Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN OBSERVASI

TEKNIK BUDIDAYA NANAS (Ananas comosus L.) SIMADU


VARIETAS Smooth Cayene

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Dasar-Dasar Agronomi dengan
dosen pengampu : Dr. H. Cecep Hidayat, Ir, MP.

Oleh Kelompok 1

Depi Ipadoh 1157060015


Dewi Winianingsih 1157060016
Fedora Gusti D 1157060023
Fhandan Bhagaskara 1157060025
Hana Fitriani 1157060032

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan salah satu tanaman
paling popular di dunia. Nanas juga menjadi salah satu tanaman buah yang
banyak dibudidayakan di daerah tropis maupun subtropis. Volume ekspor nanas
begitu besar sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor nanas terbesar di
dunia hingga awal tahun 2012. Berdasarkan data Indonesian Trade Promotion
Center, nilai ekspor tersebut mencapai 139 juta US dollar.
Bagi masyarakat Indonesia, nanas merupakan bagian dari kehidupannya,
karena semua bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi. Disamping itu, sisi penting lainnya adalah luas areal
perkebunan rakyat tanaman nanas yang mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan
melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan nanas juga
membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan
dan hasil samping yang sangat beragam jenisnya (Tarmansyah, 2007).
Tanaman nanas simadu merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat
sebagai bahan makanan dan minuman. Oleh sebab itu kami memilih dan
melakukan observasi tersebut. Selain itu, karena buah nanas simadu merupakan
buah yang jarang ditemukan dan nanas jenis ini terkenal karena berair banyak dan
mempunyai rasa manis tanpa rasa getir dan tidak menyebabkan gatal di
kerongkongan. Buah yang memiliki berat antara 3-3,5 kilogram ini menjadi
istimewa karena tidak mudah ditemukan. Sama seperti satu atau dua kelapa muda
kopyor yang ditemukan dalam rimbunan buah kelapa, sebutir atau dua butir nanas
madu mungkin bisa ditemukan dalam satu kuintal nanas.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan mengenai budidaya tanaman
nanas simadu yang diperoleh dari salah satu situs internet, ditemukan kelompok
tani yang membudidayakan nanas simadu yang telah memiliki pengalaman lebih
luas dan telah berdiri sejak lama yaitu bernama Kelompok Tani Dewi Pohaci.
Kelompok Tani tersebut merupakan kelompok tani yang cukup terkenal karena
budidaya tanaman nanasnya telah berhasil di ekspor ke negara lain selain itu tanah
di Kecamatan Jalancagak merupakan tanah yang cocok untuk pembudidayaan
nanas simadu sehingga menjadikan tempat tersebut sentral nanas terbesar di
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan umum dan sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci ?


2. Bagaimana teknik budidaya tanaman nanas simadu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui keadaan umum dan sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik budidaya tanaman nanas simadu.
BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu


Observasi ini dilaksanakan Sekretariat Kelompok Tani Dewi Pohaci, Kampung
Rancabogo RT. 02/01, Desa Tambak Mekar Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten
Subang dengan luas 20,5 Ha pada ketinggian tempat ± 700 mdpl. Observasi ini
dilakukan pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 11.00 s.d 17.25 WIB.

2.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam observasi ini adalah daftar pertanyaan,
sertifikat, dan tanaman nanas. sedangkan alat yang digunakan adalah alat tulis,
camera, dan recorder.

2.3 Metode
Metode yang digunakan dalam observasi ini yaitu :
• Wawancara langsung dengan bapak Ismail selaku Ketua Kelompok Tani
Dewi Pohaci sebagai narasumber dengan mempersiapkan pertanyaan
terlebih dahulu mengenai teknik budidaya tanaman nanas siamdu.
• Observasi yaitu melakukan kunjungan ke Kelompok Tani Dewi Pohaci
dengan mengunjungi beberapa area kebun yang terdekat di kawasan
Kelompok Tani Dewi Pohaci.
• Studi Pustaka yaitu melakukan penelusuran pustaka yang berkaitan dengan
budidaya tanaman nanas berupa jurnal, buku maupun laporan.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keadaan Umum dan Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci


3.1.1 Keadaan Umum
Jalancagak adalah wilayah yang bisa dikatakan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Subang bagian selatan, yang merupakan salah satu wilayah
penghasil nanas dan juga menjadi tempat penjualan nanas. Kecamatan Jalancagak
merupakan kecamatan yang memproduksi buah nanas terbanyak karena terhampar
luas perkebunan milik warga di kecamatan tersebut. Pusat pembudidayaan nanas
terbesar berada di Kecamatan Jalancagak, seluas 2.592 hektar. Luas wilayah
secara keseluruhan adalah 3.844.364 m2 hak milik, dan 312.877 m2 hak guna
bangunan dengan 110.555 orang yang diantaranya 55.806 laki-laki dan 54.749
perempuan, dengan kepadatan rata-rata sebesar 2.047,31 Km2.
Jumlah penduduk yang besar tersebut merupakan sebagian besar
(mayoritas) penduduknya dalam memenuhi kesejahteraan hidup diri sendiri dan
keluarganya bersumber pada sektor usaha pertanian. Subang sudah sejak lama
dikenal sebagai salah satu daerah penghasil nanas paling besar di Jawa Barat
karena memiliki areal komoditas nanas yang cukup luas. Tiga tahun lalu, luas
panen komoditas nanas tercatat mencapai 48.629.278 tanaman dengan produksi
sekitar 689.151 kuintal. Nanas yang merupakan tanaman asal Amerika dan masuk
ke Indonesia awalnya dikenal sebagai tanaman pekarangan, ternyata cukup luas
pengaruhnya di masyarakat Subang.
Keadaan iklim daerah Jalancagak adalah di klasifikasikan sebagai tropis.
Daerah ini adalah kota dengan curah hujan yang signifikan bahkan di bulan
terkering terdapat banyak hujan. Menurut Koppen dan Geiger, iklim ini di
klasifikasikan sebagai Af. Dimana suhu rata-rata tahunan adalah 24,2oC dengan
curah hujan tahunan rata-rata adalah 3024 mm. Kemudian jarak ke ibu kota
kabupaten sekitar 18 km dengan waktu tempuh 20 menit. Topologi Jalancagak
adalah pegunungan dengan ketinggian 700 mdpl.
3.1.2 Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci
Sejarah berdirinya Kelompok Tani Dewi Pohaci dipelopori pertama kali
oleh Bapak Suryanto Irianto. Kata “Dewi Pohaci” diambil dari adat istiadat
budaya sunda. “Pohaci” berarti nama lain dari dewa (mitologi Hindu) yang
merupakan proyeksi dari dewa pelindung dalam kehidupan masyarakat suku
sunda zaman dahulu. Dalam kehidupan masyarakat sunda zaman dahulu, sangat
kental dan sangat dekat dengan nama Pohaci.
Dewi Pohaci merupakan kelompok tani di Desa Tambakmekar Kecamatan
Jalancagak Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pada tahun 2005 Kelompok Tani
Dewi Pohaci di bentuk oleh bapak Suryanto Irianto yang sekaligus sebagai ketua
hingga 2015 namun pada tahun selanjutnya beliau sudah tidak aktif lagi dalam
kelompok tani tersebut. Pada awal mula di bentuk, warga yang merupakan petani
nanas dengan masing-masing lahannya bergerak sendiri dan mengurus lahan
pertaniannya dengan cara pribadi. Pak Irianto pada saat itu memiliki inisiatif
tersendiri untuk membentuk Kelompok Tani karena melihat warga atau petani
yang bekerja dan mengurusi lahannya masing-masing, beliau menerapkan sebuah
sistem dengan membentuk struktur organisasi. Selain itu beliau memberi
penyuluhan kepada warga desa tersebut agar hasil nanas yang mereka tanam dapat
lebih menguntungkan dan juga dapat mencirikan desanya agar lebih di perhatikan.
Bermodalkan pelatihan budidaya serta peningkatan manfaat usaha pertanian dan
perkebunan kini Kelompok Tani Dewi Pohaci dapat mengekspor hasil
produksinya sampai ke luar negeri
Hingga saat ini Kelompok Tani Dewi Pohaci sudah memiliki 3 cabang
yakni Dewi Pohaci 1,2, dan 3. Tempat yang kami kunjungi adalah Dewi Pohaci 1
yang di ketuai oleh Bapak Ismail sekaligus ketua RW. Beliau menjadi ketua
karena profesi sebagai petani nanas dan mampu mengetahui keadaan warganya.
Hingga saat ini, anggota Kelompok Tani Dewi Pohaci merupakan sebagain
warganya berprofesi sebagai petani nanas. Kelompok Tani Dewi Pohaci sering
mendapat bantuan subsidi berupa pupuk dan mendapat penyuluhan langsung dari
pemerintah, tetapi pada awal mula pembentukan Kelompok Tani Dewi Pohaci
mengerahkan segala kemampuan berupa materi dengan hasil pengumpulan
anggotanya.
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI
DEWI POHACI
Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang

KETUA
ISMAIL

MUSYAWARAH ANGGOTA

SEKRETARIS BENDAHARA
MAMAT CARDA

Seksi Saprodi Seksi Pengairan Seksi RPH Seksi Pemasaran


Samad Darmin Masna Mahpud

3.2 Teknik Budidaya Tanaman Nanas Simadu


3.2.1 Pembibitan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok tani nanas simadu
dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif, yakni menggunakan tunas akar,
tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang, dan cara generatif,
dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, akan tetapi ini jarang
digunakan bahkan tidak pernah di lakukan pada budidaya yang kami kunjungi.
Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal
sehat serta bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Penyiapan benih (bibit) tanaman nanas simadu menggunakan daun
mahkota dengan memilih buah nanas segar dan memiliki ciri buah yang keras,
dengan daun berwarna hijau yang belum berubah warna menjadi kuning atau
coklat, daun mahkota yang melekat pada buah nanas dilepas untuk kemudian
disimpan dan diletakan pada posisi terbalik. Tujuannya menurut Bapak Ismail
yaitu agar bibit tersebut kering dan tidak mengalami pertumbuhan akar sebelum
pindah tanam.
3.2.2 Penyiapan Lahan
Berdasarkan penuturan Bapak Ismail selaku ketua Kelompok Tani dewi
Pohaci, penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu
persiapan lahan yang paling baik adalah waktu musim kemarau, dengan
membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pada masa awal tanam
pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem
petakan yaitu dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekelilingnya dibuat
saluran pemasukan dan pembuangan air. Pembuatan bedengan dilakukan dengan
cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-
150 cm atau variasi lain sesuai dengan teknik budidaya yang digunakan. Tinggi
petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.
3.2.3 Penanaman dan Sistem Tanam
Budidaya nanas simadu di daerah Jalancagak ini sebagian menggunakan
sistem monokultur dengan jarak yang telah ditetapkan. Salah satunya kelompok
tani yang dibina oleh Bapak Ismail selaku ketua, dalam teknik penanaman nanas
pertama kali menggunakan jarak tanam yang digunakan yaitu 50 x 50 cm dengan
ukuran lubang tanam kurang lebih 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam
digunakan cangkul, tugal atau alat lain.
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang
dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak yang ditentukan; (2)
mengambil bibit nanas yang sehat dan baik kemudian ditanami pada masing-
masing lubang, satu bibit per lubang tanam; (3) bibit yang telah ditanam
kemudian ditimbun dengan cara ditekan pada sekita pangkal batang bibit nanas
agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air
tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman
bibit nanas jangan terlalu dalam, sekitar 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun
tanah agar bibit tidak mudah busuk.
3.2.4 Pengairan dan Penyiangan
Karena tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, sehingga tidak
diperlukan pengairan atau penyiraman. Selain itu juga lokasi budidaya yang
terletak pada dataran tinggi di daerah Subang tepatnya di Kecamatan Jalancagak.
Penyiangan dilakukan pada budidya tanaman nanas yaitu dua kali dalam tujuh
bulan.
3.2.5 Pemupukan
Dalam penanaman nanas menurut Bapak Isamail dilakukan pemberian
pupuk kandang dengan dosis 20 ton per hektar. Cara pemberian dicampurkan
merata dengan lapisan tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga
digunakan pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal
pertumbuhan sedangkan kalium diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya
nanas. Pupuk urea penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang
pembungaan.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk
organik. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai
tanaman berbunga dan berbuah. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang
sebanyak 5 ton/ ha, pupuk NPK dan urea 62,5 kg. Dilakukan pula pengaplikasian
ZPT (zat perangsang tumbuh) dengan cara disiramkan pada tanaman tersebut.
Berdasarkan penuturan narasumber bahwa ZPT yang digunakan yaitu bermerk
dagang Cepha dengan dosis 2 tutup botol yang dilarutkan pada satu ember besar.
Cara pemberian pupuk adalah dengan dibenamkan/dimasukkan ke dalam
parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan
tanah. Cara lain dengan disemprotkan pada daun terutama pupuk nitrogen dengan
dosis 40 gram urea per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.
3.2.6 Teknik Pemangkasan
Penjarangan atau pemangkasan pada tanaman nanas tidak dilakukan
karena tanaman nanas simadu tidak berbentuk pohon.
3.2.7 Pengendalian OPT
Berdasarkan wawancara tidak ada pengendalian hama maupun penyakit
karena nanas simadu subang resisten terhadap hama dan penyakit, hanya terhadap
tupai dan itupun tidak begitu berpengaruh.
3.2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen
1. Waktu dan Kriteria Panen
Panen buah nanas simadu di Kelompok Tani Dewi Pohaci dilakukan
setelah nanas simadu berumur 24 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:
a) Mahkota buah terbuka.
b) Tangkai buah mengkerut.
c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
d) Warna bagian dasar buah kuning.
e) Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
2. Cara Panen
Tata cara panen buah nanas simadu adalah dengan memilih buah nanas
yang menunjukkan tanda-tanda siap panen. Kemudian pangkal tangkai buah
dipotong secara mendatar/miring dengan pisau tajam. Pemanenan dilakukan
secara hati-hati agar tidak rusak dan memar.
3. Penanganan Pasca Panen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat
busuk. Oleh karena itu, setelah panen diperlukan penanganan pascapanen yang
memadai. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Ismail penanganan pasca panen
diperlukan:
a. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil
atau gudang sortasi.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar,
busuk, atau mentah, setelah itu dibagi dalam tiga kelas.
• Kelas I, dengan kriteria memiliki bentuk yang sempurna, ukurannya lebih
besar dan warna buahnya yang seragam. Biasanya buah yang berkualitas
tinggi hanya dijual pada pedagang-pedagang yang berada dipinggir jalan
(gantungan).
• Kelas II, dengan kriteria ukuran sedang serta warnannya tidak seragam
yang kemudaian nantinya akan di distribusikan ke pasar-pasar.
• Kelas III, dengan kriteria memiliki ukuran buah lebih kecil. Biasanya
hanya digunakan untuk produk olahan seperti sirup, selai, koktail, keripik,
dodol dan masih banyak lainnya.
c. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, untuk menunggu harga naik
kembali. Buah nanas di kelompok tani ini biasanya disimpan dalam peti kemas
bersuhu dingin sekitar 5oC.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari
lemari pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat kerusakannya
untuk menjadi seragam. Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas
pembungkus lalu dikemas dalam keranjang bambu atau perti kayu atau dus
karton bergelombang. Ukuran wadah pengemasan adalah 60 x 30 x 30 cm yang
diberi lubang ventilasi. Proses pengangkutan dimulai dengan memasukkan peti
kemas secara teratur pada alat pengangkutan, lalu buah nanas diangkut dan
akhirnya dipasarkan di tempat pemasaran.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dari hasil laporan observasi dapat disimpulkan
bahwa Menurut Bapak Ismail tanaman nanas simadu sangat cocok di budidayakan
di Daerah Jalan Cagak Subang karena sesuai dengan syarat tumbuh nanas simadu
itu sendiri. Iklim dan tanah mengambil peran penting terhadap pertumbuhan
tanaman nanas simadu karena dapat mempengaruhi hasil produksi. Pembudidaya
dilakukan dengan menggunakan bibit yang berasal dari daun mahkota sedangkan
dalam pengaplikasian pupuk menggunakan NPK, urea, dan pupuk kandang, serata
ZPT. Panen tanaman nanas simadu dilakukan tujuh bulan setelah tanam.

4.2 Saran
Dengan banyaknya pembudidayaan nanas di Indonesia otomatis produksi
yang dihasilkan banyak juga khususnya daerah Subang. Untuk itu sebaiknya
pemerintah berpartisipasi dalam pemasaran nanas agar sesuai dengan harga yang
cocok supaya para petani tidak rugi.
DAFTAR PUSTAKA

Chasanah, N. 2006. Studi Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Nanas (Ananas


comosus L. Merr) CV. Queen Hasil Perbanyakan In Vitro
Subkultur III Di Lapang. Fakultas Pertanian IPB: Bogor

Gunawan. 2007. Pengaruh Ukuran Bibit Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan


Kesiapan Induksi Nenas (Ananas Comosus L. Merr) Smooth
Cayenne Dikabupaten Subang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.

Nakasone H. Y and R. E. Paull. 1999. Pineapple: In Jeff Athernon and Alun Raes
(Eds). Tropical Fruits. CAB International Publishing: London. Vol
1: 239-269

Sunarjono, H. 1998. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya:


Jakarta.

Tarmansyah US; Puslitbang Indhan Balitbang Dephan. 2007. Pemanfaatan Serat


Rami untuk Pembuatan Selulosa. STT, 18 (2289).

Verheij E. W. dan R. E. Coronel. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara


Buah-buahan yang dapat dimakan. 68-75 hal. Gramedia: Jakarta

Wee, Y. C, and M. L. C. Thongtham. 1997. Ananas comosus L. Merr, In Verheij,


E. W. M and R. E. Coronel (Eds): 68-76. PROSEA: Sumber Daya
Nabati Asia Tenggara 2. Buah – Buahan yang Dapat Dimakan.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Lampiran

Gambar 1 Struktur Organisasi

Gambar 2 Sekretariat Kelompok Tani

Gambar 3 Bersama bapak Ismail di Kebun Nanas


Gambar 4 Pemberian Kenang-kenangan

Gambar 5 Survey ke Kebun Nanas Terdekat

Gambar 6 Kebun Nanas di Tambak Mekar


AGRONOMI dan AGRIBISNIS

A. Kompetesi Dasar
Setelah mengetahui praktek mahasiswa dapat mengetahui dan
melaksanakan:
1. Subsistem Agoinput
2. Subsistem Proses Produksi
3. Subsistem Pascapanen (Agroindustri)
4. Subsistem Pemasaran
5. Subsistem Penunjang
6. Analisis Usaha Tani

1. Subsistem Agroinput
Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan sarana Produksi (Agroinput):
• Benih (jenis dan jumlah)
• Pupuk (jenis dan jumlah)
• Pestisida (jenis dan jumlah)
• Zat Perangsang Tumbuh (ZPT)
• Alat – alat Pertanian

2. Subsistem Produksi
Mahasiswa melaksanakan:
• Persiapan persemaian
• Persiapan bahan
• Penanaman
• Penyiangan
• Pemupukan
• Pengairan
• Pengendalian Hama dan Penyakit
3. Subsistem Panen dan Pascapanen
• Waktu dan cara panen
• Pembersihan hasil
• Sortasi
• Pengolahan
• Pengemasan

4. Subsistem Pemasaran
• Sistem pemasaran
• Tata Niaga

5. Subsistem Penunjang
• Sumber Pembiayaan
• Pembinaan
• Kelembagaan (kelompok tani, koperasi)
• Insprastruktur (jalan, irigasi)

bbbbbbb

Anda mungkin juga menyukai