SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Geografi
Oleh
Alfany Nurrizky
NIM : 3211416001
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada
Hari : Senin
Pembimbing Skripsi 1
Mengetahui
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Penguji III
NIP.
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 08 Februari 2021
Alfany Nurrizky NIM. 3211416001.
Alfany Nurrizky
NIM.3211416001
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
1. Layaknya ampas kopi yang dikucuri air keran maka lama kelamaan airnya akan
berubah menjadi putih, seperti halnya kehidupan, siapapun bisa berubah menjadi
lebih baik jika kita berusaha melakukan kebaikan setiap harinya.
2. Jangan takut gagal, takutlah karena tidak pernah mencoba sama sekali.
3. Selesaikan apa yang sudah kamu mulai. Jangan takut gagal. Setidaknya kamu
sudah berjuang sampai akhir.
4. Hiduplah seperti air di sungai, mengalir deras sesuai takdir dan berhenti di tempat
yang indah.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
v
SARI
Nurrizky, Alfany. 2021. Pengaruh Aktivitas Masyarakat Terhadap Kualitas Air
Sungai Muncul Di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing, Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si. 126 halaman.
Kata Kunci: Aktivitas Masyarakat, Kualitas Air, Sungai Muncul
Air sungai merupakan salah satu jenis sumber daya air permukaan yang
paling banyak di manfaatkan oleh manusia, dan sangat erat kaitannya dengan
aktivitas masyarakat. Aktivitas masyarakat di sekitar aliran sungai serta cara
pemanfaatan nya ini tentu saja mempengaruhi kualitas air sungainya.Perilaku
manusia dapat mengakibatkan perubahan pada lingkungan hidup salah satunya air
sungai. Perubahan akibat tindakan tersebut nantinya akan menjadi sebuah lingkaran
siklus manusia mempengaruhi lingkungan dan manusia akan mendapat pengaruh
dari lingkungan. Salah satu sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
Sungai Muncul yang terletak di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana pengaruh
aktivitas masyarakat terhadap kualitas air Sungai Muncul. Jenis penelitian ini
adalah metode kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, uji laboratorium kelayakan air dan dokumentasi.
Hasil kualitas air Sungai Muncul setelah di uji di Balai Laboratorium
Kesehatan Semarang dengan sampel yang diambil di 4 titik sungai pada tanggal 29
September 2020 pukul 10.00 WIB dengan hasil di titik sampel 1 yang merupakan
lokasi sumber mata air di Sungai Muncul Memiliki nilai pH 6,5 dengan suhu 23˚C,
nilai DO atau oksigen vii terlarutnya 6,59 mg/L, BOD 0,3 mg/L, TDS 160 mg/L,
Nitrat 3,90 mg/L, dan Total Coliform 79 jml/100 ml. Titik sampel 2 yang
merupakan pusat wisata pemandian Sungai Muncul memiliki nilai parameter pH
6,5 dengan suhu 24˚C, nilai DO atau oksigen terlarutnya 6,44 mg/L, BOD 1 mg/L,
TDS 157 mg/L, Nitrat 3,58 mg/L, dan Total Coliform 390 jml/100 ml. Titik sampel
3 yang merupakan kawasan perswahan atau pertanian memiliki nilai pH 6,5 dengan
suhu 24˚C, nilai DO atau oksigen terlarutnya 7,04 mg/L, BOD 0,9 mg/L, TDS 162
mg/L, Nitrat 3,51 mg/L, dan Total Coliform 320 jml/100 ml. Status air sungai
muncul jika ditinjau menggunakan metode STORET maka statusnya tergolong baik
dan tidak tercemar.
Saran dalam penelitian ini yaitu, masyarakat desa termasuk pengelola
wisata Sungai Muncul terus bekerja sama untuk menjaga dan melestarikan Sungai
Muncul ini mengingat sungai ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan seahri-
sehari, dengan cara tidak membuang sampah ke sungai, mengurangi penggunaan
sabun dan detergen di sungai, mengurangi aktivittas MCK di Sungai, tidak
mebuang limbah rumah tangga atau pupuk pertanian ke sungai, serta dilarang untuk
menebang pepohonan di sekitar Sungai Muncul agar Sungai Muncul akan terus
lestari dan dapat dinikmati keindahan dan potensinya hingga dimasa yang akan
datang.
vi
ABSTRACT
Nurrizky, Alfany. 2021. The Influence of Community Activities on River Water
Quality Appears in Rowoboni Village, Banyubiru District, Semarang Regency.
Essay. Department of Geography, Faculty of Social Sciences, Semarang State
University. Advisor, Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si. 126 pages.
Keywords: Community Activities, Water Quality, Muncul River
River water is one of the types of surface water resources that is mostly
utilized by humans, and is closely related to community activities. The activities of
the community around the river flow and how to use it of course affect the quality
of the river water. Human behavior can lead to changes in the environment, one of
which is river water. Changes due to these actions will later become a circle of
human cycles affecting the environment and humans will be influenced by the
environment. One of the rivers that is utilized by the community is the Muncul
River which is located in Rowoboni Village, Banyubiru District, Semarang
Regency.
The purpose of this research is to analyze how the influence of community
activities on the water quality of the Muncul River.This type of research is a
quantitative methods. Sources of data in this study are interviews, observation,
water feasibility laboratory tests and documentation.
The results of the water quality of the Muncul River after being tested at the
Semarang Health Laboratory Center with samples taken at 4 river points on
September 29 2020 at 10.00 WIB with the results at sample point 1 which is the
location of the spring in the Muncul River having a pH value of 6.5 with a
temperature of 23˚C, the value of DO or dissolved oxygen vii 6.59 mg / L, BOD
0.3 mg / L, TDS 160 mg / L, Nitrate 3.90 mg / L, and Total Coliform 79 jml / 100
ml. Sample point 2 which is the tourist center for the Muncul River bath has a pH
parameter value of 6.5 with a temperature of 24˚C, the value of DO or dissolved
oxygen is 6.44 mg / L, BOD 1 mg / L, TDS 157 mg / L, Nitrate 3, 58 mg / L, and
Total Coliform 390 jml / 100 ml. Sample point 3 which is a rice field or agricultural
area has a pH value of 6.5 with a temperature of 24˚C, a DO or dissolved oxygen
value of 7.04 mg / L, BOD 0.9 mg / L, TDS 162 mg / L, Nitrate 3, 51 mg / L, and
Total Coliform 320 jml / 100 ml. The status of river water appears when viewed
using the STORET method, so the status is classified as good and not polluted
The suggestion in this research is that the village community including the
tourism manager of the Muncul River continue to work together to protect and
preserve the Muncul River considering that this river is closely related to daily life,
by not throwing garbage into the river, reducing the use of soap and detergent in
the river. , reducing MCK activities in the river, not throwing household waste or
agricultural fertilizers into the river, and prohibiting cutting down trees around the
Muncul River so that the Muncul River will continue to be sustainable and can
enjoy its beauty and potential until the future.
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “PENGARUH AKTIVITAS MASYARAKAT TERHADAP
KUALITAS AIR SUNGAI MUNCUL DI DESA ROWOBONI KECAMATAN
BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG”.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah banyak membantu baik motivasi, moral, dan material kepada penulis. Oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian dan
kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian
dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan motivasi dan dukungan penuh, serta sabar dalam
membimbing penulis dari proses awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Dr. Heri Tjahjono, M.Si sebagai Dosen Penguji Skripsi I yang telah bersedia
menguji skripsi penulis dan memberikan masukan serta arahan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
6. Dr.Rahma Hayati, S.Si., M.Si sebagai Dosen Penguji Skripsi II yang telah
bersedia menguji skripsi penulis dan memberikan masukan serta arahan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
viii
8. Segenap Dosen Jurusan Geografi dan Civitas Akademik yang telah memberikan
bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama penulis menuntut ilmu di Jurusan
Geografi dan memberikan bantuan untuk kelancaran akademik penulis.
9. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan
dukungan penuh kepada penulis yang menjadi motivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Segenap Staff pemerintah Desa Rowoboni yang telah membantu dan
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian guna menyempurnakan
skripsi ini.
11. Masyarakat Desa Rowoboni yang telah membantu dan memberikan informasi
terkait penelitian skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku Nadia, Mas Sandy, Meggy, Dwi, Fajar, dan Cut yang seperti
keluarga disini dan membantu banyak hal selama penelitian skripsi ini.
12. Tubagus alvan syarviandika yang telah menemani, memotivasi, mewarnai dan
membantu banyak hal selama kuliah dan hidup di Semarang hingga saat ini.
Penyusun
Alfany Nurrizky
NIM. 3211416001
ix
DAFTAR ISI
x
BAB IV ................................................................................................................. 37
4.1 Gambaran Umum Penelitian ...................................................................... 37
4.1.1 Kondisi Umum Desa Rowoboni ........................................................... 37
4.1.2 Kondisi Topografi Desa Rowoboni ...................................................... 39
4.1.3 Kondisi Klimatologi Desa Rowoboni ................................................... 41
4.1.4 Kondisi Hidrologi Desa Rowoboni ....................................................... 42
4.1.5 Penggunaan Lahan di Desa Rowoboni ................................................. 45
4.1.6 Kondisi Sosial Masyarakat Desa Rowoboni ......................................... 45
4.2 Hasil Penelitian............................................................................................ 48
4.2.1 Aktivitas Masyarakat di Sungai Muncul .............................................. 48
4.2.2 Kualitas Air Sungai Muncul ................................................................. 53
4.2.3 Keterkaitan Antara Aktivitas Masyarakat Melalui Kegiatan Wisata Dan
Rumah Tangga Terhadap Kualitas Air Sungai Muncul ....................... 58
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................... 62
4.3.1. Aktivitas Masyarakat di Sungai Muncul Desa Rowoboni ................... 62
4.3.2 Kualitas Air Sungai Muncul ................................................................. 66
4.3.3 Keterkaitan Antara Aktivitas Masyarakat Melalui Kegiatan Wisata Dan
Rumah Tangga Terhadap Kualitas Air Sungai Muncul ....................... 74
BAB V................................................................................................................... 78
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 78
5.2 Saran ............................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
Lampiran 1 ............................................................................................................ 84
Lampiran 2 ............................................................................................................ 86
Lampiran 3 ............................................................................................................ 88
Lampiran 4 ............................................................................................................ 91
Lampiran 5 .......................................................................................................... 107
Lampiran 6 .......................................................................................................... 107
Lampiran 7 .......................................................................................................... 107
Lampiran 8 .......................................................................................................... 107
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir .....................................................................................25
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Rowoboni ....................................................27
Gambar 3. Peta Administrasi Desa Rowoboni ..........................................................38
Gambar 4. Peta Kelerengan Desa Rowoboni .............................................................40
Gambar 5. Sungai Muncul Desa Rowoboni ..............................................................43
Gambar 6. Mata Air Muncul di Desa Rowoboni .......................................................44
Gambar 7. Peta Penggunaan Lahan Desa Rowoboni ................................................46
Gambar 8. WC Umum di Sungai Muncul ................................................................51
Gambar 9. Masyarakat yang Mencuci di Sungai Muncul .........................................51
Gambar 10. Warung di Sungai Muncul ......................................................................52
Gambar 11. Kincir Irigasi di Sungai Muncul .............................................................52
Gambar 12. Perahu Nelayan Desa Rowoboni ............................................................53
Gambar 13. Grafik Kualitas Air Sungai Muncul .......................................................56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Instrumen Sosial............................................................................................84
2. Lampiran Observasi Pengamatan Lapangan..................................................................86
3. Lampiran Instrumen Fisik..............................................................................................88
4. Lampiran Transkip Wawancara.....................................................................................91
5. Hasil Uji Laboratorium...................................................................................................99
6. Dokumentasi Kegiatan Wawancara..............................................................................107
7. Dokumentasi Pengambilan Sampel Air Sungai Muncul..............................................110
8. Alat Penelitian..............................................................................................................112
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
terutama bagi makhluk hidup, bahkan air juga merupakan bagian penyusun dari
tubuh makhluk hidup meliputi manusia, hewan dan tumbuhan. Air dalam
2007:14). Hampir bisa dipastikan tak ada aspek kehidupan di bumi ini yang
tidak membutuhkan air, seluruhnya sangat bergantung pada air terutama air
tawar yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Definisi air menurut
Sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh air, karena sifat air
yang ada di permukaan bumi, seperti laut, danau, rawa, kolam, dan sungai.
Secara kuantitas air di bumi cukup melimpah, namun sebagian besar berupa air
Jumlah air menurut (Suripin, 2004:4) sekitar 1.386 juta km³ berada di
bumi, sekitar 1.337 juta km³ atau 97,39% berada di lautan, dan hanya sekitar
35 juta km³ atau 2,53% berupa air tawar di daratan, dan sisanya dalam bentuk
gas/uap. Jumlah air di permukaan bumi bersifat konstan, tidak berkurang dan
juga tidak bertambah namun persebaran atau distribusinya saja yang tidak
1
2
merata, ada beberapa wilayah yang jumlah airnya melimpah baik di dalam
kekurangan air, karna air di permukaan sulit ditemukan padahal air tanahnya
cukup melimpah.
dan juga di dalam bumi. Air di dalam bumi disebut juga air tanah dan
merupakan sumber mata air. Air yang berada di permukaan bumi disebut air
permukaan. Air yang berada di udara atau di atmosfer merupakan uap air yang
nantinya menjadi air hujan, air hujan yang jatuh ke bumi diserap oleh tanah
menjadi air tanah dan yang tertampung di badan air menjadi air permukaan.
Air permukaan terbagi menjadi beberapa jenis tergantung bentuk aliran, seperti
sungai, danau, bendungan, dan waduk, namun air permukaan yang akan
merupakan tempat atau wadah jaringan pengaliran air mulai dari mata air
hingga ke muara yang dibatasi oleh garis sempadan. Air sungai yang mengalir
dari hulu nantinya akan bermuara di laut , air yang telah bermuara di laut akan
mengalami pemanasan atau evaporasi oleh sinar matahari dan selanjutnya akan
menguap, air yang telah menguap akan membentuk awan atau terkondensasi,
jika kadar uap air ini telah mencapai titik jenuh maka uap air tersebut akan
jatuh ke permukaan bumi sebagai bentuk hujan atau presipitasi, dan selanjutnya
air tersebut akan terserap kedalam tanah dan membentuk siklus hidrologi yang
hubungan antara unsur masukan yakni hujan, proses dan keluaran yaitu berupa
Air sungai merupakan salah satu jenis sumber daya air permukaan yang
paling banyak di manfaatkan oleh manusia, dan sangat erat kaitannya dengan
Sungai memiliki potensi yang luar biasa dan dapat dimanfaatkan untuk
mandi, cuci kakus, dan untuk kegiatan pertanian, industri, wisata, maupun
kualitas air sungai tersebut, tergantung pada kegiatan apa saja yang dilakukan
tersebut. Mengingat air merupakan sumber daya yang vital dan seluruh
asas keberlanjutan.
Danau Rawa Pening. Letak geografis Desa Rowoboni berada paling ujung
Desa Rowoboni dan nantinya akan bermuara di Rawa Pening. Sungai Muncul
lokasinya yang mudah di akses dan dekat dengan masyarakat, maka Sungai
sebagai objek wisata pemandian dan river tubing, yang dikelola oleh
pekan karena aliran air Sungai Muncul ini deras dan airnya jernih. Sungai
musim kemarau, erosi tanah dari sawah yang mengandung pupuk dan zat-zat
pengunjung yang datang untuk mencuci dan mandi dengan pemakaian sabun
mengenai standart baku mutu kualitas air dalam beberapa kelas berdasarkan
beberapa parameter dan pada penelitian ini kelas yang digunakan sebagai
acuan untuk mementukan baku mutunya adalah kelas dua yakni, air yang
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, diantaranya yaitu pH, Suhu, DO, Nitrat, ,
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang pedoman penentuan status
kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya
guna menentukan status mutu air apakah masuk ke kategori tidak tercemar,
tercemar ringan, tercemar sedang, atau tercemar berat. Alasan mengapa Sungai
Muncul dijadikan sebagai objek pada penelitian kali ini adalah karena Sungai
Muncul merupakan salah satu dari sembilan Sub-DAS dan tiga belas sungai
Muncul dengan mata air di punggung Gunung Merbabu dan Gunung Gajah
memiliki luas 2.670 hektar dengan kapasitas tampungan sebesar 8 juta meter
kubik dan sebanyak 60% air tersebut berasal dari sembilan sungai yang
Parat, Legi, Pitung, Praginan, dan Rengas yang meliputi empat wilayah
Rawa Pening adalah Sub-DAS Parat yang di dalamnya terdapat Sungai Muncul
dan Sungai Parat. Kualitas air di aliran Sub-DAS Parat menurut Balai
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 yakni kadar DO di bagian
hulu senilai 6,99 dan bagian hilir 6,72 kadar BOD di bagian hulu senilai 3.092
dan di bagian hilir senilai 2.496 serta kadar COD di bagian hulu senilai 31,89
dan di bagian hilir senilai 69,86. Kualitas air sungai-sungai yang mengalir di
Rawa Pening ini sebelumnya telah di teliti pada tahun 2016 dengan salah satu
sampel penelitian terletak di antara Muara Sungai Legi dan Sungai Muncul
dengan hasil nilai TSS 174.4, total P 0.2, BOD 4.0, COD 25.9, H2S 0.01, Cd
dan PB 0.02, serta total coliform senilai 6.166 (Piranti, dkk., 2018:154).
sebelumnya dan belum pernah diadakan penelitian lebih lanjut terkait kualitas
airnya, maka dari itulah perlu adanya penelitian mengenai pengaruh aktivitas
air berdasarkan kelas air serta menentukan status mutu air, dengan tujuan
mendatang.
8
Muncul?
bagi masyarakat baik secara teoritis maupun praktis, demikian juga dengan
berikut :
1. Manfaat Teoritis
efisien dan efektif. Selain itu juga menambah sumber penelitian bagi
9
2. Manfaat Praktis
dimanfaatkan.
Muncul yang ada di Desa Rowoboni agar dapat terus dimanfaatkan dan
kegiatan atau keaktifan yang dilakukan dan terjadi baik fisik maupun non
2. Kualitas Air
kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain didalam air
padatan terlarut, dan sebagainya), kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar
logam, dan sebagainya), dan parameter biologi. Kualitas air yang akan
Suhu, TDS, DO, Nitrat, BOD, dan Total coliform karena parameter
membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang
(Simanjuntak, dkk, 2017:4). Pada penelitian ini baku mutu yang digunakan
adalah baku mutu air kelas dua, yakni, air yang peruntukannya dapat
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP
3. Sungai Muncul
merupakan salah satu sungai yang mengalir ke Rawa Pening dengan mata
river tubing yang dapat dikunjungi oleh pengunjung wisata. Segala jenis
musim penghujan air Sungai Muncul ini akan keruh akibat dari limpasan air
sawah-sawah di sekitarnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Deskripsi Teoritis
2.1.1. Air
Definisi Air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengendalian kualitas air dan pencemaran air adalah semua air yang terdapat di atas
dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. Air menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Air
adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat. Air Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat didefinisikan
sebagai suatu zat cair yang terdiri dari hidrogen dan oksigen serta berada di atas
maupun di bawah permukaan tanah dengan berbagai macam wujud fisik yakni
Air memiliki sifat atau karakteristik yang khas dibandingkan senyawa kimia
Perubahan suhu air cenderung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang baik. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya
stress pada makhluk hidup karena perubahan suhu yang mendadak dan sifat ini juga
memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat air yang selanjutnya
yakni memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Proses ini
memerlukan energi panas dalam jumlah besar. Sebaliknya, proses perubahan uap
air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Sifat ini juga
merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas
12
13
secara baik di bumi. Air juga merupakan pelarut yang baik. Sifat ini
air yang berikutnya yaitu memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Tegangan
permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan
secara baik (higher wetting ability). Sifat air yang khas dan berbeda dibandingkan
senyawa kimia lain yang telah dijelaskan diatas maka air memberikan manfaat
sesuai dengan sifat yang dimilikinya, dan dapat dirasakan oleh seluruh makhluk
hidup yang ada di bumi serta di manfaatkan untuk segala jenis kebutuhan dan
kepentingan.
Air dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan sebagaimana fungsi air yang
dapat dimanfaatkan, maka air memiliki beberapa sumber diantaranya yakni sungai,
danau, laut, waduk dan sebagainya. Sumber air menurut Sutrisno (2010:14-17)
dapat berasal dari berbagai sumber yaitu air laut yang mempunyai sifat asin, karena
mengandung garam NaCI. Kadar garam NaCI dalam air laut 3%. Dengan keadaan
ini maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum, selanjutnya yaitu air hujan
yang terbentuk dari butiran-butiran proses penguapan dari air, vegetasi, hewan
maupun dari tubuh manusia yang berada di permukaan bumi yang melayang
sebagai awan, terdiri dari udara lembab yang mengalami pengembunan, sehingga
mengalami tingkat kejenuhan dan jatuh ke permukaan bumi sebagai air hujan.
Selain air laut dan air hujan juga ada air permukaan yang mengalir di permukaan
percemaran, sehingga air ini banyak mengandung bakteri, zat-zat kimia dan zat
14
lainnya yang bersifat merusak. Air ini dapat berupa air parit, air sungai, air danau,
air bendungan, air waduk, air rawa dan air laut, serta yang terakhir yakni air tanah,
dan pada dasarnya air tanah dapat berasal dari air hujan,baik melalui proses infiltasi
secara langsung ataupun secara tidak langsung dari air sungai, danau dan genangan
air lainnya. Air yang berada di rawa-rawa sering kali dikategorikan sebagai
proses siklus hidrologi berlangsung. Daur air atau siklus air menurut Asdak
permukaan tanah dan kembali lagi laut yang tidak berhenti dan hanya tertahan
sementara di badan air dan di dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh
makhluk hidup. Siklus hidrologi memiliki tahapan siklus yang saling terkait
intersepsi, infiltrasi, perkolasi, aliran limpasan, aliran air bawah tanah (Setyowati,
hubungan antara masukan berupa air hujan dan keluaran berupa aliran. Siklus
hidrologi terjadi secara berulang dan melewati beberapa fase yang harus dilalui,
pada siklus atau daur hidrologi inilah air terdistribusi baik di atas permukaan tanah
15
yang mengisi badan-badan air atau cekungan yang dapat terisi air ataupun terserap
kedalam tanah.
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air yang dinyatakan
sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam, dan
Kualitas air atau mutu air seperti yang dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 merupakan kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk pemenuhan
chemical, and physical, there are standards of water quality set for each of these
three classes of attributes (Sivaranjani et.al., 2015:85). Kondisi kualitas air ini
sangat dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan
sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas
2012:64).
16
kualitas air merupakan kondisi mutu air yang mencakup sifat air dari keadaan fisik,
menggunakan metode yang telah ditetapkan serta dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
Penilaian kualitas atau mutu air harus berdasarkan hasil pengujian parameter-
untuk menyatakan intensias keadaan asam, basa, atau netral dari suatu larutan. Nilai
pH berkisar dari 1-14, Air netral memiliki pH 7, Air yang mempunyai pH kurang
dari 7 bersifat asam, dan air yang memiliki pH lebih dari 7 bersifat basa. pH air
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian permukaan,
waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman
badan air. Temperatur atau suhu juga akan berperan mengendalikan kondisi
ekosistem suatu perairan (Effendi, 2003:57). Menurut Nonjti (2007) di dalam Aria
31 ˚C. Oleh karena kerja angin, maka di lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira
terdapat suhu hangat yang homogen (28 ˚C). Temperatur normal di alam (tropis)
sekitar 20˚C-30˚C (Suripin, 2004:149). Selain itu perbedaan suhu dan temperatur
17
juga akan mempengaruhi pola dan cara pemanfaatan air oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya.
TDS menurut Effendi (2003:64) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10ˉ6
mm) dan koloid (diameter < 10ˉ6 mm-10-3mm) yang berupa senyawa-senyawa
kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring diameter 0,45
μm. Nilai TDS perairan sangat dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan dari
air tanah dan pengaruh antropogenik seperti pembuangan limbah domestik dan
industri. Nilai TDS terkait dengan kekeruhan air sungai. Nilai TDS yang tinggi
menyatakan bahwa sedimen yang terlarut dan tingkat kekeruhan air yang tinggi
BOD adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk
memecah bahan buangan di dalam air, semakin besar nilai BOD maka kualitas air
merupakan angka indeks oksigen yang diperlukan oleh bahan pencemar yang dapat
BOD dapat diartikan sebagai angka indeks untuk tolak ukur tingkat pencemar dari
limbah yang berada dalam suatu sistem perairan. BOD merupakan indikator
pencemaran penting untuk menetukan kekuatan atau daya cemar air limbah,
6. Nitrat
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan nutrien utama
bagi pertumbuhan tanaman dan algae (Effendi, 2003:153). Kadar nitrat meningkat
7. Total Coliform
yang berasal dari buangan rumah tangga. Total Coliform Menurut chapra (1997)
didalam Kospa dan Rahmadi (2019) bakteri ini dapat menularkan jenis penyakit
tertentu utamanya penyebab terjadinya penyakit pada perut, antara lain: disentri,
mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
di dalam air. Mutu air Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115
Tahun 2003 tentang Status Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan
dibagi menjadi 4 (empat) kelas yaitu Kelas satu, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air bakti air minum, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas dua, air
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut dan yang terakhir
yakni kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
tentang Status Mutu air, salah satu penentuan status mutu air yakni menggunakan
memenuhi atau melampaui baku mutu air. Prinsip metode ini membandingkan data
kualitas air dengan baku mutu air yang sesuai peruntukannya guna menentukan
status mutu air yang diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu, kelas A (skor 0 =
memenuhi baku mutu), kelas B (skor -1 s/d -10 = cemar ringan), kelas C (skor -
11 s/d -30 = cemar sedang), dan kelas D (skor ≥ -31 =cemar berat).
penentuan kualitas air ini tujuan dan sasaran penelitian harus dideskripsikan secara
20
jelas agar parameter kualitas air yang akan diambil juga sesuai dengan tujuan dan
peruntukannya.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 serta menjadi dasar hukum yang jelas
Air. Pengelolaan kualitas air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
adalah upaya pemeliharaan air sehingga dapat mencapai kualitas air yang
diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk
beneficial water uses), juga didasarkan pada kondisi nyata kualitas air yang
mungkin berada antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu,
Dengan ditetapkannya baku mutu air pada sumber air dan memperhatikan kondisi
airnya, akan dapat dihitung berapa beban zat pencemar yang dapat ditoleransi oleh
air penerima sehingga air dapat tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
atau keaktifan yang dilakukan dan terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas
masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi kegiatan dan perilaku
21
seperti mencuci, mandi, wisata, dan sumber pengairan irigasi sawah saat musim
kemarau. Aktivitas yang dilakukan oleh rumah tangga, pertanian dan industri
tentunya menimbulkan limbah yang jika tidak diolah dengan baik akan memberi
dampak pada penurunan kualitas lingkungan (Kospa, 2019:213). Kualitas air sungai
dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan
sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas
kualitas air Sungai Muncul. Semakin banyak aktivitas di sepanjang daerah aliran
sungai tersebut maka semakin besar pula potensi pencemaran yang mungkin akan
kualitas lingkungan pun akan menurun, sehingga akibat dari aktivitas masyarakat
ini nantinya juga akan dirasakan kembali oleh masyarakatnya baik secara langsung
memiliki topik kajian hampir sama dengan penelitian yang akan di lakukan dan
air sungai telah beberapa kali dilakukan di lokasi dan waktu yang berbeda-beda.
metode STORET yang di teliti oleh Elisa, dkk (2017). Penelitian terkait kualitas air
ini juga di teliti oleh Aria, dkk (2013) di Sungai Betimus sebab sungai ini juga
Penelitian yang hampir sama juga telah dilakukan oleh Qodri dan Hendrik (2008)
di Sungai Remu untuk meneliti perubahan kualitas air akibat pencemaran oleh
meneliti tentang kualitas air sungai yang dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat
untuk menetukan baku mutu sesuai kelas airnya. Adapun perbedaan penelitian ini
menentukan kualitas airnya yang telah disesuaikan oleh kelas airnya, serta objek
dan jenis aktivitas masyarakatnya, kerena berbeda lokasi penelitian tentu saja
pengunjung wisata Sungai Muncul dengan kegiatan berupa mandi, mencuci, dan
wisata river tubing serta masyarakat lokal yang memanfaatkan Sungai Muncul
dengan aktivitas berupa Mandi Cuci Kakus (MCK), dan irigasi sawah saat musim
24
kemarau. Kualitas air Sungai Muncul dalam penelitian ini juga dilihat dari dua sisi
Sungai Muncul dengan variabel kualitas air Sungai Muncul secara visual maupun
kenyamanan dalam menggunakan air Sungai Muncul serta secara kuantitatif yakni
melalui penentuan baku mutu air secara fisika, kimia, dan biologi berdasarkan
klasifikasi mutu air kelas dua menurut PP No. 82 Tahun 2001 yaitu air kelas dua
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut, diukur dengan parameter-parameter yang terdiri dari pH, suhu, DO, BOD,
ini dan aktivitas masyarakat yang ada di Sungai Muncul, sehingga parameter-
parameter tersebut relevan dengan aktivitas masyarakat yang ada di Sungai Muncul.
status mutu airnya menggunakan metode STORET. Status kualitas air Sungai
Muncul ini juga ditinjau berdasarkan persepsi masyarakat serta hasil uji
laboratorium kualitas air. Setelah mengetahui status mutu air Sungai Muncul ini
maka penulis memberikan solusi dan saran kepada pemerintah Desa Rowoboni dan
pengelola Sungai Muncul sesuai dengan hasil penelitian nantinya dan diharapkan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat dilihat konsep penelitian dalam
Aktivitas Masyarakat
Kualitas air
Kualitas Air Sungai Muncul di
- sumber air
Kualitas air di Sungai
Dusun Muncul
Rowoganjar Persepsi Baku mutu kualitas air - lokasi
Dan Dusun masyarakat yang Sungai Muncul wisata Sungai
Muncul menurut PP No. 82 Muncul
dan pengelola
wisata Sungai Tahun 2001 dengan - sekitar
Muncul parameter yang terdiri sawah Dusun
dari pH, suhu, DO, Rowoganjar
BOD, Nitrat, TDS, -pemukiman
Total Coliform di Dusun
Rowoganjar
- kenyaman
pengunjung Penentuan status mutu air
- kualitas air
menggunakan metode
Sungai Muncul
STORET
secara visual
penelitian ini tepatnya berada di Sungai Muncul yang mengalir melewati Dusun
Muncul dan Dusun Rowoganjar dan bermuara di Rawa Pening. Sungai Muncul
merupakan bagian dari sub-DAS Parat yang terdiri dari Sungai Parat dan Sungai
Muncul. Penulis memilih lokasi penelitian ini karena Sungai Muncul merupakan
yang bermuara di Rawa Pening. Sungai Muncul ini dijadikan sebagai objek
wisata pemandian, river tubing, MCK dan sumber irigasi sawah saat musim
dalam penelitian kali ini dapat dilihat melalui gambar 2 berikut ini:
26
27
3.2 Populasi
Obyek dalam penelitian ini terdiri dari Sungai Muncul di Desa Rowoboni
yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan seluruh
masyarakat usia dewasa yang sehat jasmani dan rohani serta dapat
tersebut terdiri dari penduduk di Dusun Muncul dan Dusun Rowoganjar Desa
Rowoboni dengan jumlah 320 kepala keluarga (kk) serta pengelola wisata
sekitar Sungai Muncul Desa Rowoboni serta pengelola wisata Sungai Muncul
yang mencakup pengelola river tubing dan dan pemandian Sungai Muncul.
bermuara di Rawa Pening. Jumlah kepala keluarga (kk) di Dusun Muncul terdiri
dari 111 kk dan Dusun Rowoganjar yang terdiri dari 210 kk sehingga total
populasi dari kedua dusun tersebut 320 kk. Pengelola wisata Sungai Muncul juga
termasuk sampel dalam penelitian ini, sebab kegiatan dari pengunjung wisata
29
Sungai Muncul tentu saja akan mempengaruhi kualitas air Sungai Muncul,
Namun dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak mendukung maka informasi
diperoleh dari pengelola wisata Sungai Muncul dan river tubing serta pihak-
pihak yang berperan dalam pengelolaan wisata Sungai Muncul ini . Kriteria
masyarakat yang dijadikan sampel harus cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas),
Sampel dalam penelitian ini juga terdiri dari air di Sungai Muncul yang
diperoleh dari empat titik sampel dengan bentuk kegiatan masyarakat yang
berbeda di setiap titiknya, hasil pengukuran parameter kualitas air di empat titik
terhadap kualitas airnya. Titik 1 (satu) pengambilan sampel air sungai ini terletak
Muncul, Titik 2 (dua) pengambilan sampel air Sungai Muncul ini terletak di
Sungai Muncul di Dusun Muncul, titik sampel ke-3 (tiga) terletak pada koordinat
dan titik sampel air ke-4 (empat) terletak pada koordinat 7˚19’4,9” LS-
tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi.
masyakarakat yang menggunakan air Sungai Muncul, serta data kuantitatif yang
berupa pengukuran parameter kualitas air di empat titik sampel yang memiliki
maka dari 320 kk yang berdomisili di Desa Rowoboni hanya masyarakat yang
tinggal di tepi Sungai Muncul yang dijadikan sampel, tentu saja sampel terpilih
Sungai Muncul. Selain itu teknik purposive sampling ini digunakan untuk
pengelolaan wisata. Ukuran jumlah sampel dan jumlah populasi lebih jelasnya
variabel yang mempengaruhi sedangkan kualitas air Sungai Muncul adalah variabel
yang dipengaruhi. Kedua variabel ini memiliki sub-sub variabel diantaranya yakni
masyarakat yang terdiri dari masyarakat lokal yang memanfaatkan Sungai Muncul
serta pengelola wisata Sungai Muncul dengan kegiatan dan peraturan yang dibuat
untuk kegiatan wisata di Sungai Muncul, dimana kegiatan yang biasa dilakukan
oleh pengunjung wisata meliputi mandi, mencuci, wisata river tubing, serta
pengairan irigasi sawah saat musim kemarau. Kegiatan masyarakat ini akan
mempengaruhi kualitas air Sungai Muncul. Kualitas air Sungai Muncul merupakan
variabel yang dipengaruhi dengan sub variabel berupa kualitas air secara fisika,
kimia, dan biologi menurut PP No. 82 Tahun 2001 dengan parameter yang terdiri
dari pH, suhu, DO, BOD, Nitrat, TDS, Total Coliform. Variabel penelitian disajikan
PP No. 82 Tahun
2001
Kualitas air Persepsi masyarakat -Tingkat Wawancara
melalui lokal yang kenyamanan
persepsi menggunakan air menggunakan air
masyarakat Sungai Muncul dan Sungai Muncul
pengelola wisata -Kualitas Sungai
Sungai Muncul Muncul secara visual
3 Mengetahui Status mutu Menggunakan -Kelas A : baik sekali, Analisis data
keterkaitan air Sungai metode STORET skor = 0 memenuhi uji
aktivitas Muncul baku mutu laboratorium
masyarakat -Kelas B : baik, skor =
terhadap -1 s/d-10 cemar ringan
kualitas air -Kelas C : sedang,
Sungai skor = -11 s/d -30
Muncul cemar sedang
-Kelas D : buruk, skor
≥ -31 cemar berat
untuk data nilai dari parameter kualitas air yang telah ditentukan serta data
sekunder yang berasal dari kajian pustaka dan penelitian terkait kualitas air.
1. Observasi lapangan
tujuan kedua mengenai kualitas air Sungai Muncul. Observasi lapangan ini
pengambilan sampel air di empat titik sampel yang nantinya sampel tersebut
1 (satu) pengambilan sampel air sungai ini terletak di koordinat 7˚19’42,9” LS-
pengambilan sampel air Sungai Muncul ini terletak di koordinat 7˚19’38,7” LS-
Muncul, titik sampel ke-3 (tiga) terletak pada koordinat 7˚19’13,3” LS-
2 . Wawancara
Sungai Muncul serta pengelola wisata Sungai Muncul. Peneliti sebelumnya telah
menyiapkan pedoman dan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang
3. Dokumentasi
primer berupa foto keadaan sungai muncul dan bentuk aktivitas masyarakatnya
serta untuk memperkuat bukti penelitian serta data pendukung lainnya seperti
kajian pustaka melalui buku atau jurnal mengenai kualitas air. Data primer dalam
penelitian ini berupa foto lokasi dan objek penelitian diambil saat melakukan
34
pemerintah Desa Rowoboni yang mencakup data profil Desa Rowoboni serta
kajian pustaka dari penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
4. Uji Laboratorium
Air Sungai Muncul yang telah diambil sampelnya akan di uji kualitasnya
dan Pengujian Alat Kesehatan (Balai Labkes PAK) Provinsi Jawa Tengah. Uji
mendapatkan nilai dari setiap parameter yang terdiri dari pH, suhu, DO, BOD,
kualitas air Sungai Muncul secara fisika, kimia, maupun biologi serta status
mutu airnya.
masyarakat terhadap kualitas air Sungai Muncul dan tujuan ketiga mengenai
pengaruh aktivitas masyarakat terhadap kualitas air Sungai Muncul. Data hasil
Muncul serta persepsinya terhadap Sungai Muncul juga akan dijelaskan lebih
35
lanjut sesuai dengan hasil yang diperoleh di lapangan dan berdasarkan tujuan
setelah diperoleh nilai dari setiap parameter yang di uji di laboratorium sesuai
atau tidak terhadap status mutu airnya dan nilai dari setiap parameter kualitas air
yang diuji.
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis data pada tujuan kedua
dan ketiga mengenai kualitas air Sungai Muncul secara kuantitatif. Setelah
dilakukan pengujian kualitas air Sungai Muncul dengan parameter yang terdiri
dari pH, suhu, DO, BOD, Nitrat , TDS, dan Total Coliform maka akan diperoleh
nilai dari setiap parameter tersebut. Data kualitas air tersebut akan dibandingkan
Tahun. Pada penelitian ini kelas air yang digunakan adalah kelas dua dengan
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
Membandingkan data kualitas air dengan baku mutunya merupakan prinsip dari
telah memenuhi atau melampaui baku mutu air dan dapat ditentukan status mutu
airnya. Penentuan status mutu air ini dengan menggunakan sistem nilai dari “US-
36
Hasil dari analisis berdasarkan tabel 4 yaitu identifikasi status mutu air
Sungai Muncul berdasarkan klasifikasi dari metode STORET. Jika dilihat dari
kualifikasi mutu air menggunakan metode SORET maka dapat diketahui bahwa
kualitas air sungai desa rowobani berada pada kategori A, artinya air sungat tidak
Desa ini berasal dari kata Rowo dan Boni. Rowo mempunyai arti air dan Boni
mempunyai arti Sumber, atau dengan kata lain Rowoboni berarti sumber air. Sebab
di desa ini mudah untuk mendapatkan air. Salah satunya sumber air terbesar di desa
ini yaitu Sumber Air di Dusun Muncul, yang hingga saat ini terkenal dengan
Pemandian Muncul.
sebelah Utara berbatasan dengan Rawa Pening, di sebelah Barat berbatasan dengan
Desa Tenggaron dan Desa Kebondowo, di Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Kebumen dan Desa Gedong, serta di sebelah Timur berbatasan dengan Desa
yang berbatasan langsung dengan Danau Rawa Pening dan Kecamatan Tuntang.
kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi. Hal
Kecamatan Banyubiru itu sendiri yang sangat banyak, diantaranya Rawa Pening,
37
38
Mata Air Muncul, dan perbukitan yang berada di dalamnya. Sementara potensi
daerah atau biasa disebut dengan kelerengan permukaan bumi. Keadaan Topografi
kemiringan >40%. Desa Rowoboni terletak diketinggian 450 meter dari permukaan
air laut dengan topografi yang terdiri dari topografi datar, landai, dan curam.
Dengan kemiringan 0–8 %, 8–15 %, dan 15–40 %. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5 berikut ini tentang klasifikasi kelerengan Desa Rowoboni;
kelerengan datar, landai dan curam. Desa Rowoboni di dominasi kelerengan datar
yang berada di Dusun Rowokasam, dan Rowoganjar dan sebagian besar wilayah
sawah Desa Rowoboni, lereng landai di Dusun Muncul. Sementara ada kelerengan
curam yang terdapat di Desa Sentul hal ini disebabkan oleh letak Dusun Sentul yang
berada di dekat pegunungan. Kondisi topografi Desa Rowoboni juga dapat dilihat
rata-rata pada daerah tertentu. Namun pada hal ini klimatologi yang dimaksud
mencakup kondisi rata-rata curah hujan yang tentu saja akan mempengaruhi cuaca
daerah setempat. Klimatologi atau curah hujan di wilayah Desa Rowoboni yaitu
Rowoboni terdapat dua tipe yaitu curah hujan rendah (1500-2000 mm/th) dan
Candisari Rt 03, Dusun Gondangsari Rt 02, dan di Dusun Sentul Rt 02. Sedangkan
untuk klasifikasi curah hujan sedang terdapat di Dusun Muncul Rt 01,02,03, Dusun
01,02, Dusun Gondangsari Rt 01, dan Dusun Sentul Rt 01. Dengan adanya data
42
curah hujan rata-rata tersebut maka kita dapat memperediksikan wilayah yang
manusia. Peran air sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sumber air
dibedakan menjadi air tanah dan air permukaan. Sumber air tanah berupa mata air
sedangkan yang termasuk air permukaan yaitu sungai. Berikut penjelasan sumber
4.1.4.1 Sungai
Sungai termasuk sumber air permukaan tanah, biasanya sungai yang airnya
masih jernih digunakan masyarakat yang tinggal dekat sungai sebagai tempat cuci
baju, dan mandi. Desa Rowoboni dilewati satu aliran sungai yaitu Sungai Muncul.
Objek pada penelitian ini tepatnya berada di Sungai Muncul yang mengalir
melewati Dusun Muncul dan Dusun Rowoganjar dan bermuara di Rawa Pening.
Sungai Muncul merupakan bagian dari sub-DAS Parat yang terdiri dari
Sungai Parat dan Sungai Muncul, sumber air di Sungai Muncul ini berasal dari
beberapa mata air yang ada di Desa Rowoboni yang disebut dengan Sumber air
Muncul. Sejak tahun 2015 Sungai Muncul ini mulai dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat sebagai objek wisata, yakni wisata pemandian muncul dan river tubing
yang dimana sebelumnya sungai ini hanya dimanfaatkan oleh masyarakat lokal,
namun sekarang pemanfaatannya sudah lebih maksimal yakni sebagai objek wisata.
lokal dan pengunjung wisata Sungai Muncul, serta kegiatan wisata river tubing dan
banyaknya akan mempengaruhi kualitas air Sungai Muncul baik secara fisika,
kimia, ataupun biologi. Perubahan kualitas air ini jika terus-menerus terjadi maka
tentu akan menurunkan tingkat kenyamanan dan keamaan. Kondisi Sungai Muncul
air Sungai Muncul yang mengalir jernih dan terlihat bagian dasar sungainya. Oleh
karena itu air sungai desa muncul masih asri dan belum tercemar sehingga banyak
Mata air yang terdapat di Desa Rowoboni berupa sumber air tanah. Terdapat
beberapa sumber air tanah yang memiliki air yang melimpah digunakan secara
bersama di Desa Rowoboni untuk MCK umum. Sumber mata air ini memiliki air
yang sangat jernih dan bersih, sehingga dibuatlah pompa air di mata air ini yang
itu, mata air ini merupakan sumber air yang akan mengalir di Sungai Muncul
sehingga mata air ini sangat dijaga kebersihannya karena merupakan sumber utama
dan pertama di Sungai Muncul. Salah satu mata air Sungai Muncul bisa dilihat
Muncul ini mengalir keluar dengan jernih dan bersih serta sekitarnya ditutupi oleh
Desa Rowoboni terdiri atas beberapa macam yakni penggunaan lahan untuk lahan
pertanian dan non pertanian. Penggunaan lahan Desa Rowoboni dapat dilihat
dilihat bahwa penggunaan lahan di Desa Rowoboni yang terbanyak adalah untuk
sawah, di urutan kedua penggunaan lahan terbanyak adalah untuk kebun campur
dan pemukiman, dan selebihnya digunakan untuk tegalan dan sebagai lahan kosong
Penggunaan lahan di Desa Rowoboni untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui peta
Dengan luas 5,23 km2 berarti setiap km2 rata-rata dihuni oleh 471 jiwa. Jumlah
Penduduk Desa Rowoboni tahun 2016 mencapai 2.355 jiwa yang terdiri dari 1.236
jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.119 jiwa berjenis kelamin perempuan.
Jumlah penduduk tiap dusun tentu saja berbeda, pada tahun 2016 dusun
penduduk 659 jiwa, Dusun Candisari mempunyai jumlah penduduk tertinggi kedua
yaitu 439 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling rendah yaitu di Dusun Sentul
315 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
tinggiya angka kelahiran di setiap dusun, tingginya angka migrasi masuk di setiap
Berencana (KB).
sebab wilayah disana sebagian merupakan pertanian, selain ditinjau melalui kondisi
fisik, hal ini juga dilihat dari pendidikan terakhirnya. Selain bermata pencaharian
pemandu river tubing, menjaga pintu masuk menyewakan ban dan lain sebagainya,
namun ini dilakukan secara bergantian oleh masyarakat dan boleh dilakukan oleh
48
siapa saja masyarakat Desa Rowoboni yang sekiranya tidak sibuk dengan pekerjaan
lain.
memiliki peran dalam pemanfaatan dan pengelolaan Sungai Muncul serta dari hasil
uji laboratorium untuk memperoleh data kuantitatif kualitas air Sungai Muncul.
ini diperoleh dari hasil wawancara dengan penduduk Desa Rowoboni yang
Sampel ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari masyarakat di Dusun Rowoganjar
dan Dusun Muncul dengan berbagai profesi seperti pedagang di lokasi wisata
masyarakat yang menggunakan air Sungai Muncul serta pihak dari pemerintah
Desa Rowoboni. Sampel ini dianggap sudah cukup memberi gambaran dan
informasi terkait variabel dari setiap tujuan di penelitian ini. Responden tersebut
atas pertanyaan yang diberikan, meskipun terdiri dari beberapa kalangan dan
Muncul ini. Berdasarkan intrumen yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan
indikator maka jawaban hasil wawancara dengan masyarakat Desa Rowoboni dapat
dari responden terkait aktivitas masyarakat lokal di sekitar Sungai Muncul serta
sistem pengelolaan Sungai Muncul oleh pengelola wisatanya, serta untuk melihat
Rowoboni yang dirangkum pada tabel 9, maka dapat diketahui bahwa masyarakat
sangat bergantung pada sumber air, khususnya Sungai Muncul ini. Masyarakat
lingkungan dan sumber-sumber air yang ada di desanya karena mereka sudah
51
Sungai Muncul ini sebagai lokasi wisata agar bukan hanya masyarakat lokal saja
yang bisa menikmati sungai ini, namun seluruh kalangan juga dapat merasakannya
Muncul ini agar tetap bisa terus dinikmati dan dimanfaatkan lebih baik lagi. Bentuk
yang menggunakan toilet ini biasanya mereka yang belum memiliki wc pribadi atau
sembari mandi dan mencuci di tepi sungai yang dapat dilihat di gambar 9 berikut
ini:
.
Gambar 9. Masyarakat yang
mencuci
Sumber: Dokumentasi peneliti,
2020
52
yang mencuci pakaian serta mencuci motor di tepi Sungai Muncul dan tentu saja
Muncul. Warung ini merupakan bentuk fasilitas yang disediakan oleh pengelola
Aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan pertanian dapat dilihat melalui gambar
11 berikut ini:
berkaitan dengan pertanian. Terlihat kincir irigasi yang digunakan untuk mengairi
sawah saat musim kemarau, kincir irigasi ini digunakan untuk mengairi sawah
kuantitatif. Data kualitatif mengenai kualitas air Sungai Muncul didapat dari hasil
sebab kedua dusun tersebut merupakan dusun yang dilewati oleh aliran Sungai
Muncul yang nantinya bermuara di rawa pening, sehingga segala jenis kegiatan dan
kualitas air Sungai muncul ini. Data kualitatif ini diambil melalui proses wawancara
54
dan pengamatan visual. Berikut merupakan hasil penelitian mengenai kualitas air
Sungai Muncul secara kualitatif yang disajikan melalui tabel 10 berikut ini :
yang terdiri dari masyarakat lokal yang menggunakan air Sungai Muncul serta
pengelola wisata Sungai Muncul mengenai kualitas air Sungai Muncul yang setiap
hari mereka lihat dan gunakan. Selain melalui wawancara peneliti juga melakukan
observasi langsung untuk melihat kondisi air Sungai Muncul dan hasilnya telah
Kualitas air Sungai Muncul jika dilihat dari tabel 10 mengenai perspektif
masyarakat serta tabel 11 yang merupakan hasil observasi langsung maka secara
kualitatif air Sungai Muncul ini memiliki kualitas yang baik dan tidak tercemar.
Hanya saja saat momen tertentu saja seperti musim liburan dan hari saya qurban
maka air sungainya sedikit berubah, cenderung lebih keruh dan banyak sampah
plastik bekas detergen akibat dari banyaknya masyarakat yang menggunakaan air
Sungai Muncul tersebut. Namun, jika pada saat sekarang ini Sungai Muncul sedang
ditutup akses masuknya akibat pandemi, maka air otomatis lebih bersih dan jernih
dengan masyarakat dan pengelola wisata sejauh ini sedikit keluhan dari pengunjung
wisata dan masyarakat lokal sendiri terkait kenyamanan dan kebersihan di Sungai
Muncul.
mendapatkan data kuantitatif yang lebih akurat dan sesuai dengan parameter yang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran Air sesuai dengan kelasnya, sebelum
sampel di lokasi penelitian. Sampel air ini diambil pada tanggal 29 September 2020
pukul 10.00 WIB dengan kondisi cuaca yang cerah. Asumsi dalam waktu
pengambilan sampel ini di dasarkan pada indikator serta parameter yang akan
diteliti yakni terkait aktivitas masyarakat, sebab pada pukul 10.00 merupakan waktu
maka terlihat juga aktivitas masyarakat yang sedang berlangsung yang sedikit
nilai di setiap paramer kualitas airnya. Sampel yang telah di lokasi penelitian, saat
itu juga langsung di bawa ke Balai Laboratorium Kesehatan Semarang untuk diuji
nilai dari setiap parameternya. Hasil kualitas air Sungai Muncul yang telah diuji
Suhu Oc Deviasi 3 23 24 24 25 24
DO mg/L ≥4 6,59 6,44 7,04 7,12 6,80
BOD mg/L 3 0,8 1 0,9 1 0,926
TDS mg/L 1000 160 157 162 163 160,5
Nitrat mg/L 10 3,90 3,58 3,51 3,49 3,62
Total coliform jml/100 ml 5000 79 390 320 390 294,75
Kualitas air Sungai Muncul yang didapat dari hasil uji parameter di Balai
Laboratorium Kesehatan Semarang ini juga disajikan melalui grafik pada gambar 13
berikut ini :
390
320
163
162
160
157
79
7,12
7,04
6,59
6,44
3,58
3,51
3,49
25
24
24
23
6,5
6,5
6,5
6,5
3,9
0,9
0,8
Kualitas air Sungai Muncul yang telah dipaparkan pada tabel 12 dan gambar
13 di atas merupakan hasil dari uji laboratorium dan uji langsung di lapangan.
Pengujian kualitas air sungai ini diperoleh dari 4 sampel di 4 lokasi yang berbeda
dengan aktivitas masyarakat yang berbeda pula disetiap lokasinya. Data pada tabel
di atas terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yakni data yang
langsung diperoleh dilapangan yakni untuk pengukuran suhu dn pH air, dan untuk
laboratorium. Setiap parameter memiliki baku mutu nya masing-masing yang telah
disesuaikan dengan kelas airnya. Untuk titik sampel 1 yang merupakan lokasi
sumber mata air di Sungai Muncul Memiliki nilai pH 6,5 dengan suhu 23˚C, nilai
DO 6,59 mg/L, BOD 0,3 mg/L, TDS 160 mg/L, Nitrat 3,90 mg/L, dan Total
Coliform 79 jml/100 ml. Titik sampel 2 yang merupakan pusat wisata pemandian
Sungai Muncul memiliki nilai parameter pH 6,5 dengan suhu 24˚C, nilai DO 6,44
mg/L, BOD 1 mg/L, TDS 157 mg/L, Nitrat 3,58 mg/L, dan Total Coliform 390
jml/100 ml. Titik sampel 3 yang merupakan kawasan persawahan atau pertanian
memiliki nilai pH 6,5 dengan suhu 24˚C, nilai DO 7,04 mg/L, BOD 0,9 mg/L,
TDS 162 mg/L, Nitrat 3,51 mg/L, dan Total Coliform 320 jml/100 ml. Dan yang
terakhir titik sampel 4 yang merupakan titik terakhir dalam pengambilan sampel di
Sungai Muncul ini, titik sampel 4 ini merupakan daerah pemukiman penduduk dan
persawahan di Dusun Rowoganjar, memiliki nilai pH 6,2 dengan suhu 25˚C, nilai
DO 7,12 mg/L, BOD 1 mg/L, TDS 163 mg/L, Nitrat 3,49 mg/L, dan Total Coliform
390 jml/100 ml. Rata-rata nilai parameter dari setiap titik sampel ini yakni pH 6,5
dengan suhu 24˚C, nilai DO 6,80 mg/L, BOD 0,925 mg/L, TDS 160,5 mg/L, Nitrat
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pencemaran Air yakni air air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanian, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut, sehingga telah ditentukan batas baku mutu dari
Untuk melihat hasil dari tujuan ketiga ini menggunakan metode STORET
untuk menentukan status mutu airnya, dengan metode STORET dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara
prinsip, metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status
mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan
skor 0 memenuhi baku mutu, skor -1 s/d -10 tercemar ringan, skor -11 s/d -30
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran ≤ baku
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >
baku mutu), maka diberi skor yang dapa dilihat ditabel 13 berikut ini :
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya
Hasil Penilaian Skor Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Air Sungai
Muncul melalui metode STORET dapat disajikan melalui tabel-tabel berikut ini
Tabel 14 merupakan tabel hasil uji laboratorium pada titik sampel 1. Titik
sampel 1 ini merupakan lokasi sumber mata air Sungai Muncul dan jika dilihat
seluruh parameter di titik sampel 1 ini memiliki nilai yang memenuhi baku mutu.
Selanjutnya untuk hasil kualitas air pada titik sampel 2 dapat dilihat melalui tabel
15 berikut ini :
60
Tabel 15 merupakan tabel hasil uji laboratorium pada titik sampel 2 yang
merupakan lokasi pemandian wisata Sungai Muncul, yang saat ini sedang tidak
boleh dikunjungi karena adanya larangan untuk pembukaan objek wisata air oleh
pemerintah. Pada tabel 15 tersebut terlihat skor dari setiap parameter yaitu 0 dan
sampel 3. Titik sampel 3 ini merupakan lokasi pertengahan sungai yang kiri dan
melalui metode storet maka seluruh parameter memperoleh skor 0 dan berarti
memenuhi baku mutu. Terakhir yaitu pengujian di titik sampel 4 yang disajikan
Berdasarkan penilaian dari skor yang disajikan melalui tabel 17 maka bisa
dilihat bahwa seluruh parameter memenuhi baku mutu, titik sampel 4 ini
Secara keseluruhan mulai dari titik sampel 1,2,3, dan 4 tidak tercemar dan
memenuhi skor baku mutu yakni 0, berdasarkan dari data sampel yang diambil pada
tanggal 29 September pukul 10.00 WIB serta pada saat itu tidak ada pengunjung
wisata yang datang ke objek penelitian ini yakni Sungai muncul, karena untuk
sementara lokasi ini ditutup akibat dari pandemi covid-19 sehingga hasil yang
didapat merupakan hasil murni dari lapangan dan bisa disimpulkan air Sungai
Muncul tidak tercemar, namun tetu saja perbedaan nilai dari setiap parameter yang
Masyarakat asli Desa Rowoboni untuk saat ini sebagian besar memang
sudah memiliki toilet pribadi, namun meskipun demikian mereka masih sering
kebiasaan lama yakni mencuci dan mandi langsung di sungai dengan airnya yang
melimpah serta jernih sehingga membawa kepuasan sendiri bagi mereka yang
mencuci dan mandi di sungai ini, khusus untuk buang air besar atau buang air kecil
pemerintah Desa Rowoboni, sebagai bentuk upaya menjaga kelestarian sungai dan
digunakan oleh warga tepatnya terletak di Dusun Rowoganjar dan merupakan salah
satu tempat pengambilan sampel uji kualitas air, sebab di daerah ini merupakan
pusat pemukiman penduduk yang tinggal di tepi Sungai muncul. Selain itu
berdasarkan hasil penelitian masih banyak warga yang mencuci motor, dan pakaian
di sungai, serta anak-anak Dusun Rowoganjar yang asik bermain air dan mandi di
Sungai. Tentu saja dalam kegiatan mandi dan mencuci ini menggunakan sabun dan
kualitas air Sungai Muncul, hasil pada penelitian ini didukung dan sejalan dengan
bahwa rata-rata masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Sekanak telah memiliki
WC pribadi akan tetapi ditemui perilaku masyarakat untuk MCK di Sungai yang
b. Pertanian
air Sungai Muncul sebagai sumber irigasi pertanian saat musim kemarau,
masyarakat di Dusun ini memiliki sawah yang cukup luas dan banyak karena
petani dan nelayan di Rawa Pening. Metode irigasi yang digunakan menggunakan
kincir air, sebab posisi sawah yang lebih tinggi dibandingkan sungai, maka kincir
tersebut berfungsi untuk memutar air dan mengalirkan ke sawah saat musim
kemarau. Pemanfaatan air sungai untuk sumber irigasi ini juga didukung oleh
penelitian Yusuf (2018) yang menyatakan bahwa Sungai Bening juga mempunyai
sekitarnya, yaitu sebagai sumber air irigasi sawah disekitarnya saat musim
kemarau.
transportasi air berupa perahu, sehingga sungai ini juga berfungsi sebagai jalur
transportasi petani dan nelayan yang hendak ke muara Sungai Muncul, yakni Rawa
Pening.
c. Wisata
Sungai Muncul merupakan salah satu pusat rekreasi atau wisata di Desa
kunjungan yang lumayan banyak. Wisata yang ditawarkan terdiri dari wisata
pemandian Sungai Muncul dan river tubing, yang dikelola oleh masyarakat lokal
yang tergabung dalam paguyuban muncul. Pengunjung sungai ini terdiri dari
masyarakat lokal maupun luar daerah, jumlah kunjungannya juga relatif banyak
terutama saat musim liburan. Pengunjung ini beragam, mulai dari hanya menikmati
sejuk dan derasnya aliran air Sungai Muncul dengan berendam dan river tubing,
atau detergen hanya saja dilarang untuk membuang sampah sembarangan, dan bagi
siapa saja yang terlihat membuang sampah sembarangan maka dikenakan sanksi
dengan membayar denda kepada pihak pengelola wisata yang nantinya uang
tersebut disimpan di kas paguyuban Sungai Muncul untuk keperluan perawatan dan
yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman yang dapat dinikmati
Air Sungai Muncul sangat jernih dan mengalir deras sehingga memang
cocok dijadikan lokasi wisata untuk mencuci, mandi, atau sekedar menikmati
pemandangannya juga sangat bagus dan air yang sejuk. Fasilitas di tempat ini juga
sudah lumayan baik, pengelola wisata telah menyediakan tempat sampah, warung,
dan wc umum untuk pengunjung. Suatu tempat yang dikunjungi oleh banyak orang
kualitas lingkungannya, khususnya kualitas air pada Sungai Muncul ini, sebab para
pengunjung yang datang untuk mencuci dan mandi serta menggunakan sabun atau
65
detergen tentu akan mempengaruhi kualitas air Sungai Muncul tersebut, namun
pada saat penelitian ini dilakukan wisata Sungai Muncul sedang ditutup karena
adanya pandemi covid-19, sehingga tidak ada pengunjung wisata yang datang
sehingga saat penelitian ini dilakukan kondisi air Sungai Muncul ini cukup baik
detergen yang mungkin terbawa arus sungai saat masyarakat Rowoboni ataupun
Pertama kalinya Sungai Muncul ini dibuka menjadi lokasi wisata yang dibuka
secara umum yakni pada tahun 2015, dibantu oleh pemerintah desa dan masyarakat
potensi Sungai Muncul ini menjadi lokasi pemandian serta river tubing. Khususnya
untuk river tubing mereka membersihkan jalur aliran sungai dari tumbuhan-
tumbuhan liar agar pengunjung tetap merasa aman dan nyaman sembari menikmati
Sungai Muncul ini semakin berkembang dan jumlah pengunjung meningkat yang
berasal dari berbagai daerah, maka dari itu fasilitas di kawasan Sungai Muncul ini
dijumpai adalah sebagai tempat wisata. Namun, pemanfaatan sungai ini sering
memberikan dampak yang dapat bersifat positif dan negatif. Salah satu dampak
mempengaruhi kualitas air berdasarkan parameter tersebut yang telah diambil dari
Pengambilan sampel ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 29 September 2020
pukul 10.00 WIB dengan kondisi cuaca cukup cerah dan kawasan Sungai Muncul
yang ditutup untuk umum karena adanya pandemic Covid-19 yang mengharuskan
seluruh wisata air di Jawa Tengah ditutup sementara sampai waktu yang belum
ditentukan, sehingga hanya orang tertentu dengan tujuan yang jelas saja yang dapat
memasuki kawasan Sungai Muncul ini. Kualitas air muncul untuk lebih jelasnya
a. pH
(Alkalinitas) suatu larutan. Kondisi suatu perairan yang terlalu asam dan terlalu
dari hasil penelitian ini untuk titik sampel 1 yang merupakan mata air untuk Sungai
Muncul memiliki pH 6,5 begitu pula dengan titik sampel 2 yang merupakan lokasi
titik pemandian wisata Sungai Muncul juga memiliki pH 6,5 selanjutnya yaitu titik
sampel 3 yang merupakan kawasan pertanian memiliki pH 6,5 dan lokasi terakhir
adalah titik sampel 4 yang merupakan pusat pemukiman penduduk tepatnya terletak
di Dusun Rowoganjar di lokasi ini juga airnya memiliki pH 6,5. Nilai pH sesuai
baku mutu untuk air kelas II berdasarkan PP. No 82 Tahun 2001 adalah 6 hingga 9.
pH meter. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2004). Hasil nilai dari
parameter pH di keempat titik sampel ini sudah memenuhi baku mutu yang telah di
tetapkan sehingga masih dalam keadaan baik dan normal. Hasil ini dikukung oleh
penelitian serupa yang di teliti oleh Simanjuntak (2017) yang menyatakan nilai pH
6,7 pada sungai Babarsari masih sesuai dengan baku mutu kualitas air yang
tercantum dalam PP No. 82 Tahun 2001, yaitu kisaran pH yang sesuai untuk badan
air kelas II adalah 6-9, dengan aktivitas masyarakat yang terdiri dari wisata serta
MCK.
b. Suhu
Suhu atau temperatur ini diukur secara langsung di keempat lokasi titik sampel
dengan menggunakan pH meter. Suhu air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
parameter yang lainnya. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang,
ketinggian permukaan, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan
aliran serta kedalaman badan air. Keempat titik sampel penelitian kualitas air ini
memiliki nilai suhu yang berbeda, suhu terendah yakni pada titik sampel 1 yang
merupakan sumber mata air Sungai Muncul dengan suhu 23℃ sebab di titik ini
masih di tutupi oleh vegetasi berupa rumpun bambu yang melindungi air tersebut
dari paparan sinar matahari langsung. Titik sampel kedua dan ketiga memiliki suhu
yang sama yakni 24℃, meningkat 1℃ dari suhu di titik sampel sebelumnya karena
lokasi titik sampel ini sudah terbuka dan tidak tertutup oleh vegetasi yang rimbun
serta terpapar sinar matahari langsung, dan begitupula dengan titik sampel keempat
68
suhu pada stasiun 1 merupakan yang paling rendah jika dibandingkan dengan
stasiun 2, 3 dan juga 4, hal tersebut dikarenakan pada stasiun 1 masih rindang dan
dipenuhi dengan pepohonan dipinggir sungai serta diperkuat lagi dengan hasil
penelitian oleh Aria (2013) yakni penelitian di Sungai Betimus dengan suhu
terendah berada pada stasiun 1, yaitu pada kisaran 25,4°C, stasiun 2 berada pada
kisaran 26°C, dan stasiun 3 pada kisaran 26,7°C. Stasiun 1 memiliki suhu terendah
sampel yakni 24℃ dan masih baik karena tidak melewati batas baku mutu yang
telah ditentukan.
c. DO (Dissolved Oxygen)
bersifat aerobik, dan merupakan kebutuhan dasar organisme di dalam air semakin
tinggi nilai DO maka semakin baik kualitas airnya. Nilai DO dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil uji di Balai Laboratorium Semarang setelah di ambil sampel
langsung dilapangan pada tanggal 29 September 2020 pukul 10.00 WIB dengan
menggunakan botol winkler dan dicampur dengan larutan NaOH-KI dan MnSO4
69
dengan perbandingan 1:1 di setiap 100 ml botol winklernya. Larutan ini berfungsi
sebagai pengikat oksigen di sampel air yang telah diambil agar tidak ada perubahan
nilai. Pengujian sampel DO ini diambil di 4 titik, titik sampel pertama merupakan
lokasi sumber mata air Sungai Muncul yang memiliki nilai DO 6,59 mg/L, titik
sampel 2 yang merupakan pusat lokasi wisata pemandian Sungai Muncul memiliki
nilai DO 6,44 mg/L, selanjutnya nilai DO untuk titik sampel 3 yang merupakan
lokasi pertanian memiliki nilai 7,04 mg/L dan yang terakhir adalah lokasi titik
Ditinjau dari hasil penelitian tersebut maka titik sampel ke 4 lah yang memiliki nilai
DO tertinggi dan titik sampel pertama yang memiliki nilai terendah, jika hanya
dilihat dari satu aspek nilai DO maka titik sampel yang tertinggilah yang memiliki
kualitas air yang lebih baik, sebab semakin tinggi nilai DO maka semakin baik
kualitas airnya.
penelitian oleh Simanjuntak (2017) yang memiliki hasil penelitian Sungai Babarsari
pada stasiun 2 yaitu 7,5 mg/L. Rendahnya kadar DO pada stasiun 2 dibandingkan
pada perairan tersebut. Hal ini serupa dengan bentuk aktivitas masyarakat di titik
BOD adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk
memecah bahan buangan di dalam air, semakin besar nilai BOD maka kualitas air
menetukan kekuatan atau daya cemar air limbah, sampah industri, atau air yang
telah tercemar. Nilai BOD pada penelitian kali ini diperoleh dari hasil uji
Titik sampel 1 yang merupakan sumber mata air Sungai Muncul memiliki nilai
BOD 0,8 mg/L, titik sampel 2 yang merupakan pusat lokasi pemandian Sungai
Muncul memiliki nilai BOD 1 mg/L, titik sampel 3 yang merupakan daerah
kawasan pertanian memiliki BOD 0,9 mg/L dan yang terakhir adalah titik sampel
ke 4 yang memiliki nilai BOD 1 mg/L. Nilai dari parameter BOD ini menunjukkan
tingkat pencemaran air, semakin tinggi nilainya maka semakin buruk kualitasnya,
dilihat dari hasil uji laboratorium ini lokasi yang memiliki nilai BOD terendah
adalah titik sampel 1 yang merupakan sumber mata air, hal ini cukup relevan karena
tentu saja sumber mata air ini memiliki kualitas air yang lebih baik dibandingkan
titik lainnya sebab belum mendapat pengaruh yang besar dari manusia dan
lingkungan sekitar, sedangkan di titik sampel ke dua terlihat peningkatan nilai BOD
0,2 mg/L dibandingkan titik sampel 1 karena dilokasi ini telah mendapat pengaruh
dari aktivitas masyarakat meskipun saat sampel diambil kawasan wisata Sungai
Titik sampel ketiga memiliki nilai BOD yang lebih rendah dibandingkan titik
kedua serta di titik sampel keempat nilai BOD nya kembali meningkat, sebab di
titik sampel ketiga hanya merupakan kawasan pertanian sementara di titik sampel
sebelumnya sehingga peningkatan nilai BOD ini merupakan hal yang wajar.
Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Rahmadi (2019) yang
merupakan indikasi terjadinya pencemaran oleh bahan organik dimana salah satu
Nilai parameter BOD disetiap titik ini secara keseluruhan termasuk baik dan
tidak melampaui batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh PP.No 82 Tahun 2001
mengenai kualitas air serta diperkuat oleh hasil penelitian dengan parameter serta
ketentuan serupa yang dilakukan oleh Simanjuntak (2017) dan mendapatkan hasil
Nilai rata-rata BOD sungai Babarsari pada stasiun pertama 0,4 pada stasiun kedua
0,75 pada stasiun tiga 0,8 dan pada stasiun keempat 1,2. Hasil pengukuran yang
diperoleh jika dibandingkan dengan PP NO. 82 Tahun 2001 masih memenuhi baku
mutu kualitas air karena ambang batas baku mutu untuk parameter BOD peruntukan
Nilai TDS atau Padatan terlarut total perairan sangat dipengaruhi oleh
pelapukan batuan, limpasan dari air tanah dan pengaruh antropogenik seperti
pembuangan limbah domestik dan industri. Nilai TDS yang tinggi menunjukkan
bahwa kandungan sedimentaasi dalam air juga tinggi dan mempengaruhi tingkat
kejernihan air, semakin tinggi nilai TDS maka semakin keruh air tersebut,
begitupun sebaliknya. TDS pada penelitian ini diuji di Balai Labkes Semarang
keempat titik sampel, pada titik sampel pertama nilai TDS nya lebih tinggi
72
dibandingkan titik kedua, hal ini disebabkan karena pada titik sampel pertama yang
merupakan sumber mata air memiliki arus yang tidak deras, sehingga kemungkinan
untuk sedimen mengendap lebih besar dan area tutupan vegetasinya lumayan
banyak sehingga sampah dedaunan yang jatuh tidak langsung terbawa arus,
melainkan sempat terendapkan di sumber air ini. Titik sampel kedua memiliki nilai
TDS yang paling rendah dibandingkan lokasi lainnya karena pada titik ini arus air
Sungai Muncul sangatlah deras karena merupakan saluran utama dari beberapa
saluran air, sehingga arus airnya lebih deras dibandingkan titik lainnya sehingga
Titik sampel ketiga memiliki nilai TDS yang lebih tinggi dibandingkan titik
sampel 1 dan 2 sebab lokasi ini merupakan kawasan pertanian dan arus airnya
semakin melambat karena sudah memasuki bagian tengah sungai, sehingga jumlah
padatan terlarut yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian, limpasan dari air sawah
dan arus yang semakin melambat menyebabkan nilai TDS nya lebih tinggi.
Titik sampel terakhir yakni titik sampel keempat yang berada di Dusun
Rowoganjar dan merupakan kawasan pemukiman penduduk di sisi kiri sungai dan
persawahan di sisi kanan sungai , serta arus sungai yang semakin melambat karena
semakin mendekati hilir sungai sehingga nilai TDS di lokasi ini yang paling tinggi
nilai TDS di keempat titik sampel ini masih tergolong baik sebab tidak melampaui
f. Nitrat
yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Nilai nitrat di titik sampel 1
73
senilai 3.90 mg/L, titik sampel kedua 3.58 mg/L, titik sampel ketiga 3.51 mg/L, dan
titik sampel keempat 3.49 mg/L . Perbedaan titik sampel ini dikarenakan perbedaan
aktivitas masyarakat disetiap lokasinya hal ini sesuai dengan Effendi (2003), yang
organik. namun secara keseluruhan nilai nitrat di setiap titik sampel ini masih
tergolong baik dan tidak melampaui batas baku mutu yang telah di tentukan yakni
10 mg/L.
g. Total Coliform
yang berasal dari buangan rumah tangga, semakin tinggi nilai coliform maka
semakin banyak bakteri coliform yang terdeteksi, dimana bakteri ini ada karena
pengaruh dari aktivitas manusia seperti pembuangan sampah domestik dan tinja.
Nilai total coliform ini disetiap titiknya berbeda, yakni di titik sampel 1 nilai total
coliformnya adalah 79 mg/L, titik sampel kedua 390 mg/L, titik sampel ketiga 320
mg/L dan titik sampel keempat 390 mg/L, hasil uji laboratorium tersebut
menunjukkan adanya perbedaan nilai Total Coliform di setiap titiknya. Titik sampel
1 memiliki nilai coliform terendah hal ini disebabkan karena titik sampel 1 ini
merupakan sumber mata air Sungai Muncul sehingga tidak ada aktivitas masyarakat
sampel kedua dan keempat memiliki nilai Total Coliform yang lebih tinggi
dibandingkan lokasi lainnya karena lokasi kedua merupakan titik wisata pemandian
Analisis ini diperkuat oleh penelitian Aria (2013) di Sungai Betimus yang
tingkat aktivitas masyarakat yang paling tinggim, namun masih memenuhi baku
mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001 dengan peruntukan kelas air II. Hal ini juga
berlaku di Sungai Muncul karena secara keseluruhan nilai Total coliform di Sungai
Muncul ini masih memenuhi baku mutu kualitas air yakni 5000 mg/L sehingga air
pengambilan sampel:
(Pusat sungai, serta toilet umum yang tidak lebih tinggi dari titik sampel 1
wisata air buangannya langsung ke serta menyebabkan nilai DO atau
Sungai aliran sungai. oksigen terlarut yang menurun, selain
Muncul) itu kadar BOD juga meningkat yang
menandakan kualitas airnya
menurun.
Titik sampel Aktivitas yang berlangsung di Kualitas air di lokasi ini sedikit lebih
3 lokasi ini yaitu adanya pertanian baik dibandingkan lokasi lainnya
(Pertanian masyarakat yang tepat di tepi karena minim dari aktivitas domestik
Desa sungai rumah tangga dan wisata, namun
Rowoboni) nilai TDS dilokasi ini meningkat
dibandingkan lokasi sebelumnya
sebab adanya endapan dari pertanian
dan arus air yang mulai melambat
karena semakin kehilir maka arus
sungai melambat dan menyebabkan
meningkanya nilai TDS.
Titik sampel Aktivitas masyarakat di lokasi Kualitas air di lokasi ini termasuk
4 ini yaitu MCK serta pertanian di baik meskipun terletak di pemukiman
(Pemukiman tepi sungainya. masyarakat. Hanya saja terjadi terjadi
Dusun peningkatan nilai TDS, suhu, serta
Rowoganjar) total coliform yang signifikan
dibandingkan lokasi sebelumnya,
sebab vegetasi yang menutupi aliran
sungai sudah lebih sedikit serta arus
air yang melambat karena ini
merupakan lokasi terakhir
pengambilan sampel di sepanjang
jalur Sungai Muncul ini, serta
meningkatnya nilai total coliform
karena adanya toilet umum tepat di
tepi sungai, dan masih aktif
digunakan. Total coliform ini juga
mengidentifikasi adanya limbah
antropogenik yang masuk kedalam
air sungai,
Sumber: olah data peneliti, 2020.
masing titik sampelnya terhadap kualitas air Sungai Muncul maka dapat dilihat
Namun setelah dilakukan perbandingan hasil kualitas air yang telah di uji di
laboratorium maka tidak ada parameter yang melebihi baku mutu, sehingga seluruh
parameter diberikan nilai 0, dan berdasarkan metode yang digunakan yakni metode
76
STORET, jika parameter yang dibandingkan mendapat skor 0 atau memenuhi baku
kegiatan domestik rumah tangga. Hasil dalam penelitian ini yaitu Aktivitas yang
terdapat pada salah satu titik pengambilan sampelnya adalah aktivitas rumah tangga
pengunjung akan lebih banyak pada saat hari libur dan hari besar. Meskipun
kualitas air pada umumnya masih memenuhi baku mutu berdasarkan metode
ditetapkan oleh peneglola wisata serta masyarakat yang sadar akan pentingnya
Sejalan dengan hasil penelitian di Sungai Muncul ini bahwa mutu air di
Sungai Muncul yang tergolong baik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu peraturan dan kesadaran masyarakat serta pemerintah Desa Rowoboni yang
sadar akan manfaat dan potensi Sungai Muncul ini, karena sejak dahulu mereka
telah memanfaatkan Sungai Muncul, sebab sungai ini merupakan salah satu sumber
air terbesar yang mengalir secara terus menerus serta melimpah di Desa Rowoboni
sehingga masyarakat Desa Rowoboni sadar jika mereka harus menjaga dan
umum bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Muncul serta yang tidak
77
memiliki wc pribadi, dengan harapan agar mereka tidak langsung membuang hajat
di sungai yang tentu saja akan mempengaruhi kualitas air Sungai Muncul terutama
akan menyebabkan tingginya bakteri coli yang berbahaya untuk kesehatan, selain
itu pemerintah desa juga memberikan modal pertama kali untuk membuat fasilitas
Muncul yang berisikan pengelola wisata Sungai Muncul serta Karang Taruna Desa
menjaga dan melestariukan serta mengelola wisata Sungai Muncul agar tetap bisa
Upaya yang telah mereka lakukan adalah membuat peraturan atau sanksi larangan
membuang sampah bagi pengunjung wisata maupun masyarakat lokal yang masuk
royong setiap periode tertentu untuk membersihkan sampah plastik serta jalur river
sekarang ini yaitu 2020 wisata Sungai Muncul di tutup sementara akibat pandemic
covid-19 yang melanda seluruh belahan bumi, sehingga demi kenyamanan dan
keamanan bersama seluruh wisata air ditutup sementara sampai batas waktu yang
Indonesia, sehingga pada saat penelitian ini dilakukan hanya masyarakat lokal saja
yang tetap dan bisa menggunakan Sungai Muncul, itupun hanya dibeberapa titik
sungai, sehingga hasil pengujian kualitas air Sungai Muncul ini tergolong kedalam
status baik dan memenuhi baku mutu berdasarkan metode yang digunakan yakni
metode STORET.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian kali ini maka dapat
masyarakat seperti mencuci, buang air besar dan buang air kecil, mandi,
Pening.
September 2020 pukul 10.00 WIB memiliki rata-rata nilai parameter dari
setiap titik sampel ini yakni pH 6,5 dengan suhu 24˚C, nilai DO atau
oksigen terlarutnya 6,80 mg/L, BOD 0,925 mg/L, TDS 160,5 mg/L, Nitrat
3,62 mg/L, dan Total Coliform 294,5 jml/100 ml dan jika disimpulkan dari
3. Status air sungai muncul jika ditinjau menggunakan metode STORET maka
memenuhi baku mutu yang sesuai dengan kelas air dua menurut PP. No 82
Tahun 2001 tentang kualitas air, sehingga seluruh parameter mendapat skor
0 dan tidak tercemar, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
menjaga dan melestarikan Sungai Muncul sebagai aset alam yang potensial
78
79
serta pada saat penelitian ini dilakukan wisata Sungai Muncul sedang di
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian kali ini maka saran
berikut:
perkembangan objek Wisata Sungai Muncul ini, sembari tetap menjaga dan
dan pengunjung wisata untuk bersama menjaga dan taat dengan peraturan
yang ada di Sungai Muncul ini agar terus lestari dan nyaman digunakan.
sama untuk menjaga dan melestarikan Sungai Muncul ini mengingat sungai
ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan seahri-sehari, dengan cara tidak
menebang pepohonan di sekitar Sungai Muncul, jika hal ini dipatuhi dan
dapat diterapkan maka Sungai Muncul akan terus lestari dan dapat dinikmati
80
81
LAMPIRAN
84
Lampiran 1
- Data umum
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Umur : tahun
Alamat :
Pekerjaan :
- Daftar Pertanyaan
1. Sejak kapan menjadi bagian dari pengelola dan berperan di Wisata Sungai
Muncul?
2. Bagaimana bentuk pengelolaan terhadap Wisata Sungai Muncul
3. Apakah terdapat perubahan terhadap Sungai Muncul setelah wisata ini sudah
lebih dikenal oleh masyarakat? Khususnya terkait kualitas air Sungai Muncul.
4. Apakah wisata sungai muncul ini juga dikelola dan diperhatikan oleh
pemerintah daerah setempat?
5. Apakah terdapat peraturan terkait Sungai Muncul dengan tujuan untuk menjaga
dan melestarikan Sungai Muncul?
5. Bagaimana peran dan manfaat sungai muncul terhadap masyarakat?
6. Bagaimana tanggapan pengunjung tentang kualitas air sungai muncul?
86
Lampiran 2
Sistem pemanfaatan
Sungai Muncul oleh
masyarakat di Dusun
Muncul dan Dusun
Rowoganjar
Bentuk pengelolaan
wisata Sungai
Muncul oleh
pengelola Wisata
Sungai Muncul
Kualitas air Sungai Kualitas air sungai
Muncul secara muncul melalui
baku mutu pengamatan visual
yang mencakup
warna air,
kekeruhan, dan
kebersihan sungai
87
Lampiran 3
Instrumen Fisik (Kualitas air Sungai Muncul)
Suhu oC
DO mg/L
BOD mg/L
TDS mg/L
Nitrat mg/L
Total jml/100
coliform ml
b. Penilaian Skor Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Air Sungai Muncul
(Metode STORET)
1. Tabel Titik sampel 1
Peruntukan kelas II PP No. 82 Tahun 2001
Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Skor
Pengukuran
pH 6 s/d 9
Suhu oC devisiasi 3
DO mg/L ≥4
BOD mg/L 3
Nitrat mg/L 10
Suhu oC devisiasi 3
DO mg/L ≥4
BOD mg/L 3
Nitrat mg/L 10
Suhu oC devisiasi 3
DO mg/L ≥4
BOD mg/L 3
Nitrat mg/L 10
Suhu oC devisiasi 3
DO mg/L ≥4
BOD mg/L 3
Nitrat mg/L 10
Lampiran 4
Transkip Wawancara
Data umum
Umur : - tahun
Pekerjaan : Pedagang
1. Apa sumber air utama yang digunakan sehari-hari (MCK, dan konsumsi) ?
Jawaban: .Sumber air utama yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari itu
kalau untuk mandi cuci kalau dulu memang di sungai karena belum ada toilet ya
dan enak gitu bareng bareng sama tetangga mandi mencuci sambil ngobrol-
ngobrol, tapi sekarang itu udah dibatasi karena udah ada toilet sendiri-sendiri,
jadinya kita kalau untuk mandi itu udah di rumah sih tapi kalau misalnya untuk
mencuci kalau dalam jumlah besar banyak cuciannya ya kita di sungai, kan enak
Jawaban: Menurut saya kalau sekarang itu udah optimal sih karena udah
digunakan untuk wisata ya udah dibuka untuk wisata sungai muncul wisata
Pemandian terus sekarang juga ada river tubing jadi lebih optimal
dibandingkan dulu
92
Jawaban: Menurut saya Sungai Muncul itu airnya nyaman digunakan jernih,
deras cuma terkadang keluhan itu kalo pas musim liburan kan banyak
Jawaban: ya ada, tentu saja ada perubahan dari dulu dibandingkan sekarang yang
udah dijadikan tempat wisata tapi ya perubahannya itu paling terasa saat musim
liburan mbak jadi kalau misalnya musim liburan itu kan rame pengunjung datang
dan airnya itu lebih keruh terus sampah-sampah plastik juga lebih banyak
meskipun udah ada larangan jangan buang sampah di sungai ya tapi namanya
orang ya tetap aja ada yang ngeyel dan paling ramai itu kalo tahun baru sama
libur lebaran
Jawaban: Upaya dari pemerintah desa itu membuat fasilitas seperti warung dan
jalur river tubing dibersihkan, untuk membuat nyaman pengunjung juga ya dan
menurut saya jadinya sungai munculnya lebih bersih ada gotong royong juga
dari warga-warga yang misalnya nggak ngapa-ngapain gitu, lalu membuat toilet
umum itu kan salah satu upaya pemerintah juga untuk mengurangi kita mandi
Jawaban: Iya sikap saya seadanya aja sih ya mbak ya kalo dibilang jangan buang
sampah di sungai yang nggak buang sampah di sungai kalo dibilang jangan mandi,
Data umum
Umur : - tahun
1. Apa sumber air utama yang digunakan sehari-hari (MCK, dan konsumsi) ?
Jawaban: Sumber air yang digunakan itu ada dari pamsimas dan dari Sungai
Muncul ya tentu lah karena emang dari dulu kita udah menggunakan Sungai
Muncul. Kalau misalnya dari pamsimas itu juga sumber airnya dari sumber air
Muncul dan dialirkan ke rumah-rumah tetapi ada iurannya. Jadi bagi masyarakat
Sebenarnya udah ada pilihannya dan kalau untuk konsumsi itu memang udah
dari dulu tidak memakai air sungai lagi tapi kalau misalnya mau menggunakan
air sungai pun yang dari sumber air karena airnya bersih. Untuk irigasi juga
kalau musim kemarau. Pada saat musim kemarau itu kan hujan jarang ya, tetapi
air sungai muncul ini tetap ada, makanya kita menggunakan Kincir untuk
mengairi sawah.
94
Jawaban: Menurut saya kualitas air Muncul secara kasat mata baik, karena
airnya juga jernih terus masih mengalir dengan deras dan kita masyarakat itu
sama sama menjaga lah, dihimbau untuk saling menjaga dan melestarikan sungai
muncul ini karena memang sejak dulu kita sudah memanfaatkan Sungai Muncul
ini, jadi ya tetap harus terus dijaga supaya generasi kita nantinya juga merasakan
Jawaban: Tentu ada karena saya juga sebagai Kadus dan pengguna Sungai
Muncul merasakan saat musim liburan lebaran, liburan sekolah dan hari-hari
besar. Dan saat Idul Adha biasanya masyarakat luar itu terkadang mencuci
jeroan sapi di sungai tapi karena sesekali ya tidak masalah, walaupun rasanya
terganggu karena airnya jadi bau setelah mencuci Jeroan sapi itu kan kotor, tapi
Jawaban: Upaya dari pemerintah itu membuat kan WC umum dan Jamban untuk
masyarakat masyarakat yang belum memiliki WC pribadi atau toilet pribadi jadi
yang semula langsung di sungai, kini bisa menggunakan jamban ya lebih tertata
95
aja sih dan langsung di sungai kalau misalnya membuang hajat. Lalu ada juga
Jawaban: Sikap saya itu untuk menjaga dan melestarikan sungai muncul yaitu
kalau mencuci ya terkadang juga masih, tetapi sesekali intinya itu sudah
Data umum
Umur : - tahun
Pekerjaan : Pedagang
1. Apa sumber air utama yang digunakan sehari-hari (MCK, dan konsumsi) ?
Jawaban: sumber air utama yang digunakan itu kita pake air Sungai Muncul dan
Pamsimas. Sungai Muncul itu untuk mandi terkadang mencuci tapi kalau untuk
Jawaban: Saya peran dan manfaat Sungai Muncul di kehidupan sehari-hari itu
sangat penting karena memang sudah sejak dulu kita menggunakan Sungai
96
Muncul jadi memang sepenting itu dan sangat berpengaruh manfaatnya untuk
kita semua. Sekarang sudah lebih optimal ya karena sudah dibuat untuk wisata
juga jadi bukan hanya kita kita warga muncul yang menggunakan tapi orang luar
Jawaban:. Ada biasanya kalo musim liburan, libur sekolah dan tahun baru itu
Jawaban: saya yang mengikuti alur yang lainnya dan peraturan yang ada,
Data umum
Umur : - tahun
Pekerjaan : Pedagang
1. Apa sumber air utama yang digunakan sehari-hari (MCK, dan konsumsi) ?
Jawaban: kalau untuk mandi cuci terkadang masih di sungai , tetapi sudah ada
Jawaban: Sangat penting sangat besar manfaatnya karena udah kita tinggal di
pinggir sungai jadi ya mau nggak mau ya menggunakan. Sudah lebih banyak
Jawaban: Menurut saya kualitas air sungai muncul ini masih baik masih nyaman
digunakan bersih, bening, airnya masih adem juga meskipun terkadang ada lewat
Jawaban:. saat musim liburan itu paling ya dibilang kotor juga nggak tetapi
berubah dibandingkan hari biasa dan juga kalau musim hujan itu airnya keruh
98
ya karena ada pengaruh dari sawah-sawah di sekitarnya jadi air tanahnya masuk
ke sungai
Muncul?
kalau dulu kan langsung aja tuh ada sampah satu kantong langsung buang ke
sungai tapi kalau sekarang ya sudah nggak boleh jadi ya sudah tidak lagi
99
Lampiran 5
Hasil Uji Laboratorium
a. Titik sampel 1
100
101
b. Titik sampel 2
102
103
c. titik sampel 3
104
105
d. Titik sampel 4
106
107
Proses pengambilan sampel air untuk parameter DO Proses pengukuran parameter suhu dan Ph air
dan BOD
111
Proses pengambilan sampel air untuk parameter Proses pengambilan sampel air untuk parameter
Nitrat dan TDS Total Coliform
112
Lampiran 8
Alat Penelitian