Anda di halaman 1dari 57

PENGARUH STRATEGI PEMERINTAHAN DESA

DAN MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK DESA


TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT DESA KARANGMULYA
(Studi Kasus di Desa Karangmulya Kecamatan Kadungora Kab.Garut)

USULAN PENELITIAN

Oleh:
Edi Tito
24091121008

Untuk diseminarkan guna memenuhi syarat penyusunan Tesis


pada Program Studi Magister Ilmu Administrasi Negara

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS GARUT
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH STRATEGI PEMERINTAHAN DESA


DAN MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK DESA
TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT DESA KARANGMULYA
(Studi Kasus di Desa Karangmulya Kecamatan Kadungora Kab.Garut)

USULAN PENELITIAN

Oleh:
Edi Tito
24091121008

Untuk diseminarkan guna memenuhi syarat penyusunan Tesis


pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen
telah disetujui pembimbing pada tanggal:

……………………………….

Prof. Dr. Mulyaningsih, M.Si Dr. Aceng Ulumudin, M.Si


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Mengetahui

Dr. Gugun Geusan Akbar, M.Si Dr. Aceng Ulumudin, M.Si


Direktur Ketua Program Studi

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat illahi robbi, karena berkat

dan karunia-Nya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“PENGARUH STRATEGI PEMERINTAHAN DESA DAN MANAJEMEN

BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI

MASYARAKAT DESA KARANGMULYA (Studi Kasus di Desa Karangmulya

Kecamatan Kadungora Kab.Garut)”. Penulisan usulan penelitian tesis ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang Tesis pada jurusan

Administrasi Negara program pascasarjana Universitas Garut.

Dalam penulisan usulan penelitian ini tidak terlepas dari persoalan yang

kaitannya dengan permasalahan dalam menemukan data-data atau fakta yang

kaitannya dengan penelitian, sehingga penulis sangat menyadari dengan penulisan

usulan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini disebabkan

keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Sebagai ucapan rasa syukur, dari penulisan usulan penelitian ini penulis

sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan membimbing penulisan usulan penelitian ini, terutama ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin., M.Eng sebagai Rektor Universitas Garut

ii
2. Dr. Gugun Geusan Akbar, M.Si selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Garut dan juga selaku Anggota pembimbing dalam penulisan

usulan penelitian ini;

3. Dr. Aceng Ulumudin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Administrasi Negara Program Pascasarjana Universitas Garut sekaligus selaku

pembimbing pendamping dalam penyusunan tesis ini;

4. Prof. Dr. Mulyaningsih, M.Si.. selaku pembimbing Utama dalam penulisan

usulan penelitian ini;

5. Dosen beserta staf di Program Pascasarjana Universitas Garut, terima kasih

atas ilmu dan perhatiannya selama proses perkuliahan sampai dengan penulisan

tesis ini.

Penulis berharap kepada semua pihak yang telah terlibat dalam

penyelesaian usulan penelitian ini mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari

Allah SWT. Amin.

Garut, Agustus 2022


Penuli

iii
DAFTAR ISI

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tugas Pokok Pengelola BUMDes 7

Tabel 2 Jumlah Kepala Keluarga Miskin 12

Tabel 3 Penelitian Terdahulu 39

Tabel 4 Operasionalisasi Variabel Penelitian 44

Tabel 5 Populasi Penelitian 46

Tabel 6 Rencana Jadwal Penelitian 57

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Kerangka Teori 19

Gambar 2 Hubungan Konseptual Paradigma Penelitian 38

vi
PENGARUH STRATEGI PEMERINTAHAN DESA DAN

MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP

PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT DESA KARANGMULYA

(Studi.Kasus di Desa Karangmulya Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease) merupakan suatu wabah yang

terjadi di seluruh dunia, hal ini sangat berdampak pada semua sektor, baik sektor

kesehatan,sektor pendidikan dan khususnya sektor ekonomi. Apalagi di Indonesia

yang merupakan negara yang sangat luas. Berdasarkan Kementerian Desa tahun

2022, di Indonesia terdapat 74.961desa. (https://news.detik.com/kolom/d-

5896313/potensi-dan-tantangan-dana-desa-2022). Absolute penduduk Indonesia

sebanyak 273.879.750 jiwa. Sebagai bentuk perwujudan pencapaian cita negara

dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca Covid-19 dimana

pembangunan di masing sektor difokuskan di pedesaan, khususnya sektor

ekonomi. Dalam hal ini, pemerintah desa harus mengikuti program pemerintah

pusat dan pemerintah daerah agar semua program relevan dari pemerintah pusat,

daerah hingga desa. Dalam rangka menjalankan program tersebut, pemerintah

desa menjalankan strategi yang dapat melakukan perubahan pembangunan di

tingkat desa, khususnya pembangunan ekonomi sehingga dapat dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat desa itu sendiri.

Pelayanan Pemerintah desa yang baik harus mampu kepada masyarakat

1
untuk meningkatkan perekonomian pasca pandemi Covid-19, sesuai dengan

Mulyaningsih (2022: 225) salah satu konten dalam pengelolaan pelayanan publik

di masa pandemi, salah satunya adalah budaya organisasi publik dan swasta yang

telah terbentuk harus mulai ramah dan menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini

adalah salah satu cara yang efektif sehingga memiliki kemampuan yang cukup.

Dengan hal tersebut, ketika pemerintah dapat menyesuaikan diri, kinerjanya akan

baik dan dapat mendukung serta menghidupkan kembali perekonomian di

masyarakat, khususnya di pedesaan.

Pemerintah Pusat memiliki pemikiran bahwa perputaran ekonomi ada di

desa, dan penduduk desa tidak perlu lagi mencari pekerjaan di kota, terutama bagi

penduduk yang berpenghasilan di bawah rata rata.

Kabupaten Garut terdapat 42 kecamatan dan 421 desa, sedangkan di

kecamatan Kadungora terdapat 14 desa, salah satunya adalah desa karangmulya.

Desa sangat memastikan kesuksesan program pemerintah dalam penyelenggaraan

pembangunan baik itu tingkatan provinsi maupun pusat, alhasil perkembangan

suatu desa amat memastikan sesuatu negeri maju( Lorosa, 2017: 26).

Bagi Mardikanto( 2014: 202), ada 6 tujuan pemberdayaan masyarakat,

antara lain:

a. Koreksi kelembagaan( better foundation)

Aktivitas yang dicoba, diharapkan bisa tingkatkan kelembagaan, paling utama

pengembangan jaringan bisnis.

b. Peningkatan bisnis (bisnis yang lebih baik)

Peningkatan pendidikan (soul of learning), diharapkan dapat meningkatkan

2
bisnis yang dijalankan.

c. Peningkatan pendapatan (better pay)

Adanya perbaikan usaha yang dilakukan, diharapkan mampu meningkatkan

pendapatan yang diperolehnya.

d. Lingkungan yang yang ditempatinya lebih baik

Peningkatan pendapatan tersebut diharapkan bisa membenarkan area( fisik

serta sosial), sebab kehancuran area kerap kali diakibatkan oleh kekurangan

ataupun pemasukan yang terbatas.

e. Hidup yang lebih baik (Better living)

Melonjaknya pemasukan serta situasi area diharapkan bisa membenarkan

situasi kehidupan.

f. Peningkatan komunitas yang lebih baik

Lingkungan akan lebih baik (fisik dan sosial) sangat mempengaruhi terhadap

kehidupan yang lebih baik, didukung oleh harapan oleh motivasi untuk

mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik juga.

Setiap anggota masyarakat di desa tersebut sebenarnya mempunyai

potensi, ilham serta keahlian buat bawa dirinya serta lingkungannya buat

mengarah ke arah yang lebih bagus, tetapi kemampuan itu sering- kali tidak bisa

bertumbuh sebab aspek khusus semacam sumber daya manusia yang merupakan

modal dasar untuk melaksanakan pembangunan, situasi ekonomi yang tidak stabil

sehingga perlu adanya pembangunan ekonomi. Menurut Mulyaningsih (2019:

129) Pembangunan ekonomi merupakan expositions peningkatan absolute

pendapatan dan pendapatan per kapita yang memperhitungkan peningkatan

3
jumlah penduduk.

Dengan demikian, desa merupakan suatu wilayah yang sangat

membutuhkan pembangunan fisik maupun non fisik, khususnya premise ekonomi.

Keberhasilan ekonomi adalah indikator keberhasilan pembangunan.

Anggaran untuk pembangunan desa adalah dengan menyalurkan anggaran

Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang

dialihkan lewat APBN serta dipakai buat mendanai bidang pemerintahan,

pembangunan, pemberdayaan serta pembinaan kemasyarakatan. Pemerintah pusat

memberikan anggaran yang cukup besar tersebut mempunyai tujuan agar

pembangunan tingkat nasional berawal dari tingkat pedesaan. Indonesia akan

maju apabila pembangunan di tiap desa merata dan keadaan ekonominya

meningkat, sehingga apabila di setiap desa yang berada di negara kesatuan

republik indonesia sudah baik dalam kehidupannya, maka secara otomatis

pembangunan tingkat nasional akan cepat tercapai.

Untuk itu dari mulai tahun 2015 pemerintah memberikan bantuan berupa

anggaran yang diberikan langsung ke rekening desa agar pemerintah desa bisa

menggunakannya sesuai dengan kewenangan desa berdasarkan musyawarah

mufakat yang dilakukan oleh desa dalam merumuskan program yang sudah di

masukan ke dalam RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa)

program enam tahun ke depan setelah pelantikan kepala desa, dan juga

dimasukan ke dalam RKPDes ( Rencana Kerja Pemerintah Desa ) program satu

tahun sekali mengambil dari RPJMDes.

Untuk merealisasikan semua program harus melalui proses musyawarah

4
desa, yang mana musyawarah ini dihadiri oleh setiap unsur masyarakat seperti

tokoh agama, tokoh masyarakat, karang taruna, ketua RT dan RW, LPM, BPD,

PKK, UMKM, BUMDes, kelompok tani dan yang lainnya. Proses MUSDes

(Musyawarah Desa), merupakan bukti transparansi dan akuntabilitas

pemerintahan desa dalam tata kelola keuangan desa.

Tugas pokok dalam struktur organisasinya dapat dilihat pada tabel di di

bawah ini :

Tabel 1
Tugas Pokok Pengelola BUMDes

Pengelola Tugas
-1- -2-
1. Memimpin, mengelola BUMDes sesuai dengan
AD/ART.
2. Mengendalikan kegiatan usaha BUMDes baik secara
internal maupun eksternal;
3. Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus
Direktur BUMDes BUMDes dengan persetujuan Komisaris/Pembina
BUMDes;
4. Melaporkan kinerja kegiatan dan situasi keuangan
Bumdes secara berkala kepada komisaris dan
pengawas Bumdes;
5. Menyusun dan melaporkan laporan kegiatan usaha
dan keuangan BUMDes di akhir tahun kepada
komisaris/kepala desa.
1. Melaksanakan tugas kesekretariatan.
2. Melaksanakan administrasi umum.
3. Melaksanakan pembukuan keuangan administrasi
Sekretaris Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
4. Mengembangkan administrasi dalam pelaksanaan tugas

5
Pengelola Tugas
-1- -2-
pengurus unit usaha (BUMDes)
5. Melakukan pengarsipan

1. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan BUMDes


2. Melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha
BUMDes
Bendahara 3. Pengelola penerima keuangan unit usaha BUMDes
4. Melaporkan keuangan kepada Direktur BUMDes
5. Mengatur likuiditas sesuai dengan keperluan
1. Memimpin unit bisnis dan melapor kepada
direktur;
Manajer Unit 2. Mencari sumber pendapatan unit usaha dan
Usaha
menjalankan usaha sesuai dengan kegiatan unit; 3.
Mengendalikan dan mengarahkan kegiatan unit
bisnis
3. Mengatur efektivitas kinerja pegawai di masing-
masing unit bisnis;
4. Berkoordinasi dengan Direktur penunjukan staf
pendukung dan/atau staf teknis yang diperlukan;
5. Pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha dan laporan
keuangan kepada Direktur dan Bendahara; dan
6. Membangun jaringan kerja usaha unit dengan
pihak terkait dan melaporkan hasilnya kepada
Direktur.
Sumber : https://lifepal.co.id/media/bumdes

Pembangunan partisipatif akrab kaitannya dengan pemberdayaan warga

dimana dibutuhkan pembangunan serta kelakuan partisipatif pembangunan

partisipatif buat menguatkan kelembagaan warga alhasil sanggup menciptakan

6
perkembangan, independensi, serta keselamatan dalam atmosfer kesamarataan

yang berkepanjangan buat tingkatkan martabatnya serta sanggup pergi dari

jebakan kekurangan serta keterbelakangan. Usaha ini adalah wujud jelas

pemberdayaan warga.( Suryanto, 2016: 87)

Uraian berikutnya hal pemberdayaan ekonomi, ialah pendekatan yang

diprioritaskan pada warga yang penghasilannya kecil buat bisa berkarya di aspek

ekonomi serta mempunyai pemasukan yang bagus. Tetapi kebiasaan dalam

kehidupan (habits in life) sehari hari juga sangat mempengaruhi untuk mencapai

perubahan hidup ke arah yang lebih baik.

Dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor. 3 atau 2021, dirjen Hal

Pedesaan PDTT akan tetap melayani pendaftaran BUMDes biar jadi tubuh

hukum. Tidak cuma itu, pengumpulan informasi bagian upaya, omset, kondisi adil

BUMDes lewat Sistem Informasi Desa ( SID) buat memandang kalau BUMDes

itu segar dengan cara ekonomi.

Desa yang diklaim usaha ( BUMDes) ditata hampir di setiap daerah dan

kota yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Desa bernama Desa Karangmulya

Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. Desa Karangmulya salah satu dari 14

desa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.Untuk strategi kedepannya

BUMDes tersebut akan bergerak di bidang simpan pinjam bagi masyarakat miskin

yang membutuhkan modular usahanya serta akan menyediakan kebutuhan

masyarakat yang.

Semoga dengan adanya strategi seperti ini BUMDes bisa membantu

meringankan beban masyarakat yang penghasilannya rendah dan BUMDes itu

7
sendiri merupakan media dalam peningkatan ekonomi masyarakat tanpa harus

kehilangan keuntungan.

Tabel 2
Jumlah Kepala Keluarga Miskin

Jumlah KK
Jumlah
No RW Jumlah KK Berpenghasilan
Penduduk
Rendah
1 01 449 136 31
2 02 400 123 21
3 03 287 96 16
4 04 341 160 22
5 05 631 196 31
6 06 686 204 34
7 07 607 184 37
8 08 607 173 29
9 09 442 137 26
10 10 479 130 27
11 11 320 97 46
12 12 469 154 43
13 13 632 183 46
14 14 343 110 45
15 15 577 171 39
16 16 468 114 27
17 17 347 101 27
18 18 403 111 23
JUMLAH 8.488 2.580 570
Sumber : Bidang Kesra Pemerintahan Desa Karangmulya Tahun 2022

Pemerintahan Desa Karangmulya Melalui program Usaha Milik Desa

( BUMDes), belum sanggup memberikan pengaruh besar terhadap kebutuhan

hidup penduduk setempat, khususnya di bidang ekonomi disertai dengan

8
rendahnya keterampilan menganalisis langkah apa yang direncanakan pemerintah

desa dalam melaksanakan pemanfaatan anggaran untuk Badan Usaha Milik Desa

( BUMDes).

Dalam konsep Strategi tidak lepas dari manajemen strategis, menurut

Sedarmayanti (2016:34), Strategic Management merupakan tindakan yang

berkesinambungan, sehingga apa yang dilakukan dan direncanakan bisa terwujud

dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat desa. Pemberdayaan

masyarakat diarahkan untuk memobilisasi tenaga kerja, dana, tenaga, dan

kelengkapan yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama yang diharapkan. Makna

dari pemberdayaan masyarakat merupakan komposisi dalam pengembangan

sumber daya manusia agar masyarakat terlibat dalam pelaksanaan pembangunan

yang berlangsung dengan cara energik alhasil orang bisa memecahkan

permasalahan yang selama ini alami dan dapat mengambil keputusan secara bebas

(independen) dan mandiri (Sumaryo, 1991: 67).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Sesuai dengan tahapan sebelumnya, peneliti merumuskan suatu pertanyaan

masalah (Issue explanation). Hasil studi kepustakaan tersebut menunjukkan

bahwa : "Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Karangmulya Kecamatan

Kadungora Kabupaten Garut masih rendah. Banyak faktor penyebabnya, diduga

antara lain karena Manajemen Badan Usaha Milik Desa yang belum ideal dan

Strategi Pemerintahan Desa belum tepat.

Dari pernyataan diatas, yang menjadi pertanyaan masalah (Problem

9
question) utama dalam penelitian ini adalah: "Adakah pengaruh Strategi

Pemerintahan Desa dan Manajemen Badan Usaha Milik Desa untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Karangmulya Kecamatan

Kadungora Kabupaten Garut?".Selanjutnya pertanyaan masalah utama tersebut

dirumuskan ke dalam sub pokok permasalahan diantaranya :

a. Adakah pengaruh Strategi Pemerintahan.Desa terhadap Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Desa Karangmulya?

b. Adakah pengaruh Manajemen Badan.Usaha Milik Usaha Milik Desa untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Karangmulya Kecamatan

Kadungora Kabupaten Garut?".

c. Adakah pengaruh Strategi Pemerintahan Desa dan Manajemen BUMDES

terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Karangmulya?

1.3 Maksud, dan Tujuan Penelitian.

1.3.1 Maksud.Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pemberdayaan

ekonomi masyarakat miskin di desa Karangmulya, khususnya berkaitan dengan

variabel dalam penelitian ini yaitu Strategi Pemerintahan Desa dan Manajemen

Badan Usaha Milik Desa.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan fakta

dari responden ataupun sumber informasi lain yang nantinya akan digunakan

10
untuk menguji dan menganalisis pengaruh Strategi Pemerintahan Desa dan

Manajemen Badan Usaha Milik Desa untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

di Desa Karangmulya Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua kegunaan yaitu :

a. Teoritis

Teoritis amat diharapkan bisa bermanfaat atas pengembangan Ilmu

Administrasi Negeri, paling utama yang berhubungan dengan filosofi yang

dipakai dalam riset ini.

b. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dipresentasikan ataupun masukan pada

Pengurusan Bumdes di Desa khususnya desa Karangmulya Kecamatan

Kadungora Kabupaten Garut atas Strategi pemerintahan desa dan Manajemen

Badan Usaha Milik Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Warga di Desa

Karangmulya Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, di sa'at pandemi

Coronavirus banyak yang terkena dampak di sektor ekonomi yang mana setiap

barang komoditas menjadi langka dan mahal harganya serta banyak para pekerja

kehilangan pekerjaannya. Dalam energi seperti ini pemerintahan desa

karangmulya melakukan strategi dengan memanfaatkan BUMDes untuk

bersinergi dengan pemerintahan desa, pemerintah daerah dan pemerintah pusat

11
dalam membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi Coronavirus - 19,

dengan cara menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau .

Berdasarkan fenomena masalah seperti yang disebutkan di atas yaitu

pencapaian peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa karangmulya

masih belum tercapai, hal ini diduga oleh banyak faktor, antara lain karena

pelaksanaan strategi pemerintahan desa dan pengelolaan BUMDes untuk

mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Karangmulya masih belum

baik.

BUMDes adalah penopang aktivitas ekonomi di dusun yang berperan selaku

badan sosial( social foundation) serta menguntungkan( business education).

Selaku badan sosial, BUMDes mensupport kebutuhan warga dengan berkontribusi

dalam pemberian jasa sosial. Sedangkan itu, selaku badan menguntungkan,

mereka mencari profit dengan menawarkan pangkal energi lokal ( benda serta

pelayanan) di pasar. BUMDes selaku tubuh hukum dibangun bersumber pada

persetujuan peraturan perundang- undangan yang legal serta cocok dengan

perjanjian yang terbuat oleh warga desa.

Pemberdayaan ekonomi warga merupakan usaha mengganti suasana

ataupun kondisi warga, bagus dengan cara orang ataupun golongan buat

membongkar bermacam permasalahan untuk tingkatkan mutu hidup yang mandiri

serta aman. Usaha membuat daya warga dalam perekonomian, khususnya dengan

mendesak, memotivasi, serta menggali kemampuan yang dipunyai alhasil situasi

hendak berganti dari tidak berakal dan berakal dengan terwujudnya aksi jelas buat

tingkatkan derajat serta derajat dari zona ekonomi alhasil terhindar dari

12
kekurangan serta keterbelakangan.

Dalam hal ini menurut Edward (dalam Congge, 2017: 12) menyatakan

bahwa Administrasi Negara merupakan suatu studi mengenai bermacam-macam

badan pemerintahan diorganisir, dilengkapi tenaga manusia, dibiayai dan

dipimpin. Pada intinya Administrasi Publik adalah perubahan arti dan titik

substansi individualized structure negara jadi publik.

Pengertian Administrasi Negara atau Administrasi Publik sendiri banyak

dijelaskan oleh beberapa ahli/filsuf atau pakar administrasi seperti Liang Gie,

George Terry, Sondang P. Siagian dan lain. Lebih lanjut, administrasi publik

terkait erat dengan kebijakan publik sesuai dengan Chandler dan Plano dalam (U

Congge, 2017: 13), administrasi publik berada dalam komposisi dimana sumber

daya dan personel publik diatur dan dikoordinasikan untuk merumuskan,

melaksanakan, dan mengelola keputusan dan kebijakan publik. Berdasarkan

uraian mengenai variabel penelitian tersebut, maka yang menjadi fabulous

hypothesis dalam penelitian ini adalah Administrasi Negara dimana salah satu

ruang lingkupnya mengenai kebijakan publik, yang selanjutnya diturunkan

menjadi center hypothesis yaitu manajemen publik dengan cakupan mengenai

Manajemen Badan Usaha Milik Desa. Sedangkan functional hypothesis yang

digunakan mengenai pelaksanaan Strategi pemerintahan desa, manajemen Badan

Usaha Milik Desa dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

Lebih jelasnya maka kerangka pemikiran seperti gambar di bawah ini :

Grand Theory
Administrasi Negara

13
Middle Theory
Manajemen Pelayanan Publik

Operational Theory
Setrategi Pemerintahan Desa
Manajemen Badan Usaha Milik Desa
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa
Karangmulya

Gambar. 1
Kerangka Teori

Sehubungan dengan variabel tersebut diatas, maka peneliti menduga

adanya hubungan kausalitas, dimana strategi pemerintahan desa dan manajemen

BUMDes berpengaruh terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat desa itu

sendiri. Adanya hubungan sebab akibat antara variabel penelitian yaitu jika

pelaksanaan strategi Pemerintahan Desa dan manajemen Badan Usaha Milik Desa

ideal sehingga Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Karangmulya akan

tercapai.

1.5.1 Strategi Pemerintahan Desa

Strategi merupakan suatu konsep atau rancangan yang diiringi oleh

pelaksanaannya untuk dapat mencapai suatu tujuan, yang umumnya merupakan"

kemenangan" yang berawal dari bentuk orang dalam bahasa Yunani, merupakan

strategos. Tiap strategi senantiasa memerlukan tinjauan terhadap desain yang

sudah disusun sebab pergantian bisa jadi dibutuhkan buat mengalami bermacam

14
tantangan masa depan yang tidak bisa diprediksi.

Strategi akan berhasil jika didukung dengan budaya yang baik, menurut

Mulyaningsing (2020:213). Secara deskriptif di bidang budaya organisasi dan

perilaku birokrasi sudah berjalan dengan berkontribusi besar terhadap efektivitas

organisasi, budaya organisasi berkontribusi lebih dari perilaku birokrasi, artinya

budaya organisasi harus menjadi prioritas perhatian pejabat sehingga efektivitas

organisasi semua instansi.

Artinya bahwa jika strategi yang dilakukan didukung dengan budaya kerja

atau organisasi yang baik maka akan tercapai apa yang menjadi tujuan organisasi

pemerintah maupun swasta. Strategi merupakan aksi yang bertahap serta

berkepanjangan, serta dicoba bagi sudut pandang, apa yang di idamkan pelanggan

di masa depan. Dengan demikian, strategi nyaris senantiasa diawali dari apa yang

hendak terjalin serta tidak diawali dari apa yang lagi terjalin. Terbentuknya

kecepatan baru inovasi pasar serta pergantian pola konsumen memerlukan

kompetensi inti (core competencies) supaya energi saing di pasar jadi relevan

serta kokoh.

Langkah- langkah yang butuh dicoba perusahaan dalam merumuskan

strategi, bagi Hariadi,( 2005: 72) merupakan:

a. Identifikasi lingkungan yang hendak dimasuki perusahaan di masa depan serta

tentukan misi perusahaan buat mencapai visi yang dicita- citakan di lingkungan

tersebut.

b. Melaksanakan analisis terhadap lingkungan dalam serta eksternal buat

mengukur kekuatan serta kelemahan dan kesempatan serta ancaman yang

15
hendak dialami oleh perusahaan dalam melaksanakan misinya.

c. Merumuskan aspek pencapaian utama dari strategi yang dirancang bersumber

pada analisis lebih dulu.

d. Memastikan tujuan serta sasaran yang terukur, mengevaluasi bermacam strategi

alternatif dengan memikirkan sumber energi yang dipunyai serta keadaan

eksternal yang dialami.

e. Seleksi strategi yang layu yang pas buat menggapai tujuan jangka pendek serta

jangka panjang.

1.5.2 Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

Secara etimologis, struktur manajemen yang disesuaikan berasal dari

organisasi Bahasa Inggris Individual "dewan" dengan struktur kerja yang

disesuaikan "untuk membuat jatuh tempo" yang berarti merawat, mendorong,

mengelola, menjalankan, memelihara, atau memimpin. Sedangkan objek struktur

individual "para eksekutif" dan "membuat jatuh tempo" berarti orang- orang yang

melaksanakan aktivitas manajemen.

Expositions yang diartikan dalam penafsiran manajemen bagi A. F. Stoner

( 2010: 142) ialah:

a. Perencanaan( Planning)

Perencanaan mempunyai makna kalau manajer memikirkan aktivitas yang

hendak dilaksanakan oleh perusahaan cocok dengan tugas serta gunanya.

Aktivitas ini didasarkan pada bermacam tata cara, rencana ataupun logika.

b. Pengorganisasian( Organizing)

16
Pengorganisasian berarti kalau manajer mengkoordinasikan sumber energi

yang dipunyai baik sumber energi manusia maupun material buat mencapai tujuan

organisasi. Koordinasi sangat berarti untuk perusahaan sebab terus menjadi

terkoordinasi serta terintegrasi kerja sesuatu organisasi hingga terus menjadi

efisien pencapaian tujuan organisasi.

c. Pengarahan( Actuating)

Pengarahan berarti kalau manajer memusatkan, mengetuai, serta

mempengaruhi bawahannya. Manajer tidak melaksanakan seluruh aktivitas sendiri

tetapi menuntaskan tugas bersama orang lain.

d. Pengawasan( Controlling)

Pengawasan berarti manajer berupaya serta menjamin kalau organisasi

bergerak cocok tujuannya. Sebaliknya penafsiran manajemen bagi Dessler( 2015)

merupakan selaku berikut:" Manajemen merupakan sesuatu expositions khas yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengendalian yang

dicoba buat memastikan dan mencapai sasaran yang sudah diresmikan lewat

pemanfaatan sumber energi manusia serta sumber energi yang lain".

Dalam hal ini perlu juga adanya manajemen talenta karena manajemen

talenta merupakan strategi terpadu dirancang untuk mengelola kemampuan

kompetensi dan kekuatan pegawai dalam suatu organisasi yang mana manajemen

talenta ini pertama kali dikemukakan oleh McKinsey and Company (dalam

Mulyaningsih, 2021:212) kaitannya dalam implementasi kebijakan dari

pemerintah terkait dengan pengelolaan dana desa salah satunya adalah dapat

meningkatkan pelayanan publik dari sisi pengolahannya, hubungan antara

17
administrasi publik dan manajemen publik adalah sangat erat sekali yang pada

intinya adalah adanya kerjasama dalam melayani kepentingan rakyat yang

didasarkan dari peraturan atau regulasi dari pemerintah yang harus

diimplementasikan (Mulyaningsih, 2021:42-43) dari pernyataan tersebut

pelayanan yang dilakukan akan berjalan dengan optimal.

Kehadiran BUMDes pada biasanya dimaksudkan buat tingkatkan

independensi serta buat menguatkan perekonomian dusun dalam usaha

menciptakan warga dusun yang aman. Mengenang terdapatnya BUMDes, desa

diserahkan hak penuh buat dapat mengatur serta meningkatkan apa yang jadi

kemampuan desa tanpa instruksi dari pemerintah serta golongan khusus. Oleh

sebab itu, pemerintah serta warga pedesaan dituntut buat mandiri.

Buat menopang watak independensi dari pemerintah serta warga dusun

hingga dibutuhkan prinsip selaku selanjutnya: kooperatif, partisipatif serta

emansipatif, kejernihan, dan reasonable supaya BUMDes bisa dijalani dengan

bagus serta sempurna, tidak hanya itu wajib berdasarkan keinginan ( perjanjian)

warga banyak yang dimasukkan dari hasil konferensi, serta kemampuan badan

untuk lebih mandiri dalam penuhi keinginan dasarnya, baik untuk kebutuhan

invensi dan pelanggan.

Pembuatan Badan Usaha Milik Desa karena telah dipusatkan jika dalam

usaha tingkatkan pendapatan atau pendapatan masyarakat dan pendapatan asli

dusun, sampai rezim dusun dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai

dengan kemampuan perhitungan desa.

Selaku badan menguntungkan dengan badan sosial ekonomi, BUMDes

18
wajib sanggup berkompetisi di luar dusun serta wajib membela pada keinginan

warga bagus dari bidang produktif maupun konsumtif dengan pelayanan

penyaluran buat penyediaan benda serta jasa ialah perihal ini bisa direalisasikan

dalam logistik keinginan warga yang tidak membebankan semacam harga yang

lebih ekonomis serta lebih gampang didapat dan lebih profitable, tetapi dalam

perihal ini BUMDes wajib senantiasa mencermati daya guna serta kemampuan

dalam aktivitas zona riil serta badan finansial yang lawful selaku badan finansial

mikro.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 43 Tahun 2014

mengenai Peraturan Penajaan Undang No 6 Tahun 2014 mengenai Desa Artikel 1

angka 7: kalau Badan Usaha Milik Desa yang berikutnya disebut BUMDes

merupakan badan usaha yang segenap ataupun beberapa besar modalnya dipunyai

oleh Desa lewat kesertaan langsung yang berawal dari peninggalan desa yang

dipisahkan dalam bagan pengurusan peninggalan, jasa, serta usaha yang lain buat

keselamatan maksimum warga dusun. Sebaliknya bagi purnomo ( Purnomo,

2004) arti serta tujuan pembuatan Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes)

merupakan:

1. Membina perekonomian desa

2. Meningkatkan sumber Pendapatan Desa (PAD)

3.Menyelenggarakan manfaat umum berupa pemberian pelayanan untuk

kebutuhan masyarakat desa

4. Sebagai pelopor kegiatan usaha desa.

Tujuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah:

19
1. Meningkatkan peran masyarakat pedesaan dalam mengelola sumber pendapatan

lain yang sah.

2. Membina kegiatan ekonomi masyarakat desa, dan unit usaha desa.

3. Membina usaha sektor kasual untuk dapat menyerap tenaga kerja masyarakat di

desa.

4. Meningkatkan aktivitas kewirausahaan masyarakat berpenghasilan rendah

(SUMBER, TH, HAL)

1.5.3 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pemberdayaan merupakan alih bahasa dari penguatan, sebaliknya

pemberdayaan merupakan alih bahasa dari empower. Bagi The Merriam Webster

serta The Oxford English Dictionary dalam Mardi Yatmo Hutomo ( 2000), suatu

badan yang dicocokkan mengaitkan memiliki 2 maksud, ialah:

1. Memberikan kewenangan ataupun wewenang pada ataupun memberikan

kewenangan, alihkan kewenangan ataupun mendelegasikan wewenang pada

pihak lain;

2. Membagikan keahlian ataupun enable ataupun usaha membagikan keahlian

ataupun pemberdayaan.

Timbulnya rancangan pemberdayaan warga ( penguatan sosial) selaku

dampak dari kekalahan rancangan pembangunan( koreksi) yang sudah

diaplikasikan lebih dahulu di Indonesia( pada rentang waktu sistem terkini) serta

pula di negara- negara bertumbuh yang lain di Asia. Rancangan" pembangunan"

yang digalakkan oleh paradigma ekonomi neoklasik ini, alhasil memuja

20
industrialisasi serta metode stream down influence ( spread impact) yang teruji

tidak sanggup mensejahterakan warga dengan cara sebanding. Fuadilah( 2021: 1)

dalam harian rihlah melaporkan kalau Pemberdayaan Masyarakat abstrak

didefinisikan selaku rancangan pembangunan ekonomi yang merangkum angka

sosial. Rancangan ini memantulkan paradigma terkini pembangunan, yaitu

1. Orang yang berfokus pada manusia ( berpusat pada manusia),

2. Partisipatif (partisipatif),

3. Memberdayakan

4. Berkelanjutan (sustainable)

Ekonomi warga merupakan ekonomi yang diselenggarakan oleh warga.

Ekonomi yang diselenggarakan oleh warga ialah ekonomi nasional yang

bersumber pada kemampuan serta daya warga dengan cara besar buat

melaksanakan cakra ekonomi mereka sendiri.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat ialah usaha buat membuat

perekonomian jadi kokoh, besar, era saat ini, serta berakal saing besar dalam

metode pasar yang betul. Sebab hambatan pembangunan ekonomi masyarakat

ialah hambatan sistemis, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat wajib dicoba

lewat pergantian sistemis. Fuadilah( 2021: 3)

Pergantian sistemis yang diartikan merupakan pergantian dari ekonomi

konvensional ke ekonomi dikala ini, dari ekonomi yang lemas jadi ekonomi yang

kokoh, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke

independensi. Eksposisi pergantian sistematis mencakup:

a) peruntukan pangkal energi pemberdayaan pangkal energi;

21
b) penguatan kelembagaan;

c) kemampuan teknologi; serta

d) pemberdayaan pangkal energi orang.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat, tidak cukup hanya dengan

meningkatkan produktivitas, memberikan kesempatan usaha yang setara, dan

hanya memberikan suntikan partikular sebagai stimulan, namun harus dijamin ada

kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang maju dengan yang lemah dan yang

belum berkembang.

Kebijaksanaannya dalam pembangunan ekonomi warga merupakan:

a) penyediaan kesempatan yang lebih besar ataupun akses ke peninggalan

penciptaan( paling utama measured);

b) menguatkan posisi bisnis serta kemitraan upaya ekonomi masyarakat, alhasil

pelaku ekonomi masyarakat bukan cuma mengutip bayaran;

c) jasa pembelajaran serta kesehatan;

d) penguatan pabrik kecil;

e) mendesak timbulnya wirausahawan terkini; dan

f) kesetaraan spesial.

Aktivitas pemberdayaan masyarakat mencakup:

a) kenaikan akses dorongan secluded upaya;

b) kenaikan akses pengembangan pangkal energi orang; serta

c) kenaikan akses kepada alat serta infrastruktur yang dengan cara langsung

mensupport sosial ekonomi warga setempat.

Bagi Kartasasmita( dalam Fuadilah, 2021: 1), pemberdayaan ekonomi

22
warga merupakan" Sesuatu usaha yang ialah mobilisasi pangkal energi buat

meningkatkan kemampuan ekonomi warga buat tingkatkan daya produksi warga

alhasil, bagus pangkal energi orang ataupun pangkal energi alam di dekat

kehadiran warga, bisa ditingkatkan produktivitasnya". Dari bermacam pemikiran

hal rancangan pemberdayaan, bisa disimpulkan, kalau pemberdayaan ekonomi

warga merupakan penguatan kepemilikan aspek penciptaan, penguatan

penyaluran serta pengaturan penjualan, penguatan warga buat memperoleh

pendapatan atau imbalan yang mencukupi, serta penguatan warga buat

mendapatkan data, wawasan serta keahlian, yang wajib dicoba dalam multi

pandangan, bagus dari pandangan masyarakatnya sendiri, dan pandangan

kebijaksanaan.

Usaha pemberdayaan ekonomi warga tidak terbebas dari ekspansi peluang

kegiatan serta kenaikan pemasukan warga. Terpaut dengan pemberdayaan warga

dalam meluaskan peluang kegiatan, perihal ini dipengaruhi, salah satunya dengan

kebijaksanaan pembangunan tubuh upaya kepunyaan desa ( BUMDes),

mempunyai kemampuan penting dalam bagan pemberdayaan masyarakat,

mengenang perkembangan serta aktifnya zona riil yang dijalani oleh BUMDes

sanggup membagikan angka imbuh pada masyarakat, ialah ketersediaan inklusi

specific, lapangan kegiatan serta kenaikan pemasukan,

(https://www.academia.edu/).

Program pengembangan sistem pendukung bisnis BUMDes-Kegiatan utama

yang akan dilaksanakan melalui program ini, yaitu:

a) sumber pembiayaan khususnya kredit investasi skim dan penyediaan barang

23
dan jasa.

b) Memperkuat jaringan pasar produk BUMDes melalui pengembangan lembaga

pemasaran, jaringan/kemitraan bisnis, dan sistem transaksi bisnis on-line,

khususnya untuk komoditas unggulan berdaya saing tinggi.

Memberdayakan individu dan kelompok dengan kapasitas yang meningkat

(seperti kesadaran, keterampilan, dan pengetahuan) yang diperlukan untuk

mengubah dan memajukan kualitas hidup mereka. kapasitas ini terkait dengan

penguatan konsep ekonomi dan politik dalam pengembangan BUMDes di desa

Karangmulya.

Pemberdayaan atau strengthening berasal dari customized structure engage

yang memiliki makna adalah memberikan kekuasaan resmi atau kekuasaan yang

sah, untuk membuat seseorang siap untuk menindaklanjuti dengan sesuatu

(Junaidin dalam Mutmainna, 2016: 32).

Untuk mempermudah penelitian penulis gambarkan hubungan konseptual

Analisis Jalur (Path Analysis) di bawah ini:

Gambar 2
Hubungan Konseptual Paradigma Penelitian

1.6 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu yang jadi dasar dalam klasifikasi adalah

24
pangkal gagasan yang kemudian membantu penerapan penelitian. Tidak hanya itu

peneliti pula dapat mengecek apa yang kurang serta keunggulan buat dibesarkan.

Alhasil akademisi pula dapat membuat suatu penelitian yang orisinil atau terkini

sebab ketahui mana yang telah ditemui serta mana yang belum. penelitian

terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang ikut serta dengan cara langsung

dengan penelitian yang dilaksanakan. Ilustrasinya merupakan penelitian hal

pembelajaran di kelas, dengan cara tidak langsung peneliti pula wajib mencari

topik yang terpaut dengan pembelajaran di kelas.

Tabel 3
Penelitian Terdahulu
No Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1. Wurangian 1.Strategi pemberdayaan Penelitian Manajeme
Michael (2015) ekonomi belum mampu kaitannya n Bumdes
Strategi Penguasa meningkatkan dengan Strategi
Dusun dalam kesejahteraan dan taraf Pemerintahan
Riset hidup petani secara Desa dan
Pemberdayaan maksimal, karena pemberdayaan
Ekonomi Warga pemerintah belum mampu
di Dusun Basaan meningkatkan produksi
Satu Kabupaten hasil pertanian karena
Ratatotok dalam mengelola
2. Strategi Penguasa Desa
Basaan Satu dalam
pemberdayaan orang tani
dicoba lewat kenaikan
mutu serta kualitas
pembelajaran resmi serta
nonformal orang tani,
aktivitas pendampingan
untuk orang tani, kenaikan
gelombang konseling
pertanian, pemberdayaan
kelembagaan.

2. Putra Taranggana Hasil riset membuktikan Penelitian Strategi


Gani( 2015) kalau terdapat kedudukan kaitannya Pemerintah
Kedudukan penguasa buat senantiasa dengan Peran an Desa
Penguasa jadi penyedia serta Pemerintahan dan
Wilayah serta katalisator. Desa dan manajemen

25
Kesertaan Partisipasi Bumdes
Pelakon Upaya Penguasa Kabupaten serta
dalam Pemberday
Jombang selaku penyedia
Pembangunan( U aan
MKM) Manik- lewat bermacam aktivitas Masyarakat
manik Cermin di
yang difasilitasi mencakup
Kabupaten
Jombang penataran pembibitan
manajemen bidang usaha
serta compositions
penciptaan, pendampingan
alat serta infrastruktur
berbentuk penyediaan alu
cermin serta dapur.
Penguasa Kabupaten
Jombang selaku katalisator
lewat bermacam aktivitas
yang mencakup penentuan
merjan cermin selaku
produk favorit dari ikut serta
dalam demonstrasi nasional
serta global, dorongan dalam
pengurusan HKI,
penyediaan modular bergulir
dengan bunga kecil.
Sebaliknya dari bagian
kesertaan pelakon upaya
ialah kesertaan dalam
pengumpulan
direalisasikan dengan
menjajaki conference,
membagikan ilham buat
menjajaki demonstrasi
bernilai global serta
melangsungkan aktivitas
penataran pembibitan

26
expositions penciptaan.

Setelah itu kesertaan dalam


penerapan direalisasikan
dengan jadi ketua dalam
aktivitas penataran
pembibitan compositions
penciptaan, dengan cara
mandiri mengkalkulasi
anggaran buat keinginan
demonstrasi global, dan
khasiat yang dialami
langsung oleh pelakon
upaya semacam tingkatkan
omset bidang usaha tiap kali
menjajaki demonstrasi,
menghasilkan alun- alun

diwujudkan dengan
mengikuti conference,
memberikan ide untuk
mengikuti pameran berskala
internasional dan
mengadakan kegiatan
pelatihan expositions
produksi.
Kemudian partisipasi dalam
pelaksanaan diwujudkan
dengan menjadi koordinator
dalam kegiatan pelatihan
compositions produksi,
secara mandiri
mengumpulkan dana untuk
kebutuhan pameran

27
internasional, serta manfaat
yang dirasakan langsung
oleh pelaku usaha seperti
meningkatkan omset bisnis
setiap kali mengikuti
pameran, menciptakan
lapangan kerja

3. Erni Febrina Pemberdayaan ekonomi Penelitian Strategi


kaitannya Pemerintah
Harahap, (2012) masyarakat adalah
dengan an Desa
Pemberdayaan penguatan kepemilikan pemberdayaan dan
masyarakat Manajeme
Masyarakat di faktor-faktor faktor
n Bumdes
Bidang Ekonomi produksi, penguatan
untuk distribusi dan pengendalian
Mewujudkan pemasaran, penguatan
Ekonomi masyarakat untuk
Nasional yang mendapatkan gaji/upah yang
Tangguh dan memadai, dan penguatan
Mandiri, Jurnal masyarakat untuk
Manajemen dan memperoleh informasi,
Kewirausahaan, pengetahuan dan
Volume 3, keterampilan, yang harus
Nomor 2, Mei dilakukan dalam berbagai
2012 aspek, baik dari aspek
masyarakatnya sendiri,
maupun aspek kebijakannya.

Keterangan : Peneliti menduga bahwa di antara variabel penelitian tersebut ada

hubungan kausal efektual yaitu apabila strategi pemerintahan desa dilaksanakan

dengan ideal, maka manajemen Badan Usaha Milik Desa akan meningkat

sehingga berdampak pada peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa

karangmulya.

28
1.7 Hipotesis Penelitian

Bersumber pada kerangka pandangan begitu juga dijabarkan di atas,

periset merumuskan anggapan riset selaku selanjutnya.

H0: Tidak Ada Pengaruh Strategi Pemerintahan serta Manajemen Badan Usaha

Milik Desa( BUMDes) kepada Pemberdayaan Masyarakat

H1: Ada Akibat Strategi Strategi Pemerintahan serta Manajemen Badan Usaha

Milik Desa( BUMDes) kepada Kemampuan Aspek Pemberdayaan

Masyarakat Desa.

H0: Tidak Terdapat Pengaruh Strategi Pemerintahan Desa terhadap Manajemen

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

H1 :Terdapat Pengaruh Strategi Pemerintahan Desa Terhadap Manajemen Badan

Usaha Milik Desa

H0 :Tidak Terdapat Pengaruh Strategi Pemerintahan Desa Terhadap Peningkatan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Karangmulya.

H1 : Terdapat Pengaruh Strategi Pemerintahan Desa Terhadap Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Desa Karangmulya.

H0 : Tidak Terdapat Pengaruh Manajemen Badan Usaha Milik Desa Terhadap

Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Karangmulya.

H1 : Terdapat Pengaruh Manajemen Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Terhadap Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa

Karangmulya.

29
1.8 Metodologi Penelitian

1.8.1 Metode yang digunakan

Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif ( Quantitative

Research). Tata cara kuantitatif merupakan konsep riset yang mencakup poin,

metode pengumpulan data ( semacam angket, pemantauan ataupun tanya jawab),

metode buat mendapatkan data serta metode buat pemrosesan data. Cocok dengan

tujuan riset yang mau dicapai, ada dua tipe penelitian yang dipakai, ialah

penelitian deskriptif serta penelitian yang bisa diverifikasi dengan melainkan data

dari hasil angket dalam verifikasi dengan melaksanakan tanya jawab.

Penelitian deskriptif bermaksud buat mendapatkan cerminan ataupun

karakter sesuatu elastis, dalam perihal ini elastis strategi pemerintahan desa,

Badan Usaha Milik Desa, serta Pemberdayaan Ekonomi Warga Desa

Karangmulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, sedangkan penelitian

terverifikasi bertujuan untuk membedakan hubungan antar variabel melalui uji

hipotesis berdasarkan informasi di lapangan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi ekspresif dan

gambaran logis dengan unit analisis organisasi, yaitu masyarakat dan karyawan di

Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Metode studi

ekspresif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi

objek yang diteliti, sedangkan metode consistent outline adalah metode penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik variabel dengan memeriksa

sejumlah sampel.

Memperkuat pernyataan di atas, metode penelitian kuantitatif menurut

30
Sugiyono (2018, hlm. 14) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme (mengandalkan empirisme) yang digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara acak (random), pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian objektif, dan analisis data bersifat jumlah atau banyaknya (kuantitatif)

atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Hal

tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan penelitian kualitatif yang

mementingkan kualitas data.

1.8.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel Penelitian

Identifikasi variabel yang akan ditentukan penulis adalah mengenai

hubungan antara pemerintahan desa dengan Badan Usaha Milik Desa.

Bersumber pada pengenalan kasus utama dalam penelitian ini, variabel-

variabelnya antara lain: variabel laten eksogen (exogenous variable) yaitu Strategi

Pemerintahan Desa, Manajemen Badan Usaha Milik Desa, serta variabel laten

endogen (endogenous variable) yaitu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

Operasional variabel merupakan spesifikasi peneliti dalam mengukur suatu

variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi dan indikator dari

variabel peneliti yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.

Untuk lebih memperjelas operasional variabel tersebut, maka variabel dan


dimensi variabel penelitian yang akan dikaji, seperti terlihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4
Operasionalisasi Variabel Penelitian

31
No Variabel Dimensi Indikator Ukuran
-1 -2 -3 -4 -5
1. (X1) Strategi 1. Identifikasi lingkungan 1. Lingkungan Ordinal
Pemerintahan organisasi
Desa 2. Lingkungan
Hariadi, masyarakat
(2005:72) 2. Analisis lingkungan 1. Internal Ordinal
2. Eksternal
3. Kekuatan
4. Kelemahan
5. Peluang
6. Ancaman
3. Ukuran keberhasilan 1. Rancang Ordinal
(key success factors) 2. Tujuan
3. Manfaat
4. Tujuan dan target 1. Tujuan yang Ordinal
dicapai
2. Target Kerja
3. Evaluasi Kerja
2. (X2) 1. Perencanaan 1. Target Ordinal
Manajemen (Planning) 2. Tujuan
Badan Usaha 3. Langkah
Milik Desa 2. Pengorganisasian 1. Struktur Ordinal
Stoner (Organizing) organisasi
(2010:142) 2. Delegasi
3. Pengarahan (Actuating) 1. Instruksi Ordinal
2. Pengarahan
4. Pengawasan 1. Langsung Ordinal
(Controlling) 2. Tidak Langsung

3. (Y) 1. People centered 1. Kelembagaan Ordinal


Pemberdayaan (berpusat pada 2. Masyarakat
Ekonomi manusia),
Masyarakat 2. Participatory 1. Aparatur desa Ordinal
Fuadilah (partisipatif), 2. Masyarakat
(2021:1) 3. Empowering 1. Masyarakat Ordinal
(memberdayakan) Miskin
2. Masyarakat
Menengah
4. Sustainable 1. Jangka pendek Ordinal
(berkelanjutan). 2. Jangka
Menengah
3. Jangka Panjang

1.8.3 Populasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel

32
adalah sebagian dari populasi tersebut. Nilai yang dihitung dan diperoleh dari

populasi ini disebut dengan parameter. Populasi merupakan kumpulan orang

dengan mutu serta watak khusus. Opini lain berkata kalau populasi merupakan

area ( region) biasa. Target populasi penelitian ini merupakan perangkat desa dan

lembaga kemasyarakatan desa di Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora,

Kabupaten Garut, sebanyak 100 orang yang menggunakan teknik sampel cluster

lembaga masyarakat desa karangmulya.

Tabel 5
Sampel Penelitian

Jumlah
No Responden
Responden
1. Perangkat Desa 10
LPM (Lembaga Pemberdayaan
2. 5
Masyarakat)
BPD (Badan Permusyawaratan
3. 7
Desa)
4. Ketua RW 18
5. Ketua RT 36
6. Karangtaruna 14
7. Tokoh masyarakat 10
Jumlah Total 100
Sumber : Urusan Tata Usaha dan Urusan Umum Pemerintah Desa Karangmulya

1.8.4 Sumber Data, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Proses

Pengumpulan Data

1.8.4.1 Sumber data

Dalam penelitian ini didapat dari bermacam sumber, antara lain sumber

data dasar yang didapat langsung dari responden subjek penelitian, sebaliknya

data inferior didapat dengan cara tidak langsung dari subjek yang diawasi dan dari

33
dokumen, catatan, peraturan perundang-undangan, serta publikasi yang berkaitan

dengan objek penelitian.

1.8.4.2 Jenis Data

Data adalah fakta fakta yang timbul pada situasi khusus yang diterima oleh

peneliti. Melalui data, peneliti akan berusaha menemukan kebenaran. Data yang

sulit kita mengerti, akan menarik minat kita untuk meneliti secara lebih jauh.

Dalam penelitian ini, data yang digabungkan terdiri dari data dasar dan data

sekunder. Sumber dasar ialah sumber data yang diterima langsung dari responden.

Kebalikannya sumber data sekunder yakni sumber data yang tidak langsung

berasal dari responden melainkan dari pihak lain atau dari akta dan data yang

berhubungan akrab dengan subjek penelitian Berikutnya Riduwan( 2014: 37)

mengatakan kalau pengumpulan data yang digabungkan dengan cara langsung

oleh peneliti disebut sumber dasar, sebaliknya bila lewat tangan kedua disebut

sumber sekunder.

Tata cara ( tata cara ataupun metode) membuktikan bentuk yang

dicocokkan yang abstrak serta tidak direalisasikan dalam subjek, namun cuma

bisa diamati penggunaannya lewat: angket, tanya jawab, observasi, pemilihan,

serta lain- lain. Peneliti bisa memakai satu ataupun campuran khusus dari

permasalahan yang dialami.

1.8.4.3 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

1. Studi dokumentasi (penelitian perpustakaan) yaitu pengumpulan informasi

34
sekunder yang dilakukan dengan mempelajari informasi, dokumen yang

terdiri dari undang, peraturan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

2. Penelitian lapangan adalah dengan mengkaji secara langsung variabel yang

digunakan sebagai objek penelitian di lokasi yang telah ditentukan dengan

teknik pengumpulan informasi sebagai berikut:

a. Wawancara tersebut dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan

informan kunci yang dianggap relevan untuk penelitian ini adalah Kepala Desa

Karangmulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Sekretaris Desa

Karangmulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, yang terkait dengan

penelitian ini.

b.Observasi adalah melaksanakan observasi langsung kepada subjek riset buat

memandang dengan cara dekat aktivitas yang dicoba dengan menulis perihal

yang berhubungan dengan keinginan penelitian.

c. Kuesioner/kuesioner, yaitu teknik pengumpulan informasi dengan memberikan

formulir yang berisi sejumlah pertanyaan/pernyataan disertai dengan alternatif

jawaban sehingga responden hanya perlu memilih.

35
1.8.4.4 Proses Pengumpulan Data

Proses Pengumpulan Data merupakan rangkaian kegiatan

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a. Mengurus surat-surat izin yang diperlukan dalam penelitian;

b. Melaksanakan rekrutmen tenaga pengumpul data;

c. Melaksanakan pelatihan tenaga pengumpul data

1.8.5 Alat Ukur Penelitian dan Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat
Ukur

a. Pengujian Validitas

Validitas masing indikator diperoleh dari hasil interpretasi yield SPSS.

Menurut Ridwan dan Ferguson serta Doll, Xia, dan Torkzadeh. Variabel

dikatakan memiliki validitas yang baik terhadap suatu konstruk laten apabila : 1).

Nilai t muatan faktornya (factor stacking) > 1.96 (lebih besar dari nilai kritis), dan

2). Muatan faktor standarnya (λ) ≥ 0.5. Reliabilitas setiap indikator untuk masing

variabel penelitian diperoleh dari hasil interpretasi keluaran smartpls yaitu

composite unwavering quality atau nilai square foundation of Average Variance

Extracted (AVE).

Pemahaman composite reliability serupa dengan cronbach's alpha. Angka

batasan 0, 7 ke atas berarti bisa diperoleh serta di atas 0, 8 serta 0. 9 berarti amat

36
melegakan. Angka AVE insignificant 0. 5 ( Ghozali, 2008) membuktikan dimensi

concurrent legitimacy yang bagus, maksudnya elastis potensial bisa menerangkan

datar lebih dari separuh difference dari indikator- indikatornya. Angka ini didapat

dari enumerasi kuadrat stacking factor dipecah dengan blunder.

Resep dari AVE:

Terus menjadi besar angka AVE membuktikan terus menjadi besar

kemampuannya buat menerangkan angka penanda yang mengukur elastis

potensial ini.

b. Uji Reliabilitas

Pengetesan reliabilitas angket tertuju buat mengenali keandalan

perlengkapan ukur yang dipakai. Keandalan ini membuktikan keakuratan serta

homogenitas angket yang dipakai selaku perlengkapan ukur. Metode yang

dipakai buat mencoba reliabilitas perlengkapan ukur dalam penelitian ini

dipakai kestabilan span dengan metode alpha cronbach( Sugiyono, 2016: 109).

perumusan selaku berikut :

Dimana :

37
α = Reliabilitas
si2 = varians item ke-i
sT2 = varians skor total

Angket diklaim reliabel bila mempunyai koefisien alpha cronbach’ s lebih

besar dari 0. 700.

1.8.6 Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya setelah pendataan dilakukan, peneliti akan mengolah

dan menganalisis data. Informasi yang dikumpulkan dianalisis secara statistik.

Dalam Penelitian kuantitatif, analisis data adalah aktivitas sehabis data dari semua

responden ataupun pangkal data digabungkan.

Aktivitas dalam analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan

variabel untuk menguji hipotesis yang telah diajukan seperti :

1. Editing yaitu compositions kegiatan melakukan pemeriksaan/penyuntingan

information yang berupa kuesioner penelitian yang telah terkumpul dari

responden, sehingga data yang telah terhimpun memenuhi harapan peneliti

2. Coding yaitu compositions pemberian identitas dengan cara memberikan kode

pada kategori jawaban responden dalam kuesioner penelitian sehingga memiliki

arti tertentu pada saat data dianalisis

3. Tabulating yaitu compositions pembeberan dengan cara membuat tabel

pengolahan data ke dalam tabel skor absolute dengan maksud masukkan

information dalam tabel tertentu dan atur angka dan hitung dengan langkah

berikut:

a. Melakukan pengecekan akhir akan kelengkapan data jawaban responden pada

38
data alat ukur penelitian

b. Membuat tabel pengolahan data

c. Memindahkan data dan alat ukur penelitian ke dalam tabel pengolahan data

yang digunakan.

d. Melakukan pengolahan ulang terhadap compositions transfer data tersebut.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner masih berupa informasi ordinal,

sedangkan dalam analisis tersebut diperlukan data berupa length. Salah satu

bentuk manipulasi penelitian data mentah dengan pendekatan kuantitatif adalah

mengubah informasi ordinal menjadi information length melalui metode suksesif

stretch. Hal ini perlu dilakukan mengingat dalam compositions analisis lanjutan

perlu dipahami mengenai skala pengukuran insignificant, yaitu stretch.

Langkah transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Memperhatikan setiap thing pertanyaan

2) Dalam setiap thing pertanyaan ditentukan beberapa frekuensi jawaban yang

mendapat skor 1,2,3,4 5, dan 6.

3) Menentukan proporsi kumulatif.

4) Menghitung nilai Y untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan

menggunakan tabel ordinary.

5) Tentukan nilai span (scale esteem) untuk setiap nilai Z menggunakan recipe.

6) Scale worth terkecil (harga negatif terbesar) diubah menjadi sama dengan (1).

Penentuan information transformasi dengan menggunakan rumus :

SV transformasi = SV - SV minimum + 1 Teknik analisis data digunakan

untuk menjawab masalah pemeriksaan yang akan diakui dan menguji spekulasi

39
yang diusulkan, maka, pada saat itu, berbicara tentang dari atas ke bawah untuk

menggambarkan kekhasan kasus yang terkonsentrasi pada ulasan ini. Berdasarkan

ID masalah dan spekulasi, prosedur pemeriksaan informasi yang digunakan

adalah pemeriksaan faktual dengan rumus Path Analysis (analisis jalur).

Analisis jalur dimaksudkan untuk menguji hipotesis hubungan kausalitas

(sebab akibat dan pengaruh). Information yang dikumpulkan dianalisis dengan

cara deskriptif inferensial ataupun analisa ikatan dampingi elastis. Antara ikatan

kausal dampingi elastis yang ada dalam perbandingan penelitian dilakukan dengan

menggunakan analisis jalur (Path Analysis) dengan langkah sebagai berikut :

Menentukan Matriks Korelasi antar Variabel

R = X1 [ r X 1 X 1 r X 1 x 2 r X 1 y r x 2 x 2 r x2 x2 r x2 y r x2 x1 r yx 2 r yy ]
X2
Y

Dimana :

1
❑ ❑

❑ n( ¿ ∑ ❑ x )(∑ ❑ y)
r xy =∑ ❑ xy 2− ❑ ❑
¿

√[ ] [∑ ]
❑ ❑ ❑

1


❑ x12−
n ( x2 )2 ❑
❑ y x22 1 /n ( x1 ) ²

1
❑ ❑

❑ n( ¿ ∑ ❑ x )( ∑ ❑ y)
r xz =∑ ❑ x 1 x2 ❑ −
2 ❑ ❑
¿

√[ ] [∑ ]
❑ ❑ ❑

1 1 2
∑ 2
❑ x1 − 2
2
❑ y − ( y)
n
❑ n ( x1) ❑

40
1
❑ ❑

❑ n(¿ ∑ ❑ x 2)(∑ ❑ y )
r yz=∑ ❑ x 2 −
2 ❑ ❑
¿

√[ ]
❑ ❑

1


❑x 2 −
2

n( x 2 )2
¿¿

1. Menguji Koefisien Jalur Pxy

P yx
t =
√ 1−P ² yx , dimana Pyx = ryxa
n−2

Hipotesis statistik:

H0 : Pyx < 0 artinya pengaruh variabel X terhadap variabel Y tidak

signifikan

H1 : Pyx > 0 artinya pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Signifikan

Kriteria uji :

Tolak H0 apabila t> t(1-α) (n-2)

2. Membuat invers Matrik Korelasi (R-1)

R−1 = [ C x x C x x C y x C x x C x x C y x C x y C x y C yy ]
1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2

3. Menghitung besar pengaruh

−C x y
PYZ = 2

C yy
−C y x
PZY = 2

C yy

P²y x 1 x 2 = Py x 1 ry x 2 +Py x 1 rY x 2

Menguji hipotesis keberartian koefisien jalur :

H0 : P yX < melawan H1 : P yX > 0

41
H0 : C ry x 1 + P y x . ry x 2
2

Statistik uji :

Py x
t X= 1


1−P ² y x x 1 2

( n−k −1 ) ( 1−R ² x x ) 2 1

Pyx
tY= 12


1−P ² y x x 2 1

( n−k−1 ) ( 1−R ² y x ) 2

Kriteria uji :

Tolak H0 apabila t> t(1-α) (n-k-1)artinya terdapat pengaruh yang signifikan

4. Menentukan besar pengaruh variabel lain

P²yε1 = √ 1−R ² x x 2 1

P²yε2 = √ 1−R ² y x x 2 1

5. Menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung

a. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap variabel Y

Pyx 1 = ry x 1 .x 1

b. Pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y

Pyx1x2 = Pyx1 .rx2x1 .Pyx2

c. Pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap variabel Y

Y= Pyx1+ Pyx1x2

d. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap variabel Y

Pyx2 = ryx1 .ryx2

42
1.9 Lokasi, Jadwal, Waktu dan Tahapan-tahapan Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Pemerintahan desa Karangmulya

Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. Waktu yang diperlukan untuk penelitian

ini sejak memilih masalah dan membuat desain penelitian sampai kepada

perbaikan tesis adalah selama 8 bulan ,terhitung sejak bulan Juli 2022 sampai

dengan bulan Maret 2023. Adapun tahapan- tahapan penelitian, penulis sajikan

dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:

Tabel 6
Rencana Jadwal Penelitian

Tahun 2022-Tahun 2023


Bulan
No. Tahapan Kegiatan
1
6 7 8 9 10 11 1 2
2
1. Memilih masalah penelitian
2. Melakukan studi kepustakaan
Merumuskan masalah penelitian
3.
(identifikasi masalah penelitian)
4. Menyusun usulan penelitian
5. Seminar usulan penelitian
Pengujian validitas & reliabilitas
6.
penelitian
7. Penyempurnaan Proposal Penelitian
8. Compositions pengumpulan information
9. Pemrosesan dan analisis information
10. Penyusunan skripsi
11. Ujian skripsi
12. Perbaikan skripsi
13. Publikasi tesis

43
1.10 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan penelitian dan pembahasan masalah,

maka sistematika usulan penelitian ini disusun dalam 1 (satu) BAB, dengan uraian

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.4 Kegunaan dan Manfaat Kegunaan Penelitian

1.5 Sistematika Penyusunan Tesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.2 Penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang digunakan

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian (jika menggunakan sampel)

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.6 Teknik Analisis Data (Proses Pengolahan Data, Transformasi

Data)

44
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.2 Analisis Deskriptif

4.3 Pengujian Hipotesis (jika ada)

4.4 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Implikasi Penelitian

5.3 Saran bagi pengembangan Hasil Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

45
DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Artikel Ilmiah :

Adisasmita, Rahardjo. (2011). Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta:

Penerbit Graha Ilmu

Agus Eko Sujianto. dkk, (2016) Pemberdayaan Ekonomi Santri Melalui Produksi,

Konsumsi dan Distribusi Tahu di Pondok Modern Darul Hikam

Tulungagung (Tulungagung, Cahaya Abadi), hlm. 22

Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

Chambers, Robert. (1988) Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. Jakarta:

LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan

Sosial)

Chandra, J. A., G, N. N. P. M., & Qomariah, N. (2020). Impact of Organizational

Citizenship Behavior , Leadership , Individual Characteristics and

Competence on Teacher Performance. Jurnal Manajemen dan Bisnis

Indonesia, 6(2), 244–256

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan

(PKDSP). (2007) Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan

(PKDSP). 2007. Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Dessler, Gary. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba.

46
Empat.

Fuadilah, Muhammad Alhada Habib, Kajian Teoritis Pemberdayaan Masyarakat

dan Ekonomi, Kreatif Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food,

Islamic Traveling, and Creative Economy, Volume 1, Issue 2, Tahun 2021,

Febi Ningtyas, Rista Eka Rachim dan Diah Ekaningtias (2014). The Effect Of

Leadership, Motivation, And Work Discipline On The Employees’

Performance Of Finance Section In The Regional Working Unit In

Tulungagung Regency. The Indonesian Accounting Review Vol. 4, No. 2,

July 2014, pages 97 – 106

Handoko (2017) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta Bumi

Aksara

Hasibuan, Malayu. (2014). Motivasi dan Dasar Peningkatan Produktivitas.

Jakarta:Bumi Aksara.

Husnan, Heidjrachman Suad. (2010). Aspek Motivasional dan Produktivitas

Kerja. Yogyakarta:BPFE

Hutomo, M. Y. (2000). Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi.

Jakarta: BAPPENAS

Ismawati, Ida (2016). Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Dibagian Produksi Studi Kasus pada PT. Gatra Mapan Ngijo

Karangploso. e – Jurnal Riset Manajemen; Prodi Manajemen Fakultas

Ekonomi Unisma

John. & Russel, JEA (1993). Human Resources Management. New York: Mcgraw

Hill Inc Harahap, S. Fialy dan S.

47
Keller, Kevin L. (2003). Strategic brand management. New Jersey: Prentice-

Hall.Inc.

Komaruddin. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit

Kappa-Sigma.

Mangkunegara, A.A. Anwar P. (2010). Perilaku dan Budaya Organisasi.

Bandung: PT. Refika Aditama. Newstrom, John W., Davis , Keith. (2007).

Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Mulyaningsih (2022) Manajemen Pelayanan Publik di Masa Pandemi, PIAP

Bandung

__________, (2019) Pengaruh Budaya Organisasi Dan Perilaku Birokrasi

Terhadap Efektivitas Organisasi : Studi Pada Dinas-Dinas, Badan-

Badan, Kantor-Kantor Dan Sekretariat Di Kabupaten Sumedang, Jurnal

Papatung: Vol. 2 No. 2 Tahun 2019

___________, (2019) The Implementation Of Characteristics Of Organizational

Culture “Sharing” Based On Local Wisdom In Increasing Hr Competence

In Indonesia (Facing Asian Future Shock 2020), Journal Of Educational

Experts (Jee)

___________,(2022) Effect of Strategic Planning on Competitive Advantages of

Small and Medium Enterprises, Management Science Letters

Nurhayati, T., & Hendar, H. (2019). Personal intrinsic religiosity and product

knowledge on halal product purchase intention: Role of halal product

awareness. Journal of Islamic Marketing.

Purnomo, H. (2004). “Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi Pertama.

48
Penerbit Graha Ilmu”. Yogyakarta

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2018). Perilaku Organisasi.

Organizational Behavior ( Buku 1, Edisi Ke-12). Jakarta: Salemba Empat

Robert Na Endi Jaweng, “Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014: Tinjauan

Desentralisasi Ekonomi”, dalam: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Edisi 47 Tahun

2015

Sedarmayanti. (2017). Perencanaan dan Pengembangan SDM ,untuk

Meningkatkan Kompetensi, Kinerja, dan Produktivitas Kerja. Bandung: PT

Refika Aditama

____________, Teni Listiani, Mulyaningsih (2022) Inovasi dan Manajemen

Pengetahuan Untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul, Bandung:

PT.Refika Aditama

____________, Teni Listiani, Mulyaningsih, Septiana Dwiputrianti, Anggarilia

Meryantie (2021) Membangun Karakter, Kepribadian,Talenta dan Inovasi

di Era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0, Bandung :Group

Penerbitan CV. Budi Utama

___________, (2019) Pembangunan Ekonomi, Bandung : CV.Kimka Mandiri

Siswanto. (2017). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Stoner, A.F, James dan Edward Freeman (eds), (2010), Manajemen Jilid I, terj.

Alexander Sindoro, Jakarta: PT Prenhallindo,

Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Bandung :Rekayasa. Sains.

Wilson. 2012.“Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga Bernardin,

Yuniarsih Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.

49
Bandung: CV. Alfabeta.

Peraturan Perundang-Undangan :

Anggaran Dasar (AD) Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Karangmulya

Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

Peraturan Desa Karangmulya No. 1 tahun 2016 tentang Badan Usaha Milik

Desa Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 39 tahun 2010 tentang

Badan Usaha Milik Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 39 tahun 2010 tentang Badan Usaha

Milik Desa

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa

Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU

No. 6 tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa.

Sumber lainnya :

● https://updesa.com/permendesa-pdtt-13-tahun-2020

● https://www.berdesa.com/4-program-prioritas

● https://www.academia.edu/

50

Anda mungkin juga menyukai