LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2018-2019
oleh
LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2018-2019
oleh
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rido-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
yang berjudul keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisionl Dago dan
Pasar Swalayan Borma. Laporan penelitian ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Semester Ganjil Tahun Akademik
2018/2019 Program D3 Metrologi dan Instrumentasi Akademi Metrolgi dan
Instrumentasi Kementerian Perdagangan.
Laporan penelitian ini belum sempurna karena waktu yang relatif singkat
dan tentunya laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Akan
tetapi, penulis tetap berharap mudah-mudahan laporan ini dapat
berrmanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua pembaca
laporan ini.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa dorongan, arahan, dan bantuan
semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Allah SWT
2. Bapak Dr. Asep Wawan Jatnika. M. Hum
3. Direktur Akademi Metrologi dan Instrumentasi
4. Kepala Program Studi Metrologi dan Instrumentasi
5. Staf Admin Akademi Metrologi dan Instrumentasi
6. Teman-Teman Akademi Metrologi dan Instrumentasi
iv
v
7. Bu Sri Pedagang Pasar Tradisional Dago
8. Pihak dari Pasar Tradisional Dago
9. Bapak Herman Pelayan Pasar Swalayan Borma
10. Pihak dari Pasar Swalayan Borma
Atas segala segala bantuannya. Semoga Tuhan YME mampu membalasnya.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rido-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
yang berjudul keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisionl Dago dan
Pasar Swalayan Borma. Laporan penelitian ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Semester Ganjil Tahun Akademik
2018/2019 Program D3 Metrologi dan Instrumentasi Akademi Metrolgi dan
Instrumentasi Kementerian Perdagangan.
Laporan penelitian ini belum sempurna karena waktu yang relatif singkat
dan tentunya laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk
itu, penulis berharap pembaca dapat menyampaikan kritik dan sarannya
mengenai laporan penelitian ini. Akan tetapi, penulis tetap berharap mudah-
mudahan laporan ini dapat berrmanfaat khususnya bagi penulis, umumnya
bagi semua pembaca laporan ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Allah SWT, Bapak Dr. Asep Wawan
Jatnika. M. Hum, Pihak dari Pasar Tradisional Dago, dan Pihak dari Pasar
Swalayan Borma.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. iii
PRAKATA ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
SANWACANA ................................................................................. vii
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1
1.1.1 Latar belakang masalah 1
1.1.2 Rumusan masalah 2
1.2 Ruang Lingkup Kajian 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 4
1.4.1 Metode 4
1.4.2 Teknik pengumpulan data 4
1.5 Sistematika Penulisan 4
DAFTAR PUSTAKA 20
INDEKS 21
LAMPIRAN 22
RIWAYAT HIDUP 41
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Alat ukur massa banyak sekali dijumpai dalam aktivitas perdagangan baik
itu analog maupun digital dan pada pasar tradisional maupun pasar swalayan. Hal
tersebut yang mendasari pentingnya tingkat keakuratan alat ukur massa dalam
kegiatan jual beli. Tingkat keakuratan alat ukur massa merupakan salah satu
faktor terpenting dalam kegiatan jual beli, bukan hanya untuk konsumen atau
Dalam masa sekarang terdapat beragam alat ukur massa baik analog maupun
digital, yang mana dalam beberapa kasus alat – alat tersebut memiliki tingkat
keakuratan atau akurasi yang berbeda – beda, hal tersebut justru dikhawatirkan
sampel tempat yang dalam kasus ini di lakukan di Pasar Tradisional Dago dan
tingkat keakuratan yang diperoleh di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan
1
2
yang mempengaruhi hal tersebut, sebagai contohnya adalah CTT atau Cap Tanda
Tera. Tidak hanya hal tersebut, penelitian mengenai keakuratan alat ukur massa di
Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma juga bertujuan untuk
mengetahui perbedaan tingkat keakuratan alat ukur massa yang ada di Pasar
3. Bagaimana tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki CTT
massa?
CTT?
tingkat keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan
Borma.
3
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.
2. untuk mengetahui keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan
3. untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki
CTT
Penulisan laporan penelitian ini ialah untuk menemukan faktor apasaja yang
1.4.1 Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendesktipsikan data baik dari literatur
digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kuantitatif analitis dengan
Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa
1. studi literatur
refrensi buku.
2. Observasi lapangan,
3. wawancara
Wawacara dilakukan dengan bu sri pedagang pasar tradisional dago serta bpk.
pendahuluan, teori dasar cap tanda tera alat ukur massa, analisis dampak cap tanda
tera pada alat ukur massa serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas
masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan
data pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan
disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan definisi cap
tanda tera alat ukur massa, jenis cap tanda tera alat ukur massa, ciri cap tanda tera
alat ukur massa, peran cap tanda tera alat ukur massa, cara kerja tanda tera alat
ukur massa, batas waktu cap tanda tera alat ukur massa, dampak keakuratan cap
tanda tera pada alat ukur massa. Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis
masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa dampak cap tanda
tera pada keakuratan alat ukur massa bagi masyarakat, luas ruang, regulasi ruang,
akademik dan pengaruh ruang terbuka hijau. Bab empat berisi tentang simpulan
dan saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan
Cap Tanda Tera, khususnya yang ada di daerah pasar Dago dan swalayan Borma.
BAB II
Suatu segel yang menyatakan bahwa suatu UTTP tersebut sah digunkan
atau tidak. Tujuan pemberian cap tanda tera dilakukan untuk memberikan
kepastian hukum pada setiap UTTP yang sudah dilakukan pengujian dan di tera
1. Tanda sah
Gambar 1. Arab, terdiri dari 3 (tiga) ukuran dengan jarak antara titik
sudut dengan sisi dihadapkan sudut masing-masing adalah 6 mm, 4 mm, dan 2
a. Sampai saat alat ukur dari gelas mengalami pecah, retak, atau rusak.
b. Selama 10 tahun 11 bulan untuk tanda sah pada meter kWh 1 phase dan 3
phase.
c. Selama 6 tahun 11 bulan untuk tanda sah pada Tangki Ukur Apung dan Tangki
Ukur tetap.
d. Selama 5 tahun 11 bulan tanda sah pada Meter Gas Tekanan Rendah dan Meter
e. Selama 2 tahun 11 bulan tanda sah pada Meter Prover dan Bejana ukur yang
f. Selama 2 tahun 11 bulan tanda sah pada alat ukur permukaan cairan (level
gauge)
g. Selama 1 tahun 11 bulan tanda sah pada alat UTTP yang lainnya.
2. Tanda Batal
masing-masing 6 mm, 4 mm, dan 2 mm. Mempunyai masa berlaku terhitung sejak
saat dibubuhkan dan/atau dipasang sampai dengan alat UTTP tersebut dinyatakan
3. Tanda Jaminan
Dibubuhkan/dipasang pada bagian-bagian tertentu dari UTTP yang sudah
bunga teratai berdaun 8 ( delapan) helai. Terdiri dari 4 (empat) ukuran dengan
Gambar 3.
garis tengah masing-masing 8 mm, 4 mm,dan 2 mm.
4. Tanda Daerah
dinyatakan dicabut.
Dibubuhkan/dipasang
(1)Tanda Tera dibubuhkan dan/atau dipasang pada alat UTTP yang ditera atau
ditera ulang.
pembubuhan dan/atau pemasangan Tanda Tera, Tanda Tera dibubuhkan pada lak
(3)Tata cara pembubuhan Tanda Tera berpedoman pada Syarat Teknis UTTP.
(4) masa berlaku cap tanda tera sah yang wajib tera dan tera ulang. Dimana masa
berlaku cap tanda tera tersebut adalah selama 1 (satu) tahun, dan masa
swalayan.
2. Menjaga kuantitas alat ukur agar sesuai dengan takaran, agar tidak merugikan
metrologi setempat.
2.5 Cara Kerja Tera Ulang Untuk Memperoleh Cap Tanda Tera
(1) Pembubuhan Tanda Tera dilakukan dengan menggunakan Cap Tanda Tera.
(2) Cap Tanda Tera terbuat dari bahan logam yang spesifik sesuai dengan
10
plombir;
d.Batal Logam disingkat B untuk membubuhkan Tanda Batal pada logam dan
kayu;
logam;
timah plombir;
logam;
(3) Perancangan desain Cap Tanda Tera dan penentuan spesifikasi bahan Cap
(4) Tim Perancang Cap Tanda Tera ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
(5) Desain Cap Tanda Tera dan spesifikasi bahan Cap Tanda Tera merupakan
11
2. Jangka waktu berlakunya Tanda Batal terhitung sejak pembubuhan Tanda Batal
sampai dengan UTTP memenuhi syarat teknis dan dibubuhi Tanda Sah.
3. Jangka waktu berlakunya Tanda Jaminan, Tanda Daerah, dan Tanda Pegawai
2.7 Dampak Keakuratan Cap Tanda Tera Pada Alat Ukur Massa
penggunaan alat ukur massa yang sesuai dengan standar yang ada.
2. Menjamin kebenaran dan akurasi pada alat ukur massa, agar tidak melebihi
memastikan alat ukur takar timbangan dan perlengkapannya dalam kondisi sah.
BAB III
dengan swasta, yaitu Bank BRI. Hasil analisa tapak menunjukkan bahwa kawasan
Pasar Simpang Dago dapat diakses dari berbagai sisi melalui jalur pejalan kaki.
Hal ini menjadikan kawasan ini permeabel. Akses kendaraan hanya dibatasi di
ke dalam (plaza atau ruang temporer). Ruang temporer ini digunakan sebagai area
pasar pagi dan area jajanan pada malam hari. Berdasarkan aturan lahan, bangunan
PT. Harja Guna Tama Lestari (BORMA DAKOTA) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan atau retail. Berdiri sejak tanggal
15 Desember 1995. Dengan luas lahan 528 meter persegi, dengan nama atau merk
toko yaitu Borma yang merupakan kepanjangan dari Borobudur market. Borma
12
13
Gambar 6.
Alamat:
Jl. Ir. Haji Juanda No.181, Lebakgede, Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat
14
15
3.9 Permasalahan penggunaan alat ukur massa dengan cap tanda tera (CTT)
di Pasar Tradisional Dago
Dari penelitian yang telah dilakukan di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma tercatat bahwa di Pasar Tradisional Dago, masih terdapat
beberapa pedagang yang melakukan kegiatan jual beli dengan menggunakan alat
ukur massa yang tidak memiliki cap tanda tera (CTT) dan terdapat beberapa
pedagang yang melakukan kegiatan jual beli dengan menggunakan alat ukur
massa yang telah bercap tanda tera (CTT), namun cap tanda tera (CTT) tersebut
sudah tidak jelas tanda teranya. Selain itu, banyak pedagang yang kurang
mengetahui prosedur penggunaan alat ukur massa secara tepat. Misalnya, tempat
meletakan alat ukur massa yang miring atau tidak rata, penggunaan alat ukur
massa yang tidak dinolkan terlebih dahulu, dan pembacaan kesetimbangan yang
tidak sesuai. Hal tersebut perlu dikordinasikan dengan unit metrologi setempat
yang bertanggung jawab atas kegiatan pengukuran khususnya tera dan tera ulang.
3.10 Permasalahan penggunaan alat ukur massa dengan cap tanda tera
(CTT) di Pasar Swalayan Borma
Dari penelitian yang telah dilakukan di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma tercatat bahwa di Pasar Swalayan Borma, penggunaan alat ukur
massanya terbilang sudah cukup baik, seperti dapat diketahui bahwa alat ukur
massa yang terdapat di Pasar Swalayan Borma telah melalui proses peneraan yang
dibuktikan dengan adanya cap tanda tera (CTT) yang sah. Adapun hal – hal yang
perlu lebih diperhatikan adalah penempatan alat ukur massa pada alas atau bidang
yang tidak miring, penggunaan alat ukur massa yang seharusnya dinolkan terlebih
dahulu dan kesesuaian pembacaan kesetimbangan.
16
3.15 Solusi untuk keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago
Selain membawa dampak positif keakuratan alat ukur massa juga mambawa
dampak negatif bagi pada penjual yang menggunakan alat ukur massa dengan
tingkat akurasi yang kurang. Kurang akuratnya alat ukur massa tersebut terjadi
karena berbagai faktor yang mesti dibenahi. Adapun solusi dari permasalahan
tersebut yaitu, pedagang harus mengetahui prosedur penggunaan alat ukur massa
yang tepat, melakukan penyesuaian dengan alat ukur standar sehingga memiliki
cap tanda tera (CTT) yang sah, melakukan pemeriksaan terhadap cap tanda tera
(CTT) sesuai tenggang waktu yang telah ditetapkan dan bagi badab atau instansi
terkait harus lebih meningkatkan pengawasan dipasar serta melakukan
pemeriksaan secra
rutin.
17
3.16 Solusi untuk keakuratan alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma
Selain membawa dampak positif keakuratan alat ukur massa juga mambawa
dampak negatif bagi pada penjual yang menggunakan alat ukur massa dengan
tingkat akurasi yang kurang. Kurang akuratnya alat ukur massa tersebut terjadi
karena berbagai faktor yang mesti dibenahi. Adapun solusi dari permasalahan
tersebut yaitu, pedagang harus mengetahui prosedur penggunaan alat ukur massa
yang tepat, melakukan penyesuaian dengan alat ukur standar sehingga memiliki
cap tanda tera (CTT) yang sah, melakukan pemeriksaan terhadap cap tanda tera
(CTT) sesuai tenggang waktu yang telah ditetapkan dan bagi badab atau instansi
terkait harus lebih meningkatkan pengawasan dipasar serta melakukan
pemeriksaan secra rutin.
BAB IV
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab tiga dapat disimpulkan hal-hal berikut.
Dago dan Pasar Swalayan Borma yakni keteraturan melakukan tera ulang bagi
perseorangan/badan yang melakukan kegiatan jual beli agar alat ukur massa yang
takaran dengan tepat serta terbukti dengan cap tanda tera sesuai pada masa
secara riil dan cap tanda tera berperan untuk melindungi masyarakat dalam
perdagangan dan membentuk pola kegiatan jual beli yang tertib pengukuran.
3. Perkembangan pada adanya cap tanda tera saat ini mempengaruhi tingkat
memiliki alat ukur massa yang sesuai dengan prosedur yang ada seperti
timbangan analog, timbangan elektronik ,dan timbangan pegas dengan nilai skala
dibuktikan kevalidannya.
18
19
4.2 Saran
Sehubungan dengan simpulan di atas, penulis sarankan agar penggunaan alat ukur
massa yang memiliki cap tanda tera meningkatkan tingkat keakuratan pada alat
perdagangan.
baik untuk menjamin pelaksanaan kegiatan jual beli yang mampu melindungi hak
konsumen.
melakukan tera ulang serta tidak memiliki cap tanda tera yang telah tersertifikasi
oleh UTTP daerah agar menimbulkan efek jera bagi pelaku yang melanggar.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaini, Pudjo Yuwone. 2010. Kalibrasi Besaran Massa Pada Timbangan Analitis
Batik
Kemetrologian.
Standarisasi Nasional
20
INDEKS
Analitis 8
Enclosure 21
Gauge 15
Level 15
Phase 15
Plaza 21
Plombir 18
Preventif 27
Represif 27
Retail 21
Riil 26
Sensitivitas 26
Temporer 21
Tera 9,11,12,24,25
Valid 26
21
LAMPIRAN
23
LAMPIRAN A
LEMBAR KENDALI
KELOMPOK : 12
Anggota 1. Gayuh Tentri (A018002)
2. Laeli Sulis Hidayah (A018004)
3. Afrizal Ardiansyah (A018022)
RUMUSAN MASALAH :
1. Faktor yang Melatarbelakangi Pentingnya Keakuratan Alat Ukur Massa
2. Bagaimana Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma
3. Bagaimana Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa yang Telah Memiliki CTT
TUJUAN PENULISAN :
1. Mengetahui Faktor apa sajakah yang Melatarbelakangi Pentingnya Keakuratan
Alat Ukur Massa
2. Mengetahui Keakuratan yang Dimiliki Masing-Masing Alat Ukur Massa di
Pasar Tradisoonal Dago dan Pasar Swalayan Borma.
3. Menentukan Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa yang Telah Memiliki CTT
24
DAFTAR PERTANYAAN :
1. Faktor Apa Sajakah yang Mempengaruhi Pentingnya Tingkat Keakuratan Alat
Ukur Massa ?
2. Bagaimana Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa Dari Survey yang Telah
Dilakukan ?
3. Apakah CTT Mempengaruhi Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa?
4. Seberapa Besar Perbedaan Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa yang Didapat
Dari Survey ?
5. Hal Apa Saja yang Perlu Dilakukan Agar Tingkat Keakuratan Alat Ukur massa
Di Pasar Tradisonal Dago dan Pasar Swalayan Borma Dapat Meningkat?
25
LAMPIRAN B
KERANGKA
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.2 Rumusan Masalah
1.2 Ruang Lingkup Kajian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
1.5 Sistematika Penulisan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
27
LAMPIRAN C
DRAFT BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
perdagangan baik itu analog maupun digital dan pada pasar tradisional
keakuratan alat ukur massa dalam kegiatan jual beli. Tingkat keakuratan
alat ukur massa merupakan salah satu faktor terpenting dalam kegiatan
jual beli, bukan hanya untuk konsumen atau lebih tepatnya pembeli tetapi
analog maupun digital, yang mana dalam beberapa kasus alat – alat
tersebut memiliki tingkat keakuratan atau akurasi yang berbeda – beda, hal
satunya
28
Borma.
tersebut, sebagai contohnya adalah CTT atau Cap Tanda Tera. Tidak
Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma juga bertujuan untuk
3. Bagaimana tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki CTT
massa?
2. Bagaimanakah keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago
29
CTT?
tingkat keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan
Borma.
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.
3. untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki
CTT
30
Penulisan laporan penelitian ini ialah untuk menemukan faktor apa saja yang
yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kuantitatif analitis
Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa
1. studi literatur
refrensi buku.
2. Observasi lapangan,
3. wawancara
Wawacara dilakukan dengan bu sri pedagang pasar tradisional dago serta bpk.
31
pendahuluan, teori dasar cap tanda tera alat ukur massa, analisis dampak cap tanda
tera pada alat ukur massa serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas
masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan
data pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan
disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan definisi cap
tanda tera alat ukur massa, jenis cap tanda tera alat ukur massa, ciri cap tanda tera
alat ukur massa, peran cap tanda tera alat ukur massa, cara kerja tanda tera alat
ukur massa, batas waktu cap tanda tera alat ukur massa, dampak keakuratan cap
tanda tera pada alat ukur massa. Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis
masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa dampak cap tanda
tera pada keakuratan alat ukur massa bagi masyarakat, luas ruang, regulasi ruang,
akademik dan pengaruh ruang terbuka hijau. Bab empat berisi tentang simpulan
dan saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan
Cap Tanda Tera, khususnya yang ada di daerah pasar Dago dan swalayan Borma.
32
LAMPIRAN C
DRAFT BAB II
BAB II
Suatu segel yang menyatakan bahwa suatu UTTP tersebut sah digunkan
atau tidak. Tujuan pemberian cap tanda tera dilakukan untuk memberikan
kepastian hukum pada setiap UTTP yang sudah dilakukan pengujian dan di tera
1. Tanda sah
Gambar 1. Arab, terdiri dari 3 (tiga) ukuran dengan jarak antara titik
sudut dengan sisi dihadapkan sudut masing-masing adalah 6 mm, 4 mm, dan 2
a. Sampai saat alat ukur dari gelas mengalami pecah, retak, atau rusak.
b. Selama 10 tahun 11 bulan untuk tanda sah pada meter kWh 1 phase dan 3
phase.
38
LAMPIRAN E
GAMBAR/FOTO KEGIATAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
`Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
LAMPIRAN F
RIWAYAT HIDUP
42
RIWAYAT HIDUP
43
RIWAYAT HIDUP