OLEH
Dibiayai dari Dana PNBP Universitas Udayana dengan Surat Perjanjian Penugasan
Pengabdian Kepada Masyarakat
No : 27.81 UN.14.2/PKM.01.03.00/2013 Tanggal 16 Mei 2013
Prof. Dr. Ir. G. P. Ganda Putra, MP Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati, MP
NIP 19620930 198803 1 001 NIP 19651118 199003 2 001
Mengetahui
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyatrakat
Universitas Udayana
Ketua,
1
RINGKASAN
Desa Taro yang memiliki luas 1562,20 Ha, berada pada ketinggian 650 meter diatas laut.
Jumlah penduduknya sekitar 9889 jiwa, 1889 kepala keluarga. Wilayah Desa Adat Taro
terdiri atas 14 Desa Adat, yakni: Sengkadoan, Alas Pujung, Tebuana, Let, Pisang Kaja, Pisang
Kelod, Patas, Belong, Puakan, Pakuseba, Taro Kaja, Taro Kelod, Tatag, dan Desa Adat Ked.
Sapi putih Taro yang dikeramatkan, ditemukan di Desa Adat Taro Kaja dan Taro Kelod
(Anonim, 2007).
Dusun Patas, Desa Taro adalah salah satu desa di dataran tinggi penghasil
rempah-rempah seperti jahe, kencur dan kunyit. Masyarakat di desa tersebut biasanya
memanfaatkan rempah-rempah ini sebagai minuman tradisional dengan cara menyeduh
rempah-rempah tersebut, kemudian ditambahkan gula, jeruk nipis, asam atau madu.
Masyarakat di Dusun ini belum mengenal proses pengolahan pangan menjadi produk instan
seperti halnya membuat jahe instan dan kencur instan.
Bentuk kegiatan yang cocok untuk memecahkan masalah ini adalah dalam bentuk
pelatihan yang terdiri atas ceramah mengenai proses pengolahan produk instan dan formula
untuk mendapatkan produk instan yang optimal yang diikuti oleh seluruh peserta. Pada
kegiatan ini proses penghalusan bahan dan pembuatan kristal menggunakan blender listrik
dan wajan yang nantinya akan langsung disumbangkan kepada masyarakat.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Minggu tgl 15 September 2013,
berlokasi di balai Desa Dusun Patas, Taro, yang diikuti oleh para anggota PKK dan pengurus
Desa setempat. Para anggota PKK Dusun Patas sangat antusias mendengarkan dan
mempraktekkan cara mengolah rempah-rempah seperti jahe, kunyit dan kencur menjadi
produk instan. Produk hasil olahan tersebut kemudian ditimbang, ditakar masing-masing 2
sendok makan kemudian dihidangkan dengan melarutkannya ke dalan 150 ml air hangat.
Pada kesempatan itu seluruh peserta mencoba hasil olahan mereka dan menyatakan bahwa
mereka mampu membuat produk tersebut untuk dikonsumsi dalam keluarga dan dijadikan
suguhan bagi para pengunjung desa.
2
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widh Wasa),
laporan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pemanfaatan
Rempah-Rempah Sebagai Produk Minuman Instan Yang Menyehatkan Di Dusun Patas,
Desa Taro, Kabupaten Gianyar telah selesai dikerjakan.
Pengabdian ini dilaksanakan pada hari Minggu 15 September 2013 di Balai Desa
Dusun Patas, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Pengelola Dana Pengabdian PNBP Universitas Udayana yang telah mendanai
2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Dekan Fakultas Teknologi
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut mendukung
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna sehingga masukan berupa saran dan
kritik yang membangun sangat diperlukan untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata
penulis mengharapkan semoga hasil kegiatan pada laporan ini bermanfaat untuk
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. Pendahuluan
1.1. Analisa situasi
1.2. Perumusan Masalah
II. Tujuan dan Manfaat
2.1. Tujuan
2.2. Manfaat
III. Pelaksanaan Kegiatan
3.1. Realisasi Pemecahan Masalah
3.2. Khalayak Sasaran
3.3. Metode Kegiatan
IV. Hasil Kegiatan
V. Simpulan dan Saran
5.1. Simpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Bubuk Kunyit Instan, Minuman Kunyit Instan, dan Bubuk Jahe Instan........15
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
I. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Secara geografis Desa Taro adalah bagian dari kawasan Munduk Gunung Lebah.
Merupakan dataran tinggi yang membujur dari utara ke selatan, diapit oleh dua aliran sungai.
Sungai tersebut adalah Sungai Oos Ulu Luh di sebelah barat dan Sungai Oos Ulu Muani di
sebelah timur. Kedua aliran sungai ini kemudian menyatu di tepi barat Desa Ubud yang
dikenal dengan nama Campuhan Ubud. Di bagian utara Desa Taro berbatasan dengan Desa
Apuan, Kintamani, di timur dengan Desa Sebatu, Tegallalang, di selatan berbatasan dengan
Desa Kelusa, Tegallalang, di barat dengan Desa Puhu, Payangan (Anonim, 2007).
Desa Taro yang memiliki luas 1562,20 Ha, berada pada ketinggian 650 meter diatas
laut. Jumlah penduduknya sekitar 9889 jiwa, 1889 kepala keluarga. Wilayah Desa Adat Taro
terdiri atas 14 Desa Adat, yakni: Sengkadoan, Alas Pujung, Tebuana, Let, Pisang Kaja, Pisang
Kelod, Patas, Belong, Puakan, Pakuseba, Taro Kaja, Taro Kelod, Tatag, dan Desa Adat Ked.
Sapi putih Taro yang dikeramatkan, ditemukan di Desa Adat Taro Kaja dan Taro Kelod
(Anonim, 2007). Sebagian besar wilayah desa ini dimanfaatkan untuk pertanian dan
perkebunan rakyat. Komoditas pertanian selain padi adalah ketela rambat, rempah-rempah
seperti jahe, kunyit, jahe merah. Pada akhir tahun 2012, masyarakat mulai mengusahakan
rebung bamboo tabah berkat adanya bantuan bibit bambu tabah dari BNI 1946 dan Pusat
adalah petani dan pengrajin sarana upacara agama Hindu seperti dulang, bokor, keben dari
Disamping dijual, rempah-rempah seperti jahe dan kencur juga dimanfaatksn sebagai
mengolah rempah-rempah tersebut menjadi produk yang lebih awet dan berkhasiat.
7
Permasalahan pengolahan rempah-rempah menjadi produk instan yang lebih awet
dan berkhasiat oleh masyarakat di Dusun Patas Desa Taro ini dapat diatasi melalui program
dari Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana seperti pelatihan dan
secara tradisional menjadi jamu atau lulur (boreh). Mereka belum memiliki keterampilan
mengolah rempah-rempah tersebut menjadi produk yang lebih awet dan berkhasiat yaitu
produk instan.
8
II. TUJUAN DAN MANFAAT
2. Menjelaskan mengenai formula/resep dan melatih untuk membuat produk instan dari
rempah-rempah.
Menambah pengetahuan dalam hal proses pengolahan, formula dan fungsi pada
pembuatan produk instan dari rempah-rempah. Pengetahuan ini bermanfaat sebagai usaha
diversifikasi pangan sehingga dapat memperkaya penyajian, citarasa dan umur simpan
produk.
9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
pertumbuhan bakteri gram positif. sedangkan terhadap bakteri gram negatif bubuk jahe hanya
bersifat bakteristatik. Konsentrasi yang tinggi dan semakin lamanya waktu kontak akan
sebagai bahan obat-obatan telah lama dikenal oleh bangsa-bangsa Asia. Dalam percobaan
menggunakan hewan, terbukti bahwa ekstrak jahe merupakan stimulan bagi pernafasan dan
jantung. Ekstrak jahe juga dapat menyembuhkan reumatik sendi, influenza, batuk, disentri
bakteri dan radang. Disamping itu minyak jahe dapat digunakan sebagai perangsang nafsu
makan, melancarkan pencernaan (digestant) dan mengurangi asam perut (antasida). Proses
yang terjadi adalah terangsangnya selaput lendir lambung dan usus oleh minyak jahe (Paimin
dan Murhananto,l991).
Produk instan adalah salah satu penyajian produk pangan dan minuman yang sangat
praktis penggunaannya. Dengan penambahan air yang sesuai dengan takaran dan suhu
tertentu, kita sudah bias menikmati produk instan ini seperti mie instan, sari buah instan, the
instan, kopi dan susu instan. Dewasa ini berkembang pula produk-produk instan dari pangan
yang digunakan untuk menjaga kesehatan seperti temulawak instan, jahe instan dan lain
sebagainya.
yang dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan tubuh. Produk ini baik untuk
mengurangi efek negatif racun dan radikal bebas akibat proses metabolisme tubuh dari
berbagai konsumsi pangan yang masuk dalam tubuh. Komponen aktif yang terdapat dalam
suatu bahan pangan nabati maupun hewani, dapat memberikan efek fisiologis atau efek
efek antibiotika (antibakteri/kuman) dan efek antijamur sehingga dapat meningkatkan status
Dusun Patas, Desa Taro adalah salah satu desa di dataran tinggi penghasil
rempah-rempah seperti jahe, kencur dan kunyit. Masyarakat di desa tersebut biasanya
rempah-rempah tersebut, kemudian ditambahkan gula, jeruk nipis, asam atau madu.
Masyarakat di Dusun ini belum mengenal proses pengolahan pangan menjadi produk instan
Bentuk kegiatan yang cocok untuk memecahkan masalah ini adalah dalam bentuk
pelatihan yang terdiri atas ceramah mengenai proses pengolahan produk instan dan formula
untuk mendapatkan produk instan yang optimal yang diikuti oleh seluruh peserta. Pada
kegiatan ini proses penghalusan bahan dan pembuatan kristal menggunakan blender listrik
Bahan rempah-rempah instan adalah jahe 750 gram, air 500 ml, dan gula pasir 1 kg.
4. Saring dan endapkan hingga terpisah pati dan sarinya. Ambil sari jahenya (air yang
bening).
11
5. Campur sisa air dan gula pasir. Aduk rata. Rebus di atas api sedang hingga gula larut
dan kental.
6. Tuang sari jahe, masak di atas api sedang sambil terus diaduk hingga membentuk kristal
Resep atau formula ini akan mendapatkan sekitar 800 g produk instan. Bahan baku berupa
jahe dan produk jahe instan disajikan pada Gambar 1. Disamping bahan baku dari jahe,
produk instan juga dapat diolah dari bahan rempah-rempah lainnya seperti kunyit, kencur, dan
Khalayak sasaran strategis terlibat dalam kegiatan ini adalah masyarakat Dusun Patas,
para anggota PKK, dan karang taruna serta masyarakat lain yang diharapkan dapat
menyebarluaskan hasil kegiatan ini kepada anggota khalayak sasaran yang lain.
12
3.3. Metode Kegiatan
1. Kegiatan pelatihan singkat berbentuk ceramah dan tanya jawab yang dilakukan di dalam
2. Demonstrasi pembuatan produk instan dan variasi formulanya dengan tambahan jeruk
dengan cara mengatur jadual kunjungan ke Dusun Patas untuk mengevaluasi sudah sejauh
13
IV. HASIL KEGIATAN
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Hari Minggu, tanggal 15 September 2013,
di Balai Desa Dusun Patas, Taro, Gianyar pada pukul 17.30 sampai dengan 20 00 WITA.
Kegiatan ini diikuti oleh anggota PKK yang terdiri atas 28 orang. Pada kesempatan ini
dilakukan pula pelatihan pengolahan pikel dari jahe, sirup dari jahe dan kunyit serta
pembuatan selai rempah-rempah. Para anggota PKK sangat antusias mengikuti ceramah
yang dilakukan oleh penyuluh dan mempraktekkan proses pengoalahan produk instan, pikel,
sirup dan selai tersebut. Produk yang telah mereka buat langsung dicicipi bersama-sama
Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para anggota PKK diantaranya adalah
kemasan yang baik untuk produk instan, umur simpannya, dan formulasi gula pada proses
pengolahan produk instan dari rempah-rempah. Kemasan untuk produk instan dapat berupa
kantong plastik PP dengan ketebalan 0.8 mm, stoples plastik, maupun stoples kaca. Umur
simpan produk instan ini tergantung pada jenis kemasan yang digunakan. Apabila
menggunakan kantong plastik, produk mulai mengalami penggumpalan pada waktu simpan
2 bulan, sementara itu pada kemasan stoples plastik maupun kaca rata-rata umur simpannya 6
bulan sampai 1 tahun. Produk instan pada umumnya mudah rusak (penggumpalan) karena
penyerapan uap air atau air sehingga diusahakan kemasan yang digunakan kedap terhadap air
dan uap air. Formulasi gula pada pengolahan produk instan pada umumnya adalah 2 : 1,
tetapi jika produk yang diinginkan tidak begitu manis, kita bisa menambahkan jumlah ekstrak
rempah-rempahnya. Takaran untuk satu sajian produk instan adalah 2 sendok makan produk
ditambahkan air hangat sebanyak 140 ml, apabila menginginkan minuman yang lebih kental
takaran dapat ditambah menjadi 3 sendok makan yang ditambahkan air hangat sebanyak 140
ml. Produk instan hasil pelatihan di Dusun Patas Desa Taro dapat disajikan pada Gambar 2
14
dan peralatan yang digunakan dan disumbangkan kepada anggota PKK disajikan pada
Gambar 3.
Gambar 2. Bubuk Kunyit Instan, Minuman Kunyit Instan, dan Bubuk Jahe Instan
15
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Desa Taro adalah masyarakat Dusun Patas dalam hal ini terdiri atas anggota PKK yang
menjadi produk instan dan telah berhasil pula mempraktekkan dan mengkonsumsi hasil
olahan dari rempah-rempah yang mereka buat bersama-sama. Bahan yang digunakan untuk
5.2. Saran
Saran yang disampaikan pada pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah perlunya
pelatihan perhitungan biaya produksi untuk pengolahan produk instan dari rempah-rempah ini
sehingga produk ini tidak saja dibuat untuk dikonsumsi tetapi juga bisa menjadi
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Resep Temulawak Instan. Resepmasakanindodesia.info. Diakses pada
Tanggal 15 Februari 2012.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah
Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.
Paimin, B.P. dan Murhananto. 1991. Budidaya, Pengolahan dan Perdagangan Jahe. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Soekarto, T.S. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Pertanian.
Bhratara, Jakarta.
Susanto, T dan Saneto, B. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina Ilmu.
Surabaya.
Undriyani, K. 1987. Pengaruh Bubuk Jahe (Zingiber of7icinale Rosc.) terhadap Aktivitas
Pertumbuhan Beberapa Mikroba Penyebab Kerusakan Pangan. Makalah Khusus.
Fateta-IPB. Bogor.
17
LAMPIRAN
18
19