KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat zat yang Maha Agung Allah SWT, karena atas rahmat dan bimbingan-Nya sehingga Penyusunan Buku Potensi Ekonomi Sub Sektor Primer (Pertanian) ini dapat terselesaikan. Dalam pembangunan dan pengembangan pertanian perlu dilakukan melalui perencanaan yang matang, strategis operasional, terpadu dan berkelanjutan. Untuk mendukung hal tersebut perlu adanya ketersediaan data dan informasi pertanian yang senantiasa terpenuhi untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Bukanlah suatu yang berlebihan bila dikatakan dukungan data yanga akurat dan tepat waktu, senantiasa diperlukan pada setiap tahap perencanaan pembangunan pertanian. Dalam dokumen ini disajikan data dan informasi perkembangan tanaman pangan, hortikultura, sarana dan prasaranan, dan produksi peternakan. Semoga apa yang tersaji dalam buku ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan para pengguna data dan dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan. Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi yang mendukung dalam penyusunan buku ini. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan buku ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan, sehingga diharapkan saran kritik yang membangun demi kesempurnaan buku ini. Akhirnya, kami berharap semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Raba-Bima, November 2013
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1. 1. Latar Belakang .................................................................... 1. 2. Tujuan ................................................................................. 1. 3. Sasaran ............................................................................... 1. 4. Sistematika Penulisan Dokumen ........................................ GAMBARAN UMUM WILAYAH .......................................... 2. 1. Karakteristik Biofisik ................................................... 2. 2. PertumbuhanEkonomi ...................................................... 2. 3. Arah Kebijakan Pembangunan .......................................... 2. 4. Rencana Pola Ruang (Kawasan Peruntukan) 2. 5. Kebijakan Penanaman Modal Daerah ................................ POTENSI EKONOMI SEKTOR PERTANIAN KOTA BIMA .. 3. 1. Sumber Daya ...................................................................... 3. 2. Potensi Wilayah ................................................................. 3. 3. Potensi Ekonomi Sektor Primer . POTENSI INVESTASI BERBASIS KOMODITI .......................... 4. 1. Potensi Unggulan Sektor/Sub Sektor ................................. 4. 2. Potensi Pengembangan Pertanian Berbasis Kawasan . 4.3. Potensi Investasi Berbasis Komoditi PENUTUP ...................................................................................
i ii 1 1 3 3 3 5 5 6 6 7 9 14 14 14 15 49 49 54 56 62
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Suatu wilayah selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan berbagai kegiatan yang ada, baik itu direncanakan ataupun tidak direncanakan. Perkembangan wilayah ini tidak akan sama antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Wilayah yang mempunyai potensi besar cenderung berkembang dengan cepat, sementara wilayah yang potensinya kurang perkembangannya relatif lambat. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah ditandai tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin intensif, tingginya mobilisasi penduduk, sehingga menyebabkan kebutuhan tanah untuk pengembangan fisik semakin meningkat. Pada sisi lain ketersediaan lahan ternyata semakin terbatas. Fenomena tersebut juga terjadi pada wilayah Kota Bima baik sebagai wilayah kota maupun wilayah kecamatan sebagai wilayah parsial. Pada sisi lain perkembangan pada kota-kota besar cenderung melampaui daya dukung lahan, sehingga membutuhkan ekspolitasi sumber daya potensial yang mampu memberikan pelayanan serta mengimbangi kebutuhan masyarakat lokal dan menciptakan daya saing yang berskala regional. Pemanfaatan sumber daya, baik itu sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya buatan (SDB) sangat diperlukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari 3 (tiga) aspek pokok pembangunan tersebut memiliki hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi secara kualitas maupun kuantitas. Sehingga dibutuhkan peran aktif dari stakeholder yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta (pemodal) sebagai motor pembagunan wilayah yang berlandaskan pada pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berbagai pola penyempurnaan dan perbaikan tetap diselaraskan dengan semangat desentralisasi, yang mendasarkan kepada penggalian potensi wilayah, sehingga dapat dicapai kemandirian pembangunan daerah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, terutama pada bidang Pembangunan Ekonomi Daerah. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu sektor pembangunan yang memiliki peran penting dalam upaya mendorong kemajuan suatu daerah guna mencapai masyarakat sejahtera yang mengarah pada upaya peningkatan pendapatan perkapita penduduk secara terus menerus dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Secara umum, dominasi usaha ekonomi digolongkan menjadi 3 (tiga) sektor usaha, yaitu sektor primer (pertanian, pertambangan & penggalian), sektor sekunder (industri), dan sektor tersier (jasa-jasa). 1
sector unggulan atau sector basis di Kota Bima, kemudian potensi investasi pertanian berbasis kawasan dan potensi investasi berbasisi komoditi pertanian.
BAB V : PENUTUP
Sumber Data : BPS Kota Bima Adapun luas wilayah tersebut terdiri dari : Hutan Belantara Tegalan/ Kebun Tanaman Kayu/ Hutan Rakyat Lahan Pertanian Lahan lainnya
10
IV. a. b. c. d. c. d. e. f. g.
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima 2012 Dari tabel diatas luas areal sawah beriigasi sebesar 59,57 % dari luas baku sawah. Dan yang menjadi sentra produksi padi adalah : Kecamatan Rasanae Timur dan Kecamatan Raba, atau 10,37 % dari luas wilayah Kota Bima. Sedangkan potensi lahan perkebunan tersedia yakni 69,59 % dari data luas baku bukan sawah atau 36,89 % dari luas wilaya Kota Bima, 8.199 Ha yang tersebar di lima Kecamatan.
16
2.
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima Tabel : III.3. Jenis Komoditi Per Kecamatan, Kota Bima
No. 1. 2. Kecamatan Rasanae Barat Mpunda Sub Sektor Tanaman pangan, Peternakan Tanaman pangan, Peternakan Tanaman pangan, Peternakan Pilihan Jenis Komoditas Buah-buahan (mangga, nangka, pisang), Sapi, kambing, dan ayam Padi, Jagung, ubi kayu, kacang, k.kedelai, bayam, Buah-buahan (mangga, sawo, nangka dan sirsak) Sapi, kuda, kambing dan ayam Padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, k.kedelai, kacang panjang, Buah-buahan (mangga, jeruk, durian, pisang, nagka dan sirsak), sapi, kerbau, kuda, kambing dan ayam Padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, k.kedelai, kacang panjang, bayam, tomat, ketimun, Buah-buahan (mangga, pisang, sawo,, nangka dan sirsak) sapi, kerbau, kuda, kambing dan ayam Padi, jagung, ubi kayu, k.kedelai, Buah-buahan (mangga, nenas, nangkadan sirsak), bawang merah, cabe, sapi, kerbau, kuda, kambing dan ayam
3.
Rasanae Timur
4.
Raba
5.
Asakota
17
2.
3.
4.
5.
95 613 142,6
18
No. 1
Uraian 2 (kw/Ha) d. Produksi (Ton) Ubi Jalar a. Luas Tanam (Ha) b. Luas Panen (Ha) c. Produktifitas (kw/Ha) d. Produksi (Ton)
2008 3 8970
2009 4 10870
2010 5 7316,58
2011 6 8741
6.
42 43 113,72 489
55 57 114,47 652
36 35 113 395,5
9 46 117,5 541
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima Luas areal tanam dan Tabel: III.5. Luas Panen dan Produksi sayuran di produksi sayur-sayuran fluktuatif Kota Bima Tahun 2011 Luas Panen Produksi setiap tahun. Tanaman sayuran No. Komoditi dominan yang diusahankan petani (Ha) (ton) adalah jagung, tomat, bawang 1 2 3 4 merah, terong dan ketimun dimana 1. Bawang Merah 7,00 77,90 sebagian besar kebutuhan sayur2. Cabe 18,00 23,60 sayuran masih harus didatangkan 3. Terong 16,00 49,30 dari luar daerah. 4. Tomat 25,00 90,00 Beberapa kegiatan sebagai 5. Ketimun 26,00 46,30 bagian program pembangunan 6. Kacang panjang 78,00 246,9 pertanian Kota Bima selama 7. Kangkung 33,00 127,7 beberapa tahun terakhir, yaitu: (1) 8. Bayam 22,00 16,00 Upaya peningkatan teknis budidaya Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima seperti melalui penggunaan benih unggul dan bersertifikasi, (2) Bimbingan budidaya melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), perluasan areal tanam, (3) Peningkatan kualitas pemanfaatan air irigasi dan pengendalian OPT, (4) Penanganan kehilangan hasil (lossis), (5) Intensifikasi pertanian serta mekanisasi pertanian dengan sarana dan prasarana budidaya dan pasca panen pertanian. Tabel: III.6. Produksi Sayuran Buah-buahan di Kota Bima Tahun 2011
Kecamatan Jenis Tanaman Rasanae Barat Produksi Pohon (Ton) 2 3 1.853 116,20 Mpunda Pohon 4 4.845 Produksi 5 123,50 Rasanae Timur Pohon 6 43.050 Produksi 7 2.948,40 Pohon 8 19.661 Raba Produksi 9 1.105,60 Asakota Pohon 10 10.977 169 Produksi 11 1.079,40 1,30
1 1. Mangga 2. Nenas
19
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima 3.3.1.1 SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN Guna mendukung kegiatan pembangunan pertanian di Kota Bima, telah diarahkan berbagai program kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam rangka peningkatan kesejahterahaan petani. Beberapa kegiatan dalam rangka mendukung program-program tersebut adalah : a. Pengadaan Sarana/Prasarana pertanian seperti traktor, power thresher, seed cleaner; b. Pembinaan kelembagaan seperti Gapoktan, kelompok tani dan KWT; dan c. Fasilitasi usaha pertanian melalui pengembangan pelayanan sistem informasi pasar, pembentukan kemitraan usaha antara petani dan pengusaha (lokal maupun investor dari luar daerah. Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu faktor penting dalam proses usahatani, diantaranya infrastruktur irigasi yang sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi. Pada tabel berikut dapat dilihat salah satu bentuk infrastruktur pendukung pembangunan pertanian di Kota Bima.
20
Raba
Penaraga
33
50
Rasanae Timur
Kumbe
78
90
Raba
Kendo
50
50
21
Kelurahan 4
Rasanae Timur
Nungga
241
241
Bendungan ini memliki 2 pintu air yang berfungsi untuk pengaturan dan 8 buah pembagian air. Panjang jarigan irigasi adalah 716 m, jaringan induk, 3.308 m jaringan sekunder dan 1.450 m untuk jaringan terseir. Luas sawah yang dapat diari 241 Ha. Berasal dari sungai Nungga Bendungan ini memliki 2 pintu air yang berfungsi untuk pengaturan dan 1 buah pembagian air. Panjang jarigan irigasi adalah 3.369 m jaringan induk dan 1.500 m untuk jaringan terseir. Luas sawah yang dapat diari 225 Ha. Berasal dari sungai Dodu dengan panjang sungai 12 Km dan lebar 20 M dibagian hulu sungai berada di Kec. R.Timur dan bagian hilir di Kec. R. Barat. Bendungan ini memliki 1 pintu air yang berfungsi untuk pengaturan dan 5 buah pembagian air. Panjang jarigan irigasi adalah 350 m jaringan induk, 2.850 m, jaringan sekunder dan 1.700 m untuk jaringan terseir. Luas sawah yang dapat diari 241 Ha Berasal dari sungai Nungga Bendungan ini memliki 1 pintu air yang berfungsi untuk pengaturan dan 4 buah pembagian air. Panjang jarigan irigasi adalah 1.000 m jaringan induk dan 2.000 m untuk jaringan terseir. Luas sawah yang dapat diari 160 Ha Berasal dari sungai Ntobo, panjang 12 Km dan luas 20 M, bagian hulu berada di kec. Raba dan Asakota Bendungan ini memliki 1 pintu air yang berfungsi untuk pengaturan dan
Rasanae Timur
Dodu
225
225
Mpunda
Penatoi
60
212
Raba
Ntobo
147
160
Raba
Rabangodu
260
500
22
Kelurahan 4
Keterangan 7 16 buah pembagian air. Panjang jarigan irigasi adalah 644 m, jaringan induk, 2.853 m jaringan sekunder dan 5.175 m untuk jaringan terseir. Luas sawah yang dapat diari 500 Ha, sedangan luas areal potensi sawah yang dapat diairi 264 Ha. Berasal dari sungai
Sumber : Dinas Pertanian Peternakan Kota Bima Adapun bantuan Sarana dan Prasarana pertanian Oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima pada tahun 2011 dan tahun 2012 pada tabel III.7, dalam rangka pengembangan irigasi dan pengembangan irigasi tanah dangkal atau tanah dalam dalam menunjang pengembangan pertanian, baik untuk sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun peternakan, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel.III.8. Sarana dan Prasarana Dilihat Dari Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan
No. 1 I. 1. Kegiatan 2 Saluran Irigasi Pengembangan jaringan irigasi tersier 2.417,4 M 100% Kegiatan bantuan pengelolaan air irigasi pada tingkat desa tahun 2012, lokasi di kel.penaraga, Kel. Kumbe, Kel. Matakando, Kel. Rabangodu Selatan, Kel. Ntobo, Kel.Sadia, Kel. Penaraga, Kel. Santi,, Kel. Jatiwangi, dan Kel. Oi.FoO yang mengairi sawah seluas 500 Ha. Tujuan Kegiatan tahun 2012, lokasi Kel Sambinae, Kel. Dodu, Kel Oi FoO, Kel. Lampe, Kel Jatiwangi dan Kel. Rabadompu Barat. Bantuan tahun 2006-2008 yang diberikan pada 19 GAPOKTAN. Bantuan dari tahun 2006-2008 yang diberikan pada 35 GAPOKTAN di 25 kelurahan. Bantuan tahun 2006-2008 yang diberikan Satuan 3 Telah Dimanfaatkan 4 Keterangan 5
2.
7 Unit
100 %
II. 1. 2.
Alat Dan Mesin Pertanian (ALSIN) Bantuan Hand Tractor Roda Mesin Pompa AIr 19 unit 35 unit 100 % 100 %
3.
23 unit
100 %
23
No. 1
Kegiatan 2
Satuan 3
4.
185 unit
100%
Bantuan tahun 2006-2008 yang diberikan pada 23 GAPOKTAN di 32 Kelurahan. Bantuan tahun 2006-2008 yang diberikan pada Kelompok Tani Harapan Makmur, kelompok pengolah hasil petanian dan Perorangan (industri pengolah tahu). Bantuan tahun 2008-2009, diberikan pada 56 GAPOKTAN di Kec. Rasanae Timur, kec. Raba, Kec. Mpunda dan kec. Asakota.
5.
11 unit
100%
6.
Terpal
591 unit
7.
29 unit
100%
Bantuan tahun 2007 dan 2009, diberikan pada 29 GAPOKTAN di Kec. Rasanae Timur, kec. Raba, Kec. Mpunda dan kec. Asakota. Bantuan tahun 2009, diberikan pada 12 GAPOKTAN di Kec. Rasanae Timur, kec. Raba, Kec. Mpunda dan kec. Asakota. Bantuan tahun 2009, diberikan pada 49 GAPOKTAN di Kec. Rasanae Timur, kec. Raba, Kec. Mpunda dan kec. Asakota. Bantuan tahun 2006 dan 2008, diberikan pada 2 GAPOKTAN Terus Maju dan Nitu, Kelurahan Lampe dan Kel. Nitu di Kec. Rasanae Timur. Atau mesin penyemprot hama, bantuan tahun 2007 dan 2008 , diberikan pada 8 GAPOKTAN di Kec. Rasanae Timur, kec. Raba dan kec. Asakota. Bantuan tahun 2008, diberikan pada 8 GAPOKTAN di Kec. Rasanae Timur, kec. Raba, Kec. Mpunda dan kec. Asakota. Bantuan tahun 2005-2009 diberikan pada kelompok pengolah hasil petanian dan Perorangan. Bantuan tahun 2006 dan 2007, diberikan pada petani jagung di kecamatan R.Timur kel. Nitu dan kel. Kodo. Alat/ mesin pembersih padi atau benih 1 unit diberikan pada GAPOKTAN Kari Keka
8.
12 unit
100%
9.
Perangkap Hama
49 unit
100%
10.
Pengupas Kacang
2 unit
100%
11.
8 Unit
100 %
12.
8 unit
100%
13.
Penepung Beras
18 unit
100%
14.
Pengupas Jagung
2 unit
100%
15.
Sablon Packing
1 Unit
100%
24
Kegiatan 2 Perajang Umbi Umbian Mesin Pemotong Padi Jahit Karung Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Pengolah Pupuk Organik
Keterangan 5 kel. Dodu kec. R.Timur pada tahun 2001. Bantuan diberikan pada pengolah hasil petanian dan Perorangan. Bantuan tahun 2008 diberikan pada 3 Gapoktan kec. Asakota dan Kec. Mpunda. Bantuan diberikan pada Gapoktan Asakota kel. Jatiwangi. kec.
Bantuan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) 2 Kelompok Tani Ternak. 5 Kelompok Tani Ternak.
20.
5 unit
100 %
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima Salah satu pengembangan Tabel.III.9 Petugas Penyuluh Pertanian Di Kota jaringan irigasi mendukung tanaman Bima Tahun 2011 pangan di Kelurahan Matakando Tenaga Harian Lepas Kecamatan Mpunda. No. Kecamatan PNS (THL)/ Tenaga penyuluh pertanian Kontrak terpadu di Kota Bima tercatat 1 2 3 4 sebanyak 28 orang dari Pegawai 1 Rasanae Barat 4 3 Negeri Sipil, Idealnya satu desa 2 Mpunda 6 4 memiliki satu penyuluh sehingga 3 Rasanae Timur 6 6 jumlah desa di wilayah Kota Bima 4 Raba 7 7 terdapat 38 desa/ kelurahan, 5 Asakota 5 5 sehingga kekurangannya dapat Jumlah 28 25 ditutupi dengan 25 orang dari Tenaga Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima Harian Lepas (THL)/ Kontrak. Kelembagaan yang mendukung peningkatan produksi dan prasarana perdagangan / pemasaran per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.III.10. Kelembagaan Tani Per Kecamatan di Kota Bima Tahun 2012
Pengolaha n Hasil No 1 1. Kecamatan 2 Rasanae Timur Tanaman Pangan 3 55 Perikanan 9 1.615 Pemasara n Hasil HUTBUN 7 Ternak KWT 8 7
4 -
5 1
6 1
25
No 1 2. 3. 4. 5.
HUTBUN 7 7
Ternak
4 6 11 7 4 38
5 12 5 17 10 45
6 11 4 2 18
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bima 3.3.2 POTENSI SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 3.3.2.1 POTENSI SEKTOR KEHUTANAN Kota Bima juga memiliki potensi di sektor kehutanan. Meskipun saat ini kondisi kawasan hutan sebagian berada pada kondisi kritis terutama pada kawasan hutan Nangane Kapenta, dengan wilayah hutan seluas 13.154 ha yang memiliki kekayaan berbagai macam komoditas dan plasma nuftah. Komoditas yang cukup potensial terdiri dari kayu jati, sono keling dan kayu campuran, berikut data hutan berdasarkan fungsinya. Tabel.III.11. Hutan di Kota Bima Berdasarkan Fungsinya
No. 1 1. Jenis Hutan 2 Hutan Lindung : Kelompok Hutan Maria RTK 25 (Kecamatan Rasanae Timur) Hutan Produksi : Kelompok Hutan Nanganae RTK 68 Kapenta (Kec. Rasanae Barat) Kelompok Hutan Maria RTK 25 Kelompok Hutan Donggomasa RTK 67 (kec.Rasanae Barat dan Kec. Rasanae Timur) Hutan Konservasi Hutan Lainya Jumlah Ha 3 844,0 844,0 5.932,0 3.864,20 774,0 1.294,0 % 4 7,43 52,19 Keterangan 5 Dari Jumlah luas hutan 11.365.9, Ha, luas hutan yang telah dikukuhkan 6.776,20 Ha yang terdiri dari Kelompok Hutan Nanganae RTK (Register Tanah Kehutanan) 68 Kapenta (3.864,20 Ha); Hutan Maria RTK 25 (1.618 Ha); Hutan Donggomasa RTK 67 (1.294 Ha) dan yang belum dikukuhkan 4.582,9 Ha.
2.
3. 4.
KWT 8 3 6 6 3 25
26
Hutan Produksi Terbatas 1.497 Pengembangan Kawasan di 627 kec. Asakota & Kec. R. Timur 870
1. Hutan Maria 2. Hutan Nanganae Kapenta II. Hutan Produksi Tetap 1. Hutan Donggomasa 2. Hutan Naganae Kapenta III. Kawasan Hutan Lindung 1. Hutan Maria
1.258 Pengembanga n kawasan di 1.010 Kec. Asakota & Kec. Mpunda 248 324 Berada di kawasan Hutan 324 Maria Kec. Rasanae Timur
Untuk dapat mencapai keinginan tersebut diperlukan peraturan pengelolaan, tenaga profesional, pengamanan dan pengawasan yang memadai agar semua kepentingan tersebut dapat terpenuhi dengan baik, pada tabel berikut merupakan sarana dan prasarana yang mendukung pembangunan kehutanan. Tabel.III.13. Sarana dan Prasarana Pendukung Pembangunan Kehutanan
No. 1 1. 2. Jenis Sarana/ Prasarana 2 Sarana Pengamanan Senjata Api Laras Panjang Sarana Angkutan/ Transportasi a. Kendaraan Roda 4 b. Kendaraan Roda 2 Sarana Komunikasi a. Radio Komunikasi Jumlah 3 2 pucuk 2 Unit 8 Unit 2 Unit Keterangan / Pemanfaatan 4 100 % 100 % 100 % 100 %
3.
27
No. 1 4.
Keterangan / Pemanfaatan 4 100 % Lokasi di Hutan Ncai Kapenta (3 unit), kel. Kumbe, kel.Asakota, Kel. Kendo, Kel.Nungga, kel. Kembe, Kel. Lampe dan Kel Jatiwangi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. c. d. e. f. g.
Gudang Barang Sitaan Kompas GPS Sumur Gali (SGL) Bak Penampung/ Kolam Ukur Bangunan Mandi Hewan
Sumber : Dishutbun Kota Bima Secara umum kondisi vegetasi dan lahan pada kawasan hutan terutama pada kawasan hutan Nanganae Kapenta sebagian besar lahanya kritis, namun ada beberapa lokasi yang vegetasinya tampak masih bagus seperti So Oi Potu dan So Oi Duri serta lokasi So Bata Wawi. So Oi Potu dan So Oi Duri merupakan lokasi yang sengaja dibiarkan oleh masyarakat untuk mengalami permudaan alami (tidak digarap/dikelola) selama kurang lebih 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun, dengan luasan masing-masing sekitar 50 hektar. Tabel.III.14. Lahan Kritis di Kota Bima Tahun 2011
Lokasi No. 1 I. Kecamatan/ Kelurahan 2 Kec. Rasanae Timur Dodu Lampe Kodo Nungga Kumbe Oi Fo'o Lelamase Mpunda Panggi SambinaE Manggemaci Lokasi 3 Luas Lahan Kritis Luar Dalam Kawasan Kawasan 4 5 265 505 260 250,65 50 227 Keterangan 6 Untuk Kelurahan Lelamase belum Di identifikasi
II.
125 105 20
28
Keterangan 6
III.
Dana Taraha Sonco Tengge Oi Ni'u So Owo, So Kasaa, So Manta, So Wawo Bolu So Oi Rida, So Wela Rao dan So Oi Dadi dan So Oi Dadi So Sombo, So Kerae
IV.
Asakota Jatibaru
Kolo
200
V.
Raba Ntobo
PenanaE
Kendo
Jati Klate (Ling. Ndano Nae) Limbu (Ling. Ndano Nae) Doro Kentu Kalindo Tonggo Ndano Leu Kontu Jara Oi Tabe Mangge Mpeke Jati jali So Nangga Kendo Doro Rasa
40 30 30 30 30 40 70 50 25
Belum di Identifikasi
Rontu
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bima (hasil inventarisasi lahan dan lahan kritis Oktober 2011
Pada tabel diatas memberikan gambaran bahwa persoalan kritisnya hutan bukan semata-mata persoalan rehabilitasi tetapi lebih kepada persoalan sosial ekonomi dan
29
Latitude 3 695884 694026 694023 690682 694613 696684 694027 694021 693416 118.789 118.785 118.785
Longitude 4 9068486 9071296 9071294 9070360 9069364 9068886 9071744 9071444 9072238 -8,411 -8,414 -8,413
Desa 5 Jati Baru Jati Baru Jati Baru Kolo Jati Baru Jati Baru Jati Baru Jati Baru Jati Baru Jati Baru Jati Baru Jati Baru Nitu Nitu Nitu Kumbe Dodu Dodu Dodu Rontu
Kecamatan 6 Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Asakota Raba Raba Raba Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Raba
Ket. 7 79 dpl 354 dpl 351 dpl 327 dpl 140 dpl 226 dpl 347 dpl 340 dpl 527 dpl 0.2 l/dt 0.2 l/dt 0.3 l/dt 0.2 l/dt 0.2 l/dt 0.3 l/dt 0.5 l/dt 0.6 l/dt 0.7 l/dt 0.8 l/dt 2 l/dt
30
No. 1 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. III. 1. 2.
Nama Mata Air 2 Oi SiI (PDAM) ** Oi Foo ** Mada Masa ** Temba Ongge ** Temba Serinci I ** Temba Serinci II ** Temba Rombo I ** Temba Rombo I** Oimbo I** Oimbo II** Hutan Maria Kabanta PDAM**
Latitude 3 118.748 118.747 118.765 118.755 118.757 118.758 118.753 118.753 118.753 118.776 118,54
Longitude 4 -8,497 -8,487 -8,497 -8,487 -8,487 -8,485 -8,486 -8,486 -8,493 -8,491 -8,707
Desa 5 Rontu Oi Foo Oi Foo Kumbe Kumbe Kumbe Kumbe Kumbe Kumbe Kumbe Nungga Lelamase
Kecamatan 6 Raba Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur Rasanae Timur
Ket. 7 2 l/dt 1 l/dt 0.2 l/dt 0.1 l/dt 0.1 l/dt 0.2 l/dt 0.2 l/dt 0.2 l/dt 0.1 l/dt 0.1 l/dt 35 l/dt
Sumber : Bappeda, Bidang Litbang Kota Bima Keterangan : ** Mata air di luar kawasan hutan
3.3.2.2 POTENSI SEKTOR KEHUTANAN Untuk komoditas unggulan perkebunan Kota Bima meliputi sarikaya, kelapa, asam, kemiri, jmbu mente, wijen dan kapuk. Hingga saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan pengembangan baru dilakukan oleh masyarakat setempat dengan skala usaha dan teknologi yang masih terbatas atau disebut dengan home industri. Tabel. III.16. Luas Areal Produksi Tanaman Perkebunan Kota Bima Tahun 2011
Kecamatan (luas Ha No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komoditas 2 Kelapa Pinang Kopi Kapuk Kemiri Asam Jambu Mente Rasanae Barat 3 9,86 Mpunda 4 6,45 2,15 1,50 5,51 2,00 1,40 91,25 137,50 Rasanae Timur 5 30,92 6,88 0,33 12,00 0,60 16,56 14,00 Raba 6 10,34 Asakota 7 47,42 Luas 8 104,99 9,03 0,33 34,56 0,90 134,69 300,27 Jumlah Produksi 9 65,47 3,61 0,11 7,74 027 33,68 120,11 KK 10 724 80 4 321 140 391 987
31
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3.3.3
POTENSI SEKTOR PETERNAKAN Pembangunan sub sektor perternakan pada dasarnya merupakan implementasi dan bagian penting dari kebijakan pembangunan pertanian yang memiliki nilai startegis dalam upaya peningkatan ketahanan pangan dan kualitas sumber daya manusia. Guna menunjang program NTB Bumi Sejuta Sapi (BSS) dimana tercapai populasi optimal sesuai dengan daya dukung wilayah. Kata sejuta tidak berarti angka mutlak, tetapi merupakan visi yang mengandung semangat untuk mempercepat tercapainya populasi optimal. Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima terus berupaya meningkatkan populasi ternak sehingga mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, memenuhi kebutuhan daging nasional, memenuhi pemintaan bibit ternak terutama ternak sapi bagi daerah-daerah lain, dan memenuhi kebutuhan daging dalam daerah. Dengan demikian peternakan diharapkan dapat menjadi penggerak atau pengungkit sektor ekonomi lainya 32
Dari tabel diatas pertumbuhan tertinggi pada unggas dalam hal ini ayam buras terlihat ada kenaikan yang cukup besar dari tahun 2009 ke tahun 2010 yang dikarenakan selain ayam buras merupakan komoditi ternak yang pemeliharaanya tidak banyak membutuhkan persyaratan juga masuknya perusahaan swasta cabang mataram yang bekerjasama dengan pengusaha ternak unggas Kota Bima. Sebaliknya pertumbuhan
33
34
Berdasarkan tabel III.22 ratarata pertumbuhan konsumsi Tabel: III.22. Produksi Telur Kota Bima Tahun 2011 daging per tahun sebesar 2,8 Produksi (Butir) persen dan ratarata Tahun Total Ayam Ayam Itik Puyuh produksi telur 2.633.426 butir Buras Ras 1 2 3 4 5 7 per tahun atau 1,09 persen 2006 1.087.152 1.620 1.015.128 - 2.109.906 pertahun. Dapat juga 2007 1.218.576 1.994 984.024 - 2.206.601 dikatakan ketersediaan akan 2008 1.352.628 - 1.003.752 - 2.358.388 daging 5,27 kg, angka ini 2009 1.501.417 - 1.023.883 - 2.527.309 merupakan hasil pemotongan 2010 1.900.701 744.984 1.113.653 32.760 3.794.108 ternak dalam daerah belum 2011 709.692 - 2.094.552 - 2.804.244 termasuk daging hasil Sumber: BPS Kota Bima & Dinas pertanian Peternakan Kota Bima pemotongan dari luar daerah. Jika dihat kebutuhan daging perkapita pertahun untuk NTB pada tahun 2011 adalah 5,8 kg perkapita, bukan berarti kota Bima belum mampu memenuhi diatas ratarata ataupun standar kebutuhan daging perkapita Nasional 7 kg perkapita pertahun. Karena kebutuhan daging dalam daerah kota Bima dipengaruhi oleh permintaan pasar dan daging yang masuk dari luar daerah. Sedangkan untuk kebutuhan telur 2,38 kg pertahun perkapita yang tercatat pada pada tahun 2011. 3.3.3.5 SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Kota Bima dalam pembangunan peternakan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. III.23. Sarana/Prasarana Pendukung Usaha Sub.Sektor peternakan Kota Bima Tahun 2011
No. 1 1. 2. 3. 4. Poskeswan Laboratorium Keswan Kantor & Laboratorium IB (Inseminasi Buatan) Pasar Hewan & penampungan Sarana/ Prasarana 2 Jumlah 3 2 unit 1 Unit 1 Unit 10 lokal Lokasi 4 Kec.RasanaE Barat & Kec.RasanaE Timur Kec.RasanaE Barat Kec.RasanaE Timur Kec.RasanaE Barat (Psr.Raya) Pemanfaatan (%) 5 100 100 100 100
36
No. 1 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Sarana/ Prasarana 2 Unggas, Kios Daging RPU (Rumah Potong Unggas) RPH (Rumah Potong Hewan) Kandang Ternak Percontohan Penangkaran Rusa Petugas IB, PKB & ATR Petugas Lapangan dan PPL
Lokasi 4 Kec.RasanaE Barat (Psr. Raya) Kec. Asakota Kec. RasanaE Timur (Poskeswan) Kec. Raba Terkonsetrasi di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kota Bima
Tabel. III.24. Sarana Prasarana Pendukung Kepada Kelompok Tani Ternak Kota Bima Tahun 2011
No. 1 1. Sarana/ Prasarana 2 Pembangunan Embung Jumlah 3 3 unit 4 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit Lokasi 4 Kel. Jatiwangi Kec. Asakota Kel. Oi FoO Kec.Rasanae Timur Kel. Nitu Kec. Rasanae Timur Kel. Dara Kec. Rasanae Barat Kel. Kendo Kec. Raba Kel. Kolo Kec. Jati Baru Kel. Jatibaru Kec. Asakota Kel. Panggi Kec. Mpunda Kel. Lampe Kec.Rasanae Timur Kel. Rontu Kec. Raba Kel. Kolo Kec. Jati Baru Kel. Jati Baru Kec. Asakota Kel. Jatiwangi Kec. Asakota Kel. Rabangodu Utara Kec.Raba Kel. Penanae Kec. Raba Kel. Oi FoO Kec. Rasanae Timur Kel. Kodo Kec. Rasanae Timur Kel. Matakando Kec. Mpunda Kel. Rontu Kec. Raba Kel. Penatoi Kec. Mpunda Kel. Jatibaru Kel. Asakota Kel. Dodu Kec. Rasanae Timur Pemanfaatan (%) 5 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2.
3.
37
No. 1
Lokasi 4 Kel. Sambinae Kec. Mpunda Kel. Penanae Kec. Raba Kel. Rite Kec. Raba Kel. Oi FoO Kec.Rasanae Timur Kel. Jatiwangi Kec. Asakota Kel. Rabangodu Utara Kec. Raba Kel. Sambinae Kec. Mpunda Kel. Panggi Kec. Mpunda Kel. Jatibaru Kec. Asakota Kel. Oi FoO Kec.Rasanae Timur Kel. Nitu Kec. RasanaE Timur Kel. Kodo Kec. Rasanae Timur Kel. Dara Kec. Rasanae Timur Kel. Rontu Kec. Rarba Kel. Matakando Kec. Mpunda Kel. Kolo Kec. Asakota Kel. SambinaE Kec. Mpunda Kel. Kolo Kec. Asakota
4.
1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit
5.
Sumber data, Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima Untuk pelayanan Tabel. III.25. Pelayanan Pemotongan Ternak Di Kota Bima Tahun 2006-2011 pemotongan ternak kecil Tahun dan besar Pemerintah Jenis Ternak Kota Bima menyediakan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rumah Potong Unggas 1 2 3 4 5 6 7 (RPU) dan penampungan Ternak Besar 279 1,545 902 1,793 1,993 1972 unggas, penampungan Ternak Kecil 2,023 1,623 658 1,703 2,263 5397 hewan sekaligus sebagai Sumber: DISPERTANAK Kota Bima Tahun 2011 tempat jual beli hewan ternak yang berlokasi di kompleks Pasar Raya Bima Kecamatan Rasanae Barat.
38
Sumber : Dinas Pertanian dan peternakan Kota Bima Populasi ternak potong (kuda, sapi, kerbau, kambing, dan domba) tahun 2011 sebanyak 29.343 ekor, yang dapat dikembangkan adalah sebesar 52.711 ekor, masih terjadi kekurangan sebanyak 11.327 ekor, oleh karenanya perlu upaya terobosan dalam mendayagunakan potensi. 3.3.3.7 KETERSEDIAAN PAKAN TERNAK Tabel. III.27. Potensi Pakan Hijauan dan Limbah Pertanian/ Ketersediaan Bahan Pakan Ternak Dari Jerami Hasi Pertanian
Rata-Rata Luas Panen (Ha/Tahun) Produksi Jerami (Ton/Ha/Thn) 2 6.406 619 2.489 865 126 10.505 4 / Ha 6 / Ha 5 / Ha 4,5 / Ha 4,5 / Ha Jumlah Ketersediaan Jerami (Ton/Thn) 3 25.624 3.714 12.445 3.892,5 567 46.243 Asumsi Yang Dikonsumsi Terhadap Prod. (Ton) 4 12.812 1.857 6.223 1.946 284 23.121 Pemenuhan Keb.Sapi Terhadap Produksi (Ekor/Panen) 5 1.779 258 864 270 39 3.211
2.
S:08 28.12 E:11840.48 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bima
10 %
80 %
Rusak
Sebagian besar produksi perikanan kota Bima adalah hasil budidaya, karena kota bima tidak memiliki laut yang cukup luas, terutama pada produksi penangkapan perikanan laut. Potensi areal dan tingkat pemanfaatan budidaya terbesar adalah budidaya kolam air tenang seluas 665,80 Ha, dengan produksi 25,19 ton pada tahun 2011. Tabel berikut merupakan data tentang sumber daya perikanan kota Bima untuk tahun 2011. Tabel. III.30. Sumber Daya Perikanan Kota Bima Tahun 2011
No. 1 I. Keterangan 2 Perikanan Laut 1. Penangkapan Pemanfaatan (Ha) 3 1.385 Produksi (Ton) 4 Keterangan 5 Jenis ikan tangkapan adalah ikan konsumsi likal, dimana selain
41
No. 1
Keterangan 2 2. Budidaya Mutiara 3. Budidaya Kerapu 4. Budidaya Rumput Laut Perairan Umum Budidaya 1. Budidaya Kolam Air Tenang 2. Budidaya Kolam Air Deras 3. Karamba 4. Budidaya Air Payau (Tambak)
Keterangan 5 bersumber dari perairan Teluk Bima juga diluar Teluk seperti Wera dan Tambora termasuk jenis ikan Pelagis kwalitas Eksport. begitu juga produksi budidaya laut skala kecil. Rumput laut terpusat di Kecamatan Asakota. Budidaya Rumput laut yang masih berkembang hingga saat ini hanya di pantai So Ati, meskipun masih dalam skala kecil. Telah diujicobakan di lokasi lain seperti So Ule, So Nggela, So Kolo dan So Bonto namun tidak berhasil, kendala utama adalah pada lokailokasi tersebut merupakan alur pelayaran/nelayan, disamping faktor SDM dan Modal. Untuk area budidaya tambak (Kec.Rasanae Barat dan Kecamatan Asakota yang tersentra pada daerah pesisir), Budidaya sawah (terdapat di Kec. Mpunda, Kec Rasanae Timur, Kec. Raba dan Kec. Asakota). Untuk budidaya Kolam terutama air tawar tersebar di (lima) 5 kecamatan.
II. III.
13,00
26,675
0,17 5,6
1,2 383,87 -
Untuk fasilitas pembenihan yang ada di Kota Bima dilihat dari jumlah rumah tangga perikanan produksi perikanan budidaya dalam skala kecil dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. III.31. Pembenihan Perikanan di Kota Bima Tahun 2011
No. 1 I. Keterangan 2 Menurut Status Kepemilikan Rumah Tangga Perikanan Pembenihan Pembenihan Ikan Laut Ikan Payau 3 4 Pembenihan Ikan Air Tawar 5 6 unit Ket. 6
42
No. 1
Ket. 6
II.
Menurut Kategori Usaha HSRT UPR Tenaga Kerja Fasilitas Pembenihan 1 5 12 org 36 unit Buruh
III.
Fasilitas Pembenihan Kolam Pemijahan Kolam Larva Kolam Plankton Luasa areal pembenihan 30 unit 35 unit 2 unit 750 M 414 12 250 152
2
IV.
Produksi Benih Ikan - Ikan Mas (1,000 ekor - Nila (1,000 ekor - Lele (1,000 ekor
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bima Tabel III.32.Perkembangan Produksi Perikanan Kota Bima Dilihat Menurut Jenis dan Tempat Pendaratanya (Ton)
Kecamatan 1 Rasanae Barat Mpunda Rasanae Timur Raba Asakota Jumlah 2008 2 442,30 0 0 0 630,50 1.072,80 2009 3 674,30 0 0 0 943,50 1.617,80 2010 4 818,50 0 0 0 555,00 1.676,80 2011 5 648,70 0 0 0 651,60 1.300,30 Pertumbuhan (%) 6 68,54 0 0 0 77,12
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bima,2011 Tabel. III.34. Produksi dan Jenis-jenis Ikan Kota Bima
Pendaratan Ikan No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Jenis Ikan 2 Merah Biji Nangka Gerot-gerot Kerapu Lancam Kakap Kurisi Ekor Kuning Gulamah Cucut Pari Bawal Alu-alu Layang Rasanae Barat 3 6,2 6,6 4,2 15,9 10 14,4 7,3 7,8 6,4 4,7 6,4 4,6 7,5 22,9 Mpunda 4 Rasanae Timur 5 Raba 6 Asakota 7 8,4 10,2 5 25,3 10,5 19,1 13,8 16,3 7,9 7,2 8 5,8 8,6 32 Jumlah 8 14,6 16,8 9,2 41,2 20,5 33,5 21,1 24,1 14,3 11,9 14,4 10,4 16,1 54,9
44
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bima 2011 3.3.4.2 SARANA PRODUKSI Tekhnologi penangkapan ikan umumnya masih tergolong sederhana dan dalam skala yang kecil. Alat tangkap yang digunakan nelayan dalam melaut dapat dilihat pada tabel berikut Sedangkan armada perahu yang banyak digunakan adalah jakung/perahu tanpa motor, perahu motor, bagang perahu, bagang tancap, dan kapal motor. 45
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bima 2011 Prasarana pendukung dari kegiatan pendaratan ikan nelayan adalah PPI, namun TPI yang ada belum dimanfaatkan secara optimal, umumnya pendaratan ikan langsung di pantai sekitar permukiman nelayan dan Pelabuhan Kota Bima, bahkan pendaratan ikan paling ramai berlangsung di Pelabuhan Bima.
46
Sumber : Dinas Perikan dan kelautan Kota Bima 2011 Sistem penangkapan ikan yag dilakukan nelayan terkadang dilakukan dengan cara yang ilegal (dilarang) seperti dengan menggunakan racun serta penggunaan Bom Ikan. Untuk itulah dengan adanya kelompok Masyarakat Pengawas diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada para nelayan yang melakukan penangkapan dengan cara-cara dilarang tersebut. Terdapat 7 (tujuh) Kelompok POKMAS peduli Lingkungan di kota Bima yang sebelumnya pada tahun 2010 hanya terdapat 4 (Empat) Kelompok PKMAS. Tabel.III.37. Perkembangan Kelopok Masyarakat Perikanan Di Kota Bima Tahun 2010-2011
No. 1 I. 1. 2. 3. 4. II. 1. 2. 3. Pemula Lanjud Madya Utama Jenis Kegiatan Penangkapan Budidaya Pengolahan/ Wanita Nelayan Jumlah Kecamatan 2 Kualifikasi Kelompok Jumlah Masyarakat Perikanan (Orang) 2010 2011 3 4 29 3 24 2 29 15 10 4 58 50 20 27 3 50 23 17 10 100
47
48
4.1. POTENSI UNGGULAN SEKTOR/SUB SEKTOR Potensi sektor unggulan di Kota Bima dalam perspektif regional dapat dilihat pada kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional dan propinsi NTB, dimana Kota Bima sebagai salah satu wilayah bagian dari kawasan KAPET memiliki sektor unggulan pertanian, perikanan, pariwisata yang didukung oleh industry pengolahan hasil pertanian dan perikanan serta perdagangan dan jasa dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor pertanian merupakan sektor yang harus terus dikembangkan dan ditingkatkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan peningkatan kesejahteraan meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun nilainya masih cukup tinggi. Tabel berikut menunjukan nilai LQ untuk masing-masing sektor/subsektor di Kota Bima
49
LAPANGAN USAHA / Industrial Origin 2 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN/AGRICULTURE a. Tanaman Bahan Makanan/Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Rakyat/Farm Nonfood Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya/Livestock & Product d. Kehutanan/Forestry e. Perikanan/Fishery
LQ 9 0,81
2.
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN/ MINNING & QUARRYING a. Minyak dan Gas Bumi/Crude Petrolium & Natural Gas b. Pertambangan Tanpa Migas/Others c. Penggalian/Quarrying
634,14 15.636,91
3.
INDUSTRI PENGOLAHAN/ MANUFACTURING INDUSTRIES a. Industri Dengan Migas/Oil & Gas Manufacturing 1. Pengilangan Minyak Bumi/Petroleum Refinery 2. Gas Alam Cair/Liqiud Natural Gas b. Industri Tanpa Migas/Non Oil & Gas Manufacturing 1. Makanan, Minuman dan Tembakau/Food, Drinks & Tobacco
15.636,91
909.946,10 508.415,34
973.767,67 542.892,28
0,64 0,00
50
NO. 1
LAPANGAN USAHA / Industrial Origin 2 2. Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki/Textile and Leather Goods 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya/Wood & Other Forest Prod. 4. Kertas dan Barang Cetakan/Paper & Platform Goods 5. Pupuk, Kimia & Barang Dari Karet/Fertilize, Chemical & Rubber 6. Semen & Barang Lain Bukan Logam/Cement & Non Metal Goods 7. Logam Dasar Besi dan Baja/Basic Iron Metal & Steel 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan/Transportation Mechine & Tools 9. Barang Lainnya/Other Goods LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH/ ELECTRIC, GAS & WATER SUPPLY a. Listrik/Electric b. Gas Kota/Gas c. Air Bersih/Water Supply
LQ 9 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,18 2,21
4.
5. 6.
BANGUNAN/Construction PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN/ TRADE, RESTAURANT & HOTEL a. Perdagangan Besar dan Eceran/Wholesale and Retail Trade b. Hotel/Hotels
66.679,43 1.123,64
71.691,05 1.198,72
77.266,79 1.275,16
2.423.348,46 111.466,52
2.585.367,48 117.934,93
2.772.540,90 128.017,69
1,12 0,40
51
NO. 1
7.
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI/ TRANSPORT AND COMMUNICATION a. Pengangkutan/Transport 1. Angkutan Rel Kereta Api/Railway Transport 2. Angkutan Jalan Raya/RoadTransport 3. Angkutan Laut/Sea Transport 4. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan/Inland Water Trans. 5. Angkutan Udara/Air Transport 6. Jasa Penunjang Angkutan/SupportingTransport Activities b. Komunikasi/Communication 1. Pos dan Telekomunikasi/Post and Communication 2. Jasa Penunjang Komunikasi/Communication Services
8.
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUS./ FINANCE, RENT OF BUILDINGS & BUSINESS SERV. a. Bank/Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank/Non Banking Financial Inter. c. Jasa Penunjang Keuangan/Banking Services d. Sewa Bangunan/Ownership of Dwelling e. Jasa Perusahaan/Establishment Services
1,54 1,32
52
NO. 1 9.
LAPANGAN USAHA / Industrial Origin 2 JASA - JASA/SERVICES a. Pemerintahan Umum/Government 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan/Government & Defence 2. Jasa Pemerintahan Lainnya/Other Government Serv. b. Swasta/Private Services 1. Sosial Kemasyarakatan/Social Community Serv. 2. Hiburan dan Rekreasi/Entertainment & Recreation Serv. 3. Perorangan dan Rumahtangga/Personal & Household Serv. P D R B/Gross Regional Domestic Product
435.960,91
461.115,37
485.622,54
18.886.403,30
20.069.889,61
19.432.291,69
53
Pertanian Holtikultura
Pengembangan lahan pertanian untuk budidaya tanaman hortikultura diarahkan pada Kelurahan Dodu, Kelurahan Lampe, Kelurahan Kumbe, Kelurahan Kodo, Kelurahan Rite Kelurahan Rabadompu Timur, Kelurahan Rabadompu Barat, Kelurahan Penanae, Kelurahan Kendo, Kelurahan Mande, Kelurahan Panggi, Kelurahan Sambinae, Kelurahan Jatibaru. 3. Kawasan Peruntukan Perkebunan 55
59
61
BAB V PENUTUP
Pembangunan pertanian di kota Bima tidak terpisahkan dari wawasan integritas nasional, oleh karena itu arah pembangunan pertanian Kota Bima harus mampu mengikuti sekaligus memenuhi tuntutan pembangunan regional dan nasional tanpa mengabaikan kebutuhan fisik daerah. Tingginya keragaman biofisik dan social budaya di kota Bima dalam beberapa kondisi merupakan kendala, namun disisi lain merupakan potensi sebagai pendorong laju pembangunan pertanian daerah. Kejelian dan kecermatan kelompok perencana dan pelaksana pembangunan pertanian dalam memanfaatkan potensi dan mengatasi kendala tersebut. Arah dan tujuan pembanguna pertanian kota Bima selaras dengan spesifikasi wilayah sasaran berdasarkan kondisi agroekosistem setempat, sifat komoditas yang dikembangkan, kondisi infrastruktur dan situasi social budaya kelompok sasaran. Kondisi dan situasi tersebut tetap ditunjang dengan pula oleh factor kebijakan yang kondusif. Mengingat data produksi tanaman pangan (padi dan Palawija) merupakan salah satu ketahanan pangan nasional, dan penting bagi Kota Bima untuk dapat mencukupi panganya sendiri , serta ditinjau dari perhitungan LQ berdasarkan PDRB, dimana LQ pertanian, dan kehutanan tahun 2011 lebih dari satu sedangkan LQ untuk peternakan 0,82 lebih digenjot pertumbuhannya dengan berbagai program dan pembinaan dari pemerintah daerah kota Bima. Dengan memberikan bantuan dan kemudahan dalam dukungan dana dari pihak terkait baik dari pemerintah, BUMN, pihak swasta dan pihak terkait lainya. Maka LQ industri ini penting untuk lebih lanjut karena (LQ industry terutama industry pengolahan yang <1).
62