Anda di halaman 1dari 14

JAKSI

Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi


Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DESA DAN ALOKASI


DANA DESA TERHADAP BELANJA DESA DI KAB.
MAJALENGKA

Tito Marta Sugema Dasuki


Program Studi Akuntansi, FEB, Universitas Majalengka, Majalengka,
Indonesia
titodasuki@gmail.com

Abstrak

All village in Indonesia especially in Majalengka Regency still depent on the


transfer fund provided by the government, because the village original income
earned by each village is still small. The showing that the village financial
independence still low. This research aimed to determine the effect of village
original income and village budgetary allocation to the village expenditure.
Independen variable in this research is village original income and village
budgetary allocation. Dependen variable in this research is village expenditure.
Analisis data method using multiple linear regression. The population used in 318
village report data in siskedes. By using Cluster sampling, in this research used
100 samples. Data that used in this research is secondary data, the analysis method
used in this research is normality test, multicolinearity test, auto correlation test
and heteroscedasticity test. The result of this research showed that village original
income has significant influence to the village expenditure and village budgetary
allocation significant influence to the village expenditure. Simultaneously village
original income and village budgetary allocation have significant influence to the
expenditure village.

Keyword : village original income, village budgetary allocation, expenditure


village.

Latar Belakang disebut lain yang dibantu oleh


Pemerintah desa merupakan perangkat desa. Perangkat desa
penyelenggaraan urusan diangkat oleh kepala desadan
pemerintahan dan kepentingan bertugas untuk membantu jalannya
masyarakat dalam sistem kepentingan pemerintahan desa. (Aji, 2019 :1)
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan pemerintah terkait
Pengelolaan jalannya pemerintahan pembangunan desa terutama dalam
saat ini dikelola atau dilaksanakan menjalankan otonomi daerah
oleh pemerintah desa. Pemerintah pemerintah mengeluarkan kebijakan.
desa terdiri dari kepala desa atau yang Kebijakan baru mengenai otonomi

41
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

daerah, yakni dengan pemberlakuan pemerintah provinsi dan pemerintah


Nomor 32 tahun 2004 tentang pusat. Ketentuan belanja desa sangat
Pemerintah Daerah dan Undang- umum dan tidak ada batas maksimum
Undang Nomor 33 tahun 2004 maupun minimum untuk alokasi
tentang perimbangan keuangan antara tertentu. Ketentuan seperti ini
pemerintah pusat dan daerah. Dalam membawa konsekuensi positif dan
mewujudkan tata kelola keuangan negatif pada saat yang bersamaan.
pemerintah yang baik, pemerintah Konsekuensi positifnya desa
Indonesia melakukan reformasi di mempunyai keleluasaan untuk
bidang keuangan negara dan daerah. merencanakan pengalokasian
Salah satu persoalan mendasar anggaran dalam rangka memenuhi
kehidupan bernegara dalam proses kebutuhan pembangunan, sedangkan
penyelenggaraan pemerintah, baik potensi konsekuensi negatif bisa
ditingkat pusat maupun daerah adalah terjadi dalam bentuk rendahnya
bagaimana membangun atau kualitas belanja dari APBDes yang
menciptakan mekanisme pemerintah tercermin dalam postur APBDes yang
yang dapat mengemban misinya lebih memenuhi kebutuhan elit desa
untuk mensejahterakan masyarakat (kepala desa, perangkat desa dan
secara berkeadilan. Untuk BPD) dibandingkan kebutuhan
mewujudkan kesejahteraan warga. Dengan model ketentuan
masyarakat tersebut pemerintah harus seperti ini, maka alokasi belanja di
melakukan pengelolaan keuangan APBDes tergantung pada dinamika
yang baik untuk mencapai tujuan agar politik anggaran desa. (Mutiara dkk,
dapat mensejahterakan masyarakat. 2015)
Berdasarkan Permendagri Menurut Undang-Undang
Nomor 113 Tahun 2014 tentang Nomor 6 Tahun 2014 Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Desa, Belanja Asli Desa (PADes) adalah
Desa adalah semua pengeluaran dari pendapatan yang berasal dari
rekening desa yang merupakan kewenangan desa berdasarkan hak
kewajiban desa dalam satu tahun asal usul dan kewenangan skala lokal
anggaran yang tidak akan diperoleh desa. Pendapatan Asli Desa (PADes)
pembayarannya kembali oleh desa bertujuan untuk melatih kemandirian
dan dipergunakan dalam rangka setiap desa dalam mengelola
mendanai penyelenggaraan keuangan maka diharapkan dapat
kewenangan desa. Dalam hal ini mengoptimalkan sumber-sumber
sumber-sumber dana yang digunakan yang ada didaerahnya demi
untuk membiayai Belanja Desa memenuhi kebutuhan belanja desa
diantaranya terdiri dari Pendapatan tentunya harus disesuaikan dengan
Asli Desa (PADesa), Dana Desa (DD) besarnya pendapatan asli desa yang
dan Alokasi Dana Desa (ADD). diperoleh.
Dalam pasal 74 bahwa belanja desa Di samping Pendapatan Asli
diprioritaskan untuk memenuhi Desa (PADes), Desa juga
kebutuhan pembangunan yang mendapatkan kucuran Alokasi Dana
disepakati dalam musyawarah desa Desa (ADD) yang merupakan
dan sesuai dengan prioritas dukungan dana oleh pemerintah pusat
pemerintah kabupaten/kota, dan daerah pada pemerintah desa

42
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

dalam upaya peningkatan pelayanan Pada hakikatnya setiap organisasi


dasar kepada masyarakat, dan memerlukan implikasi dari lahirnya
pemberdayaan masyarakat desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun
ADD merupakan substansi baru 2014 tentang desa adalah adanya
didalam Anggaran Pendapatan dan alokasi anggaran yang besar kepada
Belanja Desa (APBDes) untuk desa yang dimaksudkan untuk
mendukung dana rangsangan meningkatkan anggaran desa dalam
pembangunan desa dalam pembangunan, pelayanan, pembinaan
pemberdayaan masyarakat dan dan pemberdayaan masyarakat desa.
publik. Besar ADD tersebut Undang-Undang desa juga
berjumlah 30% dialokasikan untuk memberikan jaminan yang lebih pasti
aparatur pemerintah desa sedangkan bahwa setiap desa akan menerima
70% digunakan untuk program dana dari pemerintah melalui
pemberdayaan masyarakat dan anggaran negara dan daerah yang
publik. jumlahnya berlipat, jauh diatas
Untuk itu, aparatur desa lebih jumlah yang selama ini tersedia
memposisikan ADD sebagai belanja dalam anggaran desa. Dalam undang-
desa yang ditujukan untuk undang tersebut dijelaskan bahwa
pemberdayaan masyarakat dan bukan desa akan mendapatkan kucuran dana
hanya pada pembangunan prasarana sebesar 10% dari APBN.
fisik saja yang bermanfaat jangka Kebijakan alokasi anggaran
pendek atau kecil dan kontribusinya ini memiliki konsekuensi terhadap
bagi pemberdayaan masyarakat atau pengelolaanya yang seharusnya
sebagai sumber penghasilan bagi dilaksanakan secara professional,
aparatur desa. efektif, efisien, serta akuntabel yang
Seiring denagn itu belanja didasarkan pada prinsip-prinsip
desa dari tahun ke tahun mengalami manajemen publik yang baik agar
kenaikan, ini didapat dari dana desa, terhindarkan dari resiko terjadinya
alokasi dana desa, pendaptatan asli penyimpangan, penyelewengan dan
desa dan dana transfer lainnya. korupsi. Penerimaan desa yang
Belanja desa dari tahun ke tahun naik meningkat ini tentunya diperlukan
karena setiap desa memiliki adanya laporan pertanggungjawaban
kebutuhan yang berbeda-beda setiap dari desa. Laporan
tahunnya dan selalu melakukan pertanggungjawaban itu berpedoman
pembangunan, akan tetapi semua itu pada Permendagri Nomor 113 tahun
belanja desanya sesuai dengan 2014 tentang pengelolaan keuangan
pendapatan desa masing-masing. desa. Pengelolaan Anggaran
Kenaikan belanja desa ini didapat dari Pendapatan dan Belanja Desa
dana – dana desa yang didapat dari (APBDes) bertujuan untuk
pemerintah pusat ataupun pemerintah memudahkan dalam pelaksanaan
daerah, belanja desa naik ini pengelolaan dana desa. Dengan
dikarenakan dana yang didapat oleh demikian desa dapat mewujudkan
desa pun naik. pengelolaan keuangan yang efektif
dan efisien.
Kerangka Pemikiran Berdasarkan kenyataannya
masih banyak desa yang miskin,

43
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

kesenjangan antar wilayah baik antar bahwa belanja desa diprioritaskan


desa maupun antar kota dan untuk memenuhi kebutuhan
keterbelakangan serta kesulitan pembangunan yang disepakati dalam
dalam mengakses pelayanan publik, musyawarah desa dan sesuai dengan
semua ini disebabkan oleh tidak prioritas pemerintah kabupaten/kota,
terealisasi secara benar terhadap apa pemerintah provinsi dan pemerintah
yang telah diberikan oleh pemeritah pusat. Ketentuan belanja desa sangat
pusat maupun pemerintah daerah. Hal umum dan tidak ada batas maksimum
ini harus diselesaikan dengan cara maupun minimum untuk alokasi
adanya penyelenggaran pemerintah tertentu. Ketentuan seperti ini
desa, pelaksanaan pembangunan membawa konsekuensi positif dan
secara merata, pembinaan negatif pada saat yang bersamaan.
kemasyarakatan, pemberdayaan Konsekuensi positifnya desa
masyarakat desa dan meningkatkan mempunyai keleluasaan untuk
pendapatan asli desa melalui melalui merencanakan pengalokasian
BUMDes (Badan Milik Usaha Desa). anggaran dalam rangka memenuhi
Menurut permendagri Nomor kebutuhan pembangunan, sedangkan
113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan potensi konsekuensi negatif bisa
Keuangan Desa, Belanja Desa adalah terjadi dalam bentuk rendahnya
semua pengeluaran dari rekening desa kualitas belanja dari APBDes yang
yang merupakan kewajiban desa tercermin dalam postur APBDes yang
dalam satu tahun anggaran yang tidak lebih memenuhi kebutuhan elit desa
akan diperoleh pembayarannya (kepala desa, perangkat desa dan
kembali oleh desa dan dipergunakan BPD) dibandingkan kebutuhan
dalam rangka mendanai warga. Dengan model ketentuan
penyelenggaraan kewenangan desa. seperti ini, maka alokasi belanja di
Belanja desa meliputi semua APBDes tergantung pada dinamika
pengeluaran dari rekening desa yang politik anggaran desa. (Mutiara dkk,
merupakan kewajiban desa dalam 2015)
satu tahun anggaran yang tidak akan Peningkatan pendapatan asli
diperoleh pembayaran kembali oleh desa ini bisa memenuhi kebutuhan
desa, belanja desa digunakan untuk belanja desa, karena semakin besar
mendanai penyelenggaraan pendapatan asli desa yang diperoleh
kewenangan desa. (Badan memungkinkan desa dapat memenuhi
Pengawasan Keuangan dan kebutuhan belanja desanya sendiri
pembangunan, 2015) dengan tidak menunggu bantuan dari
Dalam hal ini sumber-sumber pemerintah pusat, disamping itu pula
dana yang digunakan untuk desa yang mempunya pendapatan asli
membiayai Belanja Desa diantaranya desa yang meningkat dan digunakan
terdiri dari Pendapatan Asli Desa untuk belanja desa itu adalah desa
(PADesa), Dana Desa (DD), Alokasi yang mandiri. Begitu pula sebaliknya
Dana Desa (ADD), bagi hasil pajak semakin rendah pendapatan asli desa
daerah dan retribusi daerah, bantuan yang diperoleh suatu desa maka desa
keuangan dari APBD Provinsi dan tidak dapat memenuhi seluruh belanja
bantuan keuangan dari APBD desanya yang akibatnya akan
kabupaten/kota. Dalam pasal 74 bergantung kepada pemerintah pusat.

44
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

Alokasi dana desa yang Berikut ini akan dijelaskan


bersumber dari pemerintah daerah statistik deskriptif dari variabel
mempunyai tujuan untuk mendukung penelitian periode 2019.
ketersediaan dana dalam memenuhi Descriptive Statistics
kebutuhan belanja desa dalam N Mini Maxi Mea Std.
menjalankan fungsi yang telah mum mum n Deviatio
didesentralisasikan. Sesuai dengan n
100 15.52 21.09 18.6 .87019
Peraturan Pemerintah Nomor 47 PAD(X1)
384
Tahun 2015 bahwa pengalokasian ADD(X2)
100 19.30 22.01 19.7 .28502
688
Alokasi Dana Desa (ADD) yang Belanja 100 20.87 21.90 21.3 .17841
diterima oleh desa digunakan untuk Desa(Y) 085
Valid N 100
memenuhi kebutuhan penghasilan (listwise)
tetap kepala desa dan perangkat desa.
Tabel 4.2
Metode Penelitian Hasil Analisis Deskriptif
Populasi dan Sampel
Berdasarkan penjelasan diatas Berdasarkan tabel diatas
populasi dalam penelitian ini adalah menunjukkan bahwa jumlah sampel
318 desa di Kabupaten Majalengka dalam penelitian ini adalah 100 data
yang telah melaporkan data siskedes. sampel. Berdasarkan hasil analisa
Untuk menentukan sampel yang akan deskriptif dapat diketahui bahwa nilai
digunakan dalam penelitian ini, maka pendapatan asli desa terendah
peneliti akan menggunakan teknik (minimum) sebesar 15.52 (Rp.
sampling cluster sampling. Cluster 15.520.000) yaitu pada desa
sampling adalah teknik yang kramatjaya kecamatan malausama
digunakan untuk menentukan sampel sedangkan nilai tertinggi (maximum)
bila objek yang diteliti atau sumber sebesar 21.09 (Rp. 305.613.000) yaitu
data sangat luas. Sampel data yang pada desa jatiwangi kecamatan
digunakan dalam penelitian ini jatiwangi. Dengan nilai rata-rata
berjumlah 100 desa. (mean) pendapatan asli desa adalah
18.6384. Nilai rata-rata lebih
mendekati nilai tertinggi, hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan asli
Jenis dan Sumber Data desa tergolong tinggi dan memiliki
Data-data yang digunakan dalam standar deviasi rendah, karena nilai
penelitian ini diperoleh dari Laporan standar deviasi lebih rendah dari nilai
Realisasi Anggaran Pendapatan dan rata-rata yaitu sebesar 0.87019 yang
Belanaja Desa yang didapat dari artinya data mengelompokkan
kantor Dinas Pemberdayaan disekitar nilai rata-rata, hal ini
Masyarakat dan Desa Kabupaten menunjukkan bahwa pendapatan asli
Majalengka periode 2019. desa mempunyai sebaran data yang
kurang baik.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisa
Analisis Deskriptif deskriptif dapat diketahui bahwa nilai
Alokasi dana desa (minimum) sebesar
19.30 (Rp. 397.418.000) yaitu pada

45
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

desa sumberjaya kecamatan Berikut ini adalah hasil pengujian


sumberjaya sedangkan nilai tertinggi normalitas data dengan uji
(maximum) sebesar 22.01 (Rp. Kolmogorov-Smirnov (K-S).
433.180.000) yaitu pada desa Tabel 4.3
jatitengah kecamatan jatitujuh. Kolmogorov-Smirnov
Dengan nilai rata-rata (mean) alokasi
dana desa adalah 19.7688. Nilai rata- One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
rata lebih mendekati nilai tertinggi, Unstandar
dized
hal ini menunjukkan bahwa alokasi Predicted
dana desa tergolong tinggi dan Value
memiliki standar deviasi rendah, N 100
karena nilai standar deviasi lebih Mean
21.308500
Normal 0
rendah dari nilai rata-rata yaitu Parametersa,b Std. .10191600
sebesar 0.28502 yang artinya data Deviation
mengelompokkan disekitar nilai rata- Absolute .074
Most Extreme
rata, hal ini menunjukkan bahwa Differences Positive .074
alokasi dana desa mempunyai sebaran Negative -.055
data yang kurang baik. Kolmogorov-Smirnov Z .743
Berdasarkan hasil analisa Asymp. Sig. (2-tailed) .640
a. Test distribution is Normal.
deskriptif dapat diketahui bahwa nilai
b. Calculated from data.
belanja desa (minimum) sebesar
20.87 (Rp. 2.392.589.059) yaitu pada
desa nunuk baru kecamatan maja Berdasarkan tabel diatas
sedangkan nilai tertinggi (maximum) menunjukkan bahwa K-S untuk
sebesar 21.90 (Rp. 3.236.995.000) variabel pendapatan asli desa, alokasi
yaitu pada desa ciborelang dan desa dan belanja desa adalah
kecamatan jatiwangi. Dengan nilai 0.743 dengan nilai Asymp. Sig (2-
rata-rata (mean) belanja desa adalah tailed) sebesar 0.640 dan lebih besar
21.3085. Nilai rata-rata lebih dari 0.05. maka dapat disimpulkan
mendekati nilai tertinggi, hal ini bahwa nilai residual berdistribusi
menunjukkan bahwa belanja desa normal atau uji normalitas terpenuhi.
tergolong tinggi dan memiliki standar
deviasi rendah, karena nilai standar Uji Multikolinearitas
deviasi lebih rendah dari nilai rata- Coefficientsa
rata yaitu sebesar 0.17841 yang Model Unstandardi Standa t Sig. Collinearity
zed rdized Statistics
artinya data mengelompokkan Coefficients Coeffici
disekitar nilai rata-rata, hal ini ents
menunjukkan bahwa belanja desa B Std. Beta Toler VIF
mempunyai sebaran data yang kurang Error ance
(Const 15.3 1.036 14.7 .000
baik. ant) 28 89
PAD(X .074 .017 .363 4.25 .000 .955 1.0
1
Analisis Verifikatif 1) 2 47
Uji Asumsi Klasik ADD( .232 .053 .371 4.35 .000 .955 1.0
X2) 4 47
Uji Normalitas Data
a. Dependent Variable: APBDes(Y)

46
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

Hasil dari uji multikolinearitas


dengan menggunakan SPSS 21 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa
adalah sebagai berikut: bulatan kecil menyebar secara acak
Tabel 4.4 serta tersebar baik diatas maupun
Hasil Uji Multikolinearitas dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
Sumber : Hasil Output SPSS 21, data ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
diolah sendiri (2020) heteroskedastisitas pada model
Model Summaryb regresi, sehingga model regresi
Mo R R Adjusted Std. Error Durbin- layak dipakai untuk
del Squar R Square of the Watson
e Estimate
memprediksi belanja desa
1 .571a .326 .312 .14794 1.557 berdasarkan variabel
a. Predictors: (Constant), ADD(X2), PAD(X1) independen yaitu pendapatan
b. Dependent Variable: APBDes(Y) asli desa dan alokasi dana desa.

Berdasarkan hasil output SPSS 21 Uji Autokolerasi


diatas, pendapatan asli desa memiliki Adapun hasil dari uji autokolerasi
VIF 1.047 < 10 dan nilai tolerance adalah sebagai berikut :
0.955 > 0.10. Alokasi dana desa Tabel 4.5
memiliki VIF 1.047 < 10 dan nilai Hasil Uji Autokolerasi
tolerance 0.955 > 0.10. Maka dapat Sumber : Hasil Output SPSS 21, data
disimpulkan bahwa tidak terjadi diolah sendiri (2020)
multiolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi. Hasil uji autokolerasi dengan Durbin-
Watson menunjukkan angka d=1.557
Uji Heteroskedastisitas dengan jumlah variabel bebas (K) = 2,
Hasil uji heteroskedastisitas dapat jumlah data yang diamati sebanyak
dilihat pada gambar berikut : 100 dimana dari table Durbin-Watson
nilai dl = 1.6296 dan nilai du =
1.5128.
Berdasarkan keputusan table
autokolerasi, maka pengambilan
keputusan yang sesuai dengan
penelitian yaitu du < d < (4 – du)
dimana 1.5128 < 1.557 < 4-1.5128
atau 1.5128 < 1.557 < 2.4872.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dasar keputusannya tidak ditolak,
artinya tidak terdapat autokolerasi
baik positif maupun negatif.

Analisis Regresi Berganda


Dalam penelitian ini,
menganalisis perubahan pendapatan
asli desa, alokasi dana desa dan
Gambar 4.3
belanja desa. Adapun hasil
Grafik Scatterplot Uji
Heteroskedastisitas

47
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

pengolahan data tersebut dan dapat 1 satuan pada variabel


dilihat pada tabel dibawah ini : pendapatan asli desa maka
Tabel 4.6 belanja desa akan turun sebesar
Hasil Uji Regresi Linier 0.074 dengan asumsi variabel
Berganda lain dianggap konstan.
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF


(Constant) 15.328 1.036 14.789 .000

1PAD(X1) .074 .017 .363 4.252 .000 .955 1.047

ADD(X2) .232 .053 .371 4.354 .000 .955 1.047

a. Dependent Variable: Belanja Desa (Y)


Sumber : Hasil output SPSS 21, data 3. Koofesien regresi alokasi dana
diolah sendiri (2020) desa (X2) sebesar 0.232 dan
bertanda positif. Hal ini
Berdasarkan tabel diatas dapat menunjukkan bahwa setiap
diketahui model persamaan regresi kenaikan besaran 1 satuan pada
linierberganda yaitu sebagai berikut : variabel alokasi dana desa maka
Y = a + b1X1 + b2X2 akan meningkatkan belanja desa
Y = 15.328 + 0.074X1 + sebesar 0.232. Sebaliknya jika
0.232X2 setiap penurunan 1 satuan pada
Persamaan regresi linier brganda variabel alokasi dana desa maka
diatas dapat diartikan sebagai berikut belanja desa akan turun sebesar
: 0.232 dengan asumsi variabel
1. Konstanta dalam regresi sebesar lain dianggap konstan.
15.328 dan bertanda positif. Hal 4.
ini menunjukkan bahwa Uji Hipotesis
pendapatan asli desa dan alokasi Analisis Determinasi
dana desa memiliki nilai no (0) Berikut hasil uji koofesien
maka belanja desa akan determinasi pengolahan data dengan
meningkat sebesar 15.328. mengunakan bantuan software SPSS
artinya jika pendapatan asli desa 21:
dan alokasi dana desa maka
belanja desa mengalami
peningkatan.
2. Koofesien regresi pendapatan
asli desa (X1) sebesar 0.074 dan
bertanda positif. Artinya bahwa
setiap kenaikan besaran 1 satuan
pada variabel pendapatan asli
desa maka akan meningkatkan
belanja desa sebesar 0.074.
Sebaliknya jika setiap penurunan

48
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

Tabel 4.7
Hasil Analisis Koefisien
Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 .571a .326 .312 .14794 1.557
a. Predictors: (Constant), ADD(X2), PAD(X1)
b. Dependent Variable: Belanja Desa (Y)
(Constan 15.328 1.036 14.789 .000
Sumber : Hasil output SPSS t)
21, data
1
PAD(X1) .074 .017 .363 4.252 .000 .955 1.
diolah sendiri (2020)
ADD(X2) .232 .053 .371 4.354 .000 .955 1.
a. Dependent Variable: APBDes(Y)
Untuk mengetahui seberapa besar
koofesien kolerasi secara varsial antar Sumber : Hasil output SPSS 21, data
variabel pendapatan asli desa dan diolah sendiri (2020)
alokasi dana desa mempengaruhi Hasil uji parsial adalah sebagai
belanja desa dapat menggunakan berikut :
rumus sebagai berikut: 1. Dari tabel diatas dapat
KD = R2 x 100% disimpulkan bahwa nilai thitung
Untuk menghitung besarnya pada pendapatan asli desa adalah
pendapatan asli desa dan alokasi dana sebesar 4.252 dengan nilai dan
desa mempengaruhi belanja desa tingkat signifikan sebesar 0.000.
digunakan rumus KD sebagai berikut karena nilai thitung > ttabel yaitu
: 4.252 > 1.98447 dan nilai
KD = (0.571)2 x 100% signifikansinya 0.000 < 0.05
= 32.60% maka Ha diterima dan Ho
Nilai KD 32.60% artinya bahwa ditolak. Dengan demikian
pendapatan asli desa dan alokasi dana hipotesis pertama yang
desa mempunyai kontribusi menyatakan bahwa pendapatan
mempengaruhi belanja desa sebesar asli desa berpengaruh secara
32.60% dan sisanya sebesar 67.40% signifikan terhadap belanja desa
dipengaruhi oleh variabel lain yang terbukti kebenarannya. Nilai t
tidak diteliti dalam penelitian ini. positif menunjukkan bahwa
Pengujian Secara Parsial pendapatan asli desa mempunyai
Berdasarkan pengolahan data SPSS hubungan yang searah dengan
versi 21, maka dapat diperoleh hasil belanja desa.
uji t sebagai berikut : 2. Dari tabel diatas dapat
Tabel 4.8 disimpulkan bahwa nilai thitung
Hasil Analisis Secara pada alokasi dana desa adalah
Parsial sebesar 4.354 dengan nilai dan
tingkat signifikan sebesar 0.000
Coefficientsa karena nilai thitung > ttabel yaitu
Model Unstandardized Standardized t Sig.
4.354 > 1.98447 dan nilai
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients signifikansinya 0.000 < 0.05
maka Ha diterima dan Ho
B Std. Error Beta Toleranceditolak.
VIF Dengan demikian
hipotesis kedua yang

49
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

menyatakan bahwa alokasi dana ketiga pada penelitian ini dapat


desa berpengaruh secara dibuktikan kebenarannya.
signifikan terhadap belanja desa
tidak terbukti kebenarannya. Pembahasan
Nilai t positif menunjukkan Pengaruh Pendapatan Asli Desa
bahwa pendapatan asli desa Terhadap Belanja Desa
mempunyai hubungan yang Berdasarkan hasil analisis
searah dengan belanja desa. yang dilakukan mengenai pengaruh
Pengujian Secara Simultan pendapatan asli desa terhadap belanja
Tingkat signifikansi yang digunakan desa menyatakan bahwa variabel
adalah sebesar 5%. Hipotesis yang pendapatan asli desa berpengaruh
akan diuji adalah sebagai berikut : signifikan terhadap belanja desa.
Ha : Terdapat pengaruh pendapatan Karena nilai thitung bertanda positif dan
asli desa dan alokasi dana desa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu
terhadap belanja desa. 4.252 > 1.98447 dan nilai sig. lebih
Uji ini dilakukan dengan kecil dari 0.005 yaitu 0.000 < 0.005
membandingkan signifikansi Fhitung berarti variabel pendapatan asli desa
dengan Ftabel dengan ketentuan : memiliki arah hubungan positif
1. Jika Fhitung > Ftabel : maka Ho dengan belanja desa. Semakin tinggi
ditolak Ha diterima nilai pendapatan asli desa maka
2. Jika Fhitung < Ftabel : maka Ho belanja desa akan semakin tinggi.
diterima dan Ha ditolak Sebaliknya, semakin rendah
Berikut ini adalah hasil pengujian pendapatan asli desa maka belanja
secara simultan sebagai berikut : desa akan rendah.
Tabel 4.9 Hasil penelitian ini sesuai dengan
Hasil Analisis Uji F teori yang menunjukkan bahwa
pendapatan asli desa berpengaruh
ANOVAa secara signifikan terhadap belanja
Model Sum of Squares df Mean Square F desa. Sig.
Pendapatan asli desa
Regression 1.028 2 .514 23.492 .000b
dikabupaten Majalengka rendah, hal
1 Residual 2.123 97 .022
ini dikarenakan belum seluruhnya
Total 3.151 99
desa yang ada di kabupaten
a. Dependent Variable: Belanja Desa (Y) Majalengka memiliki pendapatan asli
b. Predictors: (Constant), ADD(X2), PAD(X1)
desa dari pengelolaan hasil BUMDes,
Sumber : Hasil output SPSS 21, data
karena desa yang lainnya baru
diolah sendiri (2020)
memikirkan hal itu, maka akan
rendahnya kemandirian keuangan
Berdasarkan kolom sig. diatas
desa, karena pendapatan asli desa
diperoleh nilai sig. 0.000 lebih kecil
yang diperoleh di kabupaten
dari propabilitas 0.05, dan nilai Fhitung
Majalengka masih sedikit. Oleh sebab
> Ftabel yaitu 23.492 > 2.70 Maka Ho
itu desa dituntut untuk meningkatkan
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
pendapatan asli desanya sehingga
berarti pendapatan asli desa dan
perekonomian desa menjadi lebih
alokasi dana desa secara simultan
baik. Selain itu juga dengan didukung
berpengaruh signifikan terhadap
oleh sumber daya manusia yang baik
belanja desa, sehingga hipotesis
dalam mengelola keuangan maka

50
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

akan dapat mengoptimalkan sumber- masyarakat dan penyelenggaraan


sumber yang ada didaerahnya untuk pemerintah desa.
memenuhi kebutuhan belanja desa Hasil dari penelitian ini sesuai
salah satunya dengan cara dengan teori tersebut yang
meningkatkan pendapatan asli desa. menunjukkan bahwa alokasi dana
Pengaruh Alokasi Dana Desa desa berpengaruh terhadap belanja
Terhadap Belanja Desa desa. Kebijakan pemerintah dalam
Berdasarkan hasil analisis memberikan dana transfer berupa
yang dilakukan mengenai pengaruh alokasi dana desa yang diberikan
alokasi dana desa terhadap belanja kepada pemerintah desa telah berjalan
desa menyatakan bahwa variabel dengan baik. Penggunaan alokasi
alokasi dana desa berpengaruh dana desa sebesar 70% digunakan
signifikan terhadap belanja desa. untuk belanja desa dibidang
Karena nilai thitung bertanda positif, masyarakat seperti penyertaan modal
nilai thitung lebih besar dari ttabel usaha masyarakat melalui BUMDes,
yaitu 4.354 > 1.98447 dan nilai sig. pengembangan sosial budaya,
lebih kecil dari 0.005 yaitu 0.000 < perbaikan sarana kesehatan,
0.005 berarti variabel alokasi dana keagamaan dan pendidikan, biaya
desa memiliki arah hubungan positif untuk mengadakan ketahanan
dengan belanja desa. Semakin tinggi pangan, rumah tidak layak huni.
nilai alokasi dana desa maka belanja Sedangkan penggunaan alokasi dana
desa akan semakin tinggi. Sebaliknya, desa sebesar 30% digunakan untuk
semakin rendah alokasi dana desa belanja bidang penyelenggaran
maka belanja desa akan rendah. pemerintah desa seperti belanja
Secara teoritis alokasi dana aparatur pemerintahan desa dan
desa adalah dana yang dialokasikan belanja operasional pemerintah desa.
oleh pemerintah Kabupaten/Kota
untuk desa yang bersumber dari
bagian dana perimbangan keuangan Pengaruh Pendapatan Asli Desa
pusat dan daerah yang diterima oleh dan Alokasi Dana desa Terhadap
kabupaten/kota yang digunakan Belanja desa
untuk meningkatkan sarana Berdasarkan hasil analisis yang
pelayanan masyarakat, kelembagaan dilakukan mengenai pengaruh
dan prasarana desa yang diperlukan pendapatan asli desa dan alokasi dana
dan prioritaskan oleh masyarakat desa terhadap belanja desa
yang kemanfaatannya dan menyatakan bahwa variabel
administrasi pengelolaannya pendapatan asli desa dan alokasi dana
dilakukan dan desa berpengaruh secara signifikan
dipertanggungjawabkan oleh kepala terhadap belanja desa. Hal ini
desa. Alokasi dana desa berasal dari dibuktikan dengan uji simultan Fhitung
dana perimbangan pusat dan daerah > Ftabel yaitu 23.492 > 2.70
sebesar 10%. Aparatur desa lebih mempunyai hubungan yang searah
memposisikan penggunaan alokasi dengan nilai sig. 0.000 < 0.05. Hal ini
dana desa sebagai belanja desa yang berarti hipotesis ketiga (H3) yang
ditujukan untuk sumber daya menyatakan bahwa pendapatan asli
desa dan alokasi dana desa

51
JAKSI
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi
Tahun 2020 Vol. 1 Nomor 2 Periode Agustus - Februari ISSN : 2721 - 060X

berpengaruh secara signifikan mengentaskan keiskinan di desa


terhadap belanja desa dapat tersebut melalui penggunaan
dibuktikan kebenarannya. belanja desa.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa belanja desa
tergolong tinggi, hal ini dikarenakan
dana untuk memenuhi belanja desa
itu banyak, diantaranya pendapatan
asli desa, alokasi dana desa, dana
desa, dana hasil pajak dan retribusi,
dana hibah dan dana bantuan
keuangan dari provinsi kabupaten
atau kota.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pendapatan asli desa
berpengaruh secara signifikan
terhadap belanja desa. Hal ini
disebabkan karena desa yang ada
dikabupaten Majalengka bisa
mengembangkan hasil usaha
desa melaui BUMDes, dan hasil
BUMDes dimanfaatkan untuk
pengembangan usaha,
pembangunan desa,
pemberdayaan masyarakat desa,
bantuan soaial dan kegiatan dana
bergulir yang ditetapkan dalam
anggaran pendapatan belanja
desa.
2. Alokasi dana desa berpengaruh
secara signifikan terhadap
belanja desa. Hal ini disebabkan
karena desa yang ada
dikabupaten majalengkan
memproritaskan alokasi dana
desa sesuai pada porsinya dan
alokasi dana desa yang diperoleh
pemeritah desa digunakan
semaksimal mungkin dalam
meningkatkan pembangunan
desa yang akhirnya dapat

52
3. Pendapatan asli desa dan Damar Nur Faturrahman.
alokasi dana desa simultan Pengaruh Pendapatan Asli Desa
berpengaruh secara signifikan (PADes) dan Dana Desa (DD)
terhadap belanja desa. Hal ini Terhadap Belanja Desa Bidang
disebabkan karena Pemberdayaan Masyarakat dengan
pendapatan asli desa dan Jumlah Penduduk Sebagai Variabel
alokasi dana desa merupakan Pemoderasi (Studi pada Perubahan
salah satu dana untuk Alokasi Anggaran Desa-Desa di
memenuhi belanja desa. Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 dan
2017.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Purwo Irawan. 2019. Farida Fadmawati. (2018).
Panduan Perpajakan dalam Belanja Pengaruh Pendapatan Asli Desa
Desa. Yogyakarta: Deepublish. (PADes), Dana Desa (DD), Alokasi
Dana Desa (ADD), dan Jumlah
Annisa, dkk. 2019. Pengaruh Sarana Kesehatan Terhadap Alokasi
Alokasi Dana Desa dan Pendapatan Belanja Desa Bidang Kesehatan
Asli Desa Terhadap Belanja Desa. Tahun 2017 (Studi Empiris di Desa-
Issue 1. Desa Kabupaten Wonogiri ).

Ayu Miftakhul Janah. 2018. Febriadmadja, Henariza.


Analisi Flypaper Effect Pada 2014. Praktik Sosial Dalam Alokasi
Pendapatan Asli Desa (PADes), Dana Desa Untuk Program
Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Pemberdayaan Masyarakat (Studi
Desa (DD) Terhadap Belanja Desa. Kasus di Desa Wonorejo Kecamatan
Tahun 2017 (Studi Empiris Di Desa- Kedungjajang Kabupaten Lumajang).
Desa Se-Kabupaten Wonogiri). Jurnal Universitas Brawijaya Malang.

Balandatu, Evelin. 2015. Ghozali, Imam. 2014.


Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Aplikasi analisis multivariat dengan
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa SPSS. Badan Penerbitan Universitas:
(Studi Di Desa Kecamatan Siau Barat Semarang.
Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro). Hanif Nurcholis. 2017.
Pertumbuhan dan Penyelenggaraan
Bely Dj. Widodo R.B dkk. Pemerintah Desa. Jakarta: Erlangga.
2015. Petunjuk Pelaksanaan Heppy Purbasari, dkk. 2018.
Bimbingan dan Konsultasi Analisis Pengaruh Pendapatan Asli
Pengelolaan Keuangan Desa. Desa (PADes), Dana Desa (DD),
Alokasi Dana Desa (ADD), dan Bagi
Bintaro, dkk. 2016. Percikan Hasil Pajak Dan Retribusi Terhadap
Pemikiran Tata Kelola dan Belanja Desa Bidang Pekerjaan
Pembangunan Desa. Surabaya : Umum dan Pertanian (Studi Empiris
Airlangga University Press. di Seluruh Desa Se-Kabupaten
Sukoharjo).

53
Ma,ruf Muhammad. 2016. Yang Bersumber Dari Anggaran
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendapatan Dan Belanja Negara.
Publik. dalam Majalah Media Praja
Vol 1, No 0616-20 November. Sugiyono. 2016. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
Mutiara, dkk.2018. Pengaruh R&D. Bandung: Alfabeta.
Pendapatan Asli Desa, Dana Desa,
dan Alokasi Dana Desa Terhadap Sujono,E. 2017.
Belanja Desa (Studi Kasus pada Desa Mengembangkan Potensi
di Kabupaten Bandung Tahun 2017). Masyarakat di Desa / Kelurahan.
Jurnal AKSARA PUBLIC Prodi S1 Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis,
Universitas Telkom. (Volume 2 Undang-Undang Nomor 6
Nomor 4 Edisi Desember 2018). Tahun 2014 tentang Desa.

Ono. 2018. Dari 330 Desa di Undang-Undang Nomor 23


Majalengka, Baru 150 Bumdes Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Terentuk, Ini Daerah.
Kendalanya.http://radarcireboncom.c
dn.ampproject.org/v/s/radarcirebon.c Wastisiono, Sadu. 2018.
om./dari-330-desa-di-majalengka- Napak Tilas Penyelenggaraan
baru-150-bumdes-terbentuk-ini- Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam
kendalanya. Diakses pada 9 februari Rangka Otonomi Asli Desa
2020. Departemen Dalam Negeri. Jakarta.

Peraturan Menteri Dalam Widjaja. 2017. Otonomi Desa


Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat
tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Dan Utuh. Yogyakarta: Gava Media.

Peraturan Pemerintan Nomor Wijaya, David. 2018.


22 Tahun 2015 tentang Perubahan Akuntansi Desa. Yogyakarta: Gava
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Medi
Tahun 2014 Tentang Dana Desa
a.

54

Anda mungkin juga menyukai