Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883

Volume 8, No. 1, Februai 2021

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Desa Pertanian Dan


Peternakan Kabupaten Klaten Tahun 2019

Novita Ambarsari1, Andy Dwi Bayu Bawono2


1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: b200170293@student.ums.ac.id ; andy.bawono@ums.ac.id

Abstract. This research aims to determine the factors that influence Village Farming and
Livestock Expenditures in Klaten Regency, Central Java. The factors were influence Village
Original Income, Village Funds, Village Fund Allocation, Tax Revenue Sharing and Retribution,
and the Number of Rice Fields. By using purposive sampling method, the samples in this study
were teken from all villages budget report in 2019 fiscal year. The data from 258 village
samples were processed by SPSS analytical tool by using multiple linear regression testing. The
results in this study indicate that Village Original Income, Village Funds, Village Fund
Allocation, and Number of Rice Fields have no effect on Village Farming and Livestock
Village Expenditure. while Tax and Retribution Revenue Sharing has a significant negative
influence on Village Agriculture and Livestock Expenditures.

Keywords: APBDes; Village Financial Management; Agricultural and Livestock Village


Expenditures.

Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi Belanja Desa Pertanian dan Peternakan diantaranya Pendapatan Asli Desa,
Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi, dan Jumlah Sawah di Kabupaten
Klaten tahun 2019. Penelitian ini mengambil sampel di seluruh desa Kabupaten Klaten
dengan teknik purposive sampling, sehingga mengumpulkan data diolah 258 sampel
desa. Penelitian ini menggunakan pengujian regresi linear berganda dengan alat analisis SPSS.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Desa, Dana Desa, Alokasi Dana
Desa, dan Jumlah Sawah tidak berpengaruh terhadap Belanja Desa Pertanian dan Peternakan,
sedangkan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi berpengaruh negatif signifikan terhadap Belanja
Desa Pertanian dan Peternakan.

Kata Kunci: APBDes; Pengelolaan Keuangan Desa; Belanja Desa Pertanian dan
Peternakan.

PENDAHULUAN mendorong pembangunan masyarakat desa


Indonesia merupakan negara yang dipenuhi melalui usaha-usaha pemberdayaaan masyarakat.
oleh hamparan lahan pertanian sehingga Di dalam kerangka Desentralisasi,
Indonesia dikenal sebagai negara agraris negara memiliki kewajiban untuk
atau mayoritas penduduknya bermata memenuhi kebutuhan daerah dengan
pencaharian sebagai petani. Pertumbuhan sektor mendistribusikan belanja secara
pertanian menjadi pelopor pertumbuhan proposional dengan pendapatannya, atau
ekonomi dan menjadi sumber pendapatan yang dapat diartikan Pemerintah Daerah dapat
substansial bagi rumah tangga desa (Tola, mengekspolrasi seluruh potensi sumber daya
2016). Di Indonesia, masyarakat desa dapat yang ada pada suatu wilayah (Purbasari &
dikatakan sebagai petani termasuk mereka Bawono, 2017). Untuk level desa guna
yang mengantungkan hidupnya di bidang mendukung kemandirian desa maka pemanfaatan
peternakan. Secara garis besar, pertanian dan Dana Desa (DD) dan bantuan provinsi yang
peternakan memiliki urusan yang sama yaitu termasuk bagian dari dana transfer Pemerintah

74 | Novita Ambarsari et.al, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Desa …
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 8, No. 1, Februai 2021
Pusat, maupun yang berasal dari pemerintah kesejahteraan masyarakat.
kabupaten/kota berupa Alokasi Dana Desa Permendagri 20 Tahun 2018 menjabarkan
(ADD) dioptimalkan untuk mewujudkan bahwa keuangan desa adalah hak dan
kemandirian desa dalam memaksimalkan potensi kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
desa. Terciptanya desa yang mandiri termasuk atau segala sesuatu yang berupa uang dan barang
dari tujuan pembangunan ekonomi negara melalui yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
desa yang berdaya. dan kewajiban desa. Pengelolaan keuangan
Kabupaten Klaten merupakan salah satu desa meliputi unsur: perencanaan, pelaksanaan,
kabupaten yang berada di wilayah provinsi penatausahaan, pelaporan dan
Jawa Tengah. Kabupaten Klaten terdiri dari 26 pertanggungjawaban. Dasar pengelolaan
kecamatan, 10 kelurahan dan 391 desa. Sektor keuangan desa harus mencakup asas transparan,
pertanian dan peternakan masih menjadi akuntabel, partisipatif, tertib dan disiplin
rantai terlemah dalam pembangunan ekonomi anggaran.
melalui usaha pemberdayaan masyarakat desa. Berdasarkan Permendagri 20 Tahun 2018,
Hal ini tercermin dari belum tercapainya Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
kesejahteraan hidup petani dan produktivitas merupakan rencana anggaran keuangan tahunan
pertanian yang masih rendah. Permasalahan pemerintah desa yang ditetapkan untuk
klasik yang menghambat laju keberhasilan penyelenggaraan program dan kegiatan yang
usaha pertanian adalah terbatasnya menjadi kewenangan desa. Dalam Anggaran
pembiayaan yang digunakan untuk Pendapatan dan Belanja Desa terdiri dari
mendukung usaha pemberdayaan masyarakat komponen utama yaitu pendapatan desa, belanja
khususnya dalam sektor pertanian dan desa, dan pembiayaan desa. Anggaran Pendapatan
peternakan. Selain itu pengalihan fungsi lahan dan Belanja Desa (APBDes) digunakan untuk
sawah untuk pembangunan perindustrian dan mendukung pembangunan desa dengan
permukiman menjadi tantangan dan tekanan menetapkan rencana kegiatan/program beserta
baru dalam ranah gerak sektor pertanian. rincian pembiayaannya.
Menurut Haryanto dalam Jefri (2018), Peraturan Bupati Klaten Nomor 63 Tahun
teori agensi adalah teori tentang hubungan 2018 Tentang Pengelolaan Desa pasal 15,
principal dan agent, yang berasal dari teori Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi
organisasi, teori ekonomi, sosiologi, dan teori kebutuhan pembangunan yang disepakati
keputusan. Apabila diimplementasikan dalam dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan
hubungan sektor publik, masyarakat bertindak prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
sebagai principal sementara pemerintah Pemerinah Daerah Provinsi, dan Pemerintah.
adalah agent. Masyarakat memberikan Belanja desa diklasifikasikan dalam lima
kepercayaan kepada pemerintah dalam bidang yang terdiri dari sub-sub bidang.
menyelenggarakan kewenangan dan mengelola Belanja desa diprioritaskan untuk pemenuhan
sumber daya untuk mencapai tujuan kebutuhan penyelenggaraan dan pembangunan
pembangunan yang cita-citakan. Pemerintah desa.
sebagai wakil kepentingan rakyat Dengan diberlakukan undang-undang
berkontribusi secara positif dalam mengemban desa, peneliti tertarik untuk meneliti
amanah yang diberikan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat desa khususnya pada
berkewajiban untuk menyajikan laporan bidang pertanian dan peternakan, maka tujuan
pertanggungjawaban yang transparan, dapat dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
diandalkan dan dipertanggungjawabkan. apakah Pendapatan Asli Desa, Dana Desa,
Menurut Hernandez dalam Jefri (2018) Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan
mendefinisikan, stewardship sebagai sikap atau Retribusi, dan Jumlah Sawah memiliki
perilaku yang menempatkan kepentingan jangka pengaruh terhadap Belanja Desa Pertanian dan
panjang kelompok diatas tujuan pribadi yang Peternakan.
melayani kepentingan pribadi sesorang.
Perwujudan kesejahteraan masyarakat dinilai METODE
lebih urgensi dalam tujuan penganggaran sektor Penelitian ini merupakan penelitian data
publik, sehingga perlu keselarasan dalam sekunder, dengan memperoleh sumber data
menetapkan tujuan agar tidak ada intervensi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa,
antar kepentingan yang menghambat proses Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten, dan
pelaksanaan anggaran. Pemerintah akan Balai Penyuluhan Pertanian. Sampel yang
bertindak secara optimal dalam mencapai dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini

Novita Ambarsari et.al, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Desa … | 75
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 8, No. 1, Februai 2021
adalah 258 desa, diperoleh dengan teknik digunakan dalam penelitian:
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
BDPP = a + β1PADesa + β2DD + β3ADD +
variabel dependen yaitu Belanja Desa
β4BHPR + β5JS + e
Pertanian dan Peternakan dengan variabel
independen berupa Pendapatan Asli Desa, Keterangan: BDPP=Belanja Desa Pertanian
Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil dan Peternakan, PADesa=Pendapatan Asli
Pajak dan Retribusi, dan Jumlah Sawah. Analisis Desa, DD=Dana Desa, ADD=Alokasi Dana
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Desa, BHPR=Bagi Hasil Pajak dan Retribusi,
analisis regresi linear berganda, dengan JS=Jumlah Sawah, a=konstanta, β=koefisien
tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel regresi masing-masing variabel, e=error
independen terhadap variabel dependen.
Berikut adalah analisis regresi berganda yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Hipotesis


Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients Sig.


B T
Std. Error
(Constant) -137449559 237371964,4 -0,579 0,563
PADesa 0,003 0,036 0,077 0,939
DD -0,100 0,059 -1,706 0,089
ADD 0,906 0,817 1,109 0,268
BHPR -1,418 0,516 -2,745 0,006
1 JS 316827,061 178447,297 1,775 0,077
Sumber: data diolah,2021
di seluruh Desa. Setiap desa memiliki varian
Pengaruh Pendapatan Asli Desa terhadap
Dana Desa yang berbeda-beda. Perbedaan varian
Belanja Desa Pertanian dan Peternakan
Dana Desa tidak sejalan dengan varian yang
Pendapatan Asli Desa secara parsial tidak
ada dalam Belanja Desa Pertanian dan
berpengaruh terhadap Belanja Desa Pertanian
Peternakan, sehingga besar kecilnya Dana Desa
Dan Peternakan, dengan melihat nilai
tidak mempengaruhi terhadap Belanja Desa
signifikansi Pendapatan Asli Desa yakni
Pertanian dan Peternakan. Hasil penelitian ini
sebesar 0,939>0,05. Sampai saat ini
searah dengan penelitian (Ramadhan, & Adi,
Pendapatan Asli Desa masih difokuskan untuk
2019) bahwa Dana Desa tidak berpengaruh
membiayai pembangunan fisik khususnya
terhadap Alokasi Belanja Desa Bidang
prasarana dan infrastruktur perkantoran desa,
Pemberdayaan Masyarakat. Dan penelitian
sehingga Pendapatan Asli Desa tidak banyak
(Purbasari, Wardana, & Pangestu, 2018) bahwa
berkontribusi terhadap Belanja Desa Pertanian
Dana Desa tidak berpengaruh secara signifikan
dan Peternakan. Hasil penelitian ini searah
terhadap Belanja Desa Bidang Pertanian.
dengan penelitian (Rokhmawan, & Wahyono,
2018), bahwa Pendapatan Asli Desa tidak Pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap Belanja
berpengaruh signifikan terhadap Belanja Desa Desa Pertanian dan Peternakan
Bidang Pertanian. Dan penelitian (Murti, & Alokasi Dana Desa secara parsial tidak
Zulfikar, 2018) yang menyatakan bahwa berpengaruh terhadap Belanja Desa Pertanian
Pendapatan Asli Desa tidak berpengaruh pada dan Peternakan, dengan melihat nilai
Belanja Desa Bidang Pertanian. signifikansi Alokasi Dana Desa yakni sebesar
0,268>0,05. Alokasi Dana Desa diarahkan dan
Pengaruh Dana Desa terhadap Belanja Desa
difokuskan untuk menyelenggarakan
Pertanian dan Peternakan
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan perangkat
Dana Desa secara parsial tidak berpengaruh
Desa serta tunjangan untuk Badan
terhadap Belanja Desa Pertanian dan
Permusyawaratan Desa. Alokasi Dana Desa
Peternakan, dengan melihat nilai signifikansi
juga digunakan untuk tambahan operasional,
Dana Desa yakni sebesar 0,089>0,05. Dana
sehingga rata-rata Alokasi Dana Desa tidak
Desa merupakan dana yang secara rata tersebar
berpengaruh pada Belanja Desa Pertanian

76 | Novita Ambarsari et.al, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Desa …
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 8, No. 1, Februai 2021
dan Peternakan. Hasil penelitian ini searah dan Peternakan, dengan melihat nilai
dengan penelitian (Purbasari, Wardana, & signifikansi Jumlah sawah yakni sebesar
Pangestu, 2018) bahwa Alokasi Dana Desa 0,077>0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan
tidak berpengaruh terhadap Belanja Desa Bidang bahwa pengalokasikan Belanja Desa
Pertanian. Penelitian (Rokhmawan, & Pertanian dan Peternakan tidak berdasarkan
Wahyono, 2018), juga menyatakan bahwa jumlah sawah yang ada, melainkan
Alokasi Dana Desa tidak berpengaruh diprioritaskan untuk kebutuhan masing-masing
signifikan terhadap Belanja Desa Bidang Desa. Perbedaan sistem pengairan juga
Pertanian. menjadi dasar penentuan besar kecilnya
pengalokasian Belanja Desa Pertanian dan
Pengaruh Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
Peternakan. Maka penelitian ini menunjukkan
terhadap Belanja Desa Pertanian dan
hasil bahwa Jumlah Sawah tidak berpengaruh
Peternakan
terhadap Belanja Desa Pertanian dan
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi secara parsial
Peternakan. Hal ini searah dengan penelitian
berpengaruh negatif signifikan terhadap
(Murti, & Zulfikar, 2018) yang menyatakan
Belanja Desa Pertanian dan Peternakan, dengan
bahwa jumlah sawah tidak berpengaruh pada
melihat nilai signifikansi Bagi Hasil Pajak dan
Belanja Desa Bidang Pertanian.
Retribusi yakni sebesar 0,006<0,05. Semakin
tinggi Bagi Hasil Pajak dan Retribusi maka
KESIMPULAN DAN SARAN
semakin rendah Belanja Desa Pertanian dan
Dengan melihat hasil penelitian, dapat
Peternakan. Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
diketahui bahwa Pendapatan Asli Desa, Dan
ditentukan oleh kontribusi desa dalam
Desa, Alokasi Dan Desa, dan Jumlah Sawah
memberikan alokasi terhadap pajak dan
secara parsial tidak berpengaruh terhadap
retribusi. Pada umumnya desa yang
Belanja Desa Pertanian dan Peternakan,
berkontibusi dalam memberikan alokasi pajak
sedangkan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi secara
dan retribusi adalah desa yang bersifat
parsial berpengaruh terhadap Belanja Desa
urban/perkotaan. Dalam kata lain desa
Pertanian dan Peternakan. Berdasarkan hasil
urban/perkotaan memiliki jumlah sawah yang
penelitian dapat diajukan saran kepada peneliti
sedikit, sehingga semakin tinggi Bagi Hasil
selanjutnya untuk menambah sampel dari
Pajak dan Retribusi maka pengalokasian untuk
kabupaten lain, menggunakan data
Belanja Desa Pertanian dan Peternakan
penelitian lebih dari satu tahun
semakin kecil. Sedangkan untuk desa yang
anggaran, mengganti/menambah variabel.
bersifat rural memaksimalkan penggunaan Bagi
Untuk Instansi Pemerintah diharapkan
Hasil Pajak dan Retribusi untuk Belanja Desa
melakukan konsistensi/standarisasi data.
Pertanian dan Peterrnakan, maka Bagi Hasil
Pajak dan Retribusi berpengaruh terhadap
REFERENSI
Belanja Desa Pertanian dan Peternakan karena Eko, Sutoro et al. 2016. Desa Membangun
mayoritas desa di Kabupaten Klaten bersifat Indonesia. Forum Pengembangan
rural. Hal ini searah dengan penelitian yang
Pembaruan Desa.
dilakukan (Sari, & Asyik, 2017), bahwa Dana Jefri, Riny. 2018. “Teori Stewardship Dan Good
Bagi Hasil berpengaruh negatif dan signifikan Governance.” Jurnal Riset 4(003): 14–
terhadap Belanja Daerah. Hasill yang sama 28. Universitas Negeri Makassar
ditunjukkan pada penelitian (Purbasari, Jiwangga, Alfattah Akbar & Agus Prastyawan.
Wardana, & Pangestu, 2018) bahwa Bagi Hasil 2016. “Partisipasi Masyarakat Dalam
Pajak dan Retribusi berpengaruh negatif dan Upaya Peningkatan Pendapatan Asli
signifikan terhadap Belanja Desa Bidang Desa (PADesa) Di Desa
Pertanian. Dan penelitian (Ramadhan, & Adi, Kedungpring Kecamatan
2019) bahwa Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Balongpanggang Kabupaten Gresik.”
berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Desa Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat, salah Yogyakarta.: CV. Andi Offset
satunya terhadap Belanja Desa Pertanian Murti, Reina Shafira & Zulfikar. 2018.
dan Peternakan. “Pengaruh Pendapatan Asli Desa
Pengaruh Jumlah Sawah terhadap Belanja (PADesa), Dana Desa (DD), Alokasi
Desa Pertanian dan Peternakan Dana Desa (ADD), Bagi Hasil Pajak
Jumlah sawah secara parsial tidak Retribusi (BHPR) Dan jumlah Sawah
berpengaruh terhadap Belanja Desa Pertanian Terhadap Alokasi Belanja Desa Bidang

Novita Ambarsari et.al, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Desa … | 77
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 8, No. 1, Februai 2021
Pertanian Tahun 2017 (Studi Empiris Di Di Kabupaten Klaten Tahun 2017).”
Desa-Desa Kabupaten Wonogiri).” Naskah Publikasi Universitas
Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Muhammadiyah Surakarta. Rokhmawan, Dwi Arif & Wahyono. 2018.
Peraturan Bupati Klaten Nomor 63 Tahun 2018 “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Desa (PADesa), Dana Desa (DD),
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Alokasi Dana Desa (ADD), Dan Bagi
Pengelolaan Keuangan Desa Hasil Pajak Dan Retribusi Terhadap
Purbasari, Heppy & Andy Dwi Bayu Bawono. Belanja Desa Bidang Pertanian Tahun
2017. “Pengaruh Desentralisasi Fiskal, 2017 (Studi Empiris Di Seluruh Desa
Sistem Pengendalian Internal, Dan Se-Kabupaten Sragen).” Naskah
Kinerja Pemerintahan Daerah Publikasi. Universitas Muhammadiyah
Terhadap Akuntabilitas Laporan Surakarta.
Keuangan”. Sari, Erlina Tiara Intan, & Nur Fadjrih Asyik.
Purbasari, Heppy, Bramudya Wisnu Wardana, 2017. “Pengaruh PAD, DAU, DAK
& Ilham Adhi Pangestu. 2018. Dan DBH Terhadap Belanja Daerah (
“Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Studi Pada Pemerintah Daerah
Desa, Dana Desa, Alokasi Dana Desa Kabupaten / Kota Di Provinsi Jawa
Dan Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi Timur).” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Terhadap Alokasi Belanja Desa Bidang 6(5): 1977–94.
Pekerjaan Umum Dan Pertanian ( Studi Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Empiris Di Seluruh Desa Se- Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kabupaten Sukoharjo ).” The 7th R&D. Bandung: Alfabeta.
University Research Colloqium 2018 Tola, Damianus. 2016. “Pembangunan Sektor
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta: Pertanian Sebagai Basis Pertumbuhan
281–87. Ekonomi Pedesaan (Kajian
Ramadhan, Taufiq Bayu Aji & Suyatmin Waskito Kepustakaan).” Jurnal Pendidikan
Adi. 2019. “Analisis Pengaruh Ekonomi
Pendapatan Asli Desa (PADesa), Dana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa (DD), Alokasi Dana Desa Desa
(ADD), Dan Bagi Hasil Pajak Dan
Retribusi (BHPR) Terhadap Alokasi
Belanja Desa Bidang Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Empiris: Desa-Desa

78 | Novita Ambarsari et.al, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Desa …

Anda mungkin juga menyukai