Anda di halaman 1dari 36

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penyuluhan


Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, bahwa penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Mengantisipasi tuntutan dan perubahan masa depan maka pengembangan
STPP Bogor di tahun 2015 mengacu kepada visi "Menjadi perguruan tinggi
terdepan dalam pengembangan ilmu penyuluhan pertanian yang berorientasi
agribisnis dan berwawasan global". Salah satu upaya nyata untuk mencapai target
tersebut adalah dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dengan kegiatan
PKL ini mahasiswa diharapkan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi penyelenggaraan penyuluhan secara partisipatif dalam
pengembangan usaha agribisnis di pedesaan dan kompeten dalam melaksanakan
tugas – tugas sebagai penyuluh pertanian (STPP Bogor 2015).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor: 8/Per/SM.420/J/1/14 tanggal 8 Januari
2015 tentang petunjuk PKL dan KIPA mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP), peserta Praktik Kerja Lapangan I adalah Mahasiswa semester
II, peserta Praktik Kerja Lapangan II adalah mahasiswa semester IV dan peserta
Praktik Kerja Lapangan III adalah mahasiswa semester VI dari Jurusan
Penyuluhan Pertanian dan Penyuluhan Peternakan yang telah menyelesaikan
kegiatan perkuliahan di semester II, IV dan VI. Adapun materi yang akan
dilaksanakan dalam PKL II untuk mahasiswa semester IV adalah sebagai berikut:
1) Menyusun draf programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan; 2)
Menyusun rencana kerja tahunan penyuluhan (RKTP); 3) Menetapkan dan
menyusun materi penyuluhan; 4) Menetapkan dan menyusun media penyuluhan
dalam bentuk media elektronik; 5) Menetapkan dan menerapkan metode
2

penyuluhan; 6) Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian; 7) Mengawal


Program pembangunan pertanian sektor pertanian (STPP Bogor, 2015).
Kegiatan PKL II akan dilaksanakan di Desa Cikondang, Desa Sukanagara
dan Desa Sukamukti Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut.

Tujuan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II adalah:


a. Mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapangan dapat menyelenggarakan pola
penyuluhan secara partisipatif serta menganalisis permasalahan petani dan
kelompoktani/gabungan kelompoktani.
b. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan kegiatan penyuluhan.
c. Meningkatkan proses pemberdayaan dan pembelajaran petani dan
kelompoktani pada situasi yang nyata.

Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan PKL ini adalah:


a. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II bagi mahasiswa adalah:
 Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan
kegiatan penyuluhan pertanian.
 Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta,
pengusahatani/petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi kegiatan
penyuluhan pertanian.
 Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang
beragam.
b. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/swasta, petani dan
stakeholder lain adalah:
 Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin yang dilakukan instansi,
pengusaha dan petani.
 Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik dibidang pengkajian maupun
pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian yang saling menguntungkan.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Potensi Wilayah dengan Pendekatan SWOT

Menurut permentan nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007. Sistem penyuluhan


pertanian, adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan,
keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup melalui peningkatan produksi pertanian dan
pendapatan. Untuk mencapai maksud tersebut kegiatan penyuluhan mesti
dirancang sesuai dengan kebutuhan petani untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi petani, sehingga mengetahui kebutuhan petani merupakan faktor penentu
sekaligus celah masuk (entry-point) dalam menetapkan kegiatan dan materi
penyuluhan. Untuk mengetahui kebutuhan nyata petani, penyuluh harus
mengidentifikasi dan observasi langsung. Kegiatan identifikasi dimaksud sedapat
mungkin dilakukan dengan melibatkan peran serta sasaran secara maksimal. Hasil
identifikasi masalah atau kebutuhan petani memerlukan teknik dan cara dalam
menganalisis, sehingga kebutuhan dan masalah yang ditemukan memiliki akurasi
yang tinggi dan merupakan representasi kebutuhan petani, kelompok, atau
masyarakat sesungguhnya. Salah satu cara atau teknik dalam menganalisis
kebutuhan atau masalah yang dapat dilakukan adalah dengan analisis SWOT.
Analisis SWOT (Strenghths, Weakness, Opportunities, dan Treats) adalah
identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan suatu strategi bagi
langkah-langkah pengambilan kebijakan (Rangkuti, 2002).
Untuk merumuskan strategi, digunakan alat bantu berupa matriks SWOT
yang menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi suatu organisasi, yang
selanjutnya disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik
ini menghasilkan empat set kemungkinan strategi sebagai berikut:
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities), menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk memanfaatkan peluang yang ada.
2. Strategi ST (Strengths-Threats), menggunakan kekuatan untuk menghindari
dan mengatasi ancaman.
4

3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), memanfaatkan peluang yang ada


untuk mengatasi kelemahan internal.
4. Strategi WT (Weaknesses-Threats), berupaya meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman (Rangkuti, 2008)

Programa Penyuluhan Pertanian

Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara


sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan (Deptan 2009). Programa penyuluhan terdiri atas
programa penyuluhan desa/Desa atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan
kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi,
dan programa penyuluhan nasional. Programa penyuluhan disusun dengan
memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap
tingkatan. Programa penyuluhan sebagaimana dimaksud disahkan oleh Kepala
Balai Penyuluhan, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota, Ketua
Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi, atau Kepala Badan Penyuluhan sesuai
dengan tingkat administrasi pemerintahan. Programa penyuluhan desa/Desa
diketahui oleh kepala desa/Desa. Programa penyuluhan disusun setiap tahun yang
memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran masing-masing tingkatan mencakup pengorganisasian dan pengelolaan
sumber daya sebagai dasar pelaksanaan penyuluhan. Programa penyuluhan harus
terukur, realistis, bermanfaat, dan dapat dilaksanakan serta dilakukan secara
partisipatif, terpadu, transparan, demokratis, dan bertanggung gugat (Deptan,
2006)
Dalam Deptan 2009 dikatakan bahwa programa penyuluhan
menggambarkan keadaan, fakta - fakta berupa data dan informasi mengenai
potensi, produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat
kemampuan petani dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya di wilayah
(desa/Desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat disusunnya
programa penyuluhan pertanian:
1. Potensi usaha menggambarkan peluang usaha dari hulu sampai hilir yang
prospektif untuk dikembangkan sesuai dengan peluang pasar, kondisi
5

agroekosistem setempat, sumberdaya dan teknologi yang tersedia untuk


meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha.
2. Produktivitas usaha menggambarkan perolehan hasil usaha persatuan unit
usaha saat ini (faktual) maupun potensi perolehan hasil usaha yang dapat
dicapai untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan
pelaku usaha.
3. Lingkungan usaha menggambarkan kondisi ketersediaan sarana dan prasarana
usaha (agroinput, pasca panen, pengolahan, distribusi dan pemasaran) serta
kebijakan yang mempengaruhi usaha pelaku utama dan pelaku usaha.
4. Perilaku berupa kemampuan (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap) pelaku
utama dan pelaku usaha dalam penerapan teknologi usaha (teknologi usaha
hulu, usahatani dan teknologi usaha hilir).
5. Kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha menggambarkan keperluan akan
perlindungan, kepastian, kepuasan yang dapat menjamin terwujudnya
keberhasilan melaksanakan kegiatan usaha pertanian untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Deptan,
2009a)
Penyusunan programa penyuluhan pertanian dilakukan secara partisipatif
untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku
usaha. Adapun jumlah dan alokasi pembiayaan kegiatan-kegiatan penyuluhan
pertanian yang tercantum pada programa penyuluhan di pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, dan desa menjadi dasar dalam penyusunan APBD dan
APBN (Deptan, 2009).

Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan

Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan adalah sebagai berikut:


1. Perumusan Keadaan, yang berisi tentang (a) data potensi wilayah, (b)
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, (c) perilaku/tingkat kemampuan
pelaku utama dan pelaku usaha, (d) kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha
yang tertuang dalam RDK dan RDKK.
2. Penetapan Tujuan, yang merupakan perumusan keadaan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dituangkan dalam bentuk kalimat-
6

kalimat perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak
dicapai. Tujuan tersebut merupakan bentuk sinergi antara keinginan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha, kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha serta pemerintah.
3. Penetapan Masalah, merupakan perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Prioritas pemecahan masalah bisa
ditentukan berdasarkan 3 hal, yaitu (a) apakah masalah tersebut menyangkut
mayoritas pelaku utama dan pelaku usaha dan organisasi petani, (b) apakah
masalah tersebut erat hubungannya dengan program pembangunan pertanian
yang sedang berlangsung di wilayah yang bersangkutan, dan (c) apakah
kemampuan (biaya, tenaga, peralatan) tersedia untuk pemecahan masalah
tersebut.
4. Penetapan Rencana Kegiatan untuk mencapai tujuan, yaitu penetapan rencana
kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua
rencana yang harus disusun, yaitu (a) Rencana Kegiatan Penyuluhan dan (b)
Rencana Kegiatan Mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan.
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi, yang disusun oleh penyuluh pertanian
bersama pelaku utama dan pelaku usaha. Rencana Monitoring dan Evaluasi
meliputi: (a). Penetapan indikator dan ukuran keberhasilan program (b).
Penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi. (c). Penetapan jadwal
monitoring dan evaluasi. (f). Revisi (penyempurnaan) program penyuluhan.

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)

Penyuluh menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan berdasarkan


programa penyuluhan (Deptan, 2006). Rencana kegiatan menggambarkan apa
yang dilakukan untuk mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang
melakukan, siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang
akan dicapai untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang
yang ada. Untuk merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: 1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku
utama dan pelaku usaha; 2. Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana,
serta sumberdaya lain yang mendukung kegiatan penyuluhan pertanian; 3. Tingkat
7

kemampuan (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap) penyuluh pertanian; 4.


Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada; 5. Alokasi pembiayaan yang
tersedia (Deptan, 2009a).
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh dipimpin oleh koordinator
penyuluh setempat dengan melakukan musyawarah dengan seluruh penyuluh
disetiap tingkatan untuk membagi habis kegiatan yang tercantum dalam programa
penyuluhan pertanian masing-masing penyuluh. Pembagian ini dilakukan dengan
mempertimbangkan latar belakang keahlian / keterampilan penyuluh pertanian
yang ada, penugasan yang diberikan, ketersediaan waktu dan kebutuhan
petani/kelompoktani. Masing-masing penyuluh menyusun RKTP. Tujuan
penyusunan RKTP adalah agar setiap penyuluh pertanian memiliki rencana kerja
tahunan dalam bentuk tertulis dan menjadi alat kendali dalam pelaksanaan
evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan (Sutrisno,
2012).
Materi Penyuluhan
Materi Penyuluhan adalah bahan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang
meliputi informasi teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum dan
kelestarian lingkungan. Dijelaskan pula bahwa materi penyuluhan dibuat
berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan
memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumber daya pertanian, perikanan,
dan kehutanan. Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi
dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber dari pengetahuan
tradisional (Deptan 2006)

Media Penyuluhan Dalam Bentuk Media Elektronik

Media Penyuluhan

Media Penyuluhan merupakan alat untuk menyampaikan informasi kepada


penerima informasi, baik berupa gambar, tulisan, simbol, suara dan lain-lain.
Dengan adanya media informasi, maka penerima informasi dapat lebih mudah
8

menerima pesan yang disampaikan pemberi informasi karena adanya sinergi antar
beberapa panca indra yaitu, telinga, mata, dan tangan (Rohmaya, 2013).

Media Elektronik

Media elektronik adalah suatu media yang digunakan sebagai perantara


untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat dalam bentuk
elektronik. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital seperti
televisi, radio, video film, kaset, CD, VCD. Didalam penyuluhan pertanian ada
beberapa media elektronik yang sering dipergunakan sebagai alat penyampai
pesan seperti : a. Video on sound; b. Siaran radio; c. Film slide; d. Power Point.
Dalam menentukan media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi, perlu diperhatikan beberapa hal: 1. Siapa sasaran penerima informasi;
2. Perubahan apa yang diharapkan; 3. Dimana lokasinya; 4. Bagaimana
menyampaikannya; 5. Jenis media mana yang akan digunakan (Mutiara, 2011).

Langkah Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian

Prosedur pemilihan media penyuluhan pertanian perlu mendapat perhatian.


Prosedur tersebut adalah: a. Menetapkan pesan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan sasaran yakni kebutuhan petani; b. Merumuskan tujuan yang hendak
dicapai yakni perubahan perilaku petani dalam aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap; c. Melakukan pemilihan terhadap media penyuluhan yang tersedia,
potensi lingkungan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai media penyuluhan
dan penilaian terhadap tahap adopsi sasaran; d. Perhitungan biaya yang diperlukan
untuk persiapan pembuatan atau pengadaan media penyuluhan; e. Menetapkan
media penyuluhan sesuai dengan metode penyuluhan yang akan ditetapkan; f.
Melakukan evaluasi pemilihan dan penggunaan metode (Rohmaya, 2013).

Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian merupakan cara/teknik penyampaian materi
penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar
mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya
9

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan


kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (Deptan, 2009).
Metode penyuluhan pertanian berdasarkan Teknik Komunikasi dibagi
menjadi: a. Metode penyuluhan langsung, yaitu metode penyuluhan yang
dilakukan melalui tatap muka dan dialog antara penyuluh pertanian dengan pelaku
utama dan pelaku usaha, antara lain: demonstrasi, kursus tani, obrolan sore; b.
Metode penyuluhan tidak langsung, yaitu metode penyuluhan yang dilakukan
melalui perantara (media komunikasi), antara lain: pemasangan poster,
penyebaran brosur/leaflet/folder/majalah, siaran radio, televisi, pemutaran slide
dan film (Deptan, 2009b).
Pemilihan metode penyuluhan pertanian seperti yang tercantum dalam
Permentan Nomor 25 tahun 2009 tentang metode penyuluhan pertanian
disesuaikan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahapan dan Kemampuan Adopsi

a. Tahapan Adopsi Inovasi

Adopsi inovasi pada diri pelaku utama dan atau pelaku usaha berlangsung
melalui serangkaian pengalaman mental psikologis secara bertahap sebagai
berikut: 1. Tahap penumbuhan perhatian, dimana pelaku utama dan/atau pelaku
usaha sekedar mengetahui adanya gagasan/ide atau praktik baru untuk pertama
kalinya; 2. Tahap penumbuhan minat, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
ingin mengetahui lebih banyak perihal baru tadi, dan berusaha mencari informasi
lebih lanjut; 3. Tahap menilai, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
mampu membuat perbandingan; 4. Tahap mencoba, dimana pelaku utama
dan/atau pelaku usaha mencoba gagasan baru atau praktik baru; 5. Tahap
menetapkan, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha menyakini gagasan atau
praktik baru itu dan menetapkan sepenuhnya secara berkelanjutan didalam
usahataninya.
10

b. Kemampuan Adopsi Inovasi

Berdasarkan kemampuan adopsi inovasi, pelaku utama dapat


dikelompokkan menjadi inovator, penerap dini, penerap awal, penerap akhir, dan
penolak. Tahapan dan kemampuan adopsi inovasi pelaku utama dan pelaku usaha
menentukan metode penyuluhan pertanian yang akan digunakan.

2. Sasaran (Pelaku Utama dan Pelaku Usaha)

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode


penyuluhan dari aspek sasaran antara lain: 1. Tingkat pengetahuan, keterampilan
dan sikap sasaran; 2. Sosial budaya mencakup antara lain adat kebiasaan, norma-
norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada; 3. Jumlah sasaran yang
hendak dicapai pada suatu waktu tertentu (Deptan, 2009b).

Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,


pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha.
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut
penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (Deptan, 2009). Agar penyuluhan dapat berjalan lancar dan
berhasil, perlu perencanaan dan persiapan yang matang. Tahapan yang dapat
dilakukan adalah menyusun Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan sinopsis.
Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) memuat hal-hal pokok yang harus
dipersiapkan dan dikerjakan saat berlangsungnya penyuluhan. Komponen yang
membentuk sebuah Lembar Persiapan Menyuluh yaitu: a. Judul; b. Tujuan
Instruksional Umum (TIU); c. Kriteria audiens; d. Jenis media yang digunakan; e.
Metode yang digunakan; f. Alokasi waktu; g. Deskripsi kegiatan; h. Lokasi
kegiatan penyuluhan; i. Waktu dan tanggal pelaksanaan. Selain LPM perlu juga
disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam sinopsis. Sinopsis
11

adalah ringkasan dari materi penyuluhan dalam menyampaikan dan melaksanakan


penyuluhan. Sinopsis materi penyuluhan berisi : 1. Judul yang ditulis dengan
menggunakan kalimat singkat dan mudah dipahami yang menggambarkan inti
dari materi; 2. Bagian awal yang berisi ringkasan latar belakang masalah
“mengapa” sasaran perlu mengetahui materi tersebut; 3. Bagian utama yang berisi
ringkasan gambaran isi materi (siapa, apa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana
menerapkan atau melaksanakan isi materi tersebut); 4. Bagian akhir, bagian ini
berisi ringkasan implikasi materi tersebut (Setiono, 2013).
12

PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) II telah dilaksanakan tanggal 14 September


sampai dengan tanggal 14 Desember 2015, meliputi 3 desa yaitu Desa Cikondang,
Desa Sukanagara dan Desa Sukamukti Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut.

Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini adalah


BP3K, gapoktan dan kelompoktani.

Materi Kegiatan/Elemen Kompetensi

Menyusun Draf Programa Penyuluhan Tingkat Kecamatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ke-2 dan minggu ke-3 bulan
September 2015, yang berlokasi di Desa Cikondang, Desa Sukanagara dan Desa
Sukamukti Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut. Sasarannya adalah petani,
peternak, kelompoktani Gapoktan.
Untuk melaksanakan kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode antara lain diskusi, wawancara, dan anjangsana ke kelompoktani.
Diharapkan kegiatan ini dapat membuka wawasan, pengetahuan dan pemahaman
masyarakat khususnya kelompoktani ternak Kecamatan Cisompet tentang
keadaan wilayah dan kebutuhannya.
Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian tingkat kecamatan dengan
pendekatan SWOT, informasi yang diperoleh adalah berupa potensi ataupun
kelemahan yang meliputi Sumber Daya Alam (data agroklimat wilayah, tata guna
lahan) Sumber Daya Manusia (tingkat pendidikan, kependudukan, jenis usaha
masyarakat, pekerjaan) kelembagaan (kelompoktani, gapoktan), Tekhnologi
(tekhnologi peternakan yang sedang diterapkan) serta diperkuat dengan data
primer yang diambil melalui wawancara semi terstruktur dengan petani atau
pengurus kelompoktani
Langkah analisis SWOT adalah: 1. Bentuk tim. 2. Identifikasi potensi
(kemampuan, kekuatan, berdayaguna). 3. Sasaran/objek dari kegiatan ini adalah
13

kelompoktani yang terdapat di tiga Desa. 4. Tentukan faktor internal (kekuatan,


kelemahan) dan eksternal (peluang, ancaman). 5. Buat matrik SWOT. 6.
Pembobotan dan scoring. 6. Pemilihan strategi. Pemilihan strategi dapat dilakukan
dengan cara: S-O/menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, W-
O/meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, S-T/memanfaatkan
kekuatan untuk mengatasi ancaman, W-T/meminimalkan kelemahan menghindari
ancaman. Pada tahap selanjutnya adalah pemilihan terhadap strategi yang
mempunyai nilai tertinggi yang merupakan hasil dari pembobotan/scoring,
selanjutnya strategi itulah yang dimasukkan kedalam programa penyuluhan

Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKTP)

Kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Kecamatan


Cisompet Kabupaten Garut, telah dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan
September sampai dengan minggu pertama bulan Oktober 2015.
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh dibuat dengan mengacu pada programa
penyuluhan yang telah disusun, sehingga lebih mudah dipahami serta dapat
memberikan dasar pertimbangan bagi pelaksanaan kegiatan secara efektif dan
efisien. Didalam rencana kerja dirumuskan secara jelas mengenai masalah umum,
masalah khusus, tujuan kegiatan, metode pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan, orang yang akan melaksanakan
kegiatan, sasaran kegiatan, dan sarana prasarana yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan, serta rencana evaluasi yang selanjutnya disusun dalam
bentuk rencana kerja.
Metode yang digunakan dalam pembuatan Rencana Kerja Tahunan
penyuluh yaitu diskusi dan kunjungan, lalu identifikasi dengan melibatkan kepala
BP3K serta penyuluh wilbin yang ada dikecamatan

Menetapkan dan Menyusun Materi Penyuluhan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut


pada minggu pertama sampai dengan minggu ke-2 bulan Oktober 2015.
Penyusunan materi penyuluhan akan dilaksanakan bersama – sama dengan
penyuluh wilayah binaan. Materi Penyuluhan Pertanian disesuaikan dengan
14

kebutuhan sasaran. Materi disusun dari berbagai sumber yang relevan dan dapat
dipertanggung jawabkan dan selanjutnya disajikan dalam format yang sistematis
dan jelas.

Menetapkan dan Menyusun Media Penyuluhan dalam Bentuk Media


Elektronik

Kegiatan ini telah dilaksanakan di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut


pada minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-4 bulan Oktober 2015. Setelah
menetapkan dan menyusun materi penyuluhan yang sesuaikan dengan kebutuhan
sasaran maka materi tersebut akan disajikan dalam bentuk media elektronik.
Media elektronik yang akan digunakan berupa power point. Media ini digunakan
dengan tujuan agar dalam penyampaian pesan, sasaran bisa lebih mudah mengerti,
mudah memahami, menghemat waktu dalam penyampaian dan mengurangi
kesalahan dalam komunikasi ( antara materi yang dimaksud penyampai
pesan/komunikator dengan materi yang ditangkap/diterima oleh sasaran ).

Menetapkan dan Menerapkan Metode Penyuluhan

Kegiatan ini telah dilaksanakan di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut


pada minggu ke-4 bulan Oktober sampai dengan minggu pertama November
2015.
Metode penyuluhan yang telah diterapkan adalah dengan tekhnik
komunikasi langsung yang dilakukan melalui tatap muka dan dialog secara
langsung dengan pelaku utama dan pelaku usaha, contoh demonstrasi dan obrolan
sore. Selain itu metode penyuluhan yang lain yang akan diterapkan yaitu berupa
pendekatan perorangan dan kelompok. Metode penyuluhan melalui pendekatan
perorangan adalah seperti kunjungan perorangan (anjangsana). Metode
penyuluhan melalui pendekatan kelompok yaitu berupa diskusi dan pertemuan
kelompok.
15

Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan September


sampai dengan minggu ke-2 bulan November 2015. Dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan ini direncanakan melakukan pertemuan minimal 6 kali pertemuan
(masing-masing desa 2 kali pertemuan).
Kegiatan ini akan melibatkan penyuluh dimasing – masing wilayah binaan
dan juga melibatkan kepala BP3K ditingkat kecamatan. Kegiatan penyuluhan
yang dilaksanakan berorientasi pada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap sasaran.
Ringkasan dari materi penyuluhan pertanian perlu disiapkan dan
dituangkan dalam bentuk “sinopsis”. Tujuan penyusunan sinopsis yaitu untuk
meringkas bahan-bahan materi penyuluhan sehingga menjadi lebih singkat, padat,
mudah dipahami, dan terhindar dari bahan-bahan yang kurang relevan dengan
topik yang telah ditetapkan.Sebuah sinopsis terdiri atas judul, bagian awal, bagian
utama, bagian akhir, tempat dan waktu pembuatan sinopsis, tanda tangan dan
nama. Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya
disusun dalam LPM (Lembar Persiapan Menyuluh), dan di dalam LPM
dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait
dengan materi penyuluhan. LPM berisi: Judul; Tujuan; Metode; Media; Waktu;
Alat Bantu; Uraian Kegiatan; dan Estimasi Waktu pelaksanaan penyuluhan.
Dalam melakukan penyuluhan nantinya akan dibuktikan dengan daftar hadir
anggota kelompoktani dan dokumentasi.
16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Potensi Wilayah Dengan Pendekatan SWOT


Kecamatan Cisompet adalah salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Garut dengan luas wilayah Kecamatan Cisompet adalah 172,25 km 2.
Secara administrasi mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Tabel 1. Batas Wilayah Kecamatan Cisompet
Batas Kecamatan Kabupaten
- Sebelah Utara Cihurip dan Cikajang Garut
- Sebelah Selatan Pamengpeuk Garut
- Sebelah Timur Peundeuy dan Cibalong Garut
- Sebelah Barat Cikelet dan Pakenjeng Garut
Sumber : Profil Kecamatan Cisompet 2015
Jarak tempuh Kecamatan Cisompet ke Ibukota Kabupaten, Ibukota
Provinsi dan Ibukota Negara adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Orbitasi Kecamatan Cisompet
No Jarak dari Kecamatan Cisompet (km)
1 Ibukota Kabupaten Garut 73
2 Ibukota Provinsi Jawa Barat 194
3 Ibukota Negara 379
Sumber : Data Monografi Kecamatan Cisompet
Kecamatan Cisompet merupakan salah satu dari 42 (empatpuluh dua)
kecamatan, yang berada di Kabupaten Garut, berlokasi di wilayah Garut Selatan.
Secara administrasi Kecamatan Cisompet terbagi menjadi 11 (sebelas) desa yaitu :
Desa Cisompet, Desa Cihaurkuning, Desa Margamulya, Desa Sukamukti, Desa
Panyindangan, Desa Cikondang, Desa Depok, Desa Jatisari, Desa Sukanagara,
Desa Neglasari, dan Desa Sindangsari.
A. Potensi Sumberdaya Alam
Berdasarkan pemetaan agroekosistem jenis tanah di Kecamatan Cisompet
dominan padsolik merah 30%, dan padsolik merah kuning 70% dengan pH
berkisar antara 5,2-6,0. Suhu rata-rata berkisar 17–32 oC.
Secara topografis tanah di Kecamatan Cisompet lahannya bervariatif yaitu:
- Tanah datar sampai bergelombang : 1.252 ha (15%)
- Tanah landai/bergelombang sampai berbukit : 5.231 ha (25%)
- Tanah berbukit sampai bergunung : 11.752 (70%)
Dari luas wilayah Kecamatan Cisompet dapat dilihat pada tabel berikut :
17

Tabel 3. Penggunaan Lahan Pertanian Kecamatan Cisompet


Tanah Darat (Ha) Tanah Sawah irigasi (Ha) Jlh

Lain -
No Desa Kolam Tanah
lain
.
(ha) Pertanian

Tada
½
Tegalan Pekarangan Jml Teknis Sederhana h Jml
Teknis
Hujan

1 Cisompet 250 9 259 0 55 0 25 80 6 770 1.115

2 Sukamukti 327 12 339 0 40 0 65 105 2 1.248 1.694

3 Sukanagara 254 10 264 0 46 0 43 89 7 720 1.080

4 Neglasari 335 65 400 0 48 0 31 79 5 1.155 1.639

5 Sindangsari 349 14 363 0 72 0 42 114 2 1.098 1.577

6 Cikondang 643 7 650 0 131 0 119 250 2 1.789 2.691

7 Jatisari 289 11 300 0 53 0 20 73 6 854 1.233

8 Cihaurkuning 230 9 239 0 124 0 96 220 5 940 1.404

9 Depok 448 12 460 0 20 0 65 85 5 1.045 1.596

10 Panyindangan 493 11 504 0 69 0 45 114 3 1.122 1.743

11 Margamulya 445 8 453 0 45 0 32 77 4 964 1.498

Jumlah 4.063 168 4.231 0 703 0 583 1.286 47 11.705 17.269

Sumber : Programa BP3K Kecamatan Cisompet 2015.


Dari tabel diatas dapat disimpulkan lahan pertanian di Kecamatan
Cisompet luasnya 17.269 ha terbagi menjadi lahan darat 4.231 ha dan lahan
sawah 1.286 ha, sementara sisanya terbagi-bagi antara kolam dan lahan pertanian
lainnya.
Berikut adalah data curah hujan Kecamatan Cisompet sampai 2014 :
Tabel 4. Data Curah Hujan Kecamatan Cisompet
N 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM
o
1 Januari 19 741 10 262 11 159 23 583 18 468
2 Februari 22 1.204 16 460 18 255 18 385 16 484
3 Maret 27 989 18 380 14 249 15 521 25 609
4 April 17 910 17 910 19 583 26 540 18 407
5 Mei 23 1.769 19 586 11 155 23 548 14 321
6 Juni 23 898 4 60 2 21 19 568 20 326
7 Juli 15 741 4 125 0 0 16 495 13 379
8 Agustus 20 905 0 0 1 1 2 153
9 September 24 1.019 0 0 0 0 3 47
10 Oktober 0 904 4 76 6 485 9 255
18

11 November 22 494 13 302 23 856 17 476


12 Desember 14 463 10 174 25 625 20 690
Jumlah 226 11.037 115 3.335 130 3.389 191 5.261 124 2.994
Rata² / Hari 19 920 10 278 13 339 16 438 25 599
Sumber : Programa BP3K Kecamatan Cisompet 2015.
Dari karasteristik dan iklim tersebut di atas menggambarkan bahwa Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Cisompet
potensi untuk dikembangkan usaha tani tanaman padi (sawah dan gogo),
palawija, hortikultura termasuk unggas, ternak kecil, ternak besar dan perikanan.
Luas tanam , panen komoditi padi sawah dan produktivitas serta jumlah
prduksi padi sawah pada tahun 2014 di BP3K Kecamatan Cisompet disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 5. Data Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Jumlah Produksi
Padi Sawah di Kecamatan Cisompet Tahun 2014
Luas Luas
Produktivitas Rata2 tingkat
No Nama Desa Tanam Panen
(ton/ha) terapan
(Ha) (ha)
1 Cisompet 80 80 6,8 60
2 Sukamukti 105 105 6,8 55
3 Sukanagara 86 86 7,0 70
4 Neglasari 79 79 7,2 75
5 Sindang sari 114 114 7,1 70
6 Cikondang 250 250 6,0 60
7 Jatisari 73 73 6,8 65
8 Cihaurkuning 220 220 6,4 60
9 Depok 85 85 7,0 75
10 Panyindangan 80 80 6,7 70
11 Margamulya 72 72 6,0 60
Jumlah 1252 1252
Sumber : BP3K Wilayah Kecamatan Cisompet
Produksi padi masih berpotensi untuk ditingkatkan dengan perbaikan
mutu intensifikasi dengan cara menerapkan teknologi SRI, PTT atau Organik
Farming, Optimalisasi Lahan, dll.
B. Potensi Sumberdaya Manusia (SDM)
Jumlah penduduk Kecamatan Cisompet sampai Desember 2014 disajikan
pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kecamatan Cisompet perdesa
Jumlah Jiwa
No Nama Desa Jumlah KK
Laki laki Perempuan L+P
1 Cisompet 2.188 2.176 4.364 1.489
19

2 Cihaurkuning 2.775 2.753 5.528 1.509


3 Margamulya 1.354 1.252 2.606 720
4 Sukamukti 2.098 2.082 4.180 1.293
5 Sukanagara 2.352 2.158 4.510 1.255
6 Cikondang 3.696 3.470 7.166 1.868
7 Depok 2.711 2.692 5.403 1.606
8 Panyindangan 2.725 2.553 5.278 1.410
9 Jatisari 2.621 2.557 5.178 1.345
10 Neglasari 2.997 2.671 5.668 1.758
11 Sindangsari 2.374 2.216 4.590 1.329
Total 27.891 26.580 54.471 15.582
Sumber : Monografi Kecamatan Cisompet tahun 2015
Untuk melihat data penduduk berdasarkan kelompok umur di Kecamatan
Cisompet diuraikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan
Cisompet Tahun 2015
No Desa Kelompok Umur ( Jiwa ) Jumlah
0-15 16-30 31-50 >50 ( Jiwa )
1 Cisompet 1166 1232 1100 382 3880
2 Sukamukti 1368 898 838 575 3679
3 Sukanagara 2121 1008 897 209 4235
4 Neglasari 2067 1324 1935 402 5728
5 Sindang sari 1342 1104 1221 779 4446
6 Cikondang 1935 1653 2049 795 6432
7 Jatisari 1726 1143 1198 613 4680
8 Cihaurkuning 1643 881 1360 721 4605
9 Depok 1490 1162 1431 900 4983
10 Panyindangan 1645 1634 1292 1138 5709
11 Margamulya 1146 857 626 387 3016
Jumlah 17649 12896 13947 6901 52393
Sumber : Monografi Kecamatan Cisompet tahun 2015
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Cisompet

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Perdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan


Cisompet
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Blm/tdk Tamat Tamat Tamat Tamat Jlh
No Desa dan sdg SD SLTP SLTA PT (Jiwa)
sekolah
1 Cisompet 370 802 750 1.898 80 3.900
2 Sukamukti 158 1.651 810 1.010 50 3.679
20

3 Sukanagara 200 1.451 1.341 1.208 35 4.235


4 Neglasari 558 1.691 1.228 2.124 124 5.725
5 Sindangsari 438 1.012 1.988 988 20 4.446
6 Cikondang 596 4.289 1.269 250 28 6.232
7 Jatisari 691 2.772 834 346 37 4.680
8 Cihaurkuning 1.600 4.190 211 32 12 4.605
9 Depok 577 2.516 1.218 568 134 4.983
10 Panyindangan 550 3.065 815 1.248 31 5.709
11 Margamulya 445 2.134 200 25 16 2.820
Jumlah 4.730 25.573 10.664 9.667 567 51.214
Sumber : BP3K Kecamatan Cisompet

Kemajuan bidang pertanian di suatu wilayah tidak terlepas dari peran serta
penyuluh, berikut disajikan sumberdaya penyuluh di Kecamatan Cisompet :
Tabel 9. Data Sumberdaya Penyuluh di BP3K Kecamatan Cisompet
Masa
Umur Status Pendidikan
No Nama Penyuluh Tugas
(thn) (PNS /THL) terakhir
(thn)

1 Tata Permana. A,Md 59 11 PNS D.iii

2 Ade Mansyur (P.Hut) 55 PNS SLTA

3 Komara. SST 27 0,5 CPNS D.iv

4 Hilmi Hardimansyah. SP 27 6 THL-TBPP S1

5 Asep Rohimat 23 3 THL-P2BN SPMA

6 Abdul Latif 23 3 THL-P2BN SPMA

7 Yandi Guntara. SP 28 1 THL-P2BN S1

Sumber : Profil BP3K Kecamatan Cisompet


Sumberdaya penyuluh yang ada di Kecamatan Cisompet masih kurang
bila dibandingkan dengan jumlah desa yang ada. Penyuluh yang seyogyanya
membina satu desa satu penyuluh, harus rela membina dua sampai tiga desa.
Kondisi semacam ini merupakan kendala dalam pembangunan pertanian di
Kecamatan Cisompet, mengingat wilayah Cisompet merupakan daerah perbukitan
dengan jarak tempuh dan akses jalan yang belum memadai antar desa. Hal ini
tentu saja merupakan faktor penghambat bagi pembanngunan pertanian, karena
selain kurang terkontrolnya program yang digulirkan juga pembinaan yang tidak
merata oleh penyuluh.
21

Berkembangnya suatu wilayah tidak hanya ditentukan oleh faktor SDA


dan SDM saja, namun faktor kelembagaan sebagai sarana penunjang juga harus
diperhatikan. Berhasil tidaknya program pembangunan pertanian yang
dicanangkan pemerintah juga dipengaruhi oleh sumberdaya petani itu sendiri.
Oleh sebab itu, salah satu alternatif yang dapat diambil adalah dengan kembali
memberdayakan kelompoktani.
Data keragaan jumlah kelembagaan tani di Kecamatan Cisompet dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Data Keragaan Kelompoktani Kecamatan Cisompet

Jumlah Komoditas
No Desa Nama Kelompok
Anggota Unggulan
1 Cisompet 1 Gapoktan Rukun Tani 45 Padi
    2 Rukun Tani 25 Padi
    3 Silih Asuh 20 Padi
    4 Jaya 25 Padi
    5 Hanjuang 30 Padi
    6 Lumbung Sari 30 Padi
    7 Yaspinda 20 Padi, Kedelai
    8 Barokah 15 Ternak Sapi
    9 Kwt Sindang Asih 15 Pengolahan
    10 Kwt Karya Mandiri 15 Pengolahan
2 Sukanagara 1 Gapoktan Tani Mekar 83 Padi, Domba
    2 Sukamanah 32 Padi
    3 Hikmah 25 Padi
    4 Karya tani 25 Padi
    5 Hidayah 30 Padi
    6 Babakan sari 30 Padi/Jagung
    7 Hibar 25 Padi
    8 Perdana 25 Padi/Kedelai
    9 Mandiri 25 Padi,Ternak
    10 Barokah Jaya 30 Padi
    11 Medal 30 Padi, Pisang,
    12 KWT Saluyu 17 Pengolahan
    13 Sangkan Hurip 10 Ternak
3 Sukamukti 1 Gapoktan Harapan 73 Padi
Makmur
    2 Tani Mekar 30 Padi
    3 Eyang Anom 25 Padi,Umbi
    4 Sauyunan 30 Padi, Cengkeh
    5 Barokah Tani 25 Padi sawah
    6 Cikanyere 25 Padi sawah
    7 Karya mandiri 28 Padi, Ubi
    8 Motekar 25 Padi sawah
    9 KWT Pertiwi 20 Padi,Olahan
    10 Mekar Tani 25 Padi Sawah
    11 Tani Mukti 20 Padi Sawah
22

    12 Hikmah Tani 15 Ikan lele


4 Margamulya 1 Gapoktan Motekar 75 Padi, Pisang
    2 Motekar I 30 Cengkeh,Kopi
    3 Motekar II 30 Kapol, Kopi
    4 Pamukiman 25 Padi, Cengkeh
    5 Cibaur 30 Padi, Pisang
    6 Marga tani 25 Padi
    7 Munggaran 30 Padi, Cengkeh
    8 Mulya Tani 25 Padi,Kopi
    9 Marga Rahayu 15 Sapi, Domba
    10 Marga Saluyu 25 Padi, Kapol
    11 Bina Tani 30 Padi.Cengkeh
5 Depok 1 Gapoktan Mandiri 80 Padi
    2 Mandiri 30 Padi
    3 Sumber Rejeki 25 Padi
    4 Sawargi 35 Padi
    5 Peuntas tani 25 Padi
    6 Suka Tani 25 Padi
    7 Bale Tani 30 Padi, Palawija
    8 Rejeki 20 Padi, Palawija
    9 Babakan Petir 15 Padi, Palawija
    10 Pagelaran 15 Padi, Palawija
    11 At Taqwa 15 Padi, Palawija
    12 KWT Barokah Jaya 15 Pengolahan
    13 KWT Gemilang 30 Padi, Palawija
    14 Bina Mandiri 20 Ternak
    15 Sawargi Mandiri 15 Ternak
    16 Hegar Manah 15 Ternak
6 Sindangsari 1 Gapoktan Sinar Tani 88 Padi,Pisang
Pasundan
    2 Harapan Mukti 30 Padi
    3 Sugih Mukti 28 Padi
    4 Harepan 30 Padi
    5 Lengkong Sari 25 Padi
    6 Mulya Sari 25 Padi, Jagung
    7 Laksana Tani 20 Padi, Ternak
    8 Surya Tani 20 Padi, Palawija
    9 Surya Medang 20 Padi, Palawija
7 Neglasari 1 Gapoktan Tani Mukti 83 Padi, Pisang
    2 Jembar Tani 30 Padi
    3 Berkah Tani 25 Padi
    4 Lumbung Sari 25 Padi
    5 Harapan Makmur 30 Padi
    6 Alam jaya 25 Padi
    7 Bina karya 30 Padi
    8 Subur Tani 25 Padi
    9 Tani Mukti 30 Padi
    10 KWT Berkah Tani 20 Pengolahan
    11 Lantabur 15 Ternak
8 Jatisari 1 Gapoktan Barokah Abadi 60 Padi, Pisang
    2 Jati Mandiri 25 Padi
    3 Barokah 30 Padi, Pisang
23

    4 Suka Tani 25 Padi


    5 Kreatif 25 Padi, Jagung
    6 Motekar 25 Padi, Pisang
    7 Tunas Jati 20 Ternak
    8 KWT Sindu Basuni Abadi 15 Kripik
    9 Sari Puspa 15 Ternak
9 Cikondang 1 Gapoktan Sejahtera Tani 75 Padi, Kedelai
    2 Raksa Bumi 25 Padi
    3 Kondang 23 Padi, Kedelai
    4 Kondang II 25 Padi, Kedelai
    5 Al-Miftah 30 Padi, Kedelai
    6 Al-Barkah 25 Padi, Kedelai
    7 Seda Mukti 25 Padi, Kedelai
    8 Miftahul Habba 20 Padi, Kedelai
    9 Ranca Peuti 25 Padi, Kedelai
    10 Naringgul 25 Padi, Kedelai
    11 Datar Waru 20 Padi, Kedelai
    12 Ranca Gede 25 Padi, Kedelai
    13 Kondang Sari 20 Padi, Kedelai
    14 Burujul 20 Padi, Kedelai
    15 Citamiang 25 Padi, Kedelai
    16 Kondang I 25 Padi, Kedelai
    17 Pasir Pogor 20 Padi, Kedelai
    18 Cilangkap 25 Padi, Kedelai
    19 Datar Haur 20 Padi, Kedelai
    20 Hegar 20 Padi, Kedelai
    21 Pasir Ipis 20 Padi, Kedelai
    22 Walahir 20 Padi, Kedelai
10 Panyindangan 1 Gapoktan Sugih Mukti 80 Padi, Pisang
    2 Sugih mukti 30 Padi
    3 Agri tani 38 Padi, Pisang
    4 Jaya Abadi 25 Padi
    5 Garung 25 Padi, Pisang
    6 Mekar Sari 23 Pisang
    7 Hasil Bumi 28 Manggis
    8 Sirna Galih 25 Padi, Ternak
    9 Suka Sari 25 Padi
    10 Sawargi 30 Padi, Ternak
    11 Babakan Tani 25 Padi
    12 Tipar 30 Padi Ternak
    13 Mitra Muda 25 Ternak
    14 Karya Mandiri 30 Padi, Jahe
    15 Cipongpok 25 Padi, Jagung
    16 KWT Mustika 20 Opak
    17 Sugih Mulya 25 Ternak Ayam
    18 Putra Pandawa 20 Ternak
    19 Sindang Sono 25 Padi, Palawija
11 Cihaurkuning 1 Gapoktan Banjar Mukti 80 Padi
    2 Ranca mekar 30 Padi, Jagung
    3 Mekar Wangi 25 Padi, Jagung
    4 Tani jaya 30 Padi, Jagung
    5 Cinta Tani 25 Padi, Ternak
24

    6 Cirenjeng 25 Padi
    7 Ranca Palah 30 Padi, Ternak
    8 Haur Subur 25 Padi, Ternak
    9 Banjar Mukti 25 Padi
    10 Gunung Cupu 25 Padi Ternak
    11 Padesa 25 Ternak sapi
Sumber : Programa Penyuluhan BP3K Kecamatan Cisompet (2015)
Melihat dari kondisi Kecamatan Cisompet tentunya potensi yang harus
adanya pengembangan guna meningkatkan sumber daya manusia terutama
dibidang pendidikan, ekonomi, kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Kecamatan
Cisompet memiliki potensi sebagai berikut:

- Jumlah penduduk yang sangat tinggi dan rata-rata memiliki mata


pencaharian bertani.
- Lahan pertanian yang sangat luas dan belum sepenuhnya dimanfaatkan
oleh pemilik sesuai dengan peruntukan.
- Iklim yang cocok bagi ternak ayam pedaging, kerbau, kambing, sapi dan
domba
- Masih banyaknya ladang yang bisa dipergunakan sebagai tempat pakan
hijauan ternak.
- Masih banyaknya cadangan hijauan pakan ternak yang terdapat di hutan

Pendekatan SWOT

Tehnik pendekatan SWOT dilakukan untuk menentukan strategi apa yang


cocok untuk diterapkan di Kecamatan Cisompet. Untuk merumuskan strategi,
digunakan alat bantu berupa matriks SWOT yang menggambarkan peluang dan
ancaman yang dihadapi suatu organisasi, yang selanjutnya disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set
kemungkinan strategi sebagai berikut:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities), menggunakan kekuatan yang


dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada.
2. Strategi ST (Strengths-Threats), menggunakan kekuatan untuk
menghindari dan mengatasi ancaman.
25

3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), memanfaatkan peluang yang


ada untuk mengatasi kelemahan internal.
4. Strategi WT (Weaknesses-Threats), berupaya meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.

Dalam pendekatan SWOT ini untuk menentukan empat faktor (Strengths-


Weaknesses- Opportunities- Threats) dilakukan wawancara langsung kepada
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, setelah data terkumpul dari hasil
wawancara baru ditentukan ke empat faktor tersebut. Setelah dirasa cukup
kemudian data tersebut diolah menggunakan alat bantu berupa matriks SWOT
untuk menentukan kemungkinan strategi yang akan dipakai .

Hasil analisis SWOT terdapat pada Lampiran 1.

Menyusun Draf Programa Penyuluhan Tingkat Kecamatan

Programa penyuluhan tingkat Kecamatan adalah rencana tertulis yang


disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.. penyusunan programa kecamatan ini
dilaksanakan di Kecamatan Cisompet dan diwakili oleh desa cikondang, desa
Sukamukti,desa Sukanagara.
26

Untuk dapat menyusun programa penyuluhan mahasiswa melakukan tahapan


sebagai berikut:

1. Tahap yang pertama pengumpulan data yang kemudian di olah


menggunakan analisis SWOT.
2. Tahap yang kedua membuat Rencana Kebutuhan Kelompok (RKK)
berdasarkan hsil SWOT.
3. Tahap yang ketiga membuat programa tingkat desa
4. Tahap yang keempat membuat programa tingkat kecamatan yang
merupakan kumpulan dari programa tingkat desa.

Pembuatan programa kecamatan ini melibatkan sebuah tim yaitu: pelaku


utama (kelompoktani, gapoktan) pelaku usaha ( kios saprodi/saprotan, kios pupuk,
pasar dll) dan stake holder ( penyuluh, perangkat desa dll). Diharapkan dengan
banyaknya pihak yang terlibat programa kecamatan ini bisa tepat sasaran untuk
mencapai tujuan.

Didalam programa kecamatan harus mengandung unsur sebagai berikut:

1. Unsur keadaan, menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi


wilayah pada saat disusunnya programa penyuluhan pertanian.
2. Unsur tujuan, pernyataan mengenai perubahan perilaku dan kondisi pelaku
utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai dengan cara menggali dan
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, keluarga dan
lingkungannya.
3. Unsur masalah, faktor-faktor yang dinilai dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan.
4. Unsur rencana kegiatan, menggambarkan apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan (bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa
sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya dan apa hasil yang akan
dicapai).

Programa kecamatan terdapat pada lampiran 2.


27

Menyusun rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)

Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) ini dilakukan


setelah menyelesaikan draf programa penyuluhan pertanian. Programa
penyuluhan dituangkan dalam bentuk rencana kerja. Penyusunan Rencana Kerja
Tahunan Penyuluh dilakukan oleh:
28

1. Koordinator Penyuluh setempat serta bersama-sama dengan penyuluh


serta pelaku utama dan pelaku usaha dan membagi habis seluruh kegiatan
yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian. Pembagian ini
dilakukan dengan mempertimbangkan latar belakang
keahlian/keterampilan penyuluh pertanian yang ada, penugasan yang
diberikan, ketersediaan waktu dan kebutuhan petani/kelompoktani.
2. Masing-masing penyuluh menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
(RKTP) Pertanian yang menjadi tugasnya dan menjabarkannya lebih rinci
kedalam Rencana Kegiatan Bulanan.

RKTP merupakan hasil penjabaran dari programa, yang menjadi pedoman


bagi penyuluh untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan agar terkendali dan tepat
sasaran. Dalam pembuatan RKTP ada yang harus dipertimbangkan diantaranya:

1. Keadaan SDA/SDM pertanian, pertimbangkan apakah SDA/SDM mampu


mendukung dan melaksanakan kegiatan.
2. Keadaan sosial ekonomi, pertimbangkan apakah secara sosial kelompok
dan masyarakat sekitar dapat menerima, secara ekonomi apakah kelompok
memadai untuk melaksanakan kegiatan.
3. Kondisi sarana dan prasarana, pertimbangkan apakah sarana dan prasarana
akan cukup mendukung untuk melaksanakan kegiatan.
4. Fasilitas penyuluh, pertimbangkan apakah penyuluh bisa melaksanakan
kegiatan.

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) terdapat pada Lampiran 3

Menetapkan dan Menyusun Materi Penyuluhan Berdasarkan RKTP

Menetapkan dan menyusun materi penyuluhan berdasarkan RKTP


dilakukan pada minggu 1 dan minggu 2 pada bulan Oktober. Berdasarkan RKTP
maka terlihat jelas masalah yang harus di atasi terlebih dahulu. Berkaitan dengan
masalah tersebut penyuluh menetapkan materi harus sesuai dengan kebutuhan
29

petani sehingga materi dan informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan
diaplikasikan oleh sasaran. Materi yang dibuat terlebih dahulu diuji kebenarannya
sebelum disampaikan kepada petani.

Dengan demikian berdasarkan prioritas masalah dari RKTP maka materi


yang diinginkan dan dibutuhkan oleh petani yaitu :
1. Pemilihan bakalan unggul domba dan sapi
2. Sanitasi kandang
3. Pembuatan pakan silase
4. Pendeteksian birahi
Sinopsis materi penyuluhan terdapat pada Lampiran 4.

Menyusun Media Penyuluhan dalam Bentuk Media Elektronik

Media elektronik adalah suatu media yang digunakan sebagai perantara


untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat dalam bentuk
elektronik. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital seperti
televisi, radio, video film, kaset, CD, VCD.
30

Penetapan dan penyusunan media penyuluhan elektronilk harus


memperhatikan berbagai aspek dan sarana prasana pendukung agar bisa diberikan
kepada petani, karena tanpa sarana prasarana pendukung tidak mungkin bisa
menyajikan media penyuluhan elektronik.
Dalam PKL II ini mahasiswa memilih media elektronik berupa slide
sound yang di sajikan lewat power point yang di dalamnya juga terdapat
pemutaran video film untuk menarik perhatian dan mempermudah penyampaian
materi kepada petani.
Media elektronik penyuluhan terdapat pada Lampiran 5.

Menentukan Metode Penyuluhan


Menentukan metode penyuluhan dilaksanakan pada minggu 4 dan minggu
1 bulan Oktober. Alasan menetapkan metode dengan memilih beberapa metode
yang ada dilakukan setelah melihat situasi dan kondisi sumber daya manusia yang
dimiliki sasaran suluh serta potensi sumber daya penyuluhnya untuk kegiatan
31

penyuluhan pertanian berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara serta diskusi


dengan kelompok tani, ketua gapoktan dan penyuluh setempat maka metode yang
ditetapkan merupakan hasil kombinasi beberapa metode yaitu metode diskusi,
ceramah dan tayangan video.
Metode disampaikan secara langsung dengan tatap muka kepada sasaran
suluh. Metode tayangan video merupakan metode yang mengkombinasikan antara
indera penglihatan, pendengaran. Metode yang telah ditetapkan juga diimbangi
dengan teknik mengemas pesan informasi dengan baik dan menarik dengan
mengutamakn bahasa setempat (bahasa sunda) sehingga pesan yang disampaikan
mudah diterima dan mudah dipahami oleh sasaran/petani. Penampilan seorang
penyuluh yang menarik dan sesuai dengan situasi dan kondisi juga memberikan
kesan tersendiri oleh sasaran/petani.
Prinsip metode penyuluhan diantaranya yaitu tempat yang paling baik
adalah ditempat sasaran. Artinya seorang petani diajarkan pada situasi yang nyata
sesuai permasalahan yang dihadapi. Maka seorang penyuluh melakukan
penyuluhan dengan tema sistem jarwo dua, maka tidak bisa hanya melalui metode
ceramah saja melainkan harus terjun ke lapangan langsung untuk
mendemonstrasikan cara tanam dan pemupukan yang tepat.
Prinsip selanjutnya dari metode penyuluhan yaitu Setiap individu terkait
dengan lingkungan sosialnya. Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa
keputusan yang diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
Seorang penyuluh tidak bisa menyarankan kepada petani untuk memelihara ternak
kandang ayam di areal pemukiman padat penduduk, secara otomatis akan
mengganggu ketentraman dan kenyaman lingkungan sosial lainnya. Maka dari itu
setiap keputusan yang diambil petani dengan mempertimbangkan lingkungan
sosial masyarakat.
Metode penyuluhan pertanian yang telah ditentukan untuk digunakan pada
saat melakukan penyuluhan harus mampu menciptakan keakraban hubungan
antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan sasaran
dalam mengemukakan masalahnya. Dengan demikian melalui kegiatan
penyuluhan pertanian, harus mampu menghasilkan petani yang mandiri, mampu
32

mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreatifitas


untuk setiap potensi dan peluang dalam memperbaiki kehidupannya.
Hubungan antara tingkat adopsi, pendekatan dan metode dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tingkat adopsi Pendektan Metode

Sadar Rapat, siaran pedesaan,


pembagian leaflet,
tayangan video dll.

Minat

Diskusi kelompok, temu karya,


kursus tani, praktek
karyawisata, hari lapangan
Menilai
petani, pemutaran slide.

Mencoba

Kunjungan rumah, kunjungan


usahatani, belajar perorangan,
Menerapkan koresponden, telpon.

Melaksanakan Penyuluhan

1. Persiapan Penyuluhan
33

Sebelum melakukan penyuluhan pertanian, penyuluh mempersiapkan kebutuhan


dilapangan serta mempersiapkan perlengkapan menyuluh yang meliputi:
a. Mengkaji kebutuhan materi yang diinginkan sasaran
b. menetapkan masalah pada sasaran, artinya materi yang diprioritaskan
terlebih dahulu disampaikan melalui penyuluhan pertanian.
c. Menyusun perencanaan pelaksanaan penyuluhan yang meliputi:
1) Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
2) Menentukan sasaran atau kelompok tani
3) Membuat Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)
4) Membuat Sinopsis
5) Menentukan kriteria evaluasi setelah penyuluhan
6) Menyiapkan alat dan bahan untuk diskusi dan tayangan video yaitu
- Kertas koran
- Spidol - Leaflet
- Laptop - infocus - Sound sistem
2. Pelaksanaan Penyuluhan
Waktu pelaksanaan penyuluhan pertanian pada tanggal 21 September 2015 s.d 14
Oktober 2015 berlokasi di Cikondang, Sukamukti dan Desa Sukanagara
Kecamatan Cisompet kabupaten Garut, berdasarkan metode yang telah ditetapkan
yaitu metode ceramah, video tayang dan diskusi maka proses pelaksanaan sebagai
berikut:
a. Pengenalan diri kepada sasaran
b. Menjelaskan maksud dan tujuan yang ingin dicapai
c. Menjelaskan pokok yang dibahas
d. Menyampaikan materi dengan suara jelas dan bahasa yang dimengerti
sasaran ( Bahasa Sunda )
e. Diselingi dengan humor
f. Menjawab pertanyaan dari anggota suluh
g. Menyimpulkam hasil ceramah atau kesimpulan akhir penyuluhan

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan masing-masing dua kali di setiap


desa yang dilakukan di Gapoktan maupun kelompok tani yang ada di desa
34

tersebut.
Sinopsis, lembar persiapan menyuluh dan daftar hadir terdapat pada Lampiran 6.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
35

Kegiatan penyuluhan berawal dari penyusunan sebuah programa


penyuluhan. Setelah programa penyuluhan tersusun maka programa tersebut
dituangkan dalam sebuah bentuk rencana kerja. Kemudian dilakukan kegiatan
penyuluhan dengan menyampaikan materi penyuluhan yang sejalan dengan
pencapaian program dan dilakukan dengan metode penyampain dengan
mempertimbangkan sasaran, sumberdaya, keadaan daerah, kebijaksanaan
pemerintah.

Saran

Kegiatan penyuluhan di Kecamatan Cisompet harus dilakukan secara


terprogram: terukur, sistematis, terlaksana. Sehingga cita-cita dan tujuan
penyuluhan dapat tercapai yaitunya peningkatan dan perubahan pengetahuan,
keterampilan dan sikap sasaran suluh. Mengingat Cisompet adalah daerah yang
akan dijadikan kawasan central peternakan. Selain itu didukung pula dengan
adanya Rumah potong hewan modern berstandar nasional, maka sebaiknya
penyuluh peternakan lebih ditingkatkan kualitas dan jumlah personilnya.

DAFTAR PUSTAKA
36

[Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Undang - Undang Nomor 16 tahun


2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan. Jakarta: Departemen Pertanian.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2009a. Peraturan Menteri Pertanian


Nomor 25/Permentan /OT. 140/5/2009a tentang Pedoman Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2009b. Peraturan Menteri Pertanian


Nomor 52/Permentan/OT. 140/12/2009 tentang Metode Penyuluhan
Pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian.

Rohmaya M. 2013. Media Informasi Penyuluhan http://malinapenyuluhntb.

blogspot.com/2013/06/mediainformasi-penyuluhan. html [12 Juni 2013].

Rokhman, 1998.http://www.rohman.tripod.com/lapangan/metode.htm

[STPP] Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor. 2014. Panduan Praktik


Kerja Lapangan I, II dan III Bogor: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
Bogor

Anda mungkin juga menyukai