Anda di halaman 1dari 13

EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Economic Education Analysis Journal


Terakreditasi SINTA 5
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk Pada Petani Padi


Ikmal Kholis, Khasan Setiaji
DOI: 10.15294/eeaj.v9i2.39543

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Sejarah Artikel Abstrak


Diterima: 15 Desember 2019 Kebijakan subsidi pupuk bertujuan untuk mendukung sektor pertanian dengan memberikan
Disetujui: 7 Februari 2020 subsidi input melalui penetapan HET pupuk subsidi. Penelitian ini bertujuan untuk menga-
Dipublikasikan: 30 Juni 2020 nalisis efektivitas kebijakan subsidi pupuk pada petani padi di Kabupaten Batang menggu-
nakan enam indikator ketepatan subsidi pupuk. Dalam penelitian ini menggunakan desain
Keywords penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitin ini adalah petani padi di Kabupaten Batang.
Effectiveness; fertilizer subsidy Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling dengan metode Two-Stage Cluster
policy; rice plant Sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dalam dua tahap. Metode analisis yang di-
gunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif untuk mengukur efektivitas kebijakan
subsidi pupuk dengan menggunakan enam indikator ketepatan pupuk subsidi. Hasil peneli-
tian ini menunjukkan bahwa kebijakan subsidi pupuk pada petani padi di Kabupaten Batang
berdasarkan enam indikator tepat masih dikategorikan tidak efektif. Hal ini dikarenakan dari
segi indikator tepat harga, tepat jumlah, tepat tempat, serta tepat mutu belum terpenuhi. Se-
dangkan dari indikator tepat jenis dan tepat waktu sudah terpenuhi. Saran yang berkaitan den-
gan hasil penelitian ini yaitu: Pemerintah terkait harus memperbaiki mekanisme penyaluran
subsidi pupuk serta meningkatkan pengawasan pada proses penyaluran pupuk subsidi kepada
petani agar indikator-indikator efektivitas kebijakan subsidi pupuk terpenuhi sehingga proses
produksi padi dapat maksimal. Perbaikan dan pengawasan terutama pada indikator harga,
jumlah, tempat, serta mutu pupuk subsidi.
Abstract
The fertilizer subsidy policy aims to support the agricultural sector by providing input subsidies through
the determination of subsidized fertilizer HET. This study aims to analyze the efectiveness of fertilizer
subsidy policies in rice farmers in Batang using six indicators of the acuracy of fertilizer subsidies. In this
study, the researcher used a descriptive research design. The population of this study were rice farmers in
Batang Regency. The sampling technique used cluster sampling with the Two-Stage Cluster Sampling
method in which the sampling is done in two stages. The analysis method used is a quantitative descrip-
tive analysis method to measure the effectiveness of the fertilizer subsidy policy by using six indicators of
the acuracy of fertilizer subsidies. The results of this study indicate that the policy of fertilizer subsidies
to rice farmers in Batang Regency based on six appropriate indicators is still considered ineffective. This
is because in terms of indicators of the right price, the right amount, the right place and the right qual-
ity has not been met. While the indicators of the right type and on time have been fulfilled. Suggestions
related to the results of this study are: The related government should improve the mechanism of fertilizer
subsidy distribution and improve supervision on the process of distributing fertilizer subsidies to farmers
so that the effectiveness indicators of fertilizer subsidy policies are met so that the rice production process
can be maximized. The Improvement and supervision mainly concerned on indicators of price, quantity,
location and quality of subsidized fertilizers.

How to Cite
Kholis, I & Setiaji, K.(2020). Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk Pada Petani Padi.
Economic Education Analysis Journal, 9(2), 503-515.

© 2020 Universitas Negeri Semarang


Alamat Korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L3 Lantai 1 FE Unnes e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email: ikmalsukses@gmail.com
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

pendahuluan galami penurunan dari sebesar 35,7 (triliun


rupiah) pada tahun 2015, menjadi 30,1 (triliun
Sektor pertanian merupakan sektor rupiah) pada tahun 2016. Hal ini dikarenakan
yang memiliki peran strategis dalam Pemban- adanya pemangkasan anggaran belanja nega-
gunan Nasional. Pada tahun 2016, sektor per- ra pada tahun 2016, kemudian anggaran nega-
tanian mempunyai kontribusi sebesar 13,45% ra yang digunakan untuk subsidi pupuk juga
terhadap PDB Indonesia dan merupakan terlalu besar dan juga adanya indikasi ketidak
sektor terbesar kedua setelah sektor industri efektivitasan penggunaan subsidi pupuk ini
pengolahan (Badan Pusat Statistik, 2016). Se- untuk mendukung sektor pertanian. Namun
bagai negara agraris, Indonesia menempatkan menurut Darwis dan Supriyati (2013) subsidi
pertanian sebagai sektor utama dalam pereko- yang diberikan dinilai masih kurang tepat sa-
nomian, sehingga terdapat berbagai kebijakan saran. Selain itu, mekanisme pemberian sub-
pemerintah guna mendukung produksi sektor sidi melalui produsen (tidak langsung) telah
pertanian. Tujuan umum dalam kebijakan dikritisi oleh banyak kalangan karena diang-
pertanian Indonesia adalah memajukan perta- gap hanya menguntungkan pihak produsen,
nian, mengusahakan agar pertanian menjadi bukan kepada petani sebagai kelompok sasa-
lebih produktif, produk dan efisiensi produksi rannya.
naik, serta akibatnya tingkat penghidupan pe-
tani yang lebih tinggi dan kesejahteraan yang
lebih sempurna (Rochaeni, 2014). Sektor per-
tanian harus mendapatkan prioritas karena
pertanian juga memberikan kontribusi untuk
ketahanan pangan. Berbagai langkah yang
ditempuh oleh pemerintah dalam melaksa-
nakan kebijakan pangan seperti subsidi input
produksi, kebijakan harga, dan pembenahan
kelembagaan pangan. Salah satu kebijakan- Gambar 1. Alokasi Subsidi Pupuk Indonesia
kebijakan subsidi input produksi tersebut ada- Tahun 2005-2017
lah kebijakan subsidi pupuk. Sumber : Kementrian Keuangan, 2017
Dalam rangka mendukung upaya pen-
capaian sasaran produksi pertanian yang Kebijakan subsidi pupuk dinilai ber-
terus meningkat, Pemerintah memfasilitasi dampak positif terhadap peningkatan pro-
berbagai prasarana dan sarana pertanian, an- duktivitas sektor pertanian dan pendapatan
tara lain melalui subsidi pupuk untuk sektor petani, khususnya tanaman pangan (Susila,
pertanian. Kebijakan subsidi pupuk merupa- 2010). Kebijakan subsidi pupuk bertujuan
kan salah satu kebijakan fiskal pemerintah untuk mendukung sektor pertanian dengan
yang ditujukan pada petani. Subsidi pupuk memberikan subsidi input melalui peneta-
merupakan salah satu upaya pemerintah agar pan HET pupuk subsidi. Kebijakan pupuk
petani dapat mengakses kebutuhan pupuk un- bersubsidi terbukti mampu meingkatkan luas
tuk usaha taninya dengan harga yang lebih areal panen dan produksi padi nasional (Her-
terjangkau, sehingga diharapkan dapat men- mawan, 2014); Santoso, 2015). Namun dari
dorong peningkatan produksi pertanian guna manfaat subsidi pupuk bagi pertanian peme-
tercapainya ketahanan pangan sekaligus me- rintah harus mengeluarkan biaya anggaran
ningkatkan pendapatan petani. yang tidak sedikit untuk program subsidi.
Pada Gambar 1. terlihat bahwa alokasi Menurut Peraturan Menteri Perdagan-
subsidi pupuk setiap tahun mengalami pening- gan Republik Indonesia Nomor 15/M-DAG/
katan dari tahun 2012 sampai 2017. Namun, PER/4/2013 tentang pengadaan dan peny-
pada tahun 2016 alokasi subsidi pupuk men- aluran pupuk bersubsidi untuk sektor per-

504
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

tanian menyatakan bahwa pengadaan dan nian selalu meningkat dari tahun 2013 sampai
penyaluran pupuk bersubsidi menggunakan 2016. Padahal penentuan jumlah alokasi pu-
prinsip enam tepat dilaksanakan berdasarkan puk subsidi didasarkan oleh kebutuhan petani
enam indikator tepat yaitu tepat harga, jenis, pada luas lahan yang ada.
jumlah, mutu, tempat, dan waktu. Dari data observasi awal di Kabupaten
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa luas Batang dalam proses pengadaan dan penyalu-
penggunaan lahan untuk sawah di Kabupaten ran pupuk subsidi masih detemukan beberapa
Batang selalu mengalami penurunan dari ta- masalah yang berkaitan dengan enam indika-
hun ketahun, dari sebesar 22.479,12 hektare tor tepat. Masalah yang sering ditemui adalah
luas area sawah pada tahun 2010 turun menja- adalah harga pupuk subsidi yang tidak sesuai
di 22.373,68 hektare sawah pada tahun 2016, HET, serta tempat atau lokasi pengecer resmi
berkurang 105,44 hektar sawah dalam kurun yang masih jauh dari lokasi petani. Selain itu
waktu enam tahun. dari hasil observasi pada beberapa pengecer
Dengan menurunnya luas area penggu- mereka menyatakan masih menemui kendala
naan lahan di Kabupaten Batang untuk per- keterlambatan pasokan pupuk subsidi. Maka
sawahan seharusnya hal tersebut juga akan dari masalah-masalah tersebut dalam peneli-
menurunkan kebutuhan pupuk subsidi un- tian ini bertujuan untuk menganalisis efektivi-
tuk sektor pertanian di Kabupaten Batang. tas kebijakan subsidi pupuk pada petani padi
Namun demikian dari data yang diperoleh di Kabupaten Batang menggunakan enam in-
seperti tergambar pada Tabel 2. alokasi pupuk dikator tepat.
subsidi Kabupaten Batang untuk sektor perta-
Tabel 1. Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Batang (Hektar)

Tahun Lahan Sawah Bukan Lahan Sawah Jumlah


2010 22.479,12 56.385,04 78.864,16
2011 22.462,41 56.401,75 78.864,16
2012 22.433,13 56.431,03 78.864,16
2013 22.432,13 56.432,03 78.864,16
2014 22.405,33 56.458,83 78.864,16
2015 22.397,14 56.467,02 78.864,16
2016 22.373,68 56.490,48 78.864,16
Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2017

Tabel 2. Alokasi Subsidi Pupuk Kabupaten Batang Sektor Pertanian

Tahun Urea ZA SP 36 NPK Organik Jumlah (ton)


2013 16000 1750 3100 6400 5000 32250
2014 12948 1321 2584 5214 3833 25900
2015 15100 1750 2700 6300 3900 29750
2016 16450 2820 2735 7280 3965 33250
Sumber: Peraturan Bupati Kabupaten Batang, 2017

505
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Metode tan dengan luas lahan sawah terluas dan luas


lahan sawah terkecil. pada tahap kedua dari
Penelitian ini menggunakan desain pen- dua kecamatan yang dipilih berdasarkan luas
elitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam lahan terbesar dan terkecil ditentukan jumlah
penelitian ini yaitu petani padi pada Gapok- responden menggunakan Proportionate random
tan yang ada di Kabupaten Batang. Berdas- sampling.
arkan data dari Dinas Pangan dan Pertanian Banyaknya sampel yang diambil dihi-
Kabupaten Batang diketahui bahwa jumlah tung menggunakan rumus Slovin:
petani padi di Kabupaten Batang tahun 2018
sejumlah 57.385 petani.
Dalam penelitian ini, penentuan sampel
menggunakan teknik Cluster Sampling dengan
metode Two-Stage Cluster Sampling yang dima- 7185
n=
1 + 7185(0,1)
2
na pengambilan sampel dilakukan secara dua
tahap, yaitu tahap pertama, memilih bebera- n = 98,62 atau dibulatkan menjadi 99
pa kluster dalam populasi sebagai sampel dan Keterangan:
tahap kedua memilih elemen dari tiap kluster
N = Jumlah Populasi
terpilih. Pada tahap pertama dipilih populasi n = Jumlah Sampel
berdasarkan jumlah luas lahan sawah yang e 2 = Toleransi Kesalahan (10%)
ada di setiap kecamatan. dipilih dua kecama-
Tabel 3. Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Batang dan Jumlah Petani
Kabupaten Batang Tiap Kecamatan

No Kecamatan Luas Lahan Sawah (ha) Jumlah Petani


1 Bandar 2412.74 5047
2 Gringsing 1919.6 4744
3 Tersono 1906.31 5565
4 Limpung 1874.05 4854
5 Wonotunggal 1720.85 2689
6 Bawang 1691.22 5910
7 Kandeman 1591.11 2574
8 Reban 1461.1 5540
9 Batang 1379.26 1810
10 Tulis 1329.4 1989
11 Subah 1168.38 5180
12 Blado 1139.3 4523
13 Warungasem 1127.16 1550
14 Pecalungan 1031.14 3272
15 Banyuputih 622.06 2138
Jumlah 22373.68 57385
Sumber: BPS Kabupaten Batang dan Dinas Pertanian Kaupaten Batang

506
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Tabel 4. Sampel Penelitian Petani di Kecamatan Bandar dan Banyuputih

No Kecamatan Populasi Perhitungan Sampel


1 Bandar 5047 (5047/7185) x 99 70
2 Banyuputih 2138 (2138/7185) x 99 29
Jumlah 7185 99
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2019

Analisis dalam penelitian ini menggu- jumlah penggunaan pupuk anjuran dengan
nakan analisis deskriptif. untuk mendeskrip- yang digunakan oleh petani. Untuk mengeta-
sikan seberapa tingkat efektivitas kebijakan hui perbedaan rata-rata jumlah pupuk yang di-
subsidi pupuk pada petani padi di Kabupaten gunakan oleh petani dengan yang disarankan
Batang dengan menggunakan indikator enam pemerintah, maka digunakan rumus (Marisa,
tepat subdidi pupuk, yaitu tepat harga, jum- 2011):
lah, tempat, waktu, jenis dan mutu.
Pengukuran indikator tepat harga di-
lakukan dengan cara membandingkan harga Keterangan :
ketetapan pemerintah (HET) dengan harga ∆Q = Perbedaan jumlah (Kg/ha)
aktual yang diperoleh petani. Untuk mengeta- = Jumlah pupuk yang dipergunakan oleh
hui perbedaan rata-rata harga pupuk di tingkat responden (Kg/ha)
petani dengan yang disarankan pemerintah, = Jumlah pupuk yang disarankan oleh
digunakan rumus (Marisa, 2011): pemerintah (Kg/ha)

∆P = Pr - Pp Setelah didapat selisih antara jumlah


Keterangan : aktual dengan jumlah sesuai anjuran. Selan-
∆P = Perbedaan harga (Rp) jutnya dilakukan perbandingan antara respon-
Pr = Harga yang diterima responden (Rp) den yang menggunakan pupuk sesuai dengan
Pp = Harga eceran tertinggi (HET) dari anjuran dengan responden yang menggunak-
pemerintah (Rp) an pupuk tidak sesuai anjuran dalam bentuk
persen menggunakan rumus:
Setelah diketahui selisih antara harga
aktual dengan HET. Setelah itu dilakukan Ketepatan jumlah =
perbandingan antara responden yang mem- Keterangan :
peroleh harga aktual sama dengan HET den- Nj = Jumlah responden yang menggunakan
gan responden yang memperoleh harga aktual pupuk sesuai dosis anjuran (kg/ha)
tidak sama dengan HET. Persentase ketepatan N = Jumlah seluruh responden
harga dihitung dengan rumus (Arisandi dkk,
2016): Pengukuran indikator tepat tempat yaitu
berdasarkan kios tempat responden membeli
Ketepatan harga = pupuk yaitu pada kios resmi yang sesuai den-
Keterangan : gan RDKK atau tidak. Selanjutnya dilakukan
Nh = Jumlah responden yang memperoleh pu- perbandingan antara responden yang membe-
puk sesuai dengan HET li pupuk di kios resmi sesuai RDKK atau tidak
N = Jumlah seluruh responden dalam bentuk persen dengan rumus:

Pengukuran indikator tepat jumlah di- Ketepatan tempat =


lakukan dengan cara membandingkan antara Keterangan :

507
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Nt =Jumlah responden yang mendapatkan pu- tuk persen menggunakan rumus:


puk bersubsidi di kios pengecer resmi sesuai
RDKK Ketepatan mutu =
N = Jumlah seluruh responden Keterangan :
Pengukuran indikator tepat waktu ber- Nm = Jumlah responden yang berpendapat
dasarkan pendapat responden tentang tersedia pupuk subsidi memenuhi kriteria mutu dari
atau tidaknya pupuk ketika dibutuhkan oleh label, harga, berat, dan warna.
responden. Selanjutnya dilakukan perband- N = Jumlah seluruh responden
ingan antara responden yang berpendapat Ketika sudah didapatkan tingkat efekti-
bahwa pupuk selalu ada setiap dibutuhkan vitas dari masing-masing indikator, selanjut-
dengan responden yang berpendapat bahwa nya dilakukan pengklasifikasian tingkat efek-
masih ada kelangkaan pupuk dalam bentuk tivitas sesuai dengan klasifikasi kriteria nilai
persen meggunakan rumus: efektivitas. Klasifikasi kriteria nilai efektivitas
menggunakan acuan Litbang Depdagri dalam
Ketepatan waktu =
Budiani (2009) sebagai berikut.
Keterangan :
Nw = Jumlah responden yang berpendapat
Tabel 5. Kriteria Tingkat Efektivitas
pupuk tersedia pada saat dibutuhkan/tidak
pernah terjadi kelangkaan
N = Jumlah seluruh responden Rasio Efektivitas Tingkat Capaian
0 – 39,99% Sangat Tidak Efektif
Pengukuran indikator tepat jenis ber- 40% - 59,99% Tidak Efektif
dasarkan jenis pupuk subsidi yang diterima 60% - 79,99% Cukup Efektif
oleh responden apakah sudah sesuai dengan
80% - 100% Sangat Efektif
yang ditetapkan pemerintah atau tidak. Ke-
mudian dilakukan perbandingan antara re- HASIL DAN PEMBAHASAN
sponden yang berpendapat bahwa jenis pupuk
yang disubsidi sudah sesuai dengan responden Pupuk merupakan komponen yang cu-
yang berpendapat bahwa jenis pupuk yang kup penting peranannya dalam menunjang
disubsidi tidak sesuai dalam bentuk persen proses produksi padi. Dengan kebutuhan
menggunakan rumus: akan pupuk yang tinggi oleh petani tentu di-
perlukan program kebijakan pemerintah yang
Ketepatan jenis = mendukung siklus usaha para petani. Salah
Keterangan : satu kebijakan pemerintah yang penting ada-
Ns = Jumlah responden yang berpendapat lah melalui kebijakan fiskal dengan pemberi-
pupuk bersubsidi sudah sesuai dengan yang an subsidi pupuk. Dengan diberlakukannya
ditetapkan pemerintah yaitu ada lima jenis kebijakan subsidi pupuk akan membantu ter-
(Urea, NPK, SP-36, Za, Organik) penuhinya kebutuhan petani sehingga petani
N = Jumlah seluruh responden bisa mendapatkan pupuk dengan mudah dan
dengan harga yang terjangkau.
Pengukuran indikator mutu berdasar- Kebijakan dalam mengatur subsidi pu-
kan pendapat responden mengenai kualitas puk yang saat ini diterapkan yaitu dengan
mutu pupuk yang diterima. Indikator tepat menentukan harga eceran tertinggi (HET)
mutu antara lain yaitu; label kemasan, berat, yang diterima petani pada setiap jenis pupuk
warna pupuk subsidi serta harga. Kemudian sehingga petani dapat membeli pupuk dengan
dilakukan perbandingan antara responden harga yang terjangkau. Kebijakan ini diharap-
berpendapat bahwa kualitas mutu pupuk yang kan dapat mengurangi biaya pengeluaran akan
diterima sesuai atau tidak sesuai dalam ben- pupuk yang tinggi sehingga dapat membantu

508
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

kebutuhan petani agar petani dapat mengha- sidi yang digunakan merupakan pupuk yang
silkan produksi padi yang maksimal. dianggap sesuai dengan kebutuhan hara tanah
Penyaluran subsidi pupuk yang saat ini yang dibutuhkan. Pupuk subsidi yang digu-
diterapkan adalah sistem terbuka dimana pe- nakan adalah pupuk Urea, NPK, dan SP-36.
tani langsung dapat membeli pupuk ke penge- Dari hasil penelitian pupuk Urea me-
cer resmi. Mulai tahun 2018 petani yang akan miliki harga eceran tertinggi (HET) yang di-
membeli pupuk harus menggunakan kartu tetapkan pemerintah yaitu sebesar Rp 1800/
tani pada setiap transaksinya namun hal ter- Kg. Namun pada kenyataannya harga pupuk
sebut masih belum maksimal dalam pelaksa- Urea yang diperoleh responden rata-rata se-
naanya sehingga masih banyak transaksi yang besar Rp 2000/Kg, sehingga terdapat selisih
dilakukan tanpa menggunakan kartu tani. Rp 200/Kg antara harga yang diperoleh den-
Penggunaan kartu tani sebenarnya ditujukan gan harga yang seharusnya. Dengan kata lain
agar penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran responden telah membeli pupuk Urea dengan
karena setiap pembelian pupuk di pengecer harga 11,11 persen lebih mahal HET untuk
resmi harus menggunakan kartu tersebut, setiap kilogramnya. Untuk jenis NPK harga
namun pada kenyataannya implementasi dari eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah
penggunaan kartu tani masih belum berjalan. adalah sebesar Rp 2300/Kg. Rata-rata harga
Pengawasan pupuk bersubsidi untuk menge- pembelian responden untuk pupuk jenis NPK
tahui efektivitas dari kebijakan pupuk subsidi adalah sebesar Rp 2600/Kg yang berarti ter-
adalah melalui prinsip enam tepat, yaitu tepat dapat selisih sebesar Rp 300/Kg pupuk NPK.
harga, tepat jumlah, tepat waktu, tepat tem- Sehingga rata-rata responden membeli pupuk
pat, tepat jenis, dan tepat mutu. Hasil peneli- jenis NPK dengan selisih harga 13,04 pesen
tian mengenai efektivitas kebijakan subsidi lebih mahal dari harga HET untuk setiap ki-
pupuk pada petani padi di Kabupaten Batang logramnya. Untuk jenis pupuk SP-36 harga
dijelaskan sebagai berikut. eceran tertinggi untuk pupuk jenis SP-36 ada-
lah sebesar Rp 2000/Kg. dari hasil penelitian
Indikator Tepat Harga rata-rata responden memperoleh pupuk terse-
Tingkat efektivitas subsidi pupuk ber- but dengan harga sebesar Rp 2250/Kg sehing-
dasarkan indikator tepat harga diukur den- ga terdapat selisih harga sebesar Rp 250/Kg
gan cara membandingkan harga pupuk yang dari harga aktual dengan harga eceran terting-
diperoleh responden dengan harga pupuk se- gi. Berdasarkan data tersebut maka responden
suai HET. Pupuk yang mendapat subsidi dari membeli pupuk jenis SP-36 lebih mahal 12,5
pemerintah sebenarnya berjumlah lima jenis persen lebih mahal dari harga eceran tertinggi
pupuk, yaitu pupuk Urea, NPK (phonska), untuk tiap kilogram pupuk SP-36. Dari ketiga
SP-36, ZA, dan pupuk Organik (petroganik). data tersebut maka dapat dikatakan bahwa ke-
Namun dari hasil penelitian responden hanya tiga jenis pupuk tersebut mempunyai rata-rata
menggunakan tiga jenis pupuk untuk proses harga pembelian yang lebih tinggi dari harga
produksi padi mereka, ketiga jenis pupuk sub- eceran tertinggi. Hal ini tentu sangat meru-
Tabel 6. Rata-rata harga pupuk subsidi yang digunakan responden

Uraian Urea NPK Sp-36


Harga rata-rata pembelian responden 2000 2600 2300
Harga eceran tertinggi (HET) 1800 2300 2000
Selisih harga 200 300 250
Persentase perbedaan harga 11.11% 13.04% 12.5%
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian

509
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

gikan petani karena harga perolehan pupuk puk bersubsidi yang digunakan oleh respon-
lebih mahal dari harga yang ditetapkan, men- den semuanya mempunyai kecenderungan
gingat untuk kebutuhan pupuk oleh petani yang sama dimana kebanyakan responden
sendiri mempunyai peran yang sangat penting memperoleh harga yang lebih tinggi dari HET
dan kebutuhan cukup banyak untuk setiap dengan persentase 90 persen dibanding den-
musim tanam, sehingga dengan adanya seli- gan responden yang mendapat pupuk dengan
sih harga aktual pupuk subsidi yang dipero- harga sesuai HET yang hanya sebesar 10 per-
leh petani tentu juga akan berimbas terhadap sen, sehingga kebijakan subsidi pupuk dikate-
membengkaknya biaya produksi petani untuk gorikan sangat tidak efektif berdasarkan indi-
pupuk. Sehingga hal ini tentu akan mempen- kator tepat harga.
garuhi tingkat efektivitas dari kebijakan subsi- Kecenderungan harga yang lebih tinggi
di pupuk. dikarenakan kebanyakan responden membe-
Dari hasil penelitian pupuk subsidi li pupuk tidak pada pengecer resmi, mereka
yang digunakan responden utuk produksi lebih memilih membeli pupuk di kios yang
padi hanya tiga jenis pupuk yaitu Urea, NPK, terdekat dengan rumah mereka walaupun itu
dan SP-36. Berdasar Tabel 6. Terlihat bahwa bukan kios pupuk resmi sehingga harga pupuk
data rata-rata harga pupuk yang diperoleh otomatis lebih mahal dari yang seharusnya.
responden sesuai jenis pupuk yang digunakan Perbedaan harga kebanyakan terjadi karena
mempunyai harga pembelian yang lebih tinggi tempat pembelian pupuk responden belum se-
dari HET. Hal ini tentu akan mempengaruhi suai dengan kios pengecer resmi yang ditentu-
tingkat efektivitas kebijakan pupuk subsidi. kan. Selain tempat pembelian pupuk hal lain
Kemudian untuk melihat tingkat efektivitas yang mempengaruhi harga dikarenakan res-
kebijakan subsidi pupuk berdasar indikator te- ponden membeli pupuk secara eceran perkilo
pat harga dijabarkan pada tabel 7. bukan membeli satu kantong langsung. Den-
Analisisis tingkat keefektifan kebijakan gan pembelian secara eceran.
subsidi pupuk berdasar indikator ketepan har-
ga dilihat dari seberapa besar persentase res- Indikator Tepat Jumlah
ponden yang menyatakan mendapat pupuk Tepat jumlah adalah jumlah penggu-
bersubsidi sesuai dengan harga HET yang te- naan pupuk subsidi sesuai dengan dosis yang
lah ditentukan. dianjurkan. Pemberian jumlah pupuk yang te-
Tabel 7. menunjukkan pupuk yang di- pat akan membuat pertumbuhan periodik ta-
gunakan responden hanya tiga jenis meliputi naman secara optimal yang dapat dilihat dari
Urea, NPK, dan SP-36. Dari ketiga jenis pu- tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun
Tabel 7. Persentase tingkat ketepatan harga pupuk subsidi responden

Jenis pupuk Kesesuaian harga dengan HET Jumlah Persentase (%)


Tepat 10 10.20%
Urea
Tidak tepat 88 89.80%
Tepat 7 7.07%
Npk
Tidak tepat 92 92.93%
Tepat 4 30.76%
Sp-36
Tidak tepat 9 69.24%
Tepat 21 10%
Total
Tidak tepat 189 90%
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian

510
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Tabel 8. Persentase Ketepatan Jumlah Penggunaan Pupuk Subsidi

Ketepatan Jumlah Jumlah Responden Persentase (%)


Sesuai anjuran 13 13.13%
Tidak sesuai anjuran 86.87%
a. di bawah anjuran 69
b. di atas anjuran 17
TOTAL 99 100.00%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian

Tabel 9. Persentase Tingkat Ketepatan Tempat Pupuk Subsidi Responden

Tempat Pembelian Pupuk Jumlah Responden Persentase %


Pengecer Resmi Sesuai RDKK 27 27.27%
Pengecer Tidak Sesuai RDKK
Pengecer Resmi Diluar RDKK 31 72.73%
Pengecer Tidak Resmi 41
Total 99 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian

dan jumlah cabang (Suyantohadi, dkk 2009). adalah petani sebagai penerima subsidi pupuk
Anjuran penggunaan pupuk subsidi menurut dapat memperoleh pupuk subsidi pada kios
konsep pemupukan berimbang menggunakan pengecer resmi yang sudah ditentukan dalam
pupuk majemuk adalah Urea 200kg/ha dan RDKK setiap kelompok tani masing-masing.
NPK Phonska 300kg/ha (PT Petrokimia Gre- Seiap pengecer resmi seharusnya hanya mela-
sik). indikator tepat jumlah dijelaskan pada yani pembelian untuk petani yang hanya men-
tabel 8. jadi jatahnya sesuai dengan RDKK, sehingga
Tabel 8. menunjukkan penggunaan penyaluran pupuk subsidi bisa tepat.
pupuk responden responden. Dari hasil pen- Dari tabel 9. menunjukkan seberapa be-
elitian penggunaan pupuk responden belum sar besar tingkat ketepatan indikator tempat
sesuai dengan anjuran yang ditetapkan. Res- pembelian pupuk responden. Indikator tepat
ponden yang menggunakan pupuk dengan tempat diukur berdasarkan responden yang
jumlah sesuai anjuran berjumlah 13 respon- menyatakan tempat atau kios pembelian pu-
den atau hanya 13,13 persen sehingga tingkat puk subsidi sudah sesuai RDKK. Responden
efektivitas kebijakan subsidi pupuk pada pe- yang membeli pupuk subsidi sesuai RDKK
tani padi di Kabupaten Batang dikategorikan sejumalah 27 responden atau hanya 27,27
sangat tidak efektif. Ketidaksesuaian penggu- persen sehingga tingkat keefektifan kebijakan
naan pupuk oleh responden dilatarbelakangi subsidi pupuk pada petani padi di Kabupaten
banyak faktor, seperti budaya petani, tingkat Batang berdasarkan indikator tepat tempat
kesuburan tanah ataupun karena tidak menge- dikategorikan sangat tidak tepat. Responden
tahui perihal anjuran pemupukan yang tepat lebih memilih membeli pupuk subsidi dilu-
untuk tanaman padi sawah. ar RDKK karena masih terdapat kuis resmi
yang jauh dari lokasi petani, sehingga respon-
Indikator Tepat Tempat den lebih memilih membeli di kios non resmi
Indikator tepat tempat yang dimaksud namun lebih dekat dari lokasi mereka.

511
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Indikator Tepat Waktu responden menyatakan ketepatan jenis pupuk


Indikator tepat waktu yang dimaksud subsidi yang disalurkan ke petani sudah sesuai
adalah apakah pupuk subsidi akan selalu dengan apa yang ditetapkan pemerintah yai-
tersedia atau tidak manakala dibutuhkan oleh tu lima jenis pupuk sehingga efektivitas kebi-
petani untuk proses produksi. Dengan kata jakan subsidi pupuk menurut indikator tepat
lain bahwa tidak terjadi kelangkan atau keter- jenis dapat dikategorikan sangat efektif.
lambatan dalam pendistribusian pupuk sub-
sidi, sehingga stok pupuk selalu tersedia dan Indikator Tepat Mutu
minimal harus ada satu minggu sebelum masa Indikator tepat mutu merupakan indi-
tanam. kator yang menyatakan kualitas pupuk sub-
Dari hasil penelitian pada tabel 10. sidi yang diedarkan ke petani. Sesuai dengan
responden menyatakan bahwa stok pupuk ketentuan dan informasi dari dinas pertanian
subsidi selalu ada saat dibutuhkan sehingga serta komisi pengawas pupuk dan pestisida
efektivitas kebijakan subsidi pupuk menurut KP3 bahwa indikator mutu dapat dilihat dari
indikator tepat waktu dapat dikategorikan label kemasan, berat, warna, dan harga. Un-
sangat efektif. tuk dapat dinyatakan pupuk yang diedarkan
sudah sesuai dengan ketepatan mutu semua
Indikator Tepat Jenis aspek tersebut harus terpenuhi.
Indikator tepat jenis yang dimaksud Dari Tabel 12. Dapat dilihat bahwa res-
adalah pupuk subsidi yang disalurkan ke pe- ponden yang menyatakan mutu pupuk sub-
tani sudah sesuai dengan ketentuan pemerin- sidi yang diedarkan sedah sesua sebanyak 7
tah. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan responden atau hanya 7,07 persen sehingga
Republik Indonesia Nomor 15/M-DAG/ efektivitas kebijakan pupuk subsidi berdasar-
PER/4/2013 tentang pengadaan dan peny- kan indikator mutu dikategorikan sangat tidak
aluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertani- efektif.
an bahwa jenis pupuk yang disubsidi ada lima Berdasar Tabel 13.Hasil persentase kese-
jenis,yaitu Urea, NPK, SP-36,Za, dan Orga- luruhan enam indikator efektivitas kebijakan
nik. subsidi pupuk rata-rata sebesar 42,91 persen
Dari hasil penelitian pada Tabel 11. 99 sehingga tingkat efektivitas kebijakan pupuk

Tabel 10. Persentase Tingkat Ketepatan Waktu Pupuk Subsidi

Indikator Tepat Waktu Jumlah Responden Persentase


Pupuk Selalu Ada 99 100%
Pupuk Tidak Ada 0 0%
Jumlah 99 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian

Tabel 11. Persentase Tingkat Ketepatan Jenis Pupuk Subsidi

Indikator tepat Jenis Jumlah Responden Persentase


Sesuai yang ditetapkan Pemerintah (5 Jenis Pupuk) 99 100%
Tidak sesuai yang ditetapkan Pemerintah 0 0
Jumlah 99 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian

512
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Tabel 12. Persentase Tingkat Ketepatan Mutu Pupuk Subsidi

Indikator Tepat Mutu Jumlah Responden Persentase %


Indikator mutu tidak sesuai
Label sesuai 0 0
Label, berat sesuai 0
Label, berat, warna sesuai 92 92,93%
Indikator Mutu Sesuai
Label, harga, berat, warna sesuai 7 7,07%
Jumlah 99 100%

Tabel 13. Persentase Tingkat Keefektifan Kebijakan Subsidi Pupuk di Kabupaten Batang

Indikator Tingkat Keefektifan Tepat % Tidak Tepat %


Indikator tepat Harga 10% 90%
Indikator tepat Jumlah 13.13% 86.87%
Indikator tepat Tempat 27.27% 72.73%
Indikator tepat Waktu 100.00% 0.00%
Indikator tepat Jenis 100.00% 0.00%
Indikator tepat Mutu 7.07% 92.93%
Rata-rata 42.91% 57.09%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
di Kabupaten Batang berdasarkan enam indi- kan pemerintah untuk harga setiap jenis pu-
kator tepat dikategorikan tidak efektif. puk subsidi. Selain itu ketidaksesuaian harga
pupuk subsidi dikarenakan karena masih ba-
kesimpulan nyak responden yang membeli tidak pada kios
pengecer resmi yang sudah ditunjuk pemerin-
Berdasarkan hasil penelitian tingkat tah.
efektivitas kebijakan subsidi pupuk pada pe- Dari tepat jumlah masih ditemukan res-
tani padi di Kabupaten Batang berdasarkan ponden yang menggunakan pupuk tidak sesu-
enam indikator keberhasilan secara keselu- ai jumlah penggunaan pupuk sesuai anjuran,
ruhan dapat dikategorikan tidak efektif. Dari kebanyakan responden menggunakan pupuk
indikator tepat harga masih terdapat respon- dengan jumlah di bawah anjuran, namun ada-
den yang mendapat pupuk subsidi tidak sesuai pula responden yang menggunakan pupuk
dengan Harga Eceran Tertinggi yang ditentu- melebihi dari dosis yang dianjurkan. Hal ter-
kan pemerintah. Kecenderungan harga yang sebut karena didasari oleh budaya responden
diterima responden yang lebih mahal karena masing-masing sehingga penggunaan pupuk
kurangnya pengawasan dari pemerintah ter- pada setiap lahan mereka belum sesuai den-
kain penjualan pupuk subsidi di tingkat pen- gan anjuran dari pemerintah. Selain itu juga
gecer sehingga pengecer dengan mudah men- masih banyak responden yang belum menda-
gambil keuntungan lebih dengan berbagai pat pendampingan dari pihak terkaik men-
alasan. Salah Satu hal yang menjadi penyebab genai penggunaan dosis pupuk yang tepat.
mudahnya para pengecer menjual di atas har- Indikator tepat tempat, dan tepat mutu
ga HET adalah karena kebanyakan responden masih belum memenuhi kriteria sesuai. Dari
tidak mengetahui tentang HET yang ditentu-
513
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

indikator tepat tempat masih banyak respon- isata 5(1): 1-10.


den yang membeli pupuk diluar RDKK dan Badan Pusat Statisitik Kabupaten Batang. 2017.
masih banyak responden yang membeli tidak Kabupaten Batang dalam Angka 2017.
pada pengecer resmi. Kemudian indikator te- Batang : BPS Kabupaten Batang.
pat mutu belum dikatakan efektif karena krite- Badan Pusat Statistik. 2017. Hasil Survei Ongkos
ria mutu belum sepenuhnya terpenuhi karena Struktur Usaha Tanaman Padi 2017. Jakar-
masih adanya kriteria harga yang tidak sesuai. ta : Badan Pusat Statistik.
Dari indikator tepat waktu dapat dika- Darwis, V. Supriyati. 2013. Subsidi Pupuk : Ke-
takan efektif. Tepat waktu pupuk subsidi su- bijakan, Pelaksanaan, dan Optimalisasi
dah sesuai karena pupuk bersubsidi selalu ada Pemanfaatannya. Analisis Kebijakan Perta-
pada saat dibutuhkan responden dan tidak nian. Volume 11 No. 1, Juni 2014 : 45-60
pernah terjadi kelangkaan pupuk. Hermawan, I. 2014. Analisis dampak kebijakan
Dari indikator tepat jenis sudah terpe- subsidi pupuk urea dan tsp terhadap produk-
nuhi karena jenis pupuk subsidi yang diedar- si padi dan capaian swasembada pangan di
kan ke responden sudah sesuai dengan keten- Indonesia. Jurnal Ekonomi & Kebijakan
tuan pemerintah yaitu ada lima jenis pupuk Publik 5(1): 63 –78.
subsidi. Kementrian Keuangan. 2017. Nota Keuangan dan
Dari indikator mutu pupuk subsidi be- APBN 2017. https//www.kemenkeu.go.id/
lum dikatakan efektif karena pada kritria ting- (Diakses pada 19 September 2018)
kat pengukuran mutu yaitu pada harga masih Marisa, Suhaila. 2011. Analisis Efektivitas Ke-
ada perbedaan, namun untuk indikator mutu bijakan Subsidi Pupuk Dan Pengaruhnya
yang meliputi label, berat, dan warna pupuk Terhadap Produksi Padi (Studi Kasus : Ka-
bersubsidi sudah sesuai dengan ketentuan pe- bupaten Bogor). Skripsi. Bogor: Institut Per-
merintah. tanian Bogor.
Nugrogo, dkk. 2018. Distribusi Pupuk Bersubsidi
UCAPAN TERIMA KASIH Di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Is-
timewa Yogyakarta. Jurnal Agrisocionom-
Ucapan terimakasih penulis sampaikan ics 2(1) : 70-82, Mei 2018
kepada pihak yang telah membantu dalam pe- Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perda-
nyelesaian skripsi ini, yaitu kepada: Prof. Dr. gangan Republik Indonesia Nomor 15/M-
Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universi- DAG/PER/4/2013 tentang Pengandaan
tas Negeri Semarang, Drs. Heri Yanto MBA, Dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk
Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sektor Pertanian.
Negeri Semarang, Ahmad Nurkhin, S.Pd, Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian
M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Republik Indonesia Nomor 04/Permentan/
Khasan Setiaji, S.Pd, M.Pd., Dosen Pembim- Sr.310/3/2017 tentang Alokasi dan Harga
bing, serta Penguji 1 dan 2. Semoga Penelitian Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Tahun
Ini Dapat Bermanfaat. Anggaran 2017.
Rochaeni, Siti. 2014. Pembangunan Pertanian Indo-
daftar pustaka nesia. Edisi 2. Graha ilmu. Yogyakarta.
Santoso, A. B. 2015. Pengaruh luas lahan dan
Arisandi., N. W. W., I. M. Sudarma, dan I. pupuk bersubsidi terhadap produksi padi
K.Rantau. 2016. Efektivitas Distribusi Nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Pupuk Organik dan Dampaknya Terha- 20(3): 208-212.
dap Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Susila, Wayan R 2010. Kebijakan Subsidi Pupuk:
Subak Sungsang, Desa Tibubiu, Kabupaten Ditinjau Kembali. J Litbang Pertanian 29 (2):
Tabanan. E-Jurnal Agribisnis dan Agrow- 43-49.

514
Ikmal Kholis & Khasan Setiaji/ EEAJ 9 (2) (2020) 503-515

Suyantohadi, A., H. Mochamad, dan H. P. Mau- komposisi pupuk menggunakan metoda


ridhi. 2009. Identifikasi pertumbuhan tana- artifiacial neural network. Agritech 29(4):
man kedelai dengan pengaruh pemberian 219-227.

515

Anda mungkin juga menyukai