Disusun Oleh :
Analisis Dampak dari kebijakan publik tentang isu perpanjangan masa jabataan Presiden
Joko Widodo 3 priode, Bila propaganda 3 periode tersebut terus dilanjutkan maka akan
berbahaya untuk ekonomi, sosial, politik Indonesia. Indonesia akan memasuki krisis baru
yaitu krisis politik dan kepemimpinan serta tidak mungkin jabatan presiden 3 periode.
Sebab, dalam pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah diatur masa jabatan Presiden
dan Wakil Presiden maksimal 2 periode.
Dampak hilangnya fokus pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19, terbukti telah
menyebabkan naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok, BBM yang langka dan naik,
minyak goreng mahal, harga daging, hingga gula pasir juga naik.
Semua itu merupakan tugas pokok pemerintahan yang kini dilalaikan oleh pemerintah.
Kenaikan harga disikapi dengan tidak kompeten, pemerintah pun belum serius
menciptakan pekerjaan kepada rakyat
Dampak kedua, Pemerintah akan menciptakan kerusuhan sosial terbaru dari kalangan sipil
pro demokrasi yang menentang cita-cita bangsa. Protes sosial mulai dari gerakan
mahasiswa hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM), akan bermunculan di berbagai
daerah melawan propaganda itu.
Semuanya akan berujung kepada instabilitas yang akan menyusahkan rakyat sendiri. Bila
Presiden seorang negarawan harusnya presiden berhenti melakukan gerakan bawah tanah
tiga periode dan fokus menuntaskan pemerintahan sampai 2024.
https://nasional.tempo.co/read/1578581/ahli-kebijakan-publik-ungkap-3-dampak-
berbahaya-isu-jokowi-3-periode
Faktor-faktor isu kebijakan publik keluar :
Mayoritas masyrakat Indonesia menolak Jokowi 3 priode "Sekitar 74% warga menghendaki
agar ketetapan tentang masa jabatan presiden hanya dua kali harus dipertahankan. Yang
ingin masa jabatan Presiden diubah hanya 13%, dan yang tidak punya sikap 13%," kata
Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando, dalam peluncuran hasil survei nasional SMRC
bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD" yang
dilakukan secara daring pada Minggu (20/6/2021) di Jakarta. Survei nasional SMRC
tersebut dilakukan pada 21-28 Mei 2021. Penelitian melalui wawancara tatap muka ini
melibatkan 1.072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random
bertingkat
Menurut pribadi saya sendiri dalam segi perpanjangan masa jabatan Presiden, bapak
Jokowi terlalu berani bila ini benar-benar terjadi untuk mengambil langkah dan keputusaan
perpanjang masa jabatan presiden, karena Ketentuan masa jabatan kepresidenan diatur
dalam Pasal 7 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), yang
menyatakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa
jabatan. Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan mengubah dan menetapkan UUD
1945, MPR RI tidak pernah melakukan pembahasan apapun untuk mengubah Pasal 7 UUD
1945