com
1Sekolah Pascasarjana Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Lingkungan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
2Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
3Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Abstrak
Penambangan emas di Kecamatan Sepauk yang berada di daerah aliran sungai dan daratan menimbulkan permasalahan dari sisi
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kecamatan
Sepauk Kabupaten Sintang serta dampak penambangan emas tradisional terhadap aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian
ini menggunakan model deskriptif kualitatif dimana peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Aspek sosial dalam pendidikan telah meningkat pesat; kesehatan masih sangat terbatas dengan kurangnya fasilitas kesehatan dan
tenaga medis; usia dan jenis kelamin, tidak ada anak dan perempuan yang bekerja, rata-rata usia kerja untuk bekerja; suku dan
agama tidak menjadi masalah untuk bekerja sebagai penambang. Aspek ekonomi berupa perubahan mata pencaharian, yang tadinya
mayoritas bertani kini menjadi penambang dan pendapatan cukup meningkat. Aspek lingkungan disebabkan oleh kerusakan jalan,
pencemaran air sungai, kerusakan lahan dan kebisingan. Kegiatan penambangan emas secara tradisional telah memberikan dampak
positif seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan pengangguran; Namun juga membawa dampak negatif,
seperti gangguan kesehatan, kerusakan jalan, pencemaran sungai, kerusakan lahan, pencemaran suara, dan konflik pertanahan.
Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah membina dan mengawasi masyarakat dalam melakukan kegiatan pertambangan.
51
Pengaruh Penambangan Emas Tradisional Terhadap Aspek Sosial (Anggraini et al.)
[1]. Menurut Edi Farlan (2016) indikator penyajian data; dalam penelitian kualitatif, data
pada aspek sosial kependudukan dan biasanya dikumpulkan dalam bentuk teks
penghidupan, Kustiana, dkk (2016), indokator deskripsi atau narasi singkat, bagan, matriks,
kesehatan dan Alfonso, dkk (2014), indikator hubungan antar kategori, jaringan, dan lain
umur, lama tinggal dan pendidikan. Edi Farlan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti
(2016), Indikator Ketenagakerjaan, Pendapatan menyajikan data dalam bentuk narasi. Langkah
Masyarakat. Fadly, dkk (2015), indikator ketiga adalah penarikan kesimpulan, setelah data
pekerjaan, peningkatan pendapatan, peningkatan jenuh artinya telah terjadi pengulangan
pendapatan. Kukuh Prasetyo (2017), Indikator informasi, maka kesimpulan tersebut dapat
Pencemaran Air. Astiti, dkk (2014), indikator dijadikan jawaban atas permasalahan penelitian.
pencemaran logam berat (merkuri). Fadly, dkk
(2015), indikator pencemaran suara, pencemaran HASIL DAN DISKUSI
udara, kerusakan jalan. Fokus penelitian ini 1. Aspek Sosial
adalah [2]. kondisi sosial yang indikatornya adalah A. Pendidikan
pendidikan, kesehatan, umur dan jenis kelamin, Pendidikan mempengaruhi masyarakat sedemikian rupa sehingga
serta suku dan agama; kondisi perekonomian menciptakan perubahan sosial. Perubahan sosial sebagai wujud
yang indikatornya adalah penghidupan, inovasi yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia
pendapatan, dan lapangan kerja; dan aspek yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
lingkungan hidup yang indikatornya berupa Menurut Alfonsodkk.(2014), faktor pendidikan, umur dan lama tinggal
kerusakan jalan, pencemaran sungai, perusakan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan seseorang. Pendidikan
hutan, dan pencemaran suara. [3]. Dampak positif juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
dan negatif kegiatan pertambangan ditinjau dari pendapatan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. maka semakin baik pula respon seseorang terhadap permasalahan
kehidupan.
Metode Pengumpulan Data Saat ini masyarakat sudah sadar akan pentingnya
Lokasi penelitian terletak di tiga desa di pendidikan bagi anak-anaknya. Aktivitas pertambangan
Kecamatan Sepauk, yaitu Desa Sirang Setambang, tidak mempengaruhi pendidikan, berdasarkan hasil
Desa Bedayan, dan Desa Nanga Libau. Alasan wawancara dengan masyarakat. Masyarakat di lokasi
pemilihan ketiga desa tersebut karena adanya penelitian sepakat bahwa pendidikan kini sudah
aktivitas penambangan emas tanpa izin di wilayah berkembang dengan baik. Masyarakat sadar akan
tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer pentingnya sekolah karena persaingan kerja saat ini
dari masyarakat pertambangan, non-penambang, semakin ketat. Bahkan ada pula yang menyekolahkan
bupati, perangkat desa, LSM, dan instansi anaknya hingga perguruan tinggi.
pemerintah terkait yang terdiri dari Dinas B. Kesehatan
Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan Mineral dan Kesehatan merupakan elemen utama bagi
Energi, dan Badan Perencanaan Pembangunan kesejahteraan umum; hal itu harus diwujudkan
Daerah. Data sekunder diperoleh dalam bentuk sesuai dengan cita-cita bernegara. Prasarana dan
dokumen, catatan, dan berita acara. fasilitas sangat dibutuhkan guna meningkatkan
Metode pengumpulan data meliputi observasi, pelayanan kesehatan. Pelayanan dan fasilitas
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Instrumen kesehatan di Desa Sirang Setambang, Bedayan,
penelitian yang digunakan adalah panduan dan Nanga Libau masih kurang memadai,
wawancara, catatan lapangan, panduan observasi, terbukti dari data sekunder yang peneliti peroleh.
alat perekam, foto, dan alat tulis. Peneliti melakukan
wawancara terhadap informan yang dianggap Tabel 1. Fasilitas Kesehatan di Sirang Setambang, Bedayan, dan
Nanga Libau.
mewakili data yang dibutuhkan. Informan berasal
Pusat Kesehatan Masyarakat Desa
dari masyarakat pertambangan, non-penambang, Desa
Desa Tanpa Pembantu Kesehatan
Poliklinik
bupati, perangkat desa, LSM, dan instansi Rawat Inap Titik
pemerintah terkait berupa Dinas Lingkungan Hidup, Sirang 0 0 0 1
Setambang
Dinas Pertambangan Mineral dan Energi, serta Bedayan 0 1 0 0
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kegiatan Nanga Libau 0 0 1 0
pertama yang dilakukan adalah kondensasi data Total 0 1 1 1
Sumber : Sepauk dalam angka 2017
yaitu memilih, menyederhanakan data, dan
Berdasarkan tabel di atas, fasilitas kesehatan
mentransformasikan data yang dianggap mendekati
perlu ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun
catatan di lapangan. Langkah selanjutnya adalah
tenaga kesehatan. Komunitas membenarkan
52
Pengaruh Penambangan Emas Tradisional Terhadap Aspek Sosial (Anggraini et al.)
Data wawancara menunjukkan bahwa desa-desa Suku adalah bagian dari suatu bangsa yang mempunyai ciri-ciri
memerlukan lebih banyak tenaga kesehatan, seperti dokter, dasar tersendiri yang biasanya berkaitan dengan asal usul suatu
bidan, dan perawat. Selain itu, desa tersebut membutuhkan kebudayaan, yang membantu untuk mengenali masyarakatnya, yaitu
ambulans untuk memudahkan akses terhadap layanan penampilan fisik, bahasa, adat istiadat, dan seni. Manusia selalu
kesehatan yang lebih baik. membutuhkan agama, karena di dalam dirinya selalu membutuhkan
Penambang tidak memiliki asuransi kesehatan Yang Maha Kuasa untuk meminta pertolongan.
seperti BPJS; jika terjadi kecelakaan maka yang Peneliti mewawancarai Kepala Desa Sirang
bertanggung jawab adalah pemilik usaha Setambang, Bedayan, dan Nanga Libau terkait
pertambangan. Ketika peneliti mewawancarai para suku dan agamanya. Seperti yang diungkapkan
penambang dan non-penambang, beberapa pihak oleh Pak HT, Kepala Desa Bedayan, mayoritas
membenarkan bahwa mereka masih kesulitan penduduknya adalah suku Jawa dan Sunda,
mendapatkan layanan BPJS karena akses jalan rusak pernah mengikuti program transmigrasi, dan
parah. Peningkatan sarana dan prasarana yang ada di mayoritas penduduk desa beragama Islam.
desa harus menjadi perhatian pemerintah. Bapak MT, Kepala Desa Sirang Setambang, dan
C. Usia dan Jenis Kelamin Bapak WG, Kepala Desa Nanga Libau,
Usia dan jenis kelamin merupakan karakteristik menyatakan bahwa mayoritas penduduk di
penting dari suatu populasi karena hal ini menunjukkan desanya adalah suku Dayak dan agamanya
komposisi populasi; kita bisa melihat perubahan yang sebagian besar beragama Katolik dan
terjadi dari waktu ke waktu. Berdasarkan data sekunder, Protestan.
peneliti menemukan bahwa komposisi penduduk Penambang berasal dari suku dan agama yang
menurut usia dan jenis kelamin di Sirang Setambang, berbeda. Pak EK, seorang penambang, mengatakan
Bedayan, dan Nanga Libau adalah sama, yaitu kelompok bahwa penambang emas tidak hanya berasal dari
usia berpenghasilan tertinggi adalah antara 18-26 tahun masyarakat sekitar. Masyarakat dari berbagai suku dan
dan peringkat kedua adalah antara 27-40 tahun. . Jenis agama bekerja sebagai penambang emas, tanpa terlalu
kelamin yang dominan di ketiga desa ini adalah laki-laki. memikirkan status sosialnya.
2. Aspek Ekonomi
Melalui wawancara, para penambang mengungkapkan A. Mata pencaharian
bahwa anak-anak dan perempuan tidak dipekerjakan sebagai Mata pencaharian merupakan upaya memenuhi
penambang emas. Pekerja pertambangan rata-rata sudah kebutuhan hidup sehari-hari dengan bekerja. Mata
cukup matang dan produktif dalam bekerja. Usia produktif ini pencaharian masyarakat satu dengan yang lain berbeda-
menggambarkan manusia mampu berusaha memenuhi beda karena kondisi geografis, sosial dan budaya yang ada
kebutuhan hidupnya. pada masyarakat setempat. Kegiatan penambangan emas
D. Ras dan Agama telah mengubah mata pencaharian masyarakat yang tadinya
Istilah religi dalam kajian sosioantropologi sebagai petani kemudian beralih menjadi penambang.
merupakan terjemahan dari kata religi dalam bahasa Wawancara dengan Pak AT mengungkapkan bahwa
Inggris, tidak sama dengan religi dalam bahasa bekerja sebagai penambang dapat membantu memenuhi
politik-administrasi pemerintahan Republik Indonesia. kebutuhan sehari-hari. Senada dengan itu, Pak EK juga
Dalam esai ini, agama semuanya disebut religi dalam menyatakan bahwa ia memilih menjadi penambang, karena
bahasa Inggris, termasuk yang disebut agama wahyu, pekerjaan sebelumnya tidak mampu membantunya
agama alam, dan agama lokal. Yang dimaksud memenuhi kebutuhan sehari-hari karena harga karet turun
dengan “Agama” dalam pengertian politik- menjadi Rp 6.000 per kilogram. Pemerintah perlu membantu
administrasi pemerintahan Negara Republik menaikkan harga getah karet hingga normal agar
Indonesia adalah agama resmi yang diakui oleh masyarakat bisa kembali ke kebun semula dan berhenti
pemerintah, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, bekerja sebagai penambang.
Hindu dan Budha, dan pada akhir zaman ini juga B. Penghasilan dan Peluang Kerja
termasuk agama Kongkucu (Saifudin 2000: 2 ). Agama Perekonomian masyarakat sangat ditentukan
dapat dianggap sebagai keyakinan dan pola perilaku oleh kesempatan memperoleh penghasilan dan
yang digunakan manusia untuk mencoba lapangan kerja. Peluang di bidang pertambangan
menghadapi apa yang mereka pandang sebagai memberikan dampak positif bagi masyarakat
masalah penting yang tidak dapat diselesaikan sekitar karena dapat meningkatkan perekonomian
melalui penerapan teknologi atau teknik organisasi masyarakat.
yang dikenal. Untuk mengatasi keterbatasan ini, Pak EK mengatakan, pekerjaan di pertambangan bisa
manusia beralih ke manipulasi makhluk dan kekuatan memenuhi kebutuhan hidupnya walaupun penghasilannya tidak
supernatural (Haviland 1996). terlalu banyak. Hal senada juga diungkapkan informan lainnya,
ZK. Beberapa informan mengindikasikan adanya emas
53
Pengaruh Penambangan Emas Tradisional Terhadap Aspek Sosial (Anggraini et al.)
pertambangan memberikan keuntungan kepada sekelompok orang sebagai dikonsumsi dan menyebabkan gangguan kesehatan. Pak KR's
penambang. mengatakan bahwa dahulu kala, air di sungai itu segar dan
3. Aspek Lingkungan bersih, dan di dalamnya terdapat ikan-ikan yang hidup;
A. Kerusakan Jalan Namun, saat ini air hanya menimbulkan gangguan
Jalan merupakan infrastruktur dasar bagi kesehatan.
manusia untuk berpindah dari satu lokasi ke Kondisi sungai seperti ini menimbulkan banyak
lokasi lain. Pada saat penelitian dilakukan, kondisi kerugian. Karena pemanfaatan sungai tidak
jalan di Sepauk sangat buruk, berlumpur dan licin memperhatikan daya dukung lingkungan,
sehingga menyulitkan transportasi. masyarakat terancam kehilangan sumber air
bersih. Masyarakat harus benar-benar sadar akan
degradasi lingkungan dan mengubah cara mereka
memperlakukan lingkungan sekitar.
C. Penggundulan hutan
54
Pengaruh Penambangan Emas Tradisional Terhadap Aspek Sosial (Anggraini et al.)
B. Mengurangi Pengangguran
Aktivitas penambangan emas telah menurunkan
jumlah pengangguran. Kepala Sirang Setambang, Bapak MT,
mengungkapkan bahwa masyarakat melihat pertambangan
sebagai suatu kegiatan yang menawarkan banyak uang dan
masyarakat sangat ingin menjadi penambang. Selain
menurunkan angka pengangguran, juga menurunkan angka
Gambar 4. Area bekas penambangan di perkebunan minyak
kriminalitas karena tingkat perekonomian yang lebih baik.
55
Pengaruh Penambangan Emas Tradisional Terhadap Aspek Sosial (Anggraini et al.)
itu sangat berbahaya bagi lingkungan dan Pemerintah harus tegas terkait penambangan
manusia. emas tradisional. Banyaknya aktivitas pertambangan
Maryani (2007), menjelaskan dampak kerusakan tanpa izin menjadi bukti bahwa pemerintah belum
akibat kegiatan pertambangan dapat dilihat pada sepenuhnya menerapkan kebijakan yang ada.
kerusakan lingkungan yang terjadi. Dampak Disarankan kepada aparat penegak hukum dan
kerusakan tersebut adalah menurunnya kualitas pemerintah agar melakukan pembinaan dan
tanah yang ditandai dengan menurunnya kualitas pengawasan terhadap pelaku usaha pertambangan
fisik, kimia dan biologi tanah. Kerusakan lahan akibat untuk mengatasi permasalahan tersebut dan
pertambangan telah menyebabkan banjir, mengurangi dampak buruknya.
kekeringan, dan tanah longsor seiring dengan
menurunnya daya dukung sumber daya hutan dan KESIMPULAN
lingkungan. Eksploitasi tambang dilakukan secara Berdasarkan temuan tersebut, berikut kesimpulan
besar-besaran tanpa memperhitungkan kerusakan penelitiannya. Pertama, aspek sosial menunjukkan (1)
yang parah. pendidikan cukup meningkat, (2) masyarakat sulit
Aktivitas penambangan juga menimbulkan kebisingan mendapatkan jaminan kesehatan dan infrastruktur
akibat suara mesin berbahan bakar solar. Masyarakat sekitar kesehatan belum memadai, (3) usia produktif lebih unggul
areal pertambangan cukup resah dan resah. Penambangan dibandingkan usia lainnya sehingga mereka mempunyai
emas skala kecil tanpa izin nampaknya bermanfaat bagi akses yang lebih baik. potensi, dan (4) penambang berasal
masyarakat, namun biayanya lebih tinggi dibandingkan dari berbagai suku dan agama. Kedua, aspek ekonomi
keuntungannya, baik dari segi kesehatan, kerusakan menunjukkan (1) banyak masyarakat yang beralih mata
lingkungan, dan dampak sosial. pencaharian sebagai penambang, dan (2) pendapatan
C. Konflik Pertanahan masyarakat sebagai penambang dapat memenuhi kebutuhan
Konflik pertanahan yang terjadi di Sepauk akibat sehari-hari. Ketiga, aspek lingkungan hidup menunjukkan
pertambangan terus berlanjut, misalnya saja konflik bahwa pertambangan telah menyebabkan kerusakan jalan,
perusahaan minyak dengan masyarakat pertambangan pencemaran sungai dan air, serta kerusakan lahan dan
mengenai Hak Guna Tanah. Masyarakat khususnya para pencemaran suara.
penambang mengatakan bahwa wilayah tempat mereka Kegiatan pertambangan mempunyai dampak positif
bekerja merupakan lahan penerima plasma, dan lahan dan negatif. Dampak positifnya berupa peningkatan
tersebut belum membuahkan hasil sehingga menjadikan kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya
lokasi tersebut sebagai kawasan pertambangan. Terdapat pengangguran, sedangkan dampak negatifnya berupa
konflik antara penambang dengan masyarakat sekitar yang gangguan kesehatan, kerusakan jalan, pencemaran
lahannya berdekatan dengan tambang emas yang sungai dan air, kerusakan lahan, pencemaran suara, dan
keberatan dengan keberadaan tambang, namun konflik konflik pertanahan.
antar masyarakat dapat diselesaikan melalui musyawarah. Peneliti menyarankan agar pemerintah lebih
memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap
6. Kebijakan Pemerintah di Bidang Pertambangan masyarakat, khususnya para penambang. Pemerintah
Mengingat para penambang mungkin belum banyak memberikan penjelasan mengenai tata cara
mempertimbangkan aspek lingkungan, maka penyuluhan mendapatkan izin usaha pertambangan. Jika
dan bimbingan harus diberikan terutama oleh pemerintah. penambangan tanpa izin terus berlanjut, maka sanksi
Wawancara dengan Bapak S, Kepala Divisi Perlindungan dan dari pemerintah harus diberikan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup Sintang, mengungkapkan
bahwa kegiatan pertambangan harus memiliki IUP (Izin PENGAKUAN
Usaha Pertambangan), HKI (Izin Pertambangan Tradisional), Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
dan IUPK (Izin Pertambangan Khusus),atau izin usaha membantu secara substansial dan finansial.
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan
REFERENSI
mineral dan batubara. Terkait dengan kebijakan yang
[1]. Farlan, Edi, (red). 2016. Dampak
tertuang dalam undang-undang, penambang harus memiliki
Pertambangan Emas Terhadap Perubahan
izin usaha pertambangan. Mengenai izin pertambangan, Pak
Sosial Ekonomi Masyarakat di Gampong
LC menyampaikan bahwa tata cara dan persyaratan untuk
Mersak Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten
memperoleh izin pertambangan diatur dalam Peraturan
Aceh Selatan. Dalam jurnal Mahasiswa
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha
Pertanian Unsyiah. Jilid 1. No.1 Nov 2016.
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Hal 329-336.
56
Pengaruh Penambangan Emas Tradisional Terhadap Aspek Sosial (Anggraini et al.)
57