Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No.

2, Juli 2019:83-91
P-ISSN: 2579–8499; E-ISSN: 2579–8510
Doi: https://doi.org/10.29405/jgel.v3i2.3488
Website: http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jgel

Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Eceng Gondok Rawa Pening


Di Desa Banyubiru Kabupaten Semarang
Yoza Wahyu Ningsih*, Tomi Kurniawan, Aprilia Nur Rahmawati, Diah Ayu
Permatasari, Daud Al-Hadid Ghunarso, Rawi Akbar Pratama, Astria Mei
Sanjaya, dan Wahyu Widiyatmoko
Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa
Tengah, Indonesia

*E-mail: yozawn@gmail.com
Received: 25 02 2019 / Accepted: 11 04 2019 / Published online: 30 07 2019

ABSTRAK
Desa Banyubiru merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang. Desa ini memiliki letak yang berdekatan dengan Danau Rawa
Pening yang ditumbuhi oleh tanaman vegetasi air yaitu eceng gondok. Hal tersebut
menimbulkan dampak terhadap masyarakat yaitu berdampak positif maupun dampak
negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa
Banyubiru terhadap dampak positif dan dampak negatif tanaman eceng gondok yang
tumbuh di Rawa Pening. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh persil bangunan
permukiman di Desa Banyubiru. Sampel diambil secara acak terhadap persil bangunan
permukiman. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kepercayaan 95%, dan jumlah sampel sebanyak 288 persil bangunan. Teknik
pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner, wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Desa
Banyubiru lebih dominan menilai keberadaan tanaman eceng gondok kearah dampak
positif, karena masyarakat masih melihat tanaman eceng gondok membantu
perekonomian masyarakat khususnya membuat kerajinan tangan hasil dari tanaman
eceng gondok. Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor terhadap persepsi masyarakat
Desa Banyubiru adalah tingkat pengetahuan masyarakat, lama tinggalnya masyarakat,
jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap tingkat persepsi masyarakat.

Kata Kunci: Persepsi, Eceng Gondok, Rawa Pening

ABSTRACT
Banyubiru is one of village in Banyubiru District, Semarang Regency, and Central
Java. This village is located close to the Rawa Pening Lake where water vegetation
eceng gondok (Eichhornia crasippes) grows widely. This condition cause impact to the
villager that gives positive and negative impact. This aim of research is to know the
community perception in Banyubiru district toward the eceng gondok plants in Rawa
Pening Lake. This research is quantitative descriptive research. The population are the
settlement percil building in the Banyubiru village. The sample was chosen by simple
random sampling from settlement percil buildings. The totals of sample was determined
using Slovin formula with 95% significance and got 288 sample. The data was obtained
84 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

by using questionnaire, interview, observation, and documentation. The result show that
the community have positive perception to the eceng gondok plants. The eceng gondok
was used by the community to increase their income by selling the plants for handicraft.
Factors that affect to the community perception are knowledge level, stay periods,
occupation, and income level. Each factor gives different impact to the perception level
of the community.
Keywords: Perception, Eceng Gondok, Rawa Pening

PENDAHULUAN pertanian dan pariwisata (Sutarwi, 2008).


Desa Banyubiru merupakan salah Adanya perubahan fungsi lahan menjadi
satu Desa yang berada di Kecamatan objek pariwisata yang mampu
Banyubiru, Kabupaten Semarang, meningkatkan penghasilan perekonomian
Provinsi Jawa Tengah. Desa ini memiliki masyarakat sekitar. Objek wisata yang
letak yang berdekatan dengan Danau dikelola dengan baik akan mampu
Rawa Pening. Secara umum kualitas memberikan daya tarik lebih terhadap
beberapa bentuk perairan di Indonesia wisatawan domestik bahkan wisatawan
mengalami penurunan kualitas atau asing.
terdegradasi akibat eksplotasi yang Tanaman eceng gondok
berlebihan seperti Rawa Pening. Rawa merupakan vegetasi tanaman air yang
Pening mengalami degradasi yang cukup tergolong sebagai tanaman gulma atau
tinggi akibat dari eksploitasi dan hama pada perairan di Rawa Pening,
pemanfaatan yang berlebihan oleh tanaman eceng gondok yang menjadi
masyarakat. Eksploitasi yang terjadi pada salah satu komponen daya tarik objek
Rawa Pening tidak lepas dari kepentingan wisata di Rawa Pening tidak hanya
komersial yang berkaitan dengan nilai menghasilkan dampak positif namun juga
ekonomi sosial dan lingkungan seperti, memiliki dampak negatif. Sejak tahun
tambak perikanan, objek wisata, PLTA 1931 sudah dilakukan penanganan guna
dan lainnya (Zulfia & Aisyah, 2013). mencegah laju pertumbuhan tanaman
Eksploitasi yang berlebihan tanpa eceng gondok khususnya guna menjaga
disertai perawatan secara berkala dan ketersediaan air untuk PLTA. Pada tahun
berkelanjutan pula maka akan timbul 2007 hingga 2010 pemerintah dibantu
beberapa persoalan yaitu, pendangkalan oleh masyrakat sekitar melakukan
akibat sedimentasi di dasar rawa, pembersihan rawa dan pengangkatan
pencemaran air rawa, rusaknya tumbuhan gulma eceng gondok seluas
keanekaragaman hayati yang ada di rawa 150 Ha, kemudian pada tahun 2011
dan sekitarnya, banjir karena daya dilakukan pembersihan seluas 30 Ha
tampung yang berkurang akibat (Effendi, 2003).
pendangkalan hingga kekeringan. Pengangkatan tanaman eceng
Permasalahan yang sering terjadi di gondok dilakukan setiap tahun guna
perairan danau dan rawa berupa mengurangi populasi yang tidak
pendangkalan dan pencemaran air, seperti terkendali, namun hal itu hanya sementara
contoh Rawa Taliwang, Danau Limboto, menyelesaikan masalah peningkatan
Singkarak, Rawa Pening (Haryani, 2002). jumlah tanaman eceng gondok. Laju
Rawa Pening merupakan danau pertumbuhan tanaman eceng gondok yang
yang terbentuk secara alami dan memiliki cepat dan tidak terkendali menjadikan
fungsi yang begitu banyak, sebagai usaha permukaan Rawa Pening tertutupi oleh
perikanan air rawa, PLTA, irigasi tanaman eceng gondok yang
85 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

menyebabkan pendangkalan dan Waktu dan Lokasi Penelitian


terhambatnya aliran air serta merusak Penelitian ini dilakukan di Desa
ekosistem yang ada di Rawa Pening. Banyubiru, Kecamatan Banyubiru,
Dampak positif dari adanya tanaman Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
eceng gondok yaitu batang dari tanaman Penelitin ini melibatkan 9 Dusun yaitu
eceng gondok yang dijadikan bahan Dusun Krajan, Dusun Dangkel, Dusun
utama kerajinan anyaman, media tanam Pancaran, Dusun Tawangrejo, Dusun
jamur dan pakan hewan ternak (Guritno, Kampung Rapet, Dusun Demakan, Dusun
2003). Carbonan, Dusun Randusari dan Desa
Tanaman eceng gondok salah satu Tegalwuni (Gambar 1). Waktu penelitian
vegetasi air yang banyak berkembang di ini dilakukan selama 3 bulan dimulai dari
permukaan air danau, tanaman ini bulan Februari hingga April. Kegiatan
memiliki tingkat kehijauan yang tinggi penelitian ini meliputi tahapan persiapan,
serta dapat berkembang biak secara cepat survey lokasi penelitian, pengumpulan
melalui vegetatif. Keberadaan tanaman data, analisis data dan pembuatan peta
enceng gondok di Rawa Pening memiliki serta pembuatan laporan.
berbagai pengaruh dan dampak yang
dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Metode Pengumpulan, Pengolahan,
Banyubiru, terutama masyarakat yang dan Analisis Data
sering melakukan aktifitas di Rawa Jenis metode penelitian yang
Pening. Adanya dampak positif dan dipilih adalah deskriptif analisis, metode
dampak negatif dari adanya tanaman deskriptif analisis menurut Sugiyono
Eceng Gondok mendorong peneliti untuk (2010), adalah suatu metode yang
melakukan penelitian terkait persepsi berfungsi untuk mendeskripsikan atau
masyarakat terhadap tanaman Eceng memberi gambaran terhadap objek yang
Gondok Rawa Pening yang berdampak diteliti melalui data atau sampel yang
pada lingkungan di Desa Banyubiru. telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa melakukan analisis dan membuat
METODE PENELITIAN kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Jenis penelitian yang digunakan Jenis-jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode dalam penelitian adalah data primer dan
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif data sekunder. Data primer merupakan
kuantiatif adalah penelitian yang data yang diambil langsung pada
berlandaskan pada filsafat positivisme, sumbernya seperti pada saat observasi di
digunakan untuk meneliti pada populasi lapangan. Data sekunder merupakan data-
atau sampel tertentu, pengumpulan data data pendukung seperti buku, jurnal,
menggunakan instrumen penelitian, artikel, Citra Google Earth peta
analisis data bersifat kuantitatif atau adminitrasi Desa Banyubiru (Gambar 1)
statistik yang sederhana (Siregar, 2013). yang diperoleh dari peta RBI skala
Penelitian deskriptif kuantitatif ini 1:25.000. Teknik pengumpulan data yang
dimaksudkan untuk mendapatkan suatu digunakan penelitian ini adalah teknik
data mengenai persepsi masyarakat observasi, wawancara, dokumentasi.
erhadap tanaman eceng gondok yang Wawancara yang dilakukan dengan cara
berdampak lingkungan di Desa menggunakan instrumen yang berupa
Banyubiru. kuesioner serta menganalisis pendapat
dari subyek penelitian.
Jenis analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis data
86 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

secara deskriptif. Analisis data secara Dampak positif dari adanya keberadaan
deskriptif adalah teknik analisis yang tanaman eceng gondok yaitu sebagai
digunakan dalam menganalisis data bahan pupuk organik. Tanaman eceng
dengan cara membuat gambaran- gondok oleh masyarakat Desa Banyubiru
gambaran data yang terkumpul tanpa dimanfaatkan sebagai pupuk organik
membuat generalisasi dari hasil penelitian terutama pada bagian akarnya yang jarang
tersebut. Hasil dari data penelitian yang dimanfaatkan melainkan dibuang.
berasal dari data wawancara dan Masyarakat memanfaatkannya sebagai
kuesioner yang dilakukan pada bahan utama pembuatan pupuk organik
masyarakat Desa Banyubiru dihitung hasil yang sudah diproduksi secara masal, guna
data tersebut dengan koding Microsoft mencukupi kebutuhan pupuk organik di
Excel kemudian diuraikan dalam bentuk Desa Banyubiru. Meskipun belum sampai
tabel, grafik, sehingga diperoleh melakukan ekspor ke berbagai kota
kesimpulan dari data tersebut. Analisis dengan tersedianya pupuk organik
data tersebut dapat digunakan untuk tersebut, diharapkan dapat membantu
mendekripsikan persepsi masyarakat Desa upaya pemulihan kualitas air danau dan
Banyubiru terhadap tanaman eceng mempercepat upaya pemulihan lahan
gondok. kritis di daerah tangkapan air danau.
Sebagai pakan ternak, tanaman
eceng gondok dimanfaat kan sebagai
pakan ternak oleh masyarakat di Desa
Banyubiru. Tanaman eceng gondok yang
dapat dijadikan bahan pakan ternak
merupakan bagian daunnya, merupakan
bagian dari tanaman eceng gondok yang
mudah dicerna oleh hewan ternak
masyarakat seperti bebek, ayam, angsa,
kambing. Akan tetapi, daun eceng gondok
ini tidak langsung diberikan untuk pakan
ternak harus ada pengolahan terlebih
dahulu yaitu dengan mencampurkan
bekatul sebelum diberikan pada ternak.
Gambar 1. Peta Administrasi Desa Banyubiru Sebagai bahan dasar pembuatan
Tahun 2019 kerajinan, masyarakat Desa Banyubiru
memiliki sikap yang kreatif. Hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN dikarenakan masyarakat mampu melihat
1. Dampak Positif Keberadaan adanya peluang usaha dan lahan bisnis
Tanaman Eceng Gondok Di Rawa dari adanya tanaman eceng gondok.
Pening Tanaman eceng gondok dimanfaatkan
Berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan utama pembuatan kerajinan
masyarakat Desa Banyubiru bahwa tangan seperti anyaman. Tanaman eceng
tanaman eceng gondok keberadaannya gondok selama ini menjadi hama di Rawa
sudah cukup lama di Rawa Pening dan Pening. oleh karena itu, masyarakat
jumlahnya terus meningkat dari tahun ke memanfaatkan sebagai sumber
tahun. Hal ini menjadikan masyarakat penghasilan tambahan atau bahkan
melihat adanya peluang usaha dan penghasilan utama, karena batang
dampak positif lainnya dari adanya tanaman eceng gondok memiliki nilai jual
keberadaan tanaman eceng gondok. yang cukup tinggi terutama yang menjadi
87 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

produk barang jadi seperti tas, dompet, dahulu tanaman eceng gondok agar tidak
gorden, taplak, dan lainnya. Selain itu, tersangkut jaring.
batang eceng gondok yang kering dapat di Rusaknya hasil pertanian
ekspor ke berbagai kota pengrajin seperti mayarakat karema terganggu tanaman
di Yogyakarta. eceng gondok yang menjadi hama
pertanian. Hal ini dikarenakan semak
2. Dampak Negatif Keberadaan tanaman eceng gondok menjadi sarang
Tanaman Eceng Gondok Di Rawa tikus yang apabila terjadi air pasang
Pening semak tersebut menepi ke lahan pertanian
Berdasarkan pendapat masyarakat masyarakat yang kemudian tikus yang
Desa Banyubiru tanaman eceng gondok ikut bersama semak tersebut memakan
selain memiliki dampak positif juga habis hasil pertanian masyarakat. Daun
memiliki dampak negatif yang dapat eceng gondok yang telah membusuk
mempengaruhi aktivitas sosial, ekonomi dapat menghambat saluran irigasi sawah,
dan Lingkungan. Hal ini dikarenakan sehingga panen padi tidak dihasilkan
dampak yang dirasakan masyarakat sudah secara maksimal.
berlangsung cukup lama. Dampak negatif Masyarakat juga mengeluh atas
dari keberadaan tanaman eceng gondok limbah eceng gondok yang telah
yaitu, pendangkalan rawa dimana membusuk tersebut menimbulkan bau
pendangkalan yang terjadi di Rawa yang tidak sedap dan mencemari air di
Pening di sebabkan oleh pertumbuhan Rawa Pening. Berdasarkan penelitian
tanaman eceng gondok yang tak terdahulu masyarakat Desa Banyubiru
terkendali. Pendangkalan ini berimbas pemanfaatkan lahan pasang surut di
pada daya tampungan air di Rawa Pening daerah Rawa Pening sehingga tempat
yang apabila pada musim penghujan tersebut menjadi sumber mata
sering terjadi banjir, karena rawa tadak pencaharian penting bagi masyarakat
dapat menampung air dalam jumlah meskipun belum dimanfaarkan secara
banyak. efisein sepanjang tahun karena sering
Hanya sedikit masyarakat yang tergenang air (Sittadewi, 2011).
sadar dampak dari pendangkalan yang
terjadi di Rawa Pening, karena rendahnya 3. Persepsi Masyarakat Terhadap
tingkat pengetahuan masyarakat akan Keberadaan Tanaman Eceng
pentingnya menjaga ekosistem di Rawa Gondok Di Rawang Pening
Pening. Tertutupnya permukaan Rawa Persepsi dalam Kamus Besar
Pening oleh tanaman eceng gondok Bahasa Indonesia adalah tanggapan
tersebut mengalami peningkatan terus (penerimaan) langsung dari sesuatu.
menerus, pertumbuhan yang tidak Proses seseorang mengetahui beberapa
terkontrol ini menyebabkan penutupan hal melalui panca inderanya. Persepsi
permukaan perairan. Hal ini mengandung suatu proses dalam diri
mempengaruhi aktivitas nelayan yang untuk mengetahui dan mengevaluasi
sedang mencari ikan karena terhalang sejauh mana seseorang mengetahui orang
oleh tanaman eceng gondok. Para nelayan lain. Pada proses ini kepekaan dalam diri
mengeluhkan adanya hambatan ketika seseorang terhadap lingkungan sekitar
sedang mencari ikan terutama laju perahu mulai terlihat. Cara pandang akan
yang terhalang oleh tanaman eceng menentukan kesan yang dihasilkan dari
gondok. Saat nelayan akan menebar jaring proses persepsi (Rohmaul & Yudi, 2015).
seringkali harus menyingkirkan terlebih Persepsi masyarakat bisa berupa
persepsi positif dan persepsi negatif. Hal
88 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

yang mempengaruhi persepsi positif ini beranggapan tanaman eceng gondok


bisa dilihat dari tingkat pengetahuan memiliki dampak negatif yang cukup
masyarakat terhadap hal tertentu dengan tinggi dibandingkan dengan dampak
menempuh jenjang pendidikan yang positifnya. Meski masih ada yang
tinggi. Hal yang mempengaruhi persepsi beranggapan tanaman eceng gondok
negatif masyarakat bisa dilihat dari berdampak positif bagi masyarakat
kekurangan pengetahuan dan minimnya berdasarkan jenjang pendidikan Diploma
pendidikan, sehingga persepsi negatif dan Sarjana dengan presentase cukup
tidak terlalu dihiraukan karena persepsi rendah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tersebut berjalan sesuai kehendaknya. jenjang pendidikan juga berpengaruh
Tingkat pendidikan masyarakat sangat terhadap persepsi masyarakat terhadap
berpengaruh terhadap persepsi yang di tanaman eceng gondok (Gambar 2).
fikirkan untuk kedepannya. Oleh karena
itu, Penelitian ini melihat persepsi 70%
masyarakat terhadap tanaman eceng 60%
gondok yang tumbuh di Rawa Pening 50%
yang berdampak pada lingkungan di Desa 40%
Banyubiru. 30%
20%
10%
4. Pengaruh Tingkat Pendidikan
0%
Terhadap Persepsi Dampak
Tanaman Eceng Gondok
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
tinggi rendahnya persepsi masyarakat Negatif Positif
terhadap dampak dari adanya tanaman
eceng gondok. Masyarakat yang tidak Gambar 2. Grafik Tingkat Pendidikan
menempuh pendidikan beranggapan Masyarakat Desa Banyubiru
bahwa tanaman eceng gondok memiliki
dampak positif, hal ini dikarenakan 5. Pengaruh Lama Tinggal
masyarakat yang tidak menempuh jenjang Masyarakat Terhadap Persepsi
pendidikan melihat dari aspek ekonomis Dampak Tanaman Eceng Gondok
yang ada pada tanaman eceng gondok. Berdasarkan hasil penelitian
Untuk jenjang pendidikan SD, SMP, bahwa keberadaan tanaman eceng
SMA juga masih beranggapan bahwa gondok sudah ada cukup lama dan
tanaman eceng gondok memiliki dampak jumlahnya semakin banyak hingga saar
positif lebih tinggi dibandingkan dampak ini. Dampak dari adanya tanaman eceng
negatif yang dihasilkan. Hal ini gondok sudah dirasakan oleh masyarakat.
dikarenakan kurangnya pemahaman, Berdasarkan lama tinggal masyarakat di
penyuluhan, pelatihan dan ilmu yang sekitar Rawa Pening timbul persepsi yang
didapat saat di bangku sekolah berbeda-beda. Masyarakat yang tinggal
menjadikan masyarakat melihat dari satu diatas 20 tahun memiliki persepsi positif
aspek tertentu dan mengabaikan aspek akan keberadaan tanaman eceng gondok,
lain. karena masyarakat sudah memanfaatkan
Berbeda halnya dengan tanaman eceng gondok sejak awal
masyarakat yang memiliki jenjang menetap sehingga keberadan tanaman
pendidikan yang lebih tinggi seperti eceng gondok berdampak positif bagi
Diploma dan Sarjana. Mayoritas masyarakat. Akan tetapi, bagi masyarakat
89 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

yang tinggal kurang dari 20 tahun dari keberadaan tanaman eceng gondok.
memiliki persepsi yang berbeda. Hal ini dikarenakan mayoritas profesi
Masyarakat yang tinggal kurang dari 20 masyarakat adalah buruh pabrik, PNS, ibu
tahun menganggap keberadaan tanaman rumah tangga, pensiunan dan toko.
eceng gondok memiliki dampak negatif Berbeda halnya dengan pendapat
bagi masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat yang memiliki profesi yang
mayoritas masyarakat adalah pendatang bersentuhan langsung dengan Rawa
dan bukan penduduk asli sehingga Pening dan aspek di dalamnya. Sebagai
masyarakat tidak merasakan dampak contoh nelayan, beranggapan bahwa
positif secara langsung, namun dampak tanaman eceng gondok memiliki dampak
negatifnya yang langsung masyarakat yang sangat negatif yang dapat
rasakan dari adanya keberadaan tanaman mengganggu aktifitas pekerjaan. Hal ini
eceng gondok (Gambar 3). dikarenakan tanaman eceng gondok yang
tumbuh di permukaan menutupi hampir
70% seluruh permukaan rawa, sehingga
60% mengganggu laju perahu dan
50% tersangkutnya jaring nelayan. Pendapat
40% berbeda datang dari penambang gambut
30% dan pencari eceng gondok yang
20% beranggapan bahwa tanaman eceng
10% gondok berdampak positif terhadap
0% aktifitas kerja masyarakat sebagai
<10 th 10-20 th 21-31 th >31 th
penambang gambut dan pencari eceng
tidak menjawab negatif Positif gondok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
jenis pekerjaan juga dapat mempengaruhi
persepsi masyarakat terhadap tanaman
Gambar 3. Grafik Lama Tinggal Masyarakat
Desa Banyubiru eceng gondok (Gambar 4).

6. Pengaruh Pekerjaan Masyarakat 120%


Terhadap Persepsi Dampak 100%
Tanaman Eceng Gondok
80%
Berdasarkan hasil grafik
responden mengenai pendapat tentang 60%

dampak positif dan dampak negatif 40%


pertumbuhan eceng gondok di Rawa 20%
Pening, dari segi pekerjaan masyarakat
0%
Desa Banyubiru. Jenis pekerjaan yang Nelayan Penambang Pencari Eceng Lainnya
dimiliki masyarakat mempengaruhi Gambut Gondok
persepsi masyarakat terhadap keberadaan
Negatif Positif
tanaman eceng gondok, berdasarkan
pekerjaan yang di miliki oleh setiap
responden memiliki sudut pandang Gambar 4. Grafik Pekerjaan Masyarakat Desa
tersendiri terhadap tanaman eceng Banyubiru
gondok. Masyarakat yang memiliki
profesi yang tidak bersentuhan langsung
pada Rawa Pening dan aspek di dalamnya
memiliki tanggapan yang sama antara
dampak positif maupun dampak negative
90 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

7. Pengaruh Pendapatan Masyarakat 60%


Terhadap Persepsi Dampak 50%
Tanaman Eceng Gondok
40%
Pendapatan masyarakat memiliki
pengaruh terhadap persepsi masyarakat 30%
pada tanaman eceng gondok. Setiap 20%
lapisan masyarakat memiliki pendapatan 10%
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis 0%
pekerjaan yang dimiliki. Semakin rendah
pendapatan yang dimiliki setiap
masyarakat menjadikan masyarakat
berpendapat negatif terhadap tanaman
eceng gondok.
Mayoritas masyarakat bekerja
sebagai buruh serabutan yang tidak
memiliki jenjang pendidikan tinggi, Negatif Positif
bahkan tidak menempuh jenjang
pendidikan dan kurang berpengalaman
dalam mengolah tanaman eceng gondok, Gambar 5. Grafik Pendapatan Masyarakat
Desa Banyubiru
sehingga timbul persepsi tanaman eceng
gondok bedampak negatif. Akan tetapi,
semakin tinggi pendapatan masyarakat KESIMPULAN
persepsi masyarakat terhadap tanaman Hasil penelitian menujukkan
eceng gondok berdampak positif. Hal ini bahwa banyak masyarakat Desa
dikarenakan sebagian masyarakat Banyubiru menilai keberadaan tanaman
memiliki lapangan pekerjaan yang eceng gondok di Rawa Pening memiliki
berkaitan dengan rawa dan semua aspek dampak positif. Dampak positif tersebut
didalamnya sehingga timbul persepsi ialah tanaman eceng gondok digunakan
positif terhadap adanya tanaman eceng sebagai bahan pupuk organik, sebagai
gondok. Meski perbandingan persepsi pakan ternak, dan sebagai bahan utama
positif dan negatif terhadap tanaman kerajinan tangan. Pada dampak negatif
eceng gondok berdasarkan jumlah masyarakat Desa Banyubiru sudah mulai
penghasilan tidak terlalu mencolok, tetapi sadar tentang keberadaan tanaman eceng
dapat ditarik kesimpulan bahwa gondok, sehingga masyarakat banyak
pendapatan dapat mempengaruhi tinggi merasakan keresahan dan menganggu
rendahnya persepsi masyarakat terhadap lingkungan. Dampak negatif yang
tanaman eceng gondok (Gambar 5). ditimbulkan dengan keberadaan tanaman
eceng gondok di Rawa Pening tersebut
ialah tanaman eceng gondok
menyebabkan terjadinya pendangkalan
rawa, tertutup Rawa Pening karena
vegetasi air, dan merusak lahan pertanian
masyarakat Desa Banyubiru. Hal tersebut
menimbulkan persepsi masyarakat
terhadap tanaman eceng gondok.
Berdasarkan hasil penelitian
faktor-faktor terhadap persepsi masyarakat
Desa Banyubiru adalah tingkat
91 | Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 3, No. 2, Juli 2019: 83-91

pengetahuan masyarakat terhadap Tengah. Widyaprana, 5(2): 2, 39-


persepsi, lama tinggalnya masyarakat 72.
terhadap persepsi, jenis pekerjaan dan
tingkat pendapatan terhadap persepsi. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian
Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh Kuantitatif Dilengkapi
yang berbeda terhadap persepsi Perbandingan Perhitungan Manual
masyarakat. & SPSS. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
DAFTAR PUSTAKA
Sittadewi, E. H. (2011). Kondisi Lahan
Abimanyu, Kentasa. (2016). Analisis Pasang Surut Kawasan Rawa Pening
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Potensi Pemanfaatannya. Jurnal
Danau Rawa Pening Kabupaten Teknologi Lingkungan, 9(3), 294–
Semarang. Skripsi :Universitas 301.
Negeri Semarang. https://doi.org/10.29122/jtl.v9i3.474

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Zulfia, N., & Aisyah. (2013). Status
Bagi Pengelolaan Sumber Daya Trofik Perairan Rawa Pening
Lingkungan Perairan. Kanisius: Ditinjau Dari Kandunganunsurhara
Yogyakarta. (No3 dan Po4) SertaklorofiL-a.
Bawal, 5(3), 189–199.
Guritno, B. (2003). Program
Penyelamatan Rawa Pening.
Prosiding Pekan Ilmiah Mahasiswa
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga. Senat Mahasiswa
Universitas Kristen SatyaWacana.
Salatiga.

Haryani, G. S. (2002). Menuju


pemanfaatan sumber daya
perikanan darat berkesinambungan
: permasalahan dan solusinya.
Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Listyana, R & Hartono, Y. (2015).


Persepsi dan Sikap Masyarakat
Terhadap Penanggalan Jawa
Dalam Penentuan Wakyyu
Pernikahan (Studi Kasus Desa
Jonggrang Kecamatan Barat
Kabupaten Magetan). Agastya, 5
(1).

Sutarwi. (2008). Proses Kebijakan


Konservasi Sumber Daya Air
Danau Rawa Pening Di Jawa

Anda mungkin juga menyukai