Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KERJA PLAT

OLEH :
NAMA : MUHAMMMAD SA’DILLAH
NIM :A040418013
KELAS 4A TBR
DOSEN :
FARYANTO EFFENDI,MT

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN RAWA
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH S.W.T, karena berkat


rahmat-NYA laporan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun dalam rangka
untuk memenuhi nilai tambah praktek. Adapun pembuatan laporan ini untuk
merangkum hal-hal yang berkaitan dengan kerja plat sehingga dapat menambah
pengetahuan kita semua. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat
bantuan baik moril maupun materil serta saran dan petunjuk dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan
dukungannya dalam penyusunan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dalam
hal ini adalah dosen yang telah mangajarkan pengetahuannya kepada kami para
mahasiswa, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas kerja plat dengan baik.
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
orang lain yang membacanya dan tentunya laporan ini bisa diterima oleh dosen
pembimbing

Banjarmasin, Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
1.2 Tujuan praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori dasar
2.2 Prinsip kerja plat
2.2.1 Alat Ukur
2.2.2 Alat Penanda
2.2.3 Alat Pemotong
2.2.4 Alat Pemegang
2.2.5 Alat Pembentuk
2.2.6 Alat dan Mesin Lainnya
2.3Langkah pengerjaan
BAB III JOB PRAKTIKUM
3.1 Instalasi pengujian
3.2 Alat dan bahan
3.3 Langkah pengerjaan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan
menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan
menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya,
yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting,
melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung,
dan lain-lain. Dalam modul materi pengerjaan plat ini dibahas tentang:
1. Proses pemotongan plat
Pada proses pemotongan plat, alat yang digunakan untuk
memotong plat adalah mesin gullotine. Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua)
jenis yakni mesin gullotine manual dan mesin gullotine hidrolik. Disini
alat yang digunakan untuk praktek pada praktikum proses produksi adalah
mesin guillotine manual dan hidrolik. Mesin gullotine manual pemotongan
pelat dilakukan dengan tuas penekan
yang digerakkan oleh kaki pekerja. pelat yang dapat dipotong di
bawah 0,8 mm.
Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk
proses pemotongan Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau
tetap dan pisau atas ditekan sampai memotong pelat. Untuk mengurai
besarnya gaya geser waktu tejadinya proses pemotongan
posisi mata pisau atas dimiringkan, sehingga luas penampang pe
lat yang dipotong mengecil. Hasil pemotongan dari mesin gullotine ini
dipengeruhi oleh kemiringan dan kelonggaran (suaian) antara kedua posisi
pisau. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik tehadap pelat
yang dipotang sesuai antara ke 2 mata pisau harus jenis pelat yang
dipotong.
Hasil pemotongan pelat yang baik dan sesuai menurut
kelonggarannya (suaian) yang diizinkan dapat dilihat pada gambar
berikut. Hasil pemotongan ini menurut pengujian feeler gauges.

Gambar 1.1 Hasil pemotongan plat

2. Proses Tekuk (Bending)


Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau
menekuk plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe
Bender. Bending manual digunakan untuk melipat atau menekuk pelat
kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk
pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter,
sedangkan hydraulic pipe bender digunakan untuk menekuk benda kerja
yang berbentuk silinder.
Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua
komponen gaya yakni: tarik dan tekan (lihat gambar). Pada gambar
memperlihatkan pelat yang mengalami proses pembengkokan ini terjadi
peregangan, netral, dan pengkerutan. Daerah peregangan terlihat pada
sisi uar pembengkokan, dimana daerah ini terjadi deformasi plastis
atau perobahan bentuk. Peregangan ini menyebabkan pelat mengalami
pertambahan panjang. Daerah netral merupakan daerah yang tidak
mengalami perobahan. Artinya pada daerah netral ini pelat tidak
mengalami pertambahan panjang atau perpendekkan.
Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan
daerah yang mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami
pengkerutan dan penambahan ketebalan, hal ini disebabkan karena
daerah ini mengalami perobahan panjang yakni perpendekan.atau
menjadi pendek akibat gaya tekan yang dialami oleh pelat. Proses
ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara landasan dan sepatu
penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas menekan
bagian pelat yang akan mengalami penekukan.

Gambar 1.2 Langkah proses tekuk

Gambar 1.3 Penekuk awal

Pada Gambar posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai


membentuk sudut melebihi sudut pembentukan yang dinginkan. Besarnya
kelebihan sudut pembengkokan ini dapat dihitung berdasarkan tebal
pelat, kekerasan bahan pelat dan panjang bidang membengkokkan /
penekukan
Gambar 1.4 Penekuk plat

Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan


mempertimbangkan sisi bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah
penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya, sebab apabila proses
penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah
langkah. Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang
dibengkokan dan kemampuan mesin bending/tekuk tersebut.
Komponen pelat yang akan dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan
proses pembengkokan pada bagian tepi maupun body pelat ini
diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan pada bentangan pelat.

Gambar 1.5 Sudut tekuk

Gambar memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk pada


proses pelipatan pelat, dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami
peregangan dan bagian bawah mengalami pengkerutan.
Langkah-langkah proses tekuk untuk sambungan lipat
Gambar 3.6 Langkah proses tekuk

Gambar 1.6 Proses penekukan pipa


Dua hal penting dalam bending pipa adalah
1. untuk menjaga pipa dari mendatarkan menjadi bentuk elips di tikungan
2. untuk menghindari kerutan di bagian cekung dari tikungan. Ini
mungkin dicapai dengan menekuk pipa di atas bentuk berlekuk
ditunjukkan pada Gambar. Sisi formulir dapat diperpanjang jauh
diatas alur untuk memegang sisi pipa terhadap menggembung
sepanjang tikungan. Formulir ini dapat digunakan untuk dingin bending
pipa sampai sekitar 1 1/2-inch diameter, sedangkan sebuah bentuk
yang lebih rumit, cocok untuk pipa yang lebih besar, pada pipa besar
harus dipanaskan merah untuk memfasilitasi lentur.

Pipa berbentuk silender mungkin diisi dengan pasir dan terpasang untuk
membantu memegang bagian penampang silang, dan, jika bentuk bending tidak
tersedia, rahang catok mungkin menyebar terpisah cukup jauh untuk pipa
yang akan diadakan di antara mereka selama lentur . Hal ini akan menjaga sisi
pipa dari menggembung. Lapisan dilas pipa harus berada di bagian
tenggorokan atau cekung dari tikungan.

3. Proses Pengerolan
Pengerolan merupakan proses pembentukan yang dilakukan
dengan menjepit pelat diantara dua rol. Rol tekan dan rol utama berputar
berlawanan arah sehingga dapat menggerakan pelat. Pelat bergerak linear
melewati rol pembentuk. Posisi rol pembentuk berada di bawah garis
gerakkan pelat, sehingga pelat tertekan dan mengalami
pembengkokan. Akibat penekanan dari rol pembentuk dengan putaran
rol penjepit ini maka terjadilah proses pengerolan. Pada saat pelat
bergerak melewati rol pembentuk dengan kondisi pembenkokan yang
sama maka akan menhasilkan radius pengerolan yang merata. Lihat
gambar.
Gambar 1.7 Mesin roll

Gambar 1.8 Proses pengerolan


1.2 TujuanPraktikum
1. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat
benda kerja pelat / logam lembaran.
2. Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan
dan pelipatan benda kerja pelat / logam lembaran secara benar.
3. Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat
potong.
4. Memahai prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang
dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat
digunakan. Lempengan pelat yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja
memiliki ketebalan kisaran 0,8mm.
Dalam melakukan praktek kerja pelat kita harus mengetahui urutan langkah-
langkah kerja sebagai berikut, antara lain:
1. Menghitung besarnya bending (penekukan)
2. Pembuatan gambar kerja (skala gambar/bukaan 1:1)
3. Melakukan pemotongan pelat,
4. Melakukan Penekukan,
5. Assembling (penyambungan)
6. Finished Work (Pengamplasan).

2.2 Prinsip Kerja Alat


2.2.1 Alat Ukur
1. Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang
berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing
penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran
panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm,
60cm, dan 100 cm.

2. Mistar Siku
Mistar Siku ini digunakan untuk mengukur benda kerja, misalnya
untuk mengukur benda kerja yang mempunyai sudut. Mistar ini dibuar
dari baja yang keras dan tahan karatbisa juga untuk mengukur kerataan
plat,benda kerja.Ukurannya bermacam-macam kecil,sedang,besar. Sesuai
kebutuhan untuk mengukur.
3. Mistar Gulung
Mistar Gulung ini digunakan untuk mengukur benda kerja yang
mana dimudahkan dengan ujung plat magnet yang dapat dikaitkan ke tepi
benda dan dapat dengan mudah ditarik keluar dengan tingkat ketelitian
5 milimeter panjangnya berkisara antara 2 meter sampai 50 meter.

2.2.2 Alat Penanda


1. Penggores
Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores
teknik, penggores saku, dan penggores mekanika Penggores digunakan
untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik
untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Penggores (scriber)
adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai persiapan untuk
dikerjakan atau sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar di
atas kertas. Adapun untuk pengerjaan perkakas tangan kerja bangku ada 2
macam jenis penggores yang biasa dipakai untuk pengerjaan perkakas
tangan yaitu penggores dengan 1 ujung lancip dan penggores dengan 2
ujung lancip
2. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang
akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang
dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.

2.2.3 Alat Pemotong

1. Gunting Plat
Gunting plat adalah perkakas tangan yang berfungsi untuk
memotong benda kerja/logam tipis yang berupa plat,seng dll. Biasanya
gunting ini terbuat dari baja , bertujuan agar konstruksinya kuat dan juga
gunting ini sering digunakan untuk memotong benda-benda yang
permukaannya keras
2. Gergaji
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong atau
mengurangi ketebalan suatu benda tertentu. Gergaji Besi sangat berguna
untuk memotong benda yang terbuat dari besi dan baja
3. Gunting Lurus
Gunting Lurus merupakan gunting yang biasa dipakai untuk
penyayatan lurus pendek dan lengkungan ringan.

2.2.4 Alat Pemegang


1. Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat, ditab, dll. terdapat magnet di dalam ragum yang mengikatkan
Ragum dengan benda kerja tersebut.
2.Tang
Tang digunakan untuk mencengkram atau memegang komponen
yang akan di buka dengan cara diputarkan bagiannya. Tang ini juga dapat
digunakan untuk mengencangkan atau melonggarkan mur dan baut tetapi
tidak dianjurkan untuk penggunaan tersebut karena kekuatan cengkraman
Tang tidak sekuat cengkraman Kunci Pas dan kunci kunci yang lainnya.

2.2.5 Alat Pembentuk


1. Palu
Palu yang biasa digunakan dalam pengerjaan pelat, khususnya
penekukan adalah palu keras ( baja ) dan palu lunak ( mallet ). Palu baja
yang banyak dipakai adalah palu konde, palu pen; sedang palu lunak yang
biasa dipakai adalah palu plastik atau kayu.
2. Landasan
Macam-macam landasan antara lain:
• Landasan Penekuk Lurus Lereng tunggal
• Landasan Penekuk Lurus Lereng Ganda
• Landasan Penekuk Dua Sisi Bulat Lereng Tunggal
• Landasan Penekuk Bulat Lereng Tunggal
• Landasan kepala Bulat Rata
• Landasan Rata Persegi
• Landasan Bola
• Landasan Kombinasi
• Landasan Pinggir lurus

2.2.6 Mesin dan Alat Lainnya


a. Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada
umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat
dari baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-
macam kikir antara lain: Kikir Rata, bulat, segi empat, setengah
lingkaran, segi tiga, bujur sangkar
b. Mesin Bending
Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang
telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan
tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan
untuk mesin bending promecam untuk pembendingan pelat yang tidak
dapat dibending dengan bending manual.
c. Drill
Mesin Drill digunakan untuk melubangi benda yang akan
dikerjakan, dalam hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain
menggunakan paku keling serta untuk jalan keluar panas pada benda
yang dibuat.
4. Hand Driver
Hand Driver adalah yang digunakan untuk mengepres atau mengunsi
paku atau skrup, alat ini biasanya digunkan pada heatsink.

2.3 Langkah Pengerjaan


Secara garis besar prosedur kerja Plat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Gambar kerja

Langkah awal kerja pelat adalah menggambar. Gambar benda kerja


dapat digambar langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun
peralatan yang digunakan untuk menggambar tersebut adalah:

a. Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai


sehingga pada pelat terdapat goresan sket bukaan.
b. Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan
sudut pelat tersebut.
c. Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta
sebagai pedoman dalam penggoresan.
2. Melakukan pemotongan pelat
Setelah selesai menggambar pada pelat, langkah selanjutnya
adalah melakukan pemotongan menurut garis pada gambar tersebut.
Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau dengan
menggunakan manual.

3. Melakukan Penekukan

Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar


pembandingnya, maka langkah berikutnya adalah penekukan
pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara manual dengan
mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul). Penekukan
yang diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari luas
penekukan.

a. Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi


pembentukan radius sesuai dengan yang diinginkan.
b. Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada
luas penekukan.
c. Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh
tangent radius penekukan dengan permukaan bagian dalam.
d. Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi
ekstrim dari radius penekukan.
e. Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut
penekukan.

4. Assembling
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam
berbagai cara yaitu:
a. Menyambung dengan sekrup
b. Menyambung dengan paku keling
c. Menyambung dengan lipatan
d. Menyambung dengan las titik
Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan
pembentukan benda yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan dan keadaan benda kerja tersebut.
Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka lagi dapat
menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan
untuk bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan
sambungan sekrup.

5. Finished Work (Pengamplasan)


Pada tahap ini dilakukan perapihan dan pengecheckan kembali
hasil lipatan. Dan juga kembali dilakukan perapihan bagian-bagian
dengan menggunakan kikir, gergaji, palu agar memperoleh hasil yang
maksimal. Bila dilakukan sesuai dengan perhitungan dan prosedur yang
ada maka bagian-bagian tadi akan menyatu membentuk suatu rangka
kotak panel.
BAB III
JOB PRAKTIKUM

3.1. Instalasi Pengujian


1. Melakukan Pemotongan Pelat
a. Menyiapkan plat yang akan dipotong.
b. Lumuri oli pada pisau potong mesin.
c. Menghidupkan mesin potong (hidrolik).
d. Masukkan plat yang siap dipotong.
e. Perhatikan mata pisau dengan garis pada plat yang akan dipotong.
f. Injak pedal pada mesin untuk memotong plat.

2. Melakukan Penekukan
a. Menyiapkan mesin bending untuk penekukan plat (dalam Job ini
diasumsikan menggunakan mesin tekuk plat Universal/standar)
b. Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan.
c. Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan.
d. Jepit dengan klem/ tuas pengikat.
e. Angkat batang penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki.
f. Kembalikan batang penekuk pada posisi semula.

3.2. Alat dan Bahan


a. Alat-alat yang digunakan untuk pengerjaan plat sebagai berikut:
1. Penggores 8. Gunting Plat
2. Mistar 9. Drill
3. Palu 10. Penitik
4. Tang 11. Ragum
5. Mesin Lipat 12. Mesin Potong
6. Mistar Siku 13. Alat rivet
7. Kikir
b. Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Plat Tipis (0,8 mm)
2. Plat Tebal (1,8 mm)
3. Paku Keling
4. Paku Rivet

3.3.Langkah Pengerjaan
Secara garis besar prosedur kerja Plat sebagai berikut:
1. Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar.
2. Memotong plat sesuai dengan pola yang telah di bentuk.
3. Mengikir bagian-bagian yang tajam.
4. Melipat plat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
5. Merakit plat menjadi sebuah tool box (diasumsikan Praktik yang
dilakukan ialah membuat tool box)

Adapun secara terperinci proses pembuatan tool box ini adalah:


a. Memotong dengan mesin potong
1. Menyiapkan benda kerja yang akan di pakai untuk membuat
tool box.
2. Menandai bagian yang akan di potong.
3. Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong pada
mesin pemotong.
4. Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di
potong.
5. Mengunci benda pada mesin potong.
6. Menginjak pedal mesin potong, sehingga benda kerja
terpotong.
7. Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai
prosedur.

b. Memotong dengan gunting plat


1. Menyiapkan benda kerja yang telah dipotong dengan mesin
pemotong dan yang telah dipola sebelumnya serta yang akan
di pakai untuk membuat tool box.
2. Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong dengan
menggunakan gunting plat.
3. Memastikan pitchnya telah sesuai dan arah gunting mengarah
ke depan.
4. Mengatur tegangan bilah secukupnya.
5. Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai
prosedur.
c. Melipat plat dengan mesin lipat
1. Menyiapkan benda kerja yang akan di dilipat untuk
membuat tool box.
2. Menandai tempat kerja yang akan di lipat.
3. Menjepit benda kerja yang akan di lipat pada mesin
lipat, sesuai dengan pola yang akan dilipat.
4. Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat
untuk di lipat.
5. Mengunci benda pada mesin lipat.
6. Mengayunkan mesin lipat dengan arah yg
diinginkan.

d. Melubangi
1. Membuat pola kotak kecil pada plat yang telah dipotong, untuk
ukuran disesuaikan dengan aturan.
2. Menitik pada bagian terdekat pola menggunakan penitik.
3. Mengebor bagian yang telah dititik menggunakan Mesin bor.
4. Memutuskan plat yang belum terputus dengan mesin bor.
5. Mengikir bagian yang masih tebal atau jauh dari ukuran.

e. Assembling
Teknik penyambungan pada kerja plat dapat dilakukan dengan cara
menyambung dengan paku keling.
Langkah pengerjaan menyambung adalah:
1. Menyiapkan bahagian-bahagian yang akan di sambung
2. Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling
yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih
besar dari diameter paku keling.
3. Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
4. Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung.
5. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
6. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan.
7. Bagian tangkai karena platnya tebal maka untuk menyambungnya
menggunakan paku rivet, merivet dengan alat perivet (butuh tenaga
yang kuat).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada proses kerja plat selalu gunakan alat keselamatan hal ini menjaga diri
kita agar kita tidak luka. Pada saat pengerjaan benda kerja harus benar-benar teliti
baik pada saat pengukuran maupun pemotongan plat agar pada saat benda kerja
dirakit akan mendapatkan kecocokan antara bagian yang satu dan lainnya dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.

Bahwa sesungguhnya untuk memperoleh hasil yang baik dan benar dalam
bekerja, khususnya pada pembuatan macam - macam lipatan tepi tidaklah mudah.
Kita harus benar – benar memperhatikan fungsi dan tujuan dari penggunaan alat –
alat kerja.

4.2 Saran

Diharapkan pada saat melakukan praktek mahasiswa harus melengkapi


pakaian keselamatan kerja hendaknya digunakan selalu di dalam ruangan
laboratorium dasar proses produksi dan kerja sama tim sangat di butuhkan dalam
praktek hendaknya setiap perorangan dalam tim memegang satu bahagian benda
kerja agar cepat selesai.

Anda mungkin juga menyukai