Anda di halaman 1dari 7

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah

PROPOSAL PELATIHAN
TATA BOGA

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan masyarakat dewasa ini menuntut setiap orang untuk
berupaya berdayaguna dalam upaya meningkatkan taraf hidupnya kearah
yang lebih baik. Baik itu melalui sektor informal maupun sektor nonformal,
sektor informal merupakan sektor perekonomian yang tidak atau sedikit
mendapatkan proteksi kebijakan ekonomi secara resmi dari pemerintah.
Sedangkan sektor formal adalah sektor usaha yang mendapatkan
perlindungan penuh dari pemerintah. Meskipun demikian, sektor informal
berkembang pesat dan semakin luas di berbagai kota di Indonesia.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2021 sejumlah 224.199 jiwa.
Kemiskinan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sarat sekali hubungannya
dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). Dibuktikan oleh
rendahnya mutu kehidupan khususnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan
meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA).
Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada
rakyat/warga dan menimbulkan, Masalah pengangguran umumnya lebih
banyak dicirikan oleh daerah perkotaan sebagai efek dari industrialisasi.
Pengangguran terjadi sebagai akibat dari tidak sempurnanya pasar tenaga
kerja, atau tidak mampunya pasar tenaga kerja dalam menyerap tenaga
kerja yang ada. Akibatnya timbul sejumlah pekerja yang tidak diberdayakan
dalam kegiatan perekonomian
Salah satu agenda prioritas yang tercantum dalam Nawa Cita
Pemerintah menujukan Indonesia yang berdaulat secara politik, serta
mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan
adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia khususnya peningkatan kualitas dan

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah


kompetensi tenaga kerja Indonesia khususnya di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan merupakan tantangan dan peluang di dalam menghadapi era
globalisasi.
Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan
di luar sistem pendidikan persekolahan yang berorientasi pada pemberian
layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang karena sesuatu hal
tidak dapat mengikuti pendidikan formal disekolah. Pelayanan yang
diberikan berlangsung seumur hidup dan dapat berupa pelatihan,
pemberdayaan masyarakat, berbagai pekerjaan sosial misalnya pengabdian
masyarakat, dan pembangunan masyarakat, pemberdayaan melalui
pelatihan. Salah satu program yang digalakkan oleh pemerintah adalah
dengan program pemberdayaan masyarakat adalah sebuah wadah yang
menampung kegiatan pelatihan untuk memberikan, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin,
sikap kerja, dan etos kerja yang pelaksanaannya lebih mengutamakan
praktik daripada teori.
Warga belajar adalah sekelompok anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal pada
jenjang pendidikan atau jenis pendidikan tertentu. Dalam proses
pemberdayaan, warga belajar terdiri dari warga belajar laki-laki dan warga
belajar perempuan. Pada pelatihan Tata Boga di Desa Jembatan Merah
Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagian besar
diikuti oleh warga belajar perempuan, oleh karena itu yang menjadi sasaran
pelatihan yaitu warga belajar perempuan.
Program pelatihan yang dilaksanakan secara bertahap mengajarkan
sejumlah materi keterampilan antara lain adalah pelatihan salah satunya
kejuruan tata boga, dan menyediakan instruktur/tutor yang memberikan
materi dan juga pelatihan. Hal lain yang membuat peserta didik mengikuti
pelatihan tata boga ini karena mereka ingin setelah mengikuti pelatihan ini
mereka dapat memiliki ketrampilan yang dapat memberikan janji dengan
membuka peluang usaha sendiri.

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka secara umum memohon untuk mengadakan Pelatihan
Tata Boga di Desa kami, yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa Jembatan
Merah

B. NAMA PELATIHAN

Pelatihan Tata Boga Desa Jembatan Merah Kecamatan Padang


Batung

C. MAKSUD DAN TUJUAN PELATIHAN

Adapun maksud dan tujuan dari pelatihan Tata Boga ini adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan mengembangkan serta memperluas wawasan
pengetahuan dan ketrampilan dibidang Tata Boga bagi warga Desa
Jembatan Merah khususnya usia produktif
2. Menumbuhkan serta membekali diri dengan kemampuan dalam
usaha
3. Membuka Lapangan Kerja

D. MANFAAT PELATIHAN
Manfaat dari pelatihan Tata Boga ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kepercayaan diri dan bekal pengetahuan bagi peserta


dalam melakukan pelatihan sehingga mampu menyerap materi yang
diberikan oleh instruktur/tutor sehingga mampu dan memberikan
keterampilan bagi perserta
2. Mampu berwirausaha setelah mendapatkan pembekalan
keterampilan dalam pelatihan
3. Menambah wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja lokal
sehingga mengurangi pengangguran di Desa Jembatan Merah

E. TARGET OUTPUT
1. Setelah mengikuti program ini, peserta akan mampu mengetahui
fungsi bahan yang dipakai dalam pembuatan produk.

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah


2. Mempraktekan proses pembuatan semua produk yang diberikan
secara benar.
3. Mengerti cara menghitung biaya bahan, dan menentukan harga jual,
serta mengerti kemana harus menjualnya.
4. Mengerti alat-alat produksi yang baik, serta jumlah investasi yang
dibutuhkan untuk memulai suatu jenis usaha tertentu.
5. Mengerti tempat tempat usaha yang strategis dan prospek.

F. SASARAN PELATIHAN
Peserta pelatihan diperuntukkan bagi Warga Desa Jembatan Merah
(wanita/pria) dibidang kuliner (Tata Boga), berjumlah 20 peserta.

G. LOKASI PELATIHAN
Kegiatan Pelatihan Tata Boga ini bertempat di Kantor Desa Jembatan
Merah Kecamatan Padang Batung.

H. ANGGARAN DANA
Anggaran dana Pelatihan Tata Boga ini berjumlah Rp. 50.000.000 (Lima
Puluh Juta Rupiah), adapun rincian dana dapat dilihat pada lampiran.

I. PENUTUP

Dari hasil pembahasan di proposal ini dapat disimpulkan bahwa


pelatihan Tata Boga ini dari segi gagasan, dapat membantu terlatih bagi
warga Desa Jembatan Merah khususnya peserta mampu melaksanakan
kegiatan tersebut untuk masa depannya. Semua yang baru merintis usaha
pastinya tidak akan berjalan mulus sampai nanti ada tantangan dan
rintangan yang harus di hadapi. Tantangan terbesar setelah setelah
melakukan pelatihan dalam melaksanakan memulai dalam bidang usaha
makanan bisanya adalah promosi dan juga sosialisasi kepada konsumen
bahwa usaha makanan yang dijalankan patut untuk dipertahankan. Oleh
sebab itu pelatihan ini bermanfaat dari segi usaha yang akan dilakukan.
Semoga dalam pelatihan diharapkan memberikan motivasi dan membangun

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah


sikap wirausaha dan mengurangi pengangguran khususnya di Desa
Jembatan Merah.

Jembatan Merah, Januari 2023


Mengetahui ;
Kepala Desa Jembatan Merah Ketua Panitia

ABDUL WAHAB WANTI

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah


RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
PELATIHAN TATA BOGA

HARGA JUMLAH
BANYAK
URAIAN VOLUME SATUAN SATUAN ADD
NYA
(Rp) (Rp)
1 Jasa Instruktur 01 Orang 20 Kegiatan 280.000 5 Hari 1.400.000
Sewa Peralatan & 01 01 Kegiatan
2 170.000 850.000
Alat Cetak
3 Kotak Kue 01 01 Kegiatan 5.000 30.000
4 Spatula 01 01 Kegiatan 35.000 35.000
5 Gula Pasir 01 01 Kegiatan 13.000 13.000
6 Tepung 01 01 Kegiatan 22.000 22.000
7 Mentega 01 01 Kegiatan 14.000 8.000
8 Susu Kaleng 01 01 Kegiatan 25.000 20.000
9 Telur 01 01 Kegiatan 14.000 14.000
10 Susu Cair 01 01 Kegiatan 25.000 25.000
11 Pewarna 01 01 Kegiatan 6.000 36.000
12 Plastik Segi 3 01 01 Kegiatan 15.000 15.000
13 Mentega Putih 01 01 Kegiatan 10.000 10.000
14 Pasta Vanila 01 01 Kegiatan 5.000 10.000
15 Susu Bubuk 01 01 Kegiatan 5.000 5.000
16 Espe 01 01 Kegiatan 7.000 7.000
TOTAL 2.500.000
20 x Rp 2.500.000 50.000.000

Proposal Pelatihan Tata Boga, Desa Jembatan Merah

Anda mungkin juga menyukai