Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH DAN PERBANDINGAN RENCANA PENDIDIKAN


DI NEGARA-NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pendidikan
Dosen: Prof. Dr. Sanusi Uwes, M. Pd.
Dr. Heri Gunawan, M. Ag.

Disusun oleh :
Aditya Nur Rohman
Cucu Hamin

PASCASARJANA
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para pendidik dan para administrator pada umumnya menyadari bahwa dunia selalu
berubah, lingkungan pendidikan tidak selalu konstan. Untuk itu mereka berusaha
menghadapi tantangan ini dalam upaya mempertahankan dan memajukan lembaganya
masing-masing. Mereka setuju bahwa perencanaan pendidik adalah salahsatu sarana untuk
menghadapi tantangan ini. Mereka seharusnya tidak mereaksi terhadap perubahan itu,
melainkan mengantisipasi melalui perencanaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Sementara disisi lain,
prioritas kebijakan naiional ikut berubah. Begitupun pola pembiayaan pendidikan serta
kondisi sosial, termasuk perubahan pada tuntutan profesi serta kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Semua itu ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk
selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi, dan evaluasi pada rencana pendidikan.
Dalam tulisan ini kita mengupas tuntas tentang asal-usul bahkan sampai
perkembangan zaman dari abad ke abad bahwa pendidikan itu ada akan ada perkembangan
nya. Agar semua masyarakat mengetahui apa fungsi adanya pendidikan dan kenapa
pendidikan ini sebagai kebutuhan. Maka dari itu penulis akan mencari dan mempelajari
perkembangan pendidikan hingga harus tersusun rapih pendidikan agar membuahi hasil
yang sesuai dengan tujuan.
Perkembangan pendidikan di setiap negara berbeda-beda dan setiap lingkungan
memiliki inovasi baru untuk mengembangkan pendidikan agar dapat diterima oleh
masyarakat yang membutuhkan, karena fitrahnya manusia lahir dalam keadaan tidak
memiliki pengetahuan dan membutuhkan arahan juga bimbingan. Maka dari itu semua
sepakat bahwa pendidikan bukan hanya untuk merubah pribadi dalam konteks perilaku
akan tetapi dari konteks kuantitatif dan kualitatif terhadap pengetahuan yang memumpuni
untuk menerjang perkembangan zaman.
Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu sekaligus memberi
arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan emikian, suatu pekerjaan akan berantakan
dan tidak terarah jika tidak ada perencanaan yang matang, perencanaan yang matang dan
menyusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap tercapainya tujuan. Penjelasan
ini semakin menguatkan alasan akan posisi strategis perencanaan dalam perencanaan
merupakan proses yang dikerjakan oleh seorang manajer dalam usahanya untuk meraih
tujuan. Secara ideal lembaga pendidikan tidak dapat dan tidak dibenarkan berdiri sendiri
terlepas dari masyarakat lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Rencana Pendidikan Pada Peradaban Islam
2. Untuk Mengetahui Sejarah Rencana Pendidikan
3. Mengetahui Perbandingan Rencana Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang

C. Tujuan Masalah
1. Memahami perkembangan sejarah rencana pendidikan Pada Peradaban Islam
2. Memahami perkembangan sejarah rencana pendidikan
3. Memahami unsur dan prinsip rencana pendidikan di negara maju dan berkembang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Rencana Pendidikan pada Peradaban Islam
Perencanaan pendidikan pada masa Nabi terbagi menjadi dua fase, yaitu fase
Mekkah dan fase Madinah. Visi pendidikan di Mekkah atau sebelum hijrah adalah unggul
di bidang akidah dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Visi ini sejalan dengan ayat
Al-Qur’an yang turun di Mekkah yang berkaitan dengan pengetahuan dasar mengenai sifat
dan perbuatan Allah, misalnya surat Al-Ikhlas. Selain itu, ayat-ayat yang turun di Mekkah
juga berisi keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah serta bantahan secara umum
mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliyah ketika itu, ini dapat dibaca misalnya,
dalam surat At-Takasur, satu surat yang mengecam mereka yang menumpuk harta.
Sejalan dengan visi tersebut, maka misi pendidikan yang berlangsung di Mekkah
dapat dikemukakan sebagai berikut : Pertama, memperkuat dan memperkukuh status dan
kepribadian Muhammad sebagai Nabi dan Rasulullah SAW. Yang memiliki akidah dan
keyakinan yang kukuh terhadap pertolongan Allah SWT. Berbudi pekerti mulia, memiliki
komitmen yang tinggi untuk menegakkan kebenaran dimuka bumi. Kedua, memberikan
bimbingan kepada Nabi Muuhammad SAW. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik dan pengemban misi kebenaran. Ketiga, memberikan peringatan dan bimbingan
akhlak mulia kepada keluarga dan kerabat dekat Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan pendidikan di Mekkah adalah membentuk manusia yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia, sebagai landasan bagi mereka dalam menjalani
kehidupannya dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Tujuan ini sejalan
dengan tujuan ini sejalan dengan tujuan diturunkannya Al-Qur‟an yang antara lain untuk
memberikan petunjuk bagi orang yang beriman, menyembuhkan mentalnya yang
sakit,mengeluarkan manusia dari kesesatan menuju jalan terang benderang, mengubah
mental jahiliyah menjadi mental yang cerdas, dan mempersatukan manusia dari bahaya
perpecahan dan peperangan.
Lahirnya visi, misi, dan tujuan pendidikan di Mekkah seperti itu tidak dapat
dilepaskan dari keadaan masyarakat pada saat itu yang masih belum mengenal agama yang
hakiki. Mereka masih menganut agama nenek moyangnya, yaitu agama musyrik yang
menyembah banyak Tuhan yang merupakan buatan mereka sendiri. Mereka juga masih
belummengenal akhlak yang mulia. Mereka masih gemar berjudi, berzina, mabuk-
mabukan, merampok, melakukan praktik riba, menghalalkan segala cara. Mereka masih
berada dalam kesesatan yang nyata, masih belum mengenal kebenaran, masih suka
berperang, membuat kerusakan di muka bumi, dan belum mengenal agama.
Visi pendidikan di Madinah atau sesudah hijrah adalah unggul dalam bidang
keagamaan, moral, social ekonomi, dan kemasyarakatan, serta penerapannya dalam
kehidupan. Sejalan dengan visi tersebut, maka pendidikan yang berlangsung di Madinah
memiliki misi:
1) Memberikan bimbingan kepada kaum Muslimin menuju jalan yang yang
diridhai Tuhan
2) Mendorong kaum Muslimin untuk berjihad di jalan Allah
3) Memberikan didikan akhlak yang sesuai dengan keadaan mereka dalam
bermacam-macam situasi
4) Mengajak kelompok di luar Islam agar mematuhi dan menjalankan
agamanya dengan saleh, sehingga mereka dapat tertib dan berdampingan
dengan umat Islam
5) Menyesuaikan didikan dan dakwah dengan keadaan masyarakat saat itu.
Antara laindengan mengungkapkan sejarah bangsa-bangsa yang hidup di sekitar
jazirah Arab dan peristiwa mereka. Dengan demikian, maka tujuan pendidikan yang
diselenggarakan di Madinah adalah membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran dan
tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan masyarakat yang diridhai Allah dengan
cara menjalankan syariat seutuhnya. Atas dasar tujuan ini, maka pendidikan Islam berperan
mewujudkan sistem dan tatanan kehidupan masyarakat yang bersendikan ajaran dan nilai-
nilai Islam sebagaimana di dalam Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW, yang
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Lahirnya visi, misi, tujuan pendidikan di Mekkah, semua itu tidak dapat dilepaskan
dari keadaan masyarakat yang heterogen. Masyarakat Madinah pada waktu itu terdiri dari
latar belakang agama, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan yang berbeda-beda.
Selain umat Islam, di Madinah juga terdapat komunitas Yahudi, Nasrani, Majusi dan
penyembah berhala. Sebagian masyarakat Madinah adalah kaum pendatang. Keadaan
masyarakat Madinah yang demikian itulah yang mempengaruhi lahirnya visi, misi, dan
tujuan tersebut. Adapun ketika visi, misi, dan tujuan tersebut lahir dimaksudkan untuk
seluruh umat manusia.
B. Sejarah Rencana Pendidikakn
Selain pada masa Nabi, Sejarah perencanaan pendidikan sejak zaman kuno para
ahli filsafat dan pendidikan memiliki gagasan perencanaan pendidikan yang bersifat murni
spekulatif. Xenephon pernah mengemukakan dalam Konstitusi Lacerdaemonianya yang
menunjukkan kepada orang-orang Athena, bagaimana orang-orang Sparta pada 2500 tahun
lalu merencanakan pendidikannya yang disesuaikan dengan tujuan militer, sosial, ekonomi
mereka. Plato dalam bukunya republik, menyatakan bahwa perencanaan sekolah bertujuan
untuk melayani masyarakat. Pada abad ke-18 ditemukan tulisan yang berkenaan dengan
perencanaan pendidikan yang berjudul Perencanaan Universitas di Rusia karya Diderot.
Rencana lain adalah rencana Rousseau agar setiap warga negara Polandia memperoleh
pendidikan.
Selanjutnya, pada abad ke-19 sudah terdapat beberapa perencanaan pembangunan
sekolah dan perencanaan pendidikan guru. Setelah Perang Dunia I, pada tahun 1923, Rusia
dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun I merupakan negara pertama yang menerapkan
konsep perencanaan pendidikan, kemudian diikuti Prancis pada tahun 1929, Amerika
Serikat pada tahun 1933, Swiss pada tahun 1941, dan Puerto Rico pada tahun 1942.
Sesudah Perang Dunia II, muncul pergolakan sosial dan ledakan penduduk.
Sementara itu sumber daya semakin mahal dan langka. Akibatnya, beberapa negara di
Eropa memandang bahwa perencanaan pendidikan itu penting mengingat keterbatasan
sumber daya tadi. Sejak itu Inggris pada tahun 1944 melakukan wajib belajar di 146
daerah dan para pejabat daerahnya diminta untuk menyiapkan perencanaan pendidikan.
Ghana dalam pembangunan delapan tahunnya telah menempatkan pendidikan sebagai
prioritas utamanya. Pada tahun 1952, Birma mengesahkan rencana pembangunan
pendidikan selama empat tahun.
Pada tahun 1956-1965 telah dilaksanakan berbagai seminar, lokakarya, dan
konferensi pendidikan, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.
Salah satu kegiatannya adalah Konferensi Santiago di Chili pada tahun 1962. Konferensi
itu menghasilkan Deklarasi Santiago. Salah satu rekomendasi Santiago tersebut adalah
anggaran untuk biaya pendidikan sebesar minimal 4 persen dari pendapatan nasional. Jika
pada Konferensi Santiago lebih menitikberatkan pada pendekatan kuantitatif maka pada
Konferensi Buenes Aires pada tahun 1965 lebih menitikberatkan pada pendekatan
kualitatif yang berkenaan dengan isi, metode, dan evaluasi pendidikan.
Beberapa contoh historis perencanaan pendidikan yang dise-butkan di atas sangat
berbeda dalam hai ruang lingkup, tujuan, dan kemajemukkannya. Beberapa ditujukan
untuk seluruh bangsa, lainnya ditujukan kepada lembaga-lembaga secara sendiri-sendiri,
beberapa tidak diragukan jauh lebih efektif dari yang lain, be-berapa hanya musiman, yang
lain menyangkut proses yang terus-menerus dan dalam jangka yang cukup lama, beberapa
di dalam susunan yang sangat otoriter dan yang lain lebih demokratis dan pluralistis. Tetapi
riwayat perencanaan pendidikan masa kini tidak ber-henti dengan contoh-contoh yang
lebih jelas dan dramatis yang baru saja disebut di atas. Selama itu bentuk perencanaan lebih
tersebar dan bersifat rutin yang harus dihadapi oleh mereka yang bertanggung jawab
terhadap lembaga administrasi pendidikan, semenjak lembaga ini ada.
Sebagai gambaran seorang kepala administrasi sekolah umum daerah di tahun
1920-an. Setiap tahun ia diwajibkan merencanakan dan membuat berbagai persiapan untuk
tahun ajaran berikutnya. Semampunya ia harus membuat perkiraan berapa jumlah murid
yang akan diterima, berapa ruang kelas, guru, bangku, dan buku, berapa biaya yang
diperlukan, dari mana biayanya, dan bagaimana serta kapan digunakannya.
Namun, tujuan dan arti pendidikan dikalangan murid dan masyarakat tidak menjadi
pokok penelitian perencanaan tahunan ini. Benar-benar merupakan tugas rutin yang
dilakukan setiap tahun.
Disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan yang khas yang berlaku di
kebanyakan tempat sebelum Perang Dunia Kedua dan yang berlaku untuk generasi-
generasi sebelum itu mempunyai cmpat ciri utama: ( 1 ) berpandangan jangka pendek,
hanya berlaku sampai tahun anggaran berikutnya, (kecuali apabila fasilitas-fasi-litas harus
dibuat atau suatu program utama yang baru ditambah-kan, dalam hai ini ruang lingkup
perencanaan sedikit diperluas; (2) sistem pendidikan yang [ragmentaris sifatnya; bagian-
bagian direncanakan sendiri-sendiri. (3) tidak terintegrasi, dalam arti lembaga pendidikan
direncanakan sendiri tidak ada hubungan yang nyata dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat serta ekonomi pada umumnya; (4) bentuk perencanaan yang tidak dinamis,
suatu model pendidikan yang statis, ciri-cirinya tidak berubah dari tahun ke tahun.
C. Perbandingan Rencana Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang
1. Rencana Pendidikan di Negara Maju
Perbandingan rencana pendidikan di negara-negara maju dapat mencakup
berbagai aspek, seperti akses pendidikan, kurikulum, sistem evaluasi, peran
pemerintah, dan kualitas guru. Di bawah ini adalah beberapa poin perbandingan yang
umum ditemukan dalam rencana pendidikan negara-negara maju:
Akses Pendidikan di Negara-negara maju umumnya memiliki akses pendidikan
yang luas dan merata bagi semua warga negaranya. Mereka mengupayakan pendidikan
yang wajib dan gratis, serta menyediakan fasilitas dan dukungan untuk memastikan
setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak. Begitu juga dalam Kurikulum di
Negara-negara maju sering memiliki kurikulum yang komprehensif dan beragam.
Mereka menekankan pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan kemampuan
berpikir mandiri. Kurikulum ini juga mencakup mata pelajaran seperti matematika,
sains, bahasa, seni, dan studi sosial.
Mengadakan berbagai bentuk evaluasi untuk mengukur kemajuan siswa.
Mereka menerapkan sistem penilaian yang komprehensif, seperti tes standar nasional,
penilaian formatif, dan penilaian berbasis proyek. Tujuan evaluasi ini adalah untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa serta meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Bahkan, Pemerintah negara-negara maju berperan aktif dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan kebijakan pendidikan. Mereka mengalokasikan anggaran
yang signifikan untuk pendidikan, memberikan pelatihan dan dukungan bagi guru,
serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan. Dan
di Negara-negara maju menempatkan pentingnya kualitas guru. Mereka memiliki
program pelatihan dan pengembangan profesional yang komprehensif untuk
meningkatkan kualitas pengajaran. Selain itu, mereka juga memberikan gaji yang
kompetitif dan insentif lainnya untuk memikat dan mempertahankan guru yang
berkualitas.
Teknologi dan Inovasi di Negara-negara maju sering menjadi pemimpin dalam
penerapan teknologi dan inovasi dalam pendidikan. Mereka mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, menggunakan
perangkat lunak dan aplikasi pendidikan canggih, serta meningkatkan akses ke sumber
daya digital. Sebagian contoh rencana pendidikan di negara maju sebagai berikut :
a. Rencana Pendidikan di Amerika Serikat
Sistem pendidikan di Amerika Serikat memiliki berbagai aspek yang perlu
dipahami. Berikut adalah beberapa informasi mengenai rencana pendidikan di
Amerika Serikat:
1) Struktur Pendidikan
Sistem pendidikan di Amerika Serikat terdiri dari sekolah dasar, sekolah
menengah, dan pendidikan tinggi. Anak-anak memulai pendidikan dasar
sekitar usia 6 tahun di sekolah dasar. Setelah itu, mereka melanjutkan ke
sekolah menengah, yang biasanya berlangsung selama 4 tahun. Setelah
menyelesaikan pendidikan menengah, siswa memiliki pilihan untuk
melanjutkan ke pendidikan tinggi, seperti perguruan tinggi atau universitas.
2) Kurikulum yang Diversifikasi
Rencana pendidikan di Amerika Serikat mencakup berbagai mata
pelajaran, termasuk matematika, sains, bahasa Inggris, sejarah, seni, dan
olahraga. Selain itu, ada juga mata pelajaran pilihan yang memungkinkan
siswa untuk memilih bidang yang mereka minati. Di tingkat pendidikan
tinggi, siswa dapat memilih program studi yang sesuai dengan minat dan
tujuan karir mereka.
3) Sistem Beasiswa dan Bantuan Keuangan
Amerika Serikat menawarkan berbagai jenis beasiswa dan bantuan
keuangan untuk membantu siswa membiayai pendidikan mereka. Beasiswa
dapat berdasarkan prestasi akademik, bakat khusus, atau kebutuhan
keuangan. Selain itu, ada juga program pinjaman pendidikan yang dapat
membantu siswa membayar biaya pendidikan mereka.
4) Pendekatan Interaktif
Rencana pendidikan di Amerika Serikat sering kali mendorong
pendekatan interaktif dalam pembelajaran. Siswa didorong untuk
berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas, proyek kelompok, dan kegiatan
praktis lainnya. Tujuannya adalah untuk mendorong pemahaman yang
mendalam dan penerapan pengetahuan dalam situasi nyata.
5) Pendekatan Holistik
Amerika Serikat juga menekankan pendekatan holistik dalam
pendidikan. Selain fokus pada akademik, mereka juga menghargai
pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kreatif. Aktivitas
ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, dan organisasi siswa juga ditekankan
untuk membantu siswa mengembangkan kepribadian mereka secara
menyeluruh.
6) Pendekatan Berbasis Komunitas
Rencana pendidikan di Amerika Serikat juga menekankan pentingnya
keterlibatan komunitas dalam pendidikan . Sekolah sering kali bekerja sama
dengan keluarga dan masyarakat lokal untuk menciptakan lingkungan
pendidikan yang mendukung dan inklusif. Ini bisa melibatkan program
pengabdian masyarakat, kerjasama dengan organisasi lokal, atau kegiatan
yang melibatkan orang tua dalam pendidikan anak-anak.
7) Pengembangan Keterampilan Karir
Amerika Serikat juga memberikan perhatian pada pengembangan
keterampilan karir. Di tingkat pendidikan tinggi, perguruan tinggi dan
universitas seringkali menawarkan program magang, magang, atau
kesempatan kerja praktis lainnya untuk membantu siswa memperoleh
pengalaman kerja dan mempersiapkan mereka untuk masuk ke pasar kerja.
Rencana pendidikan di Amerika Serikat dapat bervariasi antara negara bagian
dan distrik sekolah. Setiap institusi pendidikan memiliki kebijakan, program, dan
prosedur yang berbeda.
b. Rencana Pendidikan di China
China memiliki sistem pendidikan yang luas dan kompleks . Berikut
adalah beberapa informasi mengenai rencana pendidikan di China:
1) Struktur Pendidikan
Sistem pendidikan di China terdiri dari pendidikan dasar, menengah,
dan tinggi. Pendidikan dasar berlangsung selama 9 tahun, yang terdiri dari
6 tahun pendidikan dasar dan 3 tahun pendidikan menengah pertama.
Setelah itu, siswa memiliki pilihan untuk melanjutkan ke pendidikan
menengah atas, yang berlangsung selama 3 tahun. Setelah menyelesaikan
pendidikan menengah atas, siswa dapat melanjutkan ke perguruan tinggi
atau universitas.
2) Kurikulum
Kurikulum di China mencakup berbagai mata pelajaran, termasuk
matematika, sains, bahasa China, sejarah, seni, olahraga, dan studi sosial.
Pendidikan di China memiliki fokus yang kuat pada pembelajaran
akademik dan penekanan pada mata pelajaran inti seperti matematika dan
sains.
3) Ujian Pendidikan
Di China, ujian pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Ujian
Gaokao, yang merupakan ujian nasional yang diadakan setiap tahun, adalah
ujian yang menentukan akses siswa ke perguruan tinggi. Hasil ujian ini
dapat mempengaruhi kesempatan siswa untuk diterima di perguruan tinggi
terkemuka.
4) Pendidikan Tinggi
China memiliki banyak perguruan tinggi dan universitas terkemuka.
Mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi dapat memilih dari
berbagai program studi yang ditawarkan, termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi, humaniora, dan seni. Pendidikan tinggi di China juga
menawarkan program magister dan doktor bagi mereka yang ingin
mengejar studi lanjutan.
5) Sistem Kejuruan
China juga memiliki pendidikan kejuruan yang kuat. Program-program
kejuruan ini menawarkan pelatihan praktis dan keterampilan yang
diperlukan dalam industri tertentu, seperti teknik, perawatan kesehatan,
konstruksi, dan keuangan. Mahasiswa yang memilih pendidikan kejuruan
dapat memperoleh kualifikasi yang diakui dan memasuki pasar kerja
dengan keterampilan yang relevan.
6) Inisiatif Pendidikan
Pemerintah China memiliki berbagai inisiatif dan rencana untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di negara tersebut. Beberapa inisiatif
tersebut meliputi peningkatan kualitas pengajaran, pengembangan
teknologi pendidikan, dan peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat
pedesaan dan kurang mampu.
Perkembangan terkini dalam pendidikan di negara-negara maju dapat
mencakup berbagai aspek, seperti kebijakan pendidikan, inovasi teknologi, dan
tantangan yang dihadapi. Namun, berdasarkan pada informasi yang ditemukan,
tidak ada artikel yang spesifik mengenai perkembangan terkini dalam pendidikan
di negara-negara maju. Artikel yang ditemukan cenderung berfokus pada topik
pendidikan secara umum, perbandingan antara negara maju dan berkembang, serta
pentingnya pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi.
2. Rencana Pendidikan di Negara Berkembang
Rencana pendidikan di negara berkembang merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan pembangunan nasional dalam
konteks negara tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang sering menjadi fokus dalam
rencana pendidikan di negara berkembang:
a) Aksesibilitas Pendidikan
Salah satu tujuan utama rencana pendidikan di negara
berkembang adalah memastikan aksesibilitas pendidikan bagi semua
anak. Hal ini mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan akses
pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara
kelompok sosial ekonomi yang berbeda.
b) Peningkatan Kualitas Pendidikan
Rencana pendidikan di negara berkembang juga berfokus pada
peningkatan kualitas pendidikan . Hal ini mencakup pengembangan
kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja,
peningkatan kualitas tenaga pendidik, dan penerapan metode
pembelajaran yang inovatif.
c) Pendidikan Inklusif
Rencana pendidikan di negara berkembang juga bertujuan untuk
memastikan pendidikan inklusif bagi semua anak , termasuk anak-anak
dengan kebutuhan khusus. Upaya dilakukan untuk menciptakan
lingkungan pendidikan yang ramah dan menyediakan dukungan yang
diperlukan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.
d) Pendidikan Vokasional dan Keterampilan
Rencana pendidikan di negara berkembang juga sering
melibatkan pengembangan pendidikan vokasional dan keterampilan .
Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan
yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga mereka dapat
lebih mudah memasuki dunia kerja.
e) Pendidikan Tinggi
Peningkatan akses dan kualitas pendidikan tinggi juga menjadi
fokus dalam rencana pendidikan di negara berkembang . Hal ini
mencakup pengembangan universitas dan institusi pendidikan tinggi
lainnya, serta peningkatan akses untuk siswa dari latar belakang
ekonomi yang kurang mampu.
f) Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan
Rencana pendidikan di negara berkembang juga sering
melibatkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran . Hal ini
mencakup pengembangan infrastruktur teknologi pendidikan,
penggunaan perangkat lunak pendidikan, dan pelatihan guru dalam
penggunaan teknologi.
a. Rencana Pendidikan di Indonesia
Rencana pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan
seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pendidikan. Berikut adalah
beberapa aspek yang menjadi fokus dalam rencana pendidikan di Indonesia.
Rencana pendidikan di Indonesia mencakup pengembangan dan implementasi
kurikulum nasional yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan
perkembangan zaman. Kurikulum nasional saat ini adalah Kurikulum 2013, yang
berfokus pada pengembangan kompetensi siswa dan pendekatan pembelajaran
yang holistik.
Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Rencana pendidikan di
Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi semua
anak, termasuk anak-anak dari daerah terpencil dan kelompok masyarakat yang
kurang mampu. Selain itu , peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi fokus
utama, melalui peningkatan kualitas guru, fasilitas pendidikan, dan metode
pembelajaran yang inovatif. Pendidikan Karakter di Indonesia juga mengutamakan
pendidikan karakter, yang melibatkan pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan
kepribadian yang baik pada siswa. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk
generasi yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan sikap yang baik terhadap
lingkungan dan masyarakat.
Pendidikan Inklusif juga berfokus pada pendidikan inklusif, yang
melibatkan penyediaan pendidikan yang setara dan inklusif bagi anak-anak dengan
kebutuhan khusus. Upaya dilakukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan
yang ramah dan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi semua siswa.
Pendidikan Tinggi mencakup pengembangan pendidikan tinggi yang berkualitas
dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional. Upaya dilakukan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tinggi, serta peningkatan penelitian
dan inovasi di perguruan tinggi.
Rencana pendidikan di Indonesia ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan melibatkan
berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan
dunia usaha. Tujuan utama dari rencana pendidikan di Indonesia adalah untuk
menciptakan generasi muda yang kompeten, berdaya saing, dan berkontribusi
dalam pembangunan negara.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan Pendidikan sangat erat kaitannya dengan struktur masyarakat, ada tiga
pendekatan dalam perencanaan, yaitu: pendekatan kebutuhan sosial, pendekatan ketenagakerjaan,
pendekatan keefektifan biaya. Perencanaan Pendidikan pada masa Nabi terbagi menjadi dua fase,
yaitu fase Makkah dan fase Madinah. Perencanaan pendidikan di Mekkah atau sebelum hijrah
adalah unggul dibidang akidah dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Perencanaan pendidikan
di Madinah atau sesudah hijrah adalah unggul dalam bidang keagamaan, moral, social ekonomi,
dan kemasyarakatan, serta penerapannya dalam kehidupan.
Selain pada masa Nabi, Sejarah perencanaan pendidikan sejak zaman kuno para ahli filsafat
dan pendidikan memiliki gagasan perencanaan pendidikan yang bersifat murni spekulatif.
Xenephon pernah mengemukakan dalam Konstitusi Lacerdaemonianya yang menunjukkan
kepada orang-orang Athena, bagaimana orang-orang Sparta pada 2500 tahun lalu merencanakan
pendidikannya yang disesuaikan dengan tujuan militer, sosial, ekonomi mereka. Plato dalam
bukunya republik, menyatakan bahwa perencanaan sekolah bertujuan untuk melayani masyarakat.
Pada abad ke-18 ditemukan tulisan yang berkenaan dengan perencanaan pendidikan yang berjudul
Perencanaan Universitas di Rusia karya Diderot. Rencana lain adalah rencana Rousseau agar setiap
warga negara Polandia memperoleh pendidikan.
Penting untuk dicatat bahwa rencana pendidikan di setiap negara maju dan berkembang
dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kondisi lokal. Rencana pendidikan biasanya
dikembangkan oleh pemerintah negara tersebut dengan melibatkan berbagai stakeholder, termasuk
pemerintah, institusi pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Chalil, Moenawar, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW,Jakarta: Gema Insani Press,
2001.
Ikhwan, Afiful. Manajemen Perencanaan Pendidikan Islam. Edukasi, Vol. 04, Nomor 01, 2016.
Hal. 142-144.
Tim Departemen Agama RI, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, 1986
Usman, Husaini, Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Hal. 66-69.
Coombs, Philip H. Apakah Perencanaan Pendidikan Itu. UNESCO IIEP. 1970.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 1994.
Wirojoedo, Soebijanto, Teori Perencanaan Pendidikan, Yogyakarta: Penerbitan Liberty, 1985.
https://www.universitas123.com/news/fakta-menarik-tentang-sistem-pendidikan-di-china
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/38112/t/Parlemen%20Indonesia%20Perjuangkan%20Kesei
mbangan%20Pendidikan%20antara%20Negara%20Maju%20dan%20Berkembang

Anda mungkin juga menyukai