Anda di halaman 1dari 5

Lembar Kerja Lk 2.

a Pembelajaran dan Asesmen pada Project Based Learning


(1) Apa yang Anda pahami tentang pembelajaran berbasis projek?

Jawaban:
Project based learning yaitu model pembelajaran yang didasarkan pada
proyek, di mana siswa dihadapkan dengan masalah yang ada di dunia
nyata yang dianggap bermakna, kemudian bertindak secara kolaboratif
untuk menciptakan solusi dari masalah tersebut.Pembelajaran berbasis
proyek membuat pembelajaran menjadi sesuatu yang lebih “hidup” bagi
siswa. Siswa Bapak dan Ibu Guru akan mengerjakan proyek dalam waktu
tertentu, di mana mereka terlibat langsung dalam proses pemecahan
masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kompleks.

Tujuan Project Based Learning (PBL) adalah untuk meningkatkan motivasi


belajar siswa sehingga tercipta pembelajaran mandiri yang kolaboratif,
inovatif, unik, dan berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menunjukkan pengetahuan dan
kemampuan mereka melalui presentasi atau produk yang dihasilkan untuk
publik secara nyata. Selain itu, project based learning juga dapat
mengembangkan pengetahuan konstan yang mendalam serta keterampilan
berpikir yang kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi.
Penerapan project based learning tidak hanya menekankan pada
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan tapi juga dapat
melakukan perencanaan, perancangan, pemecahan masalah, dan
pelaporan. Berikut ini adalah ciri-ciri atau karakteristik dari model project
based learning, antara lain:

1. Pelaksanaannya bermula dari masalah atau keinginan pribadi atau


yang dimiliki secara kolektif. Dari permasalahan yang ditemukan,
lalu dibuat sebuah perencanaan proyek untuk menemukan solusi
dari masalah tersebut.

2. Melibatkan riset sesuai dengan topik agar dapat menentukan


masalah dan penyelesaian yang tepat. Dalam tahap ini, siswa
Bapak dan Ibu Guru melakukan penelitian sesuai dengan proses
yang sudah dirancang untuk mendapatkan informasi, melakukan
evaluasi, dan melihat kembali apakah riset yang dilakukan sudah
sesuai dengan rencana sebelumnya.

3. Diadakan untuk mencari solusi yang bertujuan untuk menyelesaikan


suatu masalah. Pemecahan masalah yang didapat menjadi hasil
pembelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

4. Menggunakan kerangka kerja yang berisi masalah yang dirasakan,


tantangan seperti apa yang ditemukan, lalu kesempatan, dan
bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

5. Ada jadwal yang memayungi proyek sehingga proses pembelajaran


tetap terorganisir meskipun berfokus pada siswa.
6. Hasilnya terukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

7. Dilakukan evaluasi setelah proyek selesai agar kedepannya


hasilnya bisa digunakan kembali atau diperbaiki.

(2) Menurut Anda, bagaimana prinsip pembelajaran yang efektif dan reflektif diterapkan pada
model pembelajaran berbasis projek?

Jawaban:
Prinsip pembelajaran yang efektif dan reflektif dapat digunakan secara
efisien dalam pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Model ini
menggambarkan metode di mana siswa terlibat dalam tugas praktis yang
memungkinkan pembelajaran melalui pengalaman dan penyelesaian
masalah. Berikut beberapa cara untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip
pembelajaran yang efektif dan reflektif dalam model pembelajaran berbasis
proyek:

A. Menggunakan Teknologi dan Sumber Daya:


- Manfaatkan teknologi dan sumber daya yang ada untuk
mendukung proyek-proyek, termasuk akses ke informasi,
perangkat lunak, dan peralatan yang dibutuhkan.
B. Menyediakan Konteks dan Tujuan yang Tegas:
- Pastikan tujuan pembelajaran proyek dipahami dengan jelas oleh
siswa.
- Berikan latar belakang yang relevan dan menarik agar siswa
memahami pentingnya proyek tersebut dalam konteks sehari-hari
atau pendidikan.
C. Membentuk Pembelajaran Kolaboratif:
- Fasilitasi kerja sama antar siswa dalam tim, menggambarkan
situasi dunia nyata.
- Dorong mereka untuk berdiskusi, berbagi ide, dan membagi
tanggung jawab di antara anggota tim.
D. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa:
- Dorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam perencanaan,
desain, dan pelaksanaan proyek.
- Berikan kesempatan kepada mereka untuk memilih topik atau
masalah yang mereka temukan menarik, sejauh mungkin, untuk
meningkatkan motivasi intrinsik.
E. Memanfaatkan Proses Pemecahan Masalah:
- Beri siswa kesempatan untuk merumuskan masalah, mencari
solusi, dan melakukan eksperimen atau riset yang relevan.
- Mendorong mereka untuk berpikir secara kritis, mengidentifikasi
alternatif, dan mengevaluasi keputusan yang mereka buat.
F. Menyediakan Waktu Refleksi yang Terstruktur:
- Jadwalkan sesi refleksi yang terstruktur selama dan setelah
selesainya proyek.
- Minta siswa untuk merenung tentang pembelajaran yang mereka
dapatkan, hambatan yang mereka temui, dan cara untuk
meningkatkan proses belajar mereka.
G. Menerapkan Penilaian yang Autentik:
- Gunakan metode penilaian yang mencerminkan tugas dan
tantangan yang akan dihadapi siswa dalam dunia nyata.
- Penilaian harus mencakup evaluasi kinerja siswa, produk yang
dihasilkan, dan perkembangan mereka sepanjang proyek.
H. Memberikan Dukungan dan Bimbingan:
- Sediakan dukungan dan panduan kepada siswa saat mereka
menjalani proyek.
- Pastikan guru atau pembimbing memberikan petunjuk yang jelas,
tetapi juga memberi ruang untuk eksplorasi dan pembelajaran
mandiri.
I. Melakukan Evaluasi terhadap Proses dan Hasil:
- Selama dan setelah selesai proyek, evaluasi baik proses
pembelajaran maupun hasil akhirnya.
- Gunakan umpan balik dari evaluasi ini untuk memperbaiki model
pembelajaran berbasis proyek di masa depan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, model pembelajaran berbasis


proyek dapat menjadi lingkungan pembelajaran yang efektif dan reflektif, di
mana siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
praktis, tetapi juga belajar untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan merenung
tentang pengalaman mereka.
(3) Sekolah tempat Anda mengajar memiliki Program Keahlian Busana. Sekolah berencana
mengembangkan produk kreatif berupa seragam sekolah yang dibutuhkan oleh peserta
didik baru yang akan masuk di sekolah Anda semester depan. Jumlah peserta didik baru
berjumlah 240 siswa. Lakukan analisis produk dan kebutuhan kompetensi serta sumber
daya yang dibutuhkan. Kerjasama kemitraan dengan dunia kerja seperti apa yang akan
dilakukan oleh sekolah.

Jawaban:

Pengembangan seragam sekolah kreatif untuk 240 peserta didik baru di


Program Keahlian Busana memerlukan analisis yang matang terkait
produk, kebutuhan kompetensi, dan sumber daya yang diperlukan. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh sekolah untuk mengatasi
tugas ini:

1. Analisis Kebutuhan Kompetensi:


- Identifikasi kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa dalam Program
Keahlian Busana untuk mengembangkan seragam.
- Pastikan siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang desain,
pola, pemotongan kain, jahitan, dan teknik dekorasi yang diperlukan.
- Latih siswa dalam penggunaan perangkat lunak desain seperti
Adobe Illustrator atau perangkat lainnya yang sesuai.
2. Analisis Produk:
- Tentukan desain seragam sekolah yang kreatif dan sesuai dengan
identitas sekolah.
- Pastikan seragam tersebut memenuhi standar keamanan dan
kenyamanan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
- Perhatikan aspek-aspek seperti tipe kain yang akan digunakan,
warna, aksen, dan aksesoris yang mungkin diperlukan.
3. Sumber Daya yang Diperlukan:
- Tentukan peralatan dan sumber daya yang diperlukan untuk
menghasilkan seragam, seperti mesin jahit, alat potong kain, setrika,
dll.
- Pastikan tersedia bahan baku seperti kain, benang, kancing, dan
aksesoris seragam.
- Sediakan tempat kerja yang memadai dan aman bagi siswa.
- Bekerjasama dengan para instruktur atau profesional
berpengalaman di industri busana untuk memberikan panduan dan
bimbingan kepada siswa.
4. Kerjasama Kemitraan dengan Dunia Kerja:
- Jalin kemitraan dengan perusahaan atau pengusaha di industri
busana setempat untuk mendukung proyek ini.
- Minta bantuan dalam penyediaan bahan baku, peralatan, atau
sumber daya lainnya yang dibutuhkan.
- Bekerjasama dengan profesional di industri busana untuk
memberikan wawasan dan pelatihan kepada siswa, serta membantu
mereka memahami tren dan kebutuhan pasar.
- Mungkin, adakan kompetisi desain seragam sekolah antara siswa
dengan hadiah-hadiah menarik dari mitra industri untuk memberikan
motivasi tambahan kepada siswa.
5. Pengembangan Proyek:
- Bagi siswa menjadi kelompok kerja yang akan merancang,
membuat, dan mengevaluasi seragam sekolah.
- Jadwalkan tahap-tahap proyek dengan pemantauan yang cermat,
termasuk presentasi desain, produksi prototipe, evaluasi dan
perbaikan berdasarkan umpan balik.
6. Evaluasi dan Perbaikan:
- Setelah seragam selesai, minta umpan balik dari peserta didik baru
yang memakainya untuk perbaikan di masa mendatang.
- Evaluasi kesuksesan proyek dan identifikasi pelajaran yang dapat
diterapkan pada proyek serupa di masa depan.

Dengan kerjasama kemitraan yang baik antara sekolah dan dunia kerja,
siswa dapat memperoleh pengalaman praktis yang berharga dalam industri
busana, sementara sekolah mendapatkan dukungan sumber daya dan
wawasan industri yang diperlukan untuk proyek seragam sekolah yang
sukses.

**) Catatan: Hasil pekerjaan diunggah ke LMS dalam bentuk PDF.

Anda mungkin juga menyukai