Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN ERA RASULULLAH DI MEKKAH DAN

MADINAH, SERTA KONDISI SOSIAL BUDAYA, EKONOMI,


DAN TINGKAT KEBERAGAMAN MASYARAKAT ARAB

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu
M. MIFTAH ARIEF, M.Pd

Oleh
Kelompok I

NADIA SARI A. : 20.12.5049


PUTRI PUSPITA DARMA : 20.12.5054
SRI UTAMI : 20.12.5060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA
2021
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENDIDIKAN
ERA RASULULLAH DI MEKKAH DAN MADINAH, SERTA KONDISI
SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, DAN TINGKAT KEBERAGAMAN
MASYARAKAT ARAB” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah demi untuk memenuhi tugas
dari Bapak M. MIFTAH ARIEF, M.Pd. Pada mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Apa
itu Pendidikan Era Rasulullah Di Mekkah Dan Madinah, Serta Kondisi Sosial
Budaya, Ekonomi, Dan Tingkat Keberagaman Masyarakat Arab bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. MIFTAH ARIEF, M.Pd,
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Martapura, Oktober 2021

Kelompok I

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. PENDIDIKAN ERA RASULULLAH DI MEKKAH.......................................3
a) Tahapan Pendidikan Islam pada Fase Mekkah...............................................3
b) Metode Pendidikan Islam...............................................................................5
c) Pendidikan Bidang Ekonomi..........................................................................5
B. PENDIDIKAN ERA RASULULLAH DI MADINAH.....................................7
a) Lembaga pendidikan Islam.............................................................................8
b) Materi Pendidikan Islam di Madinah..............................................................8
c) Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Di Madinah............................................10
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah pendidikan Islam memiliki manfaat bagi umat Islam dalam
meneladani proses pendidikan Islam semenjak masa Rasulullah yang mana
bermanfaat untuk mngetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan
dalam pendidikan Islam sehingga dapat memecahkan problematika pendidikan
Islam masa kini. Terutama sebagai umat Islam hendaknya mengetahui sejarah
guna menumbuhkembangkan wawasan generasi sekarang dan yang akan datang
tentang mutiara ibrah yang terkandung.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan taraf
hidup manusia di dunia dan akhirat. Pendidikan dipercayai sebagai kekuatan yang
dapat membantu serta mengarahkan masyarakat menemukan kemegahan dan
kemajuan peradaban daerah hingga mendunia. Proses pendidikan sebenarnya
telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan
perkembangan sosial budaya manusia di bumi. Begitu pula dengan pendidikan
Islam yang pertama kali diajarkan oleh Rasulullah dengan berbagai hambatan dan
pertentangan dari orang-orang yang tidak mempercayai dan menentang ajaran
Islam.
Pendidikan pada periode Makkah lebih menitikberatkan pada pembinaan
moral dan akhlak serta tauhid kepada masyarakat Arab yang tinggal di Makkah,
sedangkan pada periode Madinah melakukan pembinaan dalam bidang sosial.
Gambaran dan pola pendidikan Islam diperiode Rasulullah di Makkah dan di
Madinah adalah sejarah masa lalu yang perlu diungkapkan kembali, sebagai
bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi mensukseskan
pelaksanaan proses pendidikan Islam. Pola Pendidikan yang ada pada masa
Rasulullah tidak terlepas dari metode, evaluasi, materi, kurikulum, pendidikan

1
peserta didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pendidikan Islam baik secara teoritis maupun praktis1.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya maka dalam
makalah ini terdiri dari rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan pendidikan islam era rasulullah di mekkah dan madinah?
2. Bagaimana metode pendidikan Islam di mekkah dan madinah?
3. Apa saja kah visi, Misi dan Tujuan Pendidikan era rasulullah dimekkah dan
madinah?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pendidikan islam era rasulullah di mekkah dan madinah.
2. Untuk mengetahui motode pendidikan islam dimekkah dan madinah.
3. Untuk mengetahui kah visi, Misi dan Tujuan Pendidikan era rasulullah
dimekkah dan madinah.

1
Jurnal AL-HIKMAH Vol 2, No 1 (2020)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN ERA RASULULLAH DI MEKKAH


Makkah merupakan kota suci bagi umat Islam, tempat berdirinya Ka’bah
yang dibangun oleh Nabi Ibrahim beserta anaknya Nabi Ismail. Selain itu sebagai
tempat umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun Islam
kelima. Melihat kondisi geografis Makkah yang turut memberi konstribusi
terhadap karakter masyarakat yang ada, serta kawasan yang dikelilingi padang
pasir dalam kehidupan ekonomi bertumpu pada perdagangan.
Kondisi sosial masyarakat Arab sebelum Islam terbagi dalam sisitem
kasta. Ada kelompok majikan, budak, dan buruh. Sistem sosial yang didasarkan
pada garis keturunan,2 harta benda, dan jenis kelamin ini pada gilirannya
menampilkan cara-cara perlakuan yang diskriminatif, tidak adil, dan saling
merugikan.
Selanjutnya dalam system kebudayaan dan peradaban, masyarakat Arab
sebelum Islam terkenal dengan peradaban “jahiliyah”, namun peradaban jahiliyah
yang dimaksudkan disini bukanlah peradaban masyarakat yang jauh dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, akan tetapi sebuah peradaban yang terkontaminasi
dengan virus degradasi nilai, dekadensi moral, pembangkangan, pendustaan, serta
pendurhakaan terhadap kebenaran.3

a) Tahapan Pendidikan Islam pada Fase Mekkah


1) Tahapan Pendidikan Islam Secara Rahasia dan Perorangan
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-quran surat
96 ayat 5 pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi
sembunyi mengingat kondisi sosial politik yang belum stabil, dimulai dari
2
Adanya pilar system kemasyarakatan yang dipegang kokoh, yaitu fanatisme ras dan Rahim
(hubungan ikatan kekerabatan), dan mereka hidup diatas pepetah yang berbunyi “Tolonglah saudaramu, baik dia
berbuat zhalim ataupun dizhalimi”. Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, ArRahib al-Makhtum, ter Hanif Yahya,
Perjalanan Hidup Rasul yang Agung, (Jakarta: Mulia Sarana Press, 2001) hlm. 48
3
Ali, Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta : Logos 1997), hlm. 23

3
dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula- mula Rasulullah mendidik
istrinya Khadijah untuk beriman kepada Allah dan menerima petunjuk
dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Thalib (anak
pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya
yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya).
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung secara tiga
tahun, sampai turun waktu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secar
terbuka dan terang- terangan. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat
kegiatan Islam yang pertama pada era awal ini adalah rumah Arqam Ibn
Arqam.
2) Tahap pendidikan Islam secara terang- terangan
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah,
seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk
meningkatkan jaungkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah
tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk agama Islam. Di samping
itu, keberadaan rumah Arqam Ibn Arqam sebagai pusat dan lembaga
pendidikan Islam sudah diketahui oleh kuffar Quraisy.
3) Tahap pendidikan Islam untuk umum
Hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada
keluarga dekat kelihatannya belum maksimal sesuai dengan apa yang
diharapkan. Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan
yang terfokus kepada keluarga beralih kepada seruan umum, umat
manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala “internasional” tersebut
didasarkan kepada perintah Allah, surat al- Hijr ayat 94- 95 sebagai tindak
lanjut dari pemerintah tersebut, pada musim haji Rasulullah mendatangi
kemah-kemah para jamaah haji.

4
Pada awalnya tidak banyak yang menerima kecuali sekelompok
Jamaah haji dari Yastrib, kabilah Khazraj yang menerima dakwah secara
antusias. Dari sinilah sinar Islam memancar keluar Mekkah4.

b) Metode Pendidikan Islam


Ketika di Makkah yang menjadi pendidik pada saat itu adalah
Rasulullah sendiri. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT sebagaimana
terdapat dalam firmannya, yang artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk
mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada
mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (Al-
Qur’an) dan hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. al-baqarah: 129).
Pengajaran yang dilakukan oleh Rasulullah menggunakan berbagai
metode yang sesuai dengan fitrah manusia, yakni sebagai makhluk yang
memiliki berbagai kecenderungan, kekurangan, dan kelebihan. Metode
pendidikan yang dilakukan Rasulullah antara lain:
1. Metode ceramah
2. Dialog
3. Diskusi atau tanya jawab
4. Metode perumpamaan
5. Metode kisah
6. Metode pembiasaan
7. Metode hafalan.5

c) Pendidikan Bidang Ekonomi


Sebelum Islam datang, bangsa Arab telah memiliki keberagaman
dalam Masyarakat, dapat dilihat mereka menganut berbagai macam agama,
adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Ketika agama Islam

4
LENTERA: Vol.13 No.3 September 2013
5
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai di
Indonesia…..hlm. 3

5
datang, agama baru ini pun membawa pembaruan di bidang akhlak, hukum,
dan peraturan peraturan tentang hidup.6

Dengan demikian, bertemulah agama Islam dengan agama-agama


jahiliah atau peraturan-peraturan Islam dengan peraturan-peraturan bangsa
Arab sebelum Islam. Kemudian, kedua paham dan kepercayaan itu saling
berbenturan dan bertarung dalam waktu yang lama.
Ketika Rasulullah menjadi Rasul, Makkah merupakan pusat
perdagangan yang penting di Arabia, sehingga banyaknya terjadi transaksi
yang mana dilakukan secara lisan sehingga budaya tulis kurang berkembang.
Selain itu, penduduk Makkah yang dikenal sebagai bangsawan di kalangan
Arab hanya memiliki 17 orang yang pandai tulis baca. Hal ini menyebabkan
minimnya pendidikan yang ada di Makkah dan karena mereka hanya
mementingkan hawa nafsu.7
Pendidikan yang terjadi di Makkah tidak lepas dari latar belakang
masyarakat arab, yang mana tingkat keimanan dan ketauhidan mereka sangat
lemah. Oleh karena itu Rasulullah membuat visi, misi dan tujuan sebagai
pegangan dalam melaksanakan pendidikan di Makkah.8
Visi dari pendidikan di Makkah adalah “unggul dalam bidang akidah
dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai Islam”. Sejalan dengan visi tersebut,
maka beliau merumuskan misi yang terbagi menjadi tiga, yaitu:
a) Memperkuat, memperkukuh status dan kepribadian Muhammad sebagai
Nabi dan Rasulullah yang memiliki akidah dan keyakinan yang kukuh
terhadap pertolongan Allah SWT, berbudi pekerti mulia, dan memiliki
komitmen yang tinggi untuk menegakkan kebenaran di muka bumi.

6
Al-Mubarakful Shafiyyurrahman, ArRahib al-Makhtum…...hlm. 21
7
Hidup mereka mengikuti hawa nafsu, berpecah belah, saling berperang satu dengan yang lain karena sebab
yang sepele, yang kuat menguasai yang lemah, wanita tidak ada harganya.
8
Abuddin Nata¸ Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, hlm. 79

6
b) Memberikan bimbingan kepada Rasulullah dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pengemban misi kebenaran.
c) Memberikan peringatan dan bimbingan akhlak mulia kepada keluarga dan
kerabat dekat Rasulullah.9
Tujuannya adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan
berakhlak mulia, sebagai landasan bagi mereka dalam menjalani kehidupan.10

B. PENDIDIKAN ERA RASULULLAH DI MADINAH


Sebelum hijrahnya Rasulullah ke Madinah, nama kota itu adalah Yatsrib.
Setelah kedatangan Nabi pada tanggal 22 September 622 M, maka nama kota itu
berubah menjadi al- Madinah al-Munawwarah.
Keadaan sosial masyarakat Madinah atau Yatsrib sebelum kedatangan
Rasulullah memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku
dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain. Pada
awalnya, kedua bangsa tersebut berasal dari satu rumpun bangsa, yaitu ras Semit
yang berpangkal dari Nabi Ibrahim melalui dua putranya, Ismail dan Ishaq.
Bangsa Arab melaui Ismail dan Yahudi melaui Ishaq. Meraka berkembang dan
menyebar sehingga memiliki kebudayaan tersendiri. Disamping itu, kedua bangsa
berkembang menjadi beberapa suku atau kabilah.11
Kedatangan Rasulullah bersama kaum muslimin Makkah disambut oleh
penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka Islam
mendapat lingkungan baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy
Makkah, yang mana ketika di Madinah Rasulullah membuat perjanjian yang
dikenal dengan piagam Madinah. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah
keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan damai. Mengingat masyarakat
Madinah sangat antusias untuk menerima dan memahami pembelajaran
pendidikan Islam yang dibawa oleh Rasulullah, maka proses pendidikan Islam
9
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam…...hlm. 80
10
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan…..hlm. 81
11
J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau dari Pandangan Al-Qur'an,
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), hlm. 26

7
relatif tidak mengalami kendala yang signifikan. Perbandingan masyarakat
Makkah dengan masyarakat Madinah cukup signifikan, masyarakat Makkah lebih
dikenal dengan keberutalan, sedangkan masyarakat Madinah lebih memiliki
karakter pencinta kedamaian antar sesama. Latar belakang ini pula yang
membedakan visi, misi, tujuan serta materi atau pendidikan Islam yang diberikan
oleh Rasul di Makkah dengan di Madinah.12

a) Lembaga pendidikan Islam


Lembaga pendidikan Islam Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke
Madinah salah satu program pertama yang beliau lakukan adalah
pembangunan sebuah masjid. Setelah selesai pembangunan masjid, maka
Nabi Muhammad pindah menempati sebagian ruangannya yang memang
khusus disediakan untuknya. Demikian pula di antara kaum Muhajirin yang
miskin yang tidak mampu membangun tempat tinggalnya sendiri.
Masjid adalah pusat kegiatan Nabi Muhammad saw bersama kaum
muslimin, untuk secara bersam membina masyarakat baru, masyarakat yang
disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Di
masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan
shalat berjamaah, membacakan al-Quran, maupun membacakan ayat-ayat
yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu merupakan pusat
pendidikan dan pengajaran.13

b) Materi Pendidikan Islam di Madinah


Di antara pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah adalah :
1. Pendidikan ukhwah (persaudaraan) antara kaum muslimin
Dalam melaksanakan pendidikan ukhwah ini, Nabi Muhammad saw
bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk
mempersatukan keluarga itu, Nabi Muhammad saw berusaha untuk

12
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan…..hlm. 91
13
LENTERA: Vol.13 No.3 September 2013

8
mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka
dipersaudarakan karena Allah bukan karena yang lain-lain. Sesuai dengan
isi konstitusi Madinah pula, bahwa antar orang yang beriman, tidak boleh
membiarkan saudaranya menanggung beban dan utang yang berat di
antara sesame mereka. Antara orang yang beriman satu sama lainnya
haruslah saling bantu membantu dalam menghadapi segala persoalan
hidup. Mereka harus bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan,
mengurus kepentingan bersama, dan menolak kemudaratan atau kejahatan
yang akan menimpa.
2. Pendidikan kesejahteraan sosial
Terjaminnya kesejahteraan sosial, tergantung pertama-tama pada
terpenuhinya pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap
orang harus bekerja mencari nafkah. Untuk mengatasi pekerjaan tersebut,
Nabi Muhammad saw memerintahkan kepada kaum Muhajirin yang telah
dipersaudarakan dengan kaum Ansor, agar mereka bekerja bersama
dengan saudara- saudara tersebut. Mereka kaum Muhajirin yang bisa
bertani silakan mengikuti pertanian, yang bias berdagang silakan
mengikuti saudara yang berdagang.
3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat
Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, dan anak-
anaknya. Nabi Muhammad saw berusaha untuk memperbaiki keadaan itu
dengan memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan
kekerabatan baru, yang berdasarkan taqwa kepada Allah.
4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah Islam
Masyarakat kaum muslimin merupakan satu state (negara) di bawah
Nabi Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar

9
bagi usaha dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh
umat manusia secara bertahap.14
c) Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Di Madinah
Visi dari pendidikan di Madinah adalah “unggul dalam bidang
keagamaan, moral, sosial ekonomi, dan kemasyarakatan, serta penerapannya
dalam kehidupan”. Sejalan dengan visi tersebut, maka pendidikan yang
berlangsung di Madinah memiliki misi sebagai berikut:
1) Memberikan bimbingan kepada kaum Muslimin menuju jalan yang
diridhai Tuhan.
2) Mendorong kaum muslimin untuk berjihad di jalan Allah.
3) Memberikan didikan akhlak yang sesuai dengan keadaan mereka dalam
bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan
takut).
4) Mengajak kelompok di luar Islam (Yahudi dan Nasrani) agar mematuhi
dan menjalankan agamanya dengan saleh, sehingga mereka dapat hidup
tertib dan berdampingan dengan umat Islam.
5) Menyesuaikan didikan dan dakwah dengan keadaan masyarakat saat itu.

Tujuan pendidikan yang diselenggarakan di Madinah adalah untuk


membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang
besar dalam mewujudkan cita-cita Islami, yakni mewujudkan masyarakat
yang diridhai Allah SWT dengan cara menjalankan syariat Islam seutuhnya.
Atas dasar tujuan ini, maka pendidikan Islam berperan mewujudkan sistem
dan tatanan kehidupan masyarakat yang bersendikan ajaran dan nilai-nilai
Islam sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah,
yang dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan situasi kondisi.

14
LENTERA: Vol.13 No.3 September 2013

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola pendidikan Islam periode Rasulullah saw fase Mekkah-Madinah
belum semuanya penulis bisa termuat dalam makalah. Paling tidak dari
pembahasan tersebut akan ditemukan benang merah bahwa pola pendidikan
fase Makkah dan Madinah memiliki persamaan dan perbedaan. fase Makkah
ada dua lembaga pendidikan yakni rumah Arqam ibn Arqam dan Kuttab,
Metode pendidikan islam di mekkah yang dilakukan Rasulullah antara lain:
1. Metode ceramah
2. Dialog
3. Diskusi atau tanya jawab
4. Metode perumpamaan
5. Metode kisah
6. Metode pembiasaan
7. Metode hafalan.
sedangkan di Madinah lembaga pendidikan rumah para sahabat dan masjid
yang multifungsi. Materi pendidikan di Madinah adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan ukhwah (persaudaraan) antara kaum muslimin
2. Pendidikan kesejahteraan sosial
3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat
4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah
Pelaksanaan pendidikan pada masa Rasulullah berdasarkan petunjuk dan
bimbingan langsung dari Allah SWT. Pendidikan yang terjadi pada masa
Rasulullah terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap yang pertama dilaksanakan di
Makkah, dan tahap yang kedua dilaksanakan di Madinah.
Pendidikan di Makkah Rasulullah menitikberatkan pada pembinaan akidah,
akhlak serta tauhid kepada masyarakat Arab, yang mana banyak halangan dan

11
rintangan yang dihadapi ketika di Makkahlm. Sedangkan pendidikan di Madinah
lebih menitikberatkan pada pembinaan Sosial dan politik, pendidikan Sosial
politik dan kewarnegaraan, pendidikan anak dalam Islam serta pendidikan
Hankam (pertahanan dan keamanan, yang mana ketika di Madinah Rasulullah
membuat perjanjian yang dikenal dengan piagam Madinah. Dengan adanya
piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan
damai serta disinilah pendidikan Islam mulai berkembang pesat.

B. Saran
Pendidikan Era Rasulullah Di Mekkah Dan Madinah, Serta Kondisi Sosial
Budaya, Ekonomi, Dan Tingkat Keberagaman Masyarakat Arab, Kami sangat
mengharapkan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah pada masa yang akan datang. Dengan selesainya
penulisan makalah ini, maka kami mengharap kepada pembaca sekiranya
memberikan saran jika menemukan kesalahan pada makalah ini agar para
pemakalah bias untuk memperbaikinya. Sebab penulis bukanlah orang sempurna
yang tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga biasa melakukan
kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang biasa di jadikan bahan kajian oleh pembaca
maka penulis akan merasa termotivasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal AL-HIKMAH Vol 2, No 1 (2020)

Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, ArRahib al-Makhtum, ter Hanif Yahya, Adanya


pilar system kemasyarakatan yang dipegang kokoh, yaitu fanatisme ras dan
Rahim (hubungan ikatan kekerabatan), dan mereka hidup diatas pepetah yang
berbunyi “Tolonglah saudaramu, baik dia berbuat zhalim ataupun dizhalimi”.
Perjalanan Hidup Rasul yang Agung, (Jakarta: Mulia Sarana Press, 2001) hlm.
48

Ali, Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta : Logos 1997), hlm. 23

LENTERA: Vol.13 No.3 September 2013

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai di Indonesia, hlm. 3

Al-Mubarakful Shafiyyurrahman, ArRahib al-Makhtum, hlm. 21

Hidup mereka mengikuti hawa nafsu, berpecah belah, saling berperang satu dengan
yang lain karena sebab yang sepele, yang kuat menguasai yang lemah, wanita
tidak ada harganya.

Abuddin Nata¸ Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, hlm. 79

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 80

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, hlm. 81

J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau


dari Pandangan Al-Qur'an, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), hlm. 26

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, hlm. 91

LENTERA: Vol.13 No.3 September 2013

LENTERA: Vol.13 No.3 September 2013

13

Anda mungkin juga menyukai