Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA PONDOK PESANTREN AN-NAJAH


PINRANG BERDASARKAN PERSPEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

OLEH :

YULIANA SALIM
NIM: 2020203861211037

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN


SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat ,hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan
judul “Penerapan Manajemen Keuangan Pada Pondok Pesantren An-Najah Pinrang Berdasarkan
Perspektif Manajemen Keuangan Syariah”.

Proposal ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proposal
ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki proposal penelitian
ini.

Akhir kata penulis berharap semoga proposal penelitian tentang “Penerapan Manajemen
Keuangan Pada Pondok Pesantren An-Najah Pinrang Berdasarkan Perspektif Manajemen
Keuangan Syariah” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pinrang, 3 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................................................7
BAB II............................................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................................8
A. Tinjauan Penelitian Relevan..............................................................................................................8
B. Tinjauan Teori..................................................................................................................................11
C. Kerangka Konsep.............................................................................................................................21
D. Kerangka Pikir.................................................................................................................................22
BAB III........................................................................................................................................................23
METODE PENELITIAN.............................................................................................................................23
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................................................................23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................................................23
C. Fokus Penelitian...............................................................................................................................24
D. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................................................24
E. Teknik Pengumpulan dan Pengelolaan Data...................................................................................24
F. Uji Keabsahan Data.........................................................................................................................25
G. Teknis Analisis Data........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dari masyarakat terus


berkembang dengan segala keunikan dan kekhasannya. Pondok pesantren merupakan
suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama (komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama
melalui pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari
leadership seseorang atau beberapa orang kiai dengan ciriciri khas yang bersifat
kharismatik serta independen dalam segala hal.1

Penyelenggaraan lembaga pendidikan pesantren berbentuk asrama yang


merupakan komunitas tersendiri di bawah pimpinan kyai atau ulama dibantu oleh seorang
atau beberapa or- ang ulama, dan atau para ustadz yang hidup bersama di tengah-tengah
para santri dengan masjid atau surau sebagai pusat kegiatan peribadatan keagamaan. Di
samping itu, gedung- gedung sekolah atau ruang- ruang belajar sebagai pusat kegiatan
belajar mengajar, serta pondok-pondok sebagai tempat tinggal santri. Selama 24 jam, dari
masa ke masa mereka hidup kolektif antara kyai, ustadz, santri dan para pengasuh
pesantren lainnya, sebagai satu keluarga besar2

Kehadiran Pondok Pesantren membawa pesan-pesan dakwah Islamiyah dengan


tujuan untuk mencetak kader ulama yang ahli agama (mutafaqqih fiddîn), memiliki
kecerdasan pengetahuan (mutakallimin) dan yang mampu berdiri sendiri
(mutaqawwimin). Signifikansi Pondok Pesantren sebagai basis pendidikan Islam tidak

1
Zamzami Sabiq dan M. As‟ad Djalali, „Kecerderdasan Emosi, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Prososial Santri
Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Pamekasan‟, Jurnal Psikologi Indonesia, 2.1 (2012).
2
Imam Syafe‟I, „PONDOK PESANTREN: LEMBAGA PENDIDIKAN PEMBENTUKAN KARAKTER‟, Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8.1 (2017)

1
bisa diabaikan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Sebab, Pondok
3
Pesantren merupakan subkultur yang hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

Tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan


kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada masyarakat dengan
jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat yaitu menjadi pelayan masyarakat
sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti sunnah Nabi), mampu berdiri
sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam
dan kejayaan umat di tengah-tengah masyarakat(„Izz al- Islam wa al- Mislimin) dan
mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia. 4

Pada Pondok Pesantren An-Najah di Kota Pinrang sendiri pun memiliki beberapa
tingkatan mulai dari Madrasah Ibtida‟iyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD)
Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Anawiyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sumber daya yang dimiliki pesantren sangat berpengaruh terhadap kemajuan


pendidikan, sehingga pesantren sangat membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk mengelola pesantren. Pengelolaan pesantren sangat bervariasi
tergantung jenis dan manajemennya. Hal tersebut dapat dilihat dari proses manajemen
atau pengelolaan keuanannya.

Sistem ilmu pendidikan pada Pondok Pesantren An-Najah Pinrang menggunakan


ilmu pembelajaran formal dan ilmu agama Islam. Pembelajaran pada pondok pesantren
tersebut juga sama dengan sekolah formal. Hal yang paling membedakan pada pondok

3
Abdul Hakim dan N. Nani Herlina, „Manajemen Kurikulum Terpadu di Pondok Pesantren Modern Daarul Huda
Banjar, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 6.1 (2018)
4
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Industri (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2007) h.4

2
pesantren dengan sekolah formal adalah pembelajaran agama Islam yang lebih dominan
daripada pembelajaran atau ilmu formal yang diberikan. Contohnya para santri harus
menyetor hafalan Al-Qur‟an dan Hadits.

Dalam penyelenggaraan dan peningkatan kualitas pondok pesantren ini bukanlah


hal yang mudah. Walaupun sebagian besar masyarakat menganggap bahwa pondok
pesantren masih dianggap kuno. Namun dengan perkembangan pada zaman modern ini
pesantren juga mulai mengikuti perkembangan yang ada. Dengan itu, pengelolaan atau
kualitas pondok pesantren juga dapat bersaing dengan sekolah formal.

Dalam Pasal 3 UU Sisdiknas dijelaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5
Ketentuan ini tentu saja sudah berlaku dan diimplementasikan di pondok pesantren.

Untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas memerlukan


pengelolaan manajemen yang baik. Salah satu pengelolaan manajemen yang sangat
penting adalah manajemen keuangan. Pengelolaan manajemen keuangan yang baik ini
sebagai alat untuk melengkapkan sarana dan prasaran pondok pesantren. Dengan
manajemen keuangan yang baik juga akan meningkatkan kesejahteraan guru, layanan dan
pelaksanaan program pondok pesantren.

5
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

3
Dalam mengerjakan sesuatu yang dilakukan dengan baik dan mendapatkan
berbagai kelebihan dan terhindar dari keburukan yang tidak diinginkan, sehingga akan
didapatkan nilai lebih pada hasil pekerjaan. Sebagaimana firman Allah:

˚ p˚ ‫ﻪ‬, ¹˝ ˚:¹ ¸ p˚ ˚ ¸ ¹ :¸ ˚i ´ ’ ¸'


˚ : ´¹ ¸ i˚ ’ ´i:˚ ˚ ´ ˚i i '
3
¸~
Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam


barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.6

Keuangan di lembaga pendidikan merupakan bagian yang sangat penting


sehingga perlu diatur sebaik-baiknya. Untuk itu, diperlukan manajemen keuangan yang
baik. Manajemen keuangan di lembaga pendidikan merupakan rangkaian aktivitas
pengaturan keuangan lembaga pendidikan mulai perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan di lembaga pendidikan.

Keuangan merupakan salah satu sumber daya yang mampu menunjang efektivitas
dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Keuangan dan pembiayaan dalam suatu sekolah
maupun pesantren juga merupakan suatu komponen yang dapat menentukan tercapainya
maupun terlaksananya kegiatan sekolah maupun pesantren. Dengan kata lain, manajemen
keuangan ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar dana yang didapatkan bisa
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan dari pendidkan.

Dalam hal pengelolaan keuangan di pondok pesantren, peran yang paling besar
adalah Kyai/Ustadz dalam menentukan tujuan kegiatan yang harus dilakukan. Dengan
kata lain, pengelolaan baik dari sumber daya maupun finansial diatur oleh Kyai/Ustadz
maupun keluarga Kyai/Ustadz dengan bantuan ketua pengurus (Santri).

4
6
Departemen Agama RI. a-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Halim), h. 552

5
Di pondok Pesantren An-Najah Pinrang sendiri pun dalam hal pengelolaan
sumber daya dan finansialnya dibantu oleh pengurus dalam hal ibni yaitu santri yang
telah dipercaya untuk membantu mengelola hal tersebut. Contoh keterlibatan santri dalam
membantu Ustadz dalam hal sumber daya adalah santri yang tingkatan Madrasah Aliyah
(MA) atau setara dengan Sekolah Menengah Atas berperan dalam mengajarkan ilmu
pendidikan formal maupun ilmu pendidikan Islam kepada adik tingkatannya. Santri
tingakatan MA (Madrasah Aliyah) juga mengurus keuangan para santri contohnya
tentang uang bulanan dan jika ada santri yang melakukan pelanggaran maka akan
didenda dengan memberikan uang dengan nominal yang sudah ditentukan.

Bantuan dana dari Pondok Pesantren An-Najah Pinrang ini dari berbagai sumber
yaitu, dari pemerintah, para donator dan uang bulanan (SPP) para santri. Pondok
pesantren An-Najah ini menjadi salah satu pesantren yang terbilang baru di Kabupaten
Pinrang, oleh karena itu dalam operasionalnya masih belum maksimal baik dari segi
sumber daya maupun finansial. Dilihat dari izin operasional secara resmi yang diberikan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu pada tanggal 14 Oktober 2021
dengan nomor SK Izin Operasional : 420/43/PAUD-DIKMAS/DIKBUD/2021.

Dilihat dari izin operasional yang baru dileluarkan tentu saja kita dapat menilai
bahwa pengelolaan semua sumber daya yang ada pada pondok pesantren An-Najah ini
masih jauh dari kata maksimal.

Pondok Pesantren An-Najah meskipun masih terbilang baru, tetapi sangat


memperhatikan manajemen kelembagaannya. Pengelolaan manajemen yang baik juga
tentu akan melindungi personil yang ada dalam subtansi pondok pesantren itu sendiri.
Dengan pengelolaan manajemen yang baik itu juga akan memberikan kredibilitas yang
baik dari luar pesantren.

6
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Miftahol Arifin dengan judul
penelitian Manajemen Keuangan Pondok Pesantren. Hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan
pondok pesantren dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara
transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program pondok pesantren
secara efektif dan efisien.

Pada setiap institusi pasti tidak terlepas dari berbagai macam masalah dalam
pengelolaan kelembagaannya. Begitupun dengan pondok pesantren berbagai masalah
yang dihadapi. Dalam hal ini masalah yang sering terjadi dalam kelembagaan Pondok
Pesantren An-Najah adalah kurangnya sumber daya manusia, minimnya perolehan dana,
pengelolaan dana yang tidak maksimal dan pengeluaran yang tidak terkontrol.

Pengeloaan manajemen keuangan di Pondok Pesantren An-Najah sudah berjalan


dengan baik, dilihat dari perencanaan keuangan yang sudah tepat. Tetapi, dalam
pelaksanaan perencanaannya masih belum berjalan dengan maksimal dan pengelolaan
manajemen keuangannya pun masih perlu dikaji apakah sudah berbasis syariah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan keuangan di Pondok Pesantren An-Najah Pinrang?


2. Bagaimana pengelolaan dan pengembangan keuangan di Pondok Pesantren An-Najah
Pinrang?
3. Bagaimana penerapan manajemen keuangan syariah di Pondok Pesantren An-Najah
Pinrang?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perencanaan keuangan di Pondok Pesantren An-Najah Pinrang

2. Mengetahui pengelolaan dan keuangan I Pondok Pesantren An-Najah Pinrang

3. Mengetahui penerapan manajemen keuangan syariah di Pondok Pesantren Pinrang

7
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan dan memperoleh gambaran mengenai perencanaan,


pelaksanaan, penganggaran dan pelaporan keuangan serta mengetahui bagaimana
penerapan manajemen keuangan syariah di pesantren
2. Bagi Yayasan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan sebagai alat untuk evaluasi dan
peningkatan kerja mengenai perencanaan, pelaksanaan, penganggaran dan pelaporan
keuangan

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Relevan

Penelitian tentang pondok pesantren sebelumnya sudah banyak dilakukan. maka


untuk melihat posisi penelitian ini penting untuk membahas tentang penelitian yang
berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan Ummu Salamah dengan judul skripsi yang berjudul
"Studi Mengenai Sistem Pengelolaan Keuangan Sekolah Di Pondok Pesantren Al-
Kholidin Terhadap Penguatan Manajemen Keuangan” Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Jakarta penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban,
sistem akuntansi dan pelaporan, sistem dan prosedur pengawasan keuangan di pondok
pesantren Al-Kholidin. Penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen keuangan yang
ada di pondok pesantren Al-Kholidin meliputi perencanaan, penganggara, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban dalam proses perencanaan keuangan di pondok pesantren Al-
Kholidin dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam pelaksanaan manajemen keuangan Kyai
Pondok Pesantren Al-Kholidin merupakan otoritas penuh terhadap pengeluaran
keuangan. Pelaporan keuangan Pondok dilakukan setiap bulan semester dan tahunan.
pelaporan keuangan ini dilakukan oleh koordinator keuangan setiap unit (SMP SMA dan
Diniyah) kepada bendahara dalam pengawasan keuangan Pondok Pesantren Al kholidin
tidak melalui kepala sekolah karena proses keuangan langsung berpusat pada Kyai.
Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan pada pelaporan keuangan di Pondok
Pesantren Al-Kholidin dilakukan oleh koordinator keuangan setiap unit (SMA, SMP dan
Diniyah) sedangkan di Pondok Pesantren An-Najah Pinrang pelaporan keuangannya
dilakukan sendiri oleh Kyai/Ustadz.

9
Penelitian yang dilakukan oleh Bashori dan Zulkifli dengan judul “Penerapan
Manajemen Keuangan Pendidikandi Pondok pesantren Modern”. Jurusan Pendidkan
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan pendekatan deskriptif analisis.
Penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk meninjau seperti apa penerapan
manajamenkeuangan Pendidikan pada Pondok Pesantren pada aspek melakukan sebuah
rencana,aspekmelaksanakan kegiatan,aspek mengevaluasi dan pertanggung jawaban serta
pemanfaatandana yang ada di Pondok Pesantren At-Thoyyibah Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pondok Pesantren At-Thoyyibah Indonesia sudah
melaksanakan manajemen keuangan yang efektif baik dari pengelolaan dana dan
penerapan manajemennya. Pondok pesantren At-Thoyyibah melakukan metode keadilan
serta transparansi anggaran yang mana seluruh pihak sekolahdapatmemberikan
pendapatnya masing-masing untuk kemajuan Pesantren tersebut. Setiap kegiatan
pengeluaran dana ada laporannya dan dipertanggung jawabkan dengan sebaik mungkin.
Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada Pondok Pesantren At-Thoyyibah yang
dalam pengelolaan dan penerapan manajemen keuangannya dilakukan secara transparansi
pada orangtua maupun donator.

Penelitian yang dilakukan oleh Ali As‟ad dan Muhammad Hakim Azizi pada
tahun 2020 dengan judul “Pengembangan Manajemen Keuangan Pesatren Balekambang
Jepara Dan Amsilati Darul Falah Bangsri Jepara Di Era Digital”. Penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research), dengan metode kualitatif atau
pendekatan deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
mendeskripsikan manajemen keuangan pondok pesatren, mulai dari proses tahapan
pendanaan hingga pengalokasian keuangan pondok pesantren. Hasil dari penelitian ini
adalah manajemen keuangan di Pondok Pesantren Balekambang jepara dan Amsilati
Darul Falah Bangsri Jepara, bahwa: a) Sumber keuangan di pondok pesantren hanya

1
bersumber dari donatur tidak tetap dan dari hasil unit usaha yang dimiliki pondok
pesantren. b) Perencanaan anggaran, dalam merencanakan anggaran di Pondok Pesantren
Al Musanni ini mempunyai konsep tersendiri dari pondok pesantren. Perbedaan dari
penelitian ini adalah pada Pondok Pesantren Balekambang jepara dan Amsilati Darul
Falah Bangsri Jepara ini memiliki beberapa unit usaha yang bertujuan untuk membantu
membiayai semua kegiatan pendidikan di Pondok Pesantren, jadi pendapatan dananya
tidak hanya berfokus pada donator.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fadli pada tahun 2018 dengan judul
“Analisis Pengelolaan Keuangan Sekolah (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Bandar Kabupaten Bener Meriah)”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perencanaan dan penyusunan dalam pengelolaan dana BOS sekolah SMA Negeri 1
Bandar, bagaimana realisasi anggaran dana BOS sekolah SMA Negeri 1 Bandar yang
sudah direncanakan dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan
keuangan sekolah SMA Negeri 1 Bandar.Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan
dalam pengelolaan keuangan sekolah yang diimplementasikan melalui RABSMA
(Rencana Anggaran dan Belanja SMA) Negeri se-Kabupaten Kendal dilakukan dengan
adil dan memenuhi peraturan yang berlaku. Perbedaan dari penelitian ini adalah adanya
dana pemerintah berbeda dengan pesantren tentunya sebagian besar sumber dananya
adalah dari para donator. Pelaporan dananya juga tentunya harus sistematis.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Bagus Izzan Muafy, Dzaki A. Faishal
Abdurrahman dan Alfian Akbar Gozali pada tahun 2021 dengan judul “Elmaliya:
Financial Management Mobile Application for Islamic Boarding School Based on
Flutter”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data yang
digunakan dalam proyek akhir ini adalah menggunakan studi literatur, observasi,
perancangan sistem, implementasi, pengujian dan analisis, pembuatan laporan.

1
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi agar menggunakan aplikasi elmaliya
sebagai sarana pengelolaan data keuangan unit sekolah di yayasan pondok pesantren Al
Hikmah 2 Sirampog. Hasil dari penelitian ini a) Aplikasi elmaliya telah memenuhi
kategori untuk digunakan sebagai aplikasi pencatatan sederhana unit keuangan sekolah
yang ada di yayasan pondok pesantren Alhikmah 2 Sirampog dibuktikan dengan
persentase jawaban setuju 84,61%. b) Aplikasi elmaliya dapat digunakan untuk
memitoring keuangan unit keuangan sekolah yayasan pondok pesantren Alhikmah. c)
Adanya aplikasi pencatatan keuangan ini, dapat menangani masalah duplikasi data.
Perbedaan dari penelitian ini adalah dapat dilihat dari tujuan penelitian sebelumnya yang
merekomendasikan atau menawarkan penggunaan aplikasi pada pengelolaan data
keuangan di Pndok Pesantren Al-Hikmah 2 Sirampoang.

B. Tinjauan Teori

1. Manajemen Keuangan Syariah

Manajemen berasal dari bahsa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata tersebut digabung menjadi kata kerja
managree yang artinya menangani. Managree diterjemahkan kedalam B ahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata management. Akhirnya,
Management diartikan kedalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan. 7Secara terminology, Manajemen adalah suatu proses kegiatan usaha
mencapai tujuan tertentu. melalui kerjasama dengan orang lain. 8
Keuangan adalah kegiatan yang berkaitan dengan memperoleh dan
mengelola dana secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
oleh suatu perusahaan.Pengelolaan keuangan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan tujuan memperoleh dana dengan biaya yang diatur secara

7
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Sinar Grafika, Offset, 2006), h. 10
8
Kompri, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 1

1
longgar dan mengelola dana tersebut secara efektif untuk mencapai
tujuan perusahaan.9

Manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan idarah. Idarah diambil dari
perkataan adartasy-syai atau perkataan adarta bihi juga dapat didasarkan pada kata
ad-dauran. Pengamat bahasa menilai pengambilan kata yang kedua, yaitu adarta bihi.
Oleh karena itu, dalam Elias Modern Dictionary English Arabic kata management
(Inggris), sepadan dengan kata tabdir, idarah, siyasah, dan qiyadah dalam bahasa
Arab. Dalam Al-Quran, tema-tema tersebut hanya ditemui temui tema tabdir dalam
berbagai derivasinya.

Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan


dan menjag nilai ekonomi atau kesejahteraan. Konsekuensinya, semua pengambilan
keputusan harus difokuskan pada penciptaan kesejahteraan. Dalam
memperkenalkan teknik pengambilan keputusan, kita akan lebih menekankan
logika yang mendasari teknik-teknik itu.
Sedangkan manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan termasuk
kegiatan planning, analisis dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang
berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan
mengelola asset sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam teori
manajemen syari‟ah, manajemen memiliki dua pengertian yaitu sebagai ilmu,
dan rangkaian aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan terhadap sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis.
Manajemen keuangan terdiri dari dua kata yang memiliki arti masing-masing
dan disatukan menjadi satu kesatuan yang komplit. Manajemen adalah suatu proses
atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud –maksud yang nyata.

9
Rini Astuti, et al., eds.,, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung, 2022)

1
Manajemen keuangan adalah salah satu bagian dari konsep dasar akuntansi
ataupun teori akuntansi. Meskipun demikian, ilmu manajemen keuangan sangatlah
luas. Namun adapun sebagian orang mengartikan bahwa konsep dasar manajemen
keuangan hanya merupakan suatu kegiatan catat mencatat dalam sebuah laporan
keuangan dan menjadi tanggung jawab bidang keuangan saja dan faktanya lebih luas
dari itu.

Manajemen keuangan meliputi seluruh aktivitas organisasi dalam rangka


mendapatkan, mengalokasikan serta menggunakan dana secara efektif dan efisien.
Manajemen keuangan juga tidak hanya mendapatkan dana saja, melainkan
mempelajari bagaimana cara menggunakan serta mengolah dana tersebut. 10

Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang


berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif
maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi ataupun pembelanjaan
secara efisien. Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara
menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan.11

Manajemen keuangan syari‟ah adalah aktivitas perusahaan termasuk kegiatan


planning, analisis dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang
berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan
mengelola aset sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan untuk mencapai
tujuan dengan memperhatikan kesesuaiannya pada prinsip-prinsip syari‟ah.12
Keuangan syariah didefinisikan segala kegiatan keuangan berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah (hukum Islam). Dengan demikian, sumber utama prinsip
syariah adalah Al- Qur‟an, Hadis, Sunnah, Ijma, Qiyas dan Ijtihad. Perbedaan prinsip

10
Dr. Samsurijal Hasan, et al., eds., Manajemen Keuangan, (Purwokerto: 2022, CV. Pena Persada Redaksi) h.1
11
Atma Hayat, et al., eds., Manajemen Keuangan, (Medan: 2018, Madenatera), h.3
12
Ahmad Yahdil Fata Rambe dan Saifuddin Herlambang , „ManajemenKeuanganSyariah, Jurnal, of Islamic
Economics 2.2 (2021)

1
keuangan syariah berbeda dengan prinsip keuangan konvensional. Perbedaan prinsip
ini terutama pada fondasi yaitu pada manajemen syariah berlandasarkan pada Al-
Qur‟an dan Hadis untuk mendapat ridho Allah Ta‟ala.13

Karakteristik Manajemen keuangan syariah yang diterbitkan dan diedarkan


berupa booklet Bank syariah:

1) Universal, memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang tanpa
memandang perbedaan kemampuan ekonomi ataupun perbedaan agama.
2) Adil, memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan
sesuatu dengan posisinya dan melarang adanya unsur maysir (unsur spekulasi atau
untung-untungan), gharar (ketidaksengajaan), haram dan riba.
3) Transparan, terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.

4) Seimbang, mengembangkan sektor keuangan melalui aktivitas perbankan syariah


yang mencakup pengembangan sektor real dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah).
5) Maslahat, bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan.14

Manajmen keuangan syariah memiliki beberapa prinsip-prinsip, sebagai


berikut:

a) Larangan Bunga dapat diartikan dalam istilah secara harfiah berarti “kelebihan”
dan ditafsirkan sebagai “peningkatan modal yang tidak bisa dibenarkan dalam
pinjaman ataupun penjualan” adalah ajaran pokok dari sistem keuangan syariah.
b) Uang sebagai modal potensial diartikan sebagai modal potensial menjadi modal
sebenarnya hanya ketika digabung dengan sumber daya lain untuk melakukan

13
Dr. Hamdi Agustin, S.E., M.M, Manjemen Keuangan Syariah, (Jakarta: 2021, PT. Rajagrafindo Persada) h.1
14
Dadang Husen Subana, Manajemen Keuangan Syari’ah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2017), h.27

1
kegiatan produktif. Islam mengakui nilai waktu uang, tetapi hanya ketika uang
tersebut sebagai modal, bukan modal potensial.
c) Berbagi resiko, karena adanya larangan bunga, penyedia dana mendanai investor
dan bukan kreditor. Penyedia modal keuangan dan pengusaha berbagai risiko
bisnis dengan imbalan pembagian keuntungan. Transaksi keuangan harus
mencerminkan distribusi pengembalian risiko simetris yang akan dihadapi pihak-
pihak terlibat.
d) Larangan perilaku spekulatif, sistem keuangan syariah melarang penimbungan
dan transaksi yang melibatkan ketidakpastian ekstrim, perjudian dan risiko.
e) Kesucian kontrak, Islam menjunjung tinggi kewajiban kontrak dan pengungkapan
informasi yang tidak merata dan risiko modal.
f) Aktivitas sesuai syariat, hanya aktivitas yang tidak melanggar aturan-aturan
syariat yang memenuhi syarat untuk investasi.
g) Keadilan sosisal, pada prinsipnya setiap transaksi yang mengarah ketidakadilan
dan eksploitasi adalah dilarang.

Membangun sebuah sistem manajemen keuangan yang baik diperlukan beberapa


prinsip dasar kaitannya dengan manajemen dan administrasi keuangan yang baik,
sebagaimana yang diungkapkan oleh George Terry bahwa ada empat fungsi pokok dalam
manajemen, adalah : perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, dan mengawasi. Empat
fungsi itu sebagai berikut:

1) Planning (Perencanaan)

Planning atau perencanaan yakni proses penentuan tujuan atau sasaaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang seefisien dan efektif mungkin.
2) Organizing (Pengorganisasian)

1
Organizing atau pengorganisasian yakni merupakan aktifitas menyusun dan
membentuk hubungan- hubungan kerjasama antara orang perorangan sehingga
terwujud satu kesatuan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
3) Actuating (Pergerakan /Pelaksanaan)

Actuating atau pelaksanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses


pemberian dorongan bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau berkerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efien dan
ekonomis.
4) Controling (Pengawasan)

Controling atau pengawasan yakni proses memonitor aktifitas-aktifitas untuk


mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu sendiri memperoleh dan
memamfaatkan sumber- sumber pendidikan secara efekftif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuannya, dan memberikan kolerasi apabila tidak tercapai.15
2. Penerapan (Implementasi)

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pelaksanaan,


penerapan. Adapun implementasi menurut para ahli yakni, menurut Usman (2002),
mengemukakan pendapatnya tentang Implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut
“implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.

Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa


implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara sungguh–sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk

15
Widya Kurniati Mohi, et al., eds.,, „Implementasi Poac Fungsi Manajemen Pada Administrasi Keuangan Di
Kantor Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato, BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting
Journal:, 17.2
(2020).

1
mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi
dipengaruhi oleh objek berikutnya.

Pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut


“implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi
antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,
birokrasi yang efektif” (Setiawan, 2004).

Pengertian implementasi yang dikemukakan ini, dapat dikatakan bahwa


implementasi yaitu merupakan proses untuk melaksanakan ide, proses atau
seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan
penyesuaian dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai
dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya. Menurut Harsono (2002),
implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan
kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka
penyempurnaan suatu program.16

Dikutip dari buku Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi
(2006) oleh Subarsono, menyebutkan pengertian implementasi adalah suatu kegiatan
yang berkaitan dengan penyelesaian suatu pekerjaan, melalui penggunaan sarana
(tools) untuk memperoleh hasil akhir yang diinginkan.

Menurut Solichin, implementasi adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang


individu atau oleh pejabat, pemerintah atau kelompok swasta untuk mencapai tujuan
yang digariskan dalam suatu keputusan kebijakan.

16
Ali Miftakhu Rosyad,„Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pembelajaran di Lingkungan
Sekolah‟, TARBAWI: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan:,
5.2 (2019).

1
Mazmanian dan Sabatier memahami bahwa implementasi adalah pelaksanaan
kebijakan hukum dasar, juga dalam bentuk perintah atau keputusan atau, atau putusan
pengadilan. Proses penegakan terjadi setelah melalui beberapa tahapan, seperti
melalui tahapan hukum, kemudian keluar beberapa keputusan kebijakan penegakan,
dan seterusnya, hingga kebijakan korektif dilibatkan.

Profesor H. Tachjan mendefinisikan implementasi sebagai kebijakan publik,


proses kegiatan administrasi setelah kebijakan ditetapkan/disetujui. Kegiatan ini
berada di antara pengembangan kebijakan dan implementasi kebijakan. Evaluasi
kebijakan mengandung logika top-down, yang menyiratkan interpretasi yang lebih
rendah/alternatif.

Adapun Unsur-unsur Implementasi atau Penerapan:

a. Adanya program atau kebijakan yang dilakukan

Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa adanya


tindakan yang nyata dengan berbagai program atau kegiatan. Program atau
kegiatan merupakan rencana yang komprehensif yang sudah menggambarkan
sumber daya yang digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan.
b. Target group sasaran

Target astau krlompok sasaran ialah sekelompok orang atau organisasi


dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi
perilakunya oleh kebijakan.
c. Unsur pelaksana (Implementor)

Pelaksanaan kebijakan merupakan pihak-pihak yang menjalankan yang


terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasi, analisis serta
perumusan kebijakan dan strategi organisasi, penggerakkan manusia,
pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian.

1
Sedangakm tujuan dari penerapan dan implementasi adalah:

a. Tujuan utama implementasi adalah untuk melaksanakan rencana yang telah


disusun dengan cermat, baik oleh individu maupun kelompok.
b. Untuk menguji serta mendokumentasikan atau prosedur dalam penerapan rencana
atau kebijakan.
c. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai didalam perencanaan atau
kebijakan yang telah dirancang
d. Untuk mengetahui kemampuan sesuai dengan yang diharapkan.
e. Untuk Mengetahui tingkat keberhasilan suatu kebijakan atau rencana yang telah
dirancang demi perbaikan atau peningkatan umum.
3. Pondok Pesantren

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan dan ber-
pengaruh terhadap perubahan sosial. Melalui pendidikan diharapkan bisa
menghasilkan para generasi penerus yang mempunyai karakter yang kokoh untuk
menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Sayangnya, banyak pihak menilai
bahwa karakter yang demikian ini justru mulai sulit ditemukan pada siswa-siswa
sekolah. Banyak di antara mereka yang terlibat tawuran, narkoba dan sebagainya.
Keadaaan demikian menyentak kesadaran para pendidik untuk mengembangkan
pendidikan karakter.

Salah satu lembaga pendidikan Islam yang merupakan subkultur ma-


syarakat Indonesia adalah pesantren. Pesantren adalah salah satu institusi yang unik
dengan ciri-ciri khas yang sangat kuat dan lekat. Peran yang diambil adalah upaya-
upaya pencerdasan bangsa yang telah turun temurun tanpa henti. Pesantrenlah
yang memberikan pendidikan pada masa-masa sulit, masa perjuangan

2
melawan kolonial dan merupakan pusat studi yang tetap survive sampai masa kini.
Tujuan pendidikan pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier.17

Menurut Manfred Ziemek asal kata pesantren adalah “pe-santri-an” yang


artinya tempat santri. Jadi pesantren adalah tempat para santri untuk me-nuntut ilmu
(Agama Islam).

Pesantren adalah sebuah kawasan yang khas yang ciri-cirinya tidak dimiliki
oleh kawasan yang lain. Karenanya tidak berlebihan jika Abdurrahman Wahid
menyebut sebagai sub-kultur tersendiri. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam
sistem pendidikan pesantren secara tradisional yang men-jadikannya khas adalah
kiai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.18
Secara garis besar, tipologi pesantren bisa dibedakan paling tidak men-jadi
tiga jenis, walaupun agak sulit untuk membedakan secara ekstrim di-antara tipe-tipe
tersebut yaitu salafiyah (tradisional), khalafiyah (modern) dan terpadu.19

Pondok pesantren didirikan tentu dengan tujuan, berikut tujuan pendidikan di


pondok Pesantren:

1) Tujuan Umum

Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian


Islam, anak didik dengan ilmu agamanya, sanggup menjadi mubalig dalam
masyarakat sekitar melalui ilmu dan agamanya.
2) Tujuan Khusus

Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam iomu agama yang
dianjurkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkan dalam masyarakat.

17
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta: LP3ES, 1981).
18
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren..., h. 44-60.
19
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta: Gema Insani Press,
1997), h. 45.

2
Tujuan tersebut tampak jelas bahwa pendidikan pesantren sangat menekankan
pentingnya tegaknya Islam ditengah-tengah kehidupan sebagai sumber utama moral yang
merupakan kunci keberhasilan hidup bermasyarakat. Disamping berfungsi sebagai
lembaga pendidikan dengan tujuan seperti yang telah dirumuskan diatas, pesantren
mempunyai fungsi sebagai tempat penyebaran dan penyiaran agama Islam.

C. Kerangka Konsep

Penelitian ini berjudul Penerapan Manajemen Keuangan Pada Pondok Pesantren


An-Najah Pinrang Berdasarkan Perspektif Manajemen Keuangan Syariah, untuk lebih
memahami maksud dari penelitian ini maka peneliti akan memberikan definisi dari
masing-masing kata yang terdapat dalam judul penelitian tersebut.
1) Manajemen Keuangan Syariah

Manajemen Kuangan Syariah adalah kegiatan manajerial yang dilakukan untuk


mencapai suatu tujuan dengan berlandaskan pada prinsip Syariah dalam Agama
Islam. Manajemen Keuangan Syariah ini sebagai tahapan yang digunakan untuk
mulai dari merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan mengontrol atau
mengawasi dalam mengelola keuangan.
2) Pelaksanaan atau Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan maupun kegiatan yang dilakukan untuk


mencapai tujuan yang digariskan dalam suatu keputusan kebijakan.
3) Pondok Pesantren

Pesantren atau pondok bisa didefinisikan sebagai lembaga pendidikan agama


Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai figur sentralnya, dan
belajar dibawah bimbingan seorang guru yang dikenal sebutan Ustadz/Kyai.

2
D. Kerangka Pikir

Kerangka piker atau kerangka acuan penalaran adalah gambaran yang selaras
dengan model hubungan antara konsep dan/atau variabel, yang memberikan gambaran
lengkap tentang focus penelitian.
Dalam penelitiasn ini, peneliti mencari pembahasan dan menemukan masalah secara
sistematis dengan harapan penelitian ini dapat memenuhi syarat karya ilmiah. Keadaan
pikiran ini merupalan penjelasan sementara dari gejala-gejala yang menjadi pokok
permasalahan, mempersiapkan keadaan pikiran ini berdasarkan tinjauan teori dan hasil
penelitian sebelumnya. Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat merumuskan
kerangka kerja sebagai berikut :

Pondok Pesantren An- Manajemen Keuangan


Penerapan/Implementasi
Najah Pinrang Syariah

Program Unsur Pelaksana

Organizing
Planning (Perencanaan) Actuating (Pelaksanaan) Controling (Pengawasan)
(Pengorganisasian)

2
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi beberapa hal yaitu
jenis penelitian, lokasi penelitian, focus penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan,
dan teknik analisis data. Untuk mengetahui metode penelitian dalam metode penelitian ini
maka diuraikan sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif field research
(penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yatu penelitian
yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah situasi lapangan atau wilayah tertentu.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai “ Penerapan Manajemen
Keuangan Syariah di Pondok Pesantren An-Najah Pinrang”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis yaitu berupaya untuk
menangkap berbagai persoalan yang ada di masyarakat dan mengungkap makna yang
terkandung didalamnya.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena berupaya
mengkaji fenomena atau peristiwa, orang, objek atau proses yang terkait dengan
Implementasi Manajemen Keuangan Syariah di Pondok Pesantren An-Najah Pinrang.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut
atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang yang diajak wawancara, observasi,
diminta memberikan data, pendapat dan perspektifnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren An-Najah yang beralamat di Jl.


Lasinrang, Temmasarangnge, Kec. Paleteang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan,
91211

2
C. Fokus Penelitian

Umumnya fokus penelitian yang dimaksud penelitian ini adalah bagaimana


Implementasi Manajemen Keuangan Syariah pada pondok Pesantren An-Najah Pinrang.

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu berupa data primer dan sekunder
yang diuraikan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, sumber data berasal dari hasil observasi dan wawancara kepada
bendahara dan juga selaku pemilik atau Ustadz pondok pesantren An-Najah Pinrang.
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah bahan rujukan kepustakaan yang menjadi pendukung


dalam penelitian ini, baik berupa buku, artikel, jurnal dan tulisan lainnnya yang dapat
melengkapi data-data primer. Data sekunder ini juga tentunya yang berkaitan dengan
yang diteliti yaitu implementasi Manajemen Keuangan Syariah pada Pondok
Pesantren.

E. Teknik Pengumpulan dan Pengelolaan Data


Adapun teknik pengumpulan dan pengelolaan data dalam penelitian ini yaitu
teknik field research, teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh
data yang memuat apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan peneliti pada saat
melakukan penelitian di lapangan. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh
data melalui penelitian lapangan ini yakni sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap


gejala yang tampak pada objek pebelitian. Hasil observasi yang dilakukan penulis

2
dengan melakukan pengamatan dari orangtua santri terhadap objek yang diteliti
adalah bagaimana pengamatan orang tua santri terhadap pengimplementasian
manajemen keuangan syariah di pondok pesantren An-Najah Pinrang.
2. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan


informasi secara langsung dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
informan. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan Ust.
Alim Bahri, S.Pdi bendahara dan juga pemilik Pondok Pesantren An-Najah Pinrang.
3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan


catatan-catatan penting yang bherhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga
akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Dalam hal
ini, peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan
permasalahan pada peneliti ini.

F. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang tidak berbeda dengan data yang tidak berbeda
dengan data yang tidak berbeda dengan data yang diperoleh peneliti dengan informasi
yang benar-benar tersedia di objek penelitian, sehingga dapat dijelaskan makna dari
informasi yang disajikan. Uji keakuratan data dalam studi kualitatif :

1. Uji Creadibility

Derajat kepercayaan atau kreadibilitas penelityian kualitatif merupakan istilah


validitas yang berarti instrument yang digunakan dan hasil pengukuran dibuat
menggambarkan situasi yang sebenarnya.
2. Uji Transferability

Uji transferability adalah uji keabsahan eksternal dalam peneliti kualitatif, uji
transferability dilakukan untuk mengukur derajat kepercayaan dari hasil peneliti yang

2
dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat diterapkan oleh subjek penelitian tempat data
tersebut diperoleh.
3. Uji Reability

Uji reability dalam penelitian kualitatif dkenal sebagai ekspresi mengungkapkan


kepercayaan. Konsistensi hasil penelitian meskipun dilakukan penelitian berulang
kali.
4. Uji Dependability

Penelitian kualitatif diketahui bahwa uji reabilitas dilakukan dengan melaksanakan


seluruh proses penelitian, dimulai dengan penetapan masalah, temukan sumber data,
dapatkan atau buat data, jalankan/ menganalisis data, medmeriksa keakuratan data
dan menarik kesimpulan.

G. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data dalam kategori, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.

2
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim dan N. Nani Herlina, „Manajemen Kurikulum Terpadu di Pondok Pesantren

Modern Daarul Huda Banjar, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 6.1 (2018)

Ahmad Yahdil Fata Rambe dan Saifuddin Herlambang , „ManajemenKeuanganSyariah, Jurnal,


of Islamic Economics 2.2 (2021)
Ali Miftakhu Rosyad,„Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pembelajaran di

Lingkungan Sekolah‟, TARBAWI: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan:, 5.2

(2019).

Atma Hayat, et al., eds., Manajemen Keuangan, (Medan: 2018, Madenatera), h.3

Bakhtiar Tijjang, et al., eds.,‟ The Service Quality Effect Towards the Customer Satisfaction
of Bank in Indonesia‟, Valid Jurnal Ilmiah, 18.1 (2021)
Dadang Husen Subana, Manajemen Keuangan Syari’ah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2017),
h.27
Departemen Agama RI. a-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Halim), h. 552
Dr. Hamdi Agustin, S.E., M.M, Manjemen Keuangan Syariah, (Jakarta: 2021, PT. Rajagrafindo
Persada) h.1
Dr. Samsurijal Hasan, et al., eds., Manajemen Keuangan, (Purwokerto: 2022, CV. Pena Persada
Redaksi) h.1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Sinar Grafika,
Offset, 2006), h. 10
Imam Syafe‟I, „PONDOK PESANTREN: LEMBAGA PENDIDIKAN PEMBENTUKAN

KARAKTER‟, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8.1


(2017) Kompri, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 1
Nurfadhilah, et al., eds., „Strategi Pemasaran Hubungannya Dengan Keputusan
Pembelian Konsumen‟, Jurnal Ilmiah Manajemen & Kewirausahaan 8.2 (2021)

i
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Industri (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007) h.4
Rini Astuti, et al., eds.,, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung, 2022)

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta:


Gema Insani Press, 1997), h. 45.

Widdya Kurniati Mohi, et al., eds.,, „Implementasi Poac Fungsi Manajemen Pada Administrasi
Keuangan Di Kantor Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato, BALANCE : Economic,
Business, Management, and Accounting Journal:, 17.2
(2020).

Zamzami Sabiq dan M. As‟ad Djalali, „Kecerderdasan Emosi, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku
Prososial Santri Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Pamekasan‟, Jurnal Psikologi
Indonesia, 2.1 (2012).

Anda mungkin juga menyukai