Anda di halaman 1dari 9

JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara

Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI
MELALUI KARTU TANI DI KABUPATEN BOJONEGORO

Sri Kasiami
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bojonegoro
Jl. Lettu Suyitno No. 2 Bojonegoro
Email: sri.kasiami@gmail.com

Abstract
This study aims to identify and analyze the obstacles that occur in the distribution of subsidized
fertilizers through farmer cards in Bojonegoro Regency. The method used is a qualitative
approach with data collection observations, interviews and documentation. Determination of
informants using purposive sampling, while the number of informants inventoried a number of
72 people. Data analysis used data reduction, data presentation and conclusion
drawing/verification, with the technique of taking informants using purposive sampling
technique. The focus of the research refers to the content of policies, information, support, and
potential distribution in the distribution of subsidized fertilizers. The results show that the
content of the policy is still the main obstacle. The district government's lack of courage in
initiating policies that are tailored to local needs.
Keywords: Barriers, Subsidized Fertilizer, Farmer Card

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hambatan-hambatan yang terjadi
dalam penyaluran pupuk bersubsidi melalui kartu tani di Kabupaten Bojonegoro. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pengambilan data observasi, wawancara dan
dokumentas. Penentuan informan menggunakan purposive sampling, adapun informan
terinventarisir sejumlah sejumlah 72 orang. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian
data dan conclusion drawing/verification, dengan teknik pengambilan informan menggunakan
teknik purposive sampling. Fokus penelitian mengacu pada isi kebijakan, informasi, dukungan,
dan pembagian potensi dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Hasil penelitian menunjukkan, isi
kebijakan masih menjadi hambatan utama. Ketidakberanian pemerintah kabupaten dalam
menginisasi kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan local.
Kata kunci: Hambatan, Pupuk Bersubsidi, Kartu Tani

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 28


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
PENDAHULUAN dukungan dalam produksinya, Seperti
Indonesia merupakan negara yang halnya pupuk yang sangat penting dalam
kaya akan sumber daya alam, termasuk meningkatkan produktivitas di sektor
sumber daya alam dibidang agraris. Salah pertanian.
satu sektor penggerak perekonomian dan Istilah input mengandung makna
kontribusinya sangat berpengaruh terhadap semua jenis sumber daya masukan yang
pertumbuhan dan perekonomian nasional digunakan dalam suatu proses tertentu
Indonesia adalah sektor pertanian. untuk menghasilkan output. Input tersebut
Sehingga sebagian besar penduduk dapat berupa bahan baku untuk proses.
Indonesia bermata pencaharian sebagai Maka dengan ini pemerintah mengeluarkan
petani. Sektor pertanian adalah salah satu kebijakan penyediaan pupuk bagi petani
sektor penyokong perekonomian nasional, melalui subsidi harga pupuk. Pupuk
maka usaha pertanian juga harus dibantu bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan
semaksimal mungkin agar produktivitas dan penyalurannya mendapat subsidi dari
pertanian tidak mengalami penurunan dari pemerintah untuk kebutuhan petani yang
sisi kualitas maupun kuantitas, dari sini dilaksanakan atas dasar program
peran pemerintah akan sangat berarti dalam pemerintah. Kebijakan pupuk bersubsidi
pembangunan pertanian nasional, guna telah diatur dalam Peraturan Presiden RI
tercapainya swasembada pangan nasional. No. 15 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas
Dalam mengupayakan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005
kesejahteraan petani di indonesia perlu Tentang penetapan Pupuk bersubsidi
adanya pembangunan ke arah yang lebih sebagai Barang dalam Pengawasan.
baik lagi. Pembangunan adalah suatu usaha Kebijakan distribusi pupuk
atau rangkaian usaha pertumbuhan dan bersubsidi juga diatur Peraturan Menteri
perubahan yang berencana dan dilakukan perdagangan Nomor 15/M-
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan DAG/PER/4/2013 yang mengatur tentang
pemerintah menuju modernitas dalam Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
rangka pembinaan bangsa “nation bersubsidi untuk Sektor Pertanian. Namun
building”. Sektor pertanian adalah salah pada saat pendistribusiannya ditemukan
satu sektor yang menarik perhatian berbagai masalah yang dihadapi. Di
pemerintah dalam melaksanakan antaranya adalah panjangnya rantai
pembangunan. yang tidak hanya distribusi dan dualisme harga pupuk ini
ditunjukkan untuk mensejahterakan petani menimbulkan kelangkaan pupuk serta
semata, tetapi juga bertujuan untuk pengoplosan pupuk subsidi dan non-
mengembangkan potensi sumber daya subsidi.
manusia baik secara ekonomi, sosial, Permasalahan yang terjadi terkait
politik, budaya, lingkungan , maupun penyaluran pupuk bersubsidi meliputi
melalui perbaikan (improvment), kelangkaan pupuk, harga yang fluktuatif,
pertumbuhan (growth) dan perubahan serta penggunaan pupuk oleh petani yang
(change). sering kali melebihi dosis anjuran.
Sektor pertanian merupakan sektor Kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi
yang mendapat perhatian serius pemerintah diakibatkan karena kebutuhan akan pupuk
dalam melaksanakan pembangunan. Sejauh yang tinggi sedangkan ketersediaan
ini, pemerintah telah berupaya ditingkat pengecer atau penjual serta
mengimplementasikan berbagai program distributor rendah. Seringkali ketika
kebijakan untuk kesejahteraan petani di dibutuhkan persediaan tidak ada dan
indonesia. Sektor pertanian adalah sektor mengakibatkan harga pupuk yang semakin
yang dalam proses produksinya meningkat. Hal tersebut karena
membutuhkan berbagai input atau faktor ketidakmerataan akan distribusi pupuk

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 29


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
bersubsidi baik ditingkat distributor Kementerian Pertanian, Gubernur dan
wilayah maupun di tingkat petani. Bupati/ Wali Kota.
Usaha pemerintah dalam Sejak tahun 2017 pemerintah
menangani masalah tersebut dengan mempunyai kebijakan penebusan pupuk
kembali membuat program kebijakan yang subsidi dengan menggunakan Kartu Tani.
memanfaatkan teknologi yang modern dan Tahun 2017 sudah dimulai uji coba pada
diharapkan tepat sasaran, Salah satunya lima provinsi di Pulau Jawa yaitu : Jawa
adalah melalui program kebijakan dalam Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten
penyaluran pupuk bersubsidi melalui kartu dan DIY. Pada Tahun 2018 Uji coba
tani yang pelaksanaannya diatur pada diperluas ke 10 Provinsi yaitu : Sumatera
Peraturan Menteri Pertanian Nomor Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
47/Permentan/ SR.310/12/2017 tentang Lampung, Aceh, Bali,Nusa Tenggara
Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Barat, Sulawesi selatan, Kalimantan
Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Selatan, Kalimantan Barat.
Anggaran 2018. Dengan upaya pemerintah
Kartu tani adalah sebuah alat menerapkan e-RDKK dan Kartu Tani,
transaksi berupa kartu debit yang diharapkan tidak akan lagi ada kelangkaan
multifungsi yang memuat informasi tentang pupuk. Rancangan Definitif Kebutuhan
profil petani, luas lahan, kebutuhan Kelompok elektronik (e-RDKK) adalah
saprotan, informasi panen, maupun sebagai sistem yang ada di dalam kartu tani yang
alat transaksi yang bisa digunakan untuk terdiri dari nama petani, luas lahan, jenis
transfer, tarik tunai, pembayaran, tanaman, dan alokasi pupuk yang
pembelian, pinjaman dan lebih utama dibutuhkan petani. Dari data petani yang
sebagai data penerima subsidi dan bantuan diajukan semua provinsi ada 16 juta orang,
pemerintah melalui Himpunan Bank-Bank yang masuk program Rancangan Definitif
Negara (HIMBARA) yang terdiri dari Kebutuhan Kelompok elektronik (e-
Bank Mandiri untuk Provinsi Jawa Barat, RDKK) tercatat ada 10 juta petani, Namun,
Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk saat ini terealisasi terdapat 6 juta kartu tani
Provinsi Jawa Tengah, Bank Tabungan yang disebarkan sebagian besar ada di
Negara (BTN) untuk Provinsi Banten, dan pulau Jawa.
Bank Negara Indonesia (BNI) untuk Bojonegoro menjadi salah satu
Provinsi Jawa Timur. wilayah di Jawa Timur yang dahulu
Kartu tani sebagai upaya menjamin mendapat distribusi Kartu Tani pada Tahun
transparansi dan akuntabilitas dalam 2017. Dan menurut Data dari Dinas
penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani, Pertanian Kabupaten Bojonegoro telah
dan menindaklanjuti rekomendasi Litbang membagikan 172.266 kartu tani kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) petani di 28 kecamatan di Bojonegoro.
serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Meski demikian, kartu tani yang sudah
maka akan dilakukan implementasi tersebar merata di 28 kecamatan. Namun,
penebusan pupuk bersubsidi menggunakan dalam penerapannya beberapa petani
Kartu Tani, sehingga diharapkan mengaku belum bisa mengakses
penyaluran pupuk bersubsidi akan lebih kemudahan dan manfaat kartu tani seperti
terjamin dan tepat sasaran bagi petani yang yang dijanjikan oleh pemerintah.
berhak menerima. Program Kartu Tani ini Hal ini disebabkan, karena kartu
melibatkan beberapa instansi terkait yaitu : tani belum bisa digunakan sepenuhnya
kementrian koordinator perekonomian, sebagai alat transaksi untuk menebus pupuk
kementerian Dalam Negeri, kementerian bersubsidi. Dari data yang diperoleh dari
Badan Usaha Milik Negara, Kementerian dinas pertanian terdapat 3 kecamatan yang
Perdagangan, Kementerian Keuangan, membagikan kartu tani melebihi data e-

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 30


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
RDKK diantaranya Kalitidu, Kanor, kebijaksanaan. Menurut Anderson dalam
Tambakrejo. dalam hal ini dapat Islamy (2000:108-110), ada beberapa hal
menghambat proses pelaksanaan yang menyebabkan masyarakat
pendistribusian kartu tani sesuai e-RDKK. mengikutinya. Antara lain adalah: (a)
Dan hal lain yang mempengaruhi Respek anggota masyarakat terhadap
terhambatnya proses penyaluran pupuk otoritas dan keputusan-keputusan badan
bersubsidi menggunakan Kartu Tani adalah pemerintah. Sejak lahir manusia telah
kendala-kendala yang dihadapi stakeholder dididik untuk patuh dan memberikan
yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan (THL) respek kepada otoritas orang tua, norma
yang bertugas mendata penerima Kartu atau hukum, pejabat pemerintah, terutama
Tani sebagai alat untuk menebus pupuk bila hal ini dianggap cukup belasan atau
bersubsidi. masuk akal. (b) Adanya kesadaran untuk
Kendala di lapangan sangat menerima kebijaksanaan. Banyak orang
dirasakan oleh para petugas THL untuk menerima dan melaksanakan
mendata luas lahan belum lagi alokasi kebijaksanaan negara sebagai sesuatu yang
pupuk yang bakal didapatkan para petani, logis, perlu dan adil.
tentu saja memerlukan waktu yang tidak Kemudian, (c) Adanya keyakinan
sebentar. Data alokasi itupun senantiasa bahwa kebijaksanaan itu dibuat secara sah,
harus diperbarui oleh THL setiap konstitusional, dan oleh pejabat yang
perubahan musim tanam. Satu THL berwenang untu itu serta melalui prosedur
membawahi 4 desa jika dalam 4 desa itu yang benar. Suatu kebijaksanaan Negara
terdapat kurang lebih 3 ribu petani maka dibuat berdasarkan ketentuan tersebut,
bisa dibayangkan kesulitan anggota THL. maka masyarakat cenderung mempunyai
Lamanya proses pendataan itu akan kesadaran diri untuk menerima dan
membuat mandek dan terhambatnya proses melaksanakan kebijaksanaan tersebut. (d)
penyaluran pupuk bersubsidi. Adanya kepentingan pribadi.seseorang atau
Secara teoritik, hambatan adalah kelompok sering menerima kepentingan
hal-hal yang bersifat melemahkan dan yang langsung dengan menerima dan
cenderung menghalangi tercapainya suatu melaksanakan kebijakan negara karena
tujuan. Menurut Effendi (2000) dan Darwin sesuai dengan kepentingannya.
(1999), ada kebijakan yang mudah Berdasarkan latar belakang masalah
diimplementasikan, tetapi ada pula yang dan kajian teoritik yang ada, penulis tertarik
sulit diimplementasikan. Oleh Darwin untuk menelaah dalam sebuah penelitian
(1999) ditegaskan karena itu, salah satu hal untuk menjawab permasalahan apa saja
yang penting dalam studi implementasi bentuk hambatan-hambatan dalam
adalah bagaimana mengenali tingkat Penyaluran Pupuk Bersubsidi melalui
kesulitan suatu kebijakan untuk Kartu Tani di Kabupaten Bojonegoro.
diimplementasikan, dan bagaimana agar
kebijakan tersebut dapat lebih METODE PENELITIAN
terimplementasi. Pertanyaan sama Jenis penelitian yang digunakan
ditegaskan Edward II (1980:2), bahwa “ ialah penelitian deskriptif dengan
what are the preconditions for succesful pendekatan kualitatif. Penelitian ini
policy implemention?”. prakondisi- berlokasi di Kabupaten Bojonegoro dengan
prakondisi yang dimaksud dapat berupa informan penelitian dari Kecamatan
hambatan/kesulitan ataupun pendorong Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro,
agar kebijakan dapat diimplementasikan. Kecamatan Kalitidu Kabupaten
Dalam implementasi kebijakan Bojonegoro, Desa Gedongarum Kecamatan
negara, masyarakat seharusnya perlu Kanor Kabupaten Bojonegoro. Fokus
mengetahui dan melaksanakan penelitian mengacu pada factor-fakor yang

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 31


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
menjadi penghambat kebijakan dari belum semuanya ada mulai dari kartu
Bambang Sunggono (1994), yang mengacu tani yang belum terdistribusi atau
pada empat indicator utama, yakni: (1) isi terbagi secara keseluruhan, dan
kebijakan, (2) informasi, (3) dukungan, dan alokasi pupuk bersubsidi yang sangat
(4) pembagian potensi. Pengambilan kurang jika disesuaikan dengan
informan menggunakan teknik purposive jumlah alokasi pupuk bersubsidi di e-
sampling, dalam proses penelitian RDKK. hal ini yang menjadi peyebab
terinventarisir sumber data 72 informan. utama terhambatnya program
Sumber data yang digunakan adalah kebijakan ini.
sumber data primer dan data sekunder Jikapun kartu tani sudah
dengan cara observasi, wawancara, dan terbagi semua secara keseluruhan
dokumentasi. Dalam menganalisa namun alokasi pupuk bersubsidi
menggunakan teknik analisis data interaktif alokasinya masih kurang, maka
Model Miles and Huberman yang program kebijakan ini belum bisa
mengemukakan bahwa aktifitas dalam dijalankan karena kendala utama
analisis data, yaitu reduksi data, penyajian memang pada alokasi pupuk yang
data dan conclusion drawing/verification”. belum sesuai dengan jumlah alokasi
di e-RDKK para petani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Isi kebijakan 2. Kurangnya ketetapan internal
Isi kebijakan meliputi 1) samarnya maupun eksternal dari kebijakan
isi kebijakan 2) kurangnya ketetapan yang akan dilaksanakan
intern maupun ekstern dari kebijakan Di sini kurangnya ketetapan
yang akan dilaksanakan 3) kekurangan- internal maupun ekstern dari
kekurangan yang sangat berarti, dan 4) kebijakan yang akan dilaksanakan
kekurangan-kekurangan yang standar operasional prosedur
menyangkut sumber daya-sumber daya pelaksanaan program kebijakan
pembantu. penyaluran pupuk bersubsidi melalui
1. Samarnya isi kebijakan kartu tani ini semua dari pusat. Dari
Berdasarkan hasil penelitian, pihak internal kabupaten Bojonegoro
pada dimensi isi kebijakan dalam tidak ada standar operasional khusus
program kebijakan ini tujuannya untuk kartu tani ini sendiri guna
sudah cukup terperinci dan jelas. mendukung jalannya program
Bahwa kartu tani tersebut digunakan kebijakan ini, kurangnya inovasi
untuk penebusan pupuk bersubsidi, dinas pertanian untuk mengapresiasi
dan yang memperoleh pupuk kebijakan level desa melalui teknis
bersubsidi dibuktikan dengan yang ketetapan standar operasional
mempunyai kartu tani tersebut. prosedur level desa belum ada.
Pemilik kartu tani adalah penggarap
atau pemilik sawah. Sedangkan 3. Kekurangan-kekurangan yang
sarana-sarana penerapan prioritas sangat berarti
seperti kartu tani sebagai alat utama Berdasarkan hasil wawancara
untuk penebusan pupuk bersubsidi, dan pengamatan penulis adanya
kios pengecer resmi sebagai pihak kekurangan-kekurangan yang sangat
yang menjual pupuk bersubsidi, EDC berarti diantaranya, minimumnya
(Electure Data Capture), dan pupuk. alokasi pupuk bersubsidi setelah
Dan sarana prasarana terdistribusinya kartu tani, kartu tani
sebagai faktor pendukung dalam yang baru sampai pada tahap
menunjang program kartu tani ini verifikasi dan pendataannya saja,

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 32


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
aplikasi kartu tani yang tidak bisa pelaksana seperti dinas pertanian dengan
menerima data yang telah dikirim dan para korluh (koordinator penyuluh),
letak kesalahannya belum jelas dan kemudian korluh (koordinator
Pemegang kartu tani rata-rata akan penyuluh) dengan THL/ tenaga harian
beranggapan lebih ribet lepas. Kemudian pihak THL/ tenaga
menggunakan kartu tani, karena harian lepas menginformasikan secara
mereka beranggapan sama-sama langsung kepada kelompok tani.
membayar menggunakan kartu tani Keberlangsungan program dapat
maupun tidak. Petani/ penggarap diketahui dengan baik oleh semua
yang memiliki garapan di beberapa implementor melalui media komunikasi
tempat beda desa ribet mau nebus yang digunakan.
pupuknya dimana karena 1
petani/penggarap 1 kartu bisa ditebus c. Dukungan
di satu kios dan adanya pergantian Pihak korluh dan dinas pertanian
penggarap bagi lahan sewa, dan NIK serta kelompok tani tidak menunjukan
petani yang tidak valid belum bisa penolakan terhadap program kebijakan
menerima kartu tani. ini, namun sebaliknya mereka sangat
mendukung program kebijakan
4. Kekurangan-kekurangan yang penyaluran pupuk bersubsidi melalui
menyangkut sumber daya- sumber kartu tani tersebut. Mereka menyatakan
daya pembantu. bahwa kartu tani ini tujuannya bagus dan
Kurangnya tenaga harian perlu diterapkan. Dalam hal ini, manfaat
lepas yang betugas dilapangan, katu tani tidak sebatas sebagai alat
kurangnya perpanjangan waktu penyaluran pupuk bersubsidi saja tapi
mengingat terbatatasnya tenaga juga bank-bank BUMN akan
pelaksana bagian lapangan. Dan juga menggunakan kartu tani sebagai data
Adanya tidak kesesuaian insentif penyaluran penyalur Kredit Usaha
dengan beban kerja sangat Rakyat (KUR). Namun, Pembuat
berpengaruh. Pada bagian petugas di kebijakan harus memberikan perhatian
lapangan yang sangat terbatas dan khusus demi kelancaran program
akibat petugas lapangan yang terbatas seingga kebijakan dapat berjalan dengan
tugas mereka semakin bertambah. lancar tidak ada kendala atau
Namun tidak ada anggaran untuk terbengkalai. Seperti ketersediaan pupuk
tunjangan atau reward apapun. Hanya bersubsidi yang perlu diperhatikan oleh
tunjangan yang didapat langsung dari pembuat kebijakan. Maka dari ini jika
pusat. tidak adanya insentif bisa penerapan suatu program kebijakan
menjadikan petugas lapangan atau dengan skala nasional harus dimaklumi
tenaga harian lepas kinejanya jika membutuhkan waktu dan proses
semakin menurun. Pentingnya suatu yang panjang.
anggaran mempengaruhi
terwujudnya tujuan program ini. d. Pembagian Potensi
Dalam praktik pelaksanaan
b. Informasi program penyaluran pupuk bersubsidi
Para pelaksana kebijakan masih melalui kartu tani di Kabupaten
saling menjaga informasi dengan baik, Bojonegoro pembagian potensi telah
hal ini didukung oleh media komunikasi dilaksanakan dengan baik, bentuk
dari telepon genggam yang membentuk koordinasi THL dan Korluh mengenai
group whatsapp untuk saling terhubung keberlangsungan program, kemudian
dan berkoordinasi dengan baik antar dilapangan THL melakukan koordinasi

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 33


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
atau pendampingan dengan kelompok utama untuk penebusan pupuk bersubsidi,
tani serta pemilik kios mengenai kios pengecer resmi sebagai pihak yang
pendataan di lapangan untuk alokasi dan menjual pupuk bersubsidi, EDC (Electure
mekanisme baru pelaksanaan penebusan Data Capture), dan pupuk. dan sarana
pupuk bersubsidi dalam penyusunan prasarana sebagai faktor pendukung
RDKK di kelompok tani. dalam menunjang program kartu tani ini
Selanjutnya jika sudah didapatkan belum semuanya ada mulai dari kartu tani
data yang sesuai di lapangan dan status yang belum terdistribusi atau terbagi
petani, Kemudian THL akan kembali secara keseluruhan, dan alokasi pupuk
berkoordinasi dengan korluh kecamatan bersubsidi yang sangat kurang jika
untuk dilakukan verifikasi kemudian disesuaikan dengan jumlah alokasi pupuk
pengolah data dari Dinas pertanian bersubsidi di e-RDKK. hal ini yang
melakukan verifikasi data secara menjadi peyebab utama terhambatnya
berjenjang, selanjutnya korluh akan program kebijakan ini.
koordinasi dengan pihak dinas pertanian
dan pihak dinas pertanian akan 2. Kurangnya ketetapan intern
koordinasi dengan pihak BNI, data yang maupun ekstern dari kebijakan
sesuai dengan persyaratan perbankan yang akan dilaksanakan
akan dilaksanakan penerbitkan kartu Kurangnya ketetapan intern
tani. Berdasarkan hasil penelitian yang maupun ekstern dari kebijakan yang
diperoleh peneliti dapat disimpulkan akan dilaksanakan, standar operasional
bahwa dalam praktik pelaksanaan prosedur pelaksanaan program
program penyaluran pupuk bersubsidi kebijakan penyaluran pupuk bersubsidi
melalui kartu tani dapat disimpulkan melalui kartu tani ini semua dari pusat.
bahwa para pelaksana yang terlibat telah pihak internal Kabupaten Bojonegoro
berkoordinasi dengan baik. Para tidak ada standar operasional Prosedur
pelaksana kebijakan telah berfungsi khusus untuk kartu tani ini sendiri guna
sesuai dengan tugas masing-masing mendukung jalannya program kebijakan
yang telah diberikan. ini.

SIMPULAN 3. Kekurangan-kekurangan yang


Mengacu pada penyajian data dan sangat berarti
informasi penelitian, maka guna Minimumnya alokasi pupuk
memberikan makna ataua pegertian di atas, bersubsidi setelah terdistribusinya kartu
maka langkah berikutnya adalah diadakan tani, kartu tani yang baru sampai pada tahap
analisa data yang kemudian verifikasi dan pendataannya saja, aplikasi
dinterpretasikan atau dimaknai, yakni kartu tani yang tidak bisa menerima data
sebagai berikut : yang telah dikirim dan letak kesalahannya
a. Isi kebijakan belum jelas dan Pemegang kartu tani rata-
1. Samarnya isi kebijakan rata akan beranggapan lebih ribet
Isi kebijakan dalam program menggunakan kartu tani, karena mereka
kebijakan ini tujuannya sudah cukup beranggapan sama-sama membayar
terperinci dan jelas. bahwa kartu tani menggunakan kartu tani maupun tidak.
tersebut digunakan untuk penebusan Petani/ penggarap yang memiliki garapan
pupuk bersubsidi, dan yang memperoleh di beberapa tempat beda desa ribet mau
pupuk bersubsidi dibuktikan dengan yang nebus pupuknya dimana karena 1
mempunyai kartu tani tersebut. petani/penggarap 1 kartu bisa ditebus di
Sedangkan sarana-sarana penerapan satu kios dan adanya pergantian penggarap
prioritas seperti kartu tani sebagai alat

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 34


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
bagi lahan sewa, dan NIK petani yang tidak Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor
valid belum bisa menerima kartu tani. Publik, UPP STIM YKPN, Yogyakarta,
2015
4. Kekuarangan sumber daya- Pasolong Harbani, Metode penelitian
sumber daya pembantu Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung,
Kurangnya tenaga harian lepas yang 2016
betugas dilapangan, kurangnya Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,
perpanjangan waktu mengingat Alfabeta, Bandung,2011
terbatatasnya tenaga pelaksana bagian Suntoro Irawan dan Hariri Hasan,
lapangan. Dan juga Adanya tidak Kebijakan Publik, Graha Ilmu,
kesesuaian insentif dengan beban kerja Yogyakarta, 2015
sangat berpengaruh terhadap berjalannya Sugiyono, Memahami Penelitian
kebijakan ini. Kualitatif, Alfabeta, Bandung,2016
Suyanto, Metode Penelitian Sosial,
b. Informasi Prenada Media, Jakarta, 2005
Para pelaksana kebijakan masih saling Tahir Arifin, Kebijakan Publik &
menjaga informasi dengan baik, hal ini Transparansi, Alfabeta, Bandung, 2015
didukung oleh media komunikasi dari
telepon genggam yang membentuk group Peraturan-peraturan
whatsapp untuk saling terhubung dan Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2011,
berkoordinasi dengan baik. Tentang penetapan Pupuk bersubsidi
sebagai Barang dalam Pengawasan .
c. Dukungan Peraturan Menteri perdagangan Nomor
Pihak korluh dan dinas pertanian serta 15/M-DAG/PER/4/2013 ,yang
kelompok tani tidak menunjukan penolakan mengatur tentang Pengadaan dan
terhadap program kebijakan ini, namun Penyaluran Pupuk bersubsidi untuk
sebaliknya mereka sangat mendukung Sektor Pertanian
program kebijakan penyaluran pupuk Peraturan Menteri pertanian Nomor
bersubsidi melalui kartu tani tersebut. 47/Permentan/ SR.310/12/2017 ,
Tentang Alokasi dan Harga Eceran
d. Pembagian Potensi Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor
Pembagian potensi telah dilaksanakan Pertanian Tahun Anggaran 2018.
dengan baik, bentuk koordinasi THL dan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 70
Korluh selanjutnya korluh akan koordinasi Tahun 2016, Tentang Kedudukan,
dengan pihak dinas pertanian dan pihak Susunan, Organisasi, Uraian Tugas dan
dinas pertanian akan koordinasi dengan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
pihak BNI, data yang sesuai dengan Pertanian Kabupaten
persyaratan perbankan akan dilaksanakan Bojonegoro,Bojonegoro, 2016
penerbitkan kartu tani.
Jurnal
Ashari Latifa, Hariani Dyah , Analisis
DAFTAR PUSTAKA Efektivitas Program Kartu Tani di
Buku-buku Kecamatan Banjarnegara, Departemen
Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Bambang Sunggono, 1994, Hukum dan Sosial dan Ilmu politik Universitas
Kebijaksanaan Publik, Jakarta: PT Diponegoro, Volume 8, No 2,
Karya Unipress. Semarang, 2019
Hardiyansyah, Kualitas Pelayanan Publik, Nur mufidah, Implementasi program
Gava Media, Yogyakarta, 2011 penyaluran pupuk bersubsidi melalui

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 35


JIAN - Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Universitas Bojonegoro
ISSN : 2549 – 3566
kartu tani di Desa Durung Bedug Isye Nuriyah Agindawati, Implementasi
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Kebijakan publik dari Perspektif
Fakultas ilmu Sosial dan Hukum Penyelenggara Pengawasan,BPSDM
Universitas Negeri Surabaya, Volume 6, Provinsi Jawa Barat, Volume 10, Nomor
No 9, Surabaya, 2018 1, Jawa Barat, 2019

JIAN – Volume 4 No 1, Februari 2020 36

Anda mungkin juga menyukai