Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. 031-5920948, 5920948 Fax 031-59224618
Website : https://fkm.unair.ac.id/; Email : info@fkm.unair.ac.id

Nomor :
Perihal : Permohonan Izin Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Lampiran : Proposal, TOR dan Surat Kesanggupan

Yth. Wakil Dekan 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat


Kampus C Mulyorejo
Surabaya 60115

Dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat Program Magister Program
Studi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tahun akademik
2021/2022 bekerjasama dengan USA dan Clean Oceans through Clean Communities (CLOCC)
Norwegia, maka dengan ini kami mohon difasilitasi surat pengantar ke Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi sebagaimana berikut:
Nama : 1. Laste Menanti (Tesis) (102014353003)
2. Swara Mega Khasanah (Tesis) (102014353003)
3. Imro’atul Mufidah (TOR) (102114353002)
4. Dliyau Rockmawati (TOR) (102114353003)
5. Muhammad Addin Rizaldi (TOR) (102114353005)
Pembimbing I : 1. Dr. R. Azizah, S.H., M.Kes
2. Dr. Lilis Sulistyorini, Ir., M.Kes
Pembimbing II : 1. Prof. Soedjajadi Keman, dr., MS., Ph.D
2. Prof. Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Sc.
Judul Tesis dan : 1. Sistem Pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse,
TOR Recycle (TPS3R) Masyarakat Pesisir Pantai Muncar Banyuwangi
(Tesis)
2. Sistem Pengelolaan Sampah pada Obyek Wisata Pesisir Pantai
Muncar Banyuwangi (Tesis)
3. Solving Plastic Waste Problem of Tourist Destination in Muncar
Beach Banyuwangi East Java (TOR)
Lokasi : Kecamatan Muncar, Lokasi Usulan Proklim Kab. Banyuwangi
Tujuan Surat : Bappeda Kabupaten Banyuwangi
Terlampir kami sampaikan proposal tesis penelitian dan TOR yang bersangkutan serta surat
pernyataan kesanggupan mematuhi protokol kesehatan dan hal lain yang dipersyaratkan dalam
rangka menjaga kesehatan dalam kondisi pandemi Covid-19.
Atas perhatian dan kerjasama Ibu, kami sampaikan terimakasih.

Koordinator Program Studi


S2 Kesehatan Lingkungan,

Dr. R. Azizah, SH., M.Kes


NIP. 196712311993032003
Term of Reference
SOLVING PLASTIC WASTE PROBLEM OF TOURIST DESTINATION IN
MUNCAR BEACH BANYUWANGI EAST JAVA

PUBLIC HEALTH FACULTY


AIRLANGGA UNIVERSITY
SURABAYA
2022
A. Latar Belakang Kegiatan

Meningkatnya polusi plastik di seluruh dunia memperingatkan kemungkinan


bahwa polutan ini dapat bertahan di lingkungan dan berdampak buruk pada ekosistem
dan kesehatan manusia. Total produksi plastik saat ini 360 juta metrik ton, dengan itu
sedang didaur ulang, dibakar, atau disimpan di tempat pembuangan sampah dan
lingkungan (Plastic Europe, 2018). Sampah plastik global mencapai 60-90 juta ton pada
tahun 2015 dan diproyeksikan meningkat hingga 155-265 juta ton pada tahun 2060
(Lebreton dan Andrady, 2019). Perhatian utama tentang nasib sampah plastik adalah
pembentukan mikroplastik (anggota parlemen) baik dari plastik primer atau plastik
sekunder. Berbagai bentuk MP diketahui. Serat dianggap sebagai salah satu bentuk MP
yang paling umum diidentifikasi dalam ekosistem laut karena prevalensi dan generasi
oleh aktivitas manusia (Desforges et al., 2014; Zhu et al., 2019a, 2019b; Zhang et al.,
2020a: Zaki et al., 2021). Mencuci pakaian, kegiatan memancing, dan limbah dari
pabrik pengolahan air limbah adalah salah satu origin utama serat MP yang dilepaskan
ke ekosistem laut (Zhaoet al., 2015; Xu et al., 2021).
Pada tahun 2018, laporan Bank Dunia mencatat bahwa proyeksi limbah
plastik di lautan mencapai 150 juta ton. Dari total 192 negara pantai, beberapa negara
seperti Tiongkok, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand memiliki tingkat
produktivitas dalam menghasilkan sampah tercepat di dunia yang melebihi setengah
dari total limbah plastik di laut. Dalam hal ini, Indonesia dianggap berada pada
peringkat kedua atas sumbangan sampah di lautan, satu tingkat di bawah Tiongkok
(World Bank Group, 2018). Sebagai negara kepulauan yang paling banyak di dunia,
dengan jumlah pulau yang mencapai 17.000 gugusan pulau, dan gugusan pantai
sepanjang 81.000 kilometer, telah membawa Indonesia sebagai negara yang kaya
akan ekosistem bahari serta keanekaragaman hayatinya (World Economic Forum,
2020). Di sini, sampah plastic menyumbang volume sebesar 25ribu ton setiap harinya
dimana 20% berakhir di sungai dan laut (BAPPENAS, 2020).
Di Indonesia, sampah plastik di daratan yang salah kelola atau disebut
Mismanaged Plastic Waste (WPW) berakhir di lautan, sebagaian besar berasal dari
pulau Jawa (129,3 kton/tahun) dan Sumetera (99,1 kton/tahun). Di tingkat nasional,
sekitar dua pertiga (66,6%) MPW yang dibuang ke lingkungan laut berasal dari
sumber pedesaan, dengan pembagian di Jawa sekitar 45% berasal dari perkotaan dan
sekitar 55% berasal dari pedesaan. Sementara di Sumatera, Bali, dan Kalimantan,
sekitar 70-75% MPW yang dibuang ke lingkungan laut berasal dari pedesaan dan di
Indonesia Timur (Sulawesi, Maluku, dan Papua) meningkat menjadi 80-90% (World
Bank, 2021).
Jika peningkatan volume plastik di lautan terus dibiarkan, ditambah lagi
dengan masuknya sampah dari luar negeri dan tanpa adanya pengelolaan sampah yang
tepat, maka dapat merusak kehidupan laut dan perikanan serta mengancam kesehatan
manusia (Akenji, dkk, 2019). Terlebih letak Indonesia di jalur arus lalu lintas
domestik (ARLINDO) dan internasional atau Ocean Conveyor Belt akan membawa
dampak yaitu memperoleh kiriman sampah yang berasal dari negara lain (Cordova,
dkk, 2019) maupun membawa sampah melalui arus laut ke negara lain. Karena
bersifat lintas batas, permasalahan mengenai sampah laut khususnya plastik, telah
menjadi perhatian dunia internasional dan secara eksplisit dibahas dalam Earth
Summit 2012 di Brazil (Cordova, et al., 2020). Permasalahan tersebut juga menjadi
tantangan dalam merealisasikan program Sustainable Development Goals (SDGs)
khususnya pada empat target SDGs yang relevan dengan polusi plastik laut yaitu poin
6tentang persediaan air bersih dan sanitasinya, SDGs poin 11 tentang komunitas dan
kota yang berkelanjutan, poin ke-12 tentang kegiatan konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab, serta poin ke-14 yaitu ekosistem atau kehidupan bawah laut
(Lohr, et al., 2017)
Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang telah
ditetapkan sebagai kawasan Minapolitan. Berdasarkan Keputusan Bupati
Banyuwangi Nomor 188/852/KEP/429.011/2010, lokasi minapolitan di Banyuwangi
terletak di Kecamatan Muncar. Sebagai daerah penghasil utama perikanan, maka
Kecamatan Muncar dijadikan sebagai zona inti kawasan minapolitan yang
mempunyai 2 (dua) zona pendukung yaitu Zona Sentra Produksi (Kecamatan
Purwoharjo dan Kecamatan Pesanggaran) dan Zona Penyangga (Kecamatan
Rogojampi, Kecamatan Srono dan Kecamatan Tegaldlimo). Data BPS tahun 2019
menunjukkan bahwa di kecamatan Muncar memiliki banyak tambak dan kolam
penghasil ikan dimana ada 754 tambak dan 313 kolam yang menghasilkan.
Banyak industry perikanan di kecamatan muncar juga memiliki beragam
permasalahan sampah khususnya sampah plastic. Hasil studi yang pernah dilakukan
oleh PT. Systemiq pada tahun 2017 menyatakan bahwa kecamatan muncar
menghasilkan 48 ton sampah per harinya yang sebagian besar masyarakat membuang
sampah ke sungai. Hasil studi kajian sosial ekonomi yang pernah dilakukan di muncar
menunjukkan bahwa ada 43% masyarakat membuang sampah ke sungai atau ke laut,
21% membakar sampah, 12% membuang ke tanah, 11% membawa ke TPU dan hanya
1% yang menggunakan layanan penumpulan formal (Karosekali, 2021).
Kecamatan Muncar juga menjadi salah satu kecamatan yang memiliki
beeberapa objek wisata yang sering di kunjungi oleh banyak orang untuk berwisata.
Objek wisata favorit yang ada di kecamatn muncar adalah pantai. Studi pendahuluan
yang dilakukan di kecamatan muncar di pantai cemara salah satu objek wisata di
kecamatan muncar menemukan beberapa permasalahn sampah, dimana terdapat
penumpukan sampah yang ada di pantai cemara kawang muncar banyuwangi dan
belum ada pengelolaan yang baik. Tumpukan sampah di pantai memiliki potensi
untuk terbawa ke tengah laut yang diakibatkan oleh ombak atau bahkan pengunjung
yang tidak membuangnya dengan benar. Hal tersebut berbahaya bagi ekosistem laut
sebagaiman hasil penelitian yang dilakukan di sungai Amazon Brazil menunjukkan
bahwa ikan dari aliran hulu sungai Amazon terkontaminasi dengan nanoplastik,
mikroplastik dan partikel mesoplastik (Brasil, 2020). Pantai yang lain di kecamtan
muncar yakni pantai gumuk kantong indah juga belum melakukan pengelolaan
sampah yang baik, dimana sampah yang ada langsung di bakar begitu saja dan tidak
melalui pemilahan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil studi lapangan juga di temukan
tumpukan sampah di Pelabuhan ikan banyuwangai, sampah tersebut tidak dilakukan
pengelolaan yang baik dan hanya di tumpuk begitu saja.
Kecamatan muncar memiliki TPS yang digunakan untuk melakukan
pemilahan sampah. Berdasakan hasil studi lapangan di dapatkan bahwa terdapat
tumpukan residu dari sampah yang telah di pilah, banyak juga di jumpai keberadaan
lalat di TPS dan letak TPS juga sangat dekat dengan rumah warga yang ada di
Kecamaan Muncar. Sampah yang menumpuk akan menghasilkan lindi sehingga dapat
menyebabkan pencermaran di area sekitar jika tidak dilakukan pengelolan dengan
baik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan upaya-upaya
pengelolaan sampah diwilayah pesisir kecamatan muncar sehingga muwujudkan
lingkungan yang ada disekitar tidak tercemar dan tidak mengnggu ekosistem di laut.
B. Tujuan

1. Sebagai dasar dalam melakukan pengelolaan sampah yang baik di wilayah pesisir
kecamatan Muncar.
2. Sebagai dasar untuk melindungi kelestarian ekosistem laut yang ada di pesisir
kecamatan Muncar.
3. Sebagai dasar pengabdian masyarakat dan pemberdayaan masyarakat di pesisir
kecamatan Muncar untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
4. Sebagai dasar untuk membentuk program bebas sampah melalui sedekah sampah
plastic di wilayah pesisir

C. Hasil yang diharapkan


Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, untuk menambah income generating
dari pemberdayaan desa, serta untuk melindungi ekosistem laut dari berbagai bahan
pencemar khususnya pencemaran akibat sampah plastik yang dihasilkan akibat
kegiatan masyarakat yang ada di pesisir Kecamatan Muncar.

D. Tempat dan Waktu


Tempat : Pantai Muncar Kab. Banyuwangi Provinsin Jawa Timur
Zoom Meeting ID : Join Zoom Meeting
Meeting ID :
Passcode :
Hari/Tanggal : Januari-Juni 2022

E. Peserta
1. Pimpinan Dekanat
2. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Lingkungan
3. Tim USA
4. Tim UNAIR Surabaya

F. Narasumber/Pemateri
1. Universitas Airlangga Surabaya
2. USA
3. Norwegia (CLOCC)
4. Konsultan Lingkungan
G. Susunan Panitia
Ketua : Dr. R.Azizah., S.H., M.Kes
Wakil Ketua : Dr. Lilis Sulistyorini, Ir., M.Kes
Anggota :
1. Muhammad Addin Rizaldi
2. Imro’atul Mufidah
3. Dliyau Rockmawati

H. Penutup
Demikian TOR ini disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan. Besar harapan kami bahwa
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat menyetujui adanya kegiatan tersebut di atas.

Surabaya, 19 Januari 2022


KPS S2 Kesehatan Lingkungan

Dr. R. Azizah, S.H., M.Kes


NIP. 196712311993032003
DOKUMENTASI

Potret Tumpukan Sampah di Pantai Cemara Potret Tumpukan Sampah di Pesisir


Kawang Pelabuhan Ikan Muncar

Tumpukan sampah di TPS Potret Buangan Limbah Ikan dari Pabrik

Potret Tumpukan Sampah di Pelabuhan Ikan


Potret Pembakaran Sampah di Pantai
Muncar
Gumuk Kantong Indah

Anda mungkin juga menyukai