Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

DARUL ARQAM MADYA DAN


PELATIHAN INSTRUKTUR DASAR
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KABUPATEN SORONG

Sorong, 18 Desember 2021


PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
(Muhammadiyah Students Association)
KABUPATEN SORONG
Sekretariat : Jl.Wortel, Kelurahan Malasom Distrik Aimas Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat
E- mail : immkabupatensorong21@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Akademisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang
berpendidikan tinggi; atau arti yang lain anggota akademi. IMM merumuskan tujuannya
sebagai mengusahakan terbentuknya “akademisi Islam” yang berakhlak mulia dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah.

Frasa Islam itu penting disematkan pada kata akedemisi untuk memproteksi
penyerampangan makna, atau penempatan makna akademisi secara bebas. Sebagai gerakan
Mahasiswa Islam, IMM melandasi segala usaha-usahanya untuk menjunjung tinggi,
membumikan, dan mengimpelementasikan Islam dalam setiap aktivitas organisasinya.
Sehingga segala ikhtiarnya didasari atas nilai-nilai dan syariat Islam yang murni.

Kata akademisi dari kata akademi atau akademik, yang berasal dari bahasa Yunani,
academos. Fajar dalam bukunya Mahasiswa dan Budaya Akademik menuliskan academos
adalah sebuah taman umum yang berada di sebelah barat laut Kota Athena, Yunani. Taman
itu disebut Academos sebagai apresiasi atas peran seorang pahlawan yang gugur di perang
legendaris Troya.

Di tempat itulah filosof Socrates berpidato dan membuka arena perdebatan tentang
berbagai hal. Selanjutnya, tempat ini juga menjadi tempat Plato melakukan dialog dan
mengajarkan pikiran-pikiran filosofisnya kepada orang-orang yang datang.

Lalu jamaklah, academos diartikan menjadi akademik yang bisa diartikan tempat
perguruan, pengikutnya disebut academist. Akademik dapat diartikan sebagai keadaan orang-
orang yang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan
sekaligus dapat menguji setiap pikiran dan gagasan secara jujur, terbuka, dan leluasa.

Hal itu tentu sejalan dengan semangat Islam, dalam bahasa Aminah Wadud tawhid
paradigm. Pondasi Islam menurut Aminah adalah tauhid yang merupakan merupakan prinsip
gerak dari kesinambungan dan keharmonisan kosmos, ia mengintegrasikan antara metafisika
dan fisika. Paradigma tauhid ini punya konsekuensi pada tataran teologis dan etis, bahwa
setiap manusia apapun bangsanya, warna kulitnya, baik laki-laki ataupun perempuan
mempunyai kedudukan yang sama sebagai khalifatullah fil ‘ardh.
Akademisi kerap dihubungkan dengan intelektual atau cendekiawan. Secara umum
istilah-istilah ini mengacu pada makna sama, yaitu orang-orang yang memiliki kejernihan
berpikir, berpihak pada kebenaran, dan sikap yang terus-menerus meningkatkan kemampuan
berpikirnya untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi.

Edward W. Said menyatakan kaum intelektual haruslah berpihak dan peka terhadap
nasib orang yang tertindas serta menempatkan diri sejajar dengan kaum lemah (mustadh’afin)
yang tersisihkan dan tak terwakili. Karena itu, maka intelektual harus siap dengan risiko
apapun, termasuk berseberangan dengan kekuasaan.

Meskipun dalam perjalannya intelektual banyak yang mengabdikan diri pada satu
ideologi atau kepentingan rezim tertentu, misalnya dalam gerakan Nazi di Jerman, rezim
Komunis dan Marxis. Fenomena pengkhianatan kaum intelektual atau dalam bahasa Julien
Benda disebut sebagai (trahison des clercs).

Dalam sejarah modern, ada sosok intelektual Iran, Ali Syariati yang mampu
meruntuhkan rezim otoriter Iran. Ali Syariati sendiri memiliki konsep seorang pemimpin
adalah rausyanfikr (intelektual yang tercerahkan) yang dapat memberikan perubahan
konstruktif terhadap bangsa dan negara, atau menjadi suluh bangsa.

Di era kesemrawutan etik yang bahkan diperankan oleh kaum akademisi, menjadi
penting kader IMM hadir untuk menjadi suluh, mencerahkan. Olehnya itu secara
kelembagaan IMM perlu menjadi akademi, sebuah taman yang menjadi tempat
bertumbuhnya pikiran-pikiran kritis, nalar waras, dan mengumandangkan kembali narasi-
narasi perlawanan akan ketidakadilan.

IMM sebagai taman bagi akadermisi islam dalam menghadapi segala bentuk
ketimpangan dan kemungkaran, tidak punya pilihan lain selain menyatakan sikap
memberpihaki kebenaran. Hal ini sesuai dengan etos islam sebagaimana termaksud dalam
hadis Nabi Muhammad SAW Abu Sa'id al-Khudriy, berikut:

"Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah


kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya
dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah
selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).

Pilihan menjadi suluh bangsa bagi kader IMM adalah terus menyampaikan gagasan,
pemikiran, ide, dan narasi-narasi perlawanan kepada khalayak. Saat aspirasi di depan umum
diembargo, maka menyalakan narasi perlawanan dalam forum-forum diskusi tertutup atau
terbatas. Kader IMM sebagai suluh bangsa menjalankan satu filosofi Jawa, ing madya
mangunkarsa, timbul-tenggelam bersama masyarakat untuk membangun kesadaran.

Untuk membekali dirinya kader IMM dalam menghadapi masalah-masalah


multidimensi yang melanda bangsa ini, maka perlu melakukan pendekatan multidisiplin
dalam keilmuan, seperti gagasan Amin Abdullah dan Kuntowijoyo. Bahwa ilmu pengetahun,
filsafat dapat menjelma menjadi gerakan yang transformatif dan liberatif untuk memecahkan
masalah kemanusiaan yang semakin kompleks dalam beberapa dekade terakhir.
B. TUJUAN

1. Lahirnya kader-kader dengan kepemimpinan intelektual yang bisa menjadi estafet


kepemimpinan IMM baik tingkat Cabang maupun Daerah.
2. Lahirnya kader yang mengarusutamakan peran sebagai suluh bangsa di tengah
kesemrawutan etik.
3. Terbentuknya kader pimpinan yang sadar, peka, dan acuh terhadap kondisi sosial
budaya dan lingkungan.
4. Lahirnya kader-kader Pembina yang autentik yang mempunyai kemampuan
pedagogik sebagai pengelola Masa Ta’aruf dan Darul Arqam Dasar.
5. Lahirnya kader Pembina yang siap melakukan pembinaan insentif perkaderan dan
pasca-perkaderan IMM.
6. Lahirnya kader Pembina yang siap menjadi konseptor gerakan dan pergerakan IMM
yang mengimplementasi tajdid dalam perkaderan

C. HASIL YANG DIHARAPKAN


a. Bagi Mahasiswa

1. Menguatkan jiwa kepemimpinan dalam regenerasi kepemimpinan dalam


organisasi. Kegiatan Darul Arqam Madya dan Pelatihan Instruktur Dasar ini
mempertemukan pemuda lintas Kota, Kabupaten, dan Provinsi dengan tingkat
diversitas yang tinggi. Di tengah kondisi ini pemuda akan belajar menghargai
perbedaan sehingga dapat dengan cepat beradaptasi, fleksibel, dan dinamis
dengan memegang teguh karakter sebagai seorang pemimpin dan pemuda yang
bijaksana dan penuh perhitungan dalam bertindak.
2. Memperluas Wawasan dan Menambah Pengetahuan Kegiatan Darul Arqam
Madya, akan menambah pengetahuan dan wawasan berkaitan dengan
permaslahan-permasalahan baik sosoial, budaya, ekonomi dan lingkungan
masyarakat daerah. Pengetahuan yang ditransfer oleh para pakar maupun
pemuda dari peserta lain dengan kapasitas keilmuwan yang memadai melalui
muatan materi yang dilakukan kegiatan diskusi akan memberi masukan yang
positif dan signifikan dalam upaya pengembangan diri mahasiswa agar menjadi
manusia Indonesia yang kompeten, kritis, profesional, berkarakter, dan berdaya
saing.
3. Memperluas Jaringan Melalui kegiatan ini, mahasiswa sebagai generasi muda
Indonesia dapat memperluas jaringan yang akan sangat berguna untuk kegiatan
jangka panjang dan jangka pendek selanjutnya.
b. Bagi Organisasi
1. Terbentuknya kader IMM yang memiliki kapasitas keilmuan dan
kepemimpinan yang kuat, berkualitas, dan berkarakter.
2. Terbangunnya nalar kritis, kepekaan sosial, dan mampu mentransformasikan
nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Membentuk kader militan yang memiliki kualitas keilmuan dan keterampilan
untuk menjawab dinamika keumatan dan kebangsaan
c. Bagi Universitas
1. Capaian baik universitas. Keikutsertaan mahasiswa dalam program ini akan
menambah catatan prestasi Universitas yang nantinya akan menjadi motivasi
bagi pencapaian yang lebih besar lagi sehingga menjadi Universitas yang patut
untuk diperhitungkan.
2. Membawa iklim kondusif bagi suasana akademis di kalangan mahasiswa.
Selama kegiatan Darul Arqam Madya dan Pelatihan Instruktur Dasar ini,
mahasiswa secara aktif terlibat dalam diskusi, pemecahan masalah dengan
pendekatan-pendekatan sesuai bidang ilmu masing-masing. Sehingga
Kegiatan ini mengharuskan mahasiswa untuk berpikir kritis, menganalisa, dan
mengamati berbagai fenomena yang ditemui untuk nantinya diambil poin-poin
yang dianggap potensial untuk dikembangkan dan diaplikasikan di lingkungan
masyarakat kampus. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan
budaya akademis sebagai intelektual muda.
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

A. NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT


Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang IMM Kota Kendari.
 Nama Kegiatan : Darul Arqam Madya (DAM) dan Pelatihan Instruktur Dasar
(PID)
 Tanggal Kegiatan : Senin-ahad, 3-16 Januari 2022
 Tempat Kegiatan : Aula Bahteramas BPSDM Sulawesi Tenggara
 Keberangkatan : Kamis, 30 Desember 2021

B. TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan DAM adalah ” Rejuvenasi Makna Akademisi Islam untuk Progresivitas
Kader IMM sebagai Suluh Bangsa”. Dan tema kegiatan PID adalah ” Autentifikasi
Kepribadian Instruktur untuk Tajdid Perkaderan IMM”

C. PESERTA
Kepesertaan dalam kegiatan Darul Arqam Madya dan Pelatihan Instruktur Dasar adalah
seluruh utusan cabang IMM se-Indonesia, yang telah dinyatakan lulus perkaderan Darul
Arqam Dasar.
Adapun Utusan dari Pimpinan Cabang IMM Kab. Sorong adalah Sebagai berikut.

1. Nama : M. Fathur Ardiansyah


Jabatan : Ketua Bidang Organisasi PK IMM FST UNIMUDA Sorong
2. Nama : Afrizal Rahmat Hidayat
: Ketua Bidang Hikmah dan Politik Kebijakan Publik PK
Jabatan
IMM FST UNIMUDA Sorong
3. Nama : Siska
Jabatan Ketua Bidang Kaderisasi PK IMM FST UNIMUDA Sorong
4 Nama : Syndy Serina
: Ketua Bidang Tablig dan Kajian Ke-islam PK IMM FST
Jabatan
UNIMUDA Sorong
5. Nama : Fathiyah Salim
Jabatan : Bendahara Umum PK IMM FST UNIMUDA Sorong
6. Nama : Dimas Budiman Sujatmiko
: Ketua Bidang Organisasi PK IMM FISHUM UNIMUDA
Jabatan
Sorong
7. Nama : Nurdin Ibnu Fikri Hartapayo
: Ketua Bidang Hikmah dan Politik Kebijakan Publik PK
Jabatan
IMM FISHUM UNIMUDA Sorong
8. Nama : Uswatul Fajar Nurfatimah
: Ketua Bidang Tablig dan Kajian Ke-islam PK IMM
Jabatan
FISHUM UNIMUDA Sorong
9. Nama : Arif Rahmanto
: Ketua Bidang Hikmah dan Politik Kebijakan Publik PK
Jabatan
IMM FKIP UNIMUDA Sorong
10 : Harnianti
Nama
.
: Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PK
Jabatan
IMM FKIP UNIMUDA Sorong
BAB III

RENCANA PEMBIAYAAN

A. RINCIAN DANA
HARGA
KEBUTUHAN VOLUME FREKUENSI JUMLAH
SATUAN
Akomodasi
9 Orang 2 kali Rp. 850.000 Rp. 7.650.000
(tiket kapal)
SWP DAM (Darul
9 Orang 1 kali Rp. 100.000 Rp. 900.000
Arqam Madya)
SWO DAM (Darul
1 Orang 1 kali Rp. 200.000 Rp. 200.000
Arqam Madya)
SWP PID (Pelatihan
9 Orang 1 kali Rp. 150.000 Rp. 1.350.000
Instruktur Daasar)
SWO PID (Pelatihan
1 Orang 1 kali Rp. 200.000 Rp. 200.000
Instruktur Daasar)
Swab Anti Gen +
9 Orang 2 kali Rp. 500.000 Rp. 4.500.000
PCR

Total Rp. 14.800.000

Grand Total = Rp. 14. 800.000,00


(Empat Belas Juta Delapann Ratus Ribu Rupiah)

B. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat, besar harapan kami agar proposal ini dapat
berjalan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Atas perhatian dan partisipasinya kami
ucapkan terimakasih.

PIMPINAN,

Ketua Umum Mengetahui, Sekretaris Umum


Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Sorong
Ketua Umum

M. APRIANDI FRANTONI RAHMA ATHAYA CIREMAI

Dr. H. SULARDI
NBM. 768535

Anda mungkin juga menyukai