Abstrak
Saat ini telah banyak terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ekpolitasi sumber daya alam yang berlebihan
oleh manusia. Lingkungan hidup erat kaitannya dengan manusia, hewan, tumbuhan, dan berbagai jenis makhluk hidup
lainnya. Manusia dan makhluk hidup lainnya memiliki ketergantungan terhadap lingkungan melalui proses dan
interkasi kehidupan dan saling membutuhkan satu sama lain. Meski demikian, masih terdapat kelompok warga yang
berada di daerah yang masih menjaga lingkungan melalui kearifan lokal yang terus dipertahankan hingga saat ini.
Salah satunya kelompok warga yang terdapat di Desa Ciwarna Kecamatan Mancak Kabupaten Serang, Banten yang
mana lokasinya berdekatan dengan aliran sungai di kawasan Cagar Alam Rawa Danau (CARD). Penelitian ini
menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulakan, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten. Tahapan pada penelitian
dimulai dari persiapan, studi pendahuluan, wawancara, observasi, pengolahan dan analisis data. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kearifan lokal memberikan dampak yang baik terhadap kelestarian sumber air, flora dan fauna
di kawasan Cagar Alam Rawa Danau. Aliran air di kawasan Cagar Alam Rawa Danau sangat terjaga kualitasnya,
begitupun dengan flora dan faunanya. Kearifan lokal tersebut diharapkan mampu menyadarkan warga yang lain dan
disekitarnya bahwa pentingnya menjaga lingkungan.
Kata Kunci—Cagar Alam Rawa Danau, Kearifan Lokal, Lingkungan Hidup, Sungai.
Abstract
The environment very closely related to living things, humans and living things depend on the environment through
life processes and interactions and need each other. However, there are still groups of residents in the area who
continue to protect the environment through local wisdom that has been maintained to this day. One of the community
groups in Bulakan Village, Mancak, Serang, Banten, which is located close to a river in the Rawa Lake Nature Reserve
area. This study uses research with a qualitative approach, namely through interviews, observation, and documentation
techniques. This research was conducted in Ciwarna Village, Mancak District, Serang Regency, Banten. The stages
in the research started from preparation, preliminary study, interviews, observation, data processing and analysis. The
results of this study indicate that local wisdom has a positive impact on the preservation of water sources, flora and
fauna in the Lake Swamp Nature Reserve area. The quality of the water flow in the Rawa Lake Nature Reserve area
is very well maintained, as well as the flora and fauna. Through this local wisdom, it is hoped that it will be able to
make other residents and those around them aware of the importance of protecting the environment.
1
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
2
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
jenis bambu (Leksono et al., 2021). Dengan Bulakan. Peneliti dalam melaksanakan observasi
berbagai macam keanekaragaman dan keunikan ini. Selain melakukan wawnacara, peneliti juga
yang terdapat di CARD, sudah sepatutnya kita melakukan penelusuran data terkait dengan
berkontribusi untuk tetap menjaga kondisi kearifan lokal di desa setempat. Tahapan dalam
lingkungan di kawasan CARD agar tetap terjaga. penelitian ini antara lain menetapkan siapa saja
Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat yang akan menjadi informan, melaksanakan
bagaimana kearifan lokal warga di sekitar kegiatan wawancara, mencatat setiap informasi
kawasan CARD dalam menjaga lingkungan yang disampaikan kepada peneliti, melakukan
terutama air di wilayah Cagar Alam tersebut. analisis, dan membuat kesimpulan
Masyarakat di Desa Bulakan yang lokasinya Penelitian dilakukan selama 1 bulan yang
berada dekat dengan kawasan Cagar Alam Rawa mana 1 bulan tersebut dilakukan untuk persiapan
Danau memiliki kearifan lokal yang menarik pelaksanaan penelitian, melakukan studi
untuk digali yang ternyata dalam kearifal lokal pendahuluan sebagai dasar informasi dalam
tersebut terdepat nilai-nilai dan budaya dalam melaksanakan penelitian, memperoleh data,
menjaga lingkungan kawasan Cagar Alam Rawa menganalisis data, dan menarik sebuah
Danau. Hal ini juga yang menjadi alasan kesimpulan.
mengapa hingga saat ini kawasan Cagar Alam
Rawa Danau tetap terjaga lingkungannya dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kerusakan dan polusi lingkungan.
Hal ini menjadi penting untuk diteliti sebagai Kearifan lokal merupakan sebuah nilai dan
bagian dari pembelajaran bagi masyarakat yang etika tentang berbagai macam hal yang
lain tentang bagaimana sebuah kearifan lokal berkembang di dalam masyarakat yang dikelola
yang berkembang di tengah masyarakat dapat secara tradisional secara terus menerus atau
berdampak positif terhadap lingkungan. Tujuan berkelanjutan (Daniah, 2020). Kearifan lokal
dari penelitian ini sendiri untuk mengetahui sendiri dapat diartikan sebagai arah dan filosofi
bagaimana kearifan lokal yang ada di Desa hidup yang digunakan untuk mengatur kehidupan
Bulakan yang mana lokasinya berdekatan dengan sehari-hari. Kearifan lokal juga terdiri atas
kawasan Cagar Alam Rawa Danau berimplikasi beberapa norma yang telah mengakar di
terhadap kelestarian lingkungan di Cagar Alam masyarakat secara eksklusif yang berpadu
tersebut. dengan nilai-nilai unsur kebudayaan (Meilana &
Aslam, 2022). Pada beberapa pendapat di atas
II. METODE PENELITIAN dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal
merupakan sebuah tindakan atau perilaku yang
Penelitian yang dilaksanakan ini khas pada sebuah kelompok masyarakat di mana
menggunakan penelitian dengan pendekatan perilaku atau tindakan tersebut menjadi sebuah
kualitatif dan menggunakan teknik wawancara, panduan dan tuntunan dalam berkehidupan.
observasi, dan dokumentasi. Pelaksanaan Secara administratif, Desa Bulakan berada
kegiatan wawancara dilakukan secara mendalam di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang,
guna mendapatkan informasi yang lengkap Provinsi Banten. Desa Bulakan memiliki luas 665
tentang kearifan lokal di wilayah tersebut. Ha dengan jumlah penduduk 4541 jiwa, secara
Selanjutnya data penelitian didapatkan melalui letak Desa Bulakan berdekatan langsung dengan
wawancara. Wawancara merupakan tahapan Cagar Alam Rawa Danau. Cagar Alam Rawa
penting yang dilaksanakan kualitatif (Rosaliza, Danau sendiri merupakan sebuah kawasan suaka
2015). alam (KSA) yang memiliki satwa, tumbuhan, dan
Untuk informan yang dilakukan wawancara ekosistem yang khas. Cagar Alam Rawa Danau
adalah Kepala Desa Bulakan, Tokoh Masyarakat merupakan cagar alam rawa air tawa pegunungan
Desa Bulakan, dan beberapa warga Desa yang lokasinya berada di kawasan Cagar Alam
3
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Gunung Tukung Gede yang memiliki luas kurang tetap terjaga kelestariannya. Salah satu mengapa
lebih 3.542,79 Ha. kondisi air di kawasan Cagar Alam Rawa Danau
Masyarakat Desa Bulakan yang lokasinya tetap terjaga karena tidak terjadinya pencemaran
berdektan dengan Cagar Alam Rawa Danau air dari dampak minyak, minyak yang berada di
merupakan sebuah Desa pedalaman yang masih bagian permukaan air akan menghalangi sinar
melestarikan adat sunda dan kebudayaan dari. matahari yang masuk ke air dan akan
Dalam upaya untuk melestarikan kawasan Cagar terhambatnya proses fotosentesis pada air
Alam Rawa Danau masyarakat sekitar tetap tersebut. Terhambatnya proses fotosintesis dan
menjaga kearifan lokal yang dipertahankan oleh masukan oksigen akan sangat menggangu
leluhur mereka hingga saat. Kawasan Cagar organisme yang ada di dalam air (Hendrawan,
Alam Rawa Danau yang dialiri aliran sungai 2018).
hingga saat ini masih tetap terjaga hingga saat ini. Sebagaimana diketahui bahwa air
Aliran sungai tersebut dibuat irigasi dan merupakan perpaduan antara unsur kimia,
digunakan oleh warga sekitar untuk kebutuhan biologi, dan juga fisika. Ketiga komponen
pengairan untuk mengairi sawah-sawah dan memiliki keterikatan satu sama lain sehingga
kebutuhan pertanian lainnya yang mana wilayah ketika terdapat satu faktor atau komponen
tersebut mayoritas bertani untuk memenuhi terganggung maka gangguan tersebut akan
kebutuhan hidup warga sekitar. berpengaruh terhadap komponen yang lain
Selain digunakan untuk mengairi untuk (Fatimah & ., 2020). Sehingga kearifan lokal
kebutuhan pertanian, sungai tersebut juga yang diterapkan hingga saat ini sudah berhasil
digunakan oleh warga sekitar untuk menyebrangi dalam menjaga kelestarian lingkungan terutama
antar satu wilayat daratan dengan wilayah daratan sungai yang berada di kawasan Cagar Alam
yang lainnya dengan menggunakan perahu Rawa Danau. Kearifan lokal tersebut juga
sampan kayu yang hanya menggunakan dayung, diharapkan mampu menyadarkan warga di
dan kondisi ini sudah berlangsung sejak lama wilayah yang lain dan disekitarnya bahwa
bahkan sejak puluhan tahun yang lalu. Mesikipun pentingnya menjaga lingkungan (Primayanti &
demikian, kondisi sungai yang berada di kawasan Puspita, 2022).
Cagar Alam Rawa Danau masih tetap terjaga Namun demikian, masih terdapat banyak
kelestariannya dan tidak tercemar. Berdasarkan kekurang dalam penelitian ini tentang bagaimana
hasil wawancara, warga sekitar dilarang kearifan lokal yang berkembang dapat menjaga
menggunakan perahu yang menggunakan mesin tumbuhan di kawasan Cagar Alam Rawa Danau,
yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sehingga peneliti menyarankan kepada peneliti
dan hanya diperbolehkan menggunakan perahu selanjutnya agar dapat menggali lebih jauh
sampan kayu yang menggunakan dayung. Warga tentang dampak positif kearifan lokal yang
sekitar percaya bahwa jika perahu menggunakan berkembang terhadap tumbuhan di kawasan
mesin maka suara bising yang dihasilakan dari Cagar Alam Rawa Danau.
perahu mesin tersebut akan mengganggu
makhluk halus yang yang ada di kawasan Cagar IV. KESIMPULAN
Alam Rawa Danau.
Kepercayaan ini sudah berlangsung sejak Cagar Alam Rawa Danau yang merupakan
lama dan turun temurun diceritakan dari generasi kawasan rawa air pegunungan satu-satunya di
ke generasi di Desa tersebut. Mitos yang mereka pulau Jawa merupakan sebuah aset sumber daya
percayai selama ini justru berdampak baik pada alam (SDA) yang sangat berharga dan harus tetap
kelestarian kawasan Cagar Alam Rawa Danau, dijaga kelestariannya. Kearifan lokal yang
dengan tidak digunakannya perahu yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bulakan
menggunakan mesin di kawasan Cagar Alam menjadi salah satu cara yang dilakukan agar
Rawa Danau justru menjadikan kawasan tersebut kelestarian air yang terdapat di kawasan Cagar
4
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Alam Rawa Danau tetap terjaga, bahkan tidak Bioindikator Kualitas Ekosistem di Cagar
hanya air melainkan juga flora dan faunanya Alam Rawa Danau Serang Banten. Biota,
11(2).
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.20414/jb.v11i2.143
Leksono, S. M., Marianingsih, P., Ilman, E. N., &
Anwar, K. (2018). PERAN SISTEM
Maryani, N. (2021). Online Learning Media
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
on Biology Conservation: Rawa Danau
DALAM MENINGKATKAN MUTU
Nature Reserve Website. International
PENDIDIKAN DI MADRASAH.
Journal of Interactive Mobile Technologies,
TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama
15(8).
Islam, 1(1).
https://doi.org/10.3991/ijim.v15i08.21567
https://doi.org/10.30659/jpai.1.1.41-56
Meilana, S. F., & Aslam, A. (2022).
Daniah. (2020). Kearifan Lokal (Local Wisdom)
Pengembangan Bahan Ajar Tematik
Sebagai Basis Pendidikan Karakter. Pusat
Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar.
Jurnal UIN Ar-Raniry (Universitas Islam
Jurnal Basicedu, 6(4).
Negeri), 1(2).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.281
Fatimah, A. S., & . S. (2020). Dampak
5
Eksploitasi Minyak Dan Gas Bumi Pada
Primayanti, N. W., & Puspita, V. (2022). Local
Degradasi Biota Perairan Dan Penurunan
wisdom narrative in environmental
Kualitas Air Permukaan. Jurnal Offshore:
campaign. Cogent Arts and Humanities,
Oil, Production Facilities and Renewable
9(1).https://doi.org/10.1080/23311983.202
Energy, 4(1).
2.2090062
https://doi.org/10.30588/jo.v4i1.732
Rosaliza, M. (2015). WAWANCARA, SEBUAH
Handayani, A., Soenarno, S. M., & A’ini, Z. F.
INTERAKSI KOMUNIKASI DALAM
(2022). Hubungan Pengetahuan
PENELITIAN KUALITATIF. Jurnal Ilmu
Lingkungan Hidup Terhadap Sikap Peduli
Budaya, 11(2).
Lingkungan Siswa SMPN 20 Depok.
https://doi.org/10.31849/jib.v11i2.1099
EduBiologia: Biological Science and
Tohri, A., Rasyad, A., Sururuddin, M., & Istiqlal,
Education Journal, 2(1).
L. M. (2022). The urgency of Sasak local
https://doi.org/10.30998/edubiologia.v2i1.1
wisdom-based character education for
1827
elementary school in East Lombok,
Hendrawan, D. (2018). Kualitas Air Sungai
Indonesia. International Journal of
Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak
Evaluation and Research in Education,
dan Lemak ( Water Quality of Ciliwung
11(1).
River Refer to Oil and Grease Parameter ).
https://doi.org/10.11591/ijere.v11i1.21869
Ilmu - Ilmu Perairan Dan Perikanan
Indonesia, Desember(15).
Khastini, R. O. (2018). Ragam Liken
Berdasarkan Ketinggian Dataran sebagai
5
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstrak
Sisik ikan berfungsi sebagai pelindung tubuh, mendukung pergerakan, adaptasi lingkungan, serta dapat digunakan
dalam identifikasi jenis ikan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik sisik pada ikan wader bintik
(Barbodes binotatus), khususnya menentukan karakteritik permukaan sisik terkait penebalan dan jarak antar-circuli.
Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung pada preparat basah pada sisik bagian dorsal, ventral, dan posterior
(caudal) secara mikroskopik dengan perbesaran 40X dan 100X, dan dilakukan pemfotoan dengan skala ukur.
Pengamatan penebalan dan jarak antar circuli dengan menggumakan aplikasi ImageJ versi 13.0.6. Hasil penelitian
menunjukkan bagian dorsal dijumpai fokus dengan bentuk seperti sarang lebah, bagian ventral berbentuk seperti titik
pusat bergranula, sedangkan bagian posterior tidak dijumpai fokus, namun terdapat garis celah lateral. Penebalan pada
circuli rata-rata berkisar 60,81 μm, sedangkan jarak antar-circuli rata-rata dengan panjang 28,41 μm pada bagian
ventral, 31,58 μm bagian posterior (caudal), dan 34,35 μm pada bagian dorsal. Kesimpulan penelitian adalah bentuk
sisik B. binotatus yang ditemukan berbentuk square, oblonga, dan round, dengan rata-rata penebalan circuli 60,81
μm, dan jarak antar-circuli pada sisik bagian dorssal, ventral, serta posterior (caudal) antara 28,41-34,35 μm.
Penelitian yang dilakukan dapat digunakan dalam memprediksi umur ikan, serta mengetahui perubahan lingkungan
perairan seperti fluktuasi suhu, pola curah hujan, atau tingkat pencemaran..
Abstract
The fish scales serve as body protection, support movement, facilitate environmental adaptation, and can be used for
fish species identification. The research aims to identify the characteristics of scales in the spotted barb (Barbodes
binotatus), specifically focusing on determining the surface characteristics of scales related to thickness and inter-
circuli distance. The study involved direct observation of wet preparations on the dorsal, ventral, and posterior
(caudal) scale regions under a microscope at 40X and 100X magnification. Scale photographs were taken using a
measuring scale. The thickness and inter-circuli distance were analyzed using ImageJ software version 13.0.6. The
results showed that the dorsal region exhibited honeycomb-like focal points, the ventral region had granular central
dots, while the posterior region lacked focal points but had lateral line gaps. The average thickness of the circuli
ranged around 60,81 μm, while the average inter-circuli distance measured 28,41 μm for the ventral region, 31,58
μm for the posterior (caudal) region, and 34,35 μm for the dorsal region. The research concluded that the scales of
B. binotatus had square, oblong, and round shapes, with an average circuli thickness of 60,81 μm and inter-circuli
distances ranging from 28,41 to 34,35 μm for the dorsal, ventral, and posterior (caudal) scales. This research can be
utilized for fish age prediction and understanding environmental changes such as temperature fluctuations, rainfall
patterns, and pollution levels.
6
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
I. PENDAHULUAN umumnya hanya mengidentifikasi morfologi
Indonesia memiliki keanekaragaman spesies sisik dan membandingkan bagian-bagian sisik
ikan air tawar yang tinggi, dengan jumlah yang pada beberapa sisi tubuh ikan (Al Jufaili et al.,
ditemukan mencapai 1.700 spesies (Dudgeon, 2021; Lubis et al. 2021; Ganzon et al., 2012).
2000; Gustiano et al., 2021). Berdasarkan data Sedangkan penelitian terkait pengukuran
FishBase ternyata dari 1.700 spesies ikan penebalan pada permukaan sisik, khususnya di
air tawar tersebut, masih tercatat sebanyak 1.258 daerah circuli belum pernah dilakukan termasuk
spesies, sehingga 442 spesies belum terdata pada B. binotatus, sehingga penelitian yang
dalam situs tersebut (Gustiano et al., 2021). dilakukan selain membandingkan morfologi sisik
Berkaitan dengan hal tersebut, maka sangat pada bagian dorsal, ventral, dan posterior
(caudal), juga akan lebih spesifik dalam
penting untuk dilakukan identifikasi spesies ikan,
menetukan jarak antar-circuli, serta penebalan
dengan harapan dapat menjadi data informasi
yang terbentuk pada daerah tersebut.
serta dalam mendukung pemanfaatan ikan
tersebut (Pramono, As’ari, and Rohmawati II. METODE PENELITIAN
2022).
Fadhil et al. (2016), menyatakan bahwa A. Lokasi Penelitian
terdapat metode yang umum digunakan dalam Penelitian dilakukan dilakukan di
mengidentifikasi jenis ikan diantaranya dengan laboratorium Biologi, FMIPA, Universitas PGRI
teknik morfometrik. Morfometrik merupakan Banyuwangi, yang dilaksanakan pada bulan Mei
penentuan jenis ikan berdasarkan bentuk dan – Juni 2023.
susunan tubuh ikan (Putri & Madduppa 2020). B. Metode Peneitian
Menurut Akmal et al. (2018), dalam mendukung Penelitian identifikasi morfologi sisik yang
metode morfometrik untuk menentukan spesies dilakukan pada sampel ikan wader bintik
ikan, juga perlu melakukan pengamatan pada tipe (Barbodes binotatus) dengan panjang ikan ± 9,16
sisik, serta pigmentasi pada sisik ikan. cm. Pengamatan struktur sisik dan circuli
Roberts (1993), menjelaskan bahwa fungsi dilakukan pada 3 sisi bagian tubuh ikan yaitu; sisi
sisik ikan sebagai pelindung tubuh, serta dorsal, ventral, dan posterior (caudal). Prosedur
mendukung pergerakan dan adaptasi lingkungan, pengamatan karakter sisik dilakukan dengan
juga dapat digunakan dalam proses taksonomi tahapan pembuatan preparat basah, dengan
ikan (Farah-Ayuni et al. 2016). Motamedi et al. mengambil secara langsung sisik pada
(2020), menjelaskan bahwa struktur makro dan permukaan ikan, kemudian menempatkan pada
mikro sisik ikan sejak abad ke-20 menjadi alat kaca benda, selanjutnya dilakukan pengamatan
penting dalam menentukan klasifikas ikan. dibawah mikroskop dengan perbesaran 40X dan
Sedangkan dibidang taksonomi dan perikanan, 100X, serta dilakukan pemfotoan dengan skala
sisik ikan dapat digunakan untuk menentukan ukur. Selanjutnya untuk mengukur penebalan dan
umur dan jenis kelamin ikan (Ganzon et al. jarak antar circuli menggumakan aplikasi
2012), identifikasi (Ibanez & O’Higgins 2011), ImageJ versi 13.0.6.
serta untuk mengetahui informasi filogenik ikan
(Khemiri et al. 2001).
Penelitian yang dilakukan difokuskan untuk
mengidentifikasi karakteristik sisik pada ikan
wader bintik (Barbodes binotatus). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Lubis et al.
(2021), tipe sisik pada ikan wader bintik
(Barbodes binotatus) adalah cycloid. Esmaeili et
al. (2012), menjelaskan sisik tipe cycloid ditandai
dengan adanya circuli, yaitu lapisan penebalan
yang melingkar yang terdapat pada permukaan Gambar 1. Lokasi pengambilan sisik ikan; A. dorsal; B. ventral; C.
sisik. Beberapa penelitian telah dilakukan posterior (caudal)
7
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Hasil identifikasi morfologi sisik ikan wader ventral; dan C. posterior (caudal), dapat dilihat
bintik (B.binotatus) pada sisi: A. dorsal; B. pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Morfologi sisik ikan wader bintik (Barbodes binotatus) pada sisi: A. dorsal; B. ventral; dan C. posterior (caudal);
Rostar/anterior (RO), lateral (L), posterior (P), focus (F), lateral line canal (LLC), radii (R), circuli (C)
Berdasarkan Gambar 2 diatas menunjukkan 2016), dan pada sisik bagian posterior (caudal)
bawah sisik B.binotatus memiliki tipe Cycloid, berbentuk membulat (round) (Ganzon et al.,
hal tersebut sesuai pernyataan Lubis et al. (2021), 2012; Al Jufaili et al., 2021). Farah-Ayuni et al.
yang menyatakan tipe sisik B. binotatus adalah (2016), menjelaskan bahawa sisik tipe cycloid
cycloid, sedangkan bentuk sisik dorsal berbentuk umumnya digambarkan sebagai sisik berbentuk
persegi (square), bagian ventral berbentuk cakram, halus, dan tipis.
memanjang (oblonga)(Wainwright & Lauder,
Gambar 3. Bagian-baian sisik ikan; circuli (C), radii (R), focus (F)
Gambar 2 - 3 menunjukkan bahwa pada sisik bagian dorsal dan ventral terdapat fokus namun
bagian dorsal, ventral, dan posterior (caudal) pada kedua sisik tersebut, fokus terlihat berbeda.
terdapat perbedaan baik dari segi bentuk dan Sisik bagian dorsal fokus berbentuk seperti
keberadaan fokus pada sisik, dimana pada sisik sarang lebah (Esmaeili et al. 2012) dan terletak
8
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
dibagian tengah, sedangkan sisik bagian ventral yang ditemukan di daerah tersebut mempunyai
fokus berupa titik pusat yang letaknya lebih kesamaan (Lubis et al., 2021).
kearah anterior sisik (Masood et al. 2015). Pada Bagian anterior/rostral sisik menunjukkan
sisik bagian posterior (caudal) tidak dijumpai daerah yang lebih besar dan lebar dibandingkan
fokus namun terdapat garis celah lateral (lateral dengan bukaan pada daerah posterior (Ganzon et
line canal), Lubis et al. (2021) juga menjelaskan al. 2012). Sedangkan circuli dari sisik bagian
celah garis lateral juga ditemukan pada sisik dorsal dan ventral berorentasi mengelilingi fokus
lateral yang terletak di sepanjang sumbu anterior- Gambar 4 & 5. Circuli sisik posteriol (caudal)
posterior sisik yang terdiri dengan dua bukaan. cenderung menghadap saluran garis lateral
Sisik bagian posterior (caudal) yang diambil (Masood et al. 2015; Lubis et al. 2021). Circuli
sebagai sampel menunjukkan bahwa sisik ini merupakan daerah penebalan yang umumnya
tersebut berada di daerah linea lateralis yaitu mengelilingi daerah fokus Gambar 3. Setiap
garis yang terletak pada bagian lateral sepanjang circuli dipisahkan oleh ruas antarsirkuler dan
sisi anterior-posterior yang membagi tubuh ikan lepidont, yang dapat ditemukan pada beberapa
menjadi daerah dorsal dan ventral sisik ikan yang berbeda-beda (Lubis et al., 2021).
(Sukmaningrum et al., 2020). Karakteristik sisik
C D
Gambar 4. Susunan circuli pada sisik bagian ventral B.binotatus; A. struktur mikroskopis circuli, B. model
penebalan pada daeerah circuli, C. nampak samping model 3D barisan circuli, dan D. nampak bagian atas barisan
circuli model 3D
9
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Gambar 4A-D menunjukkan susunan struktur Circuli tersebut dipisahkan oleh ruas
circuli pada sampel sisik bagian ventral. Circuli antarsirkuler (Lubis et al., 2021), sehingga
tersebut berputar mengelilingi fokus dengan terdapat ruangan tertentu antar-circuli satu
membentuk tonjolan yang bergerigi pada dengan yang lainnya. Jarak antar-circuli akan
permukaannya (Esmaeili et al. 2012), selain itu mempengaruhi pelebaran pada sisik, (ADF&G,
2021) menjelaskan bahwa pertumbuhan jarak
circuli ini membentuk gelombang (Gambar 4C- antar-circuli dapat dipengaruhi oleh musim,
D) yang menunjukkan adanya lembah dan dimana pertumbuhan circuli pada musim panas
puncak (Wainwright & Lauder 2016). Hasil akan lebih cepat serta jarak circuli lebih lebar,
pengukuran penebalan circuli tersebut dapat sedangkan selama musim dingin circuli tumbuh
dilihat pada Table 1. lebih lambat dan berdampak terhadap jarak
Tabel 1. circuli lebih sempit. Selama pertumbuhan
Hasil pengukuran penebalan circuli
tahunan, pertambahan circuli dengan jarak antar-
No Sampel Circuli
Tinggi Penebalan circuli dengan lebar dan sempit dapat digunakan
(μm) untuk memprediksi usia ikan (Doyle et al., 1992).
1 Circuli 1 62,11 Hasil pengukuran jarak antar-circuli pada sisik
2 Circuli 2 57,84 bagian dorsal, ventral, dan posterior (caudal)
3 Circuli 3 47,98 pada sampel 20 circuli, dapat di lihat pada Tabel
4 Circuli 4 60,42 2.
5 Circuli 5 61,26
Tabel 2.
6 Circuli 6 65,85 Hasil pengukuran antar-circuli pada sisik bagian dorsal, ventral,
7 Circuli 7 61,01 dan posterior (caudal)
8 Circuli 8 71,98
9 Circuli 9 66,96
Jarak Antar-circuli (μm)
10 Circuli 10 52,70
Sampel
No.
Mean 60,81 Circuli Posterior
Dorsal Ventral
SD 6,91 (Caudal)
Min 47,98
Max 71,98 Circuli
1 1 39,37 30,43 37,23
Tabel 1 menunjukkan pengukuran penebalan Circuli
2 2 33,98 34,50 37,70
sampel circuli pada 10 lokasi berbeda, didapatkan
Circuli
penebalan rata-rata pada circuli 60,81 μm, 3 3 36,47 34,50 26,80
dengan penebalan terkecil sebesar 47,98 μm dan Circuli
terbesar 71,98 μm. Pengukuran penebalan circuli 4 4 33,12 30,18 32,76
dilakukan pada batas lembah dan puncak pada Circuli
permukaan sisik Gambar 5. 5 5 32,63 34,50 38,72
Circuli
6 6 29,81 32,08 38,72
Circuli
7 7 34,76 30,43 34,25
Circuli
8 8 26,06 30,64 32,76
Circuli
9 9 29,14 26,61 31,27
Circuli
10 10 28,16 25,01 28,29
Circuli
11 11 53,13 19,62 43,18
Circuli
12 12 44,02 20,60 26,80
Circuli
13 13 46,79 22,60 28,64
Gambar 5. Diagram pengukuran penebalan circuli
10
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
antar radii berbentuk menggembung (Doyle et
Jarak Antar-circuli (μm) al.,1992), hal tersebut dapat dijumpai pada ke-3
Sampel
No.
Circuli
sisik dibagian dorsal, ventral, dan posterior
Posterior
Dorsal Ventral
(Caudal) (caudal). Farah-Ayuni et al. (2016), menjelaskan
bahwa ciri-ciri yang dapat digunakan untuk
Circuli membedakan spesies ikan dapat ditentukan
14 14 29,14 25,16 33,30 berdasarkan penutup radii, struktur bentuk antar-
Circuli radii, dan susunan radii.
15 15 33,98 23,30 26,80
Circuli
16 16 32,63 31,87 27,17
Circuli
IV. KESIMPULAN
17 17 28,62 32,49 32,76
Circuli Sisik B.binotatus bertipe Cycloid, dengan
18 18 32,63 25,01 26,80 bentuk square pada bagian dorsal, oblonga pada
Circuli bagian ventral, dan round bagian posterior
19 19 29,10 30,33 20,85
Circuli
(caudal). Bagian dorsal ditemukan fokus dengan
20 20 33,51 28,25 26,80 bentuk seperti sarang lebah, bagian ventral
berbentuk seperti titik pusat bergranula,
Mean 34,35 28,41 31,58 sedangkan bagian posterior tidak ditemukan
fokus namun terdapat garis celah lateral.
SD 6,82 4,64 5,56
Penebalan pada circuli rata-rata berkisar 60,81
Min 26,06 19,62 20,85 μm, sedangkan jarak antar-circuli rata-rata
dengan panjang 28,41 μm pada bagian ventral,
Max 53,13 34,50 43,18 31,58 μm bagian posterior (caudal), dan 34,35 μm
Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran jaran pada bagian dorsal. Struktur antar-radii pada
antar-circuli pada sisik bagian dorsal, ventral, dan bagian dorsal dan posterior (caudal) terlihat lebih
posterior (caudal), dapat dilihat rata-rata jarak mengembung, sedangkan pada bagian ventral
antar-circuli antara sisik bagian dorsal dan lebih rata.
posterior (caudal) relatif sama yaitu pada kisaran Penelitian terkait karakteristik pada penebalan
31,58 – 34,35 μm, sedangkan rata-rata jarak dan jarak antar-circuli yang dilakukan dapat
antar-circuli sisik bagian ventral lebih kecil yaitu digunakan sebagai gambaran menetukan estimasi
28,41 μm. Berdasarkan bentuk dan ukuran sisik umur ikan, selain itu pola jarak antar-circuli pada
bagian ventral, lebih memanjang (oblonga) sisik ikan dapat digunakan untuk
(Wainwright & Lauder 2016; Ganzon et al., mengidentifikasi adanya perubahan lingkungan
2012; Al Jufaili et al., 2021), dengan bagian perairan seperti fluktuasi suhu, pola curah hujan,
posterior menyempit. Ukuran sisik bagian ventral atau tingkat pencemaran. Sehingga untuk
berdasarkan pengamatan terlihat lebih kecil penelitian selanjutnya dirasa perlu untuk
dibandingkan bagian dorsal dan posterior mengidentifikasi pengaruh paparan cemaran
(caudal), sehingga memungkinkan jarak antar- terhadap karakterisitik sisik ikan.
circuli lebih sempit dibandingkan bagian lainnya.
Berdasarkan karakteritik radii, pada sisik bagian DAFTAR PUSTAKA
dorsal, ventral, dan posterior (caudal), dibedakan
dengan radii tanpa pola yang ditemukan pada Akmal, Yusrizal, Fatmawati Saifuddin, and
sisik bagian ventral, dan radii dengan pola Ilham Zulfahmi. (2018). Prosiding Seminar
mozaik ditemukan pada sisik bagian dorsal dan Nasional Biotik Karakteristik Morfometrik
posterior (caudal) Gambar 2. Radii tersebut dapat Dan Studi Osteologi Ikan Keureling.
dijumpai pada beberapa bagian sisik mulai dari Alaska Department of Fish and Game. (2021).
bagian anterior/rostal, lateral, dan juga posterior Morphology. https://www.adfg.alaska.gov/
(Ganzon et al. 2012; Lubis et al., 2021). index.cfm?adfg=chinookscaleagestudy.morp
Sedangkan pada bagian anterior/rostral struktur hology (June 13, 2023).
11
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Doyle, R. W., A. J. Talbot, and R. R. Nicholas. (Teleostei: Gobiidae): Light and Scanning
(1992). Statistical Interrelation of Length, Electron Microscopy Approaches.
Growth, and Scale Circulus Spacing: Microscopy Research and Technique 84(12):
Appraisal of a Growth Rate Estimator for 3128–49.
Fish. Canadian Journal of Fisheries and Khemiri, S, F J Meunier, M Laurin, and L
Aquatic Sciences 49: 701–8. Zylberberg. (2001). “Morphology and
Dudgeon, David. (2000). The Ecology of Structure of the Scales in the Gadiformes
Tropical Asian Rivers and Streams in Relation (Actinopterygii : Teleostei :
to Biodiversity Conservation. Annual Review Paracanthopterygii) and a Comparison to the
of Ecology, Evolution, And Systematics 31: Elasmoid Scales of Other Teleostei.” Cahiers
239–63. De Biologie Marine 42(4): 345–62.
Esmaeili, H. R., A. Gholamifard, N. Zarei, and A. Lubis, Khairiza, Mufti Sudibyo, Elida Hafni
Arshadi. (2012). Scale Structure of a Cyprinid Siregar, and Nurlaini Laili. (2021). Short
Fish, Garra Rossica (Nikol’skii, 1900) Using Communication: Morphological Study of the
Scanning Electron Microscope (SEM). Scales of Barbodes Cf. Binotatus (Cyprinidae)
Iranian Journal of Science and Technology, from Toba Lake, Indonesia by Using Scanning
Transaction A: Science A4: 487–92. Electron Microscopy-Energy Dispersive
Fadhil, Rahmad, Muchlisin Zainal A., and Sari Spectroscopy (Sem-Eds). Biodiversitas 22(9):
Widya. (2016). Hubungan Panjang-Berat Dan 3821–28.
Morfometrik Ikan Julung-Julung Masood, Zubia et al. 2015. Comparative Studies
(Zenarchopterus Dispar) Dari Perairan Pantai on Some Morphometric and Meristic
Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Characteristics of the Scales in Four Mugilid
Kelautan dan Perikanan Unsyiah 1(1): 146– Species of the Family Mugilidae for
59. Identifying Their Significance in Taxonomy.
Farah-Ayuni, F., A. O. Muse, A. Samat, and M. Biological Forum 7(1): 176–84.
N. Shukor. (2016). Comparative Scale Motamedi, Mina, Azad Teimori, Vahid Amiri,
Morphologies in Common Freshwater Fishes and Majid Askari Hesni. (2020).
of Peninsular Malaysia - A Case Study. In AIP Characterization of Age-Dependent
Conference Proceedings,. Variability in the Flank Scales of Two
Ganzon, Mary Ann M., Mark Anthony J. Torres, Scorpaeniformes Fishes by Applying Light
Jessie J. Gorospe, and Cesar G. Demayo. and Scanning Electron Microscopy Imaging.
(2012). Variations in Scale Morphology Micron 128: 102778.
between Sexes of the Spotted Barb, Puntius Pramono, Yudi Bagus, Hasyim As’ari, and Siti
Bionotatus (Velenciennes, 1842) Rohmawati. (2022). Identifikasi Bentuk Dan
(Actinopterygii: Cyprinidae). In 2nd Ukuran Sel Ctenii Pada Sisik Ikan Mullet
International Conference on Environment and Merah ( Parupeneus Heptacanthus ). In
BioScience,. Prosiding Seminar Nasional MIPA UNIBA, ,
Gustiano, Rudhy, Kurniawan Kurniawan, and 254–58.
Haryono Haryono. (2021). Optimizing the Putri, Audina, and Hawis Madduppa. (2020).
Utilization of Genetic Resources of Perbandingan Hasil Metode Identifikasi
Indonesian Native Freshwater Fish. Asian Spesies : Morfologi Dan Molekuler Pada Ikan
Journal of Conservation Biology 10(2): 189– Julung-Julung Di Tpi (Tempat Pelelangan
96. Ikan) Muara Angke, Dki Jakarta. Jurnal
Ibanez, Ana L., and Paul O’Higgins. (2011). Kelautan: Indonesian Journal of Marine
Dentifying Fish Scales: The Influence of Science and Technology 13(3): 168–75.
Allometry on Scale Shape and Classification. Roberts, Clive. (1993). Comparative Morphology
Fisheries Research 109(1): 54–60. of Spined Scales and Their Phylogenetic
Al Jufaili, Saud M. et al. (2021). Morphological Significance in the Teleostei. Bulletin of
and Microstructural Characteristics of Scales marine science 52(1): 60–113.
in Longnose Goby Awaous Jayakari Sukmaningrum, Sri, Suhestri Suryaningsih, and
12
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Junia Sari. (2020). Analisis Morfologi Dan
Truss Morphometrics Selar Bengol (Selar
Boops) Familia Carangidae. In Inovasi
Penelitian Biologi Dan Pembelajarannya Di
Era Merdeka Belajar, , 80–88.
Wainwright, Dylan K., and George V. Lauder.
(2016). Three-Dimensional Analysis of Scale
Morphology in Bluegill Sunfish, Lepomis
Macrochirus. Zoology 119(3): 182–95.
13
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstrak
Penelitian ini dilakukan karena rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yang berdampak pada
rendahnya kompetensi kognitif siswa terutama pada materi sistem reproduksi. Solusinya adalah memanfaatkan
teknologi dengan mengembangkan bahan ajar berupa e-book interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan e-book interaktif untuk meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem reproduksi. Penelitian
ini merupakan Research and Development (R&D) dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima
tahapan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation. Hasil penelitian menunjukan bahwa
nilai rata-rata validasi ahli pakar sebesar 90,54% dengan kriteria sangaat layak. Bahan ajar e-book interaktif memiliki
keefektifan untuk meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem reproduksi dengan rata-rata nilai n-gain
sebesar 0,4 (40%) dengan kriteria sedang dan tingkat efektivitas cukup efektif. Berdasarkan angket respon guru dan
siswa terhadap bahan ajar e-book interaktif diperoleh sebesar 95,55% dan hasil angket siswa sebesar 82,20 % dengan
kriteria sangat baik.
Kata Kunci— E-book interaktif, Bahan Ajar, Kompetensi Siswa, Sistem Reproduksi.
Abstract
This research was conducted due to the low participation of students in the learning process which has an impact on
the low cognitive competence of students, especially on the material of the reproductive system. The solution is to
utilise technology by developing teaching materials in the form of interactive e-books. This study aims to develop an
interactive e-book to improve student competence in reproductive system material. This research is a Research and
Development (R&D) using the ADDIE model which consists of five stages namely Analysis, Design, Development,
Implementation and Evaluation. The results showed that the average value of expert validation was 90.54% with
very feasible criteria. Interactive e-book teaching materials have the effectiveness to improve student competence on
reproductive system material with an average n-gain value of 0.4 (40%) with moderate criteria and a fairly effective
level of effectiveness. Based on the teacher and student response questionnaire to the interactive e-book teaching
materials, it was obtained at 95.55% and the student questionnaire results were 82.20% with very good criteria.
I. PENDAHULUAN
digitalisasi teknologi (Rosyidah & Rahayu,
2022). Untuk memenuhi perkembangan
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pendidik harus terus berinovasi dalam
teknologi abad ke-21 semakin berkembangnya
pembelajaran. Adapun salah satu inovasi yang
dunia pendidikan di Indonesia. Pada abad ke-21
dapat dilakukan oleh pendidik dalam
ini guru memiliki peranan yang sangat penting
pembelajaran yaitu melalui pengembangan
yaitu dengan menyiapkan siswa yang memiliki
media pembelajaran yang digunakannya
kualifikasi sesuai tuntutan zaman melalui
(Setyawan et al., 2021). Salah satu bentuk
14
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
adaptasi pada kemajuan teknologi adalah melalui rumit sehingga peserta didik sulit memahami isi
internalisasi TIK dalam setiap penyelenggaraan materi tersebut. Fakta dilapangan menunjukan
pendidikan karena bisa begitu mudah bahwa ada berbagai faktor yang dapat
memberikan alternatif untuk berinovasi dalam mempengaruhi rendahnya kompetensi kognitif
memilih ataupun membuat media ajar yang siswa. Diantara bahan ajar yang digunakan masih
efektif dan efisien di dalam kelas. Hal ini juga berupa powerpoint. Sumber belajar yang
memungkinkan peserta didik terlibat secara digunakan berupa buku paket dan LKS,
langsung dalam perkembangan teknologi ssehingga pembelajaan masih kurang menarik
terutama mengingat tujuan pembelajaran adalah dan bervariasi.
menyiapkan peserta didik agar mampu menjalani Masih rendahnya partisipasi siswa dalam
kehidupan dewasanya di masyarakat (Setyawan proses pembelajaran berdampak pada rendahnya
& Faqih, 2023). kompetensi siswa pada materi sistem reproduksi.
Sistem reproduksi manusia merupakan materi Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa
yang sangat menarik dan penting untuk dipahami masih dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata siswa
oleh anak usia remaja. Dalam materi tersebut pada pembelajaran biologi materi sistem
akan mempelajari bagian organ reproduksi pada reproduksi adalah 67,5 dengan nilai KKM di
manusia, proses reproduksi yang masih sangat sekolah sebesar 74. Hal ini menunjukan bahwa
asing bagi pengetahuan usia remaja seperti siswa harus melakukan perbaikan guna
pembentukan gamet jantan dan betina, ovulasi meningkatkan nilainya.
dan fertilisasi serta banyak penggunaan istilah Pemilihan bahan ajar yang tepat akan
asing yang sulit dipahami oleh siswa. Masa membantu siswa dalam proses pembelajaran
remaja merupakan masa transisi dari masa kanak- sehingga akan berpengaruh terhadap kompetensi
kanak menuju dewasa, karena itu remaja siswa. Kompetensi siswa adalah kemampuan
memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah. siswa yang dihasilkan selama mengikuti
Mereka harus mendapatkan identitas diri yang pembelajaran, artinya seberapa jauh siswa
positif agar dapat berkembang sebagai dewasa menyerap materi yang disampaikan oleh guru dan
muda yang sehat dan produktif (Hera, 2017). seberapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa
Pada masa remaja inilah seseorang mengalami (Astuti & Rahmawati, 2017). Kompetensi siswa
masa pubertas, dimana terdapat perubahan fisik juga merupakan wujud dari pencapaian hasil
dan juga mempengaruhi dorongan seks dalam belajar siswa. Kompetensi adalah keseluruhan
dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Rifzal et
lawan jenis dan keinginan untuk mendapatkan al., 2015).
kepuasan seksual (Putri et al., 2017). Masa Solusi untuk masalah tersebut adalah
remaja adalah waktu terbaik untuk membangun memanfaatkan teknologi dengan
kebiasaan baik terutama dalam menjaga mengembangkan bahan ajar e-book interaktif.
kebersihan yang menjadi aset sangat penting Bahan ajar electronic book merupakan buku
dalam jangka panjang. Kesehatan reproduksi dalam versi elektronik. E-book merupakan buku
merupakan hal yang perlu dipahami oleh setiap dalam format interaktif yang memanfaatkan
remaja. Seperti yang kita ketahui bersama, eletronik berisikan informasi yang dapat
pengetahuan tentang seks (sex education) masih berwujud teks, grafis, image atau video. Menurut
dianggap tabu di Indonesia (Apriani et al., 2023). (Rina Tiya Lestari, Eka Pramono Adi, 2018) e-
Hasil observasi lapangan melalui wawancara book interaktif merupakan media yang digunakan
dengan guru biologi kelas XI di SMAN 1 untuk menghasilkan dan menyampaikan materi
Gunungputri diketahui bahwa selama proses dengan menggabungkan beberapa bentuk media
pembelajaran guru masih menggunakan metode yang dikendalikan oleh komputer.
ceramah. Hal ini menjadi kendala bagi guru Penelitian ini dilaksanakan pada saat pandemi
dalam menyampaikan materi. Karena materi covid-19 sehingga pembelajaran dilakukan
sistem reproduki manusia bersifat kompleks dan secara daring. Pembelajaran daring bertujuan
15
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
memberikan pengalaman belajar yang signifikan Tabel 1.
Kriteria validasi kelayakan bahan ajar
bagi siswa untuk memanfaatkan teknologi
informasi (Aisyah & Sucahyo, 2022). No Skor Kualifikasi
1 82% - 100% Sangat valid
Pembelajaran daring menjadi solusi dalam 2 63% - 81% Valid
kegiatan belajar mengajar agar tetap berjalan 3 44% - 62% Kurang valid
dalam situasi pandemic Covid-19 pada saat itu. 4 25 - 43% Tidak valid
Sumber : (Febriyanti & Rahayu, 2022)
Berdasarkan paparan diatas, pengembangan e-
book interaktif bertujuan untuk menghasilkan e- Setelah data validasi dinyatakan valid,
book interaktif pada materi sistem reproduksi kemudian dilakukan uji coba produk secara
untuk meningkatkan kompetensi siswa. terbatas dengan menggunakan desain penelitian
the one group pretest-postest design. Penilaian
II. METODE PENELITIAN tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan
kompetensi siswa di ranah kognitif. Hasil tes
Penelitian ini bertujuan untuk yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur
mengembangkan e-book interaktif untuk tingkat efektivitas bahan ajar, lalu dianalisa
meningkatkan kompetensi siswa pada materi dengan menggunakan rumus n-gain:
sistem reproduksi. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan metode nilai 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − nilai 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = X 100 %
Research and Development (R&D) dengan model nilai 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − nilai 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation) (Winarni, Kenaikan presentase yang dihasilkan dari
2021). Penelitian ini dilakukan pada kelas XI pretest dan postest dengan menggunakan kategori
MIPA 4 di SMAN 1 Gunungputri. Waktu kompetensi siswa. Penentu kompetensi siswa
penelitian dimulai dari bulan April sampai dikategorikan sebagai berikut.
dengan Juni 2021. Jumlah populasi yang Tabel 2.
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 Kriteria nilai n-gain
orang siswa dengan menggunakan teknik Presentase Kriteria Tingkat
purposive sampling. Instrumen pengumpulan Efektifitas
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu N-gain > 0,7 Tinggi Efektif
0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang Cukup efektif
instrumen validasi ahli terdiri dari ahli bahan ajar, N-gain < 0,3 Rendah Kurang efektif
ahli materi dan guru biologi yang bertujuan untuk
menguji kelayakan e-book interaktif, instrumen Keprakisan e-book interaktif diukur dengan
soal tes siswa untuk mengetahui hasil kompetensi menggunakan angket respon guru dan siswa.
siswa dan angket respon guru dan siswa Respon guru dan siswa lalu dianalisis dengan
mengenai bahan ajar e-book interaktif. menggunakan rumus:
Lembar validasi digunakan untuk
memperoleh data mengenai kevalidan bahan ajar jumlah skor yang diperoleh
Nilai = × 100%
e-book interaktif yang terdiri dari tiga aspek yaitu jumlah skor maksimal
aspek kelayakan isi, aspek Bahasa dan aspek
tampilan/sajian. Validitas dianalisis dalam bentuk Hasil skor penilaian respon guru dan siswa
presentase dengan menggunakan rumus: kemudian di cari rata-rata lalu diinterpretasikan
menggunakan kriteria sebagai berikut.
∑𝑥 Tabel 3.
𝑃= × 100%
∑𝑥𝑖 Kriteria respon guru dan siswa
Presentase Kriteria
Berdasarkan presentase validitas, kemudian 80% - 100% Sangat Baik
diinterpretasikan berdasarkan kriteria yang telah 66% - 79% Baik
ditentukan sebagai berikut. 56% - 65% Cukup Baik
41% - 55% Kurang Baik
<40% Tidak Baik
Sumber : (Arikunto, 2013)
16
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
17
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
18
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
valid. Hal ini menunjukan bahwa bahan ajar e- Tahap evaluasi dillihat dari angket respon
book interaktif yang dikembangkan layak guru dan respon siswa. Hasil evaluasi
digunakan. Karena materi yang disajikan telah menunjukkan bahwa bahan ajar e-book interaktif
disusun secara runtut, yang mana di dalam konten dapat diimplementasikan dengan sangat baik
tersebut memuat materi sistem reproduksi dalam kegiatan pembelajaran pada materi sistem
disajikan dengan gambar dan video menarik, reproduksi. Adapun hasil rata-rata angket respon
bentuk ukuran dan jenis huruf yang sesuai, dan siswa sebesar 82,20% dan angket respon guru
pemilihan warna yang menarik. Hal ini sesuai sebesar 95,55% dengan kriteria sangat baik. Hal
dengan pernyataan (Hasan et al., 2018) bahwa ini menunjukan bahwa kepraktisan e-book
berdasarkan teknologi yang berkembang pesat e- interaktif merupakan kemudahan penggunaan
book harus berisi video pembelajaran, animasi, bagi siswa dalam belajar (Sari & Widowati,
audio, dan gambar. Isi e-book tidak monoton, 2023). Menurut (Wulandari et al., 2018)
menarik, interaktif dan dapat melatihkan berpendapat bahwa penyajian media
keterampilan berpikir siswa dalam menggunakan pembelajaran yang menarik tersusun secara
e-book. sistematis, dilengkapi gambar, video, dan
Tahap implementasi dilakukan dengan uji hyperlink yang dapat menumbuhkan minat siswa
coba terbatas menggunakan satu kelas sebagai dan memudahkan memahami konsep.
sampel penelitian yaitu kelas XI MIPA 4 yang Pembelajaran dengan menggunakan buku
diberi bahan ajar e-book interaktif. Desain elektronik atau e-book sangat tepat digunakan
penelitian yang digunakan yaitu the one group siswa saat ini karena dapat diakses di manapun
pretest-posttest design. Hasil dari uji coba dan kapanpun (Alwan, 2018). Menurut (Aisyah
terbatas disajikan didalam tabel 6. & Sucahyo, 2022) bahwa dengan menggunakan
media e-book mampu meningkatkan kemampuan
Tabel 6.
Hasil pretest dan posttest pemahaman konsep. Bahan ajar e-book interaktif
lebih mudah digunakan dalam kegiatan
Skor Skor Rata - pembelajaran dibandingkan dengan buku
No Soal
Total Maksimal Rata
1. Pretest 1830 3000 61% konvensional. Maka e-book interaktif layak
2. Posttest 2355 3000 78,5% digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena
n-gain 0,4 (Sedang) dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Berdasaarkan tabel diatas hasil pretest siswa
sebesar 61% dan hasil postest sebesar 78,5%. Hal
ini menunjukan terdapat peningkatan kompetensi IV. KESIMPULAN
siswa di ranah kognitif setelah menggunakan e-
book interaktif materi sistem reproduksi ≥ Berdasarkan hasil penelitian yang telah
73,33% diatas KKM, ≤ 26,67% dibawah KKM. dilakukan dapat disimpulkan bahwa e-book
Nilai n-gain yang diperoleh sebesar 0,4 (40%) interaktif yang telah dikembangkan layak
dengan kategori sedang dan tingkat efektivitas digunakan dan dapat di implementasikan oleh
yang cukup efektif. Pencapaian keefektifan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar e-
disebabkan karena e-book interaktif memiliki book interaktif pada materi sistem reproduksi
kelebihan berbagai aspek sehingga memudahkan memiliki keefektifan yang cukup efektif dalam
siswa dalam meningkatkan kompetensi siswa. meningkatkan kompetensi siswa di kelas XI
Menurut (Asep & Chaerul, 2019) bahwa dalam MIPA 4.
kompetensi siswa dalam ranah kognitif
merupakan bentuk pemahaman peserta didik DAFTAR PUSTAKA
yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap
ranah afektif dan ranah psikomotor. Oleh karena
Aisyah, D. D., & Sucahyo, I. (2022).
itu, bahan ajar e-book interaktif dapat dinyatakan Pengembangan Media Pembelajaran E-Book
cukup efektif dalam meningkatan kompetensi Berbasis Mobile Learning dan Pendekatan
siswa.
Inkuiri pada Materi Gelombang untuk
19
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Pendidikan Biologi, 4(1).
Inovasi Pendidikan Fisika, 11(3), 23–31. Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang
Alwan, M. (2018). Pengembangan Multimedia E- Disempurnakan. Bandung : PT. Remaja
Book 3D Berbasis Mobile Learning untuk Rosdakarya.
Mata Pelajaran Geografi SMA Guna Putri, J., Muhyiatul, F., & Elsa Yuniarti. (2017).
Mendukung Pembelajaran Jarak Jauh. At- Pengembangan Bahan Ajar Biologi Materi
Tadbir STAI Daru; Kamal NW Kembang Sistem Reproduksi Manusia Berorientasi
Kerang, 1(2), 26–40. Promotive Dan Preventif Kesehatan
Apriani, L. A., Lestari, M. A., & Wiguna, R. I. Reproduksi Remaja Untuk Kelas XI
(2023). Gambaran Tingkat Pengetahuan dan SMA/MA. Journal Biosains Volume, 1(2),
Sumber Informasi Siswi Madrasah Aliyah 248.
Tentang Kesehatan Reproduksi. Jurnal Rifzal, I. L., Akmam, & Nurhayati. (2015).
Kedokteran Dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis POE
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Dalam Pembelajaran IPA Terhadap
10(1), 9–16. Kompetensi Siswa Kelas VII SMPN 5
Arikunto, S. (2013). Manajemen Pendidikan. Padang. Pillar of Physics Education, 6, 33–40.
Yogyakarta : Aditya Media. Rina Tiya Lestari, Eka Pramono Adi, dan Y. S.
Asep Mulyana & Chaerul Rochman, A. S. (2019). (2018). E-Book Interaktif. Malang :
Tantangan Kompetensi Kognitif Pada Mata Universitas Negeri Malang, 1, 71–76.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rosyidah, I., & Rahayu, Y. S. (2022).
Sekolah Menengah Atas Alfa Centauri Pengembangan E-Book Interaktif
Bandung. Bandung : UIN Sunan Gunung Berorientasi Contextual Teaching And
Djati, 8(2). Learning Untuk Melatih Keterampilan
Astuti, R., & Rahmawati, D. (2017). Berpikir Kreatif Pada Materi Pertumbuhan
Pengembangan Bahan Ajar Akuntansi Untuk dan Perkembangan Tumbuhan. Berkala
Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu), 11(1),
Pelajaran Praktik Akuntansi Manual. Jurnal 49–59.
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 15(1). Sari, F. F., & Widowati, B. (2023). The
Febriyanti, F. D., & Rahayu, Y. S. (2022). Development Of Interactive E-Book Media On
Pengembangan E-Book Interaktif Pada Materi Protist topic To Improve Learning Outcomes
Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan For 10th Grade Of Senior High School. 12,
Untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis 157–167.
Siswa Kelas XII SMA. Berkala Ilmiah Setyawan, A., & Faqih, F. I. (2023).
Pendidikan Biologi (BioEdu), 11(3), 775–784. Pengembangan E-Book Interaktif Materi
Hasan, M. F., Suyatna, A., & Suana, W. (2018). Kesastraan Berkearifan Lokal Pulau
Development of Interactive E-book on Energy Mandangin Berbasis Aplikasi Flip PDF
Resources to Enhance Student ’ s Critical Professional. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Thinking Ability. Tadris: Jurnal Keguruan Pengetahuan, 23(1), 114–127.
Dan Ilmu Tarbiyah, 3(2), 109–121. Setyawan, A., Syarifudin, A. S., & Akrom, R. A.
Hera, R. (2017). Pengembangan Handout (2021). Pengembangan media pembelajaran
Pembelajaran Sistem Reproduksi Pada teks hikayat berbasis Ispring untuk siswa
Manusia Berbasis Kontekstual Di SMAN 1 kelas X SMA. 5(2), 142–159.
Beutong Kabupaten Nagan Raya. BIOnatural, Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian
4(2), 53–65. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Iman, F., Anwar, I. F., Harahap, L. J., Ningsih, S., Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Miarsyah, M., Ristanto, R. H., Biologi, M. P., Winarni, E. W. (2021). Teori Dan Praktik
& Jakarta, U. N. (2019). Pengembangan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian
Media Pembelajaran Prezi Berbasis Tindakan Kelas (PTK), Research And
Mnemonic Pada Materi Klasifikasi Makhluk Development (R&D). Jakarta : Bumi Aksara.
Hidup. Biosfer : Jurnal Biologi Dan Wulandari, T. A. J., Sibuea, A. M., & Siagian, S.
20
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
(2018). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif Pada Mata
Pelajaran Biologi. Jurnal Teknologi Informasi
& Komunikasi Dalam Pendidikan, 5(1), 75–
86.
21
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstrak
Kemampuan analisis merupakan kemampuan dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran, dengan
menguraikannya menjadi unsur-unsur serta menentukan keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dalam struktur
keseluruhan. Kemampuan analisis penting dimiliki peserta didik khususnya dalam pelajaran biologi yang sarat dengan
konsep-konsep sistem yang abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan
analisis peserta didik pada pokok materi sistem saraf dengan pembelajaran blended learning berbasis TPACK.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pre-experimental design berbentuk One-Group
Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA SMA Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Bandung dengan sampel kelas XI MIPA A yang dicuplik secara purposive. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan blended learning berbasis TPACK dapat meningkatkan
kemampuan analisis peserta didik pada materi pokok sistem saraf (Gain rata-rata 34,00) dengan dominasi kategori
peningkatan tinggi (84 % peserta didik) (0,73 ≤ N-Gain ≤ 1,00). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi
peneliti selanjutnya untuk menguasai kerangka pembelajaran TPACK agar lebih mudah penerapannya dalam
pembelajaran.
Kata kunci: Blended Learning, Kemampuan Analisis, Sistem Saraf, TPACK.
Abstract
Analytical ability is the ability to solve problems in learning, by breaking it down into elements and determining the
interrelationships between these elements in the overall structure. It is important for students to have analytical skills,
especially in Biology lessons, which are full of abstract system concepts. This study aims to obtain information about
the effectiveness of TPACK-based blended learning in improving students' analytical skills on nervous system
material. This study uses an experimental method with a pre-experimental design in the form of One-Group Pretest-
Posttest Design. The population in this study were students of class XI MIPA SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung with a class XI MIPA A sample taken purposively. The results showed that learning with a
blended learning approach based on TPACK can improve students' analytical skills on the subject matter of the
nervous system (average Gain 34.00) with the dominance of the high improvement category (84% of students) (0.73
N-Gain 1.00). Based on the results of this study, it is recommended for further researchers to master the TPACK
learning framework so that it is easier to implement in learning.
22
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
menyebabkan adanya perombakan secara besar- penting bagi proses belajar peserta didik. Hal
besaran sistem pendidikan di Indonesia. tersebut sejalan dengan penelitian Carrol dan
Di masa pandemi COVID-19, pemerintah me- Leander (2001) dalam Lie et al (2020), bahwa
ngeluarkan kebijakan untuk fleksibel dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi dapat
penerap-an kurikulum. Salah satunya dengan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
menerapkan pembelajaran secara daring (dalam dalam proses pembelajaran.
jaringan) atau jarak jauh. Hal tersebut memaksa Kemampuan berfikir tingkat tinggi dijabarkan
para pendidik melakukan berbagai pembaharuan dalam suatu kerangka yang dikenal dengan
dalam menciptakan pembelajaran yang tetap Takso-nomi Bloom, yaitu, suatu kerangka berisi
efektif dalam segala keterbatasan. tingkatan yang menentukkan keterampilan
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah befikir seseorang, yang disusun dari mulai tingkat
dilaksanakan di SMA Angkasa Lanud Husein terendah hingga tertinggi (Husamah, 2016).
Sastra-negara Bandung, melalui survei dan Kemampuan analisis dikategorikan dalam ranah
wawancara langsung dengan salah satu guru kognitif C-4 (Anderson & Krathwohl, 2015).
pendidikan biologi sekolah tersebut, diketahui Kemampuan analisis merupakan kemampuan
bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang dalam memecahkan permasalahan. Dalam
tidak mudah dipahami peserta didik. Hal ini kegiatan pembelajaran di sekolah kemampuan
karena materi biologi syarat akan konsep-konsep analisis merupakan kemampuan yang banyak
yang bersifat abstrak atau sulit dilaku-kan dituntut dalam tujuan pembelajaran, dan
pengindraan. Selain itu, dalam membelajarkan merupakan kemampuan yang penting
materi biologi dibutuhkan media visualisasi yang dibandingkan dengan tingkat kognitif lainnya.
dapat menjelaskan struktur mikroskopis. Kegiatan pembelajaran dalam ranah kognitif
Materi sistem saraf, yang merupakan bagian menganalisis berupa mengidentifikasi suatu
dari sistem koordinasi, merupakan salah satu unsur-unsur penting dalam suatu permasalahan,
materi yang sulit dimengerti oleh peserta didik. lalu mengaitkan unsur-unsur tersebut dengan
Materi tersebut dianggap sulit karena peserta informasi atau pengetahuan yang telah diperoleh,
didik perlu menguasai kemampuan minimal yang sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan.
tercantum dalam kompetensi dasar. Dalam (Husamah, 2016).
menjelaskan materi tersebut diperlukan media Rendahnya kemampuan menganalisis dapat
visualisasi yang menarik dan dapat menjelaskan disebabkan karena kurangnya guru
unsur-unsur mikroskopis, sehingga kemampuan mengimplemen-tasikan teknologi dalam
minimal dalam kompetensi dasar dapat dicapai pembelajaran. Maka dari itu tantangan guru
oleh peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara semakin besar, sehingga memerlukan inovasi dan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kreativitas yang tinggi untuk mem-fasilitasi
peserta didik pada pokok materi sistem saraf dari peserta didik. Tuntutan pembelajaran abad 21
tahun ke tahun relatif rendah dan kurang dari dalam menguasai teknologi, mengajak peserta
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. didik untuk menggunakan TIK dalam proses
Rendahnya keterampilan berfikir tingkat belajar mengajar.
tinggi (High Order Thingking Skill) dapat Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran
menjadi faktor yang menyebabkan rendahnya seringkali mempersulit guru dalam
hasil belajar peserta didik. Keterampilan berfikir menyesuaikan teknologi yang dipakai. Karena
tingkat tinggi adalah kecakapan seseorang dalam teknologi mempunyai kecenderungan terhadap
mengembangkan suatu pengetahuan atau materi tertentu. Sehingga teknologi tertentu tidak
informasi yang diperolehnya men-jadi suatu dapat digunakan dalam semua materi yang harus
informasi yang baru, sehingga dapat men-jawab dibelajarkan kepada perserta didik (Koehler et al
suatu permasalahan (Abdullah Sani, 2019). ., 2013). Guru harus menguasai beberapa
Keterampilan berfikir tingkat tinggi sangat kompetensi di antaranya penguasaan konten,
23
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
pedagogi, dan teknologi, menyebabkan adanya menerapkan metode Blended learning dalam
kecenderungan interaksi 2 komponen. Guru yang kerang-ka TPACK dapat meningkatkan
menerapkan komponen teknologi dan pedagogi kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
cenderung tidak memperhatikan komponen peserta didik (Fatimah, 2020). Berdasarkan
konten materi yang di berikan kepada peserta uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini
didik (Nasar & Daud, 2020). dirasa penting dan perlu untuk dilaksa-nakan
Berdasarkan hal tersebut menjadi hal penting dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
dalam mengintegrasikan pengetahuan Analisis Peserta Didik pada Materi Sistem Saraf
konten/materi, pedagogi, dan teknologi dalam melalui Pembelajaran Blended learning Berbasis
proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi latar TPACK”
belakang pengembangan kerangka Technological
Pedagogical Content Know-ledge (TPACK). II. Metode Penelitian
TPACK merupakan interaksi/ hubungan ketiga
komponen yaitu pengetahuan peda-gogi, Penelitian ini dilaksanakan di SMA Angkasa
pengetahuan konten, dan pengetahuan tekno-logi. Lanud Husein Sastranegara Bandung. Desain
Interaksi berbagai komponen tersebut memben- penelitian yang dipakai yaitu Pre-Experimental
tuk 4 komponen pengetahuan lain, salah satunya Design berbentuk One-Group Pretest-Posttest
yaitu TPACK (Koehler & Mishra, 2006). Design. Populasi yang diamati dalam penelitian
Agar guru dapat menggabungkan teknologi ke ini yaitu peserta didik kelas XI MIPA.
dalam pembelajaran guru harus menguasi Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak,
kerangka pembelajaran TPACK agar komponen melalui teknik Sampling Bertujuan (Purposive
konten, pedagogi, dan teknologi dapat Sampling). Dalam penelitian ini sampel yang
berintegrasi. Selain itu pembelajaran diambil yaitu peserta didik kelas XI MIPA A
menggunakan kerangka TPACK dapat berjumlah 25 orang. Objek penelitian yang
menghasilkan pembelajaran yang efektif menjadi sasaran penelitian adalah peningkatan
(Sintawati & Indriani, 2019). Pemilihan metode kemampuan analisis siswa pada materi pokok
pembelajaran merupakan komponen pedagogi sistem saraf dengan pembelajaran blended
dalam TPACK. Metode blended learning learning berbasis TPACK
merupakan metode pembe-lajaran yang dapat Penelitian ini dilaksanan pada tanggal 29
diterapkan dalam kerangka TPACK. Metode April-6 Mei 2021. Dalam penelitian ini,
blended learning merupakan metode bauran pengumpulan data dilakukan melalui tes. Teknik
antara pembelajaran tatap muka dan pembe- tes dilakukan menggu-nakan instrumen test
lajaran online (Rusman dkk, 2011). Keunggulan berupa soal pilihan ganda tingkat kognitif C-4
metode pembelajaran blended learning yakni (menganalisis) sebanyak 20 soal dengan pilihan 4
lebih fleksibel dalam menentukkan gaya jawaban. Soal berupa pretest dan posttest. Uji
belajarnya masing masing, karena diberikan 2 instrumen dilakukan dari segi validitas, reabilitas,
macam jenis pelaknaaan pembelajaran (Rusman taraf kesukaran, dan daya pembeda, sehingga
dkk, 2011, hal. 292). didapatkan data penelitian yang baik.
Hasil penelitian terdahulu yang menerapkan Syarat melakukan uji hipotesis, terlebih
TPACK dalam pembelajaran yang dahulu dilakukan uji gain ternormalisasi dan uji
dikombinasikan dengan metode pembelajaran normalitas. Uji gain ternomalisasi (normalized
blended learning me-nyatakan bahwa penerapan gain/N-Gain) digunakan dalam mengetahui
TPACK dalam pembela-jaran berhasil mengatasi peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah
permasalahan dalam pembe-lajaran, yaitu pembelajaran. Uji normalitas berfungsi untuk
membantu dalam mengajar dan men-capai tujuan mengetahui apakah sebaran data berdistribusi
pembelajaran (Nurdiani et al., 2019). Hasil secara normal atau tidak, sehingga dapat
penelitian lain menunjukkan bahwa dengan menentukan jenis statistik apa yang akan
24
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
digunakan untuk menganalisis hasil data 34,00 dan dilakukan analisis N-Gain agar
penelitian (Sundayana, 2020, hal. 82). Data diketahui kategori dari Gain tersebut yang
dikatakan berdistribusi normal jika Sig > α (0,05. menunjukkan kisaran 0,00 hingga 1,00.
Karena data diambil dari 25 peserta didik maka Kemampuan analisis peserta didik dibagi
digunakan uji normalitas jenis Shapiro-wilk menjadi beberapa kategori proses kognitif di
menggunakan aplikasi SPSS Statistic versi 25. antaranya kemampuan membedakan,
Uji hipotesis dilakukan terhadap dua sampel yang mengorgani-sasi, dan mengatribusi.
berkorelasi atau berpasangan, dimana subjek Peningkatan kemampuan analisis peserta
yang digunakan sama namun memiliki didik dapat diketahui dengan cara menganalisis
perlakukaan yang berbeda (Sundayana, 2020, hal. tiap indikator kategori proses kognitif.
120). Uji hipotesis dilakukan dengan uji Perbandingan peningkatan kategori proses
Wilcoxon karena data yang menggunakan kognitif kemampuan analisis peserta didik pada
aplikasi SPSS versi 25. dilihat pada gambar berikut ini:
25
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
dalam pretest, peserta didik menjawab soal peserta didik pada materi pokok Sistem Saraf
dengan benar sebanyak 48%, sedangkan saat dengan penerapan Blended learning berbasis
posttest sebesar 86%. Peningkatan kemampuan TPACK.
mengatribusi setelah dilakukan pembela-jaran
sebesar 44%. B. Pembahasan
Peningkatan skor posttest yang telah dicapai
1. Uji Normalitas oleh peserta didik menunjukkan bahwa adanya
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat dalam tabel peningkatan kemampuan analisis. Berdasarkan
bahwa nilai signifikan pretest 0,292 dan nilai penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2017),
signifikan posttest 0,000. Maka nilai posttest bahwa kemampuan analisis peserta didik yang
tidak terdistribusi normal karena kurang dari tinggi dapat meningkatkan hasil belajar,
0,05. dibandingkan dengan peserta didik yang
mempunyai kemampuan analisis rendah.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Peningkatan kemampuan analisis peserta didik
Shapiro-Wilk dapat disebabkan karena perlakuan yang
Statistic df Sig.
dilakukan saat pembelajaran, yaitu penggunaan
pretest 0.953 25 0.292 metode blended learning. Dalam praktiknya
posttest 0.574 25 0.000 pembe-lajaran blended learning memiliki
keunggulan yaitu memberikan kesempatan 2 kali
2. Uji Hipotesis belajar yaitu belajar dengan pendidik dan belajar
Karena data yang dihasilkan merupakan data secara mandiri (Rusman dkk, 2011). Dengan
yang tidak terdistribusi normal, maka uji yang pembelajaran blended learning kemampuan
dilakukan untuk mengetahui signifikansi analisis peserta didik dapat meningkat terutama
hipotesis dilakukan uji wilcoxon. Berikut dalam menyelesaikan permasalahan pembe-
merupakan hipotesis yang diuji dalam penelitian lajaran yang diuji lewat soal-soal yang bersifat
ini: analitik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
H0: Tidak terdapat peningkatan Sudiarta & Sadra (2016) bahwa dengan
kemampuan analisis peserta didik penerapan pembelajaran blended learning dapat
pada materi pokok sistem saraf meningkatakan kemampuan peserta didik dalam
dengan penerapan blended learning menyelesaikan permasalahan pembelajaran
berbasis TPACK dibandingkan dengan pembelajaran
H1: Terdapat peningkatan kemampuan konvensional.
analisis peserta didik pada materi Peningkatan kemampuan analisis peserta
pokok sistem saraf dengan penerapan didik selain didukung oleh metode pembelajaran
blended learning berbasis TPACK blended learning juga disebabkan oleh teknologi
yang dipakai dalam pembelajaran. Teknologi
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis yang dipakai dalam pembelajaran diantaranya
Test Statisticsa Learning Management System (LMS),
posttest - pretest Multimedia Interaktif (MMI), dan Zoom Meeting.
Penggunaan LMS dalam proses bela-jar mengajar
Z -4.173b
dinilai membantu menaikkan hasil belajar karena
Asymp. Sig. (2- 0.000 dalam penggunaannya peserta didik dapat
tailed)
mengakses pembelajaran di LMS tidak terpaku
dari segi waktu dan tempat sehingga dapat
Pada tabel 3 tersebut diperlihatkan nilai Z
diakses dimana saja (Rusman dkk, 2011). Dalam
hitung yaitu -4.173 dengan nilai Asymp. Sig. (2-
imple-mentasi LMS sistem pembelajaran yang
tailed) = 0.000 < α = 5% = 0,05 maka Ho ditolak,
berpusat kepada siswa (Student Centered
artinya terdapat peningkatan kemampuan analisis
26
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Learning), guru hanya sebatas memfasilitasi serta meeting yang mendukung proses pembelajaran
memantau kegiatan peserta didik dalam adalah screen sharing, sehingga guru dapat
pembelajaran, dan peserta didik secara aktif memba-gikan layar berupa materi pembelajaran
mempunyai tanggung jawab dalam pembelajaran kepada peserta didik (Wijoyo, 2021), sehingga
(Dlalisa, 2017). Selain itu peserta didik dapat peserta didik dapat paham mengenai materi yang
menyesuaikan pembelajaran dengan gaya disampaikan guru.
belajarnya masing-masing karena pembelajaran Materi sistem saraf dikemas dalam bentuk
dapat dilakukan secara mandiri. Multimedia Interaktif (MMI) dinilai dapat
Dengan kemampauan berfikir analisis peserta mening-katkan pemahaman peserta didik dalam
didik dapat meningkatkan kemampuan dalam menyerap informasi. Selain itu, MMI dapat
konsep materi yang merupakan bagian dari meningkatkan daya imajinasi peserta didik
komponen berfikir kritis (Politsinsky et al ., 2015 sehingga materi yang bersifat abstrak lebih
dalam Mukti et al ., 2020). Salah satu indikator mudah dipahami. Penggunaan multi-media
kemampuan berfikir kritis adalah kemampuan interaktif mendukung peserta didik berinter-aksi
analisis yang meru-pakan mengidentifikasi dan dengan media tersebut sehingga dalam penggu-
menelusuri hubungan anatara konsep-konsep naannya peserta didik tidak hanya sekedar
yang saling berkaitan dan dapat membuat melihat dan mendengar melainkan juga
kesimpulan dari keterkaitan tersebut (Husada, melakukan sesuatu di media tersebut dengan
2019). Kemampuan analisis yang merupa-kan didukung oleh tools yang ada di dalammnya. Hal
komponen dalam berfikir kritis dapat ditingkat- tersebut sesuai dengan pernyataan (YASIN,
kan dengan adanya kelompok diskusi yang 2017) Selain itu, didukung oleh beragam tools
terkontrol (Ambar Ningsih et al ., 2018). Grup yang mendukung pembuatan media pembela-
diskusi tersebut merupakan salah satu fitur yang jaran, dan terdapat tombol-tombol navigasi
terdapat dalam Learning Management System seperti next, submit, dan back yang mendukung
(LMS). LMS yang digunakan yaitu Moodle yang peserta didik dapat berinteraksi dengan media
memiliki banyak fitur yang memudahkan dalam pembelajaran. Pem-belajaran menggunakan
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan multimedia interaktif yang dikembangkan
pernyataan (Fayanto et al ., 2019) bahwa Moodle dengan Articu-late Storyline dinilai dapat
dinilai memiliki keunggulan diban-dingkan meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta
dengan platform lainnya karena mudah dalam didik (Setyaningsih et al ., 2020).
pengaplikasiannya, sehingga efektif dipakai Dalam penelitian ini pembuatan multimedia
dalam pembelajaran. Fitur yang dipakai dalam interaktif didukung dengan animasi menarik dan
penelitian ini diantaranya dapat mengunggah tools yang dapat dipakai sehingga perserta didik
materi pembelajaran dalam bentuk multimedia dapat berinteraksi secara langsung dengan media
interaktif, pengoprasian kuis yang dapat diisi oleh tersebut. tools yang digunakan artara lain next,
peserta didik secara langsung, fitur diskusi, back, submit, dan zoom bagian-bagian sistem
sehingga walau pembelajaran dilaksanakan saraf sehingga dapat menjelaskan materi yang
secara asynchronous peserta didik masih tetap bersifat abstrak dan mikro-skopis dengan bantuan
berinteraksi baik dengan guru atau peserta didik animasi tersebut. Penggunaan MMI dalam
lainnya. penelitian ini membantu peserta didik dalam
Teknologi yang dipakai dalam menunjang meningkatkan kemampuan analisis, sesuai
pembelajaran online adalah aplikasi zoom dengan definisinya bahwa kemampuan analisis
meeting. Zoom meeting dinilai efektif meru-pakan kemampuan dalam menentukkan
diaplikasikan untuk pembelajaran, dalam hubungan antara pernyataan, konsep, gambar,
penelitian ini penggunaan zoom meeting bentuk sebagai analogi yang bertujuan dalam
memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat di mendefinisikan suatu informasi (Setiawan,
dalamnya. Salah satu fitur dalam aplikasi zoom 2017). Hal tersebut sesuai dengan penelitian
27
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
28
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
KESIMPULAN ajar_dan_Pembelajaran/F5xjDwAAQBAJ?
Berdasarkan rangkaian analisis data serta hl=id&gbpv=1&dq=taksonomi+bloom&pg
pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan =PA151&printsec=frontcover
bahwa pembelajaran dengan pendekatan blended Ira, M. (2015). Sistem Pendidikan di Indonesia:
learning berbasis TPACK dapat meningkatkan antara keinginan dan realita. Jurnal
kemampuan analisis peserta didik pada materi Auladuna, 2(2), 233.
pokok sistem saraf dengan (Gain rata-rata 34,00) Jamuri, Kosim, & Doyan, A. (2015). ENGARUH
dengan dominasi kategori peningkatan tinggi (84 MODEL PEMBELAJARAN
% peserta didik) (0,73 ≤ N-Gain ≤ 1,00). KOOPERATIF STAD BERBASIS MULTI
MEDIA INTERAKTIF TERHADAP
DAFTAR PUSTAKA PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA
MATERI TERMODINAMIKA. Jurnal
Abdullah Sani, R. (2019). Pembelajaran Penelitian Pendidikan IPA, 1(1), 123–134.
Berbasis HOTS Edisi Revisi - Google Books. https://doi.org/10.29303/jppipa.v1i1.11
2019. Koehler, M. J., & Mishra, P. (2006).
https://www.google.co.id/books/edition/Pe Technological Pedagogical Content
mbelajaran_Berbasis_HOTS_Edisi_Revisi/ Knowledge: A Framework for Teacher
GrfrDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=berf Knowledge PUNYA MISHRA. Teachers
ikir+tingkat+tinggi&printsec=frontcover College Record, 108(6), 1017–1054.
Ambar Ningsih, W. S., Suana, W., & Maharta, N. http://one2oneheights.pbworks.com/f/MISH
(2018). Pengaruh Penerapan Blended RA_PUNYA.pdf
Learning Berbasis Schoology Terhadap Koehler, M. J., Mishra, P., & Cain, W. (2013).
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Konstan What is Technological Pedagogical Content
- Jurnal Fisika Dan Pendidikan Fisika, 3(2), Knowledge (TPACK)? Journal of
85–93. Education, 193(3), 13–19.
https://doi.org/10.20414/konstan.v3i2.16 https://doi.org/10.1177/0022057413193003
Dlalisa, S. (2017). Acceptance and usage of 03
learning management system amongst Lie, A., Mina Tamah, S., Gozali, I., & Retno
academics. 2017 Conference on Information Triwidayati, K. (2020). Mengembangkan
Communication Technology and Society, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi -.
ICTAS 2017 - Proceedings. https://www.google.co.id/books/edition/Me
https://doi.org/10.1109/ICTAS.2017.79205 ngembangkan_Keterampilan_Berpikir_Tin
25 g/BCoKEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=
Fayanto, S.-, Kawuri, M. Y. R. T., Jufriansyah, berfikir+tingkat+tinggi&printsec=frontcov
A., Setiamukti, D. D., & Sulisworo, D. Mukti, Y. P., Masykuri, M., Sunarno, W.,
(2019). Implementation E-Learning Based Rosyida, U. N., Jamain, Z., & Dananjoyo,
Moodle on Physics Learning in Senior High M. D. (2020). Exploring the Impact of
School. Indonesian Journal of Science and Project-Based Learning and Discovery
Education, 3(2), 93. Learning to The Students’ Learning
https://doi.org/10.31002/ijose.v3i2.1178 Outcomes: Reviewed from The Analytical
Husada, F. R. K. (2019). ANALISIS Skills. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Biruni, 9(1), 121–131.
SISWA DALAM PEMBELAJARAN https://doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v9i1.45
BIOLOGI. Αγαη, 8(5), 55. 61
Husamah. (2016). Belajar dan Pembelajaran - Nasar, A., & Daud, M. H. (2020). ANALISIS
Google Books. KEMAMPUAN GURU IPA TENTANG
https://www.google.co.id/books/edition/Bel TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL
29
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
30
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
Abstrak
Semenjak pandemi COVID 19, pembelajaran daring terkendala oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang
belum bervariasi karena pengetahuan tentang itu masih kurang, menyebabkan pembelajaran terasa monoton,
jenuh, dan penguasaan kognitif seperti kemampuan analisis tidak tercapai. Penelitian ini bermaksud
membandingkan efektivitas penggunaan multimedia interaktif (mmi) yang dikembangkan dengan Articulate dan
Power Point Interaktif dalam pembelajaran berbasis TPACK untuk meningkatkan kemampuan analisis peserta
didik pada materi sistem saraf. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experiment, jenis nonequivalent
control group design dengan jumlah sampel sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI MIPA A dan XI MIPA C di SMA
Angkasa Lanud Husein Sastranegara, yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Peserta didik pada masing-
masing kelas berjumlah 23 orang. Data diperoleh dari kuesioner respon dan instrumen soal yang didominasi
berkategori C4 yang diuraikan menjadi soal tentang membedakan, mengorganisasikan, serta mengatribusikan
masalah. Hasil penelitian menunjukan N-Gain didominasi kategori peningkatan tinggi di kelas pengguna mmi
yang dikembangkan dengan Articulate (52% peserta didik) dan Power Point interaktif (43% peserta didik). Tidak
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan analisis yang signifikan antara peserta didik di kelas pengguna mmi
yang dikembangkan dengan Articulate dan kelas pengguna mmi yang dikembangkan dengan Power Point
interaktif (0,760>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, penggunaan mmi yang dikembangkan
dengan Articulate dan Power Point interaktif sama-sama dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik
pada materi sistem saraf selama daring.
Kata Kunci: Articulate, Kemampuan Analisis, Power Point Interaktif, TPACK
Abstract
Since the COVID-19 pandemic, online learning has been constrained by the use of learning technology that has
not varied because knowledge about it is still lacking, causing learning to feel monotonous, saturated, and
cognitive mastery such as analytical skills is not achieved. This study intends to compare the effectiveness of using
interactive multimedia (IMM) developed with Articulate and Interactive Power Point in TPACK-based learning
to improve students' analytical skills on nervous system material. This study uses a quasi-experimental design,
non-equivalent control group design with a total sample of 2 classes, namely class XI MIPA A and XI MIPA C at
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara, which were selected through purposive sampling technique. There
are 23 students in each class. The data was obtained from the response questionnaire and the question instrument
which was dominated by the C4 category which was described into questions about differentiating, organizing,
and attributing problems. The results showed that N-Gain was dominated by the high improvement category in
the IMM user class which was developed with Articulate (52% of students) and interactive Power Point (43% of
students). There was no significant difference in the improvement of analytical skills between students in the IMM
user class developed with Articulate and the IMM user class developed with interactive Power Point
(0.760>0.05). Based on the results of the study, it can be concluded that the use of mmi developed with Articulate
and interactive Power Point can both improve students' analytical skills on nervous system material while online.
Keywords : Analysis Ability, Articulate, Interactive Power Point, TPACK
31
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
harus menjaga diri sendiri serta keluarga dari menentukan relevan atau tidak relevan fakta
virus yang dapat menular bila berinteraksi tersebut, memahami susunan potongan sebuah
dengan orang bergejala atau bahkan orang informasi hingga membentuk suatu informasi
tanpa gejala. Peristiwa pandemi mempengaruhi yang utuh (siste-matis), serta memahami tujuan
cara guru menyampaikan materi dan juga atau makna dari informasi tersebut (Anderson
menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta dan Krathwolh, 2010, hlm. 120). Penelitian di
didik terutama jika konsep bersifat abstrak masa pandemi mengungkapkan bahwa
seperti kebanyakan materi dalam cakupan ilmu sebagian besar respon-den merasa tingkat
biologi. Hal tersebut merupakan tantangan kerumitan materi sistem saraf tinggi, banyak
serius untuk guru karena kegiatan tatap muka di sekali ditemukan konsep yang sulit dipahami
sekolah terpaksa beralih menjadi kegiatan dari (Pakpahan dkk., 2020). Adapun penelitian lain
rumah sesuai anjuran pemerintah Indonesia membuktikan beberapa peserta didik telah
(Syahmina dkk., 2020). Daring atau dalam mengalami miskonsepsi sistem saraf dalam
jaringan merupakan salah satu kebijakan peme- tingkat tertentu dan perlu dievaluasi kembali
rintah agar pembelajaran tetap berjalan sesuai (Simorangkir dkk., 2020). Selain itu, beberapa
protokol kesehatan (Amelia & Darussyamsu, sekolah bahkan cenderung mengesampingkan
2020), memanfaatkan jaringan internet serta ide baru karena peserta didik diharuskan untuk
gawai. Melalui wawancara, guru biologi salah mencari jawaban yang benar (Sari dkk., 2018).
satu sekolah di Bandung mengungkapkan Apabila memahami konsep saja peserta didik
bahwa sepanjang daring berlangsung dapat sudah kesulitan, kemudian pembelajaran hanya
dikatakan hasil belajar peserta didik tidak ditargetkan untuk menghafal atau menemukan
bagus. Tepatnya pada pelaksanaan dan pemba- jawaban benar, maka peserta didik tidak akan
gian hasil ulangan harian sistem saraf salah satu mencapai kemampuan berpikir secara analitis.
sekolah menengah atas di Bandung, 50 orang Apabila pembelajaran biologi tingkat SMA saja
peserta didik memiliki rata-rata nilai 69, sudah seperti ini, di masa depan peserta didik
menunjukan hasil belajar sistem saraf masih tidak dapat menerapkan pengetahuannya untuk
belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum. bertahan hidup (Corebima, 2016). Himbauan
Pakpahan dkk. (2020) dalam karya tulisnya agar guru mengajar tanpa tatap muka (daring)
memaparkan kutipan dari laporan pelaksanaan selama masa COVID 19, menyebabkan keter-
Ujian Nasional Biologi 2018 Kementrian Pen- gantungan teknologi digital dengan cara yang
didikan dan Kebudayaan bahwa sistem saraf kurang tepat, kebanyakan guru hanya memberi
merupakan salah satu materi dengan persentase teori dan tugas. Penelitian Safitri dkk (2017)
paling rendah. telah mengungkapkan, pengembangan kompe-
Sistem saraf terdiri dari pengetahuan tensi guru ketika mengimplementasikan tekno-
yang tidak bisa didapatkan dengan cara melihat logi untuk menciptakan media dan sumber
objek secara langsung sehingga terbilang sulit belajar sangat terbatas, disebabkan kurangnya
untuk dipahami, contohnya konsep pada bagian fasilitas, pengetahuan, serta keahlian dalam
sel saraf, mekanisme penghantar rangsangan, mengelola teknologi berbasis gawai. Keahlian
kela-inan pada sistem saraf (Fitri dkk., 2019). terkait penggunaan teknologi pembelajaran
Beban capaian pembelajaran sistem saraf pada sangat mempengaruhi daring. Bersumber dari
kompe-tensi dasar kurikulum 2013 revisi 2017– kegiatan wawancara, salah satu guru senior
2018 pun cukup berat, karena berdasarkan memaparkan bahwa pembelajaran tatap muka
taksonomi Bloom revisi Anderson & lebih beliau sukai karena banyak hal baru
Krathwohl (2015, hlm. xiii) kajian ini harus didapatkan secara langsung di kelas tanpa perlu
sampai pada dimensi kognitif level empat yaitu sibuk menghadapi sulitnya menggunakan kom-
menganalisis. Kemampuan analisis diuraikan puter, internet, atau alat digital penunjang pem-
kembali menja-di sub indikator membedakan, belajaran lainnnya. Kondisi daring sudah pasti
megorganisasi-kan, dan mengatribusikan melibatkan teknologi digital, terutama jika
permasalahan, ber-tujuan agar peserta didik kondisi pandemi belum juga pulih. Maka dari
dapat membedakan, mana fakta atau opini serta itu, diperlukan sebuah sistem pembelajaran
seperti TPACK yang melibatkan pengetahuan
32
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
konten, pedagogik, dan teknologi, sehingga pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom
guru tidak hanya menitikberatkan pembelajaran revisi, kemampuan analisis juga merupakan
pada penguasaan konten dan pedagogi saja. salah satu tingkatan dari kemampuan kognitif
TPACK (Technological Pedagogical yang akan tercapai jika tingkatan kognitif di
and Content Knowledge) merupakan kerangka bawahnya telah dikuasai. Selain Power Point,
kerja pembelajaran berisi tiga aspek perangkat lunak Articulate Storyline yang juga
pengetahuan dan beberapa komponen dapat menghasilkan multimedia interaktif.
gabungan dari ketiganya yaitu pengetahuan Software ini digunakan untuk menyampaikan
konten (CK), pengetahuan teknologi (TK), konsep abstrak serta mendukung situasi belajar
pengetahuan pedagogik (PK), pengetahuan yang kondusif namun tetap tidak mengurangi
teknologi dan konten (TCK), pengetahuan rasa antusias peserta didik terhadap sebuah
pedagogik dan konten (PCK), pengetahuan pembelajaran (Suhailaha dkk., 2021). Peneli-
teknologi dan pedagodik (TPK) yang kemudian tian Geni dkk. (2018) telah membuktikan
bersatu di dalam satu konteks pembelajaran bahwa penggunaan media yang dikembangkan
tertentu (Nurdiani dkk., 2019). TPACK dengan Articulate mampu meningkatkan
mengharuskan adanya pertimbangan mendalam kemampuan analisis materi yang capaian
terkait strategi belajar mengajar supaya konten tingkat kognitifnya sama dengan materi sistem
disampaikan dengan benar, memahami cara saraf. Kedua perangkat lunak penghasil
membelajarkan konten, sekali-gus menentukan multimedia interaktif tersebut, masing-masing
teknologi yang tepat untuk merepresentasikan dapat digunakan sebagai komponen TCK pada
konten. Pembelajaran dapat berjalan secara TPACK selama penelitian.
efektif jika dilengkapi dengan penggunaan Penelitian ini bertujuan mengetahui per-
teknologi (Koehler dkk., 2013). Sayangnya, bandingan hasil peningkatan kemampuan
dilihat dari data kuantitatif riset Paidi dkk. analisis peserta didik pada materi sistem saraf
(2020), TCK guru berada di angka sangat antara kelas pengguna multimedia interaktif
rendah atau berkriteria buruk. Walaupun (mmi) yang dikembangkan dengan Articulate
fasilitas sekolah cukup lengkap tetapi jika Storyline 3 dan Power Point interaktif, serta
pengetahuan teknologi terbatas, maka tetap saja respon peserta didik terhadap sistem pembe-
guru akan merasa kesulitan, khususnya dalam lajaran yang digunakan. Dengan demikian
menggunakan atau menciptakan media belajar diharapkan guru dapat menambah informasi
secara digital. Kelebihan dari penggunaan baru terkait kelebihan dan kekurangan software
media belajar yang canggih dapat menjadikan penghasil multimedia pembelajaran tersebut,
kegiatan belajar mengajar menjadi aktif tanpa terutama dalam hal meningkatkan kemampuan
dibatasi ruangan (Talakua dkk., 2020). analisis peserta didik pada materi sistem saraf.
Zaman modern mendukung munculnya Dengan demikian, terdapat dua hipotesis yang
variasi media pembelajaran digital. Misalnya diajukan yaitu, (H0) Tidak terdapat perbedaan
multimedia interaktif kini dianggap sebagai signifikan pada peningkatan kemampuan
sebuah solusi bagi permasalahan guru pada analisis peserta didik pada materi sistem saraf
periode COVID 19 (Sirait dkk., 2021). Media antara kelas pengguna mmi yang dikembang-
jenis ini memungkinkan peserta didik untuk kan dengan Articulate Storyline 3 dan kelas
berinteraksi dengan software atau aplikasi yang pengguna mmi yang dikembangkan dengan
digunakan (Lestari, 2019, hlm. 2-4). Pembuatan Power Point interaktif sebagai teknologi
multimedia interaktif bisa dimulai dari alat atau penunjang pembelajaran berbasis TPACK, atau
perangkat lunak yang sederhana dan sudah (H1) terjadi sebaliknya.
sering didengar seperti Power Point. Fasilitas
II. METODE PENELITIAN
fitur atau menu di dalam software tersebut
mampu menciptakan media belajar sederhana, Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29
tetapi tetap menarik (Lestari, 2019, hlm. 10). April 2021 hingga 5 Mei 2021 di SMA Angkasa
Yuliana & Hastiana (2019) menunjukan bahwa Lanud Husain Satranegara, kota Bandung.
Power Point interaktif dapat meningkatkan Metode atau pendekatan yang digunakan yaitu
kemampuan kognitif sesuai ketentuan capaian kuantitatif berjenis nonequivalent control
33
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
group design cabang dari Quasi Experiment. dan konten seperti representasi materi ke dalam
Pemilihan sampel dilakukan melalui purposive bentuk tulisan, gambar, video, animasi dengan
sampling dengan syarat memiliki kemampuan pendekatan asynchronus (PCK), pengetahuan
awal homogen (seragam). Berdasarkan uji teknologi dan pedagodik melalui LMS Moodle
homogenitas data penilaian tengah semester (TPK) yang kemudian bersatu di dalam satu
dibantu SPSS (Statistical Package for the Social konteks pembelajaran sub bagian sistem
Sciences) versi 20 didapatkan kemampuan awal koordinasi yaitu sistem saraf tingkat SMA.
kelas XI MIPA A dan XI MIPA C sudah Selama 6 hari efektif, peserta didik diberi
homogen. Sampel diambil dari masing-masing keleluasaan untuk belajar mandiri, guru dapat
kelas sebanyak 23 orang. Kelas XI MIPA A melihat proses belajar melalui LMS Jartisunda.
menggunakan mmi yang dikem-bangkan Sistem pembelajaran seperti ini menimbulkan
dengan Articulate Storyline 3 disebut kelas reaksi berbeda.
ekperimen, sedangkan kelas XI MIPA C
sebagai pengguna Power Point interaktif A. Respon Kelas Eksperimen
disebut kelas kontrol atau kelas pembanding. Kelas eksperimen merupakan kelas
Data dikumpulkan menggunakan yang menggunakan Articulate Storyline 3
istrumen tes dan non tes. Istrumen tes berupa sebagai media belajar sistem saraf. Pengisian
soal check point sebanyak 20 nomor telah kuesioner membuktikan bahwa 89,60% dari 23
disusun berdasarkan indikator taksonomi orang peserta didik menyetujui (menjawab
Bloom revisi dimensi kognitif dan dimensi “Ya”) pernyataan yang dilampirkan, sedangkan
pengetahuan dari tingkatan C1 hingga C4. Porsi 11,30% sisanya tidak menyetujui (menjawab
soal analisis (C4) lebih banyak dibandingkan “Tidak”), artinya mayoritas peserta didik me-
tingkat kognitif lainnya. Selanjutnya, soal respon positif penggunaan Articulate Storyline
disebarkan melalui LMS (Learning 3 pada pembelajaran selama penelitian, sama
Management System) Jarti-sunda ketika pretest seperti penelitian Suhailaha dkk. (2021) yang
dan posttest setelah ber-hasil lulus judgment menyatakan respon peserta didik setelah
expert dan uji butir soal. Kegiatan ini berfungsi pembelajaran sangat bagus sehingga Articulate
mengukur dan membuk-tikan adanya ini dianggap layak untuk membelajarkan materi
perbedaan peningkatan kemam-puan analisis biologi.
peserta didik pada materi sistem saraf. Analisis Kuesioner yang ditujukan kepada
data tes dibantu menggunakan SPSS versi 20 sampel berjumlah 23 orang di kelas
untuk melakukan uji normalitas, uji t (jika data eksperimen, telah memaparkan data bahwa,
terdistribusi normal), atau uji Mann Whitney 82,61% peserta didik tertarik untuk belajar
(jika data tidak terdistribusi normal). ketika menggunakan Arti-culate, 86,96%
Selain tes, instrumen non tes berupa peserta didik memahami bahan ajar yang
kue-sioner skala Guttman disebarkan melalui dikembangkan Articulate, 86,96% peserta didik
Goo-gle Form pada tahap akhir penelitian setuju bahwa pembelajaran menggunakan
untuk mengetahui respon peserta didik terhadap Articulate mudah diakses serta fleksibel
sistem pembelajaran terutama pada penggu- penggunaannya, 86,96% peserta didik lebih
naan multimedia interaktif. menyukai belajar menggunakan Arti-culate
daripada metode ceramah yang sering
III. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan melalui zoom meeting, terakhir
Pembelajaran dalam penelitian ini tidak 100% peserta didik merasakan manfaat peng-
terlepas dari seluruh komponen TPACK di gunaan Articulate pada pembelajaran sistem
antaranya melibatkan pengetahuan konten saraf. Respon yang diberikan sesuai dengan
sistem saraf (CK), pengetahuan teknologi temuan Suhailaha dkk. (2021), bahwa Articu-
media digital (TK), pengetahuan pedagogik late mendukung situasi pembelajaran yang
model e-learning (PK), pengetahuan teknologi kondusif, peserta didik fokus terhadap diskusi
dan konten menggunakan mmi yang materi tetapi tidak mengurangi antusiasme
dikembangkan dengan Articulate dan Power belajar dan cocok digunakan untuk menyam-
Point interaktif (TCK), pengetahuan pedagogik paikan konsep bersifat abstrak. Pembelajaran
34
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
juga tidak berpusat pada guru sehingga peserta oleh Hake tahun 1990 (Sundayana, 2020, hlm.
didik tidak bosan, tepat seperti pernyataan 159-160), sedangkan peningkatan setiap sub
Daud & Putra, (2011) Guru sebagai pusat bagian kemampuan analisis dilihat berdasarkan
pembelajaran langsung (model Direct Instruc- persentase selisih peserta didik menjawabkan
tion) mengakibatkan peserta didik tidak bisa benar pada 13 soal berindikator membedakan,
mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi mengorganisasikan, dan mengatribusikan saat
karena proses belajar hanya berlangsung posttest dan pretest.
seputar kegiatan mengingat, mengenal, Penelitian Utami dkk. (2015)
menjelaskan informasi relevan, dan menghafal. mengemuka-kan penilaian kemampuan analisis
pada materi sistem saraf sebagai berikut:
B. Respon Kelas Kontrol 1. Membedakan, kemampuan peserta didik
Respon positif juga diberikan oleh mengidentifikasi potongan informasi, ke-
peserta didik kelas kontrol pengguna Power mudian menyesuaikannya (menentukan
Point interaktif sebagai media belajar sistem relevan/penting atau tidak informasi
saraf. Diketahui dari hasil kuesioner 79,13% tersebut) dengan tema pembahasan atau
menyetujui (menjawab “Ya”) pernyataan, suatu struktur yang lebih besar. Contohnya
sedangkan 20,87% peserta didik tidak peserta didik dapat mengidentifikasi organ
menyetujui (menjawab “Tidak”). Lebih tepat- yang termasuk kedalam struktur sistem
nya dari jumlah sampel 23 orang, 91,30% saraf, seperti otak dan sum-sum tulang
peserta didik memerlukan Power Point untuk belakang.
belajar, 91,30% peserta didik merasa Power 2. Mengorganisasikan, kemampuan
Point dapat membantu menguasai konsep, mengenali karakteristik dari potongan-
86,96% peserta didik merasakan kemudahan potongan infor-masi sehingga dapat
dalam proses pemahaman materi, 82,61% dipahami hubungan antar potongan
peserta didik menginginkan sistem pembela- informasi tersebut dan posi-sinya pada
jaran ini diterapkan di sekolahnya. Pernyataan suatu struktur yang lebih besar. Peserta
terakhir kuesioner bersifat negatif, berfungsi didik memahami hubungan infor-masi
menegaskan pernyataan sebelumnya. 43,48% seputar komponen penyusun, peran,
peserta didik yang tidak memahami pembela- mekanisme, dan gangguan fungsi di dalam
jaran didukung Power Point interaktif lebih suatu sistem misalnya sistem saraf.
sedikit dari persentase peserta didik yang sudah 3. Mengatribusikan, kemampuan
paham. Kemudahan dan rasa senanng yang menentukan tujuan, sudut pandang, dan
muncul ketika menggunakan Power Point nilai dari potong-an informasi hingga
sesuai dengan pendapat Lestari (2019, hlm. 10) dapat menarik sebuah kesimpulan.
bahwa perangkat lunak Microsoft Power Point Misalnya, pada materi sistem saraf guru
sering dimanfaatkan dalam pengembangan dapat memberikan petunjuk atau
media belajar interaktif yang menyenangkan. karakteristik gangguan pada materi sistem
Software ini juga dianggap praktis (Pramita saraf kemudian menanyakan nama atau
dkk., 2019). Selain itu, pemahaman konsep istilah yang dapat mewakili karakteristik
cukup terbantu jika guru pandai mengemas tersebut.
materi menggunakan Power Point selaras Melihat dari penelitian sebelumnya dalam
dengan pendapat Santoso dkk. (2019) yaitu, mengukur indikator penyusun kemampuan
kemampuan analisis materi sistem saraf analisis, maka penyusunan soal kali ini terdiri
meningkat karena metode penyampaian guru dari sub pokok materi yang berkaitan dengan
terbantu oleh Power Point. tiga sub indikator tersebut, terdiri dari jenis sel
C. Peningkatan Kemampuan Analisis saraf, mekanisme ilmpuls, susunan sistem
Materi Sistem Saraf saraf, gangguan yang terjadi di sistem saraf,
Peningkatan teridentifikasi dari nilai Pretest mekanisme gerak refleks dan gerak sadar. Soal
dan Posttest. Kategori peningkatan kemampuan nomor 8, 9, 12, 14 mengukur kemampuan
analisis tiap individu ditentukan melalui N-gain peserta didik dalam kegiatan membedakan pada
sub pokok materi mekanisme impuls dan
35
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
susunan sistem saraf. Soal nomor 5, 13, 17, 18 Sedang
0,33 -
berkaitan dengan kemampuan mengorganisasi- 0,69 9
0,70 -
kan seputar bahasan jenis sel saraf, susunan Tinggi
1,00 12
sistem saraf, gangguan sistem saraf, mekanisme
gerak refleks dan gerak sadar. Kegiatan meng- Melalui tabel 3, semua sub bagian
atribusikan suatu permasalahan diukur indikator kemampuan analisis kelas
menggunakan soal nomor 6, 7, 16, 19, 20 eksperimen me-ningkat, jika dilihat dari selisih
tentang mekanisme impuls, gangguan sistem persentase peserta didik menjawab benar ketika
saraf, mekanisme gerak refleks dan gerak sadar. tes. Penggunaan Articulate, dapat
Berikut pembahasan setiap kelas percobaan. meningkatkan kemampuan membedakan
1. Kelas Eksperimen karena multimedia ini telah dilengkapi animasi
yang bagus, gambar berwarna di setiap bagian
Tabel 1.
Rekapitulasi nilai kelas ekperimen
berbeda serta diberi penjelasan yang
kebanyakan berupa audio dan tulisan tetapi
Nilai Pretest Posttest tidak banyak. Keberadaan gambar dan animasi
Rata-Rata 56,74 84,57 dapat membantu peserta didik membedakan
Standar Deviasi 20,37 16,65 komponen, struktur, dan perbedaan fungsi pada
Maksimum 85 100 susunan sistem saraf sesuai dengan pendapat
Minimum 20 40 Safryadi (2018), guru memanfaatkan gambar
yang konkret untuk memudahkan peserta didik
Melihat dari data tabel 1, kelas memahami materi. Selanjutnya, sub indikator
eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest mengorganisasikan bagian dari sistem saraf
(56,74 + 20,37) dan postest (84,57 + 16,65). juga mengalami peningkatan disebabkan
Nilai paling tinggi saat pretest 85 dan nilai karena adanya peta konsep yang dapat
paling rendah 20, sedangkan ketika posttest, diinteraksikan peserta didik untuk menunjukan
nilai paling tinggi 100 dan nilai paling rendah alur pengelompokan informasi sehingga
40. Berdasarkan tabel 2, peningkatan dengan peserta didik tidak belajar secara acak. Peserta
kategori tinggi lebih banyak muncul daripada didik akan lebih mudah membangun konsep
kategori lainnya, temuan tersebut membuktikan secara sistematis dengan adanya peta konsep,
Articulate dapat meningkatkan kemampuan apalagi jika ditambah keberadaan animasi
analisis materi sistem saraf. Artinya multimedia lengkap dengan audio di setiap sub pokok
interaktif ini dapat merepresentasikan konsep materi. Video membantu peserta didik
abstrak sehingga lebih mudah dimengerti memahami konsep secara visual, output serta
seperti yang dinyatakan dari kuesioner respon minat belajar meningkat (Hafzah dkk., 2020).
dan hasil penelitian Putri & Ardi (2021) yaitu Terakhir, peningkatan terjadi pada kemampuan
Articulate memudahkan peserta didik belajar mengatribusikan suatu permasalahan karena
materi abstrak bercakupan luas, peserta didik kedua sub indikator sebelunya juga meningkat
lebih mudah mempelajari materi, dan cukup baik. Artinya peserta didik sudah
meningkatkan hasil belajar. memahami karakteristik dari setip informasi
Tabel 2.
yang menyusun sistem saraf dan dapat
Rekapitulasi N-Gain Ternormalisasi Kelas menggunakan apa yang telah diketahuinya
Eksperimen untuk menyelesaikan permasalahan. Temuan
ini mengacu pada pendapat Nurjanah dkk.,
Jum
Kategori N-Gain lah (2021) bahwa proses pencapaian kemampuan
Hake (1990) Peserta Didik Peserta analisis diawali dengan mengidentifikasi
Didik masalah, mengolah, mencari solusi untuk
Terjadi menyelesaikan masalah, sehingga dapat
Penurunan -0,38 1
disimpulkan pola pikir analitis seperti ini sangat
Tetap - -
penting untuk dikembangkan.
Rendah 0,14 1
36
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
Tabel 3. pembelajaran, walupun tanpa peranan guru
Peningkatan kemampuan analisis kelas eksperimen secara langsung. Temuan tersebut sesuai
Rata-Rata Persentase dengan Aotar dkk. (2015), pembelajaran sistem
Sub Jawaban Benar saraf secara langsung masih terlalu rumit jika
Indikator Pret Postt Seli hanya melalui demostrasi dan praktikum
est (%) est (%) sih (%)
sehingga perlu media animasi yang dikemas ke
Membedakan 54 88 34
dalam bentuk multimedia pembelajaran.
Mengorganisa Tabel 6 menunjukan peningkatan di
47 70 23
sikan
Mengatribusik setiap sub indikator kemampuan analisis. Pada
51 82 30 kemampuan membedakan, keberadaan Power
an
Point interkatif mendukung kenaikan hasil
posstest karena disisipkan gambar lengkap
2. Kelas Kontrol dengan penjelasan tetapi terangkum kembali
dalam beberapa kalimat intisari materi pada
Kelas dengan peserta didik pengguna setiap sub bahasan, khusus media mekanisme
Power Point interkatif dilihat melalui tabel 4 dilengkapi video yang dapat diputar berulang
memiliki rata-rata nilai pretest (58,91 + 25,31) ulang oleh peserta didik. Kelengkapan unsur
dan postest (81,74 + 20,26). Nilai paling tinggi seperti, gambar, animasi, video, dan teks
saat pretest 100 dan nilai paling rendah 15, sehingga peserta didik punya banyak pilihan
sedangkan ketika posttest, nilai paling tinggi cara untuk belajar. Pendapat ini selaras dengan
100 dan nilai paling rendah 25. pendapat Jayawardana, (2017), kajian biologi
Tabel 4. dipandang sulit sehingga tidak bisa hanya
Rekapitulasi nilai kelas kontrol disampaikan melalui tulisan, tetapi harus
didukung praktikum di lab dan lapangan, video
Nilai Pretest Posttest animasi, serta gambar.
Rata-Rata 58,91 81,74 Berikutnya, sub indikator kemampuan
Standar Deviasi 25,31 20,26 mengorganisasikan juga meningkat disebabkan
Maksimum 100 100 penggunaan fitur animation pada peta konsep
Minimum 15 25 dapat diinteraksikan. Susunan informasi pun
Tabel 5. terorganisir dengan baik dipandu peta konsep
Rekapitulasi N-Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol sekaligus disertai gambar. Peserta didik dapat
Jum
menghilangkan atau memunculkan informasi
Kategori N-Gain lah dari gambar dan peta konsep sesuai keinginan
Hake (1990) Peserta Didik Peserta selama belajar. Tindakan ini menjadikan
Didik pembelajaran menarik dan sudah disesuaikan
Terjadi dengan rekomendasi dari Vivin dkk (2018)
Penurunan -0,08 1
bahwa untuk menciptakan multimedia yang
Tetap 0,00 5
menarik maka pada pembahasan objek
Rendah 0,17 2
0,38 -
bergambar, tunjukan menggunakan panah
Sedang bagian yang dimaksud pada gambar objek,
0,67 5
0,73 - kemudian tambahkan keterangan yang jelas
Tinggi
1,00 10 pada masing-masing bagian yang ditunjuk.
Power Point biasanya melekat dengan
Dilihat dari tabel 5, beberapa peserta guru sebagai pusat pembelajaran, ternyata dapat
didik di kelas ini tidak mengalami peningkatan dimodifikasi sehingga guru tidak lagi menjadi
hasil belajar karena kemampuan awal sudah pusat perhatian. Terlihat dari kemampuan
cukup bagus, begitu pula yang terjadi di akhir atribusi peserta didik yang meningkat memberi
penilaian. Walaupun begitu, peningkatan di makna bahwa Power Point membantu peserta
kategori tinggi tetap mendominasi, dapat didik dalam proses mengetahui, memahami dan
diartikan bahwa Power Point interaktif dengan mengaplikasikan materi untuk memecahkan
persiapan maksimal berhasil membantu suatu permasalahan. Walaupun tanpa peran
37
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
guru secara langsung, beberapa tindakan dalam lebih besar dari 0,05 artinya H0 diterima atau
merangsang keberanian memberikan pendapat Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
tetap dilakukan, teridentifikasi ketika peserta peningkatan kemampuan analisis peserta didik
didik menjawab pertanyaan yang disisipkan pada materi sistem saraf antara kelas pengguna
pada beberapa slide pembahasan sehinggga mmi yang dikembangkan dengan Articulate
dapat memberikan umpan balik yang relevan Storyline 3 dan kelas pengguna mmi yang
setelah berusaha mengeksplornya sendiri. dikembangkan dengan Power Point interaktif
Pembelajaran mandiri melalui multimedia sebagai teknologi penunjang TPACK.
interaktif selaras dengan pendapat Lestari Pada dasarnya tampilan, fitur software
(2019, hlm. 2-4) bahwa multimedia interaktif Articulate dan Power Point memiliki kemiripan
berperan sebagai alat bantu belajar mandiri apalagi storyboard yang digunakan pun sama.
(independent media) apalagi jika materi Perangkat lunak Articulate berfitur lengkap
disajikan secara terarah dan sistematis, peserta tetapi mudah dipakai pemula karena cara
didik juga tidak hanya mendengar atau melihat kerjanya hampir sama seperti Power Point
karena dapat melakukan sesuatu pada media namun lebih kreatif, komperhensif, dan punya
pembelajaran tersebut (pembelajaran aktif). banyak jenis font, sehingga cocok untuk
pembuatan dan pengembangan media
Tabel 6.
Peningkatan kemampuan analisis kelas kontrol pembelajaran (Mudinillah, 2021, hlm 103).
Keahlian serta proses selama pembuatan
Rata-Rata Persentase multimedia interaktif akan mempengaruhi
Sub Jawaban Benar
Indikator Pret Postt Seli
produk akhir, sehingga akhirnya ditemukan
est (%) est (%) sih (%) beberapa kekurangan atau kelebihan khususnya
Membedakan 57 80 24 dalam upaya meningkatkan kemampuan
Mengorganisa analisis materi sistem saraf seperti yang
52 75 23 ditunjukan pada gambar 1.
sikan
Mengatribusik
55 88 33
an Perbandingan Persentase
Peningkatan Kemampuan Analisis
30
Persentase
24 23 23
Kemampuan Analisis selama Daring 25
Dalam rangka menjawab hipotesis 20
15
penelitian, alat bantu SPSS versi 20 telah 10
mengolah hasil pretest dan posttest kelas 5
eksperimen sekaligus kelas kontrol melalui uji 0
Mengorganisasikan
Mengatribusikan
Membedakan
38
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
sangat kecil. Pada kemampuan membedakan, Saparso (2021) peserta didik dapat merasa
terlihat peningkatan persentase hanya sebesar jenuh karena buku teks penuh dengan tulisan
10%. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, sehingga mengurangi minat baca. Di luar
aspek yang paling menonjol dalam kelebihan dan kekurangan kedua multimedia,
meningkatkan kemampuan ini yaitu animasi. kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama
Articulate memiliki kelebihan terkait tampilan mengalami peningkatan kemampuan mengor-
gambar serta animasi karena proses ganisasikan dikarenakan peserta didik dapat
pembuatannya dibantu ahli IT sehingga mempelajari materi sesuai arahan peta konsep.
memerlukan biaya cukup mahal, tetapi tentunya Unsur ini dapat menunjukan alur pengelom-
dapat disesuaikan dengan gaya mengajar guru. pokan informasi (materi) berdasakan karakte-
Power Point juga disisipkan gambar dan video ristiknya dan dapat dinteraksikan secara terarah
animasi namun masih bersifat seadanya karena melalui instruksi yang ada pada multimedia
mengambil dari internet tanpa mengeluarkan interaktif. Tindakan ini hampir sama seperti
biaya sama sekali. Video animasi sangat penggunaan mind mapping plus dalam kondisi
membantu peserta didik menguasai konsep sudah disiapkan guru untuk dipelajari. Mind
rumit seperti mekanisme kerja impuls, sama mapping plus akan merangsang kinerja otak
seperti temuan Hafzah dkk., (2020) bahwa kanan karena melibatkan gambar, simbol,
selain gambar, video juga dapat membantu warna, kegiatan ini kemudian terhubung
peserta didik memahami konsep secara visual, dengan kinerja otak kiri seperti mengubah
ditambah lagi output serta minat belajar setiap konsep abstrak materi sistem saraf
meningkat. menjadi kata kunci dalam bentuk simbol atau
Dilihat dari sisi peningkatan gambar, serta mengingat arti dari gambar,
kemampuan mengorgnisasikan, tidak simbol, warna, yang telah dibuat (Romdhani
ditemukan perbedaan persentase peningkatan dkk., 2014). Aktivitas belajar peserta didik
sama sekali. Hal ini disebabkan kekurangan menemukan sekaligus membangun konsep
yang dimiliki kedua multimedia interaktif. sendiri akan membangun kemandirian peserta
Articulate storyline 3 memiliki audio lengkap, didik ketika belajar (Utami dkk., 2015).
tetapi unsur teks agar peserta didik membaca Kelas kontrol mengalami peningkatan
informasi yang penting hampir tidak ada. kemampuan mengatribusikan yang lebih besar
Apabila media terlalu full audio, maka dari kelas eksperimen. Temuan ini terjadi
penggunaannya akan sama saja seperti karena pada Power Point interaktif peserta
mendengarkan ceramah langsung dari guru, didik diberikan stimulus berupa pertanyaan
apalagi jika suatu bagian menyisipkan terlalu khusus di slide sub pokok materi tertentu
banyak audio tetapi animasi bergerak monoton. sehingga mereka dapat mengungkapkan apa
Kekurangan itu dapat mengakibatkan peserta yang telah diketahui dan memberikan sudut
didik bosan seperti tanggapan peserta didik pandang mereka terhadap suatu permasalahan
pada hasil riset Nurokhmah dkk. (2016), bahwa di ruang diskusi, artinya peserta didik sudah
biologi terkesan membosankan karena selama terlatih memahami tujuan dari pembelajaran
prosesnya, guru lebih sering memberi-kan materi sistem saraf selama belajar tanpa guru.
ceramah. Berkebalikan dengan Articulate, Sedangkan, multimedia interaktif Articulate
Power Point Interaktif disisipkan unsur teks dibuat tanpa ada pertanyaan sebagai stimulus
yang cukup dan dapat dihilangkan atau dimun- peserta didik untuk memproses kembali apa
culkan sesuai keinginan sehingga peserta didik yang didapatkannya. Walaupun sederhana,
bisa leluasa membaca walaupun tidak banyak tetapi tindakan seperti ini diperlukan karena
mendengarkan. Namun unsur audio yang akan memberi sedikit tekanan kepada peserta
hampir tidak ada, justru menyebabkan peserta didik sehingga timbul keinginan mengembang-
didik terlalu banyak melihat dan membaca, kan proses berpikir analitis, seperti pendapat
mendengarkan hanya didapatkan melalui video. Nurjanah dkk. (2021), proses pencapaian
Jika terlalu banyak tulisan pada multimedia, kemampuan analisis diawali dengan meng-
maka rasanya akan sama seperti membaca buku identifikasi masalah, mengolah, mencari solusi
teks. Menurut hasil penelitian Zahora & untuk menyelesaikan masalah, pola pikir
39
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
analitis seperti ini sangat penting untuk kan pengalaman yang lebih bermakna sehingga
dikembangkan. menguatkan memori peserta didik
Produk akhir Articulate dan Power
DAFTAR PUSTAKA
Point interaktif sebagai komponen TCK
memiliki kekurangan, untuk menyamarkan Amelia, Y., & Darussyamsu, R. (2020).
kekurangan tersebut maka komponen lain pada Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran
TPACK sangat diperlukan. Misalnya, Learning Online Matapelajaran Biologi Di Masa
Mana-gement System (LMS) yang digunakan Pandemi Covid-19. 6(2), 86–93.
sebagai komponen TPK telah menjadi sarana Anderson, L & Krathwohl, D. (2015).
kegiatan mengatribusikan suatu masalah Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen. Terjemahan.
walaupun tidak semua peserta didik
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berpartisipasi aktif. Selain itu, komponen PCK
Aotar, Adlim, & Safrida. (2015). Penerapan
atau strategi pembelajaran seperti asinkron Presentasi Media Prezi Pada Materi
model e-learning juga penting agar kegiatan Sistem Saraf Manusia Terhadap
belajar, penyusunan multimedia pembelajaran, Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Kelas
serta asesmen, tetap pada jalur mencapai tujuan Xi Sma Negeri 2 Bukit. Jurnal Edubio
pembelajaran sesuai kompe-tensi dasar. Proses Tropika, 3(2), 68–72.
penelitian menunjukan pembelajaran dengan Corebima, A. D. (2016). Pembelajaran biologi
kerangka kerja TPACK dapat menciptakan di Indonesia bukan untuk hidup. Seminar
pembelajaran yang efektif dibuktikan dengan Nasional XIII Biologi, Sains, Lingkungan,
adanya peningkatan kemampuan analisis di Dan Pembelajarannya Di Pendidikan
kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sama Biologi FKIP UNS, 13(1), 8–22.
seperti pendapat Koehler dkk. (2013) yang https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view
menyatakan TPACK dapat menjadikan File/5640/5008
pembelajaran berbasis teknologi pembelajaran Daud, F., & Putra, M. R. T. J. (2011).
menjadi efektif. Perbandingan Hasil Belajar Biologi
Materi Sistem Saraf Dengan Menerapkan
IV. KESIMPULAN Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Peserta didik pengguna MMI yang Grup investigasi dan Model Pembelajaran
Langsung Pada Siswa Kelas IX IPA SMA
dikembangkan dengan Articulate Storyline 3
Negeri 1 Sungguminasa ( The
dan Power Point interaktif memberikan respon
Comparison of Biology Learning
yang positif terhadap pembelajaran selama Outcomes be. Bionature, 12(2), 123–130.
penelitian berlagsung. Selain itu, mmi yang Fitri, M., Nasution, M. Y., & Andriani. (2019).
dikembangkan dengan Articulate Storyline 3 ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF
dan Power Point interaktif sebagai teknologi DAN SIKAP SISWA PADA MATERI
penunjang TPACK dapat meningkatkan ke- SISTEM SARAF DI KELAS XI SMA
mampuan analisis (membedakan, mengorgani- NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN. Jurnal
sasikan, dan mengatribusikan) peserta didik Pelita Pendidikan, 7(1), 28–34.
pada materi sistem saraf, Hal ini mebuktikan Geni, S., Wahyudin, Hudiana, H., & Dian, R.
bahwa Articulate Storyline 3 dan Power Point (2018). LINGKUNGAN DENGAN
interaktif dapat menjadi pilihan teknologi MENGGUNAKAN MULTIMEDIA
pengembangan multimedia interaktif selama BERBANTUAN APLIKASI
daring, sehingga aktivitas belajar lebih ARTICULATE diusahakan agar
menyenangkan dan bervariasi. interaktif , inspiratif , pembelajaran
Pertanyaan terkait sub pokok materi banyak masalah-masalah yang model
tertentu sebaiknya dicantumkan dalam multi- pembelajaran berbasis media interaktif
media interaktif agar peserta didik terstimulus dengan menggunakan media
untuk memberikan umpan balik, sehingga guru pembelajaran. JTEP-Jurnal Teknologi
dapat mengontrol proses belajar daring. Pendidikan Dan Pembelajaran, 3.
Hafzah, N., Amalia, K. P., Lestari, E., Annisa,
Walaupun bersifat mandiri dan tidak masuk
N., Adiatmi, U., & Saifuddin, M. F.
penilaian kognitif, tindakan ini akan memberi-
40
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
(2020). Meta-Analisis Efektivitas Paidi, Subali, B., & Eka, F. (2020). Teaching
Penggunaan Media Pembelajaran Digital Performance of High School Biology
Dalam Peningkatan Hasil dan Minat Teachers in Applying TPACK : A
Belajar Biologi Peserta Didik di Era Descriptive Study. 401(Iceri 2019), 95–
Revolusi Industri 4 . 0. Biodik, 6, 541– 99.
549. http://creativecommons.org/licenses/by-
Jayawardana, H. B. A. (2017). Paradigma nc/4.0/. 95
Pembelajaran Biologi Di Era Digital. Pakpahan, T. R., Hernawati, D., & Ardiansyah,
Jurnal Bioedukatika, 5(1), 12. R. (2020). Analysis Of Students’
https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v5i Misconceptions On The Nervous System
1.5628 Materials Using the Four-Tier Diagnostic
Koehler, M. J., Mishra, P., & Cain, W. (2013). Test. BIOEDUSCIENCE: Jurnal
What is Technological Pedagogical Pendidikan Biologi Dan Sains, 4(1), 27–
Content Knowledge ( TPACK )? What Is 36. https://doi.org/10.29405/j.bes/4127-
Technological Pedagogical Content 364844
Knowledge ( TPACK )? matthew j . Pramita, L., Hastiana, Y., & Siroj, R. A. (2019).
koehler , punya mishra , and william cain Development of Biodiversity Materials
, michigan state university. January 2018. through Interactive Powerpoint in 10th
https://doi.org/10.1177/00220574131930 Grade of Senior High School. Biodik:
0303 Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 5(1),
Lestari, Novia. (2020). Media Pembelajaran 81–95.
Berbasis Multimedia https://doi.org/10.22437/bio.v5i1.6420 81
Interaktif. Klaten: Penerbit Lakeisha Putri, A. A., & Ardi. (2021). Meningkatkan
Mudinillah, Adam. (2021). Software untuk Hasil Belajar Siswa Melalui Multimedia
Media Pembelajaran (Dilengkapi Pembelajaran Interaktif Berbasis
Dengan Link Download Aplikasi), Pendekatan Saintifik. Edutech Undiksha,
Sleman: Bintang Pustaka Madani. 8(1), 1–7.
Nurdiani, N., Rustaman, N. Y., Setiawan, W., https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
& Priyandoko, D. (2019). The IM and JEU/index%0AMeningkatkan
LMS moodle as the TPACK components Romdhani, B. A., Susantini, E., & Kuswanti, N.
in improving embryology concepts (2014). Pengembangan Mind Mapping
mastery of prospective biology teachers Plus sebagau Strategi Belajar Materi
The IM and LMS Moodle as the TPACK Sistem Saraf di SMA. Jurnal BioEdu,
Components in Improving Embryology 3(3), 571–579.
Concepts Mastery of Prospective Biology http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioe
Teachers. AIP Conference Proceedings, du
060012. Safitri, M., Riandi, R., Widodo, A., & Nasution,
https://doi.org/10.1063/1.5115712 W. R. (2017). Integration of Various
Nurjanah, I. E., Irawan, E., Ekapti, R. F., & Technologies in Biology Learning.
Faizah, U. N. (2021). Efektivitas International Conference on Mathematics
Penerapan Model Pembelajaran Problem and Science Education (ICMScE).
Based Learning terhadap Peningkatan https://doi.org/10.1088/1742-
Keterampilan Berpikir Analitis Indah. 6596/895/1/012145
Jurnal Tadris IPA Indonesia, 1(2), 108– Santoso, B., Kasih, & Umar, S. A. (2019).
117. PENGARUH PENGUNAAN MEDIA
http://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.p POWER POINT UNTUK
hp/jtii Artikel MENINGKATKAN PADA SISWA
Nurokhmah, N., Nurlaelah, I., & Setiawati, I. KELAS VII DAN KELAS XI DI
(2016). PENERAPAN MODEL PONDOK PESANTREN MAFATIH
SINEKTIK UNTUK MEMINIMALISIR 1453 BOGOR. KOMMAS : Jurnal
KONSEP KETERAMPILAN BERPIKIR Pengabdian Kepada Masyarakat
KREATIF SISWA KELAS XI IPA DI SMA. Universitas Pamulang, 1(1), 139–148.
8(2), 54–62. Sari, R., Massawet, E. T., & Masruhim, M. A.
41
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni ISSN: 2549-
2023 0486
(2018). Perangkat Pembelajaran Mobile Learning terhadap Minat dan
Kecerdasan Eksistensial dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kota Masohi. Biodik: Jurnal Ilmiah
dalam Pembelajaran Biologi. … , Dan Pendidikan Biologi, 6(1), 46–57.
Pengembangan, 1068–1075. https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8061
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ar Utami, Y. N., Maya P., R., & Sugiharto, B.
ticle/view/11479 (2015). Studi Komparasi Instad Dipadu
Simorangkir, T. V., Zulfadli, & Ibrahim. Mind Map dengan Pembelajaran
(2020). ANALISIS MISKONSEPSI Konvesional terhadap Kemampuan
MENGGUNAKAN METODE Berpikir Analitis Biologi Siswa Kelas XI
CERTAINTY OF RESPONSE INDEX ( IPA SMAN 4 Surakarta. Jurnal
CRI ) PADA MATERI SISTEM SARAF Pendidikan Biologi, 7(2), 16–27.
KELAS XII MIA SMA NEGERI 3 Vivin K, D., Daningsih, E., & Marlina, R.
TARAKAN Misconception Analysis (2018). Kelayakan Powerpoint Interaktif
Using Centainty of Response Index ( CRI Organ Tumbuhan Kelas Xi Sma
) on The Theme of Nerve System in XII Berdasarkan Analisis Ukuran Dan Tipe
Grade Majoring in. Biopedagoga, 2(1), Stomata. Edukasi: Jurnal Pendidikan,
15–26. 16(2), 196.
Sirait, D., Handayani, A. T., & Handayani, P. https://doi.org/10.31571/edukasi.v16i2.9
(2021). MULTIMEDIA INTERAKTIF 48
BAGI GURU TK SEBAGAI Yuliana, I., & Hastiana, Y. (2019). METODE
PEMBELAJARAN DI ERA NEW PRAKTIKUM DENGAN MEDIA
NORMAL DI YAYASAN POWERPOINT INTERAKTIF
PENDIDIKAN JANNAT AL – BAQI. IMPROVING COGNITIVE ABILITY OF
Prosiding Seminar Nasional Hasil STUDENTS THROUGH. 3, 19–25.
Pengabdian, 53–57. https://e- Zahora, E., & Saparso. (2021).
prosiding.umnaw.ac.id/index.php/pengab PENGGUNAAN E-LEARNING
dian/article/view/640 UNTUK MENINGKATKAN MINAT
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan MATERI SISTEM SARAF SISWA
R&D). Bandung: Alfabeta. KELAS XI IPA 2 SMA “XYZ.” Journal
Suhailaha, F., Muttaqin, M., Suhada, I., of Innovation Research and Knowledge,
Jamaluddin, D., & Paujiah, E. (2021). 1(3), 297–303.
ARTICULATE STORYLINE: SEBUAH
PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF
PADA MATERI SEL. Pedagonal :
Jurnal Ilmiah Pendidikan, 05(April), 19–
25.
http://journal.unpak.ac.id/index.php/peda
gonal
Sundayana, Rostina. 2020. Statistika Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syahmina, I., Tanjung, I. F., & Rohani, R.
(2020). Efektivitas Pembelajaran Biologi
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Madrasah Negeri Medan. Jurnal
Biolokus, 3(2), 320.
https://doi.org/10.30821/biolokus.v3i2.79
0
Talakua, C., Elly, S. S., Studi, P., Biologi, P., &
Masohi, K. (2020). Pengaruh Penggunaan
Media Pembelajaran Biologi Berbasis
42
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstrak
Pembelajaran di SMA BPPI Bale Endah mewajibkan guru untuk memanfaatkan media pembelajaran berbasis IT.
Namun, agar penggunaan media pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar, faktor dukungan yang diperlukan harus
dipenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media pembelajaran berbasis IT dalam mata
pelajaran biologi dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi guru dalam penggunaannya. Pendekatan kualitatif
deskriptif digunakan dalam penelitian ini, dengan subjek penelitian adalah guru biologi dan siswa kelas X-IPA di
SMA BPPI Bale Endah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan model Milles dan Huberman, melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru telah menggunakan media pembelajaran berbasis IT seperti
WhatsApp, Google Classroom, Zoom, dan Cloud Ex dalam proses pembelajaran. Namun, saat pembelajaran tatap
muka, guru lebih sering menggunakan presentasi PowerPoint dan video pembelajaran. Meskipun telah
menggunakan media pembelajaran berbasis IT, guru masih menghadapi beberapa kesulitan, seperti merancang
media terbaru, mengoperasikan media pembelajaran, keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya kreativitas
guru. Namun, respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran berbasis IT sangat positif. Siswa dapat
memahami penjelasan guru dengan lebih baik dan merasa lebih tertantang ketika media pembelajaran berbasis IT
digunakan.
Abstract
The learning process at SMA BPPI Bale Endah requires teachers to use and utilize IT-based instructional media.
However, to ensure that teachers do not encounter difficulties in using such instructional media, support from
various factors is necessary. This research aims to analyze the use of IT-based instructional media in the biology
subject and identify the challenges faced by teachers in using IT-based instructional media. The research adopts a
descriptive qualitative approach, with biology teachers and X-IPA students at SMA BPPI Bale Endah as the
research subjects. Data collection techniques include interviews, observations, and documentation. Data analysis
is conducted using the Miles and Huberman model, involving data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. The results of the data analysis indicate that teachers have been using IT-based instructional media
in the teaching process. Some of the tools used by teachers to deliver instructional media include WhatsApp, Google
Classroom, Zoom, and Cloud Ex. However, during face-to-face learning, teachers rely on media such as
PowerPoint presentations and instructional videos. Despite the use of IT-based instructional media, teachers still
encounter several challenges. These challenges include designing up-to-date IT-based media, operating IT-based
instructional media, limited facilities and infrastructure, and a lack of teacher creativity. Student response to the
use of IT-based instructional media to support the learning process has been very positive. Students are able to
understand the explanations provided by teachers and feel more engaged when IT-based instructional media are
utilized.
43
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
memotivasi siswa, dan memberikan rangsangan
I. PENDAHULUAN dalam kegiatan belajar. Bahkan, media
pembelajaran juga dapat memberikan pengaruh
Dalam abad ke-21, perkembangan teknologi psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
mengalami kemajuan yang sangat pesat di pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
seluruh dunia. Salah satu aspek yang terpengaruh sangat membantu efektivitas proses pembelajaran
oleh perkembangan teknologi tersebut adalah dan penyampaian pesan serta isi pelajaran. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
dunia pendidikan. Saat ini, banyak pengembang
pembelajaran juga membantu meningkatkan
teknologi yang terus melakukan eksperimen dan
pemahaman siswa, menyajikan data secara
menciptakan teknologi baru. Dengan menarik dan terpercaya, memfasilitasi penafsiran
meningkatnya kemajuan dan kreativitas ini, abad data, dan mengemas informasi dengan lebih
ke-21 juga dikenal sebagai era pengetahuan padat. Menurut Heinich yang dikutip oleh
(knowledge age). Banyak pihak yang berupaya Ningsih (2014), mengartikan media sebagai
memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai perantara yang mengantarkan informasi antara
konteks, termasuk konteks yang berbasis sumber dan penerima. Oleh karena itu, televisi,
pengetahuan. film, radio, rekaman audio, proyeksi gambar,
Pemanfaatan teknologi informasi dan materi cetak, dan sejenisnya dianggap sebagai
komunikasi dalam pendidikan dianggap sebagai media komunikasi. Jika media tersebut
terobosan luar biasa (Shalikhah, 2017). mengandung pesan atau informasi dengan tujuan
Kurikulum sekolah saat ini telah instruksional atau pengajaran, maka disebut
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, sebagai media pembelajaran. Dari penjelasan
tetapi diperlukan pengetahuan dan kemampuan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media
guru untuk menggabungkan teknologi dalam pembelajaran memainkan peran yang penting
praktik pembelajaran. Laptop menjadi salah satu dalam proses belajar mengajar.
contoh teknologi yang digunakan sebagai media Untuk mencegah kejenuhan siswa, variasi
pendukung dalam pembelajaran. Dalam kelas, dalam proses belajar mengajar di sekolah sangat
guru seringkali menyampaikan informasi lisan penting. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan
atau tulisan di papan tulis, yang kurang menarik dari proses belajar mengajar itu sendiri. Dalam
bagi siswa. kelas, kegiatan belajar mengajar harus mengikuti
Kemampuan dan keterampilan seorang guru perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam menggunakan dan memanfaatkan media guna mendorong inovasi dalam pemanfaatan
pembelajaran sangat penting dalam kegiatan teknologi dalam proses pembelajaran. Menurut
belajar mengajar. Penggunaan media Sutirman (2013), media pembelajaran merujuk
pembelajaran tersebut mendorong guru untuk pada alat-alat grafis, fotografi, atau elektronik
menguasai teknologi. Saat ini, kebanyakan guru yang digunakan untuk menangkap, memproses,
sudah menggunakan laptop dalam proses dan mengatur informasi visual dan verbal. Ahli
pembelajaran. Laptop adalah alat bantu yang lain, seperti Bretz, menggolongkan media
memiliki komponen multimedia, termasuk menjadi tiga kategori: media visual (video),
visualisasi gambar, audio, video, program media audio (audio), dan media yang bergerak.
nirkabel, dan perangkat lunak yang dapat Mengklasifikasikan media pembelajaran
digunakan dalam pembelajaran. Namun, menjadi empat jenis, yakni media cetak, media
penggunaan laptop ini harus didukung oleh audio visual, media komputer, dan media
kemampuan guru dalam mengoperasikannya. gabungan cetak dan komputer. Levie & Lents,
Jika guru mengalami kesulitan dalam seperti yang dikutip oleh Ningsih (2014),
mengoperasikan laptop, maka pembelajaran mengemukakan empat fungsi media
berbasis IT akan sulit terwujud (Tafonao, 2018). pembelajaran, terutama media visual, yaitu fungsi
Menurut Ningsih (2014), penggunaan media perhatian, fungsi emosional, fungsi kognitif, dan
pembelajaran dalam proses belajar dapat
fungsi kompensasi. Fungsi perhatian bertujuan
menghasilkan minat dan keinginan baru,
untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa
44
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
terhadap konten visual atau teks materi pelajaran jurusan IPA maupun IPS di SMA BPPI Bale
yang ditampilkan. Melalui LCD, gambar atau Endah.
animasi dapat memusatkan perhatian siswa pada Pemilihan sampel atau responden dalam
materi pelajaran yang akan disampaikan. Fungsi penelitian ini memiliki peran penting. Sugiono
emosional terlihat dari keterlibatan emosi dan (2013) menjelaskan bahwa sampel merupakan
sikap siswa saat menyaksikan materi pelajaran bagian representatif dari populasi yang dikaji.
yang disajikan secara visual. Fungsi kognitif Sampel merupakan wilayah yang digunakan
mencerminkan penelitian ilmiah yang peneliti sebagai representasi komponen, objek,
menyatakan bahwa lambang visual membantu atau subjek yang diteliti. Dalam penelitian,
sampel diolah dan dianalisis guna mendapatkan
pemahaman dan pengingatan informasi atau
kesimpulan serta memahami kualitas dan
pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi
karakteristik yang terkait. Penelitian ini
kompensasi media pembelajaran membantu menggunakan instrumen yang sesuai dengan
siswa yang memiliki keterbatasan dalam pandangan Sugiyono (2013), yang
membaca untuk memahami dan mengingat isi menggambarkan instrumen sebagai alat yang
materi. Media pembelajaran yang efektif harus digunakan untuk mengukur fenomena yang
memenuhi beberapa persyaratan, termasuk diamati, terutama dalam bidang sosial. Instrumen
meningkatkan motivasi siswa, merangsang yang digunakan dalam penelitian ini
pengingatan siswa terhadap materi yang telah mengumpulkan informasi dari responden tentang
dipelajari, mengaktifkan partisipasi siswa dalam kegunaan media pembelajaran berbasis IT dalam
memberikan tanggapan, menyediakan umpan proses pembelajaran. Instrumen ini memiliki sifat
balik, dan mendorong siswa untuk berlatih deskriptif untuk menjelaskan realitas yang
dengan tepat (Alisha, dkk. 2022). ditemukan di lapangan dalam bentuk kualitatif.
Teori yang diadopsi oleh peneliti dalam
penelitian ini juga didasarkan pada pandangan
II. METODE PENELITIAN Sugiyono (2013) sebagai landasan instrumen
penelitian. Teknik pengumpulan informasi dalam
Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang penelitian ini melibatkan wawancara, observasi,
menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut dan kuesioner sebagai instrumen yang digunakan.
Dafit dan Ramadan (2020), penelitian kualitatif Peneliti melakukan wawancara dengan guru
memiliki karakteristik dalam mengeksplorasi biologi untuk menggali informasi mengenai
suatu permasalahan atau fenomena sosial serta penggunaan media pembelajaran berbasis IT.
mengembangkan pemahaman yang spesifik Setelah melakukan wawancara, peneliti
mengenai fenomena yang diteliti. Subjek dalam melanjutkan dengan kegiatan observasi.
penelitian ini adalah guru biologi di SMA BPPI Observasi dilakukan secara langsung di dalam
Bale Endah. Teknik pemilihan subjek kelas. Rincian mengenai aspek yang diamati
menggunakan metode random sampling, yang terdapat pada Tabel 1 dan 2. Peneliti mengamati
didasarkan pada pertimbangan tertentu atau ketika guru menggunakan media presentasi
melibatkan seluruh populasi yang ada. power point dalam pembelajaran tatap muka serta
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen ketika pembelajaran dilakukan secara daring,
penelitian yang telah ditetapkan sebagai acuan guru menggunakan media seperti WhatsApp,
untuk pengambilan keputusan dan analisis Zoom, Google Classroom.
penelitian. Penelitian ini difokuskan pada analisis Data penelitian ini dikumpulkan melalui
penggunaan media pembelajaran berbasis IT penggunaan kuesioner yang terdiri dari empat
dalam pembelajaran materi perubahan indikator. Indikator pertama adalah penggunaan
lingkungan di SMA BPPI Bale Endah. Penelitian media pembelajaran, indikator kedua adalah
ini bertujuan untuk memahami manfaat proses pembelajaran dengan menggunakan media
penggunaan media pembelajaran berbasis IT pembelajaran, indikator ketiga adalah hambatan
dalam pembelajaran materi perubahan atau kesulitan dalam penggunaan media
lingkungan di SMA BPPI Bale Endah. Populasi pembelajaran, dan indikator keempat adalah
yang terlibat meliputi seluruh siswa kelas X dari
45
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
saran atau masukan terkait penggunaan media
pembelajaran. Dalam mengembangkan Tabel 2.
Kesulitan Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
kuesioner, peneliti juga melakukan wawancara IT
langsung dengan guru biologi untuk memahami
kurikulum dan jenis platform yang digunakan No. Indikator
1 Keterbatasan Pengetahuan Teknologi
dalam pembelajaran daring maupun tatap muka. 2 Keterbatasan Akses dan Infrastruktur:
Hal ini bertujuan untuk mengetahui minat dan 3 Kurangnya Ketersediaan Materi Pembelajaran yang
tantangan siswa terkait penggunaan media Sesuai
4 Waktu dan Persiapan yang Dibutuhkan
pembelajaran tersebut. Selain itu, observasi juga
dilakukan untuk melihat dukungan sarana dan
prasarana sekolah dalam penggunaan media III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran serta sejauh mana guru
memanfaatkannya. Pada indikator kedua, peneliti Berdasarkan hasil observasi, dapat
menanyakan tentang kebutuhan siswa terkait disimpulkan bahwa pemanfaatan media
media pembelajaran berbasis IT, perbedaan pembelajaran berbasis IT telah menjadi
respons dan proses pembelajaran di kelas ketika pendukung yang efektif dalam proses
menggunakan media pembelajaran berbasis IT, pembelajaran siswa pada materi perubahan
dan motivasi siswa ketika guru menggunakan lingkungan. Guru biologi telah menggunakan
media pembelajaran tersebut. Pada indikator berbagai platform dan fasilitas berbasis IT baik
ketiga, peneliti menanyakan tentang hambatan saat pembelajaran daring maupun tatap muka.
atau kesulitan yang dihadapi selama penggunaan Penggunaan media pembelajaran berbasis IT,
media pembelajaran berbasis IT. Dan pada seperti presentasi power point dan penggunaan
indikator keempat, peneliti menanyakan saran bahan asli seperti paku dan lumut, telah
atau masukan terkait penggunaan media memberikan gambaran yang jelas dan menarik
pembelajaran berbasis IT yang telah digunakan bagi siswa.
sejauh ini. Namun, dalam hal ini, ada peluang untuk
Google Meet, dan Cloud Ex. Selain itu, meningkatkan penggunaan aplikasi sebagai
peneliti juga menganalisis dokumen seperti sumber referensi yang lebih mendalam, seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), aplikasi Plant Net. Aplikasi ini dapat
Silabus, Buku Guru, dan Buku Siswa untuk memudahkan guru dalam mencari informasi yang
memahami materi yang sedang diajarkan kepada lebih lengkap dan memperdalam pemahaman
guru dan siswa. Data yang terkumpul melalui siswa tentang klasifikasi tumbuhan melalui
interviu, observasi, dan kuisioner kemudian pemindaian.
dianalisis. Dalam penelitian ini, peneliti Penggunaan media pembelajaran berbasis IT
menggunakan model analisis data Milles dan di SMA BPPI Bale Endah telah menarik minat
Huberman yang melibatkan tiga tahapan, yaitu dan memberikan tantangan bagi siswa kelas X
reduksi data, penyajian data, dan penarikan IPA-1. Data menunjukkan bahwa siswa telah
kesimpulan. aktif memanfaatkan berbagai platform dan
fasilitas selama pembelajaran daring.
Tabel 1
Indikator Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT.
Penggunaan media pembelajaran tersebut
memberikan motivasi dan ketertarikan kepada
No. Indikator Sub. Indikator siswa, karena akses yang mudah dan fleksibilitas
1 Media Pembelajaran Zoom / Meet
Online Google Classrom
yang ditawarkannya.
Rumah Belajar Dalam konteks pembelajaran perubahan
Whatsapp lingkungan, penggunaan media pembelajaran
Cloud Ex
2 Berbasis IT Memanfaatkan Teknologi berbasis IT memiliki hubungan yang erat. Media
/ AI pembelajaran berbasis IT memungkinkan guru
3 Sarana dan Prasarana Laptop untuk menyajikan materi pembelajaran dengan
Handphone
Jaringan Internet cara yang menarik, interaktif, dan
4 Multimedia Animasi, Audio, Gambar, memvisualisasikan konsep perubahan
Grafik, Video
46
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
lingkungan secara lebih baik. Misalnya, melalui pembelajaran. Dengan meningkatkan kualitas
video, gambar, atau animasi, guru dapat semua elemen pendukung pembelajaran,
menggambarkan proses perubahan iklim, termasuk media pembelajaran, proses
dampaknya pada ekosistem, atau langkah- pembelajaran akan menjadi lebih efektif,
langkah yang dapat diambil untuk mengurangi meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sesuai
dampak negatif. dengan kebutuhan siswa terhadap fasilitas yang
Selain itu, pemanfaatan media pembelajaran disediakan oleh sekolah.
berbasis IT juga memungkinkan siswa untuk Penggunaan media pembelajaran berbasis IT,
berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. seperti media PowerPoint, dapat mendukung
Mereka dapat menggunakan aplikasi, platform pengembangan teori belajar konstruktivisme.
daring, atau alat pembelajaran lainnya untuk Teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh
melakukan eksplorasi, penelitian, dan presentasi Schunk (2012) dalam Widodo (2004)
proyek tentang perubahan lingkungan. Dengan menyatakan bahwa setiap individu memiliki
demikian, siswa dapat memperdalam pemahaman pengetahuan awal dan aktif dalam membangun
mereka tentang topik ini dan mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan informasi yang
keterampilan kritis, kolaborasi, dan pemecahan diterima dan pengetahuan yang sudah dimiliki.
masalah. Menurut teori ini, tidak ada transfer pengetahuan
Dengan menggunakan media pembelajaran yang langsung terjadi saat guru menjelaskan.
berbasis IT, guru juga dapat mengukur Guru bertugas menyampaikan informasi,
pencapaian pembelajaran siswa melalui alat sementara siswa berperan dalam membangun
evaluasi yang disediakan, seperti kuis online atau pengetahuan di dalam pikirannya sendiri. Oleh
tugas interaktif. Hal ini memungkinkan guru karena itu, hasil konstruksi pengetahuan setiap
untuk memantau perkembangan siswa secara siswa dapat berbeda, termasuk dalam
lebih terperinci dan memberikan umpan balik memberikan jawaban yang beragam saat ujian,
yang tepat waktu. mulai dari yang mirip dengan penjelasan guru
Secara keseluruhan, pemanfaatan media hingga yang berbeda atau menyimpang.
pembelajaran berbasis IT pada materi perubahan Penggunaan media pembelajaran berbasis IT
lingkungan memberikan peluang untuk juga mendukung pengembangan teori belajar
meningkatkan keterlibatan siswa, mendalamkan behavioristik. Menurut Irham & Wiyani (2015),
pemahaman mereka, dan meningkatkan dalam proses pembelajaran behavioristik, siswa
efektivitas proses pembelajaran. Dengan terus cenderung melihat pengajaran sebagai transfer
menggali dan mengembangkan penggunaan pengetahuan dan pembelajaran sebagai upaya
media pembelajaran berbasis IT yang tepat, guru memperoleh pengetahuan. Dalam penerapan teori
dapat menciptakan pengalaman pembelajaran belajar behavioristik, Sugihartono et al. (2007)
yang lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi menekankan pentingnya mekanisme stimulus-
siswa. respon (S-R) sebagai cara utama pembentukan
Menurut Yunus & Fransisca (2020), Banyak hasil belajar. Safaruddin (2020) juga menyatakan
guru masih menggunakan media pembelajaran bahwa pendekatan behavioristik berkontribusi
berupa buku cetak yang kurang menarik dan tidak besar dalam mencapai perubahan pikiran,
praktis untuk pembelajaran. Oleh karena itu, perasaan, dan perilaku. Dengan demikian, teori
diperlukan inovasi dalam pengembangan media belajar behavioristik melibatkan perubahan
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang perilaku individu melalui stimulus dan respon.
sesuai dengan perkembangan zaman. Penggunaan media pembelajaran dalam proses
Penggunaan media pembelajaran berbasis IT belajar mengajar juga dapat berdampak pada
sangat penting di semua tingkat pendidikan, pengetahuan siswa, mengubah mereka dari yang
mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. tidak mengetahui menjadi mengetahui. Teori
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang belajar behavioristik juga dikenal sebagai
berkualitas, perlu peningkatan kualitas aspek, pelatihan untuk membentuk perilaku sebagai
elemen, komponen, dan objek yang mendukung hasil dari hubungan stimulus-respon yang
proses pembelajaran, termasuk media
47
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
diulang-ulang dengan dukungan hadiah dan inovatif dalam mengajar, membimbing, dan
hukuman. mengevaluasi siswa. Tantangan dalam dunia
pendidikan adalah mengembangkan kreativitas
Kesulitan guru dalam penggunaan media guru.
pembelajaran berbasis IT Dengan demikian, diperlukan upaya untuk
Hasil wawancara dan observasi di SMA BPPI meningkatkan kemampuan guru dalam
Bale Endah mengungkapkan bahwa guru-guru merancang dan mengoperasikan media
menghadapi beberapa kesulitan dalam pembelajaran berbasis IT serta mengembangkan
menggunakan media pembelajaran berbasis IT. kreativitas dalam pengajaran. Perlu juga
Salah satu kesulitan adalah merancang media dukungan sarana dan prasarana yang memadai
pembelajaran berbasis IT karena kemampuan untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang
merancang media masih rendah. Mayoritas guru efektif dan menarik bagi siswa.
hanya menggunakan PowerPoint dan video
pembelajaran, padahal seharusnya mereka
mengembangkan berbagai jenis media agar IV. KESIMPULAN
pembelajaran lebih menarik bagi siswa. Guru-
guru juga mengalami kendala dalam Penggunaan media pembelajaran berbasis IT
mengoperasikan media pembelajaran berbasis IT, dalam pembelajaran biologi, khususnya pada
terutama guru-guru yang lebih tua. Hal ini materi perubahan lingkungan, memiliki dampak
mengakibatkan selama pembelajaran daring, guru positif terhadap hasil belajar siswa. Analisis
hanya memberikan tugas kepada siswa dan penelitian menunjukkan adanya peningkatan
meminta mereka mengumpulkan tugas setiap yang signifikan dalam pemahaman konsep,
harinya. kemampuan memecahkan masalah, dan
Beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan keterampilan praktis siswa setelah diterapkan
ini antara lain kurangnya pengetahuan guru media pembelajaran berbasis IT. Selain itu, siswa
tentang teknologi informasi, terutama bagi guru juga merasa lebih tertantang dan tertarik saat guru
yang lebih tua, serta kurangnya sarana dan menggunakan media pembelajaran tersebut.
prasarana yang memadai. Misalnya, tidak semua Wawancara antara siswa dan guru juga
kelas dilengkapi dengan proyektor dan jaringan mengungkapkan keselarasan dalam penggunaan
internet yang tidak selalu stabil. Kendala-kendala media pembelajaran berbasis IT. Selain pengaruh
ini menghambat proses pembelajaran. terhadap hasil belajar, media pembelajaran
Dalam penelitian oleh Sourial et al. (2018), tersebut juga memengaruhi perubahan perilaku
aplikasi yang disediakan pemerintah sebagai siswa, seperti peningkatan motivasi belajar dan
pendukung kegiatan belajar-mengajar telah partisipasi aktif dalam pembelajaran. Oleh karena
memberikan dukungan yang baik. Namun, itu, penggunaan media pembelajaran berbasis IT
terdapat kendala dalam pembelajaran daring di SMA BPPI Bale Endah memiliki potensi yang
maupun tatap muka yang mengakibatkan minat luas untuk meningkatkan hasil belajar siswa
siswa terhadap pembelajaran menjadi kurang. dalam berbagai materi biologi. Sebagai langkah
Salah satu faktor kunci yang mendukung selanjutnya, penelitian selanjutnya dapat
keberhasilan kegiatan belajar-mengajar adalah difokuskan pada peningkatan literasi dan
sarana dan prasarana yang memadai. numerasi melalui penggunaan media
Guru diharapkan memiliki kreativitas dalam pembelajaran berbasis IT dalam pembelajaran
menyajikan materi pelajaran, seperti membuat biologi dengan materi biologi lainnya. Dengan
video pembelajaran yang terkait dengan materi demikian, penggunaan media pembelajaran
yang diajarkan, serta mendorong penggunaan berbasis IT di SMA BPPI Bale Endah dapat
aplikasi di perangkat seluler siswa. Namun, di menjadi strategi yang efektif dan inovatif dalam
SMA BPPI Bale Endah, guru belum meningkatkan pembelajaran biologi.
memanfaatkan potensi tersebut secara optimal.
Kreativitas guru merupakan hal penting dalam
mengembangkan ide-ide baru dan pendekatan
48
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA.
Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, 6(1),
DAFTAR PUSTAKA
40-48.
Dina, R., & Rahayu, S. (2021). Penggunaan
Alisha A., Adnan, dan Andi A. (2022). Uji Praktis Media Pembelajaran Berbasis IT dalam
E-Book Berbasis Studi Kasus Pada Materi Pembelajaran Biologi di SMA. Jurnal
Perubahan Lingkungan Kelas X SMA. Pendidikan Biologi Indonesia, 7(2), 209-216.
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.1, No.1. Herawati, N., & Astuti, R. D. (2021).
https://doi.org/10.23969/biosfer.v7i1.5630 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Astuti, D. P., & Sulisworo, D. (2020). Pengaruh IT pada Materi Genetika untuk Meningkatkan
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Pendidikan Biologi Indonesia, 7(1), 95-105.
Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, 6(1), Kurniawan, A., & Sopandi, W. (2020).
40-48. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran
Fatimah, R., & Khairunisa, S. (2022). Pengaruh Berbasis IT dalam Meningkatkan
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi
terhadap Kemampuan Komunikasi Sains Ekosistem. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Siswa pada Materi Bioteknologi. Jurnal 9(1), 92-101.
Biologi dan Pembelajarannya, 3(1), 24-31. Lestari, D. P., & Maulida, N. (2022). Pengaruh
Fauziah, I., & Nurohman, S. (2021). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Siswa Biologi pada Siswa SMA. Jurnal Biologi dan
SMA. Jurnal Pendidikan Biologi IKIP Pembelajarannya, 1(1), 50-58.
Mataram, 6(1), 24-32. Nurhayati, N., & Mahardika, A. A. (2021).
Haryanto, H., & Sutikno, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT dalam Pembelajaran Biologi sebagai Upaya
terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Biologi pada Siswa SMA. Jurnal Biologi Siswa. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi,
Pendidikan dan Sains, 3(2), 124-134. 14(2), 111-120.
Irawati, A., & Rahayu, S. (2022). Pengaruh Rahmawati, D., & Sumarmi, S. (2020). Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA.
Perkembangbiakan Manusia. Jurnal Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2(1), 1-
Pendidikan Biologi Indonesia, 8(1), 24-33. 7.
Lestari, F., & Kamidah, A. (2021). Pengaruh Sahelatua, L. S., Vitoria, L., & Mislinawati, M.
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT (2019). Kendala Guru Memanfaatkan Media
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi It Dalam Pembelajaran Di Sdn 1 Pagar Air
Keanekaragaman Hayati. Jurnal Biologi dan Aceh Besar. Elementary Education Research,
Pembelajarannya, 1(1), 9-16. 4(4).
Lusiana, F., & Mariani, S. (2020). Pengaruh Sari, P., & Subadiyasa, N. N. (2022). Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
terhadap Peningkatan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA.
Sains dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Jurnal Pendidikan Biologi Udayana, 6(1), 23-
Pendidikan Biologi FKIP UNM, 6(2), 95-102. 32.
Nurhayati, N., & Arifin, Z. (2022). Pengaruh Sourial, N., Longo, C., Vedel, I., & Schuster, T.
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT (2018). Daring to draw causal claims from
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan non-randomized studies of primary care
Hasil Belajar Biologi pada Siswa SMA. Jurnal interventions. Family Practice, 35(5), 639-
Pendidikan Biologi Udayana, 6(2), 48-59. 643.
Astuti, D. P., & Sulisworo, D. (2020). Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT
49
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Suryana, A., & Rahmat, A. (2021).
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
IT pada Materi Sistem Peredaran Darah untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
SMA. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya,
1(2), 78-85.
Tafonao, T. (2018). Peranan media pembelajaran
dalam meningkatkan minat belajar
mahasiswa. Jurnal komunikasi pendidikan,
2(2), 103-114.
Wulandari, A., & Suhendi, E. (2021).
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
IT pada Materi Ekosistem untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
SMA. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya,
2(2), 85-93
50
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstrak
Proses pembelajaran sangat penting untuk memperkuat, meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
mahasiswa secara optimal, dengan mempertimbangkan respon pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu
lingkungan berorientasi conceptual change. Tujuan penelitian ini yaitu menganalis keterlaksanaan e-book ilmu
lingkungan berorientasi conceptual change. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun data
kuesioner tertutup yang terkumpul berisikan tentang aspek pengamatan oleh pengamat. Analisis data yang
digunakan dengan cara mengelompokkan informasi dari data kuantitatif berupa tanggapan dan hal-hal yang
ditemukan selama pengamatan untuk dijadikan sebagai acuan memperbaiki atau merefisi produk. Data kuesioner
tertutup yang diperoleh, dianalisis dan diukur persentase respon pengamat melalui pedoman skor penilaian respon
pengamat. Hasil penelitian ini adalah perolehan skor angket yang diisi oleh pengamat diperoleh dengan jumlah skor
angket yaitu 38 dan secara keseluruhan aspek pengamatan yang dihitung menggunakan rumus diperoleh hasil yaitu
95% sehingga layak digunakan pada matakuliah ilmu lingkungan oleh dosen dan mahasiswa. Simpulan dalam
penelitian ini adalah respon yang positif dari pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan berorientasi
conceptual change sehingga layak untuk digunakan sebagai sumber belajar mandiri yang bermanfaat sekaligus
memudahkan dosen dan mahasiswa selama kegiatan pembelajaran. Perlu adanya tambahan butir aspek pengamatan
sebagai evaluasi dan revisi terhadap keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan berorientasi conceptual change.
Kata Kunci— Conceptual Change, E-Book, Ilmu Lingkungan, Kuesioner (Angket), Respon Keterlaksanaan.
Abstract
The learning process is very important to strengthen, improve learning and improve students' learning outcomes
optimally, by considering the observer's response to the implementation of conceptual change-oriented
environmental science e-books. The purpose of this research is to analyze the implementation of conceptual change-
oriented environmental science e-books. This research was a qualitative descriptive research. The closed
questionnaire data that was collected contains aspects of observations by observers. Data analysis was used by
grouping information from quantitative data in the form of responses and things found during observation to be
used as a reference for improving or refining the product. The closed questionnaire data obtained, analyzed and
measured the observer response percentage through the observer response evaluation score guidelines. The result
of this research was that the score of the questionnaire filled in by the observer was obtained with a total
questionnaire score of 38 and the overall observation aspect calculated using the formula resulted in a result of
95% so that it is eligible to be used in environmental science courses by lecturers and students. The conclusion of
this research is a positive response from observers to the implementation of conceptual change-oriented
environmental science e-books so that it is suitable to be used as a useful independent learning resource as well as
facilitating lecturers and students during learning activities. It is necessary to have additional details of the
observation aspect as an evaluation and revision of the implementation of the conceptual change-oriented
environmental science e-book.
51
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
I. PENDAHULUAN penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) secara intensif dan meluas. Pendidik harus
Pada proses pendidikan secara umum terdapat mengembangkan media/materi pendidikan
perubahan yang dialami oleh individu untuk berbasis teknologi untuk memungkinkan
mengembangkan keterampilannya sendiri dalam pembelajaran yang kreatif, inovatif, nyata dan
menghadapi segala proses perubahan yang menyenangkan yang melibatkan peserta didik
diakibatkan oleh perkembangan ilmu (Dewi, 2020).
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Upaya Berdasarkan pandangan tersebut, maka perlu
pemerintah untuk lebih mengembangkan dikembangkan teknologi dengan menggunakan
pendidikan terutama melalui penerapan berbagai
e-book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
cara, termasuk upaya memperbaharui kurikulum,
change pada mata kuliah ilmu lingkungan, yang
dijadikan sebagai pedoman pembelajaran, karena
kurikulum merupakan ujung tombak seharusnya memiliki nilai lebih dari sekedar buku
keberhasilan pembelajaran seiring dengan referensi, namun memiliki nilai untuk dikenali
perkembangan teknologi (Jalinus, 2018). dan mampu memberikan solusi atau alternatif
Perkembangan teknologi sangat pesat di penyelesaian masalah lingkungan yang ada pada
seluruh dunia dan terus berkembang, khususnya e-book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
dalam bidang pendidikan, memiliki pengaruh change. Selain itu, mempercayai nilai-nilai
sangat besar untuk keberlangsungan budaya cinta lingkungan dalam upaya konservasi
perkembangan peradapan kehidupan manusia agar perkuliahan menjadi efektif dan efisien.
(Pratiwi et al., 2022). Ilmu pengetahuan dan Pada proses pembelajaran, sangat penting untuk
teknologi (IPTEK) memiliki dampak besar pada memperkuat, meningkatkan pembelajaran dan
pendidikan. Perkembangan bidang-bidang meningkatkan hasil belajar mahasiswa secara
tersebut juga mengarah pada perkembangan optimal dengan mempertimbangkan respon
pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu
semula berpusat pada guru telah berubah menjadi lingkungan berorientasi conceptual
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa change. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
secara aktif terlibat dalam menemukan, maka peneliti perlu untuk menganalis
mengeksplorasi, dan mengkonstruksi keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan
pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran tidak berorientasi conceptual change.
lagi terfokus pada guru/dosen sebagai satu-
satunya sumber informasi. Saat ini, guru/dosen
lebih berperan sebagai fasilitator, merencanakan II. METODE PENELITIAN
dan membimbing pembelajaran peserta didik
(Putri & Muhartati, 2018). Jenis penelitian yang digunakan dalam
Pembelajaran offline (luring) yang awalnya penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data
klasik, tiba-tiba berubah menjadi pembelajaran hasil penelitian kualitatif di deskripsikan melalui
online/daring (Mulyono, 2020). kata-kata sesuai dengan data yang sudah
Berbagai kemajuan teknologi informasi juga terkumpul melalui lembar keterlaksanaan e-book
memberikan dampak yang signifikan terhadap ilmu lingkungan berorientasi conceptual change.
pembelajaran mahasiswa. Salah satunya adalah Teknik pengumpulan data yang digunakan
penggalian informasi dari materi perkuliahan. dalam penelitian ini dengan menggunakan angket
Saat ini, mahasiswa dapat menggunakan berbagai tertutup yang mencakup aspek-aspek observasi
sumber belajar yang banyak tersedia, baik berupa (pengamatan) yang diberikan kepada observer
buku teks maupun sumber informasi dari internet. (pengamat) untuk mengetahui sejauh mana e-
Ketersediaan bahan pelajaran yang luas sangat book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
membantu mahasiswa untuk memperoleh change yang dibuat oleh peneliti.
pengetahuan tentang materi perkuliahan (Putri & Teknik analisis data digunakan untuk
Muhartati, 2018). menganalisis data yang diperoleh melalui angket
Sebagai pendidik profesional harus siap tertutup yang dinilai oleh observer (pengamat).
menghadapi zaman yang semakin menuntut Analisis data yang digunakan dengan cara
52
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mengelompokkan informasi data hasil kualitatif cinta lingkungan, contoh masalah lingkungan dan
yang berupa tanggapan dan hal-hal lain yang upaya penanggulangan masalah lingkungan),
ditemukan selama observasi (pengamatan). daftar pustaka (meliputi daftar referensi, sumber
Analisis data berfungsi sebagai acuan untuk yang digunakan untuk mencari sumber informasi
memperbaiki atau merefisi produk (Sofiyana et dan referensi saat menyusun bahan ajar), riwayat
al., 2016). penulis (berisi biodata penulis).
Pada bagian ini dilakukan dengan Hasil penelitian dalam keterlaksanaan e-book
menganalisis dan mengukur persentase respon ilmu lingkungan berorientasi conceptual change
pengamat terhadap keterlaksanaan e-book ilmu melalui angket respon pengamat selama
lingkungan berorientasi conceptual change. pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Tabel 2
Adapun pedoman skor penilaian respon sebagai berikut:
pengamat sebagai berikut:
Tabel 2.
Tabel 1. Hasil Angket Keterlaksanaan E-book Ilmu Lingkungan
Pedoman Skor Penilaian Respon Pengamat Berorientasi Conceptual Change
53
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mandiri. E-book ilmu lingkungan berorientasi bahan ajar PBL berdasarkan respon mahasiswa
conceptual change dapat membangkitkan minat dengan kategori sangat baik dengan rata-rata nilai
membaca, ditulis dan dirancang untuk 4,4. Selain itu, hasil penelitian Susiloningsih
mahasiswa, menjelaskan tujuan pengajaran, pola (2018) yaitu hasil respon dapat dideskripsikan
pembelajaran yang fleksibel, struktur yang melalui 25 butir pertanyaan yang diajukan kepada
didasarkan pada kebutuhan dan keterampilan mahasiswa kelas 2014 A yang menunjukkan hasil
yang diperoleh mahasiswa, menawarkan secara keseluruhan bahwa mahasiswa sangat
kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir setuju dengan adanya angket respon jurnal
kritis, mengakomodasikan kesulitan-kesulitan refleksi, mahasiswa kelas 2014 B menunjukkan
mahasiswa.
hasil secara keseluruhan bahwa mahasiswa setuju
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh skor angket
dengan dengan adanya angket respon jurnal
yang diisi oleh pengamat dengan jumlah skor
refleksi, mahasiswa kelas 2014 C menunjukkan
angket yaitu 38. Secara keseluruhan aspek
hasil secara keseluruhan bahwa mahasiswa
pengamatan yang dihitung menggunakan rumus
sangat setuju dengan angket respon jurnal
diperoleh hasil yaitu 95% sehingga layak
refleksi, mahasiswa kelas 2014 D menunjukkan
digunakan pada matakuliah ilmu lingkungan oleh
hasil secara keseluruhan bahwa mahasiswa
dosen dan mahasiswa. Hal ini menunjukkan
sangat setuju dengan survei jurnal reflektif.
respon yang positif dari pengamat terhadap
Selain itu, hasil penelitian Ibrahim (2017),
keterlaksanaan e-book ilmu lingkungan
program kuliah lapangan yang dilakukan selama
berorientasi conceptual change ditinjau dari
ini kurang efektif dalam pelaksanaan dan
kebermanfaatan produk bahan ajar untuk
pemaknaan pembelajaran. Mahasiswa
memudahkan dosen dan mahasiswa selama
memberikan respon positif terhadap program
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
kuliah lapangan terpadu karena dapat
penelitian Putri & Muhartati (2018), seluruh
meningkatkan pentingnya proses pembelajaran
responden (mahasiswa) yang yang mengisi
dan efektifitas pelaksanaan kegiatan kuliah
angket respon memberikan jawaban yang sangat
lapangan. Selain itu, Riastuti & Febrianti (2021)
positif. Secara keseluruhan, diperoleh kategori
menyimpulkan bahwa respon mahasiswa
sangat praktis, dengan rata-rata persentase 93%
terhadap kriteria yang dinilai dari bahan ajar
untuk dapat digunakan pada mata kuliah teknik
mendapatkan nilai baik dan sangat baik, sehingga
dan manajemen laboratorium biologi. Selain itu,
bahan ajar tersebut layak digunakan sebagai
Amaliah et al., (2022) menyimpulkan bahwa e-
sumber belajar mandiri.
book berbasis studi kasus pada materi perubahan
lingkungan memiliki kriteria sangat praktis.
Selain itu menurut Sukmawati et al., (2020) IV. KESIMPULAN
menyatakan bahwa pengembangan conceptual
change text (CCT) ditinjau dari kelayakan isi, Berdasarkan pembahasan di atas, maka
kelayakan penyajian, penilaian Bahasa, penilaian simpulan dalam penelitian ini adalah respon yang
multiple representasi kimia yang dinilai oleh positif dari pengamat terhadap keterlaksanaan e-
beberapa ahli, dapat dinyatakan bahwa bahan ajar book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
yang dikembangkan baik dan dapat digunakan change sehingga layak untuk digunakan sebagai
(layak) dengan beberapa perbaikan dengan rata- sumber belajar mandiri yang bermanfaat
rata skor validasi yaitu 4 dan dilakukan uji coba sekaligus memudahkan dosen dan mahasiswa
terbatas untuk mahasiswa terhadap bahan ajar selama kegiatan pembelajaran. Perlu adanya
yang dikembangkan dan mahasiswa merespon tambahan butir aspek pengamatan sebagai
dengan baik bahan ajar tersebut karena dapat evaluasi dan revisi terhadap keterlaksanaan e-
membantu mahasiswa dalam memahami mata book ilmu lingkungan berorientasi conceptual
pelajaran. Selain itu, hasil penelitian Savitri et al., change.
(2022), menunjukkan bahwa pengembangan
54
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
V. UCAPAN TERIMA KASIH PGRI Lubuklinggau. Jurnal Pro-Life, 8(2),
178-191.
Ucapan terima kasih disampaikan peneliti Savitri, S., Araina, E., Fahrina, R., Nurhanisha,
kepada Universitas PGRI Silampari yang telah U., & Yantie, S. (2022). Pengembangan bahan
memberikan dana penelitian dosen dan semua ajar digital problem based learning (PBL)
pihak yang telah membantu terlaksananya untuk meningkatkan pemahaman konsep pada
penelitian ini. mata kuliah zoologi vertebrata. Edu Sains:
Jurnal Pendidikan Sains dan
Matematika, 10(1), 77-84.
DAFTAR PUSTAKA Sofiyana, M. S., Rohman, F., & Saptasari, M.
(2016). Pengembangan buku referensi
Amaliah, A., Adnan, A., & Azis, A. A. (2022). bioekologi berdasarkan kajian struktur
Pengembangan E-Book Berbasis Studi Kasus komunitas lumut epifit di Taman Nasional
Pada Materi Perubahan Lingkungan Kelas X Bromo Tengger Semeru. Konstruktivisme:
SMA. Biosfer: Jurnal Biologi dan Pendidikan Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 8(2),
Biologi, 7(1), 67-74. 117-130.
Dewi, R. K. (2020). Pemanafaatan Media 3 Sukmawati, W., Kadaroman, A., Suwarna, O., &
Dimensi Berbasis Virtual Reality Untuk Sopandi, W. (2020). Pengembangan bahan
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ipa ajar kimia dasar berbasis conceptual change
Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan, 21(1), text pada materi redoks. Jurnal
28-37. Edusains, 12(2), 244-251.
Ibrahim, Y. (2016). Persepsi Mahasiswa Susiloningsih, W. (2018). Respon Mahasiswa
Terhadap Pengembangan Program Kuliah Dalam Penerapan Strategi Jurnal Refleksi
Lapangan Terpadu (Integrated Field Trip): Mahasiswa. EduStream: Jurnal Pendidikan
Presepsi mahasiswa: kuliah lapangan Dasar, 2(1), 55-63.
terpadu. Biosfer: Jurnal Biologi dan
Pendidikan Biologi, 1(1), 43-47.
Jalinus, N. (2018). Effectivity of The
Cooperative-Project Based Learning (CPjBL)
in Enhancing HOTS of Vocational Education
Students. International Conference Asosiasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Indonesia (APTEKINDO), I3.83-I3.86
Mulyono, W. D. (2020). Respon Mahasiswa
Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid-19. Steam Engineering, 2(1),
23-30.
Pratiwi, M. A., Afandi, B., & Sudiarti, D. (2022).
Pengembangan Media 3 Dimensi Berbasis
Android pada Materi Sistem
Ekskresi. Diklabio: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Biologi, 6(1), 33-37.
Putri, A. N., & Muhartati, E. (2018). Respon
Mahasiswa terhadap Penggunaan Modul
Berbasis Guided Inquiry pada Matakuliah
Teknik dan Manajemen Laboratorium
Biologi. Pedagogi Hayati, 2(1), 38-41.
Riastuti, R. D., & Febrianti, Y. (2021).
Pengembangan Bahan Ajar Morfologi
Tumbuhan Berbasis Lingkungan di STKIP
55
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstrak
Tujuan utama pembelajaran abad ke-21 tidak hanya terbatas pada penguasaan pengetahuan, tetapi juga pada
pengembangan keterampilan yang terintegrasi dengan kehidupan nyata. Mahasiswa perlu diberikan kesempatan
untuk berpikir secara kritis, menganalisis informasi, dan merumuskan solusi yang kreatif. Untuk mencapai hal
tersebut, diperlukan tenaga pendidik yang handal dalam mendidik melalui pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan era revolusi industri 4.0. Keterampilan kolaboratif dan berpikir kritis dapat diukur melalui asesmen
autentik dimana mahasiswa diminta untuk memperlihatkan kinerja melalui penerapan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sehingga mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi era tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan asesmen autentik dengan menggunakan metode jigsaw untuk mengukur kemampuan kolaboratif dan
berpikir kritis mahasiswa pendidikan biologi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research &
Development). Model yang digunakan adalah model ADDIE yaitu analisis, desain, mengembangkan, implementasi
dan evaluasi. Sampel penelitian ini mahasiswa semester VII yang berjumlah 20 orang yang diambil secara purposive
sampling. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif statistik. Hasil penelitian telah diperoleh produk
asesmen autentik berupa lembar observasi kemampuan kolaborasi dan tes kemampuan berpikir kritris melalui
metode jigsaw. Asesmen yang dihasilkan telah dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan hasil validasi ahli dan
validasi lapangan.
Kata Kunci— Asesmen autentik, berpikir kritis, kemampuan kolaborasi, mahasiswa pendidikan biologi, metode
jigsaw
Abstract
The main goal of 21st-century learning is not only limited to knowledge mastery but also focuses on the development
of skills integrated with real-life situations. Students need to be given the opportunity to think critically, analyze
information, and formulate creative solutions. To achieve this, competent educators are required to educate through
learning methods that are suitable for the development of the Fourth Industrial Revolution era. Collaborative skills
and critical thinking can be measured through authentic assessments where students are asked to demonstrate their
performance by applying knowledge, attitudes, and skills, thus preparing themselves to face the era This research
aims to produce authentic assessments using the jigsaw method to measure the collaborative and critical thinking
abilities of biology education students. This research is a development study (Research & Development). The model
used is the ADDIE model, which includes analysis, design, development, implementation, and evaluation. The
research sample consisted of 20 seventh-semester students selected through purposive sampling. Data analysis was
performed using descriptive statistical techniques. The research has resulted in authentic assessment products in the
form of observation sheets for collaboration skills and a test for critical thinking abilities using the jigsaw method.
The generated assessment has been declared valid and reliable based on expert validation and field validation results.
Keywords: Authentic assessment, critical thinking, collaborative skills, biology education students, the jigsaw
method.
56
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
57
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Butakor Rancangan penelitian ini adalah Research &
& Ceasar (2021) menjelaskan bahwa penilaian Development (R&D) dengan menggunakan
autentik lebih mewakili penerapan dan model ADDIE hasil pengembangan dari Branch
penggunaan informasi yang diperoleh melalui (2009) yang atas lima tahapan yaitu : analiyze,
pembelajaran daripada sekadar menilai design, develop, implementation dan evaluate
kemampuan yang terbatas. Selain itu, penilaian (Miharja & Juniawan, 2020).
ini mencakup kinerja secara keseluruhan dari B. Lokasi dan Waktu
aktivitas penting namun kompleks dalam konteks Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi
pemikiran suatu pendekatan penilaian yang Pendidikan Biologi Universitas Sintuwu Maroso
menyeluruh, yang melibatkan evaluasi terhadap dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang
input, proses, dan output pembelajaran. mahasiswa semester IV yang diambil secara
Penilaian otentik adalah segala jenis penilaian purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan
yang menuntut siswa untuk menunjukkan pada bulan Desember 2022 sampai dengan Mei
keterampilan dalam memanfaatkan kekuatan 2023.
mereka (Huang & Shideler, 2021). Penilaian C. Tahapan Penelitian
autentik, tujuan utamanya adalah untuk menilai 1) Tahap Analyze (Analisis)
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta Tahap analisis kebutuhan terdapat dua
didik secara holistik salah satunya adalah metode tahapan yaitu analisis kurikulum yang dilakukan
jigsaw. Metode jigsaw diyakini dapat untuk mengetahui materi perkuliahan secara
menumbuhkan kemampuan kolaboratif dan keseluruhan dan menganalisis RPS yang
berpikir kritis mahasiswa. digunakan dalam perkuliahan. Analisis sumber
Metode Jigsaw adalah suatu metode alternatif belajar juga dilakukan untuk mengetahui
yang efektif dalam mendorong mahasiswa untuk kebutuhan akan penilaian sehingga dihasilkan
menjadi lebih aktif dan belajar secara kooperatif asesmen autentik yang dapat digunakan untuk
dengan pasangannya (Husairi & Hannan, 2022). menilai proses pembelajaran yang diinginkan.
Melalui metode ini, mahasiswa dituntut untuk 2) Tahap Design (Desain)
saling berinteraksi dengan teman kelompok baik Tahap desain ini dilakukan perencanaan
itu kelompok ahli maupun kelompok asal, asesmen autentik pada proses pembelajaran di
sehingga mereka terbiasa untuk aktif kelas. Dalam rancangan asesmen ini diharapkan
berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Nisa et dapat memenuhi capaian pembelajaran (CP)
al., 2018). Metode Jigsaw juga merupakan yang akan diberikan pada mahasiswa. Asesmen
pendekatan pembelajaran kooperatif yang dapat autentik ini terdiri dari dua komponen penilaian
memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif yaitu :
dan berperan dalam mencapai tujuan a. Asesmen untuk mengukur keterampilan
pembelajaran. Metode ini melibatkan kerjasama kolaborasi yaitu asesmen untuk menilai
antara mahasiswa dalam kelompok-kelompok kemampuan bekerjasama dengan teman
kecil, di mana setiap anggota kelompok kelompok sesuai sintaks metode jigsaw yang
bertanggung jawab untuk mempelajari dan berupa lembar observasi.
menjadi "ahli" pada suatu bagian materi tertentu b. Asesmen tes kemampuan berpikir kritis yaitu
(Isjoni, 2014), (Soedimardjono & Pratiwi, 2021). asesmen untuk menilai pengetahuan
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan mahassiswa pada aspek kognitif tingkat
asesmen autentik dengan menggunakan metode analisis (C4), evaluasi (C5) dan mencipta
jigsaw untuk mengukur kemampuan kolaboratif (C6). Bentuk instrumen berupa tes kepada
dan berpikir kritis mahasiswa pendidikan biologi. mahasiswa pada kegiatan pembelajaran.
II. METODE PENELITIAN 3) Tahap Develop (Pengembangan)
Pengembangan asesmen autentik dalam
A. Rancangan Penelitian kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa
58
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
tahapan penting, yaitu pembuatan, validitas yang baik apabila memiliki nilai Va
pengembangan, modifikasi, dan uji coba. Selama valid atau Va ≥ 70%.
tahapan ini, asesmen autentik akan diuji dan 2) Analisis Data Reliabilitas Lembar Penilaian
dievaluasi untuk memastikan kualitas dan Perangkat
kecocokannya dengan konteks pembelajaran. Uji Reliabilitas lembar penilaian perangkat
coba produk asesmen dilakukan oleh dua orang asesmen autentik dengan menggunakan
ahli materi dan ahli asesmen pembelajaran. Hasil percentage of agreements. Instrumen dikatakan
uji coba ahli selanjutnya dilakukan uji coba memiliki agreements positif tinggi dari ahli
lapangan pada mahasiswa Pendidikan Biologi apabila nilai reliabilitasnya r ≥ 0.70.
FKIP Unsimar yang berjumlah 20 orang. 3) Uji Coba Instrumen
4) Tahap Evaluate (Evaluasi) a. Validitas Instrumen
Tahap Evaluate (Evaluasi) dalam model Validitas instrumen soal tes dilakukan
pengembangan pembelajaran memiliki tujuan dengan menggunakan rumus product moment
utama untuk melihat kualitas produk dan proses dengan aplikasi SPSS ver. 21. Instrumen
pembelajaran. Evaluasi dilakukann pada setiap dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar
tahapan pengembangan ini, yang bertujuan dari r tabel.
memberikan wawasan tentang sejauh mana b. Reliabilitas Instrumen
efektifitas asesmen autentik yang dikembangkan. Reliabilitas mengandung arti bahwa suatu
D. Teknik Pengumpulan Data instrumen cukup dapat dipercaya (Riduwan,
Pengumpulan data menggunakan instrumen 2019). Reliabilitas lembar observasi dalam
asesmen autentik hasil pengembangan yang penelitian ini menggunakan uji koefesien
disusun untuk mengukur kemampuan kolaboratif kesepakatan (agreements) antara penilai (rater)
dan berpikir kritis mahasiswa. Data dua pengamat, yaitu peneliti sebagai pengamat 1
pengembangan perangkat asesmen autentik dan dosen pengampu mata kuliah pencemaran
diperoleh dengan menggunakan lembar lingkungan sebagai pengamat 2. Metode yang
penilaian/ tanggapan ahli dan tanggapan digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah
pengguna berupa angket. IRR yaitu mengukur kesepakatan antar penilai
E. Teknik Analisis Data (rater). Hal ini penting dalam penelitian untuk
1) Analisis Data Validitasi Asesmen Autentik memastikan bahwa hasil penilaian tidak hanya
Data hasil validasi merupakan gambaran subjektif dan tergantung pada penilaian
kualitas dari instrumen asesmen yang individual, tetapi juga dapat diandalkan dan
dikembangkan. Untuk memperoleh data validasi konsisten antara penilai yang berbeda. Koefesien
dilakukan dengan merekapitulasi semua aspek IRR dalam hal ini adalah koefesien Cohen Kappa
yang dinilai dan hasil penilaian ahli dengan (K) yang dihitung dengan menggunakan aplikasi
menggunakan rumus persentase hasil modifikasi SPSS ver.21. Interpretasi kesepakatan Kappa
dari Sugiyono (2017) adalah: minimal berkategori baik.
Selanjutnya reliabilitas butir soal tes
% penilaian = jumlah nilai dari para ahli x 100% menggunakan rumus Croncbach-Alpha dengan
jumlah total nilai menggunakan aplikasi SPSS ver.21. Kriteria
pengujian reliabilitas tes yaitu jika nilai
Kriteria yang digunakan berdasarkan kriteria Croncbach-Alpha > 0,60 (Arikunto, 2013).
penilaian dari Ratumanan & Laurens (2011). Va
adalah rata-rata hasil penilaian ahli terhadap III. HASIL DAN PMBAHASAN
asesmen autentik yang dikembangkan. Kriteria
digunakan untuk memutuskan bahwa asesmen A. Hasil Pengembangan Produk Asesmen
autentik yang dikembangkan memiliki derajat Autentik
59
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
60
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Produk asesmen seperti yang dihasilkan pada 2) Produk Soal Tes Kemampuan Berpikir
Gambar 2 dapat digunakan untuk menilai Kritis
kemampuan kolaborasi yang terdiri atas 10 aspek Hasil pengembangan soal tes kemampuan
kemampuan dengan menggunakan metode berpikir kritis yang dilakukan pada dua mata
jigsaw yaitu : kuliah yaitu mata kuliah Pencemaran Lingkungan
a. Saling ketergantungan positif yaitu saling dan Ekologi Hewan. Soal tes kemampuan
ketergantungan dalam bekerjasama dengan berpikir kritis pada mata kuliah Pencemaran
yang lain dalam mengerjakan tugas Lingkungan materi Dampak Logam Berbahaya
kelompok. dan Beracun dapat dilihat pada Tabel 1.
b. Tanggang jawab individu yaitu kemampuan Berdasarkan hasil pengembangan soal tersebut
untuk bertanggungjawab secara penuh diperoleh 5 buah soal pada ranah kognitif 4,5 dan
dalam mengerjakan tugas yang menjadi 6.
bagiannya. Produk soal tes berpikir kritis seperti yang
c. Interaksi melalui tatapan muka yaitu disajikan pada Tabel 1 mampu untuk mengukur :
kemampuan untuk bekerjasama dan tidak a. Kemampuan untuk memberikan penjelasan
memisahkan diri ataupun bermain sederhana dalam mengidentifikasi atau
handphone serta berinteraksi dengan teman merumuskan kriteria untuk menentukan
kelompok lainnya. jawaban yang mungkin.
d. Kerjasama yaitu keahlian untuk bekerja b. Kemampuan membangun keterampilan
sama secara efisien dengan orang lain dalam dasar yaitu kemampaun untuk memberikan
menggapai tujuan bersama, seperti alasan terhadap sesuatu permasalahan.
menuntaskan permasalahan ataupun c. Kemampuan untuk memberikan penjelasan
menciptakan ide-ide serta produk baru. lebih lanjut yaitu kemampuan untuk
e. Berpartisipasi yaitu kemampuan untuk membangun argumen dan asumsi-asumsi
berpartisipasi dan berkontribusi selama terhadap suatu permasalahan yang
kegiatan pembelajaran diberikan.
61
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Tabel 1.
Soal tes kemampuan berpikir kritis pada mata kuliah Tabel 2.
pencemaran lingkungan Soal tes kemampuan berpikir kritis pada mata kuliah
Ekologi Hewan
Indikator
No kemapuan Indikator soal Soal Indikator
berpikir krtis No kemapuan Indikator soal Soal
1 Memberikan Menemukan Uraikan jenis- berpikir krtis
penjelasan jenis-jenis emisi jenis emisi 1 Memberikan Menemukan Jelaskan
sederhana logam di udara logam di udara! penjelasan komponen- komponen
(elementary (C4) sederhana komponen apasaja yang
clarification) (elementary penyusun membangun
2 Membangun Memprediksi Dampak apa clarification) ekosistem (C4) sebuah
keterampilan dampak sajakah yang ekosistem !
dasar (basic kontaminasi akan 2 Membangun Menjelaskan Jelaskan
support) logam dalam ditimbulkan jika keterampilan definisi komunitas bagaimana dua
tanah pertanian terdapat logam dasar (basic (C5) populasi atau
(C5) berbahaya di support) lebih dikatakan
lahan pertanian? sebagai satu
3 Menyimpulkan Menganalisis Bagaimana komunitas !
(inference) dampak dampak 3 Menyimpulkan Menganalisis Berikan
kontaminasi kontaminasi (inference) manfaat penjelasan
logam dalam air logam berat Ekosistem dalam manfaat
(C4) dalam air kehidupan ekosistem bagi
terhadap biota? manusia(C4)) kelangsungan
4 Memberikan Megenerelisasik Identifikasikan hidup manusia!
penjelasan lebih an dampak secara rinci 4 Memberikan Megenerelisasikan Berikan contoh
lanjut (advanced bahan dampak bahan penjelasan lebih bentuk-bentuk bentuk
clarification) berbahaya berbahaya lanjut (advanced interaksi yang interkasi antar
beracun (B3) di beracun (B3) di clarification) terjadi dalam komunitas
lingkungan lingkungan ! suatu komunitas dengan
(C6) (C6) hubungan
5 Menyusun strategi Merumuskan Uraikan netral!
dan taktik cara bagaimana cara 5 Menyusun Merumuskan Berikan
(strategy and penganggulanga menanggulangi strategi factor yang penjelasan
tactics) n dampak bahan dampak bahan dan taktik meyebabkan factor yang
berbahaya berbahaya (strategy and terjadinya suksesi meyebabkan
beracun (B3) di beracun (B3) di tactics) dalam satu terjadi proses
lingkungan lingkungan! ekosistem (C6) suksesi!
(C6)
B. Validitas Produk Asesmen
1). Validasi lembar observasi dan rubrik
d. Kemampuan untuk menyimpulkan kemampuan kolaborasi dengan
kemampuan untuk megkhususkan data serta menggunakan metode jigsaw
pembatasan terhadap ulasan yang telah
diberikan. Lembar observasi merupakan instrument yang
e. Kemampuan untuk menyusun strategi dan digunakan untuk menilai kemampuan kolaborasi
taktik yaitu kemampuan untuk merumuskan mahasiswa, sedangkan rubrik adalah petunjuk
solusi alternatif terhadap sesuatu hal yang pemberian skor terhadap keterampilan
menjadi permasalahan. kolaborasi mahasiswa. Hasil validasi ahli
Soal kemampuan berpikir kritis pada mata disajikan pada Tabel 3.
kuliah ekologi hewan materi Komunitas, Validasi terhadap produk lembar observasi
Ekosistem dan Suksesi dapat dilihat pada Tabel dan rubrik asesmen kemampuan kolaborasi yang
2. Berdasarkan hasil pengembangan soal tersebut digunakan adalah validitas isi (content) yang
juga diperoleh 5 buah soal pada ranah kognitif 4,5 diperoleh dari pendapat ahli (judgments expert).
dan 6. Data hasil uji coba dari ahli berupa data tertulis
62
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
pada kolom catatan dan skor. Skor rata-rata yang 2) Validitas soal tes kemampuan berpikir
diperoleh sebesar 96% seperti yanag tercantum kritis
pada Tabel 3 dengan kategori sangat valid. Hasil validasi ahli terhadap lembar saol tes
Tingginya hasil validasi tersebut disebabkan kemampuan berpikir kritis disajikan pada Tabel
karena asesmen yang dikembangkan 5.
mendapatkan penilaian yang sangat baik pada Tabel 5.
semua aspek yang berarti bahwa asesmen ini Hasil validasi ahli soal tes kemampuan berpikir kritis
sudah sangat baik dan layak untuk digunakan.
Aspek yang Penilaian
Hasil uji coba rubrik asesmen kemampuan No
dinilai (%)
Kategori
kolaborasi tidak didapatkan data tertulis dari ahli, 1 Materi 100 Sangat valid
sehingga dari segi validitas asesmen yang 2 Konstruksi 100 Sangat valid
dikembangkan sudah sangat baik. 3 Bahasa 100 Sangat valid
Tabel 3. Total 100 Sangat Valid
Hasil validasi lembar observasi dan rubrik kemampuan
kolaborasi dengan menggunakan metode jigsaw
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh bahwa pada
Aspek yang Penilaian aspek materi diperoleh persentase sebesar 100%,
No Kategori
dinilai (%)
hal ini berarti bahwa soal tes pada aspek materi
1 Petunjuk 100 Sangat valid
2 Cakupan 80 Valid telah dapat mengukur kemampuan berpikir kritis
3 Penyajian 100 Sangat valid dan sudah sesuai dengan level mahasiswa. Dari
4 Bahasa 100 Sangat valid aspek konstruksi soal tes telah menggunakan kata
5 Komunikasi 100 Sangat valid
tanya perintah uraian serta tidak menimbulkan
Total 96 Sangat Valid
makna ganda, dengan demikian soal berkategori
sangat valid.
Hasil validasi lapangan terhadap asesmen Hasil validasi lapangan terhadap soal tes
lembar observasi dan rubrik kemampuan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada
kolaborasi dilakukan dengan implementasi ke Tabel 6.
dalam proses pembelajaran yaitu pada mata Tabel 6.
Hasil validasi lapangan soal tes kemampuan berpikir kritis
kuliah pencemaran lingkungan dan ekologi
hewan disajikan pada Tabel 4. Mata Kuliah Mata Kuliah
No.
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa bahwa Soal
Pencemaran Ekologi Kategori
Lingkungan Hewan
lembar observasi dan rubrik kemampuan
1 0,816 0,648 Valid
kolaborasi yang dikembangkan pada mata kuliah 2 0,609 0,507 Valid
pencemaran lingukungan dan ekologi hewan 3 0,870 0,697 Valid
telah dinyatakan valid karena diperolah nilai r 4 0,881 0,676 Valid
5 0,921 0,812 Valid
hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,423).
Tabel 4.
Hasil validasi lapangan lembar observasi dan rubrik
kemampuan kolaborasi dengan metode jigsaw
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa soal
tes berpikir kritis pada mata kuliah pencemaran
Butir Pencemaran Ekologi
Kategori lingkungan dan ekologi hewan dinyatakan valid
angket Lingkungan Hewan
karena diperoleh nilai nilai r hitung yang lebih
1 0,547 0,583 Valid
2 0,652 0,478 Valid
besar r tabel (0,423).
3 0,547 0,593 Valid 3) Reliabilitas perangkat asesmen autentik
4 0,821 0,583 Valid Reliabilitas perangkat asesmen autentik
5 0,831 0,656 Valid dilakukan berdasarkan hasil penilaian dari ahli.
6 0,853 0,725 Valid
7 0,835 0,695 Valid
Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus
8 0,908 0,656 Valid percentage of agreements. Hasil perhitungan nilai
9 0,772 0,478 Valid reliabilitas dapat dilihat pada Gambar 3.
10 0,723 0,593 Valid
63
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
0,8
1 Gambar0,683
5. Reliabilitas soal tes kemampuan
berpikir kritis pada uji coba
0,87lapangan
64
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
65
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
66
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Abstract
Biodiversity has ecological, economic, and cultural benefits that need to be conserved and preserved, including
mangrove gastropods. It is known that Alas Purwo National Park and Baluran National Park both have natural
mangrove vegetation, therefore research needs to be conducted on the diversity of gastropod species and the
similarity index between the two National Parks regarding the presence and similarity of gastropod species. The
research methodology used purposive sampling with transect line sampling technique using 22m2 plots. The
research results revealed that there are 19 species of gastropods in the Jati Papak Block of Alas Purwo National
Park, while the Bama Beach of Baluran National Park has 21 species. The average diversity index of gastropods in
Alas Purwo National Parks is H´=2 (moderate), while in Baluran National Parks it is H´=2.80 (moderate). The
similarity index between Alas Purwo National Parks and Baluran National Parks at Station 1 (43%), Station 2
(43%), and Station 3 (46%) is categorized as moderate community similarity.
Keywords: Diversity, similarity, mangrove gastropods, Alas Purwo National Park, Baluran National Park
.
I. PENDAHULUAN perlindungan pantai, habitat satwa dan produksi
primer seperti penghasil utama makanan dan
Keanekargaman hayati merupakan bagian nutrien pool bagi organisme yang menempati
plasma nutfah yang dimiliki dan dijaga oleh tiap vegetasi tersebut. Salah satu organisme yang
negara salah satunya adalah Indonesia. Adanya mendiami dan memanfaatkan nutrien pool pada
keanekaragaman hayati memiliki manfaat dari vegetasi mangrove adalah gastropoda
berbagai aspek seperti bioekologi, bioprospeksi, (Ardiyansyah, 2018). Gastropoda pada vegetasi
dan bioekonomi yang dapat menjaga variasi mangrove memainkan peran baik secara
spesies, genetik dan ekosistem di bumi. Salah herbivor, detrivor dan juga karnivor (Susanti et
satu keanekaragaman hayati tinggi yang dapat al., 2021)(Iksan et al., 2018). Ketiga peran
menjaga variasi genetik dan menyediakan nilai tersebut saling berhubungan dalam rantai
valuasi adalah vegetasi mangrove. Pada vegetasi makanan seperti: 1) kelompok gastropoda
mangrove memiliki peran fungsi ekologis seperti herbivor akan memakan tumbuhan/dedaunan
67
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mangrove dan juga alga yang tumbuh pada II. METODE PENELITIAN
vegetasi mangrove, 2) kelompok gastropoda
detrivor memiliki peran dalam mengurai dan Metode peneletian yang digunkan adalah
memecah bahan organik menjadi partikel kecil purposive sampling, sedangkan teknik
yang kemudian berubah menjadi nutrisi untuk pengmabilan data menggunakan teknik line
organisme lain, 3) kelompok gastropoda karnivor transek. Pengambilan data ini dilakukan di dua
yang berperan dalam pengendalian populasi lokasi penelitian yaitu di Taman Nasional Alas
invertebrata pada ekosistem mangrove. Irma & Purwo Blok Jatipapak dan Taman Nasional
Sofyatuddin, (2012) menjelaskan terdapat Baluran Pantai Bama selama dua bulan. Pada
lokasi penelitian dibuat tiga stasiun penelitian
perbedaan kelimpahan gastropoda pada tegakan
baik di TN Alas Purwo maupun TN Baluran.
vegetasi mangrove. Perubahan penyusun
Jarak antar stasiun dibuat sejauh 1 km. Stasiun
gastropoda tersebut sangat berhubungan dengan
pada lokasi penelitian dibuat dengan luas 1530
faktor abiotik dan juga bahan organik yang
m2 dan disetiap stasiun terdapat tiga garis transek
terdapat pada kawasan tersebut (Ayunda, 2011).
dengan plot berukuran 22 m2.
Hal ini menunjukkan bahawa tiap vegetasi
mangrove mempunyai komponen penyusun
gastropoda berbeda-beda sesuai penyusun
ekosistemnya.
Taman Nasional Alas Purwo dan Taman
Nasional Baluran merupakan Taman Nasioal di
Jawa Timur yang sama-sama memiliki kawasan
vegetasi mangrove. Tercatat bahwa Taman
Nasional Alas Purwo memiliki total luas vegetasi
mangrove seluas 1.200 ha, sedangkan luas
vegeasi mangrove Taman Nasional Baluran
seluas 288,7 ha (Frananda et al., 2015) (Rofi’i et
al., 2021). Vegetasi mangrove baik di TN Alas
Gambar. 1. Penentuan lokasi penelitian yang dilakukan di
Purwo maupun TN Baluran dapat dikatakan TN Alaspurwo Kabupaten Banyuwangi dan TN Baluran yang
sebagai mangrove alami karena kondisi dilakukan di Kabupaten Situbondo
mangrovenya masih ditumbuhi dengan pohon-
pohon mangrove tanpa campur tangan manusia. Untuk analisis data mengadopsi milik
Rofi’i et al., (2021) menjelaskan dikatakan Laxmana et al., (2020) dalam menentukan
sebagai mangrove alami apabila kondisi dominansi suatu spesies pada suatu komunitas
penyusunnya ditumbuhi pepohonan mangrove menggunakan indeks dominansi Simpson, lalu
untuk menentukan keanekaragaman spesies
secara alami dan karakteristik penyusun
dihitung menggunakan indeks Shannon-Weaner.
vegetasinya beragam tanpa campur tangan
manusia. 𝑛𝑖 2
Kondisi mangrove yang alami akan membuat 𝐶 = ∑( )
𝑁
berjalannya siklus biogeokimia dan mendukung
layanan ekosistem (Madkour et al., 2014). dan
Dengan berjalannya siklus biogeokimia tersebut 𝑛𝑖 𝑛𝑖
𝐻´ = − ∑ ( ) 𝑙𝑛 ( )
membuat adanya variasi spesies gastropoda pada 𝑁 𝑁
tiap vegetasi magrove berbeda. Perbedaan variasi Dengan
spesies inilah yang menjadikan keanekaragaman
gastropoda menjadi peran penting dalam ekologi C = indeks dominansi Simpson
dan juga indikator kulitas lingkungan. H´ = Indeks Shannon-Weaner
𝑛𝑖 = Jumlah individu sampel
N = Total individu seluruh spesies
68
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Indeks dominansi Simpson kisaran nilai 0-1, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana nilai semakin kecil menunjukkan tidak
adanya spesies yang mendominasi, sedangkan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
sebaliknya apabila nilai semakin tinggi/ menunjukkan komposisi gastropoda pada hutan
mendekati angka 1 maka terjadi dominansi antar mangrove Blok Jatipapak TN Alas Purwo,
spesies. Untuk nilai keanekaragaman terdapat 19 spesies gastropoda diantaranya dari
dikatagorikan sebagai berikut: Ordo Caenogastropoda, Cycloneritida, Ellobiida,
H´<1,0 = Keanekaragaman spesies rendah Littorinimorpha, Neogastropoda. Sedangkan
1,0<H´<3 = Keanekaragaman spesies sedang variasi spesies terbanyak dari ordo
H´>3 = Keanekaragaman spesies tinggi Caenogastropoda dan Neogastropoda.
Caenogastropoda memiliki variasi spesies seperti
Perbandingan kesamaan jenis komunitas Faunus ater, Cerithidea quoyii, Cerithidea
gastropoda antar stasiun pengamatan dianalisis cingulata, Telescopium telescopium, Conomurex
menggunakan indek similaritas Sorensen. luhuanus. Sedangkan variasi spesies dari ordo
2𝐶 Neogastropoda diantaranya Vexillum daedalum,
𝑆= × 100% Volegalea cochlidium, Chicoreus capucinus,
𝐴+𝐵
Dengan, Vasum turbinellus, Nassarius melanioides.
S = Sorensen similarity index antar dua lokasi Hal berbeda juga ditunjukkan pada tabel 2.
yang diperbandingkan, A = jumlah spesies lokasi komposisi gastropoda mangrove yang ditemukan
pertama (stasiun) dari dua lokasi yang di TN Baluran sekitar Pantai Bama, terdapat dua
diperbandingkan, B = jumlah spesies lokasi puluh satu spesies dengan tujuh ordo diantaranya
kedua (stasiun) dari dua lokasi yang Caenogastropoda, Cycloneritida, Ellobiida,
diperbandingkan, C = jumlah spesies yang sama Littorinimorpha, Neogastropoda, Seguenziida,
dari kedua lokasi diperbandingkan Trochida. Untuk variasi spesies terbanyak dari
Indikator kesamaan komunitas selanjutnya ordo Littorinimorpha dengan tujuh spesies
dibedakan atas kriteria: diantaranya Optediceros breviculum, Littorina
1-30% = kategori rendah,
scabra, Littorina saxatilis, Notocypraea
31-60% = kategori sedang,
angustata, Polinices tumidus, Lambis lambis,
61-91% = kategori tinggi,
>91% = kategori sangat tinggi Lambis lambis.
Tabel 1.
Komposisi Gastopoda di TN Alas Purwo Jatipapak Kabupaten Banyuwangi
69
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Tabel 2.
Komposisi Gastopoda di TN Baluran Pantai Bama Kabupaten Situbondo
70
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
perubahan lingkungan substrat, cahaya maupun Nilai keanekaragaman gastropoda pada Tabel
kualitas air sangat berpengaruh terhadap 3. TN Alas Purwo menunjukkan keanekaragaman
keberadaan gastropoda tersebut. Selain faktor terbilang sedang karena nilai rata-rata H´= 2.
lingkungan keberadaan predator menjadi Tabel 4. Nilai keanekaragaman pada TN Baluran
pengendali sangat berpengaruh terhadap menunjukkan nilai rata-rata yang hampir sama
pengendalian populasi. Salah satu gastropoda dengan TN Alas Purwo yaitu H´=2,80 yang
yang berperan sebagai predator pada ekosistem diartikan nilai keanekaragamannya sedang.
amngrove adalah Chicoreus capucinus. Tan & Odum, (1998) menjelaskan rendahnya nilai
Oh, (2002) menjelaskan mekanisme Chicoreus keanekaragaman juga bisa disebabkan karena
capucinus mencari mangsanya dengan cara
adanya tekanan dalam ekosistem.
mendeteksi mangsa melalui kemoreseptor berupa
Keanekaragaman rendah dan juga sedang yang
bau yang mengalir pada air. Chicoreus capucinus
juga menyerang mangsanya dengan cara terjadi pada ekosistem cenderung mengalami
mengebor atau tanpa mengebor cangkang, tekanan fisik seperti cuaca, arus laut, dan
terkadang juga menyerang pada bagian pencemaran (Maknum, 2017). Siwi et al (2017)
operkulumnya. Interaksi kompetitif yang menambahkan keanekaragaman gastropoda di
seimbang pada komunitas menjadikan tidak hutan mangrove pantai Sirontoh TN Baluran juga
adanya dominansi antar spesies, sehingga terjadi dipengaruhi oleh adanya topografi dan habitat.
kompetisi dan kemampuan adaptasi yang kuat Pada lokasi penelitian blok Jati Papak TN Alas
disertai daya dukung lingkungan menjadikan Purwo dan juga area mangrove pantai Bama TN
dominansi gastropoda pada kedua Taman Baluran sama-sama berdekatan/langsung dengan
Nasional menjadi rendah. air laut sehingga perpotensi menghadirkan
gastropoda pengunjung. Ayunda (2011)
Tabel 4.
Jumlah Gastropoda yang Ditemukan di TNB menjelaskan terdapat beberapa kelompok
Spesies S1 S2 S3 gastropoda yang mendiami vegetasi mangrove
Faunus ater 202 52 53 seperti kelompok gastropoda asli mangrove,
Cerithidea quoyii 89 152 161 gastropoda fakultatif dan gastropoda pengunjung.
Cerithidea cingulata 251 140 64 Berbeda dengan jenis gastropoda asli mangrove
Telescopium telescopium 168 312 329 seperti pada famili Potamididae, kelompok
Conomurex luhuanus 138 164 70 gastropoda pengunjung memiliki keterkaitan
Nerita articulata 74 168 143 dengan vegetasi mangrove. Hal ini menjadikan
Cassidula aurisfelis 165 86 224 kompetisi dalam mencari sumber makanan pada
Optediceros breviculum 215 124 70 vegetasi mangrove. Jika sumber daya yang
Littorina scabra 165 324 171 dibutuhkan mengalami penurunan maka spesies
Littorina saxatilis 139 238 132 yang membutuhkan sumber daya tersebut
Notocypraea angustata 30 4 0 mengalami penurunan populasi. (Frananda et al.,
Polinices tumidus 89 24 41 2015).
Lambis lambis 1 0 0 Tabel 5.
Laevistrombus canarium 95 92 72 Matrik Perbandingan Indeks Similaritas Sorensen
Vexillum daedalum 109 150 128
IS TNAP1 TNAP2 TNAP3 TNB1 TNB2
Volegalea cochlidium 66 97 98
Chicoreus capucinus TNAP2 97% - - - -
23 120 27
Vasum turbinellus 45 42 26 TNAP3 94% 48% - - -
Nassarius melanioides 254 121 105 TNB 1 43% 42% 44% - -
Euchelus atratus 297 113 120 TNB 2 44% 43% 44% 98% -
Trochus niloticus 118 132 96 TNB 3 46% 44% 46% 95% 97%
Total Individu (N) 2733 2655 2130
Indeks Simpson (C) 0,065 0,069 0,074
Indeks Shannon-Weaner
Nilai indeks kemiripan kekayaan spesies
2,838 2,803 2,759 gastropoda tertinggi 97% sedangkan kemiripan
(H`)
71
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
terendah 42%. Jika dilihat berdasarkan indikator dan digantikan oleh spesies baru maka akan
kesamaan komunitas, baik di TN Alas Purwo mempengaruhi nilai indeks Sorensen.
maupun TN Baluran memiliki katagori tinggi
untuk kesamaan komunitas yakni 97% yang
dapat dikatagorikan kesamaan komunitas sangat IV. KESIMPULAN
tinggi di stasiun 1 dan 2 TN Alas Purwo dengan
stasiun 2 dan 3 di TN Baluran. Namun jika Keanekaragaman jenis pada Blok Jati Papak
dibandingkan kesamaan komunitas TN Alas TN Alas Purwo terdapat 19 spesies gastropoda,
sedangkan pada Pantai Bama TN Baluran
Purwo stasiun 2 dengan TN Baluran di stasiun 1
terdapat 21 spesies gastropoda dengan indeks
kesaan komunitasnya tergolong sedang dengan
rata-rata keanekargaman gastropoda TN Alas
angka 42%. Terdapat delapan spesies yang sama Purwo H´ = 2 (sedang); TN Baluran H´= 2,80
ditemukan di dua lokasi penelitian yaitu (sedang). Tidak adanya dominansi spesies
Cerithidea cingulata, Telescopium telescopium, gastropoda mangrove antara TN Alas Purwo
Nerita articulata, Cassidula aurisfelis, Littoraria dengan TN Baluran (nilai rata-rata TNAP
scabra, Optediceros breviculum, Chicoreus C=0,210; TNB C=0,07). ISS pada kedua Taman
capucinus dan Nassarius melanioides. Dari Nasional Terendah 42% ditunjukkan pada TN
kedelapan spesies tersebut merupakan gastropoda Alas Purwo di stasiun 2 dengan TN Baluran di
dominan yang banyak dijumpai pada vegetasi stasiun 1, sedangkan ISS tertinggi ditunjukkan
mangrove. pada TN Alas Purwo stasiun 1 dengan stasiun 2
Indeks kemiripan yang tinggi pada gastropoda dan TN Baluran stasiun 2 dengan stasiun 3 yaitu
disebabkan karena adanya keterlibatan habitat, 97%.
dalam hal ini adalah vegetasi mangrove. Kedua
Taman Nasional tersebut sama-sama memiliki
vegetasi mangrove yang terbilang masih alami DAFTAR PUSTAKA
dan tidak mengalami deforestasi maupun
Ardiyansyah, F. (2018). Pola Distribusi Dan
degradasi hutan. Hal inilah yang menjadikan
Komposisi Gastropoda Pada Resort Kucur Tn
kondisi lingkungan menjadi seragam/homegen. Alas Purwo. Bioma : Jurnal Biologi Dan
Ernawati et al., (2013) menjelaskan bahwa Pembelajaran Biologi, 3(2), 139–151.
adanya rehabilitasi mangrove berlangsung Ayunda, R. (2011). Struktur Komunitas
dengan meningkatnya jumlah jenis gastropoda Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di
dan keanekaragaman gastropoda dengan Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu. Skripsi,
bertambahnya usia vegetasi mangrove. 1–49.
Mekanisme perbedaan struktur komunitas Ernawati, S., Niartiningsih, A., Nessa, M. Na., &
berdasarkan indeks kemiripan gastropoda terkait Omar, S. B. A. (2013). Suksesi
ukuran kawasan mangrove yang menjadi Makrozoobentos di Hutan Mangrove Alami
cerminan dari perbedaan struktur habitat dan Rehabilitasi di Kabupten Sinjai Sulawesi
mangrove bersangkutan (Omar et al., 2001). Selatan. Jurnal Bionature, 14(1), 49–60.
Rendahnya nilai kesamaan jenis suatu Frananda, H., Hartono, & Jatmiko, R. H. (2015).
komunitas gastropoda dapat disebabkan oleh Komparasi Indeks Vegetasiuntuk Estimasi
perubahan komposisi pada komunitas tersebut. Stok Karbon Hutan Mangrove Kawasan
Prasetyo (2017) menjelaskan lanskap homogen Segoroanak pada Kawasan Taman Nasional
mempunyai interior yang luas namun edge yang Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur.
sempit, sebaliknya jika lanskap heterogen akan Majalah Ilmiah Globe, 17(2), 113–123.
mempunyai interior area kecil dan edge yang Iksan, M. M., Ardiyansyah, F., & As’ari, H.
(2018). Studi Inventarisasi Dan Kepadatan
sangat luas sehingga akan terjadi perubahan
Gastropoda Karnivora Mangrove Di Teluk
komposisi spesies. Jika perubahan dalam
Pangpang Blok Jati Papak Taman Nasional
komposisi spesies pada saat perbandingan antar Alas Purwo. Biosense, 1(1), 51–59.
dua lokasi tidak muncul atau tidak ada spesies Irma, D., & Sofyatuddin, K. (2012). Diversity of
72
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Gastropods and Bivalves in mangrove Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur.
ecosystem rehabilitation areas in Aceh Besar Majalah Ilmiah Globe, 17(2), 113–123.
and Banda Aceh districts, Indonesia. AACL Iksan, M. M., Ardiyansyah, F., & As’ari, H.
Bioflux, 5(2), 55–59. (2018). Studi Inventarisasi Dan Kepadatan
Iswanti, S., Ngabekti, S., Kariada, N., & Martuti, Gastropoda Karnivora Mangrove Di Teluk
T. (2012). Distribusi dan Keanekaragaman Pangpang Blok Jati Papak Taman Nasional
Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa Alas Purwo Mohammad Munirul I , Fuad
Weleri Kabupaten Kendal. Unnes Journal of Ardiyansyah, Hasyim As’ari Program Studi
Life Science, 1(2), 86–93. Biologi , Fakultas Matematika dan Ilmu
Laxmana, M., Kasim, F., & Hamzah, S. N. Pengetahuan Alam Unive. Biosense, 1(1), 51–
(2020). Keanekaragaman Jenis dan Indeks 59.
Kesamaan Gastropoda Epifauna pada Irma, D., & Sofyatuddin, K. (2012). Diversity of
Ekosistem Lamun dan Mangrove di Desa Gastropods and Bivalves in mangrove
Olimoo’o| Species diversity and similarity ecosystem rehabilitation areas in Aceh Besar
index Jurnal Nike, 5, 35–40. and Banda Aceh districts, Indonesia. AACL
Madkour, H. A., Mansour, A. M., Ahmed, A. E. Bioflux, 5(2), 55–59.
H. N., & El-Taher, A. (2014). Environmental Iswanti, S., Ngabekti, S., Kariada, N., & Martuti,
texture and geochemistry of the sediments of T. (2012). Distribusi dan Keanekaragaman
a subtropical mangrove ecosystem and Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa
surrounding areas, red sea coast, egypt. Weleri Kabupaten Kendal. Unnes Journal of
Arabian Journal of Geosciences, 7(9). Life Science, 1(2), 86–93.
Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi (T. Laxmana, M., Kasim, F., & Hamzah, S. N.
Samingan (ed.); Ed 3). Gadjah Mada (2020). Keanekaragaman Jenis dan Indeks
Universitry Press. Kesamaan Gastropoda Epifauna pada
Omar, H., Husin, T. M., & Parlan, I. (2001). Ekosistem Lamun dan Mangrove di Desa
siaStatus of Mangrove in Malay. In Circuit Olimoo’o| Species diversity and similarity
Design (Issue 3). Jurnal Nike, 5, 35–40.
Rofi’i, Ik., Pordjierahajoe, E., & Marsono, D. Madkour, H. A., Mansour, A. M., Ahmed, A. E.
(2021). Keanekaragaman Dan Pola Sebaran H. N., & El-Taher, A. (2014). Environmental
Jenis Mangrove Di Sptn Wilayah I Bekol , texture and geochemistry of the sediments of
Taman Nasional Baluran Diversity and a subtropical mangrove ecosystem and
Distribution Patterns of Mangrove Types in surrounding areas, red sea coast, egypt.
Sptn Region I. Jurnal Kelautan, 14(3), 210– Arabian Journal of Geosciences, 7(9),
Ardiyansyah, F. (2018). Pola Distribusi Dan Maknum, D. (2017). Ekologi: Populasi,
Komposisi Gastropoda Pada Resort Kucur Tn Komunitas,Ekosistem Mewujudkan Kampus
Alas Purwo. Bioma : Jurnal Biologi Dan Hijau, Asri, Islami dan ilmiah (Ahmad Zaen).
Pembelajaran Biologi, 3(2), 139–151. Nurjati Press.
Ayunda, R. (2011). Struktur Komunitas Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi (T.
Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di Samingan (ed.); Ed 3). Gadjah Mada
Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu. Skripsi, Universitry Press.
1–49. Omar, H., Husin, T. M., & Parlan, I. (2001).
Ernawati, S., Niartiningsih, A., Nessa, M. Na., & siaStatus of Mangrove in Malay. In Circuit
Omar, S. B. A. (2013). Suksesi Design (Issue 3).
Makrozoobentos di Hutan Mangrove Alami Prasetyo, L. B. (2017). Pendekatan Ekologi
dan Rehabilitasi di Kabupten Sinjai Sulawesi Lanskap Untuk Konservasi Biodiversitas.
Selatan. Jurnal Bionature, 14(1), 49–60. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Frananda, H., Hartono, & Jatmiko, R. H. (2015). Rofi’i, Ik., Pordjierahajoe, E., & Marsono, D.
Komparasi Indeks Vegetasiuntuk Estimasi (2021). Keanekaragaman Dan Pola Sebaran
Stok Karbon Hutan Mangrove Kawasan Jenis Mangrove Di Sptn Wilayah I Bekol ,
Segoroanak pada Kawasan Taman Nasional Taman Nasional Baluran Diversity and
73
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Distribution Patterns of Mangrove Types in
Sptn Region I. Jurnal Kelautan, 14(3), 210–
222.
Siwi, F. R., Sudarmadji, & Suratno. (2017).
Jurnal Keanekaragaman dan Kepadatan
Gastropoda di Hutan Mangrove Pantai Si
Runtoh. Ilmu Dasar, 18(2), 119–124.
Susanti, L., Ardiyansayh, F., & As’ari, H. (2021).
Keanekaragaman Dan Pola Distribusi
Gastropoda Mangrove Di Teluk Pangpang
Blok Jati Papak Tn Alas Purwo Banyuwangi.
Jurnal Biosense, 4(01), 33–46.
Tan, K. S., & Oh, T. M. (2002). Feeding habits of
Chicoreus capucinus (Neogastropoda:
Muricidae) in a Singapore mangrove.
Bolletino Malacologico, Suppl., 4, 43–50.
Susanti, L., Ardiyansayh, F., & As’ari, H. (2021).
Keanekaragaman Dan Pola Distribusi
Gastropoda Mangrove Di Teluk Pangpang
Blok Jati Papak Tn Alas Purwo Banyuwangi.
Jurnal Biosense, 4(01), 33–46.
Tan, K. S., & Oh, T. M. (2002). Feeding habits of
Chicoreus capucinus (Neogastropoda:
Muricidae) in a Singapore mangrove.
Bolletino Malacologico, Suppl., 4, 43–50.
74
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Tristi Indah
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI Banyuwangi
Jl. Ikan Tongkol No 1 & 22 Banyuwangi , Indonesia
tristiindah99@gmail.com
Abstrak
e-mail:
Belimbing (Averhoa carambola L.) isi_kontak_email@penulis.com
mengandung vitamin A dan vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan. Belimbing
banyak ditanam masyarakat sebagai tanaman di pot (tabulampot). Prinsip tabulampot adalah teknik budidaya tanaman
dengan memanfaatkan lahan sempit. Permasalahan yang ditemui dalam budidaya tabulampot adalah perlunya
perawatan yang intensif untuk merangsang pembuahan. Pemakaian pupuk organik disamping dapat menyuplai hara
NPK, juga dapat menyediakan unsur hara mikro. Penggunaan MOL yang berasa dari air cucian beras ternyata dapat
memberikan dampak yang positif untuk pertumbuhan tanaman, dimana Limbah air beras putih mengandung nitrogen
0,015 %, fospor 16,306 %, kalium 0,02 %, kalsium 2,944 %, magnesium 14,252 %, sulfur 0,027 %, besi 0,0427 %,
vitamin B1 0,043 %.Metode Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkapi (RAL) dengan 4 taraf
perlakuan diulang sebanyak 3 kali, yakni P0 = Tanpa Pupuk Organik , P1 = Pupuk Organik sebanyak 250 ml/l, P2 =
Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l dan P3= Pupuk Organik sebanyak 450 ml/l . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan pupuk organik terfermentasi MOL efektif , dimana perlakuan dengan taraf P2 (Pupuk Organik sebanyak
350 ml/l) memberikan hasil terbaik pada seluruh komponen morfologi dan fisologi (tinggi, jumlah daun dan hari
munculnya bunga dan kandungan klorofil tabulampot belimbing.
Kata kunci: Belimbing, Fisiologi, , MOL, Morfologi, Tabulampot.
Abstract
Kata Kunci—Tuliskan
Carambola (Averhoa 4carambola
atau 5 buah
L.)kata kuncivitamin
contains atau frasa menurut
A and urutan
vitamin alfabet
C which aredipisahkan
beneficial dengan tanda
for health. koma. is
Belimbing
widely planted by the community as a plant in pots (tabulampot). The principle of tabulampot is a technique of
cultivating plants by utilizing narrow land. The problem encountered in tabulampot cultivation is the need for
intensive care to stimulate fertilization. Besides being able to supply NPK nutrients, the use of organic fertilizers can
also provide micronutrients. The use of MOL which tastes from rice washing water can actually have a positive
impact on plant growth, where White rice water waste contains 0.015% nitrogen, 16.306% phosphorus, 0.02%
potassium, 2.944% calcium, 14.252% magnesium, 0.027% sulfur, iron 0.0427%, vitamin B1 0.043%. The research
method used was a Complete Randomized Design (CRD) with 4 treatment levels repeated 3 times, namely P0 = No
Organic Fertilizer, P1 = 250 ml/l Organic Fertilizer, P2 = 350 ml/l organic fertilizer and P3 = 450 ml/l organic
fertilizer. The results showed that the addition of MOL fermented organic fertilizer was effective, where treatment
with P2 level (Organic Fertilizer 350 ml/l) gave the best results in all morphological and physiological components
(height, number of leaves and days of appearance of flowers and chlorophyll content of tabulampot star fruit.
75
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
76
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Mikroorganisme ini dinamakan Mikro dpl, dengan rata-rata suhu hariann yakni 300 C
Organisme Lokal (MOL). Mikro Organisme dan kelembaban udara yakni 60 %.
Lokal (MOL) merupakan bahan dasar komponen
pupuk yang mengandung mikroorganisme tidak Alat dan Bahan
hanya bermanfaat bagi tanaman tapi juga sebagai Alati yangi digunakann adalah alat pertanian,
agen dekomposer bahan organik limbah pertanian Media tanam (campuran 1:1:1 antara Tanah, pasir
juga limbah rumah tangga yang dapat dan sekam), polybag jumbo pengganti pot
meningkatkan peran mikroorganisme tanah yang tanaman dengan ukuran 60 x 60 cm, hand
bermanfaat melalui peningkatan kandungan sprayer, Botol air mineral bekas, gelas ukur,
timbangan digital, pengaduk, kertas label, ajir,
unsur hara didalam tanah, mengefisienkan
penggaris, meteran, kamera, jangka sorong dan
penyerapan unsur hara. Jenis mikroorganisme
spektrofotometer. Bahann yang digunakann Bibit
dalam Mikro Organisme Lokal (MOL)
Tanaman, Belimbing (Averrhoa carambola )
(Ekawandani & Halimah, 2021) yang sudah berumur 1 tahun, Serta bahan
berupa Saccharomyces sp., Pseudomonas sp., pembuatan pupuk oganik terfermentasi MOL
Lactobacillus sp., Azospirillum sp., Azotobacter yakni bonggol pisang yang dicincang halus, air
sp, Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus sp. cucian beras bilasan pertama, air kelapa muda,
mikroba pelarut fosfat, dan mikroba selulolisis gula merah,
yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah atau Penelitian ini menggunakan Rancangani
mempercepat pengomposan (Ditjenbun, 2018) Acaki Lengkapi (RAL) dengan 4 taraf perlakuan
Penggunaan MOL yang berasal dari air cucian diulang sebanyak 3 kali, yakni
beras dapat memberikan dampak yang positif • P0 = Tanpa Pupuk Organik
untuk pertumbuhan tanaman, dimana limbah air • P1 = Pupuk Organik sebanyak 250 ml/l,
beras putih mengandung nitrogen 0,015 %, • P2 = Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l
fospor 16,306 %, kalium 0,02 %, kalsium 2,944 • P3= Pupuk Organik sebanyak 450 ml/l
%, magnesium 14,252 %, sulfur 0,027 %, besi Pembuatan Pupuk Organik
0,0427 %, vitamin B1 0,043 % (Indra et al., Pembuatan Pupuk Organik terfermentasi
2018). Hasil Penelitian sebelumnya menunjukkan MOL dengan tahapan sebagai berikut: masukkan
penambahan konsentrasi MOL 24% memberikan dalam ember ukuran 3 liter yakni 3kg bonggol
pertumbuhan tanaman kangkung terbaik yakni pisang yang sudah dicincang, 500 ml air cucian
dengan karakteristik tinggi tanaman 46,73 cm, beras, 500 ml air kelapa muda dan 500 gr gula
jumlah daun adalah 45 helai pada 28 hari setelah merah yang sudah diiiris kasar, tambahkan air
tanam, berat per tanaman adalah 14,67 g, dan bersih hingga volume mencapai 3 liter. Lalu tutup
berat per polibag adalah 39,91 g (Jumriani K et ember yang sudah berisi bahan tadi dengan
al., 2018) menggunakan kantong plastik dan diikat dengan
tali rafia. 6. Kemudian, didiamkan selama 2
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti minggu dan jangan lupa membuka tutup ember
tertarik untuk mengkaji Respon Morfologi dan setiap pagi atau sore hari, ini gunanya agar gas
Fisiologi Tabulampot dengan Penambahan yang ada di dalam bisa di keluarkan (Laepo et al.,
Pupuk Organik Terfermentasi Mikro Organisme 1858). Pupuk Organik diberikan ke tanaman
Lokal (MOL) setiap minggu sekali dengan diencerkan terlebih
II. METODE PENELITIAN dahulu dengan air 1 liter sesuai dengan dosis
perlakuan, pengaplikasian dengan cara disiram di
Tempat Penelitian sekitar perakaran tanaman.
Penelitianx ini telahh dilaksanakann pada bulan Pengamatan
Maret hingga Juni 2023 di Green House dan Komponen Morfologi Tanaman
Laboratorium Prodi Biologi Universitas PGRI 1. Tinggi Tanaman (cm)
Banyuwangi, dengan ketinggiann tempat 300 m 2. Jumlah daun (helai)
3. Hari muncul bunga (hari)
77
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang P3 (450 ml/l Pupuk 474,2c 485,6c 521,6b
sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada taraf Uji Organik)
BNJ α = 0,05 BNJ α = 0,05 34,9 46,1 55,1
HSP = Hari Setelah Perlakuan
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa bila kolom yang sama menunjukkan pengaruh berbeda tidak
dibandingkan dengan kontrol, Tinggi tanaman nyata pada taraf Uji BNJ α = 0,05
Tabulampot Belimbing di umur 90 HSP HSP = Hari Setelah Perlakuan
menunjukkan perbedaan yang nyata saat Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat diketahui
diberikan perlakuan pupuk organik sebanyak 25 bahwa penambahan pupuk organik terfermentasi
ml/l, namun tidak berbeda nyata meskipun dosis MOL sangat berpengaruh secara signifikan dan
ditingkatkan hingga mencapai 450 ml/l pupuk
nyata pada semua taraf perlakuan dari usia 30
organik. HSP hingga 90 HSP. Hal ini menunjukkan Pupuk
Perlakuan pupuk organik terfermentasi MOL ini Organik betul-betul dbutuhkan dalam proses
berpengaruh nyata pada tinggi tanaman di setiap pertumbuhan di fase vegetatif yakni pertumbuhan
umur mulai dari 30 HSP, 60 HSP hingga 90 HSP, Daun Tabulampot Belimbing ini. Menurut
hal ini menunjukkan bahwa Pupuk organik (Ekawandani & Halimah, 2021) keberadaan
78
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
mikroorganisme yang terkandung dalam MOL mikrorganisme ini berpengaruh positif terhadap
juga mempengaruhi peningkatan lebar daun sifat fisik dan kimia tanah untuk menjamin
tanaman selada seperti Azospirillium sp yang mineral yang ada di dalam tanah menjadi bentuk
berfungsi untuk memperbaiki perakaraan yang lebih sederhana dan tersedia bagi tanaman.
sehingga mempengaruhi penyerapan unsur hara Hal inilah yang memacu pertumbuhan tanaman
yang secara langsung berpengaruh pada baik di fase vegetatif atau Fase generatif dalam
pertumbuhan jumlah daun tanaman (Rostikawati merangsang pembungaan pada tanaman.
et al., 2012)
Kandungan Klorofil
Hari Munculnya Bunga Hasil analisis ragam rata-rata kandungan klorofil
Hasil Perlakuan Pupuk Organik terfermentasi pada daun tabulampot belimbing yang diambil di
MOL pada Tabulampot Belimbing menunjukkan akhir perlakuan yakni 90 Hari setelah Perlakuan
hasil rata-rata hari munculnya bunga yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan, bila dibandingkan dengan perlakuan signifikan bila dibandingkan perlakuan kontrol,
kontrol, dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini dimana dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini:
:
Rata-rata Kandungan Klorofil
Rata-rata Hari Muncul Bunga
Hari Muncul Bunga (Sejak 1 minggu Pelaksanaan
(hari) 12
11,35
100
Kandungan Klorofil mg/g 10 9,87
90 87 9,33
80 8 7,24
7,36
Perlakuan)
70 65 6 6,48 6,21
60
60 55 5,21
4
50 4,11 3,13
2 3,39
40 2,15
30 0
20 Po P1 P2 P3
Taraf Perlakuan Pupuk Organik
10 Terfermentasi MOL (ml/l)
0
Po P1 P2 P3
Perlakuan Pupuk Organik
Klorofil a Klorofil b
Terfermentasi MOL
Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa Berdasarkan gambar 2 diatas dapat diketahui
Penambahan Pupuk Organik terfermentasi MOL bahwa kandungan Klorofil a, Klorofil b dan
berpengaruh secara signifikan dengan rata-rata Klorofil Total menunjukkan hasil tertinggi pada
sebesar 22% lebih cepat jika dibandingkan Hasil ektraksi klorofil pada daun tabulampot
perlakuan kontrol. Hal ini sesuai dengan belimbing untuk diuji menggunakan alat taraf
penelitian sebelumnya dimana Wuryandari perlakuan P2 (Pupuk Organik sebanyak 350
(2015) mengemukakan bahwa bonggol pisang ml/l), namun menjadi turun ketika taraf perlakuan
mengndung karbohidrat (66%), protein, air dan ditingkatkan menjadi P3 (Pupuk Organik
mineral penting yakni pati (45,4%) protein sebanyak 450 ml/l). Hasil uji kandungan klorofil
(4,35%) serta nahan pengurai yakni Bacillus , sp,
Aeromonas sp dan Aspergillus niger. Adanya
79
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
dengan menggunakan alat spektrofotometer UV- Belimbing, namun menurun bila taraf perlakuan
VIS dalam dilihat pada Gambar 3 dibawah ini : ditingkatkan menjadi P3 (Pupuk Organik
sebanyak 450 ml/l)
Peningkatan komponen morfologi diatas sesuai
dengan komponen fisiologi yakni terjadi juga
peningkatan klorofil a, klorofil b dan klorofil total
juga menunjukkan perbedaan yang signifikan,
dimana kandungan klorofil a,b dan klorofil total
tertinggi ditunjukkan juga pada hasil perlakuan
P2 (Pupuk Organik sebanyak 350 ml/l).
DAFTAR PUSTAKA
80
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.8, No.1, Juni 2023 ISSN: 2549-0486
81