Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Volume 3, No 2, Desember 2015 (113-125)


Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

PENDIDIKAN KADER DAN PESANTREN MUALLIMIN MUHAMMADIYAH


YOGYAKARTA
1)
Azhar, 2)Wuradji, 2)Dwi Siswoyo
Universitas Gunung Rinjani Mataram, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Negeri Yogyakarta
azharfadila@gmail.com, wuradji43@gmail.com, dwisiswoyo@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, menganalisis, dan mendeskripsikan model pendidikan kader
berbasis pesantren di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan mengungkap kehidupan budaya
Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian yaitu Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Pengambilan data menggunakan teknik pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumen. Hasil
menunjukkan bahwa Pendidikan kader di Madrasah Muallimin mempersiapkan kader kemanusiaan,
keummatan, di masa mendatang yang kuat secara ketauhidan, kepribadian, dan keilmuan. Tahap awal
menghasilkan kader ulama, pemimpin, mubalig dan pendidik melalui pendidikan dan pelatihan, belajar
kemuhammadiyahan lebih mendalam, mencakup historis, organisatoris, dan ideologis, serta mampu
memeragakan nilai muhammadiyah itu sendiri. Model pendidikan kader berbasis pesantren meliputi: (a)
input yang menggunakan rapor, psikotes, representasi/keterwakilan daerah; (b) process yaitu memadukan
sistem sekolah modern dan asrama pesantren melalui uswah (keteladanan). Strategi pengkaderan,
Kurikulum yang dikembangkan untuk perubahan, (c) output: 95% lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Sebanyak 80% memasuki perguruan tinggi sesuai dengan harapan siswa. (d) ou tcome: alumninya
berhasil dengan berbagai profesi dan mengembangkan amal usaha Muhammadiyah di daerah asalnya.
(2) Kehidupan Pesantren Muallimin Muahammadiyah membangun: budaya kemandirian, budaya
takwa, budaya akhlak karimah, budaya amar makruf nahi mungkar, serta berorientasi kepada keahlian
dan keikhlasan.
Kata kunci: pendidikan kader, pesantren Muallimin Muhammadiyah

CADRE EDUCATION AND MUALLIMIN MUHAMMADIYAH


ISLAMIC BOARDING SCHOOL YOGYAKARTA
1)
Azhar, 2)Wuradji, 2)Dwi Siswoyo
Universitas Gunung Rinjani Mataram, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Negeri Yogyakarta
azharfadila@gmail.com, wuradji43@gmail.com, dwisiswoyo@gmail.com
Abstract
This study aims to investigate, analyze, and describe a model of pesantren-based cadre education at
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Investigate life at pesantren Muallimin develops an
autonomous culture. This was a qualitative study employing the casus study approach. The research setting
was Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. The data were collected through observations, in-
depth interviews, and document analysis. The results of this study are as follows. (1) Cadre education at
Madrasah Muallimin aims to prepare humanitarian, nation, and Muslim cadres in the future who are strong
in faith, personality, and scientific matters, producing ulema, leader, and educator cadres as agents of
struggle missions and initiators, motivators, and actors of missionary activities through education and
training, having Muhammadiyah-based package which is more intensive, covering the historical,
organizational, and ideological scopes, in order that the santri/students are capable of manifesting
Muhammadiyah itself. The model of pesantren-based cadre education consists: (a) input: it uses first the
grade report, second psychological test and an interview, and fourth the representativeness of the region; (b)
process: Muallimin combines systems of the modern school and pondok pesantren dormitory using the uswah
(good example), whose strategy is implemented, with the curriculum developed for changes; (c) output: 95
graduates, continue to study at higher education; 80% match the students expectation. (2) Life at pesantren
Muallimin develops an autonomous culture, a culture of excellence in religious devotion through akhlak
karimah, a culture of discipline and foreign language use, a culture of amar ma’ruf nahi mungkar, a culture
of respecting the elder and loving the younger, habituation of Islamic life, implemented in the santri’s
personality intensively, and in dormitory life, each cadre is trained to habituate oneself, be organizationally
involved, have expertise, and be sincere
Keywords: Cadre Education, Pesantren Muallimin Muhammadiyah

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN: 2502-1648
114 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

PENDAHULUAN nusia hidup dalam ligkungan sosial dan bu-


daya tertentu, maka pengembangan kepribadi-
Pesantren merupakan salah satu lem- an seseorang hanya dapat dilakukan dalam
baga atau institusi pendidikan Islam tertua di lingkungan sosial dan budaya yang berangkut-
Indonesia berkonstribusi sangat besar dalam an. Artinya, pengembangan budaya dan kepri-
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini se- badian peserta didik hanya dapat dilakukan
suai dengan pernyataan pembukaan Undang- dalam suatu proses pendidikan yang tidak
Undang Dasar 1945. Pasal I UU Sisdiknas melepaskan peserta didik dari lingkungan
tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tuju- sosial (Susanto, 2009, p. xi). Apabila peserta
an pendidikan nasional adalah mengembang- didik menjadi asing dari budaya terdekat,
kan potensi peserta didik untuk memiliki ke- maka dia tidak mengenal dengan baik budaya
cerdasan, kepribadian dan berakhlak mulia bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai
(UU No 20 Tahun 2003, pasal 3). Dari pesan- anggota budaya bangsa. Dalam situasi demiki-
trenlah lahir tokoh-tokoh masyarakat, ulama, an, dia sangat rentan terhadap pengaruh buda-
kaum intelektual, dan pemimpin-pemimpin ya luar dan bahkan cenderung untuk meneri-
bangsa. ma budaya luar tanpa proses pertimbangan
Pendidikan pondok pesantern meng- (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena
ajarkan budi pekerti, sifat prilaku, karakter tidak memiliki norma dan nilai budaya nasio-
dan akhlak karimah lewat pembiasaan dalam nalnya yang dapat digunakan sebagai dasar
kehidupan sehari-hari. Apabila dicermati lebih untuk melakukan pertimbangan valueing
dalam, hampir semua nilai luhur dan adat (Yasmadi,2002, p. 16).
tradisi Indonesia menyimpan berjuta nilai ke- Pembiasaan-pembiasan (habituasi)
arifan dan budi pekerti yang sangat luar biasa dalam kehidupan, seperti religius, jujur,
luhurnya, dan hal itu bahkan dikemukakan disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, dan
oleh banyaknya antropolog ternama dari da- tanggung-jawab, perlu dimulai dari lingkup
lam dan luar Indonesia. Bangsa Indonesia terkecil seperti keluarga sampai dengan ca-
yang berwatak sosialistik-religius bercita-cita kupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-
meraih kehidupan yang seimbang, serasi, dan nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkem-
selaras antara kehidupan batiniah dan kehi- bangkan yang pada akhirnya dapat memben-
dupan fisik materiil, nilai keagamaan. tuk pribadi dan karakter peserta didik yang
Pendidikan dan kehidupan budaya selanjutnya merupakan pencerminan kehidup-
pesantren melalui dakwah, dengan menanam- an budaya pondok pesantren, sebagai bagian
kan kesadaran kolektif dan akhlak karimah dari budaya suatu bangsa yang besar, yang
melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari- menjadikan budaya pesantren sebagai salah
hari. Melalui pendidikan ditanamkan sebuah satu bagian setting sosial Islam
pemahaman dan keyakinan bahwa semua per- (Habibulloh,1996, p. 11).
kara yang dilakukan seseorang akan dimintai Menurut Abdulloh Mas’ud karakteris-
pertanggungjawabannya di sisi Allah Swt. tik utama budaya pesantren terdiri dari: (1)
Moral santri adalah watak, tabiat, modeling identik dengan uswatun hasanah
akhlak, atau kepribadian santri yang terbentuk (contoh yang ideal) yang seharusnya diikuti
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan dalam komunitas ini, Rasullullah Saw adalah
(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai panutan sentral; (2) cultural resistance, mem-
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersi- pertahankan budaya dan tetap bersandar pada
kap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas se- ajaran Islam sebagai konsekuensi logis dalam
jumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, Islam; (3) budaya keilmuan yang tinggi, ru-
berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat jukan ideal keilmuan pesantren bersumber
kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan dari Alquran dan hadis. Dunia pesantren
orang lain menumbuhkan potensi dan kepri- identik dengan dunia ilmu, proses pembel-
badian individu, karakter keluarga, karakter ajaran, ustaz, santri, serta fasilitas tempat
masyarakat dan bangsa. belajar mengajar (Mas’ud, 2002, p.97).
Pengembangan kepribadian bangsa Muhammadiyah sebagai gerakan
hanya dapat dilakukan melalui pengembangan Islam, gerakan Dakwah dan Tajdid, tidak
kepribadian peserta didik melalui pendidikan mungkin dilepas dari upaya-upaya pewarisan
hati, otak, dan fisik. Akan tetapi, karena ma- keyakinan dan cita-cita hidupnya, pewarisan

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015


Pendidikan Kader dan Pesantren Muallimin ... 115
Azhar, Wuradji, Dwi Siswoyo

kepribadiannya, kepada generasi muda, gene- dapat dua permasalahan dalam penelitian ini
rasi penerus, pelangsung, dan penyempurna yaitu bagaimana model pendidikan kader di
amal dan perjuangan Muhammadiyah. Se- Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogya-
menjak awal kelahirannya usaha-usaha ter- karta dan bagaimana kehidupan budaya
sebut telah mendapatkan bentuknya sebagai pondok pesantren Muallimin Muhamadiyah
sistem pengaderan dengan kekayaan tradisi Yogyakarta.
Persyarikatan Muhammadiyah. Sistem terse-
but telah berjalan puluhan tahun bahkan METODE PENELITIAN
ratusan tahun, dengan berbagai dinamikanya,
Namun demikian, akhir-akhir ini banyak Penelitian dimaksudkan untuk meng-
disorot bahwa perkembangan Muhammadiyah ungkap pelaksanaan/model pendidikan kader
yang begitu pesat, baik di bidang organisasi di Madrasah Muallimin dan kehidupan pe-
maupun badan-badan usaha yang menjadi santren Muallimin Muhammadiyah Yogya-
stakeholder-nya, belum dapat diimbangi oleh karta. Oleh karena itu, metode penelitian ini
jumlah dan mutu kader yang dihasilkannya. menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi
Apalagi apabila dikaitkan dengan keberadaan kasus. Studi kasus merupakan salah satu jenis
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, pendekatan kualitatif yang menelaah sebuah”
begitu terasa minimnya kader-kader dakwah/ kasus” tertentu dalam konteks atau setting
mubalig yang mumpuni dalam menjalankan kehidupan nyata. John W. Creswell menyata-
dakwah amar makruf dan nahi munkar. kan peneliti studi kasus bisa memilih tipe
Menghadapi permasalahan-permas- penelitiannya berdasarkan tujuan, yakni studi
alah di atas diperlukan usaha-usaha yang se- kasus instrumental tunggal (yang berfokus
rius untuk melakukan rekonstruksi penga- pada satu isu atau persoalan tertentu), studi
deran dai Muhammadiyah sesuai dengan visi kasus kolektif (yang memanfaatkan beragam
perjungan Muhammadiyah dengan memper- kasus untuk mengilustrasikan satu persoalan
hatikan dinamika masyarakat yang senantiasa penting dari berbagai perspektif), studi kasus
berubah dan berkembang. Sekolah kader intrinsik (yang fokusnya adalah pada kasus itu
Muallimin memiliki tugas melakukan rekon- sendiri, karena dianggap unik atau tidak
struksi pengaderan dai Muhammadiyah, se- biasa). Riset studi kasus mencakup studi
kaligus pelaksana usaha-usaha pembinaan, tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata,
pengembangan kader tahap awal dalam dalam konteks atau setting kontemporer (Yin,
Muhammadiyah sebagai bagian dari tugas 2009. p.66).
besarnya yakni melaksanakan dakwah, dan Penelitian ini juga merupakan
penyiaran ajaran Islam sesuai dengan prinsip- Grounded research yang tujuannya untuk
prinsip pemahaman Muhammadiyah yang memahami permasalahan yang muncul dalam
bersumber pada Alquran dan Sunnah. suatu fenomena tertentu untuk menyusun,
Perlu dirumuskan konsep yang tepat mengembangkan, dan merekonstruksikan
untuk mengoptimalkan pendidikan kader dan teori berdasarkan data yang digali dari bawah
peran pesantren, sehingga di masa depan secara langsung/induktif (Danim, 2006. p.97).
pesantren dapat muncul sebagai salah satu Menurut tingkat ekspansinya penelitian ini
pusat institusi pendidikan Islam tingkat me- terdiri atas deskriptif, komparatif, dan asosia-
nengah yang mengembangkan insan pesantren tif, dengan melibatkan secara aktif (partici-
menuju terwujudnya generasi muda dan patif) pelaku dalam kegiatan pendidikan dan
kader/muballig yang siap terjun ke masya- kehidupan budaya pesantren, yakni: Pembina,
rakat. Bagaimana hal ini diimplementasikan di pengasuh, pendamping, mudir, ustaz, karya-
pendidikan kader pondok pesantren Mualli- wan, pamong asrama, musyrif dan santri,
min Yogyakarta, sebagai estapet dakwah dengan fasilitas sarana dan prasarana.
illalloh, berilmu amaliyah, beramal ilmiyah, Ditinjau dari jenis data pendekatan
dan bertaqwa ilahiyah kualitatif, penelitian ini dilakukan melalui
Berdasarkan paparan tersebut, perlu kajian terhadap perilaku yang terlibat di dalam
diungkap/dikaji apakah pelaksanaan pendidik- pelaksanaan pendidikan dan kehidupan pon-
an kader berbasis pesantren di Madrasah dok pesantren di antaranya: Sistem peneri-
Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta ber- maan santri (recruitment), kurikulum/materi
jalan sesuai dengan harapan atau tidak. Ter- pembelajaran umum dan diniah, metode
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
116 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

pembelajaran yang digunakan, aktivitas guru (3) penelitian lapangan bulan Juli sampai
dan karyawan, aktivitas warga pondok pesan- dengan Nopember 2014 dilanjutkan analisis
tren, kehidupan asrama, formulasi kegiatan data dan penulisan laporan.
sehari-hari selama di pesantren kemitraan dan Subjek penelitian adalah sasaran pe-
sumber daya yang yang dikaitkan dengan nelitian yang dituju untuk diteliti oleh peneliti
nilai-nilai Islam. (Arikunto 2006. p.122). Untuk menentukan
Penelitian ini bermaksud memberikan subjek penelitian, peneliti mempertimbangkan
informasi yang akurat dan cermat tentang kedudukan masing-masing pihak untuk
model pendidikan kader berbasis pesantren di dijadikan subjek penelitian karena peneliti
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogya- ingin menjaring sebanyak mungkin informasi
karta, sesuai dengan kenyataan di lapangan. dari berbagai sumber, disamping juga ingin
Dengan menggunakan pendekatan ini dapat menggali informasi secara mendalam,
diungkapkan pendidikan dan kehidupan pe- sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
santren Muallimin Muhammadiyah Yogya- Sumber data penelitian ini adalah
karta. Salah satu pertimbangan, mengapa warga pesantren yang berkenaan dengan ke-
pendekatan ini dipilih adalah: (1) masalah dan hidupan pesantren dan pendidikan kader.
tujuan penelitian menuntut sejumlah informasi Selain data diperoleh dari warga belajar, juga
dan tindak lanjut; (2) masalah dan tujuan diperoleh dari pihak penyelenggara program,
penelitian menuntut tindakan reflektif, kola- dan kemitraan. Secara sederhana sumber data
boratif, dan partisipatif berdasarkan situasi di dalam penelitian ini berasal dari tiga sumber
lapangan (Arikunto,2006. p.74). yaitu Warga Pondok Pesantren (ustaz, karya-
Salah satu ciri penelitian kualitatif wan, mudir, staf, dan para santri), pembina,
adalah bersifat deskriptif. Data yang dikum- mitra pondok pesantren dan orang tua/wali
pulkan lebih banyak berupa kata-kata atau santri.
gambar daripada dalam bentuk angka-angka. Pengumpulan data dalam penelitian
Menurut Arikunto, penelitian kualitatif meng- ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
andalkan manusia sebagai alat peneliti teknik yaitu observasui, interview, dokumen-
(human instrument), memanfaatkan metode tasi, dan catatan lapangan. Teknik observasi
kualitatif, analisis data secara induktif, meng- digunakan untuk mengumpulkan data, menge-
arahkan sasaran penelitian pada usaha mene- nal aktivitas, pendidikan dan kehidupan
mukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, budaya ponpes Muallimin Yogyakarta. Obser-
lebih mementingkan proses daripada hasil, vasi adalah sebagai suatu pengamatan, penca-
membatasi studi tentang fokus, memilih tatan, secara sistematis terhadap gejala-gejala
seperangkat kriteria untuk menulis keabsahan fenomena yang terjadi yang nampak pada
data, rancangan penelitian bersifat sementara objek penelitian. Sedang pengamatan terlibat
dan hasil penelitian disepakati oleh peneliti adalah suatu pengamatan yang dilakukan oleh
dan objek yang diteliti. orang-orang yang terlibat secara aktif dalam
Dengan demikian, laporan penelitian peroses pelaksanaan tindakan.
berisi data untuk memberi gambaran penyaji- Interviewu dapat dipandang sebagai
an laporan tersebut. Data tersebut berasal dari salah satu teknik pengumpulan data dengan
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, cara tanya jawab secara sistematik dan ber-
dokumen pribadi, catatan atau memo, dan landaskan kepada tujuan penyelidikan. Teknik
dokumen resmi lainnya. Dalam penulisan ini biasa digunakan sebagai sumber bagi
laporan analisis data setiap bagian ditelaah penemuan hipotesis dalam menanggapi bera-
satu persatu melalui proses penggalian atau gam interaksi sosio personal dan data yang
prilaku informasi (Sugiono, 2011. p.28). bisa memberikan wawasan terhadap objek
Penelitian dilakukan di Pondok Pe- kajian.
santren Muallimin Muhammadiyah Yogya- Wawancara dilakukan dengan Kepa-
karta, yang berkenaan dengan model la/mudir pesantren, beserta staf yang mem-
pendidikan kader, dan kehidupan pesantren bidangi kegiatan unit pendidikan, ustaz, pa-
Muallimin. Waktu yang digunakan untuk mong/musrif, Trianggulasi diartikan sebagai
penelitian ini terbagi dalam tiga tahap, yaitu: teknik pengumpulan data yang bersifat meng-
(1) perijinan penelitian pada bulan Juli 2014, gabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
(2) survey penelitian pada bulan Juli 2014 dan data dan sumber data yang telah ada. Bila

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015


Pendidikan Kader dan Pesantren Muallimin ... 117
Azhar, Wuradji, Dwi Siswoyo

peneliti melakukan pengumpulan data dengan milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
trianggulasi, maka sebenarnya peneliti me- mensintesiskannya, mencari dan menemukan
ngumpulkan data yang sekaligus menguji pola, menemukan apa yang penting dan apa
kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
data dengan berbagai teknik pengumpulan dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong,
data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2004. p.248).
2011, p. 16). Terkait hal itu, peneliti meng-
gunakan tiga model triangulasi secara bergan- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tian, yaitu trianggulasi sumber data, trianggu-
lasi teknik pengumpulan data, dan trianggulasi Madrasah Muallimin Muhammadiyah
waktu pengumpulan data. Dalam konteks ini, Yogyakarta mempersiapkan kader kemanusia-
trianggulasi sumber data berfungsi untuk an, kebangsaan, keummatan, di masa men-
menguji kredibilitas data dengan cara menge- datang yang kuat secara ketauhidan, kepriba-
cek data yang telah diperoleh melalui bebe- dian, dan keilmuan. Pendidikan yang disiap-
rapa sumber. Trianggulasi teknik pengumpul- kan adalah pendidikan yang unggul dan
an data berfungsi untuk menguji kredibilitas mampu menghasilkan kader ulama, pemim-
data dilakukan dengan cara mengecek data pin, dan pendidik sebagai pembawa misi
kepada sumber yang sama dengan teknik yang gerakan Muhammadiyah, misi kejuangan
berbeda dan trianggulasi waktu pengumpulan dan perjuangan sebagai penggerak, penganjur
data. dan pelaksana kegiatan dakwah melalui pen-
Dalam penelitian lapangan, dokumen- didikan, pelatihan dan pembiasaan sehari-hari
tasi digunakan sebagai sumber data karena di madrasah dan asrama pesantren. Sebagai
dalam banyak hal dokumen sebagai sumber sekolah kader, Muallimin memiliki paket
data dapat dimanfaatkan untuk menguji, pendidikan kemuhammadiyahan lebih men-
menafsirkan, bahkan meramalkan. Dokumen dalam, mencakup lingkup historis, organi-
ini dapat berupa dokumen peribadi yaitu satoris, dan ideologis, siswa mampu meme-
catatan atau karangan seseorang secara tertulis ragakan nilai-nilai kemuhammadiyahan itu
tentang tindakan, pengalaman dan keperca- sendiri, cakap melakukan tugas-tugas per-
yaan. Dalam dokumen pribadi, orang yang syarikatan masa depan. Moto Madrasah
paling subjektif adalah pengalaman kepesan- Muallimin “candradimuka kader masa
trenan. Oleh karena itu, barang kali saja depan” berarti Madrasah Muallimin men-
mempelajari dokumen pribadi adalah salah jadi tempat mempersiapkan kader kemanusia-
satu cara yang paling dekat untuk memahami an, kebangsaan, keummatan, di masa men-
pengalaman kepesantrenan seeorang. datang yang kuat secara ketauhidan, ke-
Catatan lapangan digunakan untuk pribadian, dan keilmuan.
menjaring data mengenai aktivitas warga Model pendidikan Kader di Madrasah
belajar dan kondisi lapangan selama kegiatan Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, da-
berwirausha berlangsung. Instrumen yang lam penelitian ini meliputi beberapa sebagai-
digunakan adalah lembar-lembar kertas untuk mana berikut.
merespons segala aktivitas warga belajar
selama kegiatan penelitian berlangsung, yang Input Pendidikan Kader
telah ditandai dengan kode-kode tertentu Proses penerimaan siswa baru meng-
guna mencatat dan mengelompokkan masa- gunakan standar tes dan wawancara serta
lah-masalah tertentu yang ada di lapangan. keterwakilan daerah dan rekomendasi pim-
Catatan lapangan dalam penelitian ini ber- pinan daerah. Penentuan peserta didik baru
kaitan tentang model pembelajaran yang yang diterima, ditetapkan berdasarkan hasil
diterapkan, pendekatan yang dilakukan, kuri- tes seleksi calon peserta didik baru. Dengan
kulum (materi pelajaran), kegiatan warga pensyaratan sebagai berikut. (1) Nilai rata-rata
pesantren. rapor kelas IV sampai dengan kelas VI per
Analisis data dalam penelitian ini semester minimal 80 (delapan puluh); (2) Foto
menggunakan analisis data kualitatif. Menurut copy piagam/sertifikat prestasi akademik/
Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya nonakademik (jika ada dari tingkat kabupaten
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan atau kota); (3) Menyerahkan surat rekomen-
data, mengorganisasikan data, memilah-
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
118 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

dasi atau mandat resmi, bukan rekomendasi Tabel 1. Jumlah Pendaftar Santri Baru
sebagai utusan pimpinan daerah Muhamma-
No Tahun Daya Pendaftar Diterima
diyah dan sanggup mengembalikan beasiswa
Ajaran Tampung
jika ternyata tidak menyelesaikan sampai
dengan tamat kelas VI Muallimin; dan (4) 1 2011 238 477 238
Mematuhi ketentuan berlaku sebagai siswa 2 2012 238 511 238
PDKP.
3 2013 255 660 255
Untuk lebih mendalami bagaimana
input Madrasah Muallimin Pendidikan Kader, 4 2014 238 737 238
penulis melakukan wawancara dengan PD I. Rata-rata 242 596 242
Input penerimaan siswa: Keterangan: Saat ini daya tampung madrasah baik
Maahad biasa membuka pendaftaran ruang kelas maupun asrama sudah sampai ke titik
jauh sebelum pengumuman UN karena tidak
maksimal
terlalu mengikat kepada aspek kognitif saja,
pertama mereka datang tidak menggunakan Sumber: Dokumen TU Muallimin
ijazah, cukup menggunakan rapor, kedua
seleksi melalui tes potensi akademik (TPA), Adapun dukungan dari masyarakat
psikotes, wawancara hasil penilaian secara luas khususnya warga Muhammadiyah se-
objektif berdasarkan ranking kalau memang makin terlihat dari jumlah siswa yang men-
tidak lulus seleksi ya tidak diterima. Ge- daftar dan juga peran warga Muhammadiyah
lombang kedua tinggal menerima sisa, ada dalam pembangunan kembali gedung utama
pertimbangan berapa persen menerima reko- terlihat keikut sertaanya dalam berbagai
mendasi, itupun berdasarkan representasi wi- bidang. Tentunya dukungan serta peran aktif
layah. Kalau suatu daerah belum ada utusan, persyarikatan dan masyarakat tidak hanya
maka akan diterima dengan pertimbangan pada hal-hal yang terlihat saja, melainkan
khusus, misalnya suatu wilayah yang minim dukungan morilpun terus berdatangan untuk
kader dakwah, diterima dengan harapan menguatkan Muallimin sebagai salah satu
sekembali ke daerahnya mereka dapat me- sekolah kader yang sangat diharpkan mampu
lanjutkan tugas dakwah dan memberikan mencetak kader-kader persyarikatan dan
pencerahan kepada masyarakat. (W VI/PD ummat di masa yang akan datang.
I/19-10-2014)
Spesifikasi Pendidikan Kader
Input Muallimin hampir dari seluruh
Indonesia, muali dari Aceh, Batam Riau, Madrasah Muallimin Muhammadiyah
Pekan Baru, Jambi, Palembang, Lampung, Yogyakarta menerapkan spesifikasi pendidik-
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, an sebagai berikut. (1) Mata pelajaran Al-
Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku, Ternate, Islam merupakan perpaduan antara kurikulum
Papua, prosentase terbanyak dari Jawa Tengah pondok pesantren dengan kurikulum madra-
dan DI Yogyakarta. Dari Luar jawa Persen- sah Tsanawiyah dan Aliyah. Sedangkan
tase terbanyak dari Kalimatan timur, Kali- materi disusun dalam bahasa Arab dengan
mantan Utara dan Sulawesi. merujuk kepada kitab-kitab standar berbahasa
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Arab yang mu’tabarah; (2) Mata pelajaran
Yogyakarta secara historis mendapat tempat bahasa Arab dan Inggris, siswa diarahkan
yang sangat istimewa, terlebih ia didirikan untuk memiliki kemampuan berbahasa secara
langsung oleh K.H. Ahmad Dahlan dan aktif dalam kehidupan pesantren sehari-hari;
direktur pertamanya adalah seorang pahlawan (3) Pelajaran Al-Islam-kemuhammadiyahan
nasional tersebut. Sampai dengan sekarang sejumlah tokoh P.P. Muhammadiyah ikut
pengelolaan madrasah muallimin berada di mengasuh secara konperhensif dengan dileng-
bawah PP Muhammadiyah dengan memben- kapi ilmu keguruan dan praktik dakwah,
tuk sebuah tim dengan nama Badan Pembina organisasi dan administrasi, serta latihan ke-
Madrasah Muallimin-Muallimat Muhammadi- pemimpinan sebagai bekal yang sangat
yah Yogyakarta, sehingga dukungan penuh berharga bagi santri/siswa ketika kelak ber-
diberikan oleh persyarikatan ini. Daftar jum- kiprah di dalam organisasi dan di tengah-
lah pendaftar dari tahun 2011 sampai dengan tengah masyarakat; (4) Mengembangkan
tahun 2014 disajikan pada Tabel 1. program pendidikan keterampilan sesuai

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015


Pendidikan Kader dan Pesantren Muallimin ... 119
Azhar, Wuradji, Dwi Siswoyo

dengan minat dan bakat siswa, yang bersipat kup pensyaratan undang-undang dan peratur-
wajib dan pilihan. Prgoram keterampilan an-peraturan yang berlaku; (3) Madrasah
pilihan anatra lain: KIR, Jurnalistik kesenian menetapkan persyaratan tambahan yang di-
(qira’ah, kaligrafi, nasyid, teater, dan olahraga butuhkan. Hal-hal yang lebih rinci mengenai
(sepak bola, volley, bulu tangkis, tenis meja). masalah ini diatur dalam SOP 72 tentang
Keterampilan wajib terdiri dari: komputer, penerimaan peserta didik baru
beladiri, dan tapak suci; (5) Madrasah Aliyah Tinjauan persyaratan berkaitan de-
mempunyai program agama yaitu program ngan hasil proses pendidikan: (1) Setiap tahun
keagamaan (MAK-khusus Muallimin) dan madrasah akan meninjau dan menetapkan: (a)
program umum. Program umum terdiri dari Persyaratan bagi calon siswa baru yang dapat
jurusan IPA, IPS, Bahasa, yang di lengkapi diterima sebagai siswa madrasah dengan
dengan laboratorium fisika, kimia, biologi, memperhatikan perubahan kebijakan madra-
bahasa, dan komputer. (Dokumen Mutu sah, persyarikatan, dan madrasah; (b) Per-
Madrasah Muallimin). syaratan stakeholder dengan memeperhatikan
perubahan kebijakan madrasah dan harapan
Proses Pendidikan Kader stakeholder;(c) Pensyaratan dan criteria ke-
Mengembangkan dan merencanakan naikan kelas dan tamat belajar dengan mem-
proses pendidikan yang mengacu pada visi, perhatikan perubahan kebijakan dari madra-
misi kurikulum, kebijakan pemerintah, ke- sah, pensyaraikatan dan madrasah (2) Mad-
bijakan persyarikatan. Muhammadiyah, kebi- rasah mengelola rekaman hasil tinjauan dan
jakan Madrasah, dan mempertimbangkan hal- tindakan yang timbul; (3) Bila stakeholder
hal lain yang diperlukan untuk dapat me- tidak memberikan pernyataan tertulis tentang
ningkatkan kualitas lulusan/tamatan. Perenca- persyaratan, maka pernyataaan stakeholder
naan realisasi hasil proses pendidikan harus harus ditegaskan oleh madrasah; (4) Bila
taat asas dengan persyaratan proses-proses pensyaratan hasil proses pendidikan diubah,
lain dari sistem manajemen mutu. Menurut madrasah harus memastikan bahwa dokumen
keterangan dari Pembantu Direktur I Bidang yang sesuai harus juga diubadan personil yang
kurikulum, Dalam merencanakan realisasi sesuai dibuat peduli tentang pensyratan yang
hasil proses pendidikan, Madrasah menetap- diubah.
kan: (1) Sasaran mutu di madrasah dan per- Komunikasi dengan stakeholders
syaratan bagi lulusan; (2) Kebutuhan untuk Madrasah menetapkan dan menerapkan peng-
menetapkan proses, dokumen dan sumber aturan yang efektif untuk mengadakan komu-
daya yang khas bagi hasil proses pendidikan; nikasi dengan stakeholder sehingga perkem-
(3) Kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, bangan harapan dan tingkat kepuasan dapat
pengukuran, infeksi dan uji khas (evaluasi dipantau secara terus menerus, komunikasi
belajar termasuk analisis kurikulum) dan tersebut berkaitan dengan: (1) Informasi ten-
kriteria keberterimaannya; (4) Rekaman yang tang calon peserta didik baru, proses pen-
diperlukan untuk memberikan bukti bahwa didikan, hasil proses pendidikan dan tamatan/
proses realisasi dan hasil proses pendidikan lulusan; (2) Persyaratan pengelolaan proses
yang dihasilkan memenuhi persyaratan (W pendidikan termasuk proses-proses yang ter-
VIII/PD I/20-10-2014) jadi; (3) Umpan balik dari stakeholder terma-
Proses pendidikan berkaitan dengan suk keluhan dari stakeholder (W VIII/D/20-
Stakeholders, Penetapan pensyaratan yang 10-2014)
berkaitan dengan hasil proses pendidikan. (1) Untuk melakukan pengembangan
Madrasah menetapkan parsyaratan bagi calon SDM siswa di luar pengajaran formal sebagai
siswa yang dapat diterima sebagai siswa program pokok, Madrasah Mu'allimin menye-
muallimin dengan memperhatikan visi, misi, lenggarakan proses pendidikan kader dan
dan kebijakan madrasah serta kebijakan pe- pelatihan-pelatihan yang sistematis, terstruk-
merintah, mencakup pensyaratan undang- tur dan berkelanjutan. Pelatihan-pelatihan
undang dan peraturan-peraturan yang beraku; tersebut adalah: (1) Forum Orientasi Siswa
(2) Madrasah menetapkan persyaratan stake- (Fortasi) yang diperuntukkan bagi siswa baru;
holder berdasrkan harapan stakeholder yang (2) Pelatihan Kader Terpadu Ikatan Pemuda
disesuaikan dengan visi, misi dan kebijakan Muhammadiyah (IPM), dikelompokkan men-
madrasah serta kebijakan pemerintah, menca- jadi dua kelompok: (1) Kelompok Kelas I-III
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
120 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

dengan cara: (a). Menanamkan kesadaran nilai darul arqom dan mubaligh hijrah dan ada
dan perilaku sehari-hari yang Islami; (b). follow up-nya. (W VII/D/19-10-2014)
Menanamkan jiwa keilmuan, kepemimpinan, Guna mencari informasi pembanding
dan kemasyarakatan; (c). Menanamkan kesa- tentang proses pendidikan kader, sebagai
daran, kedewasaan, dan kemandirian hidup, validasi kembali data dari informan penulis
terencana dan cita-cita; (2) Kelompok Kelas melakukan wawancara dengan PD I, beliau
IV-VI dengan langkah-langkah sebagai beri- menyampaikan sebagai berikut.
kut: (a) Membangun nalar intelektual kritis; Bagaimana Proses KBM pada pendi-
(b) Memberikan kemampuan penunjang bagi dikan kader, pendidikan kader inklud pada
jiwa; (c) kepemimpinan dan kepeloporan di program KBM dan program maahad, proses
masyarakat; (d) Taruna Melati, Salah satu pendidikan kader berlangsung di kelas dan
Perkaderan di IPM yang berfungsi sebagai lebih diperdalam di maahad. Dengan materi
kaderisasi di IPM guna terciptanya kader muatan lokal di antaranya keguruan, keislam-
penerus yang unggul, militan, dan berkualitas; an dan kemuhammadiyahan, Pembentukan
(e) Training Of Trainers (TOT) mempersiap- kader di maahad/asrama dan madrasah tidak
kan kemampuan siswa dalam menangani dan mengenal dikotomi, terbukti ada anak pintar
memfasilitasi kegiatan pelatihan yang diada- yang nilai kognitif rangking 1 lalu di maahad
kan; (f) Baitul Arqom dan Darul Arqom yaitu ibadahnya sering alpa atau akhlaknya tidak
bentuk sistem perkaderan Muhammadiyah baik tidak naik kelas. Kriteria kelulusan dan
yang beriorientasi pada pembinaan ideologi kenaikan punya aturan normatif sendiri. Satu
dan kepemimpinan warga Muhammadiyah sisi kita masukkan aspek kognitif misal tidak
untuk menciptakan kesamaan dan kesatuan boleh di bawah KKM bagi mata pelajaran
sikap, integritas, wawasan dan cara berpikir di wajib. Ada aturan normatifnya misalnya
kalangan siswa dalam melaksanakan misi bidang akhlak berdasarkan penilaian 24 jam
Muhammadiyah; (g) Stadium General Sta- mendapatkan nilai B- maka tidak bisa naik
dium General bentuk penguatan ideologi kelas dan sudah disosialisasikan serta ditanda-
untuk guru dan siswa oleh tokoh-tokoh tangani oleh orang tua wali bermeterai 6000.
nasional seperti: A. S. Ma'arif, M. Fadjar, Y. (W VI/PD I/19-10-2014)
Ilyas, D. Rais, K. Basoni, K Muzakkir dan Bagaimana memanajemen proses
lain-lain pendidikan untuk mendapatkan hasil yang
Untuk mengetahui Proses pendidikan maksimal? Pertama berkenaan dengan pen-
kader lebih mendalam penulis melakukan wa- didikan, tentu memperjuangkan tujuan pen-
wancara dengan Salahudin, Selaku Direktur didikan yang jelas. Tujuan pendidikan nasio-
Muallimin, Beliau menyampaikan: nal pada umumnya dan tujuan pendidikan
Mengacu kepada Muhammadiyah persyarikatan yang berkenaan beberapa mate-
sesuai dengan visi dan misi Muhammadiyah ri, kemudian di-breakdown ke tim penyususn
yakni menyiapkan kader, kader di sini dibagi materi Ismuba; kedua tindak lanjutnya yang
menjadi tiga pertama kader ulama, kader berhubungan dengan persyarikatan Muham-
organisasi, dan guru/muallim: (1) Kader Ula- madiyah, sering mengundang dari PP aktif
ma, bagimana para siswa dibekali tentang mengadakan seminar kemuhammadiyahan,
dasar-dasar menjadi ulama, dasar-dasar ke- Kajian sesuai manhaj , dialog kegiatan-ke-
islaman paling tidak ada usul fiqihnya, ilmu giatan yang bersifat ilmiah; ketiga Muallimin
hadis, fikih, tafsir walaupun tidak terlalu dikatakan alumni syaratnya apabila lulus
mendalam; (2) Guru, iswa dibekali dengan pendidikan dari Muallimin 6 tahun ada ujian
metode mengajar, dedaktif metodik, dan kader yang menguji PP minimal PWM, itu
membuat perangkat pemelajaran, dan praktik pun tidak secara kelembagaan, sipatnya per-
mengajar. Membiasakan mengajar di kelas 1 son; keempat Ada ujian kader di internal yang
dan 2 atau seperti Mujannib kakak kelas yang menguji guru-guru yang kompetens di bidang
membimbing adik kelasnya; dan (3) Kader tersebut melalui wawancara. Bila tidak lulus
organisasi: kaitan dengan organisasi Muham- ada kebijakan 1 bulan misalnya praktik khut-
madiyah seperti IPM, pelatihan-pelatian, ada bah di masjid, dibimbing oleh pembimbing
taruna melati, baitul arqom, darul arqom yang sudah ada, kalau posisi tidak lulus hanya
untuk kelas 6. Latihan Kepemimpinan mulai mendapatkan ijazah nasional. Untuk ijazah
dari kelas, asrama, organisasi santri/organtri, muallimin tidak (W VI/PD I/19-10-2014).

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015


Pendidikan Kader dan Pesantren Muallimin ... 121
Azhar, Wuradji, Dwi Siswoyo

Dikatakan alumni paling tidak me- wajib ikut organisasi siswa (IPM), muballigh
ngenyam pendidikan 6 tahun di Muallimin, hijrah miniamal 20 hari bisa di luar jawa
dan mendapat predikat lulus, Darul arqom kalimatan Sulawesi, jawa timur, cilcap dan
adalah acara untuk kelas 6 dalam rangka sebagainya; dan Untuk kelas VI Darul Arqom
memberi wawasan semangat atau motivasi dari proses pendidikan kader terakhir di
dengan menghadirkan para alumni yang sudah Muallimin (W VII/Kaur PK/20-10-2014)
berhasil, baik ekonomi, dosen, birokrat, se- Dari sumber yang dihimpun oleh pe-
perti S Maarif. K. Bashori, Y Ilyas dsb. Pres- nulis, bahwa proses pendidikan kader di
tasi Mualimin baik dalam bidang akademik Maahad, Muallimin Yogyakarta, Menurut
maupun nonakademik membanggakan, seba- Kaur Pengkaderan, menerapkan prinsip:
gaimana yang disampaikan oleh bidang kesis-
waan Pembantu Direktur III, Output Pendidikan Kader
Prestasi Maahad Muallimin Alham- Lulusan Madrasah Mu'allimin Mu-
dulillah membanggakan, baik di tingkat pro- hammadiyah Yogyakarta telah banyak meng-
vinsi, nasional bahkan internasional. Prestasi alami peningkatan, karena banyak yang me-
di bidang akademik misalnya kompetisi sains, lanjutkan ke Perguruan Tinggi baik Negeri
olimpiade, lomba mapel dan informasi biasa- maupun Swasta antara lain: Universitas Indo-
nya siswa yang lebih tahu karena setiap saat nesia, ITB, Universitas Gadjah Mada, Univer-
anak dapat mengakses internet. Sementara sitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sebelas
prestasi yang bersifat nonakademik lebih ba- Maret, Institut Pertanian Bogor, UIN Sunan
nyak, contohnya: tapak suci, Voly Ball, Tenis Kalijaga, Universitas Padjajaran, Universitas
meja, lomba/membuat robot, kaitan denga Diponegoro, UNNES Semarang, Universitas
penelitian karya ilmiah dan senantiasa men- Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universi-
juarai. Dan biasanya anak lebih tau karena tas Brawijaya, UIN Semarang, Universitas
biasa men-download setiap saat. (W Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah
VII/PDIII/20-10-2014). Yogyakarta, Universitas Jendral Sudirman,
Untuk revalidasi data dan informasi Universitas Muhammadiyah Malang, Univer-
dari informan, penulis mewawancarai kepala sitas Muhammadiyah Surakarta, ITS Sura-
urusan pengkaderan di Maahad Muallimin, baya, AMIKOM, ISI, UAD, UMY, UMSU,
beliau memberi penjelasan tentang proses UII, LIPIA Jakarta dan lain-lain
pendidikan kader di Muallimin sebagai Ada Alumni Mu'allimin yang melan-
berikut. jutkan ke Timur Tengah termasuk di Libya,
Proses pendidikan kader: Anak di- Universitas Al Azhar, Kairo Mesir dan UTCI
biasakan untuk berlatih belajar terbiasa tampil Malaysia. Alhamdulillah T.A 2011 / 2012 satu
di depan memberikan kultum, menyampaikan orang siswa Madrasah Mu'allimin Muham-
inisiatif mulai dari kelas 1, dan itu gantian madiyah Yogyakarta mendapatkan beasiswa
menjadi imam sholat , ia harus menerpa diri dari Kemenag RI untuk studi lanjut di Turk
akan bacaan alqurannya, pakaiannnya, sikap- Hava Kurumu University (Univ. Turkish
nya, menjadi pemimpin mulai diri sendiri dan Aeronautical Association) Fakultas Computer
lingkungan Kelas 5 melatih mereka dengan Enginnering atas nama Burhanuddin Ibrahim
masyarakat lebih dekat membina dan meng- atas prestasi Internasional bidang Komputer di
ajar TPA Kelas 6 membiasakan dan melatih Belanda dan menjadi Duta Kebudayaan di
jadi Khotib Jumat di masyarakat. Ada target. Jepang.
Untuk kelas I, harus kegiatan perkaderan HW, Setelah santri menyelesaikan prog-
kemah; Untuk kelas II, pramuka, tapak suci, ram-program dan seluruh rangkaian kegiatan
jalan 20 km sebelumnya ada kegiatan tiga pendidikan kader di Muallimin Muhamma-
hari; Untuk kelas III baitul arqom proses diyah Yogyakarta yang telah tamat diharap-
pengkaderan memberikan gambaran tentang kan mempunyai kualifikasi kader sebgai
muallimin kita sebagai kader itu untuk apa berikut: (1). Berkepribadian muslim yang ber-
sih, memberikan gambaran masih ada tiga akhlak mulia dan taat dalam menjalankan
tahun ke depan untuk pendidikan kader bagai- perintah-perintah Allah dan Rasulnya serta
mana ke depan; Untuk kelas IV Taruna melati menjauhi segala larangannya; (2) Siap terjun
awal pengkaderan di IPM dan itu wajib untuk di masyarakat sebagai mujahid dakwah dan
ikut dasar kepemimpinan; Untuk kelas V pendidik; (3) Mempunyai kemampuan mem-
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
122 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

perdalam agama melalui kitab-kitab standar ranjang tingkat 2 dan 2 kamar mandi. Seting
berbahasa Arab bagi siswa jurusan keagama- asrama yang baru dibangun, 1 kamar untk 6
an, dan memperdalam ilmu pengetahuan orang, satu kamar madi. Anak diarahkan di-
umum bagi siswa jurusan umum; (4) Dapat siplin mengarahkan dan mengingaktkan anak
melanjutkan pendidikan ke berbagai Perguru- untuk mengatur waktu. Kegitan asrama sete-
an Tinggi Agama dan Umum, di dalam negeri lah subuh, setelah magrib, dan bakda isya
maupun luar negeri. tetap ditanakman kepada mereka tetap meng-
Penelusuran alumni melalui wawan- hafal dan kepintaran kecerdasan dari situ
cara, dengan BK dan Pembantu Direktur III target menghafal. Untuk penuhi target pel-
Bidang Kesiswaan sebagai berikut. ajaran sekolah pendampingan pelajaran usatz,
Alumni Muallimin 95% melanjutkan musrif, tutor sebaya, mengarahkan anak untuk
studi atau kuliah, dari keseluruhan lulusan bisa bagi waktu anak-anak bisa menikmati,
setiap tahunnya, 80% melanjutkan studi sesuai dengan kondisi seperti ini mereka mengon-
dengan harapan santri yang bersangkutan, disikan diri sendiri. (W VII/PD IV/20-10-
ketika mereka kuliah mereka turut mewarnai, 2014). Sore hari ada ekstrakurikulr bersifat
bukan diwarnai tempat tinggal mempenga- rekreatif dan menghibu serta olah raga.
ruhi, tinggal di mesjid menjadi pengurus mas-
jid, di kos-kosan menjadi pimpian kos kalau Outcome Pendidikan Kader
di kampus rata-rata menjadi pengurus/pe- Madrasah Muallimin secara kelem-
mimpin di organisasi kampus apakah itu bagaan telah berdiri sejak tahun 1920, ini
IMM, HMI, sebagian besar aktifis kampus di berarti apabila jenjang pendidikannya selama
berbagai organisasi mahasiswa. Targetnya: 6 (enam) tahun, maka sejak tahun 1926 telah
bisa jadi kader di masyarakat jadi kader di meluluskan kader 88 (delapan puluh delapan)
masyarakat /persyaraikatan, minimal memberi angkatan. Para alumninya telah menyebar ke
pengaruh atau mewarnai kehidupan di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai
masyarakat, memberikan pencerahan bukan profesi, seperti politisi, sejarawan, pendidik,
ikut-ikutan. (W VIII/PD III-BK/20-10-2014) dai, penegak hukum, dan lain-lain. Tidak
Seiring dengan perkembangan dan sedikit para alumninya yang langsung terjun
tuntutan zaman maka Muallimin tidak hanya di tengah masyarakat sebagai pelangsung dan
menjadi guru lebih dari itu ada yang menjadi penyempurna amal usaha Muhammadiyah di
hakim, dokter jadi pengacara dan sebagainya, daerah asalnya. Tokoh-tokoh besar yang telah
memberi manfaat di masyarakat. Pendidikan menyelesaikan belajarnya di Muallimin
kader sejak di asrama, ditanamkan jiwa kepe- anatara lain, Prof. K.H. K Mudzakir, Prof. Dr.
mimpinan kaderlah anak-anak menjadi pe- S Maarif, KH. A.R. Fakhrudin, Prof. Drs. H.
mimpin, mulai dari pemimpin kamar, asrama, A. Abdurrohman, dan lain-lain. Ikatan resmi
kelas, organisasi santri dan cukup banyak para alumni ini tergabung dalam IKAMMM
memberikan bekal kepada mereka memberi (Ikatan Keluarga Abiturient Madrasah Mu-
pelatihan, baru terasa ketika mereka kelas allimin Muallimat Muhammadiyah).
aliyah kelas IV dan V dan membekas ketika Pengkaderan, menerapkan spirit dari
telah terjun di masyarakat. Lulusan Muallimin pendiri Muallimin KH Ahmad Dahlan yaitu
tolok ukur keberhasilannya kompetnsi lulus prinsip Jadilah Insinyur, jadilah dokter, jadi-
baca Alquran, khutbah jumat, lulus kader, lah apapun maka kembalilah ke Muhamma-
muballigh hijrah, bisa memebrikan pencerah- diyah pendidikan umum masuk dan pendidik-
an kepada masyarakat bukan-ikut-ikutan. an agama, masuklah sebagai seorang kader
Kepada tahayyul, khurapat dan bid’ah. memberikan pencerahan kepada persyarikat-
Strategi untuk mendapatkan hasil ka- an, kepada msyarakat memberikan perubahan
der terbaik adalah: Seleksi Alquran, kemam- kepada masyiarakat, profesi apapun dia, ia
puan inteligensi untuk mengikuti 48 mapel bermanfaat di masyarakat, Islam secara
dibina di asrama, disiplin, pengertian dengan umum, bermanfaat kepada masyarakat, awal-
teman sekamar, memelihara milik pribadi awal berdiri untuk mencetak guru sehingga
memperhatikan hak orang lain, menaati per- dikirim ke aderah-daerah. (W VII/Kaur
aturan. Perbandingan musrif 1 berbanding 40 PK/20-10-2014)
musrif rata-rata sudah dewasa ada sarjana, Lebih lanjut Kepala urusan pengader-
atau kuliyah tingkat akhir. 1 kamar 16 orang 8 an menambahkan bahwa, untuk menerjemah-

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015


Pendidikan Kader dan Pesantren Muallimin ... 123
Azhar, Wuradji, Dwi Siswoyo

kan spirit pendiri, Muallimin mengambil lalui etos kerja dan kejujuran yang tinggi,
kebijakan sebagai berikut: kita buka jurusan membangun budaya keunggulan di bidang
Umum, IPA, IPS, Bahasa karena tidak ketakwaan melalui akhlak karimah dan
semua anak menjadi da’i tetap ditanamakan intelektualitas melalui budaya disiplin dan
dasar-dasar/pondasi agama, tidak semua anak berbahasa asing, membangun budaya amar
berkeinginan jadi ulama (W VII/Kaur PK/20- makruf nahi mungkar melalui gerakan dak-
10-2014) wah jamaah, menumbuhkan budaya tampil
Menurut penulis keberhasilan penga- percaya diri antri, solidaritas, kebersamaan,
deran yang ada di Madrasah Muallimin karena infak, kerja bakti, tanggung jawab, bersih,
spirit dari pendiri Muallimin, kesadaran kepemimpinan, keamanan dan kenyamanan,
kolektif warga Muhammadiyah, pengelolaan budaya menghormati yang tua dan menya-
dan menejmen yang visioner, komitmen yang yangi yang lebih muda, ikatan emosional yang
tinggi, kesadaran keberagamaan yang me- kuat antara pamong musrif dengan santri,
madai, pengembangan kurikulum untuk budaya doktrin untuk (kelas 1, 2, 3), budaya
perubahan dan dakwah, serta orientasi kepada demokratis untuk (kleas 4 dan 5), budaya
keseimbangan ilmu dinul Islam dan penge- shering untuk (kelas 6) duduk bersama
tahuan umum. membaur (kapan musyrif memposisikan diri
sebagai ayah, kakak, ibu, teman, ketika anak
Kehidupan Budaya Pesantren Muallimin terbuka itulah suatu keberhasilan menerima
Muhammadiyah merupakan gerakan aturan tapi mendongkol).
Islam yang mengupayakan terwujudnya kehi- Santri merasakan kebanggaan ter-
dupan budaya masyarakat yang didasarkan sendiri sekolah di Muallimin karena lang-
pada nilai-nilai dasar Tauhid yang murni dan sung di bawah pimpinan pusat Muhamma-
akhlak karimah yang bersumber pada Alquran diyah, pembiasan (habituasi) dalam kehidup-
dan As-sunnah. Muhammadiyah meyakini an islami, jujur, toleran, kerja keras, cinta
bahwa dengan menegakkan dan menjunjung damai, membentuk pribadi dan karakter santri
tinggi tauhid yang murni dan akhlak karimah merupakan cermin kehidupan/budaya pesan-
dapat menyelamatkan dan mengangkat derajat tren, asrama merupakan penunjng seluruh
hidup manusia, baik di dunia maupun di kegiatan pendidikan kader di muallimin, di
akhirat. asramalah proses pendidikan islami yang
Untuk mewujudkan idealitas tersebut. sebenarnya berlangsung, melalui pendidikan,
Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah pelatihan, bimbingan, pengalaman dan pem-
memandang perlu dilakukannya upaya yang biasaan. Agama diimplementasikan dalam
sungguh-sungguh sebagai proses transformasi pribadi santri, sehingga terjadilah proses
nilai-nilai ajaran Islam secara sistematik, te- internalisasi secara intensif dibawa bimbingan
rencana, melalui kegiatan pendidikan. Pen- musyrif dan pamong yang tinggal bersama
didikan menjadi sarana penting untuk menum- santri, dengan semangat amar ma’ruf nahi
buhkan manusia memiliki cara pandang, mungkar.
karakter dan keterampilan dalam menjalankan Dalam kehidupan asrama itulah setiap
fungsinya sebagai khalifatullah fil ardi se- kader dilatih dan dibiasakan cara berpikir,
hingga mampu menjadi rahmat bagi seluruh sikap mental, kesadaran beragama dan ber-
alam. organisasi, keahlian serta keikhlasan berpusat
Kehidupan budaya pesantren Mualli- pada: (a) pikiran selalu berpandangan dakwah
min Muhammadiyah didasarkan pada sema- (dakwah oriented); (b) Sikap mental, selalu
ngat tauhid, keikhlasan, kejujuran, akhlak berjiwa dakwah (dakwah minded); (c) Kesa-
karimah, ukhuwah atau solidaritas, harapan daran beragama, Islam adalah ruh yang
(roja’), ketaatan (khauf), keadilan, tanggung menggerakkan setiap amal perbuatan yang
jawab, kesabaran, rasionalitas, disiplin, dan dikerjakan; (d) Kesadaran berorganisasi: Ko-
semangat amar ma’ruf nahi mungkar. Nilai- mitmen, kerja sama, saling mengisi, tanggung
nilai dasar universal tersebut menjadi ruh da- jawab. Pesantren Muallimin sebagai wadah
lam setiap gerak langkah dan aktivitas sehari- alat perjuangan untuk mengamalkan dan
hari di pesantren Muallimin Muhammadiyah. memperjuangkan Islam; (e) Keahlian, memi-
Kehidupan budaya pesantren Mualli- liki wawasan, menguasai teknologi, media
min, Membangun budaya kemandirian me- informasi sebagai bagian strategi dakwah.
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
124 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Menurut pengamatan dan hasil wa- pendekatan uswah (keteladanan) Kurikulum


wancara penulis dengan Kepala Urusan yang dikembangkan untuk perubahan, dengan
Pesantren lebih lanjut mengemukakan bahwa, teknik (crossing curriculum dan KTSP).
dengan semangat QS Al-Imron 104 dan 110, Proses pengaderan yang dilakukan berupa
Pondok Pesantren Muallimin dapat memain- pembinaan dalam oraganisasi Muhamadiyah,
kan peran dakwah Islam yang berdimensi membiasakan berdiskusi kepemimpinan, (c)
rehumanisasi dan emansipasi (al-amr bil- Output: 95% lulusan melanjutkan ke perguru-
ma’ruf), liberasi (wal nahyi anil-mungkar) an tinggi, dapat memasuki perguruan tinggi
dan Transedensi (watukminu nabillah) yang sesuai dengan harapan siswa sebanyak 80%
memiliki keseimbangan antara hablum- dari jumlah kelulusan. (d) Outcome: Para
minalloh dan hablumminannas). Dengan kata alumninya telah menyebar ke seluruh Indo-
kata lain pola hidup dan kehidupan budaya nesia dengan berbagai profesi, sebagai pe-
Pondok pesantren Muallimin Muhammadiyah langsung dan penyempurna amal usaha
bisa dijadikan sebagai upaya dalam meng- Muhammadiyah di daerah asalnya.
aktualisasikan nilai-nilai Islam demi lebih Kehidupan budaya pesantren Mualli-
meningkatkan kualitas hidup santri, masy- min. Membangun budaya kemandirian me-
arakat ketika mereka terjun di masyarakat, lalui kejujuran yang tinggi, membangun
dan pada gilirannya kepada ummat Islam pada budaya keunggulan di bidang ketakwaan
umumnya. (WN/Kaur Pesantren/19-10-2014). melalui akhlak karimah dan intelektualitas
melalui budaya disiplin dan berbahasa asing,
membangun budaya amar makruf nahi mung-
SIMPULAN DAN SARAN
kar melalui gerakan dakwah jam’i, menum-
Simpulan buhkan budaya tampil percaya diri, soli-
daritas, kebersamaan, infaq jam’i, kerja bakti,
Model pendidikan kader di Madrasah tanggung jawab, bersih, kepemimpinan, ke-
Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, amanan dan kenyamanan, budaya meng-
mempersiapkan kader kemanusiaan, keumat- hormati kaum tua dan menyayangi yang lebih
an, di masa mendatang yang kuat secara muda, hubungan emosional yang kuat antara
ketauhidan, kepribadian, dan keilmuan. Seba- pamong, musrif, dengan santri, budaya
gai tahap awal untuk menghasilkan kader doktrin untuk (kelas 1-3), budaya demokratis
pemimpin, dan pendidik sebagai pembawa untuk (kleas 4 dan 5), budaya sharing untuk
misi gerakan, misi kejuangan dan perjuangan (kelas 6) pembiasan (habituasi) dalam ke-
sebagai penggerak, penganjur dan pelaksana hidupan Islami, kehidupan asrama merupakan
kegiatan dakwah melalui pendidikan, pelatih- penunjang seluruh kegiatan pendidikan kader
an dan pembiasaan sehari-hari di madrasah di Muallimin, dengan semangat amar ma’ruf
dan asrama pesantren. Sebagai sekolah kader nahi mungkar. Dalam kehidupan asrama se-
muallimin memiliki paket pendidikan ke- tiap kader melatih membiasakan cara berpikir,
muhammadiyahan lebih mendalam, men- sikap mental, kesadaran beragama, berorgani-
cakup lingkup historis, organisatoris, dan sasi, keahlian, serta keikhlasan
ideologis, siswa dibiasakan memeragakan
nilai-nilai kemuhammadiyahan itu sendiri, Saran
agar cakap melakukan tugas-tugas pensyari-
katan di masa yang akan datang, mereka Model pendidikan kader, untuk input
dibekali keterampilan dan kepemimpinan. perlu program mercusuar Madrasah Mualli-
Model pendidikan kader berbasis min; Proses, perlu dipetakan siswa yang cer-
pesantren dalam penelitian ini meliputi: (a) das dan baik, diarahkan sesuai dengan bakat
input: Muallimin membuka pendaptaran siswa dan minat, baik bidang akademik maupun
baru jauh sebelum UN, menggunakan rapor, nonakademik, kemudian ditunjuk/dikawal
tes potensi akademik, psikotes, representasi/ oleh bagian yang kompeten di bidang keahli-
keterwakilan daerah; ((b) process: Madrasah annya sehingga, dapat mewujudkan harapan
Muallimin memadukan sistem sekolah mo- kader. Untuk kader yang agak kurang di
dern dan asrama pesantren, mengembangkan akademik diperlukan klinik belajar; output,
sistem boarding school, life long education untuk mempermudah melanjutkan studi,
yang dilakukan di maskan/asrama dengan sebaiknya ada Mo-U dengan perguruan tinggi
terutama perguruan tinggi di luar negeri,

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015


Pendidikan Kader dan Pesantren Muallimin ... 125
Azhar, Wuradji, Dwi Siswoyo

misalnya, terakreditasi/muadalah dengan Chirzin.MH. (1986). Agama dan ilmu dalam


Universitas di Timur Tengah untuk jurusan pesantren. Jakarta: LP3ES
diniah, dan Eropa atau lainnya untuk jurusan Creswell, J. W. (2014). Penelitian kualitatif &
umum/sains; outkam perlu ada penelusuran desain riset. Yogyakarta: Pustaka
alumni secara periodik. Kinerja Ikatan kader Pelajar.
alumni yang ada perlu dimaksimalkan, meng-
Danim, S. (2006). Agenda pembaruan system
ingat gema almamater menjadi besar karena
pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
alumni. Alumni agar mempertahankan tekad
Pelajar
untuk melatih diri sebagai panutan umat
sehingga betul-betul menjadi warasatul Dhofier, Z. (1994). Tradisi pesantren. Jakarta:
anbiaya yang selalu ditunggu umat Islam LP3ES
untuk meneruskan perjuangan. Geertz, C. (1995). Kebudayaan dan agama.
Menumbuhkan kesadaran kolektif Yogyakarta: Kanisius.
dimulai dari kesadaran masing-masing indivi- Habibulloh, Z (1996). Moralitas pendidikan
du untuk menjalankan semua aturan dan tata pesantren. Yogyakarta: LKPSM
tertib di asrama, sehingga lebih humanis, bu- Jenice, M & Guba (1994). Critical issue in
kan atas dasar tekanan ataupun keterpaksaan. qualitative reseach methods. Cali-
Untuk memaksimalkan proses pendidikan fornia: SAGE Publication. Inc.
kader perlu pendampingan lebih selama di
asrama, sehingga, mutu layanan dapat diting- Mas’ud, A. (2002). Dinamika pesantren dan
katkan, dan semua aktivitas berjalan sesuai madrasah. Yogyakarta: Pustaka
dengan jadwal guna mencapai tujuan yang Pelajar.
telah ditetapkan. Moeleong, L.J. (2005). Metodologi penelitian
Perlu mendapat perhatian dari kuri- kualitatif. Bandung: PT. Remaja
kulum, struktur kurikulum gemuk, mem- Rosdakarya
beratkan karena beban yang hampir dua kali Sugiyono. (2011). Metodologi penelitian
lipat yang harus diselesaikan siswa dalam satu kuantitatif, kualitatif dan R & D.
waktu, siswa harus menempuh 23-26 mata Bandung:
pelajaran dari setiap jenjang, sementara seko- Yasmadi.(2002). Modernisasi pesantren.
lah lain hanya 14-16 mata pelajaran. Perlu Jakarta: Ciputat Press
proses penyempurnaan terus-menerus agar
format kurikulum madrasah menjadi holistic Yin. R.K. (2009). Studi kasus desain dan me-
dan konprehensif. tode. Jakarta: Raja Grapindo Persada
Republik Indonesia. Undang-Undang no 20
Tahun 20013 tentang Sitem Pendi-
DAFTAR PUSTAKA dikan Nasional.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Susanto,A. (2009). Menuju jati diri pendidik-
suatu pendekatan praktek. Jakarta: an yang mengindonesia. Yogyakarta:
Rineka Cipta Gajah Mada University Press.

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 2, Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai