renaldyprang@gmail.com
Abstract
This research was conducted to determine the implementation of the horticulture center program in
Wulurmaatus Village, Modoinding District, South Minahasa Regency. By using qualitative research
methods. Efforts or programs from the government in implementing horticulture centers in Wulurmaatus
village are realized through several programs for the community who are members of farmer groups such
as fertilizer assistance, agricultural tools, education and training and assistance of superior seeds. However,
it was found that the implementation of these programs had not run optimally, several obstacles hindering
the running of the horticulture center program in Wulurmaatus Village, including the uneven socialization
of the horticulture center program and the lack of discipline of implementing agencies in Modoinding sub-
district, which is very influential. to the welfare of the people in the village of Wulurmaatus.
282
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.4 Vol. VIII (2022)
Hal. 282 – 290
Publish. 16 Januari 2023
Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto saat teknik penanaman akan jenis tanaman yang
menghadiri Modoinding Potato Festival ke-6 belum pernah atau sedikit orang yang
yang digelar di Desa Sinisir, pada selasa 15 mengembangkan di daerah modoinding
Oktober 2019 telah menyelenggarakan membuat berbagai kesulitan dan asumsi
program Sentra Hortikultura dengan seperti gagal panen, tidak menguntungkan
mengalokasikan dana sebesar 13,5 milyar dan asumsi lainnya, ini semua akan
untuk mendukung dan mendorong berpengaruh besar terhadap minat petani
pengembangan kawasan bawang putih, buah- untuk mengembangkan program sentra
buahan dan aneka sayuran di Kecamatan holtikultura, sehingga pendistribusian berupa
Modoinding. Anggaran sebesar itu khususnya bantuan pemerintah Seperti bibit unggul,
diperuntukkan untuk proses penanaman 225 pupuk, serta sarana pengendalian hama atau
hektar bawang putih. OPT, menjadi tidak efektif, Sehingga dapat
Mengingat program sentra dikatakan pelaksanaan program belum
hortikultura merupakan program pertama kali optimal.
yang di terapkan di Indonesia Timur tepatnya TINJAUAN PUSTAKA
di kecamatan Modoinding maka pemerintah
Penelitian Terdahulu
harus memerhatikan dan mendukung produk
unggulan yang berkuallitas untuk dijadikan Penelitian pertama yaitu penelitian
yang dilaksanakan oleh Orina Kogoya,
sentra tanaman pada modoinding seperti
Martha Ogotan, Very Londa (2020) dengan
kentang SupeJhon karena juga didukung
dengan catatan statistik BPS, produksi judul “Implementasi Program Beras Sejahtera
di Desa Guburini Kecamatan Makki
kentang nasional tahun 2018 mencapai 1,28
Kabupaten Lanny Jaya”. Hasil penelitian
juta ton atau naik 10,3 persen dibanding tahun
menunjukkan Komunikasi dalam rangka
sebelumnya yang mencapai 1,16 juta ton.
Khusus Minahasa Selatan, produksi kentang implementasi program Rastra/Raskin di Desa
Guburini dilaksanakan dengan cukup
tahun 2018 mencapai 46 ribu ton atau naik 19
baik/efektif. Program Rastra/Raskin
persen jika dibanding tahun sebelumnya yang
disosialisasikan kepada masyarakat baik
mencapai 36 ribu ton. Dengan peningkatan
yang signifikan ini, Indonesia berhasil secara langsung oleh tenga kesejahteraan
sosial kecamatan (TKSK), oleh pemerintah
mencatatkan diri sebagai negara swasembada
desa, oleh BPD, dan oleh kelompok kerja
kentang dan sayur.
pelaksana distribusi rastra Desa Guburini.
Dalam hal ini perlu adanya peran
Sumber daya manusia pelaksana program
birokrasi dalam membantu masyarakat untuk
rastra/raskin tersedia yaitu tenaga
mempunyai kompetensi. Implementasi
kesejahteraan sosial kecamatan, kelompok
program sentra hortikultura di kecamatan
kerja pelaksana distribusi rastra/raskin, dan
Modoinding kabupaten Minahasa Selatan
dibantu oleh aparat desa. Sumber daya
masih tak dapat luput dari masalah seperti
finansial untuk pelaksanaan program
masyarakat atau petani yang belum dapat
rastra/raskin disediakan biaya operasional
mengembangkan apa yang menjadi program
pelaksanaan rastra/raskin. Disposisi atau
pemerintah, sentra hortikultura yaitu sentra
sikap pelaksana sudah cukup baik dilihat dari
tanaman bawang putih yang sampai pada saat
komitmen, konsistensi, kejujuran, dan sikap
ini masih terlihat langka di daerah
demokratis dalam melaksanakan program.
modoinding. Ketidaktahuan petani mengenai
284
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.4 Vol. VIII (2022)
Hal. 282 – 290
Publish. 16 Januari 2023
286
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.4 Vol. VIII (2022)
Hal. 282 – 290
Publish. 16 Januari 2023
ini yaitu untuk mengetahui tentang sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan
implementasi program sentra hortikultura di kepada seluruh Satuan Kerja sebelum
desa Wulurmaatus Kecamatan Modoinding pelaksanaan kemudian melakukan koodinasi
Kabupaten Modoinding Kabupaten Minahasa antara pihak-pihak atau badan-badan terkait
Selatan. yang bekerja sama dalam implementasi
Yang menjadi konsep fokus dalam program ini. Tahap ke dua komunikasi yang
penelitian ini yakni implementasi program terjalin antara pembuat kebijakan dan
sentra hortikultura di Desa Wulurmaatus kelompok sasaran yaitu masyarakat melalui
Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa sosialisasi pelaksanaan program sentra
Selatan dengan menggunakan konsep hortikultura di kecamatan modoinding
implementasi program oleh S. Smith (dalam khususnya Desa Wulurmaatus melalui
Tachjan, 2016), yang meliputi indikator- himbauan, serta media cetak termasuk juga
indikator sebagai berikut: papan-papan pemberitahuan yang ada di jalan.
Sosialisasi kebijakan ini adalah salah satu
1) Idealized policy
bentuk komunikasi guna memberitahu suatu
2) Target group
kebijakan yang akan dilaksanakan agar
3) Implementing organization kelompok sasaran memiliki pengetahuan
4) Enviromental factors terkait program sentra hortikultura. Menurut
Adapun informan dalam penelitian ini hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa
yaitu mereka yang dapat memberikan proses sosialisasi pelaksanaan program sentra
informasi tentang judul penelitian yang akan hortikultura belum maksimal pelaksanaanya
dikaji, yakni: di karenakan sosialisasi yang di lakukan oleh
pelaksana hanya mencakup sebagian dari
1. Kepala Desa Wulurmaatus Kecamatan
keseluruhan masyarakat yang ada. Serta
Modoinding (1 orang)
sosialisasi yang tidak intensif. Sehingga
2. Mantan kepala Desa Wulurmaatus masih ada masyarakat yang belum
Kecamatan Modoinding (1 orang) mengetahui adanya program sentra
3. Masyarakat Petani (4 orang) hortikultura ini. Kebijakan yang ideal adalah
Teknik pengumpulan data yaitu dengan kebijakan yang memenuhi kebutuhan dan
cara observasi, wawancara dan dokumentasi. kebutuhan kelompok sasaran. Kebijakan yang
Dan dalam menganalisis data digunakan memenuhi kebutuhan kelompok sasaran
teknik reduksi data, penyajian data dan tercermin dari tanggapan kelompok sasaran
penarikan kesimpulan. terhadap pelaksanaan program sentra
hortikultura. Berdasarkan hasil wawancara
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan kesimpulan bahwa masih ada
1. Idealized policy tanggapan dari masyarakat yang tercakup oleh
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kebijakan tersebut yaitu kurangnya
dimensi idealized policy ini telah pemahaman masyarakat tentang informasi
dilaksanakan oleh badan pelaksana yaitu, yang jelas tentang bagaimana kejelasan
tahap pertama komunikasi dan koordinasi di informasi seperti bantuan bagi masyarakat
laksanakan oleh pihak-pihak terkait sudah dalam program ini.
berjalan dengan baik yaitu antara Dinas 2. Target Group
Petanian kabupaten Minahasa Selatan yang
287
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.4 Vol. VIII (2022)
Hal. 282 – 290
Publish. 16 Januari 2023
Berkenaan dengan implementasi program program, lalu sosialisasi juga tidak mencakup
sentra hortikultura maka target group ini seluruh kelompok sasaran, khususnya
adalah masyarakat di kecamatan modoinding, kelompok tani. Lalu sosialisasi juga
desa wulurmaatus. Berdasarkan penelitian ini cenderung tidak menjelaskan dengan detail
didapati bahwa program sentra hortikultura prosedur program, seperti mendapatkan
ini tidak dilaksanakan secara menyeluruh bantuan benih dan pupuk karena masyarakat
pada seluruh target group yaitu masyarakat di masih belum memahami dengan baik tentang
desa wulurmaatus khususnya kelompok tani program ini dan tanggapan di masyarakat juga
karena program yang belum optimal dan cenderung skeptis karena ada permasalahan
konsisten. Padahal keikutsertaan masyarakat dasar seperti akses jalan ke ladang yang tidak
untuk terlibat dalam program ini sudah sangat diperhatikan pelaksana kebijakan. Dapat
baik namun di satu sisi ini ada juga adanya disimpulkan juga bahwa kelompok sasaran
kendala dari target group yaitu masyarakat sebagai bagian dari pemangku kepentingan
dalam hal pendistribusian pupuk bersubsidi tidak dapat mendukung pelaksanaan program
bagi masyarakat. Kelompok sasaran sentra hortikultura karena tidak semua orang
cenderung sulit menemukan tempat yang mampu beradaptasi pola bertani dengan
tetap untuk membeli atau mendapatkan pedoman yang dikembangkan.
pupuk, ada juga masalah dalam kelompok- 3. Implementing Organization
kelompok tani, hanya ketua yang
Pada implementasi program sentra
mendapatkan bantuan, begitu pula yang
hortikultura di kecamatan modoinding
terjadi dengan pendistribusian benih dan alat-
khususnya desa wulurmaatus di dapati badan
alat pertanian. Lalu menyangkut juga
pelaksana tersebut sudah menjalankan
ketersedian pupuk yang tidak memenuhi
tugasnya masing-masing dengan cukup baik
kebutuhan luas wilayah ladang yang akan
pada awalnya namun ada beberapa proses
ditanami tanaman hortikultura sehingga
dalam implementasi program ini tidak
mempengaruhi hasil panem menjadi tidak
berjalan sesuai dengan harapan, seperti
optimal. Penelitian ini menunjukkan hal
pembagian bantuan. Padahal hal penting yang
penting yang mempengaruhi kelompok
menentukan keberhasilan program ini adalah
sasaran untuk ikut terlibat dan mau
yang dilaksanakan di masyarakat juga
menyesuaikan diri terhadap kebijakan yang
tergantung pada kinerja yang baik dari
akan diimplementasikan salah satunya adalah
pelaksana dan tentunya adanya kemampuan
bergantung pada komunikasi yang intensif
dan pemahaman anggota sebagai lembaga
antara pelaksana kebijakan (implementor)
pelaksana untuk mendukung sepenuhnya
dengan penerima kebijakan (target group)
implementasi program sentra hortikultura.
lancar atau tidaknya proses komunikasi ini
akan sangat berpengatuh dan menjadi faktor 4. Enviromental factors
penentu agar mendapatkan hasil yang efektif Dalam prosesnya, implementasi
pada implementasi program. kebijakan memerlukan lingkungan eksternal
yang kondusif, dan dalam penelitian ini
Dalam hal didapati bahwa sosialisasi
pelaksana kebijakan kepada masyarakat dapat menunjukkan bahwa lingkungan budaya dan
sosial masyarakat desa wulurmaatus sudah
dikatakan belum optimal di karenakan
cukup mendukung pelaksanaan program
sosialisasi hanya sekedar himbauan yang
sentra hortikultura. Kondisi sosial budaya
dilaksanakan pada saat akan dimulainya
288
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.4 Vol. VIII (2022)
Hal. 282 – 290
Publish. 16 Januari 2023
mayarakat yaitu bekerja keras dan tekun, 3. Badan-badan pelaksana jika ditinjau dari
nilai-nilai membantu dan gotong royong yang kualitas kinerja yaitu kemampuan dan
tinggi merupakan wujud kondisi sosial pemahaman dalam melaksanakan
budaya yang dapat mendukung keberhasilan program sudah di wujudkan dengan baik
implementasi program sentra hortikultura, begitu juga dengan kualitas kerja
karena tujaun program ini adalah salah implementor menjadi pendukung dalam
satunya meningkatkan kualitas hasil pertanian pelaksanaan program pemerintah.
dan produktifitas masyarakat tani desa 4. Faktor sosial budaya yaitu terkait dengan
wulurmaatus, dengan kondisi sosial budaya keikutsertaan masyarakat untuk terlibat
masyarakat yang pada dasarnya rajin bekerja, langsung dan menyukseskan program
sangat mendukung hasil terbaik pada pada dasarnya sudah sepenuhnya
program. Begitu pula yang ditemukan dalam mendukung pelaksanaan program sentra
hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh hortikultura, karena program ini dapat
aspek ekonomi sebenarnya sudah mendukung membantu meningkatkan produktifitas
pelaksanaan program sentra hortikultura dan masyarakat itu sendiri, namun
anggaran dana yang seharusnya sudah pelaksanaan program masih belum
mencukupi dalam mendukung pelaksanaa maksimal karena badan pelaksana yang
program sentra hortikultura. Dalam aspek tidak dapat memenuhi kebutuhan
politik dibutuhkan peran pemerintah untuk masyarakat dalam bentu bantuan yang ada
tegas menjalankan program dan tidak terlibat paa program ini.
dengan kesepakatan dengan pihak lain, seperti
5. Faktor ekonomi dan politik yaitu terkait
pembagian pupuk yang seharusnya di
dengan anggaran dan dukungan
kecamatan modoinding, namun diarahkan ke
pemerintah masih kurang, sehingga
tempat lain.
belum sepenuhnya memaksimalkan
PENUTUP pelaksanaan program sentra hortikultura.
KESIMPULAN 6. Dalam agribisnis hortikultura ini yang
perlu diberi perhatian adalah masalah
1. Implementasi program sentra hortikultura
pemasarannya karena hortikultura ini
di desa wulurmaatus yang di laksanakan
merupakan komoditas yang mudah rusak.
oleh Dinas Pertanian jika ditinjau dari
Hal inilah yang menjadi kendala utama
dimensi idealized policy (kebijakan ideal)
dalam memasarkan produk-produk
menyangkut komunikasi dan koordinasi
hortikultura.
antara badan pelaksana sudah dikatakan
cukup baik. Sedangkan komunikasi SARAN
antara badan pelaksana dan masyarakat 1. Komunikasi dan sosialisasi yang
belum optimal. konsisten dan rutin kepada masyarakat.
2. Implementasi program sentra hortikultura 2. Pemerintah harus memperhatikan fungsi
di lihat dari aspek target group yaitu masing-masing anggota pelaksana.
masyarakat sebagai kelompok sasaran
3. Perlunya transparansi pada dukungan
kebijakan masih perlu menerapkan
anggaran dari pemerintah seperti bantuan-
kedisiplinan badan pelaksana dalam
bantuan bagi petani.
melaksanakan program.
289
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.4 Vol. VIII (2022)
Hal. 282 – 290
Publish. 16 Januari 2023
290