BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang mengarah
pada kemandirian pangan, masih adanya permasalahan yang dihadapi subsistem
distribusi pangan diantaranya adalah : a) Kondisi yang kurang kondusif bagi
produsen dan konsumen akibat disparitas harga, b) Belum terpolanya distribusi
bahan pangan antar daerah, dimana arus keluar masuk bahan pangan melalui
banyak pintu sehingga menyulitkan dalam pemantauan distribusi bahan pangan
tersebut, c) Bervarisianya kemampuan distribusi pangan antar wilayah, antar
musim yang menunut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan agar
tersedia sepanjang waktu ditingkat konsumen, d) Belum berperannya
kelembagaan pangan secara baik dalam menyangga kestabilan harga dan
pasokan pangan sebagai akibat dari rantai pemasaran yang kurang efesiaen. Isu
stabilitas harga, pasokan dan distribusi pangan dikatakan penting karena masa
panen yang tidak merata sepanjang bulan, sehingga harga tinggi pada saat
musim paceklik dan harga rendah pada saat musim panen raya. Dengan adanyan
stabilitas harga akan menguatkan posisi tawar petani dan akan dapat
memberikan kemudahan bagi konsumen terhadap akses pangan. Informasi
harga, pasokan dan akses pangan sangat diperlukan dalam perumusan kebijakan
pemerintah terkait dengan distribusi pangan. Kebijakan tersebut antara lain terkait
intervensi yang diperlukan ketika terjadi gejolak harga, kelangkaan pasokan dan
gangguang akses pangan.
Akses pangan adalah kemampuan suatu rumah tangga untuk memperoleh
pangan yang cukup secara terus menerus melalui berbagai cara yang sekaligus
dikategorikan menjadi akses fisik, akses ekonomi dan akses sosial.Sehubungan
dengan hal tersebut di Tahun 2018 dilaksanakan kegiatan Pemantauan dan
Analisis Harga Pangan Pokok untuk mengetahui tingkat stabilitas harga dan
pasokan pangan ditingkat produsen maupun ditingkat konsumen.
A. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan seksi harga pangan adalah :
1. Permenpan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi
Birokrasi Pemerintah Daerah
2. Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012
3. Pedoman Teknis Panel Harga Pangan Tahun 2018 dari Pusat Distribusi dan
Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Tahun
2018
4. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPA-
SKPD ) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng Nomor DPA:
1.02.03.1.02.03.01.16.002.5.2.Kegiatan Pemantauan dan Analisis Akses
Harga Pangan Pokok TA. 2018
5. DPPA Nomor : 1.02.03./01/915/57/DPPA/2018
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Tujuan
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan isu strategis, maka tujuan pada Seksi
Harga Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bulelengadalah untuk menjaga
stabilitas harga dan pasokan pangan di Kabupaten Buleleng melalui pengumpulan
data dan informasi kebutuhan pangan di tingkat konsumen
B. Sasaran
Pemantauan Akses Harga Pangan Pokok
C. Program
Program Pengembangan Distribusi dan Cadangan Pangan
D. Kegiatan
Pemantauan dan Analisis Akses Harga Pangan Pokok
E. Alokasi Anggaran
Anggaran yang dialokasikan pada kegiatan pemantauan dan analisis akses
harga pangan sebesar Rp. 76.800.000,-
F. Perjanjian Kinerja (PK)
Berdasarkan ruang lingkup kegiatan, maka Seksi Harga Pangan membuat
Perjanjian Kinerja untuk bisa mewujudkan target kinerja sebagai berikut :
Untuk bisa melaksanakan indikator kinerja diatas maka informasi dan data yang
diperlukan dari :
1. Pedagang yaitu : Toko Dayuh, Singaraja, Toko Utama Yasa ,Seririt, Toko
Arvina,Desa Tejakula, Toko Panca Warna, Desa Pancasari, Toko Sari Bumi,
Seririt, Toko Sentra Boga, Desa Tejakula dan Toko Maha, Desa Banyuatis.
2. Pasar yaitu : Pasar Desa Tejakula, Pasar Desa Tamblang, Pasar Desa Sangsit,
Pasar Desa Pancasari, Pasar Anyar Singaraja, Pasar Banyuasri Singaraja, Pasar
Desa Banjar, Pasar Desa Busungbiu, Pasar Desa Pejarakan.
Semua target dan indikator akan dilaksanakan melalui kegiatan Pemantauan
Akses Harga Pangan Pokok.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
1. Komoditas Beras
Beras sampai saat ini masih tetap manjadi konsumsi makanan pokok
masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Buleleng pada
khususnya. Beras mudah dimasak, harganya terjangkau dan tersedia hampir di
seluruh daerah di Indonesia, apalagi kandungan gizi beras relative lebih baik
kalau dibandingkan dengan bahan pokok lain seperti : Jagung, Ketela pohon
dan umbi umbian yang lain. Sehingga pemerintah menempatkan komoditas ini
sebagai komoditas pangan strategis.
Harga rata rata komoditas beras premium di tingkat pedagang grosir adalah
Rp. 11.197/Kg dengan jumlah pasokan 8300 Kg, sedangkanharga rata rata di
tingkat pedagang eceran adalah Rp. 12.072/kg dengan jumlah pasokan197 Kg.
Harga rata rata komditas beras medium di tingkat pedagang grosir adalah
Rp.10.063/Kgdengan jumlah pasokan 5300 Kg, sedangkan harga rata rata di
tingkat pedagang eceran adalah Rp.10.906/kg dengan jumlah pasokan 104 Kg.
Dari data diatas dilakukan analisis terhadap harga dan pasokan pangan
dengan hasil bahwa koefisien keragaman (CV) harga komoditas beras
premium adalah 1,72 dengan stabilitas harga adalah 78.57. Untuk komoditas
beras medium memiliki koefisien keragaman (CV) harga sebesar 3.31 dengan
stabilitas harga adalah 96.64. Untuk komoditas Jagung pipilan kering memiliki
koefisien keragaman (CV) harga sebesar 4.03 dengan stabilitas harga adalah
142,42.Untuk komoditas Kedelai biji kering memiliki koefisien keragaman (CV)
harga 0,00 dengan stabilitas harga adalah 200. Untuk komoditas Gula Pasir
Lokal memiliki koefisien keragaman (CV) harga sebesar 1.16 dengan stabilitas
harga adalah 142.95. Untuk komoditas bawang merah memiliki koefifsien
keragaman (CV) 24.04 dengan satbilitas harga sebesar 46.58. Untuk
Komoditas Daging Ayam Ras memiliki koefisien keragaman (CV) harga
sebesar 5.41 dengan stabilitas harga adalah 93.20. Untuk Komoditas Telur
Ayam Ras memiliki koefisien keragaman (CV) harga sebesar 5.85 dengan
stabilitas harga adalah -58.78. Untuk Komoditas Daging Sapi Tk. Pemotong
memiliki koefisien keragaman (CV) harga 3.28 dengan stabilitas harga adalah
43.09. Untuk komoditas Minyak Goreng Curah memiliki koefisien keragaman
(CV) harga sebesar 8.69 dengan stabilitas harga adalah 88.37. Untuk
komoditas tepung terigu memiliki koefisien keragaman (CV) harga 3.38 dengan
stabilitas harga adalah 99.36
Hal ini berarti bahwa tingkat pasokan untuk kabupaten buleleng telah terpenuhi untuk
konsumsi masyarakat dengan sumber pasokan baik dari Kabupaten Buleleng maupun
dari luar Kabupaten Buleleng dan ini menunjukan terjadinya stabilitas harga maupun
pasokan komoditas Pangan. Sedangkan untuk komoditas cabai rawit memiliki nilai
koefisien keragaman (CV) harga sebesar 36.00 dengan stabilitas harga adalah 149.73
dan untuk komoditas bawang merah memiliki nilai koefisien keragaman( CV) harga
sebesar 24.04 dengan stabilitas harga adalah 46.58.Tingginya nilai koefisien
keragaman (CV) harga komoditas cabai dan bawang merah diatas 5 % disebabkan
oleh karena adanya fluktuasi harga yang sangat tinggi, kenaikan harga cabai rawit
dan bawang merah dipengaruhi oleh musim panen dan permintaan dari konsumen.
Pada saat bulan Januari – Maret harga cabai rawit dan bawang merah cenderung
mengalami peningkatan karena pada bulan tersebut di Kabupaten Buleleng bukan
musim panen cabai maupun bawang merah, selain itu kenaikan harga dipengaruhi
oleh tingginya permintaan terutama pada saat hari raya keagamaan.
Pada tahun 2018 komoditas kedelai tidak terjadi angka keragaman harga, sehingga
angka kestabilan harga menjadi 200%. Angka kesetabilan harga terjadi pada
komoditas beras medium dan tepung terigu, ini berarti harga relatif stabil baik di tahun
lalu maupun di tahun sekarang. Angka kesetabilan harga yang menunjukan angka
rendah ada pada komoditas telor dan bawang merah, hal ini berarti di tahun 2018
kedua komodite tersebut memiliki koefisien keragaman yang sangat lebar, yang
artinya keragaman harga terendah dan tertinggi sangat lebar dibandingkan tahun
2017. Kesetabilan tertinggi terdapat pada komoditas gula pasir, jagung pipilan kering
dan cabai rawit, ini berarti angka keragaman harga pada tahun 2018 sangat kecil
dibandingkan dengan angka keragaman pada tahun 2017, sehingga dapat dilihat
bahwa komoditas gula pasir, jagung pipilan dan cabai rawit merah harganya relatif
lebih stabil dibandingkan tahun 2017. Angka kestabilan harga relatif standar pada
komoditas tepung terigu dan komditas beras medium ada pada kisaran angka
kestabilan harga 100%. Jadi kerentanan harga terjadi pada komoditas bawang merah
dan komditas telor.
Kegiatan Analisis Rasio Jumlah Penduduk Terhadap Jumlah Kebutuhan Pangan 10
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng
C. Realisasi Anggaran
Realisasi Fisik kegiatan Pemantauan Analisis Akses Harga Pangan Pokok
adalah 100 % dan realisasi keuangan 99,72% % (Rp. 76.585.500 dari total
anggaran Rp. 78.800.000) dengan rincian sebagai berikut :
No Uraian Anggaran Realisasi % Keuangan
(Rp) Keuangan
Kegiatan Pemantauan
dan analisis harga 76.800.000 76.585.500 99,72
pangan pokok
A Belanja Pegawai
- Honorarium PNS 12.600.000 12.600.000 100
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan analisis terhadap
harga dan pasokan komoditas pangan secara umum dengan hasil bahwa
koefisien keragaman (CV) harga komditas pangandibawah 5 % dan tingkat
kestabilan harga diatas 90 %. Hal ini berarti bahwa tingkat pasokan untuk
kabupaten buleleng telah terpenuhi untuk konsumsi masyarakat dengan
sumber pasokan dari Kabupaten Buleleng maupuan dari luar kabupaten,
dengan koefisien keragaman (CV) harga dibawah 5 % dikabupaten buleleng
tidak menunjukan gejolak harga dan inflasi. Sedangkan untuk harga komditas
cabai rawit dan bawang merah memiliki nilai keragaman yang tinggi dengan CV
diatas 5 % disebabkan oleh karena adanya fluktuasi harga yang sangat tinggi,
kenaikan harga cabai rawit dan bawang merah dipengaruhi oleh musim panen
dan permintaan dari konsumen. Pada saat bulan Januari – Maret harga cabai
rawit dan bawang merah cenderung mengalami peningkatan karena diluar
musim panen, selain itu kenaikan harga dipengaruhi oleh tingginya permintaan
terutama pada saat hari raya keagamaan.
B. Saran
Untuk mendapatkan informasi dandata yang lebih baik dan lebih akurat, maka
mohon untuk dukungan penambahan sumber daya pegawai/staf serta
penambahan alokasi dana pada kegiatan Pemantauan harga dan pasokan,
sehingga jumlah sample pengambilan data dapat lebih menyebar dan lebih
banyak.
Mengetahui
Kepala Bidang
Distribusi dan Cadangan Pangan Pejabat Pelaksana Kegiatan