Anda di halaman 1dari 8

Distribusi Pupuk Subsidi Kepada Petani Tebu dalam

Perspektif Manajemen Publik


(Studi Pada Koperasi Unit Desa di Sumberpucung Kabupaten Malang)

Meliana Ayu Safitri, Bambang Supriyono, Heru Ribawanto


Jurusan Administrasi Publik, FIA, Universitas Brawijaya,Malang
Email:-

Abstract
The main problem of the subject in the journal is the distribution of fertilizer subsidy in KUD
Sumberpucung poor districts. The background of this research are raised to see how the process of
distribution of fertilizer subsidy by KUD risen by referring to No. Permendagri. 17/M-DAG/PER/6/2011
about bersubsdi fertilizer procurement and distribution for the agricultural sector. This research uses
descriptive study with a qualitative approach. Method of data analysis was data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. This research resulted in the conclusion that the distribution of
subsidized fertilizer using a closed system by involving the government, private, and community in order
to smooth the process of distribution of fertilizer. In fact, in this mechanism, there are still drawbacks
such as socialization of the subsidy program has not run optimally, the availability of fertilizer among
farmers is still scarce and weak oversight in response to the peyelewengan.

Keywords: distribution system, good governance, public management

Abstrak
Masalah utama yang menjadi pokok bahasan dalam jurnal ini adalah pendistribusian pupuk subsidi di
KUD Sumberpucung kabupaten malang. Latar belakang penelitian ini diangkat yaitu untuk melihat
bagaimana proses pendistribusian pupuk subsidi yang dilakukan oleh KUD Bangkit dengan berpedoman
pada Permendagri No. 17/M-DAG/PER/6/2011 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsdi untuk
sektor pertanian. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Penelitian ini
menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pendistribusian pupuk subsidi menggunakan sistem tertutup
dengan melibatkan peran pemerintah, swasta, dan masyarakat guna kelancaran proses penyaluran pupuk.
Di dalam mekanisme ini nyatanya masih terdapat kelemahan diantaranya sosialisasi tentang program
subsidi belum berjalan optimal, ketersediaan pupuk di kalangan petani masih langka serta lemahnya
pengawasan dalam menanggapi adanya peyelewengan.

Kata Kunci: sistem distribusi, good governance, manajemen publik

Pendahuluan Pupuk memiliki peranan penting dan


Indonesia merupakan negara agraris, negara strategis dalam peningkatan produksi dan
yang sebagian besar penduduknya bermata produktivitas pertanian. Oleh karena itu
pencaharian sebagai petani. Selain itu pemerintah terus mendorong penggunaan
sektor pertanian merupakan sektor yang pupuk yang efisien melalui berbagai
sangat penting. Sehingga prioritas kebijakan meliputi aspek teknis, penyediaan
pembangunan diletakkan pada sektor dan distribusi maupun harga melalui
pertanian guna memenuhi kebutuhan subsidi. Kebijakan subsidi dan distribusi
pangan dan kebutuhan industri dalam pupuk yang telah diterapkan mulai dari
negeri, meningkatkan ekspor, tahap perencanaan kebutuhan, penetapan
meningkatkan pendapatan petani dan Harga Eceran Tertinggi (HET), besaran
memperluas kesempatan kerja. subsidi hingga sistem distribusi ke
pengguna pupuk sudah sesuai dengan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 102


Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17 pupuk kepada para petani. Meskipun
tahun 2011. Namun demikian, berbagai demikian dari sisi konsumsi, tersedianya
kebijakan tersebut belum mampu menjamin bahan pangan untuk konsumen seringkali
ketersediaan pupuk yang memadai dengan menjadi bahan perbincangan sebab jaminan
HET yang telah ditetapkan. Selain itu, kualitas dan kuantitas tidak selalu
perencanaan alokasi kebutuhan pupuk yang terpenuhi.
belum sepenuhnya tepat dan pengawasan Berkaitan dengan kondisi tersebut maka
yang belum maksimal menyebabkan perlu adanya partisipasi dan kerja sama dari
penyaluran pupuk bersubsidi masih belum berbagai pihak, dengan kata lain
tepat sasaran, kebocoran penyaluran pupuk berkontribusi secara aktif sehingga pupuk
bersubsidi keluar petani sasaran masih bersubsidi tersebut dapat tersalurkan
sering ditemukan, sehingga menimbulkan dengan baik hingga ke petani tebu. Pihak
kelangkaan. yang bertanggung jawab disini adalah pihak
Distribusi pupuk dilakukan dengan pemerintah yaitu Disperindagsar yang
mengacu kepada Permendagri No.17/M- menunjuk produsen sebagai penyedia
DAG/PER/6/2011 tentang pengadaan dan pupuk, pihak swasta yaitu para distributor
penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor dan KUD itu sendiri yang berfungsi sebagai
pertanian. Dalam Permendagri ini pengecer pupuk dan juga masyarakat.
pemerintah, produsen, distributor dan Masyarakat disini lebih dikhususkan pada
pengecer merupakan pihak yang terlibat petani tebu.
dalam pengadaan dan penyaluran pupuk Tulisan ini bermaksud untuk lebih
bersubsidi dan juga berperan penting dalam fokus ke arah proses pendistribusian pupuk
pelaksanaan pengadaan dan penyaluran subsidi agar sistem pendistribusian yang
pupuk bersubsidi. Pengadaan dan sudah ada dapat menjamin kelancaran
penyaluran pupuk harus memenuhi prinsip pengadaan dan penyaluran pupuk serta
6 (enam) tepat, yaitu (1) tepat jenis, (2) ketersediaan pupuk di kalangan petani.
tepat jumlah, (3) tepat harga, (4) tepat
tempat, (5) tepat waktu, (6) tepat mutu.
Ketersediaan pupuk di lapangan sangat Tinjauan Pustaka
membantu petani untuk menjalankan usaha Teori-teori yang digunakan, antara lain:
taninya. Selain itu dengan memperhatikan 1. Dalam (Kamus Umum Bahasa
kemampuan daya beli petani yang lemah Indonesia, 1996, h.365) dapat
dan di sisi lain kebutuhan pupuk bersubsidi disimpulkan bahwa proses distribusi
terkesan selalu kurang di lapangan. adalah suatu kegiatan yang melakukan
Mengingat pentingnya peranan pupuk pembagian, penyebaran, atau penyaluran
dalam mendukung ketahanan pangan suatu barang baik barang kebutuhan
nasional, maka perlu dilakukan perbaikan sehari-sehari atau barang-barang pokok
mekanisme subsidi pupuk (pendistribusian) atau barang hasil produksi lainnya
serta pengawasan penyaluran pupuk. kepada beberapa orang atau tempat
Koperasi sejak lama menjadi suatu secara merata untuk tujuan tertentu.
badan usaha yang strategis dalam mencapai Kemudian suatu sistem distribusi yang
tujuan-tujuan yang ekonomis dan nantinya handal dapat tercipta dan berjalan
akan meningkatkan kesejahteraan dengan baik, cepat, dan efisien serta
anggotanya serta masyarakat pada aman apabila perencanaan kebutuhan,
umumnya. Dari tahun ke tahun, koperasi pengadaan, dan sistem penyimpanan
terutama Koperasi Unit Desa (KUD) terselenggara dengan baik, dan agar
berhasil memposisikan diri sebagai salah sistem distribusi yang handal itu
satu lembaga yang dapat diperhitungkan tercipta, diperlukan kerja sama yang erat
dalam program pangan nasional karena antar satuan-satuan kerja pengguna
KUD telah cukup efektif mendorong alat/barang tertentu dengan para petugas
peningkatan produksi di subsektor pangan, penyimpanan (Siagian, 1992, h.262).
yaitu dalam hal mendistribusikan prasarana Kerja sama yang dimaksud dalam
dan sarana produksi seperti pendistribusian

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 103


(Siagian, 1992, h.262-263) akan mudah wilayah tanggung jawabnya
terbina dan terpelihara apabila: berdasarkan RDKK yang
a. Pengguna alat/barang jumlahnya sesuai dengan peraturan
menyampaikan kebutuhannya gubernur dan bupati.
dengan jelas, dalam arti barang apa 3. Tata pemerintahan yang baik/good
yang diperlukan, dalam jumlah apa, governance memiliki 3 komponen
dimana diperlukan dan kapan penting yang saling bekerja sama dan
diperlukan. Untuk memperlancar berhubungan, komponen tersebut adalah
pemrosesan semua permintaan negara, sektor swasta, dan masyarakat
yang datang dari berbagai satuan (Basuki dan Shofwan, 2006, h.9).
kerja dalam organisasi disediakan Sedangkan peran dan fungsi ke-3
formulir permintaan barang untuk komponen tersebut dijelaskan dalam
disampaikan kepada petugas teori New Public Management menurut
gudang penyimpanan melalui suatu (Luthfi,2008) dijelaskan bahwa publik
mekanisme dan prosedur kerja yang diposisikan sebagai pelanggan
diketahui bersama. (customer) sedangkan pemerintah
b. Terdapat kecekatan petugas gudang berperan mengarahkan (steering) pasar
untuk memproses permintaan yang kemudian diciptakan suatu mekanisme
diterimanya dan dan struktur sosial dengan didukung
menyampaikan/mengirimkannya organisasi privat.
kepada satuan kerja yang meminta 4. Proses kegiatan distribusi pupuk subsidi
dengan cepat dan aman. dijelaskan dalam teori manajemen
c. Kesemuanya itu berarti bahwa publik oleh Overman (dikutip oleh
harus ada suatu sistem distribusi Keban, 2004, h.85) bahwa manajemen
yang tidak berbelit-belit akan tetapi publik adalah studi interdisipliner dari
menjamin bahwa mekanisme dan aspek-aspek umum organisasi dan
prosedur yang telah ditetapkan merupakan gabungan antara fungsi
ditaati oleh semua pihak yang manajemen seperti planning, organizing,
berkepentingan. controlling di satu sisi dengan sumber
2. Teori menurut (Stanton, 1996, h.81) daya manusia, keuangan, phisik,
yang menyatakan bahwa saluran informasi, dan politik di sisi lain.
distribusi barang konsumsi adalah 5. Menurut (Ninik Widyanti dan
produsen, pedagang besar, pengecer, Sunindhia, 2003, h.62) KUD berfungsi
konsumen. Aktor-aktor inilah yang sebagai pusat pelayanan dalam kegiatan
terlibat dalam pendistribusian pupuk perekonomian pedesaan yaitu
subsidi. Selanjutnya dalam pelaksanaan penyediaan dan penyaluran sarana
kewajiban masing-masing diatur dalam produksi pertanian dan keperluan hidup
Peraturan Menteri Perdagangan No. sehari-hari
17/M-DAG/PER/6/2011 yang 6. Kendala yang dihadapi dalam proses
menyatakan bahwa: penyaluran pupuk subsidi yaitu
a. Produsen melaksanakan pengadaan lemahnya sosialisasi yang tidak sesuai
dan penyaluran pupuk bersubsidi dengan prinsip Good Governance
dari Lini I, Lini II sampai dengan menurut UNDP (dikutip oleh Basuki dan
lini III di wilayah tanggung Shofwan, 2006, h.11) yaitu transparansi
jawabnya. yang berarti menciptakan kepercayaan
b. Distributor melaksanakan timbal balik antara pemerintah dan
penyaluran pupuk bersubsidi sesuai masyarakat melalui penyediaan
dengan peruntukannya dari Lini III informasi dan menjamin kemudahan
sampai Lini IV di wilayah dalam memperoleh informasi yang
tanggung jawabnya. akurat dan memadai. Kemudian
c. Pengecer melaksanakan penyaluran kelangkaan pupuk yang dijelaskan
pupuk bersubsidi kepada petani dan menurut (Stanton, 1996, h.100-112)
atau kelompok tani di Lini IV di yang salah satunya adalah pengendalian

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 104


persediaan yaitu bertujuan untuk (Basuki dan Shofwan, 2006, h.9). Fungsi
memenuhi pesanan pelanggan secara dan peran daripada ketiga domain ini sesuai
cepat dan tepat. Sedangkan lemahnya dengan perspektif New Manajement Public
pengawasan dilihat dari salah satu dalam (Luthfi, 2008) yang mana pemerintah
prinsip Good Governance yaitu hanya berperan mengarahkan pasar
meningkatkan pengawasan terhadap sedangkan publik diposisikan sebagai
penyelenggaraan pemerintah dan pelanggan. Oleh karena itu, untuk mencapai
pembangunan dengan mengusahakan tujuan dari kebijakan subsidi pupuk perlu
keterlibatan swasta dan masyarakat adanya mekanisme yang didukung melalui
menurut UNDP (dikutip oleh Basuki dan organisasi privat. Oleh karena itu, peneliti
Shofwan, 2006, h.11). akan menganalisis dan membahas mengenai
proses pendistribusian pupuk subsidi yang
Metode Penelitian melibatkan 3 domain guna menciptakan
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang kelancaran pengadaan serta penyaluran
peneliti gunakan adalah jenis penelitian pupuk di kalangan petani, sebagai berikut:
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 1. Sistem Pendistribusian Pupuk
Menurut Sugiyono (2006) bahwa penelitian Sistem pendistribusian pupuk subsidi
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan di Kabupaten Malang menggunakan sistem
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, distribusi tertutup. Sistem ini dirancang
baik satu variabel atau lebih independen sedemikian baik sehingga dapat menjamin
tanpa membuat perbandingan atau ketersediaan pupuk di kalangan petani.
menghubungkan antara variabel yang satu Sesuai dengan Permendagri No.17/M-
dengan variabel yang lain. Sehingga yang DAG/PER/6/2011 tentang pengadaan dan
menjadi tujuan dari penelitian deskriptif ini penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor
adalah ingin menggambarkan keadaan, pertanian kelancaran setiap lininya
permasalahan, dan fakta-fakta yang ada di merupakan hasil koordinasi yang terarah
lapangan. mulai dari produsen, distributor/pedagang
besar, pengecer, juga kelompok tani. Dalam
Hasil Penelitian Dan Pembahasan temuan peneliti di lapangan hal ini
Dalam berbicara mengenai pendistribusian didukung oleh kerjasama yang erat antar
pupuk subsidi, dilakukan melalui suatu satuan-satuan kerja. Kerja sama yang
mekanisme sesuai dengan Permendagri dimaksud dalam (Siagian, 1992, h.262-263)
No.17/M-DAG/PER/6/2011 tentang akan mudah terbina dan terpelihara apabila
pengadaan dan penyaluran (a) pengguna alat/barang
pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian. menyampaikannya kebutuhannya dengan
Pendistribusian pupuk merupakan jelas, dalam arti barang apa yang
penyebaran pupuk ke beberapa tempat diperlukan, dalam jumlah apa, dimana
secara merata untuk tujuan tertentu. Seperti diperlukan dan kapan diperlukan; (b)
halnya menurut (Kamus Umum Bahasa terdapat kecekatan petugas gudang untuk
Indonesia, 1996, h.365) dijelaskan bahwa memproses permintaan yang diterimanya
proses distribusi adalah suatu kegiatan yang dan menyampaikan/mengirimkannya
melakukan pembagian, penyebaran, atau kepada satuan kerja yang meminta dengan
penyaluran suatu barang baik barang cepat dan aman; (c) harus ada sistem
kebutuhan sehari-hari atau barang-barang distribusi yang tidak berbelit-belit akan
pokok atau barang hasil produksi lainnya tetapi menjamin bahwa mekanisme dan
kepada beberapa orang atau tempat secara prosedur yang telah ditetapkan ditaati oleh
merata untuk tujuan tertentu. Dalam temuan semua pihak yang berkepentingan.
peneliti di lapangan mengenai proses Berdasarkan teori di atas, sistem distribusi
pendistribusian pupuk subsidi melibatkan 3 tertutup dapat diterapkan oleh KUD
domain yakni pemerintah, swasta dan Bangkit Sumberpucung Kabupaten Malang
masyarakat sesuai dengan aktor-aktor di dan dijadikan acuan bagi seluruh aktor yang
dalam teori Good Governance dalam terlibat dalam proses pendistribusian.
Dalam hal ini seluruh kegiatan pengadaan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 105


dan penyaluran pupuk berkaitan dengan dijelaskan bahwa ketersediaan harus
teori manajemen publik yang berarti memenuhi 6T yakni tepat tempat, tepat
mengelola. jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat mutu,
2. Aktor-Aktor Dalam Pendistribusian tepat waktu.
Aktor-aktor yang terlibat dalam 4. Peran Pihak-Pihak Yang Terlibat
kegiatan pendistribusian pupuk dari Dalam Pendistribusian Pupuk
produsen sebagai pemroduksi pupuk Pihak yang terlibat dalam proses
subsidi, kemudian ada distributor sebagai pendistribusian pupuk diantaranya ada
penyalur pupuk dan pengecer sebagai pemerintah, swasta dan masyarakat. Ketiga
penyalur serta perantara pupuk yang komponen penting ini saling bekerja sama
nantinya sampai ke petani sebagai dan berhubungan, komponen tersebut
konsumen akhir. Ini sesuai dengan pendapat adalah “negara/pemerintah, sektor swasta
dari (Staton, 1996, h.81) yang menyatakan dan masyarakat” menurut (Basuki dan
bahwa saluran distribusi barang konsumsi Shofwan, 2006, h.9). Pemerintah adalah
adalah produsen, pedagang besar, pengecer, Disperindagsar, sektor swasta adalah
konsumen. Selanjutnya pelaksanaan tugas distributornya, dan masyarakat adalah
dan tanggung jawabnya diatur dalam kelompok tani. Fungsi dan peran
Permendagri No.17/M-DAG/PER/6/2011. pemerintah disini hanya mengarahkan pasar
Dalam pembahasan ini, adanya aktor-aktor sedangkan publik diposisikan sebagai
yang terlibat dalam pendistribusian pupuk pelanggan. Oleh karena itu, untuk mencapai
subsidi benar-benar dibutuhkan di lapangan tujuan dari kebijakan subsidi pupuk perlu
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab adanya mekanisme yang didukung melalui
masing-masing sehingga diharapkan dapat organisasi privat, sesuai dengan teori New
menjamin ketersediaan pupuk. Manajement Public dalam (Luthfi, 2008).
3. Ketersediaan Pupuk Melalui Sistem Sama halnya dengan teori Governance
RDKK menurut (Sumartono, 2009, h.1) yang
Tersedianya pupuk yang ada di KUD memiliki konsep bahwa pemerintah hanya
Bangkit dikaitkan dengan salah satu fungsi menjadi salah satu aktor dan tidak selalu
dari KUD menurut (Ninik Widyanti dan menjadi aktor paling menentukan. Perlu
Sunindhia, 2003, h.62) “penyediaan dan ditekankan kembali bahwasanya dalam
penyaluran sarana produksi pertanian dan pengadaan dan penyaluran pupuk subsidi
keperluan hidup sehari-hari”. Dengan tidak hanya dilakukan oleh Disperindagsar
begitu diharapkan ketersediaan pupuk dapat sendiri tetapi juga melakukan kerja sama
dilakukan secara optimal oleh pihak KUD dengan pihak distributor sebagai pihak
untuk produksi pertanian tebu melalui swasta. Kemudian peran dari masyarakat
sistem RDKK (Rencana Definitif menurut UNDP (dikutip oleh Sjamsuddin,
Kebutuhan Kelompok). Kegiatan KUD juga 2005, h.23-24) adalah masyarakat yang
tidak terlepas dari fungsi manajemen seperti memfasilitasi interaksi sosial politik,
planning, organizing, controlling. Sesuai menggerakkan kelompok-kelompok dalam
Permendagri No.17/M-DAG/PER/6/2011 masyarakat untuk berperan serta dalam
RDKK adalah perhitungan rencana kegiatan ekonomi, sosial dan politik.
kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun Dari uraian peran dari pihak-pihak
oleh kelompok tani berdasarkan luasan yang terkait dalam proses pendistribusian
areal usaha tani. Sehingga RDKK yang pupuk subisidi diatas peneliti mendapat
dibuat sendiri akan mempermudah aktor- gambaran bahwa peran aktif dari
aktor yang terlibat dalam menyalurkan kesemuanya sangat penting dan tidak jarang
kebutuhan pupuk yang dibutuhkan oleh dalam pengimplementasian peran dan
petani. Dalam hasil penelitan di lapangan, kontribusi mereka didukung satu sama lain
ketersediaan pupuk dapat dipantau melalui dengan tetap menjaga komunikasi yang
RDKK yang dibuat sendiri oleh kelompok baik.
tani/petani dalam menentukan jumlah 5. Kendala Yang Dihadapi Dalam
pupuk subsidi yang dibutuhkan. Dalam Pendistribusian Pupuk
Permendagri No.17/M-DAG/PER/6/2011

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 106


Dalam melaksanakan pendistribusian masih terbilang kurang karena ada pengecer
pupuk ada beberapa kendala yang muncul lain yang secara diam-diam men-supply
meliputi: pupuk yang bukan di wilayah tanggung
a) Kurangnya Sosialisasi Sistem jawabnya. Ditambah pula belum ada sanksi
RDKK Terhadap Kelompok yang nyata yang dilakukan oleh tim
Tani/Petani pengawas untuk mengatasi hal ini. Sesuai
Sosialisasi mengenai program dengan prinsip good governance menurut
subsidi pupuk memang terjadi di kalangan UNDP, seharusnya ada yang namanya
masyarakat petani dikarenakan kurang pengawasan yaitu meningkatkan upaya
paham dalam artian informasi dari pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintah masih samar-samar sehingga pemerintah dan pembangunan dengan
mengakibatkan petani kurang mengusahakan keterlibatan swasta dan
mengoptimalkan haknya dalam masyarakat. Public controlling sebaiknya
memperoleh pupuk. Situasi yang demikian dijadikan jaminan agar pelaksanaan
bertolak belakang dengan prinsip good pendistribusian pupuk berjalan sesuai
governance menurut UNDP (dikutip oleh standar yang ditetapkan dalam perencanaan.
Basuki dan Shofwan, 2006, h.11) yaitu
transparansi yang berarti menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan Kesimpulan
informasi dan menjamin kemudahan dalam Secara garis besar berdasarkan hasil
memperoleh informasi yang akurat dan penelitian yang telah diuraikan dan sesuai
memadai. Pemerintah belum sepenuhnya dengan fokus yang telah ditetapkan, maka
berhasil dalam memberikan sosialisasi peneliti menyimpulkan tentang
kepada seluruh petani tebu. Karena sukses pendistribusian pupuk subsidi kepada
tidaknya program yang dijalankan petani tebu KUD Bangkit Sumberpucung di
tergantung pada sosialisasi tentang kabupaten malang, sebagai berikut:
informasi program pupuk subsidi. 1. Sistem distribusi pupuk menggunakan
b) Kelangkaan Pupuk Masih Sering sistem tertutup karena pupuk subsidi
Terjadi tidak dapat dijual bebas. Dilihat dari
Kelangkaan pupuk sering terjadi perspektif manajemen publik,
disebabkan adanya ketersediaan pupuk pendistribusian ini mengandalkan
habis. Menurut (Staton, 1996, h.100-112) koordinasi mulai dari produsen,
salah satu sub sistem dalam distribusi fisik distributor, pengecer dan juga
adalah pengendalian persediaan yang kelompok tani.
bertujuan untuk memenuhi pesanan 2. Pendistribusian pupuk subsidi ini dapat
pelanggan secara cepat dan tepat. Hal ini berjalan dengan adanya aktor-aktor
yang ternyata belum berjalan dengan baik yang terlibat dari awal hingga akhir.
sehingga kelangkaan pupuk ZA terjadi di Aktor-aktor tersebut merupakan agen
kalangan masyarakat petani. Produsen resmi yang ditunjuk pemerintah yaitu
belum dapat memperkirakan secara tepat produsen, distributor, pengecer dan
kebutuhan optimal pesanan pupuk oleh kelompok tani. Tugas dan tanggung
petani sehingga mengakibatkan keadaan jawab wilayah masing-masing aktor
persediaan pupuk habis. sudah dilakukan dengan baik.
c) Lemahnya Fungsi Pengawasan 3. KUD Bangkit selaku kios pengecer
Dalam Penyaluran Pupuk berupaya semaksimal mungkin untuk
Bersubsidi memenuhi tersedianya pupuk subsidi
Di dalam pendistribusian pupuk bagi petani tebunya sesuai dengan
juga diperlukan pengawasan guna RDKK yang telah dibuat namun pada
mengindari adanya kecurangan atau kenyataannya khusus pupuk ZA terjadi
penyelewengan yang dapat merugikan kondisi ketidaktepatan pemenuhan
banyak pihak. Dari hasil penelitian pupuk sehingga timbul terjadinya
pengawasan penyaluran pupuk subsidi kelangkaan pupuk.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 107


4. Fungsi dan peran pemerintah, swasta operasi pasar terbuka. Untuk
dan masyarakat sangat dibutuhkan demi selanjutnya mengerahkan semua aktor
kelancaran proses pendistribusian yang terlibat agar bekerja sama secara
pupuk. Sesuai dengan paradigma New kooperatif dan diharapkan dapat
Public Management yang mana menjalankan tugasnya dengan
pemerintah hanya berfungsi membuat seproffesional mungkin.
kebijakan dan mengarahkan pasar dan 2. Pemerintah bekerja sama dengan
petani dijadikan sebagai pelanggan produsen untuk meningkatkan
dengan didukung keterlibatan pihak pembinaan dan sosialisasi intensif
swasta guna mencapai tujuan kebijakan kepada kelompok tani, pengecer, dan
pupuk subsidi. Masing-masing telah penyuluh terkait dengan pedoman dan
memiliki tugas dan tanggung jawab ketentuan pelaksanaan program pupuk
yang harus dikoordinasikan dengan subsidi. Selain itu meningkatkan peran
baik. mereka dalam menyusun rencana
5. Program subsidi pupuk ini tidak kegiatan usaha tani dengan memberikan
terlepas dari adanya sosialisasi yang informasi secara transparan kepada
dilakukan pemerintah agar pihak-pihak petani tebu yang belum paham betul
yang terkait khususnya para petani tebu tentang program subsidi pupuk. Perlu
dapat mengetahui secara transparan penambahan penyuluh dalam setiap
kelebihan dan kemudahan dengan musyawarah agar dapat mengatasi
adanya program ini. Namun, yang banyaknya petani sehingga berdampak
terjadi di lapangan sosialisasi belum pada peningkatan perannya dalam
dilakukan secara optimal karena masih membimbing kelompok tani menyusun
banyak petani tebu yang tidak tahu RDKK secara berkelompok.
manfaat yang diperoleh dari program 3. Pihak pemerintah sebaiknya perlu
subsidi pupuk melalui RDKK. Aspek berkoordinasi dengan pihak distributor
transparansi dan keterbukaan informasi pupuk yang ada di Kabupaten Malang
dalam mata rantai pelaksanaan program untuk menambah kios penyaluran
pupuk bersubsidi masih lemah. pupuk. Dengan banyaknya kios
6. Lemahnya fungsi pengawasan yang penyaluran maka kebutuhan pupuk di
terjadi dalam pendistribusian pupuk tingkat petani akan semakin terpenuhi.
dikarenakan belum ada tindakan yang 4. Disperindagsar dalam mengawasi
nyata berupa sanksi terhadap jalannya distribusi pupuk sebaiknya
penyelewengan seperti pengecer lain merumuskan mekanisme penyaluran
mensupply wilayah lain yang bukan distribusi pupuk bersubsidi yang
wilayahnya. sistematis serta mencakup data lahan,
Rekomendasi yang terkait dalam pemilik lahan, petani, maupun waktu,
menciptakan kelancaran proses jenis, dan sebarannya, termasuk
pendistribusian pupuk subsidi, sebagai kalender tanam. Selain itu, sebaiknya
berikut: KP3 harus meningkatkan kinerja
1. Diharapkan pemerintah dapat melihat pengawasannya secara rutin.
kondisi secara nyata yang terjadi di 5. Mekanisme pelaksanaan program
lapangan dengan mengevaluasi kembali pupuk bersubsidi perlu dikembangkan
public planning yang telah model akuntabilitas yang lebih
direncanakan sebelumnya seperti partisipatif, transparan, dan dapat
halnya melakukan investigasi melalui diakses publik.

Daftar Pustaka

Basuki, Ananto Dan Shofwan. (2006) Penguatan Pemerintahan Desa Berbasis Good Governance.
Malang, SPOD FE-UB.
Depdikbud. (1996) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 108


Keban, Yeremias T. (2004) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep, Teori Dan Isu.
Yogyakarta, Gava Media.
Kurniawan, J. Luthfi dan Mokhammad Najih. (2008) Paradigma Kebijakan Pelayanan Publik.
Malang, In. Trans.
Siagian, Sondang P. (1992) Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta, PT Rineka Cipta.
Sjamsuddin, Sjamsiar. (2005) Kepemerintahan Dan Kemitraan. Malang, Agritex YPM.
Stanton, William J. (1996) Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa. Sadu Sundara. Edisi Ketujuh. Jilid 2.
Jakarta, Erlangga.
Sugiyono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Sumartono, Hetifah SJ. (2009) Inovasi, Partisipasi, Dan Good Governance : 20 Prakarsa Inovatif
Dan Partisipasi Di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.
Widyanti Ninik dan Y.W Sunindhia. (2003) Koperasi Dan Perekonomian Indonesia. Jakarta, PT.
Rineka Cipta.
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Untuk Sektor Pertanian (c.2) Jakarta, Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 109

Anda mungkin juga menyukai