Eko Oesman
Plt. Kepala Biro Humas dan Hukum
2
DAFTAR ISI
Prakata 2
Daftar Isi 3
Tim Penyusun 4
Sekilas ST2023 5
Tentang Publisitas 9
Kegiatan Publisitas 13
Penjenamaan 23
Rancangan Media Publisitas 28
3
Pedoman Publisitas
Sensus Pertanian 2023
Seri 1
Ukuran Buku
21,59 x 27,94 cm
Jumlah Halaman
35 Halaman
Naskah
Gita Aprianie
Kunti Puspitasari
Dewa Komang Ady Suryadinatha
Ganiswara Fitriani
Kurva Wicaksono
Robby Adwa Fahlepi
Aditya Hans Pradipta
Penyunting
Eko Oesman
Desain Buku
Aditya Hans Pradipta
© BPS
April 2022
4
Sensus Pertanian (ST) merupakan salah satu dari tiga sensus yang dilaksanakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga penyedia statistik dasar di Indonesia.
Sensus Pertanian yang akan datang dilaksanakan pada tahun 2023 merupakan Sensus
Pertanian yang ketujuh, sebelumnya sensus pertanian dilaksanakan pada tahun 1963, 1973,
1983, 1993, 2003, dan 2013. ST2023 dilakukan untuk mengakomodasi variabel yang dibutuhkan
untuk kelengkapan data pertanian yang berkembang sangat dinamis, menjawab kebutuhan
data baik di level nasional maupun internasional, dan dirancang untuk memperoleh hasil
yang berstandar internasional dengan mengacu pada program Food and Agricultural
Organization (FAO) yang dikenal dengan World Programme for the Cencus of Agriculture
(WCA). Untuk memperoleh keterbandingan internasional, maka Sensus Pertanian
dilaksanakan sedekat mungkin dengan tahun 2020.
5
Dokumentasi pelaksanaan ST2013
6
1.2 Tujuan dan Inovasi ST2023
Sensus Pertanian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi
data struktur pertanian yang dilaksanakan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Data struktur
pertanian yang dikumpulkan meliputi skala usaha pertanian, kepemilikan lahan, penggunaan
lahan, luas tanam, irigasi, jumlah ternak, jumlah tenaga kerja, input pertanian lainnya, serta
informasi geospasial lokasi lahan pertanian. Dalam Sensus Pertanian, data dikumpulkan
langsung dari rumah tangga pengelola usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan
hukum, dan usaha pertanian lainnya. Sedangkan untuk informasi geospasial, data
dikumpulkan dengan menggunakan titik koordinat responden pada wilayah amatan.
Kegiatan pertanian yang dicakup dalam sensus pertanian meliputi 7 subsektor, yaitu tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian.
Sesuai rekomendasi FAO dalam publikasi “World Programme for the Census of Agriculture
2020”, maka tujuan dari Sensus Pertanian 2023 adalah:
1. Menyediakan data struktur petanian sampai unit-unit administrasi terkecil
2. Menyediakan data pokok sebagai tolok ukur statistik pertanian saat ini
3. Menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan
Jika dilakukan keterbandingan dengan ST2013, terdapat beberapa inovasi yang dilakukan
ST2023 untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya:
1. Menggunakan Agriculture Intergrated Survey (AGRIS) sebagai instrumen survei
antarsensus
2. Menggunakan kerangka geospasial dan studi tracking perubahan luas lahan
menggunakan aplikasi geospasial
3. Memperluas cakupan unit statistik ST2023 dengan pendekatan unit usaha
pertanian/rumah tangga, kelompok, perusahaan, dan catatan administrasi
4. Melengkapi instrumen dengan variabel yang sesuai dengan WCA 2020
5. Integrasi Sensus Pertanian dengan Sensus Penduduk
6. Memanfaatkan data potensi desa (PODES)
7. Metode pengumpulan data dengan menggunakan PAPI (Paper and Pencil
Interviewing), CAPI, CAWI, wawancara, dan ST online
7
pun terus membaik yaitu 1,84%. Selain itu, dari 131,05 juta penduduk yang bekerja, ada
sebanyak 37,1 juta penduduk yang bekerja di bidang pertanian, kehutanan, perburuan, dan
kehutanan atau sebesar 28,33% (Agustus 2021).
Kegiatan Sensus Pertanian sangat penting dilakukan karena banyaknya data strategis
yang dihasilkan pada ST2023 yakni: data petani (by name by address), struktur demografi
petani, lahan pertanian menurut penggunaan, produksi komoditas pertanian, dan adopsi
mekanisasi pertanian modern dan penggunaan teknologi informasi.
Terkait hal tersebut, penyebarluasan informasi atau sosialisasi mengenai tujuan dan
manfaat ST2023 perlu dilakukan sejak dini agar masyarakat memahami pentingnya
pelaksanaan kegiatan ST2023. Sehingga penyebarluasan informasi ST2023 secara bertahap,
masif, dan intensif melalui publisitas ST2023 perlu dilakukan. Selain itu, publisitas ST2023 juga
dilakukan sebagai upaya agar pendataan yang dilakukan oleh petugas tidak menemui
kendala, seperti penolakan responden, pemberian jawaban yang tidak jujur, dan lain
sebagainya.
Demi mencapai kesuksesan pelaksanaan ST2023, diperlukan strategi dalam
menyosialisasikan ST2023 kepada pemerintah, pelaku usaha pertanian (usaha pertanian
perorangan, usaha perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya),
dan masyarakat umum secara efektif dan efisien. Publisitas ST2023 harus mampu
menjangkau dan menggerakkan seluruh lapisan masyarakat terutama pelaku usaha
pertanian untuk berpartisipasi aktif dalam ST2023.
8
Publisitas dalam bentuk paling sederhana adalah sarana penyampaian informasi
kepada masyarakat luas melalui media (Apuke, 2018). Publisitas berfungsi untuk
mempromosikan produk, tempat, atau orang (Loda & Coleman, 2006). Publisitas dinilai lebih
kredibel, persuasif, dan efektif dibanding iklan (Ray, 1992; Ries & Ries, 2002). Menurut Aula
(2010), publisitas hanya memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk menyampaikan informasi
tertentu kepada sebanyak mungkin orang dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya.
Sehingga, bagian dari publisitas adalah menyediakan sarana atau platform untuk
mengirimkan umpan balik atau bentuk tanggapan lainnya dari mereka yang mendapat
pesan yang sedang disebarluaskan (Apuke, 2018).
9
2.1 Sasaran Utama
Kegiatan publisitas ST2023 memiliki 2 (dua) sasaran utama, yaitu:
1. Masyarakat Umum
2. Pelaku Usaha Pertanian
Pelaku Usaha Pertanian merupakan responden yang didata dalam ST2023. Pelaku
usaha pertanian dibagi 3 (tiga) jenis berdasarkan cakupannya, yaitu:
a. Usaha Pertanian Perorangan (UTP)
Sasaran pertama ini meliputi responden perorangan (unit usaha pertanian
secara perorangan atau rumah tangga pertanian).
b. Usaha Pertanian Lainnya (UTL)
Sasaran kedua merupakan unit usaha pertanian yang dimiliki secara
gabungan atau berkelompok.
c. Usaha Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB)
Sasaran ketiga merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.
Hal ini untuk meningkatkan amplifikasi penggunaan narasi tersebut dalam setiap
pelaksanaan sensus dan membangun branding sensus secara umum.
ST2023 juga menggunakan tagline dalam publisitasnya yang secara khusus
mencerminkan kegiatan ST2023.
10
2.3 Timeline
Publisitas ST2023 telah dimulai sejak tahun 2021 atau dua tahun menjelang tahun
pelaksanaan sensus. Publisitas ST2023 dilakukan hingga tahun 2023. Kegiatan publisitas
dilakukan secara masif, baik oleh BPS pusat maupun di BPS daerah (BPS provinsi dan BPS
kabupaten/kota).
Tim Publisitas ST2023 telah menyusun timeline kegiatan yang dilakukan di BPS pusat
maupun kegiatan yang dilakukan atau dapat diadaptasi oleh BPS provinsi dan BPS
kabupaten/kota. Menjadi perhatian bahwa bentuk publisitas yang akan dilaksanakan
diharapkan untuk disesuaikan dengan timeline publisitas yang telah disusun. Hal ini agar tidak
terjadi resistensi akibat duplikasi publisitas yang disampaikan kepada responden yang akan
didata pada pelaksanaan ST2023.
Berikut timeline kegiatan Publisitas ST2023 yang telah dilakukan di tahun 2021 dan yang
dilakukan di tahun 2022. Publisitas ST2023 di tahun pelaksanaan 2023 akan disampaikan pada
Buku Pedoman Publisitas ST2023 Seri 2.
2021
Bulan
No Kegiatan/Jenis Publisitas
4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Internalisasi ST2023
11
2022
Bulan
No Kegiatan/Jenis Publisitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Internalisasi ST2023
6 Pengadaan suvenir
12
Publisitas merupakan bagian penting dalam hal persiapan kegiatan dan akan
menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan publisitas yang disusun
harus menarik masyarakat secara umum dan pelaku usaha pertanian secara khusus.
Karakteristik atau kekhasan suatu daerah juga menjadi pertimbangan kegiatan publisitas
yang akan dilakukan.
Selain itu, munculnya istilah petani milenial yang digaungkan pemerintah, yang
dipandang sebagai upaya untuk membangun sektor pertanian dalam menyangga
ketahanan pangan yang berkelanjutan, akan menjadi target publisitas yang akan disasar.
Karakteristik petani milenial yang dekat dengan pemanfaatan teknologi dan informasi,
diharapkan akan lebih mudah didekati dengan berbagai publisitas yang dirancang.
Tahun 2021
Pusat
1. Internalisasi ST2023
13
3. Penggunaan Logo ST2023 di Berbagai Media
14
Waktu : April - Desember 2021
Provinsi
1. Internalisasi ST2023
Kabupaten/Kota
1. Internalisasi ST2023
Tahun 2022
Pusat
1. Internalisasi ST2023
15
Konsep : Penggunaan logo ST, memutar theme song, menayangkan
video klip ST2023 di berbagai kegiatan, memasang spanduk
bertema ST2023 di tempat strategis di gedung BPS
16
Keluaran : Buku Pedoman Publisitas ST2023 akan dibuat menjadi 2
bagian/seri, yaitu Pedoman Publisitas ST2023 untuk Tahun
2022 (Seri 1) dan Pedoman Publisitas ST2023 untuk Tahun
2023 (Seri 2)
6. Pengadaan Suvenir
Target : Masyarakat
Target : Masyarakat
17
8. Uji Coba Publisitas ST2023
Target : Masyarakat
Target : Masyarakat
18
Segmentasi : Masyarakat umum maupun pelaku usaha pertanian yang
tinggal di perkotaan/perdesaan, usia 18-50 tahun, latar
belakang pendidikan SMA-S1 ke atas
19
Target : Humas Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan
dan Lingkungan Hidup, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta
kementerian/lembaga terkait lainnya
Provinsi
1. Internalisasi ST2023
20
pelaksanaan ST2023. Penggunaan logo, pemutaran theme
song dan video klip theme song di berbagai kegiatan di BPS
2. Pengadaan Suvenir
Target : Masyarakat
Target : Masyarakat
21
Format : Infografis, videografis, video, kuis, konten kolaborasi dengan
K/L, podcast
Kabupaten/Kota
1. Internalisasi ST2023
22
Penjenamaan atau branding merupakan
upaya menanamkan citra suatu produk agar dapat
melekat di benak konsumen.
Suatu produk dapat diterima oleh masyarakat jika mereka mengenalnya dengan baik.
Oleh sebab itu, perlu identitas yang jelas supaya suatu produk mudah untuk diingat. Dalam
ST2023, upaya penjenamaan dilakukan melalui beberapa media, antara lain:
Logo
Logo menjadi salah satu alat branding untuk kegiatan ini. Logo ST2023 memiliki makna
sebagai berikut:
Logo ST203 diimplementasikan pada berbagai produk dan kegiatan BPS, seperti:
23
Profil Petugas
Petugas ST2023 menjadi bagian penting dalam pengenalan kegiatan ST2023 kepada
publik, khususnya responden. Petugas ST2023 di seluruh Indonesia memiliki beberapa atribut
yang wajib dikenakan selama bertugas di lapangan, yaitu:
Topi
Dokumen dan
Surat Tugas
Tanda Pengenal
Gawai
Tas
Rompi
24
Maskot
Pose ST
25
Rubrikasi Media Sosial #KamiST
Rubrikasi konten #KamiST di media sosial BPS merupakan publisitas di kanal media
sosial resmi BPS untuk menampilkan informasi-informasi terkait ST2023. Rubrikasi #KamiST
mulai ditayangkan per Januari 2022 setiap hari Kamis (mingguan) di media sosial BPS.
Rubrikasi ini direncanakan akan tayang hingga pasca pelaksanaan ST2023 pada tahun 2023.
Konten #KamiST diproduksi oleh BPS pusat. BPS provinsi dan BPS kabupaten/kota
diharapkan dapat mengunggah ulang konten tersebut di media sosial BPS masing-masing
maupun membuat konten #KamiST sendiri dan ditayangkan pada hari yang sama (Kamis).
Amplifikasi pesan yang dilakukan BPS pusat dan daerah dalam #KamiST dimaksudkan
untuk mendapat exposure di media sosial tentang informasi ST2023.
Adapun tema konten #KamiST yang dapat ditayangkan sebagai berikut:
1. Informasi terkini tentang ST2023;
2. Pelaksanaan lapangan terkait ST2023;
3. Informasi dasar yang perlu diketahui publik eksternal tentang ST2023, seperti
sejarah, tahun pelaksanaan, cakupan, dan lain sebagainya;
4. Bentuk dukungan berbagai pihak terhadap ST2023;
5. Kegiatan BPS terkait ST2023, seperti koordinasi dan kolaborasi dengan K/L, forum
publik, dan lain sebagainya;
6. Tema lainnya terkait ST2023.
Untuk membentuk kesatuan publisitas baik di pusat maupun di daerah, seluruh konten
yang dibuat di media sosial perlu melakukan penyeragamaan dengan menggunakan tanda
pagar sebagai berikut:
#MenujuST2023
digunakan untuk konten media sosial saat pra pelaksanaan ST2023
(tahun 2021-April 2023)
#ST2023
digunakan untuk konten media sosial yang ditayangkan, mulai dari bulan pelaksanaan
ST2023 hingga kegiatan pasca pelaksanaan ST2023 (dimulai Mei 2023)
#KamiST
digunakan untuk menandai rubrikasi khusus konten tentang ST2023
pada hari Kamis setiap minggunya
26
Logo BPS
Logo ST2023
Logo #KamiST
27
Pada Buku Pedoman Publisitas ST2023 Seri 1 ini akan ditampilkan beberapa rancangan
media publisitas yang diadakan dan digunakan untuk kebutuhan publisitas ST2023.
Suvenir/Merchandise
28
Tumbler
Ukuran 6,5 x 6,5 x 23 cm
Bahan metal
Volume 500 ml
Grafir logo ST2023 dan #MencatatIndonesia
Box carton 310 full colour
Kaos
Bahan cotton combed 30s
Sablon full colour:
logo ST2023, logo BPS,
dan #MencatatIndonesia
Tas Serut
Ukuran 35 x 25 cm
Bahan parasut/taslan
Sablon full colour logo ST2023
Box
29
Topi
Ukuran all size
Bahan kain drill
Bordir 3 sisi:
logo ST2023, logo BPS, dan
#MencatatIndonesia
Block Note
Ukuran 10 x 15 cm
Jilid spiral
Cover mika plastik
Pulpen
Bahan plastik
Separasi dua sisi:
Logo ST2023 dan
#MencatatIndonesia
Payung
Lipat tiga
Diameter terbuka 100 cm
Sablon separasi dua sisi logo ST2023
30
Media Luar Ruang
1. Poster
Informasi yang dapat disampaikan dalam poster adalah nama kegiatan, waktu
pelaksanaan kegiatan, manfaat kegiatan, serta apa yang harus dilakukan masyarakat dalam
ST2023. Gambar yang menarik sangat membantu efektivitas penyampaian pesan melalui
poster.
31
Panduan penyebaran dan pemasangan poster ST2023:
• Penyebaran dan pemasangan poster di kantor pemerintahan seperti kantor
desa/kelurahan, kantor camat, kantor dinas pemerintah/kantor wilayah (dinas
pertanian, dinas kehutanan, dinas perikanan, dan dinas lainnya di daerah tersebut),
kantor RT/RW, dan pos siskamling
• Pemasangan poster juga dapat dilakukan di tempat kelompok usaha pertanian atau
tempat keramaian.
2. Leaflet
Leaflet merupakan penyebaran informasi lebih lengkap pada dokumen yang tidak
berjilid. Leaflet yang digunakan terdiri atas satu lembar yang dilipat dua (bifold) atau tiga
(trifold). Penggunaan leaflet umumnya dilakukan untuk pemasaran aneka produk dan
penyebaran informasi kegiatan dengan informasi yang lebih detail.
32
Penyebarluasan kegiatan ST2023 dengan leaflet dapat dipergunakan melalui:
• Menitipkan atau memasang leaflet di kantor pemerintah seperti dinas terkait (dinas
pertanian, kehutanan, dan lain sebagainya), kantor desa/kelurahan, kantor camat,
kantor dinas pemerintah/kantor wilayah, kantor RT/RW, dan pos siskamling
• Mendistribusikan leaflet ke komunitas petani/kelompok usaha pertanian/perusahaan
pertanian
• Memberikan leaflet kepada peserta seminar/workshop/rilis/dan lain sebagainya
3. Spanduk
Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, informasi, atau berita yang perlu
diketahui umum. Sasaran dari spanduk adalah khalayak ramai, sehingga sebaiknya spanduk
direntangkan di tempat-tempat strategis yang banyak dilewati masyarakat. Pesan yang
dicantumkan pada spanduk harus jelas terbaca dan mudah diingat oleh orang yang
melihatnya.
Spesifikasi spanduk:
• Ukuran 6 x 1 meter
• Bahan flexy
33
4. Baliho
Baliho adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Baliho sering kali
disebut sebagai poster dengan ukuran besar yang diletakkan tinggi di tempat strategis yang
ramai dilalui orang. Pemasangan baliho dilakukan dengan menggunakan konstruksi
tetap/buatan yang tersedia dan biasanya melintang tinggi di pinggir jalan atau halaman
depan kantor.
Spesifikasi baliho:
• Ukuran disesuaikan dengan ukuran masing-masing BPS daerah
• Bahan flexy
34
5. Standing Banner
s.bps.go.id/mediapublisitasST2023
35
36