BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motor Bakar Bensin
Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor
bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
pembakaran bahan bakar bensin menjadi energi mekanik dalam bentuk tenaga
putar
yang berasal dari gerakan putaran poros engkol. Komponen utama dari
mesin sepeda motor yaitu kepala silinder (cylinder head), blok silinder, torak dan
cincin torak, serta bak engkol mesin.(Jalius Jama, 2008)
2.1.1 Kepala silinder (cylinder head)
II-1
II-2
2.1.2 Block silinder mesin (cylinder block)
Gambar 2.2 blok silinder
Silinder linear dan blok silinder merupakan bagian yang melekat satu sama
lain. Daya sebuah motor biasanya dinyatakan oleh besarnya silinder suatu motor.
Silinder linear terpasang erat pada blok silinder, dan bahannya tidak sama.
Silinder linear dibuat dari bahan yang tahan gesekan dan panas sedangkan blok
silinder dibuat dari besi tuang yang tahan panas. Pada mulanya, ada yang
merancang jadi satu, sekarang sudah jarang ada, sekarang dibuat terpisah berarti
silinder linear dapat diganti bila keausannya sudah berlebihan. Bahannya dibuat
dari besi tuang kelabu, untuk motor-motor yang ringan seperti pada sepeda motor
bahan ini dicampur dengan aluminium. Bahan blok silinder dipilih agar
memenuhi syarat-syarat pemakaian yaitu tahan terhadap suhu yang tinggi, dapat
menghantarkan kalor dengan baik, dan tahan terhadap gesekan.
Silinder linear merupakan tempat bergerak torak. Tempat torak berada
tepat ditengah blok silinder. Silinder linear torak ini dilapisi dengan bahan khusus
agar tidak cepat aus karena gesekan. Meskipun telah mendapat pelumasan yang
mencukupi tetapi keausan lubang silinder tetap tidak bisa dihindari. Oleh karena
itu dalam jangka waktu yang lama keausan tersebut pasti terjadi. Keausan lubang
silinder bisa saja terjadi secara tidak merata sehingga berupa keovalan atau
ketirusan.
Seperti halnya pada kepala silinder, konstruksi luar blok silinder dibuat
seperti sirip. Fungsinya adalah untuk melepaskan panas akibat kerja mesin.
Dengan adanya sirip-sirip tersebut akan terjadi pendinginan terhadap mesin
karena udara bisa mengalir diantara sirip-sirip agar suhu motor tidak teralalu
tinggi dan sesuai dengan kemampuan kerja.(Jalius Jama, 2008)
II-3
2.1.3 Torak dan ring torak
II-4
Ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi
bagian-bagian dalam ruang silinder.
Ring torak dipasang pada torak untuk menyekat gas diatas torak agar proses
kompresi
dan ekspansi dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya, karena pada
saat proses tersebut ruang silinder di atas torak harus tertutup rapat, ring torak ini
juga membantu mendinginkan torak, dengan cara menyalurkan sejumlah kalor
dari torak kedinding silinder. Ring torak harus mempunyai kepegasan yang kuat
dalam penekanan dinding silinder.
Torak dan ring torak berfungsi sebagai berikut :
1. Mengisap dan mengkompresi muatan segar di dalam silinder
2. Mengubah tenaga gas (selama ekspansi) menjadi usaha mekanis
3. Menyekat hubungan gas diatas dan dibawah torak
Pada pemanasan torak kita mengenal adanya pena torak. Pena torak juga
berfungsi sebagai pemindah tenaga dari torak ke batang torak agar gerak bolak-
balik dari torak dapat diubah menjadi gerak berputar pada poros engkol.
Walaupun ringan bentuknya tetapi pena piston dibuat dari bahan baja paduan
yang bermutu tinggi agar tahan terhadap beban yang sangat besar.
Bagian lain dari torak yaitu batang torak. Batang torak berfungsi untuk
menghubungkan torak dengan poros engkol jadi batang torak meneruskan gerakan
torak ke poros engkol. Dimana gerak bolak-balik torak dalam ruang silinder
diteruskan oleh batang torak menjadi gerak putaran ( rotary ) pada poros engkol.
Ini berarti jika torak bergerak naik turun, poros engkol akan berputar.
II-5
Ujung sebelah atas dimana ada pena torak dinamakan ujung kecil batang
torak dan ujung bagian bawahnya disebut ujung besar. Diujung kecil batang torak
ada yang dilengkapi dengan memakai bantalan peluru dan dilengkapi lagi dengan
logam
perunggu atau bush boaring. Ujung besarnya dihubungkan dengan
penyeimbang
poros engkol melalui king pin dan bantalan peluru. Pada umumnya
panjang batang penggerak kira-kira sebesar dua kali langkah gerak torak. Batang
piston dibuat dari bahan baja atau besi tuang.
2.1.4 Bak Engkol Mesin (crankcase)
II-6
Alternator berfungsi sebagai pembangkit listrik, dengan cara memanfaatkan
putaran mesin. Dapat dilihat dari Gambar 2.6
2. Pompa oli
Gambar 2.7 pompa oli
Komponen ini berfungsi untuk mengalirkan oli ke daerah-daerah pelumasan
pada sepeda motor.
3. Kopling
II-7
4. Poros engkol dan bantalan peluru
II-8
Gigi perseneling berfungsi sebagai pemindah daya yang berpengaruh
terhadap kecepatan putaran mesin.
2.2 Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar berfungsi sebagai penyuplai bahan bakar, pencampuran
bensin dengan udara, pengabutan bahan bakar dan mengatur bahan bakar sesuai
kebutuhan motor bakar bensin. Sistem bahan bakar terdiri dari tangki bahan
bakar, selang bahan bakar, dan saringan bahan bakar (Jalius Jama, 2008)
II-9
2.2.4 Karburator
Gambar 2.12 karborator
Karburator adalah komponen yang berfungsi untuk mengabutkan bahan
bakar bensin dan dicampur dengan udara pada perbandingan yang tepat (1:15).
Umumnya peringkat karburator sepeda motor diatur oleh posisi bukaan katup
bensin dan peringkat pengukur ini saling berhubungan satu dengan lainnya yaitu
pilot jet dan main jet.
Pilot jet berfungsi untuk mengatur udara yang masuk ke dalam karburator.
Cara menyeting pilot jet adalah dengan memutar baut pilot jet ke kanan hingga
batas akhir putar, kemudian ke kiri sebanyak 2-3 putaran.
Main jet berfungsi untuk mengatur bahan bakar bensin yang akan dicampur
dengan udara (debit bensin). Main jet diseting dengan cara memutar penuh.
II-10
2.3.1 Sistem stater
Sistem starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja.
Ada beberapa mesin starter, diantara lain:
1. Stater mekanik
Stater yang digerakan dengan tenaga manusia contohnya kick stater ( stater
kaki)
2. Stater elektrik
Stater yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Stater jenis ini
banyak
digunakan pada mobil dan saat ini banyak di aplikasikan pada sepeda
motor.
Secara umum sistem stater elektrik memiliki beberapa komponen sebagai
berikut :
1. Switch stater berfungsi mengalirkan alur listrik ke relay stater
2. Relay stater berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor stater
3. Motor stater berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar
4. Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik.
II-11
positif baterai dan yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya
menjadi: Baterai – positif – terminal relay stater – motor stater – massa
3. Motor yang telah mendapat aliran arus, sehingga motor stater berputar, dan
memutarkan mesin.
II-12
untuk membakar campuran bahan bakar dan udara sehingga menghasilkan
pergerakan piston dari Titik Mati Atas ke Titik Mati Bawah. Sistem pengapian
secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.15
Sistem pengapian CDI lebih menguntungkan dan lebih baik dibandingkan
sistem
pengapian konvensional yang menggunakan platina. Dengan sistem CDI,
tegangan pengapian yang dihasilkan lebih besar yaitu sekitar 40 KV dan stabil
sehingga proses pembakaran campuran bensin dan udara dapat lebih sempurna.
Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari dan
tidak
memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Berikut adalah
diagram
instalasi pengapian CDI. (Munir Fahmi, Nana Suryana, 2006)
Prinsip kerja CDI
1. Tegangan yang dibangkitkan oleh kumparan pembangkit tenaga primer
disearahkan oleh diode dan disimpan dalam kapasitor.
2. Sewaktu kumparan pulser membangkitkan tegangan yang mengalir ke
transistor lewat diode maka akan membuka transistor.
3. Transistor membuka, maka dengan cepat arus mengalir dari kapasitor ke
kumparan primer.
4. Dengan cepat pula medan magnet dibangkitkan dan tegangan tinggi
dibangkitkan pada kumparan sekunder.
Keuntungan dari penggunaan CDI adalah efisiensi pengapian atau daya
pengapian lebih besar di bandingkan dengan menggunakan kontak pemutus.
Disamping itu CDI memiliki kerugian yaitu hanya cocok untuk motor bervolume
silinder kecil karena sifat dari kapasitor membuang muatan dengan cepat. (Munir
Fahmi, Nana Suryana, 2006)