Anda di halaman 1dari 81

BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.

1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Kearifan Lokal dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup


di Cagar Alam Rawa Danau (CARD)

Fahmie Firmansyah1, Sholeh Hidayat2, Suroso Mukti Leksono3, Ujang Jamaludin4


1
Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mangku Wiyata
2
Program Studi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3
Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4
Program Studi Pendidikan Profesi Guru, Program Pascasarjana,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1
Jl. Al-Ishlah No. 1, Jombang Wetan, Kec. Jombang, Cilegon, Banten 42411
2, 3, 4
Jl. Raya Palka No.Km 3, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten 42124
e-mail: fahmiefirmansyah@mangkuwiyata.ac.id, sholeh.hidayat@untirta.ac.id , sumule56@untirta.ac.id ,
ujangjamaludin@untirta.ac.id.

Abstrak
Saat ini telah banyak terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ekpolitasi sumber daya alam yang berlebihan
oleh manusia. Lingkungan hidup erat kaitannya dengan manusia, hewan, tumbuhan, dan berbagai jenis makhluk hidup
lainnya. Manusia dan makhluk hidup lainnya memiliki ketergantungan terhadap lingkungan melalui proses dan
interkasi kehidupan dan saling membutuhkan satu sama lain. Meski demikian, masih terdapat kelompok warga yang
berada di daerah yang masih menjaga lingkungan melalui kearifan lokal yang terus dipertahankan hingga saat ini.
Salah satunya kelompok warga yang terdapat di Desa Ciwarna Kecamatan Mancak Kabupaten Serang, Banten yang
mana lokasinya berdekatan dengan aliran sungai di kawasan Cagar Alam Rawa Danau (CARD). Penelitian ini
menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulakan, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten. Tahapan pada penelitian
dimulai dari persiapan, studi pendahuluan, wawancara, observasi, pengolahan dan analisis data. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kearifan lokal memberikan dampak yang baik terhadap kelestarian sumber air, flora dan fauna
di kawasan Cagar Alam Rawa Danau. Aliran air di kawasan Cagar Alam Rawa Danau sangat terjaga kualitasnya,
begitupun dengan flora dan faunanya. Kearifan lokal tersebut diharapkan mampu menyadarkan warga yang lain dan
disekitarnya bahwa pentingnya menjaga lingkungan.

Kata Kunci—Cagar Alam Rawa Danau, Kearifan Lokal, Lingkungan Hidup, Sungai.

Abstract
The environment very closely related to living things, humans and living things depend on the environment through
life processes and interactions and need each other. However, there are still groups of residents in the area who
continue to protect the environment through local wisdom that has been maintained to this day. One of the community
groups in Bulakan Village, Mancak, Serang, Banten, which is located close to a river in the Rawa Lake Nature Reserve
area. This study uses research with a qualitative approach, namely through interviews, observation, and documentation
techniques. This research was conducted in Ciwarna Village, Mancak District, Serang Regency, Banten. The stages
in the research started from preparation, preliminary study, interviews, observation, data processing and analysis. The
results of this study indicate that local wisdom has a positive impact on the preservation of water sources, flora and
fauna in the Lake Swamp Nature Reserve area. The quality of the water flow in the Rawa Lake Nature Reserve area
is very well maintained, as well as the flora and fauna. Through this local wisdom, it is hoped that it will be able to
make other residents and those around them aware of the importance of protecting the environment.

Keywords: Rawa Danau Nature Reserve, Local Wisdom, Environment, River.

1
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

I. PENDAHULUAN lingkungan sekitar. Bahkan terdapat 5 Provinsi


yang secara data mengalami penurunan skor
Lingkungan merupakan kesatuan antara indeks IKA, salah satunya adalah Provinsi
komponen biotik dan juga abiotik. Pengertian Banten.
abiotik sendiri merupakan kumpulan komponen Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup
benda mati dan biotik merupakan kumpulan khususnya air terdapat kelompok atau orang-
komponen benda hidup (Anwar, 2018). Kedua orang di daerah atau di desa yang dapat hidup
komponen tersebut tidak dapat terpisahkan dalam berdampingan dengan alam dan tetap menjaga
kondisi lingkungan hidup manusia. Komponen lingkungan hidup. Salah satunya adalah warga
abiotik dan biotik memiliki peranan yang sangat Desa Bulakan, Kecamatan Mancak, Kabupaten
penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, Serang, Banten yang berdekatan dengan kawasan
ketidakseimbangan kedua komponen tersebut Cagar Alam Rawa Danau. Warga di sekitar
dapat menjadi masalah dalam lingkungan hidup. kawasan Cagar Alam Rawa Danau dapat menjaga
Berdasarkan kamus ekologi, lingkungan hidup kualitas air yang berada di lokasi tersebut melalui
dapat diartikan sebagai kumpulan komponen kearifan lokal. Kearifan lokal ini berupa
biotik dan abiotik yang ada di bumi. kepercayaan yang dilaksanakan secara turun
Lingkungan hidup erat kaitannya dengan temurun dari generasi ke generasi dan terus
manusia, hewan, tumbuhan, dan berbagai jenis dipertahankan hingga saat ini dengan tujuan
makhluk hidup lainnya (Handayani et al., 2022; untuk tetap menjaga kawasan rawa danau agar
Tohri et al., 2022). Manusia dan makhluk hidup tetap terjaga dari kerusakan lingkungan.
lainnya memiliki ketergantungan terhadap Hal ini sangat menarik untuk digali lebih
lingkungan melalui proses dan interkasi dalam terkait kearifan lokal yang dilaksanakan
kehidupan dan saling membutuhkan satu sama oleh warga sekitar dalam menjaga rawa danau,
lain. Kehidupan ditandai dengan adanya interaksi sehingga hal ini dapat menjadi contoh tentang
dan ketergantungan antar makhluk hidup yang bagaimana sebuah kearifan lokal pada suatu
teratur dalam tatanan ekosistem dengan esensi wilayah dapat terus dipertahankan terutama
yang penting, selain itu lingkungan hidup juga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Cagar
memiliki kesatuan dengan makhluk hidup di Alam Rawa Danau (CARD) sendiri merupakan
sekitarnya yang tentu tidak dapat dipisahkan. cagar alam yang berada di Kecamatan Mancak,
Pentingnya lingkungan bagi kehidupan Kabupaten Serang, Banten.
manusia dan makhluk hidup lainnya tidak selaras CARD merupakan rawa pegunungan yang
dengan kondisi lingkungan yang semakin tinggi. berada di dataran rendah tropis dengan 90 mdpl
Aktivitas manusia yang berlibahan dalam dan terletak di antara pegunungan Tukung Gede
melakukan ekploitasi terhadap lingkungan baik Barat Barat dan Tukung Gede Timur (Leksono et
di darat, udara, air dan berbagai sektor lainnya al., 2021). Menjaga kelestarian CARD
dengan tidak memperhatikan kondisi lingkungan merupakan hal yang sangat penting karena
dapat menjadikan lingkungan tersebut rusak dan CARD merupakan satu-satunya air tawar
mengganggu ekosistem. Berdasarkan data yang pegunungan yang berada di pulau Jawa
dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan (Khastini, 2018).
Kehutanan Republik Indonesia nilai Indeks CARD memiliki keanekaragaman hayati
Kualitas Air (IKA) tahun 2021 sebesar 53,33 poin hewan dan tumbuhan yang kaya. Ini menampung
dengan target capaian 55,2 poin. Tidak tercapaian 64 spesies burung, 10 spesies amfibi, 19 spesies
Indeks Kualitas Air (IKA) pada tahun 2021 ikan, dan 27 spesies capung. Selain itu juga
disebabkan karena masih adanya pengelolaan menjadi habitat berbagai jenis tumbuhan dan
limbah rumah tangga yang baik sehingga limbah tumbuhan rawa endemik, antara lain 30 jenis
rumah tangga tersebut mencemari air yang ada di tumbuhan rawa, 84 jenis tumbuhan obat, dan 10

2
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

jenis bambu (Leksono et al., 2021). Dengan Bulakan. Peneliti dalam melaksanakan observasi
berbagai macam keanekaragaman dan keunikan ini. Selain melakukan wawnacara, peneliti juga
yang terdapat di CARD, sudah sepatutnya kita melakukan penelusuran data terkait dengan
berkontribusi untuk tetap menjaga kondisi kearifan lokal di desa setempat. Tahapan dalam
lingkungan di kawasan CARD agar tetap terjaga. penelitian ini antara lain menetapkan siapa saja
Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat yang akan menjadi informan, melaksanakan
bagaimana kearifan lokal warga di sekitar kegiatan wawancara, mencatat setiap informasi
kawasan CARD dalam menjaga lingkungan yang disampaikan kepada peneliti, melakukan
terutama air di wilayah Cagar Alam tersebut. analisis, dan membuat kesimpulan
Masyarakat di Desa Bulakan yang lokasinya Penelitian dilakukan selama 1 bulan yang
berada dekat dengan kawasan Cagar Alam Rawa mana 1 bulan tersebut dilakukan untuk persiapan
Danau memiliki kearifan lokal yang menarik pelaksanaan penelitian, melakukan studi
untuk digali yang ternyata dalam kearifal lokal pendahuluan sebagai dasar informasi dalam
tersebut terdepat nilai-nilai dan budaya dalam melaksanakan penelitian, memperoleh data,
menjaga lingkungan kawasan Cagar Alam Rawa menganalisis data, dan menarik sebuah
Danau. Hal ini juga yang menjadi alasan kesimpulan.
mengapa hingga saat ini kawasan Cagar Alam
Rawa Danau tetap terjaga lingkungannya dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kerusakan dan polusi lingkungan.
Hal ini menjadi penting untuk diteliti sebagai Kearifan lokal merupakan sebuah nilai dan
bagian dari pembelajaran bagi masyarakat yang etika tentang berbagai macam hal yang
lain tentang bagaimana sebuah kearifan lokal berkembang di dalam masyarakat yang dikelola
yang berkembang di tengah masyarakat dapat secara tradisional secara terus menerus atau
berdampak positif terhadap lingkungan. Tujuan berkelanjutan (Daniah, 2020). Kearifan lokal
dari penelitian ini sendiri untuk mengetahui sendiri dapat diartikan sebagai arah dan filosofi
bagaimana kearifan lokal yang ada di Desa hidup yang digunakan untuk mengatur kehidupan
Bulakan yang mana lokasinya berdekatan dengan sehari-hari. Kearifan lokal juga terdiri atas
kawasan Cagar Alam Rawa Danau berimplikasi beberapa norma yang telah mengakar di
terhadap kelestarian lingkungan di Cagar Alam masyarakat secara eksklusif yang berpadu
tersebut. dengan nilai-nilai unsur kebudayaan (Meilana &
Aslam, 2022). Pada beberapa pendapat di atas
II. METODE PENELITIAN dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal
merupakan sebuah tindakan atau perilaku yang
Penelitian yang dilaksanakan ini khas pada sebuah kelompok masyarakat di mana
menggunakan penelitian dengan pendekatan perilaku atau tindakan tersebut menjadi sebuah
kualitatif dan menggunakan teknik wawancara, panduan dan tuntunan dalam berkehidupan.
observasi, dan dokumentasi. Pelaksanaan Secara administratif, Desa Bulakan berada
kegiatan wawancara dilakukan secara mendalam di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang,
guna mendapatkan informasi yang lengkap Provinsi Banten. Desa Bulakan memiliki luas 665
tentang kearifan lokal di wilayah tersebut. Ha dengan jumlah penduduk 4541 jiwa, secara
Selanjutnya data penelitian didapatkan melalui letak Desa Bulakan berdekatan langsung dengan
wawancara. Wawancara merupakan tahapan Cagar Alam Rawa Danau. Cagar Alam Rawa
penting yang dilaksanakan kualitatif (Rosaliza, Danau sendiri merupakan sebuah kawasan suaka
2015). alam (KSA) yang memiliki satwa, tumbuhan, dan
Untuk informan yang dilakukan wawancara ekosistem yang khas. Cagar Alam Rawa Danau
adalah Kepala Desa Bulakan, Tokoh Masyarakat merupakan cagar alam rawa air tawa pegunungan
Desa Bulakan, dan beberapa warga Desa yang lokasinya berada di kawasan Cagar Alam

3
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Gunung Tukung Gede yang memiliki luas kurang tetap terjaga kelestariannya. Salah satu mengapa
lebih 3.542,79 Ha. kondisi air di kawasan Cagar Alam Rawa Danau
Masyarakat Desa Bulakan yang lokasinya tetap terjaga karena tidak terjadinya pencemaran
berdektan dengan Cagar Alam Rawa Danau air dari dampak minyak, minyak yang berada di
merupakan sebuah Desa pedalaman yang masih bagian permukaan air akan menghalangi sinar
melestarikan adat sunda dan kebudayaan dari. matahari yang masuk ke air dan akan
Dalam upaya untuk melestarikan kawasan Cagar terhambatnya proses fotosentesis pada air
Alam Rawa Danau masyarakat sekitar tetap tersebut. Terhambatnya proses fotosintesis dan
menjaga kearifan lokal yang dipertahankan oleh masukan oksigen akan sangat menggangu
leluhur mereka hingga saat. Kawasan Cagar organisme yang ada di dalam air (Hendrawan,
Alam Rawa Danau yang dialiri aliran sungai 2018).
hingga saat ini masih tetap terjaga hingga saat ini. Sebagaimana diketahui bahwa air
Aliran sungai tersebut dibuat irigasi dan merupakan perpaduan antara unsur kimia,
digunakan oleh warga sekitar untuk kebutuhan biologi, dan juga fisika. Ketiga komponen
pengairan untuk mengairi sawah-sawah dan memiliki keterikatan satu sama lain sehingga
kebutuhan pertanian lainnya yang mana wilayah ketika terdapat satu faktor atau komponen
tersebut mayoritas bertani untuk memenuhi terganggung maka gangguan tersebut akan
kebutuhan hidup warga sekitar. berpengaruh terhadap komponen yang lain
Selain digunakan untuk mengairi untuk (Fatimah & ., 2020). Sehingga kearifan lokal
kebutuhan pertanian, sungai tersebut juga yang diterapkan hingga saat ini sudah berhasil
digunakan oleh warga sekitar untuk menyebrangi dalam menjaga kelestarian lingkungan terutama
antar satu wilayat daratan dengan wilayah daratan sungai yang berada di kawasan Cagar Alam
yang lainnya dengan menggunakan perahu Rawa Danau. Kearifan lokal tersebut juga
sampan kayu yang hanya menggunakan dayung, diharapkan mampu menyadarkan warga di
dan kondisi ini sudah berlangsung sejak lama wilayah yang lain dan disekitarnya bahwa
bahkan sejak puluhan tahun yang lalu. Mesikipun pentingnya menjaga lingkungan (Primayanti &
demikian, kondisi sungai yang berada di kawasan Puspita, 2022).
Cagar Alam Rawa Danau masih tetap terjaga Namun demikian, masih terdapat banyak
kelestariannya dan tidak tercemar. Berdasarkan kekurang dalam penelitian ini tentang bagaimana
hasil wawancara, warga sekitar dilarang kearifan lokal yang berkembang dapat menjaga
menggunakan perahu yang menggunakan mesin tumbuhan di kawasan Cagar Alam Rawa Danau,
yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sehingga peneliti menyarankan kepada peneliti
dan hanya diperbolehkan menggunakan perahu selanjutnya agar dapat menggali lebih jauh
sampan kayu yang menggunakan dayung. Warga tentang dampak positif kearifan lokal yang
sekitar percaya bahwa jika perahu menggunakan berkembang terhadap tumbuhan di kawasan
mesin maka suara bising yang dihasilakan dari Cagar Alam Rawa Danau.
perahu mesin tersebut akan mengganggu
makhluk halus yang yang ada di kawasan Cagar IV. KESIMPULAN
Alam Rawa Danau.
Kepercayaan ini sudah berlangsung sejak Cagar Alam Rawa Danau yang merupakan
lama dan turun temurun diceritakan dari generasi kawasan rawa air pegunungan satu-satunya di
ke generasi di Desa tersebut. Mitos yang mereka pulau Jawa merupakan sebuah aset sumber daya
percayai selama ini justru berdampak baik pada alam (SDA) yang sangat berharga dan harus tetap
kelestarian kawasan Cagar Alam Rawa Danau, dijaga kelestariannya. Kearifan lokal yang
dengan tidak digunakannya perahu yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bulakan
menggunakan mesin di kawasan Cagar Alam menjadi salah satu cara yang dilakukan agar
Rawa Danau justru menjadikan kawasan tersebut kelestarian air yang terdapat di kawasan Cagar

4
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Alam Rawa Danau tetap terjaga, bahkan tidak Bioindikator Kualitas Ekosistem di Cagar
hanya air melainkan juga flora dan faunanya Alam Rawa Danau Serang Banten. Biota,
11(2).
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.20414/jb.v11i2.143
Leksono, S. M., Marianingsih, P., Ilman, E. N., &
Anwar, K. (2018). PERAN SISTEM
Maryani, N. (2021). Online Learning Media
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
on Biology Conservation: Rawa Danau
DALAM MENINGKATKAN MUTU
Nature Reserve Website. International
PENDIDIKAN DI MADRASAH.
Journal of Interactive Mobile Technologies,
TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama
15(8).
Islam, 1(1).
https://doi.org/10.3991/ijim.v15i08.21567
https://doi.org/10.30659/jpai.1.1.41-56
Meilana, S. F., & Aslam, A. (2022).
Daniah. (2020). Kearifan Lokal (Local Wisdom)
Pengembangan Bahan Ajar Tematik
Sebagai Basis Pendidikan Karakter. Pusat
Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar.
Jurnal UIN Ar-Raniry (Universitas Islam
Jurnal Basicedu, 6(4).
Negeri), 1(2).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.281
Fatimah, A. S., & . S. (2020). Dampak
5
Eksploitasi Minyak Dan Gas Bumi Pada
Primayanti, N. W., & Puspita, V. (2022). Local
Degradasi Biota Perairan Dan Penurunan
wisdom narrative in environmental
Kualitas Air Permukaan. Jurnal Offshore:
campaign. Cogent Arts and Humanities,
Oil, Production Facilities and Renewable
9(1).https://doi.org/10.1080/23311983.202
Energy, 4(1).
2.2090062
https://doi.org/10.30588/jo.v4i1.732
Rosaliza, M. (2015). WAWANCARA, SEBUAH
Handayani, A., Soenarno, S. M., & A’ini, Z. F.
INTERAKSI KOMUNIKASI DALAM
(2022). Hubungan Pengetahuan
PENELITIAN KUALITATIF. Jurnal Ilmu
Lingkungan Hidup Terhadap Sikap Peduli
Budaya, 11(2).
Lingkungan Siswa SMPN 20 Depok.
https://doi.org/10.31849/jib.v11i2.1099
EduBiologia: Biological Science and
Tohri, A., Rasyad, A., Sururuddin, M., & Istiqlal,
Education Journal, 2(1).
L. M. (2022). The urgency of Sasak local
https://doi.org/10.30998/edubiologia.v2i1.1
wisdom-based character education for
1827
elementary school in East Lombok,
Hendrawan, D. (2018). Kualitas Air Sungai
Indonesia. International Journal of
Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak
Evaluation and Research in Education,
dan Lemak ( Water Quality of Ciliwung
11(1).
River Refer to Oil and Grease Parameter ).
https://doi.org/10.11591/ijere.v11i1.21869
Ilmu - Ilmu Perairan Dan Perikanan
Indonesia, Desember(15).
Khastini, R. O. (2018). Ragam Liken
Berdasarkan Ketinggian Dataran sebagai

5
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Identifikasi Karakteritik Penebalan dan Jarak Antar-circuli pada


Sisik Ikan Wader Bintik (Barbodes binotatus)
Hasyim As’ari1, Siti Kholisah2, Vhita Syukrya3, Nur Imamah4, Erina Agustin5
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas PGRI Banyuwangi
Jl. Ikan Tongkol No. 22, Kertosari, Banyuwangi Indonesia
e-mail: hasyim.asari22@gmail.com

Abstrak
Sisik ikan berfungsi sebagai pelindung tubuh, mendukung pergerakan, adaptasi lingkungan, serta dapat digunakan
dalam identifikasi jenis ikan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik sisik pada ikan wader bintik
(Barbodes binotatus), khususnya menentukan karakteritik permukaan sisik terkait penebalan dan jarak antar-circuli.
Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung pada preparat basah pada sisik bagian dorsal, ventral, dan posterior
(caudal) secara mikroskopik dengan perbesaran 40X dan 100X, dan dilakukan pemfotoan dengan skala ukur.
Pengamatan penebalan dan jarak antar circuli dengan menggumakan aplikasi ImageJ versi 13.0.6. Hasil penelitian
menunjukkan bagian dorsal dijumpai fokus dengan bentuk seperti sarang lebah, bagian ventral berbentuk seperti titik
pusat bergranula, sedangkan bagian posterior tidak dijumpai fokus, namun terdapat garis celah lateral. Penebalan pada
circuli rata-rata berkisar 60,81 μm, sedangkan jarak antar-circuli rata-rata dengan panjang 28,41 μm pada bagian
ventral, 31,58 μm bagian posterior (caudal), dan 34,35 μm pada bagian dorsal. Kesimpulan penelitian adalah bentuk
sisik B. binotatus yang ditemukan berbentuk square, oblonga, dan round, dengan rata-rata penebalan circuli 60,81
μm, dan jarak antar-circuli pada sisik bagian dorssal, ventral, serta posterior (caudal) antara 28,41-34,35 μm.
Penelitian yang dilakukan dapat digunakan dalam memprediksi umur ikan, serta mengetahui perubahan lingkungan
perairan seperti fluktuasi suhu, pola curah hujan, atau tingkat pencemaran..

Kata Kunci— Sisik ikan, Barbodes binotatus, Karakteristik, Circuli.

Abstract
The fish scales serve as body protection, support movement, facilitate environmental adaptation, and can be used for
fish species identification. The research aims to identify the characteristics of scales in the spotted barb (Barbodes
binotatus), specifically focusing on determining the surface characteristics of scales related to thickness and inter-
circuli distance. The study involved direct observation of wet preparations on the dorsal, ventral, and posterior
(caudal) scale regions under a microscope at 40X and 100X magnification. Scale photographs were taken using a
measuring scale. The thickness and inter-circuli distance were analyzed using ImageJ software version 13.0.6. The
results showed that the dorsal region exhibited honeycomb-like focal points, the ventral region had granular central
dots, while the posterior region lacked focal points but had lateral line gaps. The average thickness of the circuli
ranged around 60,81 μm, while the average inter-circuli distance measured 28,41 μm for the ventral region, 31,58
μm for the posterior (caudal) region, and 34,35 μm for the dorsal region. The research concluded that the scales of
B. binotatus had square, oblong, and round shapes, with an average circuli thickness of 60,81 μm and inter-circuli
distances ranging from 28,41 to 34,35 μm for the dorsal, ventral, and posterior (caudal) scales. This research can be
utilized for fish age prediction and understanding environmental changes such as temperature fluctuations, rainfall
patterns, and pollution levels.

Keywords: Fish scales, Barbodes binotatus, Characteristics, Circuli.

6
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
I. PENDAHULUAN umumnya hanya mengidentifikasi morfologi
Indonesia memiliki keanekaragaman spesies sisik dan membandingkan bagian-bagian sisik
ikan air tawar yang tinggi, dengan jumlah yang pada beberapa sisi tubuh ikan (Al Jufaili et al.,
ditemukan mencapai 1.700 spesies (Dudgeon, 2021; Lubis et al. 2021; Ganzon et al., 2012).
2000; Gustiano et al., 2021). Berdasarkan data Sedangkan penelitian terkait pengukuran
FishBase ternyata dari 1.700 spesies ikan penebalan pada permukaan sisik, khususnya di
air tawar tersebut, masih tercatat sebanyak 1.258 daerah circuli belum pernah dilakukan termasuk
spesies, sehingga 442 spesies belum terdata pada B. binotatus, sehingga penelitian yang
dalam situs tersebut (Gustiano et al., 2021). dilakukan selain membandingkan morfologi sisik
Berkaitan dengan hal tersebut, maka sangat pada bagian dorsal, ventral, dan posterior
(caudal), juga akan lebih spesifik dalam
penting untuk dilakukan identifikasi spesies ikan,
menetukan jarak antar-circuli, serta penebalan
dengan harapan dapat menjadi data informasi
yang terbentuk pada daerah tersebut.
serta dalam mendukung pemanfaatan ikan
tersebut (Pramono, As’ari, and Rohmawati II. METODE PENELITIAN
2022).
Fadhil et al. (2016), menyatakan bahwa A. Lokasi Penelitian
terdapat metode yang umum digunakan dalam Penelitian dilakukan dilakukan di
mengidentifikasi jenis ikan diantaranya dengan laboratorium Biologi, FMIPA, Universitas PGRI
teknik morfometrik. Morfometrik merupakan Banyuwangi, yang dilaksanakan pada bulan Mei
penentuan jenis ikan berdasarkan bentuk dan – Juni 2023.
susunan tubuh ikan (Putri & Madduppa 2020). B. Metode Peneitian
Menurut Akmal et al. (2018), dalam mendukung Penelitian identifikasi morfologi sisik yang
metode morfometrik untuk menentukan spesies dilakukan pada sampel ikan wader bintik
ikan, juga perlu melakukan pengamatan pada tipe (Barbodes binotatus) dengan panjang ikan ± 9,16
sisik, serta pigmentasi pada sisik ikan. cm. Pengamatan struktur sisik dan circuli
Roberts (1993), menjelaskan bahwa fungsi dilakukan pada 3 sisi bagian tubuh ikan yaitu; sisi
sisik ikan sebagai pelindung tubuh, serta dorsal, ventral, dan posterior (caudal). Prosedur
mendukung pergerakan dan adaptasi lingkungan, pengamatan karakter sisik dilakukan dengan
juga dapat digunakan dalam proses taksonomi tahapan pembuatan preparat basah, dengan
ikan (Farah-Ayuni et al. 2016). Motamedi et al. mengambil secara langsung sisik pada
(2020), menjelaskan bahwa struktur makro dan permukaan ikan, kemudian menempatkan pada
mikro sisik ikan sejak abad ke-20 menjadi alat kaca benda, selanjutnya dilakukan pengamatan
penting dalam menentukan klasifikas ikan. dibawah mikroskop dengan perbesaran 40X dan
Sedangkan dibidang taksonomi dan perikanan, 100X, serta dilakukan pemfotoan dengan skala
sisik ikan dapat digunakan untuk menentukan ukur. Selanjutnya untuk mengukur penebalan dan
umur dan jenis kelamin ikan (Ganzon et al. jarak antar circuli menggumakan aplikasi
2012), identifikasi (Ibanez & O’Higgins 2011), ImageJ versi 13.0.6.
serta untuk mengetahui informasi filogenik ikan
(Khemiri et al. 2001).
Penelitian yang dilakukan difokuskan untuk
mengidentifikasi karakteristik sisik pada ikan
wader bintik (Barbodes binotatus). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Lubis et al.
(2021), tipe sisik pada ikan wader bintik
(Barbodes binotatus) adalah cycloid. Esmaeili et
al. (2012), menjelaskan sisik tipe cycloid ditandai
dengan adanya circuli, yaitu lapisan penebalan
yang melingkar yang terdapat pada permukaan Gambar 1. Lokasi pengambilan sisik ikan; A. dorsal; B. ventral; C.
sisik. Beberapa penelitian telah dilakukan posterior (caudal)

7
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasi morfologi sisik ikan wader ventral; dan C. posterior (caudal), dapat dilihat
bintik (B.binotatus) pada sisi: A. dorsal; B. pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Morfologi sisik ikan wader bintik (Barbodes binotatus) pada sisi: A. dorsal; B. ventral; dan C. posterior (caudal);
Rostar/anterior (RO), lateral (L), posterior (P), focus (F), lateral line canal (LLC), radii (R), circuli (C)

Berdasarkan Gambar 2 diatas menunjukkan 2016), dan pada sisik bagian posterior (caudal)
bawah sisik B.binotatus memiliki tipe Cycloid, berbentuk membulat (round) (Ganzon et al.,
hal tersebut sesuai pernyataan Lubis et al. (2021), 2012; Al Jufaili et al., 2021). Farah-Ayuni et al.
yang menyatakan tipe sisik B. binotatus adalah (2016), menjelaskan bahawa sisik tipe cycloid
cycloid, sedangkan bentuk sisik dorsal berbentuk umumnya digambarkan sebagai sisik berbentuk
persegi (square), bagian ventral berbentuk cakram, halus, dan tipis.
memanjang (oblonga)(Wainwright & Lauder,

Gambar 3. Bagian-baian sisik ikan; circuli (C), radii (R), focus (F)

Gambar 2 - 3 menunjukkan bahwa pada sisik bagian dorsal dan ventral terdapat fokus namun
bagian dorsal, ventral, dan posterior (caudal) pada kedua sisik tersebut, fokus terlihat berbeda.
terdapat perbedaan baik dari segi bentuk dan Sisik bagian dorsal fokus berbentuk seperti
keberadaan fokus pada sisik, dimana pada sisik sarang lebah (Esmaeili et al. 2012) dan terletak

8
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
dibagian tengah, sedangkan sisik bagian ventral yang ditemukan di daerah tersebut mempunyai
fokus berupa titik pusat yang letaknya lebih kesamaan (Lubis et al., 2021).
kearah anterior sisik (Masood et al. 2015). Pada Bagian anterior/rostral sisik menunjukkan
sisik bagian posterior (caudal) tidak dijumpai daerah yang lebih besar dan lebar dibandingkan
fokus namun terdapat garis celah lateral (lateral dengan bukaan pada daerah posterior (Ganzon et
line canal), Lubis et al. (2021) juga menjelaskan al. 2012). Sedangkan circuli dari sisik bagian
celah garis lateral juga ditemukan pada sisik dorsal dan ventral berorentasi mengelilingi fokus
lateral yang terletak di sepanjang sumbu anterior- Gambar 4 & 5. Circuli sisik posteriol (caudal)
posterior sisik yang terdiri dengan dua bukaan. cenderung menghadap saluran garis lateral
Sisik bagian posterior (caudal) yang diambil (Masood et al. 2015; Lubis et al. 2021). Circuli
sebagai sampel menunjukkan bahwa sisik ini merupakan daerah penebalan yang umumnya
tersebut berada di daerah linea lateralis yaitu mengelilingi daerah fokus Gambar 3. Setiap
garis yang terletak pada bagian lateral sepanjang circuli dipisahkan oleh ruas antarsirkuler dan
sisi anterior-posterior yang membagi tubuh ikan lepidont, yang dapat ditemukan pada beberapa
menjadi daerah dorsal dan ventral sisik ikan yang berbeda-beda (Lubis et al., 2021).
(Sukmaningrum et al., 2020). Karakteristik sisik

C D

Gambar 4. Susunan circuli pada sisik bagian ventral B.binotatus; A. struktur mikroskopis circuli, B. model
penebalan pada daeerah circuli, C. nampak samping model 3D barisan circuli, dan D. nampak bagian atas barisan
circuli model 3D

9
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Gambar 4A-D menunjukkan susunan struktur Circuli tersebut dipisahkan oleh ruas
circuli pada sampel sisik bagian ventral. Circuli antarsirkuler (Lubis et al., 2021), sehingga
tersebut berputar mengelilingi fokus dengan terdapat ruangan tertentu antar-circuli satu
membentuk tonjolan yang bergerigi pada dengan yang lainnya. Jarak antar-circuli akan
permukaannya (Esmaeili et al. 2012), selain itu mempengaruhi pelebaran pada sisik, (ADF&G,
2021) menjelaskan bahwa pertumbuhan jarak
circuli ini membentuk gelombang (Gambar 4C- antar-circuli dapat dipengaruhi oleh musim,
D) yang menunjukkan adanya lembah dan dimana pertumbuhan circuli pada musim panas
puncak (Wainwright & Lauder 2016). Hasil akan lebih cepat serta jarak circuli lebih lebar,
pengukuran penebalan circuli tersebut dapat sedangkan selama musim dingin circuli tumbuh
dilihat pada Table 1. lebih lambat dan berdampak terhadap jarak
Tabel 1. circuli lebih sempit. Selama pertumbuhan
Hasil pengukuran penebalan circuli
tahunan, pertambahan circuli dengan jarak antar-
No Sampel Circuli
Tinggi Penebalan circuli dengan lebar dan sempit dapat digunakan
(μm) untuk memprediksi usia ikan (Doyle et al., 1992).
1 Circuli 1 62,11 Hasil pengukuran jarak antar-circuli pada sisik
2 Circuli 2 57,84 bagian dorsal, ventral, dan posterior (caudal)
3 Circuli 3 47,98 pada sampel 20 circuli, dapat di lihat pada Tabel
4 Circuli 4 60,42 2.
5 Circuli 5 61,26
Tabel 2.
6 Circuli 6 65,85 Hasil pengukuran antar-circuli pada sisik bagian dorsal, ventral,
7 Circuli 7 61,01 dan posterior (caudal)
8 Circuli 8 71,98
9 Circuli 9 66,96
Jarak Antar-circuli (μm)
10 Circuli 10 52,70
Sampel
No.
Mean 60,81 Circuli Posterior
Dorsal Ventral
SD 6,91 (Caudal)
Min 47,98
Max 71,98 Circuli
1 1 39,37 30,43 37,23
Tabel 1 menunjukkan pengukuran penebalan Circuli
2 2 33,98 34,50 37,70
sampel circuli pada 10 lokasi berbeda, didapatkan
Circuli
penebalan rata-rata pada circuli 60,81 μm, 3 3 36,47 34,50 26,80
dengan penebalan terkecil sebesar 47,98 μm dan Circuli
terbesar 71,98 μm. Pengukuran penebalan circuli 4 4 33,12 30,18 32,76
dilakukan pada batas lembah dan puncak pada Circuli
permukaan sisik Gambar 5. 5 5 32,63 34,50 38,72
Circuli
6 6 29,81 32,08 38,72
Circuli
7 7 34,76 30,43 34,25
Circuli
8 8 26,06 30,64 32,76
Circuli
9 9 29,14 26,61 31,27
Circuli
10 10 28,16 25,01 28,29
Circuli
11 11 53,13 19,62 43,18
Circuli
12 12 44,02 20,60 26,80
Circuli
13 13 46,79 22,60 28,64
Gambar 5. Diagram pengukuran penebalan circuli

10
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
antar radii berbentuk menggembung (Doyle et
Jarak Antar-circuli (μm) al.,1992), hal tersebut dapat dijumpai pada ke-3
Sampel
No.
Circuli
sisik dibagian dorsal, ventral, dan posterior
Posterior
Dorsal Ventral
(Caudal) (caudal). Farah-Ayuni et al. (2016), menjelaskan
bahwa ciri-ciri yang dapat digunakan untuk
Circuli membedakan spesies ikan dapat ditentukan
14 14 29,14 25,16 33,30 berdasarkan penutup radii, struktur bentuk antar-
Circuli radii, dan susunan radii.
15 15 33,98 23,30 26,80
Circuli
16 16 32,63 31,87 27,17
Circuli
IV. KESIMPULAN
17 17 28,62 32,49 32,76
Circuli Sisik B.binotatus bertipe Cycloid, dengan
18 18 32,63 25,01 26,80 bentuk square pada bagian dorsal, oblonga pada
Circuli bagian ventral, dan round bagian posterior
19 19 29,10 30,33 20,85
Circuli
(caudal). Bagian dorsal ditemukan fokus dengan
20 20 33,51 28,25 26,80 bentuk seperti sarang lebah, bagian ventral
berbentuk seperti titik pusat bergranula,
Mean 34,35 28,41 31,58 sedangkan bagian posterior tidak ditemukan
fokus namun terdapat garis celah lateral.
SD 6,82 4,64 5,56
Penebalan pada circuli rata-rata berkisar 60,81
Min 26,06 19,62 20,85 μm, sedangkan jarak antar-circuli rata-rata
dengan panjang 28,41 μm pada bagian ventral,
Max 53,13 34,50 43,18 31,58 μm bagian posterior (caudal), dan 34,35 μm
Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran jaran pada bagian dorsal. Struktur antar-radii pada
antar-circuli pada sisik bagian dorsal, ventral, dan bagian dorsal dan posterior (caudal) terlihat lebih
posterior (caudal), dapat dilihat rata-rata jarak mengembung, sedangkan pada bagian ventral
antar-circuli antara sisik bagian dorsal dan lebih rata.
posterior (caudal) relatif sama yaitu pada kisaran Penelitian terkait karakteristik pada penebalan
31,58 – 34,35 μm, sedangkan rata-rata jarak dan jarak antar-circuli yang dilakukan dapat
antar-circuli sisik bagian ventral lebih kecil yaitu digunakan sebagai gambaran menetukan estimasi
28,41 μm. Berdasarkan bentuk dan ukuran sisik umur ikan, selain itu pola jarak antar-circuli pada
bagian ventral, lebih memanjang (oblonga) sisik ikan dapat digunakan untuk
(Wainwright & Lauder 2016; Ganzon et al., mengidentifikasi adanya perubahan lingkungan
2012; Al Jufaili et al., 2021), dengan bagian perairan seperti fluktuasi suhu, pola curah hujan,
posterior menyempit. Ukuran sisik bagian ventral atau tingkat pencemaran. Sehingga untuk
berdasarkan pengamatan terlihat lebih kecil penelitian selanjutnya dirasa perlu untuk
dibandingkan bagian dorsal dan posterior mengidentifikasi pengaruh paparan cemaran
(caudal), sehingga memungkinkan jarak antar- terhadap karakterisitik sisik ikan.
circuli lebih sempit dibandingkan bagian lainnya.
Berdasarkan karakteritik radii, pada sisik bagian DAFTAR PUSTAKA
dorsal, ventral, dan posterior (caudal), dibedakan
dengan radii tanpa pola yang ditemukan pada Akmal, Yusrizal, Fatmawati Saifuddin, and
sisik bagian ventral, dan radii dengan pola Ilham Zulfahmi. (2018). Prosiding Seminar
mozaik ditemukan pada sisik bagian dorsal dan Nasional Biotik Karakteristik Morfometrik
posterior (caudal) Gambar 2. Radii tersebut dapat Dan Studi Osteologi Ikan Keureling.
dijumpai pada beberapa bagian sisik mulai dari Alaska Department of Fish and Game. (2021).
bagian anterior/rostal, lateral, dan juga posterior Morphology. https://www.adfg.alaska.gov/
(Ganzon et al. 2012; Lubis et al., 2021). index.cfm?adfg=chinookscaleagestudy.morp
Sedangkan pada bagian anterior/rostral struktur hology (June 13, 2023).

11
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Doyle, R. W., A. J. Talbot, and R. R. Nicholas. (Teleostei: Gobiidae): Light and Scanning
(1992). Statistical Interrelation of Length, Electron Microscopy Approaches.
Growth, and Scale Circulus Spacing: Microscopy Research and Technique 84(12):
Appraisal of a Growth Rate Estimator for 3128–49.
Fish. Canadian Journal of Fisheries and Khemiri, S, F J Meunier, M Laurin, and L
Aquatic Sciences 49: 701–8. Zylberberg. (2001). “Morphology and
Dudgeon, David. (2000). The Ecology of Structure of the Scales in the Gadiformes
Tropical Asian Rivers and Streams in Relation (Actinopterygii : Teleostei :
to Biodiversity Conservation. Annual Review Paracanthopterygii) and a Comparison to the
of Ecology, Evolution, And Systematics 31: Elasmoid Scales of Other Teleostei.” Cahiers
239–63. De Biologie Marine 42(4): 345–62.
Esmaeili, H. R., A. Gholamifard, N. Zarei, and A. Lubis, Khairiza, Mufti Sudibyo, Elida Hafni
Arshadi. (2012). Scale Structure of a Cyprinid Siregar, and Nurlaini Laili. (2021). Short
Fish, Garra Rossica (Nikol’skii, 1900) Using Communication: Morphological Study of the
Scanning Electron Microscope (SEM). Scales of Barbodes Cf. Binotatus (Cyprinidae)
Iranian Journal of Science and Technology, from Toba Lake, Indonesia by Using Scanning
Transaction A: Science A4: 487–92. Electron Microscopy-Energy Dispersive
Fadhil, Rahmad, Muchlisin Zainal A., and Sari Spectroscopy (Sem-Eds). Biodiversitas 22(9):
Widya. (2016). Hubungan Panjang-Berat Dan 3821–28.
Morfometrik Ikan Julung-Julung Masood, Zubia et al. 2015. Comparative Studies
(Zenarchopterus Dispar) Dari Perairan Pantai on Some Morphometric and Meristic
Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Characteristics of the Scales in Four Mugilid
Kelautan dan Perikanan Unsyiah 1(1): 146– Species of the Family Mugilidae for
59. Identifying Their Significance in Taxonomy.
Farah-Ayuni, F., A. O. Muse, A. Samat, and M. Biological Forum 7(1): 176–84.
N. Shukor. (2016). Comparative Scale Motamedi, Mina, Azad Teimori, Vahid Amiri,
Morphologies in Common Freshwater Fishes and Majid Askari Hesni. (2020).
of Peninsular Malaysia - A Case Study. In AIP Characterization of Age-Dependent
Conference Proceedings,. Variability in the Flank Scales of Two
Ganzon, Mary Ann M., Mark Anthony J. Torres, Scorpaeniformes Fishes by Applying Light
Jessie J. Gorospe, and Cesar G. Demayo. and Scanning Electron Microscopy Imaging.
(2012). Variations in Scale Morphology Micron 128: 102778.
between Sexes of the Spotted Barb, Puntius Pramono, Yudi Bagus, Hasyim As’ari, and Siti
Bionotatus (Velenciennes, 1842) Rohmawati. (2022). Identifikasi Bentuk Dan
(Actinopterygii: Cyprinidae). In 2nd Ukuran Sel Ctenii Pada Sisik Ikan Mullet
International Conference on Environment and Merah ( Parupeneus Heptacanthus ). In
BioScience,. Prosiding Seminar Nasional MIPA UNIBA, ,
Gustiano, Rudhy, Kurniawan Kurniawan, and 254–58.
Haryono Haryono. (2021). Optimizing the Putri, Audina, and Hawis Madduppa. (2020).
Utilization of Genetic Resources of Perbandingan Hasil Metode Identifikasi
Indonesian Native Freshwater Fish. Asian Spesies : Morfologi Dan Molekuler Pada Ikan
Journal of Conservation Biology 10(2): 189– Julung-Julung Di Tpi (Tempat Pelelangan
96. Ikan) Muara Angke, Dki Jakarta. Jurnal
Ibanez, Ana L., and Paul O’Higgins. (2011). Kelautan: Indonesian Journal of Marine
Dentifying Fish Scales: The Influence of Science and Technology 13(3): 168–75.
Allometry on Scale Shape and Classification. Roberts, Clive. (1993). Comparative Morphology
Fisheries Research 109(1): 54–60. of Spined Scales and Their Phylogenetic
Al Jufaili, Saud M. et al. (2021). Morphological Significance in the Teleostei. Bulletin of
and Microstructural Characteristics of Scales marine science 52(1): 60–113.
in Longnose Goby Awaous Jayakari Sukmaningrum, Sri, Suhestri Suryaningsih, and

12
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Junia Sari. (2020). Analisis Morfologi Dan
Truss Morphometrics Selar Bengol (Selar
Boops) Familia Carangidae. In Inovasi
Penelitian Biologi Dan Pembelajarannya Di
Era Merdeka Belajar, , 80–88.
Wainwright, Dylan K., and George V. Lauder.
(2016). Three-Dimensional Analysis of Scale
Morphology in Bluegill Sunfish, Lepomis
Macrochirus. Zoology 119(3): 182–95.

13
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Pengembangan E-Book Interaktif untuk Meningkatkan


Kompetensi Kognitif Siswa

Nandang Hidayat1, Lufty Hari Susanto2, Hafsah Latifah Khurotul Muthoharoh3


Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pakuan
Jalan Pakuan No.1 Ciheuleut, Kota Bogor 16143 Indonesia
e-mail: hafsahlatifah@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan karena rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yang berdampak pada
rendahnya kompetensi kognitif siswa terutama pada materi sistem reproduksi. Solusinya adalah memanfaatkan
teknologi dengan mengembangkan bahan ajar berupa e-book interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan e-book interaktif untuk meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem reproduksi. Penelitian
ini merupakan Research and Development (R&D) dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima
tahapan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation. Hasil penelitian menunjukan bahwa
nilai rata-rata validasi ahli pakar sebesar 90,54% dengan kriteria sangaat layak. Bahan ajar e-book interaktif memiliki
keefektifan untuk meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem reproduksi dengan rata-rata nilai n-gain
sebesar 0,4 (40%) dengan kriteria sedang dan tingkat efektivitas cukup efektif. Berdasarkan angket respon guru dan
siswa terhadap bahan ajar e-book interaktif diperoleh sebesar 95,55% dan hasil angket siswa sebesar 82,20 % dengan
kriteria sangat baik.

Kata Kunci— E-book interaktif, Bahan Ajar, Kompetensi Siswa, Sistem Reproduksi.

Abstract
This research was conducted due to the low participation of students in the learning process which has an impact on
the low cognitive competence of students, especially on the material of the reproductive system. The solution is to
utilise technology by developing teaching materials in the form of interactive e-books. This study aims to develop an
interactive e-book to improve student competence in reproductive system material. This research is a Research and
Development (R&D) using the ADDIE model which consists of five stages namely Analysis, Design, Development,
Implementation and Evaluation. The results showed that the average value of expert validation was 90.54% with
very feasible criteria. Interactive e-book teaching materials have the effectiveness to improve student competence on
reproductive system material with an average n-gain value of 0.4 (40%) with moderate criteria and a fairly effective
level of effectiveness. Based on the teacher and student response questionnaire to the interactive e-book teaching
materials, it was obtained at 95.55% and the student questionnaire results were 82.20% with very good criteria.

Keywords: Interactive E-book, Reproductive System, Student Competence, Teaching Materials.

I. PENDAHULUAN
digitalisasi teknologi (Rosyidah & Rahayu,
2022). Untuk memenuhi perkembangan
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pendidik harus terus berinovasi dalam
teknologi abad ke-21 semakin berkembangnya
pembelajaran. Adapun salah satu inovasi yang
dunia pendidikan di Indonesia. Pada abad ke-21
dapat dilakukan oleh pendidik dalam
ini guru memiliki peranan yang sangat penting
pembelajaran yaitu melalui pengembangan
yaitu dengan menyiapkan siswa yang memiliki
media pembelajaran yang digunakannya
kualifikasi sesuai tuntutan zaman melalui
(Setyawan et al., 2021). Salah satu bentuk

14
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
adaptasi pada kemajuan teknologi adalah melalui rumit sehingga peserta didik sulit memahami isi
internalisasi TIK dalam setiap penyelenggaraan materi tersebut. Fakta dilapangan menunjukan
pendidikan karena bisa begitu mudah bahwa ada berbagai faktor yang dapat
memberikan alternatif untuk berinovasi dalam mempengaruhi rendahnya kompetensi kognitif
memilih ataupun membuat media ajar yang siswa. Diantara bahan ajar yang digunakan masih
efektif dan efisien di dalam kelas. Hal ini juga berupa powerpoint. Sumber belajar yang
memungkinkan peserta didik terlibat secara digunakan berupa buku paket dan LKS,
langsung dalam perkembangan teknologi ssehingga pembelajaan masih kurang menarik
terutama mengingat tujuan pembelajaran adalah dan bervariasi.
menyiapkan peserta didik agar mampu menjalani Masih rendahnya partisipasi siswa dalam
kehidupan dewasanya di masyarakat (Setyawan proses pembelajaran berdampak pada rendahnya
& Faqih, 2023). kompetensi siswa pada materi sistem reproduksi.
Sistem reproduksi manusia merupakan materi Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa
yang sangat menarik dan penting untuk dipahami masih dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata siswa
oleh anak usia remaja. Dalam materi tersebut pada pembelajaran biologi materi sistem
akan mempelajari bagian organ reproduksi pada reproduksi adalah 67,5 dengan nilai KKM di
manusia, proses reproduksi yang masih sangat sekolah sebesar 74. Hal ini menunjukan bahwa
asing bagi pengetahuan usia remaja seperti siswa harus melakukan perbaikan guna
pembentukan gamet jantan dan betina, ovulasi meningkatkan nilainya.
dan fertilisasi serta banyak penggunaan istilah Pemilihan bahan ajar yang tepat akan
asing yang sulit dipahami oleh siswa. Masa membantu siswa dalam proses pembelajaran
remaja merupakan masa transisi dari masa kanak- sehingga akan berpengaruh terhadap kompetensi
kanak menuju dewasa, karena itu remaja siswa. Kompetensi siswa adalah kemampuan
memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah. siswa yang dihasilkan selama mengikuti
Mereka harus mendapatkan identitas diri yang pembelajaran, artinya seberapa jauh siswa
positif agar dapat berkembang sebagai dewasa menyerap materi yang disampaikan oleh guru dan
muda yang sehat dan produktif (Hera, 2017). seberapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa
Pada masa remaja inilah seseorang mengalami (Astuti & Rahmawati, 2017). Kompetensi siswa
masa pubertas, dimana terdapat perubahan fisik juga merupakan wujud dari pencapaian hasil
dan juga mempengaruhi dorongan seks dalam belajar siswa. Kompetensi adalah keseluruhan
dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Rifzal et
lawan jenis dan keinginan untuk mendapatkan al., 2015).
kepuasan seksual (Putri et al., 2017). Masa Solusi untuk masalah tersebut adalah
remaja adalah waktu terbaik untuk membangun memanfaatkan teknologi dengan
kebiasaan baik terutama dalam menjaga mengembangkan bahan ajar e-book interaktif.
kebersihan yang menjadi aset sangat penting Bahan ajar electronic book merupakan buku
dalam jangka panjang. Kesehatan reproduksi dalam versi elektronik. E-book merupakan buku
merupakan hal yang perlu dipahami oleh setiap dalam format interaktif yang memanfaatkan
remaja. Seperti yang kita ketahui bersama, eletronik berisikan informasi yang dapat
pengetahuan tentang seks (sex education) masih berwujud teks, grafis, image atau video. Menurut
dianggap tabu di Indonesia (Apriani et al., 2023). (Rina Tiya Lestari, Eka Pramono Adi, 2018) e-
Hasil observasi lapangan melalui wawancara book interaktif merupakan media yang digunakan
dengan guru biologi kelas XI di SMAN 1 untuk menghasilkan dan menyampaikan materi
Gunungputri diketahui bahwa selama proses dengan menggabungkan beberapa bentuk media
pembelajaran guru masih menggunakan metode yang dikendalikan oleh komputer.
ceramah. Hal ini menjadi kendala bagi guru Penelitian ini dilaksanakan pada saat pandemi
dalam menyampaikan materi. Karena materi covid-19 sehingga pembelajaran dilakukan
sistem reproduki manusia bersifat kompleks dan secara daring. Pembelajaran daring bertujuan

15
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
memberikan pengalaman belajar yang signifikan Tabel 1.
Kriteria validasi kelayakan bahan ajar
bagi siswa untuk memanfaatkan teknologi
informasi (Aisyah & Sucahyo, 2022). No Skor Kualifikasi
1 82% - 100% Sangat valid
Pembelajaran daring menjadi solusi dalam 2 63% - 81% Valid
kegiatan belajar mengajar agar tetap berjalan 3 44% - 62% Kurang valid
dalam situasi pandemic Covid-19 pada saat itu. 4 25 - 43% Tidak valid
Sumber : (Febriyanti & Rahayu, 2022)
Berdasarkan paparan diatas, pengembangan e-
book interaktif bertujuan untuk menghasilkan e- Setelah data validasi dinyatakan valid,
book interaktif pada materi sistem reproduksi kemudian dilakukan uji coba produk secara
untuk meningkatkan kompetensi siswa. terbatas dengan menggunakan desain penelitian
the one group pretest-postest design. Penilaian
II. METODE PENELITIAN tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan
kompetensi siswa di ranah kognitif. Hasil tes
Penelitian ini bertujuan untuk yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur
mengembangkan e-book interaktif untuk tingkat efektivitas bahan ajar, lalu dianalisa
meningkatkan kompetensi siswa pada materi dengan menggunakan rumus n-gain:
sistem reproduksi. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan metode nilai 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − nilai 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = X 100 %
Research and Development (R&D) dengan model nilai 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − nilai 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation) (Winarni, Kenaikan presentase yang dihasilkan dari
2021). Penelitian ini dilakukan pada kelas XI pretest dan postest dengan menggunakan kategori
MIPA 4 di SMAN 1 Gunungputri. Waktu kompetensi siswa. Penentu kompetensi siswa
penelitian dimulai dari bulan April sampai dikategorikan sebagai berikut.
dengan Juni 2021. Jumlah populasi yang Tabel 2.
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 Kriteria nilai n-gain
orang siswa dengan menggunakan teknik Presentase Kriteria Tingkat
purposive sampling. Instrumen pengumpulan Efektifitas
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu N-gain > 0,7 Tinggi Efektif
0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang Cukup efektif
instrumen validasi ahli terdiri dari ahli bahan ajar, N-gain < 0,3 Rendah Kurang efektif
ahli materi dan guru biologi yang bertujuan untuk
menguji kelayakan e-book interaktif, instrumen Keprakisan e-book interaktif diukur dengan
soal tes siswa untuk mengetahui hasil kompetensi menggunakan angket respon guru dan siswa.
siswa dan angket respon guru dan siswa Respon guru dan siswa lalu dianalisis dengan
mengenai bahan ajar e-book interaktif. menggunakan rumus:
Lembar validasi digunakan untuk
memperoleh data mengenai kevalidan bahan ajar jumlah skor yang diperoleh
Nilai = × 100%
e-book interaktif yang terdiri dari tiga aspek yaitu jumlah skor maksimal
aspek kelayakan isi, aspek Bahasa dan aspek
tampilan/sajian. Validitas dianalisis dalam bentuk Hasil skor penilaian respon guru dan siswa
presentase dengan menggunakan rumus: kemudian di cari rata-rata lalu diinterpretasikan
menggunakan kriteria sebagai berikut.
∑𝑥 Tabel 3.
𝑃= × 100%
∑𝑥𝑖 Kriteria respon guru dan siswa

Presentase Kriteria
Berdasarkan presentase validitas, kemudian 80% - 100% Sangat Baik
diinterpretasikan berdasarkan kriteria yang telah 66% - 79% Baik
ditentukan sebagai berikut. 56% - 65% Cukup Baik
41% - 55% Kurang Baik
<40% Tidak Baik
Sumber : (Arikunto, 2013)

16
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

No. Tampilan Deskripsi


III. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Menu utama berisi
menu seperti KD dan
Penelitian dan pengembangan ini berhasil idikator panduaan
mengembangkan e-book interaktif pada materi penggunaan, materi,
video dan quis
sistem reproduksi. Pada tahap awal dilakukan
observasi lapangan terlebih dahulu di sekolah
dengan cara melakukan wawancara kepada guru
biologi. Pada tahapan analisis dilakukan analisis
kurikulum, analisis konsep dan analisis bahan
ajar. Dari hasil analisis kurikulum, kurikulum
yang digunakan di SMAN 1 Gunungputri yaitu
kurikulum 2013. Berdasarkan hasil wawancara
guru biologi siswa mengalami banyak kesulitan, 3. Tampilan KD dan
karena pada materi sistem reproduksi banyaknya indikator berisi
kompetensi dasar dan
materi yang dibahas didalamnya. Sehingga indikator yang akan
pemahaman siswa untuk memahami materi masih dicapai
kurang. Bahan ajar yang digunakan oleh guru
masih berupa powerpoint dan sumber belajar
yang digunakan berupa LKS dan buku paket.
Analisis konsep berdasarkan kajian teori dan
observasi di lapangan adalah dibuat indikator
yang akan dicapai saat pembelajaran materi
sistem reproduksi.
Pada tahap desain produk dilakukan dengan 4. Tampilan Petunjuk
pengguna berisi
cara merancang bahan ajar e-book interaktif dari Langkah-langkah
materi sistem reproduksi. Bahan e-book interaktif penggunaan e-book
ini dirancang melalui powerpoint kemudian interaktif
dilakukan pengkodingan pada aplikasi android
studio agar aplikasi dapat diakses melalui
smartphone. Berikut tampilan dari e-book
interaktif:
Tabel 4.
Tampilan e-book interaktif

No. Tampilan Deskripsi 5. Tampilan video berisi


1. Layout, merupakan video yang
tampilan awal halaman berhubungan dengan
pembuka materi sistem
reproduksi

17
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

No. Tampilan Deskripsi Tabel 5.


Rekapitulasi hasil validasi e-book interaktif
6. Tampilan materi berisi
materi yang akan
dibahas pada sistem Aspek Persentase Skor
Kate-
reproduksi manusia yang Rata-
V1 V2 V3 gori
dinilai rata
Kelayakan
74,29% 88,57% 100% 87,62% SV
Isi
Bahasa 84% 88% 100% 90,67% SV
Tampilan/
93,33% 100% 86,60% 93,33% SV
Sajian
Rata –
Rata 90,54% SV
Aspek

Berdasarkan rekapitulasi hasil tabel diatas,


diketahui bahwa nilai rata-rata validasi dari
ketiga aspek memperoleh skor sebesar 90,54%
dengan kategori sangat valid karena memiliki
P>80% dengan kriteria sangat layak digunakan
dalam pembelajaran biologi. Pada aspek
kelayakan isi skor rata-rata sebesar 87,62%
dengan kategori sangat valid. Hal ini menunjukan
bahwa bahan ajar e-book interaktif sudah
tersusun secara sistematis sesuai dengan KD,
7. Tampilan quis berisi Indikator dan tujuan pembelajaran yang harus
soal evaluasi pada
materi sistem dicapai oleh siswa. Menurut (Mulyasa, 2006)
reproduksi dalam penelitian (Iman et al., 2019) bahwa materi
pembelajaran disajikan secara logis dan
sistematis, sehingga peserta didik dalam
menggunakan media pembelajaran tidak
mengalami kesulitan dan tidak menimbulkan
pertanyaan mengenai materi yang harus
dipelajari. Adapun persentase oleh validator
pertama yaitu ahli bahan ajar mendapatkan skor
sebesar 74,29% masih dinyatakan cukup valid.
Menurut (Sugiyono, 2016) E-book interaktif
Pada tahap pengembangan, draft e-book yang dianggap valid jika memperoleh nilai ≥ 63%.
telah dikembangkan kemudian dilakukan validasi Pada aspek Bahasa skor persentase rata-rata
oleh tiga validator meliputi ahli bahan ajar, ahli sebesar 90,67% dengan kategori sangat valid. Hal
materi dan guru biologi SMAN 1 Gunungputri. ini menunjukan bahwa Bahasa yang digunakan
Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui pada e-book interaktif memiliki struktur kalimat
kelayakan bahan ajar. Penilaian terdiri dari tiga yang jelas, penggunaan Bahasa sesuai dengan
aspek yaitu aspek kelayakan isi, aspek Bahasa kaidah Bahasa Indonesia yang baik, sehingga
dan aspek tampilan/sajian. Hasil validasi ahli Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
mengenai e-book interaktif sebagai berikut. siswa. hal ini sejalan dengan penelitian (Iman et
al., 2019) yang menyatakan bahwa aspek
kebahasaan berkenaan dengan penggunaan
bahasa dan kalimat yang jelas, sehingga tidak
menimbulkan kerancuan dan mudah dimengerti
oleh peserta didik.
Pada aspek tampilan/sajian skor persentase
rata-rata sebesar 93,33% dengan kateogori sangat

18
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
valid. Hal ini menunjukan bahwa bahan ajar e- Tahap evaluasi dillihat dari angket respon
book interaktif yang dikembangkan layak guru dan respon siswa. Hasil evaluasi
digunakan. Karena materi yang disajikan telah menunjukkan bahwa bahan ajar e-book interaktif
disusun secara runtut, yang mana di dalam konten dapat diimplementasikan dengan sangat baik
tersebut memuat materi sistem reproduksi dalam kegiatan pembelajaran pada materi sistem
disajikan dengan gambar dan video menarik, reproduksi. Adapun hasil rata-rata angket respon
bentuk ukuran dan jenis huruf yang sesuai, dan siswa sebesar 82,20% dan angket respon guru
pemilihan warna yang menarik. Hal ini sesuai sebesar 95,55% dengan kriteria sangat baik. Hal
dengan pernyataan (Hasan et al., 2018) bahwa ini menunjukan bahwa kepraktisan e-book
berdasarkan teknologi yang berkembang pesat e- interaktif merupakan kemudahan penggunaan
book harus berisi video pembelajaran, animasi, bagi siswa dalam belajar (Sari & Widowati,
audio, dan gambar. Isi e-book tidak monoton, 2023). Menurut (Wulandari et al., 2018)
menarik, interaktif dan dapat melatihkan berpendapat bahwa penyajian media
keterampilan berpikir siswa dalam menggunakan pembelajaran yang menarik tersusun secara
e-book. sistematis, dilengkapi gambar, video, dan
Tahap implementasi dilakukan dengan uji hyperlink yang dapat menumbuhkan minat siswa
coba terbatas menggunakan satu kelas sebagai dan memudahkan memahami konsep.
sampel penelitian yaitu kelas XI MIPA 4 yang Pembelajaran dengan menggunakan buku
diberi bahan ajar e-book interaktif. Desain elektronik atau e-book sangat tepat digunakan
penelitian yang digunakan yaitu the one group siswa saat ini karena dapat diakses di manapun
pretest-posttest design. Hasil dari uji coba dan kapanpun (Alwan, 2018). Menurut (Aisyah
terbatas disajikan didalam tabel 6. & Sucahyo, 2022) bahwa dengan menggunakan
media e-book mampu meningkatkan kemampuan
Tabel 6.
Hasil pretest dan posttest pemahaman konsep. Bahan ajar e-book interaktif
lebih mudah digunakan dalam kegiatan
Skor Skor Rata - pembelajaran dibandingkan dengan buku
No Soal
Total Maksimal Rata
1. Pretest 1830 3000 61% konvensional. Maka e-book interaktif layak
2. Posttest 2355 3000 78,5% digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena
n-gain 0,4 (Sedang) dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Berdasaarkan tabel diatas hasil pretest siswa
sebesar 61% dan hasil postest sebesar 78,5%. Hal
ini menunjukan terdapat peningkatan kompetensi IV. KESIMPULAN
siswa di ranah kognitif setelah menggunakan e-
book interaktif materi sistem reproduksi ≥ Berdasarkan hasil penelitian yang telah
73,33% diatas KKM, ≤ 26,67% dibawah KKM. dilakukan dapat disimpulkan bahwa e-book
Nilai n-gain yang diperoleh sebesar 0,4 (40%) interaktif yang telah dikembangkan layak
dengan kategori sedang dan tingkat efektivitas digunakan dan dapat di implementasikan oleh
yang cukup efektif. Pencapaian keefektifan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar e-
disebabkan karena e-book interaktif memiliki book interaktif pada materi sistem reproduksi
kelebihan berbagai aspek sehingga memudahkan memiliki keefektifan yang cukup efektif dalam
siswa dalam meningkatkan kompetensi siswa. meningkatkan kompetensi siswa di kelas XI
Menurut (Asep & Chaerul, 2019) bahwa dalam MIPA 4.
kompetensi siswa dalam ranah kognitif
merupakan bentuk pemahaman peserta didik DAFTAR PUSTAKA
yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap
ranah afektif dan ranah psikomotor. Oleh karena
Aisyah, D. D., & Sucahyo, I. (2022).
itu, bahan ajar e-book interaktif dapat dinyatakan Pengembangan Media Pembelajaran E-Book
cukup efektif dalam meningkatan kompetensi Berbasis Mobile Learning dan Pendekatan
siswa.
Inkuiri pada Materi Gelombang untuk

19
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Pendidikan Biologi, 4(1).
Inovasi Pendidikan Fisika, 11(3), 23–31. Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang
Alwan, M. (2018). Pengembangan Multimedia E- Disempurnakan. Bandung : PT. Remaja
Book 3D Berbasis Mobile Learning untuk Rosdakarya.
Mata Pelajaran Geografi SMA Guna Putri, J., Muhyiatul, F., & Elsa Yuniarti. (2017).
Mendukung Pembelajaran Jarak Jauh. At- Pengembangan Bahan Ajar Biologi Materi
Tadbir STAI Daru; Kamal NW Kembang Sistem Reproduksi Manusia Berorientasi
Kerang, 1(2), 26–40. Promotive Dan Preventif Kesehatan
Apriani, L. A., Lestari, M. A., & Wiguna, R. I. Reproduksi Remaja Untuk Kelas XI
(2023). Gambaran Tingkat Pengetahuan dan SMA/MA. Journal Biosains Volume, 1(2),
Sumber Informasi Siswi Madrasah Aliyah 248.
Tentang Kesehatan Reproduksi. Jurnal Rifzal, I. L., Akmam, & Nurhayati. (2015).
Kedokteran Dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis POE
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Dalam Pembelajaran IPA Terhadap
10(1), 9–16. Kompetensi Siswa Kelas VII SMPN 5
Arikunto, S. (2013). Manajemen Pendidikan. Padang. Pillar of Physics Education, 6, 33–40.
Yogyakarta : Aditya Media. Rina Tiya Lestari, Eka Pramono Adi, dan Y. S.
Asep Mulyana & Chaerul Rochman, A. S. (2019). (2018). E-Book Interaktif. Malang :
Tantangan Kompetensi Kognitif Pada Mata Universitas Negeri Malang, 1, 71–76.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rosyidah, I., & Rahayu, Y. S. (2022).
Sekolah Menengah Atas Alfa Centauri Pengembangan E-Book Interaktif
Bandung. Bandung : UIN Sunan Gunung Berorientasi Contextual Teaching And
Djati, 8(2). Learning Untuk Melatih Keterampilan
Astuti, R., & Rahmawati, D. (2017). Berpikir Kreatif Pada Materi Pertumbuhan
Pengembangan Bahan Ajar Akuntansi Untuk dan Perkembangan Tumbuhan. Berkala
Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu), 11(1),
Pelajaran Praktik Akuntansi Manual. Jurnal 49–59.
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 15(1). Sari, F. F., & Widowati, B. (2023). The
Febriyanti, F. D., & Rahayu, Y. S. (2022). Development Of Interactive E-Book Media On
Pengembangan E-Book Interaktif Pada Materi Protist topic To Improve Learning Outcomes
Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan For 10th Grade Of Senior High School. 12,
Untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis 157–167.
Siswa Kelas XII SMA. Berkala Ilmiah Setyawan, A., & Faqih, F. I. (2023).
Pendidikan Biologi (BioEdu), 11(3), 775–784. Pengembangan E-Book Interaktif Materi
Hasan, M. F., Suyatna, A., & Suana, W. (2018). Kesastraan Berkearifan Lokal Pulau
Development of Interactive E-book on Energy Mandangin Berbasis Aplikasi Flip PDF
Resources to Enhance Student ’ s Critical Professional. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Thinking Ability. Tadris: Jurnal Keguruan Pengetahuan, 23(1), 114–127.
Dan Ilmu Tarbiyah, 3(2), 109–121. Setyawan, A., Syarifudin, A. S., & Akrom, R. A.
Hera, R. (2017). Pengembangan Handout (2021). Pengembangan media pembelajaran
Pembelajaran Sistem Reproduksi Pada teks hikayat berbasis Ispring untuk siswa
Manusia Berbasis Kontekstual Di SMAN 1 kelas X SMA. 5(2), 142–159.
Beutong Kabupaten Nagan Raya. BIOnatural, Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian
4(2), 53–65. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Iman, F., Anwar, I. F., Harahap, L. J., Ningsih, S., Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Miarsyah, M., Ristanto, R. H., Biologi, M. P., Winarni, E. W. (2021). Teori Dan Praktik
& Jakarta, U. N. (2019). Pengembangan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian
Media Pembelajaran Prezi Berbasis Tindakan Kelas (PTK), Research And
Mnemonic Pada Materi Klasifikasi Makhluk Development (R&D). Jakarta : Bumi Aksara.
Hidup. Biosfer : Jurnal Biologi Dan Wulandari, T. A. J., Sibuea, A. M., & Siagian, S.

20
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
(2018). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif Pada Mata
Pelajaran Biologi. Jurnal Teknologi Informasi
& Komunikasi Dalam Pendidikan, 5(1), 75–
86.

21
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Meningkatkan Kemampuan Analisis Peserta Didik pada Materi Sistem Saraf


melalui Pembelajaran Blended Learning berbasis TPACK

Leni Rosalina, N. Nurdiani, Cartono


Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasundan
Jl. Taman Sari No 6-8 Bandung, Jawa Barat, 40116 Indonesia.
e-mail: lenirosalina30@gmail.com

Abstrak
Kemampuan analisis merupakan kemampuan dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran, dengan
menguraikannya menjadi unsur-unsur serta menentukan keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dalam struktur
keseluruhan. Kemampuan analisis penting dimiliki peserta didik khususnya dalam pelajaran biologi yang sarat dengan
konsep-konsep sistem yang abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan
analisis peserta didik pada pokok materi sistem saraf dengan pembelajaran blended learning berbasis TPACK.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pre-experimental design berbentuk One-Group
Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA SMA Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Bandung dengan sampel kelas XI MIPA A yang dicuplik secara purposive. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan blended learning berbasis TPACK dapat meningkatkan
kemampuan analisis peserta didik pada materi pokok sistem saraf (Gain rata-rata 34,00) dengan dominasi kategori
peningkatan tinggi (84 % peserta didik) (0,73 ≤ N-Gain ≤ 1,00). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi
peneliti selanjutnya untuk menguasai kerangka pembelajaran TPACK agar lebih mudah penerapannya dalam
pembelajaran.
Kata kunci: Blended Learning, Kemampuan Analisis, Sistem Saraf, TPACK.

Abstract
Analytical ability is the ability to solve problems in learning, by breaking it down into elements and determining the
interrelationships between these elements in the overall structure. It is important for students to have analytical skills,
especially in Biology lessons, which are full of abstract system concepts. This study aims to obtain information about
the effectiveness of TPACK-based blended learning in improving students' analytical skills on nervous system
material. This study uses an experimental method with a pre-experimental design in the form of One-Group Pretest-
Posttest Design. The population in this study were students of class XI MIPA SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung with a class XI MIPA A sample taken purposively. The results showed that learning with a
blended learning approach based on TPACK can improve students' analytical skills on the subject matter of the
nervous system (average Gain 34.00) with the dominance of the high improvement category (84% of students) (0.73
N-Gain 1.00). Based on the results of this study, it is recommended for further researchers to master the TPACK
learning framework so that it is easier to implement in learning.

Keywords: Analytical Ability, Blended learning, Nervous System, TPACK.

I. PENDAHULUAN yang saling terkait demi tercapainya tujuan


pendidikan nasional (Ira, 2015).
Kualitas penerus bangsa sangat ditentukkan Sistem pendidikan di Indonesia seringkali
oleh pendidikan, dan pendidikan menentukkan ditinjau, diperbaiki serta kadang diubah pada
kemajuan suatu bangsa. Pengembangan Sistem beberapa bagian, guna mencapai pendidikan yang
Pendidikan Nasional merupakan salah satu lebih berkualitas. Apalagi saat ini Indonesia
bentuk upaya pemerintah dalam memajukan sedang dihadapkan pada merebaknya wabah
pendidikan di Indonesia, yang berfungsi sebagai Corona Viruses Desease-19 (COVID-19), yang
acuan sistem pendidikan di Indonesia, isinya membatasi interaksi dan mobilitas manusia.
terdiri atas unsur-unsur bagian dari pendidikan Merebaknya kasus COVID-19 di Indonesia

22
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

menyebabkan adanya perombakan secara besar- penting bagi proses belajar peserta didik. Hal
besaran sistem pendidikan di Indonesia. tersebut sejalan dengan penelitian Carrol dan
Di masa pandemi COVID-19, pemerintah me- Leander (2001) dalam Lie et al (2020), bahwa
ngeluarkan kebijakan untuk fleksibel dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi dapat
penerap-an kurikulum. Salah satunya dengan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
menerapkan pembelajaran secara daring (dalam dalam proses pembelajaran.
jaringan) atau jarak jauh. Hal tersebut memaksa Kemampuan berfikir tingkat tinggi dijabarkan
para pendidik melakukan berbagai pembaharuan dalam suatu kerangka yang dikenal dengan
dalam menciptakan pembelajaran yang tetap Takso-nomi Bloom, yaitu, suatu kerangka berisi
efektif dalam segala keterbatasan. tingkatan yang menentukkan keterampilan
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah befikir seseorang, yang disusun dari mulai tingkat
dilaksanakan di SMA Angkasa Lanud Husein terendah hingga tertinggi (Husamah, 2016).
Sastra-negara Bandung, melalui survei dan Kemampuan analisis dikategorikan dalam ranah
wawancara langsung dengan salah satu guru kognitif C-4 (Anderson & Krathwohl, 2015).
pendidikan biologi sekolah tersebut, diketahui Kemampuan analisis merupakan kemampuan
bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang dalam memecahkan permasalahan. Dalam
tidak mudah dipahami peserta didik. Hal ini kegiatan pembelajaran di sekolah kemampuan
karena materi biologi syarat akan konsep-konsep analisis merupakan kemampuan yang banyak
yang bersifat abstrak atau sulit dilaku-kan dituntut dalam tujuan pembelajaran, dan
pengindraan. Selain itu, dalam membelajarkan merupakan kemampuan yang penting
materi biologi dibutuhkan media visualisasi yang dibandingkan dengan tingkat kognitif lainnya.
dapat menjelaskan struktur mikroskopis. Kegiatan pembelajaran dalam ranah kognitif
Materi sistem saraf, yang merupakan bagian menganalisis berupa mengidentifikasi suatu
dari sistem koordinasi, merupakan salah satu unsur-unsur penting dalam suatu permasalahan,
materi yang sulit dimengerti oleh peserta didik. lalu mengaitkan unsur-unsur tersebut dengan
Materi tersebut dianggap sulit karena peserta informasi atau pengetahuan yang telah diperoleh,
didik perlu menguasai kemampuan minimal yang sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan.
tercantum dalam kompetensi dasar. Dalam (Husamah, 2016).
menjelaskan materi tersebut diperlukan media Rendahnya kemampuan menganalisis dapat
visualisasi yang menarik dan dapat menjelaskan disebabkan karena kurangnya guru
unsur-unsur mikroskopis, sehingga kemampuan mengimplemen-tasikan teknologi dalam
minimal dalam kompetensi dasar dapat dicapai pembelajaran. Maka dari itu tantangan guru
oleh peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara semakin besar, sehingga memerlukan inovasi dan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kreativitas yang tinggi untuk mem-fasilitasi
peserta didik pada pokok materi sistem saraf dari peserta didik. Tuntutan pembelajaran abad 21
tahun ke tahun relatif rendah dan kurang dari dalam menguasai teknologi, mengajak peserta
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. didik untuk menggunakan TIK dalam proses
Rendahnya keterampilan berfikir tingkat belajar mengajar.
tinggi (High Order Thingking Skill) dapat Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran
menjadi faktor yang menyebabkan rendahnya seringkali mempersulit guru dalam
hasil belajar peserta didik. Keterampilan berfikir menyesuaikan teknologi yang dipakai. Karena
tingkat tinggi adalah kecakapan seseorang dalam teknologi mempunyai kecenderungan terhadap
mengembangkan suatu pengetahuan atau materi tertentu. Sehingga teknologi tertentu tidak
informasi yang diperolehnya men-jadi suatu dapat digunakan dalam semua materi yang harus
informasi yang baru, sehingga dapat men-jawab dibelajarkan kepada perserta didik (Koehler et al
suatu permasalahan (Abdullah Sani, 2019). ., 2013). Guru harus menguasai beberapa
Keterampilan berfikir tingkat tinggi sangat kompetensi di antaranya penguasaan konten,

23
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

pedagogi, dan teknologi, menyebabkan adanya menerapkan metode Blended learning dalam
kecenderungan interaksi 2 komponen. Guru yang kerang-ka TPACK dapat meningkatkan
menerapkan komponen teknologi dan pedagogi kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
cenderung tidak memperhatikan komponen peserta didik (Fatimah, 2020). Berdasarkan
konten materi yang di berikan kepada peserta uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini
didik (Nasar & Daud, 2020). dirasa penting dan perlu untuk dilaksa-nakan
Berdasarkan hal tersebut menjadi hal penting dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
dalam mengintegrasikan pengetahuan Analisis Peserta Didik pada Materi Sistem Saraf
konten/materi, pedagogi, dan teknologi dalam melalui Pembelajaran Blended learning Berbasis
proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi latar TPACK”
belakang pengembangan kerangka Technological
Pedagogical Content Know-ledge (TPACK). II. Metode Penelitian
TPACK merupakan interaksi/ hubungan ketiga
komponen yaitu pengetahuan peda-gogi, Penelitian ini dilaksanakan di SMA Angkasa
pengetahuan konten, dan pengetahuan tekno-logi. Lanud Husein Sastranegara Bandung. Desain
Interaksi berbagai komponen tersebut memben- penelitian yang dipakai yaitu Pre-Experimental
tuk 4 komponen pengetahuan lain, salah satunya Design berbentuk One-Group Pretest-Posttest
yaitu TPACK (Koehler & Mishra, 2006). Design. Populasi yang diamati dalam penelitian
Agar guru dapat menggabungkan teknologi ke ini yaitu peserta didik kelas XI MIPA.
dalam pembelajaran guru harus menguasi Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak,
kerangka pembelajaran TPACK agar komponen melalui teknik Sampling Bertujuan (Purposive
konten, pedagogi, dan teknologi dapat Sampling). Dalam penelitian ini sampel yang
berintegrasi. Selain itu pembelajaran diambil yaitu peserta didik kelas XI MIPA A
menggunakan kerangka TPACK dapat berjumlah 25 orang. Objek penelitian yang
menghasilkan pembelajaran yang efektif menjadi sasaran penelitian adalah peningkatan
(Sintawati & Indriani, 2019). Pemilihan metode kemampuan analisis siswa pada materi pokok
pembelajaran merupakan komponen pedagogi sistem saraf dengan pembelajaran blended
dalam TPACK. Metode blended learning learning berbasis TPACK
merupakan metode pembe-lajaran yang dapat Penelitian ini dilaksanan pada tanggal 29
diterapkan dalam kerangka TPACK. Metode April-6 Mei 2021. Dalam penelitian ini,
blended learning merupakan metode bauran pengumpulan data dilakukan melalui tes. Teknik
antara pembelajaran tatap muka dan pembe- tes dilakukan menggu-nakan instrumen test
lajaran online (Rusman dkk, 2011). Keunggulan berupa soal pilihan ganda tingkat kognitif C-4
metode pembelajaran blended learning yakni (menganalisis) sebanyak 20 soal dengan pilihan 4
lebih fleksibel dalam menentukkan gaya jawaban. Soal berupa pretest dan posttest. Uji
belajarnya masing masing, karena diberikan 2 instrumen dilakukan dari segi validitas, reabilitas,
macam jenis pelaknaaan pembelajaran (Rusman taraf kesukaran, dan daya pembeda, sehingga
dkk, 2011, hal. 292). didapatkan data penelitian yang baik.
Hasil penelitian terdahulu yang menerapkan Syarat melakukan uji hipotesis, terlebih
TPACK dalam pembelajaran yang dahulu dilakukan uji gain ternormalisasi dan uji
dikombinasikan dengan metode pembelajaran normalitas. Uji gain ternomalisasi (normalized
blended learning me-nyatakan bahwa penerapan gain/N-Gain) digunakan dalam mengetahui
TPACK dalam pembela-jaran berhasil mengatasi peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah
permasalahan dalam pembe-lajaran, yaitu pembelajaran. Uji normalitas berfungsi untuk
membantu dalam mengajar dan men-capai tujuan mengetahui apakah sebaran data berdistribusi
pembelajaran (Nurdiani et al., 2019). Hasil secara normal atau tidak, sehingga dapat
penelitian lain menunjukkan bahwa dengan menentukan jenis statistik apa yang akan

24
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

digunakan untuk menganalisis hasil data 34,00 dan dilakukan analisis N-Gain agar
penelitian (Sundayana, 2020, hal. 82). Data diketahui kategori dari Gain tersebut yang
dikatakan berdistribusi normal jika Sig > α (0,05. menunjukkan kisaran 0,00 hingga 1,00.
Karena data diambil dari 25 peserta didik maka Kemampuan analisis peserta didik dibagi
digunakan uji normalitas jenis Shapiro-wilk menjadi beberapa kategori proses kognitif di
menggunakan aplikasi SPSS Statistic versi 25. antaranya kemampuan membedakan,
Uji hipotesis dilakukan terhadap dua sampel yang mengorgani-sasi, dan mengatribusi.
berkorelasi atau berpasangan, dimana subjek Peningkatan kemampuan analisis peserta
yang digunakan sama namun memiliki didik dapat diketahui dengan cara menganalisis
perlakukaan yang berbeda (Sundayana, 2020, hal. tiap indikator kategori proses kognitif.
120). Uji hipotesis dilakukan dengan uji Perbandingan peningkatan kategori proses
Wilcoxon karena data yang menggunakan kognitif kemampuan analisis peserta didik pada
aplikasi SPSS versi 25. dilihat pada gambar berikut ini:

III. HASIL DAN PEMBASAHAN 100% 91% 87% 86%


A. Hasil Kemampuan Analisis Peserta Didik 90%
80%
Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil 70%
56%
60% 48%
berupa hasil pretest dan posttest yang 50% 43%
menggambarkan kemampuan analisis peserta 40%
didik pada materi sistem saraf melalui 30%
pembelajaran blended learning berbasis TPACK. 20%
10%
0%
Tabel 1. Data Hasil Belajar Peserta Didik
Nilai
Statistik
Pretest Posttest
Nilia Rata-
54.20 88.20
rata
Nilai Pretest Posttest
5 5
Minimun
Nilai Gambar 1. Diagram Persentase Kategori
85 100 Proses Kognitif Kemampuan Analisis
Maksimum
Simpangan
22.16 23.89 Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui
Baku
Gain 34.00 bahwa, dalam kemampuan membedakan, yang
diuji dengan soal kategori membedakan dalam
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa pretest, peserta didik menjawab soal dengan
rata-rata nilia pretest peserta didik menunjukkan benar sebanyak 56%, sedangkan saat posttest
rata-rata 54.20. Dengan Nilai tertinggi 85 dan sebesar 91%. Peningkatan kemampuan
nilai terendah 5, sehingga simpangan baku yang membedakan setelah dilakukan pem-belajaran
diperoleh sebesar 22.16. Pottest dilakukan setelah sebesar 35%. Dalam kemampuan meng-
peserta didik diberikan pembelajaran sistem saraf organisasi, yang diuji dengan soal kategori meng-
dengan metode blended learning berbasis organisasi dalam pretest, peserta didik menjawab
TPACK. Hasil posttest yang diperoleh dengan soal dengan benar sebanyak 43%, sedangkan saat
rata-rata 88,20 dengan nilai tertinggi 100 dan posttest sebesar 87%. Peningkatan kemampuan
nilai terendah 5, sehingga sim-pangan baku yang mengorgani-sasi setelah dilakukan pembelajaran
diperoleh 23,89. Berdasarkan perhitungan gain sebesar 44%. Dalam kemampuan mengatribusi,
yang telah dilakukan mendapatkan rata-rata yang diuji dengan soal kategori mengatribusi

25
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

dalam pretest, peserta didik menjawab soal peserta didik pada materi pokok Sistem Saraf
dengan benar sebanyak 48%, sedangkan saat dengan penerapan Blended learning berbasis
posttest sebesar 86%. Peningkatan kemampuan TPACK.
mengatribusi setelah dilakukan pembela-jaran
sebesar 44%. B. Pembahasan
Peningkatan skor posttest yang telah dicapai
1. Uji Normalitas oleh peserta didik menunjukkan bahwa adanya
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat dalam tabel peningkatan kemampuan analisis. Berdasarkan
bahwa nilai signifikan pretest 0,292 dan nilai penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2017),
signifikan posttest 0,000. Maka nilai posttest bahwa kemampuan analisis peserta didik yang
tidak terdistribusi normal karena kurang dari tinggi dapat meningkatkan hasil belajar,
0,05. dibandingkan dengan peserta didik yang
mempunyai kemampuan analisis rendah.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Peningkatan kemampuan analisis peserta didik
Shapiro-Wilk dapat disebabkan karena perlakuan yang
Statistic df Sig.
dilakukan saat pembelajaran, yaitu penggunaan
pretest 0.953 25 0.292 metode blended learning. Dalam praktiknya
posttest 0.574 25 0.000 pembe-lajaran blended learning memiliki
keunggulan yaitu memberikan kesempatan 2 kali
2. Uji Hipotesis belajar yaitu belajar dengan pendidik dan belajar
Karena data yang dihasilkan merupakan data secara mandiri (Rusman dkk, 2011). Dengan
yang tidak terdistribusi normal, maka uji yang pembelajaran blended learning kemampuan
dilakukan untuk mengetahui signifikansi analisis peserta didik dapat meningkat terutama
hipotesis dilakukan uji wilcoxon. Berikut dalam menyelesaikan permasalahan pembe-
merupakan hipotesis yang diuji dalam penelitian lajaran yang diuji lewat soal-soal yang bersifat
ini: analitik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
H0: Tidak terdapat peningkatan Sudiarta & Sadra (2016) bahwa dengan
kemampuan analisis peserta didik penerapan pembelajaran blended learning dapat
pada materi pokok sistem saraf meningkatakan kemampuan peserta didik dalam
dengan penerapan blended learning menyelesaikan permasalahan pembelajaran
berbasis TPACK dibandingkan dengan pembelajaran
H1: Terdapat peningkatan kemampuan konvensional.
analisis peserta didik pada materi Peningkatan kemampuan analisis peserta
pokok sistem saraf dengan penerapan didik selain didukung oleh metode pembelajaran
blended learning berbasis TPACK blended learning juga disebabkan oleh teknologi
yang dipakai dalam pembelajaran. Teknologi
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis yang dipakai dalam pembelajaran diantaranya
Test Statisticsa Learning Management System (LMS),
posttest - pretest Multimedia Interaktif (MMI), dan Zoom Meeting.
Penggunaan LMS dalam proses bela-jar mengajar
Z -4.173b
dinilai membantu menaikkan hasil belajar karena
Asymp. Sig. (2- 0.000 dalam penggunaannya peserta didik dapat
tailed)
mengakses pembelajaran di LMS tidak terpaku
dari segi waktu dan tempat sehingga dapat
Pada tabel 3 tersebut diperlihatkan nilai Z
diakses dimana saja (Rusman dkk, 2011). Dalam
hitung yaitu -4.173 dengan nilai Asymp. Sig. (2-
imple-mentasi LMS sistem pembelajaran yang
tailed) = 0.000 < α = 5% = 0,05 maka Ho ditolak,
berpusat kepada siswa (Student Centered
artinya terdapat peningkatan kemampuan analisis

26
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Learning), guru hanya sebatas memfasilitasi serta meeting yang mendukung proses pembelajaran
memantau kegiatan peserta didik dalam adalah screen sharing, sehingga guru dapat
pembelajaran, dan peserta didik secara aktif memba-gikan layar berupa materi pembelajaran
mempunyai tanggung jawab dalam pembelajaran kepada peserta didik (Wijoyo, 2021), sehingga
(Dlalisa, 2017). Selain itu peserta didik dapat peserta didik dapat paham mengenai materi yang
menyesuaikan pembelajaran dengan gaya disampaikan guru.
belajarnya masing-masing karena pembelajaran Materi sistem saraf dikemas dalam bentuk
dapat dilakukan secara mandiri. Multimedia Interaktif (MMI) dinilai dapat
Dengan kemampauan berfikir analisis peserta mening-katkan pemahaman peserta didik dalam
didik dapat meningkatkan kemampuan dalam menyerap informasi. Selain itu, MMI dapat
konsep materi yang merupakan bagian dari meningkatkan daya imajinasi peserta didik
komponen berfikir kritis (Politsinsky et al ., 2015 sehingga materi yang bersifat abstrak lebih
dalam Mukti et al ., 2020). Salah satu indikator mudah dipahami. Penggunaan multi-media
kemampuan berfikir kritis adalah kemampuan interaktif mendukung peserta didik berinter-aksi
analisis yang meru-pakan mengidentifikasi dan dengan media tersebut sehingga dalam penggu-
menelusuri hubungan anatara konsep-konsep naannya peserta didik tidak hanya sekedar
yang saling berkaitan dan dapat membuat melihat dan mendengar melainkan juga
kesimpulan dari keterkaitan tersebut (Husada, melakukan sesuatu di media tersebut dengan
2019). Kemampuan analisis yang merupa-kan didukung oleh tools yang ada di dalammnya. Hal
komponen dalam berfikir kritis dapat ditingkat- tersebut sesuai dengan pernyataan (YASIN,
kan dengan adanya kelompok diskusi yang 2017) Selain itu, didukung oleh beragam tools
terkontrol (Ambar Ningsih et al ., 2018). Grup yang mendukung pembuatan media pembela-
diskusi tersebut merupakan salah satu fitur yang jaran, dan terdapat tombol-tombol navigasi
terdapat dalam Learning Management System seperti next, submit, dan back yang mendukung
(LMS). LMS yang digunakan yaitu Moodle yang peserta didik dapat berinteraksi dengan media
memiliki banyak fitur yang memudahkan dalam pembelajaran. Pem-belajaran menggunakan
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan multimedia interaktif yang dikembangkan
pernyataan (Fayanto et al ., 2019) bahwa Moodle dengan Articu-late Storyline dinilai dapat
dinilai memiliki keunggulan diban-dingkan meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta
dengan platform lainnya karena mudah dalam didik (Setyaningsih et al ., 2020).
pengaplikasiannya, sehingga efektif dipakai Dalam penelitian ini pembuatan multimedia
dalam pembelajaran. Fitur yang dipakai dalam interaktif didukung dengan animasi menarik dan
penelitian ini diantaranya dapat mengunggah tools yang dapat dipakai sehingga perserta didik
materi pembelajaran dalam bentuk multimedia dapat berinteraksi secara langsung dengan media
interaktif, pengoprasian kuis yang dapat diisi oleh tersebut. tools yang digunakan artara lain next,
peserta didik secara langsung, fitur diskusi, back, submit, dan zoom bagian-bagian sistem
sehingga walau pembelajaran dilaksanakan saraf sehingga dapat menjelaskan materi yang
secara asynchronous peserta didik masih tetap bersifat abstrak dan mikro-skopis dengan bantuan
berinteraksi baik dengan guru atau peserta didik animasi tersebut. Penggunaan MMI dalam
lainnya. penelitian ini membantu peserta didik dalam
Teknologi yang dipakai dalam menunjang meningkatkan kemampuan analisis, sesuai
pembelajaran online adalah aplikasi zoom dengan definisinya bahwa kemampuan analisis
meeting. Zoom meeting dinilai efektif meru-pakan kemampuan dalam menentukkan
diaplikasikan untuk pembelajaran, dalam hubungan antara pernyataan, konsep, gambar,
penelitian ini penggunaan zoom meeting bentuk sebagai analogi yang bertujuan dalam
memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat di mendefinisikan suatu informasi (Setiawan,
dalamnya. Salah satu fitur dalam aplikasi zoom 2017). Hal tersebut sesuai dengan penelitian

27
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

(Jamuri et al ., 2015), bahwa multi-media kesimpulan hasil pembelajaran sistem saraf.


interaktif membantu peserta didik dalam Selain itu, peserta didik dapat menghubungkan
menguasai konsep. Penguasaan konsep dalam struktur dan mekanisme kinerja sistem saraf
materi pembelajaran merupakan dampak dari terutama pada subbab mekanisme penghantaran
adanya kemampuan berfikir analisis (Mukti et al impuls dengan kelainan sistem saraf. Hal tersebut
., 2020). sejalan dengan penelitian Utami et al (2015),
Kemampuan analisis peserta didik dibagi dengan aktiivitas peserta didik yang mampu
menjadi beberapa kategori proses kognitif di membuat hubungan antara konsep pengetahuan
antaranya kemampuan membedakan, secara sistematis akan men-cerminkan
mengorganisasi, dan mengatribusi. Peningkatan kemampuan mengorganisasi. Hal tersebut juga
kemampuan analisis pe-serta didik dapat sejalan dengan penelitian Nawawi et al (2017)
diketahui dengan cara menganalisis tiap indikator yang mengatakan bahwa kemampuan
kategori proses kognitif dari soal pretest dan mengorganisasi dapat tercermin dari membentuk
posttest yang dikerjakan peserta didik. hubungan antara informasi secara sistematis,
Dalam kemampuan membedakan, yang diuji sehingga dapat menentu-kan struktur yang
dengan soal kategori membedakan dalam pretest, terbentuk dari informasi tersebut.
peserta didik menjawab soal dengan benar Dalam kemampuan mengatribusi, yang diuji
sebanyak 56%, sedangkan saat posttest sebesar dengan soal kategori mengatribusi dalam pretest,
91%. Pening-katan kemampuan membedakan peserta didik menjawab soal dengan benar
setelah dilakukan pembelajaran sebesar 35%. sebanyak 48%, sedangkan saat posttest sebesar
Hal tersebut dapat dise-babkan karena proses 86%. Peningkatan kemampuan mengatribusi
pembelajaran yang sudah dilalui oleh peserta setelah dila-kukan pembelajaran sebesar 44%.
didik, terutama pada pembe-lajaran online Hal tersebut dise-babkan karena pembelajaran
menggunakan Multimedia Interaktif (MMI) dengan metode blended learning terutama dalam
perserta didik mengamati komponen-komponen tahap pembelajaran yang dilaksanakan secara
yang membangun struktur sistem saraf. Dengan tatap muka lewat aplikasi zoom meeting. Pada
bantuan MMI struktur sistem saraf yang tidak pertemuuan tersebut perserta didik melakukan
dapat diamati secara langsung diilustrasikan komunikasi berupa tanya jawab dengan guru,
dapat diinterpretasikan dengan animasi, sehingga mengemukakan pendapat, serta memberikan
membantu peserta didik dalam menentukkan kesimpulan. Hal tersebut sejalan dengan
struktur penyusun sistem saraf. Hal tersebut penelitian Nawawi et al (2017) bahwa dengan
sesuai dengan penelitian Sartika & Nuroh (2016), terjalinnya komunikasi yang baik pada saat
dengan adanya kegiatan mengamati akan pembelajaran akan membantu peserta didik
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam dalam meningkatkan kemampuan mengatribusi.
membedakan bagian-bagian yang penting dan Hal tersebut sejalan dengan penelitian Sartika &
relevan dalam struktur tertentu. Nuroh (2016) yang menyatakan bahwa kegiatan
Dalam kemampuan mengorganisasi, yang komunikasi dalam pem-belajaran akan
diuji dengan soal kategori mengorganisasi dalam membentuk kemampuan mengatribusi pada
pretest, peserta didik menjawab soal dengan peserta didik.
benar sebanyak 43%, sedangkan saat posttest Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disim-
sebesar 87%. Pening-katan kemampuan pulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan
mengorganisasi setelah dilakukan pembelajaran analisis peserta didik kelas XI MIPA A SMA
sebesar 44%. Hal tersebut dapat dise-babkan Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
karena pembelajaran blended learning ter-utama dengan pembelajaran blended learning berbasis
pada pertemuan ke dua yang dilaksanakan secara TPACK pada pokok materi sistem saraf.
tatap muka lewat aplikasi zoom meeting. Terlihat
dari aktivitas peserta didik dapat mengemu-kakan

28
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

KESIMPULAN ajar_dan_Pembelajaran/F5xjDwAAQBAJ?
Berdasarkan rangkaian analisis data serta hl=id&gbpv=1&dq=taksonomi+bloom&pg
pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan =PA151&printsec=frontcover
bahwa pembelajaran dengan pendekatan blended Ira, M. (2015). Sistem Pendidikan di Indonesia:
learning berbasis TPACK dapat meningkatkan antara keinginan dan realita. Jurnal
kemampuan analisis peserta didik pada materi Auladuna, 2(2), 233.
pokok sistem saraf dengan (Gain rata-rata 34,00) Jamuri, Kosim, & Doyan, A. (2015). ENGARUH
dengan dominasi kategori peningkatan tinggi (84 MODEL PEMBELAJARAN
% peserta didik) (0,73 ≤ N-Gain ≤ 1,00). KOOPERATIF STAD BERBASIS MULTI
MEDIA INTERAKTIF TERHADAP
DAFTAR PUSTAKA PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA
MATERI TERMODINAMIKA. Jurnal
Abdullah Sani, R. (2019). Pembelajaran Penelitian Pendidikan IPA, 1(1), 123–134.
Berbasis HOTS Edisi Revisi - Google Books. https://doi.org/10.29303/jppipa.v1i1.11
2019. Koehler, M. J., & Mishra, P. (2006).
https://www.google.co.id/books/edition/Pe Technological Pedagogical Content
mbelajaran_Berbasis_HOTS_Edisi_Revisi/ Knowledge: A Framework for Teacher
GrfrDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=berf Knowledge PUNYA MISHRA. Teachers
ikir+tingkat+tinggi&printsec=frontcover College Record, 108(6), 1017–1054.
Ambar Ningsih, W. S., Suana, W., & Maharta, N. http://one2oneheights.pbworks.com/f/MISH
(2018). Pengaruh Penerapan Blended RA_PUNYA.pdf
Learning Berbasis Schoology Terhadap Koehler, M. J., Mishra, P., & Cain, W. (2013).
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Konstan What is Technological Pedagogical Content
- Jurnal Fisika Dan Pendidikan Fisika, 3(2), Knowledge (TPACK)? Journal of
85–93. Education, 193(3), 13–19.
https://doi.org/10.20414/konstan.v3i2.16 https://doi.org/10.1177/0022057413193003
Dlalisa, S. (2017). Acceptance and usage of 03
learning management system amongst Lie, A., Mina Tamah, S., Gozali, I., & Retno
academics. 2017 Conference on Information Triwidayati, K. (2020). Mengembangkan
Communication Technology and Society, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi -.
ICTAS 2017 - Proceedings. https://www.google.co.id/books/edition/Me
https://doi.org/10.1109/ICTAS.2017.79205 ngembangkan_Keterampilan_Berpikir_Tin
25 g/BCoKEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=
Fayanto, S.-, Kawuri, M. Y. R. T., Jufriansyah, berfikir+tingkat+tinggi&printsec=frontcov
A., Setiamukti, D. D., & Sulisworo, D. Mukti, Y. P., Masykuri, M., Sunarno, W.,
(2019). Implementation E-Learning Based Rosyida, U. N., Jamain, Z., & Dananjoyo,
Moodle on Physics Learning in Senior High M. D. (2020). Exploring the Impact of
School. Indonesian Journal of Science and Project-Based Learning and Discovery
Education, 3(2), 93. Learning to The Students’ Learning
https://doi.org/10.31002/ijose.v3i2.1178 Outcomes: Reviewed from The Analytical
Husada, F. R. K. (2019). ANALISIS Skills. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Biruni, 9(1), 121–131.
SISWA DALAM PEMBELAJARAN https://doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v9i1.45
BIOLOGI. Αγαη, 8(5), 55. 61
Husamah. (2016). Belajar dan Pembelajaran - Nasar, A., & Daud, M. H. (2020). ANALISIS
Google Books. KEMAMPUAN GURU IPA TENTANG
https://www.google.co.id/books/edition/Bel TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL

29
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

CONTENT KNOWLEDGE PADA 2


SMP/MTs DI KOTA ENDE. OPTIKA: Sintawati, M., & Indriani, F. (2019). Pentingnya
Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 9–20. Literasi ICT Guru di Era Revolusi Industri
https://doi.org/10.37478/optika.v4i1.413 4.0. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
Nawawi, S., Oviyanti, F., & Faizah, U. (2017). 1(2), 417–422.
PENGARUH MODEL GENERATIVE Sudiarta, I. G. P., & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN Model Blended Learning Berbantuan Video
ANALISIS SISWA PADA MATERI Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan
SISTEM SARAF MANUSIA. Edubiotik, Masalah Dan Pemahaman Konsep Siswa.
2(23), 30–39. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 49(2),
https://doi.org/10.15797/concom.2019..23.0 48.
09 https://doi.org/10.23887/jppundiksha.v49i2.
Nurdiani, N., Rustaman, N. Y., Setiawan, W., & 9009
Priyandoko, D. (2019). Reasoning patterns Utami, Y. N., P., R. M., & Sugiharto, B. (2015).
and modes of prospective biology teachers STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU
on embryology learning with TPACK MIND MAP DENGAN PEMBELAJARAN
framework. Jurnal Pendidikan Biologi KONVENSIONAL TERHADAP
Indonesia, 5(1), 93–100. KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS
https://doi.org/10.22219/jpbi.v5i1.7375 BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 4
Sartika, S. B., & Nuroh, E. Z. (2016). SURAKARTA. Utami, Y. N., P., R. M., &
Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Sugiharto, B. (2015). STUDI KOMPARASI
Pendekatan Keterampilan Proses Sains INSTAD DIPADU MIND MAP DENGAN
untuk Melatih Keterampilan Berfikir PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Analisis Siswa SMP. Pros. Semnas Pend TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
IPA Pascasarjana UM, 1, 1071–1080. ANALITIS BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA
Setiawan, A. (2017). Pengaruh Kemampuan SMAN 4 SURAKARTA. 7., 7, 16–27.
Analisis terhadap Prestasi Belajar Wijoyo, H. (2021). EFEKTIVITAS PROSES
Matematika Ditinjau dari Intellegent PEMBELAJARAN MASA PANDEMI -
Quotion (IQ). NUMERICAL (Jurnal Google Books.
Matematika Dan Pendidikan Matematika), https://www.google.co.id/books/edition/EF
1(1), 57. EKTIVITAS_PROSES_PEMBELAJARA
https://doi.org/10.25217/numerical.v1i1.120 N_MASA_PAN/9JshEAAAQBAJ?hl=id&
Setyaningsih, S., Rusijono, R., & Wahyudi, A. gbpv=1&dq=pembelajaran+dengan+zoom+
(2020). Pengaruh Penggunaan Media meeting&pg=PA26&printsec=frontcover
Pembelajaran Interaktif Berbasis Articulate YASIN, A. (2017). Kelayakan Teoritis
Storyline Terhadap Motivasi Belajar dan Multimedia Interaktif Berbasis Articulate
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kerajaan Storyline Materi Sistem Reproduksi
Hindu Budha di Indonesia. Didaktis: Jurnal Manusia Kelas Xi Sma. BioEdu, 6(2),
Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 20(2), 249947.
144–156.
https://doi.org/10.30651/didaktis.v20i2.477

30
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486

Perbandingan Articulate dan Power Point Interaktif sebagai Teknologi


Penunjang TPACK untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Materi
Sistem Saraf
Penti Risanti Dewi, N. Nurdiani, Cartono,
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pasundan, Jl. Tamansari No. 6-8, Kota Bandung 40116 Indonesia
e-mail: pentird45@gmail.com

Abstrak
Semenjak pandemi COVID 19, pembelajaran daring terkendala oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang
belum bervariasi karena pengetahuan tentang itu masih kurang, menyebabkan pembelajaran terasa monoton,
jenuh, dan penguasaan kognitif seperti kemampuan analisis tidak tercapai. Penelitian ini bermaksud
membandingkan efektivitas penggunaan multimedia interaktif (mmi) yang dikembangkan dengan Articulate dan
Power Point Interaktif dalam pembelajaran berbasis TPACK untuk meningkatkan kemampuan analisis peserta
didik pada materi sistem saraf. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experiment, jenis nonequivalent
control group design dengan jumlah sampel sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI MIPA A dan XI MIPA C di SMA
Angkasa Lanud Husein Sastranegara, yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Peserta didik pada masing-
masing kelas berjumlah 23 orang. Data diperoleh dari kuesioner respon dan instrumen soal yang didominasi
berkategori C4 yang diuraikan menjadi soal tentang membedakan, mengorganisasikan, serta mengatribusikan
masalah. Hasil penelitian menunjukan N-Gain didominasi kategori peningkatan tinggi di kelas pengguna mmi
yang dikembangkan dengan Articulate (52% peserta didik) dan Power Point interaktif (43% peserta didik). Tidak
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan analisis yang signifikan antara peserta didik di kelas pengguna mmi
yang dikembangkan dengan Articulate dan kelas pengguna mmi yang dikembangkan dengan Power Point
interaktif (0,760>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, penggunaan mmi yang dikembangkan
dengan Articulate dan Power Point interaktif sama-sama dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik
pada materi sistem saraf selama daring.
Kata Kunci: Articulate, Kemampuan Analisis, Power Point Interaktif, TPACK

Abstract
Since the COVID-19 pandemic, online learning has been constrained by the use of learning technology that has
not varied because knowledge about it is still lacking, causing learning to feel monotonous, saturated, and
cognitive mastery such as analytical skills is not achieved. This study intends to compare the effectiveness of using
interactive multimedia (IMM) developed with Articulate and Interactive Power Point in TPACK-based learning
to improve students' analytical skills on nervous system material. This study uses a quasi-experimental design,
non-equivalent control group design with a total sample of 2 classes, namely class XI MIPA A and XI MIPA C at
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara, which were selected through purposive sampling technique. There
are 23 students in each class. The data was obtained from the response questionnaire and the question instrument
which was dominated by the C4 category which was described into questions about differentiating, organizing,
and attributing problems. The results showed that N-Gain was dominated by the high improvement category in
the IMM user class which was developed with Articulate (52% of students) and interactive Power Point (43% of
students). There was no significant difference in the improvement of analytical skills between students in the IMM
user class developed with Articulate and the IMM user class developed with interactive Power Point
(0.760>0.05). Based on the results of the study, it can be concluded that the use of mmi developed with Articulate
and interactive Power Point can both improve students' analytical skills on nervous system material while online.
Keywords : Analysis Ability, Articulate, Interactive Power Point, TPACK

I. PENDAHULUAN 19 (COVID 19). Masyarakat sepenuh tenaga


Bumi sedang dilanda musibah dan ujian beradaptasi dengan kenyataan. Tak terkecuali
berupa virus, mengecap periode waktu ini guru, tetap berjuang menyebarkan ilmu tanpa
menjadi masa pandemi Corona Virus Disease kenal lelah sekaligus tidak boleh lengah karena

31
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
harus menjaga diri sendiri serta keluarga dari menentukan relevan atau tidak relevan fakta
virus yang dapat menular bila berinteraksi tersebut, memahami susunan potongan sebuah
dengan orang bergejala atau bahkan orang informasi hingga membentuk suatu informasi
tanpa gejala. Peristiwa pandemi mempengaruhi yang utuh (siste-matis), serta memahami tujuan
cara guru menyampaikan materi dan juga atau makna dari informasi tersebut (Anderson
menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta dan Krathwolh, 2010, hlm. 120). Penelitian di
didik terutama jika konsep bersifat abstrak masa pandemi mengungkapkan bahwa
seperti kebanyakan materi dalam cakupan ilmu sebagian besar respon-den merasa tingkat
biologi. Hal tersebut merupakan tantangan kerumitan materi sistem saraf tinggi, banyak
serius untuk guru karena kegiatan tatap muka di sekali ditemukan konsep yang sulit dipahami
sekolah terpaksa beralih menjadi kegiatan dari (Pakpahan dkk., 2020). Adapun penelitian lain
rumah sesuai anjuran pemerintah Indonesia membuktikan beberapa peserta didik telah
(Syahmina dkk., 2020). Daring atau dalam mengalami miskonsepsi sistem saraf dalam
jaringan merupakan salah satu kebijakan peme- tingkat tertentu dan perlu dievaluasi kembali
rintah agar pembelajaran tetap berjalan sesuai (Simorangkir dkk., 2020). Selain itu, beberapa
protokol kesehatan (Amelia & Darussyamsu, sekolah bahkan cenderung mengesampingkan
2020), memanfaatkan jaringan internet serta ide baru karena peserta didik diharuskan untuk
gawai. Melalui wawancara, guru biologi salah mencari jawaban yang benar (Sari dkk., 2018).
satu sekolah di Bandung mengungkapkan Apabila memahami konsep saja peserta didik
bahwa sepanjang daring berlangsung dapat sudah kesulitan, kemudian pembelajaran hanya
dikatakan hasil belajar peserta didik tidak ditargetkan untuk menghafal atau menemukan
bagus. Tepatnya pada pelaksanaan dan pemba- jawaban benar, maka peserta didik tidak akan
gian hasil ulangan harian sistem saraf salah satu mencapai kemampuan berpikir secara analitis.
sekolah menengah atas di Bandung, 50 orang Apabila pembelajaran biologi tingkat SMA saja
peserta didik memiliki rata-rata nilai 69, sudah seperti ini, di masa depan peserta didik
menunjukan hasil belajar sistem saraf masih tidak dapat menerapkan pengetahuannya untuk
belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum. bertahan hidup (Corebima, 2016). Himbauan
Pakpahan dkk. (2020) dalam karya tulisnya agar guru mengajar tanpa tatap muka (daring)
memaparkan kutipan dari laporan pelaksanaan selama masa COVID 19, menyebabkan keter-
Ujian Nasional Biologi 2018 Kementrian Pen- gantungan teknologi digital dengan cara yang
didikan dan Kebudayaan bahwa sistem saraf kurang tepat, kebanyakan guru hanya memberi
merupakan salah satu materi dengan persentase teori dan tugas. Penelitian Safitri dkk (2017)
paling rendah. telah mengungkapkan, pengembangan kompe-
Sistem saraf terdiri dari pengetahuan tensi guru ketika mengimplementasikan tekno-
yang tidak bisa didapatkan dengan cara melihat logi untuk menciptakan media dan sumber
objek secara langsung sehingga terbilang sulit belajar sangat terbatas, disebabkan kurangnya
untuk dipahami, contohnya konsep pada bagian fasilitas, pengetahuan, serta keahlian dalam
sel saraf, mekanisme penghantar rangsangan, mengelola teknologi berbasis gawai. Keahlian
kela-inan pada sistem saraf (Fitri dkk., 2019). terkait penggunaan teknologi pembelajaran
Beban capaian pembelajaran sistem saraf pada sangat mempengaruhi daring. Bersumber dari
kompe-tensi dasar kurikulum 2013 revisi 2017– kegiatan wawancara, salah satu guru senior
2018 pun cukup berat, karena berdasarkan memaparkan bahwa pembelajaran tatap muka
taksonomi Bloom revisi Anderson & lebih beliau sukai karena banyak hal baru
Krathwohl (2015, hlm. xiii) kajian ini harus didapatkan secara langsung di kelas tanpa perlu
sampai pada dimensi kognitif level empat yaitu sibuk menghadapi sulitnya menggunakan kom-
menganalisis. Kemampuan analisis diuraikan puter, internet, atau alat digital penunjang pem-
kembali menja-di sub indikator membedakan, belajaran lainnnya. Kondisi daring sudah pasti
megorganisasi-kan, dan mengatribusikan melibatkan teknologi digital, terutama jika
permasalahan, ber-tujuan agar peserta didik kondisi pandemi belum juga pulih. Maka dari
dapat membedakan, mana fakta atau opini serta itu, diperlukan sebuah sistem pembelajaran
seperti TPACK yang melibatkan pengetahuan

32
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
konten, pedagogik, dan teknologi, sehingga pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom
guru tidak hanya menitikberatkan pembelajaran revisi, kemampuan analisis juga merupakan
pada penguasaan konten dan pedagogi saja. salah satu tingkatan dari kemampuan kognitif
TPACK (Technological Pedagogical yang akan tercapai jika tingkatan kognitif di
and Content Knowledge) merupakan kerangka bawahnya telah dikuasai. Selain Power Point,
kerja pembelajaran berisi tiga aspek perangkat lunak Articulate Storyline yang juga
pengetahuan dan beberapa komponen dapat menghasilkan multimedia interaktif.
gabungan dari ketiganya yaitu pengetahuan Software ini digunakan untuk menyampaikan
konten (CK), pengetahuan teknologi (TK), konsep abstrak serta mendukung situasi belajar
pengetahuan pedagogik (PK), pengetahuan yang kondusif namun tetap tidak mengurangi
teknologi dan konten (TCK), pengetahuan rasa antusias peserta didik terhadap sebuah
pedagogik dan konten (PCK), pengetahuan pembelajaran (Suhailaha dkk., 2021). Peneli-
teknologi dan pedagodik (TPK) yang kemudian tian Geni dkk. (2018) telah membuktikan
bersatu di dalam satu konteks pembelajaran bahwa penggunaan media yang dikembangkan
tertentu (Nurdiani dkk., 2019). TPACK dengan Articulate mampu meningkatkan
mengharuskan adanya pertimbangan mendalam kemampuan analisis materi yang capaian
terkait strategi belajar mengajar supaya konten tingkat kognitifnya sama dengan materi sistem
disampaikan dengan benar, memahami cara saraf. Kedua perangkat lunak penghasil
membelajarkan konten, sekali-gus menentukan multimedia interaktif tersebut, masing-masing
teknologi yang tepat untuk merepresentasikan dapat digunakan sebagai komponen TCK pada
konten. Pembelajaran dapat berjalan secara TPACK selama penelitian.
efektif jika dilengkapi dengan penggunaan Penelitian ini bertujuan mengetahui per-
teknologi (Koehler dkk., 2013). Sayangnya, bandingan hasil peningkatan kemampuan
dilihat dari data kuantitatif riset Paidi dkk. analisis peserta didik pada materi sistem saraf
(2020), TCK guru berada di angka sangat antara kelas pengguna multimedia interaktif
rendah atau berkriteria buruk. Walaupun (mmi) yang dikembangkan dengan Articulate
fasilitas sekolah cukup lengkap tetapi jika Storyline 3 dan Power Point interaktif, serta
pengetahuan teknologi terbatas, maka tetap saja respon peserta didik terhadap sistem pembe-
guru akan merasa kesulitan, khususnya dalam lajaran yang digunakan. Dengan demikian
menggunakan atau menciptakan media belajar diharapkan guru dapat menambah informasi
secara digital. Kelebihan dari penggunaan baru terkait kelebihan dan kekurangan software
media belajar yang canggih dapat menjadikan penghasil multimedia pembelajaran tersebut,
kegiatan belajar mengajar menjadi aktif tanpa terutama dalam hal meningkatkan kemampuan
dibatasi ruangan (Talakua dkk., 2020). analisis peserta didik pada materi sistem saraf.
Zaman modern mendukung munculnya Dengan demikian, terdapat dua hipotesis yang
variasi media pembelajaran digital. Misalnya diajukan yaitu, (H0) Tidak terdapat perbedaan
multimedia interaktif kini dianggap sebagai signifikan pada peningkatan kemampuan
sebuah solusi bagi permasalahan guru pada analisis peserta didik pada materi sistem saraf
periode COVID 19 (Sirait dkk., 2021). Media antara kelas pengguna mmi yang dikembang-
jenis ini memungkinkan peserta didik untuk kan dengan Articulate Storyline 3 dan kelas
berinteraksi dengan software atau aplikasi yang pengguna mmi yang dikembangkan dengan
digunakan (Lestari, 2019, hlm. 2-4). Pembuatan Power Point interaktif sebagai teknologi
multimedia interaktif bisa dimulai dari alat atau penunjang pembelajaran berbasis TPACK, atau
perangkat lunak yang sederhana dan sudah (H1) terjadi sebaliknya.
sering didengar seperti Power Point. Fasilitas
II. METODE PENELITIAN
fitur atau menu di dalam software tersebut
mampu menciptakan media belajar sederhana, Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29
tetapi tetap menarik (Lestari, 2019, hlm. 10). April 2021 hingga 5 Mei 2021 di SMA Angkasa
Yuliana & Hastiana (2019) menunjukan bahwa Lanud Husain Satranegara, kota Bandung.
Power Point interaktif dapat meningkatkan Metode atau pendekatan yang digunakan yaitu
kemampuan kognitif sesuai ketentuan capaian kuantitatif berjenis nonequivalent control

33
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
group design cabang dari Quasi Experiment. dan konten seperti representasi materi ke dalam
Pemilihan sampel dilakukan melalui purposive bentuk tulisan, gambar, video, animasi dengan
sampling dengan syarat memiliki kemampuan pendekatan asynchronus (PCK), pengetahuan
awal homogen (seragam). Berdasarkan uji teknologi dan pedagodik melalui LMS Moodle
homogenitas data penilaian tengah semester (TPK) yang kemudian bersatu di dalam satu
dibantu SPSS (Statistical Package for the Social konteks pembelajaran sub bagian sistem
Sciences) versi 20 didapatkan kemampuan awal koordinasi yaitu sistem saraf tingkat SMA.
kelas XI MIPA A dan XI MIPA C sudah Selama 6 hari efektif, peserta didik diberi
homogen. Sampel diambil dari masing-masing keleluasaan untuk belajar mandiri, guru dapat
kelas sebanyak 23 orang. Kelas XI MIPA A melihat proses belajar melalui LMS Jartisunda.
menggunakan mmi yang dikem-bangkan Sistem pembelajaran seperti ini menimbulkan
dengan Articulate Storyline 3 disebut kelas reaksi berbeda.
ekperimen, sedangkan kelas XI MIPA C
sebagai pengguna Power Point interaktif A. Respon Kelas Eksperimen
disebut kelas kontrol atau kelas pembanding. Kelas eksperimen merupakan kelas
Data dikumpulkan menggunakan yang menggunakan Articulate Storyline 3
istrumen tes dan non tes. Istrumen tes berupa sebagai media belajar sistem saraf. Pengisian
soal check point sebanyak 20 nomor telah kuesioner membuktikan bahwa 89,60% dari 23
disusun berdasarkan indikator taksonomi orang peserta didik menyetujui (menjawab
Bloom revisi dimensi kognitif dan dimensi “Ya”) pernyataan yang dilampirkan, sedangkan
pengetahuan dari tingkatan C1 hingga C4. Porsi 11,30% sisanya tidak menyetujui (menjawab
soal analisis (C4) lebih banyak dibandingkan “Tidak”), artinya mayoritas peserta didik me-
tingkat kognitif lainnya. Selanjutnya, soal respon positif penggunaan Articulate Storyline
disebarkan melalui LMS (Learning 3 pada pembelajaran selama penelitian, sama
Management System) Jarti-sunda ketika pretest seperti penelitian Suhailaha dkk. (2021) yang
dan posttest setelah ber-hasil lulus judgment menyatakan respon peserta didik setelah
expert dan uji butir soal. Kegiatan ini berfungsi pembelajaran sangat bagus sehingga Articulate
mengukur dan membuk-tikan adanya ini dianggap layak untuk membelajarkan materi
perbedaan peningkatan kemam-puan analisis biologi.
peserta didik pada materi sistem saraf. Analisis Kuesioner yang ditujukan kepada
data tes dibantu menggunakan SPSS versi 20 sampel berjumlah 23 orang di kelas
untuk melakukan uji normalitas, uji t (jika data eksperimen, telah memaparkan data bahwa,
terdistribusi normal), atau uji Mann Whitney 82,61% peserta didik tertarik untuk belajar
(jika data tidak terdistribusi normal). ketika menggunakan Arti-culate, 86,96%
Selain tes, instrumen non tes berupa peserta didik memahami bahan ajar yang
kue-sioner skala Guttman disebarkan melalui dikembangkan Articulate, 86,96% peserta didik
Goo-gle Form pada tahap akhir penelitian setuju bahwa pembelajaran menggunakan
untuk mengetahui respon peserta didik terhadap Articulate mudah diakses serta fleksibel
sistem pembelajaran terutama pada penggu- penggunaannya, 86,96% peserta didik lebih
naan multimedia interaktif. menyukai belajar menggunakan Arti-culate
daripada metode ceramah yang sering
III. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan melalui zoom meeting, terakhir
Pembelajaran dalam penelitian ini tidak 100% peserta didik merasakan manfaat peng-
terlepas dari seluruh komponen TPACK di gunaan Articulate pada pembelajaran sistem
antaranya melibatkan pengetahuan konten saraf. Respon yang diberikan sesuai dengan
sistem saraf (CK), pengetahuan teknologi temuan Suhailaha dkk. (2021), bahwa Articu-
media digital (TK), pengetahuan pedagogik late mendukung situasi pembelajaran yang
model e-learning (PK), pengetahuan teknologi kondusif, peserta didik fokus terhadap diskusi
dan konten menggunakan mmi yang materi tetapi tidak mengurangi antusiasme
dikembangkan dengan Articulate dan Power belajar dan cocok digunakan untuk menyam-
Point interaktif (TCK), pengetahuan pedagogik paikan konsep bersifat abstrak. Pembelajaran

34
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
juga tidak berpusat pada guru sehingga peserta oleh Hake tahun 1990 (Sundayana, 2020, hlm.
didik tidak bosan, tepat seperti pernyataan 159-160), sedangkan peningkatan setiap sub
Daud & Putra, (2011) Guru sebagai pusat bagian kemampuan analisis dilihat berdasarkan
pembelajaran langsung (model Direct Instruc- persentase selisih peserta didik menjawabkan
tion) mengakibatkan peserta didik tidak bisa benar pada 13 soal berindikator membedakan,
mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi mengorganisasikan, dan mengatribusikan saat
karena proses belajar hanya berlangsung posttest dan pretest.
seputar kegiatan mengingat, mengenal, Penelitian Utami dkk. (2015)
menjelaskan informasi relevan, dan menghafal. mengemuka-kan penilaian kemampuan analisis
pada materi sistem saraf sebagai berikut:
B. Respon Kelas Kontrol 1. Membedakan, kemampuan peserta didik
Respon positif juga diberikan oleh mengidentifikasi potongan informasi, ke-
peserta didik kelas kontrol pengguna Power mudian menyesuaikannya (menentukan
Point interaktif sebagai media belajar sistem relevan/penting atau tidak informasi
saraf. Diketahui dari hasil kuesioner 79,13% tersebut) dengan tema pembahasan atau
menyetujui (menjawab “Ya”) pernyataan, suatu struktur yang lebih besar. Contohnya
sedangkan 20,87% peserta didik tidak peserta didik dapat mengidentifikasi organ
menyetujui (menjawab “Tidak”). Lebih tepat- yang termasuk kedalam struktur sistem
nya dari jumlah sampel 23 orang, 91,30% saraf, seperti otak dan sum-sum tulang
peserta didik memerlukan Power Point untuk belakang.
belajar, 91,30% peserta didik merasa Power 2. Mengorganisasikan, kemampuan
Point dapat membantu menguasai konsep, mengenali karakteristik dari potongan-
86,96% peserta didik merasakan kemudahan potongan infor-masi sehingga dapat
dalam proses pemahaman materi, 82,61% dipahami hubungan antar potongan
peserta didik menginginkan sistem pembela- informasi tersebut dan posi-sinya pada
jaran ini diterapkan di sekolahnya. Pernyataan suatu struktur yang lebih besar. Peserta
terakhir kuesioner bersifat negatif, berfungsi didik memahami hubungan infor-masi
menegaskan pernyataan sebelumnya. 43,48% seputar komponen penyusun, peran,
peserta didik yang tidak memahami pembela- mekanisme, dan gangguan fungsi di dalam
jaran didukung Power Point interaktif lebih suatu sistem misalnya sistem saraf.
sedikit dari persentase peserta didik yang sudah 3. Mengatribusikan, kemampuan
paham. Kemudahan dan rasa senanng yang menentukan tujuan, sudut pandang, dan
muncul ketika menggunakan Power Point nilai dari potong-an informasi hingga
sesuai dengan pendapat Lestari (2019, hlm. 10) dapat menarik sebuah kesimpulan.
bahwa perangkat lunak Microsoft Power Point Misalnya, pada materi sistem saraf guru
sering dimanfaatkan dalam pengembangan dapat memberikan petunjuk atau
media belajar interaktif yang menyenangkan. karakteristik gangguan pada materi sistem
Software ini juga dianggap praktis (Pramita saraf kemudian menanyakan nama atau
dkk., 2019). Selain itu, pemahaman konsep istilah yang dapat mewakili karakteristik
cukup terbantu jika guru pandai mengemas tersebut.
materi menggunakan Power Point selaras Melihat dari penelitian sebelumnya dalam
dengan pendapat Santoso dkk. (2019) yaitu, mengukur indikator penyusun kemampuan
kemampuan analisis materi sistem saraf analisis, maka penyusunan soal kali ini terdiri
meningkat karena metode penyampaian guru dari sub pokok materi yang berkaitan dengan
terbantu oleh Power Point. tiga sub indikator tersebut, terdiri dari jenis sel
C. Peningkatan Kemampuan Analisis saraf, mekanisme ilmpuls, susunan sistem
Materi Sistem Saraf saraf, gangguan yang terjadi di sistem saraf,
Peningkatan teridentifikasi dari nilai Pretest mekanisme gerak refleks dan gerak sadar. Soal
dan Posttest. Kategori peningkatan kemampuan nomor 8, 9, 12, 14 mengukur kemampuan
analisis tiap individu ditentukan melalui N-gain peserta didik dalam kegiatan membedakan pada
sub pokok materi mekanisme impuls dan

35
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
susunan sistem saraf. Soal nomor 5, 13, 17, 18 Sedang
0,33 -
berkaitan dengan kemampuan mengorganisasi- 0,69 9
0,70 -
kan seputar bahasan jenis sel saraf, susunan Tinggi
1,00 12
sistem saraf, gangguan sistem saraf, mekanisme
gerak refleks dan gerak sadar. Kegiatan meng- Melalui tabel 3, semua sub bagian
atribusikan suatu permasalahan diukur indikator kemampuan analisis kelas
menggunakan soal nomor 6, 7, 16, 19, 20 eksperimen me-ningkat, jika dilihat dari selisih
tentang mekanisme impuls, gangguan sistem persentase peserta didik menjawab benar ketika
saraf, mekanisme gerak refleks dan gerak sadar. tes. Penggunaan Articulate, dapat
Berikut pembahasan setiap kelas percobaan. meningkatkan kemampuan membedakan
1. Kelas Eksperimen karena multimedia ini telah dilengkapi animasi
yang bagus, gambar berwarna di setiap bagian
Tabel 1.
Rekapitulasi nilai kelas ekperimen
berbeda serta diberi penjelasan yang
kebanyakan berupa audio dan tulisan tetapi
Nilai Pretest Posttest tidak banyak. Keberadaan gambar dan animasi
Rata-Rata 56,74 84,57 dapat membantu peserta didik membedakan
Standar Deviasi 20,37 16,65 komponen, struktur, dan perbedaan fungsi pada
Maksimum 85 100 susunan sistem saraf sesuai dengan pendapat
Minimum 20 40 Safryadi (2018), guru memanfaatkan gambar
yang konkret untuk memudahkan peserta didik
Melihat dari data tabel 1, kelas memahami materi. Selanjutnya, sub indikator
eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest mengorganisasikan bagian dari sistem saraf
(56,74 + 20,37) dan postest (84,57 + 16,65). juga mengalami peningkatan disebabkan
Nilai paling tinggi saat pretest 85 dan nilai karena adanya peta konsep yang dapat
paling rendah 20, sedangkan ketika posttest, diinteraksikan peserta didik untuk menunjukan
nilai paling tinggi 100 dan nilai paling rendah alur pengelompokan informasi sehingga
40. Berdasarkan tabel 2, peningkatan dengan peserta didik tidak belajar secara acak. Peserta
kategori tinggi lebih banyak muncul daripada didik akan lebih mudah membangun konsep
kategori lainnya, temuan tersebut membuktikan secara sistematis dengan adanya peta konsep,
Articulate dapat meningkatkan kemampuan apalagi jika ditambah keberadaan animasi
analisis materi sistem saraf. Artinya multimedia lengkap dengan audio di setiap sub pokok
interaktif ini dapat merepresentasikan konsep materi. Video membantu peserta didik
abstrak sehingga lebih mudah dimengerti memahami konsep secara visual, output serta
seperti yang dinyatakan dari kuesioner respon minat belajar meningkat (Hafzah dkk., 2020).
dan hasil penelitian Putri & Ardi (2021) yaitu Terakhir, peningkatan terjadi pada kemampuan
Articulate memudahkan peserta didik belajar mengatribusikan suatu permasalahan karena
materi abstrak bercakupan luas, peserta didik kedua sub indikator sebelunya juga meningkat
lebih mudah mempelajari materi, dan cukup baik. Artinya peserta didik sudah
meningkatkan hasil belajar. memahami karakteristik dari setip informasi
Tabel 2.
yang menyusun sistem saraf dan dapat
Rekapitulasi N-Gain Ternormalisasi Kelas menggunakan apa yang telah diketahuinya
Eksperimen untuk menyelesaikan permasalahan. Temuan
ini mengacu pada pendapat Nurjanah dkk.,
Jum
Kategori N-Gain lah (2021) bahwa proses pencapaian kemampuan
Hake (1990) Peserta Didik Peserta analisis diawali dengan mengidentifikasi
Didik masalah, mengolah, mencari solusi untuk
Terjadi menyelesaikan masalah, sehingga dapat
Penurunan -0,38 1
disimpulkan pola pikir analitis seperti ini sangat
Tetap - -
penting untuk dikembangkan.
Rendah 0,14 1

36
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
Tabel 3. pembelajaran, walupun tanpa peranan guru
Peningkatan kemampuan analisis kelas eksperimen secara langsung. Temuan tersebut sesuai
Rata-Rata Persentase dengan Aotar dkk. (2015), pembelajaran sistem
Sub Jawaban Benar saraf secara langsung masih terlalu rumit jika
Indikator Pret Postt Seli hanya melalui demostrasi dan praktikum
est (%) est (%) sih (%)
sehingga perlu media animasi yang dikemas ke
Membedakan 54 88 34
dalam bentuk multimedia pembelajaran.
Mengorganisa Tabel 6 menunjukan peningkatan di
47 70 23
sikan
Mengatribusik setiap sub indikator kemampuan analisis. Pada
51 82 30 kemampuan membedakan, keberadaan Power
an
Point interkatif mendukung kenaikan hasil
posstest karena disisipkan gambar lengkap
2. Kelas Kontrol dengan penjelasan tetapi terangkum kembali
dalam beberapa kalimat intisari materi pada
Kelas dengan peserta didik pengguna setiap sub bahasan, khusus media mekanisme
Power Point interkatif dilihat melalui tabel 4 dilengkapi video yang dapat diputar berulang
memiliki rata-rata nilai pretest (58,91 + 25,31) ulang oleh peserta didik. Kelengkapan unsur
dan postest (81,74 + 20,26). Nilai paling tinggi seperti, gambar, animasi, video, dan teks
saat pretest 100 dan nilai paling rendah 15, sehingga peserta didik punya banyak pilihan
sedangkan ketika posttest, nilai paling tinggi cara untuk belajar. Pendapat ini selaras dengan
100 dan nilai paling rendah 25. pendapat Jayawardana, (2017), kajian biologi
Tabel 4. dipandang sulit sehingga tidak bisa hanya
Rekapitulasi nilai kelas kontrol disampaikan melalui tulisan, tetapi harus
didukung praktikum di lab dan lapangan, video
Nilai Pretest Posttest animasi, serta gambar.
Rata-Rata 58,91 81,74 Berikutnya, sub indikator kemampuan
Standar Deviasi 25,31 20,26 mengorganisasikan juga meningkat disebabkan
Maksimum 100 100 penggunaan fitur animation pada peta konsep
Minimum 15 25 dapat diinteraksikan. Susunan informasi pun
Tabel 5. terorganisir dengan baik dipandu peta konsep
Rekapitulasi N-Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol sekaligus disertai gambar. Peserta didik dapat
Jum
menghilangkan atau memunculkan informasi
Kategori N-Gain lah dari gambar dan peta konsep sesuai keinginan
Hake (1990) Peserta Didik Peserta selama belajar. Tindakan ini menjadikan
Didik pembelajaran menarik dan sudah disesuaikan
Terjadi dengan rekomendasi dari Vivin dkk (2018)
Penurunan -0,08 1
bahwa untuk menciptakan multimedia yang
Tetap 0,00 5
menarik maka pada pembahasan objek
Rendah 0,17 2
0,38 -
bergambar, tunjukan menggunakan panah
Sedang bagian yang dimaksud pada gambar objek,
0,67 5
0,73 - kemudian tambahkan keterangan yang jelas
Tinggi
1,00 10 pada masing-masing bagian yang ditunjuk.
Power Point biasanya melekat dengan
Dilihat dari tabel 5, beberapa peserta guru sebagai pusat pembelajaran, ternyata dapat
didik di kelas ini tidak mengalami peningkatan dimodifikasi sehingga guru tidak lagi menjadi
hasil belajar karena kemampuan awal sudah pusat perhatian. Terlihat dari kemampuan
cukup bagus, begitu pula yang terjadi di akhir atribusi peserta didik yang meningkat memberi
penilaian. Walaupun begitu, peningkatan di makna bahwa Power Point membantu peserta
kategori tinggi tetap mendominasi, dapat didik dalam proses mengetahui, memahami dan
diartikan bahwa Power Point interaktif dengan mengaplikasikan materi untuk memecahkan
persiapan maksimal berhasil membantu suatu permasalahan. Walaupun tanpa peran

37
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
guru secara langsung, beberapa tindakan dalam lebih besar dari 0,05 artinya H0 diterima atau
merangsang keberanian memberikan pendapat Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
tetap dilakukan, teridentifikasi ketika peserta peningkatan kemampuan analisis peserta didik
didik menjawab pertanyaan yang disisipkan pada materi sistem saraf antara kelas pengguna
pada beberapa slide pembahasan sehinggga mmi yang dikembangkan dengan Articulate
dapat memberikan umpan balik yang relevan Storyline 3 dan kelas pengguna mmi yang
setelah berusaha mengeksplornya sendiri. dikembangkan dengan Power Point interaktif
Pembelajaran mandiri melalui multimedia sebagai teknologi penunjang TPACK.
interaktif selaras dengan pendapat Lestari Pada dasarnya tampilan, fitur software
(2019, hlm. 2-4) bahwa multimedia interaktif Articulate dan Power Point memiliki kemiripan
berperan sebagai alat bantu belajar mandiri apalagi storyboard yang digunakan pun sama.
(independent media) apalagi jika materi Perangkat lunak Articulate berfitur lengkap
disajikan secara terarah dan sistematis, peserta tetapi mudah dipakai pemula karena cara
didik juga tidak hanya mendengar atau melihat kerjanya hampir sama seperti Power Point
karena dapat melakukan sesuatu pada media namun lebih kreatif, komperhensif, dan punya
pembelajaran tersebut (pembelajaran aktif). banyak jenis font, sehingga cocok untuk
pembuatan dan pengembangan media
Tabel 6.
Peningkatan kemampuan analisis kelas kontrol pembelajaran (Mudinillah, 2021, hlm 103).
Keahlian serta proses selama pembuatan
Rata-Rata Persentase multimedia interaktif akan mempengaruhi
Sub Jawaban Benar
Indikator Pret Postt Seli
produk akhir, sehingga akhirnya ditemukan
est (%) est (%) sih (%) beberapa kekurangan atau kelebihan khususnya
Membedakan 57 80 24 dalam upaya meningkatkan kemampuan
Mengorganisa analisis materi sistem saraf seperti yang
52 75 23 ditunjukan pada gambar 1.
sikan
Mengatribusik
55 88 33
an Perbandingan Persentase
Peningkatan Kemampuan Analisis

D. Perbedaan Articulate dan Power Point 40 34 33


Interaktif dalam meningkatkan 35 30
Peningkatan

30
Persentase

24 23 23
Kemampuan Analisis selama Daring 25
Dalam rangka menjawab hipotesis 20
15
penelitian, alat bantu SPSS versi 20 telah 10
mengolah hasil pretest dan posttest kelas 5
eksperimen sekaligus kelas kontrol melalui uji 0
Mengorganisasikan

Mengatribusikan
Membedakan

normalitas dan uji hipotesis.


Pada uji normalitas, nilai sig. prettest
kontrol (0,333) lebih besar dari 0,05, begitu pun
pretest eksperimen (0,131) lebih besar dari 0,05
sehingga sebaran data disimpulkan data tidak
terdistribusi normal. Kemudian, nilai sig. Sub Indikator Kemampuan Analisis
posttest kontrol (0,000) lebih kecil dari 0,05,
begitu pula posstest eksperimen (0,001) lebih Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
kecil dari 0,05 sehingga sebaran data tidak
terdistribusi normal. Jika diantara salah satu
Gambar 1. Diagram batang peningkatan sub indikator
nilai pretest dan posstest ada yang tidak annalisis kelas pengguna Articulate dan Power Point
terdistribusi normal, maka ketika uji hipotesis interaktif
digunakan uji Mann Whitney.
Perbedaan persentasi peningkatan
Hasil pengolahan uji hipotesis
setiap sub indikator kemampuan analisis di
menunjukan nilai sig. (2-tailed) yaitu 0,760
kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif

38
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
sangat kecil. Pada kemampuan membedakan, Saparso (2021) peserta didik dapat merasa
terlihat peningkatan persentase hanya sebesar jenuh karena buku teks penuh dengan tulisan
10%. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, sehingga mengurangi minat baca. Di luar
aspek yang paling menonjol dalam kelebihan dan kekurangan kedua multimedia,
meningkatkan kemampuan ini yaitu animasi. kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama
Articulate memiliki kelebihan terkait tampilan mengalami peningkatan kemampuan mengor-
gambar serta animasi karena proses ganisasikan dikarenakan peserta didik dapat
pembuatannya dibantu ahli IT sehingga mempelajari materi sesuai arahan peta konsep.
memerlukan biaya cukup mahal, tetapi tentunya Unsur ini dapat menunjukan alur pengelom-
dapat disesuaikan dengan gaya mengajar guru. pokan informasi (materi) berdasakan karakte-
Power Point juga disisipkan gambar dan video ristiknya dan dapat dinteraksikan secara terarah
animasi namun masih bersifat seadanya karena melalui instruksi yang ada pada multimedia
mengambil dari internet tanpa mengeluarkan interaktif. Tindakan ini hampir sama seperti
biaya sama sekali. Video animasi sangat penggunaan mind mapping plus dalam kondisi
membantu peserta didik menguasai konsep sudah disiapkan guru untuk dipelajari. Mind
rumit seperti mekanisme kerja impuls, sama mapping plus akan merangsang kinerja otak
seperti temuan Hafzah dkk., (2020) bahwa kanan karena melibatkan gambar, simbol,
selain gambar, video juga dapat membantu warna, kegiatan ini kemudian terhubung
peserta didik memahami konsep secara visual, dengan kinerja otak kiri seperti mengubah
ditambah lagi output serta minat belajar setiap konsep abstrak materi sistem saraf
meningkat. menjadi kata kunci dalam bentuk simbol atau
Dilihat dari sisi peningkatan gambar, serta mengingat arti dari gambar,
kemampuan mengorgnisasikan, tidak simbol, warna, yang telah dibuat (Romdhani
ditemukan perbedaan persentase peningkatan dkk., 2014). Aktivitas belajar peserta didik
sama sekali. Hal ini disebabkan kekurangan menemukan sekaligus membangun konsep
yang dimiliki kedua multimedia interaktif. sendiri akan membangun kemandirian peserta
Articulate storyline 3 memiliki audio lengkap, didik ketika belajar (Utami dkk., 2015).
tetapi unsur teks agar peserta didik membaca Kelas kontrol mengalami peningkatan
informasi yang penting hampir tidak ada. kemampuan mengatribusikan yang lebih besar
Apabila media terlalu full audio, maka dari kelas eksperimen. Temuan ini terjadi
penggunaannya akan sama saja seperti karena pada Power Point interaktif peserta
mendengarkan ceramah langsung dari guru, didik diberikan stimulus berupa pertanyaan
apalagi jika suatu bagian menyisipkan terlalu khusus di slide sub pokok materi tertentu
banyak audio tetapi animasi bergerak monoton. sehingga mereka dapat mengungkapkan apa
Kekurangan itu dapat mengakibatkan peserta yang telah diketahui dan memberikan sudut
didik bosan seperti tanggapan peserta didik pandang mereka terhadap suatu permasalahan
pada hasil riset Nurokhmah dkk. (2016), bahwa di ruang diskusi, artinya peserta didik sudah
biologi terkesan membosankan karena selama terlatih memahami tujuan dari pembelajaran
prosesnya, guru lebih sering memberi-kan materi sistem saraf selama belajar tanpa guru.
ceramah. Berkebalikan dengan Articulate, Sedangkan, multimedia interaktif Articulate
Power Point Interaktif disisipkan unsur teks dibuat tanpa ada pertanyaan sebagai stimulus
yang cukup dan dapat dihilangkan atau dimun- peserta didik untuk memproses kembali apa
culkan sesuai keinginan sehingga peserta didik yang didapatkannya. Walaupun sederhana,
bisa leluasa membaca walaupun tidak banyak tetapi tindakan seperti ini diperlukan karena
mendengarkan. Namun unsur audio yang akan memberi sedikit tekanan kepada peserta
hampir tidak ada, justru menyebabkan peserta didik sehingga timbul keinginan mengembang-
didik terlalu banyak melihat dan membaca, kan proses berpikir analitis, seperti pendapat
mendengarkan hanya didapatkan melalui video. Nurjanah dkk. (2021), proses pencapaian
Jika terlalu banyak tulisan pada multimedia, kemampuan analisis diawali dengan meng-
maka rasanya akan sama seperti membaca buku identifikasi masalah, mengolah, mencari solusi
teks. Menurut hasil penelitian Zahora & untuk menyelesaikan masalah, pola pikir

39
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
analitis seperti ini sangat penting untuk kan pengalaman yang lebih bermakna sehingga
dikembangkan. menguatkan memori peserta didik
Produk akhir Articulate dan Power
DAFTAR PUSTAKA
Point interaktif sebagai komponen TCK
memiliki kekurangan, untuk menyamarkan Amelia, Y., & Darussyamsu, R. (2020).
kekurangan tersebut maka komponen lain pada Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran
TPACK sangat diperlukan. Misalnya, Learning Online Matapelajaran Biologi Di Masa
Mana-gement System (LMS) yang digunakan Pandemi Covid-19. 6(2), 86–93.
sebagai komponen TPK telah menjadi sarana Anderson, L & Krathwohl, D. (2015).
kegiatan mengatribusikan suatu masalah Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen. Terjemahan.
walaupun tidak semua peserta didik
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berpartisipasi aktif. Selain itu, komponen PCK
Aotar, Adlim, & Safrida. (2015). Penerapan
atau strategi pembelajaran seperti asinkron Presentasi Media Prezi Pada Materi
model e-learning juga penting agar kegiatan Sistem Saraf Manusia Terhadap
belajar, penyusunan multimedia pembelajaran, Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Kelas
serta asesmen, tetap pada jalur mencapai tujuan Xi Sma Negeri 2 Bukit. Jurnal Edubio
pembelajaran sesuai kompe-tensi dasar. Proses Tropika, 3(2), 68–72.
penelitian menunjukan pembelajaran dengan Corebima, A. D. (2016). Pembelajaran biologi
kerangka kerja TPACK dapat menciptakan di Indonesia bukan untuk hidup. Seminar
pembelajaran yang efektif dibuktikan dengan Nasional XIII Biologi, Sains, Lingkungan,
adanya peningkatan kemampuan analisis di Dan Pembelajarannya Di Pendidikan
kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sama Biologi FKIP UNS, 13(1), 8–22.
seperti pendapat Koehler dkk. (2013) yang https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view
menyatakan TPACK dapat menjadikan File/5640/5008
pembelajaran berbasis teknologi pembelajaran Daud, F., & Putra, M. R. T. J. (2011).
menjadi efektif. Perbandingan Hasil Belajar Biologi
Materi Sistem Saraf Dengan Menerapkan
IV. KESIMPULAN Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Peserta didik pengguna MMI yang Grup investigasi dan Model Pembelajaran
Langsung Pada Siswa Kelas IX IPA SMA
dikembangkan dengan Articulate Storyline 3
Negeri 1 Sungguminasa ( The
dan Power Point interaktif memberikan respon
Comparison of Biology Learning
yang positif terhadap pembelajaran selama Outcomes be. Bionature, 12(2), 123–130.
penelitian berlagsung. Selain itu, mmi yang Fitri, M., Nasution, M. Y., & Andriani. (2019).
dikembangkan dengan Articulate Storyline 3 ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF
dan Power Point interaktif sebagai teknologi DAN SIKAP SISWA PADA MATERI
penunjang TPACK dapat meningkatkan ke- SISTEM SARAF DI KELAS XI SMA
mampuan analisis (membedakan, mengorgani- NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN. Jurnal
sasikan, dan mengatribusikan) peserta didik Pelita Pendidikan, 7(1), 28–34.
pada materi sistem saraf, Hal ini mebuktikan Geni, S., Wahyudin, Hudiana, H., & Dian, R.
bahwa Articulate Storyline 3 dan Power Point (2018). LINGKUNGAN DENGAN
interaktif dapat menjadi pilihan teknologi MENGGUNAKAN MULTIMEDIA
pengembangan multimedia interaktif selama BERBANTUAN APLIKASI
daring, sehingga aktivitas belajar lebih ARTICULATE diusahakan agar
menyenangkan dan bervariasi. interaktif , inspiratif , pembelajaran
Pertanyaan terkait sub pokok materi banyak masalah-masalah yang model
tertentu sebaiknya dicantumkan dalam multi- pembelajaran berbasis media interaktif
media interaktif agar peserta didik terstimulus dengan menggunakan media
untuk memberikan umpan balik, sehingga guru pembelajaran. JTEP-Jurnal Teknologi
dapat mengontrol proses belajar daring. Pendidikan Dan Pembelajaran, 3.
Hafzah, N., Amalia, K. P., Lestari, E., Annisa,
Walaupun bersifat mandiri dan tidak masuk
N., Adiatmi, U., & Saifuddin, M. F.
penilaian kognitif, tindakan ini akan memberi-

40
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
(2020). Meta-Analisis Efektivitas Paidi, Subali, B., & Eka, F. (2020). Teaching
Penggunaan Media Pembelajaran Digital Performance of High School Biology
Dalam Peningkatan Hasil dan Minat Teachers in Applying TPACK : A
Belajar Biologi Peserta Didik di Era Descriptive Study. 401(Iceri 2019), 95–
Revolusi Industri 4 . 0. Biodik, 6, 541– 99.
549. http://creativecommons.org/licenses/by-
Jayawardana, H. B. A. (2017). Paradigma nc/4.0/. 95
Pembelajaran Biologi Di Era Digital. Pakpahan, T. R., Hernawati, D., & Ardiansyah,
Jurnal Bioedukatika, 5(1), 12. R. (2020). Analysis Of Students’
https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v5i Misconceptions On The Nervous System
1.5628 Materials Using the Four-Tier Diagnostic
Koehler, M. J., Mishra, P., & Cain, W. (2013). Test. BIOEDUSCIENCE: Jurnal
What is Technological Pedagogical Pendidikan Biologi Dan Sains, 4(1), 27–
Content Knowledge ( TPACK )? What Is 36. https://doi.org/10.29405/j.bes/4127-
Technological Pedagogical Content 364844
Knowledge ( TPACK )? matthew j . Pramita, L., Hastiana, Y., & Siroj, R. A. (2019).
koehler , punya mishra , and william cain Development of Biodiversity Materials
, michigan state university. January 2018. through Interactive Powerpoint in 10th
https://doi.org/10.1177/00220574131930 Grade of Senior High School. Biodik:
0303 Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 5(1),
Lestari, Novia. (2020). Media Pembelajaran 81–95.
Berbasis Multimedia https://doi.org/10.22437/bio.v5i1.6420 81
Interaktif. Klaten: Penerbit Lakeisha Putri, A. A., & Ardi. (2021). Meningkatkan
Mudinillah, Adam. (2021). Software untuk Hasil Belajar Siswa Melalui Multimedia
Media Pembelajaran (Dilengkapi Pembelajaran Interaktif Berbasis
Dengan Link Download Aplikasi), Pendekatan Saintifik. Edutech Undiksha,
Sleman: Bintang Pustaka Madani. 8(1), 1–7.
Nurdiani, N., Rustaman, N. Y., Setiawan, W., https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
& Priyandoko, D. (2019). The IM and JEU/index%0AMeningkatkan
LMS moodle as the TPACK components Romdhani, B. A., Susantini, E., & Kuswanti, N.
in improving embryology concepts (2014). Pengembangan Mind Mapping
mastery of prospective biology teachers Plus sebagau Strategi Belajar Materi
The IM and LMS Moodle as the TPACK Sistem Saraf di SMA. Jurnal BioEdu,
Components in Improving Embryology 3(3), 571–579.
Concepts Mastery of Prospective Biology http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioe
Teachers. AIP Conference Proceedings, du
060012. Safitri, M., Riandi, R., Widodo, A., & Nasution,
https://doi.org/10.1063/1.5115712 W. R. (2017). Integration of Various
Nurjanah, I. E., Irawan, E., Ekapti, R. F., & Technologies in Biology Learning.
Faizah, U. N. (2021). Efektivitas International Conference on Mathematics
Penerapan Model Pembelajaran Problem and Science Education (ICMScE).
Based Learning terhadap Peningkatan https://doi.org/10.1088/1742-
Keterampilan Berpikir Analitis Indah. 6596/895/1/012145
Jurnal Tadris IPA Indonesia, 1(2), 108– Santoso, B., Kasih, & Umar, S. A. (2019).
117. PENGARUH PENGUNAAN MEDIA
http://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.p POWER POINT UNTUK
hp/jtii Artikel MENINGKATKAN PADA SISWA
Nurokhmah, N., Nurlaelah, I., & Setiawati, I. KELAS VII DAN KELAS XI DI
(2016). PENERAPAN MODEL PONDOK PESANTREN MAFATIH
SINEKTIK UNTUK MEMINIMALISIR 1453 BOGOR. KOMMAS : Jurnal
KONSEP KETERAMPILAN BERPIKIR Pengabdian Kepada Masyarakat
KREATIF SISWA KELAS XI IPA DI SMA. Universitas Pamulang, 1(1), 139–148.
8(2), 54–62. Sari, R., Massawet, E. T., & Masruhim, M. A.

41
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
(2018). Perangkat Pembelajaran Mobile Learning terhadap Minat dan
Kecerdasan Eksistensial dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kota Masohi. Biodik: Jurnal Ilmiah
dalam Pembelajaran Biologi. … , Dan Pendidikan Biologi, 6(1), 46–57.
Pengembangan, 1068–1075. https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8061
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ar Utami, Y. N., Maya P., R., & Sugiharto, B.
ticle/view/11479 (2015). Studi Komparasi Instad Dipadu
Simorangkir, T. V., Zulfadli, & Ibrahim. Mind Map dengan Pembelajaran
(2020). ANALISIS MISKONSEPSI Konvesional terhadap Kemampuan
MENGGUNAKAN METODE Berpikir Analitis Biologi Siswa Kelas XI
CERTAINTY OF RESPONSE INDEX ( IPA SMAN 4 Surakarta. Jurnal
CRI ) PADA MATERI SISTEM SARAF Pendidikan Biologi, 7(2), 16–27.
KELAS XII MIA SMA NEGERI 3 Vivin K, D., Daningsih, E., & Marlina, R.
TARAKAN Misconception Analysis (2018). Kelayakan Powerpoint Interaktif
Using Centainty of Response Index ( CRI Organ Tumbuhan Kelas Xi Sma
) on The Theme of Nerve System in XII Berdasarkan Analisis Ukuran Dan Tipe
Grade Majoring in. Biopedagoga, 2(1), Stomata. Edukasi: Jurnal Pendidikan,
15–26. 16(2), 196.
Sirait, D., Handayani, A. T., & Handayani, P. https://doi.org/10.31571/edukasi.v16i2.9
(2021). MULTIMEDIA INTERAKTIF 48
BAGI GURU TK SEBAGAI Yuliana, I., & Hastiana, Y. (2019). METODE
PEMBELAJARAN DI ERA NEW PRAKTIKUM DENGAN MEDIA
NORMAL DI YAYASAN POWERPOINT INTERAKTIF
PENDIDIKAN JANNAT AL – BAQI. IMPROVING COGNITIVE ABILITY OF
Prosiding Seminar Nasional Hasil STUDENTS THROUGH. 3, 19–25.
Pengabdian, 53–57. https://e- Zahora, E., & Saparso. (2021).
prosiding.umnaw.ac.id/index.php/pengab PENGGUNAAN E-LEARNING
dian/article/view/640 UNTUK MENINGKATKAN MINAT
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan MATERI SISTEM SARAF SISWA
R&D). Bandung: Alfabeta. KELAS XI IPA 2 SMA “XYZ.” Journal
Suhailaha, F., Muttaqin, M., Suhada, I., of Innovation Research and Knowledge,
Jamaluddin, D., & Paujiah, E. (2021). 1(3), 297–303.
ARTICULATE STORYLINE: SEBUAH
PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF
PADA MATERI SEL. Pedagonal :
Jurnal Ilmiah Pendidikan, 05(April), 19–
25.
http://journal.unpak.ac.id/index.php/peda
gonal
Sundayana, Rostina. 2020. Statistika Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syahmina, I., Tanjung, I. F., & Rohani, R.
(2020). Efektivitas Pembelajaran Biologi
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Madrasah Negeri Medan. Jurnal
Biolokus, 3(2), 320.
https://doi.org/10.30821/biolokus.v3i2.79
0
Talakua, C., Elly, S. S., Studi, P., Biologi, P., &
Masohi, K. (2020). Pengaruh Penggunaan
Media Pembelajaran Biologi Berbasis

42
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Di SMA


BPPI Baleendah Kabupaten Bandung Pada Materi Perubahan
Lingkungan

De Eri Zatnika1, Diana Rochintaniawati2


Pascasarjana, Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung
e-mail: deeriz@upi.edu

Abstrak
Pembelajaran di SMA BPPI Bale Endah mewajibkan guru untuk memanfaatkan media pembelajaran berbasis IT.
Namun, agar penggunaan media pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar, faktor dukungan yang diperlukan harus
dipenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media pembelajaran berbasis IT dalam mata
pelajaran biologi dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi guru dalam penggunaannya. Pendekatan kualitatif
deskriptif digunakan dalam penelitian ini, dengan subjek penelitian adalah guru biologi dan siswa kelas X-IPA di
SMA BPPI Bale Endah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan model Milles dan Huberman, melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru telah menggunakan media pembelajaran berbasis IT seperti
WhatsApp, Google Classroom, Zoom, dan Cloud Ex dalam proses pembelajaran. Namun, saat pembelajaran tatap
muka, guru lebih sering menggunakan presentasi PowerPoint dan video pembelajaran. Meskipun telah
menggunakan media pembelajaran berbasis IT, guru masih menghadapi beberapa kesulitan, seperti merancang
media terbaru, mengoperasikan media pembelajaran, keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya kreativitas
guru. Namun, respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran berbasis IT sangat positif. Siswa dapat
memahami penjelasan guru dengan lebih baik dan merasa lebih tertantang ketika media pembelajaran berbasis IT
digunakan.

Kata Kunci— Media Pembelajaran, Teknologi, Proses Pembelajaran, Perubahan Lingkungan.

Abstract
The learning process at SMA BPPI Bale Endah requires teachers to use and utilize IT-based instructional media.
However, to ensure that teachers do not encounter difficulties in using such instructional media, support from
various factors is necessary. This research aims to analyze the use of IT-based instructional media in the biology
subject and identify the challenges faced by teachers in using IT-based instructional media. The research adopts a
descriptive qualitative approach, with biology teachers and X-IPA students at SMA BPPI Bale Endah as the
research subjects. Data collection techniques include interviews, observations, and documentation. Data analysis
is conducted using the Miles and Huberman model, involving data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. The results of the data analysis indicate that teachers have been using IT-based instructional media
in the teaching process. Some of the tools used by teachers to deliver instructional media include WhatsApp, Google
Classroom, Zoom, and Cloud Ex. However, during face-to-face learning, teachers rely on media such as
PowerPoint presentations and instructional videos. Despite the use of IT-based instructional media, teachers still
encounter several challenges. These challenges include designing up-to-date IT-based media, operating IT-based
instructional media, limited facilities and infrastructure, and a lack of teacher creativity. Student response to the
use of IT-based instructional media to support the learning process has been very positive. Students are able to
understand the explanations provided by teachers and feel more engaged when IT-based instructional media are
utilized.

Keywords: Instructional Media, Technology, Learning Process, Environmental Changes.

43
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
memotivasi siswa, dan memberikan rangsangan
I. PENDAHULUAN dalam kegiatan belajar. Bahkan, media
pembelajaran juga dapat memberikan pengaruh
Dalam abad ke-21, perkembangan teknologi psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
mengalami kemajuan yang sangat pesat di pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
seluruh dunia. Salah satu aspek yang terpengaruh sangat membantu efektivitas proses pembelajaran
oleh perkembangan teknologi tersebut adalah dan penyampaian pesan serta isi pelajaran. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
dunia pendidikan. Saat ini, banyak pengembang
pembelajaran juga membantu meningkatkan
teknologi yang terus melakukan eksperimen dan
pemahaman siswa, menyajikan data secara
menciptakan teknologi baru. Dengan menarik dan terpercaya, memfasilitasi penafsiran
meningkatnya kemajuan dan kreativitas ini, abad data, dan mengemas informasi dengan lebih
ke-21 juga dikenal sebagai era pengetahuan padat. Menurut Heinich yang dikutip oleh
(knowledge age). Banyak pihak yang berupaya Ningsih (2014), mengartikan media sebagai
memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai perantara yang mengantarkan informasi antara
konteks, termasuk konteks yang berbasis sumber dan penerima. Oleh karena itu, televisi,
pengetahuan. film, radio, rekaman audio, proyeksi gambar,
Pemanfaatan teknologi informasi dan materi cetak, dan sejenisnya dianggap sebagai
komunikasi dalam pendidikan dianggap sebagai media komunikasi. Jika media tersebut
terobosan luar biasa (Shalikhah, 2017). mengandung pesan atau informasi dengan tujuan
Kurikulum sekolah saat ini telah instruksional atau pengajaran, maka disebut
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, sebagai media pembelajaran. Dari penjelasan
tetapi diperlukan pengetahuan dan kemampuan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media
guru untuk menggabungkan teknologi dalam pembelajaran memainkan peran yang penting
praktik pembelajaran. Laptop menjadi salah satu dalam proses belajar mengajar.
contoh teknologi yang digunakan sebagai media Untuk mencegah kejenuhan siswa, variasi
pendukung dalam pembelajaran. Dalam kelas, dalam proses belajar mengajar di sekolah sangat
guru seringkali menyampaikan informasi lisan penting. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan
atau tulisan di papan tulis, yang kurang menarik dari proses belajar mengajar itu sendiri. Dalam
bagi siswa. kelas, kegiatan belajar mengajar harus mengikuti
Kemampuan dan keterampilan seorang guru perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam menggunakan dan memanfaatkan media guna mendorong inovasi dalam pemanfaatan
pembelajaran sangat penting dalam kegiatan teknologi dalam proses pembelajaran. Menurut
belajar mengajar. Penggunaan media Sutirman (2013), media pembelajaran merujuk
pembelajaran tersebut mendorong guru untuk pada alat-alat grafis, fotografi, atau elektronik
menguasai teknologi. Saat ini, kebanyakan guru yang digunakan untuk menangkap, memproses,
sudah menggunakan laptop dalam proses dan mengatur informasi visual dan verbal. Ahli
pembelajaran. Laptop adalah alat bantu yang lain, seperti Bretz, menggolongkan media
memiliki komponen multimedia, termasuk menjadi tiga kategori: media visual (video),
visualisasi gambar, audio, video, program media audio (audio), dan media yang bergerak.
nirkabel, dan perangkat lunak yang dapat Mengklasifikasikan media pembelajaran
digunakan dalam pembelajaran. Namun, menjadi empat jenis, yakni media cetak, media
penggunaan laptop ini harus didukung oleh audio visual, media komputer, dan media
kemampuan guru dalam mengoperasikannya. gabungan cetak dan komputer. Levie & Lents,
Jika guru mengalami kesulitan dalam seperti yang dikutip oleh Ningsih (2014),
mengoperasikan laptop, maka pembelajaran mengemukakan empat fungsi media
berbasis IT akan sulit terwujud (Tafonao, 2018). pembelajaran, terutama media visual, yaitu fungsi
Menurut Ningsih (2014), penggunaan media perhatian, fungsi emosional, fungsi kognitif, dan
pembelajaran dalam proses belajar dapat
fungsi kompensasi. Fungsi perhatian bertujuan
menghasilkan minat dan keinginan baru,
untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa

44
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
terhadap konten visual atau teks materi pelajaran jurusan IPA maupun IPS di SMA BPPI Bale
yang ditampilkan. Melalui LCD, gambar atau Endah.
animasi dapat memusatkan perhatian siswa pada Pemilihan sampel atau responden dalam
materi pelajaran yang akan disampaikan. Fungsi penelitian ini memiliki peran penting. Sugiono
emosional terlihat dari keterlibatan emosi dan (2013) menjelaskan bahwa sampel merupakan
sikap siswa saat menyaksikan materi pelajaran bagian representatif dari populasi yang dikaji.
yang disajikan secara visual. Fungsi kognitif Sampel merupakan wilayah yang digunakan
mencerminkan penelitian ilmiah yang peneliti sebagai representasi komponen, objek,
menyatakan bahwa lambang visual membantu atau subjek yang diteliti. Dalam penelitian,
sampel diolah dan dianalisis guna mendapatkan
pemahaman dan pengingatan informasi atau
kesimpulan serta memahami kualitas dan
pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi
karakteristik yang terkait. Penelitian ini
kompensasi media pembelajaran membantu menggunakan instrumen yang sesuai dengan
siswa yang memiliki keterbatasan dalam pandangan Sugiyono (2013), yang
membaca untuk memahami dan mengingat isi menggambarkan instrumen sebagai alat yang
materi. Media pembelajaran yang efektif harus digunakan untuk mengukur fenomena yang
memenuhi beberapa persyaratan, termasuk diamati, terutama dalam bidang sosial. Instrumen
meningkatkan motivasi siswa, merangsang yang digunakan dalam penelitian ini
pengingatan siswa terhadap materi yang telah mengumpulkan informasi dari responden tentang
dipelajari, mengaktifkan partisipasi siswa dalam kegunaan media pembelajaran berbasis IT dalam
memberikan tanggapan, menyediakan umpan proses pembelajaran. Instrumen ini memiliki sifat
balik, dan mendorong siswa untuk berlatih deskriptif untuk menjelaskan realitas yang
dengan tepat (Alisha, dkk. 2022). ditemukan di lapangan dalam bentuk kualitatif.
Teori yang diadopsi oleh peneliti dalam
penelitian ini juga didasarkan pada pandangan
II. METODE PENELITIAN Sugiyono (2013) sebagai landasan instrumen
penelitian. Teknik pengumpulan informasi dalam
Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang penelitian ini melibatkan wawancara, observasi,
menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut dan kuesioner sebagai instrumen yang digunakan.
Dafit dan Ramadan (2020), penelitian kualitatif Peneliti melakukan wawancara dengan guru
memiliki karakteristik dalam mengeksplorasi biologi untuk menggali informasi mengenai
suatu permasalahan atau fenomena sosial serta penggunaan media pembelajaran berbasis IT.
mengembangkan pemahaman yang spesifik Setelah melakukan wawancara, peneliti
mengenai fenomena yang diteliti. Subjek dalam melanjutkan dengan kegiatan observasi.
penelitian ini adalah guru biologi di SMA BPPI Observasi dilakukan secara langsung di dalam
Bale Endah. Teknik pemilihan subjek kelas. Rincian mengenai aspek yang diamati
menggunakan metode random sampling, yang terdapat pada Tabel 1 dan 2. Peneliti mengamati
didasarkan pada pertimbangan tertentu atau ketika guru menggunakan media presentasi
melibatkan seluruh populasi yang ada. power point dalam pembelajaran tatap muka serta
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen ketika pembelajaran dilakukan secara daring,
penelitian yang telah ditetapkan sebagai acuan guru menggunakan media seperti WhatsApp,
untuk pengambilan keputusan dan analisis Zoom, Google Classroom.
penelitian. Penelitian ini difokuskan pada analisis Data penelitian ini dikumpulkan melalui
penggunaan media pembelajaran berbasis IT penggunaan kuesioner yang terdiri dari empat
dalam pembelajaran materi perubahan indikator. Indikator pertama adalah penggunaan
lingkungan di SMA BPPI Bale Endah. Penelitian media pembelajaran, indikator kedua adalah
ini bertujuan untuk memahami manfaat proses pembelajaran dengan menggunakan media
penggunaan media pembelajaran berbasis IT pembelajaran, indikator ketiga adalah hambatan
dalam pembelajaran materi perubahan atau kesulitan dalam penggunaan media
lingkungan di SMA BPPI Bale Endah. Populasi pembelajaran, dan indikator keempat adalah
yang terlibat meliputi seluruh siswa kelas X dari

45
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
saran atau masukan terkait penggunaan media
pembelajaran. Dalam mengembangkan Tabel 2.
Kesulitan Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
kuesioner, peneliti juga melakukan wawancara IT
langsung dengan guru biologi untuk memahami
kurikulum dan jenis platform yang digunakan No. Indikator
1 Keterbatasan Pengetahuan Teknologi
dalam pembelajaran daring maupun tatap muka. 2 Keterbatasan Akses dan Infrastruktur:
Hal ini bertujuan untuk mengetahui minat dan 3 Kurangnya Ketersediaan Materi Pembelajaran yang
tantangan siswa terkait penggunaan media Sesuai
4 Waktu dan Persiapan yang Dibutuhkan
pembelajaran tersebut. Selain itu, observasi juga
dilakukan untuk melihat dukungan sarana dan
prasarana sekolah dalam penggunaan media III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran serta sejauh mana guru
memanfaatkannya. Pada indikator kedua, peneliti Berdasarkan hasil observasi, dapat
menanyakan tentang kebutuhan siswa terkait disimpulkan bahwa pemanfaatan media
media pembelajaran berbasis IT, perbedaan pembelajaran berbasis IT telah menjadi
respons dan proses pembelajaran di kelas ketika pendukung yang efektif dalam proses
menggunakan media pembelajaran berbasis IT, pembelajaran siswa pada materi perubahan
dan motivasi siswa ketika guru menggunakan lingkungan. Guru biologi telah menggunakan
media pembelajaran tersebut. Pada indikator berbagai platform dan fasilitas berbasis IT baik
ketiga, peneliti menanyakan tentang hambatan saat pembelajaran daring maupun tatap muka.
atau kesulitan yang dihadapi selama penggunaan Penggunaan media pembelajaran berbasis IT,
media pembelajaran berbasis IT. Dan pada seperti presentasi power point dan penggunaan
indikator keempat, peneliti menanyakan saran bahan asli seperti paku dan lumut, telah
atau masukan terkait penggunaan media memberikan gambaran yang jelas dan menarik
pembelajaran berbasis IT yang telah digunakan bagi siswa.
sejauh ini. Namun, dalam hal ini, ada peluang untuk
Google Meet, dan Cloud Ex. Selain itu, meningkatkan penggunaan aplikasi sebagai
peneliti juga menganalisis dokumen seperti sumber referensi yang lebih mendalam, seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), aplikasi Plant Net. Aplikasi ini dapat
Silabus, Buku Guru, dan Buku Siswa untuk memudahkan guru dalam mencari informasi yang
memahami materi yang sedang diajarkan kepada lebih lengkap dan memperdalam pemahaman
guru dan siswa. Data yang terkumpul melalui siswa tentang klasifikasi tumbuhan melalui
interviu, observasi, dan kuisioner kemudian pemindaian.
dianalisis. Dalam penelitian ini, peneliti Penggunaan media pembelajaran berbasis IT
menggunakan model analisis data Milles dan di SMA BPPI Bale Endah telah menarik minat
Huberman yang melibatkan tiga tahapan, yaitu dan memberikan tantangan bagi siswa kelas X
reduksi data, penyajian data, dan penarikan IPA-1. Data menunjukkan bahwa siswa telah
kesimpulan. aktif memanfaatkan berbagai platform dan
fasilitas selama pembelajaran daring.
Tabel 1
Indikator Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT.
Penggunaan media pembelajaran tersebut
memberikan motivasi dan ketertarikan kepada
No. Indikator Sub. Indikator siswa, karena akses yang mudah dan fleksibilitas
1 Media Pembelajaran Zoom / Meet
Online Google Classrom
yang ditawarkannya.
Rumah Belajar Dalam konteks pembelajaran perubahan
Whatsapp lingkungan, penggunaan media pembelajaran
Cloud Ex
2 Berbasis IT Memanfaatkan Teknologi berbasis IT memiliki hubungan yang erat. Media
/ AI pembelajaran berbasis IT memungkinkan guru
3 Sarana dan Prasarana Laptop untuk menyajikan materi pembelajaran dengan
Handphone
Jaringan Internet cara yang menarik, interaktif, dan
4 Multimedia Animasi, Audio, Gambar, memvisualisasikan konsep perubahan
Grafik, Video

46
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
lingkungan secara lebih baik. Misalnya, melalui pembelajaran. Dengan meningkatkan kualitas
video, gambar, atau animasi, guru dapat semua elemen pendukung pembelajaran,
menggambarkan proses perubahan iklim, termasuk media pembelajaran, proses
dampaknya pada ekosistem, atau langkah- pembelajaran akan menjadi lebih efektif,
langkah yang dapat diambil untuk mengurangi meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sesuai
dampak negatif. dengan kebutuhan siswa terhadap fasilitas yang
Selain itu, pemanfaatan media pembelajaran disediakan oleh sekolah.
berbasis IT juga memungkinkan siswa untuk Penggunaan media pembelajaran berbasis IT,
berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. seperti media PowerPoint, dapat mendukung
Mereka dapat menggunakan aplikasi, platform pengembangan teori belajar konstruktivisme.
daring, atau alat pembelajaran lainnya untuk Teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh
melakukan eksplorasi, penelitian, dan presentasi Schunk (2012) dalam Widodo (2004)
proyek tentang perubahan lingkungan. Dengan menyatakan bahwa setiap individu memiliki
demikian, siswa dapat memperdalam pemahaman pengetahuan awal dan aktif dalam membangun
mereka tentang topik ini dan mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan informasi yang
keterampilan kritis, kolaborasi, dan pemecahan diterima dan pengetahuan yang sudah dimiliki.
masalah. Menurut teori ini, tidak ada transfer pengetahuan
Dengan menggunakan media pembelajaran yang langsung terjadi saat guru menjelaskan.
berbasis IT, guru juga dapat mengukur Guru bertugas menyampaikan informasi,
pencapaian pembelajaran siswa melalui alat sementara siswa berperan dalam membangun
evaluasi yang disediakan, seperti kuis online atau pengetahuan di dalam pikirannya sendiri. Oleh
tugas interaktif. Hal ini memungkinkan guru karena itu, hasil konstruksi pengetahuan setiap
untuk memantau perkembangan siswa secara siswa dapat berbeda, termasuk dalam
lebih terperinci dan memberikan umpan balik memberikan jawaban yang beragam saat ujian,
yang tepat waktu. mulai dari yang mirip dengan penjelasan guru
Secara keseluruhan, pemanfaatan media hingga yang berbeda atau menyimpang.
pembelajaran berbasis IT pada materi perubahan Penggunaan media pembelajaran berbasis IT
lingkungan memberikan peluang untuk juga mendukung pengembangan teori belajar
meningkatkan keterlibatan siswa, mendalamkan behavioristik. Menurut Irham & Wiyani (2015),
pemahaman mereka, dan meningkatkan dalam proses pembelajaran behavioristik, siswa
efektivitas proses pembelajaran. Dengan terus cenderung melihat pengajaran sebagai transfer
menggali dan mengembangkan penggunaan pengetahuan dan pembelajaran sebagai upaya
media pembelajaran berbasis IT yang tepat, guru memperoleh pengetahuan. Dalam penerapan teori
dapat menciptakan pengalaman pembelajaran belajar behavioristik, Sugihartono et al. (2007)
yang lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi menekankan pentingnya mekanisme stimulus-
siswa. respon (S-R) sebagai cara utama pembentukan
Menurut Yunus & Fransisca (2020), Banyak hasil belajar. Safaruddin (2020) juga menyatakan
guru masih menggunakan media pembelajaran bahwa pendekatan behavioristik berkontribusi
berupa buku cetak yang kurang menarik dan tidak besar dalam mencapai perubahan pikiran,
praktis untuk pembelajaran. Oleh karena itu, perasaan, dan perilaku. Dengan demikian, teori
diperlukan inovasi dalam pengembangan media belajar behavioristik melibatkan perubahan
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang perilaku individu melalui stimulus dan respon.
sesuai dengan perkembangan zaman. Penggunaan media pembelajaran dalam proses
Penggunaan media pembelajaran berbasis IT belajar mengajar juga dapat berdampak pada
sangat penting di semua tingkat pendidikan, pengetahuan siswa, mengubah mereka dari yang
mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. tidak mengetahui menjadi mengetahui. Teori
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang belajar behavioristik juga dikenal sebagai
berkualitas, perlu peningkatan kualitas aspek, pelatihan untuk membentuk perilaku sebagai
elemen, komponen, dan objek yang mendukung hasil dari hubungan stimulus-respon yang
proses pembelajaran, termasuk media

47
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
diulang-ulang dengan dukungan hadiah dan inovatif dalam mengajar, membimbing, dan
hukuman. mengevaluasi siswa. Tantangan dalam dunia
pendidikan adalah mengembangkan kreativitas
Kesulitan guru dalam penggunaan media guru.
pembelajaran berbasis IT Dengan demikian, diperlukan upaya untuk
Hasil wawancara dan observasi di SMA BPPI meningkatkan kemampuan guru dalam
Bale Endah mengungkapkan bahwa guru-guru merancang dan mengoperasikan media
menghadapi beberapa kesulitan dalam pembelajaran berbasis IT serta mengembangkan
menggunakan media pembelajaran berbasis IT. kreativitas dalam pengajaran. Perlu juga
Salah satu kesulitan adalah merancang media dukungan sarana dan prasarana yang memadai
pembelajaran berbasis IT karena kemampuan untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang
merancang media masih rendah. Mayoritas guru efektif dan menarik bagi siswa.
hanya menggunakan PowerPoint dan video
pembelajaran, padahal seharusnya mereka
mengembangkan berbagai jenis media agar IV. KESIMPULAN
pembelajaran lebih menarik bagi siswa. Guru-
guru juga mengalami kendala dalam Penggunaan media pembelajaran berbasis IT
mengoperasikan media pembelajaran berbasis IT, dalam pembelajaran biologi, khususnya pada
terutama guru-guru yang lebih tua. Hal ini materi perubahan lingkungan, memiliki dampak
mengakibatkan selama pembelajaran daring, guru positif terhadap hasil belajar siswa. Analisis
hanya memberikan tugas kepada siswa dan penelitian menunjukkan adanya peningkatan
meminta mereka mengumpulkan tugas setiap yang signifikan dalam pemahaman konsep,
harinya. kemampuan memecahkan masalah, dan
Beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan keterampilan praktis siswa setelah diterapkan
ini antara lain kurangnya pengetahuan guru media pembelajaran berbasis IT. Selain itu, siswa
tentang teknologi informasi, terutama bagi guru juga merasa lebih tertantang dan tertarik saat guru
yang lebih tua, serta kurangnya sarana dan menggunakan media pembelajaran tersebut.
prasarana yang memadai. Misalnya, tidak semua Wawancara antara siswa dan guru juga
kelas dilengkapi dengan proyektor dan jaringan mengungkapkan keselarasan dalam penggunaan
internet yang tidak selalu stabil. Kendala-kendala media pembelajaran berbasis IT. Selain pengaruh
ini menghambat proses pembelajaran. terhadap hasil belajar, media pembelajaran
Dalam penelitian oleh Sourial et al. (2018), tersebut juga memengaruhi perubahan perilaku
aplikasi yang disediakan pemerintah sebagai siswa, seperti peningkatan motivasi belajar dan
pendukung kegiatan belajar-mengajar telah partisipasi aktif dalam pembelajaran. Oleh karena
memberikan dukungan yang baik. Namun, itu, penggunaan media pembelajaran berbasis IT
terdapat kendala dalam pembelajaran daring di SMA BPPI Bale Endah memiliki potensi yang
maupun tatap muka yang mengakibatkan minat luas untuk meningkatkan hasil belajar siswa
siswa terhadap pembelajaran menjadi kurang. dalam berbagai materi biologi. Sebagai langkah
Salah satu faktor kunci yang mendukung selanjutnya, penelitian selanjutnya dapat
keberhasilan kegiatan belajar-mengajar adalah difokuskan pada peningkatan literasi dan
sarana dan prasarana yang memadai. numerasi melalui penggunaan media
Guru diharapkan memiliki kreativitas dalam pembelajaran berbasis IT dalam pembelajaran
menyajikan materi pelajaran, seperti membuat biologi dengan materi biologi lainnya. Dengan
video pembelajaran yang terkait dengan materi demikian, penggunaan media pembelajaran
yang diajarkan, serta mendorong penggunaan berbasis IT di SMA BPPI Bale Endah dapat
aplikasi di perangkat seluler siswa. Namun, di menjadi strategi yang efektif dan inovatif dalam
SMA BPPI Bale Endah, guru belum meningkatkan pembelajaran biologi.
memanfaatkan potensi tersebut secara optimal.
Kreativitas guru merupakan hal penting dalam
mengembangkan ide-ide baru dan pendekatan

48
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA.
Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, 6(1),
DAFTAR PUSTAKA
40-48.
Dina, R., & Rahayu, S. (2021). Penggunaan
Alisha A., Adnan, dan Andi A. (2022). Uji Praktis Media Pembelajaran Berbasis IT dalam
E-Book Berbasis Studi Kasus Pada Materi Pembelajaran Biologi di SMA. Jurnal
Perubahan Lingkungan Kelas X SMA. Pendidikan Biologi Indonesia, 7(2), 209-216.
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.1, No.1. Herawati, N., & Astuti, R. D. (2021).
https://doi.org/10.23969/biosfer.v7i1.5630 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Astuti, D. P., & Sulisworo, D. (2020). Pengaruh IT pada Materi Genetika untuk Meningkatkan
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Pendidikan Biologi Indonesia, 7(1), 95-105.
Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, 6(1), Kurniawan, A., & Sopandi, W. (2020).
40-48. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran
Fatimah, R., & Khairunisa, S. (2022). Pengaruh Berbasis IT dalam Meningkatkan
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi
terhadap Kemampuan Komunikasi Sains Ekosistem. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Siswa pada Materi Bioteknologi. Jurnal 9(1), 92-101.
Biologi dan Pembelajarannya, 3(1), 24-31. Lestari, D. P., & Maulida, N. (2022). Pengaruh
Fauziah, I., & Nurohman, S. (2021). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Siswa Biologi pada Siswa SMA. Jurnal Biologi dan
SMA. Jurnal Pendidikan Biologi IKIP Pembelajarannya, 1(1), 50-58.
Mataram, 6(1), 24-32. Nurhayati, N., & Mahardika, A. A. (2021).
Haryanto, H., & Sutikno, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT dalam Pembelajaran Biologi sebagai Upaya
terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Biologi pada Siswa SMA. Jurnal Biologi Siswa. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi,
Pendidikan dan Sains, 3(2), 124-134. 14(2), 111-120.
Irawati, A., & Rahayu, S. (2022). Pengaruh Rahmawati, D., & Sumarmi, S. (2020). Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA.
Perkembangbiakan Manusia. Jurnal Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2(1), 1-
Pendidikan Biologi Indonesia, 8(1), 24-33. 7.
Lestari, F., & Kamidah, A. (2021). Pengaruh Sahelatua, L. S., Vitoria, L., & Mislinawati, M.
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT (2019). Kendala Guru Memanfaatkan Media
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi It Dalam Pembelajaran Di Sdn 1 Pagar Air
Keanekaragaman Hayati. Jurnal Biologi dan Aceh Besar. Elementary Education Research,
Pembelajarannya, 1(1), 9-16. 4(4).
Lusiana, F., & Mariani, S. (2020). Pengaruh Sari, P., & Subadiyasa, N. N. (2022). Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
terhadap Peningkatan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA.
Sains dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Jurnal Pendidikan Biologi Udayana, 6(1), 23-
Pendidikan Biologi FKIP UNM, 6(2), 95-102. 32.
Nurhayati, N., & Arifin, Z. (2022). Pengaruh Sourial, N., Longo, C., Vedel, I., & Schuster, T.
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT (2018). Daring to draw causal claims from
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan non-randomized studies of primary care
Hasil Belajar Biologi pada Siswa SMA. Jurnal interventions. Family Practice, 35(5), 639-
Pendidikan Biologi Udayana, 6(2), 48-59. 643.
Astuti, D. P., & Sulisworo, D. (2020). Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT

49
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Suryana, A., & Rahmat, A. (2021).
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
IT pada Materi Sistem Peredaran Darah untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
SMA. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya,
1(2), 78-85.
Tafonao, T. (2018). Peranan media pembelajaran
dalam meningkatkan minat belajar
mahasiswa. Jurnal komunikasi pendidikan,
2(2), 103-114.
Wulandari, A., & Suhendi, E. (2021).
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
IT pada Materi Ekosistem untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
SMA. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya,
2(2), 85-93

50
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Respon Keterlaksanaan E-Book Ilmu Lingkungan Berorientasi


Conceptual Change

Yuli Febrianti1, Endang Suswati2, Nopa Nopiyanti3


Universitas PGRI Silampari
Jl. Mayor Toha Kel. Air Kuti Kec. Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau 31625
Indonesia
e-mail: yulifebrianti@unpari.ac.id

Abstrak
Proses pembelajaran sangat penting untuk memperkuat, meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
mahasiswa secara optimal, dengan mempertimbangkan respon pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu
lingkungan berorientasi conceptual change. Tujuan penelitian ini yaitu menganalis keterlaksanaan e-book ilmu
lingkungan berorientasi conceptual change. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun data
kuesioner tertutup yang terkumpul berisikan tentang aspek pengamatan oleh pengamat. Analisis data yang
digunakan dengan cara mengelompokkan informasi dari data kuantitatif berupa tanggapan dan hal-hal yang
ditemukan selama pengamatan untuk dijadikan sebagai acuan memperbaiki atau merefisi produk. Data kuesioner
tertutup yang diperoleh, dianalisis dan diukur persentase respon pengamat melalui pedoman skor penilaian respon
pengamat. Hasil penelitian ini adalah perolehan skor angket yang diisi oleh pengamat diperoleh dengan jumlah skor
angket yaitu 38 dan secara keseluruhan aspek pengamatan yang dihitung menggunakan rumus diperoleh hasil yaitu
95% sehingga layak digunakan pada matakuliah ilmu lingkungan oleh dosen dan mahasiswa. Simpulan dalam
penelitian ini adalah respon yang positif dari pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan berorientasi
conceptual change sehingga layak untuk digunakan sebagai sumber belajar mandiri yang bermanfaat sekaligus
memudahkan dosen dan mahasiswa selama kegiatan pembelajaran. Perlu adanya tambahan butir aspek pengamatan
sebagai evaluasi dan revisi terhadap keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan berorientasi conceptual change.

Kata Kunci— Conceptual Change, E-Book, Ilmu Lingkungan, Kuesioner (Angket), Respon Keterlaksanaan.

Abstract
The learning process is very important to strengthen, improve learning and improve students' learning outcomes
optimally, by considering the observer's response to the implementation of conceptual change-oriented
environmental science e-books. The purpose of this research is to analyze the implementation of conceptual change-
oriented environmental science e-books. This research was a qualitative descriptive research. The closed
questionnaire data that was collected contains aspects of observations by observers. Data analysis was used by
grouping information from quantitative data in the form of responses and things found during observation to be
used as a reference for improving or refining the product. The closed questionnaire data obtained, analyzed and
measured the observer response percentage through the observer response evaluation score guidelines. The result
of this research was that the score of the questionnaire filled in by the observer was obtained with a total
questionnaire score of 38 and the overall observation aspect calculated using the formula resulted in a result of
95% so that it is eligible to be used in environmental science courses by lecturers and students. The conclusion of
this research is a positive response from observers to the implementation of conceptual change-oriented
environmental science e-books so that it is suitable to be used as a useful independent learning resource as well as
facilitating lecturers and students during learning activities. It is necessary to have additional details of the
observation aspect as an evaluation and revision of the implementation of the conceptual change-oriented
environmental science e-book.

Keywords: Conceptual Change, E-Book, Environmental Science, Questionnaire (Questionnaire), Performance


Response.

51
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
I. PENDAHULUAN penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) secara intensif dan meluas. Pendidik harus
Pada proses pendidikan secara umum terdapat mengembangkan media/materi pendidikan
perubahan yang dialami oleh individu untuk berbasis teknologi untuk memungkinkan
mengembangkan keterampilannya sendiri dalam pembelajaran yang kreatif, inovatif, nyata dan
menghadapi segala proses perubahan yang menyenangkan yang melibatkan peserta didik
diakibatkan oleh perkembangan ilmu (Dewi, 2020).
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Upaya Berdasarkan pandangan tersebut, maka perlu
pemerintah untuk lebih mengembangkan dikembangkan teknologi dengan menggunakan
pendidikan terutama melalui penerapan berbagai
e-book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
cara, termasuk upaya memperbaharui kurikulum,
change pada mata kuliah ilmu lingkungan, yang
dijadikan sebagai pedoman pembelajaran, karena
kurikulum merupakan ujung tombak seharusnya memiliki nilai lebih dari sekedar buku
keberhasilan pembelajaran seiring dengan referensi, namun memiliki nilai untuk dikenali
perkembangan teknologi (Jalinus, 2018). dan mampu memberikan solusi atau alternatif
Perkembangan teknologi sangat pesat di penyelesaian masalah lingkungan yang ada pada
seluruh dunia dan terus berkembang, khususnya e-book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
dalam bidang pendidikan, memiliki pengaruh change. Selain itu, mempercayai nilai-nilai
sangat besar untuk keberlangsungan budaya cinta lingkungan dalam upaya konservasi
perkembangan peradapan kehidupan manusia agar perkuliahan menjadi efektif dan efisien.
(Pratiwi et al., 2022). Ilmu pengetahuan dan Pada proses pembelajaran, sangat penting untuk
teknologi (IPTEK) memiliki dampak besar pada memperkuat, meningkatkan pembelajaran dan
pendidikan. Perkembangan bidang-bidang meningkatkan hasil belajar mahasiswa secara
tersebut juga mengarah pada perkembangan optimal dengan mempertimbangkan respon
pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu
semula berpusat pada guru telah berubah menjadi lingkungan berorientasi conceptual
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa change. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
secara aktif terlibat dalam menemukan, maka peneliti perlu untuk menganalis
mengeksplorasi, dan mengkonstruksi keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan
pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran tidak berorientasi conceptual change.
lagi terfokus pada guru/dosen sebagai satu-
satunya sumber informasi. Saat ini, guru/dosen
lebih berperan sebagai fasilitator, merencanakan II. METODE PENELITIAN
dan membimbing pembelajaran peserta didik
(Putri & Muhartati, 2018). Jenis penelitian yang digunakan dalam
Pembelajaran offline (luring) yang awalnya penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data
klasik, tiba-tiba berubah menjadi pembelajaran hasil penelitian kualitatif di deskripsikan melalui
online/daring (Mulyono, 2020). kata-kata sesuai dengan data yang sudah
Berbagai kemajuan teknologi informasi juga terkumpul melalui lembar keterlaksanaan e-book
memberikan dampak yang signifikan terhadap ilmu lingkungan berorientasi conceptual change.
pembelajaran mahasiswa. Salah satunya adalah Teknik pengumpulan data yang digunakan
penggalian informasi dari materi perkuliahan. dalam penelitian ini dengan menggunakan angket
Saat ini, mahasiswa dapat menggunakan berbagai tertutup yang mencakup aspek-aspek observasi
sumber belajar yang banyak tersedia, baik berupa (pengamatan) yang diberikan kepada observer
buku teks maupun sumber informasi dari internet. (pengamat) untuk mengetahui sejauh mana e-
Ketersediaan bahan pelajaran yang luas sangat book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
membantu mahasiswa untuk memperoleh change yang dibuat oleh peneliti.
pengetahuan tentang materi perkuliahan (Putri & Teknik analisis data digunakan untuk
Muhartati, 2018). menganalisis data yang diperoleh melalui angket
Sebagai pendidik profesional harus siap tertutup yang dinilai oleh observer (pengamat).
menghadapi zaman yang semakin menuntut Analisis data yang digunakan dengan cara

52
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mengelompokkan informasi data hasil kualitatif cinta lingkungan, contoh masalah lingkungan dan
yang berupa tanggapan dan hal-hal lain yang upaya penanggulangan masalah lingkungan),
ditemukan selama observasi (pengamatan). daftar pustaka (meliputi daftar referensi, sumber
Analisis data berfungsi sebagai acuan untuk yang digunakan untuk mencari sumber informasi
memperbaiki atau merefisi produk (Sofiyana et dan referensi saat menyusun bahan ajar), riwayat
al., 2016). penulis (berisi biodata penulis).
Pada bagian ini dilakukan dengan Hasil penelitian dalam keterlaksanaan e-book
menganalisis dan mengukur persentase respon ilmu lingkungan berorientasi conceptual change
pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu melalui angket respon pengamat selama
lingkungan berorientasi conceptual change. pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Tabel 2
Adapun pedoman skor penilaian respon sebagai berikut:
pengamat sebagai berikut:
Tabel 2.
Tabel 1. Hasil Angket Keterlaksanaan E-book Ilmu Lingkungan
Pedoman Skor Penilaian Respon Pengamat Berorientasi Conceptual Change

Aspek Pengamatan Skala


Jawaban Item Instrumen Skor Penialain
Sangat Setuju 4 1 2 3 4
Setuju 3 E-book mahasiswa
Kurang Setuju 2 Sebagai pengamat, saya yakin bahwa e-book ini
Sangat Kurang Setuju 1 Dapat dimanfaatkan dengan baik oleh dosen √
selama kegiatan pembelajaran.
Dapat dimanfaatkan dengan baik oleh √
Skor penilaian total untuk analisis data diberikan mahasiswa selama kegiatan pembelajaran.
Memudahkan mahasiswa dalam belajar. √
dengan rumus: Dapat dipahami oleh mahasiswa dalam √
P=f/N X 100% melaksanakan kegiatan yang telah
dijabarkan dalam e-book ilmu lingkungan
Keterangan: berorientasi conceptual change
P=Angka persentase data pembelajaran.
Dapat membantu dosen dalam √
f=Jumlah skor yang diperoleh
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
N=Jumlah skor maksimum Mengungkapkan petunjuk penggunaan e- √
book ilmu lingkungan berorientasi
conceptual change mahasiswa secara jelas.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dapat dimanfaatkan dengan baik oleh √
dosen saat pelaksanaan pembelajaran.
A. Hasil Penelitian Memudahkan dosen dalam melaksanakan √
Produk e-book ilmu lingkungan berorientasi kegiatan pembelajaran yang telah
dijabarkan dalam e-book ilmu lingkungan
conceptual change memiliki fitur seperti halaman berorientasi conceptual change.
sampul dan kata pengantar (berupa saran dari ahli Memudahakan dosen dalam memahami √
bahasa tentang cara meningkatkan produk e- kalimat-kalimat yang digunakan dalam e-
book). Pengembangan bahan ajar diharapkan book ilmu lingkungan berorientasi
conceptual change.
dapat menunjang dosen dan mahasiswa dalam Memudahkan dosen dalam memahami √
proses perkuliahan. Selain itu, komponen bahan alternatif penyelesaian masalah ilmu
lingkungan yang ada pada e-book ilmu
ajar lainnya meliputi daftar isi dan pendahuluan lingkungan berorientasi conceptual change.
(ilmu lingkungan, tujuan mempelajari mata
kuliah ilmu lingkungan). Komponen isi bahan
ajar terintegrasi menjadi satu kesatuan utuh, B. Pembahasan
sehingga mahasiswa dapat mempelajarinya Peneliti menciptakan produk bahan ajar
secara tuntas, tidak perlu menggunakan bersama terbaru berbentuk e-book berorientasi conceptual
bahan ajar lain, up-to-date, user-friendly change pada matakuliah Ilmu Lingkungan.
(mencakup materi ilmu lingkungan berorientasi Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan
conceptual change yang menyertakan budaya produk e-book ini sebagai sumber belajar

53
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mandiri. E-book ilmu lingkungan berorientasi bahan ajar PBL berdasarkan respon mahasiswa
conceptual change dapat membangkitkan minat dengan kategori sangat baik dengan rata-rata nilai
membaca, ditulis dan dirancang untuk 4,4. Selain itu, hasil penelitian Susiloningsih
mahasiswa, menjelaskan tujuan pengajaran, pola (2018) yaitu hasil respon dapat dideskripsikan
pembelajaran yang fleksibel, struktur yang melalui 25 butir pertanyaan yang diajukan kepada
didasarkan pada kebutuhan dan keterampilan mahasiswa kelas 2014 A yang menunjukkan hasil
yang diperoleh mahasiswa, menawarkan secara keseluruhan bahwa mahasiswa sangat
kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir setuju dengan adanya angket respon jurnal
kritis, mengakomodasikan kesulitan-kesulitan refleksi, mahasiswa kelas 2014 B menunjukkan
mahasiswa.
hasil secara keseluruhan bahwa mahasiswa setuju
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh skor angket
dengan dengan adanya angket respon jurnal
yang diisi oleh pengamat dengan jumlah skor
refleksi, mahasiswa kelas 2014 C menunjukkan
angket yaitu 38. Secara keseluruhan aspek
hasil secara keseluruhan bahwa mahasiswa
pengamatan yang dihitung menggunakan rumus
sangat setuju dengan angket respon jurnal
diperoleh hasil yaitu 95% sehingga layak
refleksi, mahasiswa kelas 2014 D menunjukkan
digunakan pada matakuliah ilmu lingkungan oleh
hasil secara keseluruhan bahwa mahasiswa
dosen dan mahasiswa. Hal ini menunjukkan
sangat setuju dengan survei jurnal reflektif.
respon yang positif dari pengamat terhadap
Selain itu, hasil penelitian Ibrahim (2017),
keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan
program kuliah lapangan yang dilakukan selama
berorientasi conceptual change ditinjau dari
ini kurang efektif dalam pelaksanaan dan
kebermanfaatan produk bahan ajar untuk
pemaknaan pembelajaran. Mahasiswa
memudahkan dosen dan mahasiswa selama
memberikan respon positif terhadap program
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
kuliah lapangan terpadu karena dapat
penelitian Putri & Muhartati (2018), seluruh
meningkatkan pentingnya proses pembelajaran
responden (mahasiswa) yang yang mengisi
dan efektifitas pelaksanaan kegiatan kuliah
angket respon memberikan jawaban yang sangat
lapangan. Selain itu, Riastuti & Febrianti (2021)
positif. Secara keseluruhan, diperoleh kategori
menyimpulkan bahwa respon mahasiswa
sangat praktis, dengan rata-rata persentase 93%
terhadap kriteria yang dinilai dari bahan ajar
untuk dapat digunakan pada mata kuliah teknik
mendapatkan nilai baik dan sangat baik, sehingga
dan manajemen laboratorium biologi. Selain itu,
bahan ajar tersebut layak digunakan sebagai
Amaliah et al., (2022) menyimpulkan bahwa e-
sumber belajar mandiri.
book berbasis studi kasus pada materi perubahan
lingkungan memiliki kriteria sangat praktis.
Selain itu menurut Sukmawati et al., (2020) IV. KESIMPULAN
menyatakan bahwa pengembangan conceptual
change text (CCT) ditinjau dari kelayakan isi, Berdasarkan pembahasan di atas, maka
kelayakan penyajian, penilaian Bahasa, penilaian simpulan dalam penelitian ini adalah respon yang
multiple representasi kimia yang dinilai oleh positif dari pengamat terhadap keterlaksanaan e-
beberapa ahli, dapat dinyatakan bahwa bahan ajar book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
yang dikembangkan baik dan dapat digunakan change sehingga layak untuk digunakan sebagai
(layak) dengan beberapa perbaikan dengan rata- sumber belajar mandiri yang bermanfaat
rata skor validasi yaitu 4 dan dilakukan uji coba sekaligus memudahkan dosen dan mahasiswa
terbatas untuk mahasiswa terhadap bahan ajar selama kegiatan pembelajaran. Perlu adanya
yang dikembangkan dan mahasiswa merespon tambahan butir aspek pengamatan sebagai
dengan baik bahan ajar tersebut karena dapat evaluasi dan revisi terhadap keterlaksanaan e-
membantu mahasiswa dalam memahami mata book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
pelajaran. Selain itu, hasil penelitian Savitri et al., change.
(2022), menunjukkan bahwa pengembangan

54
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
V. UCAPAN TERIMA KASIH PGRI Lubuklinggau. Jurnal Pro-Life, 8(2),
178-191.
Ucapan terima kasih disampaikan peneliti Savitri, S., Araina, E., Fahrina, R., Nurhanisha,
kepada Universitas PGRI Silampari yang telah U., & Yantie, S. (2022). Pengembangan bahan
memberikan dana penelitian dosen dan semua ajar digital problem based learning (PBL)
pihak yang telah membantu terlaksananya untuk meningkatkan pemahaman konsep pada
penelitian ini. mata kuliah zoologi vertebrata. Edu Sains:
Jurnal Pendidikan Sains dan
Matematika, 10(1), 77-84.
DAFTAR PUSTAKA Sofiyana, M. S., Rohman, F., & Saptasari, M.
(2016). Pengembangan buku referensi
Amaliah, A., Adnan, A., & Azis, A. A. (2022). bioekologi berdasarkan kajian struktur
Pengembangan E-Book Berbasis Studi Kasus komunitas lumut epifit di Taman Nasional
Pada Materi Perubahan Lingkungan Kelas X Bromo Tengger Semeru. Konstruktivisme:
SMA. Biosfer: Jurnal Biologi dan Pendidikan Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 8(2),
Biologi, 7(1), 67-74. 117-130.
Dewi, R. K. (2020). Pemanafaatan Media 3 Sukmawati, W., Kadaroman, A., Suwarna, O., &
Dimensi Berbasis Virtual Reality Untuk Sopandi, W. (2020). Pengembangan bahan
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ipa ajar kimia dasar berbasis conceptual change
Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan, 21(1), text pada materi redoks. Jurnal
28-37. Edusains, 12(2), 244-251.
Ibrahim, Y. (2016). Persepsi Mahasiswa Susiloningsih, W. (2018). Respon Mahasiswa
Terhadap Pengembangan Program Kuliah Dalam Penerapan Strategi Jurnal Refleksi
Lapangan Terpadu (Integrated Field Trip): Mahasiswa. EduStream: Jurnal Pendidikan
Presepsi mahasiswa: kuliah lapangan Dasar, 2(1), 55-63.
terpadu. Biosfer: Jurnal Biologi dan
Pendidikan Biologi, 1(1), 43-47.
Jalinus, N. (2018). Effectivity of The
Cooperative-Project Based Learning (CPjBL)
in Enhancing HOTS of Vocational Education
Students. International Conference Asosiasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Indonesia (APTEKINDO), I3.83-I3.86
Mulyono, W. D. (2020). Respon Mahasiswa
Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid-19. Steam Engineering, 2(1),
23-30.
Pratiwi, M. A., Afandi, B., & Sudiarti, D. (2022).
Pengembangan Media 3 Dimensi Berbasis
Android pada Materi Sistem
Ekskresi. Diklabio: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Biologi, 6(1), 33-37.
Putri, A. N., & Muhartati, E. (2018). Respon
Mahasiswa terhadap Penggunaan Modul
Berbasis Guided Inquiry pada Matakuliah
Teknik dan Manajemen Laboratorium
Biologi. Pedagogi Hayati, 2(1), 38-41.
Riastuti, R. D., & Febrianti, Y. (2021).
Pengembangan Bahan Ajar Morfologi
Tumbuhan Berbasis Lingkungan di STKIP

55
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Pengembangan Asesmen Autentik Dengan Menggunakan Metode


Jigsaw Untuk Mengukur Kemampuan Kolaboratif Dan Berpikir
Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi

Eliaumra1*, Sumarno A.Hulinggi2, Dewi Purwasih Samaela3


Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sintuwu Maroso
Jl. Pulau Timor Nomor 1 Poso, Sulawesi Tengah
*e-mail: eliaumra81@gmail.com

Abstrak
Tujuan utama pembelajaran abad ke-21 tidak hanya terbatas pada penguasaan pengetahuan, tetapi juga pada
pengembangan keterampilan yang terintegrasi dengan kehidupan nyata. Mahasiswa perlu diberikan kesempatan
untuk berpikir secara kritis, menganalisis informasi, dan merumuskan solusi yang kreatif. Untuk mencapai hal
tersebut, diperlukan tenaga pendidik yang handal dalam mendidik melalui pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan era revolusi industri 4.0. Keterampilan kolaboratif dan berpikir kritis dapat diukur melalui asesmen
autentik dimana mahasiswa diminta untuk memperlihatkan kinerja melalui penerapan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sehingga mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi era tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan asesmen autentik dengan menggunakan metode jigsaw untuk mengukur kemampuan kolaboratif dan
berpikir kritis mahasiswa pendidikan biologi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research &
Development). Model yang digunakan adalah model ADDIE yaitu analisis, desain, mengembangkan, implementasi
dan evaluasi. Sampel penelitian ini mahasiswa semester VII yang berjumlah 20 orang yang diambil secara purposive
sampling. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif statistik. Hasil penelitian telah diperoleh produk
asesmen autentik berupa lembar observasi kemampuan kolaborasi dan tes kemampuan berpikir kritris melalui
metode jigsaw. Asesmen yang dihasilkan telah dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan hasil validasi ahli dan
validasi lapangan.

Kata Kunci— Asesmen autentik, berpikir kritis, kemampuan kolaborasi, mahasiswa pendidikan biologi, metode
jigsaw

Abstract
The main goal of 21st-century learning is not only limited to knowledge mastery but also focuses on the development
of skills integrated with real-life situations. Students need to be given the opportunity to think critically, analyze
information, and formulate creative solutions. To achieve this, competent educators are required to educate through
learning methods that are suitable for the development of the Fourth Industrial Revolution era. Collaborative skills
and critical thinking can be measured through authentic assessments where students are asked to demonstrate their
performance by applying knowledge, attitudes, and skills, thus preparing themselves to face the era This research
aims to produce authentic assessments using the jigsaw method to measure the collaborative and critical thinking
abilities of biology education students. This research is a development study (Research & Development). The model
used is the ADDIE model, which includes analysis, design, development, implementation, and evaluation. The
research sample consisted of 20 seventh-semester students selected through purposive sampling. Data analysis was
performed using descriptive statistical techniques. The research has resulted in authentic assessment products in the
form of observation sheets for collaboration skills and a test for critical thinking abilities using the jigsaw method.
The generated assessment has been declared valid and reliable based on expert validation and field validation results.

Keywords: Authentic assessment, critical thinking, collaborative skills, biology education students, the jigsaw
method.

56
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

I. PENDAHULUAN kritis mampu menggunakan logika dan


Pada era Abad 21, tujuan utama pembelajaran pendekatan sistematis dalam menghadapi dan
adalah menciptakan generasi yang memiliki memecahkan permasalahan yang kompleks
keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam (Yasir & Alnoori, 2020). Kemampuan berpikir
menghadapi tantangan jaman. Generasi ini kritis memungkinkan mahasiswa untuk melihat
diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis, informasi dengan sikap yang kritis, fleksibel dan
mampu menyelesaikan masalah, berkomunikasi terbuka. Mereka tidak hanya menerima informasi
yang baik, kreativitas yang tinggi, berinovasi, dan secara pasif, tetapi juga mampu mengevaluasi
kemampuan berkolaborasi yang tinggi. Dalam keandalan, relevansi, dan kredibilitasnya
pembelajaran Abad 21, tujuan tidak hanya (Tresnawati & Aryanti, 2022).
terbatas pada penguasaan pengetahuan, tetapi Selain kemampuan berpikir kritis,
juga pada pengembangan keterampilan yang keterampilan yang diharapkan pada pembelajaran
terintegrasi dengan kehidupan nyata. Mahasiswa abad 21 adalah kemampuan kolaborasi.
perlu diberikan kesempatan berpikir secara kritis, Kolaborasi merupakan kemampuan untuk
menganalisis informasi, dan merumuskan solusi bekerja sama secara efektif dalam suatu tim,
yang kreatif. Mereka juga perlu diajak untuk dengan fleksibilitas dan kemampuan
bekerja secara kolaboratif, berbagi ide, dan berkompromi demi mencapai tujuan bersama.
memecahkan masalah secara tim (Daryanto, Dalam konteks pembelajaran, kolaborasi yang
2017); (National Research Council, 2012). baik melibatkan semua pihak untuk saling
Untuk mencapai tujuan mulia ini, diperlukan bertukar informasi dan memperkuat kekurangan
tenaga pendidik yang handal dalam mendidik dan kelebihan masing-masing, sehingga
melalui pembelajaran sesuai dengan menghasilkan peningkatan pengetahuan dan
perkembangan era revolusi Industri 4.0. Dalam keterampilan secara kolektif, serta mencapai hasil
konteks ini, peran mahasiswa pendidikan biologi belajar yang lebih maksimal (Dewi et al., 2020).
sebagai calon pendidik sangatlah penting. Untuk itu diperlukan suatu sistem penilaian atau
Mahasiswa harus mampu mengembangkan asesmen yang dapat mengukur kemampuan
potensi diri sesuai dengan bidang ilmunya agar berpikir kritis dan kolaborasi mahasiswa, salah
dapat berkontribusi terhadap perubahan zaman. satunya adalah melalui asesmen autentik.
Dunia pendidikan merupakan salah satu aspek Asesmen autentik ialah sesuatu bentuk
kehidupan yang terdampak akibat perkembangan evaluasi yang menempatkan mahasiswa dalam
ilmu dan teknologi yang begitu pesat. Untuk kehidupan yang nyata, di mana mereka akan
menghasilkan generasi yang berkualitas dan siap menerapkan aspek pengetahuan, perilaku, dan
berpartisipasi dan terlibat dalam era revolusi keahlian yang sudah dipelajari. Evaluasi ini tidak
industri 4.0, pendidikan harus siap menghadapi hanya bertujuan untuk menilai hasil belajar
beberapa perubahan penting. Pembelajaran tidak mahasiswa tetapi akan mengevaluasi selruh
lagi terbatas pada penguasaan pengetahuan proses pembelajaran. Melalui penilaian ini,
semata. Peserta didik perlu dilengkapi dengan pendidik dapat melihat sejauh mana mahasiswa
keterampilan berpikir kritis yang mendorong dapat menghubungkan materi yang dipelajari
mereka untuk melihat masalah dari berbagai secara kontektual dengan dunia nyata, serta
sudut pandang, menganalisis informasi secara kemampuan mereka dalam memecahkan masalah
logis dan menemukan solusi yang inovatif. yang kompleks (Ayuni et al., 2022); (Nguyen &
Mereka juga perlu dibekali dengan keterampilan Phan, 2020).
memecahkan masalah, sehingga mampu Faktanya bahwa asesmen autentik belum
menghadapi tantangan yang kompleks dalam sepenuhnya digunakan dalam proses
dunia nyata (National Research Council, 2012); pembelajaran sehingga tidak diperoleh informasi
(Borja II, 2018); (Kutlu & Kartal, 2018). tentang perkembangan belajar dan perubahan
Mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkah laku yang telah dimiliki oleh mahasiswa

57
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Butakor Rancangan penelitian ini adalah Research &
& Ceasar (2021) menjelaskan bahwa penilaian Development (R&D) dengan menggunakan
autentik lebih mewakili penerapan dan model ADDIE hasil pengembangan dari Branch
penggunaan informasi yang diperoleh melalui (2009) yang atas lima tahapan yaitu : analiyze,
pembelajaran daripada sekadar menilai design, develop, implementation dan evaluate
kemampuan yang terbatas. Selain itu, penilaian (Miharja & Juniawan, 2020).
ini mencakup kinerja secara keseluruhan dari B. Lokasi dan Waktu
aktivitas penting namun kompleks dalam konteks Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi
pemikiran suatu pendekatan penilaian yang Pendidikan Biologi Universitas Sintuwu Maroso
menyeluruh, yang melibatkan evaluasi terhadap dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang
input, proses, dan output pembelajaran. mahasiswa semester IV yang diambil secara
Penilaian otentik adalah segala jenis penilaian purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan
yang menuntut siswa untuk menunjukkan pada bulan Desember 2022 sampai dengan Mei
keterampilan dalam memanfaatkan kekuatan 2023.
mereka (Huang & Shideler, 2021). Penilaian C. Tahapan Penelitian
autentik, tujuan utamanya adalah untuk menilai 1) Tahap Analyze (Analisis)
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta Tahap analisis kebutuhan terdapat dua
didik secara holistik salah satunya adalah metode tahapan yaitu analisis kurikulum yang dilakukan
jigsaw. Metode jigsaw diyakini dapat untuk mengetahui materi perkuliahan secara
menumbuhkan kemampuan kolaboratif dan keseluruhan dan menganalisis RPS yang
berpikir kritis mahasiswa. digunakan dalam perkuliahan. Analisis sumber
Metode Jigsaw adalah suatu metode alternatif belajar juga dilakukan untuk mengetahui
yang efektif dalam mendorong mahasiswa untuk kebutuhan akan penilaian sehingga dihasilkan
menjadi lebih aktif dan belajar secara kooperatif asesmen autentik yang dapat digunakan untuk
dengan pasangannya (Husairi & Hannan, 2022). menilai proses pembelajaran yang diinginkan.
Melalui metode ini, mahasiswa dituntut untuk 2) Tahap Design (Desain)
saling berinteraksi dengan teman kelompok baik Tahap desain ini dilakukan perencanaan
itu kelompok ahli maupun kelompok asal, asesmen autentik pada proses pembelajaran di
sehingga mereka terbiasa untuk aktif kelas. Dalam rancangan asesmen ini diharapkan
berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Nisa et dapat memenuhi capaian pembelajaran (CP)
al., 2018). Metode Jigsaw juga merupakan yang akan diberikan pada mahasiswa. Asesmen
pendekatan pembelajaran kooperatif yang dapat autentik ini terdiri dari dua komponen penilaian
memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif yaitu :
dan berperan dalam mencapai tujuan a. Asesmen untuk mengukur keterampilan
pembelajaran. Metode ini melibatkan kerjasama kolaborasi yaitu asesmen untuk menilai
antara mahasiswa dalam kelompok-kelompok kemampuan bekerjasama dengan teman
kecil, di mana setiap anggota kelompok kelompok sesuai sintaks metode jigsaw yang
bertanggung jawab untuk mempelajari dan berupa lembar observasi.
menjadi "ahli" pada suatu bagian materi tertentu b. Asesmen tes kemampuan berpikir kritis yaitu
(Isjoni, 2014), (Soedimardjono & Pratiwi, 2021). asesmen untuk menilai pengetahuan
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan mahassiswa pada aspek kognitif tingkat
asesmen autentik dengan menggunakan metode analisis (C4), evaluasi (C5) dan mencipta
jigsaw untuk mengukur kemampuan kolaboratif (C6). Bentuk instrumen berupa tes kepada
dan berpikir kritis mahasiswa pendidikan biologi. mahasiswa pada kegiatan pembelajaran.
II. METODE PENELITIAN 3) Tahap Develop (Pengembangan)
Pengembangan asesmen autentik dalam
A. Rancangan Penelitian kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa

58
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

tahapan penting, yaitu pembuatan, validitas yang baik apabila memiliki nilai Va
pengembangan, modifikasi, dan uji coba. Selama valid atau Va ≥ 70%.
tahapan ini, asesmen autentik akan diuji dan 2) Analisis Data Reliabilitas Lembar Penilaian
dievaluasi untuk memastikan kualitas dan Perangkat
kecocokannya dengan konteks pembelajaran. Uji Reliabilitas lembar penilaian perangkat
coba produk asesmen dilakukan oleh dua orang asesmen autentik dengan menggunakan
ahli materi dan ahli asesmen pembelajaran. Hasil percentage of agreements. Instrumen dikatakan
uji coba ahli selanjutnya dilakukan uji coba memiliki agreements positif tinggi dari ahli
lapangan pada mahasiswa Pendidikan Biologi apabila nilai reliabilitasnya r ≥ 0.70.
FKIP Unsimar yang berjumlah 20 orang. 3) Uji Coba Instrumen
4) Tahap Evaluate (Evaluasi) a. Validitas Instrumen
Tahap Evaluate (Evaluasi) dalam model Validitas instrumen soal tes dilakukan
pengembangan pembelajaran memiliki tujuan dengan menggunakan rumus product moment
utama untuk melihat kualitas produk dan proses dengan aplikasi SPSS ver. 21. Instrumen
pembelajaran. Evaluasi dilakukann pada setiap dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar
tahapan pengembangan ini, yang bertujuan dari r tabel.
memberikan wawasan tentang sejauh mana b. Reliabilitas Instrumen
efektifitas asesmen autentik yang dikembangkan. Reliabilitas mengandung arti bahwa suatu
D. Teknik Pengumpulan Data instrumen cukup dapat dipercaya (Riduwan,
Pengumpulan data menggunakan instrumen 2019). Reliabilitas lembar observasi dalam
asesmen autentik hasil pengembangan yang penelitian ini menggunakan uji koefesien
disusun untuk mengukur kemampuan kolaboratif kesepakatan (agreements) antara penilai (rater)
dan berpikir kritis mahasiswa. Data dua pengamat, yaitu peneliti sebagai pengamat 1
pengembangan perangkat asesmen autentik dan dosen pengampu mata kuliah pencemaran
diperoleh dengan menggunakan lembar lingkungan sebagai pengamat 2. Metode yang
penilaian/ tanggapan ahli dan tanggapan digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah
pengguna berupa angket. IRR yaitu mengukur kesepakatan antar penilai
E. Teknik Analisis Data (rater). Hal ini penting dalam penelitian untuk
1) Analisis Data Validitasi Asesmen Autentik memastikan bahwa hasil penilaian tidak hanya
Data hasil validasi merupakan gambaran subjektif dan tergantung pada penilaian
kualitas dari instrumen asesmen yang individual, tetapi juga dapat diandalkan dan
dikembangkan. Untuk memperoleh data validasi konsisten antara penilai yang berbeda. Koefesien
dilakukan dengan merekapitulasi semua aspek IRR dalam hal ini adalah koefesien Cohen Kappa
yang dinilai dan hasil penilaian ahli dengan (K) yang dihitung dengan menggunakan aplikasi
menggunakan rumus persentase hasil modifikasi SPSS ver.21. Interpretasi kesepakatan Kappa
dari Sugiyono (2017) adalah: minimal berkategori baik.
Selanjutnya reliabilitas butir soal tes
% penilaian = jumlah nilai dari para ahli x 100% menggunakan rumus Croncbach-Alpha dengan
jumlah total nilai menggunakan aplikasi SPSS ver.21. Kriteria
pengujian reliabilitas tes yaitu jika nilai
Kriteria yang digunakan berdasarkan kriteria Croncbach-Alpha > 0,60 (Arikunto, 2013).
penilaian dari Ratumanan & Laurens (2011). Va
adalah rata-rata hasil penilaian ahli terhadap III. HASIL DAN PMBAHASAN
asesmen autentik yang dikembangkan. Kriteria
digunakan untuk memutuskan bahwa asesmen A. Hasil Pengembangan Produk Asesmen
autentik yang dikembangkan memiliki derajat Autentik

59
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Hasil pengembangan produk asesmen Tahap kedua yaitu pengembangan produk


diperoleh melalui model ADDIE dengan tahapan dengan memvalidasi perangkat asesmen oleh
analisis, design, development, implementation ahli isi dan konstruksi. Hasil pengembangan ini
dan evaluate seperti yang diperlihatkan pada diperoleh skor dan catatan perbaikan instrumen
Gambar 1. yang dikembangkan. Instrumen telah dinyatakan
Berdasarkan hasil pengembangan ini valid berdasarkan hasil validasi ahli selanjutnya
diperoleh produk dalam bentuk lembar observasi diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran.
dan rubrik kemampuan kolaborasi dan soal tes Hasil perbaikan pada uji coba dilakukan revisi
berpikir kritis. Model ADDIE yang digunakan memperoleh produk akhir. Berdasarkan hasil uji
dalam proses pengembangan ini bertujuan untuk lapangan yang telah dilakukan diperoleh bahwa
memastikan keberhasilan pembelajaran. Proses produk asesmen autentik ini dinyatakan valid dan
ini terdiri dari lima tahapan yang saling efektif.
berkaiatan, dimulai dengan analisis dan diakhiri Tahap evaluasi dan revisi dilakukan pada
dengan evaluasi seperti yang diperlihatkan pada setiap tahapan dalam penelitian pengembangan
Gambar 1. ini. Tahap analisis dilakukan evaluasi pada
kurikulum dan diperoleh bahwa sistem penilaian
yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
belum menilai keterampilan kolaborasi dan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Tahap
design dilakukan evaluasi dan revisi terhadap
instrumen yang dikembangkan khususnya
redaksi soal tes kemampuan berpikir kritis
mahasiswa. Evaluasi dan revisi pada tahap
development berdasarkan hasil uji coba ahli
berupa catatan yang diperoleh terkait validitas
instrumen asesmen autentik yang dikembangkan.
Evaluasi yang dilakukan pada tahap
implementasi yaitu melakukan revisi dan
evaluasi melalui kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengembangan ini
diperoleh produk dalam bentuk lembar observasi
dan rubrik kemampuan kolaborasi dan soal tes
berpikir kritis dengan menggunakan metode
Gambar. 1. Bagan pengembangan model
jigsaw.
ADDIE).

Tujuan pengembangan produk ini adalah 1) Produk lembar observasi kemampuan


untuk membuat asesmen dalam pembelajaran kolaborasi mahasiswa
dengan menggunakan metode jigsaw. Pada tahap Produk asesmen autentik berupa lembar
analisis dilakukan analisis kurikulum, RPS, observasi kemampuan kolaborasi mahasiswa
media dan sumber belajar serta lembar Kerja dengan menggunakan metode jigsaw berserta
yang digunakan pada dua mata kuliah yaitu rubriknya disajikan pada Gambar 2.
Pencemaran Lingkungan dan Ekologi Hewan
sehingga diperoleh desain produk instrumen
asesmen autentik yang terdiri atas dua buah
asesmen yaitu (1) asesmen keterampilan
kolaborasi dalam bentuk lembar observasi dan (2)
soal tes kemampuan berpikir kritis.

60
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

f. Keterampilan komunikasi yaitu kemampuan


untuk menunjukkan pengambilan satu
pandangan yang sesuai dengan materi
pelajaran.
g. Kompromi yaitu kemmapuan untuk
menunjukkan fleksibiltas dan berkompromi
menghargai pendapat orang lain.
h. Adaptasibiltas yaitu kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan situasi
yang tidak terduga.
i. Keterbukaan yaitu kemampuan untuk
menerima masukan dan kritik kostruktif dari
anggota timmnya serta terbukt untuk
mempertimbangkan sudut pandang yang
berbeda.
j. Pengambilan keputusan yaitu kemampuan
untuk melakukan evaluasi dan pengambilan
keputusan secara kolektif dengan
Gambar. 2. Lembar observasi kemampuan mempertimbangkan perspektif dan
kolaborasi informasi yang tidak beragam.

Produk asesmen seperti yang dihasilkan pada 2) Produk Soal Tes Kemampuan Berpikir
Gambar 2 dapat digunakan untuk menilai Kritis
kemampuan kolaborasi yang terdiri atas 10 aspek Hasil pengembangan soal tes kemampuan
kemampuan dengan menggunakan metode berpikir kritis yang dilakukan pada dua mata
jigsaw yaitu : kuliah yaitu mata kuliah Pencemaran Lingkungan
a. Saling ketergantungan positif yaitu saling dan Ekologi Hewan. Soal tes kemampuan
ketergantungan dalam bekerjasama dengan berpikir kritis pada mata kuliah Pencemaran
yang lain dalam mengerjakan tugas Lingkungan materi Dampak Logam Berbahaya
kelompok. dan Beracun dapat dilihat pada Tabel 1.
b. Tanggang jawab individu yaitu kemampuan Berdasarkan hasil pengembangan soal tersebut
untuk bertanggungjawab secara penuh diperoleh 5 buah soal pada ranah kognitif 4,5 dan
dalam mengerjakan tugas yang menjadi 6.
bagiannya. Produk soal tes berpikir kritis seperti yang
c. Interaksi melalui tatapan muka yaitu disajikan pada Tabel 1 mampu untuk mengukur :
kemampuan untuk bekerjasama dan tidak a. Kemampuan untuk memberikan penjelasan
memisahkan diri ataupun bermain sederhana dalam mengidentifikasi atau
handphone serta berinteraksi dengan teman merumuskan kriteria untuk menentukan
kelompok lainnya. jawaban yang mungkin.
d. Kerjasama yaitu keahlian untuk bekerja b. Kemampuan membangun keterampilan
sama secara efisien dengan orang lain dalam dasar yaitu kemampaun untuk memberikan
menggapai tujuan bersama, seperti alasan terhadap sesuatu permasalahan.
menuntaskan permasalahan ataupun c. Kemampuan untuk memberikan penjelasan
menciptakan ide-ide serta produk baru. lebih lanjut yaitu kemampuan untuk
e. Berpartisipasi yaitu kemampuan untuk membangun argumen dan asumsi-asumsi
berpartisipasi dan berkontribusi selama terhadap suatu permasalahan yang
kegiatan pembelajaran diberikan.

61
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Tabel 1.
Soal tes kemampuan berpikir kritis pada mata kuliah Tabel 2.
pencemaran lingkungan Soal tes kemampuan berpikir kritis pada mata kuliah
Ekologi Hewan
Indikator
No kemapuan Indikator soal Soal Indikator
berpikir krtis No kemapuan Indikator soal Soal
1 Memberikan Menemukan Uraikan jenis- berpikir krtis
penjelasan jenis-jenis emisi jenis emisi 1 Memberikan Menemukan Jelaskan
sederhana logam di udara logam di udara! penjelasan komponen- komponen
(elementary (C4) sederhana komponen apasaja yang
clarification) (elementary penyusun membangun
2 Membangun Memprediksi Dampak apa clarification) ekosistem (C4) sebuah
keterampilan dampak sajakah yang ekosistem !
dasar (basic kontaminasi akan 2 Membangun Menjelaskan Jelaskan
support) logam dalam ditimbulkan jika keterampilan definisi komunitas bagaimana dua
tanah pertanian terdapat logam dasar (basic (C5) populasi atau
(C5) berbahaya di support) lebih dikatakan
lahan pertanian? sebagai satu
3 Menyimpulkan Menganalisis Bagaimana komunitas !
(inference) dampak dampak 3 Menyimpulkan Menganalisis Berikan
kontaminasi kontaminasi (inference) manfaat penjelasan
logam dalam air logam berat Ekosistem dalam manfaat
(C4) dalam air kehidupan ekosistem bagi
terhadap biota? manusia(C4)) kelangsungan
4 Memberikan Megenerelisasik Identifikasikan hidup manusia!
penjelasan lebih an dampak secara rinci 4 Memberikan Megenerelisasikan Berikan contoh
lanjut (advanced bahan dampak bahan penjelasan lebih bentuk-bentuk bentuk
clarification) berbahaya berbahaya lanjut (advanced interaksi yang interkasi antar
beracun (B3) di beracun (B3) di clarification) terjadi dalam komunitas
lingkungan lingkungan ! suatu komunitas dengan
(C6) (C6) hubungan
5 Menyusun strategi Merumuskan Uraikan netral!
dan taktik cara bagaimana cara 5 Menyusun Merumuskan Berikan
(strategy and penganggulanga menanggulangi strategi factor yang penjelasan
tactics) n dampak bahan dampak bahan dan taktik meyebabkan factor yang
berbahaya berbahaya (strategy and terjadinya suksesi meyebabkan
beracun (B3) di beracun (B3) di tactics) dalam satu terjadi proses
lingkungan lingkungan! ekosistem (C6) suksesi!
(C6)
B. Validitas Produk Asesmen
1). Validasi lembar observasi dan rubrik
d. Kemampuan untuk menyimpulkan kemampuan kolaborasi dengan
kemampuan untuk megkhususkan data serta menggunakan metode jigsaw
pembatasan terhadap ulasan yang telah
diberikan. Lembar observasi merupakan instrument yang
e. Kemampuan untuk menyusun strategi dan digunakan untuk menilai kemampuan kolaborasi
taktik yaitu kemampuan untuk merumuskan mahasiswa, sedangkan rubrik adalah petunjuk
solusi alternatif terhadap sesuatu hal yang pemberian skor terhadap keterampilan
menjadi permasalahan. kolaborasi mahasiswa. Hasil validasi ahli
Soal kemampuan berpikir kritis pada mata disajikan pada Tabel 3.
kuliah ekologi hewan materi Komunitas, Validasi terhadap produk lembar observasi
Ekosistem dan Suksesi dapat dilihat pada Tabel dan rubrik asesmen kemampuan kolaborasi yang
2. Berdasarkan hasil pengembangan soal tersebut digunakan adalah validitas isi (content) yang
juga diperoleh 5 buah soal pada ranah kognitif 4,5 diperoleh dari pendapat ahli (judgments expert).
dan 6. Data hasil uji coba dari ahli berupa data tertulis

62
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

pada kolom catatan dan skor. Skor rata-rata yang 2) Validitas soal tes kemampuan berpikir
diperoleh sebesar 96% seperti yanag tercantum kritis
pada Tabel 3 dengan kategori sangat valid. Hasil validasi ahli terhadap lembar saol tes
Tingginya hasil validasi tersebut disebabkan kemampuan berpikir kritis disajikan pada Tabel
karena asesmen yang dikembangkan 5.
mendapatkan penilaian yang sangat baik pada Tabel 5.
semua aspek yang berarti bahwa asesmen ini Hasil validasi ahli soal tes kemampuan berpikir kritis
sudah sangat baik dan layak untuk digunakan.
Aspek yang Penilaian
Hasil uji coba rubrik asesmen kemampuan No
dinilai (%)
Kategori
kolaborasi tidak didapatkan data tertulis dari ahli, 1 Materi 100 Sangat valid
sehingga dari segi validitas asesmen yang 2 Konstruksi 100 Sangat valid
dikembangkan sudah sangat baik. 3 Bahasa 100 Sangat valid
Tabel 3. Total 100 Sangat Valid
Hasil validasi lembar observasi dan rubrik kemampuan
kolaborasi dengan menggunakan metode jigsaw
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh bahwa pada
Aspek yang Penilaian aspek materi diperoleh persentase sebesar 100%,
No Kategori
dinilai (%)
hal ini berarti bahwa soal tes pada aspek materi
1 Petunjuk 100 Sangat valid
2 Cakupan 80 Valid telah dapat mengukur kemampuan berpikir kritis
3 Penyajian 100 Sangat valid dan sudah sesuai dengan level mahasiswa. Dari
4 Bahasa 100 Sangat valid aspek konstruksi soal tes telah menggunakan kata
5 Komunikasi 100 Sangat valid
tanya perintah uraian serta tidak menimbulkan
Total 96 Sangat Valid
makna ganda, dengan demikian soal berkategori
sangat valid.
Hasil validasi lapangan terhadap asesmen Hasil validasi lapangan terhadap soal tes
lembar observasi dan rubrik kemampuan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada
kolaborasi dilakukan dengan implementasi ke Tabel 6.
dalam proses pembelajaran yaitu pada mata Tabel 6.
Hasil validasi lapangan soal tes kemampuan berpikir kritis
kuliah pencemaran lingkungan dan ekologi
hewan disajikan pada Tabel 4. Mata Kuliah Mata Kuliah
No.
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa bahwa Soal
Pencemaran Ekologi Kategori
Lingkungan Hewan
lembar observasi dan rubrik kemampuan
1 0,816 0,648 Valid
kolaborasi yang dikembangkan pada mata kuliah 2 0,609 0,507 Valid
pencemaran lingukungan dan ekologi hewan 3 0,870 0,697 Valid
telah dinyatakan valid karena diperolah nilai r 4 0,881 0,676 Valid
5 0,921 0,812 Valid
hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,423).
Tabel 4.
Hasil validasi lapangan lembar observasi dan rubrik
kemampuan kolaborasi dengan metode jigsaw
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa soal
tes berpikir kritis pada mata kuliah pencemaran
Butir Pencemaran Ekologi
Kategori lingkungan dan ekologi hewan dinyatakan valid
angket Lingkungan Hewan
karena diperoleh nilai nilai r hitung yang lebih
1 0,547 0,583 Valid
2 0,652 0,478 Valid
besar r tabel (0,423).
3 0,547 0,593 Valid 3) Reliabilitas perangkat asesmen autentik
4 0,821 0,583 Valid Reliabilitas perangkat asesmen autentik
5 0,831 0,656 Valid dilakukan berdasarkan hasil penilaian dari ahli.
6 0,853 0,725 Valid
7 0,835 0,695 Valid
Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus
8 0,908 0,656 Valid percentage of agreements. Hasil perhitungan nilai
9 0,772 0,478 Valid reliabilitas dapat dilihat pada Gambar 3.
10 0,723 0,593 Valid

63
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

berpikir kritis dapat dilihat pada Gambar 5.

0,8
1 Gambar0,683
5. Reliabilitas soal tes kemampuan
berpikir kritis pada uji coba
0,87lapangan

Lembar observasi Soal tes


Pencemaran Lingkungan Ekologi Hewan

Gambar 3. Reliabilitas lembar observasi dan


Gambar 5. reliabilitas soal tes berpikir kritis
soal tes pada uji coba ahli
Berdasarkan Gambar 3 diperoleh bahwa Berdasarkan Gambar 5 diperoleh nilai
instrumen yang dikembangkan memiliki reliabilitas soal tes berpikir kritis pada mata
agreements positif tinggi dari ahli karena nilai kuliah pencemaran lingkungan sangat tinggi dan
reliabilitasnya (R) ≥ 0.70. Reliabilitas lembar ekologi hewan berkategori tinggi dengan rentang
penilaian produk asesmen keterampilan nilai 0,61< r < 0,80.
kolaborasi diperoleh nilai yang tinggi yaitu 0,8 Berdasarkan hasil pengembangan ini
dan soal tes reliabilitas sangat tinggi dengan nilai menujukkan bahwa produk asesmen autentik
R 1,0. Hal ini disebabkan karena skor yang yang dihasilkan sudah dinyatakan valid dan
diberikan oleh kedua orang ahli hampir sama reliabel. Produk asesmen yang dihasilkan dari
pada setiap aspek yang dinilai, demikian halnya segi struktur dan konten telah sangat valid, hal ini
dengan lembar lembar soal kemampuan berpikir berdasarkan tindakan-tindakan yang telah
kritis mahasiswa. dilakukan untuk menguji kevalidan produk
Hasil perhitungan terhadap nilai reliabilitas asesmen ini. Tindakan pembuktian tersebut telah
pada tahap implementasi dapat dilihat pada sesuai dengan metode dengan prosedur yang
Gambar 4 dan 5. tercantum dalam tahapan pengembangan model
ADDIE. Pembuktian melalui validasi ahli dan
lapangan dengan obyek berupa dua buah produk
asesmen yaitu asesmen kemampuan kolaborasi
0,703 dan soal tes berpikir kritis telah memenuhi
0,726 standar nilai validasi yang telah ditetapkan.
Sasaran atau target validasi produk ini
menunjukkan bahwa hasil pengujian tersebut
telah mencapai hasil yang diinginkan secara terus
menerus atau konsisten.
Pencemaran Lingkungan Ekologi Hewan
Produk asesmen autentik yang dihasilkan
memiliki beberapa kelebihan yang diantaranya
Gambar 4. Reliabilitas lembar observasi dan adalah sebagai berikut :
rubrik pada uji coba lapangan 1) Kelebihan produk lembar observasi dan
rubrik kemampuan kolaborasi dengan
Berdasarkan Gambar 4 diperoleh bahwa menggunakan metode jigsaw yaitu :
reliabilitas lembar observasi dan rubrik a. Memiliki validitas yang sangat tinggi
kemampuan kolaborasi pada mata kuliah sebesar 96% dan reliabilitas yang tinggi
pencemaran lingkungan dan ekologi hewan sebesar 0,80.
memiliki kesepakatan antar rater yang baik pada b. Mampu meningkatkan keterampilan/
rentang 0,61<k<0,80. Adapun reliabilitas soal tes kemampuan kolaborasi mahasiswa.

64
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

c. Meningkatnya aktivitas mahasiswa selama namun semuanya menjadi tidak berarti


proses pembelajaran. dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh
d. Mampu meningkatkan pemahaman terhadap dari pengembangan produk ini.
konsep pencemaran lingkungan dan ekologi
hewan. IV. KESIMPULAN
e. Asesmen ini dapat diterapkan pada semua
mata kuliah. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
f. Asesmen ini juga dapat diterapkan pada disimpulkan bahwa :
siswa sekolah menengah (SMP/SMA) dalam Produk asesmen autentik yang dihasilkan berupa
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. lembar observasi kemampuan kolaborasi dan soal
2) Kelebihan produk soal tes berpikir kritis tes berpikir kritis dengan nilai validitas dan
yaitu: reliabilitas yang sangat tinggi.
a. Memiliki validitas yang sangat tinggi Asesemen autentik dengan menggunakan metode
sebesar 100% dan reliabilitas yang sangat jigsaw dapat digunakan untuk mengukur
tinggi sebesar 0,851 kemampuan kolaboratif dan berpikir kritis
b. Soal yang dihasilkan mampu mengukur mahasiswa pendidikan biologi.
keterampilan berpikir pada level C4, C5, C6
DAFTAR PUSTAKA
yang telah telah sesuai dengan tujuan dan
indikator pembelajaran.
c. Soal yang dihasilkan telah menerapkan Agustini, L. I. (2016). Model Pembelajaran
prinsip kontekstual dengan kehidupan nyata Kolaboratif Dan Asesmen Autentik Pada
sehingga mampu mendorong mahasiswa Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal
untuk dapat berpikir pada level atau tingkat Evaluasi Pendidikan, 7(2), 86–94.
tinggi dan tidak terbatas pada satu pola https://doi.org/10.21009/jep.072.02
jawaban melalui proses hapalan. Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi
Berdasarkan hal tersebut, memberi bukti Pendidikan (R. Damayanti (ed.); 2nd ed.).
bahwa produk asesmen ini lebih baik digunakan Bumi Aksara.
dalam pembelajaran khususnya untuk menilai Ayuni, F., Purba, A., & Akhyaruddin, A. (2022).
keterampilan kolaborasi dan kemampuan berikir Penerapan Asesmen Autentik Materi
Menulis Teks Anekdot Kelas X SMA.
krtitis mahasiswa. Hasil yang diperoleh ini
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Sastra, 8(1), 417–428.
oleh Agustini (2016) bahwa asesmen autentik https://doi.org/10.30605/onoma.v8i1.1763
memiliki pengaruh terhadap kemampuan Borja II, R. E. (2018). Honing the 21st century
kolaborasi siswa, serta hasil penelitian oleh characteristics of lecturers in the Faculty of
Irsyad & Sukaesih (2015) yang menyatakan Education for effective job performance.
bahwa asesmen autentik dapat meningkatkan African Educational Research Journal,
kemampuan berpikir kritis siswa. 6(3), 160–164.
Disamping memiliki kelebihan namun juga https://doi.org/10.30918/aerj.63.18.054
diperoleh beberapa kekurangan antara lain : 1) Butakor, P. K., & Ceasar, J. (2021). Analysing
metode jigsaw yang digunakan membutuhkan Ghanaian teachers’ perceived effects of
waktu yang cukup lama untuk menilai, 2) rubrik authentic assessment on student
cukup panjang sehingga perlu dipahami secara performance in Tema Metropolis.
seksama sebelum penerapan di lapangan, 3) soal International Journal of Curriculum and
yang dihasilkan berupa tes uraian sehingga Instruction Butakor & Ceasar/
dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi International Journal of Curriculum and
mahasiswa untuk menjawab soal-soal yang Instruction, 13(3), 1947.
diberikan. Walaupun masih terdapat kekurangan, Daryanto, S. K. (2017). Pembelajaran abad 21.

65
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Pembelajaran Abad 21 Yogyakarta, 276. 21st Century. July, 1–4.


https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.as https://sites.nationalacademies.org/cs/grou
px?id=1145389 ps/dbassesite/documents/webpage/dbasse_
Dewi, A. P., Putri, A., Anfira, D. K., & Prayitno, 070895.pdf
B. A. (2020). Profil keterampilan kolaborasi Nguyen, T. T. K., & Phan, H. M. (2020).
mahasiswa pada rumpun pendidikan MIPA. Authentic Assessment: a Real Life
Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, 18(01), Approach To Writing Skill Development.
229–238. International Journal of Applied Research
Huang, B. S., & Shideler, A. (2021). Leveraging in Social Sciences, 2(1), 20–30.
Student Strengths through Project-Based https://doi.org/10.51594/ijarss.v2i1.97
Learning and Authentic Assessment in an Nisa, K., Thamrin, A., & Agustin, R. S. (2018).
Integrated ENL Classroom. Journal for Perbandingan Model Pembelajaran
Leadership and Instruction, 1(1), 42–41. Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Model
Husairi, H., & Hannan, A. (2022). Penerapan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa
Metode Jigsaw Dalam Meningkatkan Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan
Kemampuan Kognitif Peserta Didik Pada Kelas X Teknik Gambar Bangunan Smk
Mata Pelajaran Ipa Di Mi Nw Lingkuk Negeri 4 Sukoharjo. Indonesian Journal Of
Buak . Journal Of Alifbata: Journal of Basic Civil Engineering Education, 4(1), 67–78.
Education (JBE), 2(1 SE-Research https://doi.org/10.20961/ijcee.v4i1.22554
Articles). Ratumanan, T. G., & Laurens, T. (2011).
https://doi.org/10.51700/alifbata.v2i1.283 Evaluasi Hasil Belajar : Relevan dengan
Irsyad, M., & Sukaesih, S. (2015). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Unesa
Pengembangan Asesmen Autentik Pada University Press.
Materi Interaksi Makhluk Hidup Dengan Riduwan. (2019). Belajar Mudah Penelitian
Lingkungan Untuk Meningkatkan Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Unnes Alfabeta.
Science Education Journal, 4(2), 1253– Soedimardjono, F. P., & Pratiwi, P. (2021).
1260. Cooperative Learning Model with Jigsaw
Isjoni. (2014). Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Type Improves Students’ Sciences Process
Belajar. Skills and Learning Outcomes. JPI (Jurnal
Kutlu, O., & Kartal, S. K. (2018). The Prominent Pendidikan Indonesia), 10(1), 172.
Student Competences of the 21st Century https://doi.org/10.23887/jpi-
Education and The Transformation of undiksha.v10i1.25203
Classroom Assessment. International Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan
Journal of Progressive Education, 14(6), Pendekatan Keuantitatif, Kualitatif, dan
70–82. R&D. Alfabeta.
https://doi.org/10.29329/ijpe.2018.179.6 Tresnawati, C., & Aryanti, F. (2022). Flipped
Miharja, J., & Juniawan, E. A. (2020). LearningDalam Meningkatkan Berpikir
Pengembangan Modul Integrated Kritis Mahasiswa Pada Materi Fotosintesis
Multimedia pada Materi Sistem Ekskresi Dimasa Pandemik Covid-19. Biosfer :
Manusia untuk Meningkatkan Kemampuan Jurnal Biologi Dan Pendidikan Biologi,
Analisis Siswa di SMA. BIOSFER: Jurnal 7(1), 41–49.
Biologi …, 5(2), 1–9. Yasir, A. H., & Alnoori, B. S.M. (2020). Teacher
https://www.journal.unpas.ac.id/index.php/ Perceptions of Critical Thinking among
biosfer/article/view/3334%0Ahttps://www. Students and Its Influence on Higher
journal.unpas.ac.id/index.php/biosfer/articl Education. International Journal of
e/download/3334/1571 Research in Science and Technology, 10(4),
National Research Council. (2012). Developing 198–206.
Transferable Knowlwdgw and Skill in the https://doi.org/10.37648/ijrst.v10i04.002

66
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Keanekaragaman Jenis dan Similaritas Gastropoda Mangrove


Pada TN Baluran dan TN Alas Purwo
Fuad Ardiyansyah1, Lina Susanti2, Hendri Budiawan3
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas PGRI Banyuwangi
Jl. Ikan tongkol no.22, Kertosari, Banyuwangi, Indonesia
e-mail: fuad.bio87@mail.com
Abstrak
Keanekaragaman hayati memiliki manfaat baik secara ekologi, ekonomi, dan budaya yang harus kita jaga dan
lestarikan salah satunya gastropoda mangrove. Diketahui TN Alas Purwo dan TN Baluran sama-sama memili
vegetasi mangrove yang masih alami, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian mengenai bagaimana
keanekaragaman jenis gastropoda dan juga indeks similaritas kedua Taman Nasional tersebut terkait keberdaaan
dan kesamaan jenis gastropoda. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunkan purposive sampling dengan
teknik pengambilan gasris transek menggunakan plot berukuran 22m2. Hasil penelitian didapatkan
Keanekaragaman jenis pada Blok Jati Papak TN Alas Purwo terdapat 19 spesies, sedangkan pada Pantai Bama TN
Baluran terdapat 21 spesies. Indeks rata-rata keanekargaman gastropoda TN Alas Purwo H´ = 2 (sedang); TN
Baluran H´= 2,80 (sedang). Indeks similaritas pada TN Alas Purwo dengan TN Baluran pada stasiun 1 (43%),
Stasiun 2 (43%) dan stasiun 3 (46%) yang dikatagorikan kesamaan komunitasnya sedang.

Kata Kunci—Keanekaragaman, Similaritas, Gastropoda mangrove, TN Alas Purwo, TN Baluran.

Abstract
Biodiversity has ecological, economic, and cultural benefits that need to be conserved and preserved, including
mangrove gastropods. It is known that Alas Purwo National Park and Baluran National Park both have natural
mangrove vegetation, therefore research needs to be conducted on the diversity of gastropod species and the
similarity index between the two National Parks regarding the presence and similarity of gastropod species. The
research methodology used purposive sampling with transect line sampling technique using 22m2 plots. The
research results revealed that there are 19 species of gastropods in the Jati Papak Block of Alas Purwo National
Park, while the Bama Beach of Baluran National Park has 21 species. The average diversity index of gastropods in
Alas Purwo National Parks is H´=2 (moderate), while in Baluran National Parks it is H´=2.80 (moderate). The
similarity index between Alas Purwo National Parks and Baluran National Parks at Station 1 (43%), Station 2
(43%), and Station 3 (46%) is categorized as moderate community similarity.

Keywords: Diversity, similarity, mangrove gastropods, Alas Purwo National Park, Baluran National Park
.
I. PENDAHULUAN perlindungan pantai, habitat satwa dan produksi
primer seperti penghasil utama makanan dan
Keanekargaman hayati merupakan bagian nutrien pool bagi organisme yang menempati
plasma nutfah yang dimiliki dan dijaga oleh tiap vegetasi tersebut. Salah satu organisme yang
negara salah satunya adalah Indonesia. Adanya mendiami dan memanfaatkan nutrien pool pada
keanekaragaman hayati memiliki manfaat dari vegetasi mangrove adalah gastropoda
berbagai aspek seperti bioekologi, bioprospeksi, (Ardiyansyah, 2018). Gastropoda pada vegetasi
dan bioekonomi yang dapat menjaga variasi mangrove memainkan peran baik secara
spesies, genetik dan ekosistem di bumi. Salah herbivor, detrivor dan juga karnivor (Susanti et
satu keanekaragaman hayati tinggi yang dapat al., 2021)(Iksan et al., 2018). Ketiga peran
menjaga variasi genetik dan menyediakan nilai tersebut saling berhubungan dalam rantai
valuasi adalah vegetasi mangrove. Pada vegetasi makanan seperti: 1) kelompok gastropoda
mangrove memiliki peran fungsi ekologis seperti herbivor akan memakan tumbuhan/dedaunan

67
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mangrove dan juga alga yang tumbuh pada II. METODE PENELITIAN
vegetasi mangrove, 2) kelompok gastropoda
detrivor memiliki peran dalam mengurai dan Metode peneletian yang digunkan adalah
memecah bahan organik menjadi partikel kecil purposive sampling, sedangkan teknik
yang kemudian berubah menjadi nutrisi untuk pengmabilan data menggunakan teknik line
organisme lain, 3) kelompok gastropoda karnivor transek. Pengambilan data ini dilakukan di dua
yang berperan dalam pengendalian populasi lokasi penelitian yaitu di Taman Nasional Alas
invertebrata pada ekosistem mangrove. Irma & Purwo Blok Jatipapak dan Taman Nasional
Sofyatuddin, (2012) menjelaskan terdapat Baluran Pantai Bama selama dua bulan. Pada
lokasi penelitian dibuat tiga stasiun penelitian
perbedaan kelimpahan gastropoda pada tegakan
baik di TN Alas Purwo maupun TN Baluran.
vegetasi mangrove. Perubahan penyusun
Jarak antar stasiun dibuat sejauh 1 km. Stasiun
gastropoda tersebut sangat berhubungan dengan
pada lokasi penelitian dibuat dengan luas 1530
faktor abiotik dan juga bahan organik yang
m2 dan disetiap stasiun terdapat tiga garis transek
terdapat pada kawasan tersebut (Ayunda, 2011).
dengan plot berukuran 22 m2.
Hal ini menunjukkan bahawa tiap vegetasi
mangrove mempunyai komponen penyusun
gastropoda berbeda-beda sesuai penyusun
ekosistemnya.
Taman Nasional Alas Purwo dan Taman
Nasional Baluran merupakan Taman Nasioal di
Jawa Timur yang sama-sama memiliki kawasan
vegetasi mangrove. Tercatat bahwa Taman
Nasional Alas Purwo memiliki total luas vegetasi
mangrove seluas 1.200 ha, sedangkan luas
vegeasi mangrove Taman Nasional Baluran
seluas 288,7 ha (Frananda et al., 2015) (Rofi’i et
al., 2021). Vegetasi mangrove baik di TN Alas
Gambar. 1. Penentuan lokasi penelitian yang dilakukan di
Purwo maupun TN Baluran dapat dikatakan TN Alaspurwo Kabupaten Banyuwangi dan TN Baluran yang
sebagai mangrove alami karena kondisi dilakukan di Kabupaten Situbondo
mangrovenya masih ditumbuhi dengan pohon-
pohon mangrove tanpa campur tangan manusia. Untuk analisis data mengadopsi milik
Rofi’i et al., (2021) menjelaskan dikatakan Laxmana et al., (2020) dalam menentukan
sebagai mangrove alami apabila kondisi dominansi suatu spesies pada suatu komunitas
penyusunnya ditumbuhi pepohonan mangrove menggunakan indeks dominansi Simpson, lalu
untuk menentukan keanekaragaman spesies
secara alami dan karakteristik penyusun
dihitung menggunakan indeks Shannon-Weaner.
vegetasinya beragam tanpa campur tangan
manusia. 𝑛𝑖 2
Kondisi mangrove yang alami akan membuat 𝐶 = ∑( )
𝑁
berjalannya siklus biogeokimia dan mendukung
layanan ekosistem (Madkour et al., 2014). dan
Dengan berjalannya siklus biogeokimia tersebut 𝑛𝑖 𝑛𝑖
𝐻´ = − ∑ ( ) 𝑙𝑛 ( )
membuat adanya variasi spesies gastropoda pada 𝑁 𝑁
tiap vegetasi magrove berbeda. Perbedaan variasi Dengan
spesies inilah yang menjadikan keanekaragaman
gastropoda menjadi peran penting dalam ekologi C = indeks dominansi Simpson
dan juga indikator kulitas lingkungan. H´ = Indeks Shannon-Weaner
𝑛𝑖 = Jumlah individu sampel
N = Total individu seluruh spesies

68
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Indeks dominansi Simpson kisaran nilai 0-1, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana nilai semakin kecil menunjukkan tidak
adanya spesies yang mendominasi, sedangkan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
sebaliknya apabila nilai semakin tinggi/ menunjukkan komposisi gastropoda pada hutan
mendekati angka 1 maka terjadi dominansi antar mangrove Blok Jatipapak TN Alas Purwo,
spesies. Untuk nilai keanekaragaman terdapat 19 spesies gastropoda diantaranya dari
dikatagorikan sebagai berikut: Ordo Caenogastropoda, Cycloneritida, Ellobiida,
H´<1,0 = Keanekaragaman spesies rendah Littorinimorpha, Neogastropoda. Sedangkan
1,0<H´<3 = Keanekaragaman spesies sedang variasi spesies terbanyak dari ordo
H´>3 = Keanekaragaman spesies tinggi Caenogastropoda dan Neogastropoda.
Caenogastropoda memiliki variasi spesies seperti
Perbandingan kesamaan jenis komunitas Faunus ater, Cerithidea quoyii, Cerithidea
gastropoda antar stasiun pengamatan dianalisis cingulata, Telescopium telescopium, Conomurex
menggunakan indek similaritas Sorensen. luhuanus. Sedangkan variasi spesies dari ordo
2𝐶 Neogastropoda diantaranya Vexillum daedalum,
𝑆= × 100% Volegalea cochlidium, Chicoreus capucinus,
𝐴+𝐵
Dengan, Vasum turbinellus, Nassarius melanioides.
S = Sorensen similarity index antar dua lokasi Hal berbeda juga ditunjukkan pada tabel 2.
yang diperbandingkan, A = jumlah spesies lokasi komposisi gastropoda mangrove yang ditemukan
pertama (stasiun) dari dua lokasi yang di TN Baluran sekitar Pantai Bama, terdapat dua
diperbandingkan, B = jumlah spesies lokasi puluh satu spesies dengan tujuh ordo diantaranya
kedua (stasiun) dari dua lokasi yang Caenogastropoda, Cycloneritida, Ellobiida,
diperbandingkan, C = jumlah spesies yang sama Littorinimorpha, Neogastropoda, Seguenziida,
dari kedua lokasi diperbandingkan Trochida. Untuk variasi spesies terbanyak dari
Indikator kesamaan komunitas selanjutnya ordo Littorinimorpha dengan tujuh spesies
dibedakan atas kriteria: diantaranya Optediceros breviculum, Littorina
1-30% = kategori rendah,
scabra, Littorina saxatilis, Notocypraea
31-60% = kategori sedang,
angustata, Polinices tumidus, Lambis lambis,
61-91% = kategori tinggi,
>91% = kategori sangat tinggi Lambis lambis.

Tabel 1.
Komposisi Gastopoda di TN Alas Purwo Jatipapak Kabupaten Banyuwangi

Ordo Famili Genus Spesies


Caenogastropoda Potamididae Terebralia Terebralia sulcata
Cerithidea Cerithidea cingulata
Cerithidea obtusa
Telescopium Telescopium telescopium
Cerithiidae Rhinoclavis Rhinoclavis aspera
Cycloneritida Neritiidae Nerita Nerita undata
Nerita articulata
Ellobiida Ellobiidae Cassidula Cassidula aurisfelis
Melampus Melampus (Detracia) floridanus
Littorinimorpha Littorinidae Littoraria Littoraria scabra
Littoraria melanostoma
Littoraria caranifera
Assimineidae Optediceros Optediceros breviculum
Neogastropoda Muricidae Chicoreus Chicoreus capucinus
Chicoreus brunneus
Thais Thais (Thalessa) tuberosa
Nassariidae Hebra Hebra corticata
Nassarius Nassarius melanioides
Nassarius olivaceus

69
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Tabel 2.
Komposisi Gastopoda di TN Baluran Pantai Bama Kabupaten Situbondo

Ordo Famili Genus Spesies


Caenogastropoda Pachychilidae Faunus Faunus ater
Potamididae Cerithidea Cerithidea quoyii
Cerithidea cingulata
Telescopium Telescopium telescopium
Conomurex Conomurex luhuanus
Cycloneritida Neritidae Nerita Nerita articulata
Ellobiida Ellombiidae Cassidula Cassidula aurisfelis
Littorinimorpha Assimineidae Optediceros Optediceros breviculum
Litorinidae Littorina Littorina scabra
Littorina saxatilis
Cyraeidae Notocypraea Notocypraea angustata
Naticidae Polinices Polinices tumidus
Strombidae Lambis Lambis lambis
Laevistrombus Laevistrombus canarium
Neogastropoda Costellariidae Vexillum Vexillum daedalum
Melongenidae Volegalea Volegalea cochlidium
Muricidae Chicoreus Chicoreus capucinus
Turbelinidae Vasum Vasum turbinellus
Nassariidae Nassarius Nassarius melanioides
Seguenziida Chilodontaidae Euchelus Euchelus atratus
Trochida Trochidae Trochus Trochus niloticus

Tabel 3. Pada Tabel 3 menunjukkan total inidividu


Jumlah Gastropoda yang Ditemukan di TNAP
Spesies S1 S2 S3
yang ditemukan di Blok Jati Papak TN Alas
Purwo di tiap stasiun berkisar antara 1.069-2052
Terebralia sulcata 65 70 58
dengan jumlah total individu tertinggi terdapat
Cerithidea cingulata 376 540 125
pada stasiun 1 dengan jumlah 2.052 individu.
Cerithidea obtusa 50 53 36
Berbeda dengan Tabel 4. jumlah individu
Telescopium telescopium 42 61 0 gastropoda yang ditemukan di Pantai Bama TN
Rhinoclavis aspera 0 3 0 Baluran di tiap stasiunnya didapatkan total
Nerita undata 389 382 457 individu tiap stasiun berkisar anatara 2.130-2.733
Nerita articulata 131 139 153 individu dengan jumlah individu terbanayak pada
Cassidula aurisfelis 53 43 1 stasiun 1 dengan total individu 2.733.
Melampus (Detracia)
floridanus
10 15 1 Jika dilihat dari indeks dominansi Simpson
Littoraria scabra 91 92 97 rata-rata pada Blok Jati Papak TN Alas Purwo
Littoraria melanostoma 10 9 7 berkisar C = 0,210 sedangkan pada Pantai Bama
Littoraria caranifera 16 20 3 TN Baluran menunjukkan nilai rata-rata C = 0,07.
Optediceros breviculum 742 470 43 Jika dibandingkan indeks dominansi di antaara
Chicoreus capucinus 54 92 75
kedua Taman Nasional tersebut menunjukkan
Chicoreus brunneus 0 0 1
sama-sama tidak adanya spesies yang
Thais (Thalessa) tuberosa 0 0 1
mendominasi pada komunitas tersebut (C < 1).
Hebra corticata 1 7 1
Terdapat beberapa faktor mengapa tidak adanya
Nassarius melanioides 9 9 10
dominansi pada suatu komunitas, salah satunya
Nassarius olivaceus 13 5 0
faktor lingkungan. Iswanti et al., (2012)
menjelaskan kelompok hewan bentos dalam hal
Total Individu (N) 2052 2010 1069
ini gastropoda dapat dijadikan sebagai
Indeks Simpson (C) 0,210 0,175 0,236
Indeks Shannon-Weaner
bioindikator lingkungan dan juga peka terhadap
1,927 2,052 1,824 perubahan lingkungan. Adanya perubahan-
(H`)

70
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
perubahan lingkungan substrat, cahaya maupun Nilai keanekaragaman gastropoda pada Tabel
kualitas air sangat berpengaruh terhadap 3. TN Alas Purwo menunjukkan keanekaragaman
keberadaan gastropoda tersebut. Selain faktor terbilang sedang karena nilai rata-rata H´= 2.
lingkungan keberadaan predator menjadi Tabel 4. Nilai keanekaragaman pada TN Baluran
pengendali sangat berpengaruh terhadap menunjukkan nilai rata-rata yang hampir sama
pengendalian populasi. Salah satu gastropoda dengan TN Alas Purwo yaitu H´=2,80 yang
yang berperan sebagai predator pada ekosistem diartikan nilai keanekaragamannya sedang.
amngrove adalah Chicoreus capucinus. Tan & Odum, (1998) menjelaskan rendahnya nilai
Oh, (2002) menjelaskan mekanisme Chicoreus keanekaragaman juga bisa disebabkan karena
capucinus mencari mangsanya dengan cara
adanya tekanan dalam ekosistem.
mendeteksi mangsa melalui kemoreseptor berupa
Keanekaragaman rendah dan juga sedang yang
bau yang mengalir pada air. Chicoreus capucinus
juga menyerang mangsanya dengan cara terjadi pada ekosistem cenderung mengalami
mengebor atau tanpa mengebor cangkang, tekanan fisik seperti cuaca, arus laut, dan
terkadang juga menyerang pada bagian pencemaran (Maknum, 2017). Siwi et al (2017)
operkulumnya. Interaksi kompetitif yang menambahkan keanekaragaman gastropoda di
seimbang pada komunitas menjadikan tidak hutan mangrove pantai Sirontoh TN Baluran juga
adanya dominansi antar spesies, sehingga terjadi dipengaruhi oleh adanya topografi dan habitat.
kompetisi dan kemampuan adaptasi yang kuat Pada lokasi penelitian blok Jati Papak TN Alas
disertai daya dukung lingkungan menjadikan Purwo dan juga area mangrove pantai Bama TN
dominansi gastropoda pada kedua Taman Baluran sama-sama berdekatan/langsung dengan
Nasional menjadi rendah. air laut sehingga perpotensi menghadirkan
gastropoda pengunjung. Ayunda (2011)
Tabel 4.
Jumlah Gastropoda yang Ditemukan di TNB menjelaskan terdapat beberapa kelompok
Spesies S1 S2 S3 gastropoda yang mendiami vegetasi mangrove
Faunus ater 202 52 53 seperti kelompok gastropoda asli mangrove,
Cerithidea quoyii 89 152 161 gastropoda fakultatif dan gastropoda pengunjung.
Cerithidea cingulata 251 140 64 Berbeda dengan jenis gastropoda asli mangrove
Telescopium telescopium 168 312 329 seperti pada famili Potamididae, kelompok
Conomurex luhuanus 138 164 70 gastropoda pengunjung memiliki keterkaitan
Nerita articulata 74 168 143 dengan vegetasi mangrove. Hal ini menjadikan
Cassidula aurisfelis 165 86 224 kompetisi dalam mencari sumber makanan pada
Optediceros breviculum 215 124 70 vegetasi mangrove. Jika sumber daya yang
Littorina scabra 165 324 171 dibutuhkan mengalami penurunan maka spesies
Littorina saxatilis 139 238 132 yang membutuhkan sumber daya tersebut
Notocypraea angustata 30 4 0 mengalami penurunan populasi. (Frananda et al.,
Polinices tumidus 89 24 41 2015).
Lambis lambis 1 0 0 Tabel 5.
Laevistrombus canarium 95 92 72 Matrik Perbandingan Indeks Similaritas Sorensen
Vexillum daedalum 109 150 128
IS TNAP1 TNAP2 TNAP3 TNB1 TNB2
Volegalea cochlidium 66 97 98
Chicoreus capucinus TNAP2 97% - - - -
23 120 27
Vasum turbinellus 45 42 26 TNAP3 94% 48% - - -
Nassarius melanioides 254 121 105 TNB 1 43% 42% 44% - -
Euchelus atratus 297 113 120 TNB 2 44% 43% 44% 98% -
Trochus niloticus 118 132 96 TNB 3 46% 44% 46% 95% 97%
Total Individu (N) 2733 2655 2130
Indeks Simpson (C) 0,065 0,069 0,074
Indeks Shannon-Weaner
Nilai indeks kemiripan kekayaan spesies
2,838 2,803 2,759 gastropoda tertinggi 97% sedangkan kemiripan
(H`)

71
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
terendah 42%. Jika dilihat berdasarkan indikator dan digantikan oleh spesies baru maka akan
kesamaan komunitas, baik di TN Alas Purwo mempengaruhi nilai indeks Sorensen.
maupun TN Baluran memiliki katagori tinggi
untuk kesamaan komunitas yakni 97% yang
dapat dikatagorikan kesamaan komunitas sangat IV. KESIMPULAN
tinggi di stasiun 1 dan 2 TN Alas Purwo dengan
stasiun 2 dan 3 di TN Baluran. Namun jika Keanekaragaman jenis pada Blok Jati Papak
dibandingkan kesamaan komunitas TN Alas TN Alas Purwo terdapat 19 spesies gastropoda,
sedangkan pada Pantai Bama TN Baluran
Purwo stasiun 2 dengan TN Baluran di stasiun 1
terdapat 21 spesies gastropoda dengan indeks
kesaan komunitasnya tergolong sedang dengan
rata-rata keanekargaman gastropoda TN Alas
angka 42%. Terdapat delapan spesies yang sama Purwo H´ = 2 (sedang); TN Baluran H´= 2,80
ditemukan di dua lokasi penelitian yaitu (sedang). Tidak adanya dominansi spesies
Cerithidea cingulata, Telescopium telescopium, gastropoda mangrove antara TN Alas Purwo
Nerita articulata, Cassidula aurisfelis, Littoraria dengan TN Baluran (nilai rata-rata TNAP
scabra, Optediceros breviculum, Chicoreus C=0,210; TNB C=0,07). ISS pada kedua Taman
capucinus dan Nassarius melanioides. Dari Nasional Terendah 42% ditunjukkan pada TN
kedelapan spesies tersebut merupakan gastropoda Alas Purwo di stasiun 2 dengan TN Baluran di
dominan yang banyak dijumpai pada vegetasi stasiun 1, sedangkan ISS tertinggi ditunjukkan
mangrove. pada TN Alas Purwo stasiun 1 dengan stasiun 2
Indeks kemiripan yang tinggi pada gastropoda dan TN Baluran stasiun 2 dengan stasiun 3 yaitu
disebabkan karena adanya keterlibatan habitat, 97%.
dalam hal ini adalah vegetasi mangrove. Kedua
Taman Nasional tersebut sama-sama memiliki
vegetasi mangrove yang terbilang masih alami DAFTAR PUSTAKA
dan tidak mengalami deforestasi maupun
Ardiyansyah, F. (2018). Pola Distribusi Dan
degradasi hutan. Hal inilah yang menjadikan
Komposisi Gastropoda Pada Resort Kucur Tn
kondisi lingkungan menjadi seragam/homegen. Alas Purwo. Bioma : Jurnal Biologi Dan
Ernawati et al., (2013) menjelaskan bahwa Pembelajaran Biologi, 3(2), 139–151.
adanya rehabilitasi mangrove berlangsung Ayunda, R. (2011). Struktur Komunitas
dengan meningkatnya jumlah jenis gastropoda Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di
dan keanekaragaman gastropoda dengan Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu. Skripsi,
bertambahnya usia vegetasi mangrove. 1–49.
Mekanisme perbedaan struktur komunitas Ernawati, S., Niartiningsih, A., Nessa, M. Na., &
berdasarkan indeks kemiripan gastropoda terkait Omar, S. B. A. (2013). Suksesi
ukuran kawasan mangrove yang menjadi Makrozoobentos di Hutan Mangrove Alami
cerminan dari perbedaan struktur habitat dan Rehabilitasi di Kabupten Sinjai Sulawesi
mangrove bersangkutan (Omar et al., 2001). Selatan. Jurnal Bionature, 14(1), 49–60.
Rendahnya nilai kesamaan jenis suatu Frananda, H., Hartono, & Jatmiko, R. H. (2015).
komunitas gastropoda dapat disebabkan oleh Komparasi Indeks Vegetasiuntuk Estimasi
perubahan komposisi pada komunitas tersebut. Stok Karbon Hutan Mangrove Kawasan
Prasetyo (2017) menjelaskan lanskap homogen Segoroanak pada Kawasan Taman Nasional
mempunyai interior yang luas namun edge yang Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur.
sempit, sebaliknya jika lanskap heterogen akan Majalah Ilmiah Globe, 17(2), 113–123.
mempunyai interior area kecil dan edge yang Iksan, M. M., Ardiyansyah, F., & As’ari, H.
(2018). Studi Inventarisasi Dan Kepadatan
sangat luas sehingga akan terjadi perubahan
Gastropoda Karnivora Mangrove Di Teluk
komposisi spesies. Jika perubahan dalam
Pangpang Blok Jati Papak Taman Nasional
komposisi spesies pada saat perbandingan antar Alas Purwo. Biosense, 1(1), 51–59.
dua lokasi tidak muncul atau tidak ada spesies Irma, D., & Sofyatuddin, K. (2012). Diversity of

72
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Gastropods and Bivalves in mangrove Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur.
ecosystem rehabilitation areas in Aceh Besar Majalah Ilmiah Globe, 17(2), 113–123.
and Banda Aceh districts, Indonesia. AACL Iksan, M. M., Ardiyansyah, F., & As’ari, H.
Bioflux, 5(2), 55–59. (2018). Studi Inventarisasi Dan Kepadatan
Iswanti, S., Ngabekti, S., Kariada, N., & Martuti, Gastropoda Karnivora Mangrove Di Teluk
T. (2012). Distribusi dan Keanekaragaman Pangpang Blok Jati Papak Taman Nasional
Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa Alas Purwo Mohammad Munirul I , Fuad
Weleri Kabupaten Kendal. Unnes Journal of Ardiyansyah, Hasyim As’ari Program Studi
Life Science, 1(2), 86–93. Biologi , Fakultas Matematika dan Ilmu
Laxmana, M., Kasim, F., & Hamzah, S. N. Pengetahuan Alam Unive. Biosense, 1(1), 51–
(2020). Keanekaragaman Jenis dan Indeks 59.
Kesamaan Gastropoda Epifauna pada Irma, D., & Sofyatuddin, K. (2012). Diversity of
Ekosistem Lamun dan Mangrove di Desa Gastropods and Bivalves in mangrove
Olimoo’o| Species diversity and similarity ecosystem rehabilitation areas in Aceh Besar
index Jurnal Nike, 5, 35–40. and Banda Aceh districts, Indonesia. AACL
Madkour, H. A., Mansour, A. M., Ahmed, A. E. Bioflux, 5(2), 55–59.
H. N., & El-Taher, A. (2014). Environmental Iswanti, S., Ngabekti, S., Kariada, N., & Martuti,
texture and geochemistry of the sediments of T. (2012). Distribusi dan Keanekaragaman
a subtropical mangrove ecosystem and Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa
surrounding areas, red sea coast, egypt. Weleri Kabupaten Kendal. Unnes Journal of
Arabian Journal of Geosciences, 7(9). Life Science, 1(2), 86–93.
Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi (T. Laxmana, M., Kasim, F., & Hamzah, S. N.
Samingan (ed.); Ed 3). Gadjah Mada (2020). Keanekaragaman Jenis dan Indeks
Universitry Press. Kesamaan Gastropoda Epifauna pada
Omar, H., Husin, T. M., & Parlan, I. (2001). Ekosistem Lamun dan Mangrove di Desa
siaStatus of Mangrove in Malay. In Circuit Olimoo’o| Species diversity and similarity
Design (Issue 3). Jurnal Nike, 5, 35–40.
Rofi’i, Ik., Pordjierahajoe, E., & Marsono, D. Madkour, H. A., Mansour, A. M., Ahmed, A. E.
(2021). Keanekaragaman Dan Pola Sebaran H. N., & El-Taher, A. (2014). Environmental
Jenis Mangrove Di Sptn Wilayah I Bekol , texture and geochemistry of the sediments of
Taman Nasional Baluran Diversity and a subtropical mangrove ecosystem and
Distribution Patterns of Mangrove Types in surrounding areas, red sea coast, egypt.
Sptn Region I. Jurnal Kelautan, 14(3), 210– Arabian Journal of Geosciences, 7(9),
Ardiyansyah, F. (2018). Pola Distribusi Dan Maknum, D. (2017). Ekologi: Populasi,
Komposisi Gastropoda Pada Resort Kucur Tn Komunitas,Ekosistem Mewujudkan Kampus
Alas Purwo. Bioma : Jurnal Biologi Dan Hijau, Asri, Islami dan ilmiah (Ahmad Zaen).
Pembelajaran Biologi, 3(2), 139–151. Nurjati Press.
Ayunda, R. (2011). Struktur Komunitas Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi (T.
Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di Samingan (ed.); Ed 3). Gadjah Mada
Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu. Skripsi, Universitry Press.
1–49. Omar, H., Husin, T. M., & Parlan, I. (2001).
Ernawati, S., Niartiningsih, A., Nessa, M. Na., & siaStatus of Mangrove in Malay. In Circuit
Omar, S. B. A. (2013). Suksesi Design (Issue 3).
Makrozoobentos di Hutan Mangrove Alami Prasetyo, L. B. (2017). Pendekatan Ekologi
dan Rehabilitasi di Kabupten Sinjai Sulawesi Lanskap Untuk Konservasi Biodiversitas.
Selatan. Jurnal Bionature, 14(1), 49–60. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Frananda, H., Hartono, & Jatmiko, R. H. (2015). Rofi’i, Ik., Pordjierahajoe, E., & Marsono, D.
Komparasi Indeks Vegetasiuntuk Estimasi (2021). Keanekaragaman Dan Pola Sebaran
Stok Karbon Hutan Mangrove Kawasan Jenis Mangrove Di Sptn Wilayah I Bekol ,
Segoroanak pada Kawasan Taman Nasional Taman Nasional Baluran Diversity and

73
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Distribution Patterns of Mangrove Types in
Sptn Region I. Jurnal Kelautan, 14(3), 210–
222.
Siwi, F. R., Sudarmadji, & Suratno. (2017).
Jurnal Keanekaragaman dan Kepadatan
Gastropoda di Hutan Mangrove Pantai Si
Runtoh. Ilmu Dasar, 18(2), 119–124.
Susanti, L., Ardiyansayh, F., & As’ari, H. (2021).
Keanekaragaman Dan Pola Distribusi
Gastropoda Mangrove Di Teluk Pangpang
Blok Jati Papak Tn Alas Purwo Banyuwangi.
Jurnal Biosense, 4(01), 33–46.
Tan, K. S., & Oh, T. M. (2002). Feeding habits of
Chicoreus capucinus (Neogastropoda:
Muricidae) in a Singapore mangrove.
Bolletino Malacologico, Suppl., 4, 43–50.
Susanti, L., Ardiyansayh, F., & As’ari, H. (2021).
Keanekaragaman Dan Pola Distribusi
Gastropoda Mangrove Di Teluk Pangpang
Blok Jati Papak Tn Alas Purwo Banyuwangi.
Jurnal Biosense, 4(01), 33–46.
Tan, K. S., & Oh, T. M. (2002). Feeding habits of
Chicoreus capucinus (Neogastropoda:
Muricidae) in a Singapore mangrove.
Bolletino Malacologico, Suppl., 4, 43–50.

74
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Kajian Respon Morfologi dan Fisiologi Tabulampot Belimbing


(Averrhoa carambola ) dengan Penambahan Pupuk Organik
Terfermentasi Mikro Organisme Lokal (MOL)

Tristi Indah
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI Banyuwangi
Jl. Ikan Tongkol No 1 & 22 Banyuwangi , Indonesia
tristiindah99@gmail.com

Abstrak
e-mail:
Belimbing (Averhoa carambola L.) isi_kontak_email@penulis.com
mengandung vitamin A dan vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan. Belimbing
banyak ditanam masyarakat sebagai tanaman di pot (tabulampot). Prinsip tabulampot adalah teknik budidaya tanaman
dengan memanfaatkan lahan sempit. Permasalahan yang ditemui dalam budidaya tabulampot adalah perlunya
perawatan yang intensif untuk merangsang pembuahan. Pemakaian pupuk organik disamping dapat menyuplai hara
NPK, juga dapat menyediakan unsur hara mikro. Penggunaan MOL yang berasa dari air cucian beras ternyata dapat
memberikan dampak yang positif untuk pertumbuhan tanaman, dimana Limbah air beras putih mengandung nitrogen
0,015 %, fospor 16,306 %, kalium 0,02 %, kalsium 2,944 %, magnesium 14,252 %, sulfur 0,027 %, besi 0,0427 %,
vitamin B1 0,043 %.Metode Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkapi (RAL) dengan 4 taraf
perlakuan diulang sebanyak 3 kali, yakni P0 = Tanpa Pupuk Organik , P1 = Pupuk Organik sebanyak 250 ml/l, P2 =
Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l dan P3= Pupuk Organik sebanyak 450 ml/l . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan pupuk organik terfermentasi MOL efektif , dimana perlakuan dengan taraf P2 (Pupuk Organik sebanyak
350 ml/l) memberikan hasil terbaik pada seluruh komponen morfologi dan fisologi (tinggi, jumlah daun dan hari
munculnya bunga dan kandungan klorofil tabulampot belimbing.
Kata kunci: Belimbing, Fisiologi, , MOL, Morfologi, Tabulampot.

Abstract
Kata Kunci—Tuliskan
Carambola (Averhoa 4carambola
atau 5 buah
L.)kata kuncivitamin
contains atau frasa menurut
A and urutan
vitamin alfabet
C which aredipisahkan
beneficial dengan tanda
for health. koma. is
Belimbing
widely planted by the community as a plant in pots (tabulampot). The principle of tabulampot is a technique of
cultivating plants by utilizing narrow land. The problem encountered in tabulampot cultivation is the need for
intensive care to stimulate fertilization. Besides being able to supply NPK nutrients, the use of organic fertilizers can
also provide micronutrients. The use of MOL which tastes from rice washing water can actually have a positive
impact on plant growth, where White rice water waste contains 0.015% nitrogen, 16.306% phosphorus, 0.02%
potassium, 2.944% calcium, 14.252% magnesium, 0.027% sulfur, iron 0.0427%, vitamin B1 0.043%. The research
method used was a Complete Randomized Design (CRD) with 4 treatment levels repeated 3 times, namely P0 = No
Organic Fertilizer, P1 = 250 ml/l Organic Fertilizer, P2 = 350 ml/l organic fertilizer and P3 = 450 ml/l organic
fertilizer. The results showed that the addition of MOL fermented organic fertilizer was effective, where treatment
with P2 level (Organic Fertilizer 350 ml/l) gave the best results in all morphological and physiological components
(height, number of leaves and days of appearance of flowers and chlorophyll content of tabulampot star fruit.

Keywords: Carambola, MOL, Morphology, Physiology, Tabulampot.

75
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

I. PENDAHULUAN NPK tanah rendah sampai sangat rendah


(Sumantra et al, 2012), sehingga kualitas buah
Belimbing (Averhoa carambola L.)
yang dihasilkan belum memenuhi standar.
merupakan jenis buah-buahan hortikultura
beriklim tropis mengandung vitamin A dan Masalah nutrisi tanaman yakni NPK tanah
vitamin C yang tinggi dan bermanfaat bagi masih menjadi salah satu faktor utama tanaman
kesehatan tubuh bila dikonsumsi secara rutin. untuk segera masuk ke fase generative. Namun
Belimbing banyak ditanam masyarakat sebagai penggunaan pupuk kimia NPK yang berlebihan
tanaman di kebun, dipekarangan rumah dan di pot dapat menurunkan daya dukung tanah, sehingga
(tambulampot), karena rasanya manis serta segar diperlukan penambahan bahan organik tanah.
dan banyak mengandung air ini, sangat potensial Kehadiran pupuk organik akan menyebabkan
untuk dikembangkan dan bernilai ekonomis terjadinya sistem pengikatan dan pelepasan ion
tinggi. (Hasbimutsani, 2021). dalam tanah sehingga dapat mendukung
pertumbuhan tanaman. Kemampuan pupuk
Tabulampot adalah singkatan dari tanaman
organik untuk mengikat air dapat meningkatkan
buah dalam pot. Prinsip tabulampot adalah teknik
porositas tanah sehingga memperbaiki respirasi
budidaya tanaman dengan memanfaatkan lahan
dan pertumbuhan akar tanaman. Pupuk organik
sempit untuk menanam berbagai jenis buah-
merangsang mikroorganisme tanah yang
buahan dalam pot atau wadah lainnya. Prinsip ini
menguntungkan, misalnya rhizobium, mikoriza
didasarkan bahwa tidak perlu memiliki lahan
dan bakteri. Manfaat lain dari pupuk organik
yang luas untuk menanam berbagai jenis buah-
yaitu aman bagi manusia dan lingkungan .
buahan. Beberapa prinsip tabulampot meliputi
pemilihan jenis tanaman yang tepat, penggunaan Pemakaian pupuk organik tidak menimbulkan
media tanam yang baik dan pemeliharaan yang residu pada hasil panen sehingga tidak
tepat, serta pengendalian hama dan penyakit membahayakan manusia dan lingkungan. Pupuk
secara tepat. organik disamping dapat menyuplai hara NPK,
juga dapat menyediakan unsur hara mikro
Potensi tabulampot di Indonesia sangat besar,
sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro
karena Indonesia memiliki iklim yang cocok
(Indra et al., 2018)
untuk pertumbuhan jenis buah-buahan. Bahkan
Pemerintah Indonesia telah mempromosikan Salah satu pupuk organik yang dapat
konsep tabulampot sebagai salah satu solusi diberikan adalah pupuk organik cair. Pembuatan
untuk meningkatkan produksi buah-buahan di pupuk organik cair mudah dilakukan, bahannya
area perkotaan dan pedesaan. Tabulampot juga banyak terdapat di sekitar pekarangan rumah kita
menjadi pilihan menarik dalam pengembangan seperti jerami padi, kotoran ayam, batang pisang
bisnis Bibit tanaman Buah dengan unsur dan serabut kelapa. Dalam pertumbuhan tanaman
rekreatif, dimana terdapat nilai tambah ketika memerlukan tiga unsur hara penting, yaitu
ukuran tabulampot yang tidak terlalu besar nitrogen, fosfat dan kalium. Nitrogen berfungsi
namun sudah menunjukkan proses pembuahan. untuk membentuk akar, daun, dan batang serta
menghijaukan daun. Sementara fosfor dan kalium
Permasalahan yang ditemui dalam budidaya
berfungsi untuk menguatkan perakaran dan
Tabulampot adalah perlunya perawatan yang
batang, merangsang pembungaan dan buah,
intensif untuk merangsang pembuahan (Sumantra
membuat biji menjadi bernas atau berisi, serta
et al., 2015). Konsumen selalu menginginkan
memaniskan rasa buah atau umbi . (Aguzaen,
tabulampot dapat segera masuk ke fase
2015)
pembuahan agar dapat terlihat fungsi
rekreatifnya, sehingga dibutuhkan perlakuan Dalam pembuatan pupuk organik diperlukan
yang sesuai untuk dapat merangsang pembuahan mikroorganisme untuk dapat mengubah unsur C
di luar musim pada Tabulampot. Kandungan hara dan N menjadi bentuk tersedia bagi tanaman.

76
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Mikroorganisme ini dinamakan Mikro dpl, dengan rata-rata suhu hariann yakni 300 C
Organisme Lokal (MOL). Mikro Organisme dan kelembaban udara yakni 60 %.
Lokal (MOL) merupakan bahan dasar komponen
pupuk yang mengandung mikroorganisme tidak Alat dan Bahan
hanya bermanfaat bagi tanaman tapi juga sebagai Alati yangi digunakann adalah alat pertanian,
agen dekomposer bahan organik limbah pertanian Media tanam (campuran 1:1:1 antara Tanah, pasir
juga limbah rumah tangga yang dapat dan sekam), polybag jumbo pengganti pot
meningkatkan peran mikroorganisme tanah yang tanaman dengan ukuran 60 x 60 cm, hand
bermanfaat melalui peningkatan kandungan sprayer, Botol air mineral bekas, gelas ukur,
timbangan digital, pengaduk, kertas label, ajir,
unsur hara didalam tanah, mengefisienkan
penggaris, meteran, kamera, jangka sorong dan
penyerapan unsur hara. Jenis mikroorganisme
spektrofotometer. Bahann yang digunakann Bibit
dalam Mikro Organisme Lokal (MOL)
Tanaman, Belimbing (Averrhoa carambola )
(Ekawandani & Halimah, 2021) yang sudah berumur 1 tahun, Serta bahan
berupa Saccharomyces sp., Pseudomonas sp., pembuatan pupuk oganik terfermentasi MOL
Lactobacillus sp., Azospirillum sp., Azotobacter yakni bonggol pisang yang dicincang halus, air
sp, Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus sp. cucian beras bilasan pertama, air kelapa muda,
mikroba pelarut fosfat, dan mikroba selulolisis gula merah,
yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah atau Penelitian ini menggunakan Rancangani
mempercepat pengomposan (Ditjenbun, 2018) Acaki Lengkapi (RAL) dengan 4 taraf perlakuan
Penggunaan MOL yang berasal dari air cucian diulang sebanyak 3 kali, yakni
beras dapat memberikan dampak yang positif • P0 = Tanpa Pupuk Organik
untuk pertumbuhan tanaman, dimana limbah air • P1 = Pupuk Organik sebanyak 250 ml/l,
beras putih mengandung nitrogen 0,015 %, • P2 = Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l
fospor 16,306 %, kalium 0,02 %, kalsium 2,944 • P3= Pupuk Organik sebanyak 450 ml/l
%, magnesium 14,252 %, sulfur 0,027 %, besi Pembuatan Pupuk Organik
0,0427 %, vitamin B1 0,043 % (Indra et al., Pembuatan Pupuk Organik terfermentasi
2018). Hasil Penelitian sebelumnya menunjukkan MOL dengan tahapan sebagai berikut: masukkan
penambahan konsentrasi MOL 24% memberikan dalam ember ukuran 3 liter yakni 3kg bonggol
pertumbuhan tanaman kangkung terbaik yakni pisang yang sudah dicincang, 500 ml air cucian
dengan karakteristik tinggi tanaman 46,73 cm, beras, 500 ml air kelapa muda dan 500 gr gula
jumlah daun adalah 45 helai pada 28 hari setelah merah yang sudah diiiris kasar, tambahkan air
tanam, berat per tanaman adalah 14,67 g, dan bersih hingga volume mencapai 3 liter. Lalu tutup
berat per polibag adalah 39,91 g (Jumriani K et ember yang sudah berisi bahan tadi dengan
al., 2018) menggunakan kantong plastik dan diikat dengan
tali rafia. 6. Kemudian, didiamkan selama 2
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti minggu dan jangan lupa membuka tutup ember
tertarik untuk mengkaji Respon Morfologi dan setiap pagi atau sore hari, ini gunanya agar gas
Fisiologi Tabulampot dengan Penambahan yang ada di dalam bisa di keluarkan (Laepo et al.,
Pupuk Organik Terfermentasi Mikro Organisme 1858). Pupuk Organik diberikan ke tanaman
Lokal (MOL) setiap minggu sekali dengan diencerkan terlebih
II. METODE PENELITIAN dahulu dengan air 1 liter sesuai dengan dosis
perlakuan, pengaplikasian dengan cara disiram di
Tempat Penelitian sekitar perakaran tanaman.
Penelitianx ini telahh dilaksanakann pada bulan Pengamatan
Maret hingga Juni 2023 di Green House dan Komponen Morfologi Tanaman
Laboratorium Prodi Biologi Universitas PGRI 1. Tinggi Tanaman (cm)
Banyuwangi, dengan ketinggiann tempat 300 m 2. Jumlah daun (helai)
3. Hari muncul bunga (hari)

77
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Komponen Fisiologi Tanaman mengandung unsur hara N, P, dan P2O5 yang


1. Kandungan Klorofil a dibutuhkan tanaman untuk sintesa asam amino
2. Kandungan Klorofil b dan protein, terutama pada titik tumbuh tanaman
3. Kandungan klorofil total sehingga mempercepat proses pertumbuhan
tanaman seperti pembelahan sel dan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN perpanjangan sel sehingga meningkatkan tinggi
tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
Dari Hasil Uji BNJ α = 0,05 menunjukkan bahwa Jumlah Daun
perlakuan pupuk organik pada Tabulampot Hasil analisis ragam perlakuan pupuk organik
Belimbing berpengaruh nyata tinggi tanaman cair terfermentasi MOL terhadap rata -rata
pada saat 60 Hari setelah Perlakuan, dimana jumlah daun tabulampot belimbing menunjukkan
penambahan pupuk organik sebanyak 350 ml/l bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada rata-
menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman rata jumlah daun sejak umur 30, 60 dan 90 Hari
terbaik, namun berbeda tidak nyata saat pupuk setelah perlakuan penambahan pupuk organik di
organik ditingkatkan menjadi 450 ml/l. Hasil semua taraf perlakuan. Jumlah daun tertinggi
analisis ragam rata- rata tinggi tanaman ditunjukkan pada taraf P3 (Pupuk Organik
tabulampot belimbing dengan adanya sebanyak 450ml/l), namun berbeda tidak nyata
penambahan pupuk organik terfermentasi MOL bila taraf perlakuan diturunkan menjadi P2
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini: (Pupuk organik sebanyak 350 ml/l).
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman tabulampot belimbing (cm)
Hasil analisis ragam rata- rata jumlah daun
tabulampot belimbing dengan adanya
Rata-rata tinggi tanaman (cm) penambahan pupuk organik terfermentasi MOL
Perlakuan pupuk
organik dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:
30 HSP 60 HSP 90 HSP
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tabulampot Belimbing (helai)
P0 (Kontrol) 135,3a 143,6a 158,2a
Perlakuan Pupuk Organik Rata-Rata Jumlah Daun (helai)
P1 (250 ml/l Pupuk 142,1b 154,8b 168,6b
organik) 30 HSP 60 HSP 90 HSP
a a
P2 (350 ml/l Pupuk 145,7b 162,3c 175,3b P0 (Kontrol) 357,2 375,3 396,4a
organik) P1 (250 ml/l Pupuk 392,1b 421,2b 451,5b
P3 (450 ml/l Pupuk 140,9 b
161,5 c
171,1 b Organik)
organik) P2 (350 ml/l Pupuk 435,1c 475,2c 498,2b
BNJ α = 0,05 5,6 11,2 10,4 Organik)

Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang P3 (450 ml/l Pupuk 474,2c 485,6c 521,6b
sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada taraf Uji Organik)
BNJ α = 0,05 BNJ α = 0,05 34,9 46,1 55,1
HSP = Hari Setelah Perlakuan
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa bila kolom yang sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak
dibandingkan dengan kontrol, Tinggi tanaman nyata pada taraf Uji BNJ α = 0,05
Tabulampot Belimbing di umur 90 HSP HSP = Hari Setelah Perlakuan
menunjukkan perbedaan yang nyata saat Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat diketahui
diberikan perlakuan pupuk organik sebanyak 25 bahwa penambahan pupuk organik terfermentasi
ml/l, namun tidak berbeda nyata meskipun dosis MOL sangat berpengaruh secara signifikan dan
ditingkatkan hingga mencapai 450 ml/l pupuk
nyata pada semua taraf perlakuan dari usia 30
organik. HSP hingga 90 HSP. Hal ini menunjukkan Pupuk
Perlakuan pupuk organik terfermentasi MOL ini Organik betul-betul dbutuhkan dalam proses
berpengaruh nyata pada tinggi tanaman di setiap pertumbuhan di fase vegetatif yakni pertumbuhan
umur mulai dari 30 HSP, 60 HSP hingga 90 HSP, Daun Tabulampot Belimbing ini. Menurut
hal ini menunjukkan bahwa Pupuk organik (Ekawandani & Halimah, 2021) keberadaan

78
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

mikroorganisme yang terkandung dalam MOL mikrorganisme ini berpengaruh positif terhadap
juga mempengaruhi peningkatan lebar daun sifat fisik dan kimia tanah untuk menjamin
tanaman selada seperti Azospirillium sp yang mineral yang ada di dalam tanah menjadi bentuk
berfungsi untuk memperbaiki perakaraan yang lebih sederhana dan tersedia bagi tanaman.
sehingga mempengaruhi penyerapan unsur hara Hal inilah yang memacu pertumbuhan tanaman
yang secara langsung berpengaruh pada baik di fase vegetatif atau Fase generatif dalam
pertumbuhan jumlah daun tanaman (Rostikawati merangsang pembungaan pada tanaman.
et al., 2012)
Kandungan Klorofil
Hari Munculnya Bunga Hasil analisis ragam rata-rata kandungan klorofil
Hasil Perlakuan Pupuk Organik terfermentasi pada daun tabulampot belimbing yang diambil di
MOL pada Tabulampot Belimbing menunjukkan akhir perlakuan yakni 90 Hari setelah Perlakuan
hasil rata-rata hari munculnya bunga yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan, bila dibandingkan dengan perlakuan signifikan bila dibandingkan perlakuan kontrol,
kontrol, dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini dimana dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini:
:
Rata-rata Kandungan Klorofil
Rata-rata Hari Muncul Bunga
Hari Muncul Bunga (Sejak 1 minggu Pelaksanaan

(hari) 12
11,35
100
Kandungan Klorofil mg/g 10 9,87
90 87 9,33

80 8 7,24
7,36
Perlakuan)

70 65 6 6,48 6,21
60
60 55 5,21
4
50 4,11 3,13
2 3,39
40 2,15
30 0
20 Po P1 P2 P3
Taraf Perlakuan Pupuk Organik
10 Terfermentasi MOL (ml/l)
0
Po P1 P2 P3
Perlakuan Pupuk Organik
Klorofil a Klorofil b
Terfermentasi MOL

Gambar 2. Grafik Rata-fata Kandungan Klorofil a, Klorofil b dan


Gambar 1. Grafik Rata-rata Hari Muncul Bunga Tabulampot Klorofil Total Daun Tabulampot Belimbing setelah diberikan
Belimbing setelah 1 minggu perlakuan pertama dilakukan Perlakuan

Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa Berdasarkan gambar 2 diatas dapat diketahui
Penambahan Pupuk Organik terfermentasi MOL bahwa kandungan Klorofil a, Klorofil b dan
berpengaruh secara signifikan dengan rata-rata Klorofil Total menunjukkan hasil tertinggi pada
sebesar 22% lebih cepat jika dibandingkan Hasil ektraksi klorofil pada daun tabulampot
perlakuan kontrol. Hal ini sesuai dengan belimbing untuk diuji menggunakan alat taraf
penelitian sebelumnya dimana Wuryandari perlakuan P2 (Pupuk Organik sebanyak 350
(2015) mengemukakan bahwa bonggol pisang ml/l), namun menjadi turun ketika taraf perlakuan
mengndung karbohidrat (66%), protein, air dan ditingkatkan menjadi P3 (Pupuk Organik
mineral penting yakni pati (45,4%) protein sebanyak 450 ml/l). Hasil uji kandungan klorofil
(4,35%) serta nahan pengurai yakni Bacillus , sp,
Aeromonas sp dan Aspergillus niger. Adanya

79
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

dengan menggunakan alat spektrofotometer UV- Belimbing, namun menurun bila taraf perlakuan
VIS dalam dilihat pada Gambar 3 dibawah ini : ditingkatkan menjadi P3 (Pupuk Organik
sebanyak 450 ml/l)
Peningkatan komponen morfologi diatas sesuai
dengan komponen fisiologi yakni terjadi juga
peningkatan klorofil a, klorofil b dan klorofil total
juga menunjukkan perbedaan yang signifikan,
dimana kandungan klorofil a,b dan klorofil total
tertinggi ditunjukkan juga pada hasil perlakuan
P2 (Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l).

DAFTAR PUSTAKA

Aguzaen, S. (2015). Pemberian Pupuk Organik


Cair Untuk Mengurangi Pemakaian Pupuk
Anorganik Pada Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogeae L.). Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 19–
27.
Ekawandani, N., & Halimah, N. (2021).
Gambar 3. Ektraksi Klorofil Pada Daun Tabulampot Belimbing Pengaruh Penambahan Mikroorganisme
untuk selanjutnya Diuji Dengan Alat Spetrofotometer UV-VIS
Lokal (MOL) Dari Nasi Basi Terhadap
Pupuk Organik Cair Cangkang Telur.
Dari Gambar 2. Diatas dapat diketahui bahwa BIOSFER : Jurnal Biologi Dan Pendidikan
pemberian Pupuk Organik terfermentasi MOL Biologi, 6(Volume 6 No 2), 2–9.
beroengaruh signifikan terhadap kandungan https://doi.org/10.23969/biosfer.v6i2.4944
klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Hal ini Hasbimutsani. (2021). Panduan Teknis Budidaya
sesuai bahwa penambahan Pupuk organik MOL Belimbing (Averrhoa carambola) Untuk
dapat menjamin ketersediaan komponen utama Pemula. https://tanipedia.co.id/panduan-
tumbuh tanaman yakni asam amino, amida, teknis-budidaya-belimbing-averrhoa-
protein, klorofil dan akoloid sebanyak 40-60% carambola-untuk-pemula/
dalam protoplasma sel. Unsur N yang terkandung Indra, H., Ginting, J., Program, C.,
dalam Pupuk Organik sangat berperan dalam Agroteknologi, S., Pertanian, F., & Medan,
pembentukan membran tilakoid sebagai tempat U. (2018). Aplikasi Pupuk Organik Cair
penyimpanan pigmen klorofil pada tanaman. Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.)
IV. KESIMPULAN Application of Organic Liquid Fertilizer on
Growth and Production of RiceVarieties
Berdasarkan hasil penelitian yang telah (Oryza sativa L.). Jurnal Pertanian Tropik
dilakukan, terbukti bahwa penambahan pupuk E-ISSN, 5(3), 355–363.
organik terfermentasi MOL efektif dalam https://jurnal.usu.ac.id/index.php/Tropik
mendukung pertumbuhan tanaman khususnya Jumriani K, J. K., Patang, P., & Mustarin, A.
Tabulampot Belimbing yang menjadi obyek (2018). Pengaruh Pemberian Mol Terhadap
dalam penelitian ini. Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Dalam semua komponen morfologi yakni Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir).
tinggi tanaman, jumlah daun dan hari munculmya Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3,
bunga menunjukkan bahwa perlakuan dengan 19. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i0.5450
taraf P2 (Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l) Laepo, K. D., Pas, A. A., & Idris. (1858).
memberikan hasil terbaik pada Tabulampot Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung

80
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486

Manis Giving Response of Various Dosage


of Kelor Leaf Moll With Addition of
Banana Fruit Leather To Growth and.
Agrotech, 9(1), 12–18.
Rostikawati, R. T., Kurniasaih, S., & Sari, D. N.
(2012). Pengaruh Pemberian
Mikroorganisme Lokal (Mol) Bonggol
Pisang Nangka Terhadap Produksi Rosella
(Hibiscus sabdariffa l).
Sumantra, I. K, Labek, I. N., & Pura, S. (2015).
Pembuahan Salak Gulapasir Di Luar Musim
Berkualitas Standar Salak Indonesia. Jurnal
Bakti Saraswati, 04(01), 64–72.
Wuryandari, B. B. (2015). Pengaruh Perbedaan
Konsentrasu Dan Frekuensu Pemberuan
Mukroorganusme Lokal (Mol) Daru
Bonggol Pusang ( Musa balbisiana )
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasul
Produksu Tanaman Tomat. Sanata Dharma
Yogyakarta.

81

Anda mungkin juga menyukai