Supporting Volunteer
Ridhony Robby Pratama
M. Ghoffar Noor Rifki N.
Editor
Fadia Haya Indra Putri
Desain Cover
Herda Marcellina
Penerbit
Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Kalimantan Selatan
Jl. S. Parman Gg. Purnama, Banjarmasin
Sambutan Ketua Umum
PW IPM Kalimantan Selatan
Periode 2018-2020
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan kita
nikmat Islam ,nikmat iman. Selawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad ﷺyang di katakan oleh Aisyah عنه هللا رضي
akhlaknya adalah Alquran yang patut kita ikuti sampai akhir zaman nanti.
Syukur Alhamdulillah atas berkat Ridho Allah SWT keputusan, kebijakan,
garis besar program dan agenda aksi sebagaimana yang telah dirumuskan
dalam Musywil XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan Selatan dapat di
tanfidzkan, semoga kita semua dapat menjalankan amanah ikatan ini dengan
baik, Aamiin.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kalimantan Selatan mempunyai
banyak keunggulan dalam berbagai hal. Akan tetapi juga mempunyai
permasalahan sehingga harus diselesaikan dan dirapikan. Permasalahan
ideologi menjadi salah satu, ini menjadi perhatian karena penting sebagai
penerus harus menyiapkan para kader yang mampu dan memahami IPM itu
sendiri.
Sebagai pelajar tentu mempunyai potensi-potensi dan jiwa-jiwa kreatif
hadir pada diri pelajar. Berangkat dari itu apa yang kita miliki harus mampu kita
kembangkan. Membuat inovasi dalam hal kemajuan yang menjadi
keberbermanfaat dalam ranah pelajar itu sendiri ataupun secara luas. Hal ini
harus terus digelorakan para kader dalam menyongsong masa depan yang
terus berevolusi ke arah digital.
Proses regenerasi kepimpinan terus berjalan, selama itu juga IPM akan
terus bereksistensi menjawab permasalahan kepelajaran & sosial masyarakat .
maka kehadiran IPM harus mampu menjadi pemecah problem-problem pelajar
serta menghadirkan ruang-ruang kultural dalam hal membangun kemajuan
bersama. Serta terus menggelorakan kolaborasi dalam membangun apa yang
dicita-citakan.
i
Tanfidz hasil keputusan Musywil XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Kalimantan Selatan ini diharapkan dapat menjadi pijakan dan pedoman dalam
menjalankan roda organisasi di semua tingkatan pimpinan. Dengan di
Tanfidzkannya keputusan Musywil ini, besar harapan kebijakan dan keputusan
dapat tersosialisasikan keseluruh tingkatan pimpinan, dan keputusan tersebut
dapat ditaati dan dilaksanakan dengan bijak dan arif. Maka dalam hal menjaga
local wisdom IPM, kebijakan yang dihasilkan haruslah menjadi pijakan dalam
melakukan agenda pergerakan.
Demikian yang dapat saya sampaikan lebih dan kurangnya mohon
dimaafkan.
ii
iii
iv
SK PENGESAHAN TANFIDZ
v
INSTRUKSI PELAKSANAAN TANFIDZ
vi
SK STRUKTUR PW IPM KALIMANTAN SELATAN
2018-2020
vii
viii
DAFTAR ISI
ix
BAGIAN I
PENDAHULUAN
3. Landasan Yuridis
Bahwa program Muhammadiyah deangan rangkaian kebijakan dan
kegiatannya berijak pada :
a. Al-Quran dan As-Sunnah sebagia sumber ajaran dan hukum Islam.
b. Mengindahkan falsafah dan dasar Negara serta hokum yang sah
dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
c. Angaran dasar, Anggaran Rimah Tangga, dan Peraturan-peraturan
1
4. Prinsip Pelaksanaan Program
Program IPM di rumuskan dan dilaksanakan dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Prisip Ketauhidan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
perwujudan dari iman dan Tauhid kepada Allah.
b. Prinsip Kerahmatan; maksudnya program IPM hendaknya
meruppakan penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi Rahmatan lil
alamin
c. Prinsip Kerisalahan; maksudnya program IPM hendaknya
merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kerisalahn umat
Islam, yaitu dakwah Amar makruf nahi munkar dalam arti yang luas.
d. Prinsip Kemaslahatan; maksudnya program IPM hedaknya
memperhatikan kemaslahatan umum.
e. Prinsip Keilmuan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara rasional dengan memperhatikan dan
memanfaatkan secara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan.
f. Prinsip Kekaderan; maksudnya program IPM selalu dijiwai nilai-nilai
kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam rangka proses
kaderisasi yang bersifat pemberdayaan anggota.
g. Prinsip Kemandirian; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara mandiri denga tujuan menciptakan kemandirian
pelajar.
h. Prinsip Kreativitas; maksudnya program IPM hedaknya merupaka
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kekhalifahan umat Islam
dalam mengelola kehidupan secara kreatif.
i. Prnsip Kemanusiaan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan tidak secara ekslusif. Artinya orientasi program IPM
selalu diarahkan untuk kemanusiaan, tanpa memandang suku,
agama, ras dan budaya.
4
d. Musywil IPM Kalsel XXIII (2025-2027), diarahkan kepada
pengembangan potensi daerah yang dimiliki dan aktualisasi di
semua bidang untuk mewujudkan pelajar Islam yang berkemajuan.
e. Musywil IPM Kalsel XXIV (2027-2029), diarahkan kepada penguatan
peran IPM sebagai rumah yang menaungi minat dan bakat pelajar
pelajar di Kalimantan Selatan dengan berlandaskan pada nilai-nilai
Ajaran Islam sebagai Komponen Masyarakat Islam yang
berkemajuan. Diarahkan perjuangan pembentukan masyarakat ilmu
sebagai cikal bakal terwujudnya tujuan Muhammadiyah, yaitu
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau masyarakat utama,
yang bertujuan terbentuknya peradaban utama
8. Hirarki Kebijakan
a. PW IPM
1) Menerjemahkan kebijakan-kebijakan Muktamar atau kebijakan
yang telah diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya
2) Mensosialisasikan keputusan-keputusan PP IPM atau keputusan
bersama di tingkat nasional
3) Mengatur kebijakan-kebijakan strategi dalam lingkup
kewilayahannya
5
4) Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan konsolidasi dengan
PD IPM-nya
5) Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat wilayah sebagai upaya
pengembangan jaringan dan penuatan kapasitas pelajar dan
organisasi
b. PD IPM
1) Mototr penggerak IPM secara daerah
2) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar
dan keputusan musyawarah di atasya
3) Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan konsolidasi dengan PC
IPM aau PR IPM di tingkat derahnya
c. PC IPM
1) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan
musyawarah diatasnya
2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang langsung tertuju dan
bermanfaat pada sekolah dan kalangan pelajar
3) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM dan konsolidasi dengan PR
IPM di tingkat daerahnya
d. PR IPM
1) Melaksanakan kebijakan-kebiakan kongkrit yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan musyawarah di atasnya
2) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM atau PC IPM-nya
6
No Ranah Indiktor
1.Visi tentang IPM yang ideal
2.Mampu membangun kesadaran klektif
3.Memproduksi wacana-wacana gerakan
1. Kepemimpian 4.Mampu menggerakan aktor dan struktur
5.Mampu mengartikulasikan kepentingan
basis gerakan
6.Mampu membangun jaringan eksternal
7
BAGIAN II
BEDAH TEMA
MUSYAWARAH WILAYAH XX IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN SELATAN
8
IPM dibumi Antasari. Keadaan IPM di Kalimantan Selatan sendiri hampir
sama dengan saat kali pertama IPM lahir, yang perjalanan kehadirannya
naik turun penuh tanjakan. Bahkan pernah diceritakan oleh kader IPM
kalsel terdahulu yang anggota kepengurusannya ditingkat Wilayah tidak
mencukupi atau bisa dikatakan sangat kurang tak sesuai dengan
ketetapan yang sudah ditentukan dalam AD/ART. Begitu pula dengan
geraknya yang hingga saat ini masih melaksanakn program kerja secara
praktis tanpa berpedoman pada ketetapan yang telah disepakati bersama.
Namun, seiring berjalannya waktu IPM Kalsel kemudian berbenah diri
dalam memajukan pergerakan di Wilayahnya. Dengan semangat yang
dibawa oleh kepengurusan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kalimantan Selatan periode 2015-207 yang di Kepalai oleh
Ipmawan Muhammad Abid Mujaddid, berhasil membawa IPM Kalsel
kembali kejalurnya. Bahkan sampai saat ini terhitung dua orang kader
terbaik yang dimiliki Kalimantan selatan masuk dalam Kepengurusan PP
IPM. Hal ini tentu merupakan sesuatu hal yang membanggakan. Tapi,
setelah menelisik Hasil survei yang dilakukan menjelang Konpiwil IPM
Kalsel di Banjarmasin kemarin ditemukan bahwa masih adanya masalah
yang cukup besar yang menghalangi gerak langkah IPM Kalsel kedepan.
Diantaranya adalah sebanyak 29,7% responden masih kebingungan
tentang Pedoman IPM, 27% responden bingung mengenai Tugas pokok
dan fungsi bidang, 21,6% responden menyatakan masih bingung pada
permasalahan koordinasi. Hal ini tentu bukan masalah yang dapat
dianggap ringan dan berlalu begitu saja. Menanggapi hal tersebut maka
kami mengangkat Tema “Revitalisasi Jaringan Ideologi Kader untuk IPM
Kalsel Berkemajuan” sebagai langakah awal menuju IPM Kalsel yang
lebih baik kedepannya.
Menurut KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia) Revitalisasi
merupakan Proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan
kembali. Sedangkan menurut Wikipedia Revitalisasi adalah suatu proses
atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang
sebelumnya terberdaya sehingga Revitalisasi berarti menjadikan sesuatu
perbuatan untuk menjadi vital, kemudian kata vital mempunyai arti sangat
penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
9
Jadi dalam konteks Musywil kali ini yang dimaksud Revitalisasi disini ialah
bagaimana kita dapat menemukan cara untuk membuat pergerakan
IPM Kalsel mempunyai peran penting kembali.
Francis Bacon mengungkapkan Ideologi adalah sintesa pemikiran
mendasar dari suatu konsep hidup. Sedangkan menurut Ali Ssariati ideologi
merupakan suatu keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati
oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau ras tertentu.
Kemudian setelah kita kaitkan dengan pembahsan kita,Ideologi dalam IPM
itu sendiri lebih dikenal dengan kata Paradigma, Paradigma IPM itu selalu
berkembang mengikuti keadaan zaman. Dalam sejarahnya, paradigm IPM
muncul pertama kali sekitar tahun 1970-an yaitu dengan munculnya
paradigm “Tri tertib” yang berisi tiga asas sebagai pedoman keseharian
bagi anggota IPM yaitu “Tertib Ibadah, Tertib Belajar, dan Tertib Organisasi”.
Kemudian antara tahun 2002-2004 muncul paradigma baru yang disebut
paradigma “Manifesto Gerakan Kritis Transpormatif (Manifesto GKT)”
yang mengandung isi tiga P “Penyadaran, Pemberdayaan, dan
pembelajaran”. Berlanjut ditahun 2008 muncul gagasan baru untuk
memperbaharui paradigma IPM dengan istilah “Gerakan Pelajar Kreatif
(GPK)” Namun ditengah jalan paradigm yang digagas kandas, sebab GPK
dinilai belum memenuhi unsur-unsur sebagai sebuah Paradigma dan hanya
diartikan sebagai strategi gerkan. Lalu pada tahun 2012, muncul Paradigma
terbaru dengan nama “Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB)” yang
berisikan tiga asas yaitu “Pembebasan, Pemberdayaan, dan Pencerdasan”
hingga sampai saat ini masih resmi menjadi pedoman pergerakan IPM di
Seluruh Indonesia.
Terdapat lima syarat dalam mewujudkan generasi berkemajuan
sebagaimana semangat Q.S Al-ashr kata seorang Kader terbaik yang
pernah dimiliki IPM (Azaki Khoirudin, 2016). Pertama, bepikir melampuai
zaman (futuristik, ashr). Kedua, tauhid murni, sebagai dasar aktivisme.
Bahwa segala kegiatan sebagai bentuk pengabdian terhadap Allah Swt.
Ketiga, pelembagaan ide kreatif menjadi kerja-kerja peradaban (amal
shaleh). Keempat, bersikap kolaboratif dan berbagi dengan berbagai
pihak sebagai kehendak murni mendorong kemajuan kehidupan (tawasau
bil haq). Kelima, toleran, rendah hati, menebar cinta, dan kasih
10
perdamaian dengan semua makluk (tawasau bis shabr). Yang semua ini
sudah tertera dalam Tanfidz Muktamar IPM XX
Maka dari itu merevitalisasi sebuah rantai antar Pimpinan yang ada di
dalam tubuh IPM Kalsel merupakan langkah awal untuk mewujudkan IPM
Kalsel yang berkemajuan dengan menanamkan pemahaman paradigma
Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB) sebagai pedoman keseharian dan
gerak langkah IPM agar bersama-sama kita berantas kebingungan dan
kegelisahan yang selama ini melekat dalam tubuh setiap kader. IPM jaya,
jaya selalu IPM kita.
11
BAGIAN IIII
PROGRAM KERJA BIDANG DAN LEMBAGA
Keilmuan
Kekaderan
Keberpihakan
Capaian Umum
Pemberdayaan
KeIslaman
Kemanusiaan
Keorganisasian
12
terjadi.
Keilmuan juga berarti segala program dan aktivitas IPM harus karena
tujuan keilmuan yakni sebagai sarana mempelajari ilmu dan
pengetahuan.
14
B. Lima Aspek Pengembangan Program Kerja
Sistem Gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem
gerakan. Capaian bidang berbasis program ditentukan melalui lima
aspek pengembangan program kerja yang menjadi penerjemah Visi IPM
yang bersifat tujuan yang sifatnya adiluhung, berjangka panjang, dan
menunjukkan kedalaman nilai.
4. Sumber daya : sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai
oleh kerja organisasi atau bidang berkaitan dengan peningkatan
kapasitas anggota dan sasaran program. Sumber daya juga berarti
15
dukungan apa yang dibutuhkan oleh organisasi atau bidang agar
visinya tercapai (dukungan finansial atau infrastruktur).
5. Aksi : aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan visi. Aksi
juga berarti garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi
tercapai
16
dan pelatihan langsung dari Pimpinan
Wilayah.
Penguatan dan pengembangan
Pimnan daerah Se-Kalimantan
Selatan
Bidang Perkaderan
Meningkatkan peran dan kualitas kader
1.
Visi dalam sistem perkaderan IPM secara
komperhensif .
Memperkuat kapasitas kader dan ideologi
dengan instens sistem perkaderan IPM
Sistem gerakan sebagai pelaku gerakan yang mampu
2.
memajukan serta menyebarluaskan
peran IPM sebagai gerakan pelajar
berkemajuan.
Mendukung segala proses kaderisasi baik
dalam wujud formal, informal, dan
Organisasi dan nonformal. Berkomitmen untuk menjaga
3.
Kepemimpinan proses perkaderan yang manusiawi dan
apresiatif, pada pengembangan kapasitas
diri kader.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama
Jaringan secara teratur dan menyeluruh denagn
4.
itu akan terwujudnya perkaderan IPM
secara komperhensif
Membentuk dan meningkatkan kualitas
fasilitator dan membina fasilitator yang
5. Sumber Daya mampu mnegembangkan yang lebih
relevan dan kompatibel dengan
kepentingan dan kebutuhan para kader
17
Melakukan Follow up-follow up setelah
taruna melati
Aksi Memberikan sosialisasi serta
6.
pemahaman fumgsi-fungsi dalam
perkaderan dan Pedoman Perkaderan
IPM.
Kajian Dakwah Islam
Memberikan pemahaman dan
1 Visi pengembagan terhadap bidang Kajian
dakwah Islam
18
Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Terwujudnya tradisi iqro (membaca dan
1. Visi menulis) penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta jihad literasi melalaui
Komunitas.
Mengembangkan Tradisi Iqra di
2. Sistem Gerakan lingkungan IPM untuk membentuk pelajar
yang berwawasan luas dan berkemajuan
Menguatkan kapasitas kepemimpinan
Organisasi dan yang mampu memahami dan
3. Kepemimpinan mengembagkan ilmu pengetahuan dan
teknlogi sebagai basis pengambian
kebijakan.
Berjalan bersama dengan komunitas
4. Jaringan Literasi untuk menumbuhkan tradisi
keilmuan di kalangan pelajar
Menyiapkan kader yang mampu berpikir
Sumber Daya kreatif,kritis dan apresiatif dalam
5.
mengoptimalkan gerakan ilmu di kalngan
pelajar.
Pengembangan komunitas kreatif
Membangun pola pikir ke- ilmuan
6. Aksi dengan prinsip keilmuan
Mengadakan kajian dengan membuat
forum
Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
Menumbuhkan kesadaran dan
1. Visi memberikan pemahaman terhadap
bidang Apresiasi seni budaya dan
olahraga
Berkembangnya seni-budaya dan
2. Sistem Gerakan olahraga pelajar yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah
19
Menguatkan kapasitas kelembagaan
3. Organisasi dan seni-budaya dan olahraga di seluruh
Kepimpinan jenjang kepemimpinan
Menguatkan jaringan dan sinergi
4. Jaringan komunitas senibudaya dan olahraga di
kalangan pelajar
Mengangkat potensi seni dan budaya
dengan berorientasikan kearifan lokal
5. Sumber Daya serta mengangkat potensi pelajar dalam
bidang olahraga agar mampu bersaing
dengan dunia global.
Membuat buku pedoman tentang Asbo
Melakukan kajian-kajian tentang
bidang Asbo
6. Aksi Membumikan gerakan seni budaya
dan olahraga pelajar
Membentuk komunitas Seni
Bidang Advokasi
Visi Di arahkan untuk memberikan
1.
pemahaman dan pengembangan
terhadap bidang advokasi
Memberikan pemahaman dan
Sistem Gerakan pengembangan dengan membuat buku
2.
panduan serta kajian-kajian khusus di
bidang advokasi
Menguatkan kapasitas dan kualitas
kepemimpinan dan kelembagaan di
Organisasi dan kalangan pelajar yang responsif terhadap
3.
kepimpinan isu-isu strategis advokasi melalui
pengembangan sekolah advokasi dan
tindakan pendampingan advokasi
20
Meningkatkan usaha dan
mengembangkan kerjasama dengan
4. Jaringan pemerintahan dan berbagai lembaga
dalam mengaktualisasikan IPM sebagai
rumah advokasi pelajar.
Memasifkan gerakan advokasi di
5.
Sumber daya lingungan pelajar setiap level pimpinan
21
Melakukan kajian-kajian tentang
bidang IPMawati sendiri
Merespon isu-isu tentang prempuan
6. Aksi dengan mengkaji
Melakukan pencerdasan dengan
gerakan literasi dengan mengajak
pelajar perempuan.
Bidang Pengembangan Kreatifitas Kewirausahaan
Menumbukan budaya dan Memberikan
1. pemahaman tentang kewirausahaan
Visi sebagai bentuk pengembangan terhadap
kader dan orgaisasi
Menumbuhkan kemandirian pelajar
dengan menanamkan nilai-nilai
Sistem Gerakan enterpreneurship melalui pendidikan
2.
sosioenterpreneurship dan
pendampingan pengembangan
kewirausahaan pelajar.
Menguatkan lembaga/bidang
Organisasi dan kewirausahaan, mengembangkan sistem
Kepemimpinan manajemen bisnis dan tata kelola
3.
ekonomi serta pemanfaatan aset-aset
untuk mendorong kemandirian ekonomi
pelajar
Mengintensifkan kerjasama dan
Jaringan kolaborasi bidang dalam rangka
4.
pengembangan daya kreatif sehingga
menjadi kekuatan yang bermanfaat luas.
Membangun kerjasama dn kolaborasi
5. Sumber Daya dalam rangka pengembangan daya-
kreatif wirausaha
22
Membuat buku Pedoman
Melakukan workshop tentang bidang
6. Kratifitas dan kewirausahaan dengan
jangka waktu yang Panjang
Aksi Melakukan kajian tentang wirausaha
LEMBAGA
Untuk menunjang mimpi, ide,gagasan ,dan agenda aksi yang
dilaksanakan oleh pimpinan ipm di perbolehkan adanya unsur pembantu
pimpinan tersebut lemabaga. Lembaga adalah bagian yang di bentuk
oleh pimpinan IPM dalam melaksanakan hal-hal yang tidak dapat di
tangani langsung oleh pimpinan dalam hal pelaksanaan dan
pengembangan operasional program. Sedangkan batas wewenang dan
kedudukan lembaga IPM ditentukan dalam surat keputusan pimpinan
yang bersangkutan dan tidak terikat periodesasi yang ada di pimpinan
IPM namun lembaga IPM bertanggung jawab kepada Pimpinan pada
tingkatanya yang aktif sedang menjadi pimpinan . personal lembaga IPM
di rekrut dari anggota IPM , simpatisan atau pelajar muslim lain yang di
anggap dapat mengemban amanah dan yang di beri tanggung jawab leh
masing-masing pimpinan. Pimpinan IPM berhak dan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga khususdi
tingkatan yang bersangkutan.
23
organisasi dan penyebarluasan
gagasan melalui penyelenggaraan
Kelas Manajemen Media bagi
Pelajar
Memperkuat kapasitas internal
organisasi melalui pemanfaatan
Organisasi dan media, komunikasi, teknologi, dan
kepemimpinan informasi.
Membangun jaringan dengan
berbagai pihak di bidang media,
Jaringan komunikasi, teknologi, dan informasi
sebagai langkah penguatan strategi
Gerakan.
24
BAGIAN III
STRATEGI KULTURAL IPM
KALIMANTAN SELATAN
25
Pegiat Literasi
Indvidu kecil yang berlum mempunyai daya besar akan menjadi sebuah
ledakan besar apabila menjadi sebauh mega agen yang dimana keber-
himpunan komunitas menjadi jantung terkuat kita. Indvidu kecil ini akan menjadi
mikroba kecil sebuah bakteri kecil yang segelintir orang akan meremehkan
namun dalam faktanya mempunyai dampak yang besar dalam sebuah tatanan
kehidupan.
Pegiat literasi,adalah wadah untuk sosial untuk pengabdian ladang garapan
sebesar ini perlu mikroba literasi yang sangat banyak sehingga pekerjaan ini
akan membuahkan hasil yang sanagt bermakna.
Gerakan sosial
dewasa ini dalam perjalannya telah banyak kita jumpai berbagai bentuk
gerakan yang berkembang dalam masyarakat. Baik itu gerakan yang bersifat
positif (pemberdayaan) maupun gerakan yang bersifat negatif
(pemberontakan). Berbagai gerakan yang muncul tentunya dilandasi atau
dilatar belakangi oleh berbagai polemik yang muncul dalam masyarakat. Suatu
gerakan muncul dengan harapkan dapat membawa perubahan dalam
masyarakat, karena gerakan merupakan awal dari sebuah perubahan. Adapun
berhasil atau tidaknya suatu gerakan dapat terlihat dari tercapai atau tidaknya
tujuan perubahan yang diinginkan oleh masyarakat dalam gerakan tersebut.
Masyarakat dalam proses kemunculan dan pembetukannya secara
teleologis merangsek ke arah dirinya sendiri. Dalam proses tersebut terdapat
isu penyimpangan, keadilan sosial dan martabat manusia. Sistem koersi dan
kontrol, dan penerapannya pada individu-individu dengan mengatasnamakan
tatanan sosial, perdamaian dan harmoni sosial menghasilkan sistem
pertentangan dan konflik dalam masyarakat. Penindasan dan kekuasaan
melahirkan pertentangan. Penggunaan secara gigih oposisi dan resistensi
terhadap sistem kekuasaan dan kontrol meurpakan kenyataan sosial yang
sama luas berlakunya dengan konsepsi tatanan sosial dalam masyarakat
manusia. Selain itu, situasi-situasi ketimpangan dan dominasi sosial jika
dijalankan dan dipertahankan oleh institusi-institusi dan lembaga-lembaga
sosial pada gilirannya akan menghasilkan sebuah situasi balik dimana terjadi
perlawanan, penolakan dan pemberontakan yang menentang sistem dominasi
26
tersebut. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya konflik dalam masyarakat
yang dapat membawanya pada gerakan sosial.
Gerakan sosial (sosial movement) adalah aktivitas sosial berupa
gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal
yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik
berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak,
atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.
Bibit Literasi
Bibit merukan cikal bakal dari pengembangan sebuah pengharapan
untuk kedepanya. Bibit literasi merupakan agen benih-benih penggerak literasi
yang ingin bersama mencerdaskan manusia.Kalimantan selatan, hari ini terus
berproses ada beberapa penggerak literasi dari benih-benih antar sesama
untuk berhimpun dalam sebuah komunitas. Pasca Literacy Camp IPM Kal-sel
sebagai pencapaianya adalah membangun roda komunitas berbasis literasi
dengan konsep mereka masing-masing. Mulai dari literasi berbasis ekologi dan
dongeng. Mereka sama-sama mempunyai keyakinan dan tekat yang sama
yaitu mereka tidak mau Bangsa ini di bilang minat baca yang rendah, mereka
melawan dengan pembentukan komunitas untuk menyadarkan masyarakat
bahwa membaca tidak mahal karena jendela dunia sangat mudah di dapat.
Tekat literasi ini menjadi semangat mereka untuk tetap istiqomah menjalankan
roda literasi.
31
A. KOMUNITAS LITERASI KULTURAL IPM
32
5. Komunitas literasi berbasis lingkungan di Kabupaten Kotabaru.
Mereka masih mencari agen-agen yang siap dalam bertempur
melawan zaman. Komunitas ini masih berproses mencari agen dan
mencari buku untuk sama-sama berhimpun dan berkolaborasi. Mereka
berada di ujung kalimantan selatan bagian Tenggara dan terpisah pulau
dengan Pulau kalimantan tidak ada menyurutkan semngat mereka untuk
terus maju dan berkembang. Ada satu harapan besar bagi kita semua.
33
Pasca Literacy Camp
Ada beberapa komunitas yang mereka himpun, ada hal mengharukan
yang diamana teman-teman penggerak di daerah ini adalah murni pelajar
mulai dari SMP-SMA usia muda yang mempunyai pikiran yang begitu
panjang untuk peduli tentang literasi, yang katanya Indonesia adalah negara
dengan minat baca yang rendah. Mereka usia muda dengan sejuta harapan
membawa semangat baru bagi penggerak literasi yang lain. Untuk sama-
sama berkolaborasi untuk memperkuat gerakan literasi.
BIDANG
STRUTURAL
STRATEGI LEMBAGA
DAKWAH IPM
KULTURAL KOMUNITAS
34
C. HIRARKI AKTIVITAS
1. Pimpinan Pusat
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Pusat dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam strategi komunitas kreatif ini adalah : a. Menginisiasi,
serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup nasional b.
Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan stake holder
di tingkat nasional c. Membuat, dan mengelola jaringan – jaringan
kolaborasi komunitas kreatif (asosiasi, dll) d. Membuat, dan mengelola
agenda – agenda sharing, serta pengembangan komunitas kreatif di
tingkat nasional (literacy camp, kopdarnas, dll)
2. Pimpinan Wilayah
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Wilayah dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah : a.
Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup Provinsi
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan stake
holder di tingkat provinsi c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi
komunitas kreatif (asosiasi, dll) di tingkat provinsi d. Membuat agenda
– agenda sharing,serta pengembangan komunitas kreatif di tingkat
Provinsi (literacy camp, kopdar, dll)
3. Pimpinan Daerah
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Daerah dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah : a.
35
Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup
Kabupaten/Kota b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di tingkat Kabupaten/kota c. Membuat jaringan –
jaringan kolaborasi komunitas kreatif (asosiasi, dll) di tingkat
kabupaten/kota d. Membuat agenda – agenda sharing, serta
pengembangan komunitas kreatif di tingkat kabupaten/kota (literacy
camp, kopdar, dll)
4. Pimpinan Cabang
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan Cabang dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah: a.
Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup cabang
tersebut b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan
stake holder di ruang lingkup cabang tersebut c. Membuat jaringan –
jaringan kolaborasi komunitas kreatif (asosiasi, dll) di ruang lingkup
cabang tersebut d. Membuat agenda – agenda sharing, serta
pengembangan komunitas kreatif di ruang lingkup cabang tersebut
(literacy camp, kopdar, dll).
5. Pimpinan Ranting
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif
IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam
langkah IPM menghadapi tantangan zaman. Pada kesempatan ini,
pimpinan ranting dapat melakukan beberapa hal untuk melakukan
kontribusi dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah:
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang lingkup
ranting tersebut (sekolah/desa/masjid)
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar dengan stake
holder di ruang lingkup ranting tersebut (sekolah/desa/masjid)
36
c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi komunitas kreatif
(asosiasi, dll) di ruang lingkup ranting tersebut
(sekolah/desa/masjid)
d. Membuat agenda – agenda sharing, serta pengembangan
komunitas kreatif (literacy camp, kopdar, dll) di ruang lingkup
ranting tersebut (sekolah/desa/masjid).
37
BAGIAN IV
AGENDA AKSI DAN REKOMENDASI
A. Agenda Aksi
1. Gerakan Jihad Literasi Dan Melek Lingkungan
a. Pendahuluan
Gerakan Jihad Literasi adalah gerakan yang dibentuk untuk
membumikan tradisi literasi. Gerakan ini dibentuk sebagai
manifestasi gerkan ilmu yang menjadi paradigma pelajar
berkemajuan. Kemunculannya didasari oleh rendahnya tingkat
literasi masyarakat Indonesia. Rendahnya tradisi literasi di kalangan
masyarakat menjadi sebab ketertinggalan masyarakat Indonesia.
b. Konsep Dasar
Membumikan tradisi literasi sebagai manifestasi gerakan ilmu
Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
c. Tujuan
Mengenalkan dan membudayakan tradisi literasi dalam ikatan
Mewujudkan tradisi baca tulis di kalangan pelajar
Membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan
Membentuk pelajar yang kreatif dalam hal akademik maupun
non-akademik.
d. Bentuk Aksi
Pembentukkan pojok-pojok baca di kelas dan kantor IPM
Kalimantan Selatan
Pembentukkan komunitas
Diskusi Buku
Pelatihan Jurnalistik
e. Penyelenggara
IPM Kalimantan Selatan di setiap jenjang struktur kepemimpinan
f. Sasaran
Pelajar, remaja dan pimpinan IPM Kalimantan Selatan di berbagai
jenjang tingkatan, masyarakat umuum
g. Penutup
38
Meningkatnya tradisi literasi menjadi prasyarat peningkatan
kualitas kehidupan jihad literasi oleh karenanya harus dilandasi
semangat pencerdasan, pemberdayaan dan pembebasan
masyarakat.
39
menciptakan pelajar yang berkemajuan dan peduli terhadap diri
sendiri, masyarakat dan lingkungan.
40
pelajar muslim yang berkemajuan.
41
B. REKOMENDASI
42
formalitas melainkan secara pertemanan dan persahabatan sehingga
menghapus batas-batas jabatan yang bersifat formalitasi sehingga
memunculkan gerakan kulturual untuk membangun strutural yang
fleksibel dan tidak kaku dalam menjalankan roda organisasi.
43