Anda di halaman 1dari 130

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DALAM

MENINGKATKAN SOFT SKILL SISWA DI MAN SAMPANG

SKRIPSI

Oleh:

ROHMAN MAULANA
NIMKO. 201807420055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB
(IAI NATA) SAMPANG
2022
MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DALAM
MENINGKATKAN SOFT SKILL SISWA DI MAN SAMPANG

SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (IAI NATA)

Sampang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Program Sarjana Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

ROHMAN MAULANA
NIMKO. 201807420055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB
(IAI NATA) SAMPANG
2022
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Kepada kedua orang tua saya yang telah membantu memberikan


semangat, mengorbankan seluruh keringatnya serta do‟anya hingga
pada akhirnya saya mampu menyelesaikan program S1 saya sesuai
dengan apa yang saya harapkan.
2. Kepada keluarga yang telah memberikan arahan serta motivasi
agar selalu tekun dalam belajar, dan mengingat untuk selalu
beribadah tepat waktu.
3. Kepada seluruh akademisi yang ikut serta dalam mencerdaskan
bangsa, meluangkan waktu, fisik bahkan biaya demi maju dan
berkembangnya negara kesatuan republik Indonesia.

v
HALAMAN MOTTO

“Kamu Tidak Harus Menjadi Hebat Untuk Memulai, Tetapi Kamu Harus Mulai

Untuk Menjadi Hebat”

(Zig Ziqlar)

vi
ABSTRAK

Rohman Maulana, 2022, Manajemen Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan


Soft Skill Siswa Di MAN Sampang, Skripsi, Program Studi MPI, Fakultas
Tarbiyah, IAI Nazhatut Thullab Sampang, Pembimbing : Nur Jamal, M.Pd.I

Kata Kunci : Manajemen Bimbingan Konseling, Soft Skill Siswa.

Sebagai faktor penunjang suksesnya sekolah dalam menumbuh kembangkan


kemampuan dan kepribadian, manajemen bimbingan konseling merupakan hal
yang fundamental untuk membina dan mengarahkan siswa untuk menumbuhkan
karakter dan keterampilan yang pada siswa. Formulasi perencanaan,
pengoganisasian yang konstruktif dan pelaksanaan yang dinamis serta evaluasi
yang dilakukan secara bertahap dan penuh kehati-hatian, membuat program
kegiatan peningkatan Soft Skill siswa menjadi lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut, maka peniliti memfokuskan penelitian ini
kepada dua poin utama yang sangat penting untuk dikaji lebih mendalam dalam
tatanan Manajemen Bimbingan Konseling dalam meningkatkan Soft Skill siswa.
pertama, Bagaimana Manajemen Bimbingan Konseling dalam meningkatkan Soft
Skill siswa di MAN Sampang.; Kedua, Bagaimana faktor dan penghambat
peningkatan soft skill siswa di MAN Sampang
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif jenis
deskriptif dimana dalam penyajian datanya diformat dalam bentuk narasi yang
berisi data-data yang didapat selama melakukan penelitian. Dalam tehnik
pengumpulan data peneliti menggunakan tiga tehnik yaitu dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan tiga tahap
yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi sesuai dengan pedoman
metodologi penelitian kualitatif.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa:
pertama, bagaimana manajemen bimbingan konseling dalam meningkatkan Soft
Skil siswa di MAN Sampang mencakup beberapa hal perencanaan diantaranya
penetapan tujuan peserta didik sebegai sasaran dengan melihat kebutuhan
kepribadian dan keterampilan dengan melihat empat aspek yaitu pengembangan
pribadi, sosial, akademik, pendidikan lanjut dan karir. Pelaksanaan peningkatan
Soft Skill siswa harus disesuaikan dengan sistem atau manajemen bimbingan
konseling yang sudah ditentukan. pengorganisasian yang dilakukan disesuaikan
dengan hasil rapat yang mana setiap konselor menganani 150 siswa, dengan
koordinasi wali kelas dan guru. Pelaksanaan ada empat pengembangan pribadi,
sosial, akademik dan karir dan layanan yang dikakan BK ada 10 disesuai dengan
kebutuhan siswa.dilakukan setiap hari di jam istirahat agar tidak mengganggu jam
pelajaran.evaluasi yang dilakukan menggunakan beberapa cara diantaranya adalah
analisis penilian proses dan evaluasi hasil.Yang kedua faktor pendukung
mempunayai 2 faktor internal kelengkapan fasilitas, pelayanan dan dukungan
lembaga faktor ekseternal dukungan orang tua dan Sosial dalam memberikan
motivasi anak anak didiknya. dan penghambat individu siswa, lingkungan sekolah
dan lingkungan sosial.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunianya

kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN

SOFT SKILL SISWA DI MAN SAMPANG”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam program

Strata-1 (S1) Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Fakultas Tarbiyah,

Institut Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai

tanpa bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Thoyyib Madani, M.A. selaku rektor Institut Agama Islam Nazhatut

Thullab Sampang (IAI NATA).

2. Siti Farida, M.Pd. selaku Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam yang telah

banyak memberikan masukan,saran, dan motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Nur Jamal, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan

masukan, bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Segenap dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Seluruh civitas akademika Institut Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang

(IAI NATA yang telah memberikan dukungan, semangat serta kerja sama bagi

viii
seluruh mahasiswa tingkat akhir.

ix
DAFTAR ISI

SKRIPSI ............................................................................................... i
SKRIPSI .............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... v
HALAMAN MOTTO ....................................................................... vi
ABSTRAK......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... x
BAB I ................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Kontek Penelitian ......................................................... 1
B. FOKUS PENELITIAN ................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
D. KEGUNAAN PENELITIAN ....................................... 5
E. Difinisi Istilah ............................................................... 6
F. Penelitian Terdahulu ..................................................... 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 11
A. Manajemen Bimbingan dan Konseling ...................... 11
B. Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling .......... 14
C. Prinsip-prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling
.................................................................................... 15
D. Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling .......... 16
1. Planning (perencanaan) .............................................. 17
2. Organizing (Pengorganisasian) .................................. 18
2. Actuating (pelaksanaan) ............................................. 18
3. Controlling (Evaluasi) ................................................ 19
E.Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling .................... 20
1.Layanan Orientasi ........................................................... 20
2. Layanan Informasi ....................................................... 20
3. Layanan Bimbingan Belaj .......................................... 20
4. Layanan Penempatan Dan Penyaluran ....................... 21
5. Layanan Penguasaan Konten ...................................... 21
6. Bimbingan Kelompok................................................. 22
7. Konseling Kelompok .................................................. 22
8. Layanan Konsultasi .................................................... 22

x
9. Layanan Mediasi......................................................... 23
10. Layanan Konseling Individual.................................... 23
F. Evaluasi bimbingan konseling ....................................... 23
G. Faktor pendukung dan penghambat ............................ 25
1. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. ......................... 25
2. Faktor Kendala Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
.................................................................................... 27
H. Peningkatan Soft Skill ................................................. 29
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................ 35
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................ 35
B. Kehadiran Peneliti ...................................................... 35
C. Lokasi Peneliti ............................................................ 36
D. Sumber Data ............................................................... 36
E. Prosedur Pengumpulan Data ...................................... 37
G. Pengecekan Keabsahan Temuan ................................ 40
H. Tahapan-Tahapan Penelitian ...................................... 40
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN .............................................................. 43
A. Paparan Data ............................................................... 43
1. Riwayat berdirinya lembaga Madrasah Aliyah Negeri
Sampang ..................................................................... 43
2. Profil madrasah Madrasah Aliyah Negeri Sampang .. 47
3. IDENTITAS KEPALA MADRASAH ....................... 47
4. DESTINASI WISATA ............................................... 48
5. Visi-Misi Bimbingan Dan Konseling MA Negeri
Sampang ..................................................................... 49
6. Tujuan Madrasah Aliyah Negeri Sampang ................ 50
7. KONDISI OBYEKTIF MADRASAH ....................... 50
Table 4.8 ............................................................................................ 56
B. Temuan Penelitian ...................................................... 57
1. Bagaimana Manajamen Bimbingan Konseling Dalam
meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang.... 58
2. Bagaimana Faktor Pendukung Dan Penghambat
Manajamen Bimbingan Konseling Dalam
Meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang ... 71
C. Pembahasan ................................................................ 77

xi
1. Manajemen Bimbingan Konseling Dalam
Meningkatkan Soft Skill Siswa Di Man Sampang ...... 77
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Manajemen
Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill
Siswa Di MAN Sampang ........................................... 82
BAB V ................................................................................................ 85
PENUTUP ......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 87
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 90
RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 95

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kontek Penelitian

Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk

mewujudkannya tujuan pendidikan harus sesuai dengan amanah undang

undang, pendidikan yang bermutu pendidikan yang tidak hanya sebatas

pada transfer pengetahuan, akan tetapi harus didukung dengan peningkatan

profesionalisme tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan serta berjalan

sebagaimana mestinya sehingga pendidikan lebih maksimal untuk

mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik.2

Pendidikan merupakan suatu unsur penting dalam pengembangan

kualitas seseorang. Dengan adanya hal itu setiap individu dapat

berkembang baik dalam wawasan keilmuan, maupun potensi yang

dimiliki, pendidikan ialah suatu cara untuk mematangkan individu dengan

1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
Https://Pusdiknas.Perpusdiknas.Gp.Id Di Akses Pada 20 Februari 2022
2
Ahmad Juntika Nurihsan & Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Dasar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2015), hlm.1

1
2

adanya usaha pengajaran dan pelatihan dalam proses perubahan

tingkah laku individu atau kelompok

Bimbingan merupakan suatu bantuan berPupa arahan dalam

membantu seseorang baik secara individu maupun kelompok, baik yang

bersifat peventif atau refresif dalam menangani kesulitan yang sedang

dialami agar tercapai kesejahteraan dalam hidupnya.

Konseling adalah suatu proses interaksi dimana satu orang dan

lainnya (konselor dan klien) berusaha untuk memmahmi dan menemukan

masalahnya. Dalam hal ini konseling memiliki pengertian bahwa adanya

interaksi baik antara konselor dengan klien, dimana konselor berusaha

untuk membantu menemukan serta memahami masalah yang sedang

dihadapi oleh kliennya masalahnya.

Dalam proses membantu peserta didik memahami potensi yang ada

dalam dirinya sehingga mampu mengambil sikap untuk masa depannya

setidaknya sudah dimulai sejak dini, baik itu mengarahkan maupun

memfasilitasinya, karena potensi ini sebetulnya sudah ada semenjak anak

tersebut masih kecil.

Hal ini dibuktikan bahwa setiap orang memiliki kepercayaan,

sikap, cita-cita akan dirinya walaupun terkadang realistis dan terkadang

sebaliknya, sejauh mana kemudian individu tersebut dapat memiliki

kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-citanya akan berpengaruh terhadap

perkembangan kepribadiannya, dan ini akan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan mentalnya. Ada sebagian anak yang kepercayaannya

berlebihan, maka anak tersebut cenderung bertindak kurang


3

memperhatikan lingkungan, baik itu dalam kaitan norma dan etika yang

berkembang dan biasanya memandang sepele orang lain. Belum lagi ada

beberapa hal yang dalam usia dini biasanya sudah terbentuk sikap akan

kebutuhan-kebutuhan, baik kebutuhan dasar yang secara terus-menerus

membutuhkan dan menuntut kepuasan maupun kebutuhan perkembangan

yang akan dijumpai disetiap waktu dalam berbagai tahap kehidupan.3

Sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal melaksanakan

serangkaian kegiatan yang terorganisir dalam rangka proses belajar

mengajar di kelas dan mengarahkan siswa untuk menemukan potensi

dibidang Akademik, maka peranan Bimbingan Dan Konseling di sekolah

menjadi penting.

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan dan predisposisi4 yang dimilikinya (seperti kemampuan

dasar dan bakat- bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar

belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan

tuntutan positif lingkungannya. 5

Madrasah Aliyah Negeri Sampang merupakan lemabaga yang

terletak di Jl. Jaksa Agung Suprapto No.88 Sampang. Madrasah ini

merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang bisa dikatakan favorit karna

antusiasme masyarakat yang sangat besar untuk menyekolahkan anaknya

pada Madrasah Aliyah tersebut, Dalam kontestasi reputasi sekolah

3
Ibid, Hlm,15
4
Https://.Kemendikbud.Go.Id/Entri/Nul, Pada Tanggal 07 Februari 2022 Pukul 13:30.
5
Prayitno & Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta:Rineka Cipta, 20014),
Hlm.114.
4

persaingan promosi bagi Madrasah Aliyah Negeri Sampang merupakan

tantangan tersendiri. Ketatnya persaingan pendidikan di lingkungan

sekolah juga sangat mempengaruhi untuk mempertahankan eksistensinya,

ditambah lagi letak geografis Madrasah Aliyah Negeri Sampang sangat

berdekatan dengan sekolah lain yang tarafnya secara kualitas maupun

kuantitas hampir sama, yang membedakan anatar MAN Sampang dan dan

sekolah yang lain yaitu di MAN Sampang melakukan bimbingan dan

pelayanan yanng cenderung terhadap kepribadian peserta didik, seperti

halnya sholat berjemaah, adapun dari pelayanan tersebut ternyata ada

beberapa pelayanan yang lain yang diungkapkan oleh guru di MAN

Sampang di setiap jumat mengadakan jumat bersih dan kegiatan

ekstrakurikuler.6 dari pelayanan tersebut tentunya ada Peran BK yang

sangat berpengaruh terhadap soft skill peserta didik dalam mengarahkan

dan memberikan fasilitas secara komprehensif hal yang dilakukan BK

Madrasah Aliyah Negeri Sampang dengan melakukan Bimbingan dan

pelayanan kepada peserta didik.

Berdasarkan ulasan-ulasan diatas peneliti tertarik melakukan penelitan di

MAN Sampang dengan judul Manajemen Bimbingan Konseling Dalam

Meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang.

6
Agung.selaku guru mata pelajaran MAN Sampang . pada tanggal , 02 Maret 2022
5

B. FOKUS PENELITIAN

1. Bagaimana Manajamen Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan

Soft Skill Siswa Di MAN Sampang?

2. Bagaimana Faktor Pendukung Dan Penghambat Manajamen Bimbingan

Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana Manajamen Bimbingan Konseling Dalam

Meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang.

2. Untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung dan penghambat

Manajamen Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill

Siswa Di MAN Sampang.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini dapat berguna kepada beberapa pihak, antara lain sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti

terhadap penelitian.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-

pihak terkait.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak referensi tentang

manajemen bimbingan konseling di MAN Sampang.


6

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan diselesaikannya penelitian ini dengan baik, maka peneliti

dinyatakan sudah melaksanakan tugas akhir sarjana dilembaga dimana

peneliti itu megenyam pendidikan.

b. Bagi lembaga IAI NATA

Sebagai karya ilmiyah yang diselesaikan dengan gaya tulisan yang

sistematis, teruji keabsahannya dan dapat memberikan kontribusi

kepada lembaga untuk dijadikan sebagai acuan untuk selalu

memperbaharui kurikulum yang diterapkan.

c. Bagi lembaga MAN Sampang

1. Untuk mendeskripsikan manajemen bimbingan dan konseling MAN

Sampang.

2. Untuk menganalisis problematika manajemen layanan bimbingan

dan konseling di MAN Sampang.

E. Difinisi Istilah

1. Manajemen Bimbingan dan Konseling

Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling Manajemen

berasal dari bahasa Inggris, management dengan kata kerja manage

yang artinya mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol.

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber

lainnya dalam suatu organisasi yang mencapai tujuan tertentu.7

7
Abdillah, Manajemen Bimbingan Konseling Pendidikan, (Medan:LPPPI, 2019),Hlm.53.
7

2. Soft Skill

Pengertian Soft Skill adalah keterampilan seseorang

berhububungan dengan orang lain (interpersonal Skill) dan mengatur

keterampilan dirinya sendiri (interpersonal Skill).

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu di dalam penelitian kualitatif ini memang

sangat penting, sebab menjadi infomasi bagi penulis untuk menghindari

pengulangan (duplication) yang tidak disengaja ada dari penelitian-

penelitian yang sudah dilakukan. selain itu, adanya penelitian terdahulu

juga menjadi acuan bagi peneliti yang sedang melakukan penelitian agar

penelitian tersebut sesuai dengan konteksnya.

Identitas
Nama
NO Judul Penelitian (skripsi/jur Persamaan Perbedaan
Penulis
nal dll)

Heni Safitri.8 Strategi Skripisi Peninggkat Pembelajaran


Pengembangan
Soft Skill Siswa an soft keagamaan
Dalam
skill islam
Pembelajaran
1 Pendidikan
Agama Islam
Smkn 1
Pekalongan
Lampung Timur

8
Heni Safitri. Strategi Pengembangan Soft Skill SiswaDalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Smkn 1 Pekalongan Lampung Timur, Http://Repostory.Metrouniv.Ac.Id (Skrispsi, IAIN
Metro Lampung) Diakses Pada 29 Juni 2022
8

Restu Penumbuhan Soft skripsi Persamaan berbeda dalam

Mufanti.9 Skill Siswa sama- Proses

Dalam Proses sama Pembelajara

Pembelajaran memba n

2 has

tentang

Soft

Skill

siswa

Sinar.10 Pengembangan skripsi Persamaan Perbedaan

Softskill memba membahas

Siswa Melalui has tentang

Ekstrakurikul tentang Peningkatan


3
er Pramuka Di manaje pembelajara

Sma Negeri 3 men an

Enrekang Soft ekstrakurler

Skill

9
Restu Mufanti, Penumbuhan Soft Skill Siswa Dalam Proses Pembelajaran,
Https://D1wqtxts1xzle7.Cloudfront.Net.Com (Skripsi,Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
2018) Di Akses Pada 18 Maret 2022
10
Sinar Pengembangan Softskill Siswa Melalui Ekstrakurikuler Pramuka Di Sma Negeri 3
Enrekang Https://Digilibadmin.Unismuh.Ac.Id/Upload/5836-Full_Text.Pdf ( Skripsi Universitas
Muhammadiyah Makasar, 2019) Diakses Pada 18 Maret 2022
9

siswa

Syakirin Al- Peningkatan Soft Jurnal Persamaan Perbedaan

Ghozaly. Skills Pribadi memba membahas


11
Konselor has tentang

Mahasiswa tentang mananjeme

BKI Melalui manaje n

Career mebim Peningkatan


4
Development bingan Soft Skill

Program konseli Melalui

(CDP) ng Career

Developme

nt Program

(CDP)

Nur laili Pengembangan Tesis Persamaan Perbedaan

fathoni.12 karakter dan memba membahas


5
Soft Skill has tentang

siswa melalui tentang mananjeme

11
Syakirin Al-Ghozaly. Peningkatan Soft Skills Pribadi Konselor Mahasiswa BKI Melalui Career
Development Program (CDP).
Https://Ppjp.Ulm.Ac.Id/Journal/Index.Php/Bipf/Article/Download/848/Pdf (Jurnal, IAIN
Surakarta,2018) Di Akses Pada 10 Maret 2022
12
Nurlaili Fatoni” Pengembangan Karakter Dan Soft Skill Siswa Melalui Budaya Sekolah Di Smk
Negeri Jakarta”Https://Repository.Ptiq.Ac.Id/Id/Eprint/447/1/2021-Urlaili%20wathoni-2018.Pdf
(Tesis,Istitut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur‟an 2021) Di Akses Pada 10 Maret 2022
10

budaya manaje n

sekolah di men Peningkatan

smk negeri 41 Soft Soft Skill

jakarta Skill sebagai

potensi diri
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Bimbingan dan Konseling

Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata

manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu

digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. 13

Ali Ma‟shum dan Zainal Abidin Munawwir) menjelaskan bahwa

dalam bahasa Arab manajemen diartikan sebagai idaarah, yang berasal dari

kata adaara, yaitu mengatur. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia

karangan John M. Echols dan Hasan Shadily management berasal dari

akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan,

mengelola, dan memperlakukan. Dari kata tersebut muncul kata benda

managemen, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan

manajemen. Akhirnya,

management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi

manajemen atau pengelolaan. Manajemen sendiri, dalam Kamus Bahasa

Indonesia, diartikan dengan „proses pemakaian sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan atau penggunaan sumber

daya secara efektif untuk mencapai sasaran. 14

Sedangkan manajemen bimbingan dan konseling menurut Sugiyo

adalah kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan

konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung

13
Rifda el fidah, Dasar Dasar Bimbingan Dan Konseling,(Yogyakarta: idea press,2015).hlm,1
14
Ibid.hlm 15

11
12

bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia

untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi

sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai

tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk

mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan

mengetahui bagaimana hasilnya.

Gibson menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling

adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi

keseharian staf konseling meliputi aktivitas sdministrasi seperti pelaporan

dan perekaman, perencanaan dan kontrol anggaran, manajemen

Bimbingan Konseling fasilitas dan pengaturan sumber daya.

Dari berbagai pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa

manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang

dilakukan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif

dan efisien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada. Setiap

organisasi dan kegiatan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk

mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga

tujuan yang dicapai secara efektif dan efesien.

Sugiyo menyatakan tujuan manajemen dilakukan secara sistematis

agar mencapai produktif, berkualitas, efektif dan efesien. Manajemen

bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseli

(peserta didik) secara efektif dan efesien. Kegiatan manajemen bimbingan


13

dan konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan keluaran

baik secara kualitas dan kuantitas. 15

Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat

kepuasan dari konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan

konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan konseling

dapat dilihat dari jumlah konseli yang mendapatkan layanan bimbingan

dan konseling. Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan

tujuan. Keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat

dari ketercapaian layanan bimbingan dan konseling yaitu mampu

mengembangkan dirinya secara optimal. Adapun efesien apabila

kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber

dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan

bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efesien apabila tujuan

bimbingan dan konseling dapat mengembangkan diri konseli segera

dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit

Pada dasarnya penerapan manajemen adalah untuk mempermudah

pencapaian suatu tujuan. Dalam upaya mencapai tujuan itu langkah

pertama yang diperlukan adalah mengenal tujuan terlebih dahulu.

Kejelasan pengenalan terhadap tujuan akan memberikan kepastian arah,

memfokuskan arah, menjadi pedoman rencana dan keputusan

mempermudah pelaksanaan evaluasi terhadap kemajuan yang telah

dicapai, termasuk mengidentifikasi faktor penghambat dan penunjangnya.

15
Henni Syafriani Nasution, Manajemen Bimbingan Konseling,Konsep, Teori,Praktek ( Medan:
Lembaga Pengembangan Pendidikan Indonesia,2019), hlm.6
14

B. Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling

Setiap organisasi dan kegiatan mempunyai tujuan yang ingin

dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen

sehingga tujuan yang dicapai secara efektif dan efesien.

Sugiyo, menyatakan tujuan manajemen dilakukan secara sistematis

agar mencapai produktif, berkualitas, efektif dan efesien. Manajemen

bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseling

(siswa) secara efektif dan efesien.16

Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif

apabila dapat menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan kuantitas.

Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat

kepuasan dari konseling yang mendapatkan layanan bimbingan dan

konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan konseling

dilihat dari jumlah konseling yang mendapat layanan bimbingan dan

konseling.

Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan,

keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari

ketercapaian layanan bimbingan dan konseling yaitu konseling mampu

mengembangkan dirinya secara optimal. Sedangkan efesien apabila

kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber

dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan.17

Layanan bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efesien apabila

tujuan bimbingan dan konseling, yaitu pengembangan diri konseling dapat


16
Henni Syafriani Nasution, Manajemen Bimbingan Konseling,Konsep, Teori,Praktek ( Medan:
Lembaga Pengembangan Pendidikan Indonesia,2019), hlm.9
17
Ibid hlm.567.
15

segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit. Tujuan-

tujuan manajemen bimbingan dan konseling ini dapat dicapai secara

efektif dan efesien apabila memenuhi prinsip-prinsip manajemen.

C. Prinsip-prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling

Manajemen bimbingan dan konseling perlu memperhatikan

prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dari manajemen dapat tercapai,

menurut Hikmat, menyatakan ada 5 prinsip dalam pengelolaan

manajemen, yaitu:18

1. Prinsip efisiensi dan efektivitas, di mana fungsi manajemen dilakukan

dengan mempertimbangkan sarana prasarana, keadaan dan kemampuan

organisasi agar relevan dengan tujuan yang dicapai;

2. Prinsip pengelolaan, di mana suatu manajemen dilakukan secara

sistematik dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan;

3. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan, di mana seorang manajer

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan manajemen, baik

pelayanan internal maupun eksternal;

4. Prinsip kepemimpinan yang efektif, di mana seorang manajer harus

memiliki sifat yang bijaksana dalam mengambil suatu keputusan dan

mampu berhubungan baik dengan semua personel di dalam organisasi

tersebut; dan

18
Henni Syafriani Nasution, Manajemen Bimbingan Konseling,Konsep, Teori,Praktek ( Medan:
Lembaga Pengembangan Pendidikan Indonesia,2019), hlm.10
16

5. Prinsip kerjasama, kerjasama didasarkan pada pengorganisasian

manajemen terkait dengan melaksanaan tugas sesuai dengan keahlian

dan tugas masing-masing personil.19

Sugiyo, mengemukakan bahwa prinsip-prinsip manajemen

meliputi beberapa prinsip, sebagai berikut:

Efesiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang minimal

dapat memberikan hasil yang optimal:

a) Efektifitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil yang

dicapai dengan tujuan;

b) Pengelolaan adalah dalam aktivitas manajemen seorang manajer

harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya manusia

maupun non manusia;

c) Mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer harus

mengutamakan tugas manajerialnya dibandingkan tugas yang lain;

d) Kerjasama adalah seorang manajer harus mampu menciptakan

suasana kerjasama dengan berbagai pihak; dan

e) Kepemimpinan yang efektif.20

D. Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling

Manajemen bisa berhasil bila dalam pengelolaan fungsi-fungsi dari

manajemen dapat dioperasionalisasikan atau dapat dilakukan dengan baik

dan sistematik.

19
Henni Syafriani Nasution, Manajemen Bimbingan Konseling,Konsep, Teori,Praktek ( Medan:
Lembaga Pengembangan Pendidikan Indonesia,2019), hlm.199.
20
Sugiyo, Manajemen Konseling ( Jakarta:Pustaka Setia, 2015), hlm.34.
17

fungsi manajemen bimbingan konseling terdiri dari planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan),

dan controlling, Keempat fungsi ini merupakan sistematika dari

manajemen bimbingan dan konseling.

1. Planning (perencanaan)
adalah proses mengantisipasi dan menyiapkan berbagai

kemungkinan atau usaha untuk menentukan dan mengontrol

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

perencanaan adalah kegiatan konselor dalam menyiapkan dan

menetapkan sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana

penilaian dari kegiatan bimbingan dan konseling yang disesuaikan

dengan kebutuhan siswa.

Menurut T. Hani Handoko, menyatakan bahwa perencanaan

(planning) adalah pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan

penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode,

sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini. 21

Sementara Hikmat, menyatakan bahwa planning atau perencanaan

pendidikan adalah “keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara

matang hal-hal yang akan dikerjakan dalam pendidikan untuk masa

yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang

telah ditentukan.”

21
Priyono, Pengantar Manajemen, (Sidoarjo:Zifata Publisher 2017), hlm.146.
18

2. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah perencanaan dibuat maka selanjutnya konselor

melakukan organizing atau pengorganisasian.

Fungsi pengorganisian George R. Terry,22 mengemukakan bahwa

pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan- hubungan

kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efesien, dan memperoleh kepuasan.

Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling memiliki

peran kunci dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program

bimbingan dan konseling. Hal ini dikarenakan, dengan

pengorganisasian yang tepat dapat memberikan arah dan pedoman

posisi masing-masing pelaksana bimbingan dan konseling. Adanya

pembagian tugas yang jelas, profesional, dan proposional membuat

setiap petugas dapat memahami tugasnya dan menumbuhkan hubungan

kerjasama yang baik. Selain itu, pengaturan tugas yang tepat dengan

kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak terjadi kesalah

pahaman.

2. Actuating (pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah kegiatan paling utama dalam kegiatan

manajemen, pelaksanaan menekankan pada kegiatan langsung dengan

orang lain dalam organisasi yang artinya adalah merupakan upaya yang

sudah direncakan menjadi kenyataan dengan pengarahan.

22
Fajar Santoadi, Manajemen Pendidikan ( Yogyakarta:Gramedia, 2014), hlm. 23.
19

Dewa ketut menyatakan perlaksanaan adalah pelayanan

bimbingan konseling yang mengarahkan pada pelaksanaan yangsudah

direncanakansebelmnya.

3. Controlling (Evaluasi)
Pengendalian di dalam manajemen bimbingan dan konseling

disebut dengan evaluasi, evaluasi adalah fungsi manajemen yang

terakhir yaitu kegiatan yang dikendalikan mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, dan pelaksanaan. Evaluasi terkait dengan bagaimana

mengawasi dan mensupervisi kegiatan bimbingan dan konseling,

apakah pelaksanaan bimbingan dan konseling sesuai dengan program

yang telah dibuat.

Husaini Usman, menyatakan pengendalian adalah proses

pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan

lebih lanjut.23
24
Sugiyo, menyatakan bahwa pengendalian adalah kegiatan

yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui dan mengontrol

pelaksanaan atau aktivitas organisasi, menentukan keberhasilan

organisasi dan menganalisis kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan

kegiatan organisasi.

23
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014),
hlm.503.
24
Sugiyo, Manajemen Fungsi Bingbingan Konseling (Pustaka Ceria 2013), hlm.34.
20

E. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling

1. Layanan Orientasi

layanan orientasi bermakna layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat

memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama

orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru

dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar

berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.25

2. Layanan Informasi

Layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman

kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal

yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk

menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan

demikian, layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan

dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling

3. Layanan Bimbingan Belajar

menjelaskan bahwa layanan bimbingan belajar adalah kegiatan

bimbingan yang bertujuan membantu siswa dalam mencapai

keberhasilan belajar secara optimal”. Melalui layanan bimbingan

belajar ini maka siswa dapat secara terbuka memahami dan menerima

kelebihan serta kekurangannya, memahami kesulitan belajarnya

25
Henni syafriani nasution, Manajemen Bimbingan konseling,Konsep, Teori,Praktek ,(Medan,
lembaga pengembangan pendidikan Indonesia,2019).hlm.103
21

memahami faktor penyebab dan memahami pula bagaimana

mengatasi kesulitannya. 26

4. Layanan Penempatan Dan Penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran membantu siswa dalam

menempatkan dirinya dalam suatu karir atau profesi yang sesuai

dengan kemampuannya. Siswa dalam proses perkembangannya sering

dihadapkan pada kondisi yang di satu sisi serasi atau (kondusif)

mendukung perkembangannya dan di sisi lain kurang serasi atau

kurang mendukung (mismatch) dalam mencapai masa depannya.

Kondisi mismatch berpotensi menimbulkan masalah pada siswa. Oleh

sebab itu, layanan penempatan dan penyaluran diupayakan membantu

individu yang mengalami mismatch. Layanan ini berusaha

meminimalisir kondisi mismatch yang terjadi pada individu sehingga

individu dapat mengembangkan potensi.27

5. Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang

memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap

dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan

kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan

kegiatan belajar lainnya. 28

26
Henni syafriani nasution, Manajemen Bimbingan konseling,Konsep, Teori,Praktek ,(Medan,
lembaga pengembangan pendidikan Indonesia,2019).hlm.111
27
Ibid.116
28
Ibid.128
22

6. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah

berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli atau klien. Isi

kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi

yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan

masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

7. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada siswa

dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan

pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok

dapat pula bersifat penyembuhan.

8. Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi dalam program bimbingan konseling

dipandang sebagai“suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk

guru, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam

mengidentifikasi danmemperbaiki masalah yang membatasi

efektivitas perserta didik atausekolah”. Layanan konsultasi bukan

merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada perserta didik,

tetapi secara tidak langsung melayani perserta didik melalui bantuan

yang diberikan orang lain, kata lain layanan ini memberikan semua

pihak untuk ikut serta dalam menangani permasalahan pihak ketiga

tersebut.
23

9. Layanan Mediasi
yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau

perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan

dengan konselor sebagai mediator. Istilah “mediasi” terkait dengan

istilah “media” yang berasal dari kata“medium” yang berarti

perantara. Dalam literatur Islam istilah “mediasi” samadengan

“wasilah” yang juga berarti perantara.29

10. Layanan Konseling Individual


Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan

khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan

seorang konseli/klien.

Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat

dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai

petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan

ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang

normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah

pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan

memutuskan sendiri. Dapat dikatakan bahwa konseling hanya

ditujukan pada individu- individu yang sudah menyadari kehidupan

pribadinya.

F. Evaluasi bimbingan konseling

sangat dibtuhkan untuk membenahi program program yang kurang

berhasil. Untuk menghasilkan evaluasi bimbingan dan konseling

29
Henni syafriani nasution, Manajemen Bimbingan konseling,Konsep, Teori,Praktek ,(Medan,
lembaga pengembangan pendidikan Indonesia,2019).hlm.170
24

merupakan upaya untuk menentukan derajat kualitas pelaksanaan

program kegiataan bimbingan dab konseling. 30

Hal ini diperkuat pendapat Arikunto dan jabar Terlaksana

bimbingan konseling dengan baik harus disadari pengelolaan program

yangefektif dan sesuai dengan prinsip prisip suatu program bimbingan

konseling.

Michael mengemukakan beberapa prinsip yang harus di perankan

dalam penyelenggaraan evaluasi pelaksanaa program bimbingan konseling

yaitu sebagai berikut :

1. Evaluasi yang efektif menuntut pengenalan terhadap tujuan tujuan

program ini perlu adanya kejelasan mengenai tujuan yang ingin di capai

2. Evaluauasi yang efektif memerlukan kritera pengukuran yang jelas

3. Evaluasi melibatkan berapa unsur yang professional. Dalam program

bimbingan di tuntut ketelibatan pihak pihak yang benar profesioanl

dalam bidang bimbingan dan konseling secara keselurahan.

4. Menuntut umpan balik atau tindak lanjut (follow up) sehingga hasilnya

dapat di gunakan seabagai tolak ukur ketercapian.

Evaluasi bimbingan koseling mempunyai dua tujuan yaitu secara

umum dan khusus .Tujuan umum evaluasi bimbingan konseling adalah

untuk mengetahui ketercapian pelakasanan layananan bimbingan

konseling, Tujuan khusus evaluasi bimbingan koseling adalah untuk

mengetahui ketercapian program sesuai program sesusai dengan jabaran

30
Sudharno dwi yuwono & asni, Evaluasi Bimbingan Dan Konseling.(jakartat:Universitas
Muhammadiyah Prof Dr. Hamka.2017).hlm.43
25

atau butir butir kegiatan program layanan yang telah di susun dalam

program bimbingan koseling.31

G. Faktor pendukung dan penghambat

1. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan layanan bimbingan dan


konseling di sekolah.
Menurut Prayitno yang mempengaruhi keberhasilan

terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling adalah perlu

diperhatikannya hal-hal sebagai berikut: tenaga, sarana dan prasarana,

waktu, kerjasama, suasana profesional, dan dana. 32

a. Tenaga utama dalam layanan bimbingan dan konseling adalah guru

bimbingan dan konseling yang merupakan tenaga profesional.

Tenaga ini hendaklah memiliki modal personal dan modal

profesional yang dapat diandalkan untuk tuigas- tugas profesinya.

Rasio antara guru bimbingan dan konseling diberi tugas atau

tanggung jawab penuh melakukan pelayanan bimbingan dan

konseling terhadap 150 orang siswa.

b. Sarana yang diperlukan untuk penunjang pelayanan bimbingan dan

konseling seperti: alat pengumpul data, baik tes maupun non tes,

alat penyimpan data khususnya dalam bentuk himpunan data,

kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket

bimbingan, alat bantu bimbingan, perlengkapan administrasi seperti

31
Akhmad Sudrajat, Manajemen,Bimbingan Konseling Sekolah,(Jakarta:Gramedia,2016) hlm.45.
32
Lisa epiya. Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Krui Lampung Barat
Tahun Ajaran 2011/2012 diakses di https://textdocument.id.123.com pada Tanggal 25 Juli 2022.
26

alat tulis menulis, format rencana satuan layanan dan kegiatan

pendukung serta blangko laporan kegiatan.

c. Prasarana pokok yang diperlukan adalah ruangan yang cukup

memadai serta prabotannya. Ruangan ini hendaknya ditata

sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yang berkunjung

ke ruangan tersebut merasa senang dan di sisi lain di ruangan

tersebut dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan

lainnya sesuai dengan asasasas dan kode etik bimbingan dan

konseling.

d. Waktu Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

memerlukan waktu yang cukup. Oleh karena itu perlu disediakan

waktu dan kesempatan yang memadai bagi terselenggaranya

segenap jenis layanan bimbingan dan konseling dengan berbagai

kegiatan pendukungnya itu. waktu di luar jam-jam pelajaran (jam

sekolah) perlu disediakan dan diatur dengan baik bagi

terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan

pendukungnya.

e. Kerja sama. pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif

memerlukan kerja sama semua pihak berkepentingan dengan

kesuksesan pelayanan itu. Kerja sama antar personil sekolah

dengan tugas dan peran masing- masing dalam pelayanan

bimbingan dan konseling adalah sangat vital. Suasana Profesional.

pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional,

sehingga pelaksanaannya memerlukan suasana profesional.


27

Suasana ini akan terwujud apabila para pelaksananya adalah tenaga

profesional dan kegiatannya dilandasi oleh asasasas serta kode etik

profesional.

f. Dana diperlukan bagi penyediaan sarana dan prasarana yang

memadai. Juga untuk keperluan lain, seperti perlengkapan

administrasi, kunjungan rumah, dan penyusunan laporan kegiatan.

2. Faktor Kendala Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling


Tugas seorang guru bimbingan dan konseling tidaklah mudah,

Banyak hal- hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mewujudkan

suatu layanan bimbingan dan konseling yang baik, bukan saja untuk

siswa selaku objek dari layanan ini, melainkan para guru, kepala

sekolah, dan orang tua. Melihat layanan bimbingan dan konseling di

sekolah merupakan hal yang tidak mudah maka diperlukan perhatian

yang khusus guna memperlancar pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah. Hal- hal yang perlu diperhatikan oleh banyak

pihak sekolah dan segala sesuatu yang mendukung serta menunjang

proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Baik

dari luar maupun dari dalam sekolah itu sendiri.:33

a. Dari konselor sendiri. Banyak tamatan program studi bimbingan

dan konseling pada strata S1 masih berumur muda pada saat

terjun kelapangan. Kepribadian belum terbentuk sepenuhnya,

33
Lisa epiya. Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Krui Lampung Barat
Tahun Ajaran 2011/2012 diakses di https://textdocument.id.123.com pada Tanggal 25 Juli 2022.
28

sehingga konselor menjadi ragu- ragu dalam melaksanakan

konseling.

b. Kepala sekolah. Tantangan yang dihadapi oleh konselor adalah

mengkomunikasikan kepada kepala sekolah tentang bimbingan

dan konseling, bukan pertama- tama melalui teoritis, melainkan

melalui pelayanan yang memuaskan kepada siswa.

c. Staf guru pelajaran. Masih banyak staf guru yang melontarkan

kritik negatif tehadap konselor sekolah yang bersumber kepada

rasa iri dengan konselor.

d. Siswa Pada kalangan siswa sendiri, tanggapannya beragam dari

tanggapan yangpositif, kurang peduli, bahkan ada yang terang-

terangan menolak. Hambatan- hambatan yang biasa dihadapi oleh

konselor sekolah adalah siswa tidak memahami hakekat

pelayanan bimbingan dan konseling, siswa memandang konselor

sebagai satpam sekolah, siswa enggan menghadapi konselor

karena mengira akan dimarahi, dan lain sebagainya.

e. Orang Tua. Banyak oarng tua yang merasa senang dengan

hadirnya seorang konselor di sekolah, yang dapat membantu

anaknya menjadi lebih dewasa dan menjadi seorang mediator

antara harapan orang tua dan harapan anaknya. Orang tua seperti

ini biasanya memiliki pendidikan yang tinggi. Namun ada juga

orang tua yang memiliki harapan yang tidak realistik, misalnya

supaya anak tidak memberontak.


29

f.Suasana Sekolah dan keadaan dunia pendidikan. Suasana sekolah

yang kurang disiplin, pengaturan nilai menurut situasi dan

kondisi, kebiasaan siswa untuk mencontek dan mencari lobang-

lobang untuk menutupi kesalahannya itu bisa mempersulit

pekerjaan seorang guru bimbingan dan konseling.34

H. Peningkatan Soft Skill

1. Pengetian Soft Skill

Soft Skill adalah sifat sosiologis yang merujuk pada sifat

kepribadian, keselarasan sosial kemampuan berbahasa dan

keramahtamahan,kebiasaan personal dan optimisme seseorang yang

menempatkan orang pada tingkatan Ruang lingkup peningkatan Soft

Skill.35

La France.36 mendefinisikan Soft Skill sebagai istilah sederhana

untuk sistem yang kompleks pada sifat dan kebiasaan yang pada

umumnya dibutuhkan, Dia mencontohkan beberapa Soft Skill yang

harus dimiliki oleh seseorang seperti; kepercayaan, fleksibilitas,

kejujuran, dan integritas, kemampuan untuk melihat sesuatu dari

perspektif yang berbeda, optimisme dan akal sehat.

Menurut Deni Hidayat.37 soft skil merupakan gabungan dari semua

aspek dari keahlian umum, termasuk di dalamnya adalah elemen

34
Lisa epiya. Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Krui Lampung Barat
Tahun Ajaran 2011/2012 diakses di https://textdocument.id.123.com pada Tanggal 25 Juli 2022.
35
Mufanti, Penumbuhan Soft Skill Siswa Dalam Proses Pembelajaran”Jurnal Muhammadiyah
University Of Ponorogo, Vol. 9, No.2(Desember,2015), hlm.23.
36
Ibid
37
Putra, I. S. Sukses Dengan Soft Skills. (Bandung: Direktorat Pendidikan ITB 2005), hlm.127
30

kognitif yang terkait dengan keahlian akademis dan non akademis,

Meskipun soft skil tersebut dikaitkan dengan nilai positif seperti

ketrampilan kepemimpinan, kerjasama kelompok, keahlian

berkomunikasi, dan pembelajaran hidup jangka panjang, soft skil

disebut juga dengan professional skill dan dikelompokkan menjadi 4

area yaitu manajemen diri, interaksi, komunikasi, dan oganisasional,

Soft skil dianggap juga sebagai kunci menuju hidup yang lebih baik,

sahabat yang lebih banyak, sukses lebih besar, kebahagiaan yang lebih

luas, tidak mempunyai makna apabila tidak diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari baru bernilai.

Soft Skill yang paling dicari dan populer adalah pemecahan

masalah, berfikir inventif, kemampuan untuk berkompromi,

bernegosiasi dan membujuk, kemampuan untuk membimbing,

mengajar, berkomunikasi, jaringan dan melakukan public speaking skill

lainnya mencakup kemampuan untuk mengikuti arahan - bahkan ketika

mereka tak terucap;. bagi guru, orang tua dan peserta didik. Sosialisasi

penerapan Soft Skill bagi guru sangat diperlukan karena guru

mempunyai peran penting untuk mencerdaskan siswa. Para guru selalu

berproses dengan siswa dalam proses pembelajaran, maka dalam proses

pembelajaran tersebutlah guru diharapkan mampu menumbuhkan

aspek-aspek Soft Skill pada diri siswa. Ketika guru mengajarkan aspek

hard skill untuk meningkatkan kognitif siswa, disitupula guru secara


31

implisit guru harus mampu menumbuhkan aspek-aspek Soft Skill

siswa.38

2. Aspek- Aspek Soft Skill

a. Ketrampilan berkomunikasi

Ketrampilan berkomunikasi meliputi kemampuan untuk

menyampaikan ide secara jelas dan efektif, dengan percaya diri baik

lisan maupun dengan tulisan, kemampuan untuk mendengarkan dan

merespon secara aktif, kemampuan untuk tampil di depan umum

dengan percaya diri. Sedangkan kemampuan yang sebaiknya

dimiliki dalam keahlian ini meliputi kemampuan untuk

mempergunakan teknologi selama melakukan presentasi,

kemampuan untuk mendiskusikan dan mencapai persetujuan,

kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu dengan latar

belakang budaya yang berbeda, kemampuan untuk memperluas

kemampuan berkomunikasi sendiri, kemampuan mampu melakukan

komunikasi.39

b. Ketrampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah

Berpikir kritis dan pemecahan masalah merupakan kemampuan

untuk berpikir secara kritis, kreatif, inovatif dan analitis.

Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk mengaplikasikan

pengetahuan dan memahami masalah yang baru dan berbeda.

Kemampuan yang harus dimiliki dalam aspek ini adalah kemampuan

untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah dalam situasi yang


38
Ibid. hlm,24.
39
Warni Tu Sumar Strategi,Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Bebrbasis Soft
Skill.(Bandung:Cipta Karya, 2018), hlm.78
32

sulit dan kemampuan untuk memberikan evaluasi yang dapat

dibenarkan, kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan

keahlian berpikir seperti menjelaskan, menganalisis dan

mengevaluasi diskusi, serta kemampuan untuk menemukan ide dan

melihat solusi alternatif. Sedangkan kemampuan yang sebaiknya

dimiliki meliputi kemampuan untuk berpikir lebih, kemampuan

membuat kesimpulan dari bukti yang syah, kemampuan untuk

bertahan dan memberikan pertanggungjawaban, kemampuan untuk

memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang

bervariasi.40

c. Ketrampilan beretika, moral dan ketrampilan profesional

Ketrampilan beretika, moral dan ketrampilan profesional

merupakan ketrampilan untuk mempraktekkan sebuah standar moral

yang tinggi dalam tugas profesional dan interaksi sosial.

Kemampuan yang seharusnya dimiliki meliputi kemampuan untuk

memahami krisis ekonomi, lingkungan dan aspek sosial budaya

secara profesional, serta kemampuan untuk menganalisis dan

membuat keputusan untuk pemecahan masalah yang berkaitan

dengan etika. Disamping itu dalam aspek ini akan lebih baik apabila

seseorang memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap yang

bertanggungjawab pada masyarakat.

40
Ibid.
33

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Soft Skill

Soft skil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari

dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam diantaranya internal dan

eksternal yaitu:

a. Self monitoring

Yaitu bagaimana individu mampu menampilkan kesan yang

tepat pada situasi atau individu, yang pemantauan diri adalah

menyesuaikan perilaku terhadap norma- norma situasional dan

harapan-harapan dari orang lain.

b. Minat

Minat seseorang merupakan aspek penting kepribadian dan

dapat mempengaruhi hubungan antar pribadi. Karakteristik tersebut

secara nyata dapat mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan,

kesenangan serta hubungan interpersonal seseorang. Bila individu

berminat dalam pekerjaan sosial, biasanya individu tersebut mau

berhubungan dengan orang lain dan mampu berempati.41

c. Konsep diri

Setiap orang sedapat mungkin bertingkah laku sesuai konsep

dirinya. Bila seorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang

yang rajin, maka ia akan menghadiri kuliah secara teratur, membuat

catatan yang baik, mempelajari kuliah dengan sungguh-sungguh,

sehingga memperoleh nilai akademis yang baik. Jika orang merasa

rendah diri maka ia akan mengalami kesulitan mengungkapkan

41
Warni Tu Sumar, Strategi Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Bebrbasis Soft
Skill.(Bandung:Cipta Karya, 2018), hlm.80
34

gagasan kepada orang yang belum dikenalnya dan terutama orang-

orang yang diseganinya dan tidak mampu berbicara di hadapan

umum.

d. Faktor dari luar diantaranya :

Kehidupan yang seimbang antara aktivitas akademik dan non

akademik, Seorang siswa sebaiknya memiliki kegiatan lain selain

kegiatan belajar di sekolah seperti ekstrakulikuler dan organisasi

sekolah. Siswa akselerasi kurang memiliki kesempatan dalam

mengikuti ekstrakulikuler dan organisasi, sehingga dapat dikatakan

bahwa faktor ini kurang terpenuhi. Sedangkan siswa reguler

memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengikuti

ekstrakulikkuler dan mengikuti organisasi.42

e. Adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya

sehingga memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan

perkembangan sosial, perkembangan emosi dan lebih mudah

membina hubungan interpersonal.

42
Warni Tu Sumar, Strategi Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Bebrbasis Soft
Skill.(Bandung:Cipta Karya, 2018), hlm.80
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif.

Menurut Mantra penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang sedang diamati.43

Dengan kata lain penelitian yang penulis pakai dalam hal ini adalah

penelitian yang temanya tidak diperoleh melalui prosedur static melainkan

menggunakan prosedur penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tersebut

bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini. Adapun

jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) Penelitian

lapangan adalah penelitian yang berlangsung di lapangan atau kepada

informan.44

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti sangatlah penting hadir di lokasi, dalam rangka

mengumpulkan beberapa informasi terkait dengan objek yang diteliti

sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, dan peniliti juga bisa

mendapatkan data-data dan infomasi mengenai objek yang diteliti secara

utuh, sehingga ketika memaparkan data-data yang didapat tidak hanya

mengetahui dokumen saja, akan tetapi juga mengetahui perkembangan

dari objek yang diteliti berdasarkan hasil observasi.

43
Sandu Siyoto, M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, hlm.28.
44
Imade Laut Mertha Jaya,Metodologi Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif, (Yogyakarta: Quadran,
2020),hlm.175.

35
36

C. Lokasi Peneliti

Penelitian ini berlokasi di Mandrasah Aliyah Negeri Sampang yang

merupakan lembaga pendidikan formal yang berada di tengah-tengah kota

Sampang bertepatan diatas bukit setinggil di Jl.Jaksa Agung

Suprapto.No88. Peneliti pemilih objeknya di Maddrasah Aliyah Negeri

Sampang karena sekolah tersebut merupakan lembaga formal negeri dan

sudah di ketahui oleh masyarakat umum Maddrasah Aliyah Negeri

Sampang adalah sekolah menengah atas pertama yang menhasilkan siswa

siswi berprestasi dari kancah nasional dan intersioanal mulai dari

pembelajaran formal dan keagamaan. Maka dari itulah peneliti tertarik

untuk meneliti di Maddrasah Aliyah Negeri Sampang karena ingin

mengetahui bagaimana strategi pengembangan kurikulum yang dilakukan

oleh lembaga, sehingga sekolah bisa diminati oleh banyak masyarakat

luar khususnya masyarakat Sampang sendiri.

D. Sumber Data

Sumber data dalam sebuah penelitian adalah asal atau tempat data yang

dapat diperoleh. Data dalam penelitian dapat diperoleh dari berbagai

sumber. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari sumber

sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti.45

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mendapatkan langsung data-

data yang termasuk dari objek penelitian. Contoh seperti menggali

45
Nur Ahmad Budi Yulianto, Metodologi Penelitian Bisnis, (Malang: Polinema Press, 2016),
hlm.37.
37

informasi terhadap kepala sekolah, Kepala Sekolah,WAKA Kesiswaan,

Guru Bimbingan Konseling, tenaga pendidik dan Siswa MAN

Sampang, sehingga data yang didapat sesuai dengan fakta karena

melibatkan informan dari objek yang diteliti.

2. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

wawancara, dokumen-dokumen dan dokumentasi. contohnya seperti

menggali informasi dengan melakukan pengamatan awal, wawancara

dan dokumen-dokumen yang sesuai dengan objek yang diteliti.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung

jawabkan, maka peniliti menggunakan prosedur pengumpulan data yang

terdiri dari:

Adapun jenis-jenis wawancara dibedakan menjadi 3 (tiga), diantaranya

yaitu: 46

1. Wawancara terstruktur adalah cara memberikan tanya jawab kepada

para partisipan dengan mengikuti pedoman wawancara yang telah

dibuat sebelumnya.

2. Wawancara tidak terstruktur adalah cara memberikan tanya jawab

kepada para partisipan tanpa menggunakan pedoman.

3. Wawancara semistruktur adalah cara memberikan tanya jawab kepada

partisipan dengan tidak atau mengikuti pedoman yang telah dibuat

sebelumnya.

46
Fitri Nur Mamudeh, Analisis Data Penelitian Kualitatif Manajemen Pendidikan Berbantuan
Software Atlas.TI8, (Yogyakarta: UAD PRES, 2021),hlm. 17-20.
38

Adapun peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktrur

merupakan wawancara yang dilakukan dengan tidak mengacu pada daftar

pertanyaan yang telah dibuat.47

1. Observasi

Observasi adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk

mengamati objek yang diteliti. Pengamatan tersebut dengan melihat

bagaimana perkembangan dan kekurang dari objek yang diteliti

berdasarkan fakta dan realita yang terjadi.

Adapun jenis-jenis observasi dibagi menjadi 2 (dua), diantaranya yaitu: 48

a. Participant observation yaitu para peneliti melibatkan diri dalam latar

yang di teliti, baik sebagai pengamat maupun sebagai partisipan.

b. Direct observation yaitu pengamatan langsung tanpa berinteraksi

dengan objek atau orang yang diteliti dalam observasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi jenis non

participant observation, karena peneliti tidak terlibat dalam penelitian.

Proses dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti.

Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan membuat

pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian.

Kemudian peneliti mengidentifikasi apa yang akan diobservasi, kapan, di

mana, berapa lama dan bagaimana. Observasi dilakukan dengan

mengadakan pengamatan terhadap Manajemen Bimbingan Konseling

Dalam Meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang.

47
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ( Yokyakarta, Quadrant,
2020), hlm.154
48
Ibid hlm.27.
39

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen tersebut bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monomental dari seseorang.49

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil data dengan

menggunakan teknis analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang data yang

tidak diperlukan.50

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Langkah ini

dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasiyang tersusun dan

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.51

3. Kesimpulan

Kesimpulan adalah tahap akhir dalam proses analisis data. Pada

bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang

diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang

dikumpulkan.52

49
Ibid, Hlm.124.
50
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015),
hlm.123.
51
Ibid,hlm. 123
52
Ibid, hlm. 124
40

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pengecekan keabsahan data akan dilakukan setelah dirasa terdapat

data yang diragukan kebenarannya, dengan cara mengembangkan dan

menggali sumber-sumber pengetahuan terkait dengan masalah sehingga

bisa dipecahkan melalui penelitian ini.

1. Uji Krebilitas (Credibilitas)

Merupakan uji kepercayaan terhadap sesuatu data hasil penelitian

yang telah diolah oleh peneliti, sehingga hasil penelitian yang dilakukan

dapat dipercaya dan tidak diragukan sebagai karya ilmiah.

2. Uji Tranferbility

Merupakan keabsahan eksternal dalam penelitian kualitatif, Uji

tranferbility dilakukan unntuk mengukur derajat kepercayaan dari hasil

peneltian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat di terapkan oleh

subjek penelitian tempat data tersebut diperoleh.

3. Uji Depenbility

Dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan

penelitian. Peneliti dapat memanfaatkan auditor independen (dosen

pembimbing) untuk mengujikeseluruhan aktivitas penelitian yang

dilakukan peneliti, mulai dari awal penelitian hingga penelitian tersebut

berahir.53

H. Tahapan-Tahapan Penelitian

Tahapan adalah suatu proses dan rangkaian tahapan-tahapan yang

dilakukan secara terencana dan sistematis, yang bertujuan supaya bisa

53
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ( Yokyakarta, Quadrant,
2020), hlm.163.
41

memecahkan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan tertentu. Tahapan-tahapan itu harus serasi dengan saling

mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan bisa

memberikan kesimpulan yang baik dan tidak meragukan. Adapun tahapan-

tahapan penelitian ini sebagai berikut:

1. Menentukan Objek Atau Pokok Permasalahan

Setiap penelitian harus dimulai dengan adanya objek agar

penelitian bisa dilaksanakan sebaik-baiknya, maka sudah menjadi

kewajiban jika menentukan objek atau pokok permasalahan yang

menjadi langkah pertama harus memulai, kemana harus pergi dengan

apa menghasilkan penelitian.

2. Membatasi Objek Atau Permasalahan Secara Jelas

Setelah menetapkan pokok masalah secara jelas, ini dilakukan

sebagai pedomanbagi peneliti agar tidak terjadi kesalah fahaman

pengertian terhadap objek penelitian.

3. Mengumpulkan Data Yang Diperlukan

Mengumpulkan data merupakan kegiatan yang sangat penting

dalam meneliti, dan pengumpulan data merupakan suatu peerjaan

yang sulit. Sebab apabila data tidak sesuai dengan objek yang diteliti,

maka data yang diperoleh adalah data yang salah sehingga penelitian

ini tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

4. Mengelola Data Untuk Menarik Kesimpulan

Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Hal ini


42

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana temuan masalah dan juga

pemberian solusinya.54

5. Menyusun Laporan

Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam

bentuk laporan penelitian agar hasilnya diketahui orang lain, serta

prosedurnyapun diketahui orang lain, sehingga dapat mengecek

kebenaran pekerjaan penelitian ini.

54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ( Bandung, Alfabeta Bandung, 2014),
hlm.227.
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan Data

Pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan gambaran umum atau

sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri Sampang mulai dari awal

berdirinya sampai pergantian garis kepemimpinan di madrasah tersebut,

berikut paparan datanya.

1. Riwayat berdirinya lembaga Madrasah Aliyah Negeri Sampang


Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sampang merupakan satu-satunya

sekolah negeri setingkat SMA yang bercirikan Islam yang berada di

kabupaten sampang. MAN Sampang merupakan sekolah pengalihfungsian

dari PGAN yang terjadi pada tahun 1978. Hal ini berdasarkan SK Menteri

Agama nomor 17 tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978. Muatan kurikulum

yang digunakan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan

memadukan mata pelajaran umum (permendikbud nomor 37 tahun 2018)

dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab

(KMA 183 dan 184 tahun 2018).

Madrasah merupakan tempat siswa untuk belajar dan berlangsungnya

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran

sebagai indikator keterlaksanaan kurikulum madrasah memerlukan sinergi

dari pihak madrasah, siswa, wali murid, masyarakat dan lingkungan

madrasah.

43
44

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan haruslah menyenangkan,

belajar adalah proses kegembiraan. Sekolah/madrasah diibaratkan sebagai

“Taman” sebagai tempat bermain, teduh, tenang, dan menyenangkan.

Anak-anak senantiasa gembira menghabiskan waktu di taman. Konsep Ki

Hajar dewantara sejalan dengan Metode Enjoy Full Learning yaitu metode

pembelajaran yang dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dengan

melibatkan siswa secara langsung melalui berbagai pengalaman belajar

sehingga proses pembelajaran dapat menjadi menarik, aktif dan

menyenangkan bagi anak didik.

Kegembiraan siswa belajar dan guru mengajar dapat terwujud jika

siswa maupun guru merasa nyaman belajar di madrasah. Kenyamanan

belajar dapat dilakukan dengan menghadirkan lingkungan madrasah yang

representatif untuk kegiatan belajar. Lingkungan madrasah yang

representatif merupakan sumber belajar konstektual (Konstektual

Learning). Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat

memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa. Siswa dapat

mengaitkan berbagai informasi baru dari pemanfaatan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar dengan konsep yang telah ada pada struktur

kognitif sebelumnya, sehingga konsep belajar bermakna (Meaningful

Learning) dapat terwujud.

Selain memberikan pengaruh positif dalam kegiatan pembelajaran,

lingkungan belajar yang nyaman dan representatif ternyata juga dapat

menarik minat dan perhatian masyarakat luar untuk berwisata dan belajar

di MAN Sampang. Berdasarkan latar belakang tersebut, MAN Sampang


45

menerapkan kebijakan “Wisata Edukasi” sebagai salah satu bentuk model

penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Kebijakan manajemen

berbasis sekolah (MBS) sebagai bentuk penerapan otonomi pendidikan

melalui desentralisasi pendidikan dengan memberdayakan

sekolah/madrasah untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan potensi

sekolah.

Penandatanganan prasasti peresmian MAN Sampang sebagai

madrasah wisata, telah dilakukan oleh bapak Dr. H. Ahmad Zayadi, M.Pd.

selaku kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur

pada tanggal 12 Januari 2021.

Wisata Edukasi merupakan paduan (blended) kegiatan wisata dengan

wawasan edukasi (pengetahuan). Sebagai destinasi wisata edukasi, MAN

Sampang terus mengeksplorasi berbagai keunggulan dan potensi destinasi

baik berupa destinasi lingkungan maupun destinasi kegiatan akademik

(intra dan ekstrakurikuler). Destinasi lingkungan berupa penataan

lingkungan yang dapat mendukung kegiatan belajar, memberikan

kenyamanan belajar dan pemanfaatan sebagai sumber belajar. Evaluasi

belajar bentuk proyek mata pelajaran terintegrasi dilakukan dengan

pembuatan spot foto sebagai wadah ekspresi dan interaksi warga

madrasah. Destinasi wisata akademik meliputi proses dan hasil kegiatan

akademik.

Sebagai wadah pengembangan diri siswa, di MAN Sampang

dikembangkan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya: Pramuka, PMR,

Band, Drumband, Qosidah, Pencak silat, KIR, Tahfid, Duq duq (seni
46

musik tradisional madura), Bulu tangkis, Atletik, Kaligrafi dan Paduan

suara. Di MAN Sampang juga dikembangkan kegiatan ekstrakurikuler

berbasis keterampilan/vokasional sebagai upaya pembekalan diri siswa

dengan keterampilan (life skill) untuk dapat hidup lebih layak di

masyarakat selepas dari MAN Sampang. Ekstrakurikuler keterampilan

menjadi ekstrakurikuler unggulan yang dijalankan di MAN Sampang.

Ekstrakurikuler keterampilan/vokasional yang telah berjalan meliputi

keterampilan tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan.

Pelatihan keterampilan/vokasional diawali dari program dana hibah MA

Vokasi Propinsi Jawa Timur, yang kemudian berlanjut menjadi program

ekstrakurikuler unggulan di MAN Sampang. Untuk mewadahi siswa yang

memiliki bakat dan minat dibidang multimedia, dilakukan pengembangan

pelatihan keterampilan/vokasional dibidang keterampilan multimedia.

Disamping peningkatan objek destinasi wisata, peningkatan sarana

prasarana (manajemen sarana prasarana), manajemen kurikulum,

manajemen kesiswaan, manajemen keuangan dan manajemen hubungan

masyarakat diperlukan untuk aktifitas Wisata Edukasi MAN Sampang

dengan tujuan akan banyak kunjungan wisata edukasi ke MAN Sampang.


47

2. Profil madrasah Madrasah Aliyah Negeri Sampang


Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sampang

Alamat : Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 88 Kel. Gunung

Sekar Kec. Sampang Kab. Sampang

Telepon : (0323) 321513

Provinsi : Jawa Timur

E-Mail : man_sampang80@yahoo.com

Website : www.manspg.sch.id

SK Kelembagaan : SK Menag No. 17 Tahun 1978

NSM : 131135270001

NPSN : 20584587

Tahun Didirikan/Beroperasi : 1978

Akreditas : A

Status Tanah : Sertifikat / Hak Pakai

Luas Tanah : 18.762 m²

Waktu Belajar : 07.00 s/d 14.15 WIB

3. IDENTITAS KEPALA MADRASAH


Nama : Mukhlishotun, S.Ag.,M.M.Pd.

No. SK Kepala : 1675/Kw.13.21.1/Kp.07.6/08/2020

NIP. : 19731004 200003 2 001

Golongan / Ruang : Pembina IV/a

Alamat : Dsn. Slabayan Ds. Sejati Kec. Camplong

Kab. Sampang

Pendidikan Terakhir : S2
48

Jurusan : Sekolah Tinggi Manajemen IMNI Jakarta

4. DESTINASI WISATA
Destinasi wisata di MAN Sampang, berupa:

a. Lingkungan Madrasah

1) Penataan taman yang asri yang dapat difungsikan sebagai sumber

belajar dan kegiatan wisata

2) Penyediaan spot foto sebagai wadah ekspresi dan interaksi warga

madrasah. Penyediaan spot foto sebagai proyek evaluasi belajar

siswa dari mata pelajaran terintegrasi.

b. Kegiatan Akademik

1) Kegiatan Intrakurikuler

Segala kegiatan pembelajaran (proses dan hasil belajar) yang

dapat diintegrasikan dengan kegiatan wisata.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

Inovasi kegiatan ekstrakurikuler yang bernilai pembelajaran dan

wisata

c. Letak geokgrafis Madrasah Aliyah Negeri Sampang


Lembaga pendidikan MAN Sampang berlokasi di kota

Sampang, Jl. Jaksa agung suprapto No 88 Kecamatan Sampang

Kabupaten Sampang, Provensi Jawa Timur.

d. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri Sampang

1) Visi :

Berakhlaqul Karimah Dan Unggul Dalam Prestasi


49

2) Misi :

- Meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dengan

keseimbangan imtaq dan iptek.

- Meningkatkan budaya islami dan kedisiplinan yang tinggi.

- Membangun karakter peserta didik berperilaku hidup bersih

dan sehat di lingkungan madrasah, rumah dan masyarakat.

- Membudayakan peserta didik untuk selalu menciptakan

lingkungan madrasah yang sehat, bersih, indah, rapi, rindang,

sejuk dan nyaman dalam bingkai akhlaqul karimah.

- Meningkatkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler

yang menitik beratkan pada pendidikan berkarakter.

- Melaksanakan dan mengikuti kegiatan kompetisi akademis

dan non akademis.

5. Visi-Misi Bimbingan Dan Konseling MA Negeri Sampang


a) Visi

“Terwujudnya layanan bimbingan konseling yang professional dalam

memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli yang berakhlakul

karimah dan unggul dalam prestasi”

b) Misi

- Meneyelenggarakan layanan bimbingan konseling yang

memandirikan dan menumbuh kembangkan sikap juga prilaku islami

berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur dalama

kehiupan sehari- hari


50

- Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas,

orang tua, dunia usaha dan industri dan pihak lain dalam rangka

menyelenggarakan bimbingan dan konseling

- Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor

melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan.

6. Tujuan Madrasah Aliyah Negeri Sampang


MANSA RELIGIUS (Ramah, Edukatif, Luwes, Intelek, Gigih, Indah,

Ulet, Santun).

7. KONDISI OBYEKTIF MADRASAH


Table 4.1

a) Data Siswa Pendaftar dan Diterima

TAHUN
NO PELAJAR PENDAFTAR DITERIMA
AN
1 2017/2018 176 156
2 2018/2019 163 158
3 2019/2020 138 129
4 2020/2021 119 115

Table 4.2

b) Data Siswa 4 Tahun Terakhir

TAHUN KELAS
JUMLA
No. PELAJ KET
I II III H
ARAN
1. 2017/2018 156 166 184 506 21 Lokal
2. 2018/2019 158 147 163 468 21 Lokal
3. 2019/2020 129 143 141 413 21 Lokal
4. 2020/2021 118 136 137 391 21 Lokal
Table 4.3
51

c) Kondisi Orang Tua Siswa

Pekerjaan Tingkat pendidikan


Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Pendidikan
(%) (%)
Pegawai Negeri 2% Tidak Sekolah 10%
TNI/POLRI 3% SD/Sederajat 30%
Karyawan Swasta 30% SLTP/Sederajat 30%
Petani 80% SLTA/Sederajat 50%
Pedagang Swasta 20% S1 15%
Nelayan 5% S2 5%
Lain-lain 10% S3 0

Table 4.4

d) Keadaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

JUMLAH
INDIKATOR TENAGA
GURU JUMLA
KEPENDIDIKAN H
PENDIDIKAN
PNS Non PNS PNS Non PNS
UMUM
S2 18 - 1 - 19
S1 17 18 2 4 41
D3 - - - - -
D2 - - - 1 1
SLTA - - 1 5 6
SLTP - - - - 0
SD - - - 2 2
JUMLAH 35 18 4 12 69
SERTIFIKASI
SUDAH 32 3 - - 35
BELUM 3 15 - - 18
GENDER
LAKI-LAKI 16 10 1 11 38
WANITA 19 8 3 1 31
52

Table 4.5

e) Jumlah dan Kondisi Ruangan

Kondisi
Jenis Ruangan Jumlah
Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
1. Ruang Kelas 21 11 10 -
Ruang
2. 1 1 - -
Perpustakaan
3. Ruang Tata Usaha 1 1 - -
4. Ruang Kepala 1 1 - -
5. Ruang Guru 1 1 - -
6. Ruang Tata Tertib 1 1 - -
Ruang
7. 4 3 1 -
Laboratorium
8. Ruang BK 1 1 - -
9. Ruang UKS 1 1 - -
Ruang
10. 2 2 - -
Ekstrakurikuler
11. Ruang OSIS 1 - 1 -
12. Ruang Kesenian 1 - 1 -
Ruang Koperasi
13. 1 1 - -
Siswa
14. Aula 1 - - -
15. Musholla 1 1 - -

Table 4.6

f) Jumlah Guru Menurut Bidang Studi

No NAMA NIP Bidang Studi

1. Mukhlishotun, Kepala
197110042000032001
S.Ag.,M.M.Pd. Madrasah
2.
Fathor Rahman, M.Pd 196912121994031000 Matematika
3. Dra. Siti Rasyida
196801161992032000 Kimia
Hidayati, M.Si
4. Dra. Masrurul Fajariyah, Bahasa
196701271993032002
M.Pd Indonesia
53

5. Dra. Athifatuz Zahro‟,


196706251995032002 Biologi
M.Pd
6.
Drs. Chairil Alwan, MM 196906091995031002 Seni Budaya
7.
Dra. Erni Hidajati, MM 196704011996032002 Matematika
8.
Hairuddin, S.Pd.,MM 197003211997031002 Matematika
9.
Siti Aisah, S.Pd 196908311998032001 Biologi
10. Wardah Anis Sulalah, Bahasa
197109241999032001
S.Pd.,MM Indonesia
11. Muhamad Adi,
197510302005011002 Matematika
S.Pd.,M.Pd
12.
Salim, S.Pd.,M.Pd 197808162005011006 Kimia
13. Moh. Agung Wirawan,
198205122005011005 Penjaskes
S.Pd
14. Arusbandri Sumitro,
197202092005011002 Penjaskes
S.Pd
15.
Anies Ekawati, S.Pd 197812022005012002 Sejarah
16. Rahma Wahyuni
198204232005012015 Bahasa Inggris
Suhastuti, SS
17.
Eko Imam Susanto, S.Pd 197604262005011002 Geografi
18.
Kurrotul Aini, SS.,MM 197506292006042027 Bahasa Arab
19. Mohammad Anwar
197202022005011006 Ekonomi
Hamidy, S.Pd
20. Bahasa
Musawwir, S.Pd 198012232005011003
Indonesia
21. Hairun Nisak, Al Qur‟an
197510102005011006
S.Ag.,M.Pd Hadits
22.
Dra. Siti Fathinah, M.Pd 196801102006042012 SKI
23. Sufin Dianingsih
198108242005012004 PKn
Herlina, S.Pd
24.
Snewi, S.Pd.I.,M.Pd 196804232006041012 Fiqih
25. M. Taufik Maulana,
197404162007101002 Akhlak
S.Ag.,M.Pd
26.
Masudih, S.Pd.I.,M.Pd 197508032007101004 Fiqih
27. Mohammad Mahrus,
197807062005011003 Bahasa Arab
S.Ag
54

28.
An Nafsus, S.Pd 196910012007012043 Ekonomi
29.
Sri Rusyani, S.Pd 198208292007012011 Bahasa Inggris
30.
Sigit Guntoro, S.Pd 198202052007101003 Sosiologi
31. Bahasa
Sufiati Azizah, S.Pd 197704122007102005
Indonesia
32. Wahyunis Salamah,
197811212007012012 Bahasa Arab
S.Pd.I.,M.Pd
33. Ririn fitriyah yah,
198307092009012010 BK
S.Sos.I
34. SKI/ Aqidah
Ike Badriah, S.Pd.I 199107242019032020
Akhlak
35.
Hariyanto, S.Pd.I 198705222019031010 SKI
36.
Moh. Fatony, S.Pd - Penjaskes
37.
Eka Sri Irawati, S.Pd - Matematika
38. TIK &
Chotibul Umam, S.Pd.I -
Prakarya
39.
Nur Hayati, S.Psi - Sosiologi
40. Bahasa
Mabruroh Amini, S.Pd -
Indonesia
41.
Abd. Manaf, S.Pd - Matematika
42.
Haris Maulidi, S.Pd - Matematika
43.
Mawaddah, S.Pd.I - Qur‟an Hadits
44. Siti Maufiroh
- Bahasa Inggris
Rahmawati, S.Pd.I
45.
Sri Winarsih, S.Pd - BK
46.
Nurul Qomariyah, S.Pd - BK
47.
A. Hafidz Hidayat, S.Sn - Seni Budaya
48.
Maulidiya Fidiyani, S.Pd - Sejarah
49.
Syafiuddin, S.Pd - Ilmu Hadits
50.
Sukur, S.Pd - Fisika
55

51. M. Yusuf Apriyanto,


- Matematika
S.Pd
52.
Helmi Siswanto, S.Pd - Penjaskes
53.
Taufiqur Rahman, S.Pd - Fisika

Table 4.7

g) Daftar Tenaga Kependidikan

No NAMA NIP Jabatan


Uswatun Hasanah,
1. 198210182005012002 Kepala TU
S.Si.,MM
2. Musawwir Sa‟i, S.Pd 196401201987032004 Bagian Kesiswaan
Bagian
3. Afifah Hasanah Chotib 196306091987032001
Kepegawaian
4. Umar Sidik, S.Pd 197401182007011015 Bendahara
5. Abd. Rosyid - Tukang Kebun
6. Iqbalul Amin, SAP - Bagian Inventaris
7. Moh. Atoulhak - Satpam
Moh. Samsul Arifin,
8. - Bagian Kebersihan
A.Ma
9. Moh. Iksan Mahmud - Satpam
10. Mohammad Saidi - Satpam
11. Agus Ediyanto - Tukang Kebun
Achmad Muchtar Shoim,
12. - Bagian Umum
SE
Bagian Kearsipan &
13. Lifatul Rahmaniati, S.Pd -
Operator
14. Abdul Muni - Penjaga Musholla
Muhammad Samidul
15. - Waker
Adim
16. Heriyanto - Tukang Kebun

h) Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler Madrasah

1) Pramuka 9) Group Band

2) Palang Merah Remaja 10) Bulu Tangkis

(PMR) 11) Atletik


56

3) Pencak Silat 12) Tahfidz

4) Futsal 13) Qiroah/Tartil

5) Paduan Suara 14) Karya Tulis Ilmiah

6) Qosidah 15) Dug-dug

7) Drumband 16) Kaligrafi

8) Basket

i) Ekstrakurikuler Unggulan (Keterampilan Vokasi):

a. Tata Busana

b. Tata Rias Kecantikan

c. Multimedia

d. Teknik Kendaraan Ringan (Tune up dan Servis Sepeda Motor)

Table 4.8
Struktur organisasi BK MAN Sampang

KEPALA MADRASAH KOMITE


MUKHLISHOTUN, S.AG, MADRASAH

WAKA MADRASAH KORRDINATOR BK PETUGAS KHUSUS


RIRIN FITRIA S. 1. DOKTER
SOS. I 2. PSIKOLOG

KONSELOR KELAS X KONSELOR KELAS KONSELOR KELA XII


IX
NURUL QOMARIYAH RIRIN FITRIYA S. SOS. I
S.Pd SRI WINARSIH, S.Pd

WALI KELAS X WALI KELAS XI WALI KELAS XII


57

B. Temuan Penelitian

Paparan data yang akan disajikan pada bab ini adalah berisi tentang

uraian atau data-data dari hasil temuan penelitian selama melakukan

observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkenaan dengan

Manajemen Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill Siswa

Di MAN Sampang. Data tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata atau

narasi sesuai dengan metodologi penelitian kualitatif jenis deskriptif yang

sudah dijelaskanpada bab sebelumnya.

Adapun temuan penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara,

disesuaikan dengan fokus penelitian yang terdiri dari beberapa pertanyaan

yang sudah dicantumkan pada bab sebelumnya. Dari masing-masing

pertanyaan tersebut, didukung oleh sub-sub pertanyaan agar data yang

dihasilkan menjadi lebih komprehensif, sistematis dan tidak

membingungkan narasumber ketika sedang melakukan proses wawancara.

MAN Sampang merupakan lembaga pendidikan yang sangat

menekankan pentingnya peningkatan Soft Skill siswa agar menjadi salah

satu opsi bagi siswa untuk mengembangkan bakat, berprestasi dibidang

non akademik dan mampu meningkatkan reputasi sekolah.

Dalam pelaksanaan program kegiatan peningkatan Soft Siswa Siswa

ada tahap awal yang harus dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan

membuat perencanaan (Planning) terlebih dahulu sebagai upaya agar

jalannya agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Berikut ini adalah paparan data berdasarkan hasil dari temuan

penelitian yang akan menjelaskan tentang bagaiamana manajemen


58

bimbingan konseling proses dalam meningkatkan Soft Skill siswa di MAN

Sampang .

1. Bagaimana Manajamen Bimbingan Konseling Dalam


meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang
Manajemen bimbingan konseling merupakan upaya mengelola

pelaksanaan bimbingan konseling dengan mendayagunakan semua

sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian

semua fungsi manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerja

sama dari guru BK serta komponen sekolah. Manajemen bimbingan

Konseling itu diawali dengan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi.

Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam bagaimana

manajemen Bimbingan Konseling perencanaan program peningkatan

Soft Skill siswa MAN Sampang peneliti mencoba untuk mewawancarai

ibu Mohlisotun selaku kepala Madrasah, Berikut hasil wawancaranya:55

“Perencanaan BK dalam meningkatan Soft Skill siswa adalah


perencanaan yang di sesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam
perencanan penyusunan program kami melakukan kerja sama
dengan mengikut sertakan semua pihak diantaranya BK,waka
kesiswaan dan waka-waka” yang lain, dasar penyusunan program
adalah need asesmen kebutuhan peserta didik, waktu pelaksanaan,
tempat, fasilitas, pembinaan dan dana yang dibutuhkan. Jadi BK
dan seluruh Stake holder yang telibat dalam penyusunan
perencanaan Di MAN Sampang mempersiapkan, agar jalannya
program optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan
lembaga.56”
Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulkan perencaan

BK dalam meningkatkan soft skill siswa di MAN Sampang yang

55
Mohlisotun,Kepala Madrasah MAN Sampang, Wawancara Langsung, (28 juni 2022).
56
Mohlisotun, Selaku Kepala Madrasah, Wawancara Langsung, (9 Juli 2022).
59

dilakukan pertama kali ialah melihat kebutuhan dan keterampilan

siswa-siswi MAN Sampang , sehingga dapat membuat program

yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dalam penyusunan

program BK ini bekerja sama dengan waka kesiswaan dan waka-

waka yang lain agar jalannya program optimal dan sesuai dengan

harapan lembaga.

Pada kesempatan yang berbeda, peneliti juga mewawancarai

Musawwir selaku WAKA Kesiswaan MAN Sampang tentang

perencanaan Bimbingan Konseling dalam meningkatkan Soft Skill

siswa dalam penjelasannya beliau menyebutkan:57

“Perencanaan BK dalam program peningkatan Soft Skill


siswa yang dilakukan oleh BK dengan di bantu Stake holder di
MAN Sampang yang selanjutnya di koordinasikan kepala sekolah
selaku pimpinan lembaga yang kemudian di tetapkan sebagai
program semesteran dan tahunan”

Jadi kesimpulan diatas ialah perencaan program BK dalam

meningkatkan soft skill siswa yang sudah dibuat di koordinasikan

kepala madrasah untuk ditetapkan dan terapkan sebagai program

tahunan dan semesteran.

Tidak jauh berbeda dengan pernyataan diatas peneliti melakukan

wawancara kepada Ibu Ririn fitriyah Kordinator BK beliau

menuturkan:58

“iya mas dalam perencanaan program BK peningkatan Soft


Skill ini kami melihat dari keterampilan yang dimiliki siswa dan
juga kebutuhan siswa dengan melihat empat aspek pertama

57
Musawwir, WAKA Kesiswaan MAN Sampang, Wawancara Langsung,(09 juli 2022).
58
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
60

pengembangan pribadi, kedua sosial, ketiga akademik, keempat


pendidikan lanjut dan karir. Tiga aspek tersebut dijadikan bahan
acuan dalam perencanaan program bimbingan dan konseling yang
bertujuan untuk meningkatkan Soft Skill siswa. dalam perencanaan
program tersebut BK kami selaku guru BK melakukan kerja sama
dengan semua Stake Holder di MAN Sampang. Dalam hal ini
bertujuan untuk membina dan memberikan layanan kepada siswa”.

Kemudian pemaparan dari pewawancara yang ketiga

menjelaskan tentang perencanaan BK dalam peningkatan soft skill

siswa di buat sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan siswanya

diantaranya pengembangan pribadi, sosial, akademik, pendidikan

lanjut dan karir dengan tujuan untuk membina dan memberikan

layanan terbaik kepada kepada peserta didik. Sehinga peserta didik

MAN Sampang dapat merubah dan meningkatkan kepribadian,

sosial, serta berprestasi akademik dan non akademik.

Dalam imbuhannya juga memaparkan berikut hasil

wawancaranya:

“Kami berharap Soft Skill siswa mengalami peningkatan


dengan program yang kami susun sehingga seluruh siswa di MAN
Sampang dapat merubah kepribadian, sosial, serta berprestasi
akademik dan non akademik. ”

Untuk mendapatkan informasi yang mendalam peniliti juga

mewawancarai Sri Winarsih selaku konselor kelas XI dalam paparan

beliau menjelaskan.59

“agar pelaksanaan BK ini efektif memang diperlukan


perencanaan yang matang dan tujuan yang jelas dengan
pengembangan pribadi, sosial, akademik dan pendidikan lajut
karir. dalam melakukan perencanaan ini BK,guru dan Stake
Holder harus memberikan contoh yang baik terlebih dahulu
terhadap siswa. Agar bisa memahami dari setiap kebutuhan siswa
dan keterampilan yang dimiliki dari masing-masing siswa. Dengan

59
Sri Winarsih, Konselor Kelas XI MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
61

demikian, guru BK dan stake holder ini bisa lebih efektif dalam
meningkatkan Soft Skill siswa baik itu keterampilan,kepribadian,
ketermpilan akademik dan non akademik siswa. sejauh ini,
Alhamdulillah BK didukung penuh oleh lembaga atas kinerja yang
dilakukan guru BK. Dikarenakan siswa dan siswi MAN Sampang
masih memerlukan bimbingan konseling dengan baik. Agar soft
skill dalam diri siswa bisa berkembang secara baik.
Dalam pemaparan paragraf diatas dapat disimpulkan

bahwasanya agar program BK ini efektif maka BK, guru dan stake

holder harus memberikan contoh yang baik kepada peserta didik

sehingga kebutuhan dan keterampilan peserta didik dapat

dikembangkan secara baik.

Pada waktu yang sama peneliti juga menanyakan tentang siapa saja

yang terlibat dalam penyusnan perencanaan program peningkatan Soft

Skill. Bapak Musawwir waka kesiswaan dalam paparannya beliau.60

“iya mas kalau siapa saja yang terlibat dalam perencanaan


Soft skill tentu Kepala Sekolah mas, saya sendiri selaku waka
Kesiswaan, guru BK dan waka-waka yang lain ada juga wali
kelas. adapun keterlibatan waka kesiswaan disini bekerja sama
dengan BK dan wali kelas mengumpulkan informasi dari guru-
guru terkait siswa-siswinya untuk mengetahui minat dan bakat
yang kemudian di petakan untuk pembinaan lebih lanjut.”
Pemaparan pada paragraf diatas dapat disimpullkan jika

yangterlibat dalam perencanaan BK dalam meningkatkan Soft Skill

siswa ialah kepala madrasah, waka kesiswaan, guru BK, wali kelas

dan waka-waka yang lain untuk mengumpulkan informasi terkait

siswa sehingga peserta didik dapat dipetakan untuk dibina lebih

lanjut.

Peneliti juga mewawancarai Ibu Ririn fitriyah berikut paparannya:61

60
Musawwir, WAKA Kesiswaan MAN Sampang, Wawancara Langsung,(09 juli 2022).
62

“ iya mas kalau perencaan program BK hanya tim BK yang


terlibat dalam penyusnunan perencaanaan program sebelum di
ajukan kepela madrasah, karena BK sudah ada struktur organisasi
terdiri kordinator BK, Konselor X-XII.”
Berdasarkan dari hasil wawancara perencanaan hal ini juga

dikuatkan dengan adanya documentasi berupa program kerja yang

sesuai dengan empat aspek yangsudah di rencanakan, sebagai mana

yang dilampirkan.

Setelah mengetahui tentang perencanaan dan siapa yang terlibat

dalam peningkatan Soft Skill siswa di MAN Sampang, peneliti

melakukan wawancara kepada ibu mohlisotun menanyakan tentang

pengorganisaian manajemen bimbingan koseleling dalam meningkatkan

soft skill siswa.

“pengorganisian diterapkan, sesuai dengan hasil rapat yang


sudah dilakuan, sehingga dalam pembagian tugas sudah
tersistematis dan terorganisir. dari Waktu,pelaksanaan,
pendamping dan fasiltas yang menunjang pada kegiatan tersebut,”
Dalam pragraf ini membahas tentang pengoranisian pemetaan

tugas/ pemetaan tugas dan tanggung jawab yang tersistematis dan

terorganisir.

Pada kesempatan yang berbeda, peneliti juga mewawancarai ibu

Ririn Fitriyah tentang pengorganisasian manajemen bimbingan

konseling dalam meningkatkan Soft Skill siswa dalam penjelasannya

beliau memaparkan:62

“pengorganisian yang diterapkan sudah tertata dengan baik,


dengan guru BK tiga orang yang latar belakang pendidikanya SI
diantaranya nurul qomariyah sebagai konselor kelas-X, sri
winarsih konselor kelas-XI dan saya sendiri sebagai konselor
kelas-XII, mekanisme pembagian tugas guru BK MAN Sampang

61
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
62
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
63

disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku yaitu 150 siswa


disetiap angkatan, adapun total keseluruhan siswa-siswi MAN
Sampang sekitar 400 dari jumlah keseluruhan dibagi 3 sesuai
dengan jobdisnya karena setiap kelas sudah ada guru BK/konselor
masing-masing.”

Kesimpulan dari peragraf diatas ialah pengorganisasian

yangsudah tertata seperti ada yang bertugas sebagi konselor kelas-

X, konselor kelas XI, konselo kelas-XII dengan sesuai jobdis

masing-masing kelas.

Pernyataan diatas senada dengan Musawwir selaku waka kesiswaan

beliau menjelaskan sebgai berikut :63

“iya mas pengorganisian Soft Skill siswa sudah tetertata


dengan baik yang telah di tetapkan oleh kepala sekolah adapun
pengorganisasian BK disesuaikan dengan konselor X-XII dan
dibantu oleh wali kekelas karena jumlah guru BK tiga orang
sehingga BK melakukan kerja sama wali kelas dan stake holder
dengan demikian kami akan terbantu untuk mengetahui kondisi
siswa dalam program peningkatan soft skill .
Kemudian kesimpulan pada paragraf diatas ialah

pengorganisasian BK dalam meningkatkan Soft Skill siswa di

MAN Sampang sudah tertata dengan baik yang sudah ditetapkan

kepala madrasah, salah satunya adanya konselor X-XII dan dibantu

oleh wali kelas untuk mengatahui kondisi peserta didik. Karena

jumlah guru BK hanya ada tiga orang.

Dalam pelaksanaan manajemen bimbingan koseling dalam

meningkatkan Soft Skill siswa tentunya dalam setiap sekolah

memiliki cara atau strategi yang berbeda-beda.

63
Musawwir, WAKA Kesiswaan MAN Sampang, Wawancara Langsung,(09 juli 2022).
64

Adapun informasi yang peneliti dapatkan mengenai

bagaimana pelaksanaan manajemen bimbingan konseling dalam

meningkatkan Soft Skill siswa berdasarkan wawancara dengan ibu

mohlisotun kepala Madrasah MAN Sampang. Dalam paparannya

beliau menjelaskan.:64

“Menurut saya dalam pelaksanaan program BK di


MAN Sampang saat ini berjalan cukup baik. Meskipun masih
ada sebagian siswa yang nakal dan problem yang dialami
siswa belum tercover dengan jumlah BK yang terbatas
sehingga harus melakukan kerja sama dengan guru , tetapi
saya disini sebagai kepala harus mendukung atas kinerja dari
guru BK dan saya berharap untuk terus memberikan
bimbingan yang terbaik terhadap siswa dan siswi MAN
Sampang, baik tingkat kepribadiannya, minat dan bakatnya,
agar mutu sekolah ini tetap terjaga dan terus diprioritaskan.
Dikarenakan bimbingan dan konseling ini sebagai jalan atau
alat bantu siswa dan siswi dalam hal apapun baik itu
disekolah maupun diluar sekolah. Menurut Ibu, bahwasanya
bimbingan dan konseling ini ibarat perahu layar, yang
fungsinya sebagai alat bantu siswa-siswi agar bisa sampai
pada tujuannya. Namun jika perahu ini rusak maka semuanya
akan tenggelam. Seperti itulah kinerja guru BK menurut ibu
dek, jika BK ini sudah tidak efektif lagi dalam memberikan
bimbingan kepada siswa, maka siswa ini akan kurang dalam
hal apapun termasuk dalam kemampuan Soft Skillnya.”
Pemaparan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan program BK berjalan cukup baik walaupun masih

ada siswa yang melanggar yang dialami siswa belum tercover

karena minimnya guru BK, sehingga masukan dari penilti dari

banyaknya siswa harus ada penambahan guru BK agardapat

terfokuskan jika hanya mengandalkan wali kelas itu sendiri

memiliki tugasnya masing-masing. Sehingga SDM di BK

64
Mohlisotun, Selaku Kepala Madrasah, Wawancara Langsung, (9 Juli 2022).
65

sanagat dibutuhkan untuk mencapai peningkatan Soft Skill

tersebut.

Peneilti melakukan wawancara dengan ibu ririn fitriyah beliau

menejelas sebagai berikut : 65

“iya mas dalam pelaksanaan program BK ada empat


layanan bidang pengembangan pribadi, sosial, akademik,
pendidikan lajut dan karir sangat berpengaruh terhadap
peningkatan soft skill siswa. Adapun tujuan program
pengembangan pribadi salah satunya yaitu peserta didik
memlliki kesadaran melakukan berbagai kegiatan ibadah
dengan kemauan sendiri, peserta didik mampu memiliki
kebiasaan berfikir positif serta mencapai pribadi yang mampu
berfikir dan bersikap selalu positif, dapat mengendalikan
emosi dan memantapkan nilai serta cara bertingkah laku yang
dapat doterima dalam kehidupan sosial. Tujuan
pengembangan sosial salah satunya yaitu dapat mengetahui
pentingnya komonikasi untuk menyampaikan pesan,
ide/gagasan dalam hidup bermasyarakat, dapat memahami
pentingnya memiliki budaya tertib, mampu memahami dan
menerima peran sosial pria dan wanita dengan norma yang
ada di masyarakat serta berprilaku sebagai pria dan wanita
sesuai dengan norma masyarakat. adapun Pengembangan
belajar dapat menerapkan sikap dan kebiasaan yang benar
dalam belajar sehingga dapat membangkitkan semangat
belajar, memilki kebiasaan secara rutin, Dan mampu
meningkatkan konsetrasi belajar. Adapun pengembangan karir
peserta didik mampu menyelaraskan cita-cita dengan harapan
orang tua, memiliki semangat diri saat mengalami kegagalan
memiliki kemantapan pilihan karir serta memiliki kemauan
untuk melanjutkan kejenjangyang lebih tinggi.
Pada paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

program BK ada berbagai layanan pertama pengembanagn

pribadi yang memilki manfaat kesadaran peserta didikdalam

segala hal baik dan buruk. Yang kedua pengembangan sosial

dapat mengetahui pentingnya berkomonikasi yang baik dan

budaya tertib. Ketiga pengembangan belajar untuk

65
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
66

membiasakan dan membangkitkan semangat belajar dengan

rutin sehingga memiliki kemauan melanjutkan kejenjang

pendidikan lebih tinggi.

Menurut Ilham Ramadhan menambahkan wawancaranya

mengenai pelaksanaa BK dalam meningkatkan soft skill siswa yang

dilakukan oleh guru BK di MAN Sampang. Berikut

penjelasannya:66

“begini kak, kalau menurut saya selama ini pelaksanaan yang


dilakukan oleh guru BK sangat baik. Peran BK saat ini
terhadap siswa sangat aktif, dalam memberikan pemahaman
terhadap siswa sangat mendidik, bahasa yang digunakan
terhadap siswa dengan lemah lembut. Sehingga Kami
mendengarkan dengan baik dan semangat untuk belajar.”
Nurul Qomariyah selaku konselor kelas-X disini juga memberikan

penjelasan terkait pelaksanaan yang dilakukan oleh guru BK di

MAN Sampang. Berikut penjelasannya:67

“Layanan bimbingan ini dek, dilakukan dengan cara


setiap hari di jam istirahat dengan mendapatkan laporan dari
wali kelas dan guru mata pelajaran guna menghimpun siswa
yang membutuhkan bimbingan dan konseling. Karena guru BK
ini sudah tidak memiliki jadwal dalam setiap kelas. meskipun
BK disini sudah tidak diberikan jadwal, guru BK tetap
menjalankan bimbingan pada setiap siswa dengan cara
melakukan bimbingan secara kelompok. Dalam melakukan
bimbingan secara kelompok ini, dalam setiap harinya
memanggil siswa-siswi. Tujuan layanan bimbingan ini
diadakan untuk mendorong pengembangan kemampuan siswa
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan yang pada
diri siswa, serta memberikan bimbingan dan arahan kepada
sisiwa. Dalam bimbingan kelompok yang dilakukan BK ini
terhadap siswa sangat lugas. kami juga memberikan motivasi
terhadap siswa, bukan hanya pengetahuan, kami terkadang
memberikan peraktek kepada siswa, agar siswa lebih
memahami dan menguasai yang kami sampaikan.”

66
Ilham Ramadhan, Siswa MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
67
Nurul Qomariyah selaku konselor kelas-X MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni
2022).
67

Imbuhnya beliau menyampaikan sebagai berikut


“bimbingan dan pelayanan yang dilakukan oleh BK ada
sepuluh, konseling kelompok, konseling individu, bimbingan
kelompok, layanan konsultasi Layanan mediasi dan layanan
penempatan dan penyaluran agar anak” tidak salah jurusan.
Jadi sejak awal kami sudah melakukan tes dan menempatkan
jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti yang
dilakukan oleh lembaga untuk penerimaan peserta didik.
Lembaga sudah melakukan tes minat dan bakat sehingga
peserta didik tidak salah jurusan. ”
Pada paragraf ini menjelaskan tentang layanan yang

diterapkan dalam pelaksanaan manajemen bimbingan

konseling dalam meningkatkan soft skill siswa dilakukan

setiap hari di jam istirahat guna menghimpun sisswa yang

membutuhkan bimbingan dan konseling karena guru BK tidak

memiliki jam di kelas, adapun bimbingan dan pelayanan di

MAN Sampang ada Sepuluh layanan sehingga BK MAN

sampang melakukan bimbingan dan pelayanam sesuai dengan

kebutuhan siswa salah satunya bimbingan kelompok sehingga

penyampian informasi tentang pendidikan, pribadi, sosial,

lebih meluas tujuannya agar soft skill siswa dapat ditingkatkan.

Berikut penjelasan Dian ismawati selaku siswa mengenai

pelaksanaan mananjemen bimbingan konseling dalam

meningkatkan Soft Skill dilakukan oleh guru BK MAN sampang.

Berikut penjelasannya:68

“Iya kak guru BK disini sangat baik terhadap siswa kak.


Dalam memberikan bimbingan BK sangat telaten. Sehingga
saya selaku siswa sangat nyaman ketika diberikan arahan kak.
Selain memberikan arahan juga mendidik dalam hal
kepribadian kami. Selain itu BK juga membimbing kami dalam
melakukan kerja sama, dalam membangun dan membina

68
Dian Ismawati, Siswi MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
68

hubungan dengan sesama teman, guru dan masyarakat.


Misalkan ketika kami malas untuk belajar dan sulit menangkap
pembelajaran, guru BK memberikan tips-tips agar semangat
kembali kak”
Jenis-jenis layanan bimbingan konseling dalam meningkatkan

Soft Skill di MAN Sampang Sepuluh layanan yang di terapkan.

Sehingga BK dapat menyesuai dengan kebeutuhan siswa. Seperti

yang disampaikan oleh konselor kelas-X dalam paparannya beliau

mengatakan.69

“iya mas BK ada sepuluh jenis layanan yang


diterapkan untuk meningkatkan soft skill disesuai dengan
kebutuhan siswa, dari Sepuluh layanan diantaranya adalah
Layanan konseling individual adalah bimbingan atau layanan
yang diselenggarakan oleh konselor dan siswa. Layanan
konseling individual ini yang dilakukan oleh BK MAN
Sampang dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan
salah satu siswa. Layanan konseling individual ini bertujuan
untuk menggali secara mendalam tentang kepribadian siswa.
Layanan ini dapat membantu segala hal yang sedang terjadi
dan dialami siswa baik itu dalam mengatasi masalah yang
terjadi, membantu menumbuhkan keterampilan yang ada
dalam dirinya, serta juga membantu membangkitkan rasa
semangat belajar siswa. BK dan konselor dari masing- masing
kelas membantu kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing
siswa. Tujuan ini dilakukan untuk melatih siswa dalam
mengembangkan potensi diri siswa dan juga membantu di
bidang akademik dan non akademik.”

Pada paragraf diatas dapat disimpulkan BK memiliki

Sepuluh jenis pelayanan, salah satunya layanan konseling

individual, yang dilakukan secara langsung dengan salah satu

siswa untuk mengenali secara mendalam tentang kepribadian

siswa, sehingga dapat membantu segala hal yang menjadi

kendala baik dalam dirinya maupun masalah dibidang

pembelaran sehingga pelayan BK sangat membantu

69
Musawwir,WAKA Kesiswaan Man Sampang, Wawancara Langsung,(09 Juli 2022)
69

meningkatkan soft skill siswa baik dari akademik dan no

akademiknya.

Pelaksanaan kegiatan Soft Skill di MAN Sampang tentu saja

tidak semulus dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan

kadang ada kendala yang dihadapi oleh pembina dalam penerapan

kegiatan Soft Skill. Hal ini disampaikan oleh Bapak Agung selaku

guru MAN Sampang dalam paparannya beliau menyebutkan:70

“Tentu ada mas, sebagus apapun perencanaannya dan


sebagus apapun pembinanya pasti ada moment dimana dalam
pelaksanaan kegiatan ini ada kendala yang kadang membuat
kami kewalahan karena banyaknya siswa sehingga untuk
mengatasi itu pembina bekerja sama dengan BK untuk
membantu memberikan bimbingan kepada siswa. Namun
disitulah tantangannya bagaimana kami mampu
mennyelesaikan permasalahan tersebut dan mencari jalan
keluar demi susksenya program kegiatan Soft Skill mas”

Dalam paragraf ini dapat disimpulkan bahwa setiap

perencanan yang bagus pasti ada kendala salah satunya

kewalahan mengatasi siswa yang terlalu banyak dari pendapat

di atas peeneliti menegaskan kembali, jika memang

membutuhkan SDM di BK jika hanya tiga orang tidak akan

efektif karena masalah/kendala yang dialami siswa berbeda-

beda, perencananaan yang sudah bagus dapat dimanfaatkan

dengan baik harus ada penambahan SDM di BK MAN

Sampang.

Pelayanan yang dilakukann sesuai dengan hasil observasi peneliti

pada tanggal 11 juli 2022 di MAN Sampang yang mana pada saat

70
Agung, Guru MAN Sampang, Wawancara Langsung,(09 Juli 2022).
70

itu guru BK melakukan bimbingan dan konseling kepada peserta

didik untuk mengetahui kepribadian, akademik,sosial dan karir apa

yang menjadi kendala atau permasalahan yang dialami. Hal

tersebut dikuatkan dengan adanya dokumentasi berupa foto-foto

sebagaimana yang dilampirkan.

Evaluasi dalam program kegiatan Soft Skill menjadi sangat

penting, kendala-kendala yang terjadi akan ditemukan pada tahap

ini. perencanaan yang kurang tepat hingga pelaksanaan yang

kurang maksimal.

Hal-hal yang berkaitan dengan tahap evaluasi, peneliti

menanyakan langsung kepada ibu Ririn fitriyah ani dalam

paparannya beliau menjelaskan bagaimana tahap evaluasi

berlangsung. Berikut hasil wawancaranya:71

“iya mas evaluasi merupakan langkah penting


dalam program manajemen bimbingan konseling untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan
ketercapian tujuan program yang telah di tetapkan. Adapun
evaluasi BK ada dua jenis evaluasi yang pertama evaluasi
proses analisis hasil penilaian proses selama kegiatan
program berlangsung, fokus penilaian adalah keterlibatan
unsur-unsur dalam pelaksanaan. Kedua hasil adalah
kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
tentang keefektifan BK yang ditujukan pada hasil yang
dicapai oleh peserta didik yang menjalin bimbingan
konseling .”

Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulkan evaluasi

manajemen BK MAN Sampang dilakukan untuk mrngatahui

tingkat ketrlaksaan dan ketercapian tujuan program dengan

melakuan dua jenis evaluasi pertama evaluasi proses analisis hasil

71
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
71

selama kegiatan untuk mengetahui siapa saja yang terlibat selama

kegiatan berlangsung, kedua evaluasi hasil untuk mengetahui

keefektifan perencanaan, pelaksaan dan pengorganisasian yang

ditujukan pada peserta didik.

Bapak Musawwir juga menyampaikan tentang bentuk

evaluasi Manajemen bimbingan konseling dalam meningkatkan

soft skill siswa di MAN Sampang paparannya beliau

menjelaskan:72

“iya mas evaluasi sangat penting dilakukan untuk


mengetahui kendala apa saja yang terjadi dilapangan atau
ada yang kurang efektif mulai perencanaan dan
pelaksaannya sehingga gampang mengedintifikasi yang
mana yang harus di evaluasi”.

Nurul Qomariyah selaku konselor kelas-X disini juga

memberikan penjelasan terkait evaluasi yang dilakukan oleh guru

BK di MAN Sampang. Berikut penjelasannya:73

“ iya mas evaluasi disini dilakukan setiap tahun dua kali


yaitu diahur semester ganjil dan genap dengan semua dewan guru
dan kepala madrasah untuk mengetahui kekurangan
perencananaan, pengorganisasian dan pelaksanaannya.”

2. Bagaimana Faktor Pendukung Dan Penghambat Manajamen


Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill Siswa Di
MAN Sampang
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling oleh Guru BK di

setiap sekolah baik sangat dibutuhkan dukungan-dukungan dari segala

pihak, baik dari pihak sekolah, guru, siswa maupun orang tua. Adapun

72
Musawwir,WAKA Kesiswaan Man Sampang, Wawancara Langsung,(09 Juli 2022)
73
Nurul Qomariyah selaku konselor kelas-X MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni
2022).
72

faktor pendukung untuk guru bimbingan dan konseling dalam

Meningkatkan Soft Skill siswa yaitu: Guru BK yang memang lulusan

dari perguruan tinggi minimal S1, memiliki pengetahuan, sikap dan

keyakinan terhadap profesi bimbingan dan konseling. Dari hasil

Obervasi yang di temukan bahwa faktor pendukung Bimbingan

Konseling ini terjadi adanya kerjasama yang baik antara kepala

sekolah, guru, murid, orang tua murid, dan karyawan, sarana dan

prasaranan yang memadai dan suasana keakraban dan kekeluargaan

yang terjalin di sekolah cukup baik sehingga proses bimbingan

konseling di sekolah ini dapat berjalan dengan baik karena adanya

kerja sama tadi.

Peneliti juga menanyakan tentang faktor pendukung

Berikut hasil wawancaranya dengan ibu mohlisotun, berikut hasil

wawancaranya.

“Faktor pendukung yang pertama dari wali murid sudah


pasti, kepala madrasah,komite madrasah dan semua yang ada di
sekolah juga mendukung, sarana prasarana, dana juga sudah dan
fasitas yang berkenaan dengan program sesuai dengan standart
pendidikan”

Pernyataan diatas senada dengan ibu Ririn Fitriyah juga

memaparkan tentang faktor pendukung manajemen bimbingan

konseling dalam meningkatkan soft skill siswa di MAN Sampang

berikut hasil wawancaranya:74

“faktor pendukung tentunya semua Stak Holder dan fasilitas yang


ada di MAN Sampang mendukung akan tetapi yang tidak kalah
penting untuk diperhatikan 2 faktor adalah individual yang

74
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
73

meliputi motivasi dan kecerdasan. Dan yan kedua adalah faktor


sosial/lingkungan.”

Berdasarkan penuturan di atas dapat disimpulkan adanya

faktor pendukung peningkatan Soft Skill tentu tidak terlepas dari

peran lembaga, guru-guru dan dorongan orangtua, atau kemauan

dari siswa sendiri maupun dorongan dari lingkungan sekitar baik

lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya siswa,

motivasi yang diperoleh dari dalam diri siswa maupun lingkungan

sekitarnya sangat dibutuhkan dalam proses pengembangan soft skill

siswa. Dalam hal ini untuk dapat menangani masalah yang

dihadapi siswa.

Dikesempatan yang peniti melakukan wawancara dengan

bapak salim selaku waka kurikulm di MAN Sampang mengenai

faktor pendukung manajemen bimbingan konseling dalam

meningkatkan soft skill siswa di MAN Sampang :75

“iya mas faktor pendukung program tentunnya memerlukan


sistem khusus yang digunakan dalam manajemen bimbingan
konseling yaitu preventif dan akuratif. adapun prenventif adalah
pencegahan sebelum terjadinya masalah yang sifatnya insidentil
atau terprogram, akuratif setelah adanya masalah baru dilakukan
bimbingan dan layanan”.

Menurut Ilham Ramadhan menambahkan wawancaranya

mengenai faktor pendukung BK dalam meningkatkan soft skill

siswa Berikut penjelasannya:76

“iya kak sarana prasarana di MAN Sampang sudah


lengkap, guru dan guru BK dalam memberikan pelayanan sangat
baik. sehingga saya dan temen-temen punya pelampiasan dalam

75
Salim, Waka Kurikulm Man Sampang,Wawancara Langsung(15 Juli 2022)
76
Ilham Ramadhan, Siswa MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
74

mengasah kemampuan kami, sehingga kami bisa berprestasi sesuai


dengan bakat dan minat saya dan teman-teman.”

peniti melakukan wawancara dengan bapak musawwir selaku

waka kesiswaan di MAN Sampang mengenai faktor pendukung

beliau memaparkan:77

“untuk faktor pendukungnya sendiri adalah BK, karena


dengan adanya BK setiap permasalahan yang dihadapi anak-anak,
untuk menyelesaikan masalah tersebut kita hadapi ke BK dulu,
kalau ke BK sudah aman berarti tidak ke wakil kesiswaan lagi.
Tetapi kalau BK belum tuntas nanti setelah dari BK akan ke
kesiswaan bagian, kalau kesiswaan tidak selesai juga langung ke
kepala sekolah, dan kalau kepala sekolah juga tidak
menemukannya maka di adakan yang namanya layanan mediasi
bersama otomatis anak akan di kembalikan ke orang tua. Itu untuk
faktor pendukungnya”

Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulkan Peran guru

bimbingan dan konseling ini tanpa ada ada dukungan dari pihak

lain, bimbingan dan konseling akan sangat sulit untuk di

laksanakan. Begitu juga mengenai peranan bimbingan dan

konseling di MAN Sampang di tandai, dengan adanya kerjasama

antara guru, wali kelas, kepala sekolah, dan wali murid maka

program yang dilaksanakan guru bimbingan dan konseling dapat

berjalan dengan baik.

Peneliti juga menanyakan tentang faktor penghambat dalam

kegiatan Soft Skill siswa. Berikut hasil wawancaranya dengan ibu

ririn fitriyah, berikut hasil wawancaranya:78

“faktor penghambat bisa dilihat dari beberapa faktor


diantaranya individu siswa, lingkungan sekolah, linkungan

77
Musawwir,WAKA Kesiswaan Man Sampang, Wawancara Langsung,(09 Juli 2022)
78
Ririn fitriyah, Koordinator BK MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
75

sosial. Adapun faktor penghambat individu siswa yaitu ketidak


disiplinan, malas untuk belajar dan juga kepribadiannya sudah
terpengaruhi teman sebaya di sekolah dan lingkungan
rumahnya. faktor penghambat lingkungan sekolah adalah guru
BK tidak ada jadwal kekelas sehingga dalam mengeidentifikasi
kebutuhan siswa guru BK dalam memberikan pelayanan
menunggu informasi guru dan wali kelas dan juga pertemanan
siswa sangat berpengaruh dalam peningkatan soft skill siswa.
Adapun faktor penghambat lingkungan sosial siswa bisa datang
keluarga siswa ada yang orang tuanya merantau sehinnga
kurang memperhatikan belajar anak, kurangnya kasih sayang
keluarga, ekonomi dan individual siswa sendiri.”

Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulkan faktor

penghambat ada tiga diantara individu siswa yang kaitannya

dengan kedisiplinan dan pergaulan siswa, adapun faktor

lingkungan sekolah guru BK tidak bisa bersentuhan langsung

dengan siswa sehingga BK harus mendapatkan informasi

terlebih dahulu dari guru dan wali kelas, adapun lingukungan

sosial siswa hambatan dari orang tua yang bekerja di luar kota

sehingga anak kurang kasih sayang dan perhatian tentang

pendidikan.

Pernyataan diatas senada dengan bapak musawwir beliau

memaparkan :79

“begini mas, faktor penghambat peningkatan soft skill ini


datangnya bisa dari siswa, lingkungannya dan keluarga karena
yang sering saya temui peserta didik yang diberikan
bimbimngan dan layanan BK diantara yang sebutkan mas.”

Dikesempatan yang lain peneliti melakukan wawancara

79
Musawwir,WAKA Kesiswaan Man Sampang, Wawancara Langsung,(09 Juli 2022)
76

dengan bapak salim dalam paparan beliau sebagai berikut :80

“iya mas salah faktor penghambat soft skill siswa di MAN


Sampang yang petama faktor internal dan eksternal. Adapun
faktor internal kurangnya kematangan fisik, mental dan
mental karena usia remaja masih belum bisa mengkontrol
sehingga butuh arahan dari pihak sekolah, ada juga
hamabatan atau hambatan emosi akibat tekanan dari orang
tua dan kemaua yang kurang. Adapun faktor eksternal
keadaan lingkungan luar yang kurang stabil karena
pertemenan dan sosial, kurangnya pembinaan dan bimbingan
akhlak dan moral yang seimbang dengan pembentukan
karakter siswa.”

Dalam Paragraf ini dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat ada dua internal dan eksternal. Adapun yang

dimaksud internal adalah pada diri siswa sendiri belum bisa

mengkontrol emosi dan kematangan berfikir. Adapun eksternal

lingkungan/sosial siswa yang tidak bisa mengimbangi dengan

karakter.

Berikut penjelasan Dian ismawati selaku siswa mengenai

pelaksanaan mananjemen bimbingan konseling dalam

meningkatkan Soft Skill dilakukan oleh guru BK MAN sampang.

Berikut penjelasannya:81

“iya kak saya merasa dari siswa kak karena bimbingan dan
layanan guru-guru disini sudah sangat baik, kadang ada sebagian
siswa tetap mengulagi kesalahan dilakunan karena masih
terpengaruh sama teman-temannya kak, padahal sebelumnya
sudah di panggil untuk pembinaan oleh guru dan BK agar tidak
mengulangi kembali. fasilitas di MAN Sampang sudah lengkap
akan tetapi saya dan teman-teman masih merasa canggung/malu
untuk meluapkan permasalahan dan kekurangan yang ada kak”.

80
Salim, Waka Kurikulm Man Sampang,Wawancara Langsung(15 Juli 2022)
81
Dian Ismawati, Siswi MAN Sampang, Wawancara Langsung,(02 juni 2022).
77

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil

penelitian, wawancara, maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa

temuan yang ada dan memodifikasikan temuan yang ada, kemudian

membangun penemuan yang baru serta menjelaskan tentang implikasi-

implikasi dari hasil temuan.

Sebagaimana dijelaskan dalam teknik analisa data dalam penelitian,

peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan) dan data yang

peneliti peroleh baik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dari

pihak-pihak yang mengetahui tentang adanya data yang dibutuhkan.

1. Manajemen Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill


Siswa Di Man Sampang
Melalui penetapan tujuan dan jenis kegiatan serta peserta didik

(sebagai sasaran) yang ditetapkan, dalam perencanaan hendaknya ditetapkan

rencana manajemen bimbingan konseling dalam meningkatkan soft skill

siswa. Perencanaan bimbingan konseling ini mencakup pula perencanaan

dengan melihat kebutuhan dan keterampillan merupakan dinamisator

efektivitas penyelengraan program.

Adapun Perencanaan manajemen bimbingan dan konseling dalam

meningkatkan Soft Skill siswa di MAN Sampang yang dilakukan melihat

kebutuhan dan keterampilan peserta didik, adapun BK dalam peningkatan

Soft Skill melihat empat aspek diantaranya yaitu pertama pengembangan

pribadi, kedua sosial, ketiga akademik, keempat pendidikan lanjut dan karir

dengan mendayagunakan stake holder agar dalam menetapkan sasaran,


78

tujuan, materi, waktu pelaksanaan sehingga jalannya program optimal sesuai

dengan yang diharapkan sekolah. Sebelum menerapkan empat aspekyang

direncakan BK melakukan kerja sama dengan kepala sekolah dan warga

sekolah dalam penyusunan program kerja sehingga dapat meringan peran

BK dengan adanta penyusunan program ini agar jalannya bimbingan dan

layanan di MAN Sampang.

Adanya perencanaan BK dalam meningkatkan soft skill di MAN

Sampang sesuai dengan teori dari Priyono tentang salah satu fungsi dari

manajemen Bimbingan konseling yaitu proses mengantisipasi dan

menyiapkan berbagai kemungkinan atau usaha untuk menentukan dan

mengontrol kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, perencanaan

menyiapkan dan menetapkan sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat

dan rencana penilaian dari kegiatan bimbingan dan konseling yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa.82

Adapun pengorganisasian bimbingan konseling dalam meningkatkan soft

skill siswa di MAN Sampang disesuaikan dengan hasil rapat yang telah

ditetapkan oleh kepala madrasah yang mana guru BK/ konselor menangani

minimal 150 peserta didik. Pengorganisian di MAN Sampang tidak hanya

konselor yang menangangani bimbingan konseling tapi ada beberapa stake

holder yang ikut memberikan pelayanan penuh yaitu wali kelas dan guru

mata pelajaran dengan begitu guru BK akan terbantu untuk mengetahui

kondisi siswa dalam peningkatan soft skill. Dengan adanya

Pengorganisasian akan menunjang keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan

82
Priyono, Pengantar Manajemen, (Sidoarjo:Zifata Publisher 2017), hlm.146
79

konseling. Hal ini sesuai dengan fungsi pengorganisasian George R. Terry,83

mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan

hubungan- hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga

mereka dapat bekerjasama secara efesien, dan memperoleh kepuasan.

Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling memiliki peran

kunci dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan

konseling. Hal ini dikarenakan, dengan pengorganisasian yang tepat dapat

memberikan arah dan pedoman posisi masing-masing pelaksana bimbingan

dan konseling. Adanya pembagian tugas yang jelas, profesional, dan

proposional membuat setiap petugas dapat memahami tugasnya dan

menumbuhkan hubungan kerjasama yang baik. Selain itu, pengaturan tugas

yang tepat dengan kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak terjadi

kesalah pahaman.

Dari perencanaan yang sudah dilakukan bimbingan konseling melihat

dari empat aspek BK di MAN Sampang melakukan beberapa pelayanan

yang dilaksanakan. Maka dari pelayanan tersebut berjalannya bimbbingan

konseling sesuai dengan program kerja yang sudah ditetapkan, hal ini sesuai

dengan pendapat dewa ketut yaitu pelaksanaan adalah pelayanan bimbingan

konseling yang mengarahkan pada pelaksaan yang sudah direncakan

sebelumnya.84

Pelayanan diterapkan kepada siswa diantanya pelayanan yaitu dari aspek

yang pertama pengembangan pribadi guru BK pelayanan dengan

memberikan materi tentang keagamaan dengan metode ceramah dan diskusi

83
Fajar Santoadi, Manajemen Pendidikan ( Yogyakarta:Gramedia, 2014), hlm. 23.
84
Ibid.hlm.23
80

serta memberikan kegiatan-kegiatan yang berbau keagamaan kepada peserta

didik, pelayanan tersebut sesuai dengan pelayanan bimbingan kelompok

yaitu untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri

konseli atau klien, Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas

penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan,

pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk

pelajaran.85 Aspek yang kedua sosial peserta didik dapat memahami nilai-

nilai kehidupan serta dapa bersosialisasi dan mengambil keputusan serta

nilai-nilai norman kehidupan guru BK memberikan pelayanan dengan

memberikan contoh yang baik dengan siswa seperti halnya membiasakan

mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan. Aspek

ketiga akademik bimbingan konseling memberikan pelayanan kepada

peserta didik untuk dapat menerapkan sikap dan kebiasaan yang benar

dalam belajar dan mampu mengevaluasi kebiasaan belajar serta

merencanakan pencapian prestasi belajarnya yaitu dengan memberikan

motivasi karena setiap siswa tentunya memiliki tingkat kecerdasan, minat

dan bakat yang berbeda. Maka BK MAN Sampang melakukan Bimbingan

individu hal sesuai dengan pelayanan individual Konseli/klien mengalami

kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia

meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam

jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling

ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam

mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat

85
Henni syafriani nasution, Manajemen Bimbingan konseling,Konsep, Teori,Praktek ,(Medan,
lembaga pengembangan pendidikan Indonesia,2019).hlm.103
81

memilih dan memutuskan sendiri. Dapat dikatakan bahwa konseling hanya

ditujukan pada individu- individu yang sudah menyadari kehidupan

pribadinya. kepada siswa yang kesulitan mempelajari/memahami mata

pelajaran tertentu. Keempat pendidikan lanjut dan karir peserta didik

mampu menyelaraskan dengan cita-cita, memiliki pemantapan pemilihan

karir. Maka BK MAN Sampang melakukan bimbingan penempatan dan

penyaluran kepada siswa agar lebih terarah dalam menentukan cita-citanya

sesuai dengan minat dan bakat. Hal ini sesuai dengan pelayana penempatan

dan penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran membantu siswa

dalam menempatkan dirinya dalam suatu karir atau profesi yang sesuai

dengan kemampuannya. Siswa dalam proses perkembangannya sering

dihadapkan pada kondisi yang di satu sisi serasi atau (kondusif) mendukung

perkembangannya dan di sisi lain kurang serasi atau kurang mendukung

(mismatch) dalam mencapai masa depannya. Kondisi mismatch berpotensi

menimbulkan masalah pada siswa. Oleh sebab itu, layanan penempatan dan

penyaluran diupayakan membantu individu yang mengalami mismatch.

Layanan ini berusaha meminimalisir kondisi mismatch yang terjadi pada

individu sehingga individu dapat mengembangkan potensi.86

Evaluasi dalam program manajemen bimbingan konseling sangat

penting untuk mengetahui perencanaan, pengorganisaan dan pelaksanaan

yang kurang optimal. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi manajemen

yaitu evalusi Pengendalian di dalam manajemen bimbingan dan konseling

disebut dengan evaluasi, evaluasi adalah fungsi manajemen yang terakhir

86
Ibid.116
82

yaitu kegiatan yang dikendalikan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

dan pelaksanaan. Evaluasi terkait dengan bagaimana mengawasi dan

mensupervisi kegiatan bimbingan dan konseling, apakah pelaksanaan

bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang telah dibuat.87

evaluasi yang dilakukan ada dua analisis penilian proses dan evaluasi

hasil, evaluasi di MAN Sampang satu tahun dua kali dengan melibatkan

kepala madrasah, BK dan dewan guru untuk mengetahui perencanaan,

perorganisasian dan pelaksanaan yang kurang optimal.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Manajemen Bimbingan


Konseling Dalam Meningkatkan Soft Skill Siswa Di MAN Sampang
Disetiap program tentunya ada factor pendukung dan

penghammbat dalam pelaksanaannya. Adapun faktor pendukung di MAN

Sampang dalam bimbingan konseling mempunyai 2 faktor pendukung

yaitu internal dan eksternal. Faktor internal disini berupa kelengkapan dan

kenyamanan dalam pelayanan bimbingan konseling serta kerja sama antar

stake holder yang ada di sekolah. Sedangkan faktor pendukung esternal

adanya dukungan dan dorongan dari wali murid dalam memotivasi anak

didiknya. Hal ini sesuai dengan faktor yang mempengaruhi keberhasilan

layanan dan konseling di sekolah Menurut Prayitno yang mempengaruhi

keberhasilan terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling adalah

87
Henni syafriani nasution, Manajemen Bimbingan konseling,Konsep, Teori,Praktek ,(Medan,
lembaga pengembangan pendidikan Indonesia,2019).hlm.105
83

perlu diperhatikannya hal-hal sebagai berikut: tenaga, sarana dan

prasarana, waktu, kerjasama, suasana profesional, dan dana. 88

Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan di MAN Sampang

dalam bimbingan konseling ada beberapa faktor diantaranya individu

siswa, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial. Dari faktor invidu siswa

kurangnya kepedulian pada kepribadiannya sendiri sehingga tidak bisa

mengkontrol mental dan emosi. Hal ini sesuai dengan kendala pelaksanaan

dan konseling Siswa Pada kalangan siswa sendiri, tanggapannya beragam

dari tanggapan yangpositif, kurang peduli, bahkan ada yang terang-

terangan menolak. Hambatan- hambatan yang biasa dihadapi oleh konselor

sekolah adalah siswa tidak memahami hakekat pelayanan bimbingan dan

konseling, siswa memandang konselor sebagai satpam sekolah, siswa

enggan menghadapi konselor karena mengira akan dimarahi, dan lain

sebagainya.89 Faktor penghambat berikutnya yaitu lingkungan sekolah

kurangnya peran BK dalam mengatasi pelayanan karena msih menunggu

dari wali kelas dan guru. Hal ini sesuai dengan penghambat konselor

sendiri Banyak tamatan program studi bimbingan dan konseling pada

strata S1 masih berumur muda pada saat terjun kelapangan. Kepribadian

belum terbentuk sepenuhnya, sehingga konselor menjadi ragu- ragu dalam

melaksanakan konseling.90 Faktor yang terahir yaitu lingkungan sosial yan

mana kurang pengawasan dan perhatian dari orang tua sehingga siswa

88
Lisa epiya. Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Krui Lampung Barat
Tahun Ajaran 2011/2012 diakses di https://textdocument.id.123.com pada Tanggal 25 Juli 2022.
89
Lisa Epiya. Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Krui Lampung Barat
Tahun Ajaran 2011/2012 diakses di https://textdocument.id.123.com pada Tanggal 25 Juli 2022.
90
Ibid.
84

mudah memberontak. Hali ini sesuai dengan faktor penghambat dari orang

tua Banyak oarng tua yang merasa senang dengan hadirnya seorang

konselor di sekolah, yang dapat membantu anaknya menjadi lebih dewasa

dan menjadi seorang mediator antara harapan orang tua dan harapan

anaknya. Orang tua seperti ini biasanya memiliki pendidikan yang tinggi.

Namun ada juga orang tua yang memiliki harapan yang tidak realistik,

misalnya supaya anak tidak memberontak.91

91
Ibid.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berapa ulasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. manajemen bimbingan konseling dalam meningkat soft skill siswa di

MAN Sampang melakukan perencanaan dengan membuat program kerja

yang telah disepakati oleh kepala madrasah dengan mengikut sertakan

stake holder MAN Sampang program kerja tersebut disesuaikan dengan

kebutuhan dan minat dan bakat peserta didik melalu empat aspek yaitu

pengembangan pribadi, sosial, akademik dan karir. Pengorganisasian yang

di lakukan yaitu membagi 3 konselor disetiap konselor melayani 150 siswa

disetiap angkatan serta melakuka kerja sama antar guru dan wali kelas.

Pelaksanaan yang dilakukan berupa materi dan kegiatan-kegiatan tentang

empat aspek yang sudah direncanakan dan tentunya setiap program ada

evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui perencanaan, pengorganisaan

dan pelaksanaan yang kurang optimal yang mana di MAN melakukan

tentang bimbingan konseling satu tahun dua kali di ahir semester.

2. Faktor pendukung yang mempengaruhi keberhasilan layanan dan

konseling di sekolah yang mempengaruhi keberhasilan terlaksananya

pelayanan bimbingan dan konseling adalah perlu diperhatikannya hal-hal

sebagai berikut: Faktor internal disini berupa kelengkapan dan

kenyamanan dalam pelayanan bimbingan konseling serta kerja sama antar

stake holder yang ada di sekolah adapun faktor pendukung esternal

adanya dukungan dan dorongan dari wali murid dalam memotivasi anak

85
86

3. didiknya.. Dan faktor penghambat yaitu individu siswa kurangnya

kepedulian pada kepribadiannya sendiri sehingga tidak bisa mengkontrol

mental dan emosi, lingkungan sekolah kurangnya peran BK dalam

mengatasi pelayanan karena msih menunggu dari wali kelas dan guru.dan

lingkungan sosial kehidupan sosial yang tidak sesuai dengan kepribadian

dan mental.

B. Saran

1. Semoga dengan adanya penelitian ini manajemen bimbingan konseling di

MAN Sampang mejadi lebih baik.

2. Diharapkan dengan selesainya penelitian ini manajemen bimbingan

konseling dalam meningkatkan soft skill siswa di MAN Sampang agar

menambah konselor agar lebih bisa memadai dalam pelayanan bimbingan

konseling.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada pembaca serta lembaga-

lembaga pendidikan lainnya tetap bimbingan konseling agar karaketer

perserta didik lebih terasah dalam minat dan bakatnya.


87

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Manajemen Bimbingan konseling Pendidikan, Medan, LPPPI, 2019

ahmad juntika nurihsan & akur sudianto, Manajemen Bimbingan Dan


Konseling Di Sekolah Dasar, Jakarta: Pt. Grasindo, 2015

Akhmad Sudrajat, Manajemen,Bimbingan Konseling Sekolah,Jakarta,


gramedia,2016

Fajar Santoadi, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta gramedia, 2014

Fani Setiani,“Mengembangkan Soft Skill Siswa Melalui Proses


Pembelajaran”Https://Www.Researchgate.Net/Profile/Rasto-
Rasto/Publication/334189788_Mengembangkan_Soft_Skill_Siswa_Melal
ui_Proses_Pembelajaran/Links/5d58a56f92851cb74c74cc55/Mengembang
kan-Soft-Skill-Siswa-Melalui-Proses-embelajaran.Pdf.(Skripsi,Universitas
Pendidikan,2016) Di Akses Pada 27 Februari 2022

Henni syafriani nasution, Manajemen Bimbingan konseling,Konsep,


Teori,Praktek ,Medan, lembaga pengembangan pendidikan indonesia,
2019

Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta: UCY Press, 2003

Hikmat, Manajemen Konseling ,Jakarta, cahaya sentosa, 2013.

https://.kemendikbud.go.id/entri/nul, pada tanggal 07 februari 2022 pukul

13:30.

https://permendikbud.pelayananpendidikan.com

Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta:


Bumi Aksara, 2014

Imade Laut Mertha Jaya, Metodologi Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif ,


Yogyakarta: Quadran, 2020.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal guru dan tenaga


kependidikan 2017, Esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur,
jenis dan jenjang pendidikan. https://.kemendikbud.go.id/entri/nul, pada
tanggal 07 februari 2022 pukul 13:30.

Lisa epiya. Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah
Negeri (Man) Krui Lampung Barat Tahun Ajaran 2011/2012 diakses di
https://textdocument.id.123.com pada Tanggal 25 Juli 2022.
88

Nurlaili fatoni” Pengembangan karakter dan Soft Skill siswa melalui budaya
sekolah di smk negeri 41
jakarta”https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/447/1/2021-
Nurlaili%20wathoni-2018.Pdf (Tesis,Istitut Perguruan Tinggi Ilmu Al
Qur‟an 2021) Di Akses Pada 10 Maret 2022

Nurul Qomar, Farah Syah Reza, Metode Penelitian Hukum, Makassar: CV


Social Politic Genius,2020.

Permendiknas No.13 Tahun 2008 (uptdisdik-tapsel.blogspot.com).

Prayitno & Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta:


rineka cipta, 2014.

Priyono, Pengantar Manajemen,Sidoarjo, Zifata Publisher 2017

Restu mufanti, Penumbuhan Soft Skill Siswa Dalam Proses pembelajaran,


https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net.com(Skripsi,universitas
muhammadiyah ponorogo, 2018) di akses pada 18 maret 2022

Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, Terj.,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013

Sandu Siyoto, M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta:


Literasi Media Publishing

Sinar Pengembangan Softskill Siswa Melalui Ekstrakurikuler Pramuka Di


Sma Negeri 3 Enrekang https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5836-
Full_Text.pdf ( Skripsi universitas muhammadiyah makasar, 2019)
diakses pada 18 maret 2022

Sugiyo, Manajemen fungsi Bimbingan Konseling (pustaka ceria 2013).

Sugiyo, Manajemen konseling ( jakarta, pustaka setia, 2015

Syakirin Al-Ghozaly. Peningkatan Soft Skills Pribadi Konselor Mahasiswa


BKI Melalui Career Development Program (CDP).
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bipf/article/download/848/pdf
(jurnal, IAIN Surakarta,2018) di akses pada 10 Maret 2022

Teti Ratnawulan, S. Manajemen Bimbingan Konseling Di SMP Kota Dan


Kabupaten Bandung Universitas Islam Nusantara Bandung, vol. 7,no. 1,
(1 januari 2016) pada tanggal 03 maret 2022 pukul 18:50.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab

II pasal 3 https://pusdiknas.perpusdiknas.gp.id di akses pada 20 februari

2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama informan :
Jabatan :
Tempat :
Tanggal :
A. BAGAIMANA MANAJEMEN BIMBINGAN Jawaban
KONSELING DALAM MENINGKATKAN SOFT
SKILL SISWA DI MAN SAMPANG
1. Bagaimana perencanaan manajemen
bimbingan konseling dalam meningkatkan
Soft Skill siswa MAN Sampang ?
2. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan
perencanaan manajemen bimbingan
konseling dalam meningkatkan Soft Skill
siswa MAN Sampang?
3. Bagaimana pengorganisasian manajemen
bimbingan konseling dalam meningkatkan
Soft Skill siswa MAN Sampang?
4. Bagaimana pelaksanaan manajemen
bimbingan konseling dalam meningkatkan
Soft Skill siswa MAN Sampang?
Jenis-jenis layanan apa yang diterapkan
manajemen bimbingan konseling dalam
meningkatkan Soft Skill siswa MAN
Sampang?
5. Apa saja kendala selama penerapan
kegiatan
peningkatan Soft Skill siswa berlangsung?
6. Bagaimana evaluasi manajemen bimbingan
konseling dalam meningkatkan Soft Skill
siswa MAN Sampang?
B. BAGAIMAN FAKTOR Jawaban
PENDUKUNG DAN
PENGHAMBAT
1. Apa saja faktor faktor
pendukung dan penghambat
program peningkatan Soft Skill
siwa ?
2. Bagaimana cara mengatasi
mengatasi faktor penghambat
peningkatan Soft Skill dan
Bagaimana bentuk
tindaklanjutnya?
3. Apa saja fasiltas pendukung
program peningkatan Soft Skill
siwa ?
4. Bagaimana pendapat Bapak,
apakah fasilitas yang ada
tersebut sudah memenuhi
standart mutu peningkatan Soft
Sill siswa ?
5. Adakah controling dari kepala
sekolah, BK dalam program
peningkatan Soft Skill siswa
6. Bagaimana bentuk punishment
nya ?
INSTRUMEN OBSERVASI
PETUNJUK :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
KATEGORI
NO PERTANYAAN
1 2 3 4

1 Apakah pelaksanaan manajemen bimbingan konseling


dalam meningkatkan Soft Skill siswa MAN Sampang?
2 Apakah bimbingan dan layanan sesuai dengan
dengan harapan siswa?
Bagaimana cara guru BK dalam memberikan
3 bimbingan dan layanan kepada siswa ?

4 Bagaimana dengan bimbingan dan layanan yang


disajikan oleh guru BK?
7 Apakah siswa senang selama diberikan bimbingan
dan layanan oleh guru BK ?
8 Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan kegiatan peningkatan Soft Skill siswa?

JAWABAN
NO PERTANYAAN
IYA TIDAK
1 Apakah ada jadwal kegiatan bimbingan konseling
dalam meningkatan Soft Skill siswa?
Apakah ada daftar siswa yang diberikan
2
layanan bimbingan konseling?
Apakah metode khusus dalam pelaksanaan
3 kegiatan peningkatan Soft Skill siswa?
Apakah ada piala, piagam atau serftifikasi dalam
4 kegiatan peningkatan Soft Skill siswa yang telah
dicapai?
PROGRAM KEGIATAN

Wawancara Dengan Kepala Madrasah Wawancara Dengan Waka Kurikulum

Wawancara Dengan Koordinator BK Wawancara Dengan WAKA Kesiswaan

Wawancara Dengan Konselor Wawancara Dengan siswa


PROGRAM KEGIATAN
,
RIWAYAT HIDUP

Rohman Maulana dilahirkan di Desa patarongan, Kecamatan

Torjun, Kabupaten Sampang. Pada tanggal 03 Juli 1998. Anak kedua

dari tiga bersaudara putra dari pasangan Bapak Matnari Dan Ibu

Nasima. Ia menempuh jalur pendidikannya di SDN Patarongan 1,

SMPN 2 Torjun dan SMKN 2 Sampang yang terletak Jln Raya Agus

Salim, Kabupaten Sampang.

Keinginan untuk melanjutkan perguruan tinggi butuh waktu dua

tahun bekerja di salah satu pabrik sidoarjo untuk biaya. Dan saya

memutuskan Risent dan melanjutkan pendidikan perguruan tinggi IAI

NATA Sampang karena dukungan kedua orang tua dan mengubah

stigma masyarakat bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan sangat

penting. karena ridho orang tua adalah yang pertama menjunjung

kesuksesan anaknya. Butuh perjuangan dan pengorbanan dalam

menempuh pendidikan perguruan tinggi ini mulai dari awal masuk

perkuliahan hingga pada tahap akhir saat ini sehingga bekerja paruh

waktu untuk bisa membayar biaya perkuliahan.

Semasa menjadi mahasiswa ia aktif ikut serta diberbagai acara

kemahasiswaan dan mulai ikut organisasi 1 tahun setelah ia menjadi

mahasiswa,ia dipercayai dan terpilih menjadi pengurus organisasi.

Anda mungkin juga menyukai