan terhadap orang lain terutama kepada orang tua.
Tidak ada istilah membantah kepada orang tua. Bahkan ketika dijodohkan pun, mereka rela
– rela saja dan tidak berani membantah keputusan orang tua. Berbeda sekali dengan remaja
zaman sekarang, membantah kepada orang tua sudah tidak lagi menjadi hal yang aneh,
bahkan sudah menjadi kebiasaan. Hal ini terjadi bukan karena ornag tua salah mendidik,
tetapi lingkungan sekitar dan media masa juga berpengaruh terhadap perkembangan remaja
saat ini. Pesatnya perkembangan zaman mengakibatkan adat istiadat bangsa dan daerah
sendiri mulai luntur. Remaja sekarang malah bangga terhadap adat kebiasaan bangsa lain.
Misalnya, kebiasaan bangsa barat sudah masuk ke Indonesia. Trend yang mereka bawa
menjadi pusat perhatian para remaja dan mereka pun merasa bangga jika berpenampilan,
bergaya dan berperilaku seperti orang-orang barat yang kebiasaannya bertolak belakang
dengan budaya lokal.
Selain itu, media masa juga sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan
remaja. Seperti acara televisi, internet, majalah, kebanyakan unsur yang ditampilkan adalah
unsur yang negatifnya dibandingkan dengan unsur positifnya. Internet juga merupakan media
yang sangat berpengaruh karena di internet banyak menyediakan gambar serta video porno
yang mudah diakses oleh siapapun termasuk remaja dan anak-anak. Secara tidak langsung

1
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

hal tersebut memberi dampak yang membuat karakter anak muda pada zaman sekarang
menjadi buruk. Begitu juga perkembangan remaja yang ada di NTB khusus Kota Bima pada
saat ini. Tercatat diperoleh data dari Kepolisian Daerah (Polda) NTB sebanyak 130 kasus,
Kabupaten Dompu 79 kasus, Lombok Timur 77 kasus, Lombok barat 54 kasus, Lombok tengah
52 Kasus, Sumbawa 39 kasus, Kota Mataram 35 kasus, Kabupaten Lombok Utara 23 kasus,
Bima 20 kasus, Kota Bima 18 kasus dan Kabupaten Sumbawa Barat 11 kasus. Kasus –kasus di
atas merupakan salah satu dampak dari perkembangan internet dan media sosial.
Melihat masalah di atas sangat diperlukan sebuah wadah atau tempat yang mampu
untuk menunjang semua kebutuhan tersebut, maka media ini harus mampu mengakomodasi
semua kebutuhan, baik sosial, budaya serta ekonomi tanpa meninggalkan agama sebagai
pusat kegiatan. Salah satunya melalui pendididkan seperti yang telah dijelaskan dalam al-
quran sebagai berikut :
Allah berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”( Q.S. Al-Mujadalah 58/11).

Lebih lanjut Rasulullah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang
hayatnya, tanpa di batasi usia, ruang, waktu dan tempat sebagaimana sabdanya “Menuntut
Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah” (HR. Ibn Majah). Dorongan dari al-Qur’an
dan perintah dari Rasul tersebut telah diperaktekkan oleh generasi Islam pada masa abad
pertengahan.

"Kamu adalah umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf (berbuat baik) dan mencegah dari yang mungkar (kejahatan) dan beriman kepada
Allah". (QS. Ali Imran 3: 110).

Dari ayat ini jelas terdapat dua kecenderungan karakter manusia, yaitu karakter baik
dan karakter buruk. al- quran hanya menghendaki supaya manusia melahirkan budaya-
budaya yang baik saja, yang bermanfaat bagi kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat,
yaitu budaya yang tidak merusak akhlak, alam dan lingkungan. Allah SWTmemerintahkan
manusia berlaku adil dan berbuat kebajikan, sebaliknya melarang berbuat kemungkaran dan
kedurhakaan. Dari ayat-ayat l- quran di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya ilmu,
baik agama maupun ilmu-ilmu umum serta betapa pentingnya bersosial sesama manusia
maupun dengan alam sekitar.
Untuk menunjang kebutuhan dari permasalahan di atas dibutuhkan sebuah wadah
yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan tersebut. Bangunan fisik yang bisa
menampung kebutuhan tersebut adalah Islamic Center. Manfaat dari Islamic

2
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Center ad alah menciptakan sebuah hubungan antara manusia dan Tuhan yang lebih m a s i f
baik dalam hal ibadah ataupunaktifitaskeagamaan lainnya.
Begitu juga hubungan dengan sesama manusia maupun dengan alamnya
membutuhkan wadah untuk bersosialisasi, dari hubungan ini dapat terwujud dengan adanya
bangunan (Jabbar,1988:79), oleh karena itu, Bima Islamic Center dengan pendekatan
Extending Traditon diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan di atas, dan dapat
menjadi wadah atau tempat bagi masyarakat Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama
maupun dapat mempelajari nilai budaya dari daerahnya sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah


Permasalahan di atas dapat dilihat bahwa kerusakan moral dan akhlak yang terjadi
di kalangan remaja Kota Bima, diakibat kurangnya pengawasaan dari orang tua dalam
perkembangan anaknya, serta kurangnya pendidikan agama dan moral. Selain itu juga
penyebab utama adalah faktor lingkungan dan perkembangan zaman yang sangat maju, serta
kurangnya wadah dan fasilitas bagi masyarakat Bima khususnya remaja dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang ilmu agama dan budaya.

1.3 Rumusan Masalah


 Bagaimana rancangan Bima Islamic Center sehingga dapat menjadi wadah bagi
masyarakat Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama dan budaya ?
 Bagaimana rancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending
Tradition?
1.4 Tujuan
 Merancangan Bima Islamic Center sehingga dapat menjadi wadah bagi remaja
Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama dan budaya.
 Merancang Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending Tradition.

1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Penulis
 Mengetahui lebih jauh mengenai penerapan tema Arsitektur Nilai Budaya Lokal.
 Mengetahui gambaran tentang objek perancangan (Bima Islamic Center) dengan
berbagai sarana dan prasarana serta persyaratan yang berlaku yang harus
terpenuhi dam mampu memyelesaikan permasalahan pada masyarakat Kota
Bima khususnya remaja Kota Bima.
1.5.2 Bagi Masyarakat
Mempunyai wadah atau tempat yang lebih khusus dalam memperdalam ilmu agama
maupun budaya sebagai aktifitas untuk pengembangan diri dalam hal tersebut.

3
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

1.5.3 Bagi Pemerintah


Sebagai masukan terhadap pemerintah agar menyediakan wadah khusus bagi
masyarakat dalam mempelajari ilmu agama dan juga budaya.
1.6 Batasan-Batasan
Beberapa batasan yang dilakukan dalam perancangan Bima Islamic Center dengan
pendekatan Arsitektur Nilai Budaya Lokal :
 Lokasi
Lokasi tapak berada di Kota Bima dimana lahan berada di sekitaran Pantai
Amahami kota bima
 Fungsi
Bima Islamic Center sendiri mempumyai fungsi sebagai tempat atau wadah bagi
masyarakat Kota Bima maupun masyarakat non local dalam mempelajari ilmu
agama dan budaya yang ada di Kota Bima.
 User
Bima Islamic Center dapat digunakan atau diakses secara umum baik masyarakat
lokal maupun non lokal.

1.7 Pendekatan Perancangan


Perancangan menggunakan pendekatan Extending Tradition yang melibatkan
konsep-konsep arsitektur tradisional yang diredesain kembali dalam bentukan yang lebih
modern dan interaktif. Pendekatan ini di angkat dalam perancangan dikarenakan melihat
banyaknya masyarakat Kota Bima khususnya remaja yang melupakan sejarah dan budaya.
Konsep arsitektur tradisional yang diangkat dalam perancangan ini adalah konsep
arsitektur Bima yaitu arsitektur Uma Lengge. Dalam konsep arsitektur Uma
Lenggemempunyai makna tersendiri dalam setiap bagian bangunannya yang mana bangunan
uma lengge memiliki tiga bagian utama yaitu lantai satu yang berfungsi sebagai tempat
penerimaan tamu. Lantai dua yang berfungsi sebagai tempat yang bersifat privat yaitu
sebagai tempat istrahat dan juga sebagai dapur. Lantai tiga mempunyai fungsi sebagai
tempat penyimpanan hasil pertanian seperti jagung dan padi. Uma lengge juga memiliki
konsep bentuk segitiga yang merupakan sebuah konsep keseimbangan yang mana
kesimbangan yang dimaksud yaitu bangunan tercipta oleh alam dan kebutuhan
(Gamank:2012).
Dalam perancangan Bima Islamic Center akan menggunakan konsep-konsep di atas
sebagai acuan perancangan yang nantinya akan di redesain menjadi bangunan yang modern

4
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

namun tidak melupakan nilai budaya lokal. dalam perancangan ini juga akan menampilkan
sebuah perancangan yang seimbangan dengan lingkungan.

5
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Bima
Indonesia adalahnegara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada
di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466
pulau, Indonesia juga biasa dikenal sebagai Nusantara. Dengan populasi lebih dari 258 juta
jiwa pada tahun 2016. Setiap pulau yang ada di Indonesia memiliki karakteristik dan nilai
budaya yang berbeda. Provinsi NTB merupakan salah satu bagian dari Indonesia, NTB
memiliki beberapa suku antara lain terdapat suku Sasak, suku Samawa dan suku Mboja atau
biasa dikenal dengan Bima.
Kota Bima terbentuk berdasarkanUndang-Undang Nomor 13 tahun 2003 yang secara
resmi berlaku sejak tanggal 10 April 2003. Tanggal tersebut kini ditetapkan sebagai hari jadi
Kota Bima. Pada awal pembentukannya, Kota Bima terdiri dari tiga puluh delapan kecamatan
dan 25 (dua puluh lima) kelurahan. Seiring dengan perkembangannya, dan sebagai upaya
peningkatan pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan, dilakukan pemekaran kecamatan
dan kelurahan, sehingga saat ini administrasi Kota Bima terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan
(tiga puluh delapan) kelurahan.Kota Bima terbagi dalam dua bagian daerah yaitu dareah
pegunungan yang didominasi oleh daerah kabupaten dan daerah pesisir yang merupakan
pusat kotanya.
Jumlah penduduk Kota Bima pada tahun 2015 mencapai 137.852 jiwa yang mana
didominasi oleh kaum hawa sebanyak 53% dan kaum adam sebanyak 47 %. Kota Bima
merupakan kota dengan mayoritas penduduknya adalah beragama Islam hal ini dapat dilihat
dari jumlah pemeluknya pada tahun 2015didominasi oleh pemeluk Agama Islam yang
mencapai 135.825 atau 98,53 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 137.852,
kemudian Kristen Protestan yang mencapai 1.111 atau 0,81 persen. Sedangkan Kristen
Katolik mencapai 644 atau 0,46 persen. Sisanya adalah pemeluk agama Hindu mencapai 241
atau 0,17 Persen dan agama Budha mencapai 31 atau 0,03 persen (BPPD Kota Bima : 2015).
2.1.2 Islam
Pengertian Islam sudah sangat jelas dijelaskan dalam al-quran antara lain sebagai
berikut :
“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).

6
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).

“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan


ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).

Dari ayat di atas telah menjelaskan bahwa kata Islam berasal dari banyak kata antara
lain yaitu salamu (selamat), aslama (pasrah) dan As-silmu (damai). Jadi pengertian Islam
adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk selalu bertawakal (menyerah diri) kepada
Allah serta Islam juga merupakan agama yang selalu membawa umatnya kedalam perdamaian
dan keselamatan dunia dan akhirat.
2.1.3 Center
Berarti pokok pangkal atau yang menjadi pimpinan (berbagai urusan, hal, dsb). Pusat
juga dapat berarti, suatu tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, yang menarik orang-orang
di daerah sekitarnya untuk menuju tempat itu (KBBI)
2.1.4 Islamic Center
Sebagai landasan awal, bahwa legitimasi dalam keberadaan Islamic center adalah
kebijakan pemerintah yang merujuk pada pasal 31 UUD 1945 (ziemek,1986) yang berisi:
 Tiap tiap warga Negara berhak mendapatkan pelajaran.
 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran
nasional yang diatur dengan Undang Undang.

Maka pemerintah melakukan perubahan baik di bidang fisik maupun mental bangsa.
Berdasarkan perihal tersebut pemerintah mengeluarkan sebuah program terhadap Islamic
Center sebagai pusat koordinasi dan komunikasi seluruh kegiatan terutama demi menjailin
silaturohim sesam masyarakat Islam.
Secara umum, Islamic Center merupakan pusat kegiatan keislamam, semua kegiatan
pembinaan dan pengembangan manusia atas dasarajaran agama Islam berlangsung
berdasarkan inti atau dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa.
Sedangkan Islamic Center sebagai wadah fisik berperan sebagai wadah dengan berbagai
kegiatan yang begitu luas dalam suatu area (Rupmoroto,1981).
Islamic Center adalah lembaga keagamaan yang merupakan pusat pembinaan agama
islam yang berperan sebagai mimbar pelaksanaan dakwa dalam era pembangunan nasional
(Soeparlan,1985). Pendapat lain mengatakan bahwa Islamic Center adalah lembaga
keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas umat dalam berbagai macam
kegiatan (Zarkowi Sayuti, 1985).

7
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Dari penjelasan diatas dapat dapat disimpulkan bahwa Bima Islamic Center adalah
suatu konsep perancangan yang bertujuan untuk memberikan wadah fisik bagi masyarakat
Kota Bima dalam rangka menigkatkan kegiatan keislaman dengan pembinaan dan
pengembangan manusia atas dasar ajaran agama Islam berlangsung berdasarkan inti atau
dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa. perancangan Bima Islamic
Center menggunakan pendekatan Extending Tradition. Pendekatan ini lebih menerapkan
pada lagam bentuk dan nilai bangunan terhadap arsitektur tradisionalnya, yang kemudian
dimodifikasi sesuai dengan bentukkan bangunan yang modern.

2.2 Teori tentang Islamic Center


2.2.1 Peryaratan Islamic Center
Menurut buku petunjuk pelaksanaan proyek Islamic Center di seluruh Indonesia tahun
1976 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI,
Islamic Center di Indonesia harus memiliki beberapa persyaratan yang akan berfungsi sebagai
control kegiatan. Di antara persyaratan tersebut adalah Islamic Center harus memiliki:
A. Tujuan Islamic Center
Tujuan Islamic Center adalah sebagai berikut:
 Mengembangakan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek aqidah,
ibadah, maupun muamalah dalam lingkup pembangunan nasional.
 Sebagai lembaga pendidikan non-formal keagamaan sehingga dapat menjadi
salah satu mata rantai dari seluruh system pendidikan nasional.
 Ikut serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
keterampilan untuk membangun masyarakat dan Negara Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas tujuan Islamic Center jika dihubungkan dengan


konsep Islam seperti yang telah di jelaskan dalam al-quran sebagai berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-
lah kamu akan dikumpulkan,” (QS al-Anfal [8]: 24).

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,
(yaitu): ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu’, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami,
ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami,
dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti,” (QS Ali Imran [3]: 193).

8
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Derdasarkan ayat di atas bahwa tujuan dalam konsep Islam adalah menciptakan
peribadi manusia yang taat kepada Allah dan perintah Nya serta Rasul-Rasul Nya, yang mana
Islamic Center Ini sebagai wadah dalam mencapai tujuan tersebut.

B. Fungsi Islamic Center


Fungsi Islamic Center secara umum adalah sebagai berikut :
 Sebagai tempat peribadatan
 Sebagai tempat berdakwah
 Sebagai tempat pengembangan ilmu
Fungsi Islamic Center islam sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama
serta kebudayaan islam adalah sebagai berikut:
 Pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil dan gagasan mengenai
pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
 Pusat penyelenggaraan program latihan pendidikan non-formal.
 Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.
 Pusat penyiaran agama dan kebudayaan Islam.
 Pusat koordinasi, sikronisasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwa
islamiah.
 Pusat informasi, komunikasi masyarakat luas pada umumnya dan pada
masyarakat muslim pada khususnya.
C. Klasifikasi Islamic Center
Di Indonesia Islamic Center diklasifikasikan menjadi:
a. Islamic Center Tingkat Pusat
Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup nasioanal dan mempunyai masjid
bertaraf Negara, yang dilengkapi dengan fasilitas penelitian dan
pengembangan, perpustakaan, museum, dam pameran keagamaan, ruang
musyawarah besar, ruang rapat dan koferensi, pusat pembinaan kebudayaan
dan agama, balai penyuluhan rohani, balai pelatihan dan pendidikan mubaligh,
pusar radio dakwa dan sebagainya.
b. Islamic Center tingkat regional
Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup provinsi dan mempunyai masjid
bertaraf provinsi yaitu masjid raya yang dilengkapi fasilitasi yang hampir sama
dengan tingkat pusat tetapi bertaraf dan berciri ragional.
c. Islamic Center tingkat kabupaten
Yaitu Islamic Center yang mencangkup lingkup lokal kabupaten dan mempunyai
masjid bertaraf kabupaten yaitu masjid raya agung yang dilengkapi fasilitas

9
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

fasilitas yang bertaraf lokal dan lebih banyak beorientasi pada operasional
pembangunan dakwa secara langsung.
d. Islamic Center tingkat kecamatan
Yaitu Islamic Center yang mencangkup lingkup kecamatan dan mempunyai
masjid bertaraf kecamatan yang ditunjang dengan failitas fasilitas seperti balai
dakwah, balai kursus kejuruan, balai pustaka, balai kesehatan dan konsultasi
mental, fasilitas kantor dan asrama ustadz.

Dalam perancangan ini, perancangan Islamic center lebih mengarah pada


perancangan yang bertaraf Islamic center kebupaten. Dalam persyaratannya Islamic center
bertaraf kabupaten harus memiliki masjid agung yang dilengkapi fasilitas fasilitas yang
bertaraf lokal dan lebih banyak beorientasi pada operasional pembangunan dakwa secara
langsung seperti saluran radio dan lain sebagainya. Serta dalam perancangan Islamic center
betaraf kabupaten memiliki struktur organisasi sebagai berikut (Departemen Agama RI1976):

10
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Struktur Organisasi Dewan Pembina

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Islamic Center


Sumber : buku petunjuk pelaksanaan proyek Islamic Center di seluruh Indonesia, 1976

D. Sifat,status dan pengelolaan Islamic Center


Sifat, status dan pengelolaan Islamic Centerdiantaranya ;
a. Koordinatif partisipasif dalam arti penanganan dan pengelolaannya bersifat
koordinatif inter departemen tingakat pusat maupun daerah di seluruh kanwil
dan kantor agama setempat, serta paertisipasi dalam arti seluruh masyarakat
di gerakan untuk melaksanakan proyek ini, baik dana pertisipasi langsung
maupun dana social keagamaan serta tenaga.
b. Dana dari pemerintah bisa berbentuk subsidi impress atau dana kerohanian
presiden, PELITA, B.K.M, danaa dari daerah APBD, BAZIS dan sebagainya.
c. Kantor depak di bantu lembaga dakwa social dan pendidikan keagamaan
setempat adalah pengelolah Islamic Center yang diangkat oleh pejabat
setempat tiap periode kurang lebih tiga tahun.
d. Dikatkan dengan dirjen Bimas Islam, Islamic Center merupakan puspenag(pusat
penerangan agama) bagi wilayah yang bersangkutan.

11
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Pengelola Islamic Center adalah sebagai berikut:


a. Status organisasi Islamic Center adalah organisasi semi ofisial sesuai dengan
tujuan dan fungsinya untuk menggerakan partisipasi masyarakat untuk
membangun. Untuk tingkat provinsi ditentukan oleh KDH tingkat satu atas usul
kanwil setempat.
b. Bentuk dan struktur organisasi Islamic center adalah oeganisasi dengan system
pengurus dan anggaran rumah tangga yang seragam.
E. Lingkup kegiatan
Sesuai dengan buku pedoman pelaksanaa Islamic Center di Indonesia maka lingkup
kegiatan Islamic Center dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kegiatan ibadah pokok
 Kegiatan zakat
 Penerimaan zakat
 Pengumpulan zakat
 Pengelola/pembagian zakat
 Kegiatan puasa
 Sholat terawih
 Pesantren kilat
 Membaca Al-qur’an/tadarus
 Kegiatan naik haji
 Upacara peringatan hari besar Islam
b. Kegiatan muamalah
 Kegiatan penelitian dan pengembangan
 Kegiatan social dan kemasyarakatan
 Kegiatan pengelola
 Kegiatan penunjang

2.3 Teori Pendekatan Extending Tradition


Extending traditionis using the vernacular in a modified manner (David Lowenthal,
1998).Keberlanjutan tradisi lokal ditimbulkan dengan mengutip secara langsung dari bentuk
dan fitur sumber-sumber masa lalu. Arsitek yang melakukan hal itu tidak diliputi oleh masa
lalu. Malah, arsitek menambahkannya secara inovatif ( Lowenthal, 1998).
“tidak ada yang salah dengan manipulasi semacam itu: kesulitan timbul hanya jika
sesuatu dari masa lalu mendorong kita untuk menyatakan bahwa kita menyegarkan kembali
masa lalu. Kegunaan masa lalu sesuai dalam banyak sisi. Ini adalah fleksibilitas masa lalu
yang membuatnya berguna dalam meningkatkan sense kita akan diri kita sendiri: interpretasi

12
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

kita tentangnya merubah keserasian akan perspektif dengan kebutuhan masa kini dan masa
datang” (Lowenthal, 1998).
Percobaan melebur masa lalu dengan penemuan baru sering kali menghasilkan
eklektisisme. Pendekatan ini telah diistilahkan sebagai “modern regionalism atau regionalist
modernisme”. Arsitek mencari solusi yang sesuai dengan kompleksitas kontemporer,
menggunakan teknologi yang tersedia (David Lowenthal, 1998).
Salah satu arsitek yang menggunakan strategi ini adalag Geoffrey Bawa. Karyanya
secara eksplisit menggambarkan kontrol yang hebat dalam menggunakan struktur vernakular
dan tradisi craftmanship. Meskipun banyak kritikus yang melabeli arsitekturnya sebagai
‘revivalist’, karya Bawa yang indah merupakan perkembangan masa depan untuk bahasa
bentuk dan mencari inspirasi pada bentuk dan teknik unik bangunan tradisional srilangka
(Lowenthal, 1998).
Karya-karya Bawa banyak digunakan sebagai inspirasi bagi arsitek-arsitek lain, salah
satunya adalah Shanti Jayawardene. Menurutnya, “apa yang kritis dalam karyanya (Bawa)
bukanlah bentuk popularnya yang merepresentasikan mayoritas mode bangunan. Yang paling
penting terletak pada peningkatan bentuk dan tradisi popular dari penurunan status pada
jaman kolonial, dan pada kreasi bahasa arsitektural yang dapat menerima perlindungan
nasional” (Lowenthal, 1998).
Dari penjabaran di atas, dapat diketahui point-point penting yang merupakan inti
dari konsep extending tradition yang akan digunakan sebagai pendekatan dalam Perancangan
Bima Islamic Center. Point-point tersebut antara lain:
 Mencari keberlanjutan dengan tradisi lokal
 Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu
 Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan menambahkannya dengan cara
inovatif
 Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah berdasar kepada perspektif dan
kebutuhan masa kini dan masa depan
 Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan baru
 Menggunakan struktur vernakular dan tradisi craftmanship
 Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang unik dari bangunan tradisional.

Dari point-point tersebut, dapat ditarik kesimpulan dalam satu kalimat tentang arti
dari konsep extending tradition, yaitu menggunakan elemen-elemen tradisional dan konsep
vernakular untuk digunakan pada perspektif, kebutuhan, serta pengalaman masa kini.

13
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

2.3.1 Arsitektur Bima


Uma Lengge salah satu rumah adat tradisional peninggalan asli nenek moyang suku
Bima (Dou Mbojo) yang dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat penyimpanan
padi. Lokasi kedua peninggalan adat tersebut terletak di Desa Maria, Kecamatan Maria, dan
Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa.

Gambar 2.2Uma Lengge


sumber : Radar Lombok 2013

Pada masa lalu, padi disimpan di Uma Lengge atau Uma Jompa untuk kebutuhan satu
tahun. Penempatannya yang terpisah dengan rumah tinggal penduduk konon dimaksudkan
untuk mencegah efek domino yang merugikan apabila terjadi bencana kebakaran. Dengan
demikian, apabila rumah tempat tinggal penduduk terbakar, maka padi yang disimpan di
dalam Uma Lengge atau Uma Jompa tidak akan ikut terbakar, begitu pula sebaliknya. Oleh
karena itulah, kompleks Uma Lengge di Desa Maria dibangun agak jauh dari pemukiman
penduduk.
Ciri struktur ruang dan Pola Permukiman Lengge merupakan salah satu rumah adat
tradisional Bima yang dibuat oleh nenek moyang suku Bima (Mbojo) sejak zaman purba. Sejak
dulu, bangunan ini tersebar di wilayah Sambori, Wawo dan Donggo. Khusus di Donggo
terutama di Desa Padende dan Desa Mbawa terdapat rumah yang disebut Uma Leme.
Dinamakan demikian karena rumah tersebut sangat runcing dan lebih runcing dari Lengge.

14
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Atapnya mencapai hingga ke dinding rumah. Namun saat ini jumlah Lengge atau Uma Lengge
semakin sedikit.
Di kecamatan Lambitu, Lengge dapat ditemukan di desa Sambori yang berjarak
sekitar 40 km sebelah tenggara kota Bima. Meskipun ada juga di desa lain seperti di Kuta,
Teta, Tarlawi dan Kaboro dalam wilayah kecamatan Lambitu. Uma Lengge terdiri dari 2
lantai. Lantai pertama digunakan untuk menerima tamu dan kegiatan upacara adat. Lantai
kedua berfungsi sebagai tempat tidur sekaligus dapur. Sedangkan lantai ketiga digunakan
untuk menyimpan bahan makanan seperti padi, palawija dan umbi-umbian. Pintu masuknya
terdiri dari tiga daun pintu yang berfungsi sebagai bahasa komunikasi dan sandi untuk para
tetangga dan tamu.
Menurut warga Sambori, jika daun pintu lantai pertama dan kedua ditutup, hal itu
menunjukan bahwa yang punya rumah sedang berpergian tapi tidak jauh dari rumah. Tapi
jika ketiga pintu ditutup, berarti pemilik rumah sedang berpergian jauh dalam tempo yang
relatif lama. Hal ini tentunya merupakan sebuah kearifan yang ditunjukkan oleh leluhur
orang-orang Bima. Ini tentunya memberikan sebuah pelajaran bahwa meninggalkan rumah
meski meninggalkan pesan meskipun dengan kebiasaan dan bahasa yang diberikan lewat
tertutupnya daun pintu itu. Disamping itu, tamu atau tetangga tidak perlu menunggu lama
karena sudah ada isyarat dari daun pintu tadi.
Seiring perubahan zaman, Uma Lengge sudah banyak yang dipermark disesuaikan
dengan kebutuhan masa kini. Atapnya sudah banyak yang terbuat dari seng. Fungsinya juga
sudah banyak yang menjadi lumbung. Lengge-lengge yang ada di wawo saat ini sudah banyak
yang difungsikan sebagai lumbung padi. Keberadaan lengge di kecamatan Wawo menjadi
salah satu obyek wisata budaya di kabupaten Bima.
Banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lengge Wawo untuk melihat dan
meneliti tentang sejarah Uma Lengge. Lengge Sambori juga merupakan salah satu aset dan
obyek wisata desa adat yang telah dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Bima. Sambori
terletak di lembah gunung Lambitu yang sejuk dan dingin tanpa polusi udara.
Menurut penelian sejarah orang orang Sambori atau yang dikenal dengan nama Dou
Donggo Eledan orang-orang Donggo Ipa atau di kecamatan Donggo sekarang merupakan suku
asli Bima. Denah pemukiman uma lengge terletak berkumpul pada suatu tempat dengan
rumah berjejeran tanpa adanya pagar halaman karena letak Uma Lengge berdekatan dan
berkelompok dengan Uma Lengge lainnya.
Secara umum, struktur Uma Lengge berbentuk kerucut setinggi 5-7 cm, bertiang
empat dari bahan kayu, beratap alang-alang yang sekaligus menutupi tiga perempat bagian
rumah sebagai dinding dan memiliki pintu masuk di bagian bawah. Untuk bagian atap, terdiri
atas atap umaatau butu uma yang terbuat dari daun alang alang, langit-langit atau taja

15
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

uma yang terbuat dari kayu lontar, serta lantai tempat tinggal terbuat dari kayu pohon
pinang atau kelapa.

Gambar 2.3 Pertapakan Uma Lengge


Sumber : Gamank 2012

Gambar 2.4Pola Tata Masa Uma lengge


Sumber : Gamank 2012
Pada bagian tiang uma juga digunakan kayu sebagai penyangga, yang fungsinya
sebagai penguat setiap tiang-tiang Uma Lengge. Uma Lengge terdiri dari tiga lantai. Lantai
pertama digunakan untuk menerima tamu dan kegiatan upacara adat. Lantai kedua berfungsi
sebagai tempat tidur sekaligus dapur. Sementara itu, lantai ketiga digunakan untuk
menyimpan bahan makanan, seperti padi. Bentuk Lengge mirip bangunan rumah panggung
yang dibangun menggunakan bahan kayu dengan atap dari ilalang. Ukurannya sekitar 4 kali
4 meter, dengan tinggi hingga puncaknya mencapai 7 meter.

16
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Lengge ditopang empat kaki kayu, setinggi 1 meter. Di atas kaki kayu itu, ada
semacam bale-bale tanpa dinding dengan 4 penyangga kayu setinggi 1,5 meter. Di atas bale-
bale, ada ruangan berdinding kayu, tempat penyimpanan persediaan pangan. Atapnya dari
ilalang yang berbentuk mengerucut ke atas (gamank: 2012).

17
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Tabel 2.1 Arsitektur uma lengge


Aspek Arsitektur Gambar Keterangan
PERANGKAAN Perangkaan pada
bangunan uma lengge
menggunakan kontruksi
kayu baik dari bagian
bawah sampai atap
dengan menggunakan
sistem penyambungan
alami (tanpa paku
ataupun bahan industri)
pada setiap pemasangan
komponen rumah.

PERTAPAKAN Pertapakan uma lengge


ditatat secara linear baik
dari timur ke barat
maupun selatan ke utara
dengan memiliki satu
lahan kosong sebagai
tempat kumpul pada
saat adanya acara adat
maupun acara lainnya.

PERATAPAN Perangkaan uma lengge


berbentuk segitiga yang
didesain menutupi
bagian lantai 2 dan 3
dengan menggunakan
alang alang. Peratapan
lantai 3 di gunakan
sebagai tempat
penyimpanan hasil
pertanian.

PERSUNGKUPAN Persungkupan pada uma


lengge memliki dau
konsep persungkupan
yaitu bagian atas
menggunakan
persungkupan sempuna
(tertutup) dan bagian
bawah terbuka.

18
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

PERSOLEKAN Uma lengge tidak


memiliki perelokan
(motif) pada bagian
rumahnya cendrung
terlihat polos.

(Sumber : analisi penulis, 2017)

2.4 Teori Asitektural Islamic Center


Dalam perancangan Islamic Center tentu harus memperharikan memiliki banyak
ruang antara lainnya: penelitian dan pengembangan, perpustakaan, museum, dam pameran
keagamaan, ruang musyawarah besar, ruang rapat dan koferensi, pusat pembinaan
kebudayaan dan agama, balai penyuluhan rohani, balai pelatihan dan pendidikan mubaligh,
pusar radio dakwa dan sebagainya. Namum tentu dalam perancangan harus adanya acuan
teori dasar yang dapat mengarahkan dalam merancang Bima Islamic Center. Teori teori
tersebut antara lain:
2.4.1 Masjid
Dalam perancangan masjid banyak hal yang menjadi perhatian antara lain arah kiblat
serta ukuran ruang sholat untuk perorangnya, berdasarkan data arsitek luas untuk
perorangan dalam melaksanakan ibadah sholat adalah 0.85 m 2. Selain itu juga kita harus
memperhatikan penataan ruangan di dalamnya seperti pada gambar di bawah.

Gambar 2.5standar posisi sholat


Sumber :Data Asitek Jilid 2 hal.249

19
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.6 Pola Tata Ruang Mesjid


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.249
2.4.2 Sekolah
Dalam perancangan sebuah bangunan sekolah harus memperhatikan pola penataan
ruang serta pembagian ruang, sirkulasi dan lain sebagainya.

Gambar 2.7 Pola Tata Ruang sekolah


Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.259

20
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.8 Pola Tata Ruang kelas


Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

Gambar 2.9 Pola Tata Ruang kelas


Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

Gambar 2.10 Pola Tata Ruang kelas


Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

Gambar 2.11 Pola Tata Ruang kelas


Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

21
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

2.4.3 Museum

Dalam perancangan sebuah bangunan museum harus di perhatikan pola penataan


ruang dan penataan masuknyanya cahaya mau pun permainan cahaya di dalamnya serta pola
penataan ruang.

Gambar 2.12 Skema Ruang


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

Gambar 2.13 Ruang Pameran Dengan Ruang Tertutup


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

22
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.14 Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

Gambar 2.15 potongan Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

2.4.4 Perpustakaan
Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan
terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan
intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan
(BPKP:2012).Dalam perancangan perpustakaan banyak hal yang harus kita perhatikan
salah satunya adalah perencanaan jalan utama minimal lebar jalan 2m dan tiap
lorong 1,5m serta lebar jalan rak 0,75m

23
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.16Standar Ukuran Bidang Inventarisasi


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.1

Gambar 2.10 tabel ukuran rak


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.1

Gambar 2.17 Jarak Antara Meja


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.1

Gambar 2.18 Lalu Lintas Pergerakan Antara Posisi Duduk Dan Berdiri
Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.3

24
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.19 Jenis Rak Buku Berdasarkan Usia


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.3

Gambar 2.20 Pola Tata Massa Ruang Perpustakaan


Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.3

2.5 Teori Integrasi Keislaman


Menuntut ilmu adalah hal yang wajib Karena Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh
Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224), sebagaimana telah de jelas
kan dalam ayat Al-qur’an Allah berfirman:
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat” ( Q.S. Al-Mujadalah 58/11).

Ayat di atas menjelaskan kepada kita untuk menuntut ilmu tidak mengenal usia baik
muda, dewasa ,maupun tua adalah memiliki hak yang sama. Telah dijelaskan sebelumnya
dalam perancangan Bima Islamic Center menggunakan konsep pendekatan Extending
Tradition, yang mana pendekatan ini ingin mengangkat kembali nilai budaya dan tradisi
kedalam perancangan Bima Islamic Center. “Budaya berarti pikiran, akal budi, kebudayaan,
yang mengenai kebudayaan yang sudah berkembang, beradab, maju. Dinamika budaya yang
dikehendaki Islam adalah dinamika yang positif, yaitu manfaat, tanpa menimbulkan
malapetaka dan aniaya, yaitu budaya yang bermakna adab dan peradaban. Hal ini jelas sekali
terlihat dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Sekedar beberapa contoh dapat dikutipkan sebagai
berikut:

25
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

"Kehinaan menimpa mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika memegang tali Allah
dan memegang tali sesama manusia". (QS. 3: 112).

Manusia yang tidak ingin ditimpa kehinaan, harus senantiasa berusaha mewujudkan
dan menata peradaban dan kebudayaan lahir batinnya, hubungannya dengan Allah dan
hubungannya dengan sesama manusia dan Alam sekitar secara harmonis. Hal ini sesuai pula
dengan firman Allah Swt:

"Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah dan sembahlah oleh kamu sekalian,
Tuhanmu, dan lakukanlah perbuatan-perbuatan yang baik supaya kamu terpelihara". (QS.
22: 27).
Rukuk, sujud dan menyembah Allah adalah ekspresi budaya spiritual, melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik, mengacu kepada aktifitas manusia dalam hubungannya
dengan sesama dan alam sekitar melahirkan peradaban dan kebudayaan material yang baik
(Syaikhu:2010 ).
Dari penjelasan di atas diharapkan perancanagan Bima Islamic Center dangan konsep
pendekatan Extending Tradition mampu mewadahi dan memenuhi kebutuhan dari
masyarakat khususnya masyarakat Kota Bima dalam munutut ilmu agama yang lebih intensif
mampu ilmu budaya serta mampu mengankat minat remaja untuk lebih katif dan kreatif
dalam kegiatan agama maupun social budaya.

2.6 State of the art


State of the art ini mengambil beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai
panduan ataupun contoh yang dilakukan. Contoh yang di ambil berupa jurnal dan buku yang
selaras dengan perancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending Tradition.
Dari data literatur di harapkan dapat memperoleh pengetahuan pandangan akan
perancangan Bima Islamic Center yang berstandar kabupaten dan kota. Data yang dipelajari
tersebut dapat memberikan panduan akan standart ruang yang dibutukan dalam perancangan
Bima Islamic Center. Berikut ini adalah contoh-contoh jurnal dan buku yang berhasil
didapatkan sebagai sumber.
Tabel 2.2jurnal dan buku yang berhasil didapatkan sebagai sumber
No Teori Masalah Fungsi Integrasi Implementasi
1 Islamic Center Pemerintah Untuk mewadahi “Allah akan Perancangan
(ziemek,1986). mengusahakan masyarakat mengangkat Bima Islamic
dan dalam menuntut orang-orang yang Center
menyelenggaraka ilmu terutama beriman di diharapkan
n satu system dalam ilmu antara kamu dan dapat
pengajaran agama orang-orang yang mewadahi
nasional yang berilmu masyarakat
pengetahuan Kota Bima

26
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

diatur dengan beberapa dalam


Undang Undang. derajat” ( Q.S. menuntut ilmu
Al-Mujadalah terutama ilmu
58:11). agama.

2 Extending Mengutip secara Menggunakan "Kehinaan Dalam


Tradition (David langsung dari elemen-elemen menimpa mereka perancangan di
Lowenthal, bentuk dan fitur tradisional dan di mana saja harapkan dapat
1998). sumber-sumber konsep mereka berada, menampilkan
masa lalu. vernakular kecuali jika bentuk fasad
(misal: struktur memegang tali dan nilai lokal
dan Allah dan serta budaya
craftmanship) memegang tali dari daerah
untuk digunakan sesama yang dirancang.
pada perspektif, manusia". (QS Ali
kebutuhan, serta Imran. 3: 112).
pengalaman
masa kini.
3 Teori Asitektural Dalam Sebagai acuan Maka apakah Dalam
Islamic perancangan standart orang-orang yang perancangan ini
Center(data harus adanya perancangan mendirikan harus
arsitek, 1973) acuan teori dasar mesjidnya di atas menggunakan
yang dapat dasar taqwa standart sesuai
mengarahkan kepada Allah dan ketentuan
dalam merancang. keridhaan-(Nya) perancangan.
itu yang baik,
ataukah orang-
orang yang
mendirikan
bangunannya di
tepi jurang yang
runtuh, lalu
bangunannya itu
jatuh bersama-
sama dengan dia
ke dalam neraka
Jahannam. Dan
Allah tidak
memberikan
petunjuk kepada
orang-orang yang
zalim.” (QS. at-
Taubah [9]:109)
(sumber, analisis penulis,2017)

27
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

2.7 Studi Banding Objek Dan Pendekatan


Dalam perancangan ini melakukan studi banding yaitu studi banding objek dan studi
banding pendekatan. Studi banding objek dilakukan pada dua bangunan Islamic Center yaitu
Islamic Center Samarinda dan Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad. Sedangkan untuk studi
banding pendekatan yang di ambil yaitu Arsitektur berkelanjutan, modern dan tradisi
(Ernaning Setiyowati:2006)
2.7.1 Studi Banding Objek

Studi banding objek yang diambil dalam perancangan ini adalah Islamic center
Samarinda dan Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad.
a. Masjid Islamic Center Samarinda
Objek : Masjid Islamic Center Samarinda
Tahun : 2001
Lokasi : kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk
Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah
dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa
tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Konsep Islamic Center ini mengusung beberapa filosofi Islam ke dalam bangunannya,
seperti masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dengan menara utama setinggi 99 meter yang
bermakna asmaul husna atau namanama Allah yang jumlahnya 99. Sementara itu, anak
tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga.
Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.

28
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.21 Masjid Islamic Center Samarinda


Sumber :http://bujangmasjid.blogspot.com

Gambar 2.22 Contoh filosofi Islam yang diterapkan pada menara Islamic Center Samarinda
Sumber : http://bujangmasjid.blogspot.com

Beberapa fasilitas yang terdapat di Islamic Center Samarinda antara lain, lantai
basement digunakan untuk area parkir kendaraan dengan kapasitas 200 mobil dan 138 buah
sepeda motor, toilet pria dan wanita untuk para jamaah. Di samping kiri dan kanannya
difungsikan sebagai area parkir berkapasitas 391 mobil dan 430 sepeda motor. Di Plaza ini
disediakan keran keran air di sisi kiri dan kanan yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Lantai
dasar Islamic Center Samarinda dipergunakan sebagai ruang pertemuan. Biasanya dipakai
untuk acara seminar dan resepsi pernikahan dengna daya tampung ruangan mencapai 5000
undangan. Permukaan lantai masjid ini ditutup dengan granit pilihan dengan aneka ragam
corak menampilkan nuansa hangat namun tetap sejuk dengan pemakaian AC di dalam
ruangan(Nurjamal:2016).
b. Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad

29
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Objek : Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamaba.


Tahun : 1976
Lokasi : Pakista

Umumnya sebuah Masjid memiliki kubah sebagai ciri khasnya. Namun, hal ini tidak
berlaku bagi Masjid terbesar di Asia Selatan ini. Ya, inilah Masjid Shah Faisal. Masjid Nasional
Pakistan yang berdiri megah di bawah Bukit Margala, kaki bukit yang paling barat dari
Pegunungan Himalaya. Bukit ini terletak di bagian utara kota Islamabad, ibukota Pakistan
yang menggantikan kota Karachi.

Bentuknya seperti tenda raksasa yang terinspirasi dari tenda suku Beduin Arab.
Kemegahanya tampak agung dengan pilar-pilar beton raksasa dan menara-menaranya yang
menjulang tinggi mencakar langit. Masjid dengan arsitektur modern dan unik tanpa kubah
tradisional ini merupakan buah karya dari seorang arsitek ternama Turki, Vedat Dalokay. Ia
adalah pemenang anugerah The Aga Khan Architectural Award

Gambar 2.23 Masjid Shah Faisal


Sumber: http://en.wikipedia.org

30
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.24 Eksterior dan Interior Masjid Shah Faisal


Sumber: http://en.wikipedia.org

Masjid ini tidak lepas dari Raja Faisal Bin Abdul Aziz Arab Saudi. Pemberian nama
Masjid kepadanya dilakukan karena telah mendukung rencana pembangunan tempat ibadah
Nasional oleh pemerintah Pakistan pada tahun 1966. Saat itu sang raja tengah melakukan
kunjungan resmi kenegaraan ke Pakistan.
Tiga tahun setelah itu, tepatnya di tahun 1969 diselenggarakan sayembara
internasional yang diikuti oleh arsitek internasional dari 17 negara. Mereka kemudian
menyerahkan 43 proposal rancangan. Setelah empat hari penjurian, terpilih karya arsitek
Turki Vedar Dalokays sebagai pemenang sayembara.
Pembangunan Raja Faisal masjid dimulai pada tahun 1976 oleh National Construction
of Pakistan dipimpin oleh Azim Khan, menghabiskan dana lebih dari 130 juta Riyal Saudi
Arabia atau sekitar 120 juta Dolar Amerika. Keseluruhan dana pembangunan masjid tersebut
ditanggung oleh pemerintah Saudi Arabia.
Keseluruhan proses pembangunan masjid ini selesai dilaksanakan pada tahun 1986
dan menjadi markas bagi International Islamic University. Begitu banyak kritikan terhadap
masjid ini dari kalangan muslim yang berpandangan konservatif, terutama karena bentuknya
yang tidak lazim dengan ketiadaan kubah besar layaknya sebuah masjid yang dikenal secara
universal.
Namun semua kritikan tersebut kemudian lenyap ketika masjid ini selesai dibangun
dan menghasilkan sebuah bangunan masjid yang begitu besar, megah dan ditambah lagi
dengan pemilihan lokasi yang begitu menarik dengan menjadikan bukit Margalla di latar
belakangnya.

31
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi ini, secara arsitektural,
memasukkan gaya Asia Selatan, Arab, dan Turki. Dengan perpaduan ini, bisa dikatakan bahwa
Masjid Shah Faisal merupakan salah satu contoh arsitektur Islam modern di dunia.
Masjid ini mampu menampung 10 ribu jemaah di ruang sholat utama, 24 ribu jemaah
di di area portico, 40 ribu jemaah di halaman tengah dan 200 ribu di area penghubung.
Meskipun daya tampung ruang utama masjid ini lebih kecil dibandingkan dengan masjid
Hassan II di Casablanca (Maroko), namun masjid Raja Faisal ini memiliki daya tampung
terbesar di area penghubung nya setelah Masjidil Harram dan Masjid Nabawi.
Hadir tanpa bangunan kubah atau dome seperti lazimnya masjid tradisional, masjid
ini memilih hadir garis-garis modern kontemporer bercampur dengan tenda tradisional khas
Beduin. Semua dituangkan dalam ruang shalat yang luas berbentuk segitiga dengan empat
menara.Minaret meminjam desain bentuk mereka dari tradisi Turki. Minaret yang kurus dan
mirip pensil. Masing-masing empat minaret tingginya 80 meter, menara tertinggi di Asia
Selatan dan berukuran 10 x 10 m.
Dalokay mengajak untuk membayangkan puncak masing-masing empat minaret
sebagai sudut tertinggi Kakbah. Maka akan terbentuk Kakbah imajiner ditampilkan oleh
empat minaret pada empat sudut dari ketinggian hingga dasarnya. Masjid Faisal
menyesuaikan diri dengan bentuk Kakbah secara proporsional.
Interior ruang utama ditutupi dengan lantai marmer putih dan dihiasi dengan mosaik dan
kaligrafi oleh seniman Pakistan, Sadeqain, dan lampu gantung khas Turki. Pola mosaik
memperindah dinding barat. Kaligrafi ayat ditulis lebih dulu di dinding barat dan ayat lain
tertulis dalam tulisan kufi awal diulang dalam pola gambar cermin. Keindahan dari rancangan
sederhana yang terpilih.
Masjid Raja Faisal dilengkapi dengan beragam fasilitas termasuk perpustakaan,
museum, ruang kuliah, kafetaria dan Universitas Islam Internasional yang mampu
menampung 700 mahasiswa. Di bawah tanah tembok masjid ini dilengkapi dengan kolam
kolam refleksi yang berfungsi sebagai pengatur suhu udara di dalam masjid dengan mengatur
ketinggian permukaan air di masing masing kolam. Sedangkan di ruang utama masjid di hias
dengan lampu gantung ukuran besar seberat 7,5 ton dan dihias dengan 1000 bola lampu
listrik.
Satu hal yang lain dari masjid ini adalah disediakannya ruang shlat khusu untuk
wanita, sesuatu yang sangat jarang terjadi di Pakistan dimana wanita lebih di anjurkan untuk
melakukan sholat di rumah. Ruang sholat wanita ini di hias dengan pualam putih dan hitam
yang sengaja didatangkan dari Yunani. Sedangkan halaman tengah masjid di tutup dengan
granit Italia (Nurjamal:2016).

32
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Tabel 2.3 Aspek Arsitektur pada Objek Masjid Islamic Center Samarinda dan
Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad

Gambar Aspek keterangan


Arsitektur
Interior Dalam perancangan
bangunan interior Masjid
Islamic Center
Samarinda banyak
menggunakan sistem
bukaan ruang
sehingga dengan
perancangan
tersebut dapat
memanfaatkan
cayaha matahari
sebagai sumber
penerangan di
pagi,siang maupun
sore hari seperti
pada gambar di
samping

Dalam perancangan
Masjid Shah
Faisal,Pakistan
Islamabad juga
banyak
menggunakan sistem
bukaan yang
bertujuan agar
dapat memanfaakan
cahaya matahari
sebagai penerangan
alami

Sirkulasi Terilihar sirkulasi


pada interior tengah
masjid sangat baik
tanpa ada datupun
kolom sehingga
terkesan luas.

33
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Sistem sirkulasi pada


bagian luar masjid
sangat baik
antaranya bagian
depan masjid
dirancang sebagai
ruang publik yang
luas dengan di
berikan beberapa
penataan lanskap.
Selain itu juga
bagaian kiri dan
kanan bangunan
dirancang sebagai
tempat parkir yang
memiliki sirkulasi
yang baik untuk
kendaraan yang
masuk maupun
keluar dari area
masjid.
Pola Tata Pola tata massa
Massa masjid Islamic
Center Samarinda
memiliki penataan
bangunan masjid
pada bagian tengah
tapak dan bagian
depan sebagai ruang
publick dan bagian
kiri dan kanan
sebagai area parkir
kendaraan
Pola tata massa
Masjid Shah
Faisal,Pakistan
Islamabad ini
memberikan ruang
publik di depan
masjid yang sangat
luas dengan area
parkir di bagian
belakang masjid dan
memiliki sirkulasi
yang baik.

34
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Ekterior Konsep bentukan


ekterior pada
bangunan Masjid
Shah Faisal,Pakistan
Islamabad berbeda
dengan bentuk
masjid pada
umumnya karena
masjid ini lebih
menggunakan
permainan bentuk
untuk mendapatkan
suasana ruang dalam
yang luas tanpa
kolom dan terlihat
sangat elegan.

Exterior masjid
Islamic Center
Samarinda sangat
terlihat bagus
dengan adanya
permainan bentuk
fasad yang
menggunakan
banyak menara dan
filosofi islami pada
corak kubah.

(sumber, analisis penulis,2017)

2.7.2 Studi Banding Pendekatan


Pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Bima Islamic Center
adalah Extending Tradition yang menekankan secara langsung dari bentuk dan fitur sumber-
sumber masa lalu yang akan ditampilkan dalam bentuk yang modern. Studi banding
pendekatan yang di ambil yaitu Arsitektur berkelanjutan, modern dan tradisi (Ernaning
Setiyowati:2006)
Arsitek :Leg Bunnag dan bill bensley
Lokasi :Chiang Mai, Thailand
Bangunan :The Regent Residences

35
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.25 Regent Residence dalam lukisan


Sember :Tan Hock Beng, 1996

The Regent Residence merupakan perkembangan kondominium yang menawarkan


privasi dan banyak fasilitas lainnya seperti restoran, room service, spa, dan kolam renang
pribadi. Kompleks bangunan ini terdiri dari 24 unit mewah dalam 10 villa terpisah dengan 3
atau 4 lantai unit villa. Masing-masing unitnya berukuran dalam range 330 m2 sampai 445
m2. Unit-unit ini ditawarkan dalam 3 layout yang berbeda, antara lain teras taman,
pemandangan gunung, dan penthouse. Unit-unit taman memiliki kolam sendiri, penthouse
menempati dua lantai teratas villa. Terdapat tangga melingkar yang membawa menuju ke
paviliun terbuka di atas (Beng, 1996).
The Regent Residence dirancang sebagai penghargaan atas budaya dan heritage dari
kerajaan kuno ini dengan layoutnya berdasar pada desa tradisional Thailand. The Regent
Residence melukiskan arsitektur dan sculpture Lanna yang unik dari Thailand Utara. Kerajaan
Lanna merupakan kerajaan yang berusia 13 abad di Thailand Utara, diawali oleh Raja Mengrai
pada 1259 yang mendirikan ibukota Chiang Mai pada 1291. Dari kerajaan ini tumbuh
masyarakat dengan budaya dan bahasa bersamaan dengan tradisi dan adat, ritual dan festival
( Bond:2007).
Secara literal Lanna berarti “the land of a million rice fields” dan banyak pedesaan
Chiang Mai masih mengembangkan hasil dari bahan pokok ini. Areanya sakarang terkenal
sebagai Chiang Mai. Sekarang terdapat banyak pengaruh dari Arsitektur Utara. Pengaruh
tersebut terlihat dalam desain, artwork, dan sculpture pada periode sekarang.

36
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

PERTAPAKAN
Konsep Tradisional

Gambar 2.26 Bangunan Lanna berada di tengah-tengah landscape


Sember : Tan Hock Beng, 1996
Bangunan Lanna berada di tengah-tengah landscape yang hijau masyarakat Thailand
merupakan masyarakat yang agricultural. masyarakat hidup dengan bertani. Pertanian
merupakan sumber penghasilan pokok masyarakat. Dengan menjadi masyarakat yang
agricultural, terdapat penghargaan yang dalam untuk alam dan kebutuhan untuk menjadi
harmoni dengan elemennya. Jadi dalam merancang sebuah bangunan, konsep tradisional
Lanna memiliki penghargaan yang dalam untuk alam sehingga bangunannya hidup bersama
alam tanpa merusaknya (setiyowati:2006).

Konsep
Modern

Gambar 2.27 bangunan Regent Residence Chiang Mai


Sember : Tan Hock Beng, 1996

37
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Lokasi kompleks bangunan Regent Residence Chiang Mai ini terletak pada acre area
tumbuh-tumbuhan hijau yang subur, dengan bukit-bukit kecil yang membentuk latar
belakang yang indah. Dikelilingi oleh pohon jati, kompleks bangunan ini dikomposisikan
dengan hati-hati (Beng, 1996). Pengkomposisian unit-unit bangunan ini diusahakan masuk
menjadi bagian dari site yang subur itu tanpa harus merusaknya. Beberapa strategi dilakukan
untuk membuat bangunan ini menyatu dengan alam tetapi masih memungkinkan bangunan
ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada (setiyowati:2006).
Kompleks ini memiliki pemandangan ke arah Gunung Dot Suthep. Selain itu, adanya
lahan pertanian di pusat kompleks bangunan merupakan daya tarik tersendiri. Penggunaan
lahan pertanian sebagai bagian dari strategi landscape bukan hanya unik tapi juga membawa
resort kembali kepada akar perekonomian Thailand, yaitu pertanian (Beng, 1996).

Gambar 2.28 Perletakan bangunan di antara pohon-pohon yang tumbuh subur


Sember : Tan Hock Beng, 1996

Desain landscape mungkin merupakan elemen resort yang paling penting dan paling
berkesan. Masing-masing unit dihubungkan oleh jalan yang terbuat oleh batu pasir,
sedangkan fasilitas resort tersembunyi di antara daun-daunan yang tebal. Lingkungan tropis
yang subur didesain sedemikian rupa sehingga setiap sudutnya penuh dengan kejutan.
Penempatan sculptural dan terracotta di sudut lahan menciptakan sebuah pengalaman
(setiyowati:2006).

38
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.29 Penempatan Sculpture di setiap sudut yang menciptakan sebuah pengalaman
Sember : Tan Hock Beng, 1996

Highlight taman yang berbeda merupakan pengalaman dramatis yang dibedakan


antara siang dan malam. Di malam hari terdapat ratusan cahaya. Lebih dari 300 lentera,
didukung oleh bamboo stands, dinyalakan di sekitar lahan pertanian pada malam hari,
menutupi seluruh tempat (Beng, 1996).

Gambar 2.30Beberapa sudut landscape pada Regent Residence Chiang Mai


Sember : Tan Hock Beng, 1996

39
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Jadi konsep tradisional Lanna yang tetap digunakan pada kompleks bangunan ini
adalah dipertahankannya lahan pertanian yang merupakan sumber kehidupan masyarakat
Thailand, bahkan digunakan sebagai pusat landscape. Perletakan massa bangunan diatur
sedemikian rupa supaya tidak merusak lahan pertanian tersebut tetapi masih bisa memenuhi
fungsi yang dibutuhkan untuk masa sekarang. Kebutuhan yang Gambar ingin dipenuhi di sini
adalah keinginan untuk menikmati pemandangan dan merasakan sebuah pengalaman. Dari
penataan landscape diharapkan pengguna bangunan dapat merasakan pengalaman tersebut
(setiyowati:2006).
Konsep pertapakan: memanfaatkan alam atau bersahabat dengan alam. Bentuk
bangunan disesuaikan dengan keadaan site.
PERANGKAAN

Konsep Tradisional

Gambar 2.31Rumah tradisional Lanna. Lantai ditinggikan


Sember : Tan Hock Beng, 1996

Pada bangunan tradisional Lanna, lantai rumah diangkat tinggi dari tanah dengan
beberapa pilar pendukung untuk mengantisipasi banjir di musim hujan dan untuk
menyediakan tempat di bawah rumah untuk pekerjaan seperti memahat dan mengeringkan
tekstil selama musim panas.

40
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Konsep Modern

Gambar 2.32Pavilliun yang diangkat tinggi dengan tujuan untuk menikmati pemandangan
Sember : Tan Hock Beng, 1996

Kompleks bangunan ini memiliki pemandangan yang indah ke arah Gunung Dot
Suthep. Selain itu, pemandangan yang diciptakan oleh penataan landscapenya sendiri pun
indah. Pemandangan tersebut diusahakan agar bisa dinikmati oleh pengguna villa. Maka
untuk memenuhi kebutuhan pandangan ini, Lek menaikkan pavilliun kayu yang disatukan
dengan 8 hektar sawah dan taman yang subur (Beng, 1996). Jadi bangunan ini tetap
menggunakan konsep tradisional dalam perangkaannya, yaitu menaikkan ketinggian lantai,
namun penggunaan konsep ini memiliki fungsi yang berbeda pada konsep tradisional dan
modernnya. Untuk konsep modern, karena disesuaikan dengan fungsi villa yang sebagai
tempat peristirahatan, maka pemandangan merupakan hal yang penting di sini. Dan inilah
sebabnya mengapa diperlukan penaikan ketinggian lantai, yaitu untuk menikmati
pemandangan (setiyowati:2006).

Gambar 2.33Pemandangan dari pavilliun yang ditinggikan


Sember : Tan Hock Beng, 1996

41
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Konsep perangkaan: Struktur dan material tradisional tetap digunakan, tetapi


struktur yang modern juga digunakan di beberapa bagian bangunan yang membutuhkan
kekuatan yang lebih. Jadi struktur lebih disesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan
disesuaikan dengan fungsi yang dibutuhkan.

PERATAPAN
Konsep Tradisional

Gambar 2.34 Pahatan kayu bentuk V


pada gable
Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.25 Atap bangunan


tradisional Lanna bertumpuk-tumpuk
dan memiliki kemiringan yang tajam
Sember : Tan Hock Beng, 1996

42
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Pada bangunantradisional Lanna, atap dimiringkan untuk menyediakan jalannya air


hujan. Perpanjangan balok membingkai dua lengan membentuk segitiga atap. Selain itu, atap
memiliki ciri khas multi tumpuk dan lis yang rendah. Pada rumah kayu dengan karakteristik
Kalae atau pahatan kayu bentuk ”V” pada gable, dilihat sebagai satu contoh langka dari
arsitektur dan seni tradisional Lanna(Kelsey:2006).

Gambar 2.36 Bentuk atap yang lain, tetap bertumpuk


Sember : Tan Hock Beng, 1996

Konsep Modern
Bentuk atap yang lain, tetap bertumpuk Konsep Modern Pada bangunan the Regent
Residence Chiang Mai ini atap memiliki kemiringan tajam dan dijajarkan (Beng, 1996). Panel
kayu dipahat dan diwarna pada plafond, memberi tambahan kehangatan dan
menggambarkan bentuk tradisional yang ditemukan di area kuil.

43
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.37 Atap yang bertumpuk juga ditemui pada bangunan Regent Residence
Sember : Tan Hock Beng, 1996

pada gambar di atas dapat dilihat bahwa atap pada bangunan Regent Residence
Chiang Mai ini mengambil bentuk dari bangunan tradisional Lanna. Hal itu tampak pada
susunan atapnya yang bertumpuk. Hanya saja bentuk ini juga disesuaikan dengan kebutuhan
sekarang, yaitu atap membutuhkan bentang yang lebih besar karena kebutuhan ruang yang
lebih besar, sehingga struktur atap yang digunakan pada bangunan utama adalah struktur
atap modern. Sedangkan yang digunakan pada unit-unit yang kecil seperti gazebo, masih
menggunakan struktur atap yang tradisional (setiyowati:2006).

Konsep Peratapan: menggunakan sistem struktur atap tradisional yang disesuaikan


dengan kebutuhan sekarang.

44
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.38Pada Gazebo menggunakan struktur atap tradisional dan bertumpuk


Sember : Tan Hock Beng, 1996

45
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

PERSUNGKUPAN
Konsep Tradisional

Gambar 2.39 Rumah tradisional Gambar 2.40 Rumah tradisional


Lanna yang memiliki dinding yang Lanna yang memiliki dinding terbuka
tertutup. Sember : Tan Hock Beng, 1996
Sember : Tan Hock Beng, 1996

Bangunan tradisional Lanna memiliki dua konsep yang berbeda untuk persungkupan.
Ada beberapa yang memiliki persungkupan sempurna, yang berarti keseluruhan rangkanya
ditutup oleh dinding, namun ada pula bangunan yang terbuka, rangkanya terekspos tanpa
penutup. Ada juga bangunan yang merupakan kombinasi dari keduanya.

Konsep Modern
Bangunan Regent Residence memiliki banyak bukaan. Semua setting yang subur dan
indah bisa dinikmati melalui bukaan yang lebar di mana-mana. Setiap unit diberikan dapur
dan pavilliun terbuka yang besar (Beng, 1996).
Interior diselesaikan dengan penggunaan kayu local, terutama pada lantai yang
halus, pintu yang megah dan tangga spiral di dalam menuju ke penthouse. Untuk mencapai
privasi, dan lebih baik daripada penggunaan kerai kayu, kertas beras buatan tangan yang
lembut ditempel di jendela yang dipilih, masih membolehkan cahaya alami yang lembut ke
dalam suite.

46
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.41 Ruang-ruang dengan dinding terbuka


Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.42 Ruang-ruang dengan dinding tertutup


Sember : Tan Hock Beng, 1996

Bangunan Regent Residence menggunakan konsep tradisional yang memiliki


kombinasi dinding yang terbuka dan tertutup, dan penempatannya disesuaikan dengan
kebutuhan sekarang. Untuk ruang dengan dinding terbuka adalah ruang-ruang yang
digunakan untuk menikmati pemandangan seperti ruang duduk. Sedangkan dinding yang
tertutup diletakkan di ruang-ruang yang lebih private seperti ruang tidur (setiyowati:2006).
Konsep persungkupan: menggunakan elemen bangunan tradisional, tapi memiliki
fungsi yang sedikit berbeda dalam penggunaannya di masa kini. Selain itu juga menyesuaikan
elemen-elemen tersebut dengan fungsi dan kebutuhan masa kini.

47
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

PERSOLEKAN
Konsep Tradisional
Pada bangunan tradisional Lanna, gable, pintu, dan jendela biasanya dipahat dengan
kekusutan yang liar dari tumbuh-tumbuhan dan bunga, diselingi dengan makhluk mistik yang
bersayap seperti kinnaree, garuda dan hasadiling. Di dalam, pilar mengingatkan kepada
pohon yang tinggi di hutan dan didekorasi dengan motif flora, dan dindingnya sering ditutupi
dengan lukisan dinding yang menggambarkan tema Budha dan adegan kehidupan sehari-hari.
efek keseluruhan adalah untuk memberi kuil Lanna perasaan natural dan membuat tempat
yang nyaman. Ketika kita melihat dan menghargai lukisan dinding yang indah, pahatan, atau
gambar Budha dalam setting yang tenang, mudah untuk melakukan meditasi. Lanna
tradisional craft dipasang di atas pintu untuk melindungi penggunanya (Kelsey:2006).

Gambar 2.43 Lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan pahatan
dinding yang bergambar flora
Sember : Tan Hock Beng, 1996

48
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.44 Pilar dengan dekorasi motif flora


Sember : Tan Hock Beng, 1996

Warna yang paling dasar dan yang paling punya kekuatan yang diekspresikan di era
Lanna adalah emas dan merah tua yang memberikan penampilan seperti raja. Penggunaan
daun emas pada background merah tua memungkinkan yang emas bisa mengekspresikan
dirinya dalam kontras yang dramatis melawan warna nada hangat sebagaimana dia
mencerminkan secara mistis dalam cahaya. Nada emas, dalam era Lanna, menggambarkan
matahari, pohon Bo (pohon keramat yang sering ditanam di dekat kuil sebagaimana dalam
legenda bahwa Budha mempelajari prinsip-prinsipnya di bawah pohon Bo) dan binatang kecil
seperti tupai dan kelinci. Beberapa variasi burung, burung kakak tua, kupu-kupu dan capung
memperluas kekayaan dan permainan artwork.

Konsep Modern
Bangunan Regent Residence Chiang Mai menggunakan kisi-kisi penuh hiasan dan
reruntuhan dinding-dinding yang memberi gambaran oriental yang unik. Batu memberi
ketentraman dan berkesan berat, sedangkan puncak menara dan atap menyediakan
keringanan dan elegan (Beng, 1996).
Ekletisisme dan kompleksitas diperluas sampai interior juga, di mana kayu digunakan
secara ekstensif. Didetail untuk menciptakan sensasi orientalisme. Kaelae dan gazebo pribadi
yang disebut salas membentuk bagian desain dari setiap paviliun. (Beng, 1996)

49
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 2.45 Pada interior Gambar 2.46 Kisi-kisi Gambar 2.47 Pada
diletakkan sculpture penuh hiasan interior terdapat
tradisional Lanna memberikan kesan beberapa ukiran pada
Sember : Tan Hock Beng, oriental furnitur
1996 Sember : Tan Hock Beng, Sember : Tan Hock Beng,
1996 1996

Bangunan Regent Residence masih menggunakan elemen tradisional untuk dekorasi


dan mempercantik arsitektur. Tapi dekorasi tradisional yang digunakan sudah
disederhanakan. Apabila pada bangunan tradisional ukiran memenuhi bagian atas pintu, pada
bangunan ini ukiran hanya ada di kisi-kisi jendela saja. Begitu juga dengan kolom. Pada
bangunan tradisional, kolom penuh dengan ukiran, pada bangunan modern kolom dibiarkan
polos. Dari sini dapat dilihat bahwa bangunan modern lebih memberi kesederhanaan pada
persolekannya (setiyowati:2006).
Konsep persolekan: menyederhanakan ornamentasi bangunan vernakular. Cenderung
menggunakan cahaya, bayangan, dan ruang luar untuk mempercantik bangunan.
Kesimpulan
Dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai konsep extending
tradition dalam setiap unsur pembentuk arsitektur. Kesimpulan tersebut digambarkan di
dalam matriks di bawah ini.

50
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Tabel 2.4 Aspek Konsep Pendekatan Extending Tradition

UNSUR Gambar Konsep


PERTAPAKAN memanfaatkan alam
atau bersahabat
dengan alam. Bentuk
bangunan disesuaikan
dengan keadaan site

PERANGKAAN struktur dan material


tradisional tetap
digunakan, tetapi
struktur yang modern
juga digunakan di
beberapa bagian
bangunan yang
membutuhkan
kekuatan yang lebih.
Jadi struktur lebih
disesuaikan dengan
kebutuhan masa kini.

51
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

PERATAPAN menggunakan sistem


struktur atap
tradisional yang
disesuaikan dengan
kebutuhan sekarang.

PERSUNGKUPAN menggunakan elemen


bangunan tradisional,
tapi memiliki fungsi
yang sedikit berbeda
dalam penggunaannya

52
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

di masa kini. Selain itu


juga menyesuaikan
elemenelemen
tersebut dengan fungsi
dan kebutuhan masa
kini.

PERSOLEKAN menyederhanakan
ornamentasi bangunan
vernakular. Cenderung
menggunakan cahaya,
bayangan, dan ruang
luar untuk
mempercantik
bangunan.

(sumber: analisis penulis,2017)

Jadi inti dari extending tradition bila dilihat dari matriks di atas adalah penggunaan
elemen tradisional pada bangunan masa kini dengan perubahan perubahan yang disesuaikan
dengan perspektif dan kebutuhan masa kini.

53
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Metode Perancangan


Metode perancangan merupakan tahapan demi tahapan dalam siklus kerja atau
proses yang digunakan dalam merancang objek Bima Islamic Center. Dalam melakukan
sebuah perancangan, metode perancangan dibutuhkan untuk memudahkan perancang guna
mendesain dan mengembangkan rancangan yang akan dirancang. Tahapan pada metode
rancangan dimulai dari pencarian pencaarian ide atau gagasan kemudian mencari
permasalahan terkait beserta solusinya dan tujuan dari rancangan tersebut. Tahapan
berikutnya adalah mengumpulkan data, baik primer maupun sekunder. Setelah data cukup
lengkap maka dapat melanjutkan ke tahap analisis data perancangan dengan hasil akhir
berupa konsep perancangan yang nantinya digunakan ketika merancang objek tersebut.
Pencarian gagasan perancangan Bima Islamic Center ini berawal dari Q.S. Al-
Mujadalah 58/11 serta adanya masalah-masalah yang terdapat di Kota Bima terutama perihal
yang berkaitan dengan pemahaman agama danahlak yang baik pada masyarakat Bima
Khususnya kaum remaja. Permasalahan yang terjadi terkait hal di atas yaitu kurangnya
wadah yang bisa mewadahi masyarakat Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama.
tradisional. Salah satu langkah untuk dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
membuat suatu rancangan Bima Islamiccenter sebagai wadah yang dapat digunakan oleh
masyarakat Kota Bima sebagai pusat pembelajaran agama yang memiliki sarana apresiatif,
sosialis, serta memberikan informasi dan pengetahuan baru terkait ilmu agama yang dapat
memacu masyarakat untuk belajar agama yang sejalan dengan kandungan AlQuran, Al-Hadist
serta integrasi keislamandalam segala aspek yang dikandung di dalamnya.
Adapun metode perancangan yang digunakan pada perancangan ini mengacu pada
metode perancangan dari AIA (1993) dengan mengimplementasikan nilai-nilai atau cara kerja
yang terkandung dalam tema perancangan yaitu Extending Tradition sehingga mampu
menghasilkan metode perancangan yang sesuai.

3.2 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pengumpulan data merupakan tahapan metode perancangan yang sangat penting,
karena perancangan akan berjalan baik apabila data yang diperlukan telah tersedia dan
mencukupi. Prosedur dan jenis pengumpulan data pada Perancangan Bima Islamic Center ini
difungsikan guna mendapatkan data dan diakumulasikan secara primer dan sekunder:

3.2.1 Data Primer

54
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya diperoleh
dengn cara survey lapangan (observasi), wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan atau survey langsung lapangan yang dimaksud.
Dalam perancangan Bima Islamic Center, observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data – data terkait tapak dan objek sejenis. Sehingga hasil yang
diharapkan dari observasi berupa data yang meliputi
a. kondisi eksisting lokasi yang berada di Desa Dara Kec. Rasa Na’e Barat Kota
Bima
b. Data arsitektural Islamic Center sejenis yang berada di Mataram dan
konsepan Islamic center Kota Malang yang mencakup kebutuhan ruang,
struktur, sirkulasi, sistem transportasi dan sistem utilitas.
2. Wawancara
wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak diperoleh dari proses
observasi. Objek wawancara dalam perancangan ini adalah Dinas Bappeda Kota
Bima. Dari wawancara ini dapat diperoleh data berupa kondisi geografis dan
sosial masyarakat sekitar.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dalam bentuk gambar
maupun file.

3.2.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti, data ini
diperoleh dari bahan – bahan kepustakaan atau data yang bersumber secara tidk langsung.
1. Studi literatur
Data yang didapat dari studi literatur berupa teori arsitektural, non
arsitektural dan tema
2. Studi banding
Studi banding dilakukan untuk mendapatkan data – data perancangan, baik
aspek arsitektural dan tema dalam objek studi banding.
Setelah pengumpulan data adalah proses pengolahan data, pengolahan data
dilakukan dengan cara Investigative yakni langkah dalam proses desain adalah berdasarkan
seleksi proses investigasi dari opsi-opsi idea dan solusi.

3.3 Teknik Analisis

55
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Dalam proses perancangan yang dilakukan, melalui beberapa tahapan dengan


melakukan terlebih dahulu berbagai analisa guna mendapatkan hasil yang memuaskan.
Analisa berhubungan langsung dengan obyek rancangan yang akan dirancang, khususnya
kecocokan dengan pendekatan yang diambil yaitu Extending Tradition.
Proses desain Bima Islamic Center dengan Tema Extending Tradition ini mengacu
pada proses perancangan yang dikemukakan oleh AIA (1993). Di dalam buku Design Phases of
Architecturel Design oleh AIA (1993) telah dijelaskan bahwa terdapat tiga fase dalam
proses desain arsitektur yaitu pre-design, site analysis, dan schematic design.
Dimana pada fase pre-design merupakan tahapan mencari isu dan data (need), site analysis
meliputi tahapan analisis secara keseluruhan atau tahapan mencari kelebihan dan
kekurangan (contex) sehingga nantinya memperoleh solusi. Tahapan ketiga adalah schematic
design yaitu menemukan solusi (form) dari isu pada fase pertama, melalui fase kedua.
Sehingga diperoleh konsep desain yang sesuai dan mampu menjawab permasalahan yang ada.

Metode atau fase perancangan oleh AIA (1993) diatas kemudian diimplementasikan
dengan nilai-nilai atau cara kerja extending traditionsehingga nantinya diperoleh tahapan-
tahapan desain yang tepat dan sesuai. Tahapan perancangan atau cara kerja berdasarkan
tema extending mengacu pada cara kerja atau alur perancangan objek pada studi banding
perancangan pada bab sebelumnya, sehingga menghasilkan tahapan atau alur perancangan
sesuai dengan tema perancangan. Setelah mengetahui metode perancangan berdasarkan
tema extending tradition, dan fase desain AIA, selanjutnya dapat disimpulkan tahapan-
tahapan perancangan berdasarkan kedua fase desain tersebut. Yaitu menghasilkan fase
desain baru yang nantinya akan diterapkan pada proses perancangan Bima Islamic Center.

56
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Tahapan-tahapan atau fase perancangan Bima Islamic Center secara ringkas


dijelaskan pada skema berikut:
Skema alur perancangan

Tahap 2.2
Analisis Fungsi dan Ruang
Program ruang fungsional,
penzoningan

Tahap 2.4 Tahap 2.3


Analisis bentuk Analisis Tapak
analisis bentuk dan tatanan massa aksesibilitas, sirkulasi, pandangan,
bangunan kontur dan pola massa bangunan,
klimatik, kebisingan, vegetasi

Tahap 2.5 Tahap 2.6


Utilitas Analisis Struktur
pembuangan sampah, penangkal Pemilihan struktur yang digunakan
petir, sistem pemadam
kebakaran,site furniture, jaringan
air bersih, jaringan listrik.

Tahap 3 (FORM)

1. konsep tapak
2. konsep bentuk
3. konsep ruang
4. konsep struktur
5. konsep utilitas

Gambar 3.2 Bagan tahapan perancangan


Sumber: Analisis Penulis, 2017

57
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

1. Tinjauan Kelayakan
Merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data
dari bangunan sejenis yang telah ada sebelumnya. Proses ini berfungsi untuk mengukur
seberapa layak perencanna Bima Islamic Center yang akan dibangun pada lokasi
perancangan. Melihat fungsi dari bangunan yang telah ada kurang begitu optimal, proses ini
digunakan sebagai tolak ukur yang akan dilakukan untuk memperbaharui kawasan
sebelumnya.
2. Analisis Tapak
Mengumpulkan berbagai potensi yang terdapat di Kecematan Rasa Na’e Barat Kota
Bima, khususnya yang terletak di kawasan perencanaan. Analisa tapak meliputi:

 Persyaratan Tapak
 Analisa Aksesibilitas
 Analisis Sensori
 Analisa Iklim
 Analisa Vegetasi Dan Zoning Kawasan
 Kondisi Topografi
 Ketersediaan lahan bagi pengembangan di masa yang akan datang
 Identifikasi dampak yang akan terjadi, analisa kondisi tapak diperkulkan
untuk mengetahui dampak yang akan dating dari perancangan tersebut.
3. Analisis Fungsi
Analisis ini bertujuan untuk menentukan fungsi ruangan yang akan digunakan pada
sebuah bangunan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pengelompokan fungsi tersebut untuk
lebih menata kondisi bangunan. Penyusunan tersebut didasarkan pada kebutuhan ruang
maupun jenis kegiatan yang ada di dalam bangunan Bima Islamic Center. Fungsi tersebut
juga termasuk fungsi sosial yang dimiliki oleh bangunan agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar yang telah ada sebelumnya.
4. Analisis Aktifitas
Mengumpulkan data tentang berbagai jenis kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
bangunan yang nantinya akan mempengaruhi besaran ruang yang ada pada bangunan
tersebut.
5. Analisis Pengguna
Menganalisis pengguna dari Bima Islamic Center sebagai pelaku dalam obyek
rancangan beserta aktifitas yang mereka lakukan. Proses ini dilakukan dengan cara
survey pada bangunan yang sudah ada maupun mengambil data standar/literatur.
6. Analisis Ruang

58
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Berupa analisis fisik yang mendukung pendekatan masalah dari perancangan yang
dilakukan. Dalam perancangan ini pendekatan yang gunakan adalah Extending Tradition
Analisis ini terdiri dari kebutuhan ruang luar (eksterior) maupun kebutuhan ruang dalam
(interior) maupun pola tata masa ruang dari Bima Islamic Center akan berdasrkan teori
Extending Tradition. Analisis ruang terdiri dari penyesuaian karakter fungsional
bangunan, transformasi bentuk, fungsi, hubungan antar ruang.
7. Analisis Obyek
Analisis obyek dilakukan dengan melakukan pendekatan yang disesuaikan dengan
pendekatan yang digunakan dan melihat lingkungan lokasi. Dari pendekatan Extending
Tradition yang digunakan akan menggabungkan dua unsur berbeda yang nantinya akan
menghasilkan sebuah kombinasi maupun sebuah kesatuan yang harmonis. Analisis obyek
bertujuan untuk memahami obyek lebih jauh yang akan serasi terhadap lingkungannya.
8. AnalisisStruktur
Analisa struktur merupakan proses pemilihan struktur yang digunakan pada
bangunan. Struktur merupakan aspek firmitas dalam sebuah bangunan, selain untuk
memperkokoh struktur juga bisa berpengaruh pada aspek estetika. Dalam pendekatan
Extending Tradition stuktur yang digunakan merupakan diharapkan mampu
penggambarkan nilai lokal.

9. Analisa Utilitas
Melihat bentuk rancangan yang mempunyai sistem tata masa yang sangat luas, sangat
diperlukan pemahaman utilitas yang nantinya akan digunakan agar bangunan tersebut
dapat bekerja dengan baik.
3.4 Perumusan Konsep
Perumusan konsep muncul setelah adanya sintesis atau pengambilan satu alternatif
desain yang dianggap paling sesuai dan tepat dengan obyek rancagan dan pendekatan yang
digunakan. Dalam perancangan ini terdapat beberapa konsep yaitu :
1. Konsep Tapak
Konsep tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan sesuai dari analisis yang
berkaitan dengan kondisi tapak. Hasil dari konsep tapak berupa tatanan layout dari Bima
Islamic Center beserta komponen lanskapnya yang diharapkan dalam penataan konsep tapak
mampu menerapkan konsep tata masa yang sesuai dengan pendekatan

59
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

2. Konsep Bentuk
Konsep bantuk merupakan hasil dari analisis yang berkaitan dengan bentuk baik
tapak, ruang, struktur maupun utilitas yang diolah sesuai dengan pendekatan perancangan.
Outputnya berupa bentuk secara kasar dari bengunan Bima Islamic Center.
3. Konsep Ruang
Konsep ruang merupakan hasil analisis dari kebutuhan ruang, fungsi, pengguna dan
aktivitas. Output berupa denah secara kasar yang menerapkan konsep dari pendekatan yang
diambil.

60
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

3.5 Diagram Alur Pola Pikir Perancangan

Permasalahan :

 Kebutuhan akan tempat yang mewadahi


masyarakat dalam memperdalam ilmu
agama.
 Kurangnya pendidikan moral dari keluarga
terdekatnya.
 Kurangnya tempat yang dapat mewadahi
pemuda Kota Bima dalam bertukar
pemikiran baik ilmu agama maupun ilmu
umum seperti budaya lokal.
Fakta:
Gagasan/Ide untuk merancang sebuah tempat
 Bima sebagai kota dengan mayoritas yang dapat mewadahi seluruh masyarakat Kota
muslim. Bima dalam meningkatkan ilmu agama serta ilmu
 Tidak adanya tempat yang mewadahi umum.
masyarakat dalam memperdalam ilmu
agama.
 Terjadinya kerusakan moral pada pemuda
Kota Bima. Rumusan masalah :
 Hilangnya rasa bangga pada pemuda Kota
Bima akan budaya yang miliki. Bagaimana rancangan Bima Islamic Center
dengan menggunakan pendekatan Extending
Tradition dapat mewadahi masyarakat Kota Bima
dalam meningkatkan ilmu agama dan budaya,
yang mana dalam perancangan ini
menggabungkan unsur-unsur arsitektur lokal
kedalam bentukkan yang lebih modern.

Data primer
Data Skunder
Berupa data hasil Pengumpulan
survey dan studi data dan
Berupa teori yang menunjang
banding informasi
penyelesaian masalah

Analisa

Lingkungan:
Manusia: Bangunan :
Eksisting tapak
Program ruang Penataan massa
Kelebihan
Fasilitas pendukung Tampilan bangunan
kekurangan
sirkulasi Struktur dan Utilitas

Konsep Tapak Konsep Ruang dan Konsep Bentuk


Fasilitas

Rancangan

Gambar 3.3 Bagan tahapan perancangan


Sumber: Analisis Penulis,2017
61
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi


Gambaran umum lokasi merupakan informasi mengenai data-data terkait lokasi
perancangan secara mendasar. baik administratif maupun geografis. Gambaran umum lokasi
perancangan memberikan informasi mengenai keadaan tapak.
Lokasi tapak berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya di Kecamatan Rasa
Na’e Barat Kota Bima. Tapak memiliki begitu banyak potensi antara lain merupakan pusat
pendidikan, dekat dengan pusat ekonomi, memiliki view yang indah, memiliki luas lahan yang
sangat memenuhi kebutuhan perancangan serta memenuhi persyaratan perancangan dan
ketentuan tata guna lahan pemerintah Kota Bima. Luas lahan tapak adalah 5,9 ha dengan
dataran rendah dari permukaan laut , suhu max/min 32.91oC/23.76oC, curah hujan rata-
rata 117. 78 mm.

Gambar 4.1 Peta Kota Bima


Sumber: goolge,2017
Lokasi tapak berada strategis yaitu berada pada pingiran pantai dan gunung. Lokasi
tapak telah terfasilitasi oleh fasilitas kota seperti dekat dengan Pertamina, terminal dan
pusat ekonomi serta berada di daerah jalan utama untuk masuk ke kota Bima.

62
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.2 Karakteristik Fisik Lokasi


4.2.1 Kondisi Geografis

Gambar 4.2 Peta Kota Bima


Sumber: BPPD, Kota Bima (2015)

Secara geografis Kota Bima terletak antara 118041’00” - 118048’00” Bujur Timur dan
8030’00” - 8020’00” Lintang Selatan dengan orientasi wilayah berada pada sebelah timur
Teluk Bima Pulau Sumbawa. Luas wilayah Kota Bima adalah sebesar 222,25 km2 yang terbagi
dalam 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Rasanae Barat, Rasanae Timur, Asakota, Mpunda
dan Raba. Wilayah Kota Bima beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata pada tahun 2013
sebesar 117,78 mm/th, di mana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember yaitu
379,4 mm dan terendah pada bulan Agustus dan September, yaitu 0,0 mm. Jumlah hari hujan
selama tahun 2013 tercatat 164 hari dengan jumlah hari hujan terbanyak pada Bulan Januari
yaitu 30 hari dan terendah pada bulan Agustus dimana tidak terdapat hari hujan. Kelembaban
udara rata-rata pada tahun 2013 sebesar 80%, tertinggi 87% pada Bulan Januari dan terendah
69% pada Bulan Oktober. Temperatur berkisar pada interval antara suhu minimal 20,8oC pada
Bulan Agustus dan suhu maksimum 35,2oC pada Bulan Oktober, dengan rata-rata suhu
27,130C.

63
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Tabel 4.1. Keadaan Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari Dirinci
Per bulan di Wilayah Bima Tahun 2013

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013


Intesitas curah hujan dan penyinaran matahari di daerah kota Bima pada bulan
Januari sampai dengan Juni memiliki intensitas curah hujan yang tinggi sampai dengan 337,7
milimeter kubik dan penyinaran matahari yang sangat kecil yaitu sampai 35%. Sedangkan
pada bulan Juli sampai oktober meliki intensitas curah hujan yang sangat rendah (musim
kemarau) dan penyinaran matahari mencapai 97%.

Tabel 4.2. Keadaan Suhu Udara, Lembab Nisbi dan Tekanan Udara Dirinci per
bulan di Wilayah Bima, 2013

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013


4.2.2 Topografi
Ketinggian Wilayah Kota Bima umumnya didominasi oleh dataran rendah dimana
daerah yang berada pada ketinggian antara 0-25 m dpl seluas 9.259 ha atau mencapai 42,62

64
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

persen dari luas Kota Bima. Sementara itu luas tanah dengan ketinggian 25-50 m seluas 5.161
ha (23,75%) dan di atas 50 m seluas 7.307 ha (33,63 %).
4.3 Tabel Luas Tanah Menurut Tinggi Rata-rata dari Permukaan Laut

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013


Kelerengan
Untuk tahun 2015, Kota Bima didominasi oleh lahan dengan kemiringan datar dengan
kelerengan 0-40 persen, yaitu seluas 9.242 ha, kemudian lahan bergelombang seluas 4.994
ha, lahan dengan kemiringan curam seluas 4.534 ha, dan lahan dengan kondisi sangat curam
dengan luas 2.957 ha.
4.4 Tabel Luas Lahan (Ha) Menurut Kemiringan dan Kecamatan di Kota Bima, 2015

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013

65
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 4.3 Peta Topografi Kota Bima


Sumber: BPPD, Kota Bima (2015)
Pada umumnya semua wilayah kecamatan Kota Bima didominasi oleh wilayah yang
relatif datar dan bergelombang. Namun, ada 2 (dua) wilayah yang masih memiliki kemiringan
sangat curam yaitu Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Timur memiliki kelerengan
lebih dari 40% mencapai 34-36 persen. Luas Kecamatan Raba dengan kemiringan diatas 40%
mencapai 21 persen. Sementara dua kecamatan lain (Kecamatan Rasanae Barat dan Mpunda)
kemiringan diatas 40% hanya berkisar 1-6 persen.
Wilayah Kota Bima dan sekitarnya secara geomorfologi dan berdasarkan morfometri
dan morfogenesa dapat dikelompokan ke dalam 4 satuan geomorfologi, yaitu:
1. Satuan geomorfologi dataran fluvial. Di daerah Kota Bima ini terhampar diantara
perbukitan disekitarnya dan Teluk Bima yang terletak di tengah-tengah daerah Kota Bima
memanjang dari Barat ke Timur melalui celah antara Dora Pokah dengan Doro Kolo. Satuan
geomorfologi ini menempati ± 20% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian
utara dan bagian selatan lokasi Kota Bima. Satuan geomorfologi dataran fluvial, meliputi
daerah Jatibaru, Sadia, Sambinae, Monggonao, Paruga, Nae, Santi, Penatoi, Penaraga, Raba
Ngodu, Raba Dompu, Kumbe, Sadia, Kendo, Tato, Lampe, dan sekitarnya. Satuan
geomorfologi dataran fluvial ini memiliki nilai beda tinggi rata – rata 3 meter dan kemiringan

66
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

lereng rata – rata sebesar 2%. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah pasir dan
lempung.
2. Satuan Geomorfologi Dataran Endapan Pantai Satuan geomorfologi ini menempati ±
10% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian barat Kota Bima. Satuan
geomorfologi dataran endapan pantai, meliputi: daerah Tanjung, Melayu dan sekitarnya.
Satuan geomorfologi dataran endapan pantai ini memiliki nilai beda tinggi rata – rata 2 meter
dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 2%. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini
adalah pasir.
3. Satuan geomorfologi bergelombang lemah denudasional. Disusun oleh batuan hasil
gunungapi tua, batuan sedimen dan setempat-setempat oleh batu gamping koral. Satuan
geomorfologi ini menempati ± 30% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian
tengah lokasi Kota Bima. Satuan geomorfologi bergelombang lemah denudasional, meliputi:
daerah Doro Oi’ombo, Doro Oi’si,i, Doro Jati Oi’ifoo, Nitu dan sekitarnya. memiliki nilai beda
tinggi rata – rata 42 meter dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 6 %. Litologi penyusun
dari satuan geomorfologi ini adalah batugamping dan batupasir.
4. Satuan geomorfologi bergelombang lemah–kuat vulkanik. Disusun oleh batuan hasil
gunung api tua berupa breksi, lava, tuf dan batuan beku terobosan. Satuan geomorfologi ini
menempati ± 40% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian tengah dan bagian
selatan lokasi Kota Bima satuan geomorfologi bergelombang lemah–kuat vulkanik, meliputi:
daerah Doro Kolo, Doro Lewamori, Doro Lalepa, Doro Londa dan sekitarnya. Memiliki nilai
beda tinggi rata – rata 75 meter dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 13 %. Litologi
penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah andesit dan tuf BPPD, (Kota Bima2015).
4.3 Karakteristik Non Fisik Lokasi
Penduduk Kota Bima umumnya didominasi oleh penduduk yang bekerja pada Sektor
Jasa dan Sektor Perdagangan. Penduduk yang bekerja di sektor jasa adalah yang paling
dominan yakni mencapai 32 persen atau sebanyak 36.299 jiwa. Selanjutnya adalah sektor
perdagangan sebesar 28 persen (31.436 jiwa). Berdasarkan jenis kelamin, penduduk
perempuan umumnya lebih banyak yang bekerja pada sektor perdagangan yakni sebanyak
23.266 jiwa (39,27%), sedangkan penduduk laki-laki sebagian besar bekerja di sektor jasa
yakni sebesar 32,33 persen (17.924 jiwa). Sementara itu, penduduk yang bekerja di sektor
pertanian dan sektor industri porsentasenya tercatat masih di bawah 15 persen.

67
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 4.4 Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama Kota Bima Tahun 2015
Sumber : BPS Kota Bima, 2015
Data di atas menunjukkan bahwa sektor jasa dan perdagangan merupakan lapangan
pekerjaan dominan bagi penduduk Kota Bima. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika
Kota Bima memiliki pandangan ke depan untuk bisa berkembang menjadi Kota Perdagangan
dan Jasa sebagaimana Visi Pembangunan Kota Bima Tahun 2013-2018.
4.5 Tabel Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin di Kota Bima Tahun 2015

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi NTB, 2014


Kota Perdagangan dan Jasa memiliki makna sebuah Kota yang bentuk aktivitasnya
pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai
dengan karakteristik masyarakat kota, yang didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi
lainnya. Pengembangan kota perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan
produktifitas, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota secara keseluruhan.
Adapun sebagai Kota Jasa, Kota Bima akan lebih menekankan pada fungsi kota dalam
pelayanan publik di berbagai bidang yang menunjang sebagai pusat transaksi dan distribusi.
4.2.1 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Bima mengacu pada peraturan daerah kota bima Nomor 7
tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang mengarah pada pembagian struktur
ruang wilayah kota.Rencana struktur ruang wilayah Kota meliputi pusat-pusat pelayanan
wilayah kota, pusat pelayanan kota, Pusat lingkungan dan sistem jaringan prasarana wilayah

68
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

kota(BPPD, Kota Bima: 2015). Rencana struktur ruang wilayah kota berdasarkan bagiannya
sebagai berikut:

a. Pusat pelayanan kotameliputi : pusat pelayanan Kota Bima di Kecamatan Rasanae


Barat,sebagian Kecamatan Asakota dan sebagian Kecamatan Mpunda yangberfungsi sebagai
pusat perdagangan dan jasa skala nasional sertapariwisata skala regional.
b. Sub pusat pelayanan kota meliputi:
1. Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Mpunda yang meliputiKelurahan Penatoi,
Kelurahan Sadia dan Kelurahan Sambinae dan berfungsi sebagai pusat kegiatan
pemerintahan, administrasiumum, dan pendidikan skala regional.
2. Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Raba yang meliputi Kelurahan Rabangodu
Utara, Kelurahan Rabadompu Timur, dan Kelurahan Rabadompu Barat dan berfungsi
sebagai pusat kegiatanindustri kecil dan kerajinan serta pusat pelayanan kesehatan
skalaregional.
3. Sub pusat pelayanan kota di Kelurahan Oi Fo'o dan Kelurahan NituKecamatan Rasanae
Timur yang berfungsi sebagai pusatperuntukan industri.
c. Pusat lingkungan meliputi :
1. Kelurahan Jatiwangi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal,
dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal
2. Kelurahan Mande yang berfungsi sebagai pusat pendidikan danpusat perdagangan
jasa skala regional
3. Kelurahan Manggemaci yang berfungsi sebagai pusat perdagangandan jasa skala lokal
serta sebagai pusat pelayanan umum
4. Kelurahan Santi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasaskala lokal
5. Kelurahan Kodo dan sekitarnya yang berfungsi sebagai pusatpengembangan
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pusatperdagangan dan jasa skala lokal,
pusat pelayanan kesehatan skalalokal, dan simpul transportasi skala lokal dan.
6. Kelurahan Kolo yang berfungsi sebagai pusat pariwisata bahari,pusat perdagangan
dan jasa skala lokal, dan pusat pelayanankesehatan skala lokal.(5) Wilayah Kota yang
akan ditetapkan dengan RDTRK meliputi:
 Kecamatan Asakota
 Kecamatan Rasanae Barat
 Kecamatan Mpunda
 Kecamatan Raba
 Kecamatan Rasanae Timur; dan
 Kawasan Strategis Kota

69
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.4 Profil Tapak


Profil tapak merupakan karakteristik tapak terpilih secara makro. Profil tapak
meliputi batas-batas tapak, dimensi dan luas tapak, akses dan sirkulasi, view dari dank e
arah tapak, topografi atau kontur, dan sistem utilitas yang terdapat dilingkungan sekitar
tapak.
Perancangan Bima Islamic Center memiliki luas lahan lokasi pada tapak adalah 5,9ha
dengan memiliki batas tapak pada bagian utara adalah tanah kosong, bagisa selatan jalan
raya dan taman, bagian barat laut dan bagian timur adalah gunung.

Gambar 4.5 Keadaan Tapak


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

70
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.4.1 Dimensi dan Luas Tapak


Dimensi tapak merupakan ukuran panjang, lebar, maupun keliling tapak. Sedangkan
luas tapak adalah ukuran meter persegi dari keseluruhan tapak. Data-data tersebut
dibutuhkan sebagai acuan pada tahap analisis tapak.
Tapak perancangan Art Center memiliki luas sekitar 5,9 ha dengan keliling 1038 m.
lebar tapak di sisi sebelah utara adalah 187 m, sedangkan di sisi selatan yaitu 117 m. Panjang
tapak adalah di sisi barat 356 m dan 377 m di sebelah timur.

Gambar 4.6 Dimensi dan Luas Tapak


Sumber: google earth, 2017

4.4.2 Batas Tapak


Batas tapak merupakan area-area yang berbatasan langsung dengan tapak. Baik
berupa bangunan, lahan, sungai, maupun jalan. Tapak perancangan Bima Islamic Center
berbatasan langsung dengan jalan satu arah di area barat dan timur tapak. Pada bagian barat
tapak berbatasan juga dengan laut dan bagian timur terdapat gunung.

71
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 4.7 Batas Tapak


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

72
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Daerah sekitar tapak marupakan daerah pusat ekonomi dan pendidikan seperti yang
bisa dilihat pada gambar di atas. Hal tersebut menjadi point utama dalam
mempertimbangan dalam memilih tapak tersebut. Selain itu juga pada daerah tersebut
memang terdapat rencana pembangunan untuk Islamic Center.
4.4.3 Sirkulasi dan Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan pencapaian atau cara untuk menuju tapak melalui
jalanjalan kota yang berada di sekitar tapak. Aksesibilitas perlu dipertimbangkan ketika
menentukan sirkulasi pada tapak. Baik enterance, side enterance, mapun pintu keluar tapak.
Aksesibilitas pada tapak perancangan, Jalan Sultan Muhammad Salahuddin merupakan jalur
akses yang bisa dilalui karena merupakan jalan denga jalur satu arah. Jalur ini bisa diakses
melalui Jalan Danatraha dan Jalan Pelita, dari pusat Kota Bima.

Jalan alternatif menuju tapak

Jalan utama menuju tapak


Gambar 4.8 Aksesibilitas Tapak
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

73
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Pada tapak perancangan talah difasilitasi oleh fasilitas yang mendukung salah
satunya aksesibilatas menuju tapak maupun pada tapak yang telah tersedia.

4.4.4 View atau Pemandangan

View atau pandangan dari tapak dan ke arah tapak merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan ketika menentukan tata massa maupun zona ruang pada bangunan. View
atau pandangan dari arah tapak, di sebelah utara tapak terlihat viewpegunungan yang
terlihat cukup jelas dari tapak, di sebelah timur tapak terdapat view pegunungan, serta di
sebelah selatan terdapat view pegunungan sampai mengarah kearah barat terdapat view
laut.

Gambar 4.9 View dari tapak


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

74
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

View dari tapak yang mengarah keluar menampilkan pemandangan pegunungan dan
lautan ini di karenakan tapak di kelilingi dunung dan laut. Jika dilihat dari kelebihan
view/pemandangan orentasi bangunan akan lebih bagus jika mengarah kearah barat. Hal ini
juga di perkuat dengan ketentuan kibalt kea rah barat.

Gambar 4.9 View dari tapak


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

75
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.4.5 Topografi
Kondisi tanah pada tapak adalah datar dan memilikihistory of site tanah berlumpur
di karenakan tapak sebelumnya merupakan bagian yang dialiri oleh air laut.

Gambar 4.10 Peta Topografi Kota Bima


Sumber: BPPD, Kota Bima (2015)

Kondisi tanah pada tapak adalah datar di karenakan tapak merupakan daerah
pinggiran pantai 0-25 mdpl hal tersebut sesai dengan data yang telah dijelaskan pada sub
bab sebelumnya.

76
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.4.6 Utilitas Tapak


Utilitas merupakan jaringan-jaringan yang sebagai fasilitas penunjang fungsi tapak.
Disekitar tapak, terdapat tiang-tiang listrik dan lampu (jalan, taman) dan juga telah ada
drainase khusus yang mengelilingi tapak serta terdapat lautan disisi barat tapak.

Gambar 4.11 Lampu Jalan


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Gambar 4.12 Tiang Listrik


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

77
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 4.13Lampu Taman


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Gambar 4.14 Drainase


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017
Terlihat pada tapak bahwasannya daerah sekitar tapak telah terfasilitasi dalam hal
ini adalah utilitas kota. Sistem pencahayaan dan jaringan listrik yang adamemberikan
informasi visual bahwa tapak dan sekitarnya merupakan kawasan yang sudah tertata dan
diperhatikan dari sisi fasilitas jalannya.

4.4.7 Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran data dan dokumentasi terkait tapak perancangan pada sub
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dalam beberapa spesifikasi yaitu potensi atau
kelebihan dan kelemahan atau kekurangan dari lokasi tapak perancangan.
4.5.1 Potensi Tapak
Beberapa potensi atau keunggulan yang dapat disimpulkan berdasarkan semua aspek
yang telah dijabarkan sebelumnya adalah;

78
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

1. Daerah lokasi tapak telah ada perencanaan pembangunan Islamic Center.


2. Lokasi tapak berada pada pusat perekonomian dan pendidikan.
3. Terletak di area yang merupakan perluasan kawasan pendidikan dan fasilitas umum
sehingga nantinya akan berdampingan dengan bangunan-bangunan sejenis.
4. Tapak merukapan kawasan titik berkumpul bagi masyrakat kota bima dalam hidup
bersosial.
5. Tapak berada pada lokasi yang mudah di capai.
6. Jalur sirkulasi di sekitar tapak memiliki penerangan yang cukup berupa lampu jalan
dengan jumlah yang memadai.
7. Jaringan listrik sudah sangat baik memasuki kawasan tapak.
8. Memiliki view yang sangat baik dari setiap sisi tapak (utara,timur,selatan dan barat)
9. Objek perancangan berpotensi menjadi identitas kawasan.
10. Dari segi iklim, lokasi tapak perancangan merupakan kawasan bebas banjir, melihat
dari musibah banjir yang pernah terjadi.
11. Dekat kawasan permukiman terntara.
4.5.2 Kelemahan Tapak.
1. Tapak memiliki history of site sebagai kawasan bekas tanah berlumpur.
2. Tapak berada berdekatan dengan kawasan pasar.
3. Kawasan tapak merupakan jalur dengan intensitas kedaraan yang tinggi sehingga
dapat menghasilkan kebisingan pada tapak.

79
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.5 Analisis Perancagan


4.5.1. Ide Analisis Rancangan
Analisis perancangan dilakukan berdasarkan metode yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Mengacu pada proses desain AIA, lalu disesuaikan dengan penggunaan tema
perancangan yaitu Extending Tradition sehingga disimpulkan menjadi tahapan-tahapan
analisis yang sesuai dengan tema itu sendiri.
Tahapan analisis dijelaskan secara ringkas pada diagram tahapan perancangan
berikut:

Tahap 2.2 Tahap 2.3


Analisis Fungsi dan Ruang Analisis Tapak
Program ruang fungsional, aksesibilitas, sirkulasi, pandangan,
penzoningan kontur dan pola massa bangunan,
klimatik, kebisingan, vegetasi

Tahap 2.5 Tahap 2.4


Utilitas Analisis bentuk
pembuangan sampah, penangkal analisis bentuk dan tatanan massa
petir, sistem pemadam bangunan
kebakaran,site furniture, jaringan
air bersih, jaringan listrik.

Tahap 2.6
Analisis Struktur
Pemilihan struktur yang digunakan

Tahap analisis dimulai dengan analisis fungsi untuk mengetahui permasalahan pada
tapak sehingga akan keluar sebuah solusi perancangan. Setelah itu melakukan analisis fungsi
dan ruang, hasil dari analisis fungsi dan ruang berupa zona ruang dan persyaratan ruang
kemudian hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan bentuk
bangun yang akan dalam konsep ruang dan bentuk.

80
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.5.2 Analisis Fungsi


A. Analisis Fungsi
Beberapa fungsi yang diwadahi Bima Islamic Center dapat dikategorikan menjadi tiga
bagian fungsi, yaitu fungsi primer, fungsi sekunder, dan penunjang. Lebih jelasnya akan
disampaikan pada tabel berikut:
Table 4.6 Pengelompokkan Analisis Fungsi
Sebagai tempat beribadah (sholat, mengaji,
Fungsi primer kajian agama).
Sebagai tempat pembelajaran agama (sekolah
tingkat Paud – Sekolah Dasar) yang meliputi
pembelajaran tata cara ibadah, hukum-hukum
agama islam dan lain
sebagainyasertapembelajaran formal
(pengetahuan umum) dan ilmu budaya.
Sebagai wadah untuk berinteraksi sosial antar
Fungsi sekunder masayrakat Bima mengenai kajian agama maupun
kajian ilmu pengetahuan umum.
Sebagai pusat pengembangan dan pengelolaan
kegiatan agama yang meliputi kajian agama
secara online dan penyiaran agama melalui radio.
Sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan agama
seperti kegiatan MTQ dan lain sebagainya.
Sebagai tempat pameran hasil karya budaya
masyarakat Kota Bima.
Fungsi penunjang Sebagai peningkatan perekonomian masyarakat
sekitar.
Sebagai tempat beristirahat.
(Analisis penulis, 2018)

B. Analisis Pengguna
Dalam analsis ini, pengguna dibedakan menurut rentang waktu dalam menggunakan
fasilitas-fassilitas yang ada di dalam bangunan Islamic Center. Pembagian tersebut antara
lain sebagai berikut:
a. Pengguna Tetap
Pengguna tetap dianalisis berdasarkan tingkat aktivitasnya di dalam bangunan.
Pengguna tetap merupakan pihak – pihak yang terkait dengan kepengurusan, yaitu

81
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Table 4.7. Pengelompokkan Analisis Pengguna Tetap


No Jenis Keterangan pengguna Keterangan waktu
Pimpinan
 Ketua umum
 Wakil ketua umum
Staff dan kariyawan
 Seluruh staff
1 Pengelola Takmir masjid
 Pengurus masjid Tepat

Petugas keamanan
Pegawai retail
Cleaning service
Petugas parkir

(Analisis penulis, 2018)

b. Pengguna Temporer
Pengguna temporer merupakan pengguna yang memanfaatkan fasilitas – fasilitas
yang ada pada bangunan secara temporer. Pengguna ini sebagian besar merupakan
pengunjung (mayarakat umum, pelajar, dan wisatawan). Analisis pengguna temporer pada
Islamic Center dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Table 4.8 Pengelompokkan Analisis Pengguna Pengunjung


No Jenis Keterangan pengguna Keterangan waktu
 Masyarakat umum
1 Pengunjung  Pelajar Temporer
 Wisatawan

(Analisis penulis, 2018)

Table 4.9 Pengelompokkan Analisis Alur Sirkulasi


No Pengguna Alur Sirkulasi Pengguna
1 Pengelola
Datang Memarkirkan kendaraan Menuju kantor/ruangan

Istirahat Melakukan aktivitas pekerjaan bsensi


(shalat, Kedatangan
makan
dll.) Absensi pulang

Pulang Mengambil kendaraan Menuju parkiran


mengambi mengambi

82
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

2 Pengunjung
Datang Memarkirkan kendaraan Menuju kedalam
kawasan Islamic Center

Melakukan kegiatan di
Pulang Mengambil kendaraan
dalam kawasan

Analisis Penulis 2018

C. Analisis Aktivitas
Pembagian jenis aktivitas pada perancangan Bima Islamic Center dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu aktivitas pengunjung, pengelola, dan
penunjang. Adapun aktivitasnya adalah sebagai berikut:
a. Analisis Aktivitas Pengunjung
Pengunjung pada Bima Islamic center adalan masyarakat umum Kota Bima maupun
masyarakat dari luar daerah, pelajar dan wisatawan. kegiatan – kegiatan yang dilakukan
antara lain:
 Pengunjung umum (masyarakat umum) adalah pengunjung yang datang untuk
menunaikan sholat lima waktu maupun acara keagamaan seperti MTQ dan lain
sebagainya.
 Pengunjung pelajar adalah palajar atau siswa yang datang dalam kegiatan kunjungan
sekolah yang betujuan untuk pembelajaran agama dan budaya.
 Pengunjung wisatawan adalah pengunjung dari luar daerah Kota Bima yang datang
untuk beribadah dan berwisata maupun membeli souvenir khas daerah Bima
b. Analisis Aktivitas Pengelola
Pengelola datang untuk tujuan mengurus kebutuhan dan keperluan yang menyangkut
semua kegiatan yang ada di dalam kawasan Islamic Center. aktivitas pengelola antara lain
sebagai berikut:
 Menyediakan semua keperluan yang menyangkut dengan kegiatan di
dalam kawasan Islamic Center.
 Melakukan pelayanan kepada pengunjung, memberikan informasi
dan melakukan publikasi kepada masyrakat luas.
 Menjaga kebersihan kebersihan kawasan Islamic Cente
c. Aktivitas Pelaku Penunjang
 Melakukan Adzan dan menjadi imam pada Islamic Center.
 Memberikan pelayanan umum kepada pengunjung;

83
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

 Melakukan perawatan menyangkut bangunan dan komponen – komponen


bangunan serta fasilitas yang ada di Islamic Center
 Menjual makanan maupun minuman, souvenir,serta aksesoris khas Bima

Dari beberapa penjelasan aktivitas di atas, maka dapat diketahui aktivitas apa saja
yang dilakukan di dalam Islamic Center. Penjabaran dan pengelompokan dari aktivitas
aktivitas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Table 4.10 Pengelompokkan Analisis Aktivitas


No Pengguna Aktivitas Sifat Kebutuhan Ruang
Fungsi Ibadah
Pengelola  Adzan dan mengaji Privat  Ruang Ibadah
 Sholat Berjamaah atau Masjid
 Membaca Al qur’an  Ruang kontrol
 Berwudhu sound
Ustad  Ceramah / Pengajian Semi publik  Ruang

 Menjadi imam Sholat penyimpanan


lima Waktu  Ruang

 Membaca Al qur’an pengajian

 Berwudhu  Ruang

Masyarakat  Sholat Berjamaah Publik penyimpanan

Umum  Membaca Al qur’an /rak Al qur’an

 Duduk duduk  Tempat wudhu

 Berwudhu
Wisatawan  Sholat Berjamaah Publik
 Membaca Al qur’an
 Duduk duduk
 Berwudhu
Fungsi belajar
Pengajar  Mengajar Publik  Ruang belajar
(ustad)  Berdiskudi  Ruang
Pelajar/ siswa  Belajar Agama dan Budaya Publik Membaca
Masyarakat  Membaca
Fungsi Sosial
Masyarakat  Berdiskusi Publik  Ruang diskusi
Umum  Beristirahat  Taman bermain
Anak - Anak  Bermain
Fungsi Galeri

84
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Pengelola  Menyimpan, menata dan Semi publik  Display area


menyajikan karya (hasil karya  Gudang
masyarakat) maintenance
 Melakukan perawatan/
maintenance
Masyarakat  Melihat-lihat Publik  Display area
Umum  Bertanya  Gallery shop
 Berfoto
 Berbelanja
Fungsi Pengelola
Ketua Umum  Mengontrol privat Ruang Ketua
administrasi/kegiatan Umum
 Menerima dan memeriksa
laporan dari tiap bagian
 Mengadakan pertemuan rutin
dengan staff
Wakil ketua Membantu tugas ketua umum : privat Ruang wakil
 Mengontrol Ketua Umum
administrasi/kegiatan
 Menerima dan memeriksa
laporan dari tiap bagian
 Mengadakan pertemuan rutin
dengan staff

Sekertaris Memberikan pelayanan jasa privat Ruang


adminitrasi penunjang kegiatan serketaris
operasional seperti:
 Pengetikan, pengelolaa,
membuat agenda, dll.
 Menyusun jadwal
kegiatan pimpinan
Bendahara  Memeriksa pembukuan privat Ruang
kegiatan. bendahara
 Mempelajari rencana kegiatan
dan
 Membuat RAPBO
Kepala Bidang :  Melaksanakan tugas yang privat  Ruang kepala
sesuai bidang masing-masing bidang

85
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

 Peribadatan  Mengontrol pekerjaan staf peribadatan


dan dakwa sesaui bidang masing-masing dan dakwa
 Pendidikan  Melakukan pertemuan rutin  Ruang kepala
 Sosial Budaya dengan setiap staff bidang
 Informasi  pendidikan
komunikasi  Ruang kepala
 Bisnis bidang Sosial
Budaya
 Ruang kepala
bidang Informasi
komunikasi
 Ruang kepala
bidang bisnis
Staff :  Menyiapkan semua keperluan privat  Ruang staff
 Peribadatan yang berhubungan dengan bidang
peribadatan peribadatan
 Mengatur dan merencanakan dan dakwa
semua kegiatan yang
berhubungan dengan dakwah
deperti pengajian dll.

 Pendidikan  Menyiapkan semua keperluan privat  Ruang staff


yang berhubungan dengan bidang
pendidikan pendidikan
 Mengatur dan merencanakan
semua kegiatan yang
berhubungan dengan
pendidikan sepetri seminar
nasional, pengajaran dll.

 Sosial Budaya  Menyiapkan semua keperluan privat  Ruang staff


yang berhubungan dengan bidang Sosial
sosial dan budaya Budaya
 Mengatur dan merencanakan
semua kegiatan yang
berhubungan dengan Sosial
Budaya
 sepetri pentas seni dll.

86
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

 Informasi  Menyiapkan semua keperluan privat  Ruang staff


komunikasi yang berhubungan dengan bidang Informasi
Informasi komunikasi komunikasi
 Mengatur dan merencanakan  Ruang
semua kegiatan yang operasional
berhubungan dengan Informasi
komunikasi seperti penyiaran
agama lewat radio, ceramah
online dll.
 Membuat laporan operasional
 Bisnis  Menyiapkan semua keperluan privat  Ruang staff
yang berhubungan dengan bidang bisnis
bisnis  Retail/ shop
 Mengatur dan merencanakan  Galeri
semua kegiatan yang
berhubungan dengan bisnis
sperti : pameran hasil karya
masyarakat dan penjualan
(kain tenun dll.)
Petugas  Melakuakan presensi harian Semi Publik Pos keamanan
Keamanan  Menjaga kemanan
Cleaning Service  Melakukan presensi Semi public  Ruang staff
 Membersihakan area dan objek  Area bangunan
banguna
Petugas Parkir  Menanta kendaraan Public Area parkir
pengunjung
 Menjaga kendaraan
pengunjung
(Analisis penulis, 2018)

Kesimpulan dari tabel di atas adalah pengelompokan ruang. Ruang – ruang tersebut
dibagi menurut sifatnya yaitu publik, semi publik dan privat, yang akan disajikan pada tabel
kesimpulan dibawah ini:

87
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Table 4.11 Pengelompokkan ruang Berdasarkan Sifat


Karakteristik Ruang Jenis Ruang Dapat Diakses dan
Digunakan Oleh
 Ruang Ibadah atau Masjid
 Ruang pengajian
 Ruang penyimpanan /rak Al
qur’an
 Tempat wudhu
publik  Ruang belajar Semua orang

 Ruang Membaca
 Ruang diskusi
 Taman bermain
 Display area
 Gallery shop
 Area parkir
 Gudang maintenance
 Pos keamanan Petugas masing-masing
Semi Publik  Ruang staff bidang, pimpinan, staff,
Area bangunan keamanan, petugas

 Ruang kontrol sound maintenance,


masyarakat dengan izin
tertentu.

88
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

privat
 Ruang penyimpanan
 Ruang Ketua Umum
 Ruang wakil Ketua Umum
 Ruang serketaris
 Ruang bendahara Pemimpin, petugas

 Ruang kepala bidang masing masing

peribadatan dan dakwa biadang, staff,

 Ruang kepala bidang petugas

pendidikan maintenance.

 Ruang kepala bidang Sosial


Budaya
 Ruang kepala bidang
Informasi komunikasi
 Ruang kepala bidang bisnis
 Ruang staff bidang
peribadatan dan dakwa
 Ruang staff bidang
pendidikan
 Ruang staff bidang Sosial
Budaya
 Ruang staff bidang Informasi
komunikasi
 Ruang operasional
 Ruang staff bidang bisnis

(Analisis penulis, 2018)

D. Analisis Ruang
Berdasarkan analissi fungsi, pengguna dan aktivitas di atas, maka dapat
diidentifikasikan secara umum kebutuhan ruang pada bangunan Islamic Center. Fasilitas-
fasilitas ruang yang dibutuhkan dalam perancangan Bima Islamic Centar ini di antaranya :
a. Ruang Primer
1. Masjid
Merupakan bangunan yang sangat penting dalam perancangan ini,
dikarenakan masjid sebagai wadah/tempat bagi masyarakat dalam mempelajari
ilmu agama yang sebagai mana telah di jelaskan pada pada pembagian fungsi di
atas.

89
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

2. Gedung Pendidikan
Merupakan gedung pendidikan yang di sediakan khusus untuk siswa paud, ini
bertujuan agar dapat mewujudkan generasi yang memiliki akhlak baik dan paham
tentang agama dan budaya.
b. Ruang Sekunder
1. Kantor pengelola
 Ruang Pimpinan
 Ruang Staff
 Ruang Operasional
 Ruang Rapat
2. Ruang Diskusi
Merupakan area yang disediakan sebagai wadah untuk pengujung dalam
berinteraksi dan berdiskusi.
3. Taman bermain
Merupakan area yang disediakan sebagai wadah untuk pengujung khususnya
anak-anak dalam berinteraksi dan berdiskusi serta bermain.
4. Galeri
Merupakan area atau ruang yang disediakan untuk memamerkan hasil karya
warga Bima serta beberapa benda bersejarah yang dimaksudkan sebagai media
edukasi dan inspirasi bagi pengunjung atau masyarakat umum, khususnya generasi
muda.
5. Exhibition Hall
Merupakan hall sebagai area yang disediakan untuk event-event pameran
maupun kegiatan lain yang memungkinkan.
c. Ruang-ruang Penunjang
1. Pos keamanan
2. Gudang
3. Ruang mekanikal
4. Toilet
5. Area parkir
Besaran ruang yang dibutuhkan pada Perancangan Bima Islamic Center didasarkan
pada standar luasan yang umum dipakai, yaitu sebagai berikut:
1. Neufert Architect Data;
2. Asumsi Peneliti

90
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Perhitungan luasan ruang yang dilakukan berkaitan dengan jumlah pemakai, jumlah
objek dan dimensi perabot yang ada.
Table 4.12 Analisis Kebutuhan Ruang
Kelompok Kebutuhan Ruang Standar Ruang Luas sumber
Kegiatan
Ruang sholat 0.96 m2/ orang 0.96 m2 x 10000 960 m2 NAD
orang
Ruang imam 0.96 m2/ orang 0.96 m2 x 1 0,96 m2 NAD
orang
Mimbar
Mihrab
Tempat wudhu 0,9 m2 /orang 0,9 m2 x 100 90 m2 NAD
pria orang
Tempat wudhu 0,9 m2 /orang 0,9 m2 x 100 90 m2 NAD
masjid wanita orang
Toilet Pria 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 20 unit 50,4 m2 NAD
Toilet wanita 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 20 unit 50,4 m2 NAD
Gudang 8mx5m 40 m2 A
penyimpanan
Ruang elektrikal 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 3 1,95 m2 NAD
dan audio orang
Jumlah 1.283 m2
sirkulasi 30% 385,1 m2
total 1.668,8 m2
Gedung Ruang kepala 0,65 m2 /orang 5mx5m 25 m2 NAD
pendidikan sekolah
Ruang waka 0,65 m2 /orang 5mx5m 25 m2 NAD
kurikulum
Ruang waka 0,65 m2 /orang 5mx5m 25 m2 NAD
kesiswaan
Ruang tata usaha 0,65 m2 /orang 25 m2 NAD
Ruang guru 85 m2 NAD
Ruang kelas 70 m2 NAD
Kantin 4mx5m 20 m2 A
toilet 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 10 unit 25,2 m2 NAD
gudang 8mx5m 40 m2 A
Jumlah 340 m2
Sirkulasi 30 % 102,06 m2

91
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Total 442,06 m2
Gedung Islamic Center
Ruang Lobby dan 0,65 m2 /orang 6mx6m 36 m2 A
pimpinan dan waiting room
wakil Ruang tamu 0,65 m2 /orang 5mx5m 25 m2 A
pimpinan Ruang kerja 0,65 m2 /orang 3mx3m 9 m2 A
Ruang sekretaris 0,65 m2 /orang 2mx3m 6 m2 A
Ruang santai 0,65 m2 /orang 2,5 m x 2 m 5 m2 A
Toilet 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 2 unit 5 m2 NAD
Ruang rapat 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 30 19,5 m2 NAD
Jumlah 105,5 m2
Sirkulasi 30% 34.5 m2
total 140 m2
Ruang staff Front office 0,65 m2 /orang 3mx3m 9 m2 A
Ruang arsip 3mx3m 9 m2 A
Ruang 3 m x2 m 6 m2 A
dokumentasi
Ruang bagian 0,65 m2 /orang 2,52 m2 x 4 unit 3,25 m2 NAD
staff
Jumlah 31,33 m2
Sirkulasi 30% 6,26 m2
Total 37,59 m2
Ruang Front office 0,65 m2 /orang 3mx3m 9 m2 A
Operasional
Ruang arsip 3mx3m 9 m2 A
Ruang 3 m x2 m 6 m2 A
dokumentasi
Ruang bagian 0,65 m2 /orang 2,52 m2 x 4 unit 3,25 m2 NAD
operasional
Jumlah 31,33 m2
Sirkulasi 30% 6,26 m2
Total 37,59 m2
Exhibition Main hall 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 200 130 m2 NAD
Hall
Lobby 5 m x 10 m 50 m2 A
Ruang staff 0,65 m2 /orang 3mx3m 9 m2 A
eksibisi

92
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Jumlah 198 m2
Sirkulasi 30% 59,4 m2
Total 257,4 m2
Galeri Budaya Ruang display 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 100 65 m2 NAD
Display Souvenir 4mx5m 20 m2 A
Ruang 3mx3m 9 m2 A
maintenance
Ruang 5mx5m 25 m2 A
penyimpanan
karya
Ruang Kasir 4 m2/ orang 4 m2 x 2 8 m2 NAD
Jumlah 127 m2
Sirkulasi 30% 36 m2
Total 163 m2
Ruang Servis Pos Keamanan 3mx3m 6 m2 x 3 18 m2 A
Ruang Genset 6mx6m 36 m2
Ruang Pompa 6mx6m 36 m2
Ruang Trafo 6mx6m 36 m2
Ruang Tandon Tandon air 135 m2 A
Air diameter 5 m
berjumlah 10
buah dengan
kapasitas masing
– masing 10000
ltr Ruang Mesin 3
x 3m
Gudang 8mx5m 40 m2
Jumlah 301 m2
Sirkulasi 30% 90 m2
Total 391 m2
Toilet umum Toilet Pria 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 10 unit 25,2 m2 NAD
Toilet Wanita 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 10 unit 25,2 m2 NAD
Jumlah 50,4 m2
Area parkir Parkir Asumsi jumlah Luas total parker NAD
Pengunjung pengunjung = = bus + mobil +
10000 orang sepeda motor =
dengan asumsi 350 + 2160 +
40% pejalan kaki,

93
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

sisanya 4.502 + 750 =


berkendaraan. 7.762 m2
Asumsi
pengunjung 60%
masyrakat umum
= 60% x 6000 =
3600 orang

Asumsi
pengunjung
dengan
menggunakan bus
pada event
tertentu
kapasitas 32
orang = 200 / 32
= 6,25 = 7 bus =
7 x 50 m2 = 250
350 m2

Kunjungan
datang
berkelompok 60%
bersepea motor =
(60% =3600) : 2 =
1080 sepeda
motor x 2 m2 =
2.160 m2

40 % memakai
mobil = (40% x
3600) : 4 = 360
mobil x 12,5 m2
= 4.502 m2 m2

Alat Transportasi
mobil = 240 / 4
= 60 = 60 x 12,5
m2 = 750 m2

94
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Parkir Karyawan Jumlah pegawai Luas total parker NAD


dan Pengelola 100 orang = mobil + sepeda
Diasumsikan motor + mobil
Pimpinan, 2 barang = 237,5 +
Wakil Pimpinan , 98 + 60 = 336,5
10 staff, Kepala m2
Sekolah , waka
Kurikulum, Waka
Kesiswaan dan 4
Guru memakai
mobil = 19 x 12,5
m2
= 237,5 m2
60% dari (100-
19) memakai
sepeda motor =
60% x 81 = 48,6
atau 49 orang x
motor x 2 m2 =
98 m2
4 buah mobil
barang (loading
dock) = 4 x 15 m2
= 60 m2 Jumlah
Jumlah total 22.285,94 m2
(Analisis Penulis:2018)

Luas total lahan yang terbangun adalah 22.285,94 m2 atau sekitar 37,8% dari luas
tanah. Luas ini masih berada di bawah batasan KDB 50% dengan luas lahan 5.9 ha. Jadi sisa
lahan yang terbangun sebanyak 62,2% atau sekitar 36.715,94 m2 akan digunakan sebagai area
terbuka hijau.

E. Analisis Persyaratan Ruang


Ananlisis persyaratan ruang ini mengacu pada beberapa tinajuan teori dan literatur
serta studi banding yang telah dilakuakan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan perkiraan
kenyamanan pemakai ruang yang sesuai dengan tuntutan aktivitas yang telah diwadahinya.
Setelaha dilakukan analisis kebutuhan ruang di atas, maka diperlakukan penganalisaan lebih
lanjut terhadap persyaratan ruang yang bersangkutan. Hal – hal yang dianalisa mengenai
persyaratan ruang yaitu perlu atau tidaknya pencahayaan alami dan buatan, penghawaan

95
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

alami dan buatan, view yang mendukung, serta aksesibilitasnya. Persyaratan – persyaratan
ruang tersebut akan dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Table 4.13 Analisis Persyaratan Ruang

Fasilitas Bagian Aksesi pencahayaan Penghawaan View


ruang bilitas Alami buata Alami buatan Alam buata
n i n
Ruang Sholat + + + + + + x
Ruang Imam x x + x + x +
Mimbar x x + x + x +
Mihrab x x + x + x +
Tempat + x + + x x x
Masjid
Wudhu Pria
Tempat + x + + x x x
Wudhu
Wanita
Toilet Pria x x + + x x x
Toilet x x + + x x x
Wanita
Gudang x x + x x x +
Penyimpana
n
Ruang x x + x x x +
Elektrikal
Dan Audio
Ruang + + + + + + +
Kepala
Sekolah
Ruang Waka + + + + + + +

Gedung Kurikulum
Pendidikan Ruang Waka + + + + + + +
Kesiswaan
Ruang Tata + + + + + + x
Usaha
Ruang Guru + + + + + + +
Ruang Kelas + + + + + + x
Kantin + + x + x + x

96
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gudang x x + x x x +
Peralatan
Lobby dan + + + + + + +
waiting
room
Pengel

Ruang tamu + + + x + x +
ola

Ruang kerja + + + + + + +
Ruang + + + + + + +
sekretaris
Ruang rapat + x + x + x +
Ruang Staff + + + + + x +
Ruang santai + + + + x + +
Main hall + + x + x + +
Lobby x x + x + x +
Exhibition
Ruang staff + + + + + + +
Hall
Gudang x x + x x x +
peralatan
Ruang + + + x + x +
display
Display + + + x + x +
Galeri Budaya

Souvenir
Ruang + + x + x + +
maintenance
Ruang x x + x + x +
penyimpana
n karya
Ruang Kasir x x + x + x +
Pos + + x + x + +
Keamanan
Ruang
Servis Ruang ME x x + x + x x
Gudang x x + x x x +
Toilet x x + + x x x
Parkir + + x + x + +
Pengunjung
Area Parkir + + x + x + +
parkir
Karyawan

(hasil analisis penulis:2018) + Dibutuhkan


X Tidak dibutuhkan

97
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

F. Hubungan Antar Ruang

Pola hubungan ruang berfungsi untuk menunjukan kedekatan hubungan setiap ruang
yang ada pada suatu kelompok kegiatan. Kegiatan hubungan ruang terbagi menjadi tiga sifat
hubungan ruang, yaitu hubungan langsung, tidak langsung dan tidak berhungan. Kriteria
penentuan sifat hubungan ruang dipengaruhi oleh karakter kegiatan yang dilakukan di dalam
ruangan satu dengan lainnya. Hubungan ruang juga harus memiliki fleksibilitas kegiatan di
dalamnya.
a. Hubungan Antar Ruang Makro

Tidak berhubungan

Berhubungnan tak langsung

Berhubungan langsung

View ke luar

Enterance

98
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

b. Hubungan Antar Ruang Mikro

Bubble Diagram Hubungan Antar


Ruang Masjid

Bubble Diagram Hubungan Antar


Ruang Sekolah

99
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Bubble Diagram Hubungan Antar


Ruang Pengelola

Bubble Diagram Hubungan Antar


Ruang Galery

100
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Bubble Diagram Hubungan Antar


Ruang Exhibition Hall

Bubble Diagram Hubungan Antar


Ruang Parkir Area

101
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Hubungan Antar Ruang Makro


Kantor Pengelola
Masjid

Galeri

Exhibition

Sekolah
Masjid

Servis

102
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

G. Zoning

Gambar 4.15Penzoningan
(Sumber: analisis Penulis,2018)

103
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

H. Bubble Diagram

Gambar 4.16 Bubble Diagran Tapak


(Sumber: analisis Penulis,2018)

104
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

I. Blokplan

Gambar 4.16 Blokplan Tapak


(Sumber: analisis Penulis,2018)

105
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.5.3Analisis Tapak
Tapak memiliki luas 59,000 m2 dan menurut RDTRK Kota Bima
yang berlaku pada tapak adalah:
o KDB = 30 - 50 %
o KLB = 0,3 - 1,25
o TLB = 1 – 4
Luasan tapak adalah 59,000 m2 atau 5.9 ha dengan keliling tapak 1038 meter

Panjang utara 187 m

Panjang selatan 117 m

Panjang timur 377 m

Panjang barat 356 m

utara

Gambar 4.17Luasan Tapak


(Sumber: analisis Penulis,2018)

106
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

a. Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi


Pada tapak perancangan talah difasilitasi oleh fasilitas yang mendukung salah
satunya aksesibilatas buat masyarakat sehingga dalam perancangan ini akan menyesuaikan
dengan aksesibilitas yang ada serta mendesain sirkulasi dalam tapak yang sesuai dengan
perancangan.

Gambar 4.18 Analisis Aksesibilitas


(Sumber: analisis Penulis,2018)
107
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 4.19 Analisis Sirkulasi


(Sumber: analisis Penulis,2018)

108
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

b. Analisis Klimatik
Analisis iklim terkait respon bangunan maupun tapak terhadap keadaan ilkim di Kota
Malang sendiri. Terik matahari pada musim kemarau mampu mencapai 35oC yaitu sekitar
bulan Mei sampai Oktober, sedangkan curah hujan banyak terjadi sekitar bulan November
sampai April dengan curah hujan tertinggi yaitu sekitar bulan Desember sampai Maret.
Analisis iklim meliputi analisis terhadap cahaya matahari atau orientasi matahari,
respon terhadap hujan, serta arah angin. Selengkapnya akan dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 4.20 AnalisisKlimatik Matahari


(Sumber: analisis Penulis,2018)

109
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 4.21 AnalisisKlimatik Angin


(Sumber: analisis Penulis,2018)

Gambar 4.22 AnalisisKlimatik Hujan


(Sumber: analisis Penulis,2018) 110
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

c. Analisis View dan Orientasi


Orientasi bangunan diutamakan mengarah ke arah barat , selatan serta utara
(laut) dikarenakan pada arah tersebut memiliki orientasi view sang sangat indah yaitu
pemandangan laut dan gunung (doro londa).

Gambar 4.13Analisis View ke dalam tapak


(Sumber: analisis Penulis,2018)

111
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

d. Analisis Vegetasi
Pada tapak perancangan meliki beberapa jenis vegetasi yang menegelilingi tapak
diantaranya adalah tanaman bungan pada bagian taman dan sisi kiri tapak.

Gambar 4.24Analisis Vegetasi tapak


(Sumber: analisis Penulis,2018

112
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

e. Kebisingan
Kebisingan pada tapak berasal dari dua arah yaitu arah barat dan timur, dua arah
ini merupakan jalan raya yang menjadi jalur utama keluar masuk Kota Bima.

Gambar 4.25Analisis Kebisingan


(Sumber: analisis Penulis,2018)

113
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

f. Analisis Utilitas Tapak


utilitas pada tapak telah difasilitasi dengan fasilitas umum Kota seperti lampu jalan,
utilitas air (drainase) dll.

Gambar 4.26Analisis Utilitas tapak


(Sumber: analisis Penulis,2018

114
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

4.5.4 Analisis Bentuk

Definisi analisis secara umum adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sedangkan analisis pada perancangan adalah sebuah
metode analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil rancangan yang kemudian faktor-faktor tersebut akan menghasilkan
beberapa alternatif dan solusi.
Analisi bentuk dasar bangunan menerapkan metode pencarian bentuk yang akan
digunakan kedalam langkah selajutnya yaitu konsep bentuk bangunan.

Gambar 4.27Analisis Bentuk


(Sumber: analisis Penulis,2018
Analisis bentuk di atas mengaambil dari konsep bentukan dasar Uma Lengge
yang kemudian mengalami tranformasi bentuk yang dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti factor iklim, kebisingan, view dan lain sebagainya serta serta faktor pendekatan
yang digunakan dalam perancangan.

115
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Ide Konsep Perancangan
Perancangan Bima Islamic Center ini menggunakan konsep yang dihasilkan dari
prinsip-prinsip terkait Pendekatan extending tradition, fungsi objek itu sendiri, dan integrasi
nilai keislaman terhadap objek perancangan, yaitu menciptakan suatu bangunan yang
mempunyai fungsi sebagai wadah untuk memfasilitasi masyarakat dalam mempelajari ilmu
agama dan formal.
Ide konsep dasar perancangan dimaksudkan untuk mempermudah proses
perancangan dan pemberian karakter pada bangunan. Konsep ini merupakan hasil dari
alternatif pada tahap analisis yang telah dilakukan dan dijelaskan pada bab IV. Setelah
melakukan kajian terhadap analisis dengan pendekatan extending tradition maka dapat
ditentukan konsep yang digunakan pada perancangan ini yaitu Central Religious Lengge.
Central Religious Lenggemerupakan konsep sabagai pusat pembelajaran ilmu agama dan
formal yang ingin menghadirkan kembali wajah suku Mboja (Bima) dalam rana yang baru
namun tidak melupakan nilai nilai yang ada.
5.2 Prinsip-prinsip extending traditionTerintegrasi
Prinsip-prinsip extending tradition yang telah terintegrasikan dengan prinsip ayat
untuk diaplikasikan dalam konsep yaitu: (1) perangkaan (2) peratapan (3) pertapakan (4)
persungkupan (5) persolekan, prinsip prinsip tersebut akan diaplikasikan pada perancangan
dengan konsep Central Religious Lengge.
5.3 Skema Alur Penerapan Konsep Dasar
Alur skema penerapan konsep dasar akan dijelaskan pada skema berikut:

Extending Tradition Q.S. Al-Mujadalah 58/11). Islamic Center


Allah berfirman, “Allah akan
Perangkaan, peratapan mengangkat orang-orang yang Masjid, Sekolah, Gedung
,pertapakan , persungkupan beriman di antara kamu dan orang- Pengelola, Galeri, Exhibition
orang yang berilmu pengetahuan
,persolekan hall
beberapa derajat”

Islamic Center

Konsep :Central
Religious Lengge

Tapak, Bentuk,
Ruang

Gambar 5.1 skema alur penerapan konsep dasar


(sumber: hasil analisis, 2018) 116
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

5.4 Konsep Tapak


Konsep tapak terdiri dari pola tatanan massa dan tatanan area sekitar tapak yang
sesuai dengan konsep extending tradition, pada konsep tapak ini merupakan hasil dari bab
IV analisis.

11 10
4 10

5
1
6

9
2 1. Masjid
2. Sekolah
3
6 3. Kebun
4. Parkiran Masjid
5. Selasar
3 6. Parkir Sekolah
7. Ruang Komunal
8. Taman
9. Ruang Servis
10. Pintu Masuk
Gambar 5.2Konsep Tapak 11. Pintu Keluar
(sumber: hasil analisis, 2018)

117
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

5.4 Konsep Bentuk

Meliputi proses terbentuknya konsep bentuk dari analisis .

Gambar 5.3Konsep bentuk


(sumber: hasil analisis, 2018)

118
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

5.5 Konsep Ruang

Gambar 5.5Konsep Ruang


(sumber: hasil analisis, 2018)

119
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

5.6 Konsep Utilitas


Konsep utilitas meliputi utilitas pada tapak, menjelaskan distribusi air bersih,
pengolahan air kotor, kelistrikan & mekanikal dan elektrikal tapak, dan sistem pencegah
kebakaran, serta mekanisme limbah berupa sampah.
A. Air Bersih dan Air Kotor

Gambar 5.6Konsep Air Bersih dan Air Kotor


(sumber: hasil analisis, 2018)

Gambar 5.7Konsep Air Bersih dan Air Kotor


(sumber: hasil analisis, 2018)

120
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

B. Jaringan Listrik
Sumber listrik pada tapak berasal dari PLN dan didistribusikan ke tapak melalui
jaringan-jaringan tertentu untuk memenuhi kebutuhan tapak maupun bangunan. Skema
jaringan kelistrikan dijelaskan pada gambar berikut:

PLN Genset

MDP

SDP

Bangunan Pajak

Gambar 5.8. Jaringan Listrik


(sumber: hasil analisis, 2018)

121
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Perancangan Bima Islamic Center dengan Tema extenting tradition yang
diaplikasikan dengan integrasi nilai keislaman menghasilkan perancangan yang memiliki
karakter yang kuat sehingga selain memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya wadah
untuk pembelajaran ilmu agama dan ilmu budaya juga menampilkan karakteristik bangunan
khas daerah Bima dalam bentuk yang baru. Adapun hasil perancangan dijelaskan sebagai
berikut:

6.1. Dasar Perancangan


Perancangan Bima Islamic center ini berdasarkan adanya beberapa permasalahan
yang muncul sebagai latar belakang perancangan, yaitu :
1. kerusakan moral dan akhlak yang terjadi di kalangan remaja Kota Bima.
2. kurangnya wadah dan fasilitas bagi masyarakat Bima khususnya remaja dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang ilmu agama dan budaya.

Perancangan Bima islamic center ini menggunakan konsep Central Religious lengge
dapat menggambarkan dan menghadirkan nilai-niai extending secara utuh dalam
menghasilkan rancangan yang berkarakter dan mewakili fungsi dari objek perancangan itu
sendiri. Prinsip konsep pendekatan perancangan dimana terdapat proses yang panjang di
dalamnya, memiliki keselarasan dengan prinsip nilai dari ayat al-Qur’an, yaitu menghindari
kesia-siaan dalam segala hal, serta memandang kesenian sebagai salah satu hasil olah pikir
manusia yang memiliki manfaat bagi pengguna maupun sekitarnya.
Tapak berada pada kawasan pinggiran pantai dan berada pada jalur keluar masuk ke
kota Bima. Tapak perancangan dekat dengan pusat perekonomian dan pendidikan yang ada
di kota Bima serta akses menuju tapak sangat mudah.
Perancangan Bima islamic center dengan tema extending tradition memiliki fungsi
objek ibadah dan edukasi baik dalam imu agama dan budaya, yaitu dengan adanya fasilitas
masjid islamic center, perpustakaan umum islamic center, fasilitas pendidikan berupa
sekolah dasar dalam hal ini madrasah ibtidaiyah, serta galeri budaya.

6.2. Penerapan Konsep pada Tapak


Tapak yang berada di Dara, Kota Bima ini memiliki luas 5.9 Ha mewadahi fungsi
Perancangan Bima islamic center. Hasil penerapan konsep central religious lengge pada
rancangan adalah sebagai berikut:

122
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

6.2.1. Zonasi
Zona publik berada diarea depan dan kanan tapak agar mudah dijangkau oleh
pengunjung melalui jalur akses utama tapak. Zona semi publik terletak ditengah tapak,
sebagai pusat kegiatan pengunjung di dalam area tapak, serta zona privat meliputi zona bagi
pengelola dan sekolah zona privat mendapatkan privasi dari area yang berbatasan dengan
semi publik. Hasil dari pertimbangan tersebut diilustrasikan pada gambar hasil rancangan
berupa layout plan dan site plan berikut:

PUBLIK
PRIVAT
Gambar 6. 1. Zonasi dan block plan SEMI PUBLIK
(Sumber: hasil rancangan 2018)

123
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

20 18
9 4 6
7 3
5 1 2
14
10 4
8
4 12
17
16 15
19 1113

Gambar 6. 2. Layout Plan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

20 18
9 4 6
7 3
5 1 2
14
10 4
8
4 12
17
16 15
19 1113
Legenda

1. Masjid Islamic Center


2. Exhibition Hall
3. Gedung Utama Sekolah
4. Gedung Kelas
5. Green House Gambar 6. 3. Site Plan
6. Perpustakaan (Sumber: hasil rancangan 2018)
7. Kanti
8. Ruang Serbaguna
9. Lapangan Basket
10. Kebun
11. Pos Satpam
12. Rumah Genset
13. Area Tunggu Supir
14. Parkir Mobil
15. Parkir Bis
16. Parkir Motor
17. Parkir Sekolah
18. Parkir Pengelola
19. Pintu Masuk
20. Pintu Keluar

124
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6.2 dan 6.3 adalah layout dan siteplan hasil perancangan Bima Islamic
Center dengan impelementasi konsep Extending Tradition berdasarkan massa bangunan
banyak perpola grid linear dengan menggunakan atap miring bersudut. Penggunaan atap
dengan mengambil bentuk atap dari konsep atap uma lengge dengan kemiringan tertentu.
Gambar tampak dan potongan tapak diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 6. 4. Tampak kawasan dari selatan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 5. Tampak kawasan dari timur


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 6. Tampak potongan kawasan dari selatan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 7. Tampak potongan kawasan dari timur


(Sumber: hasil rancangan 2018)

125
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Tema perancangan pada perancangan ini adalah Extending Tradition yaitu tema
yang ingin menghadirkan kembali nilai-nilai keberlanjutan tradisi lokal dengan mengutip
secara langsung dari bentuk dan fitur arsitektur masa lalu. Nilai-nilai keberlanjutan yang
ingin dihadirkan berupa pertapakan, peratapan, persungkupan, dan persolekan dari
arsitektur uma lengge. Perspektif kawasan dari bentuk yang dihasilkan akan ditunjukkan
pada gambar berikut.

Gambar 6. 8. Perspektif kawasan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.2.2. Sirkulasi Tapak dan Aksesibilitas


Sirkulasi pada tapak dibuat dengan sistem searah yaitu parkir motor, mobil dan bus
pengunjung berada di sebelah timur dan utara dengan alur sirkulasi parkir searah. Yaitu area
drop off (area masuk) tidak dijadikan satu dengan gerbang keluar (area keluar). Serta parkir
pengelola berada pada area barat (tidak bercampur dengan area pegunjung), dengan alur
sirkulasi masuk dan keluar menjadi satu. Selain itu, terdapat area parkir privat bagi pengguna

126
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

bangunan sekolah yang berada di sebelah selatan.

Gambar 6. 9. Pola sirkulasi pada tapak


(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.2.3. Lanskap
Perancangan Bima Islamic Center memiliki berbagai fasilitas pendukung salah
satunya dengan menghadirkan beberapa elemen tapak, yaitu, selasar bagi drop off, taman
bermain di area sekolah, pemberian air mancur pada area drop off, serta lapangan basket
pada bagian sekolah.

127
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 10. Penataan lanskap pada tapak


(Sumber: hasil rancangan 2018)

a. Taman Bermain

Merupakan fasilitas penunjung sekolah yang berfungsi untuk menfasilitasi siswa


sekolah dalam kegiatan outdor yang berfungsi sebagai area bermain. Area taman didesain di
area tengan sekolah, ini bertujuan agar aktivitas bermain siswa dapat di pantau oleh guru-
guru yang ada.

Gambar 6. 11. Taman bermain


(Sumber: hasil rancangan 2018)

128
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

b. Selasar Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian ada beberapa titik, terutama yang mengarah ke akses utama
bangunan dari drop off pejalan kaki dan area parkir, dilengkapi dengan selasar sebagai
peneduh. Selasar dan pohon bertajuk sedang di area tersebut untuk memberikan
kenyamanan bagi pedestrian.

Gambar 6. 12. Selasar jalur pedestrian


(Sumber: hasil rancangan 2018)

c. Air Mancur
Pemberian penataan lanskap berupa air mancur bertujan untuk menambah nilai
estetika pada area jalur menuju bangunan masjid sekalian menjadi point of view pada area
drop of.

Gambar 6. 13. Pemberian air mancur


(Sumber: hasil rancangan 2018)

129
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

d. Pintu Masuk
Pemberian pintu masuk dengan motif khas kain Bima untuk menambah estetika pada
perancangan Bima Islamic Center.

Gambar 6. 14. Pintu masuk


(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.3. Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk


Bangunan Bima Islamic Center adalah bangunan bermassa banyak yang dibagi
menjadi tiga area kawasan yaitu Sekolah, Isamic Center, dan Exibition Hall memiliki fungsi
berbeda.
Islamic Center merupakan bangunan utama dalam perancangan ini, dalam
perancangan ini islamic center terdiri dari tiga lantai. Lantai satu pada islamic center
didesain sebagai area pepustakaan umum islamic center, kantor pengelola, area pengajian
umum, area wudhu dan area service. Lantai dua dan tiga sebagai masjid islamic center yang
berfungsi sebagai tempat ibadah.
Dalam perancangan ini terdapat area sekolah tingkat dasar yaitu madrasah
ibtidaiyah. Perancangan area sekolah merupakan area bermassa banyak antara lain gedung
utama sekolah, gedung kelas, perpustakaan, green house, kantin serta bangunan serba guna.
Selain bagunan-bangunan tersebut terdapat juga ruang aktivitas outdor yaitu kebun praktek
untuk mefasilitasi kagiatan yang ada di area sekolah.
Selain gedung islamic center dan sekolah terdapat juga gedung exhibition hall yang
merupakan kan gedung serba guna. Exhibition hall terdiri dari dua lantai dengan dua pintu
masuk yang berbeda. Lantai satu pada bangunan ini terdiri dari kantor pengelola dan galeri

130
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

budaya. Sedangka lantai dua merupakan area gedung serba guna yang dapat menampung
tujuh ratus pengunjung.

6.3.1 Pembagian Massa Bangunan


Perancangan Bima Islamic Center merupakan perancangan bangunan bermassa
banyak. Dengan fungsi tiap bangunan yang berbeda. Berikut adalah hasil pembagian ruang
pada perancangan Islamic center. LEGENDA
1. R. PERPUSTAKAAN
A. Masjid 2. R. PENYIMPANAN BARANG
3. LOBBY
4. R. PIMPINAN
5. R. WAKIL PIMPINAN
6. R. SEKRETARIS
7. R. BENDAHARA
8. R. KABID PERIBADATAN
9. R. KABID PENDIDIKAN
10. R. KABID SOSIAL DAN BUDAYA
11. R. KABID INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
12. R. KABID BISNIS DAN
PENGEMBANGAN
USAHA
13. R. STAFF KEPERIBADAATAN
14. R.. STAFF PENDIDIKAN
15. R. STAFF SOSIAL DAN BUDAYA
16. R. STAFF INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
17.R. STAFF BISINIS
18. R. RAPAT
19. R. TAMU
20. R. ARSIP
21. R. PANTRY
22. R. MEE
23. TOILET PRIA
24. TOILET WANITA
Gambar 6. 15. Denah Islamic Center lantai 1
25. TEMPAT WUDHU PRIA
(Sumber: hasil rancangan 2018) 26. TEMPAT WUDHU WANITA
27. R. MARBO
28. R. CLEANING SERVICE
29. GUDANG
30. R. PENGAJIAN UMUM
31. TOILET DISABILITAS PRIA
32. TOILET DISABILITAS WANITA

131
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

LEGENDA
1. RUANG IMAM
2. RUANG SHOLAT
3.RUANG AUDIO DAN
PERALATAN
4. GUDANG DALAM
5. GUDANG LUAR
6. TANGGA
7 RUANG SHOLAT KHUSUS
WANITA

Gambar 6. 16. Denah Islamic Center lantai 2


(Sumber: hasil rancangan 2018)
LEGENDA
1. RUANG IMAM
2. RUANG SHOLAT
3. RUANG AUDIO DAN
PERALATAN
4. GUDANG DALAM
5. GUDANG LUAR
6. TANGGA
7 RUANG SHOLAT
KHUSUS WANITA
8. VOID

Gambar 6. 17. Denah Islamic Center lantai 3


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Lantai satu meliputi area perpustakaan umum, kantor pengelola, ruang pengajian
umum, ruang service, tempat wudhu dan toilet. Sedangkan lantai dua dan tiga terdapat
ruang sholat, ruang audio, serta gudang penyimpanan.

132
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 18. Tampak depan dan samping masjid islamic center


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 19. Potongan Arsitektural masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Tampak fasad bangunan masjid merupakan perpaduan dari pengambilan bentuk uma
lengge dan dikombinasikan dengan motif kain tanun asli Bima sehingga menghasilkan
tampilan seperti di atas. Penggunaan penampilan fasad tersebut digunakan pada semua
rancangan fasad bangunan yang lain.

133
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

B. Sekolah
LEGENDA

1. LOBBY
2. R. TUNGGU
3. SPACE ACTIVITY
4. R. KEPALA SEKOLAH
5. R. WAKIL KEPALA
SEKOLAH
6. R. BENDAAHARA
7. R. BIMBINGAN
KONSELING
8. R. KURIKULUM DAN
SERANA
9. R. KESISWAAN
10. RUANG GURU
11. R. RAPAT
12. TOILET WANITA
13. TOILET PRIA
14. R. TATA USAHA
15. R. ARSIP
16. R,. PEMINJAMAN
ALAT
Gambar 6. 20. Denah gedung utama sekolah 17. PANTRY
(Sumber: hasil rancangan 2018)

Pembagian ruang pada gedung utama sekolah meliputi ruang lobby, ruang tunggu,
activity space, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang bendahara, ruang
sekretaris, ruang kurikulum dan sarana, ruang konseling, ruang kesiswaan, ruang arsip, ruang
peminjaman alat, ruang tata usaha, ruang guru, ruang rapat, ruang service, pantry, toilet
dan gudang.

Gambar 6. 21. tampak gedung utama sekolah


(Sumber: hasil rancangan 2018)

134
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 22. Potongan arsitektural gedung utama sekolah


(Sumber: hasil rancangan 2018)

LEGENDA

1. R. PENGAWAS
2. SPACE ACTIVITY
3. R. KELAS
4. LAB . KOMPUTER
5. UKS
6. TOILET LAKI LAKI
7. TOILET PEREMPUAN
8. CLEANING SERVICE
9. GUDANG
10. LAB. IPA
11. LAB. TEMATIK
12. LAB. BAHASA

Gambar 6. 23. Denah gedung kelas


(Sumber: hasil rancangan 2018)

135
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 24. tampak gedung kelas


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 25. Potongan arsitektural gedung kelas


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Pembagian ruang pada gedung kelas meliputi ruang kelas satu sampai kelas enam
dengan jumlah kelas dua belas kelas, ruang uks, laboratorium kamputer, laboratorium ipa,
laboratorium bahasa, laboratorium tematik, gudang, dan toilet.

136
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 26. Denah perpustakaan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 27. Denah kantin


(Sumber: hasil rancangan 2018)

137
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 28. Denah green house


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 29. Tampak depan dan samping perpustakaan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 30. Tampak depan dan samping green house


(Sumber: hasil rancangan 2018)

C. Exhibition Hall
Exhibition hall terdiri dari dua lantai dengan dua pintu masuk yang berbeda. Lantai
satu pada bangunan ini terdiri dari kantor pengelola dan galeri budaya. Sedangkan lantai dua
merupakan area gedung serba guna yang dapat menampung tujuh ratus pengunjung.

138
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

LEGENDA

1. LOBBY
2. R. PIMPINAN
3. R.WAKIL PIMPINAN
4. R. BENDAHARA
5. R. STAFF
6. TOILET PRIA
7. TOILET WANITA
8. LIFT BARENG
9. LIFT
10. RUANG TAMU
11. KASIR
12. RETAIL
13. DISPLAY
14. GALERI
15. AREA KEGIATAN
TENUN
16. R. SERBAGUNA
17. R. TUNGGU PEMAIN
18. R. GANTI
19. BACKTAGE
20. GUDANG
21. SPACE ACTIVITY

Gambar 6. 31. Denah exhibition hall lantai 1


(Sumber: hasil rancangan 2018)
LEGENDA

1. LOBBY
2. R. PIMPINAN
3. R.WAKIL PIMPINAN
4. R. BENDAHARA
5. R. STAFF
6. TOILET PRIA
7. TOILET WANITA
8. LIFT BARENG
9. LIFT
10. RUANG TAMU
11. KASIR
12. RETAIL
13. DISPLAY
14. GALERI
15. AREA KEGIATAN
TENUN
16. R. SERBAGUNA
17. R. TUNGGU
PEMAIN
18. R. GANTI
19. BACKTAGE
20. GUDANG
21. SPACE ACTIVITY

Gambar 6. 32. Denah exhibition hall lantai 2


(Sumber: hasil rancangan 2018)

139
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 33. Tampak depan dan samping exhibition hall


(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.4. Hasil Rancangan Interior


Rancangan Bima Islamic centerini menghasilkan rancangan interior yang memiliki
karakter sesuai dengan konsep perancangan yaitu Central Religous Lengge yang ingin
menghadirkan kesan yang terdapat dalam arsitektur uma lengge ke dalam interior.

Gambar 6. 34. Interior masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

140
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 36. Interior lobby sekolah


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 36. Interior ruang kelas


(Sumber: hasil rancangan 2018)

141
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 37. Interior ruang serbaguna exhibition hall


(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.5. Hasil Rancangan Eksterior


Eksterior bangunan perancangan Bima Islamic Center dimaksudkan untuk
memperjelas setiap sisi bangunan juga memiliki orientasi dan konteks extending, sehingga
citra bangunan memperkuat tema yang digunakan perancangan pada bangunan. Sisi eksterior
objek perancangan Bima Islamic Center yang dimaksud akan ditampilkan pada gambar
berikut:

142
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 38. Eksterior bangunan exhibition hall


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 39. Eksterior bangunan masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

143
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 40. Eksterior perpustakaan


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 41. Eksterior gedung sekolah


(Sumber: hasil rancangan 2018)

144
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 42. Eksterior gedung kelas


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Desain fasad di atas merupakan hasil proses desain yang menggabungan antara
prinsip-prinsip dari tema yang digunakan yaitu extending tradition uma lengge antara lain
nilai peratapan, perangkaan, persungkupan, perselokan serta pertapakan.

6.6. Detail Arsitektur Bangunan dan Lanskap


Pada beberapa area di area tapak, terdapat beberapa elemen tapak berupa lanskap
yang berfungsi sebagai fasilitas penunjang kegiatan pengguna bangunan rancangan Bima
Islamic Center. Berikut adalah detail lanskap tapak:

145
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

a. Detail Arsitektural bangunan

Gambar 6. 43. Detail Arsitektur pada bangunan masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Penampilan fasad pada bangunan Islamic Center di atas menerapkan konsep dari nilai
extending pada bangun uma lengge. Nilai yang diambil baik dari persolekan bangunan
maupun bentuk dasar dari uma lengge.

146
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

b. Detail Arsitektur Lanskap

Gambar 6. 46. Detail lanskap

(Sumber: hasil rancangan 2018)

147
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

6.7. Hasil Rancangan Struktur (Gambar Kerja)


Gambar kerja menjelaskan tentang material dan ukuran bangunan berdasarkan
spesifikasi bangunan terperinci.
Pada bangunan utama dibedakan menjadi tiga bagian struktur yaitu struktur bagian
bawah (sub structure atau pondasi), struktur bagian tengah (mid structure) dan struktur
bagian atas (upper structure). Ketinggian bangunan utama pada perancangan ini adalah 38,3
meter, ketinggian tersebut terhitung ketinggian atap bangunan. Berdasarkan hal tersebut
Struktur pondasi yang digunakan yaitu struktur pancang dengan kedalaman 10 meter. Pada
struktur bagian tengah menggunakan struktur kolom dengan ukuran 0,5 meter x 0,5 meter
dengan ketinggian adalah 5 meter. Sedangkan struktur atas atau atap menggunakan struktur
bentang lebar berupa space frame karena beberapa bagian dalam masjid menerapkan
struktur bebas kolom.

Gambar 6. 49. Denah masji lantai 1


(Sumber: hasil rancangan 2018)

148
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 50. Denah masji lantai 2


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 51. Denah masji lantai 3


(Sumber: hasil rancangan 2018)

149
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 52. Potongan BB’ masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 53. Potongan AA’ masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

150
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 54. Potongan BB’ masjid


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 55. Denah exhibition hall lantai 1


(Sumber: hasil rancangan 2018)

151
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 56. Denah exhibition hall lantai 2


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 57.Tampak exhibition hall lantai 2


(Sumber: hasil rancangan 2018)

152
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

Gambar 6. 58. Denah sekolah


(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 59. Tampak sekolah


(Sumber: hasil rancangan 2018)

153
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Perancangan Bima Islamic Center merupakan perancangan yang bertujuan untuk
mewadahi kebutuhan masyarakat Kota Bima sebagai tempat pebelajaran ilmu agama.
Berdasarkan pejelasan di atas penulis dapat menyimpulkan perancangan Bima Islamic Center
merupakan perancangan dengan mengutamakan pendekatan dan analisis sebagai tolak ukur
perancangan bentuk.
7.2 Saran
Setelah penulis melakukan pengumpulan data, analisis perancangan hingga
menghasilkan sebuah perencanaan perancangan Bima Islamic Center, maka penulis
mengajukan beberapa saran. Adapun saran yang diusulkan sebagai berikut .
1. Pusat pengembangan ilmu agama dan budaya harus diperhatikan dan di
kembangkan sampai keposlook desa sehingga akan menciptakan generasi-
generasi penerus bangsa yang memiliki keilmuan agama yang baik dan mengerti
akan budaya.
2. Diharapkan adanya kerjasama antara pemerintahan, masyarakat dan penulis
dalam mewujudkan pembangunan wadah pembelajaran ilmu agama dan budaya
dalam hal in adalah pembanguna Bima Islamic Center.

154
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

DAFTAR PUSTAKA

BPPD, Kota Bima (2015).Profil Daerah Kota Bima.

Arofah, Himmatul (2010).Pusat Seni dan Kerajinan Ilsami di Kabupaten Gersik dengan Tema
Extending tradition. Malang : UIN-Maliki Press

Syaikhu,ach (2010). Al-Qur'an dan Dinamika Kebudayaan.Jurnal Falasifa. Diakses pada 10


Maret 2017.

Setiyowati Ernaning (2006). Arsitektur Berkelanjutan/Extending Tradition.


https://ninkarch.files.wordpress.com/2010/02/sustainable-arch.pdf. Diakses 29
Januari 2017.

Neufert, Peter. 2010, Data Arsitektur Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Gamank, Onco (2012). Sejarah, Filosofi dan Arsitektur Uma Lengge dan Jompa.
http://kabarentebe.blogspot.co.id/2012/07/sejarah-filosofi-dan-arsitektur-
uma.html. Diakses 3 Meret 2017.

Nurjamal(2016).Masjid-Masjid
Nusantara.http://www.gomuslim.co.id/read/khazanah/2016/12/30/2744/islamic-
center-samarinda-masjid-terbesar-se-asia-tenggara-di-tepian-sungai-
mahakam.html. Diakses pada 3 Mare 2017.

Bond, Andrew(2007). A 700 Year Story –the moated city of chiang


mai.http://ezinearticle.com. Diakses 1 Agustus 2017.

Kelsey, Nola (2006). Chiang mai-thailand’s tample of the dog. http://ezinearticle.com.


Diakses 1 Agustus 2017.

155
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN
`EXTENDING TRADITION

LAMPIRAN

156

Anda mungkin juga menyukai