PRAWACANA
Upaya untuk mencari prinsip dasar yang menjadi acuan segenap model gerakan menjadi sangat
penting untuk dirumuskan. Sehingga pluralitas setinggi apapun dalam model strategi gerakan,
tidak menjadi masalah, bahkan secara sinergis bisa saling menguatkan dan mendukung. Letak
paradigma adalah dalam menjaga pertanggungjawaban setiap pendekatan yang dilakukan.
Maka sebuah gerakan yang rapi dan masif harus mengandaikan terbentuknya sumberdaya
internal, gagasan strategis atau bahkan paradigma yang akan menjadi terang teoritik dalam
perjalanan organisasi, dan medan gerak yang menjadi wilayah pergerakan, sebuah wilayah
dimana gagasan di materialisasi.
Pertimbangan Pilihan Terhadap Paradigma
• Paradigma adalah cara meninjau benda-benda, asumsi-asumsi yang dipakai bersama yang
mengatur pandangan dan pendekatanya atas masalah-masalah ilmiah
George Ritzer
• Paradigma adalah pandangan fundamental tentang apa yang menjadi pokok persoalan
dalam ilmu.
Robert
• Paradigma adalah suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang mestnya di pelajari
Dengan kata lain, paradigma merupakan titik pijak untuk menentukan cara pandang,
menyusun sebuah teori, menyusun sebuah pertanyaan dan membuat rumusan
mengenai suatu masalah
Jenis Paradigma dalam Ilmu Pengetahuan
Menurut William Perdue, dalam ilmu sosial ada 3 jenis paradigma utama :
Paradigma
keteraturan
(Order Paradigm)
Paradigma
Paradigma
Keberagaman
Konflik (Conflict
(Plural
Paradigm)
Paradigm)
Paradigma
Explanation
Order • Masyarakat dipandang sebagai sistem sosial yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan
dan saling menyatu dalam keseimbangan sistemik. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur
Conflict • Secara konseptual paradigma konflik menyerang paradigma keteraturan yang mengabaikan
kenyataan bahwa setiap unsur-unsur sosial dalam dirinya mengandung kontradiksi-kontradiksi
Paradigm
internal yang menjadi prinsip penggerak perubahan.perubahan tidak selalu gradual, namun juga
revolusioner.
Plural • Dari kontras atau perbedaan antara paradigma keteraturan dan paradigma konfliktersebut,
melahurkan upaya membangun sintesis keduanya yang melahirkan paradigma plural. Paradigma
Paradigm
plural memandang manusia sebagai sosok yang independen, bebas, dan memiliki otoritas serta
otonomi untuk melakukan pemaknaan dan menafsirkan realitas sosial yang ada disekitarnya.
Peran dan Fungsi Paradigma
1. Munculnya negara sebagai agen otonom yang peranya kemudian mengatasi masyarakat yang
merupakan asal-usul eksistensinya
2. Menonjolnya peran dan fungsi birokrasi dan teknokrasi dalam proses rekayasa sosial,
ekonomi, dan politik
3. Semakin terpinggirnya sektor-sektor populer dalam masyarakat (termasuk kaum intelektual)
4. Diterapkanya model politik ekslusioner melalui jaringan-jaringan korporatis untuk
menangani berbagai kepentingan politis
5. Penggunaan secara efektif hegemoni idiologi untuk memperkokoh dan melestarikan sistem
politik yang ada
Hal penting dari paradigma ini adalah mengenai proses rekaya sosial yang dilakukan PMII.
Rekaya sosial yang dilakukan melalui dua pola, pertama melalui advokasi masyarakat, kedua
melalui free market ide (FMI).
Apa Harapan Advokasi dan
FMI?
Rekayasa sosial melalui advokasi dilakukan untuk segala korban perubahan. Bentuk gerakanya
ada tiga:
1. Sosialisasi Wacana
2. Penyadaran dan Pemberdayaan
3. Pendampingan
Cita-cita besarnya adalah sebagai bagian dari pendidikan politik masyasrakat utuk mencapai
angan-angan terwujudnya Civil Society.
Sedangkan dalam FMI mengasumsikan adanya transaksi gagasan yang terjadi secara sehat
yang dilakukan oleh individu-individu yang bebas dan kreatif sebagai hasil dari proses liberasi
dan independensi. Dalam FMI, individu diasumsikan telah “sampai” pada penemuan
kesadaran individualitasnya sebagai subyek yang memiliki otoritas penuh di muka bumi –
terlepas dari faktor di luar manusia (heteronom) yang membelenggu Individu.
Simpulan
Kedua jalan rekayasa tersebut memberikan energi yang luar biasa bagi
PMII. Dikuatkan dengan bacaan tentang keadaan sosio-politik, dasar
teologis dan filosofis, PMII berada di garis terdepan organisasi perlawanan
terhadap negara. Lebih dari itu, diantara organisasi mahasiswa Islam, PMII
menjadi organisasi paling progresif dan radikal dalam melakukan
dekonstruksi teks-teks agama.
Paradigma Kritis Transformatif
Penerapan Paradigma kritis diberlakukan hanya sebatas sebagai kerangka berfikir dan metode
analisis dalam memandang persoalan. Dengan sendirinya ia harus diletakkan pada posisi tidak
keluar dari agama. Dalam hal ini paradigma kritis tudak menyentuh pada pada hal hal yang
sifatnya sakral, tetapi pada persoalan yang profan.
Kristis Transformatif?
Namun pada faktanya paradigma kritis baru bisa menjawab persoalan persoalan
yang terjadi pada realitas sosial. Dalam artian ini baru sampai pada logika dan
mekanisme working sistem yang menciptakan relasi tidak adil, hegemonik,
dominatif, dan eksploitatif. Namun belum mampu memberikan perspektif
tentang jawaban terhadap formasi sosial tersebut. Strategi
mentransformasikanya; disinilah term Transformatif melengkapi teori kritis.
Dalam perspektif Transformatif dianut epistemologi non-esensialis. Perubahan
yang tidak hanya menumpukan pada revolusi politik atau perubahan yang
bertumpu pada agen tunggal sejarah. Entah kaum miskin kota (KMK), buruh
atau petani, tapi Perubahan atau transformasi yang dimaksud adalah perubahan
serentak yang dilakukan bersama sama.
Disisi lain makna transformatif harus mampu mentransformasikan gagasan dan
gerakan sampai pada wilayah tindakan praksis ke masyarakat.
Model-Model Transformasi
Transformasi