Dosen Pengampu :
Sandryas Alief Kurniasanti, S.ST., M.M.
Teknisi :
Christine Ylia Iswani, S.ST
Disusun oleh :
Kelompok 3
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menganalisis kelayakan aspek finansial usahatani padi sawah (Oryza sativa L.) pada
Kelompok Tani Kenongo Mukti.
2. Menganalisis kelayakan aspek non finansial usahatani padi sawah (Oryza sativa L.)
pada Kelompok Tani Kenongo Mukti berdasarkan aspek hukum,
aspek lingkungan, aspek pasar, aspek teknis serta aspek manajemen.
3. Menganalisis sensitivitas usahatani padi sawah (Oryza sativa L.) pada Kelompok Tani
Kenongo Mukti
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat bagi penulis Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengalaman dan
pengetahuan bagi penulis untuk menganalisis kasus yang terjadi secara nyata pada
masyarakat.
b. Manfaat bagi petani
1. Mampu menghitung kebutuhan input usahatani pada proses produksi padi sawah
2. Mampu mengetahui penerimaan dan keuntungan yang diperoleh dari usahatani padi
sawah.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengolahan tanah secara manual dapat diselesaikan dalam waktu 25 har tergantung
kuantitas tenaga kerja yang digunakan yaitu 1-4 orang Kuantitas tenaga kerja juga
dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga serta luas lahan.
Biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 40 000 hari Biaya total yang dikeluarkan oleh
kelompok tani Kenongo Mukti untuk pengolahan tanah secara manual sebesar Rp 6.680 000
Rincian biaya dalam sekali panen untuk pengolahan tanah manual dapat dilihat di lampiran
pada Tabel 4.6
d. Pengedaran Bibit
Pengedaran bibit merupakan tahap selanjutnya setelah pengolahan tanah secara
manual Kegiatan ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu pencabutan bibit di tempat penyemaian,
pengangkutan bibit ke lahan tanam dan pengedaran bibit pada lahan tanam. Seluruh kegiatan
dalam pengedaran bibit dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki dengan jumlah tenaga kerja 1
orang
Kegiatan pertama adalah mencabut bibit yang ada di tempat penyemaian Kegiatan ini
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bibit atau memutus akar bibit yang ada
didalam tanah. Bibit yang telah dicabut kemudian dibersihkan dari tanah atau lumpur yang
menempel pada akar dan dipotong bagian ujung daunnya (untuk bibit umur 25-30). Setelah
bibit dibersihkan, tahap kedua adalah memasukkan bibit ke dalam alat angkut, kemudian
dibawa ke lahan tanam. Tahap selanjutnya adalah mengedarkan bibit pada pinggiran-
pinggiran lahan tanam Biaya yang dikeluarkan petani untuk pengedaran bibit sebesar Rp
40.000 hari. Biaya total yang dikeluarkan kelompok tani Kenongo Mukti untuk pengedaran
bibit sebesar Rp 1.000 000. Rincian biaya dalam sekali panen untuk pengedaran bibit dapat
dilihhat di lampiran pada Tabel 4.7. e. Penanaman
Penanaman dilakukan oleh para petani saat bibit sudah siap dicabut atau bibit yang
sudah menghasilkan 2 helai daun. Tenaga kerja yang digunakan untuk penanaman dilakukan
oleh perempuan Lama waktu penanaman antara 1-2 hari Sistem upah yang diterapkan untuk
penanaman adalah sistem harian, sehingga upah dihitung per hari Upah tenaga kerja untuk
penanaman adalah sebesar Rp 40.000 Total biaya untuk tenaga kerja kelompok tani Kenongo
Mukti adalah sebesar Rp 8.200.000 Rincian biaya untuk kegiatan penanaman bibit padi dapat
dilihat di lampiran pada Tabel 4.8
f. Penyiangan
Penyiangan dilakukan bertujuan untuk menghilangkan gulma atau tanaman
pengganggu lain yang tumbuh disekitar tanaman padi. Waktu penyiangan dalam usahatani
padi cukup bervariasi antara 3-6 kali dalam satu kali panen Tergantung dari kondisi lahan
apakah lahan cepat ditumbuhi gulma atau tidak upah untuk penyiangan menggunakan sistem
harian Upah dalam sehari untuk melakukan penyiangan adalah sebesar Rp 40.000. Tenaga
kerja yang melakukan penyiangan adalah laki-laki dan perempuan. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk penyiangan dalam sekali panen adalah 1-12 orang. Total biaya yang
dikeluarkan untuk penyiangan adalah sejumlah Rp 20.880.000, Rincian biaya dalam sekali
panen untuk kegiatan penyiangan dapat dilihat di lampiran pada Tabel 4.9.
g. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan dengan memberikan pupuk organik dan pupuk anorganik
Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang sedangkan pupuk anorganik adalah
pupuk Urea, TSP, KCI, Phonska, dan NPK. Pelaksanaan pemupukan dilakukan 2 kali dalam
satu musim tanam. Pemupukan ini bertujuan membenkan nutrisi kepada tanaman agar
pertumbuhan padi menjadi baik. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pemupukan
adalah 1-5 orang. Upah lanjutan
pemupukan untuk per orang sebesar Rp 40.000 orang Total biaya pemupsikan
asahatani padi sawah adalah sebesar Rp 2.880.000 Rincian biaya untuk pemupukan dapat
dilihat pada lampiran pada Tabel 4 10 h. Penyemprotan
Penyemprotan berfungsi untuk melakukan pencegahan dari HPT (Hama Penganggu
Tanaman) yang menyerang tanaman padi Pestisida yang digunakan terdiri dari herbisida,
insektisida, dan fungsida Penyemprotan umumnya dilakukan 12 kali dalam satu musim tanam
Penyemprotan menggunakan alar Power sprayer manual dan mesin Upah tenaga kerja
penyemprotan menggunakan sistem harian Upah penyemprotan I hari sebesar Rp
40.000/orangnya. Total haya untuk penyemprotan dalam usahatani padi sawah adalah sebesar
Rp 5.520.000 Rincian biaya untuk penyemprotan padi dapat dilihat di lampiran pada Tabel
4.11
Pemanenan Pemanenan dilakukan pada tanaman padi yang berumur 110 hari.
Pemanenan dilakukan pada tanaman yang secara fisiologis telah berwarna kuning namun
malai masih segar Pemanenan dilakukan dengan memotong tanaman padi pada 30-40 cm di
atas permukaan tanah dengan menggunakan sabit. Selanjutnya padi hasil panen dikumpulkan
di lahan yang beralaskan terpal agar gabah tidak tercocer Pemanean diselesaikan dalam
waktu 1 hari tergantung pada luasan lahan dan ketersediaan tenaga kerja
Pemanean dapat dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki yang keseluruhan adalah tenaga
kerja luar keluarga. Tenaga kerja dalam pemanenan berjumlah 4-20 orang Biaya yang
dikeluarkan petani untuk pemanenan sebesar Rp 40.000 orang Biaya yang dikeluarkan
kelompok tani Kenongo Mukti untuk pemanenan sebesar Rp 11 040 000 Rincian biaya untuk
pemaneman padi dapat dilihat di lampiran pada Tabel 4.12 J. Perontokan
Pekan merupakan tahap yang dilakukan setelah kegiatan pas Kegiatan panen
dilakukan sesegera mungkin setelah kegiatan panen selesa Kegiatan peronokan dilakukan
oleh 2-1 orang tenaga kerja dan 1 mesin perontok padi Perontokan dilakukan untuk
melepaskan merontokkan buli pah dari malai.Kedua tenaga kerja tersebut bertugas
mengoperasikan mesin dan memasukkan padi hasil panen ke mesin perontok padi, setelah itu
tenaga kerja pengangkutan hal yang memasukkan gabah hasil perontokan ke dalam karung
untuk diangkut
Biaya yang dikeluarkan petani untuk perontokan dibagi menjadi dua yaitu biaya
pengangkutan mesin perontok padi sebesar Rp 40.000 orang dan biaya perontokan sebesar
Rp 40.000 orang Biaya yang dikeluarkan kelompok tani Kenongo Mukti untuk pengangkutan
mesin sebesar Rp 1.040.000 dan biaya yang dikeluarkan kelompok tani Kenongo Mukti
untuk perontokan sebesar Rp 3.320.000 Rincian biaya untuk pengangkutan mesin perontok
dan perontokan padi dapat dilihat di lampiran pada Tabel 4:13 dan Tabel 4.14. L.
Pengangkutan Hasil
Pengangkutan hasil panen dilakukan pada hari yang sama saat kegiatan perontokan
dilakukan Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam pengangkutan hal panen berbeda-beda
sesuai dengan jumlah hasil panen dan ketersediaan naga kerja Jumlah tenaga kerja yang
digunakan sebanyak 3-10 orang Biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan hasil panen
sebesar Rp 40.000 orang Biaya yang dikeluarkan kelompok tani Kenongo Mukti untuk
pengangkutan hasil panen sebesar Rp 4.400.000 Rincian biaya untuk pengangkutan hasil
dapat dilihat dlamperan pada Tabel 415
433 Biaya Irigasi
Ingas merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh petani padi sawah untuk
memenuhi produksi padi Petani di kelompok tans Kenongo Mukti semua menggunakan jenis
pengairan irigasi sungai Harga yang dikeluarkan oleh petani mak membayar ingasi sungai
ditentukan oleh luan lahan yang dimiliki. Haya nga yang digunakan dalam usahatani padi
adalah baya irigasi yang dikeluarkan satu kali musim tanam.
Lanjutan tabel
menunjukkan bahwa biaya irigasi ditentukan berdasarkan Tuasan lahan yang dimiliki,
yaitu 20 000 m², 10 000 m², 7.500 m², 5.000 m² dan 2.500 m Biaya irigasi yang dikeluarkan
dengan luasan 20.000 m³ Rp 400.000 Biaya irigasi dengan luasan 10.000 m² sebesar Rp
200.000. Total biaya irigasi yang dikeluarkan untuk usahatani padi sawah kelompok tani
Kenongo Mukti dalam sekali panen adalah sebesar Rp.3 200,000.
Rasio usahatani padi sawah kelompok tani Kenongo Mukti dapat dilihat pada Tabel
3.3.1
Tabel 3.3.1 Analisis B/C Ratio usahatani padi sawah kelompok tani Kenongo tabel
Tabel 3.3.1 menunjukkan bahwa analisis B/C Ratio usahatani padi sawah kelompok
tani Kenongo Mukti diperoleh dari perbandingan keuntungan usahatani sebesar Rp 373
692.000 dengan total biaya usahatani sebesar Rp 151 188.000 Perhitungan B/C Ratio dapat
dihitung menggunakan rumus.
BC Rasio-
Rp 373.692.000
Rp 151.188.000
2,48
Rincian perhitungan B/C Ratio dapat dilihat pada Lampiran 18. Masing- masing
petani memiliki tingkat kelayakan yang berbeda-beda (Lampiran 18). Perbedaan tingkat
kelayakan ini dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang diperoleh petani dan kecilnya
biaya produksi yang dikeluarkan Berdasarkan perhitungan B/C Ratio diperoleh nilai B/C
sebesar 2,48 Usahatani padi sawah dapat dikatakan layak karena nilai B/C Ratio> 1 yaitu
2,48. Nilai B/C Ratio usahatani padi sawah kelompok tani Kenongo Mukti sebesar 2,48
artinya setiap Rp 1,00 total biaya yang dikeluarkan mampu memberikan keuntungan
usahatani sebesar Rp 2,48,sehingga usahatani padi sawah layak untuk dilanjutkan. Menurut
Shinta (2011) menyatakan bahwa, pendapatan usahatani dipengaruhi oleh faktor luas lahan
dan tingkat produksi.
3.3.2 Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) adalah suatu hasil nilai penjualan produksi pada periode
tertentu yang besarnya sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga petani tidak
mengalami kerugian maupun keuntungan (impas). Analisis BEP digunakan untuk mengetahui
titik impas suatu usahatani yaitu keadaan dimana usahatani tidak memperoleh keuntungan
namun juga tidak mengalami kerugian. Analisis BEP yang digunakan untuk usahatani padi
sawah adalah BEP unit dan BEP harga
a. BEP Unit
Perhitungan BEP unit dilakukan dengan cara membagi total biaya tetap (FC) dengan
hasil pengurangan antara harga jual per unit (P) dengan biaya variabel per unit (VC). Analisis
BEP unit usahatani padi sawah dapat dilihat pada.
Tabel 4,22
Tabel 4.22 Analisis BEP unit usahatani padi sawah kelompok tani Kenongo Mukti
lanjutan tabel
menunjukkan bahwa untuk menentukan BEP unit perlu diketahui yaitu biaya tetap
(TFC), biaya variabel per unit (VC), dan harga jual per unit (P) BEP unit diperoleh dengan
mengetahui jumlah biaya tetap (TFC) sebesar Rp 7.384.000, biaya variabel per unit (VC)
sebesar Rp 1.327 dan harga jual per simit (P) sebesar Rp 4.580.
Perhitungan BEP Unit menunjukkan bahwa nilai BEP unit usahatani padi sawah
sebanyak 2.278 kg, sedangkan jumlah produksi usahatani padi sawah kelompok tani
Kenongo Mukti sebanyak 114.600 kg Lampiran 19 menunjukkan bahwa, BEP unit masing-
masing petani lebih kecil dari total produksi yang diperoleh Jadi dapat disimpulkan bahwa
jika rata-rata produksi lebih besar dari nilai BEP unit, maka Usahatani padi sawah kelompok
tani Kenongo Mukti di Desa Kajarharjo dapat dikatakan layak diusahakan dan
menguntungkan
b. BEP Harga
Perhitungan BEP harga dapat dilakukan dengan cara membagi Biaya total (TC)
dengan Total Produksi (Y) Analisis BEP Harga dapat dilihat pada Tabel
menunjukkan bahwa untuk menentukan BEP harga perlu diketahui yaitu total biaya
(TC) dan total produksi (Y). BEP harga diperoleh dengan mengetahui jumlah total biaya (TC)
sebesar Rp 151.188.000 dan total produksi (Y) sebesar 114.600 kg.
Perhitungan BEP harga menunjukkan bahwa nilai BEP harga usahatani padi sawah
sebesar Rp 1.400 per kg, sedangkan rata-rata harga jual padi sawah kelompok tani Kenongo
Mukti sebesar Rp 4.580 per kg Lampiran 19 menunjukkan bahwa, BEP harga masing-masing
petani lebih kecil dari total harga yang diperoleh. Jadi dapat disimpulkan bahwa, jika total
harga padi sawah lebih besar dari BEP harga, maka usahatani padi sawah kelompok tani
Kenongo Mukti di Desa Kajarharjo dapat dikatakan layak diusahakan dan menguntungkan
berdasarkna analisis BEP harga.