Anda di halaman 1dari 23

PARADIGMA PMII

PRAWACANA

Paradigma merupakan sesuatu yang vital bagi pergerakan organisasi, karena


paradigma merupakan titik pijak dalam membangun konstruksi pemikiran
dan cara memandang sebuah sebuah persoalan yang akan termanifestasikan
dalam sikap dan perilaku organisasi. Disamping itu, dengan paradigma ini
pula sebuah organisasi akan menentukan dan memilih nilai-nilai yang
universal dan abstrak menjadi khusus dan praksis operasional yang
kahirnya menjadi karakteristik sebuah organisasi dengan gaya berfikir
seseorang.
Lanjut

Upaya untuk mencari prinsip dasar yang menjadi acuan segenap model gerakan menjadi sangat
penting untuk dirumuskan. Sehingga pluralitas setinggi apapun dalam model strategi gerakan,
tidak menjadi masalah, bahkan secara sinergis bisa saling menguatkan dan mendukung. Letak
paradigma adalah dalam menjaga pertanggungjawaban setiap pendekatan yang dilakukan.

Maka sebuah gerakan yang rapi dan masif harus mengandaikan terbentuknya sumberdaya
internal, gagasan strategis atau bahkan paradigma yang akan menjadi terang teoritik dalam
perjalanan organisasi, dan medan gerak yang menjadi wilayah pergerakan, sebuah wilayah
dimana gagasan di materialisasi.
Pertimbangan Pilihan Terhadap Paradigma

1. Masyarakat Indonesia masih terpola dan terbelenggu


oleh sistem kapitalis global
2.Masyarakat Indonesia terdiri dari multikultural, kompleks
dan plural
3.Pemerintah yang represif dan hegemonik terhadap
masyarakat
4.Sebuah rezim selalu menggunakan paradigma modernis-
positivistik
Paradigma dan Tantangan PMII

1. PMII sebagai alat transformasi sosial belum mampu menjawab kebutuhan


objektif masyarakat Indonesia
2. Selama ini yang dilakukan hanya sebatas melakukan kajian analisis
internal berbagai program PMII
3. Tantangan bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya masih diluar
jangkauan gerakan PMII
APAKAH PARADIGMA ITU?
Thomas Khun

• Paradigma adalah cara meninjau benda-benda, asumsi-asumsi yang dipakai bersama yang
mengatur pandangan dan pendekatanya atas masalah-masalah ilmiah

George Ritzer

• Paradigma adalah pandangan fundamental tentang apa yang menjadi pokok persoalan
dalam ilmu.

Robert

• Paradigma adalah suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang mestnya di pelajari

Dengan kata lain, paradigma merupakan titik pijak untuk menentukan cara pandang,
menyusun sebuah teori, menyusun sebuah pertanyaan dan membuat rumusan
mengenai suatu masalah
Jenis Paradigma dalam Ilmu Pengetahuan

Menurut William Perdue, dalam ilmu sosial ada 3 jenis paradigma utama :

Paradigma
keteraturan
(Order Paradigm)

Paradigma
Paradigma
Keberagaman
Konflik (Conflict
(Plural
Paradigm)
Paradigm)

Paradigma
Explanation

Order • Masyarakat dipandang sebagai sistem sosial yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan
dan saling menyatu dalam keseimbangan sistemik. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur

Paradigm sosial adalah fungsional terhadap struktur lainya.

Conflict • Secara konseptual paradigma konflik menyerang paradigma keteraturan yang mengabaikan
kenyataan bahwa setiap unsur-unsur sosial dalam dirinya mengandung kontradiksi-kontradiksi

Paradigm
internal yang menjadi prinsip penggerak perubahan.perubahan tidak selalu gradual, namun juga
revolusioner.

Plural • Dari kontras atau perbedaan antara paradigma keteraturan dan paradigma konfliktersebut,
melahurkan upaya membangun sintesis keduanya yang melahirkan paradigma plural. Paradigma

Paradigm
plural memandang manusia sebagai sosok yang independen, bebas, dan memiliki otoritas serta
otonomi untuk melakukan pemaknaan dan menafsirkan realitas sosial yang ada disekitarnya.
Peran dan Fungsi Paradigma

Untuk membangun suatu teori dan


membangun konstruk pemikiran dan menjadi
titik pijak pandangan dalam melakukan
analisis. Kemudian selain menurunkan
beberapa kerangka teori, ketiga paradigma
umum diatas juga merupaka pijakan pijakan
untuk membangun paradigma baru
Paradigma Arus Balik

Paradigma ini dirumuskan pada tahun 1994-1997, tepatnya


pada saat Sahabat Muhaimin Iskandar menjabat sebagai
Ketua Umum PB PMII. Paradigma ini muncul dikarenakan
restrukturisasi yang dilakukan orde baru telah menghasilkan
format politik baru. Paradigma ini dirasa mampu menjawab
kegerahan anggota pergerakan yang saat itu benar benar
sedang gerah dengan situasi sosial-politik nasional. Format
politik baru yang muncul tidak jauh beda dengan negara-
negara kapitalis pinggiran (Periperal capitalist state) di
ebberapa negara amerika latin dan juga asia.
Lanjutan

Medan politik orde baru merupakan arena subur bagi sikap


perlawanan PMII terhadap negara. Sikap Perlawanan
tersebut didoromg oleh konstruksi teologi
antrophosentrisme-transendental yang menekankan posisi
khalifatullah fil-ard sebagai perwujudan penghambaan
kepada Allah (‘abdullah). Sikap perlawanan itu juga
didorong dua tema pokok, pertama tidak menyetujui
adanya otoritas penuh yang melingkupi otoritas
masyarakat. Kedua, menentang ekspansi dan hegemoni
negara terhadap keinginan bebas individu dan masyarakat.
CIRI-CIRI

1. Munculnya negara sebagai agen otonom yang peranya kemudian mengatasi masyarakat yang
merupakan asal-usul eksistensinya
2. Menonjolnya peran dan fungsi birokrasi dan teknokrasi dalam proses rekayasa sosial,
ekonomi, dan politik
3. Semakin terpinggirnya sektor-sektor populer dalam masyarakat (termasuk kaum intelektual)
4. Diterapkanya model politik ekslusioner melalui jaringan-jaringan korporatis untuk
menangani berbagai kepentingan politis
5. Penggunaan secara efektif hegemoni idiologi untuk memperkokoh dan melestarikan sistem
politik yang ada

Hal penting dari paradigma ini adalah mengenai proses rekaya sosial yang dilakukan PMII.
Rekaya sosial yang dilakukan melalui dua pola, pertama melalui advokasi masyarakat, kedua
melalui free market ide (FMI).
Apa Harapan Advokasi dan
FMI?

Rekayasa sosial melalui advokasi dilakukan untuk segala korban perubahan. Bentuk gerakanya
ada tiga:
1. Sosialisasi Wacana
2. Penyadaran dan Pemberdayaan
3. Pendampingan
Cita-cita besarnya adalah sebagai bagian dari pendidikan politik masyasrakat utuk mencapai
angan-angan terwujudnya Civil Society.

Sedangkan dalam FMI mengasumsikan adanya transaksi gagasan yang terjadi secara sehat
yang dilakukan oleh individu-individu yang bebas dan kreatif sebagai hasil dari proses liberasi
dan independensi. Dalam FMI, individu diasumsikan telah “sampai” pada penemuan
kesadaran individualitasnya sebagai subyek yang memiliki otoritas penuh di muka bumi –
terlepas dari faktor di luar manusia (heteronom) yang membelenggu Individu.
Simpulan

Kedua jalan rekayasa tersebut memberikan energi yang luar biasa bagi
PMII. Dikuatkan dengan bacaan tentang keadaan sosio-politik, dasar
teologis dan filosofis, PMII berada di garis terdepan organisasi perlawanan
terhadap negara. Lebih dari itu, diantara organisasi mahasiswa Islam, PMII
menjadi organisasi paling progresif dan radikal dalam melakukan
dekonstruksi teks-teks agama.
Paradigma Kritis Transformatif

Pada periode sahabat Syaiful Bahri Anshari diperkenalkan Paradigma kritis-


transformatif. Pada hakekatnya prinsip-prinsip paradigma ini tidak jauh berbeda
dengan Paradigam Arus Balik. Titik bedanya terletak pada pendalaman teoritik
paradigma serta pengambilan eksemplar-eksemplar teori kritis dari madzhab Farnkfurt
serta dari kritisisme intelektual muslim seperti Hassan Hanafi, Muhammad Arkoun,
Ali asghar Enginer dll. Sementara dilapangan terdapat pola yang sama dengan PMII
perode sebelumnya; gerakan PMII terkonsentrasi pada aktivitas jalanan dan wacana-
wacana kritis. Semangat perlawanan-oposisi baik dengan negara maupun dengan
kapitalisme global masih sangat mewarnai gerakan PMII.

Penerapan Paradigma kritis diberlakukan hanya sebatas sebagai kerangka berfikir dan metode
analisis dalam memandang persoalan. Dengan sendirinya ia harus diletakkan pada posisi tidak
keluar dari agama. Dalam hal ini paradigma kritis tudak menyentuh pada pada hal hal yang
sifatnya sakral, tetapi pada persoalan yang profan.
Kristis Transformatif?

Kritis Kritis adalah tajam/tegas Transformatif


dalam menanggapi atau
memberikan penilaian Transformatif bisa
secara mendalam. Sehingga diartikan berubah-ubah
teori kritis dapat dipahami
sebagai teori yang berusaha bentuk, rupa, macam,
melakukan analisa secara sifat, keadaan dll.
tajam dan teliti terhadap
realitas
Kritis Dan Transformatif

Namun pada faktanya paradigma kritis baru bisa menjawab persoalan persoalan
yang terjadi pada realitas sosial. Dalam artian ini baru sampai pada logika dan
mekanisme working sistem yang menciptakan relasi tidak adil, hegemonik,
dominatif, dan eksploitatif. Namun belum mampu memberikan perspektif
tentang jawaban terhadap formasi sosial tersebut. Strategi
mentransformasikanya; disinilah term Transformatif melengkapi teori kritis.
Dalam perspektif Transformatif dianut epistemologi non-esensialis. Perubahan
yang tidak hanya menumpukan pada revolusi politik atau perubahan yang
bertumpu pada agen tunggal sejarah. Entah kaum miskin kota (KMK), buruh
atau petani, tapi Perubahan atau transformasi yang dimaksud adalah perubahan
serentak yang dilakukan bersama sama.
Disisi lain makna transformatif harus mampu mentransformasikan gagasan dan
gerakan sampai pada wilayah tindakan praksis ke masyarakat.
Model-Model Transformasi

Dari elitisme ke Dari Negara ke


Populisme Masyarakat

Transformasi

Dari Struktur ke Kultur Dari Individu ke Massa


Kenapa PMII Memilih PKT?

1. Masyarakat Indonesia saat ini sedang terbelenggu oleh nilai-nilai


kapitalisme modern, dimana kesadaran masyarakat dikekang dan
diarahkan pada satu titik yaitu budaya massa kapitalisme dan pola
berfikir positivistik modernisme
2. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk/plural, beragam.
3. Pemerintah menggunakan paradigma keteraturan yang hegemonik
yang berakibat anti perubahan dan pro status quo
4. Kuatnya belenggu dogmatisme agama, akibatnya agama menjadi
kering dan beku, bahkan tidak jarang justru menjadi penghalang bagi
kemajuan dan upaya penegakan nilai kemanusiaan
Refleksi Paradigma PMII

1. Kedua paradigma diatas didesain hanya untuk melakukan resistensi terhadap


otoritarianisme tanpa membaca kompleksitas aktor di level nasional yang selalu
terkait dengan perubahan tingkat global dan siklus politik-ekonomi yang terjadi.
2. Kedua Pardigma diatas hanya menjadi bunyi bunyian yang tidak pernah secara
real menjadi habitus atau laku di PMII. Akibatnya wujud resistensi yang muncul
adalah resistensi tanpa tujuan, yang penting melawan.
3. Pilihan paradigma diatas tidak didorong oleh strategi sehingga paradigma
dianggap sebagai sesuatu yang baku. Mestinya ketika medan pertempuran sudah
berganti, maka strategipun harus berbeda. Namun sayangnya yang terjadi pada
PMII, ketika medan pertempuran melawan otoritarianisme orde baru telah
dilewati, PMII masih berfikir normatif dengan mempertahankan nalar
paradigma lama.
Apa Solusinya?

Harus ada ikhtar untuk membaca kenyataan mutakhir Indonesia, dimana


kita semua, PMII hidup didalamnya. Bacaan tersebut penting untuk
kemudian menentukan paradigma yang tepat untuk PMII hari ini, PMII
dalam dunia barunya. Meskipun tidak mudah untuk membuat suatu
rumusan paradigma yang berangkat dari kenyataan real perjlanan
masyarakat Indonesia. Karena kita juga harus membaca Indonesia sebagai
warga habitat global. Indonesia di tengah Pasar bebas, dan bagaimana PMII
menghadapi problematika tersebut.
PENUTUP

Merefleksi atas apa yang terjadi terhadap posisi dan


peran PMII saat ini, dimana seolah olah PMII sudah
tidak lagi menjadi bagian penting dari sebuah
transformasi sosial, dalam kaidah bahsa arab, posisi
dan peran ini sama dengan Hamzah washol
berharakat Sukn (Ada tapi tidak terbaca). Maka
Tidak boleh tidak, Paradigma harus segara
dirumuskan, kecuali PMII siap untuk terus menerus
pada posisi disfungsi dan perlahan akan memfosil.
Terimaksih
Semangat Membaca, Mencerna, Laksanakan!!!!

Anda mungkin juga menyukai