Kementerian Pertanian
Petunjuk Teknis
#KenyangGakHarusNasi
i
Program akan difokuskan pada peningkatan penyediaan dan konsumsi jagung,
ubi kayu, sagu, kentang, pisang dan talas untuk memenuhi kecukupan gizi
masyarakat agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
Sebagai bagian dari pelaksanaan program diversifikasi pangan lokal non beras,
Badan Ketahanan Pangan menyusun Petunjuk Teknis Diversifikasi Pangan
Lokal sebagai acuan bagi unit kerja ketahanan pangan di daerah untuk
menetapkan target dan mengevaluasi capaian pelaksanaan kegiatan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Sasaran 3
BAB II KERANGKA PIKIR 4
A. Konsep Kegiatan 4
B. Strategi Pelaksanaan 11
BAB III PELAKSANAAN 12
A. Edukasi 12
B. Promosi 13
C. Eskalasi UMKM Pangan Lokal 14
BAB IV ORGANISASI DAN TATA KERJA 15
A. Badan Ketahanan Pangan 15
B. Dinas/Unit Kerja Ketahanan Pangan Provinsi 16
BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 17
BAB VI PENUTUP 18
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I PENDAHULUAN
Hingga saat ini, beras dan terigu menjadi sumber penyedia energi tertinggi
masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat rata-rata konsumsi
beras langsung rumah tangga pada tahun 2019 mencapai 94,9
kg/kapita/tahun. Apabila tidak segera diantisipasi hal tersebut dapat
berpengaruh pada penyediaan beras dalam negeri dan berimplikasi pada
meningkatnya impor terigu. Padahal selain beras dan terigu terdapat berbagai
jenis bahan pangan lokal sumber karbohidrat seperti jagung, ubi kayu, ubi
jalar, talas/keladi/yam, kentang, garut, ganyong, sukun, pisang, sagu,
sorghum/hotong dll.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan FAO yang menyebutkan bahwa terdapat lebih
dari 50 ribu jenis tanaman yang dapat dimakan di dunia, namun hanya 15 jenis
tanaman pangan yang menjadi penyedia 90% dari asupan energi. Diantara 15
komoditas pangan tersebut, beras, jagung dan gandum mencukupi 2/3 dari
konsumsi pangan dunia.
Untuk menurunkan ketergantungan
Ubi kayu
Kentang konsumsi pada jenis pangan tertentu
Pisang
Talas perlu dilakukan percepatan diversifikasi
pangan secara menyeluruh, sejak dari
hulu ke hilir. Perbaikan dari sisi hulu
dilakukan dengan melakukan perbaikan
pada teknologi budidaya, pendampingan
serta penyediaan sarana dan prasarana
Sagu Jagung usaha tani.
1
Perbaikan dari sisi akses untuk mendapatkan pangan lokal dilakukan
melalui perbaikan pada teknologi pasca panen yang meliputi penanganan
pasca panen, penyimpanan maupun pengolahan dan memperluas skala
usaha dan pemasaran melalui kemitraan dengan retail dan industri besar.
Selanjutnya upaya perbaikan dari sisi pemanfaatan dilaksanakan melalui
edukasi dan promosi yang diharapkan dapat merubah kebiasaan dan pola
pikir masyarakat terhadap konsumsi pangan lokal non beras.
Tujuan Kegiatan
1. Meningkatnya pengetahuan ASN dan
masyarakat mengenai pangan lokal
sumber karbohidrat non beras.
2. Meningkatkan konsumsi pangan
lokal sumber karbohidrat non beras.
3. Mendukung berkembangnya UMKM
pangan local.
Tujuan Juknis
Memberikan arahan bagi aparat
provinsi dalam melaksanakan kegiatan
percepatan diversifikasi pangan di
Daerah.
2
Sasaran Kegiatan
1. Aparatur Sipil Negara di
provinsi dan kabupaten/kota.
2. Pelaku UMKM pangan local.
3. Masyarakat umum.
Sasaran Juknis
Aparat daerah yang
melaksanakan kegiatan
percepatan diversifikasi pangan.
SUBTITLE HERE
3
BAB II KERANGKA PIKIR
4
Perhitungan peningkatan konsumsi pangan non beras didasarkan pada target
penurunan konsumsi beras sebanyak 2 kg/kapita/tahun, dari 94,9 kg/kapita per
tahun pada 2019 menjadi 85 kg/kapita/tahun pada 2024. Peningkatan konsumsi
keenam pangan non beras dihitung berdasarkan kontribusi yang ingin dicapai
terhadap penurunan konsumsi beras yaitu 40% untuk ubi kayu, 20% untuk sagu
dan 10% masing-masing untuk jagung, kentang, pisang dan talas.
94,9 (kg/kap/tahun) Penurunan konsumsi
92,9 beras menjadi 85,0
kg/kap/th tahun 2024
2019 90,9
2020 89,0
2021 87,0
2022 85,0
2023
2024
Peningkatan konsumsi
ubi kayu, jagung, sagu,
kentang, pisang dan
talas 2020-2024 2024
2023
3,7
2022 9,5
3,1
2021 7,0
2,4 9,1 2,3
2020 8,6 6,2 4,1
1,8 1,9
2019 8,1
5,4 18,1
1,2 1,5 3,6
7,7 4,5 16,2
3,1
Talas 0,6 3,7 1,1
14,3
Pisang 7,2 0,7 2,7
Kentang 2,9 12,4 (kg/kap/tahun)
2,2
Sagu 0,3 10,5
Jagung 1,7
Ubi Kayu 8,6
Gambar 2. Target Penurunan Konsumsi Beras dan Peningkatan Konsumsi Pangan
Lokal Non Beras
5
Target peningkatan konsumsi pangan non beras nasional pada Gambar 2
digunakan sebagai dasar untuk penghitungan target peningkatan konsumsi
oleh masing-masing provinsi yang menjadi lokus peningkatan konsumsi
pangan tertentu. Target ini kemudian dijadikan dasar oleh provinsi untuk
melakukan kegiatan percepatan diversifikasi pangan. Sebagai contoh, Provinsi
Aceh merupakan lokus peningkatan konsumsi ubi kayu dengan target sebesar
4,13 kg/kap/tahun pada tahun 2020. Kegiatan diversifikasi yang dilakukan oleh
provinsi Aceh adalah dalam rangka meningkatkan konsumsi ubi kayu sebesar
0,01 kg/kap/tahun. Contoh lainnya yaitu Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat
merupakan lokus peningkatan konsumsi ubi kayu dan kentang. Oleh karena itu
upaya diversifikasi pangan sepenuhnya diarahkan pada peningkatan konsumsi
kedua komoditas tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Detail
target peningkatan konsumsi pangan non beras disampaikan pada tabel 1-6.
6
Tabel 1.
Target Peningkatan Konsumsi Ubi Kayu
7
Tabel 2.
Target Peningkatan Konsumsi Jagung
Konsumsi Target Konsumsi
No. Provinsi Kg/kap/th Kg/kap/th
2019 2020
1 Nusa Tenggara Timur 15,89 16,27
2 Gorontalo 6,97 7,30
3 Jawa Timur 3,74 3,92
4 Nusa Tenggara Barat 2,73 2,87
5 Sulawesi Tengah 2,41 2,53
6 Bali 1,50 1,57
7 Lampung 0,83 0,87
Tabel 3.
Target Peningkatan Konsumsi Sagu
Konsumsi Target Konsumsi
No. Provinsi Kg/kap/th Kg/kap/th
2019 2020
1 Riau 0,22 0,26
2 Kepulauan Riau 0,17 0,20
3 Sulawesi Tenggara 4,49 5,33
4 Maluku 4,13 4,90
5 Papua 6,48 7,68
6 Papua Barat 4,74 5,62
7 Sulawesi Selatan 1,17 1,39
8
Tabel 4.
Target Peningkatan Konsumsi Kentang
Konsumsi Target Konsumsi
No. Provinsi Kg/kap/th Kg/kap/th
2019 2020
1 Sumatera Utara 5,61 6,15
2 Sumatera Barat 7,03 7,71
3 Jambi 6,68 7,33
4 DKI Jakarta 4,78 5,25
5 Jawa Barat 3,37 3,70
Tabel 5.
Target Peningkatan Konsumsi Pisang
9
Tabel 6.
Target Peningkatan Konsumsi Talas
10
Kegiatan percepatan diversifikasi pangan
dilakukan melalui tiga saluran utama yaitu
edukasi, promosi dan eskalasi UMKM
pangan lokal.
11
BAB III PELAKSANAAN
12
Untuk mendukung kegiatan promosi
Kepala Daerah perlu menerbitkan
surat edaran yang berisi anjuran
untuk mengonsumsi pangan lokal
sebagai snack atau pangan utama
dalam acara kedinasan. Selain itu,
kegiatan promosi dapat dilaksanakan
dengan membagikan bahan-bahan
untuk promosi peningkatan
konsumsi pangan non beras. Bahan
yang dibagikan untuk promosi dapat
berupa pangan non beras kemasan
maupun bahan promosi lain seperti
tumbler, kotak makan, tas belanja,
kaos, masker dan lain sebagainya
yang di-branding dengan tagline diversifikasi pangan “sehat, bahagia dengan
pangan lokal” dan disesuaikan dengan target peningkatan konsumsi
komoditas.
13
Eskalasi UMKM Pangan dilakukan melalui fasilitasi pemasaran produk-
produk UMKM pangan non beras melalui TTIC. Kegiatan yang
dilakukan dapat berupa pengadaan fasilitas outlet pemasaran pangan
lokal di TTIC. UMKM yang mendapatkan prioritas untuk memasarkan
produknya melalui TTIC disesuaikan dengan target komoditas
masing-masing provinsi. Apabila UMKM produk tersebut belum
ditemukan/diusahakan di provinsi terkait, maka outlet dapat diisi
dengan komoditas pangan lokal lain yang banyak dikonsumsi di
wilayah tersebut.
14
BAB IV ORGANISASI DAN TATA KERJA
15
B. Dinas/Unit Kerja Ketahanan Pangan Provinsi
Melaksanakan Webinar/talkshow/event
2 outdoor yang melibatkan berbagai pihak
di provinsi
16
BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
17
BAB VI PENUTUP
Petunjuk Teknis Diversifikasi Pangan Lokal Tahun 2020 ini ditetapkan sebagai
acuan bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan.
18
LAMPIRAN
19
20
Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan
Jakarta 12550 Indonesia
Telp. (021) 7805035, 7805641
Fax. (021) 78846536