Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMANFAATAN REMPAH-REMPAH SEBAGAI PRODUK MINUMAN


INSTAN YANG MENYEHATKAN DI DUSUN PATAS, DESA TARO,
KABUPATEN GIANYAR

OLEH

Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati, MP. NIP :196511181990032001


I G A Lani Triani, S.TP. MSi. NIP :197705292003122002
I Wy Gd Sedana Yoga, S.TP., MAgb. NIP :198005162005021006
AAM Dewi Anggreni, S.TP., M.Si. NIP :197411171999032001
I Wayan Arnata, S.TP., M.Si NIP :197806202005011002

Dibiayai dari Dana PNBP Universitas Udayana dengan Surat Perjanjian Penugasan
Pengabdian Kepada Masyarakat
No : 27.81 UN.14.2/PKM.01.03.00/2013 Tanggal 16 Mei 2013

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT-JIMBARAN
2013
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pemanfaatan Rempah-rempah sebagai Produk Minuman


Instan yang Menyehatkan Di Dusun Patas, Desa Taro,
Kabupaten Gianyar.
2. Ketua Pelaksana
2.1. Nama : Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati, MP
2.2. NIP : 19651118 199003 2 001
2.3. Pangkat /golongan : Pembina/IVa
2.4. Jabatan : Lektor Kepala
2.5. Fakultas /Jurusan/Program Studi: Teknologi Pertanian/Teknologi Industri Pertanian
2.6. Alamat
- Kantor : Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali
-Rumah : Jl. Cenigan Sari IVa Gg. Mawar No. 15 Sesetan
Denpasar
2.7.Telpon dan Email (wajib diisi) : 0361-723567/08123971356/wrasiati@gmail.com
3. Personalia
3.1. Jumlah Anggota pelaksana : 4 (empat) orang
3.2. Jumlah Personalia : 5 (lima) orang
4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 (enam) bulan
5. Bentuk Kegiatan : Pelatihan dan Pendampingan
6. Tempat Kegiatan : Desa Taro, Kabupaten Gianyar
7. Biaya yang diperlukan : Rp. 4 000 000, 00 (empat juta rupiah)

Mengetahui : Denpasar,31 Oktober 2013


Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Ketua Tim Pelaksana,
Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. G. P. Ganda Putra, MP Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati, MP
NIP 19620930 198803 1 001 NIP 19651118 199003 2 001

Mengetahui
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyatrakat
Universitas Udayana
Ketua,

(Prof.Dr.Ir. I Ketut Satriawan, MT )


NIP. 19640717 198903 1 001

1
RINGKASAN

Desa Taro yang memiliki luas 1562,20 Ha, berada pada ketinggian 650 meter diatas laut.
Jumlah penduduknya sekitar 9889 jiwa, 1889 kepala keluarga. Wilayah Desa Adat Taro
terdiri atas 14 Desa Adat, yakni: Sengkadoan, Alas Pujung, Tebuana, Let, Pisang Kaja, Pisang
Kelod, Patas, Belong, Puakan, Pakuseba, Taro Kaja, Taro Kelod, Tatag, dan Desa Adat Ked.
Sapi putih Taro yang dikeramatkan, ditemukan di Desa Adat Taro Kaja dan Taro Kelod
(Anonim, 2007).
Dusun Patas, Desa Taro adalah salah satu desa di dataran tinggi penghasil
rempah-rempah seperti jahe, kencur dan kunyit. Masyarakat di desa tersebut biasanya
memanfaatkan rempah-rempah ini sebagai minuman tradisional dengan cara menyeduh
rempah-rempah tersebut, kemudian ditambahkan gula, jeruk nipis, asam atau madu.
Masyarakat di Dusun ini belum mengenal proses pengolahan pangan menjadi produk instan
seperti halnya membuat jahe instan dan kencur instan.
Bentuk kegiatan yang cocok untuk memecahkan masalah ini adalah dalam bentuk
pelatihan yang terdiri atas ceramah mengenai proses pengolahan produk instan dan formula
untuk mendapatkan produk instan yang optimal yang diikuti oleh seluruh peserta. Pada
kegiatan ini proses penghalusan bahan dan pembuatan kristal menggunakan blender listrik
dan wajan yang nantinya akan langsung disumbangkan kepada masyarakat.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Minggu tgl 15 September 2013,
berlokasi di balai Desa Dusun Patas, Taro, yang diikuti oleh para anggota PKK dan pengurus
Desa setempat. Para anggota PKK Dusun Patas sangat antusias mendengarkan dan
mempraktekkan cara mengolah rempah-rempah seperti jahe, kunyit dan kencur menjadi
produk instan. Produk hasil olahan tersebut kemudian ditimbang, ditakar masing-masing 2
sendok makan kemudian dihidangkan dengan melarutkannya ke dalan 150 ml air hangat.
Pada kesempatan itu seluruh peserta mencoba hasil olahan mereka dan menyatakan bahwa
mereka mampu membuat produk tersebut untuk dikonsumsi dalam keluarga dan dijadikan
suguhan bagi para pengunjung desa.

Kata Kunci : Dusun Patas, Rempah-rempah, Produk Minuman Instan

2
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widh Wasa),
laporan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pemanfaatan
Rempah-Rempah Sebagai Produk Minuman Instan Yang Menyehatkan Di Dusun Patas,
Desa Taro, Kabupaten Gianyar telah selesai dikerjakan.
Pengabdian ini dilaksanakan pada hari Minggu 15 September 2013 di Balai Desa
Dusun Patas, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Pengelola Dana Pengabdian PNBP Universitas Udayana yang telah mendanai

pelaksanaan pengabdian ini.

2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayanaatas pelayanan dan fasilitas yang diberikan untuk

kelancaran pelaksanaan pengabdian ini.

3. Mahasiswa dan teknisi yang telah membantu pelaksaan pengabdian ini

4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut mendukung

pelaksanaan pengabdian ini sampai selesai.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna sehingga masukan berupa saran dan

kritik yang membangun sangat diperlukan untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata

penulis mengharapkan semoga hasil kegiatan pada laporan ini bermanfaat untuk

pengembangan dan penganekaragaman produk olahan dari rempah-rempah. .

Denpasar, Oktober 2013

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. Pendahuluan
1.1. Analisa situasi
1.2. Perumusan Masalah
II. Tujuan dan Manfaat
2.1. Tujuan
2.2. Manfaat
III. Pelaksanaan Kegiatan
3.1. Realisasi Pemecahan Masalah
3.2. Khalayak Sasaran
3.3. Metode Kegiatan
IV. Hasil Kegiatan
V. Simpulan dan Saran
5.1. Simpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jahe dan Jahe instan.......................................................................................12

Gambar 2. Bubuk Kunyit Instan, Minuman Kunyit Instan, dan Bubuk Jahe Instan........15

Gambar 3. Peralatan Pengolahan Rempah-rempah Instan...............................................15

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Hadir Peserta Pelatihan Proses Pengolahan Rempah-rempah menjadi


Produk Instan

6
I. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Secara geografis Desa Taro adalah bagian dari kawasan Munduk Gunung Lebah.

Merupakan dataran tinggi yang membujur dari utara ke selatan, diapit oleh dua aliran sungai.

Sungai tersebut adalah Sungai Oos Ulu Luh di sebelah barat dan Sungai Oos Ulu Muani di

sebelah timur. Kedua aliran sungai ini kemudian menyatu di tepi barat Desa Ubud yang

dikenal dengan nama Campuhan Ubud. Di bagian utara Desa Taro berbatasan dengan Desa

Apuan, Kintamani, di timur dengan Desa Sebatu, Tegallalang, di selatan berbatasan dengan

Desa Kelusa, Tegallalang, di barat dengan Desa Puhu, Payangan (Anonim, 2007).

Desa Taro yang memiliki luas 1562,20 Ha, berada pada ketinggian 650 meter diatas

laut. Jumlah penduduknya sekitar 9889 jiwa, 1889 kepala keluarga. Wilayah Desa Adat Taro

terdiri atas 14 Desa Adat, yakni: Sengkadoan, Alas Pujung, Tebuana, Let, Pisang Kaja, Pisang

Kelod, Patas, Belong, Puakan, Pakuseba, Taro Kaja, Taro Kelod, Tatag, dan Desa Adat Ked.

Sapi putih Taro yang dikeramatkan, ditemukan di Desa Adat Taro Kaja dan Taro Kelod

(Anonim, 2007). Sebagian besar wilayah desa ini dimanfaatkan untuk pertanian dan

perkebunan rakyat. Komoditas pertanian selain padi adalah ketela rambat, rempah-rempah

seperti jahe, kunyit, jahe merah. Pada akhir tahun 2012, masyarakat mulai mengusahakan

rebung bamboo tabah berkat adanya bantuan bibit bambu tabah dari BNI 1946 dan Pusat

Penelitian Bambu LPPM Universitas Udayana. Mata pencaharian penduduk mayoritas

adalah petani dan pengrajin sarana upacara agama Hindu seperti dulang, bokor, keben dari

kayu dan bambu.

Hasil pertanian berupa rempah-rempah terdapat cukup berlimpah di desa ini.

Biasanya masyarakat menjual rempah-rempah tersebut dalam bentuk segar ke pasar.

Disamping dijual, rempah-rempah seperti jahe dan kencur juga dimanfaatksn sebagai

minuman tradisional yang menghangatkan tubuh. Mereka belum memiliki keterampilan

mengolah rempah-rempah tersebut menjadi produk yang lebih awet dan berkhasiat.
7
Permasalahan pengolahan rempah-rempah menjadi produk instan yang lebih awet

dan berkhasiat oleh masyarakat di Dusun Patas Desa Taro ini dapat diatasi melalui program

dari Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana seperti pelatihan dan

pendampingan proses pengolahan rempah-rempah menjadi produk instan.

1.2. Rumusan Masalah

Masyarakat di Dusun Patas Desa Taro belum mengenal proses pengolahan

rempah-rempah menjadi produk instan. Selama ini rempah-rempah hanya dimanfaatkan

secara tradisional menjadi jamu atau lulur (boreh). Mereka belum memiliki keterampilan

mengolah rempah-rempah tersebut menjadi produk yang lebih awet dan berkhasiat yaitu

produk instan.

8
II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1. Tujuan Kegiatan

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang proses pengolahan untuk

menghasilkan produk instan dari rempah-rempah yang banyak dihasilkan di Dususn

Patas Desa Taro ini.

2. Menjelaskan mengenai formula/resep dan melatih untuk membuat produk instan dari

rempah-rempah.

3. Menjelaskan manfaat dari minuman instan dari rempah-rempah.

2.2. Manfaat Kegiatan

Menambah pengetahuan dalam hal proses pengolahan, formula dan fungsi pada

pembuatan produk instan dari rempah-rempah. Pengetahuan ini bermanfaat sebagai usaha

diversifikasi pangan sehingga dapat memperkaya penyajian, citarasa dan umur simpan

produk.

9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Realisasi Pemecahan Masalah

Jahe dikenal secara tradisional sebagai pengawet karena memputiyai sifat

antimikroba dan antioksidan. Bubuk jahe sebesar 2% bersifat bakterisidal terhadap

pertumbuhan bakteri gram positif. sedangkan terhadap bakteri gram negatif bubuk jahe hanya

bersifat bakteristatik. Konsentrasi yang tinggi dan semakin lamanya waktu kontak akan

menghasilkan penghambat yang semakin tinggi (Undriyani, 1987). Pemanfaatan jahe

sebagai bahan obat-obatan telah lama dikenal oleh bangsa-bangsa Asia. Dalam percobaan

menggunakan hewan, terbukti bahwa ekstrak jahe merupakan stimulan bagi pernafasan dan

jantung. Ekstrak jahe juga dapat menyembuhkan reumatik sendi, influenza, batuk, disentri

bakteri dan radang. Disamping itu minyak jahe dapat digunakan sebagai perangsang nafsu

makan, melancarkan pencernaan (digestant) dan mengurangi asam perut (antasida). Proses

yang terjadi adalah terangsangnya selaput lendir lambung dan usus oleh minyak jahe (Paimin

dan Murhananto,l991).

Produk instan adalah salah satu penyajian produk pangan dan minuman yang sangat

praktis penggunaannya. Dengan penambahan air yang sesuai dengan takaran dan suhu

tertentu, kita sudah bias menikmati produk instan ini seperti mie instan, sari buah instan, the

instan, kopi dan susu instan. Dewasa ini berkembang pula produk-produk instan dari pangan

yang digunakan untuk menjaga kesehatan seperti temulawak instan, jahe instan dan lain

sebagainya.

Minuman kesehatan sebagai produk pangan mempunyai kandungan komponen aktif

yang dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan tubuh. Produk ini baik untuk

mengurangi efek negatif racun dan radikal bebas akibat proses metabolisme tubuh dari

berbagai konsumsi pangan yang masuk dalam tubuh. Komponen aktif yang terdapat dalam

suatu bahan pangan nabati maupun hewani, dapat memberikan efek fisiologis atau efek

menyehatkan dan menyegarkan tubuh,


10
Efek/pengaruh positif minuman kesehatan yang dapat ditimbulkan dalam tubuh

yaitu dapat memberikan efek farmakologis (pengobatan), efek imunomodulasi

(kekebalan/ketahanan tubuh), efek reparasi dan peremajaan sel, efek vasoproteksi

(perlindungan/ketahanan jantung), efek antioksidan, efek hepatoproteksi (perlindungan hati),

efek antibiotika (antibakteri/kuman) dan efek antijamur sehingga dapat meningkatkan status

kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit tertentu.

Dusun Patas, Desa Taro adalah salah satu desa di dataran tinggi penghasil

rempah-rempah seperti jahe, kencur dan kunyit. Masyarakat di desa tersebut biasanya

memanfaatkan rempah-rempah ini sebagai minuman tradisional dengan cara menyeduh

rempah-rempah tersebut, kemudian ditambahkan gula, jeruk nipis, asam atau madu.

Masyarakat di Dusun ini belum mengenal proses pengolahan pangan menjadi produk instan

seperti halnya membuat jahe instan dan kencur instan.

Bentuk kegiatan yang cocok untuk memecahkan masalah ini adalah dalam bentuk

pelatihan yang terdiri atas ceramah mengenai proses pengolahan produk instan dan formula

untuk mendapatkan produk instan yang optimal yang diikuti oleh seluruh peserta. Pada

kegiatan ini proses penghalusan bahan dan pembuatan kristal menggunakan blender listrik

dan wajan yang nantinya akan langsung disumbangkan kepada masyarakat.

Bahan rempah-rempah instan adalah jahe 750 gram, air 500 ml, dan gula pasir 1 kg.

Disamping jahe,bisa juga digunakan kencur, kunyit atau temulawak.

Cara membuat minuman rempah-rempah instan :

1. Kupas dan cuci bersih jahe dan potong kasar.

2. Campur 100 ml air dan jahe.

3. Haluskan dengan blender.

4. Saring dan endapkan hingga terpisah pati dan sarinya. Ambil sari jahenya (air yang

bening).
11
5. Campur sisa air dan gula pasir. Aduk rata. Rebus di atas api sedang hingga gula larut

dan kental.

6. Tuang sari jahe, masak di atas api sedang sambil terus diaduk hingga membentuk kristal

yang halus, kemudian diangkat dan saring.

7. Haluskan kristal yang kasar.

8. Serbuk jahe instan siap digunakan.

Resep atau formula ini akan mendapatkan sekitar 800 g produk instan. Bahan baku berupa

jahe dan produk jahe instan disajikan pada Gambar 1. Disamping bahan baku dari jahe,

produk instan juga dapat diolah dari bahan rempah-rempah lainnya seperti kunyit, kencur, dan

temulawak dengan formula yang sama dengan jahe.

Gambar 1. Jahe dan Jahe instan

3.2. Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran strategis terlibat dalam kegiatan ini adalah masyarakat Dusun Patas,

para anggota PKK, dan karang taruna serta masyarakat lain yang diharapkan dapat

menyebarluaskan hasil kegiatan ini kepada anggota khalayak sasaran yang lain.

12
3.3. Metode Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan dua tahap kegiatan yaitu :

1. Kegiatan pelatihan singkat berbentuk ceramah dan tanya jawab yang dilakukan di dalam

ruangan tertutup dibantu dengan beberapa alat peraga.

2. Demonstrasi pembuatan produk instan dan variasi formulanya dengan tambahan jeruk

nipis, asam atau madu.

3. Kegiatan pengemasan produk instan yang sudah jadi.

4. Dilakukan program pendampingan sebanyak 2 kali setelah program ini dilaksanakan

dengan cara mengatur jadual kunjungan ke Dusun Patas untuk mengevaluasi sudah sejauh

mana program ini dilaksanakan oleh masyarakat di sana.

13
IV. HASIL KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Hari Minggu, tanggal 15 September 2013,

di Balai Desa Dusun Patas, Taro, Gianyar pada pukul 17.30 sampai dengan 20 00 WITA.

Kegiatan ini diikuti oleh anggota PKK yang terdiri atas 28 orang. Pada kesempatan ini

dilakukan pula pelatihan pengolahan pikel dari jahe, sirup dari jahe dan kunyit serta

pembuatan selai rempah-rempah. Para anggota PKK sangat antusias mengikuti ceramah

yang dilakukan oleh penyuluh dan mempraktekkan proses pengoalahan produk instan, pikel,

sirup dan selai tersebut. Produk yang telah mereka buat langsung dicicipi bersama-sama

dengan para suami yang menjemput mereka di tempat pelatihan.

Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para anggota PKK diantaranya adalah

kemasan yang baik untuk produk instan, umur simpannya, dan formulasi gula pada proses

pengolahan produk instan dari rempah-rempah. Kemasan untuk produk instan dapat berupa

kantong plastik PP dengan ketebalan 0.8 mm, stoples plastik, maupun stoples kaca. Umur

simpan produk instan ini tergantung pada jenis kemasan yang digunakan. Apabila

menggunakan kantong plastik, produk mulai mengalami penggumpalan pada waktu simpan

2 bulan, sementara itu pada kemasan stoples plastik maupun kaca rata-rata umur simpannya 6

bulan sampai 1 tahun. Produk instan pada umumnya mudah rusak (penggumpalan) karena

penyerapan uap air atau air sehingga diusahakan kemasan yang digunakan kedap terhadap air

dan uap air. Formulasi gula pada pengolahan produk instan pada umumnya adalah 2 : 1,

tetapi jika produk yang diinginkan tidak begitu manis, kita bisa menambahkan jumlah ekstrak

rempah-rempahnya. Takaran untuk satu sajian produk instan adalah 2 sendok makan produk

ditambahkan air hangat sebanyak 140 ml, apabila menginginkan minuman yang lebih kental

takaran dapat ditambah menjadi 3 sendok makan yang ditambahkan air hangat sebanyak 140

ml. Produk instan hasil pelatihan di Dusun Patas Desa Taro dapat disajikan pada Gambar 2

14
dan peralatan yang digunakan dan disumbangkan kepada anggota PKK disajikan pada

Gambar 3.

Gambar 2. Bubuk Kunyit Instan, Minuman Kunyit Instan, dan Bubuk Jahe Instan

Gambar 3. Peralatan Pengolahan Rempah-rempah Instan

15
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Simpulan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Dusun Patas

Desa Taro adalah masyarakat Dusun Patas dalam hal ini terdiri atas anggota PKK yang

berjumlah 28 orang telah memahami dan mengerti proses pengolahan rempah-rempah

menjadi produk instan dan telah berhasil pula mempraktekkan dan mengkonsumsi hasil

olahan dari rempah-rempah yang mereka buat bersama-sama. Bahan yang digunakan untuk

mengemas produk mereka adalahplastik klip jenis PP 0.5 mm.

5.2. Saran

Saran yang disampaikan pada pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah perlunya

pelatihan perhitungan biaya produksi untuk pengolahan produk instan dari rempah-rempah ini

sehingga produk ini tidak saja dibuat untuk dikonsumsi tetapi juga bisa menjadi

matapencaharian tambahan bagi keluarga.

16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Resep Temulawak Instan. Resepmasakanindodesia.info. Diakses pada
Tanggal 15 Februari 2012.

Anonimus. Gianyar dalam Angka. Balai Pusat Statistik Kabupaten Gianyar.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah
Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.

Paimin, B.P. dan Murhananto. 1991. Budidaya, Pengolahan dan Perdagangan Jahe. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Soekarto, T.S. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Pertanian.
Bhratara, Jakarta.

Susanto, T dan Saneto, B. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina Ilmu.
Surabaya.

Undriyani, K. 1987. Pengaruh Bubuk Jahe (Zingiber of7icinale Rosc.) terhadap Aktivitas
Pertumbuhan Beberapa Mikroba Penyebab Kerusakan Pangan. Makalah Khusus.
Fateta-IPB. Bogor.

17
LAMPIRAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai