(PEMBUATAN KOTAK)
Disusun oleh :
DI SUSUN OLEH
NAMA
NIM
061540411590
KELAS
1. EGB
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat)
sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat
dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya,
yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat,
melubangi, merenggang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.
1.2
Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan
benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya adalah :
a.
Penggores
Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores teknik, penggores saku,
dan penggores mekanika
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores
yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Penggores (scriber) adalah
alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai persiapan untuk dikerjakan atau
sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar di atas kertas.
b.
Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk
penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang
bersudut 250 sampai 300.
c.
Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu
juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat
yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang
berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
d.
Mistar siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm
terbuat dari bahan baja.
e.
Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan
yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa
sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain: Kikir Rata, bulat, segi
empat, setengah lingkaran, segi tiga, bujur sangkar.
f.
g.
h.
Mesin Bor
Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk
menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling serta untuk jalan
keluar panas pada benda yang dibuat.
i.
Gergaji Tangan
Gergaji Tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian
sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya
terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed steel), dan
baja tungsten (tungsten steel).
1.3
a.
Alat praktikum
1.
Penitik
2.
Penggaris
b.
3.
Penggores
4.
Gergaji
5.
6.
Pemotong Plat
7.
Peniti Sku-siku
8.
Kikir
9.
Pelipat Plat
Bahan Praktikum
Bahan yang di gunakan plat praktikum ini adalah plat yang akan di bentuk dengan ukuran
15 cm x 54 cm, 19 cm x 15 cm dan 34 x 17 cm.
1.4
Dalam melakukan praktek kerja kita harus mengetahui urutan atau langkah-langkah kerja
sebagai berikut, antara lain :
a.
b.
1.
Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat
terdapat goresan sket bukaan.
2.
Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut.
3.
Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman
dalam penggoresan.
c.
Melakukan Penekukan
Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah
berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara
manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul). Penekukan yang
diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari luas penekukan.
Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi pembentukan radius sesuai
dengan yang diinginkan.
Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada luas penekukan.
Radius penekukan adalah radius dari busur dalam.
Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh tangent radius penekukan
dengan permukaan bagian dalam.
Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari radius
penekukan.
Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut penekukan.
d.
Assembling
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu :
a.
b.
c.
d.
Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda
yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan
keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka
lagi dapat menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk
bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan sambungan sekrup.
e.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1
Prosedur Praktikum
Secara garis besar prosedur kerja membuat box panel adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b.
2.
3.
Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong pada mesin pemotong.
4.
5.
6.
7.
Menyiapkan benda kerja yang telah dipotong dengan mesin pemotong dan yang
telah dipola sebelumnya serta yang akan di pakai untuk membuat panel.
2.
Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong dengan menggunakan
gergaji besi.
c.
d.
e.
3.
4.
5.
6.
Memposisikan bilah pada kerja ditempatkan pada bagian luar garis tanda.
7.
Melubangi
1.
Membuat pola kotak kecil pada plat yang telah dipotong, untuk ukuran
disesuaikan dengan aturan.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
Menjepit benda kerja yang akan di lipat pada mesin lipat, sesuai dengan pola yang
akan dilipat.
4.
5.
6.
7.
Merivet
1.
2.
3.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Pembahasan
Selama 4 kali pertemuan dilakukan praktikum membuat panel box di gedung Bengkel
Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Hal ini di karenakan peralatan dan mesin yang
mendukung untuk membuat panel box terdapat di tempat tersebut. Praktikum dilakukan 4 kali
pertemuan karena waktunya yang memungkinkan untuk menyelesaikan sebuah panel box dalam
1 kali praktikum (1 x 4 jam). Pembuatan box terdiri dari beberapa tahap, yaitu : membuat pola,
memotong, melipat dan merivet.
a.
Membuat pola
Pada tahap ini dilakukan penggambaran pola rangka pada plat. Penggambaran dilakukan
menggunakan penggores agar nampak jelas pada plat yang dapat memudahkan kita pada
saat pemotongan dan pelipatan. Untuk membentuk garis yang menyiku dapat
menggunakan penggaris siku. Dalam pembuatan pola harus seteliti mungkin dan jangan
sampai terbentuk 2 garis hasil goresan tersebut. Hal itu akan menimbulkan penafsiran
ganda.
b.
Memotong Plat
Pemotongan plat dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pemotongan bagian yang besar dan
pemotongan bagian yang kecil. Untuk pemotongan bagian yang besar digunakan alat
pemotong yang besar. Sedangkan untuk bagian bagian yang kecil digunakan alat
pemotong yang kecil atau gergaji besi. Dalam menggunakan gergaji besi harus sesuai
dengan cara penggunaan karena di khawatirkan terjadi kepatahan pada besi serta menjaga
keselamatan kerja. Praktikan saat melakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji
terjadi kesalahan, yakni memotong plat tepat di garis pola sehingga mengurangi ukuran
kerangka. Hal inilah yang menjadi penyebab masalah dari hasil finishing panel box
praktikan menjadi tidak pas.
c.
ataupun alat pengebor plat, harus menggunakan kaca mata dan pelindung nadi, karena
sering terdapat percikan api dan serbuk plat yang memancar keluar.
d.
Melipat Plat
Plat yang sudah dipotong bagian bagiannya dan sudah dikikir halus sehingga tidak ada
bagian yang tajam, di lipat dengan menggunakan alat lipat. Hal ini dilakukan agar
pekerjaan menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Perhatikan saat pelipatan karena
praktikan ternyata melakukan kesalahan saat pelipatan, seharusnya, bagian yang dilipat
pertama kali adalah bagian yang luas permuakaannya lebih besar kemudian setelah itu
bagian yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan bagian yang lebih kecil akan lebih mudah di
palu dan tidak membuat rusak pojokan benda. Namun praktikan melakukan pelipatan
yang salah sehingga terjadi kerusakan sedikit pada benda (dipojokan sobek) akibat dari
pemaluan yang berlebih. Untuk melipat plat yang siku siku dibutuhkan ketelitian mata
karena alat tidak mengatur secara otomatis pelipatan 900.
e.
Merivet
Plat yang sudah di lipat baik bagian bawah maupun bagian atasnya, dihubungkan menjadi
satu bagian panel box. Setelah itu, panel box tersebut masih perlu di rivet untuk
menghubungkan dan mengencangkan panel box. Untuk merivetnya, lubang bulat kecil
yang sudah dibor di masukkan paku rivet sehingga terbentuklah panel box. Perhatikan
saat merivet, praktikan sedikit melakukan kesalahan kembali saat merivetm yaitu
melakukan perivetan sambil berdiri dan penggunaan rivet yang salah sehingga paku rivet
sedikit tertancap miring di panel box. Hal ini menjadi pekerjaan 2 kali karena harus di
palu kembali untuk menempelkan rivetnya.
Saat mempola ukuran plat ini praktikan sedikit melakukan kesalahan yakni menggores
banyak garisan pada pola sehingga saat pemotongan menggunakan alat potong sedikit
sulit dan terjadilah ukuran potongan plat yang tidak sama.
BAB IV
PENUTUP
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bimbingan dosen pengajar Teknik Mesin
penulis dapat menyelesaikan tugas yang diwajibkan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya. Untuk itu
penulis telah menulis Laporan Pengerjaan ini guna sebagai syarat untuk nilai baik di Mata Kuliah
Perbengkelan.
Penulis sadar bahwa sepenuhnya Laporan Pengerjaan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis sebagai manusia biasa dan untuk itu mohon
maaf apabila ada penulisan terdapat kekurangan. Maka penulis memerlukan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Langkah Pengerjaan ini.
Dengan selesainya Laporan Pengerjaan ini yang mana telah diberikan petunjuk dan
bimbingan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan penulis
mengucapakan terima kasih.
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran