Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SHEET METAL

(PEMBUATAN KOTAK)

Disusun oleh :

DI SUSUN OLEH

NAMA

WAHYU HERDI RAMADHANI

NIM

061540411590

KELAS

1. EGB

JURUSAN TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2015/2016

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1

Pengertian Pengerjaan Pelat

Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat)
sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat
dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya,
yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat,
melubangi, merenggang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.

1.2

Alat Alat Pendukung Pengerjaan Plat

Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan
benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya adalah :
a.

Penggores
Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores teknik, penggores saku,
dan penggores mekanika
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores
yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Penggores (scriber) adalah
alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai persiapan untuk dikerjakan atau
sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar di atas kertas.

b.

Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk
penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang
bersudut 250 sampai 300.

c.

Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu
juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat
yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang
berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.

d.

Mistar siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm
terbuat dari bahan baja.

e.

Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan
yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa
sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain: Kikir Rata, bulat, segi
empat, setengah lingkaran, segi tiga, bujur sangkar.

f.

Alat Pemotong Manual


Mesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan ketebalan maksimal 3 mm dan
panjang maksimal 1,5 meter.

g.

Mesin Bending Manual dan Promecam


Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan
untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang
maksimal 1,5 meter, sedangkan untuk mesin bending promecam untuk pembendingan
pelat yang tidak dapat dibending dengan bending manual.

h.

Mesin Bor
Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk
menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling serta untuk jalan
keluar panas pada benda yang dibuat.

i.

Gergaji Tangan
Gergaji Tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian
sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya
terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed steel), dan
baja tungsten (tungsten steel).

1.3

Alat dan Bahan

a.

Alat praktikum
1.

Penitik

2.

Penggaris

b.

3.

Penggores

4.

Gergaji

5.

Alat dan Mesin Bor

6.

Pemotong Plat

7.

Peniti Sku-siku

8.

Kikir

9.

Pelipat Plat

Bahan Praktikum
Bahan yang di gunakan plat praktikum ini adalah plat yang akan di bentuk dengan ukuran
15 cm x 54 cm, 19 cm x 15 cm dan 34 x 17 cm.

1.4

Langkah Pengerjaan Plat

Dalam melakukan praktek kerja kita harus mengetahui urutan atau langkah-langkah kerja
sebagai berikut, antara lain :
a.

Pembuatan Gambar kerja


Langkah awal kerja pelat adalah menggambar. Gambar benda kerja dapat digambar
langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun peralatan yang digunakan untuk
menggambar tersebut adalah:

b.

1.

Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat
terdapat goresan sket bukaan.

2.

Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut.

3.

Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman
dalam penggoresan.

Melakukan pemotongan pelat


Setelah selesai menggambar pada pelat, langkah selanjutnya adalah melakukan
pemotongan menurut garis pada gambar tersebut. Pemotongan dapat dilakukan dengan
mesin potong atau dengan menggunakan manual.

c.

Melakukan Penekukan
Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah
berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara
manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul). Penekukan yang
diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari luas penekukan.
Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi pembentukan radius sesuai
dengan yang diinginkan.
Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada luas penekukan.
Radius penekukan adalah radius dari busur dalam.
Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh tangent radius penekukan
dengan permukaan bagian dalam.
Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari radius
penekukan.
Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut penekukan.

d.

Assembling
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu :
a.

Menyambung dengan sekrup

b.

Menyambung dengan paku keling

c.

Menyambung dengan lipatan

d.

Menyambung dengan las titik

Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda
yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan
keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka
lagi dapat menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk
bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan sambungan sekrup.
e.

Finished Work (Pengamplasan)


Pada tahap ini dilakukan perapihan dan pengecheckan kembali hasil lipatan.Dan juga
kembali dilakukan perapihan bagian-bagian dengan menggunakan kikir, gergaji, palu
agar memperoleh hasil yang maksimal.

BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1

Prosedur Praktikum

Secara garis besar prosedur kerja membuat box panel adalah sebagai berikut :
1.

Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar.

2.

Memotong plat sesuai dengan pola yang telah di bentuk.

3.

Mengikir bagian-bagian yang tajam.

4.

Membuat lubang berbentuk kotak pada bagian yang telah ditentukan.

5.

Melipat plat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

6.

Merakit plat menjadi sebuah box panel.

7.

Merivet Panel box yang telah dirakit.

Adapun secara terperinci proses pembuatan box panel ini adalah :


a.

b.

Memotong dengan mesin potong


1.

Menyiapkan benda kerja yang akan di pakai untuk membuat panel.

2.

Menandai bagian yang akan di potong.

3.

Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong pada mesin pemotong.

4.

Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di potong.

5.

Mengunci benda pada mesin potong.

6.

Menginjak pedal mesin potong, sehingga benda kerja terpotong.

7.

Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.

Memotong dengan gergaji besi


1.

Menyiapkan benda kerja yang telah dipotong dengan mesin pemotong dan yang
telah dipola sebelumnya serta yang akan di pakai untuk membuat panel.

2.

Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong dengan menggunakan
gergaji besi.

c.

d.

e.

3.

Memastikan pitchnya telah sesuai dan arah gergaji mengarah ke depan.

4.

Mengatur tegangan bilah secukupnya.

5.

Menggenggam dan mengayun rangka gergaji.

6.

Memposisikan bilah pada kerja ditempatkan pada bagian luar garis tanda.

7.

Menggunakan tekanan pada saat mengayun ke depan dan melepaskan tekanan


pada saat mengayun ke belakang ( maksimum 50 ayunan / menit ).

Melubangi
1.

Membuat pola kotak kecil pada plat yang telah dipotong, untuk ukuran
disesuaikan dengan aturan.

2.

Menitik pada bagian terdekat pola menggunakan penitik.

3.

Mengebor bagian yang telah dititik menggunakan Mesin bor.

4.

Memutuskan plat yang belum terputus dengan mesin bor.

5.

Mengikir bagian yang masih tebal atau jauh dari ukuran.

Melipat plat dengan mesin lipat


1.

Menyiapkan benda kerja yang akan di dilipat untuk membuat panel.

2.

Menandai tempat kerja yang akan di lipat.

3.

Menjepit benda kerja yang akan di lipat pada mesin lipat, sesuai dengan pola yang
akan dilipat.

4.

Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di lipat.

5.

Mengunci benda pada mesin lipat.

6.

Mengayunkan mesin lipat dengan arah sudut 90 derajat.

7.

Melakukan pelipatan kembali pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.

Merivet
1.

Mengukur bagian yang akan diberi lubang

2.

Melubangi bagian yang akan dirivet menggunakan mesin bor

3.

Merivet dengan alat perivet (butuh tenaga yang kuat)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Pembahasan

Selama 4 kali pertemuan dilakukan praktikum membuat panel box di gedung Bengkel
Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Hal ini di karenakan peralatan dan mesin yang
mendukung untuk membuat panel box terdapat di tempat tersebut. Praktikum dilakukan 4 kali
pertemuan karena waktunya yang memungkinkan untuk menyelesaikan sebuah panel box dalam
1 kali praktikum (1 x 4 jam). Pembuatan box terdiri dari beberapa tahap, yaitu : membuat pola,
memotong, melipat dan merivet.
a.

Membuat pola
Pada tahap ini dilakukan penggambaran pola rangka pada plat. Penggambaran dilakukan
menggunakan penggores agar nampak jelas pada plat yang dapat memudahkan kita pada
saat pemotongan dan pelipatan. Untuk membentuk garis yang menyiku dapat
menggunakan penggaris siku. Dalam pembuatan pola harus seteliti mungkin dan jangan
sampai terbentuk 2 garis hasil goresan tersebut. Hal itu akan menimbulkan penafsiran
ganda.

b.

Memotong Plat
Pemotongan plat dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pemotongan bagian yang besar dan
pemotongan bagian yang kecil. Untuk pemotongan bagian yang besar digunakan alat
pemotong yang besar. Sedangkan untuk bagian bagian yang kecil digunakan alat
pemotong yang kecil atau gergaji besi. Dalam menggunakan gergaji besi harus sesuai
dengan cara penggunaan karena di khawatirkan terjadi kepatahan pada besi serta menjaga
keselamatan kerja. Praktikan saat melakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji
terjadi kesalahan, yakni memotong plat tepat di garis pola sehingga mengurangi ukuran
kerangka. Hal inilah yang menjadi penyebab masalah dari hasil finishing panel box
praktikan menjadi tidak pas.

c.

Pembuatan Lubang kotak kecil


Lubang kotak ini dibuat dengan cara membuat pola terlebih dahulu kemudian
menitiknya. Perhatikan saat penitikan jangan tepat digaris pola karena saat pengeboran
akan melebihi batas pola. Lebih baik, saat penitikan berada didalamnya sehingga saat
pengeboran tidak akan melebihi batas garis pola. Cara seperti ini terdapat kekurangannya,
yaitu : membutuhkan energi lebih banyak untuk mengikir sisa pengeboran yang belum
terlubangi. Saat pengeboran perhatikan keselamatan kerja. Baik menggunakan mesin

ataupun alat pengebor plat, harus menggunakan kaca mata dan pelindung nadi, karena
sering terdapat percikan api dan serbuk plat yang memancar keluar.
d.

Melipat Plat
Plat yang sudah dipotong bagian bagiannya dan sudah dikikir halus sehingga tidak ada
bagian yang tajam, di lipat dengan menggunakan alat lipat. Hal ini dilakukan agar
pekerjaan menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Perhatikan saat pelipatan karena
praktikan ternyata melakukan kesalahan saat pelipatan, seharusnya, bagian yang dilipat
pertama kali adalah bagian yang luas permuakaannya lebih besar kemudian setelah itu
bagian yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan bagian yang lebih kecil akan lebih mudah di
palu dan tidak membuat rusak pojokan benda. Namun praktikan melakukan pelipatan
yang salah sehingga terjadi kerusakan sedikit pada benda (dipojokan sobek) akibat dari
pemaluan yang berlebih. Untuk melipat plat yang siku siku dibutuhkan ketelitian mata
karena alat tidak mengatur secara otomatis pelipatan 900.

e.

Merivet
Plat yang sudah di lipat baik bagian bawah maupun bagian atasnya, dihubungkan menjadi
satu bagian panel box. Setelah itu, panel box tersebut masih perlu di rivet untuk
menghubungkan dan mengencangkan panel box. Untuk merivetnya, lubang bulat kecil
yang sudah dibor di masukkan paku rivet sehingga terbentuklah panel box. Perhatikan
saat merivet, praktikan sedikit melakukan kesalahan kembali saat merivetm yaitu
melakukan perivetan sambil berdiri dan penggunaan rivet yang salah sehingga paku rivet
sedikit tertancap miring di panel box. Hal ini menjadi pekerjaan 2 kali karena harus di
palu kembali untuk menempelkan rivetnya.
Saat mempola ukuran plat ini praktikan sedikit melakukan kesalahan yakni menggores
banyak garisan pada pola sehingga saat pemotongan menggunakan alat potong sedikit
sulit dan terjadilah ukuran potongan plat yang tidak sama.

BAB IV
PENUTUP
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bimbingan dosen pengajar Teknik Mesin
penulis dapat menyelesaikan tugas yang diwajibkan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya. Untuk itu
penulis telah menulis Laporan Pengerjaan ini guna sebagai syarat untuk nilai baik di Mata Kuliah
Perbengkelan.
Penulis sadar bahwa sepenuhnya Laporan Pengerjaan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis sebagai manusia biasa dan untuk itu mohon
maaf apabila ada penulisan terdapat kekurangan. Maka penulis memerlukan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Langkah Pengerjaan ini.
Dengan selesainya Laporan Pengerjaan ini yang mana telah diberikan petunjuk dan
bimbingan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan penulis
mengucapakan terima kasih.

4.1

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pembuatan panel box


dibutuhkan waktu 4 kali pertemuan untuk membuat panel box. Pembuatan pola menggunakan
alat penggores. Dalam pembuatan pola harus seteliti mungkin dan jangan sampai terbentuk 2
goresan.
Praktikum melakukan beberapa kesalahan kecil yang mengakibatkan hasil akhir panel
box yang terbentuk tidak sempurna dan terdapat celah celah kecil (tidak tertutup rapat),
kesalahan yang terjadi tersebut, yakni saat pemotongan dengan gergaji atau mesin pemotong
plat tidak dipotong tepat pada garisnya dan saat pelipatan praktikan melipat bagian yang lebih
kecil permukaannya terlebih dahulu.
Saat penitikan dalam pembuatan lubang kotak, titik tersebut harus berada didalam pola
sehingga saat pengeboran tidak akan melebihi batas garis pola. Cara seperti ini terdapat
kekurangannya, yaitu : membutuhkan energi lebih banyak untuk mengikir sisa pengeboran yang
belum terlubangi (belum terbentuk kotak halus).

4.2

Saran

Berdasarkan hasil pengalaman praktikum diharapkan untuk kedepannya praktikan lebih


teliti dalam melakukan setiap langkah percobaan dan menggunakan alat dan mesin dengan
maksimal dan sebaik baiknya sehingga hasil yang diinginkan bisa tercapai. Selain itu, alat dan
mesin di dalam perbengkelan sangat berbahaya bagi tubuh sehingga pakaian keselamatan kerja
hendaknya digunakan selalu di dalam ruang laboratorium perbengkelan.

Anda mungkin juga menyukai