TIM MATERI
Fathya Fikri Izzuddin
Ghasan Nikko Hasbi
Hanifa Syafina
Monica Subastia
Syarif Syamsurrizal
Supporting Volunteer
Ade Rahmat Ridwan
Nabhan Mudrik Alyaum
Editor
Anggitya Nareswari
Desain Cover
sauhcreative
Penerbit
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 103, Yogyakarta
ii
SAMBUTAN KETUA UMUM PP IPM
PERIODE 2018-2020
ii
hal yang simbolik dan label-label tertentu, namun IPM harus
menjadi sebuah solusi dari permasalahan bangsa ini, dan dapat
menjadi role model dari pergerakan-pergerakan kepemudaan
lainnya.
iii
iv
v
SK PP MUHAMMADIYAH
vi
SK PENGESAHAN TANFIDZ
vii
INSTRUKSI PELAKSANAAN TANFIDZ
viii
SK STRUKTUR PP IPM 2018-2020
ix
x
xi
DAFTAR ISI
xii
1
RESOLUSI MARTAPURA
2
5. Adanya agen pendampingan teman sebaya merupakan wujud
dari advokasi pelajar sebagai bentuk pendampingan sebayanya
dalam membangun generasi yang berkemajuan
6. Hentikan segala bentuk pembatasan atas pengembangan
kreativitas dan potensi pelajar guna mendorong generasi yang
berkemajuan.
7. Kesadaran akan lingkungan harus menjadi ruh pelajar
Muhammadiyah dalam menjaga keseimbang alam sebagai
rahmat Allah yang maha kuasa.
8. Pelajar Muhammadiyah akan terus mendorong cikal bakal
masyarakat madani yang berperan lebih luas sebagai
perwujudkan masyarakat Islam yang sebenar – benarnya
dengan habitus iqra sebagai dasar dan identitasnya.
3
4
5
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Sekapur Sirih
Pengenalan atas kondisi konstelasi peradaban yang ada
akan membantu organisasi memetakan jalan yang tepat dan
bermakna bagi semua kalangan. Muktamar sebagai
permusyaratan penting dalam dalam proses penyusunan
kebijakan – kebijakan yang ada di organisasi sangat
bergantung pada pemahaman atas kondisi-kondisi mendesak
yang tengah terjadi, baik itu melingkupi kondisi lokal, nasional,
hingga internasional. Oleh karena itu, materi Muktamar XXI
IPM disusun melalui pemahaman-pemahaman atas kondisi
yang mendesak hari ini dan bagi masa yang akan datang
dengan tujuan supaya roda organisasi berjalan maksimal.
Materi Muktamar XXI IPM disusun atas kajian mengenai
beragam kondisi yang terjadi di Indonesia, dengan harapan
dapat memajukan gerak IPM.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah bagian dari
kelompok sipil (generasi muda) yang memiliki peran penting,
terutama dalam memfasilitasi segala aspirasi dan kebutuhan
untuk kemajuan peradaban. Ketika Muktamar IPM XX menjadi
momentun untuk memikirkan ulang apa saja yang dapat
dilakukan oleh IPM maka Muktamar XXI IPM kali ini akan
menjadi momentum penting dalam menyusun strategi
6
positioning IPM di tengah masyarakat hari ini. IPM telah
menghasilkan banyak karya dalam kontribusi besar advokasi
serta memfasilitasi kepentingan pelajar. Perlu disebutkan
beberapa di antaranya ialah mengembangkan paradigma
pendidikan yang tercermin lewat upaya serius merumuskan
Sistem Perkaderan IPM (SPI); mendorong kebijakan yang
ramah terhadap perkembangan kualitas pelajar dengan
menolak standardisasi Ujian Nasional (UN) sebagai patokan
kelulusan; memastikan hak-hak pelajar tidak dilangkahi oleh
penyedia jasa pendidikan; sistematisasi gerakan dan spirit Iqro
(literasi) dalam setiap kegiatan dan aktivitas IPM; melakukan
kampanye – kampanye terkait gaya hidup sehat generasi muda,
serta kepekaan peajar terhadap berbagai hal, hingga
menempatkan posisi pelajar sebagai stakeholder langsung
Negara.
Berbagai macam karya yang hadir tersebut diatas
bukanlah suatu perkara mudah karena organisasi ini harus
berjibaku demikian keras dan konsisten untuk mencapai hasil
yang demikian gemilang. Materi ini disusun bukan untuk
mengutarakan apa saja yang telah dicapai oleh IPM sebagai
kebanggaan yang nostalgia. Lebih daripada itu, proses
penggalian berbagai macam karya nyata yang ada merupakan
dasar yang cukup penting dalam melakukan penyusunan
strategi gerakan IPM kedepannya karena untuk terus eksis
melangkah dan berlari dibutuhkan lagi banyak terobosan yang
7
menjawab kebutuhan mendasar pelajar pada khususnya dan
masyarakat Indonesia secara umum karena apresiasi beberapa
pencapaian IPM baik yang dilakukan secara individual atau
organisatoris dapat menjadi ajang pembelajaran yang berguna
bagi IPM.
Memahami dan siap mengambil peran sekecil apapun
adalah awal yang penting untuk dapat memetakan strategi
taktis gerakan IPM kedepannya. Berikut beberapa pemetaan
kondisi yang dialami oleh pelajar Indonesia secara umum, yang
harus disadari oleh IPM, dan membuka kemungkinan strategi
seperti apa yang dapat dilakukan oleh IPM. Informasi-infomasi
di bawah ini berfungsi secara praktis bagi perencanaan-
perencaaan program terutama bagi struktur Pimpinan Pusat
IPM karena berkaitan dengan realitas di tingkat nasional, dan
menjadi isu tingkat global.
8
usia pelajar tingkat sma (16-18 tahun) mendapatkan
layanan pendidikan yang baik, hal ini mengisyaratkan
bahwa sebagian besar generasi muda telah mendapatkan
hak nya untuk menempuh pendidikan formal, hal ini dapat
dilihat sebagai kekuatan baru untuk terus mendorong
perubahan sosial yang diimpikan di masa yang akan datang,
ditambah dengan data bps yang menjelaskan bahwa
pengguna internet terbanyak ada pada rentang usia
dimana, dimana hampir semua orang pada rentang usia ini
telah terpapar dengan akses informasi yang mudah. Sejalan
dengan hal tersebut kelompok usia muda dengan berbagai
karakteristiknya memiliki potensi yang besar dalam
meningkatkan kapasitas dan mengembangkan segala
kemampuannya, karena pada tahun 2017 tecatat bahwa
angka buta huruf pada rentang usia ini hanya berkisar
0,44% walau UNDP menyatakan pada 2014 bahwa dalam
100% Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia,
instrumen pendidikan / literasi hanya berkontribusi
sebesar 14,8 % atau dalam penelitian lain UNESCO
menyatakan bahwa dalam 1000 masyarakat Indonesia baru
ada 1 yang memiliki minat membaca hal ini berbeda jauh
dengan beberapa negara seperti finlandia, malaysia,
singapura, bahkan Thailand.
9
2. Kesehatan dan Generasi Muda
Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai
indikator penting pembangunan dunia memiliki berbagai
macam poin titik tekan salah satunya pada indikator nomor
3 yaitu tentang menjamin kehidupan sehat dan
meningkatkan kesejateraan seluruh umat manusia, dalam
konteks ini kita dapat melihat bahwa perlunya membangun
kesadaran pentingnya memelihara kesehatan dan menjaga
diri pada setiap pelajar. Karena potensi terjadinya penyakit
degerenatif ini harus menjadi perhatian pelajar indonesia.
Menurut statistik kualitas kesehatan dari BPS 2017, sebesar
18,53 persen pemuda pernah mengalami keluhan
kesehatan dalam sebulan terakhir dan Sekitar 36,35 persen
pemuda menindaklanjuti keluhan kesehatannya dengan
berobat jalan, hal ini menunjukkan bahwa kepedulian
pemuda terhadap kondisi kesehatannya cukup tinggi. Salah
satu alasan terbesar yang menyebabkan para pemuda
memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan adalah
karena lebih dari separuh pemuda telah memiliki jaminan
kesehatan, yaitu sebesar 59,37 persen. Walau disisi lain,
sekitar satu dari empat pemuda di Indonesia adalah
perokok, dimana hampir separuh pemuda laki-laki
merokok dalam sebulan terakhir. Jumlah batang rokok yang
dihisap meningkat seiring peningkatan umur pemuda.
10
Pemuda di setiap kelompok umur terbanyak menghabiskan
rata-rata rokok 7-12 batang sehari, dengan persentase
40,51 persen.
Tidak hanya berfokus pada kondisi fisik yang sehat
seperti tercukupinya kebutuhan gizi seimbang pada
generasi muda dan juga adanya pemahaman serta
kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan seimbang,
namun sehat secara psikis juga dibutuhkan untuk
menyokong terwujudnya generasi yang berkemajuan.
Fenomena pelajar saat ini yang rentan terkena penyakit
degeneratif, mengalami kekurangan gizi pembangun, dan
pelajar yang rentan dengan depresi dikarenakan kondisi
dunia yang semakin kompleks, banyaknya tugas dan
tanggung jawab yang harus dijalankan dan stres yang kerap
menghimpit sehingga mengabaikan pentingnya kesehatan.
Faktor risiko perilaku remaja yang kerap membahayakan
dan memperparah kondisi kesehatan yaitu pola hidup dan
pola tidur yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,
perilaku merokok sejak usia dini, jajan sembarangan,
kurangnya konsumsi protein, buah dan sayur, bahkan
konsumsi minuman beralkohol. Oleh karenanya
dibutuhkan kembali sebuah pendekatan baik jangka
pendek maupun jangka panjang untuk melakukan edukasi
dan penyadaran akan hal ini.
11
3. Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup merupakan salah-satu
tantangan yang tak bisa dihindari oleh manusia. Dalam
statistik lingkungan hidup yang dikeluarkan BPS
menyatakan semakin bertambahnya populasi akan
berkesinambungan dengan meningkatnya pencemaran air
dan kualitas sumber daya alam yang ada. Pelajar di
Indonesia harus segera menyadari tantangan yang
bersumber dari kerusakan lingkungan hidup sebelum
terlambat. Kerusakan lingkungan tidak saja mengakibatkan
konflik kemanusiaan tetapi juga mengakitbakan sumber
daya alam yang tak terwarisi untuk generasi selanjutnya di
masa depan. Sekitar 70% kerusakan diakibatkan oleh
eksploitasi pertambangan. Sebesar 34% daratan di
Indonesia telah diserahkan.
Indonesia sebagai negara tropis, dalam data BPS
dinyatakan bahwa selama satu tahun, jumlah curah hujan di
Indonesia dapat mencapai hampir 2.500 mm3 pertahun
namun dengan kurangnya daerah resapan membuat
ketersediaan air sebagai instrumen penting kehidupan
akan terus berkurang dan mengakibatkan pada berbagai
ancaman seperti ancaman buruknya sanitasi pemukiman,
kekurangan pangan (sayur, ikan, daging, dsb) hingga
ancaman kekurangan gizi/ kelaparan.
12
Survei Pew Research pada 2010 terkait pandangan
milenial soal hidup dengan gaya ramah lingkungan
menunjukkan, bahwa hanya 69% dari milenial memilih
tindakan mendaur ulang kertas, plastik atau kaca bekas. Ini
juga diikuti oleh isu lain terkait anjuran pembelian produk
ramah lingkungan, di mana milenial hanya menempati 53%
dibanding orang tuanya yang memiliki persentase sedikit
lebih baik sebesar 55%. Mengenai pembelian makanan
organik, generasi Milenial hanya mencatatkan 36%.
Data terbaru yang dirilis World Economic Forum
bersama Global Shapers Annual Survey 2016 menunjukkan,
mayoritas para milenial masih mempertahankan isu-isu
global seperti perubahan iklim, konflik, bencana dan krisis
lainnya. Namun persentase masing-masing isu tidak
mencapai 50%.
Survei yang dihimpun dari 26.000 milenial di 181
negara ini menunjukkan, prioritas terbesar mereka ada
pada perubahan iklim dan perusakan sumber daya alam
dengan persentase total 45,2% dan Hanya sebesar 15,1%
milenial yang merasa prihatin atas krisis pangan dan
ketersedian air. Milenial di Amerika Utara yang paling besar
perhatiannya dengan 27,3% diikuti oleh milenial Eropa
sebesar 21,5%.
13
4. Revolusi Industri 4.0 dan Big data
Salah-satu hal penting bagi pelajar adalah hak akses
informasi dan ketersediaan informasi bermutu bagi pelajar.
Kendati demikian akses informasi pelajar masih sangat
terbatas. Sarana dan prasarana yang mendukung akses
informasi bagi pelajar sangat terbatas, Selain mendapatkan
akses informasi yang mudah, pelajar juga memiliki hak
untuk disediakan informasi yang berkualitas. Pelajar
Indonesia yang berasal dari kelas menengah ke bawah pada
umumnya hanya diberikan informasi dengan kualitas
terburuk; sinetron TV, channel berita yang tidak edukatif,
dan program-program TV yang tidak bermutu
(infotainment selebriti, kuis game yang mengandung
rasisme dan kekerasan).
Revolusi industri keempat (atau biasa disebut sebagai
industri 4.0) adalah istilah yang menunjukkan fenomena
perubahan besar-besaran dalam industri pengolahan pada
awal abad 21. Industri 4.0 ditandai dengan penyatuan
teknologi-teknologi yang sebelumnya terpisah sehingga
batas-batas antara ruang fisik, ruang digital dan ruang
biologi menjadi kabur. Teknologi-teknologi tersebut antara
lain mencakup artificial intelligence, machine learning,
robotics, nanotechnology, 3D printing dan genetics and
biotechnology. Sistem produksi yang cerdas, terkoneksi
secara vertikal dan terintegrasi secara horizontal.
14
Seiring dengan era milenial yang semuanya serba
canggih, perkembangan ilmu dan teknologi terutama
teknologi informasi turut bertambah cepat. Teknologi
informasi melesat jauh melebihi bidang lainnya. Faktor
penentunya antara lain globalisasi informasi, yaitu
penyebaran akses dan produksi informasi ke seluruh dunia.
Informasi sekarang dapat diakses oleh siapa saja dan di
mana saja. Saat ini, hampir semua lapisan masyarakat mulai
dari orang tua, anak muda, hingga anak SD sudah tidak
asing lagi dengan keberadaan internet. Keberadaan internet
sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
masyarakat bahkan cenderung menjadi gaya hidup bagi
sebagian orang. Hal tersebut turut menjadi salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk melihat simbiosis
antara pemuda dan teknologi informasi berupa internet.
Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume
data yang besar, baik data yang terstruktur maupun data
yang tidak terstruktur. Big Data telah banyak digunakan
dalam bisnis. Tidak hanya besar data yang menjadi poin
utama tetapi apa yang harus dilakukan sebuah entitas
dengan data tersebut. Big Data dapat dianalisis untuk
wawasan yang mengarah pada pengambilan keputusan dan
strategi bisnis yang lebih baik. Jumlah data yang telah
dibuat dan disimpan pada tingkat global hari ini hampir tak
terbayangkan jumlahnya. Data tersebut terus tumbuh tanpa
15
henti. Artinya, Big Data memiliki potensi tinggi untuk
mengumpulkan wawasan kunci dari informasi bisnis.
Sayangnya sampai saat ini baru sebagian kecil data yang
telah dianalisis. Pentingnya Big Data tidak hanya berputar
pada jumlah data yang organisasi miliki, tetapi hal yang
penting adalah bagaimana mengolah data internal dan
eksternal.
Kita dapat mengambil data dari sumber manapun dan
menganalisanya, Contoh termudah dimana Big Data
digunakan misalnya adalah pemanfaatan data dari social
media, twitter, facebook dsbnya dipadukan dengan data di
relasional database internal. Dengan demikian bisa
didapatkan analisis untuk melakukan strategi campaign
yang jitu misalnya dengan menganalisis orang-orang di
sosial media yang berpengaruh untuk meningkatkan
sebuah engagment. Personalisasi aplikasi dan situs
pencarian sesuai kecenderungan penggunanya merupakan
salah satu bentuk penerapan big data. Tidak hanya
menjadikan analisis yang bersifat deskriptif, big data juga
memungkinkan untuk analisis prediktif dan kelak
preskriptif. Sayangnya, big data masih terbilang baru di
Indonesia.Seiring penggunaan ponsel pintar yang makin
meluas, itu artinya semakin banyak data personal pengguna
yang bisa dikumpulkan, termasuk jenis situs yang biasa
dibuka. Bagi Anda yang terbiasa menonton di Youtube
16
misalnya, mestinya menyadari bahwa situs berbagi video
tersebut memberikan rekomendasi video sesuai jenis yang
sering ditonton sebelumnya. Nama lengkap, nomor kartu
tanda penduduk, alamat, dan jenis kelamin, merupakan
informasi standar yang bisa dikumpulkan provider telepon
setiap kali seorang pengguna meregistrasikan nomornya.
Namun, pengumpulan data yang dilakukan tidak berhenti
sampai di situ. Provider seperti Telkomsel bisa mencatat ke
mana saja pengguna pergi, ke toko atau restoran seperti apa
dia biasa masuk, bepergian untuk tujuan liburan atau bisnis,
bahkan mencatat apakah percakapan telepon biasanya
seputar kerjaan atau urusan personal.Dalam kasus virus
ebola contohnya, dengan melihat big data pun bisa
membantu untuk melacak penyebarannya, maka penting
bagi IPM untuk menangkap segala kemajuan zaman ini
menjadi sebuah kekuatan penting dalam menyusun strategi
gerakannya karena Revolusi Industri 4.0 membuka jalan
bagi sebuah masyarakat baru yang berbeda dengan
sebelumnya.
17
pasifisme/ perdamaian. Muncul juga dua jenis gerakan
sosial baru yakni berbentuk komunitas, dan berbentuk
kolektif. Jenis yang pertama disebut sebagai gerakan sosial
berbasis komunitas. Sedangkan jenis kedua disebut sebagai
Kolektif.
Komunitas Kreatif hadir sebagai solusi selain
berkomunitas juga membangun konektivitas keseluruh
stakeholders, serta berjejaring, bersinergi dan
berkolaborasi (gotong royong) untuk mewujudkan sebuah
cita – cita perubahan sosial dimasa yang akan datang.
Secara bahasa, komunitas berasal dari bahasa Yunani
fellowship, (perkawanan). Dalam bahasa Indonesia sering
pula diterjemahkan sebagai masyarakat atau kumpulan.
Komunitas (Latin: communitas) berarti “kesamaan”,
Kemudian dapat diturunkan dari communis menjadi “sama,
publik, dibagi oleh semua atau banyak”. Komunitas adalah
“kelompok sosial dari berbagai lingkungan, umumnya
memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, mereka dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang sama”. (Wikipedia.org).
Secara operasionalnya komunitas dapat dipahami melalui
pengertian people (sejumlah atau sekumpulan orang),
place (tempat), interaksi sosial diantara orang-orang di
tempat/lokasi tersebut. Komunitas menjadi bagian dari jati
18
diri anggota, anggota merasa menjadi bagian atau milik dari
komunitas tersebut. Komunitas (community) berarti
kumpulan orang (lebih dari 3 orang) yang mempunyai
kesamaan hobby (minat dan bakat) untuk mengembang-
kan potensi yang terdapat pada setiap individu. Komunitas
tidak bersifat mengikat (bebas) dalam mengekspresikan
diri. Oleh karena itu penting bagi IPM untuk menangkap
kecenderungan strategi gerakan baru untuk terus
menunjukkan eksistensi dan kebermanfaatannya.
19
bukan hanya di dalam negeri. Yang tentunya dari kegiatan
kewirausahaan ini dapat mendukung kemajuan negara.
Menurut Handito Joewono Ketua Kadin 2010 – 2015,
sekolah merupakan tempat mendapat ilmu dan
menemukan apa yang menjadi kesukaan kita. Sekolah
sangat memegang peranan penting dalam meningkatkan
minat kewirausahaan siswa. “sekolah harusnya
memberikan kesempatan untuk mempraktekkan
entrepreneurship, bukan berarti anak-anak jadi lupa
sekolah,tapi menurut saya kewirausahaan harus sejak dini,"
katanya.
Dalam empat tahun terakhir. Ekonomi Kreatif (ekraf)
adalah era baru peradaban ekonomi dunia, jadi ekraf bukan
hanya sekedar style kekinian yang alay-alay-an. Kita
pastinya tidak mau ketinggalan dengan terjadinya sebuah
pergeseran peradaban dunia, kecuali kita sudah tidak hidup
lagi di dunia ini. Pengembangan ekraf akan memaksa
generasi menjadi produktif, mengaktivasi jiwa
kewirausahaan muda membangun bisnis industri kreatif
yang tepat guna sesuai dengan hobi dan karakternya, serta
melahirkan dan menumbuhkan kepekaan sosial untuk
bergotong royong agar sukses bersama-sama. Menjadi
penggiat ekraf adalah jalan menuju kebahagiaan, membuka
pintu kemakmuran dan kesejahteraan bagi insan
kehidupan. agar pengembangan ekonomi kreatif selalu
20
hidup. Sehingga terjadi percepatan serta lompatan
pembangunan. Tujuan pembangunan adalah mewujudkan
kebahagian dan keceriaan warga masyarakat, bukan hanya
meraih kebahagiaan dan keceriaan birokrasi dan para
petinggi di Negara ini.
21
kontemporal. Dalam konteks historis Muhammadiyah,
makna dari jargon kembali kepada Al-Qur’an serta Sunnah
merupakan bagian dari implikasi kehendak gerakan untuk
mengkonsolidasi pemahaman bahwa hanya dengan
memahami Islam secara utuh dari sumber utamanya, umat
Islam dapat mencapai kemajuan. Berhubungan dengan
kehendak tersebut, maka proses ajakan untuk kembali
kepada tauhid yang murni, seringkali dilekatkan dengan
persuasi merujuk Al-Qur’an dan Sunnah sebagai faktor
kunci dalam membangun kemajuan umat Islam.
Fondasi pertama tersebut berhubungan secara khas
dengan kenyataan bahwa Islam Berkemajuan sebagai
konsepsi mengharuskan terdapatnya pemahaman sumber-
sumber epistemologi, ontologi, dan aksiologi Islam yang
mendalam. Sumber-sumber tersebut, di antara yang utama
tentu saja adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu,
antara fondasi pertama dan kedua, berhubungan sangat
erat dan membentuk satu relasi yang integratif.
Dalam doktrin Islam sebagai agama tauhid, dimensi
manusia didekati melalui fungsi-fungsi perubahan evolutif
manusia menjadi komunitas yang komunal. Artinya,
manusia dalam pandangan Islam memanifestasikan
kehidupannya melalui dua dimensi pertama berkaitan
dengan manusia sebagai makhluk yang mampu liberatif
(merdeka, bebas, dan berdaulat), sekaligus sebagai
22
makhluk yang meniscayakan kehidupan komunal atau
saling membutuhkan. Maka tidak heran dalam Islam,
manusia mengemban misi selain untuk menjadi individu
yang taat kepada Allah Swt, sekaligus melakukan
transformasi sosial sebagai bentuk amal shalih. Dalam
bahasa normatif disebutkan bahwa manusia harus
berkelompok dan berbuat, menyeru, mengajak kepada yang
ma‟ruf dan meninggalkan yang mungkar. Berkaitan dengan
eksplanasi tersebut, maka fondasi tiga, empat, dan lima
diderivasikan, sehingga mewujud dalam kehidupan
manusia.
Paradigma Islam Berkemajuan penting untuk
dipahami oleh setiap aktivis IPM karena berkaitan sebagai
landasan epistemologi, ontologi, dan aksiologi Islam
menurut Muhammadiyah. Paradigma Islam Berkemajuan
akan memberi arah bagi aktivis IPM dalam membaca
realitas. Paradigma Islam Berkemajuan memberi implikasi
bahwa segala gerak IPM harus memuat dimensi dakwah
Muhammadiyah.
23
menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Adapun visi ideal (tujuan utama), misi ideal (misi utama), dan
agenda aksi IPM diwujudkan melalui program sebagai berikut
1. Visi Ideal IPM
Terwujudnya pelajar muslim yang berkemajuan
3. Landasan Yuridis
Bahwa program Muhammadiyah dengan rangkaian
kebijakan dan kegiatannya senantiasa berpijak pada:
a. Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber ajaran dan
hukum Islam.
b. Mengindahkan falsafah dan dan dasar negara serta
hukum yang sah dalam kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan.
24
c. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
Peraturan-peraturan yang berlaku dalam
Persyarikatan.
25
f. Prinsip Kekaderan; maksudnya program IPM selalu
dijiwai nilai-nilai kekaderan. Semua yang dilakukan
IPM dalam rangka proses kaderisasi yang bersifat
pemberdayaan anggota
g. Prinsip Kemandirian; maksudnya program IPM
direncanakan dan dilaksanakan secara mandiri
dengan tujuan menciptakan kemandirian pelajar.
h. Prinsip Kreativitas; maksudnya program IPM
hendaknya merupakan penjabaran dan pelaksanaan
dari fungsi kekhalifahan umat Islam dalam mengelola
kehidupan secara kreatif
i. Prinsip Kemanusiaan; maksudnya program IPM
direncanakan dan dilaksanakan tidak secara ekslusif.
Artinya orientasi program IPM selalu diarahkan
untuk kemanusiaan, tanpa memandang suku, agama,
ras, dan budaya.
26
Ajaran Islam sebagai Komponen Masyarakat Islam
yang Sebenar-Benarnya ”, yang ditandai dengan:
a. Tebentuknya sistem gerakan IPM sebagai gerakan
pelajar Indonesia yang unggul di bandingkan gerakan-
gerakan pelajar lain dalam melaksanakan misi dakwah
dan pencerdasan yang ditunjukkan dengan sistem
gerakan yang maju, profesional, modern yang
dilandasi nilai keikhlasan dan komitmen
penggerakknya, disertai dengan pemahaman ideologi,
paradigma, dan visi gerakan IPM yang didalam
individu-individu teraktualisasi nilai-nilai publik dan
sosial dalam ruang organisasi.
b. Terbentuknya sistem manajemen organisasi dan
kepemimpinan kolektif-kolegial yang efektif,
produktif, dinamis sehingga mampu menghadirkan
keteladanan, memproyeksikan masa depan
(berkemajuan) untuk perubahan dengan memobilisasi
seluruh potensi pelajar Indonesia untuk kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
berkualitas dengan meningkatnya kehidupan
keagamaan, moralitas, keilmuan, dan etos kerja
kemanusiaan.
c. Terbentukknya model dan pola jaringan pada level
komunitas, keummatan, kebangsaan dan cita-cita
menuju peradaban global dengan mendorong
27
berkembangnya fungsi-fungsi kekuatan sosial dan
pemerintahan yang menjamin terwujudnya kehidupan
bangsa dan negara yang maju, adil, makmur,
bermartabat, dan berdaulat di bawah naungan ridha
Alah SWT (baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).
d. Terbentukknya sumberdaya sebagai wahana
melahirkan generasi Islami yang berkemajuan
(sumberdaya manusia) ditandai dengan sistem
kaderisasi yang berkelanjutan dan anggota organisasi
sebagai subyek gerakan serta transformasi kader di
berbagai lini kehidupan, juga tersedianya modal bagi
berjalannya roda organisasi yang berorintasi sosial
(sumberdaya finansial), serta membangun tatanan
infrastruktur seperti sistem informasi,komunikasi dan
karya yang memadai untuk keberlangsungan IPM.
e. Terbentuknya kesadaran bahwa IPM dalam
melakukan aksi dan pelayanan ialah sebagai wahana
dakwah di dunia pelajar, baik lewat karya kreatif,
program dan kegiatan unggul yang sesuai dengan
kebutuhan pelajar Indonesia. Sehingga nilai-nilai
ajaran Islam dan tumbuhnya kesadaran sebagai warga
dunia yang lebih luas akan keutamaan kehidupan
Islami, yang menjamin terciptanya tatanan kehidupan
(pergaulan) yang utama di segala bidang kehidupan
28
sebagai wujud kehadiran Islam yang bersifat
rahmatan lil’’alamin.
29
Pelajar Berkemajuan yang unggul di kalangan
pelajar serta terciptanya tradisi dan habitus iqra’ di
dunia pelajar sebagai faktor-faktor pendukung bagi
terwujudnya masyarakat utama yang
berperadaban.
d. Muktamar XXI (2018-2020), diarahkan kepada
pembangunan komunitas kreatif sebagai strategi
kultural Gerakan Pelajar Berkemajuan untuk
melakukan transformasi individu, transformasi
sosial, dan transformasi kebudayaan di tengah
masyarakat global.
e. Muktamar XXII (2020-2022), diarahkan
transformasi (perubahan cepat ke arah kemajuan)
dan terciptanya seluruh elemen sistem organisasi
dan jaringan IPM yang maju, profesional, dan
modern; berkembangnya sistem kaderisasi,
gerakan ilmu, serta peningkatan dan
pengembangan peran strategis IPM dalam
kehidupan umat, bangsa, dan dinamika global.
f. Muktamar XXIII (2022-2024), diarahkan
perjuangan pembentukan masyarakat ilmu sebagai
cikal bakal terwujudnya tujuan Muhammadiyah,
yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
atau masyarakat utama, yang bertujuan
terbentuknya peradaban utama.
30
7. Sasaran Kebijakan IPM
Sasaran kebijakan IPM diarahkan pada dua,
sasaran personal dan sasaran institusional. Berikut ini
penjelasannya :
a. Sasaran Personal. Diarahkan pada terwujudnya
tradisi kesadaran kritis-progresif dalam berfikir
dan bertindak sesuai dengan maksud dan tujuan
IPM.
b. Sasaran Institusional. Diarahkan pada terciptanya
struktur kelembagaan yang kuat dan fungsional
melalui pengembangan ranting serta mekanisme
kepemimpinan yang mantap dalam mendukung
gerakan Ikatan menuju gerakan ilmu yang
berparadigma pelajar berkemajuan.
8. Hirarki Kebijakan
a. PP IPM
1) Penentu kebijakan organisasi secara nasional
2) Melakukan koordinasi dengan PW IPM Se-
Indonesia
3) Melakukan kerja-kerja dalam lingkup
menggagas nilai-nilai baru dan penguatan
kapasitas kader IPM
31
4) Melakukan kerja – kerja aksi nyata untuk
kemajuan Pelajar ditingkat nasional dan
internasional
b. PW IPM
1) Menerjemahkan kebijakan-kebijakan
Muktamar atau kebijakan yang telah
diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya
2) Mensosialisasikan keputusan-keputusan PP
IPM atau keputusan bersama di tingkat nasional
3) Mengatur kebijakan-kebijakan strategis dalam
lingkup kewilayahannya
4) Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan
konsolidasi dengan PD IPM-nya
5) Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat
wilayah sebagai upaya pengembangan jaringan
dan penguatan kapasitas pelajar dan organisasi.
c. PD IPM
1) Motor penggerak IPM secara daerah
2) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan
musywarah di atasnya
32
3) Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan
konsolidasi dengan PC IPM atau PR IPM di
tingkat daerahnya.
d. PC IPM
1) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan
musywarah di atasnya
2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang langsung
tertuju dan bermanfaat pada sekolah dan
kalangan pelajar.
3) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM dan
konsolidasi dengan PR IPM di tingkat
daerahnya.
e. PR IPM
1) Melaksanakan kebijakan-kebijakan kongkrit
yang telah menjadi keputusan Muktamar dan
keputusan musywarah di atasnya.
2) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM atau PC
IPM-nya.
33
9. Indeks Progresivitas Gerakan IPM
Indeks Progresivitas Gerakan (IPG) IPM
merupakan satu metode yang digunakan oleh IPM
untuk mengukur keberhasilan sebuah organisasi
dalam satu periode tertentu. Di sini, IPM telah
merumuskan empat ranah yang menjadi tolok ukur
keberhasilan gerakan IPM dalam setiap satu
periodenya di berbagai jenjang struktur, baik dari
Ranting hingga Pusat. Keempat ranah itu adalah ranah
kepemimpinan, ranah kaderisasi, ranah program
kerja, dan ranah produk. Masing-masing ranah
memiliki indikator yang menjadi tolok ukur
keberhasilan dari masing-masing ranah tersebut.
Berikut ini penjelasannya:
No
. Ranah Indikator
1. Visi tentang IPM yang ideal
2. Mampu membangun kesadaran kolektif
3. Memproduksi wacana-wacana gerakan
1. Kepemimpinan 4. Mampu menggerakkan aktor dan struktur
Mampu mengartikulasikan kepentingan basis
5.
gerakan
6. Mampu membangun jaringan eksternal
34
Pelaksanaan Taruna Melati atau kegiatan
1.
kaderisasi pendukung lainnya yang sesuai SPI
2. Ada kegiatan follow up kaderisasi
2. Kaderisasi
3. Pendampingan yang berkelanjutan
35
36
37
BAGIAN II
BEDAH TEMA MUKTAMAR XXI IPM
‘
“MENEGUHKAN KARYA NYATA, MENDORONG GENERASI
BERKEMAJUAN”
38
IPM dalam sejarah pembentukan identitas pelajar Muslim
Indonesia. Peran tersebut terkoneksi kuat dengan sejarah
benturan ideologis yang terjadi di arena kebudayaan populer.
Gerakan Membaca, Gerakan Matikan TV, Gerakan Tolak UN,
Gerakan Anti-Kekerasan Tanpa Kekerasan, Gerakan Komunitas
Kreatif, hingga pelajar berkarya nyata adalah beberapa
polarisasi eksperimentasi kebudayaan populer IPM. Tentu saja
jika hari ini kelas menengah muslim tengah memanen
kesadaran baru identitas pelajar Muslim, maka IPM tak bisa
lepas dari proses tersebut. Dua tahun belakangan ini antara
2016 hingga 2018, eksperimentasi IPM semakin berwarna,
yakni gerakan berbasis komunitas yang konsisten
menunjukkan perhatiannya terhadap isu literasi serta
pengembangan kapasitas diri pelajar.
Perkembangan gerakan pelajar di Indonesia
sesungguhnya menerima cukup banyak tantangan seperti
distribusi bahan literasi, kasus-kasus kekerasan yang dialami
oleh pelajar, eksploitasi pelajar, kebijakan yang memicu
kekerasan-kekerasan baru terhadap pelajar, hingga
rekonstruksi pop culture yang menyajikan kelaziman teror,
intimidasi, dan kekerasan pada pelajar. Sejak tahun 1945,
bahan-bahan literasi banyak tertumpuk di kota-kota besar
Indonesia. Jumlah rata-rata buku yang diterbitkan di Indonesia
menurut data IKAPI hanya berjumlah 30.000. Hal ini berbeda
dengan Inggris yakni sebesar 184.000, dan Amerika yang
39
mencapai 304.912 publikasi. Kasus-kasus korupsi juga kerap
menghantui pengadaan buku di Indonesia. Tantangan-
tantangan yang dihadapi IPM bagaimana pun akan
merefleksikan arti penting keberadaannya. Jika IPM tak
mampu membangun dialektika terhadap tantangan-tantangan
tersebut, bisa jadi IPM akan kehilangan perannya menyusul
sejumlah gerakan pelajar yang redup ditelan pragmatisme. IPM
harus mampu merumuskan siapa manusia sejatinya? Apa
esensi serta eksistensinya di dunia? Ketika pertanyaan ini
mampu dijawab, niscaya akan mempermudah IPM untuk
mempertajam visi dan misi gerakannya.
Beberapa kali IPM melakukan berbagai terobosan untuk
terus dapat hadir menebar kebermanfaatannya, dalam dua
tahun terakhir ini, IPM mampu menunjukkan keseriusannya
melakukan kopdar pegiat media pelajar, serta aktif
mengedukasi kemampuan mengolah media pelajar untuk
dapat mendistribusikan sumber informasi ke seluruh penjuru
negeri. Dengan dua kali melakukan Literacy Camp, IPM mampu
menunjukkan dapat terus berkontribusi melalui jejaringnya
dalam jalan perjuangan literasi di Indonesia, tidak hanya itu,
dua tahun terakhir ini IPM telah dapat menggerakkan
kesadaran pelajar untuk peka terhadap isu – isu lingkungan
dan kebencanaan melalui berbagai aksi baik di sosial media
maupun di dunia nyata, sejalan dengan itu IPM juga terus
melakukan kampanye tentang pentingnya kesehatan bagi
40
pelajar millenial saat ini seperti dalam mengurangi dampak
negatif Iklan Rokok bagi pelajar para generasi penerus bangsa,
membudayakan olahraga sebagai instrumen penting
kehidupan, membangun kesadaran kolektif pelajar untuk
menjadi konselor sebaya bagi sesamanya, mendorong
pengembangan pusat – pusat aktivitas seni budaya pelajar,
membentuk, mendorong, serta melakukan akselerasi aktivitas
– aktivitas entrepreneurship pelajar, serta berbagai macam
upaya lainnya untuk mengembangkan kapasitas, minat, dan
potensi pelajar.
Dengan banyaknya karya nyata yang lahir, tumbuh, dan
berkembang di tubuh pelajar Muhammadiyah, sangat penting
bagi IPM untuk terus meneguhkan segala pencapaian tersebut
agar dapat terus mengembangkan apapun yang dimilikinya
sebagai kekuatan penting dalam menggerakkan pelajar untuk
menyikapi berbagai tantangan zaman yang ada. IPM harus
mampu menggerakkan karya nyata melalui banyak strategi.
Sebagai bentuk Era IPM yang baru bersandar pada Sharing dan
kolaborasi dengan siapapun seluas-luasnya dalam rangka
memperkaya khazanah gerakan.
Meskipun IPM tergolong gerakan lama, namun semangat
terbarukan harus muncul dalam tiap denyut nadi para
penggerak didalamnya yang tergolong dalam kelompok The
Student Millenials. Menurut Yoris Sebastian dalam bukunya, ini
merupakan kelompok millenial yang paling dekat dengan
41
kemajuan zaman karena sejak lahir mereka sudah langsung
terpapar oleh tekhnologi dan segala instrumen kemajuan
zaman. Dengan kemampuan efisien, keingintahuan tinggi, serta
banyaknya refrensi pada kelompok millenail ini, maka etos
kolaborasi dan sharing yang dicanangkan pada Muktamar XX
IPM tahun 2016 kemarin akan terus melekat dan memberi IPM
banyak kesempatan dalam mengolah strategi-strategi
gerakannya. Kesetiakawanan yang tinggi, serta kemampuan
berkelompok pada kelompok millenial ini akan dengan mudah
mendorong kehadiran banyaknya komunitas sebagai salah
satu strategi gerakan IPM yang akan menjadi sumberdaya baru
membantu menemukan solusi menghadapi berbagai
tantangan. dengan Perkembangan gerakan sosial berbentuk
komunitas dapat memberikan kesempatan bagi karya nyata
IPM memperdalam gerakan Muhammadiyah yang kreatif,
menjawab tantangan zaman, dan mampu mendorong sebuah
perubahan sosial kedepan.
Sebagaimana melanjutkan kebijakan musyawarah
sebelumnya, Karya Nyata IPM tidak akan lepas pada
kemampuannya berkolaborasi dan berbagi. Melalui etos
kolaborasi, IPM akan semakin memperkuat gerakannya
sekaligus memperkuat berbagai inisiasi-inisiasi eksternal
lainnya. kerja-kerja kolaboratif IPM harus dapat menjadi mitra
kolaborasi yang setara. Hal ini untuk menghindarkan model
kolaborasi yang selama ini diperankan oleh IPM misalnya
42
dengan Negara yang selalu saja timpang. IPM memiliki
kualitas-kualitas yang seharusnya menjadi kebanggaan
aktivisnya; kekuatan massa aktif yang besar, dinamika yang
terus dirawat dalam setiap Muktamar, gerakan pelajar dengan
kordinasi yang kolektif-setara. Kualitas-kualitas itu harusnya
menjadi identitas penting IPM ketika berhadap dengan mitra
kolaborasi semacam Negara. Kualitas itu juga menjadi peluang
IPM dalam memperkuat berbagai gerakan-gerakan berbasis
komunitas yang diinisiasi oleh masyarakat sipil.
Melalui etos berbagi (sharing). IPM dapat menemukan
kembali kesegaran cara-cara IPM berpartisipasi dalam
transformasi sosial. Era baru yang tengah dihadapi oleh IPM
adalah era distribusi informasi. Era sharing ditandai dengan
munculnya ruang-ruang publik baru baik digital maupun non-
digital. Perubahan ruang-ruang publik baru ini juga diikuti oleh
perebutan arah diskursus. Maka etos sharing akan menjaga
IPM dari kecenderungan yang sangat laten terjadi dalam
perebutan arah diskursus yakni sikap pasif. Jika IPM tak
mampu mengambil bagian dari perebutan arah diskursus,
dengan mudah dapat ditenggelamkan. Pada tahun 2015 dapat
menjadi titik balik era distribusi informasi ditubuh IPM dengan
diluncurkannya aplikasi IPM berbasis sistem android
smartphone, dan banyak lagi wujud sharing IPM sampai hari
ini. etos berbagi IPM harus dibarengi oleh spirit berdaya
aktivisnya. Artinya, masing-masing aktivis IPM memiliki
43
caranya masing-masing dalam berpartisipasi. Aktivis IPM yang
memiliki bakat dalam bidang teknologi tentu akan menentukan
jalan sendiri dibandingkan dengan aktivis IPM yang
menyenangi sastra. Sehingga dengan banyak nya jalan untuk
berbagi dapat menjadikan IPM sebagai entitas yang produktif
dalam menghasilkan berbagai karya – nyata yang bermanfaat.
Dengan dua etos tadi, dan dengan Perubahan konstelasi
gerakan sosial menjadi komunitas harus menjadikan IPM
sebagai rumah besar berbagai komunitas generasi millenial
menghasilkan berbagai macam karya nyata saat ini untuk
merespon berbagai fenomena yang terjadi. Disisi lain, Big data
sebagai konsentrasi baru peradaban 4.0 dengan banyaknya
muncul platform semacam petisi online misalnya merupakan
cerminan dari pemutakhiran platform inisiasi model baru.
Petisi online misalnya mendorong perubahan cara partisipasi
banyak individu atau kelompok menembus batas-batas
geografis. Tentu saja dengan berbagai kelemahan latennya,
perubahan partisipasi individu atau kelompok melalui
platform era baru ini tetap patut diperhatikan. harus dapat juga
ditangkap dengan cantik oleh IPM saat ini dalam meneguhkan
karya – karya nyatanya.
Generasi Berkemajuan ditandai oleh keberhasilannya
menemukan ruang diri yang selalu kontekstual dengan
semangat zaman. KH. Ahmad Dahlan menjadi contoh generasi
muda yang berhasil mengejawantahkan etos kolaborasi dan
44
etos berbagi yang sangat kuat bagi kemanusiaan. KH. Ahmad
Dahlan tak segan-segan berkolaborasi dengan gerakan lainnya
semacam Syarikat Dagang Islam (berdiri tahun 1905,
kemudian berubah nama menjadi Syarikat Islam pada tahun
1906) atau Budi Utomo (berdiri tahun 1908). Begitu juga yang
terjadi ketika KH. Ahmad Dahlan membangun komunikasi
dengan Jami’atul Khair yang baru berdiri pada tahun 1919,
lebih muda dari Muhammadiyah yang didirikan bersama para
muridnya. Etos kolaborasi dan berbagi yang dirawat oleh KH.
Ahmad Dahlan merupakan salah-satu topik yang seringkali
kurang diapresiasi sebagai salah-satu faktor daya-tahan dan
daya-kreatif Muhammadiyah sejak tahun 1912. Catatan
penting dari contoh kerja kolaborasi dan berbagi KH. Ahmad
Dahlan terletak pada orientasi kemanusiaan yang
dibangunnya, bukan sekedar pada siapa mitranya. Bagi KH.
Ahmad Dahlan, tujuan transformatif merupakan tujuan
utamanya memperkuat Muhammadiyah dengan berkolaborasi
dengan berbagai gerakan lain.
Karya-Nyata
Karya dalam KBBI merujuk pada makna pekerjaan / hasil
perbuatan / buatan / ciptaan sedangkan nyata memiliki makna
terang (kelihatan, kedengaran, dan sebagainya), jelas sekali,
ketara, benar-benar ada, ada buktinya, berwujud, terbukti
sehingga jika digabung akan menghasilkan makna hasil
45
perbuatan yang terbukti dan benar – benar ada. Generasi muda
(pelajar) dalam kelompok masyarakat dikategorikan sebagai
generasi modern yang aktif bekerja, penelitian, dan berpikir
inovatif, memiliki rasa optimisme dan kemauan untuk bekerja
dengan kompetitif, terbuka, dan fleksibel. Beberapa hal diatas
akan mendorong generasi muda saat ini menjadi generasi yang
sangat aktif dalam menghasilkan ide – ide serta gagasan yang
akan menjadi karya – karya baru bagi peradaban dunia.
Makna diksi “karya-nyata” yang digunakan kali ini
terletak pada dua pertimbangan. Pertama, pada ranah internal
organisasi dimana IPM selama 57 tahun terus menunjukkan
peran – peran nya dalam menghadapi segala perkembangan
zaman yang ada. Makna karya – nyata juga merujuk pada
semangat IPM untuk menjadi rumah besar berbagai komunitas
generasi muda dalam berkarya – nyata mewujudkan suatu
perubahan sosial untuk mimpi di masa depan. karya nyata
dapat dilihat sebagai proses IPM dalam melakukan Discovery
baik dari segi history kelembagaan IPM, juga dari sisi tiap – tiap
anggota serta penggerak yang ada di dalamnya hingga saat ini
sebelum dapat menyusun berbagai macam strategi gerakan
kedepannya sehingga diperlukan spirit meneguhkan untuk
dapat menjadi refleksi bagi kita agar dapat terus memperkuat
segala karya – nyata yang ada, lahir, dan berkembang saat ini.
IPM adalah organisasi non-profit yang berfungsi sebagai
wadah pengembangan kapasitas pelajar harus dapat
46
mengapresiasi segala karya – nyata sebagai upaya untuk
mendorong replikasi yang bermakna bagi setiap anggota dan
struktur yang tercermin dalam kebijakan-kebijakannya. Hal
tersebut membentuk IPM dalam mengembangkan
eksistensinya yang padat karya serta dapat menyelesaikan
masalah di lingkungan sekitar kita karena sebuah komunitas
generasi haruslah memunculkan ide – ide inovatif dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya
dan mencari solusi yang efektif sehingga memungkinkan
generasinya dapat merespon perubahan zaman dengan
pemahaman yang matang dan visioner.
Generasi Berkemajuan
Generasi berkemajuan menurut Muhammadiyah,
merujuk pada kelompok, atau komunitas yang “mendorong
pada kebaikan, dan mencegah kemungkaran” (amar ma’ruf dan
nahi munkar). Generasi berkemajuan memanfaatkan etos
kolaborasi dan etos berbagi sebagai caranya memperoleh
inspirasi sekaligus memperkuat proses amar ma’ruf dan nahi
munkar. Bercermin dari KH. Ahmad Dahlan, generasi
berkemajuan merupakan kelompok, atau komunitas yang
mampu berpikir mendalam atas kondisi realitas, potensi
mengubahnya, dan cara memanfaatkan kekuatan yang
tersedia. KH. Ahmad Dahlan memiliki visi mendalam terhadap
kondisi masyarakat yang tertindas di bawah hegemoni
47
suprastruktur baik yang dijalankan oleh kolonial maupun
feodalisme para priyayi. Dengan demikian berpikir kritis-
analitis melalui telah literasi yang mendalam akan menjadi
landasan penting generasi berkemajuan.
Arti penting menjadi generasi berkemajuan bagi aktivis
IPM terletak pada lima hal. Pertama, sebagai proses pemurnian
tauhid, yang juga berarti purifikasi motif segala tindakan
transformasi sosial sebagai bentuk pengabdian terhadap Allah
Swt. Kedua, sebagai proses pembelajaran kembali nilai-nilai al-
Qur‟an dan hadits yang mendorong inisiasi kreatif bagi ummat
dalam rangka rahmatan lil alamin. Ketiga, pelembagaan
inisiasi-inisiasi kreatif dalam rangka merawat keberlanjutan
transformasi sosial sehingga mudah direplikasi. Keempat,
berorientasi pada pembaruan-pembaruan yang mampu
mendukung kebermanfaatan yang bermakna. Kelima, bersikap
kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai kehendak murni
mendorong kemajuan kehidupan.
48
49
BAGIAN III
PROGRAM KERJA BIDANG DAN LEMBAGA
Keilmuan
Kekaderan
Keberpihakan
KeIslaman
Kemanusiaan
Keorganisasian
50
1. Keilmuan, maksudnya program dan aktivitas IPM sebagai
organisasi harus dilandasi oleh prinsip keilmuan yang
dicirikan sebagai berikut:
a. Rasional/logis
b. Berbasis kebutuhan pelajar
c. Berbasis riset
d. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan yang
sedang terjadi.
Keilmuan juga berarti segala program dan aktivitas IPM
harus karena tujuan keilmuan yakni sebagai sarana
mempelajari ilmu dan pengetahuan
51
aspirasi pelajar. IPM memiliki tanggungjawab untuk
membawa aspirasi pelajar dan mengadvokasinya. Kata
“keberpihakan” menunjukkan bahwa posisi IPM tidak
netral terhadap keadaan. IPM harus terlibat aktif atas
kepentingan pelajar. Keberpihakan adalah salah-satu
kriteria capaian umum yang sangat penting bagi IPM. Dalam
banyak kasus IPM harus mampu berpihak pada
mengadvokasi kepentingan kelompok pelajar-rentan
(pelajar difabel, pelajar perempuan, pelajar putus sekolah,
pelajar dari kelas sosial menengah ke bawah). Dengan
demikian capaian umum keberhasilan IPM terletak pada
kemampuannya menunjukkan keberpihakan yang semakin
dibutuhkan.
52
5. KeIslaman. IPM merupakan organisasi berbasis pelajar
dengan nilai-nilai keIslaman; tauhid. KeIslaman sebagai
salah-satu kriteria capaian umum berarti IPM dalam
menjalankan organisasi harus menyadari posisinya sebagai
sayap dakwah Islam Muhammadiyah. IPM bertanggung-
jawab memformulasikan model dakwah yang ramah,
menyenangkan, dan membawa manfaat bagi pelajar dan
remaja pada umumnya. IPM dituntut untuk selalu
menawarkan inovasi dakwah bagi mad’u muda.
53
sewajarnya dijalankan berdasarkan pada sifat
keorganisasian. Semua program dan kebijakan IPM harus
didasarkan pada musyawarah mufakat. Organisasi IPM
dijalankan dengan melibatkan kesepakatan semua pihak.
54
2. Organisasi dan Kepemimpinan: organisasi dan
kepemimpinan berarti hal apa saja yang dibutuhkan atau
harus disediakan oleh organisasi dan kepemimpinan dalam
memfasilitasi perjalanan organisasi menuju terwujudnya
visi.
3. Jaringan: jaringan berkaitan dengan apa yang harus
dilakukan oleh bidang atau organisasi dalam memfasilitasi
tercapainya visi yang berkaitan dengan kemitraan.
Misalnya untuk mencapai visi gerakan Iqro‟ maka perlu
ditentukan bagaimana, dengan siapa, IPM harus
membangun jejaring.
4. Sumber daya: sumber daya adalah hal apa saja yang dapat
dicapai oleh kerja organisasi atau bidang berkaitan dengan
peningkatan kapasitas anggota dan sasaran program.
Sumber daya juga berarti dukungan apa yang dibutuhkan
oleh organisasi atau bidang agar visinya tercapai
(dukungan finansial atau infrastruktur).
5. Aksi: aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan
visi. Aksi juga berarti garis besar dari apa yang dapat
dilakukan agar visi tercapai.
55
C. Program Kerja Bidang dan Lembaga
56
Memberdayakan kompetensi kader di
5 berbagai tingkatan agar mampu
Sumber daya
menjalankan misi ikatan.
Meningkatkan dan memperluas
konsolidasi gerakan di berbagai
tingkatan yang berorientasi pada
penguatan jejaring internal dan akar
rumput melalui pembinaan dan
pendampingan
6 Aksi Melengkapi dan menguatkan basis
data terintegrasi, sistematis dan jelas
sebagai dasar pelaksanaan program
yang terukur dan tepat sasaran.
Membuat sistem database yang
menjadi satu, terintegrasi, dan
tersistem.
BIDANG PERKADERAN
Berkembangnya kapasitas anggota dan
kader IPM sebagai pelaku gerakan yang
memiliki keunggulan kapasitas,
komitmen ideologis, dan mampu
1 Visi
memajukan serta menyebar-luaskan
peran IPM sebagai gerakan pelajar
dalam dinamika kemanusiaan, umat,
bangsa, dan Muhammadiyah.
57
Memperkuat kapasitas kader dan
ideologi dengan mengoptimalkan
Sistem Perkaderan IPM dengan
2 Sistem Gerakan mengadakan Pelatihan Kader Taruna
Melati secara massif yang berdaya
emansipatif dan mencerahkan dengan
spirit Islam Berkemajuan.
Mendukung segala proses kaderisasi
baik dalam wujud formal, informal, dan
non-formal. Berkomitmen untuk
Organisasi dan
3 menjaga proses perkaderan yang
Kepemimpinan
manusiawi, apresiatif, dan fokus pada
pengembangan kapasitas diri kader
sebagai generasi berkemajuan.
Meningkatkan koordinasi dan
kerjasama secara tersistem antar
4 Jaringan pimpinan dalam hal pelaksanaan
perkaderan dilingkungan masing-
masing.
Membentuk dan meningkatkan kualitas
fasilitator dan membina fasilitator yang
mampu mengembangkan perkaderan
5 Sumber daya
yang lebih relevan dan kompatibel
dengan kepentingan dan kebutuhan
para kader.
58
Mengadakan kajian-kajian
perkaderan untuk pengembangan
konsep, model, pendekatan, dan
metode yang lebih berkualitas
dalam pelaksanaan perkaderan IPM
untuk dijadikan pedoman kegiatan
perkaderan disetiap tingkatan
6 Aksi
pimpinan.
Identifikasi, penyusunan database,
dan pemetaan kader yang dimiliki
IPM di semua lini.
Mengadakan hari ber-IPM disaat
momen- momen liburan sekolah
atau saat milad
59
gerakan literasi dan komunitas ilmiah
pelajar
60
buku, seminar, bedah film, diskusi,
dan lain- lain.
Bertanggung jawab akan
kepustakaan untuk mengakomodir
buku-buku IPM
61
Mengoptimalkan bidang kajian dan
dakwah Islam sebagai sumber
inspirasi daya - kreatif pelajar
Muhammadiyah.
Membangun sinergi dan kerjasama
secara sistemik untuk memperkuat
kerja dakwah pelajar Muhammadiyah
4 Jaringan
sekaligus dalam rangka menciptakan
kolaborasi yang mampu memberi
dampak luas spirit Islam berkemajuan.
Meningkatkan kapasitas, kualitas dan
kuantitas mubaligh pelajar untuk
5 Sumber daya memenuhi kebutuhan dakwah di
kalangan pelajar sehingga ajaran Islam
menjadi inspirasi kreatif pelajar.
Membentuk dan mengembangkan
pusat penelitan, kajian, dan
informasi bidang keIslaman dan
menyusun pedoman-
pedoman/tuntunan-tuntunan dan
6 Aksi
materi keIslaman dengan merujuk
pada Himpunan Putusan Tarjih yang
dapat menjadi acuan pelajar secara
umum atau anggota IPM, seperti
pedoman kultum, kurikulum
62
kultum, materi khutbah, dan
tuntunan kehidupan beragama
sehari-hari
Meningkatkan fungsi media dakwah
seperti buletin, leaflet, website,
tabligh seluler, android, dan media
lain yang menyajikan materi/pesan
Islam yang bersifat membimbing,
meneguhkan, menggembirakan, dan
mencerahkan
Responsif terhadap isu-isu lokal,
nasional bahkan internasional.
Memberantas buta Al quran di
kalangan internal pimpinan dengan
Forum Khalaqoh Qur’an
63
Meningkatkan upaya pengembangan
seni budaya dan olahraga di kalangan
2 Sistem Gerakan pelajar yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam dan Muhammadiyah melalui
kegiatan Apresiasi Seni dan Budaya.
Menguatkan kapasitas kelembagaan
Organisasi dan
3 seni, budaya, dan olahraga di semua
Kepemimpinan
jenjang kepemimpinan IPM.
Menguatkan jejaring komunitas -
komunitas seni, baik di IPM, sekolah,
4 Jaringan ataupun luar dalam pengembangan
seni, budaya, dan olahraga di kalangan
pelajar.
Mengangkat potensi seni, budaya, dan
5 Sumber daya olahraga pelajar agar mampu bersaing
di kancah yang lebih luas.
Membentuk komunitas-komunitas
seni, festival budaya lokal, dan
olahraga serta menyelenggarakan
kegiatan pelatihan, apresiasi, dan
6 Aksi penciptaan seni budaya.
Mengadakan agenda-agenda
apresiasi seni skala nasional
mengadakan turnamen olahraga
ipm skala nasional
64
Mengadakan festival budaya
BIDANG ADVOKASI
Terwujudnya kesadaran advokasi di
lingkungan IPM atas persoalan -
persoalan agama, pendidikan, budaya,
sosial-politik, dan ekonomi yang
1 Visi
menjadi fokus gerakan IPM sebagai
“Gerakan Pelajar Berkemajuan” wujud
dakwah amar makruf dan nahi munkar
di kalangan pelajar.
Mengembangkan kesadaran advokatif
dan emansipatif serta mengintensifkan
kajian - kajian khusus tentang isu-isu
strategis advokasi hak-hak pelajar dan
2 Sistem Gerakan hak-hak anak usia pelajar serta
kebijakan nasional yang menyangkut
kepentingan pelajar melalui
pengembangan sekolah advokasi dan
tindakan pendampingan advokatif.
Menguatkan kapasitas kepemimpinan
Organisasi dan
3 dan kelembagaan dikalangan pelajar
kepemimpinan
yang responsif terhadap isu-isu
65
strategis dan kebijakan publik serta
menjadi rumah advokasi bagi pelajar
Muhammadiyah.
Meningkatkan usaha dan
mengembangkan kerjasama dengan
pemerintah dan berbagai lembaga
4 Jaringan untuk kepentingan penegakkan hukum
dalam berbagai aspek termasuk dalam
pemberatasan korupsi, narkoba, dan
terorisme.
Memfasilitasi pengembangan kualitas
pelajar yang memiliki kapasitas dalam
5 Sumber daya
bidang advokasi yang amanah,
professional dan mengemban misi IPM.
Pembentukan kesadaran hukum
melalui berbagai Lembaga social
termasuk lewat jalur pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan
kader advokasi dan menyusun
6 Aksi panduan mengenai pendampingan
pelajar terutama yang berkaitan
dengan kasus- kasus kekerasan
yang menimpa pelajar, dan juga
yang berkaitan dengan
pengembangan kapasitas advokatif
66
pelajar, serta yang berkaitan dengan
advokasi kepentingan pelajar
difabel, pelajar buruh, dan pelajar
yang dilanggar hak-hak dasarnya.
Mengembangkan forum-forum
kajian khusus tentang berbagai isu
internasional yang strategis,
seminar/publik mengenai situasi
dunia, untuk menjadi bahan
penyikapan dan langkah IPM dalam
menghadapi perkembangan dunia
internasional
Menyelenggarakan akses pendidikan
formal maupun informal bagi anak
usia pelajar yang putus sekolah.
67
dan pendampingan pengembangan
kewirausahaan pelajar.
Menguatkan lembaga/bidang
kewirausahaan, mengembangkan
Organisasi dan sistem manajemen bisnis dan tata
3
Kepemimpinan kelola ekonomi serta pemanfaatan aset-
aset untuk mendorong kemandirian
ekonomi IPM.
Mengintensifkan kerjasama dan
kolaborasi dalam rangka
4 Jaringan pengembangan daya-kreatif bidang
sehingga menjadi kekuatan yang
bermanfaat luas.
Menciptakan sikap mandiri, terampil,
5 Sumber daya dan kreatif
68
Pemberdayaan pelajar dalam
meningkatkan keterampilan diri
sejak dini menuju kemandirian
seperti: membentuk unit-unit
bisnis, koperasi, kedai/warung,
bisnis online dll
Membentuk inkubator bisnis pelajar
sebagai media aktualisasi aktivitas
bisnis dan pengembangan SDM
wirausaha
BIDANG IPMAWATI
Memperkuat dan mendukung penuh
peran pelajar perempuan sebagai kader
kemanusiaan, kebangsaan, keummatan,
dan persyarikatan melalui
1 Visi
pengarusutamaan dan dukungan
emansipatif bagi keterlibatan pelajar
perempuan dalam berbagai dimensi
kehidupan.
Mengkaji, mengembangkan, dan
mendorong isu-isu tentang hak-hak
aksesibilitas pelajar perempuan
2 Sistem Gerakan
dalam menggunakan ruang publik,
bebas dari diskriminasi, kekerasan,
dan stigma atau stereotip kultural
69
yang menciptakan perempuan
sebagai kelompok rentan
Meningkatkan kepedulian dan
respon terhadap permasalahan
pelajar perempuan serta
permasalahan remaja perempuan
pada umumnya.
Meningkatkan pengkajian gerakan -
gerakan perempuan peduli
pendidikan baik di kalangan pelajar
dan kalangan perempuan pada
umumnya.
Meningkatkan kepedulian dan
mampu memahami perkembangan
isu - isu hukum, politik, sosial,
ekonomi dan budaya.
Meningkatkan progresifitas
perempuan dalam memandang isu-
isu kekinian terutama kekerasan
pelajar perempuan dan perempuan
pada umumnya.
Mengoptimalisasi potensi kader
putri Muhammadiyah dan proses
kaderisasi melalui Pendidikan
Khusus Ipmawati (Diksusti) dan
70
menyebarluaskan/mendistribusikan
buku Diksusti khusus pendidikan
Ipmawati.
Meningkatkan kesadaran akan
pentingnya memahami kebutuhan
pelajar perempuan terutama yang
berkaitan dengan kesehatan
reproduksi melalui Pendampingan
Kesehatan Reproduksi Pelajar
(Pekarejar)
Mampu mengajak dan
meningkatkan usaha-usaha
advokasi terhadap kekerasan
perempuan terutama human
trafficking yang merusak kehidupan
keluarga dan masa depan bangsa di
Organisasi dan kalangan antar organisasi
3
Kepemimpinan perempuan maupun OKP.
Menjadikan kader perempuan
sebagai penyelaras dan penegasan
terkait perannya dengan isu-isu
kontenporer seperti perdagangan
perempuan khususnya dibawah
umur, ekploitasi pelajar sampai
71
pada persoalan secara struktur
mapun secara teologis
Mampu memperjuangkan hak-hak
pelajar perempuan tanpa
memandang diskriminasi terhadap
kelompok yang cenderung
memarjinalkan perempuan.
Mengharuskan kepemimpinan
perempuan secara mutlak di bidang
ipmawati IPM se Indonesia.
Mengoptimalisasikan potensi kader
putri (IPM) dalam proses kaderisasi
khususnya di lembaga ortom
Muhammadiyah yaitu Nasyiatul
Aisyiyah dan Aisyiyah.
Meningkatkan usaha dan kerjasama
dengan beragai pihak dalam
4 Jaringan mencegah sekaligus mengadvokasi
kejahatan Human Trafficking yang
pada umumnya menimpa kaum
pelajar perempuan.
Mengembangkan kerjasama dengan
stakeholder yang peduli terhadap
perempuan dengan memberikan
pendampingan serta, pencerdasan
72
emosional maupun spiritual di
kalangan pelajar.
Mendukung program - program
yang berkomitmen terhadap proses
emansipasi perempuan
Terus melakukan pencerdasan,
pendampingan dan penyadaran
terhdap perempuan diberagai sektor
publik sehingga adanya transformasi
5 Sumber daya kader perempuan dari masa ke masa
sehingga tidak adalagi diksriminatif,
maupun termarjinalkan baik di
lingkungan sekolah serta lingkungan
masyarakat secara luas.
Aktif melaksanakan pengajian dan
diskusi dalam rangka peneguhan
ideologi gerakan Muhammadiyah
dan IPM.
Menguatkan gerakan perempuan
6 Aksi
melalui komunitas-komunitas anti
kekerasan.
Melaksanakan seminar kesehatan
produksi yang mampu menambah
pemahaman terhadap perempuan.
73
Konsen terhadap isu-isu terkini
terkait persoalan perempuan
melalui kerjsama antar LSM
perempauan.
Mendorong figur kepemimpinan
ipmawati
Mengoptimalisasi potensi kader
putri muhammadiyah dan proses
kaderisasi melalui pendidikan
khusus ipmawati (diksusti)
BIDANG HUBUNGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
(HKI)
Membangun Internasionalisasi gerakan
1 Visi sebagai sarana perwujudan gerakan
pelajar berkemajuan
Membangun jejaring global sebagai
cara meningkatkan kapasitas
organisasi melalui penyelenggaraan
konferensi pelajar tingkat
Sistem Gerakan internasional
2
Mengembangkan bentuk – bentuk
kerjasama internasional sebagai
strategi memperluas gagasan dan
ruang lingkup yang luas melalui
kampanye Bersama
74
Memperkuat interaksi lintas bangsa
dan negara sebagai media dan
sarana partisipatif di level
internasional dengan berperan di
agenda – agenda skala global
Menggerakan dan membangun
kesadaran bahwa organisasi
merupakan bagian tak terpisahkan
dari situasi dunia internasional
Organisasi dan sehingga memunculkan
3
Kepemimpinan pengembangan organisasi, individu,
dan proses manajeral
Mampu menempatkan figur
pimpinan dengan kemampuan
berbahasa asing yang mumpumi
75
Mengembangkan kerjasama dengan
berbagai instansi, baik pemerintah,
maupun swasta, serta dalam
maupun luar negeri untuk
6 Aksi mendukung gerak IPM
Berperan aktif dalam upaya
membangun dunia mengefektifkan
kerjasama dengan berbagai
kalangan.
LEMBAGA
Untuk menunjang mimpi, ide, gagasan, dan agenda aksi
yang akan dilaksanakan oleh pimpinan IPM diperbolehkan adanya
unsur pembantu pimpinan yang disebut lembaga. Lembaga adalah
bagian yang dibentuk oleh pimpinan IPM dalam melaksanakan hal-
hal yang tidak dapat ditangani langsung oleh pimpinan dalam hal
pelaksanaan dan pengembangan operasional program. Sedangkan
batas wewenang dan kedudukan lembaga IPM ditentukan dalam
surat keputusan pimpinan yang bersangkutan dan tidak terikat
dengan periodesasi yang ada di pimpinan IPM namun Lembaga IPM
bertanggung jawab kepada Pimpinan IPM pada tingkatannya yang
sedang aktif menjadi pimpinan.Personal lembaga IPM direkrut dari
anggota IPM, simpatisan atau pelajar muslim lain yang dianggap
dapat mengemban amanah lembaga dan diberi tanggung jawab oleh
76
masing-masing pimpinan. Pimpinan IPM berhak dan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga khusus
di tingkatan yang bersangkutan.
77
Mampu mengartikulasikan
pentingnya basis gerakan
berjamaah untuk ikut mencegah
kerusakan lingkungan sehingga IPM
tidak hanya mampu memproduksi
wacana-wacana gerakan serta
melakukan aksi dan pelayanan
tetapi juga sebagai wahana dakwah
dikalangan pelajar dan masyarakat
secara nyata dan merata.
Mampu membangun relasi social secara
luas baik di kalangan pelajar,
masyarakat, pemerintah, dan lembaga
4 Jaringan
sosial sehingga semakin sadar akan
pentingnya menjaga dan melindungi
lingkungan semakin terbangun.
Menguatkan peran bersama
Muhammadiyah Disaster Medical
Centre (MDMC) dan Majelis Lingkungan
Hidup (MLH) agar mampu bekerjasama
5 Sumber daya
dan tampil sebagai gerakan pelajar
yang juga konsen terhadap konsekuensi
alam, serta upaya melestarikan
lingkungan hidup.
78
Melakukan pencerdasan kepada
masyarakat melalui gerakan sadar
lingkungan baik pendidikan formal
maupun pendidikan nonformal.
Meningkatkan gerakan ekoliterasi
(kesadaran melek lingkungan
hidup) secara konsen sebagai upaya
pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan.
Mengembangkan forum-forum
6 Aksi sadar lingkungan untuk mengkaji
isu-isu kerusakan lingkungan serta
terus melakukan seminar/publik
mengenai situasi dunia terutama
pemasan global, penipisan ozon,
limbah pabrik, dan
eksploitasi sumber daya alam oleh
korporasi asing.
Turut berpartisipasi dalam
mengkampanyekan hidup cinta
lingkungan.
79
sarana dakwah dan syiar Islam di
kalangan pelajar.
Mengembangkan model
pengembangan media, komunikasi,
teknologi, dan informasi sebagai sarana
2 Sistem Gerakan penguatan internal organisasi dan
penyebarluasan gagasan melalui
penyelenggaraan kelas manajemen
media bagi pelajar
Memperkuat kapasitas internal
Organisasi dan
3 organisasi melalui pemanfaatan media,
Kepemimpinan
komunikasi, teknologi, dan informasi.
Membangun jaringan dengan berbagai
pihak dibidang media, komunikasi,
4 Jaringan
teknologi, dan informasi sebagai
langkah penguatan strategi gerakan.
Melahirkan kader yang sadar dan
mampu mengoptimalkan media,
5 Sumber daya
komunikasi, teknologi, dan informasi
sebagai sarana dakwah dan syiar IPM.
Mengembangkan jaringan media yang
dapat menyuarakan kepentingan
6 Aksi
pelajar dan sesuai dengan nilai-nilai
dasar IPM.
80
LEMBAGA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI (LaPSI)
Membangun budaya riset, sebagai
wadah dari pengembangan keilmuan,
isu strategis dan inovasi pergerakan
1 Visi
sekaligus membantu pengambilan
keputusan pimpinan IPM yang berbasis
riset.
Meningkatkan budaya riset, dan
Sistem pelatihan metodologi riset di kalangan
2
Pergerakan pelajar sebagai wadah pengembangan
intelektual pelajar.
Memperkuat kapasitas internal
Organisasi dan
3 organisasi dengan pengembangan isu
Kepemimpinan
strategis dan riset
Membangun jaringan dengan berbagai
pihak sehingga pelajar semakin
4 Jaringan tersadar dan berkembang dalam
budaya riset dan pengambilan
keputusan yang rasional
Melahirkan peneliti-peneliti muda
5 Sumber Daya sebagai kader intelektual ikatan dan
persyarikatan.
Mengembangkan budaya riset
6 Aksi Membentuk tim riset
81
Mengadakan pelatihan-pelatihan metodologi
penelitian.
Membantu pimpinan IPM dalam pengambilan
keputusan yang berbasis riset.
82
Memperkuat jaringan kelembagaan
dengan media-media pelajar dan
generasi muda di Indonesia
4 Jaringan
Komunikasi intensif dan sinergi
dengan seluruh pimpinan IPM di
berbagai tingkatan.
Meningkatkan kualitas kader di bidang
literasi di berbagai tingkatan yang
secara spesifik mampu menjalankan
misi ikatan sesuai perkembangan
zaman khususnya dalam hal
5 Sumber Daya
peningkatan kemampuan bahasa
asing, mewujudkan budaya keilmuan
di kalangan pelajar, dan mampu
mengelola usaha penerbitan media
cetak.
Meningkatkan kualitas jangkauan
pemberitaan dan pendistribusian
majalah Kuntum sebagai bagian dari
lembaga Pustaka
6 Aksi Menerbitkan ulang artefak-artefak
ikatan dan mendistribusikannya ke
seluruh Indonesia.
Mempelopori usaha bilingualism
artefak-artefak ikatan yaitu
83
penerjemahan ke dalam Bahasa
Inggris.
84
85
BAGIAN IV
STRATEGI KOMUNITAS KREATIF
86
dijawab oleh IPM karena pada dasarnya memiliki berbagai potensi
dengan karakteristik:
1. Nge-Group, berkumpul dengan kawan sebaya.
2. Memiliki kecendrungan menciptakan hal yang baru serta
menantang (inovatif).
3. Kreatif (menemukan jalan lain atau arus yang berbeda dari
yang sebelumnya) dan lain sebagainya.
87
mengembang-kan potensi yang terdapat pada setiap individu.
Komunitas tidak bersifat mengikat (bebas) dalam mengekspresikan
diri. So, komunitas ikatannya lebih ke batin dan kultural. Bukan
formal birokratis, apalagi administratif.
Istilah komunitas dalam al-Qur’an adalah ummah, yaitu
berakar dari kata al-umm (induk, ibu). “Komunitas” sejajar dengan
“ummat”. Ummat asal kata dari amma-yaummu, berarti “menuju”,
“menumpu”, “meneladani”. Kata “amm” juga berati berniat dan
bermaksud, berarti komunitas harus dibangun atas maksud, niat
dan cita-cita yang sama. Tidak ditemukan satupun penggunaan
istilah komunitas (Arab: al-mujtama’) dalam al-Qur’an. Namun lebih
banyak menggunakan istilah ummah. Walaupun, ada 12 term
Komunitas, dalam penelitian Ali Nurdin (2006: 57-99), yaitu qaum,
ummah, sya’b, qabilah, firqah, thaifah, hizb, fauj, ahl, alu, al-Nas, dan
asbath.
Menurutnya ada tiga kata inti dari ummah, (1) suatu golongan
manusia (jamaah, komunitas); (2) setiap kelompok manusia yang
dinisbatkan kepada Nabi; (3) setiap generasi manusia sebagai satu
ummat. Dari makna harfiah di atas, ummah adalah suatu komunitas
yang hidup teratur, mempunyai tujuan (impian) dan aturan main
berkelompok untuk mewujudkan tujuannya (utopianya). Intinya,
komunitas itu punya satu impian yang sama. Sebuah perkumpulan
manusia yang para anggotanya memiliki tujuan yang sama, yang
satu sama lain saling bahu membahu agar bisa bergerak menuju
tujuan yang dicita-citakan berdasarkan kepemimpinan kolektif.
88
Adapun maksud komunitas-kreatif, kumpulan orang-orang
(lebih dari satu orang) yang memiliki visi dan misi (keinginan) yang
sama, dan dirasa dapat berkembang bersama, bergerak bersama,
untuk melakukan perubahan yang terealisir dalam sebuah aktivitas
yang dapat dirasakan orang lain. Ini kemudian dapat dijadikan
sebuah strategi gerakan IPM untuk melakukan perubahan sosial dan
kebudayaan.
Dalam tanfidz Konpiwil 2011, Kreatif ialah Kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun kombinasi
terhadap hal yang sudah ada. Kreativitas ialah Suatu proses yang
menhasilkan sesuatu baru dalam bentuk gagasan atau suatu obyek
dalam bentuk atau susunan yang baru. Strategi gerakan untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, karya nyata
baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi terhadap hal-hal
yang sudah ada dalam rangka memperjuangkan nilai-nilai yang
diperjuangkan IPM di kalangan pelajar. Sebuah generasi
membentuk identitas kolektifnya dari sekumpulan pengalaman
yang sama, yang melahirkan sebuah identitas dalam cara-cara
merespons, dan rasa keterikatan tertentu dalam suatu cara di mana
semua anggotanya bergerak dengan dan terbentuk oleh kesamaan
pengalaman-pengalaman mereka. IPM harus menjadi organisasi
aksi kolektif yang mempertautkan minoritas kreatif yang berserak
menjadi blok nasional pengubah sejarah.
Dalam karakter Gerakan Pelajar Berkemajuan (Azaki, 2012)
dapat digunakan tiga karakter utama dalam membentuk komunitas
89
yaitu, pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan sebagai
prinsip membentuk komunitas. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1. Dakwah Pencerdasan. Ini adalah strategi dakwah yang
berorientasi pemecahan masalah yang dihadapi oleh pelajar
(basis massa). Jika ingin mendakwai anak jalanan, maka harus
memecahkan masalah-masalah mereka, seperti kemiskinan,
aleniasi, keterbatasan akses, dan ketertindasan. Dakwah
bersifat problem soving. Pencerdasan ialah memajukan.
Pencerdasan dengan nilai-nilai utama (positif) untuk
kehidupan mereka.
2. Dakwah Pemberdayaan. Ini adalah dakwah yang bersifat
melibatkan pelajar. Kegiatan dimulai dari mengidentifikasi
problem-problem pelajar, potensi-potensi yang mereka miliki,
dan melakukan analisis sehingga dapat dipetakan masalah dan
kebutuhan pelajar. Pelajar diajak bersama mengenali masalah
yang mereka hadapi, juga menemukan kekuatan energi positif
yang kemudian digunakan untuk menghadapi persoalan hidup
dengan kekuatan positif yang dinamis.
3. Dakwah Pembebasan. Ialah perubahan dari kondisi
tertinggal menjadi tumbuh dan berkembang, dari terbelenggu
dan tertindas menjadi terbebaskan. Mereka menjadi manusia
seutuhnya.
Dalam Ikhtiar panjang IPM untuk terus menjawab tantangan
zaman, maka pada kesempatan kali ini, komunitas kreatif akan
menjadi strategi dakwa kultural yang ada di tubuh ikatan pelajar
90
Muhammadiyah. Posisinya akan dijadikan sebagai pusat – pusat
aktivitas pelajar untuk mengembangkan minat dan bakatnya dalam
berbagai hal, berbeda dengan lembaga dan bidang yang posisinya
formal dan diatur dalam Anggaran dasar serta anggaran rumah
tangga IPM.
Bidang
Struktural
Strategi Lembaga
dakwah IPM
Kultural Komunitas
A. Orientasi
Komunitas kreatif IPM haruslah dapat mewadahi minat dan
bakat pelajar dalam keahlian (softskill) khusus yang
mempunyai nilai-nilai Intelektualitas dan kreatifitas dalam
meninggkatkan dan menggembangkan potensi dan keahlian
generasi muda dengan tujuan:
1. Menciptakan wadah untuk mengapresiasi potensi dan
minat pelajar dalam bidang keilmuan dan kreatifitas.
2. Mengembangkan dan meningkatkan berbagai ragam
minat dan potensi kader Ikatan sehingga terwujud kader-
kader yang kompeten dalam berbagai bidang Ilmu
Pengetahuan.
3. Pelajar dapat menyalurkan minat dan bakat dengan
membentuk komunitas
91
4. Pelajar mempunyai keahlian (softskill) khusus.
5. Terbinanya pelajar yang dapat mengokohkan organisasi
dalam bidang Keilmuan, kesenian, kebudayaan, dan
teknologi.
92
Berikut adalah beberapa contoh komunitas yang
berorientasi formal pada pimpinan IPM:
a. Kompas PM di IPM Jawa Timur
b. Pelajar Berbagi di IPM DIY
c. Garasi Ilmu di IPM Tanggerang Selatan
d. L-Qalam di IPM Kebayoran Lama
e. Komunitas Robotik di IPM Kota Denpasar
f. Teater Enter di IPM Kota Denpasar
2. Nonformal
Nonformal berarti komunitas akan dibuat seluwes dan
secair mungkin, walau terinisiasi oleh pimpinan IPM pada
tingkatannya masing – masing, Dalam sifat nonformal ini,
terdapat beberapa poin yang dapat menjadi ciri-ciri
komunitas formal yaitu:
a. Setiap pegiat komunitas tersebut diberikan kebebasan
dan keleluasaan dalam mengelola komunitasnya
tersebut dengan tetap mengimplementasikan nilai –
nilai yang dipegang oleh IPM
b. Tidak secara formal melekat pada tiap kebijakan yang
ada pada pimpinan IPM di tingkatannya (tidak harus
masuk kedalam program kerja, atau kebijakan lainnya
pada pimpinan IPM) dengan tetap bisa ada dalam
93
koordinasi dengan secara resmi berada dibawah sistem
organisasi pimpinan IPM ditingkatannya.
c. Komunitas dapat muncul dan terinisiasi hanya dengan
minat bakat yang dimiliki pimpinan IPM pada periode
tertentu dan dapat berbeda pada periode yang lainnya.
d. Inisiasi komunitas ini tidak harus selalu atas dasar
sebuah kerja pada sebuah bidang di IPM pada
tingkatannya dan setiap aktivitas nya tidak perlu
dilaporkan pada tiap musyawarah pimpinan IPM
ditingkatannya.
e. Dapat diproduksi sebanyak – banyaknya pada setiap
periode Kepemimpinan di IPM pada tingkatan masing –
masing dan diposisikan sebagai mitra, dan berbagai
posisi lainnya.
94
titik tekan dalam langkah IPM menghadapi tantangan
zaman. Dengan berbagai macam sifat, model, dan metode
nya masing – masing IPM pada tingkatan, dan wilayah
tertentu yang namun tetap bertumpu pada mimpi besar
nilai - nilai IPM sehingga pada suatu ketika akan banyak
aktivitas pelajar yang terinisiasi oleh dan dari Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
B. Nilai – Nilai
Komunitas kreatif IPM berbasis pada kesatuan kelompok
pelajar yang bergabung dalam satu minat dan hobbi tertentu
Anggota pelajar Muhammadiyah maupun pelajar lainnya yang
memiliki minat dan bakat yang sama . sehingga komunitas ini
tetap pada bentuknya sebagai wadah pengambangan minat,
dan bakat pelajar.
Kesukarelaan harus muncul dalam tiap – tiap aktivitas
karena tiap – tiap orang dalam inti komunitas haruslah
Memiliki kesamaan ide ataupun gagasan yang digulirkan dalam
komunitas tersebut, Merasa tujuan yang diemban dalam
komunitas tersebut dapat mewadahi keinginannya sehingga
dapat terwujud Suasana komunitas yang menyenangkan dan
membuat mereka bahagia, serta produktif. Dalam menjalankan
aktivitasnya maka komunitas kreatif IPM haruslah memiliki
pembeda dari komunitas lain, yaitu:
95
1. Nilai KeIslaman (Menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-
nilai ajaran Islam).
Islam yang dimaksud adalah agama rahmatan lil 'alamin
yang membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan
ketentraman bagi seluruh umat manusia yang bersumber
dari Al- Qur'an dan as-Sunnah. Artinya, nilai Islam yang
dihadirkan dalam komunitas ini adalah Islam yang sesuai
dengan konteks zaman yang selalu berubah-ubah dari satu
masa ke masa selanjutnya sesuai dengan apa yang diyakini
oleh Muhammadiyah.
2. Nilai Keilmuan
Nilai ini menunjukkan bahwa komunitas kreatif ini
memiliki perhatian serius terhadap ilmu pengetahuan
sebagai dasar penting dalam mengetahui dunia secara luas,
serta menjadi dasar dalam tiap aktivitasnya.
3. Nilai Kemandirian
Nilai ini ingin mewujudkan pegiat – pegiat komunitas yang
memiliki jiwa yang independen dan memiliki ketrampilan
pada bidang tertentu (skill) sebagai bentuk kemandirian
personal dan gerakan tanpa selalu bergantung.
4. Nilai Kemasyarakatan
Nilai kemasyarakatan dalam komunitas ini harus berangkat
dari kesadaran IPM untuk selalu berpihak kepada cita-cita
penguatan masyarakat sipil. Sehingga komunitas yang
diinisiasi ipm apapun bentuknya haruslah bernafas dan
96
bertujuan untuk membuat sebuah social change dan
kebermanfaatan bagi masyarakat.
C. Stakeholder
Sebuah komunitas kreatif dalam beraktivitas dan
menghasilkan karya – karya nyata nya ditengah era Disrupsi
hari ini tidak dapat menutup dirinya dari dunia luar. Sebagai
bentuk mengimplementasikan Spirit Pelajar Berkemajuan
(Sharing, dan Kolaborasi) yang telah di hasilkan pada
Muktamar yang lalu maka memang sangat dibutuhkan
sinergitas dengan berbagai stakeholders yaitu:
1. Pemerintah
Sesuai dengan perannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadi stakeholder penting dalam melakukan
aktivitas kerja – kerja menghasilkan karya nyata untuk
kemajuan generasi penerus bangsa.
2. Researcher
Research /penelitan atau hasil – hasil kerja ilmiah akan
berperan penting dalam membuat dan membangun dasar –
dasar sebuah transformasi kehidupan
3. Komunitas lain/asosiasi
Posisi dan peran Komunitas lain / asosiasi sangat strategis
karena akan membentuk sebuah ekosistem (jaringan)
97
untuk menumbuhkan inisiatif, partisipatif dan antusias
sebagai implementasi spirit Sharing dan Kolaborasi
4. Jaringan Internasional
Dalam rangka menjawab tantangan zaman, maka posisi dan
peran jaringan internasional juga cukup penting untuk
dapat membentuk sebuah jaringan sharing dan kolaborasi,
karena hari ini kita tidak hidup hanya untuk Indonesia saja
namun kita ada ditengah masyarakat dunia yang tanpa
sekat serta batas ruang, dan waktu lagi.
5. Media
Sesuai dengan perannya maka media bermanfaat untuk
memberitakan, mensosialisasikan dan menginformasikan
yang baik dan benar serta membackup proses
pengembangan dan pemberdayaan.
D. Hirarki Aktivitas
1. Pimpinan Pusat
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas
kreatif IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi
titik tekan dalam langkah IPM menghadapi tantangan
zaman. Pada kesempatan ini, pimpinan Pusat dapat
melakukan beberapa hal untuk melakukan kontribusi
dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah :
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang
lingkup nasional
98
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di tingkat nasional
c. Membuat, dan mengelola jaringan – jaringan kolaborasi
komunitas kreatif (asosiasi, dll)
d. Membuat, dan mengelola agenda – agenda sharing, serta
pengembangan komunitas kreatif di tingkat nasional
(literacy camp, kopdarnas, dll)
2. Pimpinan Wilayah
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas
kreatif IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi
titik tekan dalam langkah IPM menghadapi tantangan
zaman. Pada kesempatan ini, pimpinan Wilayah dapat
melakukan beberapa hal untuk melakukan kontribusi
dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah :
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang
lingkup Provinsi
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di tingkat provinsi
c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi komunitas
kreatif (asosiasi, dll) di tingkat provinsi
d. Membuat agenda – agenda sharing, serta
pengembangan komunitas kreatif di tingkat Provinsi
(literacy camp, kopdar, dll)
99
3. Pimpinan Daerah
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas
kreatif IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi
titik tekan dalam langkah IPM menghadapi tantangan
zaman. Pada kesempatan ini, pimpinan Daerah dapat
melakukan beberapa hal untuk melakukan kontribusi
dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah :
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang
lingkup Kabupaten/Kota
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di tingkat Kabupaten/kota
c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi komunitas
kreatif (asosiasi, dll) di tingkat kabupaten/kota
d. Membuat agenda – agenda sharing, serta pengembangan
komunitas kreatif di tingkat kabupaten/kota (literacy
camp, kopdar, dll)
4. Pimpinan Cabang
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas
kreatif IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi
titik tekan dalam langkah IPM menghadapi tantangan
zaman. Pada kesempatan ini, pimpinan Cabang dapat
melakukan beberapa hal untuk melakukan kontribusi
dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah:
100
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang
lingkup cabang tersebut
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di ruang lingkup cabang tersebut
c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi komunitas
kreatif (asosiasi, dll) di ruang lingkup cabang tersebut
d. Membuat agenda – agenda sharing, serta pengembangan
komunitas kreatif di ruang lingkup cabang tersebut
(literacy camp, kopdar, dll)
5. Pimpinan Ranting
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas
kreatif IPM menjadi salah satu strategi yang harus menjadi
titik tekan dalam langkah IPM menghadapi tantangan
zaman. Pada kesempatan ini, pimpinan ranting dapat
melakukan beberapa hal untuk melakukan kontribusi
dalam implementasi strategi komunitas kreatif ini adalah:
a. Menginisiasi, serta mengelola komunitas kreatif ruang
lingkup ranting tersebut (sekolah/desa/masjid)
b. Memfasilitasi komunitas – komunitas kreatif pelajar
dengan stake holder di ruang lingkup ranting tersebut
(sekolah/desa/masjid)
c. Membuat jaringan – jaringan kolaborasi komunitas
kreatif (asosiasi, dll) di ruang lingkup ranting tersebut
(sekolah/desa/masjid)
101
d. Membuat agenda – agenda sharing, serta pengembangan
komunitas kreatif (literacy camp, kopdar, dll) di ruang
lingkup ranting tersebut (sekolah/desa/masjid)
102
103
BAGIAN IV
AGENDA AKSI DAN REKOMENDASI
A. Agenda Aksi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam perjalannya
istiqamah dengan gerakan literasi dan pemberdayaan teman
sebayanya, hal ini dikarenakan pelajar sebagai basis masa IPM
tidak bisa lepas dengan aktivitas literasi sebagai identitasnya
dalam tatanan masyarakat, serta nilai pemberdayaan teman
sebaya yang sangat penting bagi pelajar untuk dapat melewati
masa mudanya mempersiapkan diri menjadi generasi tangguh
berkemajuan penerus peradaban.
Dalam perkembangannya, dua nilai tersebut juga telah
dengan apik diejawantahkan tidak hanya menjadi agenda aksi
belaka namun juga menjadi nilai – nilai penting pengiring
tumbuh dan berkembangnya IPM seperti spirit 3T dan 3P dalam
pelajar berkemajuan, oleh karena itu sudah selayaknya IPM
dapat kembali menaruh nilai pemberdayaan teman sebaya dan
jihad literasi tidak lagi hanya akan menjadi gerakan tetapi
menjadi ilham dari setiap gerakan yang akan direncanakan serta
dilakukan oleh IPM. Untuk dapat menjalankan perannya sebagai
gerakan pelajar pada setiap zamannya, maka pada kesempatan
kali ini berikut adalah beberapa agenda aksi yang akan
dilaksanakan oleh ipm ke depannya:
104
1. Student Earth Generation (SEG)
Kerangka Dasar
Student Earth Generation (SEG) adalah salah satu bentuk
agenda aksi dari konservasi ekologi yaitu membentuk
generasi milenial untuk peduli pada aksi-aksi bidang
lingkungan. Bentuk aksi dari Student Earth Generation ini
dapat fleksibel sesuai dengan ranah masing masing. Dimulai
dari gerakan paling ringan yaitu memisahkan-mendaur-
sampai menjadi barang yang siap guna. Student Earth
Generation ini pula tidak hanya berhenti pada tahapan
sampah saja namun pada persoalan lingkungan.
Realitas sosial yang terjadi Lingkungan kita telah banyak
mengalami kerusakan. Kerusakan lingkungan memberikan
dampak negatif terhadap kehidupan manusia. Oleh karena
itu, diperlukan cara - cara mengatasi kerusakan lingkungan
maka Student Earth Generation ini bergerak dalam
beberapa lini diantaranya : Reboisasi atau penghijauan di
lahan yang telah rusak, Mencegah penebangan liar dengan
melakukan aksi Campaign, Mengurangi penggunaan bahan
bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan bakar
alternative, Melakukan gerakan kampanye penggunaan
kantong kresek yang dapat di daur ulang, Membuat
sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan
sebagai lahan pertanian, Mengolah limbah terlebih dahulu
sebelum dibuang kelingkungan, Menggunakan bahan-bahan
105
yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah,
Melakukan upaya remidiasi, yaitu membersihkan
permukaan tanah dari berbagai macam polutan.
Tujuan
Adapun tujuan dari Agenda Aksi ini adalah :
1) Gerakan penyadaran, hal yang paling fundamental dalam
setiap aksi adalah tumbuhnya kesadaran dari lini pelajar
dan masyarakat umum secara luasnya.
106
2) Munculnya campign-campaign peduli lingkungan
melalui media sosial.
3) Adanya kecenderungan lembaga-lembaga pendidikan
akan pentiangnya pesantren ekologi dalam program
kerja mereka.
4) Munculnya relawan-relawan peduli Lingkungan.
5) Terjalinnya relasi lokal maupun Internasional baik
melalui Lembaga/organisasi mapun Komunitas
lingkungan yang terbentuk
Pengorganisasian
Sub judul diatas buka bermaksud menekan pada tahap
struktur IPM namun lebih luas dari pada itu.
Pengorganisasian disini lebih kepada pelaku dan
bagaimana, serta siapa pelaksana Agenda Aksi ini. Agenda
aksi ini dapat diterapkan seluruh level struktur IPM mulai
dari wilayah sampai ranting, serta komunitas-komunitas
yang dikembangkan oleh gerakan IPM. Gerakannya lebih
disederhanakan tergantung level atau tingkatannya.
Tentunya kelas kelompok ranting akan sulit masuk
terhadap problem lingkungan (kerusakan hutan). Maka
untuk tahap seperti ranting lebih di utama pesantren
ekologi yaitu seperti pengelolaan limbah botol, kertas sisa
yang sudah tidak terpakai atau koran bekas, kain perca,
daun-daun serta lainnya sebagainya.
107
Masing-masing tingkatan struktur boleh atau dapat
mengambil masalah sesuai dengan kemampuannya ataupun
kondisi kedaerahannnya. Sehingga tidak terpatok pada
struktur tertentu mapun Isu tertentu dalam konteks
lingkungan.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaanya kami tidak membatasi masing-
masing tingkatan organisasi maupun komunitas untuk
bereksplorasi. Namun hanya sebatas memberikan
gambaran agenda aksi :
1. Tahap Penyadaran : Dalam tahap ini harus memulai
campaign-campaign Infografis tentang lingkungan, perlu
diingat bahwasanya campaign harus jelas sasarannya
bukan hanya sekedar share melalui media sosial.
Adapun tahap ini dimulai dengan jangka waktu 1-3 bulan
2. Tahap Pembentukan : Setelah adanya campaign
penyadaran maka mulailah dikelompokkan. Ingat jangan
terburu-buru untuk membentuk struktur seperti di IPM
biarkan forum berkolaborasi dengan keadaan terlebih
dahulu. Dalam tahap ini pula peserta akan dibimbing
oleh fasilitator yag berasalah dari NGO, Pemerintahan
(Dinas Lingkungan), mapun penyuluh dalam lembaga
Kemenag.
108
3. Tahap Aksi : tahap ini mereka digiring untuk melakuan
pengelolaan. Secara simpel seperti Bank Sampah, mulai
dibentuk struktur Ketua, Sekretaris, Bendahara. Jika
dimungkinkan dapat berkembang dalam bidang yang
sekiranya dibutuhkan. Dalam tahap aksi ini kelompok
atau forum belum berjalam secara mandiri sehingga
perlu pemantauan secara masih 3-4 bulan. Sampai
terbentuk karya-kara yang ringan namun menarik.
4. Tahap Pengujian : Setelah selesai semua, forum akan
diajak ke ajang pameran atau lomba-lomba yang
diadakan oleh Pemerintah maupun Organisasi
Muhammadiyah.
5. Tahap Monitoring : Barulah mereka yang terlibat sejak
awal boleh dilepas untuk dapat bereksplorasi sesuai apa
yang telah dilatih, kita sebagai IPM dapat memantau
seperti memeriksa kegiatan bulanan mapun ikt terlibat
di dalamnya.
Best Practice
1. Pelajar Mengajar (PD IPM Surabaya)
Dengan mengintegrasikan berbagai macam aktivitas
literasi di daerah binaannya, pelajar mengajar telah
dengan apik melakukan berbagai macam
pengejawantahan dari apa yang telah dia renungkan,
salah satu kegiatannya adalah gerakan pengelolaan
109
sampah dengan baik dan benar, gerakan bank sampah,
hal ini menjadi menarik karena lokasi nya yang betul
betul di tengah masyarakat.
110
dunia pendidikan selema ini nak-anak bekebutuhan khusus
mengikuti pendidikan yang sesuai dengan kelainannya.
Secara tidak disadari akan membangun tembok
eksklusifisme bagi anak-anak tersebut. Akibatnya dalam
lingkungan masyarakat anak berkebutuhan khusus
tersingkirkan dari masyarakat. Sementara anak-anak
Inklusi sendiri merasa mereka menjadi bagian yang tidak
Integral dengan realitas kemasyarakatan. Secara dasar
Hukum mulainya agenda Inklusif muncul dalam
Conventional on the right of person with Disabiliteis and
optional protocol yang disahkan pada maret 2007 dalam
pasal 24. Adapun tujuannya adalah untuk menjalin
partisipasi penuh anak berkebutuhan khusus dalam
masyarakat.
111
gerakan penyadaran kepada lapisan masyarakat yang
paling terdidik yaitu pelajar, menjadi tujuan untuk untuk
menjadi agent-agent di periode kedua untuk bergerak dan
terus masif melakukan aksi-aksi kepedulian.
Tujuan
1. Tumbuhnya pengetahuan dan kepedulian terhadap anak
berkebutuhan khusus
2. Munculnya pemahaman akan pentingnya memberikan
penghargaan mulai dari perkembangan, motivasi serta
berinteraksi dengan media pembelajaran
3. Pemahaman tentang hambatan belajar, baik disebabkan
kelainan fisik maupun mental
4. Pemahaman tentang menciptakan lingkungan yang
ramah bagi penyandang disabilitas
5. Terbentuk rasa kepedulian untuk berkolaborasi dan
berdaya tanpa membedakan kelas sosial
6. Tumbuhnya forum-forum diskusi tentang inklusi yang
memberikan dampak pada pemahaman ke masyarakat
Pengorganisasian
Di era 4.0 ini, campaign lebih diutamakan melalui media
sosial. Karena mayoritas masyarakat kita adalah generasi
muda, yaitu dengan ledakan bonus demografi. Tentu ini
dapat menjadi objek sosialisasi. Maka IPM saat ini memiliki
112
aset yaitu Team Media. Melalui potensi ini nantinya
merekalah yang melakukan kegiatan Campaign dengan
pengorganisasian melalui IPM dalam hal ini bisa di bawah
Bidang Advokasi, maupun bidang umum. Selanjutnya dapat
pula dimulai dari komunitas Literasi yang sudah berjalan di
IPM. Maka hanya tinggal menggiring kajian-kajian tentang
Inklusi.
Pelaksanaan
1. Tahap Pengumpulan data : IPM menjadi Litbank
terhadap kajian mengenai Inklusi mulai dari siapa itu
Inklusi, bagaimana perkembangannya, serta hal-hal
lainnya yang sekiranya mendukung hal tersebut. Serta
dibutuhkan kajian bersama Akademisi untuk
mendukung data-data IPM hari ini.
2. Tahap Menyusun Infografis : Setelah data terkumpul
lengkap disertai data-data pendukung lainnya. Maka di
susunlah konten-konten infografis yang mudah dan
menarik, perlu diingat tahap ini harus jelas apa isu yang
akan diangkat pada bulan pertama, serta apa capaian
informasi yang akan disampaiakan
3. Tahap Evalusi : Buatlah polling melalui media sosial
tentang kepuasan atas Infografis yang IPM berikatan
terhadap khalayak. Perlu juga mengevaluasi bagaimana
khalayak memahami tentang Inklusi.
113
Best Practice
1. Campaign Pelajar Ramah Disabilitas (PD IPM Banyumas)
Berawal dari keprihatinan PD IPM Banyumas melihat
banyaknya penyandang disabilitas yang dipandang
sebelah mata dan tidak mendapat penghidupan seperti
layaknya manusia normal lainnya. PD IPM Banyumas
mencoba melakukan gerakan kesetaraan untuk orang
disabilitas lebih khusunya yang tergolong masih pelajar.
Dimulai dari internal pimpinan yang bekerjasama
dengan komunitas pendamping difabel PD IPM
Banyumas melakukan kampanye Pelajar Ramah
Disabilitas dengan pembuatan video-video dan
infografis berkaitan disabilitas dan kesetaraan seperti
Video membaca surat Al-fatihah dengan gerakan isyarat
yang diunggah dimedia sosial. Harapannya pelajar-
pelajar difable mendpaat kesetaraan untuk hiudp
berdampingan dengan pelajar normal termasuk dalam
mengembangkan minat dan bakat termasuk
berorganisasi.
114
3. Studentpreneur
Kerangka Dasar
Agenda aksi ini menjadi upaya yang dilakukan untuk
menjawab tantangan perkembangan zaman di era 4.0 dan
juga menjaga khittah perjuangan Muhammadiyah dan IPM,
IPM perlu untuk membangun kemandirian diri dan juga
kemandirian pelajar dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi sekaligus membentengi diri dari dampak negative
perkembangan zaman yang jika tidak diterima dengan
positif maka akan menggerus tubuh IPM. Hal ini tentunya
membuat IPM harus “berdaya” dan memberdayakan pihak
di sekitarnya sebagai upaya gerakan pemberdayaan di IPM.
Pihak di sekitarnya dalam konteks ini juga termasuk pelajar
penyandang disabilitas, sudah saatnya IPM peduli dengan
pelajar penyandang disabilitas yang tentunya menjadi
bagian dari pelajar itu sendiri. Upaya pemberdayaan juga
merupakan upaya tindak lanjut dari proses pencerdasan di
IPM. Sehingga kelak pelajar dan kader IPM setelah paham
dan sadar akan realitas juga mampu membangun
kemandirian diri untuk kemudian dapat memberdayakan
pelajar yang lain dengan gaya milenial sesuai dengan zaman
dan diterima oleh basis masanya sehingga tercipta
sociopreneur atau kewirausahaan yang inklusif.
Yang diupayakan dalam agenda aksi ini adalah
membangkitkan kesadaran dan membangun aktivitas
115
kewirausahaan yang inklusif di IPM yang bukan hanya
berorientasi pada “self profit”, tetapi juga memberdayakan
lingkungan sekitar dan memberi dampak sosial yang baik
dari aktivitas kewirausahaan tersebut.
Tujuan
1. Mebangkitkan kesadaran dan ketertarikan pelajar dalam
dunia kewirausahaan.
2. Melakukan upaya pemberdayaan ekonomi yang inklusif
bagi kader IPM khususnya dan pelajar umumnya.
3. Membangun kemandirian ikatan khususnya dan pelajar
umumnya.
4. Menciptakan aktivitas yang memiliki dampak sosial yang
positif melalui kewirausahaan yang inklusif.
5. Memanfaatkan teknologi dan tren masyarakat dalam
memberdayakan ekonomi pelajar
Pengorganisasian
Dalam agenda aksi ini keterlibatan seluruh elemen dan
lintas struktur sangat didorong. Dari tataran grassroot
hingga pusat perlu keterlibatan dalam mengkampanyekan
sadar dan aksi kewirausahaan yang bernilai sosial.
Kemudian diorganisir dalam wadah untuk menjaga
keproduktivitasannya. Selain itu dalam agenda aksi
116
sociopreneur ini juga memberikan satu media yang dapat
menjadi sarana display dan penjagaan etosnya.
Pelaksanaan
1. Campaign Pelajar Berdaya
Proses pertama dalam agenda aksi ini adalah Campaign
Pelajar Berdaya, yang dilakukan oleh seluruh tataran
kepemimpinan IPM dengan memaksimalkan media yang
dimiliki. Campaign ini menjadi upaya membangkitakan
kesadaran dan ketertarikan pelajar pada dunia
sosiopreneur yang inklusif dengan gaya yang milenial.
Dengan campaign ini mengajak pelajar untuk memulai
menjadi pelajar yang berdaya.
2. Inkubator Bisnis Pelajar
Tumbuhnya kesadaran dan minat pelajar pada dunia
sosiopreneur perlu terus diberdayakan untuk terus
produktif dan berkembang. Membuat inkubator bisnis
pelajar salah satunya dapat melalui Komunitas yang
akan menjadi wadah penumbuh-kembangan
pemberdayaan ekonomi pelajar dan penjagaannya
hingga munculnya jaringan saudagar pelajar.
3. Marketplace Usaha Pelajar
Memberdayakan ekonomi pelajar dan mencitakan
kemandirian baik pelajar maupun ikatan tidak berhenti
pada proses penyadaran dan pemberdayaan akan
117
produktivitas ekonomi pelajar. Problem yang terjadi
pada pemberdayaan ekonomi pelajar adalah pemasaran
dan distribusi produk dalam lingkup pasar yang lebih
luas, maka perlu menciptakan inovasi media promosi
dan distribusi yang diwujudkan dalam sebuah market
place usaha pelajar yang dibuat oleh pimpinan pusat
sebagai media akselerasi dan incubator bisnis.
Best Practice
1. GEDANG (Gerakan Dagang) (PD IPM Pasuruan)
Gedang adalah komunitas yang mengajak kepada pelajar
untuk berdagang sebagai usaha ekonomi menjadikan
pelajar mandiri dimulai dari uang jajan. Tujuan dari
komunitas ini adalah dengan ajakan secara masal maka
motivasi pelajar untuk berdagang menjadi lebih tinggi
dengan produk yang berbeda-beda.
2. Toko/Distro milik IPM: Distro IPM Jogja, Nuun Art,
Sudah banyak toko atau distro yang dimilki oleh IPM dari
tataran Pimpinan Ranting hingga Pimpinan Wilayah. Hal
ini men unujukkan bahwa potensi dan peluang usaha
secara kelembagaan IPM maupun pribadi kader
sangatlah besar.
3. Marketplace EPIK (Ekonomi Pelajar Islam Kreatif) (PW
IPM jawa Tengah)
118
Dilatarbelakangi dari semangat pelajar untuk
berwirausaha dan tidak sediktinya pelajar yang
memiliki usaha dengan produk yang beranekamaca
namun terkendala pada pemasaran dan distribusi
produk. Maka muncullah ide untuk membuat
wadah yang digunakan sebagai media promosi,
sharing bahkan kerjasama bidang bisnis dalam
bentuk marketplace yang kemudian diberi nama
Ekonomi Pelajar Islam Kreatif (EPIK). Dimana
market tersebut benar-benar dikelola oleh pelajar
dan untuk pelajar sehingga branding yang
digunakanpun adalah ekonomi pelajar. Harapannya
market palce ini menjadi wadah penumbuh-
kembangan minat berwirausaha dan menjadi
inkubator ekonomi pelajar menuju usaha yang
lebih besar.
119
kondisi social yang melingkupinya. Atas dasar inilah IPM
dituntut untuk dapat mewadahi pelajar menjadi generasi
yang sehat. Gerakan Pelajar Sehat bukan hanya pada
tindakan penanggulangan kesehatan pelajar akan tetapi
dalam bentuk promotif-preventif, konsultatif hingga
partisipatif. Sehingga gerakan Pelajar sehat menjadi proses
pembentukan karakter pelajar yang sehat secara jasmani
dan rohani bukan hanya pada korban akan tetapi juga pada
pelaku dan pelajar awam.
Dengan mendorong kepedulian pelajar mejadi gerakan
yang terorganisir dan massif dalam upaya promotif-
preventif, konsultatif hingga partisipatif pelajar untuk
menciptakan pelajar sehat. Tujuan akhir inilah yang akan
menjadi input dan mempengaruhi agenda aksi yang lainnya,
dengan logika bahwa ketika pelajar sehat maka dia akan
berkembang kecerdasannya dan produktif dalam aksi-aksi
baik.
Tujuan
1. Mendorong kepedulian pelajar yang diwujudkan dalam
aksi-aksi pelajar sehat.
2. Melakukan pencerdasan kepada pelajar tentang upaya
promotif-preventif, konsultatif hingga partisipatif untuk
memasifkan gerkan pelajar sehat.
120
3. Menciptakan agen-agen pelajar sehat yang akan menjadi
actor campaign dan aksi gerakan pelajar sehat.
Pengorganisasian
Gerakan pelajar sehat menjadi aksi kolektif dalam
pelaksanaannya. Campaign pelajar sehat untuk mendorong
kepedulian pelajar menjadi aksi yang kemudian di wadahi
dalam bentuk komunitas. Hal ini harus dijalankan secara
kolektif diseluruh tataran pimpinan. Selain itu untuk
membangun dan memberdayakan pelajar sehat perlu
mengorganisir dan menjadikan pelajar sebagai pendamping
dan konselor kesehatan bagi teman sebayanya.
Pelaksanaan
1. Campaign pelajar sehat
Sebagai langkah awal Gerakan pelajar sehat maka perlu
digalakkan campaign pelajar sehat, sesuai dengan trend
pelajar melalui media social. Campaign ini bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian pelajar terhadap
kesehatan menjadi aksi-aksi promotif-preventif,
konsultatif hingga partsipatif dalam upaya mewujudkan
pelajar sehat. Karena pada proses penyadaran maka
Campaign ini akan terus berjalan walaupun kesadaran
pelajar akan kesehatan sudah meningkat sebagai upaya
terus menerus.
121
2. Komunitas Pelajar Sehat
Setelah kesadaran kolektif terbangun terhadap gerakan
pelajar sehat, maka akan muncul pelajar-pelajar yang
secara kolektif melakukan pola hidup sehat dan aksi-aksi
kesehatan lainnya. Untuk itu perlu diwadahi dalam
komunitas pelajar sehat untuk menjaga aksi dan
memperluas cakupannya.
Best Practice
1. Mari Cerita (PD IPM Kota Yogyakarta)
Mari Cerita adalah sebuah wadah bagi pelajar yang tidak
tahu kemana harus mencurahkan kegundahannya.
Platform ini juga merupakan perwujudan pemanfaatan
122
medai sosial untuk kebaikan. Hal-hal yang diceritakan
dapat terkait urusan pribadi, organisasi, maupun
urusan-urusan lain yang dirasa perlu untuk dibagi dan
menadapatkan masukan atau tawarn solusi. Medai yang
digunakan adalah google form di
http://bit.ly/maricerita. Proses yang dilakukan dalam
mari cerita ini adalah klien atau pasien yang ingin
berbagi cerita mengissi form pada alamat google form,
kemudian konselor sebaya yang berasal dari bidang
Advokasi akan mempelajari dan memberikan tanggapan
dan masukan kepada klien/pasien.
Target dari program ini adalah kader-kader IPM dan
pelajar Kota Jogja pada umumnya. Tujuannya untuk
memberikan forum untuk berbagi dan mencurahkan
kebimbangan sehingga dapat dihadapi secara positif
untuk menghindari kenakalan pelajar (preventif dan
promotif).
123
2. Omah Tutor Sebaya (PD IPM Demak)
Omah Tutor Sebaya adalah salah satu komunitas yang
didirikan PD IPM Demak yang di harapkan mampu
menjadi tempat memberikan solusi untuk masalah yang
sedang ada di pelajar. Membuka stand di berbagai
tempat saat pelaksanaan kegiatan Omah Tutor Sebaya.
Biasanya kita mengahadirkan narasumber dari berbagai
organisasi yang ada di demak untuk membantu kegiatan
tersebut.
Dalam setiap gelar stand Omah Tutor Sebaya komunitas
ini bertujuan agar pelajar bias menyalurkan kegelisahan
dan mencari solusi dari permasalahan yang terjadi.
Harapnnya pelajar mendapatkan media untuk
mencurahkan keluh kesah tanpa harus mencari
pelampiasan pada hal-hal yang negatif.
124
B. Rekomendasi
1. Big Data IPM
125
IPM. Tidak hanya menggunakannya namun juga dapat
menjadikan entitas IPM sebagai bagian dari big data yang ada
saat ini. Karena hal ini dapat mendorong IPM menjadi
organisasi yang modern, berkemajuan, transparan, kredibel,
dan akuntabel.
126
ranting haruslah bergerak, berpikir, dan beraksi untuk
pelajar sebagai basis masa yang dipilih oleh IPM.
Bagaimana pusat dapat berpikir tentang peran – peran
pelajar ditingkat nasional dan internasional semisal
menciptakan wadah lomba – lomba pelajar tingkat nasional
dan sebagainya. Begitupun tingkat wilayah, daerah, cabang,
dan ranting untuk dapat berpikir, bergerak, dan beraksi
untuk pengembangan minat dan bakat pelajar pada porsinya
masing – masing sehingga pusat tidak hanya diminta untuk
berpikir tentang wilayah, wilayah berpikir tentang daerah,
dan sebagainya yang terkesan sangatlah birokratis dan
menciptakan gap yang cukup besar antara struktur IPM
disetiap jenjang dengan pelajar sebagai basis masanya.
Pengikut sertaan pelajar dalam tiap agenda IPM juga
menjadi cukup penting sebagai salah satu bahasan ini.
Semisal pelajar ikut urun rembug dalam setiap musyawarah
seperti Muktamar, muswil, tanwir, dll atau juga bagaimana
pelajar dapat ikut memilih formatur dalam Muktamar,
muswil, dll. Sehingga pelajar sebagai basis masa yang dipilih
IPM merasa memiliki dan dekat dengan organisasi yang
selalu menggembar gemborkan namanya tersebut.
127
3. Muslim Cosmopolitan 4.0
Sebagai gerakan dakwah dikalangan pelajar (generasi
muda), IPM harus peka terhadap semakin berkembangnya
zaman dan perabadan yang akan menjadikan diaspora serta
disrupsi model – model dakwah yang akan dilakukan oleh
IPM kedepannya di tengah masyarakat pejalar.
Menurut beberapa sumber, generasi hari ini memiliki
karakter seperti, multitasking, gadget life, instan, online, serta
grouping circle. Dalam hal ini sangat tepat untuk IPM dapat
masuk dan istiqamah ada di jalan dakwah pelajar dengan
mempertimbangkan karakter – karakter tersebut, bagaimana
semangat berakhlak mulia, berilmu, dan terampil yang ada di
IPM dapat terinternalisasikan kedalam generasi muda hari
ini dengan karakteristik tersebut diatas sehingga sangat
diperlukan adanya penggerak - penggerak dakwah ditubuh
IPM yang memang memiliki niat yang tulus dan ikhlas dalam
berjuang sejalan dengan Alquran dan As-sunnah serta
mampu memposisikan diri ditengah perubahan zaman.
Geliat dakwah yang akan di gagas IPM kedepannya
dapat bergerak melalui dua gerakan yakni pergerakan secara
massif melalui komunitas maupun pergerakan melalui media
sosial. Komunitas dakwah yang bergerak dengan kumpul
sesuai kesukaan atau minat bakat dengan menanamkan nilai
– nilai tauhid melalui bahasa dan aktifitas yang mereka sehari
– hari lakukan oleh remaja zaman sekarang sehingga dapat
128
masuk penanaman nilai – nilai tersebut terhadap para
remaja. Selain itu, pergerakan melalui media sosial dengan
cara membumikan gerakan – gerakan hastag, vidio atau
konten lainnya dengan memaknai nilai dakwah yang dapat
dicerna dan menarik bagi kaula muda.
129
130
131
PENUTUP
132
IPM hari ini dengan massa nasional terbesar sebagai gerakan
pelajar di Indonesia, ditengah masyarakat yang cosmopolit dituntut
untuk terus memperlihatkan kontribusinya, berkarya atau mati,
terutama dalam isu - isu ekologi (lingkungan hidup) dan teknologi
informasi. Pelajar memegang peranan penting dalam mengontrol
atau mengerem kerusakan alam dan mengawal adanya transfer
keterampilan dalam hal teknologi informasi. Menjadi kewajiban
setiap aktivis ipm untuk dapat mewujudkannya.
133
di seluruh Indonesia. Oleh karena itu diucapkan penghargaan yang
sebesar-besarnya. Semoga Allah senantiasa membantu kita dalam
menggerakkan IPM.
134
135
Lampiran
136
B. Sambutan Presiden Republik Indonesia
– Ir. H. Joko Widodo
137
C. Pidato Iftitah Ketua Umum PP IPM 2016–2018
– Velandani Prakoso
138
kemajuan yang ada. Dari persaingan yang kompetitif hingga
tersedianya fasilitas teknologi informasi yang serba canggih,
menuntut pelajar untuk dapat bersaing dan selektif dalam
memilih jalan hidup sebagai seorang pelajar. Mengemban misi
dakwah pencerahan di zaman milenial sungguh berat agenda
dan tantangannya karena memerlukan reorientasi atau bahkan
transformasi pemikiran tentang dakwah dan aplikasi atau
aktualisasinya dalam kehidupan, yang memerlukan “ijtihad”
atau “tajdid” dalam berdakwah. Di sisi lain, menjalankan misi
dakwah pencerahan di zaman milenial lebih menantang karena
harus hadir di zaman baru yang berbeda jauh dari zaman
sebelumnya, yakni zaman ketika masyarakat dengan orientasi
kebudayaannya serba menggunakan teknologi informasi yang
canggih yang berpengaruh dalam pola pikir dan sikap
tindaknya sebagai “insan digital” dari “generasi milenial”.
Dalam perspektif dakwah, kehidupan dunia maya secara
umum dan media sosial secara khusus merupakan realitas baru
yang belum banyak digarap oleh Ikatan Pelajar
Muhammadiyah. Padahal segmen ini merupakan wilayah yang
bukan hanya sangat potensial karena telah memiliki komunitas
yang banyak anggotanya, melainkan juga strategis karena ke
depan kehidupan masyarakat akan sangat mungkin semakin
tergantung kepada teknologi informasi dan komunitas dunia
maya. Ikatan Pelajar Muhammadiyah memang sudah banyak
menggunakan teknologi modern, termasuk media sosial untuk
139
melakukan komunikasi dan menyampaikan informasi dakwah,
namun intensitas dan kapasitasnya masih terbilang rendah
dibandingkan dengan komunitas yang harus dijangkau. Ikatan
Pelajar Muhammadiyah perlu semakin terlibat proaktif dan
sistematis dalam melakukan dakwah pada komunitas media
sosial dengan dua tujuan pokok. Pertama, sebagai media
komunikasi, yaitu untuk mempertahankan hubungan dan
penyampaian pesan dakwah kepada umat dan warga
persyarikatan yang semakin hari semakin banyak
memanfaatkan media sosial. Kedua, sebagai upaya
memberikan warna dakwah ke dalam interaksi media sosial.
Ketiga, terlibat dalam eksperimentasi penemuan dan
penciptaan komunitas dunia maya alternatif yang lebih
bertanggung jawab, bermoral, dan Islami sesuai dengan cita-
cita Muhammadiyah.
Dalam perspektif perkaderan bagaimana respon terhadap
hadirnya revolusi industri keempat (4.0) yang membawa
banyak perubahan disegala sektor kehidupan dengan berbagai
konsekuensinya yang disebut dengan disruption era. Bahwa
saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara
fundamental mengubah cara hidup, bekerja, dan berhubungan
satu sama lain. Perkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah 4.0
bisa dipahami sebagai pendekatan perkaderan yang
mengkombinasikan interaksi online dan interaksi offline antara
Ikatan Pelajar Muhammadiyah dengan kadernya. Di era digital
140
ini, interaksi online saja tidaklah cukup. Kenyataannya justru di
saat dunia online berkembang, sentuhan offline menjadi titik
differensiasi yang kuat. Selain memang dengan melakukan
intervensi digital dalam ranah perkaderan dengan integrasi
antara mesin, komputer, dan infrastruktur telekomunikasi
yang menghadirkan aplikasi ataupun software yang memiliki
artificial intelligence. Tetapi interaksi offline tetaplah menjadi
ruang utama dalam perkaderan. Humanistic touch, inilah kata
kunci dalam interaksi offline perkaderan 4.0., karena
perkaderan sejatinya bukanlah sekedar proses transfer of
knowledge tetapi juga transfer of value, perkaderan bukanlah
sekadar ruang pengayaan kognisi tetapi yang lebih penting
daripada itu adalah peneguhan sikap keberagamaan dan
pengamalannya.
Dalam perspektif peran kebangsaan gerakan IPM di
indonesia, gerakan IPM diharapkan mampu sebagai pionir dan
mempimpin garda terdepan perlawanan terhadap rezim yang
represif-hegemonik terhadap kepentingan pelajar, tetapi
mempunyai pertahanan agar pelajar selalu menjadi agent of
change, agent of social control, dan lain sebagainya untuk
menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi
dengan bangsa-bangsa lain dan demi masa depan generasi
muda Indonesia yang lebih maju. Semua itu tidak lain dalam
rangka mewujudkan cita-cita masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya yang puncaknya adalah terwujudnya peradaban
141
utama yang tidak akan tercapai tanpa adanya tradisi dan etos
gerakan ilmu serta diperlukan transformasi kehidupan bangsa
di berbagai bidang kehidupan. Dan dengan semangat berbagi
dan berkolaborasi IPM harus terdepan menjadi gerakan ilmu
yang menyatu dengan amal, akhlak, dan iman sebagai
komponen pembangunan peradaban. IPM tak hanya menjadi
pelopor, pelangsung, dan penyempurna Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM) tetapi pengawal gerakan pencerahan
Muhammadiyah.
142
D. Kontak PP IPM 2018 - 2020
143
Sekretaris
Syifa Farida Al
15. (Pengkajian Ilmu Jakarta 085795796895
Haq
Pengetahuan)
Sekretaris
(Apresiasi Seni,
16. Irpan Kastella Jakarta 081249051919
Budaya, dan
Olahraga)
Sekretaris Ramadhani Gafar
17. Yogyakarta 085878828496
(Advokasi) Utama
Sekretaris
(Pengembangan
18. Ari Budi Pratama Jakarta 089501151623
Kreatifitas dan
Kewirausahaan)
Sekretaris
19. Ainasofi Nastiti Yogyakarta 085741632534
(Ipmawati)
Sekretaris
(Hubungan dan
20. Deden Kurnia Yogyakarta 085869578110
Kerja Sama
Internasional)
Bendahara
21. Ardimas Arifin Jakarta 0816518982
Umum
22. Bendahara 1 Fatihah Nur Jakarta 082385690926
Linta Ulinnuha
23. Bendahara 2 Yogyakarta 082133793434
Bahraine
Muh. Zulmi
24. Anggota Jakarta 089624088752
Wijianto
(Organisasi)
25. Wahyu Mulyono Jakarta 08561685171
26. Puput Pertiwi Yogyakarta 082329176075
Anggota
(Perkaderan) Robby Muh.
27. Jakarta
Mustapa
28. Anggota Zulfadhly Sanusi Jakarta 085256728380
(Kajian dan
29. Dakwah Islam) Ahmad Yasir Jakarta 082323828213
30. Anggota Samani Jakarta 087773253988
(Pengkajian Ilmu
31. Pengetahuan) Al Bawi Yogyakarta 085246050883
32. Anggota Deny Fero Saputra Yogyakarta 081238178161
(Apresiasi Seni,
33. Budaya, dan Erfan Zain Jakarta 082186027048
Olahraga)
144
34. Anggota Rizal Nur Syafii Jakarta 082383602028
35. (Advokasi) Fitri Febrianti Jakarta 082133793434
36. Anggota Nabiha Azzakiyah Yogyakarta 085396004493
(Pengembangan
37. Kreatifitas dan Arief Dwi Saputra Yogyakarta 089632060710
Kewirausahaan)
Anggota
38. Shira Sahira Jakarta 08994825057
(Ipmawati)
39. Anggota Reza Zikri Fauzian Jakarta 081367019741
(Hubungan dan
40. Kerja Sama Fajar Mustofa Yogyakarta 082227060772
Internasional)
145