Anda di halaman 1dari 7

SAMBUTAN

KEPALA PUSAT PENGANEKARAGAMAN


KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN
PADA ACARA BIMBINGAN TEKNIS
PENINGKATAN KAPASITAS APARAT DALAM
ANALISIS KONSUMSI PANGAN

Zoom Meeting, 17 Maret 2022

Yang Terhormat :
 Bapak/Ibu yang menangani analisis konsumsi
pangan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota;
 Para Narasumber :
Ir. Yayat Heryatna, M.PS; (IPB – Bogor)
Ir. Daryanto, MM, Kepala BPS Kota Bogor
 Para peserta dan hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita bersyukur pada Allah


SWT atas karunia dan rahmat-Nya kita masih diberi
kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
mengikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas

1
Aparat dalam Analisis Konsumsi Pangan secara
virtual.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih dan
apresiasi kepada para narasumber yang telah
berkenan berbagi ilmu dan pengalamannya,
sehingga diharapkan akan lebih memantapkan
upaya penyediaan data konsumsi pangan yang
berkualitas dan diperlukan dalam menyusun
kebijakan pangan.
Seperti kita ketahui bersama, pada tanggal 21
Februari 2022 Presiden Joko Widodo telah melantik
Kepala Badan Pangan Nasional, yaitu Bapak Arief
Prasetyo Adi. Fokus Badan Pangan Nasional atau
National Food Agency (NFA) memastikan
ketersediaan, stabilitas pasokan dan harga pangan
strategis secara berkelanjutan guna mendukung
ketahanan pangan dan kedaulatan pangan,
sehingga peran data kebutuhan konsumsi pangan
sangat diperlukan.
Peserta Bimtek yang Saya Hormati,
Mewujudkan ketahanan pangan harus terus kita
upayakan bersama, terutama pasca pandemi covid

2
19. Saat ini Indonesia sedang dalam proses menuju
endemi yang diharapkan dapat memulihkan
berbagai sektor baik ekonomi, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Pola konsumsi pangan
masyarakat yang telah mengarah kepada gaya
hidup sehat dengan memilih konsumsi pangan yang
bergizi seimbang yaitu dengan banyak
mengonsumsi pangan hewani serta sayur dan buah
selama pandemi diharapkan dapat terus kita
tingkatkan. Dengan demikian, kita semua berharap
agar kualitas konsumsi pangan masyarakat akan
semakin membaik.
Kondisi ini perlu didukung dengan pemenuhan
kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang
dan aman yang selalu menjadi program prioritas
dalam setiap pembangunan nasional. Beberapa
indikator konsumsi pangan dijadikan target dalam
pencapaian ketahanan ekonomi nasional dalam
RPJMN 2020-2024 seperti konsumsi energi, protein,
skor Pola Pangan Harapan (PPH), konsumsi daging,
konsumsi protein asal ternak, serta konsumsi sayur
dan buah.

3
Ditingkat wilayah pun, baik provinsi maupun
kabupaten/kota, di dalam RPJMD-nya
mencantumkan indikator skor PPH sebagai salah
satu indikator kinerja pembangunan.

Peserta Bimtek yang Saya Hormati,


Kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia
dengan indikator skor PPH menunjukkan tren yang
positif yaitu terjadi peningkatan dari 82,3 pada tahun
2016 menjadi 87,2 pada tahun 2021. Namun belum
mencapai target sesuai RPJMN yaitu sebesar 91,6
pada tahun 2021. Gap ini yang harus kita jadikan
motivasi untuk semakin mempercepat
penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi.
Tentu kita telah ketahui bersama bahwa pengukuran
skor PPH menggunakan basis data konsumsi
pangan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional atau
yang kita kenal SUSENAS. Data Susenas dapat kita
olah untuk menghasilkan data konsumsi yang
dibutuhkan untuk menilai capaian indikator terutama
kualitas konsumsi pangan yaitu skor pola pangan
harapan, yang dapat digunakan baik tingkat
nasional, provinsi hingga kabupaten/kota.

4
Data Susenas dapat digunakan sebagai basis
perhitungan data konsumsi Pangan. Untuk tahun
2021, kami telah membagikan raw data susenas ke
penanggung jawab analisis konsumsi pangan di tiap
provinsi. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan
analisis di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, untuk
menghasilkan data konsumsi pangan yang
diperlukan sebagai acuan pemerintah dalam
perencanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan
konsumsi pangan.
Dikarenakan data Susenas hanya terbatas pada
wilayah perkotaan, perdesaan, dan perkotaan dan
perdesaan, maka jika diperlukan dapat dilakukan
survey mandiri. Survey ini dilakukan karena ada
tujuan tertentu, misalnya untuk menilai kualitas
konsumsi pangan di lokasi yang mendapatkan
intervensi kegiatan P2L dibandingkan dengan yang
tidak mendapatkan kegiatan P2L. Atau ingin
mengetahui pola konsumsi masyarakat yang tinggal
di pegunungan dan pesisir. Tentunya dengan kaidah
survey yang benar sehingga menghasilkan data
yang akurat.

5
Oleh karena itu, dengan adanya narasumber dari
BPS, dapat memberikan informasi terkait
pelaksanaan survey mandiri sesuai dengan kaidah
statistik. Saya harapkan kepada semua peserta
Bimtek dapat memanfaatkan forum ini dengan baik.
Peserta Bimtek yang Saya Hormati,
Ada beberapa hal yang perlu kita cermati bersama
antara lain: 1) validitas data yang digunakan (data
susenas maupun data survey mandiri); 2)
kompetensi petugas dalam melaksanakan analisis,
mencakup tahapan pengumpulan data (terutama
survey mandiri) sampai dengan menganalisis dan
menginterpretasikan data yang dihasilkan; 3)
Rekomendasi tindak lanjut dari hasil analisis berupa
rancangan program dan kebijakan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota.
Bimtek ini akan membekali bapak/Ibu dengan teori
dan praktek pengolahan dan analisis data konsumsi
pangan, baik secara kuantitas maupun kualitas
dengan menggunakan data Susenas sebagai basis
data. Saya mengharapkan kepada para peserta,
untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan
sebaik-baiknya.

6
Akhirnya, dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim, Bimbingan Teknis
Peningkatan Kapasitas Aparat dalam Analisis
Konsumsi Pangan saya nyatakan dibuka.
Selamat mengikuti acara ini, semoga Allah SWT
memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya kepada
kita semua.
Terima kasih.

Wabillahi Taufik Walhidayah


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan


Keamanan Pangan

Yasid Taufik

Anda mungkin juga menyukai