Anda di halaman 1dari 53

MATA KULIAH :

ANALISA TAPAK 2

NAMA DOSEN :
MUTIARA YAUMIL ATIKA, S.Ars., M.Sc

NAMA KELOMPOK :
KHAIRUNNISA 2123201034
FAZA NATHANIA AZZAHRA 2123201015
DEWANGGA JHOFISYA 2123201048
DICKY KURNIAWAN 2123201017
NUR AINA 2123201012

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


FAKULTAS TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
DESKRIPSI PROYEK

1.1. Judul Proyek


Perencanaan dan Perancangan Bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1.2. Pengertian Proyek


Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan perencanaan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu (bangunan /konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu
tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),
material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money
(uang), information (informasi), dan time (waktu). Berdasarkan proses pengambilan
keputusan yang fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya
tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki. Dengan mengambil hasil akhir yang jelas atau
suatu kreasi yang mempunyai kenyataan fisik.

SMP (Sekolah Menengah Pertama) merupakan pendidikan formal pada jenjang


pendidikan dasar. Pendidikan dan pembelajaran di tingkat SMP memberikan penekanan
peletakan pondasi dalam menyiapkan generasi agar menjadi manusia yang mampu
menghadapi era yang semakin berat.

Perencanaan dan perancangan SMP ini dilakukan untuk mengupayakan tindakan bertahap
dalam membangun bangunan Pendidikan (Sekolah) sebagai tempat belajar mengajar.

1.3. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi, dunia pendidikan di Indonesia terus berkembang.


Gedung sekolah merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pendidikan.
Pendidikan yang didapat di sekolah selalu berhubungan erat dengan sarana yang
memadai dan fasilitas yang lengkap guna untuk mempermudah proses belajar
mengajar.

Peningkatan sarana dan prasarana gedung sekolah sangat diperlukan dengan


semakin pesatnya perkembangan di dunia pendidikan. Pembangunan sarana dan
prasarana gedung sekolah sangat menentukan dalam menunjang tercapainya siswa
dan siswi yang cerdas. Pembangunan prasarana gedung sekolah berupa
peningkatan atau penambahan gedung sekolah sesuai dengan perkembangan dunia Pendidikan
saat ini.

Mengingat pentingnya peranan gedung sekolah, maka pembangunan gedung


sekolah harus ditinjau dari beberapa sisi. Hal tersebut antara lain peninjauan
kelayakan konstruksi gedung tersebut, dalam hubungannya sesuai dengan
kemampuan gedung sekolah dalam menerima beban.

Riau merupakan provinsi yang sedang dalam perkembangan. Hal ini


mengakibatkan adanya tuntutan pengadaan sumber daya manusia yang layak dan
memadai sebagai salah satu upaya guna mendukung pembangunan kota ini.
Dengan sumber daya manusia yang menjanjikan yang tersebar diseluruh
provinsi Riau.

1.4. Fungsi Proyek

Sebagai tempat untuk memberikan pelayanan, membimbing, mendidik, dan mengajar para
peserta didik agar memiliki sifat / tingkah laku yang lebih baik.

1.5. Pemilik Proyek

Pihak swasta atau Yayasan.

1.6. Lokasi Proyek

Lokasi perancanaan dan perancangan :

Jl. Pramuka, Lembah Sari, Kec. Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau
1.7. Luas Lahan Proyek

Dengan luas : 20.160 m2

1.8. Koefisien Dasar Bangunan

Pada tapak bangunan KDB yang ditentukan 50%

1.9. Koefisien Lahan Bangunan

Koefisien Lantai Bangunan ini adalah 1.00

1.10. Garis Sempadan Jalan


Garis Sempadan Jalan pada tapak adalah 10 m dari jalan

1.11. Garis Sempadan Bangunan

- Kiri : 3 m
- Kanan : 3 m
- Belakang 3 m
BAB 2

DATA SURVAY LINGKUNGAN DAN TAPAK

2.1. Lokasi Tapak Secara Geografis

2.1.1. Lingkup Regional

Luas wilayah keseluruhannya mencapai 87.023,66 km. Berdasarkan letak astronomis,


Provinsi Riau terletak antara 02° 25’ LU-01° 15 LS dan 100° 03’-104° 00 BT.

Gambar 2.1.1 Peta Provinsi Riau

Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Riau memiliki batas wilayah seperti berikut:

 Utara : Sumatra Utara dan Selat Malaka


 Selatan : Provinsi Jambi dan Sumatra Barat
 Barat : Provinsi Sumatra Barat dan Sumatra Utara
 Timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Melaka
2.1.2. Lingkup Kota / Kawasan

Gambar 2.1.2 Peta Lingkup Pekanbaru

Lokasi tapak berada di Kecamatan Rumbai, kota Pekanbaru, Secara geografis kota
Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung
dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi, dengan wilayah administratif,
diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur, sementara bagian barat dan selatan
oleh Kabupaten Kampar. Adapun pembagian kecamatan di Pekanbaru :
a. Kecamatan Bukit Raya
b. Kecamatan Lima puluh
c. Kecamatan Marpoyan Damai
d. Kecamatan Payung sekaki
e. Kecamatan Pekanbaru kota
f. Kecamatan Rumbai
g. Kecamatan Rumbai Timur
h. Kecamatan Sail
i. Kecamatan Senapelan
j. Kecamatan Sukajadi
k. Kecamatan Tenayan raya
l. Kecamatan Binawidya
m. Kecamatan Kulim
n. Kecamatan Rumbai Barat
o. Kecamatan Tuahmadani
Gambar 2.1.3 Peta Wilayah Perkembangan

Pembagian Wilayah Pengembangan di Kota Pekanbaru sebagai berikut:

- Wilayah Pengembangan (WP – I) terdiri dari kec. Pekanbaru Kota, Kec.


Senapelan, Kec. Limapuluh, Kec. Sukajadi dan Kec. Sail.
- Wilayah Pengembangan (WP – II) terdiri dari Kec. Rumbai.
- Wliayah Pengembangan (WP – III) terdiri dari Kec. Rumbai Pesisir.
- Wilayah Pengembangan (WP – IV) terdiri dari Kec. Tenayan Raya dan Kec.
Bukit Raya.
- Wilayah Pengembangan (WP – V) terdiri dari Kec. Marpoyan Damai, Kec.
Tampan dan Kec. Payung Sekaki.
2.1.3. Lingkup Lingkungan

Gambar 2.1.4 Lingkup Lingkungan Tapak

Kondisi lingkungan pada tapak yang ditinjau dari satelit Google Earth dan juga dilihat
dari lokasi tapak.
2.2. Batas – Batas dan Dimensi Tapak

2.2.1. Batas – Batas Tapak dengan Lingkungan (Meliputi; Batas Utara, Batas Selatan,
Batas Timur dan Batas Barat. Apakah Berbatasan dengan Jalan atau dengan Tap
ak Lainnya).

Adapun perbatasan arah Selatan, Utara, Timur, dan Barat pada Tapak :

Gambar 2.2.1 Perbatasan arah Selatan Tapak


 Selatan: Berbatasan dengan jalan pramuka yang merupakan akses menuju
lokasi tapak dan juga berbatasan dengan lahan kosong.

Gambar 2.2.2 Perbatasan arah Utara Tapak


 Utara : Berbatasan dengan lahan kosong.
Gambar 2.2.3 Perbatasan arah Timur TapaK.
 Timur : Berbatasan Rumah warga setempat.

Gambar 2.2.4 Perbatasan arah Barat Tapak


 Barat : Berbatasam dengan Lahan Kosong.

2.2.2. Ukuran Tapak dan Luasan Tapak

Gambar 2.2.5 Ukuran Tapak & Luasan Tapak


Luas untuk Tapaknya yaitu 2 ha.
2.2.3. Penampang sekitar Tapak (meliputi : gambar penampang memanjang dan meli
ntang jalan lengkap dengan ukurannya).

Gambar 2.2.6 Potongan Jalan

Pada jalan sekitaran Tapak hanya terdapat 1 akses jalan yaitu JL.Pramuka, dengan leba
jalan 8m.

2.3. Aksebilitas dan jejak Tapak

2.3.1. Diluar Tapak


Aksebilitas diluar Tapak yaitu Jl. Pramuka yang bisa dilalui kendaraan umum maupun
pribadi.

Gambar 2.3.1 Tapak


Gambar 2.3.2 Aksebilitas Jalan

2.3.2. Didalam Tapak


Aksebilitas ke dalam Tapak masih belum ada.

2.4. Kondisi Tanah

2.4.1. Kontur Tapak

Gambar 2.4.1 Kondisi Kontur Tapak

2.4.2. Jenis Tanah pada Tapak


Dasarnya pada sekitaran Tapak merupakan tanah keras.
Gambar 2.4.2 Kondisi Tanah Tapak

2.4.3. Kondisi Kedalaman Air tanah


Kedalaman air tanah pada tapak ± 5m

2.4.4. Drainase di dalam Tapak dan di luar Tapak


Tidak terdapat Drainase di dalam Tapak maupun di luar Tapak.

2.5 Orientasi Tapak

2.4.5. Arah Lintasan Matahari

Barat Timur

Gambar 2.5.1 Arah Lintasan Matahari

- Arah Matahari
Timur : Matahari akan terbit dari timur dan akan langsung menyinari area samping
tapak.
Barat : Matahari terbenam ke barat dan akan langsung menyinari area samping tapak.
Gambar 2.5.2 Arah Lintasan Angin

- Arah Angin
Arah angin pada tapak cenderung berasal dari selatan ke utara.

2.4.6. Pandangan dari luar Tapak ke Dalam

`
Gambar 2.5.3 Tapak Gambar 2.5.4 pandangan luar ke dalam

Gambar 2.5.5 pandangan luar ke dalam


2.4.7. Pandangan dari dalam Tapak ke luar Tapak

Gambar 2.5.6 Tapak

Gambar 2.5.7 pandangan dalam ke luar

Gambar 2.5.8 pandangan dalam ke luar

2.6 Karakter Lingkungan di Luar Tapak dan di dalam Tapak

2.4.8. Fisik Bangunan sekitar


Tidak terdapat banyak bangunan di sekitar tapak, hanya ada 1 bangunan saja. Material
di sekitar bangunan menggunakan bahan beton, dengan ketinggian rumah 2 – 5 meter. Gaya
rumah pada sekitar tapak umunya masih memliki gaya tropis dan modern.

2.4.9. Suasana dan Watak Perilaku pada Siang dan Malam Hari
Gambar 2.6.1 Suasana di siang hari
Suasana di siang hari pada Tapak cukup sepi.

2.4.10. Sarana Kegiatan Sekitar Yang Mendukung

Gambar 2.6.2 Sarana yang mendukung


Terdapat beberapa sarana pendukung pada sekitar tapak seperti Danau Buatan, SMP
Negeri 15 pekanbaru.

2.5. Vegetasi Lingkungan Tapak

2.5.1. Vegetasi di dalam dan di luar Sekitar Tapak


 Vegetasi di dalam Tapak
Gambar 2.7.1 Pohon Kapas Gambar 2.7.2 Pohon Durian

Gambar 2.7.3 Pohon Mengkudu Gambar 2.7.4 Pohon Jengkol

Pada dalam tapak terdapat beberapa pohon seperti pohon mengkudu, jengkol, durian,
dan kapas.
 Vegetasi di luar Tapak

Gambar 2.7.5 Tiang listrik bagian selatan


Vegetasi di luar tapak terdapat pepohonan dan rumput liar.
2.5.2. Titik Lokasi Vegatasi di dalam dan di luar Tapak

Di dalam Tapak Di dalam Tapak

Di luar Tapak

2.6. Peraturan Tata Bangunan


Berdasarkan PERDA no 7 tahun 2012, Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bangunan gedung untuk pendidikan,
kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, pelayanan umum dan panti social.

2.6.1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


(1) KDB ditentukan atas dasar pelestarian lingkungan/ resapan air permukaan tanah dan
pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi bangunan keselamatan
dan kenyamanan bangunan.

(2) Setiap bangunan apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDB maksimum 70% untuk
bangunan fungsi usaha, 6O% untuk bangunan fungsi hunian, dan 50% untuk bangunan fungsi
sosial, budaya dan keragaman.

2.6.2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


(1) KLB ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan/ resapan air permukaan
tanah dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan,
fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan.

(2) Ketentuan besarnya KLB pada ayat (1) disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota
atau sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Besar KLB yaitu
0,5

2.6.3. Garis Sempadan Bangunan (GSB)


Garis sempadan di Jalan Terubuk yaitu 1,5 x lebar jalan = 1,5 x 8 = 12 m, jadi GSB ditetapka
n 12 meter dari patok rencana Daerah Milik Jalan.

2.7. Jaringan Utilitas Eksisting

2.7.1. Listrik
Terdapat beberapa tiang listrik diluar Tapak.
Gambar 2.9.1 Tiang listrik bagian selatan Gambar 2.9.2 Tiang listrik bagian timur

2.7.2. Air Bersih


Untuk Air Bersih, Banguan disekitar Tapak menggunakan Sumur Bor.
2.7.3. Air Kotor
Tidak terdapat drainase untuk pembuangan air kotor.
2.7.4. Pemadam Kebakaran
Tidak ditemukannya Hydrant pada Tapak maupun disekitar Tapak.

BAB 3
TINJAUAN TEORI

3.1. Tinjauan Teori Analisis Tapak Untuk Lahan Berkontur

3.1.1. Pengertian Lahan Berkontur

Lahan berkontur merupakan lahan yang memiliki perbedaan ketinggian pada


permukaan tanah dalam topografinya.

Berikut merupakan perbedaan kemiringan pada permukaan tanah :

 Tapak datar 0° - 2°
 Tapak landai 2° - 8°
 Tapak lerengan 8° - 15°
 Tapak terjal 15° - 25°
 Tapak curam >25°

Kondisi lahan ditapak harus memaksimalkan lahan supaya terlihat lebih luas dan dapat
mengoptimalkan bentuk bangunan. Terdapat beberapa penyelesaian terhadap kontur
pada tapak. Beberapa alternatif pengolahan muka tanah yang dapat dilakukan ialah:

 Grading: pengolahan lahan dengan cara melandaikan sebagian permukaan


tapak untuk memudahkan perencanaan pembangunan.
 Cut and Fill: memindahkan sebagian tanah untuk mengisi tanah dibagian yang
lain.
 Split Level dan sengkedan: mendirikan bangunan, dengan mengikuti
ketinggian kontur tanah.

Solusi jika menggunakan sistem cut and fill untuk perencanaan proyek :

 Penggalian dan pengurugan tanah


 Pemotongan tanah
 Pemadatan tanah
 Pengurugan tanah.

Pengurugan tanah dilakukan karena kebutuhan dalam proyek pembangunan guna


perataan tanah. Memanfaatkan tanah urugan untuk menimbun area atau perataan

tanah yang akan digunakan perencanaan pembangunan bangunan tinggi

(sumber: T Maulana 2020, UNIKA)

3.1.2. Sifat Lahan

Sebagai mana yang diungkapkan oleh Arsyad (1989:10), pengertian sifat lahan yaitu :

“Atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti
tekstur tanah, struktur tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, darinase
tanah, jenis vegetasi dan sebagainya”. Sifat lahan merupakan suatu penciri dari segala
sesuatu yang terdapat di lahan tersebut yang merupakan pembeda dari suatu lahan
yang lainnya.”

Sifat lahan menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika digunakan


untuk suatu penggunaan lahan. Sifat lahan menentukan atau mempengaruhi keadaan
yaitu bagaimana ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan akan kepekaan
erosi, ketersediaan unsur hara, dan sebagainya. Prilaku lahan yang menentukan
pertumbuhan tersebut disebut kualitas lahan. Sifat-sifat lahan terdiri dari beberapa
bagian yaitu karakteristik lahan, kualitas lahan, pembatas lahan, persyaratan
penggunaan lahan, perbaikan lahan (Jamulya, 1991:2).

a. Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau
diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan struktur
tanah. Satuan parameter lahan dalam survey sumbardaya lahan pada umumnya
disertai deskripsi karakteristik lahan.

b. Kualitas Lahan

Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu.


Kualitas lahan dinilai atas dasar karakterist lahan yang berpengaruh. Suatu
karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu, tetapi
tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.

c. Pembatas Lahan
Pembatas lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hampir tidak dapat
memenuhi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan
dari suatu penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu : (1) Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki
dengan usaha-usaha perbaikanlahan (land improvement). (2) pembatas lahan
semetara, pembatas lahan yang dapat diperbaiaki dengan cara pengelolaaan lahan.

d. Persyaratan Penggunaan Lahan

Persyaratan penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian


yaitu:

1. Persyaratan ekologikal, contohnya ketersediaan air, ketersediaan unsur hara,


ketersediaan oksigen, resiko banjir, lingkup temperatur, kelembapan udara, dan
periode kering.

2. Persyaratan pengelolaan, contonya persiapan pembibitan dan mekanisasi selama


panen.

3. Persyaratan konservasi, contohnya control erosi, resiko komplen tanah, resiko


pembentukan kulit tanah.

4. Persyaratan perbaikan, contohnya pengeringan lahan, tanggap terhadap pemupukan.

e. Perbaikan Lahan

Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas lahan
pada sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan dalam meningkatkan produksi
pertanian. Perbaikan lahan mutlak dilakukan agar kulaitas lahan dapat terus terjaga
dan bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

(sumber: dokumen UIN Sunan Ampel Surabaya, bab II)

3.1.3. Faktor Kemiringan Lahan Berkontur

Faktor gradasi atau kemiringan kontur sangat mempengaruhi sistem utilitas terutama
drainase, jika salah penempatan ruang pada gradien tertentu maka akan sangat
mengganggu operasional sistem drainase. Demikian juga pemandangan dari dan ke
luar site akan terganggu atau tidak maksimal. Dalam mengolah lahan yang memiliki
kemiringan tertentu di perlukan perlakuan khusus yang berbeda dengan lahan yang
memiliki permukaan rata. Dengan proses perencanaan yang matang lahan berkontur
dapat di manfaatkan sedemikian rupa hingga dapat menghasilkan suatu proses
perancangan bangunan yang khas dan memiliki karakter yang sesuai dengan lahan
berkontur.
Dengan menerapkan proses perancangan pada lahan Berkontur adalah sebagai
berikut:
1. Penggalian dan Pengurukan Tanah
2. Dampak Bangunan terhadap lapisan tanah humus.
3. Pemotongan tanah
4. Pengurukan Tanah
5. Pemadatan Tanah
Pencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan dapat dilakukan dengan
pagar palisade (pengembangan pagar anyaman tangkai), dengan bantalan hijau
tunggal maupun berganda, atau dengan beronjong (gabion) yang ditanami sebagai
berikut.

Gambar 1 : Pencegahan Erosi pada Lahan Berkontur dan Geotekstil

Kemungkinan lain untuk mencegah erosi ialah penggunaan jaringan baja tulangan
atau concrete lawn block yang diletakkan pada lerengan dengan kemiringan ± 2 : 3.
jaringan baja tulangan dipaku dengan kaitan baja tulangan ke dalam lerengan,
sedangkan concrete lawn block dipaku dengan cangkok yang mudah bertunas dan
berakar. Kemudian jaringan baja tulangan maupun concrete lawn block diisi dengan
tanah subur sehingga perdu akan bertumbuh dengan baik dan mengikat lerengan
dengan akarnya.
(sumber: lahan berkontur by Cyndi Natali)

3.1.4. Studi Pembangunan di Lahan Berkontur


Kemiringan lebih dari 48º pada umumnya tidak dipergunakan sebagai lahan untuk
tempat tinggal karena terlalu curam. Faktor gradasi atau kemiringan kontur sangat
mempengaruhi sistem utilitas terutama drainase, jika salah penempatan ruang pada
gradien tertentu maka akan sangat mengganggu operasional sistem drainase.

Gambar 2 : Sistem Peletakkan bangunan di lahan rata, kontur, dan lereng

Unsur-unsur pembentuk ruang secara vertikal dapat tercipta melalui penggunaan


kolom dalam ruang, bidang-bidang vertikal (konfigurasi ’L’, konfigurasi ’U’), bidang
vertikal yang sejajar dan empat buah bidang yang menutup suatu ruang. Hirarki ruang
sangat berkaitan erat dengan pembeda ruang secara horizontal, dimana semakin tinggi
level dari auatu ruang maka semakin tinggi pula makna secara kosmologi dari ruang
tersebut. Bentuk rumah juga dapat menyesuaikan bentuk lahannya, hal ini sangat
dimungkinkan dengan tipe rumah yang akan dibangun dan orientasi terhadap iklim
setempat.
Gambar 3 : Sistem cut and fill lahan untuk merakan tanah

Gambar 4 : Sistem cut and fill lahan untuk merakan tanah

Struktural-komponen mekanis dapat terdiri dari dinding penahan konvensional, baik


penopang gravitasi atau jenis, atau struktur tanah yang diperkuat. Struktural-mekanis
disebut teknik stabilisasi untuk dalam kasus di mana potensi untuk lereng mendalam
gerakan atau tinggi, tegangan tanah lateral ada.
Gambar 5 : Sistem penempatan pondasi pada lahan berkontur

(sumber: KAJIAN PEMBANGUNAN DI LAHAN BERKONTUR by Nicholas Steven)

3.2. Tinjauan Fungsi Bangunan

Menurut UUD no 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung pasal 1 ayat 1, bangunan
Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan atau didalam tanah atau air yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya. Baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keberagamaan, kegiatan usaha, kegiatan Sosial, budaya, maupun kegiatan
khusus.

Menurut UUD No 2 tahun 1989, Sekolah adalah satuan Pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bangunan Gedung Sekolah adalah wujud
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, yang sebagian
atau seluruhnya berada di atas dan / atau didalam tanah, dan / air atau yang berfungsi sebagai
tempat manusia melakukan Pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Dan didalamnya dapat digunakan juga untuk
hunian atau tempat pelaksanaan kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan Sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus lainnya.

(sumber: eprints UPJ)

3.3. Tinjauan Teknis Persyaratan Kenyamanan Bangunan

Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan
antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat
kebisingan.

a. Kenyamanan Ruang Gerak dan Hubungan Antar Ruang


Merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak
ruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan. Kenyamanan
hubungan antar ruang merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak
ruang dan sirkulasi antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya
fungsi bangunan.
b. Kondisi Udara Dalam Ruang
Kenyamanan kondisi udara dalam ruang merupakan tingkat kenyamanan yang
diperoleh dari temperature dan kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya
fungsi bangunan gedung.
c. Pandangan
Kenyamanan adalah pandangan sebagaimana merupakan kondisi dimana hak pribadi
orang dalam melaksanakan kegiatan di dalam bangunan gedungnya tidak terganggu
dari bangunan Gedung lain di sekitarnya.
d. Tingkat Getaran dan Tingkat Kebisingan
Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan sebagaimana dimaksud merupakan
tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang tidak mengakibatkan
pengguna dan fungsi bangunan gedung terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan
yang timbul baik dari dalam bangunan Gedung maupun lingkungannya.

(sumber: jurnal peradaban sains, rekayasa dan teknologi Sekolah Tinggi Teknik
(STITEK) Bina Taruna Gorontalo by Kalih Trumansyahjaya)
BAB 4

RENCANA PROGRAM RUANG

BAGIAN 4.1. RANCANGAN PROGRAM KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG

ANALISA PROGRAM RUANG


GEDUNG SMP

FASILITAS PENGELOLA

Jumlah
No Jenis Ruang Asumsi Jumlah Standar Luas Ruang Keterangan
Unit

(1) (2) (3) (4) (5) (3)x(4)x(5)

STAFF PENGELOLA

1 R. Kepala Sekolah 4 Org 3.5 m2 1 14 A

2 R. Wakil Kepala Sekolah 4 Org 3.5 m2 4 56 A

3 R. Rapat 30 Org 2 m2 1 60 A

4 R. Bidang Kurikulum 3 Org 3.5 m2 3 31.5 A

5 R. Bidang Kesiswaan 3 Org 3.5 m2 2 21 A

6 R. Kepala Tata Usaha 3 Org 3.5 m2 1 10.5 A

7 R. Staf Tata usaha 2 Org 2 m2 8 32 A

8 R. Arsip 2 Org 12 m2 1 24 A

9 Lobby 8 Org 2 m2 1 16 A

10 R.Tamu 4 Org 3 m2 2 24 A

11 Pantry 3 Org 4 m2 1 12 A
12 toilet 1 Org 3.35 m2 3 10.05 A

STAFF PENGAJAR

13 Guru Tetap / PNS 47 Org 4 m2 1 188 A

Pantri 3 Org 3.5 m2 1 10.5 A

Loker 50 Loker 0.4 m2 1 20 DA

Toilet 1 Org 3.35 m2 4 13.4 DA

114 Guru Honorer 17 Org 4 m2 1 68 A

Pantri 3 Org 3.5 m2 1 10.5 A

Loker 20 Loker 0.4 m2 1 8 DA

Toilet 1 Org 3.35 m2 4 13.4 DA

(A) SUB JUMLAH 642.85

(B) SIRKULASI 20% 128.57

JUMLAH (A)+(B) 771.42

FASILITAS PENDIDIKAN

Jumlah
No Jenis Ruang Asumsi Jumlah Standar Luas Ruang Keterangan
Unit

(1) (2) (3) (4) (5) (3)x(4)x(5)

PELAJAR & PENGAJAR

1 R. Kelas 30 Org 2 m2 30 1800 A


2 R. Kepala Labor IPA 3 Org 3.5 m2 1 10.5 DA

3 R. Labor IPA 25 Org 2.4 m2 1 60 A

4 R. Kepala Labor Bahasa 3 Org 3.5 m2 1 10.5 DA

5 R. Labor Bahasa 25 Org 2 m2 1 50 A

6 R. Kepala Labor 3 Org 3.5 m2 1 10.5 DA


Komputer

7 R. Labor Komputer 25 Org 2 m2 1 50 A

8 R. Bimbingan Konseling 5 Org 3.5 m2 1 17.5 A

9 R.P3K 4 Org 4 m2 2 32 A

10 Toilet 1 Org 3.35 m2 33 110.55 A

(A) SUB JUMLAH 2151.55

(B) SIRKULASI 30% 645.465

JUMLAH (A)+(B) 2797.015

FASILITAS PENUNJANG

Jumlah
No Jenis Ruang Asumsi Jumlah Standar Luas Ruang Keterangan
Unit

(1) (2) (3) (4) (5) (3)x(4)x(5)

INFORMASI

1 R. Kepala Perpustakaan 3 Org 3.5 m2 2 21 DA

2 Perpustakaan 50 Org 3.5 m2 1 175 A

3 Mesjid 1200 Org 0.55 1 660 A


4 Gedung Serbaguna 1200 Org 0.6 m2 1 1 A

5. Tempat whudu Pria

Tempat Whudu 60 Org 1.2 m2 1 72 A

Urinoir 15 Org 0.66 m2 2 19.8 DA

WC 15 Org 2.15 m2 2 64.5 DA

Wastafel 5 Org 1.2 m2 2 12 DA

6. Tempat whudu Wanita

Tempat Whudu 60 Org 1.2 m2 1 72 A

WC 20 Org 2.15 m2 2 86 DA

Wastafel 5 Org 1.2 m2 2 12 DA

(A) SUB JUMLAH 1195.3

(B) SIRKULASI 30% 358.59

JUMLAH 1553.89
(A)+(B)

FASILITAS SERVICE

Asumsi Jumlah
No Jenis Ruang Standar Luas Ruang Keterangan
Jumlah Unit

(1) (2) (3) (4) (5) (3)x(4)x(5)

KEAMANAN & KEBERSIHAN

1 Penjaga Sekolah 5 Org 3 m2 1 15 A

2 Gudang alat 32 m2 1 32 A
3 Pos Satpam 1 Org 1.2 m2 2 2.4 A

4 R.cleaning Service 4 Org 3 m2 2 24 A

5 R.ME 1 Org 16 m2 1 16 A

6 R.Ganset 2 Mesin 8 m2 1 16 A

CAFETARIA

7 Kantin 14 Meja 8.16 /Meja 2 228.48 A

8 Kasir 3 Org 2.5 m2 1 7.5 A

9 Dapur 20% X R. Makan 45.696 DA

10 Gudang Makanan 15% X Dapur 6.8544 DA

11.Toilet Pria

Urinoir 5 Org 0.66 m2 2 6.6 DA

WC 3 Org 2.15 m2 2 12.9 DA

Wastafel 3 Org 1.2 m2 2 7.2 DA

12. Toilet Wanita Org m2

WC 4 Org 2.15 m2 2 17.2 DA

Wastafel 3 Org 1.2 m2 2 7.2 DA

(A) SUB JUMLAH 445.0304

(B) SIRKULASI 30% 133.50912

JUMLAH (A)+(B) 578.53952


FASILITAS OUTDOOR &
INDOOR

Asumsi Jumlah
No Jenis Ruang Standar Luas Ruang Keterangan
Jumlah Unit

(1) (2) (3) (4) (5) (3)x(4)x(5)

OLAH RAGA

1 Lapangan Upacara 800 Org 1 m2 1 800 A

2 Lapangan Basket 1 Lpg 420 m2 1 420 DA

3 Lapangan Badminton 1 Lpg 84 m2 2 168 DA

4 Lapangan volly 1 Lpg 162 m2 2 324 DA

5 Lapangan Takraw 1 Lpg 80 m2 2 160 DA

6 Lapangan sepakbola 1 Lpg 600 m2 1 600 DA

7 Lapangan Futsal 1 Lpg 416 m2 2 832 DA

(A) SUB JUMLAH 3304

(B) SIRKULASI 30% 991.2

JUMLAH (A)+(B) 4295.2

FASILITAS PARKIR

Jumlah Luas
No Jenis Ruang Asumsi Jumlah Standar Keterangan
Unit Ruang
(1) (2) (3) (4) (5) (3)x(4)x(5)

PENGUNJUNG

Roda 4 40 Unit 12.5 m2 1 500 DA

Roda 2 100 Unit 2 m2 1 200 DA

PENGELOLA

Roda 4 25 Unit 12.5 m2 1 312.5 DA

Roda 2 30 Unit 2 m2 1 60 DA

(A) SUB JUMLAH 1072.5

(B) SIRKULASI 30% 321.75

JUMLAH (A)+(B) 1394.25

REKAPITULASI

No Nama fasilitas Luas

1 Fasilitas Pengelola 771.42

2 Fasilitas Pendidikan 2797.015

3 FASILITAS PENUNJANG 1553.89

4 FASILITAS SERVICE 578.5395

5 FASILITAS OUTDOOR & 2659.8


INDOOR

6 Fasilitas Parkir 1394.25


TOTAL LUASAN 9754.915

TOTAL LUAS BANGUNAN 5700.865

BAGIAN 4.2 ZONING RUANG

ZONING RUANG LUAS RUANG TOTAL

R.Kepala Sekolah 14 m² 634,75 m²

R.Wakil Kepala 56 m²
Sekolah

R.Rapat 60 m²

R.Bidang Kurikulum 31.5 m²

R.Bidang Kesiswaan 21 m²

R.Kepala Tata Usaha 10.5 m²

R.Staff Tata Usaha 32 m²

R.Arsip 24 m²
PRIVATE
Pantry 12 m²

Toilet 10.05 m²

Guru Tetap/PNS 188 m²

pantry 10.5 m²

Loker 20 m²

Toilet 13.4 m²

Guru Honor 68 m²

Pantry 10.5 m²
Loker 8 m²

Toilet 13.4 m²

R.Kepala Labor IPA 10.5 m² 387,55 m²

R.Kepala Bahasa 10.5 m2

R.Kepala Labor 10.5 m²


Komputer

R.Bimbingan 17.5 m²
SEMI PRIVATE
Konseling

R.P3K 32 m²

Toilet 110.55 m²

R.Kepala Perpustakaan 21 m²

Perpustakaan 175 m²

Lobby 16 m² 462,9 m²

R.Tamu 24 m²

Gedung Serba Guna 1 m²

Penjaga Sekolah 15 m²

PUBLIC Gudang Alat 32 m²

Pos Satpam 2.4 m²

Parkir Roda 4 312.5 m²

Parkir Roda 2 60 m²

ZONING RUANG LUAS RUANG TOTAL

R.Kelas 1800 m² 2933,3 m²

R.Labor IPA 10.5 m²


R.Labor Bahasa 10.5 m²

R.Labor Komputer 50 m²

Mesjid 660 m²

R.Whudu Pria 72 m²

Urionir 19.8 m²

WC 64.5 m²

Wastafel 12 m²

R.Whudu Wanita 72 m²

WC 86 m²

Wastafel 12 m²

Gudang Alat 32 m²

R.ME 16 m²

R.Ganset 16 m²

SEMI PUBLIC

R.Cleaning Service 24 m² 356.1304 m²

Kantin 228.48 m²

Dapur x R.Makan 45.696 m²

Gudang Makanan 6.8544 m²

Toilet Pria-Urionir 6.6 m²

SERVICE WC 12.9 m²

Wastafel 7.2 m²

Toilet Wanita

WC 17.2 m²
Wastafel 7.2 m²

Lapangan Upacara 800 m² 3.304 m²

Lapangan Basket 420 m²

Lapangan Badminton 168 m²

ZONING Lapangan volly 324 m²


OUTDOOR/INDOOR
Lapangan Takraw 160 m²

Lapangan Sepak Bola 600 m²

Lapangan Putsal 832 m²

BAB 5

ANALISA TAPAK DAN LINGKUNGAN


No. Analisa Tanggapan Solusi
1. Analisa Tautan
- Tapak berada di Mengoptimalkan
kawasan pemukiman potensi tapak
warga dan tempat dengan membangun
wisata. bangunan dan
- Di sekitar tapak fasilitas pendukung
terdapat hutan agar pengguna
sehingga bisa nyaman dalam
dijadikan sebagai melakukan aktivitas
potensi view pada belajar dan
tapak. mengajar.
- Tapak berada jauh
dari hiruk pikuk kota
sehingga lokasi tapak
strategis untuk
bangunan pendidikan

 Pemilihan lokasi tapak berada di kawasan


Jl. Pramuka, Lembah Sari, Kec. Rumbai
Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau
 Tapak berada 3 menit dengan wisata danau
buatan khayangan.
 Tapak berada 2 menit dengan Bumi
Perkemahan Pusdikatda Riau
 Tapak berada 3 menit dengan TVRI
rumbai
 Tapak berada dengan pemukiman warga

2. Analisa Topografi (Kontur)


- Tanah pada tapak - Dilakukan fill
berkontur agak (mengisi) untuk
curam. meratakan area
- Jenis tanah dalam dekat dengan jalan
tapak adalah tanah Pramuka, untuk
liat yang teksturnya mempermudah
keras. akses jalan masuk
dan keluar. Sebagai
pemenuhan standar
perencanaan
perancangan pada
tapak.
- Pada tapak untuk
area bangunan
dijadikan sebagai
potensi, area tapak
terlihat alami dan
menjadi daya tarik
pengunjung untuk
menikmati hutan
dan area sekitar.
3. Analisa Lingkungan
- Tapak berada Membangun sekolah
dekat dengan pada tapak adalah
hutan, potensi yang baik
- Pada arah timur untuk aktivitas
laut tapak belajar dan
terdapat rumah mengajar karena
warga. tapak jauh dari
- Pada arah kebisingan.
tenggara tapak
terdapat jalan
Pramuka.

4. Analisa Aksesibilitas

- Di luar tapak - Area tapak yang


Terdapat jalan raya dekat dengan jalan
yaitu jalan Pramuka pramuka dibuka dan
sebagai akses utama dijadikan sebagai
ke tapak. akses utama untuk
- Di dalam tapak ke parkir dan juga
tidak terdapat akses menuju ke
jalan. bangunan.

5. Analisa Kebisingan

Sumber kebisingan -Menggunakan


terbesar adalah vegetasi sebagai
berasal dari jalan. pengendali
Terdapat suara kebisingan
kendaraan dan juga
aktivitas masyarakat
yang ada di sekitar
tapak, namun
intensitas kebisingan
tidak terlalu besar.

6. Analisa Vegetasi
Vegetasi dalam tapak Pada area dalam Menebang vegetasi
tapak terdapat yang tidak
beberapa pohon
seperti pohon diperlukan pada
mengkudu, jengkol, tapak, Dan
durian, dan kapas. mengoptimalkan
vegetasi untuk
penataan lanskap
tapak.

Vegetasi
Vegetasi di luar
di luar tapak terdapat
tapak pepohonan dan
rumput liar.
7. Analisa View
- Dari luar ke dalam : - Dari luar ke dalam : Membuat arah
View dari luar ke orientasi bangunan
dalam sangat baik ke arah hutan, dan
karena dapat dilihat membuat desain
langsung dari jalan bangunan yang
menarik dengan
beberapa tingkatan

Tampak dari luar ke dalam tapak pada area jalan


Pramuka.
- Dari dalam ke luar
- Dari dalam ke luar :
View dari dalam ke Untuk
luar ini sangat baik mengoptimalkan
karena view pada potensi hutan, dibuat
tapak langsung bukaan mengarah
mengarah ke hutan. hutan.

Tampak dari dalam ke luar tapak terdapat


hutan.

8. Analisa Iklim dan Lintasan Matahari - Pada pagi, matahari Matahari :


mulai terbit dari arah - Pemberian shading
timur, sinarnya pada setiap sisi
secara langsung bangunan yang
menyinari area tapak terkena teriknya
sehingga dalam matahari dan
aktivitas belajar dan mengoptimalkan
mengajar tidak vegetasi untuk
memerlukan bantuan meminimalisir
pencahayaan dari panas dari cahaya
lampu. matahari.
- Pada siang hari,
matahari mulai terik Angin :
dan panas. - Vegetasi sebagai
- Pada pukul sore pengarah dan
hari, matahari mulai mengurangi
tenggelam. kapasitas lajunya
- Angin berasal dari angin.
arah tenggara yaitu - Bukaan pada atap
dari jalan mengarah membuat peran
ke hutan. angin mengurangi
radiasi panas
matahari.

9. Analisa Drainase
Pada area tapak Sistem drainase
maupun diluar tapak berwawasan
tidak terdapat lingkungan untuk
drainase. pengendalian air,
baik mengatasi
genangan dan
kekeringan adalah
melalui sumur
resapan.
10. Berdasarkan PERDA no 7 tahun 2012, Bangunan a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
gedung fungsi sosial dan budaya sebagaimana KDB = 50%
dimaksud pada ayat (1) meliputi bangunan gedung = 50% x 20.000 m2
untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan = 10.000 m2
kesehatan, laboratorium, pelayanan umum dan
panti social.

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


(1) KDB ditentukan atas dasar pelestarian
lingkungan/ resapan air permukaan tanah dan
pencegahan terhadap bahaya kebakaran,
kepentingan ekonomi, fungsi bangunan
keselamatan dan kenyamanan bangunan.
(2) Setiap bangunan apabila tidak ditentukan lain, b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
ditentukan KDB maksimum 70% untuk bangunan KLB = 0.7
fungsi usaha, 6O% untuk bangunan fungsi hunian, = 0.5 x Luas Lahan
dan 50% untuk bangunan fungsi sosial, budaya = 0.5 x 20.000 m2
dan keragaman. = 10.000 m2

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


(1) KLB ditentukan atas dasar kepentingan
pelestarian lingkungan/ resapan air permukaan
tanah dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran,
kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi
bangunan, keselamatan dan kenyamanan
bangunan.
(2) Ketentuan besarnya KLB pada ayat (1)
disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota
atau sesuai dengan ketentuan Peraturan c. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Perundang-Undangan yang berlaku. Besar KLB GSB = 12 m
yaitu 0,5

Garis Sempadan Bangunan (GSB)


Garis sempadan di Jalan Pramuka yaitu 1,5 x lebar
jalan = 1,5 x 8 = 12 m, jadi GSB ditetapkan 12 met
er dari patok rencana Daerah Milik Jalan.

d. Koefisien Dasar Hijau (KDH)


KDH = 50
= 50% x Luas Lahan
= 50% x 20.000 m2
= 10.000 m2

BAB 6
KONSEP PERANCANGAN
6.1 KONSEP ZONING TAPAK
6.2 KONSEPTUAL TAPAK

HUTAN BANGUNAN MESJID


SERBA
AREA SERVIS BANGUNAN KELAS

LABORATORIUM

KANTIN

JALAN KELUAR

BANGUNAN
PENGELOLA

TOILET
BANGUNAN

YAYASAN

BANGUNAN
PENGELOLA
PARKIRAN

JALAN MASUK
JALAN PRAMUKA

6.3 KONSEP GUBAHAN MASSA (SKETSA

Anda mungkin juga menyukai