Anda di halaman 1dari 53

KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA

DIPASAR TRADISIONAL DAGO DAN


PASAR SWALAYAN BORMA YANG
TELAH MEMILIKI CTT

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2018-2019

oleh

Gayuh Tentri A018002


Laeli Sulis Hidayah A018004
Afrizal Ardiansyah A018022

PROGRAM D3 METROLOGI & INSTRUMENTASI


AKADEMI METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
2018
KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA
DIPASAR TRADISIONAL DAGO DAN
PASAR SWALAYAN BORMA YANG
TELAH MEMILIKI CTT

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2018-2019

oleh

Gayuh Tentri A018002


Laeli Sulis Hidayah A018004
Afrizal Ardiansyah A018022

PROGRAM D3 METROLOGI & INSTRUMENTASI


AKADEMI METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
2018
ABSTRAK
Penimbangan merupakan suatu kegiatan yang umum dilakukan dalam
kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang perdagangan. Proses
penimbangan dalam pelaksanaannya banyak menuai ketidakakuratan yang dalam
hal ini disebabkan karena pengaruh ada tidaknya CTT ( Cap Tanda Tera ) pada
neraca yang digunakan dalam kegiatan perdagangan, baik dipasar tradisional
maupun pasar swalayan. Sehingga dilakukanlah penelitian dengan harapan
masalah tersebut dapat mendapatkan solusi sehingga, tidak akan menimbulkan
suatu kerugian di kemudian hari. Penelitian yang berjudul keakuratan alat ukur
massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma yang telah memiliki
CTT ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kecurangan yang terjadi dalam aktivitas
jual beli akibat kurang akuratnya alat ukur massa yang digunakan oleh pedagang
karena belum memiliki cap tanda tera (CTT) sehingga penulis termotivasi untuk
melakukan penelitian ini. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa
sajakah yang melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur massa,
mengetahui keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma, dan menentukan tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah
memiliki CTT. Masalah utama penelitian ini adalah kurang akuratnya alat ukur
massa dalam proses jual beli baik dipasar tradisional maupun pasar swalayan.
Data diperoleh dari studi literatur, observasi lapangan dan wawancara. Data
tentang nilai keakuratan alat ukur massa tersebut kemudian
dianalisis/dibandingkan/diklasifikasikan. Dari hasil analisis tersebut penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan keakuratan alat ukur
massa di pasar tradisional dan pasar swalayan serta CTT mempengaruhi
keakuratan alat ukur tersebut.

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rido-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
yang berjudul keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisionl Dago dan
Pasar Swalayan Borma. Laporan penelitian ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Semester Ganjil Tahun Akademik
2018/2019 Program D3 Metrologi dan Instrumentasi Akademi Metrolgi dan
Instrumentasi Kementerian Perdagangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan alat ukur massa di


Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma, dan pengaruh CTT.
Laporan penelitian ini relatif baik karena pada laporan ini disajikan data –
data nyata sesuai apa yang telah disurvey dan analisis dari data tersebut.

Laporan penelitian ini belum sempurna karena waktu yang relatif singkat
dan tentunya laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Akan
tetapi, penulis tetap berharap mudah-mudahan laporan ini dapat
berrmanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua pembaca
laporan ini.

Laporan ini tidak akan terwujud tanpa dorongan, arahan, dan bantuan
semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Allah SWT
2. Bapak Dr. Asep Wawan Jatnika. M. Hum
3. Direktur Akademi Metrologi dan Instrumentasi
4. Kepala Program Studi Metrologi dan Instrumentasi
5. Staf Admin Akademi Metrologi dan Instrumentasi
6. Teman-Teman Akademi Metrologi dan Instrumentasi
iv
v
7. Bu Sri Pedagang Pasar Tradisional Dago
8. Pihak dari Pasar Tradisional Dago
9. Bapak Herman Pelayan Pasar Swalayan Borma
10. Pihak dari Pasar Swalayan Borma
Atas segala segala bantuannya. Semoga Tuhan YME mampu membalasnya.

Bandung, 18 Desember 2017


Penulis,
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rido-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
yang berjudul keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisionl Dago dan
Pasar Swalayan Borma. Laporan penelitian ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Semester Ganjil Tahun Akademik
2018/2019 Program D3 Metrologi dan Instrumentasi Akademi Metrolgi dan
Instrumentasi Kementerian Perdagangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan alat ukur massa di


Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma, dan pengaruh CTT.
Laporan penelitian ini relatif baik karena pada laporan ini disajikan data –
data nyata sesuai apa yang telah disurvey dan analisis dari data tersebut.

Laporan penelitian ini belum sempurna karena waktu yang relatif singkat
dan tentunya laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk
itu, penulis berharap pembaca dapat menyampaikan kritik dan sarannya
mengenai laporan penelitian ini. Akan tetapi, penulis tetap berharap mudah-
mudahan laporan ini dapat berrmanfaat khususnya bagi penulis, umumnya
bagi semua pembaca laporan ini.

Atas segala segala bantuannya, penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, 18 Desember 2017


Penulis,
vi
SANWACANA

Terima kasih penulis sampaikan kepada Allah SWT, Bapak Dr. Asep Wawan
Jatnika. M. Hum, Pihak dari Pasar Tradisional Dago, dan Pihak dari Pasar
Swalayan Borma.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. iii
PRAKATA ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
SANWACANA ................................................................................. vii
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1
1.1.1 Latar belakang masalah 1
1.1.2 Rumusan masalah 2
1.2 Ruang Lingkup Kajian 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 4
1.4.1 Metode 4
1.4.2 Teknik pengumpulan data 4
1.5 Sistematika Penulisan 4

BAB II TEORI DASAR KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA


2.1 Definisi Cap Tanda Tera (CTT) alat ukur massa 6
2.2 Jenis Cap Tanda Tera Alat Ukur 6
2.3 Ciri Cap Tanda Tera 8
2.4 Peran Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa 9
2.5 Cara Kerja Tera Ulang Untuk Memperoleh Cap Tanda Tera 9
2.6 Batas Waktu Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa 10
2.7 Dampak Keakuratan Cap Tanda Tera Pada Alat Ukur Massa 11

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN KEAKURATAN ALAT UKUR


MASSA PASAR TRADISIONAL DAGO DAN PASAR SWALAYAN
BORMA
3.1 Gambaran Umum Pasar Tradisonal Dago 12
3.2 Gambaran Umum Pasar Swalayan Borma 12
3.3 Letak Geografis Pasar Tradisional Dago 13
3.4 Letak Geografis Pasar Swalayan Dago 13
3.5 Jenis Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago 14
3.6 Jenis Alat Ukur Massa di Pasar Swalayan Borma 14
3.7 Faktor penyebab kurangnya tingkat keakuratan alat 14
ukur massa di Pasar Tradisional Dago
3.8 Faktor penyebab kurangnya tingkat keakuratan 14
alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma
3.9 Permasalahan penggunaan alat ukur massa dengan 15
cap tanda tera (CTT) di Pasar Tradisional Dago
xiii
3.10 Permasalahan penggunaan alat ukur massa dengan 15
cap tanda tera (CTT) di Pasar Swalayan Borma
3.11 Manfaat Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago 15
3.12 Manfaat Alat Ukur Massa di Pasar Swalayan Borma 16
3.13 Dampak Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar 16
Tradisional Dago
3.14 Dampak Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar 16
Swalayan Borma
3.15 Solusi untuk Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar 16
Tradisional Dago
3.16 Solusi untuk Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar 17
Tradisional Dago

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan 18
4.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20
INDEKS 21
LAMPIRAN 22
RIWAYAT HIDUP 41
ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1 TANDA SAH 6


2 TANDA BATAL 7
3 TANDA JAMINAN 7
4 TANDA DAERAH 8
5 TANDA PEGAWAI BERHAK 8
6 LETAK GEOGRAFIS PASAR TRADISIONAL DAGO 13
7 LETAK GEOGRAFIS PASAR SWALAYAN BORMA 13

x
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A LEMBAR KENDALI


B KERANGKA
C DRAF BAB I
D DRAF BAB II
E GAMBAR/FOTO KEGIATAN
F RIWAYAT HIDUP

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang masalah

Alat ukur massa banyak sekali dijumpai dalam aktivitas perdagangan baik

itu analog maupun digital dan pada pasar tradisional maupun pasar swalayan. Hal

tersebut yang mendasari pentingnya tingkat keakuratan alat ukur massa dalam

kegiatan jual beli. Tingkat keakuratan alat ukur massa merupakan salah satu

faktor terpenting dalam kegiatan jual beli, bukan hanya untuk konsumen atau

lebih tepatnya pembeli tetapi juga untuk penjual.

Dalam masa sekarang terdapat beragam alat ukur massa baik analog maupun

digital, yang mana dalam beberapa kasus alat – alat tersebut memiliki tingkat

keakuratan atau akurasi yang berbeda – beda, hal tersebut justru dikhawatirkan

akan dapat menimbulkan suatu kerugian dikemudian hari. Namun, pada

kenyataannya permasalahan tersebut sangatlah alot untuk mendapatkan tindak

lanjut. Adapun beberapa metode yang perlu digunakan untuk menanggulangi

permasalahan tersebutsalah satunya adalah dengan melakukan survey beberapa

sampel tempat yang dalam kasus ini di lakukan di Pasar Tradisional Dago dan

Pasar Swalayan Borma.

Dimana, setelah melakukan hal tersebut dilakukanlah perbandingan hasil dari

tingkat keakuratan yang diperoleh di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan

1
2

Borma. Tindakan selanjutnya dilakukanlah peninjauan terhadap faktor apa saja

yang mempengaruhi hal tersebut, sebagai contohnya adalah CTT atau Cap Tanda

Tera. Tidak hanya hal tersebut, penelitian mengenai keakuratan alat ukur massa di

Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma juga bertujuan untuk

mengetahui perbedaan tingkat keakuratan alat ukur massa yang ada di Pasar

Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma.

1.1.2 Rumusan masalah

1. Faktor yang melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur massa

2. Bagaimana keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisisonal Dago dan

Pasar Swalayan Borma

3. Bagaimana tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki CTT

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis

kemukakan adalah sebagai berikut.

1. Apa saja faktor yang melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur

massa?

2. Bagaimanakah keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago

dan Pasar Swalayan Borma ?

3. Bagaimanakah tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki

CTT?

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul persoalan yaitu bagaimanakah

tingkat keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan

Borma.
3

1.2 Ruang Lingkup Kajian

     Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.

1. Alat ukur ( definisi, jenis, cara kerja )

2. Massa ( definisi, jenis, cara kerja )

3. Alat ukur massa ( definisi, jenis, cara kerja )

4. CTT ( definisi, jenis, cara kerja )

5. Akurasi Hasil ( definisi, jenis, cara kerja )

6. Pasar Tradisional Dago ( gambaran, letak geografis )

7. Pasar Swalayan Borma ( gambaran, letak geografis )

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah

1.   untuk mengetahui faktor apa sajakah yang melatarbelakangi pentingnya

keakuratan alat ukur massa  

2.  untuk mengetahui keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan

Pasar Swalayan Borma

3.   untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki

CTT

Penulisan laporan penelitian ini ialah untuk menemukan faktor apasaja yang

melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur massa. Diharapkan tulisan ini

dapat memberikan solusi terkait banyaknya kecurangan yang terjadi di pasaran

akibat kurang akuratnya alat ukur massa yang digunakan.


4

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendesktipsikan data baik dari literatur

maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan metode yang

digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kuantitatif analitis dengan

pendekatan empiris dan rasional.

1.4.2 Teknik pengumpulan data

    Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa

1.  studi literatur

Studi literatur yang dilakukan adalah membaca/menganalisis/mengkaji dari

refrensi buku.

2.  Observasi lapangan,

Observasi lapangan dengan mengunjungi tempat sempel yaitu pasar tradisional

dago dan pasar modern borma.

3.  wawancara

Wawacara dilakukan dengan bu sri pedagang pasar tradisional dago serta bpk.

Herman sebagai pelayan penimbang barang di pasar modern borma.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu

pendahuluan, teori dasar cap tanda tera alat ukur massa, analisis dampak cap tanda
tera pada alat ukur massa serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas

mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan

masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan

data pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan

disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan definisi cap

tanda tera alat ukur massa, jenis cap tanda tera alat ukur massa, ciri cap tanda tera

alat ukur massa, peran cap tanda tera alat ukur massa, cara kerja tanda tera alat

ukur massa, batas waktu cap tanda tera alat ukur massa, dampak keakuratan cap

tanda tera pada alat ukur massa. Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis

masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa dampak cap tanda

tera pada keakuratan alat ukur massa bagi masyarakat, luas ruang, regulasi ruang,

pengelolaan ruang, kesesuaian fungsi ruang, pemanfaatan ruang, prilaku civitas

akademik dan pengaruh ruang terbuka hijau. Bab empat berisi tentang simpulan

dan saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan

Cap Tanda Tera, khususnya yang ada di daerah pasar Dago dan swalayan Borma.
BAB II

TEORI DASAR KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA

2.1 Definisi Cap Tanda Tera ( CTT ) alat ukur massa

Suatu segel yang menyatakan bahwa suatu UTTP tersebut sah digunkan

atau tidak. Tujuan pemberian cap tanda tera dilakukan untuk memberikan

kepastian hukum pada setiap UTTP yang sudah dilakukan pengujian dan di tera

atau di tera ulang.

2.2 Jenis Cap Tanda Tera Alat Ukur

Cap tanda tera terdiri dari lima macam, yaitu :

1. Tanda sah

Dibubuhkan/dipasang pada UTTP yang memenuhi

persyaratan teknik pada waktu di tera/ tera ulang.

Berbentuk segilima beraturan, didalamnya terdapat angka

Gambar 1. Arab, terdiri dari 3 (tiga) ukuran dengan jarak antara titik

sudut dengan sisi dihadapkan sudut masing-masing adalah 6 mm, 4 mm, dan 2

mm. Mempunyai masa berlaku :

a. Sampai saat alat ukur dari gelas mengalami pecah, retak, atau rusak.

b. Selama 10 tahun 11 bulan untuk tanda sah pada meter kWh 1 phase dan 3

phase.
c. Selama 6 tahun 11 bulan untuk tanda sah pada Tangki Ukur Apung dan Tangki

Ukur tetap.

d. Selama 5 tahun 11 bulan tanda sah pada Meter Gas Tekanan Rendah dan Meter

Air Rumah Tangga.

e. Selama 2 tahun 11 bulan tanda sah pada Meter Prover dan Bejana ukur yang

digunakan untuk menguji Meter Prover.

f. Selama 2 tahun 11 bulan tanda sah pada alat ukur permukaan cairan (level

gauge)

g. Selama 1 tahun 11 bulan tanda sah pada alat UTTP yang lainnya.

2. Tanda Batal

Dibubuhkan/dipasang pada alat UTTP yang dibatalkan

pada waktu ditera/tera ulang karena tidak memenuhi

persyaratan teknis yang ditetapkan. Berbentuk segitiga

sama sisi, didalamnya terdapat 13 (tiga belas) garis sejajar


Gambar 2.
yang tegak lurus pada salah satu sisinya. Terdiri dari 3 (tiga) ukuran garis tengah

masing-masing 6 mm, 4 mm, dan 2 mm. Mempunyai masa berlaku terhitung sejak

saat dibubuhkan dan/atau dipasang sampai dengan alat UTTP tersebut dinyatakan

dapat digunakan kembali dan diberi tanda sah.

3. Tanda Jaminan
Dibubuhkan/dipasang pada bagian-bagian tertentu dari UTTP yang sudah

disahkan,dimaksudkan untuk mencegah penukaran dan atau perubahan yang bisa

mempengaruhi penunjukannya. Berbentuk lingkaran, didalamnya terdapat tanda

bunga teratai berdaun 8 ( delapan) helai. Terdiri dari 4 (empat) ukuran dengan
Gambar 3.
garis tengah masing-masing 8 mm, 4 mm,dan 2 mm.

Mempunyai masa berlaku terhitung sejak dibubuhkan dan/atau dipasang sampai

dengan dinyatakan dicabut.

4. Tanda Daerah

Dibubuhkan/dipasang pada alat UTPP dengan maksud agar

dapat diketahui dimana peneraan dilakukan. Berbentuk

elips, didalamnya terdapat angka arab yang menunjukkan

kode laboratorium Direktorat dan unit Metrologi di daerah.


Gambar 4.
Terdiri dari 2 (dua) ukuran masing-masing dengan sumbu panjang 8 mm dan

sumbu pendek 6 mm serta sumbu panjang 4 mm dan sumbu pendek 3 mm.

Mempunyai masa berlaku terhitung sejak dibubuhkan dan/atau dipasang sampai

dinyatakan dicabut.

5. Tanda Pegawai Berhak

Dibubuhkan/dipasang

diketahui oleh siapa peneraan dilakukan. Berbentuk

lingkaran, didalamnya terdapat huruf latin yang

menunjukkan kode pegawai yang bersangkutan. Terdiri dari


Gambar 5.
3 (tiga) ukuran masing-masing dengan garis tengah 8 mm, 5mm, dan 4 mm.
Mempunyai masa berlaku terhitung sejak saat dibubuhkan dan atau dipasang

sampai dengan dinyatakan dicabut.

2.3 Ciri Cap Tanda Tera

(1)Tanda Tera dibubuhkan dan/atau dipasang pada alat UTTP yang ditera atau

ditera ulang.

(2)Terhadap UTTP yang bentuk dan konstruksinya tidak dimungkinkan dilakukan

pembubuhan dan/atau pemasangan Tanda Tera, Tanda Tera dibubuhkan pada lak

di atas surat keterangan tertulis.

(3)Tata cara pembubuhan Tanda Tera berpedoman pada Syarat Teknis UTTP.

(4) masa berlaku cap tanda tera sah yang wajib tera dan tera ulang. Dimana masa

berlaku cap tanda tera tersebut adalah selama 1 (satu) tahun, dan masa

pembubuhan cap tanda tera adalah 1 (satu) tahun 11 (sebelas) bulan.

2.4 Peran Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa

1.  Menjaga ketelusuran standar alat ukur baik di pasar tradisional ataupun

swalayan.

2.  Menjaga kuantitas alat ukur agar sesuai dengan takaran, agar tidak merugikan

baik pihak konsumen ataupun pelaku usaha.

3.  Mengetahui tingkat rutinitas pelaksanaan wajib tera ulang pada UTTP

metrologi setempat.

2.5 Cara Kerja Tera Ulang Untuk Memperoleh Cap Tanda Tera
(1) Pembubuhan Tanda Tera dilakukan dengan menggunakan Cap Tanda Tera.

(2) Cap Tanda Tera terbuat dari bahan logam yang spesifik sesuai dengan

     peruntukkannya, dan terdiri dari:

a.Sah Logam disingkat SL untuk membubuhkan Tanda Sah pada logam;

b.Sah Kayu disingkat SK untuk membubuhkan Tanda Sah pada kayu;

10

c.Sah Plombir disingkat SP untuk membubuhkan Tanda Sah pada timah

plombir;

d.Batal Logam disingkat B untuk membubuhkan Tanda Batal pada logam dan

kayu;

e.Jaminan Logam disingkat J untuk membubuhkan Tanda Jaminan pada

logam;

f.Jaminan Plombir disingkat JP untuk membubuhkan Tanda Jaminan pada

timah plombir;

g.Daerah Logam disingkat D untuk membubuhkan Tanda Daerah pada

logam;

h.Pegawai Berhak Logam disingkat H untuk membubuhkan Tanda Pegawai

Berhak pada logam; dan

i.Pegawai Berhak Plombir disingkat HP untuk membubuhkan Tanda Pegawai

Berhak pada timah plombir.

(3) Perancangan desain Cap Tanda Tera dan penentuan spesifikasi bahan Cap

Tanda Tera dilakukan oleh Tim Perancang Cap Tanda Tera.

(4) Tim Perancang Cap Tanda Tera ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
(5) Desain Cap Tanda Tera dan spesifikasi bahan Cap Tanda Tera merupakan

dokumen yang bersifat rahasia.

2.6 Batas Waktu Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa

1. Jangka waktu berlakunya Tanda Sah sejak pembubuhan dan/atau pemasangan

sampai dengan Tanda Sah rusak.

11

2. Jangka waktu berlakunya Tanda Batal terhitung sejak pembubuhan Tanda Batal

sampai dengan UTTP memenuhi syarat teknis dan dibubuhi Tanda Sah.

3. Jangka waktu berlakunya Tanda Jaminan, Tanda Daerah, dan Tanda Pegawai

Berhak terhitung sejak pembubuhan atau pemasangan sampai dengan Tanda

Jaminan, Tanda Daerah, dan Tanda Pegawai Berhak rusak.

2.7 Dampak Keakuratan Cap Tanda Tera Pada Alat Ukur Massa

1.  Membantu masyarakat khususnya pelaku usaha / pedagang dalam hal

mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap pelaku usaha / pedagang dalam

penggunaan alat ukur massa yang sesuai dengan standar yang ada.

2.  Menjamin kebenaran dan akurasi pada alat ukur massa, agar tidak melebihi

batas kesalahan toleransi pada alat.

3.  Menaikkan kredibilitas pasar tradisional dan industri kecil dan menengah,

memastikan alat ukur takar timbangan dan perlengkapannya dalam kondisi sah.
BAB III

ANALISIS PERBANDINGAN KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA

PASAR TRADISIONAL DAGO DAN PASAR SWALAYAN BORMA

3.1 Gambaran Umum Pasar Tradisional Dago

Pasar Tradisional Dago berada di perempatan jalan Ir.H.Djuanda dengan jalan

Dipatiukur. Proyek ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung bekerjasama

dengan swasta, yaitu Bank BRI. Hasil analisa tapak menunjukkan bahwa kawasan

Pasar Simpang Dago dapat diakses dari berbagai sisi melalui jalur pejalan kaki.

Hal ini menjadikan kawasan ini permeabel. Akses kendaraan hanya dibatasi di

bagian belakang kawasan. Massa disusun membentuk enclosure dan berorientasi

ke dalam (plaza atau ruang temporer). Ruang temporer ini digunakan sebagai area

pasar pagi dan area jajanan pada malam hari. Berdasarkan aturan lahan, bangunan

di kawasan ini akan memilki ketinggian dua hingga tiga lantai.


3.2 Gambaran umum Pasar Swalayan Borma

PT. Harja Guna Tama Lestari (BORMA DAKOTA) merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan atau retail. Berdiri sejak tanggal

15 Desember 1995. Dengan luas lahan 528 meter persegi, dengan nama atau merk

toko yaitu Borma yang merupakan kepanjangan dari Borobudur market. Borma

terletak di Jln. Dakota Raya No.109 Bandung.

12

13

3.3 Letak Geografis Pasar Tradisional dago

Gambar 6.

Alamat:

Jl. Ir. Haji Juanda No.181, Lebakgede, Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat

3.4 Letak Geografis Pasar Swalayan Borma


Gambar 7.

Jl. Ir. H.Djuanda No.348, Dago, Coblong

Kota Bandung, Jawa Barat 40135

14

3.5 Jenis alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago


Alat ukur massa yang digunakan di Pasar Tradiional Dago antara lain :
1. Timbangan bebek ( timbangan analog)
2. Timbangan elektronik (timbangan digital)
3. Timbangan pegas

3.6 Jenis alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma


Alat ukur massa yang digunakan di Pasar Swalayan Borma antara lain :
1. Timbangan elektronik ( timbangan digital)

3.7 Faktor penyebab kurangnya tingkat keakuratan alatu ukur massa di


Pasar Tradisional Dago
Tingkat keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. Alat ukur massa telah melalui proses peneraan yang di buktikan dengan
ada atau tidaknya cap tanda tera (CTT) pada alat ukur massa.
2. Ketidaksesuaian penyimpanan alat ukur massa (misalnya, kemiringan alas
yang digunakan untuk meletakan atau menyimpan alat ukur massa)
3. Penggunaan alat ukur massa yang tidak sesuai prosedur penggunaan.
4. Pembacaan kesetimbangan yang tidak sesuai.

3.8 Faktor penyebab kurangnya tingkat keakuratan alatu ukur massa di


Pasar Swalayan Borma
Tingkat keakuratan alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. Alat ukur massa telah melalui proses peneraan yang di buktikan dengan
ada atau tidaknya cap tanda tera (CTT) pada alat ukur massa.
2. Ketidaksesuaian penyimpanan alat ukur massa (misalnya, kemiringan alas
yang digunakan untuk meletakan atau menyimpan alat ukur massa)
3. Penggunaan alat ukur massa yang tidak sesuai prosedur penggunaan.
4. Pembacaan kesetimbangan yang tidak sesuai.

15

3.9 Permasalahan penggunaan alat ukur massa dengan cap tanda tera (CTT)
di Pasar Tradisional Dago
Dari penelitian yang telah dilakukan di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma tercatat bahwa di Pasar Tradisional Dago, masih terdapat
beberapa pedagang yang melakukan kegiatan jual beli dengan menggunakan alat
ukur massa yang tidak memiliki cap tanda tera (CTT) dan terdapat beberapa
pedagang yang melakukan kegiatan jual beli dengan menggunakan alat ukur
massa yang telah bercap tanda tera (CTT), namun cap tanda tera (CTT) tersebut
sudah tidak jelas tanda teranya. Selain itu, banyak pedagang yang kurang
mengetahui prosedur penggunaan alat ukur massa secara tepat. Misalnya, tempat
meletakan alat ukur massa yang miring atau tidak rata, penggunaan alat ukur
massa yang tidak dinolkan terlebih dahulu, dan pembacaan kesetimbangan yang
tidak sesuai. Hal tersebut perlu dikordinasikan dengan unit metrologi setempat
yang bertanggung jawab atas kegiatan pengukuran khususnya tera dan tera ulang.

3.10 Permasalahan penggunaan alat ukur massa dengan cap tanda tera
(CTT) di Pasar Swalayan Borma
Dari penelitian yang telah dilakukan di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma tercatat bahwa di Pasar Swalayan Borma, penggunaan alat ukur
massanya terbilang sudah cukup baik, seperti dapat diketahui bahwa alat ukur
massa yang terdapat di Pasar Swalayan Borma telah melalui proses peneraan yang
dibuktikan dengan adanya cap tanda tera (CTT) yang sah. Adapun hal – hal yang
perlu lebih diperhatikan adalah penempatan alat ukur massa pada alas atau bidang
yang tidak miring, penggunaan alat ukur massa yang seharusnya dinolkan terlebih
dahulu dan kesesuaian pembacaan kesetimbangan.

3.11 Manfaat alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago


Manfaat masing - masing alat ukur massa yang digunakan di Pasar Tradisional
Dago antara lain :
1. Timbangan bebek ( timbangan analog atau timbangan duduk) : pada
umumnya digunakan untuk menimbanga barang - barang dagangan yaitu
kebanyakan untuk bahan makanan.
2. Timbangan elektronik (timbangan digital ) : digunakan untuk menimbang
barang - barang dagangan dan ada pula jenis timbangan elektronik lain
yaitu timbangan emas, yang biasanya digunakan di toko - toko emas.
3. Timbangan Pegas : biasanya digunakan untuk menimbang massa dari buah
- buahan dan daging yang dijual.

16

3.12 Manfaat alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma


Manfaat masing - masing alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma antara lain :
1. Timbangan elektronik ( timbangan digital ) : digunakan ntuk menimbang
bahan - bahan pokok khususnya bahan makanan

3.13 Dampak keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago


Keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago menyebabkan
meningkatnya tingkat jual beli yang terjadi pada pedagang dengan tingkat
keakuratan alat ukur massanya tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
pembeli yang datang pada pedagang tersebut, yang sekaligus membuktikan
bahwa tingkat keakuratan alat ukur massa mempengaruhi tingkat kepercayaan
konsumen dengan arti lain yaitu pembeli. Namun hal sebaliknya terjadi pada
pedagang yang menggunakan alat ukur massa kurang akurat.

3.14 Dampak Keakuratan alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma


Keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago menyebabkan
meningkatnya tingkat jual beli yang terjadi di toko dengan tingkat keakuratan alat
ukur massanya tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembeli yang
datang ketoko tersebut, yang sekaligus membuktikan bahwa tingkat keakuratan
alat ukur massa mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen dengan arti lain
yaitu
pembeli.Namun hal sebaliknya terjadi pada toko yang menggunakan alat ukur
massa kurang akurat.

3.15 Solusi untuk keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago
Selain membawa dampak positif keakuratan alat ukur massa juga mambawa
dampak negatif bagi pada penjual yang menggunakan alat ukur massa dengan
tingkat akurasi yang kurang. Kurang akuratnya alat ukur massa tersebut terjadi
karena berbagai faktor yang mesti dibenahi. Adapun solusi dari permasalahan
tersebut yaitu, pedagang harus mengetahui prosedur penggunaan alat ukur massa
yang tepat, melakukan penyesuaian dengan alat ukur standar sehingga memiliki
cap tanda tera (CTT) yang sah, melakukan pemeriksaan terhadap cap tanda tera
(CTT) sesuai tenggang waktu yang telah ditetapkan dan bagi badab atau instansi
terkait harus lebih meningkatkan pengawasan dipasar serta melakukan
pemeriksaan secra
rutin.

17

3.16 Solusi untuk keakuratan alat ukur massa di Pasar Swalayan Borma
Selain membawa dampak positif keakuratan alat ukur massa juga mambawa
dampak negatif bagi pada penjual yang menggunakan alat ukur massa dengan
tingkat akurasi yang kurang. Kurang akuratnya alat ukur massa tersebut terjadi
karena berbagai faktor yang mesti dibenahi. Adapun solusi dari permasalahan
tersebut yaitu, pedagang harus mengetahui prosedur penggunaan alat ukur massa
yang tepat, melakukan penyesuaian dengan alat ukur standar sehingga memiliki
cap tanda tera (CTT) yang sah, melakukan pemeriksaan terhadap cap tanda tera
(CTT) sesuai tenggang waktu yang telah ditetapkan dan bagi badab atau instansi
terkait harus lebih meningkatkan pengawasan dipasar serta melakukan
pemeriksaan secra rutin.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab tiga dapat disimpulkan hal-hal berikut.

1.Faktor yang melatarbelakangi keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional

Dago dan Pasar Swalayan Borma yakni keteraturan melakukan tera ulang bagi

perseorangan/badan yang melakukan kegiatan jual beli agar alat ukur massa yang

digunakan memiliki tingkat kepekaan (sensitivitas) yang sesuai untuk mendeteksi

takaran dengan tepat serta terbukti dengan cap tanda tera sesuai pada masa

berlakunya yang diterbitkan oleh Unit Metrologi Legal Daerah.


2. Peranan alat ukur massa untuk membantu menakar dalam kegiatan jual beli di

pasar tradisional atau swalayan guna menjamin perlindungan kepada konsumen

secara riil dan cap tanda tera berperan untuk melindungi masyarakat dalam

perdagangan dan membentuk pola kegiatan jual beli yang tertib pengukuran.

3. Perkembangan pada adanya cap tanda tera saat ini mempengaruhi tingkat

kepercayaan masyarakat sebagai konsumen untuk memilih pelaku usaha yang

memiliki alat ukur massa yang sesuai dengan prosedur yang ada seperti

timbangan analog, timbangan elektronik ,dan timbangan pegas dengan nilai skala

terkecil berbeda sehingga penggunaan nya disesuaikan dengan kebutuhan pelaku

usaha untuk mempermudah masyarakat mengetahui jumlah takaran dan mampu

dibuktikan kevalidannya.

18

19

4.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan di atas, penulis sarankan agar penggunaan alat ukur

massa yang memiliki cap tanda tera meningkatkan tingkat keakuratan pada alat

ukur dengan cara :

1. Melakukan pengawasan secara preventif dan represif terhadap kegiatan yang

dilakukan oleh pelaku usaha sebelum atau saat dijalankannya kegiatan

perdagangan.

2. Meningkatkan penyuluhan tentang kemetrologian serta pentingnya tera ulang

pada alat ukur untuk ketepatan pengukuran kepada masyarakat luas.


3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia berbasis kemetrologian yang

baik untuk menjamin pelaksanaan kegiatan jual beli yang mampu melindungi hak

konsumen.

4. Memberikan sanksi/tindakan secara hukum yang pasti dan tertera pada

peraturan perundang-undangan bagi pelaku usaha ataupun instansi yang tidak

melakukan tera ulang serta tidak memiliki cap tanda tera yang telah tersertifikasi

oleh UTTP daerah agar menimbulkan efek jera bagi pelaku yang melanggar.
DAFTAR PUSTAKA

Howart Preben, Fiona Redgrave. 2005. Metrology in Short, second edition

terjemahan. Jakarta : Puslit KIM-LIPI

Isnaini, Pudjo Yuwone. 2010. Kalibrasi Besaran Massa Pada Timbangan Analitis

di Labolatorium Uji dan BBKB. Yogyakarta : Dinamika Kerajinan dan

Batik

Lesu Markus. 2014. Peranan Pengamat Tera Dalam Meningkatkan Pengawasan

Cap Tanda Tera (CTT) Pada Timbangan Non Otomatis di Kabupaten

Belu. Bandung : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kemetrologian.

Pangestu Mari Elka. 2009. Tanda Tera. https://ngada.org/bn392-2009.htm diakses

pada Minggu, 18 November 2009 pukul 10.32 WIB

Purwanggono Bambang,dkk. 2009. Pengantar Standarisasi. Jakarta : Badan

Standarisasi Nasional

20
INDEKS

Analitis 8

Enclosure 21

Gauge 15

Level 15

Phase 15
Plaza 21
Plombir 18
Preventif 27

Represif 27
Retail 21
Riil 26

Sensitivitas 26

Temporer 21
Tera 9,11,12,24,25

Valid 26

21
LAMPIRAN
23
LAMPIRAN A

LEMBAR KENDALI

KELOMPOK : 12
Anggota 1. Gayuh Tentri (A018002)
2. Laeli Sulis Hidayah (A018004)
3. Afrizal Ardiansyah (A018022)

TOPIK : Alat Ukur Massa


TEMA : Keakuratan Alat ukur massa
JUDUL : Keakuratan Alat Ukur Massa Di Pasar Tradisional Dago Dengan
Alat Ukur Massa Di Pasar Swalayan Borma Yang Telah Memiliki CTT

RUMUSAN MASALAH :
1. Faktor yang Melatarbelakangi Pentingnya Keakuratan Alat Ukur Massa
2. Bagaimana Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar
Swalayan Borma
3. Bagaimana Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa yang Telah Memiliki CTT

TUJUAN PENULISAN :
1. Mengetahui Faktor apa sajakah yang Melatarbelakangi Pentingnya Keakuratan
Alat Ukur Massa
2. Mengetahui Keakuratan yang Dimiliki Masing-Masing Alat Ukur Massa di
Pasar Tradisoonal Dago dan Pasar Swalayan Borma.
3. Menentukan Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa yang Telah Memiliki CTT

ASPEK YANG AKAN DIKAJI :


1. Alat Ukur ( Definisi, Jenis, Cara Kerja)
2. Massa ( Definisi, Jenis, Cara Kerja)
3. Alat Ukur Massa ( Definisi, Jenis, Cara Kerja)
4. CTT ( Definisi, Jenis, Cara Kerja)
5. Akurasi Hasil ( Definisi, Jenis, Cara Kerja)
6. Pasar Tradisional Dago ( Gambara, Letak geografis)
7. Pasar Swalayan Borma ( Gambaran, Letak Geografis)

24
DAFTAR PERTANYAAN :
1. Faktor Apa Sajakah yang Mempengaruhi Pentingnya Tingkat Keakuratan Alat
Ukur Massa ?
2. Bagaimana Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa Dari Survey yang Telah
Dilakukan ?
3. Apakah CTT Mempengaruhi Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa?
4. Seberapa Besar Perbedaan Tingkat Keakuratan Alat Ukur Massa yang Didapat
Dari Survey ?
5. Hal Apa Saja yang Perlu Dilakukan Agar Tingkat Keakuratan Alat Ukur massa
Di Pasar Tradisonal Dago dan Pasar Swalayan Borma Dapat Meningkat?

25
LAMPIRAN B

KERANGKA

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.2 Rumusan Masalah
1.2 Ruang Lingkup Kajian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
1.5 Sistematika Penulisan

BAB II : TEORI DASAR KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA


2.1 Definisi Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa
2.2 Jenis Cap Tanda Tera Alat Ukur
2.3 Ciri cap Tanda Tera
2.4 Peran Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa
2.5 Cara Kerja Tera Ulang Untuk Memperoleh Cap tanda Tera
2.6 Batas Waktu Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa
2.7 Dampak Cap Tanda Tera Alat Ukur Massa

BAB III : ANALISIS PERBANDINGAN KEAKURATAN ALAT UKUR


MASSA PASAR TRADISIONAL DAGO DAN PASAR SWALAYAN BORMA
3.1 Gambaran Umum Pasar Tradisional Dago
3.2 Gambaran Umum Pasar Swalayan Borma
3.3 Letak Geografis Pasar Tradisional Dago
3.4 Letak Geografis Pasar Swalayan Borma
3.5 Kepengurusan di Pasar Tradisional Dago
3.6 Kepengurusan di Pasar Swalayan Borma
3.7 Sarana di Pasar Tradisional Dago
3.8 Sarana di Pasar Swalayan Borma
3.9 Jenis Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago
3.10 Jenis Alat Ukur Massa di Pasar Swalayan Borma
3.11 Manfaat Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago
3.12 Manfaat Alat Ukur Massa di Pasar Swalayan Borma
3.13 Dampak Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar Tradisional Dago
3.14 Dampak Keakuratan Alat Ukur Massa di Pasar Swalayan Borma
3.15 Solusi Untuk Keakuratan Alat Ukur Massa Di Pasar Tradisional Dago
3.16 Solusi Untuk Keakuratan Alat Ukur Massa Di Pasar Swalayan Borma
26
BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

27
LAMPIRAN C

DRAFT BAB 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1        Latar belakang masalah

Alat ukur massa banyak sekali dijumpai dalam aktivitas

perdagangan baik itu analog maupun digital dan pada pasar tradisional

maupun pasar swalayan. Hal tersebut yang mendasari pentingnya tingkat

keakuratan alat ukur massa dalam kegiatan jual beli. Tingkat keakuratan

alat ukur massa merupakan salah satu faktor terpenting dalam kegiatan

jual beli, bukan hanya untuk konsumen atau lebih tepatnya pembeli tetapi

juga untuk penjual.

Dalam masa sekarang terdapat beragam alat ukur massa baik

analog maupun digital, yang mana dalam beberapa kasus alat – alat

tersebut memiliki tingkat keakuratan atau akurasi yang berbeda – beda, hal

tersebut justru dikhawatirkan akan dapat menimbulkan suatu kerugian

dikemudian hari. Namun, pada kenyataannya permasalahan tersebut

sangatlah alot untuk mendapatkan tindak lanjut. Adapun beberapa metode

yang perlu digunakan untuk menanggulangi permasalahan tersebutsalah

satunya
28

adalah dengan melakukan survey beberapa sampel tempat yang dalam

kasus ini di lakukan di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan

Borma.

Dimana, setelah melakukan hal tersebut dilakukanlah

perbandingan hasil dari tingkat keakuratan yang diperoleh di Pasar

Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma. Tindakan selanjutnya

dilakukanlah peninjauan terhadap faktor apa saja yang mempengaruhi hal

tersebut, sebagai contohnya adalah CTT atau Cap Tanda Tera. Tidak

hanya hal tersebut, penelitian mengenai keakuratan alat ukur massa di

Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma juga bertujuan untuk

mengetahui perbedaan tingkat keakuratan alat ukur massa yang ada di

Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan Borma.

1.1.2 Rumusan masalah

        1. Faktor yang melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur massa

2. Bagaimana keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisisonal Dago dan

Pasar Swalayan Borma

3. Bagaimana tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki CTT

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis

kemukakan adalah sebagai berikut.

1. Apa saja faktor yang melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur

massa?
2. Bagaimanakah keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago

dan Pasar Swalayan Borma ?

29

3. Bagaimanakah tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki

CTT?

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul persoalan yaitu bagaimanakah

tingkat keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan Pasar Swalayan

Borma.

1.2 Ruang Lingkup Kajian

     Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.

1. Alat ukur ( definisi, jenis, cara kerja )

2. Massa ( definisi, jenis, cara kerja )

3. Alat ukur massa ( definisi, jenis, cara kerja )

4. CTT ( definisi, jenis, cara kerja )

5. Akurasi Hasil ( definisi, jenis, cara kerja )

6. Pasar Tradisional Dago ( gambaran, letak geografis )

7. Pasar Swalayan Borma ( gambaran, letak geografis )

1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah

1.   untuk mengetahui faktor apa sajakah yang melatarbelakangi pentingnya

keakuratan alat ukur massa  


2.  untuk mengetahui keakuratan alat ukur massa di Pasar Tradisional Dago dan

Pasar Swalayan Borma

3.   untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur massa yang telah memiliki

CTT

30

Penulisan laporan penelitian ini ialah untuk menemukan faktor apa saja yang

melatarbelakangi pentingnya keakuratan alat ukur massa. Diharapkan tulisan ini

dapat memberikan solusi terkait banyaknya kecurangan yang terjadi di pasaran

akibat kurang akuratnya alat ukur massa yang digunakan.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendesktipsikan data baik dari

literatur maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan metode

yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kuantitatif analitis

dengan pendekatan empiris dan rasional.

1.4.2 Teknik pengumpulan data

    Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa

1.  studi literatur

Studi literatur yang dilakukan adalah membaca/menganalisis/mengkaji dari

refrensi buku.

2.  Observasi lapangan,

Observasi lapangan dengan mengunjungi tempat sempel yaitu pasar tradisional

dago dan pasar modern borma.

3.  wawancara
Wawacara dilakukan dengan bu sri pedagang pasar tradisional dago serta bpk.

Herman sebagai pelayan penimbang barang di pasar modern borma.

31

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu

pendahuluan, teori dasar cap tanda tera alat ukur massa, analisis dampak cap tanda

tera pada alat ukur massa serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas

mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan

masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan

data pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan

disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan definisi cap

tanda tera alat ukur massa, jenis cap tanda tera alat ukur massa, ciri cap tanda tera

alat ukur massa, peran cap tanda tera alat ukur massa, cara kerja tanda tera alat

ukur massa, batas waktu cap tanda tera alat ukur massa, dampak keakuratan cap

tanda tera pada alat ukur massa. Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis

masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa dampak cap tanda

tera pada keakuratan alat ukur massa bagi masyarakat, luas ruang, regulasi ruang,

pengelolaan ruang, kesesuaian fungsi ruang, pemanfaatan ruang, prilaku civitas

akademik dan pengaruh ruang terbuka hijau. Bab empat berisi tentang simpulan

dan saran dari penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan

Cap Tanda Tera, khususnya yang ada di daerah pasar Dago dan swalayan Borma.
32

LAMPIRAN C

DRAFT BAB II

BAB II

TEORI DASAR KEAKURATAN ALAT UKUR MASSA

2.1 Definisi Cap Tanda Tera ( CTT ) alat ukur massa

Suatu segel yang menyatakan bahwa suatu UTTP tersebut sah digunkan

atau tidak. Tujuan pemberian cap tanda tera dilakukan untuk memberikan

kepastian hukum pada setiap UTTP yang sudah dilakukan pengujian dan di tera

atau di tera ulang.

2.2 Jenis Cap Tanda Tera Alat Ukur

Cap tanda tera terdiri dari lima macam, yaitu :

1. Tanda sah

Dibubuhkan/dipasang pada UTTP yang memenuhi

persyaratan teknik pada waktu di tera/ tera ulang.

Berbentuk segilima beraturan, didalamnya terdapat angka

Gambar 1. Arab, terdiri dari 3 (tiga) ukuran dengan jarak antara titik
sudut dengan sisi dihadapkan sudut masing-masing adalah 6 mm, 4 mm, dan 2

mm. Mempunyai masa berlaku :

a. Sampai saat alat ukur dari gelas mengalami pecah, retak, atau rusak.

b. Selama 10 tahun 11 bulan untuk tanda sah pada meter kWh 1 phase dan 3

phase.

38

LAMPIRAN E

GAMBAR/FOTO KEGIATAN

Gambar 1

Macam – macam Cap Tanda Tera

Gambar 2

Pasar Swalayan Borma Dago


39

Gambar 3

Pasar Tradisional Dago

`Gambar 4

Timbangan Analog di Pasar Tradisional Dago


40

Gambar 5

Timbangan Elektronik di Pasar Tradisional Dago

Gambar 6

Sampel telur yang di beli di Pasar Swalayan Borma Dago


41

LAMPIRAN F

RIWAYAT HIDUP

Gayuh Tentri dengan nama panggilan Tentri


dilahirkan di Banyumas, 01 Maret 2000. Tahun 2006 penulis
memulai pendidikannya di SD Negeri 2 Canduk. Tahun 2012
penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 2 Canduk.
Kemudian tahun 2015 penulis menyelesaikan pendidikannya
di SMP Negeri 1 Wangon. Dan pada tahun 2018 penulis
menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 2 Purwokerto
dan saat ini penulis merupakan Mahasiswa program D3
Metrologi dan Instrumentasi di Akademi Metrologi dan
Instrumentasi Kementerian Perdagangan. Pengalaman berorganisasi penulis
diantaranya, sebagai Ketua Kelompok Latihan Ekstrakulikuler Pencak Silat
Merpati Putih SMA Negeri 2 Purwokerto, anggota paduan suara Metrology
Instrumentation Choir dan anggota aktif Himpunan Mahasiswa Metrologi
Instrumentasi di Akademi Metrologi dan Instrumentasi.
Prestasi yang pernah didapat oleh penulis diantaranya, Juara 8 Olimpiade
Matematika Tingkat Kecamatan tahun 2009, Juara 2 Lomba Cerdas Cermat
(LCC) tingkat kecamatan tahun 2010, Juara 2 Lomba Kaligrafi (MAPSI) tahun
2011, Juara 3 POPDA Pencak Silat Kelas A Putri tahun 2016, Juara 2 Kejuaraan
Antar Kolat (KEJURLAT) Merpati Putih Kelas A Putri tahun 2016, dan Juara 2
Kejuaraan Antar Kolat (KEJURLAT) Merpati Putih Kelas A Putri tahun 2017.

42
RIWAYAT HIDUP

Laeli Sulis Hidayah dengan nama panggilan Sulis


lahir di Cilacap, 30 Oktober 2000 dari pasangan suami istri
Bapak Salidi Hadi Abdulrahman dan Ibu Rubiyangatini.
Penulis adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Penulis memulai
pendidikan pada tahun 2006 di SD Negeri 01 Kesugihan dan
menyelesaikan pendidikan tahun 2012. Kemudian tahun 2012
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Maos dan
menyelesaikan pendidikan tahun 2015.Pada tahun 2015
penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sampang Cilacap dan
menyelesaikan pendidikan tahun 2018. Saat ini penulis adalah Mahasiswa
program D3 Metrologi dan Instrumentasi di Akademi Metrologi dan
Instrumentasi Kementerian Perdagangan.
Pengalaman organisasi penulis diantaranya, anggota Sie Kebugaran
Jasmani OSIS SMA Negeri 1 Sampang tahun 2015-2016, anggota Saka Bakti
Husada Kwaran Sampang tahun 2016, anggota Olimpiade Kebumian SMA Negeri
1 Sampang tahun 2015-2018, Bendahara 1 OSIS SMA Negeri 1 Sampang 2016-
2017, anggota Karya Tulis Ilmiah SMA Negeri 1 Sampang tahun 2017-2018,
anggota paduan suara Metrology Instrumentation Choir, dan anggota aktif
Himpunan Metrologi dan Instrumentasi di Akademi Metrologi dan Instrumentasi.
Prestasi yang pernah didapat oleh penulis diantaranya, Favorite Poster Oimpiade
Geografi Nasional tahun 2017, 10 Essay Terbaik Olimpiade
Geografi Nasional tahun 2017, peringkat 7 Olimpiade Sains
Kabupaten bidang Kebumian tahun 2017, Finalis Olimpiade
Sains Provinsi Jawa Tengah bidang Kebumian tahun 2017,
Juara 3 Essay National Safety Competition tingkat nasional
tahun 2017, Favorite Poster Olimpiade Geografi Nasional tahun
2018, 10 Essay Terbaik Olimpiade Geografi Nasional tahun
2018.

43

RIWAYAT HIDUP

Afrizal Ardiansyah dengan nama panggilan Afrizal lahir di Nganjuk pada


tanggal 05 Juli 1998 dari pasangan suami istri Bapak Heru Purnomo dan Ibu Rini
Tri Utami. Penulis adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis berasal dari
Nganjuk, Jawa Timur. Penulis memulai pendidikanya di SD Negeri Panyaman 3
dan menyelesaikan pendidikan dasarnya pada tahun 2011. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan pada tahun 2011 di SMP Negeri 1 Nganjuk dan
menyelesaikan pendidikan menengah pertama pada tahun 2015. Pada tahun 2015
penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Nganjuk. Dan pada tahun 2018
penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Nganjuk dan kini penulis
merupakan Mahasiswa program D3 Metrologi dan Instrumentasi di Akademi
Metrologi dan Instrumentasi Kementerian Perdagangan.

Pengalaman organisasi penulis diantaranya, anggota Palang Merah Remaja


SMP tahun 2011-2014, anggota Forum Perlindungan Anak tahun 2014-2017,
anggota Pasukan Pengibar Bendera tahun 2014-2017, anggota paduan suara
Metrology Instrumentation Choir tahun 2018 dan anggota aktif Himpunan
Mahasiswa Metrologi dan Instrumentasi tahun 2018-sekarang. Prestasi yang
pernah didapat oleh penulis diantaranya, Juara Harapan 3 Olimpiade Sains Kimia
tahun 2016, peringkat 10 besar Sains Sosial Olimpiade tingkat Nasional tahun
2016, dan menjadi Duta Anak Nganjuk tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai