Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PENGANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes)

TERATAK BULUH KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR


TAHUN 2014

Oleh:
Rahti Junita
email:rahtijunita@yahoo.co.id

Dosen Pembimbing: Auradian Marta S.IP M.A

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau

Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau


Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28295
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Teratakbuluh village is one of in Siakhulu subdistrick Kampar districk. The analizy cosh
and balances the Teratakbuluh village is less especially in 2014. Teratakbuluh village struggle to
add the cosh so that the village can be using to all people is not except buerocracy. Teratakbuluh
has many change the APBDes cause the Alokasi Dana Desa (ADD) is not enough to progress to
all people in the village. So, Teratakbuluh village should many enter the cash village. In 2014,
Teratakbuluh village has many money from Dana Perimbangan, Teratakbuluh village get from
Siakhulu subdistrick and Kampar districk. The government Teratakbuluh village can be changed
the rule of village (Peraturan Desa) which of UU Number 6 in 2014 about “Village”. So that,
the rule of village can give to all people in the Teratakbuluh village to follow the rule especially
APBDes. The methods to learn about APBDes in Teratakbuluh village is qualitative, and the key
informan is all in village office. The writer give some problem about it, cause this is very
interested to learn about APBDes in Teratakbuluh village, Siakhulu subdistrick Kampar districk.
The writer conclude about APBDes Teratakbuluh still less to enough all people. The suggestion,
Teratakbuluh village should the get cash village so that release the problem.
Key words: The analizy APBDes, Teratakbuluh village, The planning theory
A. Pendahuluan berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
Desa merupakan suatu kawasan yang setempat yang diakui dan dihormati dalam
dihuni sejumlah penduduk asli serta sistem pemerintahan Negara Kesatuan
memiliki pemerintahan yang sudah tertata Rapublik Indonesia.
sesuai dengan peraturan yang sudah Desa bukanlah bawahan kecamatan,
disepakati. Menurut Peraturan Pemerintah karena merupakan bagian dari perangkat
72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa daerah kabupaten/kota, dan desa bukan
desa adalah kesatuan masyarakat hukum merupakan bagian dari perangkat daerah. 1
yang memiliki batas-batas wilayah yang Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki
berwenang untuk mengatur dan mengurus hak mengatur wilayahnya lebih luas.
kepentingan masyarakat setempat,

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 1


Namun, dalam perkembangannya, sebuah Belanja Desa (APBDes) dilakukan dalam
desa dapat diubah statusnya menjadi beberapa tahap, yaitu:
kelurahan. Kewenangan desa menurut 1. Penyusunan Rancangan Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun Anggaran (RKA).
2005 tentang Desa adalah: 2. Setelah Rancangan Kerja
1. Menyelenggarakan urusan Anggaran (RKA) Desa disusun,
pemerintahan yang sudah ada maka dibuat proposal untuk
berdasarkan hak asal usul desa. pencairan yang sesuai dengan
2. Menyelenggarakan urusan Rancangan Kerja Anggaran
pemerintahan yang menjadi (RKA) Desa yang dibuat atau
kewenangan kabupaten/kota disusun dan diserahkan langsung
yang diserahkan pengaturannya pada pihak kecamatan yang
kepada desa, yakni urusan melalui PMD (Pemberdayaan
pemerintahan yang secara Masyarakat Desa) Kecamatan.
langsung dapat meningkatkan 3. Setelah proposal selesai dan
pelayanan masyarakat. disetujui pihak PMD Kecamatan,
3. Tugas pembantuan dari maka pihak kecamatan yang
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, ditandatangani oleh Camat.
dan Pemerintah Kabupaten/Kota. 4. Dengan dikeluarkannya Surat
4. Urusan pemerintahan lainnya Rekomendasi Camat maka pihak
yang diserahkan kepada desa. Desa siap atau sudah bisa
Berbeda Peraturan Pemerintah mencairkan Dana Alokasi Desa
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, desa melaui bank yang ditunjuk oleh
sebagai daerah otonom dalam hal pihak Kabupaten.
penyelenggaraan urusan pemerintahan, desa Sedangkan prinsip pengelolaan
didanai dari anggaran pendapatan yang Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan
bersumber dari: Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2011
1. Pendapatan Asli Desa (PADes) Tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi
2. Bagi Hasil dari Pajak dan Dana Desa (ADD) dan Anggaran
Retribusi Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
3. Bagian Dana Perimbangan antara lain adalah:
Keuangan Pusat dan Daerah 1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa
4. Bantuan dari Pemerintah (ADD) merupakan bagian yang
Provinsi tidak terpisahkan dari
5. Hibah dan sumbangan dari pihak pengelolaan keuangan dalam
ketiga. APBDes.
Berdasarkan pendapatan-pendapatan 2. Alokasi Dana Desa (ADD)
desa tersebut khususnya tentang Pendapatan dilaksanakan dengan menerapkan
Asli Desa (PADes), hal itu sangat terbatas prinsip hemat, terarah,
bahkan kas desa yang berdasarkan PADes transparan, akuntabilitas, dan
tidak ada sama sekali. Padahal, jika dilihat terkendali.
dari peran desa tidak jauh berbeda dengan 3. Seluruh kegiatan yang didanai
sub sistem pemerintahan lainnya, yakni Alokasi Dana Desa (ADD)
melaksanakan roda pemerintahan, direncanakan, dilaksanakan, dan
memberikan pelayanan dan mensejahterakan dievaluasi.
masyarakat. Anggaran Pendapatan dan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 2


4. Seluruh kegiatan harus dapat serta pelaksanaan kewajiban desa.
dipertanggung jawabkan baik Pengelolaan Keuangan Desa merupakan
secara teknis administratif keseluruhan proses kegiatan yang meliputi
maupun finansial dan hukum. perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung
5. Penetapan kegiatan dan hasil jawaban.
pelaksanaan kegiatan harus
dinyatakan dengan berita acara Desa Teratak Buluh Kecamatan Siak
rembuk/musyawarah desa. Hulu Kabupaten Kampar merupakan salah
Adapun penggunaan dana untuk satu desa yang mengikuti penjelasan diatas,
pemberdayaan masyarakat berdasarkan akan tetapi ada permasalahan yang terjadi
Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2011 pada pengelolaan keuangan desa.
Tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi
Belanja Desa Tidak Langsung pada
Dana Desa (ADD) dan Anggaran
tahun 2013-2014 mengalami penurunan
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
sebesar 55%.Selain itu, Pendapatan Asli
meliputi:
Desa (PADes) juga demikian yakni sebesar
1. Membiayai masyarakat miskin
72%.Ini bertentangan dengan isi Perdes
Desa (peningkatan pendapatan,
Desa Teratak Buluh No 1 Tahun 2013. Jadi
perbaikan perumahan, bantuan
total keseluruhan belanja tidak langsung
pendidikan keluarga miskin)
adalah sebesar Rp 265.950.000. Jika dilihat
2. Pemberdayaan lembaga
dari selisih antara Belanja Langsung dengan
kemasyarakatan Desa, yaitu
Belanja Tidak Langsung yaitu sebesar Rp
berupa operasional dan bantuan
181.507.000.Ini merupakan selisih yang
kepada RT, RW, LKMD, PKK,
menimbulkan ketidakseimbangan antara
Desa Karang Taruna, FKPM,
Belanja Langsung dengan Belanja Tidak
Lembaga Adat, Kader
Langsung. Berdasarkan penjelasan diatas,
Pemberdayaan Masyarakat,
maka penulis tertarik merumuskan judul:
LINMAS, P3N).
SISTEM PENGANGGARAN
3. Peningkatan dan pemberdayaan
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
pelayanan publik (pembuatan
(APBDes) TERATAK BULUH
loket, pelayanan, kursi ruang
KECAMATAN SIAK HULU
tunggu, brosur dan lain-lain)
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014
4. Membiayai sarana dan prasarana
fasilitas umum dalam skala kecil. Berdasarkan penjelasan pada latar
5. Peningkatan derajat kesehatan belakang masalah, maka penulis membuat 3
dengan sasaran peningkatan pertanyaan dalam masalah penelitian
aktifitas Posyandu, Polindes, tersebut:
Poslansia. 1. Siapakah aktor yang terlibat dalam
6. Peningkatan kualitas PAUD penganggaran APBDes Desa
(bantuan sosial, alokasi dana) Teratak Buluh dan apa
7. Pembinaan terhadap anak kentingannya?
terlantar dan anak yatim kepada 2. Bagaimanakah penganggaran
mereka yang masih status APBDes Desa Teratak Buluh
pelajar. Tahun 2014?
Desa dalam PP 72 2005 tentang
Desa. Keuangan Desa merupakan semua hak
dan kewajiban dinilai dalam bentuk uang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 3


B. Tujuan Penelitian APBDesa, pemerintah desa tidak dapat
Tujuan penelitian ada 3 yaitu: melaksanakan program dan kegiatan
1. Menjelaskan proses perencanaan pelayanan publik.
APBDes Desa Teratak Buluh
Tahun 2014.
2. Mengetahui dampak dengan cara Menurut Gomes penganggaran merupakan
menganalisis belanja tidak dokumen yang berusaha untuk
langsung terhadap pemerintahan mendamaikan prioritas-prioritas program
Desa Teratak Buluh Tahun 2014. dengan sumber-sumber pendapatan yang
Menjelaskan upaya pemerintah Desa diproyeksikan. 4 Anggaran menggabungkan
Teratak Buluh dalam mengatasi estimasi suatu pengumuman dari aktivitas organisasi
biaya belanja desa tidak langsung Tahun atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang
2014. ditentukan dengan informasi mengenai dana
yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut
C. Kerangka Teori atau untuk mencapai tujuan tersebut.5
1. Konsep Pengelolaan Keuangan Desa
Anggaran pendapatan belanja desa Menurut Mulyadi penganggaran
adalah rencana keuangan desa dalam satu merupakan suatu rencana kerja yang
tahun yang memuat perkiraan pendapatan, dinyatakan secara kuantitatif yang diukur
rencana pembiayaan yang dibahas dan dalam satuan moneter standar dan satuan
disetujui bersama oleh pemerintah desa dan ukuran yang lain yang menvakup jangka
badan permusyawaratan desa, dan waktu satu tahun. Menurut Supriyono
ditetapkan dengan peraturan desa. 2 penganggaran merupakan perencanaan
Penyelenggaraan pemerintahan desa yang keuangan perusahaan yang dipakai sebagai
outputnya berupa pelayanan publik, dasar pengendalian (pengawasan) keuangan
pembangunan dan perlindungan masyarakat perusahaan untuk periode yang akan
6
harus disusun perencanaan setiap tahun dan datang.
dituangkan dalam APBDesa. Dalam Anggaran merupakan suatu rencana
APBDesa inilah terlihat apa yang akan jangka pendek yang disusun berdasarkan
dikerjakan pemerntah desa dalam tahun rencana kegiatan jangka panjang yang telah
berjalan. ditetapkan dalam proses penyusunan
Pemerintah desa wajib membuat program. Dimana anggaran disusun oleh
APBDesa.Melalui APBDesa kebijakan desa manajemen untuk jangka waktu satu tahun,
yang dijabarkan dalam berbagai program yang nantinya akan membawa perusahaan
dan kegiatan sudah ditentukan kepada kondisi tertentu yang diinginkan
anggarannya. 3 Dengan demikian, kegiatan dengan sumber daya yang ditentukan.
pemerintah desa berupa pemberian
pelayanan, pembangunan, dan perlindungan
kepada warga dalam tahun berjalan sudah
dirancangkan anggarannya sehingga sudah
4
dipastikan dapat dilaksanakan. Tanpa Roy, Depianto. 2010. Manajemen
Anggaran. Teori Penganggaran dan Fungsi
2
Anggaran. Jakarta: Rineka Cipta, hlm 13
Eko, Sutoro. 2014. Anggaran Pendapatan Belanja 5
Ibid.,
Desa (APBDes). Konsep Dasar APBDes. Jakarta : LIPI 6
Indonesia
Desindah, Murniawati. 2013. Pengantar
Akuntansi Jilid I. Konsep dan Teori
3
Ibid., Anggaran. Yogyakarta: UGM Press, hlm 44
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 4
a) Traditional Budgeting System (Sistem D. Metode Penelitian
Anggaran Tradisional) 1. Jenis Penelitian
Traditional budgeting system adalah Untuk melihat, mengetahui serta
suatu cara menyusun anggaran yang tidak melukiskan keadaan yang sebenarnya secara
didasarkan atas pemikiran dan analisa rinci dan aktual dengan melihat masalah dan
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan tujuan penelitian seperti yang telah
untuk mencapai tujuan yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode
ditentukan. 7 Penyusunannya lebih penelitian yang digunakan dalam penelitian
didasarkan pada kebutuhan untuk jenis ini jelas mengarah pada penggunaan
belanja/pengeluaran. Dalam sistem ini, metode penelitian kualitatif. Metode yang
perhatian lebih banyak ditekankan pada dapat diartikan sebagai proses pemecahan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran masalah yang diselidiki dengan melakukan
secara akuntansi yang meliputi pelaksanaan keadaan subjek dan objek penelitian pada
anggaran, pengawasan anggaran dan saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
8
penyusunan pembukuannya. tampak atau bagaimana adanya.
Pengelompokan pos-pos anggaran Penelitian kualitatif menurut Bodgan
didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, dan T Sailor mendefinisikannya sebagai
sedangkan distribusi anggaran didasarkan prosedur yang menghasilkan data deskriptif
atas jatah tiap-tiap departemen/lembaga. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat
b.Performance Budgeting System diamati. 9 Sejalan dengan defenisi tersebut,
Krik dan Milner mendefenisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
Performance budgeting system
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
berorientasi kepada pendayagunaan dana
fundamental bergantung dari pengamatan
yang tersedia untuk mencapai hasil yang
pada manusia baik dalam kawasannya
optimal dari kegiatan yang dilaksanakan.
maupun dalam persitilahannya.10
Sistem penyusunan anggaran ini tidak hanya
2. Lokasi Penelitian
didasarkan kepada apa yang dibelanjakan
Lokasi penelitian ini di Desa Teratak
saja, seperti yang terjadi di dalam
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
“Traditional Budget”, tetapi juga
Kampar Tahun 2014.
didasarkan kepada tujuan-tujuan atau
rencana-rencana tertentu yang untuk
pelaksanaannya perlu disusun atau didukung
3. Jenis Data
oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan
1. Data Primer, adalah data
biaya/dana yang dipakai tersebut harus
diperoleh secara langsung dari
dijalankan secara efektif dan efisien.
responden melalui wawancara
terbuka dengan informan
penelitian. Data ini berupa

7 9
Aaron Wildavsky & Naoni Robert C and Biklen, Sari Knopp, Bodgan. 1982.
Caiden.2011.Dinamika Proses Politik Qualitative Research for Education, An Introduction
to theory and methods, Bacan :Allyn and Bucon, Inc.,
Anggaran. Jakarta: FISIPOL Universitas hlm 25
Proklamasi 45, hlm 129
8 10
Ibid., Ibid.,

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 5


kutipan wawancara langsung dan 5. Teknik Analisis Data
hasil pengamatan yang dilakukan Setelah data dan bahan yang
selama penelitian berlangsung.11 dibutuhkan terkumpul, peneliti memilah dan
2. Data Sekunder, adalah data yang mengelompokkan data menurut jenisnya,
diperoleh melalui buku-buku, kemudian baru diolah dengan menggunakan
catatan arsip, dokumen-dokumen metode deskriptif, yaitu suatu analisa yang
segala bentuk informasi yang berusaha memberikan gambaran secara rinci
bersifat menunjang penelitian.12 berdasarkan kenyataan yang ditemui
dilapangan.15
4. Teknik Pengumpulan Data Analisis data merupakan suatu
Menurut Lexy J. Moloeng (2009 :4) proses penyusunan agar data dapat
penelitian kualitatif menggunakan alat ditafsirkan. Penelitian ini bersifat deskriptif,
pengumpulan data yaitu pengamatan, maka teknik penggambaran dengan kata-
wawancara dan penelaahan dokumen. kata atau kalimat dan dipisahkan menurut
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan kategorinya untuk mendapatkan kesimpulan
data juga mengacu kepada apa yang data dan memperoleh kesimpulan yang
disarankan Lexy tersebut. akurat dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan data yang perlu 1. Reduksi Data
diperlukan, maka teknik pengumpulan data Reduksi data diartikan sebagai
yang dipakai adalah : proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
1. Wawancara, yaitu menyusun daftar penyederhanaan, pengabstrakan, dan
pertanyaan terbuka untuk dijawab transformasi data kasar yang muncul dari
oleh informan penelitian.13 catatan-catatan tertulis dilapangan.16
2. Penyajian Data
2. Dokumentasi, yaitu menelusuri data- Penyajian yang dibahas meliputi
data dokumenter yang berkaitan berbagai jenis matrik/tabel, grafik, jaringan,
dengan analisis pendapatan dan dan bagan. Semuanya dirancang guna
belanja desa Teratak Buluh menggabungkan informasi yang tersusun
kecamatan Siak Hulu kabupaten dalam suatu bentuk yang padu dan mudah
Kampar tahun 2014.Studi diraih, dengan demikian peneliti dapat
Dokumentasi dilakukan untuk melihat apa yangsedang terjadi dan
mengumpulkan data-data menentukan apakah menarik kesimpulan
administratif ataupun arsip dari yang benar ataukah terus melangkah
kegiatan yang ditemui oleh peneliti melakukan analisis yang juga sama-sama
dilapangan. 14 Dalam hal ini, peneliti berguna.17
mendokumentasikan setiap informasi
yang didapat dari informan sebagai E. Hasil Penelitian dan Pembahasan
bukti penelitian, berupa rekaman Desa Teratak Buluh pada Tahun 2014
wawancara dan lain sebagainya. memiliki RAPBDes untuk dijadikan
APBDes dalam hal keuangan desa. Tahun
11
H Kusnanto. 2008. Metode Kualitatif. Ciri-ciri
15
Penelitian Kualitatif. IKM Pascasarjana.Yogyakarta: Rabita. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Dasar-
Gadjah Mada University Press, hlm 44 dasar Wawancara. Jakarta :Gramedia
12
Pustaka, hlm 15
Ibid.,
13 16
Ibid., Ibid.,
14 17
Ibid., Ibid.,

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 6


sebelumnya, yakni 2013 memiliki maupun pihak-pihak yang terkait dalam hal
perubahan RAPBDes, akan tetapi pada 2014 penggunaan anggaran ini. Proses
tidak ada perubahan sama sekali. Tahun perencanaan APBDes ini tidak begitu lama,
2014 APBDes Desa Teratak Buluh masih hanya selang beberapa minggu, kita
menggunakan PP 72 Tahun 2005, sementara bersama-sama dengan perangkat desa yang
UU Nomor 6 Tahun 2014 belum digunakan. lainnya membahas untuk apa-apa saja
Hal ini karena Undang-Undang tersebut nantinya dana ini kita gunakan. Jadi, dalam
masih baru, dan belum disosialisasikan. proses perencanaan kita harus melibatkan
Tahun 2013 jumlah atau total pihak-pihak yang ikut serta mengesahkan
keseluruhan APBDes sebesar Rp 343. APBDes ini.”
755.520.00, sedangkan pada Tahun 2014
jumlah atau total keseluruhan APBDes Hal senada juga disampaikan oleh
sebesar Rp 265. 950.000,00. Selain itu, Bapak Jafar Sukarna sebagai Ketua BPD
Pendapatan Asli Desa sebesar Rp Desa Teratak Buluh:20
44.027.520,00. Ini menjadi salah satu yang “APBDes ini merupakan hasil
akan dibahas dalam hasil penelitian dan perencanaan yang sudah ditetapkan
pembahasa ini. Penulis akan mecari bersama-sama dengan perangkat desa serta
informasi dengan mewawancarai beberapa masyarakat yang diundang pada saat
narasumber yang berkaitan dengan analisis perencanaan ini diadakan. Saya, sebagai
pendapatan dan belanja Desa Teratak Buluh Ketua BPD Desa Teratak Buluh diikutkan
Tahun 2014. dalam perencanaan ini, guna untuk
1. Proses atau Tahapan Perencanaan mengawasi perencanaan ini sudah berjalan
APBDes Desa Teratak Buluh Tahun dengan efektif dan efisien. Semua ini
2014. menjalin kerjasama yang menimbulkan
Fungsi Perencanaan dalam APBDes sikap akuntabel dan transparan terhadap
yaitu menjadi pedoman bagi manajemen warga dan juga perangkat desa. Kita tidak
dalam merencanakan kegiatan pada tahun terlepas dari PP 72 Tahun 2005, karena
yang bersangkutan. 18 Perencanaan dapat masih terkait dengan aturan hukum tersebut.
dimaknai memilih, menyusun serta Perdes Desa Teratak Buluh juga tidak
keinginan untuk mencapai hasil atau target bertentangan dengan PP 72 Tahun 2005,
yang diharapkan. Dalam hal ini, proses atau jadi semua aturan kita petuhi secara jelas.”
tahap-tahap perencanaan APBDes Desa
Teratak Buluh Tahun 2014 sesuai dengan PP Berdasarkan hasil wawancara diatas,
72 Tahun 2005 dan Peraturan Desa Teratak bahwa dalam proses perencanaan APBDes
Buluh No 1 Tahun 2014. Berikut ini kutipan Desa Teratak Buluh Tahun 2014 sudah
wawancara dengan Bapak Timbul Trijono mengikuti PP 72 Tahun 2014 dan Peraturan
selaku Kepala Desa Teratak Buluh:19 Desa Teratak Buluh Tahun 2014. Kepala
“Proses perencanaan APBDes ini Desa dan Perangkat Desa serta masyarakat
tidak terlepas dari PP 72 Tahun 2005 serta sama-sama ikut serta dalam proses
Peraturan Desa yang sudah kita tetapkan perencanaan APBDes Desa Teratak Buluh
bersama, guna menghindari hal-hal yang Tahun 2014.
tidak menguntungkan baik untuk warga desa

18
Bahan Kuliah Keuangan Desa tentang Fungsi
APBDes
19 20
Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak Wawancara dilakukan di Rumah Ketua BPD, Senin
Buluh, Senin 19 Oktober 2015 Pukul 09.00 WIB. 19 Oktober 2015 Pukul 10.30 WIB

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 7


2. Aktor yang terlibat dalam 3. Penyusunan Rancangan APBDes
penyusunan APBDes Desa Teratak Desa Teratak Buluh Tahun 2014.
Buluh Tahun 2014. Desa wajib memiliki RPJMDes untuk
Aktor yang terlibat dalam penyusunan program 5 tahun, berdasarkan RPJMDes
APBDes Desa Teratak Buluh Tahun 2014 inilah ditetapkan Rencana Kerja Pemerintah
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Desa (RKP Desa) untuk 1 tahun. Berikut ini
Bapak Timbul Trijono sebagai Kepala Desa kutipan wawancara dengan Bapak Timbul
Teratak Buluh:21 Trijono sebagai Kepala Desa Teratak
“Dalam penyusunan APBDes Desa Buluh:23
Teratak Buluh melibatkan semua perangkat “Pada dasarnya Rencana Anggaran
desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes)
baik Ketua maupun Anggota, Tokoh tersebut merupakan hal penunjang
masyarakat, serta karang taruna yang menghadapi serta mengemban tugas dan
menyaksikan penandatanganan saya tanggung jawab bagi aparatur pemerintah
terhadap lembar pengesahan APBDes Desa Desa khususnya Desa Teratak Buluh
Teratak Buluh Tahun 2014.” Kecamatan Siak Hulu, demi terlaksananya
Hal yang sama juga disampaikan oleh pembangunan perekonomian dan sumber
Bapak Jafar sebagai Ketua BPD Desa daya manusia (SDM) serta pelayanan
Teratak Buluh, beliau menyampaikan terhadap masyarakat itu sendiri pada
bahwa:22 umumnya. RPJMDes menjadi salah satu
“Penyusunan APBDes Desa Teratak acuan untuk menentukan Rencana Kerja
Buluh melibatkan Kepala Desa, semua Pemerintah Desa (RKP Desa) dalam 1
BPD, Tokoh masyarakat, Karang Taruna. tahun.”
Hal ini, dilibatkan supaya ada sikap terbuka
terhadap sesama penduduk Desa Teratak Penyusunan Rancangan APBDes Desa
Buluh. Selain itu, ini bertujuan untuk Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu
membuat nantinya laporan Kabupaten Kampar tahun 2014 juga
pertanggungjawaban atau akuntabilitas mengacu pada Undang-Undang Nomor 32
yang sejajar dengan PP 72 Tahun 2005.” Tahun 2007, berikut ini hasil wawancara
dengan Bapak Timbul Trijono sebagai
Berdasarkan kutipan wawancara Kepala Desa Teratak Buluh:24
diatas, maka aktor dalam proses penyusunan “Dalam UU Nomor 32 Tahun 2007,
APBDes Desa Teratak Buluh Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Desa
melibatkan sejumlah perangkat desa, BPD, merupakan daerah otonomi. Perda Nomor
serta tokoh masyarakat yang diundang untuk 13 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan
menghadiri serta mendiskusikan APBDes Pembangunan Desa, dalam hal ini desa
Desa Teratak Buluh 2014. Ini sesuai dengan merupakan suatu masyarakat hukum yang
teori perencanaan menurut Michael mempunyai susunan asli berdasarkan asal
Jordine, bahwa dalam proses perencanaan, usul yang bersifat istimewa. Peraturan
harus melibatkan orang-orang (humans) Mentri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007
yang berkaitan erat dengan perencanaan tentang pedoman pengelolaan keuangan
tersebut. desa. Perda Nomor 10 Tahun 2007 tentang

21 23
Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak
Buluh, Senin 19 Oktober 2015 Pukul 09.00 WIB Buluh, Senin 19 Oktober 2015 Pukul 09.00 WIB
22 24
Wawancara dilakukan di Rumah Ketua BPD, Senin Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak
19 Oktober 2015 Pukul 10.30 WIB Buluh, Senin 19 Oktober 2015 Pukul 09.00 WIB

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 8


Keuangan Desa dan Peraturan Bupati lambat 3 hari kerja disampaikan kepada
Kampar Nomor 20 Tahun 2009, merupakan Bupati/Walikota untuk dievaluasi.
suatu landasan acuan dan dasar yang Bupati/Walikota harus menetapkan evaluasi
mempedomani dalam rangka penyusunan RAPBDes paling lama 20 hari kerja.
Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Apabila hasil evaluasi melampaui batas
Desa. waktu dimaksud, Kepala Desa dapat
Namun, demikian tetap disadari menetapkan rancangan Peraturan Desa
bahwa penyusunan RAPBDes ini tidak tentang APBDes menjadi Peraturan Desa.
terlepas dari kekurangan bahkan mengenai Berikut ini hasil wawancara tentang
kesalahan sehubungan dengan hal tersebut pembahasan dan penetapan Peraturan Desa
perlu adanya saran dan kritikan yang Teratak Buluh terkait RAPBDes menjadi
bersifat membangun dan penyempurnaan APBDes 2014, Bapak Timbul Trijono
RAPBDes ini kedepan serta membuka mengatakan bahwa:25
wawasan pemikiran yang lebih maju, yang “Dalam penetapan RAPBDes Desa
kami terima dengan senang hati, disertai Teratak Buluh harus dibahas bersama
dengan ucapan terima kasih.” dengan BPD dan perangkat desa lainnya,
seperti Kepala Urusan, PKK, LPM dan juga
Berdasarkan kutipan wawancara yang bersangkutan secara langsung
diatas, maka RAPBDes Desa Teratak Buluh terhadap RAPBDes yang akan ditetapkan
Tahun 2014 masih mengacu pada dasar dalam Peraturan Desa Teratak Buluh 2014.
hukum yang disebutkan oleh Kepala Desa Tujuan diadakannya rapat ini, yaitu
yaitu Bapak Timbul Trijono. Dimana Bapak menghindari hal-hal yang tidak
Timbul Trijono ini merupakan salah satu menguntungkan Desa Teratak Buluh,
Kepala Desa yang merangkap jabatan sehingga transparansi anggaran yang kita
sekaligus dengan jabatan sebagai Sekretaris gunakan nanti dalam RKA jelas secara
Desa Teratak Buluh. Dan pada Tahun 2014 keseluruhan. Selain itu, perlu diketahui
Kepala Desa Teratak Buluh ini mencalonkan secara bersama bahwa dalam penetapan
diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Peraturan Desa Teratak Buluh memerlukan
Rakyat Daerah (DPRD), sehingga terjadi waktu kira-kira satu bulan lamanya dan itu
Pejabat Sementara (PJS). harus dimaksimalkan untuk mencapai target
yang dituju oleh Desa Teratak Buluh.”
4. Pembahasan dan Penetapan “Nah, setelah itu barulah Peraturan
Peraturan Desa terkait APBDes Desa itu ditetapkan untuk menjalankan roda
Desa Teratak Buluh Tahun 2014. pemerintahan desa dengan baik. Dalam
Pembahasan dan Penetapan Peraturan waktu yang satu bulan tersbut, maka
Desa terkait dengan APBDes Desa Teratak Peraturan Desa Teratak Buluh yang
Buluh Tahun 2014 melibatkan seluruh berkaitan dengan RAPBDes yang ditetapkan
perangkat desa, BPD, serta tokoh menjadi APBDes Desa Teratak Buluh akan
masyarakat. Kepala Desa bersama BPD sah baik secara hukum maupun
membahas rancangan Peraturan Desa musyawarah dengan warga Desa Teratak
tentang RAPBDes. Setelah itu, rancangan Buluh. Segala kekurangan dalam
Peraturan Desa tentang APBDes disepakati pelaksanaan APBDes itu diawasi oleh
bersama paling lambat bulan oktober Badan Persmusyawaratan Desa (BPD)
berjalan. Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDes yang telah disetujui bersama,
25
sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak
Buluh, Senin 19 Oktober 2015 Pukul 09.00 WIB

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 9


Desa Teratak Buluh yang menjadi tugas 5. Struktur APBDes Desa Teratak
utamanya.” Buluh 2014.
Pada umumnya, struktur APBDes
Berdasarkan kutipan wawancara sesuai dengan PP 72 Tahun 2005 tentang
diatas, bahwa dalam pembahasan serta Desa, bahwa struktur APBDes dibagi
penetapan Peraturan Desa Teratak Buluh menjadi 3 yaitu:
tentang RAPBDes menjadi APBDes harus 1. Pendapatan Desa
dibahas bersama-sama oleh perangkat desa 2. Belanja Desa
dan BPD serta masyarakat. Dalam 3. Pembiayaan Desa
pembahasan dan penetapan memerlukan Dan pendapatan desa dibagi lagi menjadi 3
waktu kira-kira satu bulan, untuk mencapai yaitu:
hasil yang maksimal. Hal senada juga 1. Pendapatan Asli Desa (PADes)
disampaikan oleh Bapak Jafar sebagai Ketua 2. Transfer
BPD, berikut ini hasil wawancara yang 3. Pendapatan lain-lain
sudah dilakukan oleh peneliti:26 Pendapatan Asli Desa (PADes) dibagi lagi
“Pembahasan dan penetapan menjadi 4 yaitu:
Peraturan Desa Teratak Buluh memang 1. Hasil Usaha Desa
harus dilaksanakan secara bersama-sama 2. Hasil Aset
untuk mencegah hal-hal yang tidak 3. Hasil swadaya, partisipasi, dan
diinginkan. Peraturan Desa Teratak Buluh gotong royong masyarakat
terkait RAPBDes menjadi APBDes menjadi 4. Lain-lain Pendapatan Asli Desa
kinerja kami sebagai BPD untuk mengawasi yang sah.
jalannya rapat tersebut. Dalam pembahasan Hasil Usaha Desa dibagi menjadi 2 yaitu:
dan penetapan memerlukan waktu dua 1. Bagian Laba Badan Usaha Milik
puluh hari lebih untuk menyelesaikan Desa (BUMDes)
peraturan desa tersebut, dan ditetapkan oleh 2. Tanah Kas Desa
Bapak Timbul Trijono sebagai Kepala Desa Hasil Aset dibagi menjadi 3 yaitu:
Teratak Buluh dalam hal penandatanganan 1. Pasar Desa
Peraturan Desa Teratak Buluh 2014 tentang 2. Tambatan Perahu
RAPBDes menjadi APBDes, yang menjadi 3. Jaringan Irigasi
tuntunan dalam RKA Desa Teratak Buluh Hasil swadaya, gotong royong, dan
untuk tahun berjalan.” partisipasi masyarakat dibagi menjadi 2
yaitu:
Berdasarkan kutipan wawancara 1. Kontribusi Dana
diatas, bahwa dalam pembahasan dan 2. Kontribusi In Nature seperti tenaga,
penetapan Peraturan Desa Teratak Buluh bahan baku lokal yang dapat
tentang APBDes 2014 memerlukan waktu dihitung
untuk membahas serta menetapkannya, Lain-lain pendapatan asli desa yang sah
dengan mengundang sejumlah aparatur Desa yaitu : Hasil Pungutan Desa
Teratak Buluh guna membahas serta Kelompok Transfer terdiri dari 5 yaitu:
menetapkan Peraturan Desa Teratak Buluh. 1. Dana Desa
2. Bagi hasil pajak/retribusi
Kabupaten/Kota
3. Alokasi Dana Desa (ADD)
4. Bantuan Keuangan dari APBD
26
Wawancara dilakukan di Rumah Ketua BPD, Senin Provinsi
19 Oktober 2015 Pukul 10.30 WIB

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 10


5. Bantuan Keuangan dari APBD RPJMDes Desa Teratak Buluh 2014, dengan
Kabupaten/Kota Bapak Timbul Trijono:27
Kelompok pendapatan lain ada 2 yaitu; “Banyak tidaknya anggaran yang
1. Hibah dan Sumbangan dari pihak tertera pada RPJMDes Desa Teratak Buluh
ketiga yang tidak memikat. Tahun 2014, ini disahkan oleh Bapak Joni
2. Lain-lain pendapatan desa yang sah. Syafrin sebagai Camat Siak Hulu. Camat
Belanja desa dibagi menjadi 5 yaitu: melakukan pengesahan untuk mencegah
1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa anggaran yang tidak penting pada
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa RPJMDes Desa Teratak Buluh. Pengesahan
3. Pembinaan Kemayarakatan Desa ini dibuktikan pada Lembaran pengesahan
4. Pemberdayaan Masyarakat Desa di RPJMDes Desa Teratak Buluh.”
5. Belanja Tak Terduga
Pembiayaan desa dibagi menjadi 2 yakni: Berbeda dengan pernyataan Bapak
1. Penerimaan Pembiayaan ada 3 Jafar sebagai Ketua BPD Desa Teratak
yaitu: SILPA tahun sebelumnya, Buluh, beliau menyatakan bahwa:28
Pencairan dana cadangan, dan hasil “RPJMDes Desa Teratak Buluh 2014
penjualan desa yang dipisahkan. itu disahkan dulu oleh Kepala Desa yaitu
2. Pengeluaran Pembiayaan ada 2 yaitu: Bapak Timbul Trijono yang sebelumnya
pembentukan dana cadangan, dan dibahas serta diawasi oleh kami sendiri
penyertaan modal. sebagai BPD dalam menjalankan tugas dan
Struktur APBDes Desa Teratak fungsi kami. Nah, RPJMDes Desa Teratak
Buluh 2014 sama dengan struktur APBDes Buluh Tahun 2014 sesuai dengan Peraturan
Desa Teratak Buluh Tahun 2013, hanya saja Desa Teratak Buluh yang sudah ditetapkan
SILPA tidak ada sama sekali. Dimana oleh Kepala Desa bersama dengan kami
penggunaan anggaran Tahun 2013 habis sebagai BPD Desa Teratak Buluh.
total antara Pendapatan dengan Belanja Kerjasama inilah yang mendukung
Desa Teratak Buluh, sehingga pada Tahun bagaimana orientasi kedepannya dalam
2014 tidak ada anggaran kecuali anggaran penggunaan setiap anggaran dalam RKA
dari Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Desa Teratak Buluh 2014.”
Teratak Buluh dan juga Dana Perimbangan
Desa Teratak Buluh 2014. Hasil wawancara dengan Ketua BPD
Dimana dalam RAPBDes Desa Desa Teratak Buluh juga berbeda dengan
Teratak Buluh 2014 dapat diketahui bahwa Kepala Urusan Keuangan, yaitu dengan Ibu
Pendapatan Asli Desa (PADes) sebesar Rp Salmiati BS:29
44.027.520, Dana perimbangan Desa “Anggaran-anggaran yang tercantum
sebesar Rp 15.000.000, Bagian Dana dalam RPJMDes dengan total Pendapatan
Perimbangan Pemerintahan Kabupaten 350.393.070 merupakan hasil prediksi dari
sebesar Rp 192.985.550, Bantuan Keuangan tiap-tiap seksi yang membidangi urusan-
dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp urusan, jadi terkadang tidak semua
6.000.000, Bantuan Keuangan dari berperan aktif dalam menyusun anggaran
Pemerintah Kabupaten (TPAPD) sebesar Rp
92.400.000, dan total keseluruhan dari 27
Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak
Pendapatan yaitu Rp 350.393.070. Berikut Buluh, Senin 19 Oktober 2015 Pukul 09.00 WIB
ini hasil wawancara terkait dengan 28
Wawancara dilakukan di Rumah Ketua BPD, Senin
penjelasan rincian Pendapatan pada 19 Oktober 2015 Pukul 10.30 WIB
29
Wawancara dilakukan di Kantor Desa Teratak
Buluh, Selasa 20 Oktober 2015 Pukul 09.30 WIB

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 11


yang tertera dalam RPJMDes Desa Teratak F. Kesimpulan
Buluh 2014. Selain itu, perlu diketahui juga
bahwa rincian pendapatan pada RPJMDes
Desa Teratak Buluh 2014 tidak selamanya G. Daftar Pustaka
sesuai dengan kenyataan yang akan dipakai
oleh Desa Teratak Buluh. Jadi, perencanaan 1. Buku
anggaran dalam RPJMDes Desa Teratak
Buluh Tahun 2014 mengalami perubahan Benardo. Diwantoro. 2013. Sistem Analisis
dalam penggunaan anggaran yang akan Keuangan. Konsep Analisis. Jakarta
dilaksanakan.” : Pustaka Graha Ilmu.

Hal senada juga disampaikan oleh Bodgan, Robert C and Biklen, Sari Knopp.
Kepala Urusan Kesra, dengan Ibu 1982. Qualitative Research for
Nurhasanah, SE:30 Education, An Introduction to theory
and methods, Bacan :Allyn and
“Setiap anggaran yang tertera pada Bucon, Inc
RPJMDes Desa Teratak Buluh 2014 belum
tentu sesuai dengan apa yang diharapkan Kusnanto, H. 2008. Metode Kualitatif. Ciri-
pada kenyataannya, artinya Pendapatan ciri Penelitian Kualitatif. IKM
sebesar kurang lebih 350 juta merupakan Pascasarjana.Yogyakarta: Gadjah
perencanaan yang disahkan oleh Kepala Mada University Press.
Desa dan BPD sebagai lembaga pengawas
keuangan desa. Perlu diketahui bahwa, Rabita. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
setiap anggaran yang tertera tidak Dasar-dasar Wawancara. Jakarta
semuanya nyata dalam APBDes Desa :Gramedia Pustaka.
Teratak Buluh, artinya ada saja nantinya
Riehan, Suhardo. 2010. Konsep Pendapatan
perubahan anggaran setelah
dan Kinerja. Manajemen
dilaksanakannya RAPBDes Teratak Buluh
Pendapatan. Jakarta : Pustaka Graha
2014. Namanya juga perencanaan, tidak
Ilmu.
semua perencanaan itu berhasil sempurna.”
Salindero. 2010. Fungsi Controlling dalam
Berdasarkan hasil wawancara diatas,
Manajemen. Fungsi Pengawasan.
maka dalam RAPBDes Desa Teratak Buluh
Bandung : Padjajaran Press
2014 masih terdapat kekurangan-
kekurangan dalam hal perencanaan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
anggaran, sehingga dalam APBDes Desa
Pendidikan pendekatan kualitatif,
Teratak Buluh 2014 mengalami beberapa
kuantitatif dan R &D. Alfabeta :
permasalahan yang perlu dianalisis dengan
Bandung
tujuan supaya perencanaan dalam RAPBDes
Desa Teratak Buluh selanjutnya itu berhasil
Sondang, Siagian. 2008. Manajemen Dasar.
dengan baik.
Fungsi Pengawasan. Jakarta :
Gramedia Pustaka

Sutoro, Eko. 2014. Anggaran Pendapatan


30
Belanja Desa (APBDes). Konsep
Wawancara dilakukan di Rumah Ibu Nurhasanah,
Rabu 21 Oktober 2015 Pukul 20.00 WIB

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 12


Dasar APBDes. Jakarta : LIPI
Indonesia
Usman, Suntoyo. 2010. Pedoman
Penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Pustaka Pelajar : Bandun
Wasistiono, Sadu & Tahrir, Irwan. 2007.
Prospek Pengembangan Desa. Fokus
Media : Bandung
Widjaja, HAW. 2008. Otonomi Desa
Merupakan Otonomi Asli, Bulat dan
Utuh. Rajawali Press : Jakarta
2. Skripsi /Jurnal
Domina, Astina. 2011. Pelaksanaan
APBDes Desa Konoto Kecamatan
Lui Kabupaten Deli Serdang
Sumatra Utara Tahun 2011. Jurnal
Administasi Publik Universitas
Sumatra Utara Vol 2

3. Landasan Hukum
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
PP Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Desa
PP Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 13

Anda mungkin juga menyukai