Anda di halaman 1dari 54

Tanfidz Musyawarah Wilayah XX

Ikatan Pelajar Muhammdiyah


Kalimantan Selatan
Tim Materi
Muhammad Firdaus
Al Bawi
Fatimatuzzahra
Muhammad Yahya

Supporting Volunteer
Ridhony Robby Pratama
M. Ghoffar Noor Rifki N.

Editor
Fadia Haya Indra Putri

Desain Cover
Herda Marcellina

Penerbit
Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Kalimantan Selatan
Jl. S. Parman Gg. Purnama, Banjarmasin
Sambutan Ketua Umum
PW IPM Kalimantan Selatan
Periode 2018-2020

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan kita
nikmat Islam ,nikmat iman. Selawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang di katakan oleh Aisyah ‫عنه هللا رضي‬
akhlaknya adalah Alquran yang patut kita ikuti sampai akhir zaman nanti.
Syukur Alhamdulillah atas berkat Ridho Allah SWT keputusan, kebijakan,
garis besar program dan agenda aksi sebagaimana yang telah dirumuskan
dalam Musywil XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan Selatan dapat di
tanfidzkan, semoga kita semua dapat menjalankan amanah ikatan ini dengan
baik, Aamiin.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kalimantan Selatan mempunyai
banyak keunggulan dalam berbagai hal. Akan tetapi juga mempunyai
permasalahan sehingga harus diselesaikan dan dirapikan. Permasalahan
ideologi menjadi salah satu, ini menjadi perhatian karena penting sebagai
penerus harus menyiapkan para kader yang mampu dan memahami IPM itu
sendiri.
Sebagai pelajar tentu mempunyai potensi-potensi dan jiwa-jiwa kreatif
hadir pada diri pelajar. Berangkat dari itu apa yang kita miliki harus mampu kita
kembangkan. Membuat inovasi dalam hal kemajuan yang menjadi
keberbermanfaat dalam ranah pelajar itu sendiri ataupun secara luas. Hal ini
harus terus digelorakan para kader dalam menyongsong masa depan yang
terus berevolusi ke arah digital.
Proses regenerasi kepimpinan terus berjalan, selama itu juga IPM akan
terus bereksistensi menjawab permasalahan kepelajaran & sosial masyarakat .
maka kehadiran IPM harus mampu menjadi pemecah problem-problem pelajar
serta menghadirkan ruang-ruang kultural dalam hal membangun kemajuan
bersama. Serta terus menggelorakan kolaborasi dalam membangun apa yang
dicita-citakan.

i
Tanfidz hasil keputusan Musywil XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Kalimantan Selatan ini diharapkan dapat menjadi pijakan dan pedoman dalam
menjalankan roda organisasi di semua tingkatan pimpinan. Dengan di
Tanfidzkannya keputusan Musywil ini, besar harapan kebijakan dan keputusan
dapat tersosialisasikan keseluruh tingkatan pimpinan, dan keputusan tersebut
dapat ditaati dan dilaksanakan dengan bijak dan arif. Maka dalam hal menjaga
local wisdom IPM, kebijakan yang dihasilkan haruslah menjadi pijakan dalam
melakukan agenda pergerakan.
Demikian yang dapat saya sampaikan lebih dan kurangnya mohon
dimaafkan.

Nuun, Wal Qolami Wamaa Yasthuruun


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ketua Umum PW IPM Kalsel


Muhammad Firdaus
NBA. 19. 00.37696

ii
iii
iv
SK PENGESAHAN TANFIDZ

v
INSTRUKSI PELAKSANAAN TANFIDZ

vi
SK STRUKTUR PW IPM KALIMANTAN SELATAN
2018-2020

vii
viii
DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA UMUM PW IPM KALSEL………………………..……….ii


SK PENGESAHAN TANFIDZ…………………………………...........…………..v
INSTRUKSI PELAKSANAAN TANFIDZ…………………………….………….vi
SK STRUKTUR PW IPM Kalsel 2018-2020……………………….….………..vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..………..ix
PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A. Kebijakan Program Jangka Panjang IPM Kalsel 2019-2029…….……..1
BEDAH TEMA MUSYWIL XX IPM KALSEL……………………………………8
PROGRAM KERJA BIDANG DAN LEMBAGA………………………………...12
A. Dasar Program Kerja……………………………...………....…………….12
B. Lima Aspek Pengembangan Program Kerja…………………...………..15
C. Program Kerja Bidang dan Lembaga………………….………………….16
STRATEGI KULTURAL IPM KALSEL ……………………………...…………..25
AGENDA AKSI DAN REKOMENDASI ………………………….……………..38
A. AGENDA AKSI………………………………………………………..……38
B. REKOMENDASI…………………………………………………….……..42

ix
BAGIAN I
PENDAHULUAN

A. Kebijakan Program Jangka Panjang IPM Kalsel 2019-2029


Program IPM bukan semata-mata rencana dan pelaksanaan
seperangkat kegiatan yang praktis. Program IPM ialah perwujudan dari
misi utama IPM yaitu :
“Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan
terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
ajaran Islam sehingga terwujud masyrakat Islam yang sebenar-
benarnya”.
Adapun visi ideal (tujuan utama), misi ideal (misi utama), dan agenda
aksi IPM diwujudkan melalui program sebagai berikut :

1. Visi Ideal IPM


Terwujudnya pelajar muslim yang berkemajuan

2. Misi Ideal IPM


a. Membebaskan pelajar dengan Tauhid yang murni berdsarkan Al-
Quran dan As-Sunnah.
b. Mencerdaskan pelajar dari kebodohan, deangan melakukan tradisi
Iqra dan keilmuan.
c. Memberdayakan individu dan komunitas pelajar, dengan
pendeakatan apresiatif terhadap minat, bakat dan potensi pelajar.

3. Landasan Yuridis
Bahwa program Muhammadiyah deangan rangkaian kebijakan dan
kegiatannya berijak pada :
a. Al-Quran dan As-Sunnah sebagia sumber ajaran dan hukum Islam.
b. Mengindahkan falsafah dan dasar Negara serta hokum yang sah
dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
c. Angaran dasar, Anggaran Rimah Tangga, dan Peraturan-peraturan

1
4. Prinsip Pelaksanaan Program
Program IPM di rumuskan dan dilaksanakan dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Prisip Ketauhidan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
perwujudan dari iman dan Tauhid kepada Allah.
b. Prinsip Kerahmatan; maksudnya program IPM hendaknya
meruppakan penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi Rahmatan lil
alamin
c. Prinsip Kerisalahan; maksudnya program IPM hendaknya
merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kerisalahn umat
Islam, yaitu dakwah Amar makruf nahi munkar dalam arti yang luas.
d. Prinsip Kemaslahatan; maksudnya program IPM hedaknya
memperhatikan kemaslahatan umum.
e. Prinsip Keilmuan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara rasional dengan memperhatikan dan
memanfaatkan secara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan.
f. Prinsip Kekaderan; maksudnya program IPM selalu dijiwai nilai-nilai
kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam rangka proses
kaderisasi yang bersifat pemberdayaan anggota.
g. Prinsip Kemandirian; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara mandiri denga tujuan menciptakan kemandirian
pelajar.
h. Prinsip Kreativitas; maksudnya program IPM hedaknya merupaka
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kekhalifahan umat Islam
dalam mengelola kehidupan secara kreatif.
i. Prnsip Kemanusiaan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan tidak secara ekslusif. Artinya orientasi program IPM
selalu diarahkan untuk kemanusiaan, tanpa memandang suku,
agama, ras dan budaya.

5. Tujuan Program Jangka Panjang (Visi IPM Kalsel 2029)


Program IPM Kalsel jangka panjang adalah suatu tahapan dalam
pencapaian tujuan utama IPM itu sendiri. Secara spesifik rumusan
2
tujuan Program jangka panjang sebagai visi IPM Kalsel 2029 adalah :
“Membumikan Gerakan Pelajar Berkemajuan dengan Menjadikan
IPM sebagai Rumah Minat dan Bakat pelajar Kalimantan Selatan
disertai Nilai-nilai Ajaran Islam sebagai Komponen Masyarakat
Islam yang Sebenar-Benarnya”, yang ditandai dengan :

a. Terbentuknya sistem gerakn IPM sebagai gerakan pelajar


Kalimantan Selatan yang unggul dibandingkan gerakan-gerakan
pelajar lain dalam melaksanakan misi dakwah dan pencerdasan
yang ditunjukan dengan system gerakan yang maju, professional,
modern yang dilandasi nilai keikhlasan dan komitmen penggeraknya,
disertai dengan pemahaman ideologi, paradigm, dan visi gerakan
IPM yang didalam individu-individu teraktualisasi nilai-nilai publik dan
sosial dalam ruang organisasi.
b. Terbentuknya sistem manajemen organisasi dan kepemimpinan
kolektif-kolegial yang efektif, produktif, dinamis sehingga mampu
menghadirkan keteladanan, memproyeksikan masa depan
(berkemajuan) untuk perubahan dengan memobilisasi seluruh
potensi pelajar Kalimantan Selatan untuk kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang berkualitas dengan meningkatnya
kehidupan keagamaan, moralitas, keilmuan, dan etos kerja
kemanusiaan.
c. Terbentuknya model dan pola jaringan pada level komunitas,
keummatan, kebangsaan dan cita-cita menuju peradaban global
dengan mendorong berkembangnya fungsi-fungsi kekuatan sosial
dan pemerintahan yang menjamin terwujudnya kehidupan bangsa
dan Negara yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat
dibawah naungan Ridha Allah SWT. (baldatun tayyibatun wa rabbun
ghafur).
d. Terbentuknya sumberdaya sebagai wahana melahirkan generasi
Islami yang berkemajuan (sumberdaya manusia) ditandai dengan
system kaderisasi yang berkelanjutan dan anggota organisasi
sebagai subyek gerakan serta transformasi kader di berbagi lini
kehidupan, juga tersedianya modal bagi berjalannya roda organisasi
3
yang berorientasi sosial (sumberdaya finansial) serta membangun
tatanan infrastruktur seperti system informasi, komunikasi, dan karya
yang memadai untuk keberlangsungan IPM.
e. Terbentuknya kesadaran bahwa IPM dalam melakukan aksi dan
pelayanan ialah sebagai wahana dakwah di dunia pelajar, baik lewat
karya kreatif, program dan kegiatan unggul yang sesuai dengan
kebutuhan pelajar Kalimantan Selatan. Sehingga nilai-nilai ajaran
Islam dan tumbuhnya kesadaran sebagai warga dunia yang lebih
luas akan keutamaan hidup Islami, yang menjamin terciptannya
tatanan kehidupan (pergaulan) yang utama di segala bidang
kehidupan sebagai wujudkehadiran Islam yang bersifat Rahmatan
lil”alamin.

6. Tahap Kebijakan Program


Pokok kebijakan program jangka pangjang merupakan pedoman dan
arah gerak persyarikatan yang dilaksanakan scara bertahap melalui
program dua (2) tahunan selama sepuluh (10) tahun. Tahapan-tahapan
program jangka panjang tersebut sebagai berikut.
a. Musywil IPM Kalsel XX (2019-2021), diarahan kepada penguatan
kembali tentang Tugas pokok dan fungsi yang terdapat dalam
pedoman IPM, serta memperkuat koordinasi antara Pimpinan tingkat
wilayah hingga tingkat ranting, sehingga menjadi orgnisasi yang
memiliki sistem dan tata kelola yang terstruktur rapi.
b. Musywil IPM Kalsel XXI (2021-2023), diarahkan kepada penanaman
nilai-nilai dasar pergerakan IPM dalam bentuk tugas pokok dan
fungsi yang terdapat dalam pedoman IPM. Guna memperkokoh
pondasi eksistensi IPM di daerah Kalimantan Selatan.
c. Musywil IPM Kalsel XXII (2023-2025), diarahkan kepada pencarian
jati diri dalam tubuh IPM Kalsel sebagai langkah awal terbentuknya
karakter pergerakan yang dimiliki IPM Kalsel, agar menjadi
pergerakan yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai
keadaan daerahnya.

4
d. Musywil IPM Kalsel XXIII (2025-2027), diarahkan kepada
pengembangan potensi daerah yang dimiliki dan aktualisasi di
semua bidang untuk mewujudkan pelajar Islam yang berkemajuan.
e. Musywil IPM Kalsel XXIV (2027-2029), diarahkan kepada penguatan
peran IPM sebagai rumah yang menaungi minat dan bakat pelajar
pelajar di Kalimantan Selatan dengan berlandaskan pada nilai-nilai
Ajaran Islam sebagai Komponen Masyarakat Islam yang
berkemajuan. Diarahkan perjuangan pembentukan masyarakat ilmu
sebagai cikal bakal terwujudnya tujuan Muhammadiyah, yaitu
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau masyarakat utama,
yang bertujuan terbentuknya peradaban utama

7. Sasaran Kebijakan IPM


Sasaran kebijakan IPM diarahkan pada dua, sasaran personal
dansasaran institusional. Berikut ini penjelasannya :
a. Sasaran personal, diarahkan pada terwujudnya tradisi kesadaran
kritis-progresif dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan maksud
dan tujuan IPM.
b. Sasaran institusional, diarahkan pada terciptanya struktur
kelembagaan yang kuat dan fungsional memalui pengembangan
ranting serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dalam
mendukung gerakan ikatan meuju gerakan ilmu yang berparadigma
pelajar berkemajuan.

8. Hirarki Kebijakan
a. PW IPM
1) Menerjemahkan kebijakan-kebijakan Muktamar atau kebijakan
yang telah diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya
2) Mensosialisasikan keputusan-keputusan PP IPM atau keputusan
bersama di tingkat nasional
3) Mengatur kebijakan-kebijakan strategi dalam lingkup
kewilayahannya

5
4) Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan konsolidasi dengan
PD IPM-nya
5) Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat wilayah sebagai upaya
pengembangan jaringan dan penuatan kapasitas pelajar dan
organisasi
b. PD IPM
1) Mototr penggerak IPM secara daerah
2) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar
dan keputusan musyawarah di atasya
3) Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan konsolidasi dengan PC
IPM aau PR IPM di tingkat derahnya
c. PC IPM
1) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan
musyawarah diatasnya
2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang langsung tertuju dan
bermanfaat pada sekolah dan kalangan pelajar
3) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM dan konsolidasi dengan PR
IPM di tingkat daerahnya
d. PR IPM
1) Melaksanakan kebijakan-kebiakan kongkrit yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan musyawarah di atasnya
2) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM atau PC IPM-nya

9. Indeks Progresivitas Gerakan IPM


Indeks Progresivitas Gerakan (IGP) IPM merupakan satu metode
yang digunakan oleh IPM untuk mengukur keberhasilan sebuah
keberhasilan dalam satu periode tertentu. Disini, IPM telah merumuskan
empat ranah yang menjadi tolak ukur keberhasilan gerakan IPM dalam
setiap satu periodenya di berbagai jenjang struktur, baik Ranting hingga
Pusat. Keempat ranah itu adalah ranah kepemimpinan, ranah
kaderisasi, ranah program kerja, dan ranah produk. Masing-masing
ranah meiliki indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari masing-
masing ranah tersebut. Berikut penjelasannya:

6
No Ranah Indiktor
1.Visi tentang IPM yang ideal
2.Mampu membangun kesadaran klektif
3.Memproduksi wacana-wacana gerakan
1. Kepemimpian 4.Mampu menggerakan aktor dan struktur
5.Mampu mengartikulasikan kepentingan
basis gerakan
6.Mampu membangun jaringan eksternal

1.Pelaksanaan Taruna Melati atau kegiatan


2. Kaderisasi kaderisasi pendukung lainnya sesuai SPI
2.Ada kegiatan follow up kaderisasi
3.pendampingan yang berkelanjutan
4.Munculnya komunitas-komunitas
sebagai basis gerakan

1.Adanya program-program disetiap


bidang sebagai penerjemah gerakan
3. Program kerja 2.Adanya follow up dari program
3.Adanya komunitas-komunitas pasca
pelaksanaan program
4.Ada kegiatan rutin di masing-masing
bidang
1.Setiap bidang melahirkan produk dalam
4. Produk bentuk artefak-artefak, seperti: buku,
majalah, bulletin, website, kaos, stiker, dll.
2.Distribusi artefak baik di internal IPM
mapun ke eksternal

7
BAGIAN II
BEDAH TEMA
MUSYAWARAH WILAYAH XX IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN SELATAN

“REVITALISASI JARINGAN IDEOLOGI KADER UNTUK IPM KALSEL


BERKEMAJUAN”

Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah berdiri di Bumi Merah Putih ini


selama hampir 58 Tahun kalender Masehi, terhitung sejak 18 Juli 1961.
Untuk sebuah Organisasi dalam lingkup kepelajaran Usia ini tentu tidak bisa
dibilang masih muda, menelisik dari sejarahnya perjalanan Organisasi ini
penuh dengan lika-liku. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini, mulai dari awal perjalanan
terbentuknya IPM tidak sedikit yang tidak sepakat bahkan yang menolak
kehadiran Organisasi otonom Muhammadiyah dibidang kepelajaran ini, dari
dalam tubuh Pimpinan Muhammadiyah merasa dengan adanya kantong-
kantong Angkatan Muda Muahmmadiyah, seperti Pemuda Muhmmaiyah
dan Nasyiatul Aisyiyah sudah cukup mengakomodasi kepentingan para
pelajar Muhammadiyah. Selain itu juga sebagian kalangan Umat Islam di
Indonesia yang ingin mempertahankan Konsensus Panca Cita
berkeberatan dengan gagasan mendirikan IPM, karena menganggap
kehadiran Organisasi Pelajar Islam Indonesia atau PII sudah cukup untuk
mewakili sebuah perhimpunan didunia pelajar.
Hingga pada akhirnya keteguhan dan semangat pantang menyerah
dari Aktivis Pelajar Muhammadiyah membuahkan hasil ketika dalam
Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 1960 berkomitmen dalam
mendirikan sebuah Ortom dibidang pelajar. Semangat dasarnya agar ada
wadah khusus yang membina pelajar yang siap untuk menjadi pelopor,
pelangsung penyempurna perjuangan Muhammadiyah.
Lalu setelah berdirinya IPM ditingkat pusat, kemudian IPM dengan cepat
langsung membentuk cabang di seluruh penjuru Indonesia secara
bertahap. Hingga sampailah di Pulau Kalimantan, dan setelah itu lahirlah

8
IPM dibumi Antasari. Keadaan IPM di Kalimantan Selatan sendiri hampir
sama dengan saat kali pertama IPM lahir, yang perjalanan kehadirannya
naik turun penuh tanjakan. Bahkan pernah diceritakan oleh kader IPM
kalsel terdahulu yang anggota kepengurusannya ditingkat Wilayah tidak
mencukupi atau bisa dikatakan sangat kurang tak sesuai dengan
ketetapan yang sudah ditentukan dalam AD/ART. Begitu pula dengan
geraknya yang hingga saat ini masih melaksanakn program kerja secara
praktis tanpa berpedoman pada ketetapan yang telah disepakati bersama.
Namun, seiring berjalannya waktu IPM Kalsel kemudian berbenah diri
dalam memajukan pergerakan di Wilayahnya. Dengan semangat yang
dibawa oleh kepengurusan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kalimantan Selatan periode 2015-207 yang di Kepalai oleh
Ipmawan Muhammad Abid Mujaddid, berhasil membawa IPM Kalsel
kembali kejalurnya. Bahkan sampai saat ini terhitung dua orang kader
terbaik yang dimiliki Kalimantan selatan masuk dalam Kepengurusan PP
IPM. Hal ini tentu merupakan sesuatu hal yang membanggakan. Tapi,
setelah menelisik Hasil survei yang dilakukan menjelang Konpiwil IPM
Kalsel di Banjarmasin kemarin ditemukan bahwa masih adanya masalah
yang cukup besar yang menghalangi gerak langkah IPM Kalsel kedepan.
Diantaranya adalah sebanyak 29,7% responden masih kebingungan
tentang Pedoman IPM, 27% responden bingung mengenai Tugas pokok
dan fungsi bidang, 21,6% responden menyatakan masih bingung pada
permasalahan koordinasi. Hal ini tentu bukan masalah yang dapat
dianggap ringan dan berlalu begitu saja. Menanggapi hal tersebut maka
kami mengangkat Tema “Revitalisasi Jaringan Ideologi Kader untuk IPM
Kalsel Berkemajuan” sebagai langakah awal menuju IPM Kalsel yang
lebih baik kedepannya.
Menurut KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia) Revitalisasi
merupakan Proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan
kembali. Sedangkan menurut Wikipedia Revitalisasi adalah suatu proses
atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang
sebelumnya terberdaya sehingga Revitalisasi berarti menjadikan sesuatu
perbuatan untuk menjadi vital, kemudian kata vital mempunyai arti sangat
penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
9
Jadi dalam konteks Musywil kali ini yang dimaksud Revitalisasi disini ialah
bagaimana kita dapat menemukan cara untuk membuat pergerakan
IPM Kalsel mempunyai peran penting kembali.
Francis Bacon mengungkapkan Ideologi adalah sintesa pemikiran
mendasar dari suatu konsep hidup. Sedangkan menurut Ali Ssariati ideologi
merupakan suatu keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati
oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau ras tertentu.
Kemudian setelah kita kaitkan dengan pembahsan kita,Ideologi dalam IPM
itu sendiri lebih dikenal dengan kata Paradigma, Paradigma IPM itu selalu
berkembang mengikuti keadaan zaman. Dalam sejarahnya, paradigm IPM
muncul pertama kali sekitar tahun 1970-an yaitu dengan munculnya
paradigm “Tri tertib” yang berisi tiga asas sebagai pedoman keseharian
bagi anggota IPM yaitu “Tertib Ibadah, Tertib Belajar, dan Tertib Organisasi”.
Kemudian antara tahun 2002-2004 muncul paradigma baru yang disebut
paradigma “Manifesto Gerakan Kritis Transpormatif (Manifesto GKT)”
yang mengandung isi tiga P “Penyadaran, Pemberdayaan, dan
pembelajaran”. Berlanjut ditahun 2008 muncul gagasan baru untuk
memperbaharui paradigma IPM dengan istilah “Gerakan Pelajar Kreatif
(GPK)” Namun ditengah jalan paradigm yang digagas kandas, sebab GPK
dinilai belum memenuhi unsur-unsur sebagai sebuah Paradigma dan hanya
diartikan sebagai strategi gerkan. Lalu pada tahun 2012, muncul Paradigma
terbaru dengan nama “Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB)” yang
berisikan tiga asas yaitu “Pembebasan, Pemberdayaan, dan Pencerdasan”
hingga sampai saat ini masih resmi menjadi pedoman pergerakan IPM di
Seluruh Indonesia.
Terdapat lima syarat dalam mewujudkan generasi berkemajuan
sebagaimana semangat Q.S Al-ashr kata seorang Kader terbaik yang
pernah dimiliki IPM (Azaki Khoirudin, 2016). Pertama, bepikir melampuai
zaman (futuristik, ashr). Kedua, tauhid murni, sebagai dasar aktivisme.
Bahwa segala kegiatan sebagai bentuk pengabdian terhadap Allah Swt.
Ketiga, pelembagaan ide kreatif menjadi kerja-kerja peradaban (amal
shaleh). Keempat, bersikap kolaboratif dan berbagi dengan berbagai
pihak sebagai kehendak murni mendorong kemajuan kehidupan (tawasau
bil haq). Kelima, toleran, rendah hati, menebar cinta, dan kasih

10
perdamaian dengan semua makluk (tawasau bis shabr). Yang semua ini
sudah tertera dalam Tanfidz Muktamar IPM XX
Maka dari itu merevitalisasi sebuah rantai antar Pimpinan yang ada di
dalam tubuh IPM Kalsel merupakan langkah awal untuk mewujudkan IPM
Kalsel yang berkemajuan dengan menanamkan pemahaman paradigma
Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB) sebagai pedoman keseharian dan
gerak langkah IPM agar bersama-sama kita berantas kebingungan dan
kegelisahan yang selama ini melekat dalam tubuh setiap kader. IPM jaya,
jaya selalu IPM kita.

11
BAGIAN IIII
PROGRAM KERJA BIDANG DAN LEMBAGA

A. Dasar Program Kerja


Sistem Gerakan IPM adalah seperangkat nilai spesifik yang melandasi
segala aktivitas IPM, baik dalam manajemen organisasi, landasan
program, atau aktvitias IPM. Sistem Gerakan IPM berarti apa saja yang
menjadi kriteria keberhasilan gerakan IPM baik itu yang melingkupi
pendekatan struktural (struktur kepemimpinan) atau pun pendekatan
kultural (komunitas). Terdapat tujuh Sistem Gerakan IPM; keilmuan,
kekaderan, keberpihakan, pemberdayaan, keIslaman, kemanusiaan, dan
keorganisasian.

Keilmuan

Kekaderan

Keberpihakan

Capaian Umum
Pemberdayaan

KeIslaman

Kemanusiaan

Keorganisasian

1. Keilmuan, maksudnya program dan aktivitas IPM sebagai


organisasi harus dilandasi oleh prinsip keilmuan yang dicirikan
sebagai berikut:
- Rasional/logis
- Berbasis kebutuhan pelajar
- Berbasis riset
- Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang

12
terjadi.
Keilmuan juga berarti segala program dan aktivitas IPM harus karena
tujuan keilmuan yakni sebagai sarana mempelajari ilmu dan
pengetahuan.

2. Kekaderan, maksudnya program dan aktivitas IPM selalu dilandasi


oleh nilai-nilai kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam proses
berorganisasi selalu bersifat pemberdayaan anggota. Kekaderan
meliputi:
- IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya
dalam aspek pemahaman ideologi.
- IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya
dalam aspek pemahaman paradigma.
- IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya
dalam aspek pemahaman gerakan.

3. Keberpihakan, maksudnya ialah segala program dan aktivitas IPM


harus jelas letak keberpihakannya terhadap aspirasi pelajar. IPM
memiliki tanggungjawab untuk membawa aspirasi pelajar dan
mengadvokasinya. Kata “keberpihakan” menunjukkan bahwa posisi
IPM tidak netral terhadap keadaan. IPM harus terlibat aktif atas
kepentingan pelajar. Keberpihakan adalah salah satu kriteria capaian
umum yang sangat penting bagi IPM. Dalam banyak kasus IPM
harus mampu berpihak mengadvokasi kepentingan kelompok
pelajar-rentan (pelajar difabel, pelajar perempuan, pelajar putus
sekolah, pelajar dari kelas sosial menengah ke bawah). Dengan
demikian, capaian umum keberhasilan IPM terletak pada
kemampuannya menunjukkan keberpihakan yang semakin
dibutuhkan.

4. Pemberdayaan. Sebagai kriteria capaian umum IPM berarti segala


gerak IPM senantiasa ditujukan bagi proses pengembangan
kemampuan anggotanya. Pemberdayaan berarti proses
pengembangan kapasitas, kemampuan, kreatifitas, dan kekuatan
13
pelajar. Konsep pemberdayaan yang digunakan oleh IPM selalu
bersifat partisipatoris dan dua arah. Proses pemberdayaan dalam
IPM bertujuan sebagai cara membentuk integritas, kemandirian,
kecakapan, dan keterampilan yang dibutuhakn dalam kehidupan
sehari-hari.

5. KeIslaman. IPM merupakan organisasi berbasis pelajar dengan


nilai-nilai keIslaman; tauhid. KeIslaman sebagai salah-satu kriteria
capaian umum berarti IPM dalam menjalankan organisasi harus
menyadari posisinya sebagai sayap dakwah Islam Muhammadiyah.
IPM bertanggungjawab memformulasikan model dakwah yang
ramah, menyenangkan, dan membawa manfaat bagi pelajar dan
remaja pada umumnya. IPM dituntut untuk selalu menawarkan
inovasi dakwah bagi mad’u muda.

6. Kemanusiaan Kemanusiaan berarti segala proses yang terjadi di


dalam pengembangan organisasi harus bersifat manusiawi.
Mengakomodir segala kapasitas yang ada pada anggota IPM. IPM
bertanggungjawab untuk menjadi wadah bagi pelajar secara
keseluruhan tanpa terkecuali. IPM tidak hanya mewadahi aspirasi
kelompok sosial pelajar tertentu, tetapi secara menyeluruh.

7. Keorganisasian Keorganisasi berarti berfungsinya IPM sebagai


sebuah sistem. Landasan semua program IPM adalah sistem, di
mana IPM bergerak atas sistem yang berfungsi. Pemimpin IPM harus
mampu mengayomi dan mewadahi setiap anggota agar dengan
ikhlas berperan maksimal di IPM, dengan berbagai strategi
manusiawi yang dapat ditempuhnya. IPM adalah organisasi, maka
sudah sewajarnya dijalankan berdasarkan pada sifat keorganisasian.
Semua program dan kebijakan IPM harus didasarkan pada
musyawarah mufakat. Organisasi IPM dijalankan dengan melibatkan
kesepakatan semua pihak.

14
B. Lima Aspek Pengembangan Program Kerja
Sistem Gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem
gerakan. Capaian bidang berbasis program ditentukan melalui lima
aspek pengembangan program kerja yang menjadi penerjemah Visi IPM
yang bersifat tujuan yang sifatnya adiluhung, berjangka panjang, dan
menunjukkan kedalaman nilai.

1. Sistem Gerakan: Sistem Gerakan berkaitan dengan alur


internalisasi dan eksternalisasi nilai organisasi. Internalisasi nilai
berarti nilai apa saja yang diharapkan menjadi pegangan bersama
antara setiap anggota organisasi. Jika berkaitan dengan bidang-
bidang, berarti nilai semacam apakah yang diharapkan oleh bidang
yang bersangkutan menjadi pegagan dan komitmen bersama.
Sedangkan eksternalisasi nilai berarti nilai apa sajakah yang
diharapkan mampu menjadi tujuan organisasi atau secara spesifik
setiap bidang yang ada di IPM. Sistem gerakan disusun dengan
berpedoman pada nilai-nilai yang tertuang dalam Aktualisasi Sistem
Gerakan IPM (BAB IV, Sub-Bab C).

2. Organisasi dan Kepemimpinan: organisasi dan kepemimpinan


berarti hal apa saja yang dibutuhkan atau harus disediakan oleh
organisasi dan kepemimpinan dalam memfasilitasi perjalanan
organisasi menuju terwujudnya visi.

3. Jaringan: jaringan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh


bidang atau organisasi dalam memfasilitasi tercapainya visi yang
berkaitan dengan kemitraan. Misalnya untuk mencapai visi gerakan
Iqro‟ maka perlu ditentukan bagaimana, dengan siapa, IPM harus
membangun jejaring.

4. Sumber daya : sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai
oleh kerja organisasi atau bidang berkaitan dengan peningkatan
kapasitas anggota dan sasaran program. Sumber daya juga berarti

15
dukungan apa yang dibutuhkan oleh organisasi atau bidang agar
visinya tercapai (dukungan finansial atau infrastruktur).
5. Aksi : aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan visi. Aksi
juga berarti garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi
tercapai

C. Program Kerja Bidang dan Lembaga


No. Aspek-Aspek Bidang-Bidang
Bidang Organisasi
Terwujudnya manajemen organisasi yang
1.
Visi efektif dan komprhensif dalam merespon
isu-isu pelajar.
Membangun komunikasi organisasi
2. Sistem Gerakan dengan seluruh tingkatan yang efektif dan
memanfaatkan teknologi informasi
Meningkatkan manajemen organisasi dan
3. Organisasi dan heraki kebijakn serta memberikan
Kepemimpinan pemahaman fungsi terhadap bidang
Memperkut komunikasi yang intensif dan
komperhensif ke tengkitan sampai ke
4. Jaringan akar rumput pada penerapan budaya
kerja organisai yang manusiawi ,
apresiatif,amanah dan terukur .
Meningkatkan sumberdaya manusia,
Sumber daya teknologi dan yang lainya sehingga dapat
5.
memberikan pemahaman terhadap
tingkatan di bawah nya.
 Meningkatkan konsolidasi organisasi
secara rutin secara langsung dan tidak
langsung
6.
Aksi  Memberikan pemahaman fungsi
bidang dengan buku pedoman kepada
tingkatan dibawah melalui kajian rutin,

16
dan pelatihan langsung dari Pimpinan
Wilayah.
 Penguatan dan pengembangan
Pimnan daerah Se-Kalimantan
Selatan
Bidang Perkaderan
Meningkatkan peran dan kualitas kader
1.
Visi dalam sistem perkaderan IPM secara
komperhensif .
Memperkuat kapasitas kader dan ideologi
dengan instens sistem perkaderan IPM
Sistem gerakan sebagai pelaku gerakan yang mampu
2.
memajukan serta menyebarluaskan
peran IPM sebagai gerakan pelajar
berkemajuan.
Mendukung segala proses kaderisasi baik
dalam wujud formal, informal, dan
Organisasi dan nonformal. Berkomitmen untuk menjaga
3.
Kepemimpinan proses perkaderan yang manusiawi dan
apresiatif, pada pengembangan kapasitas
diri kader.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama
Jaringan secara teratur dan menyeluruh denagn
4.
itu akan terwujudnya perkaderan IPM
secara komperhensif
Membentuk dan meningkatkan kualitas
fasilitator dan membina fasilitator yang
5. Sumber Daya mampu mnegembangkan yang lebih
relevan dan kompatibel dengan
kepentingan dan kebutuhan para kader

17
 Melakukan Follow up-follow up setelah
taruna melati
Aksi  Memberikan sosialisasi serta
6.
pemahaman fumgsi-fungsi dalam
perkaderan dan Pedoman Perkaderan
IPM.
Kajian Dakwah Islam
Memberikan pemahaman dan
1 Visi pengembagan terhadap bidang Kajian
dakwah Islam

Memberikan pemahan dan penget


mbangan dengan cara membuat buku
2 Sistem Gerakan pedoman dan kajian-kajian yang lebih
internal Bidang Kajian dakwah Islam

3 Organisasi dan Memperkuat gerak dakwah secara


kepimpinan terstruktur di setiap level pimpinan

4 Jaringan Berkolaborasi untuk bersama-sama


5 Meningkatkan kapasitas dan kualitas
para alumni Pelatihan Dai Pelajar
Sumber daya Muhammadiyah dalam menjalankan
dakwah di kalangan pelajar.

 Mengembangkan dakwah melalui


6 Aksi teknologi informasi
 Melakukan kajian-kajian yang
berkaitan dengan kajian dakwah Islam

18
Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Terwujudnya tradisi iqro (membaca dan
1. Visi menulis) penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta jihad literasi melalaui
Komunitas.
Mengembangkan Tradisi Iqra di
2. Sistem Gerakan lingkungan IPM untuk membentuk pelajar
yang berwawasan luas dan berkemajuan
Menguatkan kapasitas kepemimpinan
Organisasi dan yang mampu memahami dan
3. Kepemimpinan mengembagkan ilmu pengetahuan dan
teknlogi sebagai basis pengambian
kebijakan.
Berjalan bersama dengan komunitas
4. Jaringan Literasi untuk menumbuhkan tradisi
keilmuan di kalangan pelajar
Menyiapkan kader yang mampu berpikir
Sumber Daya kreatif,kritis dan apresiatif dalam
5.
mengoptimalkan gerakan ilmu di kalngan
pelajar.
 Pengembangan komunitas kreatif
 Membangun pola pikir ke- ilmuan
6. Aksi dengan prinsip keilmuan
 Mengadakan kajian dengan membuat
forum
Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
Menumbuhkan kesadaran dan
1. Visi memberikan pemahaman terhadap
bidang Apresiasi seni budaya dan
olahraga
Berkembangnya seni-budaya dan
2. Sistem Gerakan olahraga pelajar yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah

19
Menguatkan kapasitas kelembagaan
3. Organisasi dan seni-budaya dan olahraga di seluruh
Kepimpinan jenjang kepemimpinan
Menguatkan jaringan dan sinergi
4. Jaringan komunitas senibudaya dan olahraga di
kalangan pelajar
Mengangkat potensi seni dan budaya
dengan berorientasikan kearifan lokal
5. Sumber Daya serta mengangkat potensi pelajar dalam
bidang olahraga agar mampu bersaing
dengan dunia global.
 Membuat buku pedoman tentang Asbo
 Melakukan kajian-kajian tentang
bidang Asbo
6. Aksi  Membumikan gerakan seni budaya
dan olahraga pelajar
 Membentuk komunitas Seni

Bidang Advokasi
Visi Di arahkan untuk memberikan
1.
pemahaman dan pengembangan
terhadap bidang advokasi
Memberikan pemahaman dan
Sistem Gerakan pengembangan dengan membuat buku
2.
panduan serta kajian-kajian khusus di
bidang advokasi
Menguatkan kapasitas dan kualitas
kepemimpinan dan kelembagaan di
Organisasi dan kalangan pelajar yang responsif terhadap
3.
kepimpinan isu-isu strategis advokasi melalui
pengembangan sekolah advokasi dan
tindakan pendampingan advokasi

20
Meningkatkan usaha dan
mengembangkan kerjasama dengan
4. Jaringan pemerintahan dan berbagai lembaga
dalam mengaktualisasikan IPM sebagai
rumah advokasi pelajar.
Memasifkan gerakan advokasi di
5.
Sumber daya lingungan pelajar setiap level pimpinan

 Gerakan pelajar anti narkoba dan


rokok
6. Aksi  Kampanye perlindungan hukum
 Kampanye lingkungan
 Kampanye pelajar tertib lalu lintas
Bidang Ipmawati
1. Di arahkan kepada pemahaman dan
Visi pengembangan bidang IPMawati
Memberikan pemahan dan
pengembangan dengan cara membuat
2.
Sistem Gerakan buku pedoman dan kajian-kajian yang
lebih internal Bidang IPMawati
Menguatkan sistem manajemen dalam
menyadarkan pentingnya isu-isu
3.
Organisasi dan perempuan dalam mewujudkan tatanan
kepimpinan emansipasi yang masif.
Berkolaborasi dan berkomunikasi dengan
organisasi, komunitas dan lembaga
4.
Jaringan pemerintah yang berkaitan dengan isu-isu
perempuan
Memasifkan dan merespon isu-isu serta
5. Sumber daya gerakan IPMawati di lingungan pelajar
setiap level pimpinan

21
 Melakukan kajian-kajian tentang
bidang IPMawati sendiri
 Merespon isu-isu tentang prempuan
6. Aksi dengan mengkaji
 Melakukan pencerdasan dengan
gerakan literasi dengan mengajak
pelajar perempuan.
Bidang Pengembangan Kreatifitas Kewirausahaan
Menumbukan budaya dan Memberikan
1. pemahaman tentang kewirausahaan
Visi sebagai bentuk pengembangan terhadap
kader dan orgaisasi
Menumbuhkan kemandirian pelajar
dengan menanamkan nilai-nilai
Sistem Gerakan enterpreneurship melalui pendidikan
2.
sosioenterpreneurship dan
pendampingan pengembangan
kewirausahaan pelajar.
Menguatkan lembaga/bidang
Organisasi dan kewirausahaan, mengembangkan sistem
Kepemimpinan manajemen bisnis dan tata kelola
3.
ekonomi serta pemanfaatan aset-aset
untuk mendorong kemandirian ekonomi
pelajar
Mengintensifkan kerjasama dan
Jaringan kolaborasi bidang dalam rangka
4.
pengembangan daya kreatif sehingga
menjadi kekuatan yang bermanfaat luas.
Membangun kerjasama dn kolaborasi
5. Sumber Daya dalam rangka pengembangan daya-
kreatif wirausaha

22
 Membuat buku Pedoman
 Melakukan workshop tentang bidang
6. Kratifitas dan kewirausahaan dengan
jangka waktu yang Panjang
Aksi  Melakukan kajian tentang wirausaha

LEMBAGA
Untuk menunjang mimpi, ide,gagasan ,dan agenda aksi yang
dilaksanakan oleh pimpinan ipm di perbolehkan adanya unsur pembantu
pimpinan tersebut lemabaga. Lembaga adalah bagian yang di bentuk
oleh pimpinan IPM dalam melaksanakan hal-hal yang tidak dapat di
tangani langsung oleh pimpinan dalam hal pelaksanaan dan
pengembangan operasional program. Sedangkan batas wewenang dan
kedudukan lembaga IPM ditentukan dalam surat keputusan pimpinan
yang bersangkutan dan tidak terikat periodesasi yang ada di pimpinan
IPM namun lembaga IPM bertanggung jawab kepada Pimpinan pada
tingkatanya yang aktif sedang menjadi pimpinan . personal lembaga IPM
di rekrut dari anggota IPM , simpatisan atau pelajar muslim lain yang di
anggap dapat mengemban amanah dan yang di beri tanggung jawab leh
masing-masing pimpinan. Pimpinan IPM berhak dan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga khususdi
tingkatan yang bersangkutan.

LEMBAGA INFORMASI MEDIA


Berkembangnya kemampuan
pemanfaatan media, komunikasi,
Visi teknologi, dan informasi di IPM
sebagai sarana dakwah dan syiar
Islam di kalangan pelajar
Mengembangkan model
pengembangan media, komunikasi,
Sistem Gerakan teknologi, dan informasi sebagai
sarana penguatan internal

23
organisasi dan penyebarluasan
gagasan melalui penyelenggaraan
Kelas Manajemen Media bagi
Pelajar
Memperkuat kapasitas internal
organisasi melalui pemanfaatan
Organisasi dan media, komunikasi, teknologi, dan
kepemimpinan informasi.
Membangun jaringan dengan
berbagai pihak di bidang media,
Jaringan komunikasi, teknologi, dan informasi
sebagai langkah penguatan strategi
Gerakan.

Melahirkan kader yang sadar dan


mampu mengoptimalkan media,
Sumber daya komunikasi, teknologi, dan informasi
sebagai sarana dakwah dan syiar
IPM.

Mengembangkan jaringan media


Aksi yang dapat menyuarakan
kepentingan pelajar dan sesuai
dengan nilai-nilai dasar IPM

24
BAGIAN III
STRATEGI KULTURAL IPM
KALIMANTAN SELATAN

Dewasa ini adanya pergeseran nlai sosial dalam masyarakat yang


dimana dalam setiap ekosistem kemasyarakatan banyak menonjolkan satu
individu atau bahkan setiap individu yang merebut menjadi terbaik, degradasi
sosial akan menjadi hantaman besar bagi setiap manusia, manusia akan
kelelahan dalam situasi serba individu seperti ini. Oleh sebab itu kata
“KOLABORASI” menjadi tawaran konkrit saat ini,mengumpulkan keberagaman
dalam satu wadah yang mampu menyalurkan keberagaman tersebut dalam
bingka kolaborasi komunitas. Setiap individu mempunyai minat dan bakan yang
sangat berbeda. Minat merupakan suatu kecenderungan untuk tingkah laku
yang berorientasi pada objek, kegiatan atau pengalaman tertentu, dan
kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan individu yang lain
tidak sama intensifnya (Eysenck, dkk., 1972). Dalam teori tersebut setiap minat
mempunyai ujung tombak masing-masing dan sangat pasti mempunyai
kesamaan walau dengan jalan berbeda. Teaching and Trip menawarkan
sebuah keberagaman malam ini untuk sama-sama menjadi pekerja literasi
sebagai hasil pengabdian.

Hari ini aku Berdaya dan Berkarya


Kolaborasi tadi kalau disatukan menjadi sebuah daya yang sangat kuat.
Berdaya kreatif menjadi satu rumusan penting dewasa ini, menurut Bernard
Rose dalam bukunya Breakthrough thingking for nonprofit organization (200)
menjelaskan bahwa daya-kreatif adalah proses mengungkapkan dan
mengolah realitas menjadi menarik yang berguna bagi manusia dan alam.
Daya-kreatif yang diasah akan menjadi keterampilan penting bagi individu atau
pun komunitas.
Hari ini setiap individu yang menggabungkan diri menjadi volunteer
(relawan),adalah bagian dari agen-agen literasi yang menjadi pelaku untuk
merubah sebauh peradaban untuk pencerdasan dalam bermasyarakat.

25
Pegiat Literasi
Indvidu kecil yang berlum mempunyai daya besar akan menjadi sebuah
ledakan besar apabila menjadi sebauh mega agen yang dimana keber-
himpunan komunitas menjadi jantung terkuat kita. Indvidu kecil ini akan menjadi
mikroba kecil sebuah bakteri kecil yang segelintir orang akan meremehkan
namun dalam faktanya mempunyai dampak yang besar dalam sebuah tatanan
kehidupan.
Pegiat literasi,adalah wadah untuk sosial untuk pengabdian ladang garapan
sebesar ini perlu mikroba literasi yang sangat banyak sehingga pekerjaan ini
akan membuahkan hasil yang sanagt bermakna.

Gerakan sosial
dewasa ini dalam perjalannya telah banyak kita jumpai berbagai bentuk
gerakan yang berkembang dalam masyarakat. Baik itu gerakan yang bersifat
positif (pemberdayaan) maupun gerakan yang bersifat negatif
(pemberontakan). Berbagai gerakan yang muncul tentunya dilandasi atau
dilatar belakangi oleh berbagai polemik yang muncul dalam masyarakat. Suatu
gerakan muncul dengan harapkan dapat membawa perubahan dalam
masyarakat, karena gerakan merupakan awal dari sebuah perubahan. Adapun
berhasil atau tidaknya suatu gerakan dapat terlihat dari tercapai atau tidaknya
tujuan perubahan yang diinginkan oleh masyarakat dalam gerakan tersebut.
Masyarakat dalam proses kemunculan dan pembetukannya secara
teleologis merangsek ke arah dirinya sendiri. Dalam proses tersebut terdapat
isu penyimpangan, keadilan sosial dan martabat manusia. Sistem koersi dan
kontrol, dan penerapannya pada individu-individu dengan mengatasnamakan
tatanan sosial, perdamaian dan harmoni sosial menghasilkan sistem
pertentangan dan konflik dalam masyarakat. Penindasan dan kekuasaan
melahirkan pertentangan. Penggunaan secara gigih oposisi dan resistensi
terhadap sistem kekuasaan dan kontrol meurpakan kenyataan sosial yang
sama luas berlakunya dengan konsepsi tatanan sosial dalam masyarakat
manusia. Selain itu, situasi-situasi ketimpangan dan dominasi sosial jika
dijalankan dan dipertahankan oleh institusi-institusi dan lembaga-lembaga
sosial pada gilirannya akan menghasilkan sebuah situasi balik dimana terjadi
perlawanan, penolakan dan pemberontakan yang menentang sistem dominasi
26
tersebut. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya konflik dalam masyarakat
yang dapat membawanya pada gerakan sosial.
Gerakan sosial (sosial movement) adalah aktivitas sosial berupa
gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal
yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik
berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak,
atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.

Kelompok sosial dengan konsep terbaru


Menurut Direnzo(1990) Gerakan Sosial (Soeyono, 2005:3) adalah
perilaku dari sebagian anggota masyarakat untuk mengoreksi kondisi yang
banyak menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk menghadirkan suatu
kehidupan yang lebih baik. Tujuan akhir dari gerakan sosial menurut DiRenzo
adalah tidak hanya terbatas pada perubahn sikap dan perilaku individu
melainkan sebuah perubahan tatanan sosial baru yang lebih baik.
Istilah ‘gerakan sosial baru’ mengacu pada sekelompok gerakan sosial
kontemporer (atau mutakhir) yang telah berperan signifikan dan umumnya
progresif bagi sebagian besar pengkaji di masyarakat Barat sejak 1960-an.
Identifikasi utama mengapa gelombang aktivisme mereka disebut ‘baru’ karena
mengacu pada keprihatinan gelombang aktivisme tersebut pada isu, bukannya
pada kelas seperti gerakan sosial terdahulu. Biasanya kategori aktivisme baru
itu mencakup gerakan perdamaian dan antinuklir, gerakan lingkungan, gerakan
ekologis atau gerakan hijau, gerakan pembebasan lesbian dan gay, gerakan
feminis gelombang kedua, gerakan anti rasis, dan gerakan gaya hidup
alternatif.

Akhir dari Ideologi


Dengan kata lain, GSB (gerakan sosial baru ) perlahan telah
meninggalkan karakter analisa sosial marxisme yang determinan ekonomis,
walaupun dalam beberapa kenyataan tidak meninggalkannya secara
keseluruhan. Karakter baru ini muncul didukung oleh fenomena “ledakan
ekonomi panjang’ dan ‘konsensus demokratis sosial’ pasca-perang Dunia II,
serupa dengan periode stabilitas politik, bahkan apati, yang ditandai dengan
27
diumumkannya ‘akhir dari ideologi’ oleh kalangan akademis. (Lipset, 1960:403-
17)
Konflik antar modal dan kerja telah diredakan oleh struktur pengompromi
kelas pada negara kesejahteraan, dengan kebijakan seperti pajak progresif,
penyediaan jaminan sosial dan bantuan kesejahteraan, dan konsultasi
‘neokorporatis’ antara pemberi pekerjaan, serikat pekerja, dan pemerintah
(Berger, 1981;Offe, 1984). Sehingga kita sampai pada sebuah hipotesis bahwa
gejala Gerakan Sosial Baru, dapat muncul pada tatanan masyarakat dimana
kapitalisme telah unggul menjadi satu-satunya pemenang. Herbert Marcuse –
pengkritik kapitalisme liberal dari sayap kiri – menggambarkan tatanan sosial
yang berkuasa saat itu secara sinis sebagai ‘masyarakat berdimensi satu’ yang
sudah tumbuh melampaui pertentangan antara kapitalis dan pekerja.
Berdasarkan teori dan ulasan yang didasarkan pada perkembangan
masyarakat barat diatas, perkembangan gerakan sosial baru di Indonesia akan
cukup menarik untuk diulas. Tanpa menafikan kondisi sosial ekonomi dan
budaya yang berlaku di Indonesia, jika kita melakukan pembalikan logika
dengan apa yang terjadi di masyarakat barat, kemunculan gerakan sosial baru
adalah ciri-ciri tatanan masyarakat Indonesia yang perlahan mulai
meninggalkan antagonisme antar kelas.

Masa sosial literasi


Indonesia sebenarnya memiliki Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti. Peraturan menteri tersebut menyebut adanya kewajiban bagi para
siswa untuk membaca buku non pelajaran atau pengetahuan umum sekitar 15
menit sebelum kelas dimulai. Hampir mirip dengan yang diterapkan sekolah-
sekolah di Jepang yang mengharuskan siswa membaca selama 10 menit
sebelum kegiatan belajar dimulai. Namun bedanya, di Indonesia tidak semua
sekolah punya koleksi buku lengkap. Terutama sekolah-sekolah di kota kecil
dan pelosok. Banyak perpustakaan-perpustakaan sekolah yang koleksi
bukunya tidak lengkap, tidak mengikuti perkembangan zaman, dan usang.
Meningkatkan minat baca dan budaya literasi memerlukan akses yang mudah
untuk memperoleh buku-buku bacaan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri
untuk membenahi masalah ini, perlu kerja sama dari berbagai pihak termasuk
28
komunitas-komunitas dan masyarakat.
Masyarakat harus menjadikan literasi sebagai gaya hidup,sehingga
membaca menulis menjadi suatu kebutuhan primer dalam menjalani hidup.
Kids jaman now saat ini menjadi generasi yang anti ceramah,anti dengar
namun suka akan suatu yang menghebohkan. Ada sedikit kegelisahan yang
membaut aneh, kids jaman now lebih senang membaca (bukan buku bacaan)
di gadget setiap menit menjadi kebiasaan yang sudah bagian dari hidup entah
mengapa kalau di sodorkan buku bacaan seakan melihat buku adalah racun
[sebenarnya buku adalah candu]. Kemudian kids jaman now senang sekali
menulis (bukan menulis dalam artian literasi) chat hamper ribuan kata di
lontarkan tiap harinya namun ketika disodorkan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan yang dituntut untuk mereka menulis mereka mencoba melawan.
Fenomena sosial ini menjadi kegelisahaan bersama,mulai dari hal kecil
untuk mengajak senang akan membaca, mencoba hal baru akan dunia literasi.
Lingkungan akan mencoba membawa sesorang kedalam kegiatanya, apabila
dalam sebuah lingkungan di kerumuni hal akan membaca,menulis,diskusi
aksi,kreasi,riset. Maka orang yang malas membaca akan terbawa virus suka
akan membaca. Oleh sebab itu kalau boleh berandai dalam sebuah kecamatan
saja ada beberapa komunitas literasi atau bahkan Taman Baca Masyarakat
yang begitu membeludak maka atmosfir di dalam lingkungan tersebut akan
berubah drastic menjadi pecandu membaca.

Probiotik Komunitas Literasi


Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup
yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme
lain/inangnya beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang
mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (lactic acid bacteria –
LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah dipakai dalam
industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu untuk mengubah gula
(termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya
menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu
fermentasi, tetapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi
pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih
sedikit. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter, dan, lebih sering
29
lagi, oleh ahli nutrisi, setelah pengkonsumsian antibiotik, atau sebagai bagian
dari pengobatan candidiasis.
Banyak probiotik disediakan dalam sumber alaminya
seperti Lactobacillus pada yoghurt dan sauerkraut. Beberapa mengklaim
probiotik mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. (wikipedia) Probiotik
dalam klasiifikasi bakteri yang memang sangat menguntungkan bagi manusia,
namun sudahkah kita merasakan dan berterimakasih kepada bakteri kecil ini
yang telah menyelamatkan tubuh kita ini. kalau bicara probiotik artinya bicara
tentang simbiosis mutualisme merupakan pola interaksi yang sangat erat dan
khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis.
Lalu apa kaitanya dengan literasi? Apakah literasi berpengaruh terhadap
probiotik? disini kita akan bahas sedikit tentang bagaiaman kebermanfaatan
dari probiotik dan cara kerja hidup bakteri ini sehingga bermanfaat bagi orang
lain. mereka (bakteri probiotik) merelakan hidup mereka untuk di berdayakan
kepada yang membutuhkan, biasanya manusia hanya berterimakasih kepada
sesama manusia itu pun kalau dia meresa di untungkan, namun apakah kita
pernah berteimakasih pada microba kecil dan tumbuhan kecil sehingga kita
masih bisa hidup. dalam hal ini manusia perlu kiranya meniru gaya hidup dari
probiotik,yaitu dengan saling berbagi untuk sama sama menjadi bermanfaat
dalam sudut pandang literasi . Mari kita uraikan konteks ini:

· Memperkuat sistem kekebalan literasi – membaca kian hari menjadi


bahan rujukan yang mulai kuno kini orang berpindah tempat menjadi satu
benda khusus dengan sejuta pengetahuan dalam wadah kecil.sehingga
mengenyampingkan nilai nilai qalam ilahi dalam sebuah buku. Perlu kiranya
insan manusia memperkuat kekebalan dalam hal membaca,tidak perlu saya
jabarkan terlalu luas, fenomena hoax kian hari makin jadi racun yang
bertebaran dimuka bumi, isu-isu miring mulai di gulirkan dengan percepatan
akses internet yang makin menjadi raja. Untuk terhindak dari virus hoax perlu
kita menjaga system imun (kekebalan tubuh) dalam hal berdaya literasi.

· Menyehatkan sistem kerja otak – ada triliunan sel otak manusia


dalam setiap sel otak manusia adalah ingatan dan pengethauan yang kita liat
dan kerjakan tiapa harinya. Kalau otak anda berisi konten yg kurang mendidik
30
dalam hal ini konten yang tidak bermanfaat maka isi dalm sel tersebut ya konten
tersebut, namun apabila dalam otak anda terisi ingatan buku dan pengethauan
maka kecerdasan dari sebuah sel otak akan berkembang.
Lebih banyak lagi kebermanfaatnya tentang probiotik literasi,saya rasa
pembaca harus bisa menjadi sesuatu yang kecil dapat bermanfaat, dalam hal
literasi aplikasi dalam mengubah peradaban adalah pengetahuan yang
mempunyai kekuatan yang dahsyat. Saya harap dengan tulisan kecil pembaca
mampu menjadi bakteri kecil yang menjadi manfaat bagi seluruh manusia,
kebermanfaatan ini kita tuagnkan dalah hal literasi. Membaca menulis harus
ditularkan kepada seluruh manusia terlepas dari jarak sebuah Benua, Negara,
Ras dan suku. Qalam ilahi mengajarkan tentang kemanusiaan yang berpihak,
berpihak yang kita coba bangun adalah pencerdasan secara radikal kepada
manusia melalui gerakan literasi.
Bibit berarti benih (dalam arti sesuatu yang akan dikembangkan, diternakkan,
dan sebagainya).

Bibit Literasi
Bibit merukan cikal bakal dari pengembangan sebuah pengharapan
untuk kedepanya. Bibit literasi merupakan agen benih-benih penggerak literasi
yang ingin bersama mencerdaskan manusia.Kalimantan selatan, hari ini terus
berproses ada beberapa penggerak literasi dari benih-benih antar sesama
untuk berhimpun dalam sebuah komunitas. Pasca Literacy Camp IPM Kal-sel
sebagai pencapaianya adalah membangun roda komunitas berbasis literasi
dengan konsep mereka masing-masing. Mulai dari literasi berbasis ekologi dan
dongeng. Mereka sama-sama mempunyai keyakinan dan tekat yang sama
yaitu mereka tidak mau Bangsa ini di bilang minat baca yang rendah, mereka
melawan dengan pembentukan komunitas untuk menyadarkan masyarakat
bahwa membaca tidak mahal karena jendela dunia sangat mudah di dapat.
Tekat literasi ini menjadi semangat mereka untuk tetap istiqomah menjalankan
roda literasi.

31
A. KOMUNITAS LITERASI KULTURAL IPM

1. Komunitas Literasi Pahuluan


Komunitas berada di daerah Hulu sungai selatan, merupan
daerah dengan sejuta kekayaan alam mulai dari berbgai gunung tropis,
sungai,gua dan etnik dayang yang masih terjaga. Penggerak KLP
beranjak dari anak-anak yang baru saja menginjak SMA berhimpun
untuk menggerakan literasi dan ekologi.

2. Komunitas Literasi Idaman


Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan ada beberapa
masih berstatus SMP, mereka berhimpun untuk kepedulian tentang
minat baca tepat di tengah kota modern kalimantan Selatan yaotu Kota
Banjarbaru dengan masyarakat Urban yang saling Individualis mereka
memecahkan itu dengan lapak baca mereka di isi dengan buku anak-
anak untuk mengeukasi.

3. Komunitas Literasi di Tanah Bumbu


Dengan keberadaan pelajar Muhammadiyah di sana mereka
tergerak untuk membuka lapak baca tepat berada di pinggiran pantai,
mereka mencoba membaca bisa dinikmati dimana saja kapan saja dan
oleh siapa saja. Karena buku adalah milik alam semesta.

4. Pelite Martapura ( Penikmat Literasi Martapura)


Baru saja mereka menggerakan semangat literasi melalui
kolaborasi dengan komunitas cosplay, mereka mencoba menjangkau
bibit harapan bangsa melalui pendidikan paling awal yaitu TK. Mereka
mendongen untuk anak-anak TK berbagi cerita, pengalaman dan
berbagi harapan serta tidak lupa memberi suntikan kepada anak-anak
untuk semngat dalam membaca. Merekalah pelajar SMA yang masih
muda namun berjuta semngat mereka bawa.

32
5. Komunitas literasi berbasis lingkungan di Kabupaten Kotabaru.
Mereka masih mencari agen-agen yang siap dalam bertempur
melawan zaman. Komunitas ini masih berproses mencari agen dan
mencari buku untuk sama-sama berhimpun dan berkolaborasi. Mereka
berada di ujung kalimantan selatan bagian Tenggara dan terpisah pulau
dengan Pulau kalimantan tidak ada menyurutkan semngat mereka untuk
terus maju dan berkembang. Ada satu harapan besar bagi kita semua.

6. Expolite PD IPM Kab.Banjar


Menjadi komunitas bergerak di kawasan perkotaan padat
Martapura di tengah gempuran ekspansi modernitas dan tradisionalis
agama yang kuat, komunitas ini muncul menjadi harapan besar bagi
perkembangan bibit literasi di Kabupaten Banjar.

7. Komunitas Geriq (Gerakan Remaja Iqro) PD IPM Banjarmasin


Menjadi komunitas bergerak di kawasan perkotaan Banjarmasin
di tengah zaman Milenial dan Tradisionalis agama yang kuat. Komunitas
ini muncul menjadi harapan besar bagi pelajar dan masyarakat.
Komunitas ini bergerak dibidang literasi dan ekologi.

8. Teaching and Trip


Menjadi penggerak di kalangan IPM Kalimantan Selatan yang kini
keberadaanya sudah memasuki ranah terkenal dan menjadi penggerak
gagasan yang dibawa teaching and trip menjadi roda baru serta spirit
baru dalam komunitas. Teaching and trip bahkan dalam perjalanaya
bertemu banyak komunitas literasi yang tidak pernah di duga
sebelumnya, selama menggelar lapak baca Teaching and trip merasa
tidak sendirian ada beberapa komunitas yang sama peduli tentang
literasi dan pendidikan. Harapan ini menjadi modal utama untuk
mematahkan kata yang mencap Bangsa Indonesia mempunyai minat
baca yang rendah. Terkhusus di Kalimantan Selatan.

33
Pasca Literacy Camp
Ada beberapa komunitas yang mereka himpun, ada hal mengharukan
yang diamana teman-teman penggerak di daerah ini adalah murni pelajar
mulai dari SMP-SMA usia muda yang mempunyai pikiran yang begitu
panjang untuk peduli tentang literasi, yang katanya Indonesia adalah negara
dengan minat baca yang rendah. Mereka usia muda dengan sejuta harapan
membawa semangat baru bagi penggerak literasi yang lain. Untuk sama-
sama berkolaborasi untuk memperkuat gerakan literasi.

B. UNSUR GERAKAN KOMUNITAS


Dalam karakter Gerakan Pelajar Muhammadiyah (Azaki,2012) dapat di
gunakan tiga karakter untama dalam membentuk komunitas yaitu :
pencerdasan,pembedayaan, dan pembebeasan sebagai prisip dasar
untuk membentuk komunitas :
1. Dakwah pencerdasan : ini adalah strategi dakwah yang beroierntasi
kepada masalah yang di hadapi oleh pelajar. Jika ingin mendakwahi
anak jalanan, maka harus memecahkan masalh mereka, seperti
kemiskinan,aleaniasi,keterbatasan akses dan marjinalitas. Dakhwah ini
bersifat probleng solving dengan nilai utama yaitu positif untuk mereka
2. Dakwah pemberdayaan : strategi ini yang melibatkan pelajar sebagai
obyek dan dakwah ini bersifat mengidentifikasi masalah kepelajaran,
potensi pelajar, dan menganalisis sehingga menghasilkan peta masalah
dan kebutuhan pelajar itu sendiri.
3. Dakwah pembebasan : strategi ini merupakanmerubah kondisi
tertinggal menjadi maju dan berkembangan sehingga menghaislkan
pelajar yang berdiri sendiri.

BIDANG
STRUTURAL

STRATEGI LEMBAGA
DAKWAH IPM
KULTURAL KOMUNITAS

34
C. HIRARKI AKTIVITAS
1. Pimpinan Pusat
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Pusat dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam strategi komunitas kreatif ini adalah : a. Menginisiasi,
serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup nasional b.
Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan stake holder
di tingkat nasional c. Membuat, dan mengelola jaringan – jaringan
kolaborasi komunitas kreatif (asosiasi, dll) d. Membuat, dan mengelola
agenda – agenda sharing, serta pengembangan komunitas kreatif di
tingkat nasional (literacy camp, kopdarnas, dll)

2. Pimpinan Wilayah
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Wilayah dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah : a.
Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup Provinsi
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan stake
holder di tingkat provinsi c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi
komunitas kreatif (asosiasi, dll) di tingkat provinsi d. Membuat agenda
– agenda sharing,serta pengembangan komunitas kreatif di tingkat
Provinsi (literacy camp, kopdar, dll)

3. Pimpinan Daerah
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Daerah dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah : a.
35
Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup
Kabupaten/Kota b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di tingkat Kabupaten/kota c. Membuat jaringan –
jaringan kolaborasi komunitas kreatif (asosiasi, dll) di tingkat
kabupaten/kota d. Membuat agenda – agenda sharing, serta
pengembangan komunitas kreatif di tingkat kabupaten/kota (literacy
camp, kopdar, dll)

4. Pimpinan Cabang
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Cabang dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah: a.
Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup cabang
tersebut b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan
stake holder di ruang lingkup cabang tersebut c. Membuat jaringan –
jaringan kolaborasi komunitas kreatif (asosiasi, dll) di ruang lingkup
cabang tersebut d. Membuat agenda – agenda sharing, serta
pengembangan komunitas kreatif di ruang lingkup cabang tersebut
(literacy camp, kopdar, dll).

5. Pimpinan Ranting
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan ranting dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah:
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup
ranting tersebut (sekolah/desa/masjid)
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan stake
holder di ruang lingkup ranting tersebut (sekolah/desa/masjid)

36
c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi komunitas kreatif
(asosiasi, dll) di ruang lingkup ranting tersebut
(sekolah/desa/masjid)
d. Membuat agenda – agenda sharing, serta pengembangan
komunitas kreatif (literacy camp, kopdar, dll) di ruang lingkup
ranting tersebut (sekolah/desa/masjid).

37
BAGIAN IV
AGENDA AKSI DAN REKOMENDASI

A. Agenda Aksi
1. Gerakan Jihad Literasi Dan Melek Lingkungan
a. Pendahuluan
Gerakan Jihad Literasi adalah gerakan yang dibentuk untuk
membumikan tradisi literasi. Gerakan ini dibentuk sebagai
manifestasi gerkan ilmu yang menjadi paradigma pelajar
berkemajuan. Kemunculannya didasari oleh rendahnya tingkat
literasi masyarakat Indonesia. Rendahnya tradisi literasi di kalangan
masyarakat menjadi sebab ketertinggalan masyarakat Indonesia.
b. Konsep Dasar
Membumikan tradisi literasi sebagai manifestasi gerakan ilmu
Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
c. Tujuan
 Mengenalkan dan membudayakan tradisi literasi dalam ikatan
 Mewujudkan tradisi baca tulis di kalangan pelajar
 Membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan
 Membentuk pelajar yang kreatif dalam hal akademik maupun
non-akademik.
d. Bentuk Aksi
 Pembentukkan pojok-pojok baca di kelas dan kantor IPM
Kalimantan Selatan
 Pembentukkan komunitas
 Diskusi Buku
 Pelatihan Jurnalistik
e. Penyelenggara
IPM Kalimantan Selatan di setiap jenjang struktur kepemimpinan
f. Sasaran
Pelajar, remaja dan pimpinan IPM Kalimantan Selatan di berbagai
jenjang tingkatan, masyarakat umuum
g. Penutup

38
Meningkatnya tradisi literasi menjadi prasyarat peningkatan
kualitas kehidupan jihad literasi oleh karenanya harus dilandasi
semangat pencerdasan, pemberdayaan dan pembebasan
masyarakat.

2. Gerakan Pelajar Anti Narkoba dan Rokok


a. Pendahuluan
Narkoba dan Rokok pada zaman sekarang merupakan ancaman
bagi hidup manusia dan menjadi persoalan yang disorot oleh banyak
pihak. Pada dasarnya kelompok muda, anak sekolah lebih banyak
memakai rokok dari pada mementingkan kesehatan diri sendiri.
untuk itu perlu kesadaran diri masing masing untuk menjadi karakter
yang lebih baik lagi.
b. Konsep Dasar
Meningkatkan kesadaran diri dari segi kesehatan dan menjadikan
pelajar yang sehat rohani dan jasmani.
c. Tujuan
Meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya
kesehatan
d. Bentuk Aksi
 Kampanye pelajar anti rokok dan narkoba dalam segala media,
terutama media sosial
 Bakti sosial dan bekerja sama dengan BNN
 melakukan kegiatan jalan sehat tanpa narkoba
 melakukan deklarasi anti narkoba dan rokok secara besar-
besaran
e. Penyelenggara
IPM di setiap jenjang struktur kepemipinan
f. Sasaran
Pelajar dan masyarakat umum
g. Penutup
Mewujudkan generasi yang sadar terhadap kesehatan terhadap
diri sendiri, dan menjadikan pelajar anti narkoba dan rokok sehingga

39
menciptakan pelajar yang berkemajuan dan peduli terhadap diri
sendiri, masyarakat dan lingkungan.

3. Gerakan Dakwah Kreatif


a. Pendahuluan
Dengan adanya kemajuan teknologi, disertai dengan perubahan
pola sikap pelajar maka dakwah harus tetap jalan. Jalannya dakwah
harus dapat beriringan dengan perubahan zaman. Zaman sekarang
dengan generasi Z, dakwah juga harus bisa masuk ke dalam tubuh
generasi Z. Dakwah kreatif adalah perwujudan dari dakwah bil hal
(dengan perbuatan) serta dakwah bil lisan (dengan ucapan), dakwah
kreatif ini bisa masuk ke berbagai komunitas generasi Z dengan tidak
menyudutkan dan membedakan Ras, Suku serta Agama.
b. Konsep Dasar
Meningkatkan kesadaran diri dari segi keagamaan dan
meningkatkan ketakwaan pelajar.
c. Tujuan
Membuat pelajar tetap tumbuh dalam ketaatan ditengah
perkembangan zaman dan dinamikanya.
d. Bentuk Aksi
 Dakwah media sosial dengan konten sek-kreatif mungkin
(melalui video, poster, tulisan, dll)
 Gerakan aktivasi media sosial setiap hari
 Melakukan kajian dengan perantara media sosial.
 Gerakan jamaah dakwah jamaah
 Melakukan up-grading/pelatihan pendalaman ilmu design grafis
untuk seluruh pimpinan terutama tim media
e. Penyelenggara
IPM disetiap jenjang strukturnya.
f. Sasaran
Generasi muda dan masyarakat umum.
g. Penutup
Dakwah kreatif harus menjadi terobosan pelajar agar terciptanya

40
pelajar muslim yang berkemajuan.

4. Gerakan Konsolidasi Rutin Pimpinan


a. Pendahuluan
Permasalahan yang ada dalam internal organisasi maupun
eksternal organisasi biasanya banyak disebabkan karena
koordinasi yang kurang baik. Komunikasi yang baik akan sangat
membantu semua proses yang ada dalam suatu
organisasi/lembaga. Konsolidasi adalah bagian dari komunikas
atau bentuk real dari komunikasi yang sangat penting Dalam
organisasi.
b. Konsep Dasar
Meningkatkan kesadaran diri antar pelaku organisasi untuk
mementingkan komunikasi.
c. Tujuan
Memperbaiki dan membangun komunikasi yang baik.
d. Bentuk Aksi
 Melakukan pertemuan rutin minimal 1 bulan sekali
 Melakukan kajian atau pertemuan dengan perantara media
sosial.
e. Penyelenggara
IPM disetiap jenjang strukturalnya.
f. Sasaran
Setiap pimpinan struktural.
g. Penutup
Organisasi yang baik adalah yang baik komunikasinya dan
saling membantu satu sama lain. Konsolidasi adalah bagian dari
komunikasi yang harus diperhatikan.

41
B. REKOMENDASI

1. Pertajam Mata Pena


IPM Kalimantan Selatan pada KONPIWIL di Banjarmasin waktu
itu menyebar kuesioner yang di sebar kepada seluruh kader IPM
Kalimantan Selatan mulai dari Pimpinan Wilayah hingga Pimpinan
Ranting, yang mehahasilkan data sebagai Berikut dengan pertanyaan
“Apa yang anda bingungkan “:
29,7 % bingung pedoman yang ada di IPM
27 % bingung tentang tugas pokok dan fungsi bidang
21,6% bingung kordinasi antar pimpinan
21,6 % bingung (apa yang mereka kerjakan,untuk apa ber IPM,untuk
apa kegaitan tsb,DLL)

Dari data tersebut ada 29,7 % kader IPM Kalimantan Selatan


kebingung atas semua pedoman yang dibuat oleh PP IPM,menjadi
pekerjaan rumah yang besar dalam menjalankan roda organisasi untuk
perkembangan dan kemajuan IPM Kalimantan Selatan. Dan ada 27 %
kader IPM Kalimantan Selatan mengalami kebingungan tentang tugas
pokok dan fungsi bidang dengan jawaban mereka tidak adanya
monitoring pimpinan di atasnya. Serta dari hasil data Tim Materi
Konpiwil Banjarmasin ada beberapa bidang yang mereka bingungkan
dalam menjalnkan roda organisasi seperti bidang
ASBO,PKK,ADVOKASI yang paling banyak di bingungan dan semua
bidang yang lain namun yang lebih dominan adalah ke-3 bidang
tersebut.

2. Peran Kultural Sebagai Revitalisasi Ideologi Kader


Era modern yang menjadi pembahasan dimana-mana adalah
Reovolusi Industri 4.0 yang menjadi titik awal perkembangan berbasis
kolaborasi dan empati dan di zaman sekarang kader yang notabanenya
berada di kalangan Generasi Milenial dan Generasi Z yang dimana
strategi struktual menjadi menurun dan strategi kultural menjadi lebih
dominan karena generasi ini tidak menyukai ber-orangisasi secara

42
formalitas melainkan secara pertemanan dan persahabatan sehingga
menghapus batas-batas jabatan yang bersifat formalitasi sehingga
memunculkan gerakan kulturual untuk membangun strutural yang
fleksibel dan tidak kaku dalam menjalankan roda organisasi.

43

Anda mungkin juga menyukai