Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

1.1 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang di masuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008) hal.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran
adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-
usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya, terutama sebagai tanggapan Jenis-jenis startegi pemasaran yang dapat digunakan
oleh perusahaan menurut Saladin, terdiri dari
a. Strategi untuk pasar yang lama
Untuk menghadapi pasar yang lama (yang telah ada), perusahaan menghadapi banyak masalah
seperti kesulitan bahan baku, persaingan baru, perubahan teknologi dan lain sebagainya. Untuk
tetap meningkatkan volume penjualan atau mempertahankan stabilitas penjualan atau
kemampuan laba, maka strategi pemasaran dapat berfokus pada pasar yang lama atau pasar yang
telah ada.
Pada dasarnya ada 4 (empat) macam strategi untuk pasar lama, yaitu:
1) Penetrasi pasar (market penetration)
Penetrasi merupakan usaha perusahaan dalam meningkatkan penjualan pada pasar yang lama
melalui promosi dan distribusi secara aktif. Strategi ini cocok untuk pasar yang sedang tumbuh
cepat.
2) Pengembangan produk (product development)
Strategi pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan penjualan dengan cara
mengembangkan produk-
3) Integrasi vertical (vertical integration)
Strategi integrasi vertical ini disebut juga strategi peluang pertumbuhan terpadu, merupakan
strategi untuk menambah efektivitas atau efisiensi perusahaan dalam melayani pasar yang ada.
4) Integrasi horizontal (horizontal integration)
Pada strategi ini dilakukan kerjasama dengan para pesaing.
b. Strategi untuk pasar yang baru
ntuk mengahadapi kekuatan-kekuatan lingkungan, perusahaan perlu memikirkan mencari
pasar baru yang akan memberikan peluang-peluang yang lebih baik. Strategi untuk pasar yang
baru dapat dilakukan dengan cara:
c. Pengembangan Pasar (market development)
Strategi pengembangan pasar merupakan salah satu usaha untuk membawa produk ke arah
pasar yang baru. Manajemen menggunakan strategi ini bila mana pasar sudah macet, dan
peningkatan bagian pasar sudah sangat besar atau pesaing sangat kuat. Strategi ini dapat
digunakan untuk geografis baru dan distribusi baru.
1) Diversifikasi terpusat (concentric diversification)
Strategi ini dlakukan dalam usaha untuk mencari bentuk teknologi baru, distribusi dan
langganan baru dengan tetap pada line produk.
2) Diversifikasi konglomerat (conglomerat diversification)
Mencari pasar yang baru dengan menerapkan teknologi baru, para distribusi baru, langganan baru,
tetapi menyimpang dari line produk.
1.11 Bauran Pemasaran
Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi acuan/bauran pemasaran ( marketing mix), yang
merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagamana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran
pasarnya. Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
system pemasaran, variable yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi
para pembeli atau konsumen. Jadi Marketing Mix terdiri dari himpunan variable yang dapat
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar
sasarannya. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang
terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variable marketing mix tersebut untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif. Keempat unsur bauran pemasaran pemasaran
(marketing mix)
a. Strategi Produk
Didalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan bila hanya mengandalkan
produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena itu, setiap
perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan share pasarnya, perlu
mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan kearah yang lebih
baik, sehingga dapat memberikan daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian,
tempat, organisasi, dan gagasan atau buah fikiran. Produk yang ditawarkan berupa barang fisik,
jasa, orang atau pribadi, organisasi dan ide.
Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan
(features), pilihan yang ada (options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan
(packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warranties),
dan pelayanan (services). Strategi produk yang dapat dilakukan perusahaan mencakup keputusan
tentang acuan/bauran produk (product mix), merek dagang (brand), cara
pembungkusan/kemasan produk (product packaging).tingkat mutu/kualitas dari produk, dan
pelayanan (services) yang diberikan.
Pada hakikatnya, alasan seseorang membeli suatu produk tidak hanya sekedar ia ingin
memiliki produk tersebut. Para pembeli membeli barang atau jasa, karena barang atau jasa
tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Dengan
kata lain, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata, tetapi karena
manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya.
b. Strategi harga
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan
timbulnya biaya. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat
diubah dengan cepat.
Penetapan harga kadang menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini
bukanlah kekuasaan yang mutlak dari seorang pengusaha. Peranan penetapan harga menjadi
sangat penting dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan
yang terbatas.
Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di
pasar, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga, baik secara langsung maupun tidak
langsung, adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah,
dan faktor lainnya. Sedangkan faktor yang tidak langsung namun erat hubungannya dalam penetapan
harga, adalah harga produk yang sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap
produk subsitusi dan produk komplementer, serta potongan untuk para penyalur dan konsumen.
Selain faktor tersebut, perlu diperhatikan tujuan penetapan harga dan prosedur penetapan harga.
c. Strategi Tempat/Distribusi
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap
perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk
sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan
penyaluran merupakan salah-satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran
pemasaran dan distribusi fisik. Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen. Perantara dibutuhkan karena adanya beberapa kesenjangan di antara produsen dan
konsumen, kesenjangan tersebut adalah:
1) Geographical gap, yaitu gap yang disebabkan oleh tempat pemusatan produksi dan lokasi
konsumen yang tersebar dimana-mana
2) Time gap, kesenjangan yang terjadi adanya kenyataan bahwa pembelian atau konsumsi
dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu sementara produksi berlangsung terus menerus
sepanjang waktu.
3) Quantity gap, terjadi karena jumlah barang yang dapat diproduksi secara ekonomis oleh
produsen berbeda dengan kuantitas normal yang diinginkan konsumen.
4) Assortment, situasi dimana produsen umunnya berspesialisasi pada produk tertentu
Mata rantai penyaluran ini biasa disebut dengan saluran distribusi. Yang dimaksud dengan
saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa
dan produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola saluran distribusi dapat dibendakan atas:
1. Saluran langsung, yaitu dari produsen ke konsumen
2. Saluran tidak langsung, yaitu dapat berupa:
a) Produsen, pengecer, konsumen
b) Produsen, pedagang besar/menengah, pengecer
c) Produsen, pedagang besar, pedangang menengah, pengecer, konsumen
Peranan mata rantai saluran distribusi umumnya lebih ditekankan pada kegiatan pemilihan
dan penguasaan masing-masing lembaga penyaluran tersebut. Permasalahan yang diutamakan
adalah kelancaran penyampaian dan pemindahan barang serta hak milik atas penguasaan produk
tersebut, mulai dari pedagang besar, pedagang menengah, dan pengecer sampai ke tangan
konsumen. Jadi, saluran distribusi menyangkut aliran produk dan hak milik atau penguasaan atas
produk tersebut.
d. Strategi Promosi
Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka
produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh
karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan
permintaan atas produk itu, kemudian dpelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat
dilakukan melalui kegiatan promosi, yang merupakan salah satu dari acuan/bauran pemasaran.
Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta
direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara
berarti
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Tujuan
dari promosi yaitu:
1. Menginformasikan, menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk
2. Membujuk pelanggan sasaran, mengubah persepsi pembeli terhadap atribut produk
3. Mengingatkan, mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat.
Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan acuan/bauran promosi
(promotional mix) yang terdiri dari.
1. Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa
yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Media yang digunakan
dalam advertensi ini adalah majalah, surat kabar, billboard.
2. Personal selling, merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan
seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
3. Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran yang
merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukan,
demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu.
4. Publisitas (publicity) merupakan suatu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk
secara nonpersonal dengan membuat berita, baik yang berupa berita yang bersiat komersial,
tentang produk tersebut di dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang
disiarkan dalam media tersebut. .
Oleh karena itu promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur
promosi tersebut, maka untuk dapat efektifnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan, perlu
ditentukan terlebih dahulu peralatan atau unsur promosi apa yang sebaiknya digunakan dan
bagaimana pengkombinasian unsur-unsur tersebut.
PEMBAHASAN

Analisis Saluran Distribusi dan Harga Gas LPG 3 Kg di Tingkat Konsumen

Secara resmi saluran yang legal pada penyaluran gas lpg 3 kg adalah sebagai berikut :

a. Saluran tipe 1 Pertamina (SPPBE) ----> Agen---> Konsumen

b. Saluran tipe 2 Pertamina (SPPBE) ----> Agen---> Pangkalan--->Konsumen

Pada tipe 1 konsumen dapat membeli gas lpg 3 kg langsung ke agen seharga
Rp.15.000,-/tabung, tetapi pada tipe saluran ini hanya sedikit konsumen yang melakukannya hal
ini disebabkan :

 Jumlah yang dijual agen langsung ke konsumen sangat sedikit

 Jarak yang relatif jauh dari konsumen ke agen menyebabkan keengganan konsumen untuk
membeli langsung ke agen.

Pada tipe 2 konsumen mendapatkan gas dari pangkalan, dimana pangkalan ini mendapatkan
pasokan gas lpg 3 kg dari pihak agen. Pada saluran tipe ini harga yang didapat konsumen
berkisar antara Rp. 15.000,-tabung – Rp. 17.000,-/tabung.

Kedua tipe saluran tersebut merupakan tipe saluran resmi dan legal dalam mendistribusikan
gas lpg 3 kg ke konsumen daam hal ini rumah tangga.

Tetapi pada kenyataannya menunjukkan bahwa kedua saluran distribusi ini tidak dapat
menyalurkan gas lpg 3 kg ini hingga seluruh masyarakat mendapatkannya. Sehingga dari kondisi
tersebut menyebabkan saluran distribusi menjadi lebih panjang. Berdasarkan hasil pengamatan
dan wawancara maka di dapat saluran distribusi yang melibatkan pihak yang tidak resmi yaitu :

a. Saluran tipe 3 Pertamina (SPPBE) ----> Agen---> Pengampas (tak resmi)---> Konsumen

b. Saluran tipe 4 Pertamina (SPPBE)---->Agen--->Pangkalan---> Pengampas (tak resmi)--->


Konsumen
c. Saluran tipe 5 Pertamina (SPPBE)---->Agen--->Pangkalan---> Warung (tak resmi)--->
Konsumen

d. Saluran tipe 6 Pertamina (SPPBE) ----> Agen---> Pengampas (tak resmi)---> warung (tak
resmi)---> Konsumen

e. Saluran tipe 7 Pertamina (SPPBE) ----> Agen---> Pangkalan--->Pengampas (tak resmi)--->


warung (tak resmi)---> Konsumen

Pada saluran tipe 3 seringkali pengampas dapat membeli gas lpg 3 kg langsung dari agen
tetapi jumlah yang dapat di beli per hari hanya sekitar 5 hingga 10 tabung dengan harga
Rp.15.000,-/tabung. Selanjutnya pengampas akan menjual ke konsumen rumah tangga dengan
harga Rp. 18.000,-/tabung – Rp. 20.000,-/tabung. Pengampas biasanya dapat menjual sebanyak
10 – 20 tabung sehari sebab mereka dapat memperoleh gas lpg 3 kg ini setidaknya dari 2 agen.

Pada saluran tipe 4 agen menyalurkan ke pangkalan seharga Rp. 13.850,-/tabung, selanjutnya
pangkalan menjual ke pengampas sekitar Rp. 16.000,-tabung – Rp.18.000,-/tabung, dimana
pengampas ini menjual ke konsumen seharga Rp. 18.000,-/tabung – Rp. 20.000,-/tabung. Pada
tipe ini biasanya pengampas mendapatkan jatah dari pangkalan hanya sekitar 5-10 tabung/hari
tergantung dari kuota pangkalan dari agen. Semakin besar kuota pangkalan yang diberikan agen
maka semakin besar jatah pangkalan memberikan kepada pengampas.

Pada saluran tipe 5 agen menyalurkan ke pangkalan seharga Rp. 13.850,-/tabung, selanjutnya
agen menjual ke warung sekitar Rp. 16.500,-/tabung, dimana gas lpg 3 kg ini diantara langsung
oleh pangkalan ke warung-warung. Warung ini menjual ke konsumen seharga Rp.
18.000,-/tabung – Rp. 22.000,-/tabung. Pada tipe ini biasanya warung hanya mendapatkan jatah
dari pangkalan hanya sekitar 5-10 tabung/hari.

Pada saluran tipe 6 seringkali pengampas dapat membeli gas lpg 3 kg langsung dari agen
tetapi jumlah yang dapat di beli per hari hanya sekitar 5 hingga 10 tabung dengan harga
Rp.15.000,-/tabung. Selanjutnya pengampas akan menjual ke warung dengan harga Rp.
18.000,-/tabung. Selanjutnya warung menjual ke konsumen rumah tangga seharga
Rp.20.000,-/tabung – Rp.23.000,-/tabung. Pengampas biasanya dapat menjual sebanyak 10 – 20
tabung sehari sebab mereka dapat memperoleh gas lpg 3 kg ini setidaknya dari 2 agen.
Pada saluran tipe 7 agen menyalurkan ke pangkalan seharga Rp. 13.850,-/tabung, selanjutnya
agen menjual ke pengampas sekitar Rp. 16.000,-tabung – Rp.18.000,-/tabung, dimana
pengampas ini menjual ke warung seharga Rp. 18.000,-/tabung – Rp. 20.000,-/tabung.
Selanjutnya warung akan menjual ke konsumen sekitar harga Rp. 20.000,-tabung – Rp.
25.000,-/tabung.

Berdasarkan hasil di atas maka harga yang di bayar oleh konsumen akhir akan bervariatif
sekali tergantung dari seberapa panjang saluran distribusi yang dilalui. Harga terendah yang
didapat oleh kosumen adalah Rp. 15.000,-/tabung sedangkan harga tertinggi sekitar Rp. 25.000,-.
Bahkan pada keadaan langka konsumen dapat membeli hingga Rp. 30.000,-/tabung.

Analisis Keuntungan

Analisis keuntungan yang akan dibahas pada peneliti ini adalah keuntungan kotor yang didapat
dari masing-masing tingkatan penyalur yaitu pangkalan, pengampas dan warung.

a. Pangkalan

Pangkalan merupakan penyalur resmi yang diakui oleh pihak Pertamina. Pangkalan ini
mendapatkan jatah kuota gas lpg 3 kg dari agen seharga Rp. 13.850,-/tabung. Agen ini
mendapatkan jatah kuota dari agen berkisar antara 160 tabung perbulan hingga 4.800 tabung/
bulan. Berikut ini akan dilihat masing-masing keuntungan dari berbagai tingkatan kuota yang
diberikan.

1) Kuota 160 tabung

Pada kuota ini biasanya pihak pangkalan mendapatkan jatah pengiriman sebanyak 40
tabung/minggu. Pihak pangkalan biasanya menyiapkan tabung sebanyak 40 tabung seharga Rp.
155.000,- sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk membeli tabung sebanyak Rp. 6.200.000,-
di tambah biaya perizinan sekitar Rp. 250.000,- ditambah biaya pembelian 1 unit APAR seharga
Rp. 300.000,-. Total pengeluaran adalah Rp. 5.350.000. Pangkalan ini biasanya akan menjual gas
lpg 3 kg seharga Rp. 18.000,-/tabung. Sehingga selisih harga beli dari agen dan jual ke
konsumen sebesar Rp. 4.150,-/tabung, pendapatan perbulan yang didapat adalah Rp. 4.150,- x
160 = Rp. 664.000,-. Sehingga dalam kurun waktu 9 bulan total pengeluaran yang telah kembali,
bahkan mulai bulan ke 9 ini pihak pangkalan sudah meninkmati keuntungan.
2) Kuota 300 tabung.

Pada kuota ini biasanya pihak pangkalan mendapatkan jatah pengiriman sebanyak 75
tabung/minggu. Pihak pangkalan biasanya menyiapkan tabung sebanyak 50 tabung sebab pihak
agen sekali mengantar ke pangkalan ini sebanyak 50 tabung tiap 3 – 4 hari sekali sebanyak 50
tabung. Dengan tabung seharga Rp. 155.000,- maka total biaya yang dikeluarkan untuk membeli
tabung sebanyak Rp. 7.750.000,- di tambah biaya perizinan sekitar Rp. 250.000,- ditambah biaya
pembelian 1 unit APAR seharga Rp. 300.000,-. Total pengeluaran adalah Rp. 6.550.000.
Pangkalan ini biasanya akan menjual gas lpg 3 kg seharga Rp. .500,-/tabung - Rp.
18.000,-/tabung. Sehingga selisih harga beli dari agen dan jual ke konsumen sebesar Rp.
2.650,-/tabung - Rp. 4.150,-/tabung, pendapatan perbulan yang didapat adalah Rp. 2.650,- x 300
= Rp. 795.000,-. Sehingga dalam kurun waktu 9 bulan total pengeluaran yang telah kembali,
bahkan mulai bulan ke 9 ini pihak pangkalan sudah meninkmati keuntungan

3) Kuota 1250 tabung.

Pada kuota ini biasanya pihak pangkalan mendapatkan jatah pengiriman sebanyak 50
tabung/hari. Pihak pangkalan biasanya menyiapkan tabung sebanyak 60 tabung sebab pihak agen
sekali mengantar ke pangkalan ini sebanyak 50 tabung tiap hari. Dengan tabung seharga Rp.
155.000,- maka total biaya yang dikeluarkan untuk membeli tabung sebanyak Rp. 10.150.000,-
di tambah biaya perizinan sekitar Rp. 250.000,- ditambah biaya pembelian 1 unit APAR seharga
Rp. 300.000,-. Total pengeluaran adalah Rp. 7.550.000. Pangkalan ini biasanya akan menjual gas
lpg 3 kg seharga Rp. 15.000,-/tabung - Rp. 16.000,-/tabung. Sehingga selisih harga beli dari agen
dan jual ke konsumen sebesar Rp. 1.150,-/tabung - Rp. 2.150,-/tabung, pendapatan minimal
perbulan yang didapat adalah Rp. 1.150,- x 1.250 = Rp. 1.437.500,-. Sehingga dalam kurun
waktu 6 bulan total pengeluaran yang telah kembali, bahkan mulai bulan ke 7 ini pihak
pangkalan sudah meninkmati keuntungan

4) Kuota 3.750 tabung.

Pada kuota ini biasanya pihak pangkalan mendapatkan jatah pengiriman sebanyak 150
tabung/minggu. Pihak pangkalan biasanya menyiapkan tabung sebanyak 175 tabung sebab pihak
agen sekali mengantar ke pangkalan ini sebanyak 150 tabung tiap hari. Dengan tabung seharga
Rp. 155.000,- maka total biaya yang dikeluarkan untuk membeli tabung sebanyak Rp.
23.250.000,- di tambah biaya perizinan sekitar Rp. 250.000,- ditambah biaya pembelian 1 unit
APAR seharga Rp. 300.000,-. Total pengeluaran adalah Rp. 21.550.000. Pangkalan ini biasanya
akan menjual gas lpg 3 kg seharga Rp. 15.000,-/tabung - Rp. 16.000,-/tabung. Sehingga selisih
harga beli dari agen dan jual ke konsumen sebesar Rp. 1.150,-/tabung - Rp. 2.150,-/tabung,
pendapatan minimal perbulan yang didapat adalah Rp. 1.150,- x 3.750 = Rp. 4.312.500,-.
Sehingga dalam kurun waktu 5 bulan total pengeluaran yang telah kembali, bahkan mulai bulan
ke 6 ini pihak pangkalan sudah meninkmati keuntungan

b. Pengampas

Pengampas ini biasanya dapat menyalurkan gas lpg 3 kg ini sebanyak 20 – 30 tabung per hari
ke konsumen rumah tangga atau ke warung. Pengampas ini biasanya menyiapkan tabung
sebanyak 20 tabung. Sehingga mereka harus membeli tabung dengan total harga Rp. 155.000,- x
tabung = 3.1200.000,-.Mereka membeli dari agen atau pangkalan seharga Rp. 20.000,-/tabung –
Rp. 20.000,-/tabung, jika mereka menjual ke warung atau konsumen sekitar Rp. 22.500,-tabung
– Rp. 22.500,-/tabung maka selisih harga beli dengan harga jual sebesar Rp. .2500,-/tabung, jika
dipotong ongkos angkut sebesar Rp. 1.000,-/tabung maka pendapatan yang diterima berkisar Rp.
2500,-/hari – Rp. 30.000,-/hari. Sehingga dalam kurun waktu 12 – 20 bulan total pengeluaran
baru kembali.

c. Warung

Warung ini biasanya mendapatkan kiriman gas lpg 3 kg sebanyak 5 tabung per hari baik dari
pangkalan maupun dari pengampas. Biasanya warung akan menyiapkan tabung sebanyak 5
tabung seharga Rp. 775.000. pihak warung biasanya akan mengambil keuntungan berkisar Rp.
5000,00,-/tabung sehingga sehari mereka mendapat keuntungan kotor dari penjualan ini sebesar
Rp. 25000,- jika sebulan mereka mendapatkan kiriman sebanyak 4 kali maka perbulan mereka
mendapat pendapatan kotor Rp. 100.000,-. Sehingga pada bulan ke 6 baru mereka dapat
mengembalikan pengeluaran untuk membeli tabung.

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa pada berbagai tingkatan distribusi usaha gas lpg 3 kg
ini dapat memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan. Sehingga cukup menjanjikan untuk
di kembangkan menjadi usaha keci yang memasyarakat. Tetapi ada dampak negatif dan positif
yang diterima oleh masyarakat. Negatifnya adalah harga yang diterima oleh masyarakat relatif
tinggi karena panjangnya saluran distribusi tetapi masyarakat akan relitif lebih mudah
mendapatkan gas lpg 3 kg sebab distribusinya hingga ke masyarakat yang jauh baik dari agen
maupun pangkalan.

Perkiraan modal awal menjadi agen/penyalur gas LPG 3 kg

Pengeluaran dana awal

No Pengeluaran Nominal
1. Biaya perijinan beserta 50 tabung gas LPG 120,000,000,00
2. tambahan 250 tabung 38,750,000,00
3. Sewa tempat 2,500,000
4. Spanduk 400,000
5. Alat kantor 500,000
6 Sewa transportasi/mobil 2,000,000
TOTAL 163,6500,000,00
Keterangan

Modal awal menjadi agen/penyalur gas LPG: Rp 163,750,000,00 ( seratus enam puluh tiga juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

Kalkulasi pemasukan agen gas LPG 3 Kg

N0 Pemasukan dari usaha gas LPG


1. Satu hari 30,000
2. Satu bulan 900,000
3. Satu tahun 10.800,000,00
Total perputaran keuntungan pertahun 11,730,000,00
Keterangan

Total keuntungan persatu tahun sebesar :10,800,000,00 (sepuluh juta delapan ratus ribu
rupiah)

Hitungan real/persentase antara BUMDes mitra bersama dengan pihak desa tanjungsari
beserta pajak usaha agen gas LPG 3Kg
No Pembagian hasil % Nominal
1. Modal/kas 49,7% 5,363,000,00
2. Desa tanjungsari 20% 2,150,000,00
3. BUMDes mitra bersama 30% 3,250,000,00
4. pajak 0,3% 37,000,00
Total 100% 10,800,000,00
Keterangan

Pemabgian hasil bisa berubah-ubah sesuai pembagian, ketika usaha naik atau turun dalam
laporan keuangan.

Pengeluaran tiap bulan

No Jenis pengeluaran Nominal


1 Gaji kariawan diambil dari persentase, dan potongan 2000,000,00
keuntungan per tabung gas LPG
2 Perawatan kantor diambil dari potongan penjualan 200,000,00
gas LPG
3 Rapat per tiga bulan/laporan keuangan, diambil dari 100,000,00
potongan penjualan gas LPG
4 Service kendaraan diambil dari potongan penjualan 300,000,00
gas LPG
Jumlah 2,600,000,00
Keterangan

Potongan penjualan gas LPG adalah, potongan hasil penjualan padahari itu.

Bila penjualan 20 tabung perhari, maka keuntungan mencapai Rp 50,000 tetapi ada potongan
Rp 20,000 untuk transportasi sebesar Rp20,000,jadi keuntungan perhari mencapai Rp 30,000
sesuai yang telah dianalisa.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Dalam menjadi agen/distribusi gas lpg 3 kg di tasikmalaya setidaknya terdapat 7 tipe saluran
distribusi dimana pada tipe ke 3 hingga tipe ke 7 melibatkan pengecer tidak resmi yaitu
pengampas dan warung sehingga harga menjadi relatif tinggi dibanding kan dengan agen. Tetapi
dengan adanya pengecer tidak resmi ini masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan gas lpg 3
kg.

b. Hasil analisa menunjukkan bahwa modal yang di butuhkan oleh BUMDes MITRA BERSA
untuk menjadi penyalur tabung gas LPG 3Kg sebesar, : Rp 163,750,000,00 ( seratus enam puluh
tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

) keuntungan yang didapat dari usaha distribusi gas lpg 3 kg ini relative baik sebab modal dapat
kembali antara 4 hingga 5 tahun tergantung dari maju mundur dan posisi dimana usaha
dijalankan dalam saluran distribusi tersebut. Kondisi ini menyebabkan usaha ini layak untuk
dijalankan.
BAB

PENUTUP

proposal ini dibuat sebagai bentuk ajuan usaha BUMDes Mitra Bersama dalam menjalankan
tugasnya sbagai badan usaha milikdesa (BUMDes). Tentunya dalam proposal ini masih banyak
kekurangan atau jauh dari kesempurnaan yang dikerjakan oleh pengelola BUMDes Mitra
bersama, dalam pengajuan usaha dan penataan managemen. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna meningkatkan kapasitas pelayanan dan pengembangan usaha sangat
kami harapkan.

Demikianlah pembuatan proposal ini dibuat agar pihak desa dapat memberikan permodalan,
untuk usaha di bidang penyaluran atau pendistribusian gas LPG 3Kg, dan kami bisa
mempergunakan sebagaimana mestinya, demi kemajuan desa tanjungsari, sekarang dan dimasa
yang akan dating.

Tanjungsari , 15 Desember 2021

mengetahui

Ketua BUMDes mitra bersama sekertaris

DENDA ARISTIAN IJAZ

menyetujui

Komisaris BUMDes mitra bersama

NURDIN

Anda mungkin juga menyukai