Anda di halaman 1dari 52

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA SMPN 2 TAROGONG KIDUL GARUT

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan dalam Seminar Usulan Penelitian yang akan digunakan dalam


Penyusunan Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

Disusun Oleh :

ISMAIL MAULANA IBRAHIM


NIM. KHGC 18084

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARSA HUSADA GARUT
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal dengan

judul Hubungan Perilaku Merokok dengan Prestasi Belajar Siswa di SMPN 2

Tarogong Kidul Garut Tahun 2022. Dalam proses penyusunan proposal ini tidak

lepas dari pihak-pihak lain yang telah membantu baik moril maupun materil dan

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada :

1. Dr. H. Hadiat, M.A, selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada Insani

Garut.

2. H.D Saepudin, S.Sos., M.Kes, selaku Ketua Pengurus Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

3. H. Engkus Kusnadi, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua STIKes Karsa Husada

Garut.

4. Iin Patimah, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan.

5. Andri Nugraha, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku pembimbing utama yang telah

memberikan waktunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan

pengertian, memberikan masukan-masukan yang baik, serta motivasi dalam

penyusunan proposal penelitian ini.

ii
6. H. Zahara Farhan, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku pembimbing pendamping

yang telah memberikan waktu untuk membimbing, meluangkan waktunya,

memberikan arahan, masukan serta motivasi dalam penyusunan proposal ini.

7. Kepada seluruh staf dosen dan karyawan STIKes Karsa Husada Garut yang

telah memberikan ilmu dan bimbingannya.

8. Orang tua dan keluarga besar tercinta yang telah sabar dan penuh kasih

sayang memberikan dorongan serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan

proposal penelitian ini.

9. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang

telah memberikan motivasi kepada penulis menyelesaikan studi di STIKes

Karsa Husada Garut.

Semoga Allah SWT memberkahi dan membalas semua kebaikan yang

telah diberikan. Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu ide,

gagasan, kritik serta saran sangat penulis harapkan.

Garut, Juni 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR BAGAN............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 9
1.3 Tujuan Penelitian 9
1.3.1 Tujuan Umum 9
1.3.2 Tujuan Khusus 9
1.4 Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN


DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 5
2.1.1 Konsep Dasar Merokok............................................................................. 5
2.1.2 Konsep Dasar Prestasi Belajar ................................................................ 12
2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian..................................................................... 22
2.3. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 23
3.2 Variabel Penelitian ....................................................................................... 23
3.3 Definisi Operasional .................................................................................... 23
3.4 Populasi dan sampel ..................................................................................... 24
3.4.1 Populasi .................................................................................................. 24
3.4.2 Sampel.................................................................................................... 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian .......................................................... 24
3.6 Instrumen penelitian ..................................................................................... 25
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................................... 26
3.8 Langkah-langkah Penelitian......................................................................... 27
3.9 Pengelolaan Data dan Teknik Analisa Data................................................. 29
3.10 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 31

iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ................................................................................23

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 22

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Usulan Topik Penelitian

Lampiran 2 Surat Pengantar Ijin Studi Pendahuluan dari STIkes Karsa Husada

Lampiran 3 Surat Izin Studi Pendahuluan dari Kesbangpol

Lampiran 4 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari SMPN 2 Tarogong Kidul

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Responden (informed consent)

Lampiran 7 Lembar Kisi - Kisi Kuesioner Penelitian

Lampiran 8 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 9 Lembar Bimbingan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menururt World Health Organization (2019), Indonesia merupakan

negara ke-7 jumlah perokok terbesar di dunia dan menduduki posisi ke-2 di Asia

Tenggara dengan angka kematian akibat rokok sebanyak 8 juta perokok aktif dan

1,2 juta perokok pasif per tahun. Menurut Southeast Asia Tobacco Control Alliance

(2016), Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia

Tenggara sebesar 34% dari total penduduk Indonesia dan merupakan perokok aktif.

Kebiasaan merokok tidak hanya terjadi pada individu dewasa tetapi juga pada

kelompok usia remaja termasuk siswa sekolah baik SMP ataupun SMA. Hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mengungkapkan bahwa, prevalensi

jumlah perokok aktif tahun 2013 pada usia 10-18 tahun sebesar 7,2%, sedangkan

pada tahun 2018 sebesar 9,1%. Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan jumlah

perokok aktif di Indonesia.

Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional dari Badan Pusat Statistik tahun

2021 mengungkapkan bahwa, terjadi penurunan jumlah perokok aktif pada

kelompok usia < 18 tahun di Indonesia, dimana pada tahun 2020 sebesar 3,81% dan

pada tahun 2021 sebesar 3,69%. Begitupun prevalensi jumlah perokok aktif di

Provinsi Jawa Barat pada kelompok usia 15 – 24 tahun mengalami penurunan,

dimana pada tahun 2020 sebesar 15,74% sedangkan pada tahun 2021 sebesar

1
2

14,50%. Hal yang sama terjadi juga di Kabupaten Garut, dimana jumlah perokok

aktif pada kelompok tersebut mengalami penurunan tahun 2020 sebesar 15,22%

sedangkan pada tahun 2021 sebesar 14,50%. Hal ini menunjukan adanya perubahan

positif masyarakat dalam berperilaku kesehatan.

Kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kemampuan kognitif seseorang

Konsumsi berpengaruh pada penurunan kognitif yang lebih cepat terhadap memori,

verbal, dan kemampuan visual (Richards et al., 2003). Penurunan kemampuan

kognitif tersebut salah satunya dapat terjadi pada prestasi belajar. Terdapat

beberapa aspek yang mempengaruhi remaja berkaitan dengan perilaku merokok

dan prestasi belajar yaitu; kecerdasan/intelegensi, motivasi, minat, dan sikap

(Baharuddin, 2010).

Prestasi belajar merupakan salah satu bentuk dari kemampuan

pemahaman materi dari proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat

ditunjukkan dari hasil pembelajaran yang diperoleh (Muscari, 2015). Menurunnya

prestasi belajar siswa dapat berdampak terhadap aspek psikologi siswa, dimana

siswa kecenderungan akan mengalami kehilangan rasa percaya diri, stres dan

depresi (Sarwono, 2014). Kebiasaan merokok dapat menyebabkan gangguan otak

yang mempengaruhi daya konsentrasi seseorang sehingga berpengaruh terhadap

tingkat prestasi dan motivasi belajar (Ningsi, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti (2014)

tentang Hubungan Perilaku Merokok dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau mengungkapkan, terdapat hubungan

antara perilaku merokok dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu
3

Keperawatan Universitas Riau. Masuknya nikotin dari rokok ke dalam sel-sel otak

akan menurunkan kemampuan daya ingat (memori) seseorang akan semakin

berkurang, sehingga cenderung lebih lambat dalam memahami suatu hal

dibandingkan seseorang yang tidak merokok, hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya penurunan daya ingat perokok, sebagian dicerminkan dengan penurunan

prestasi akademik remaja yang merokok. Adanya penurunan fungsi otak juga akan

berakibat pada rendahnya kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu

masalah, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai IQ yang semakin menurun (Sari,

N.H.M, 2011).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMPN 2

Taragong Kidul Garut pada 164 siswa kelas VIII didapatkan data, jumlah siswa

yang merokok sebanyak 85 orang dan yang tidak merokok sebanyak 79 orang. Hasil

prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai rapot menunjukan rata-rata nilai

sebesar 75,09, nilai tersebut merupakan nilai batas lulus minimal setiap mata ajar

di sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah

Adakah Hubungan Perilaku Merokok dengan Prestasi Belajar Siswa di SMPN 2

Tarogong Kidul Garut Tahun 2022 ?


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan perilaku merokok dengan prestasi belajar

akademik pada remaja di SMPN 2 Tarogong Kidul Garut.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi perilaku merokok pada siswa Sekolah Menengah

Pertama Negeri 2 Tarogong Kidul Garut

2. Mengidentifikasi prestasi belajar pada siswa Sekolah Menengah

Pertama Negeri 2 Tarogong Kidul Garut

3. Menganalisis hubungan kebiasaan merokok dengan prestasi belajar

pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tarogong Kidul

Garut.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam

penambahan pokok bahasan / materi yang berkaitan dengan ilmu kesehatan

masyarakat dan prestasi belajar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi awal dalam

menetapkan aturan / kebijakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2

Tarogong Kidul Garut dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja yang

dapat berdampak terhadap prestasi belajar siswa.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep Dasar Merokok

2.1.1.1. Definisi Merokok

Menurut World Health Organization,tahun (2018) Merokok

merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Menurut

(Sodik, 2018) merokok merupakan sebuah aktivitas menghisap atau

menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok yang

dilakukan secara menetap dan terbentuk melalui empat tahap yaitu: tahap

preparation, initiation, becoming a smoker, dan maintenance of smoking.

Rokok merupakan sebuah silinder yang terbuat dari kertas yang

mempunyai ukuran dengan panjang 70 hingga 120 mmm (bervariasi

tergantung negara) dan berdiameter 10 mm yang dimana isi dari rokok

itu sendiri yaitu daun tembakau yang telah dicacah.

Merokok adalah tingkah laku seorang yang dimulai dengan

membakar sebatang rokok yang terdiri dari bahan baku kertas, tembakau,

dan cengkeh (Komalasari, 2020). Merokok merupakan salah satu

kebiasaan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik itu laki-

laki atau perempuan dan ini menjadi suatu masalah kesehatan yang
6

dianggap sebagai suatu faktor risiko dari berbagai macam penyakit

(Bustan, 2015).

2.1.1.2. Perilaku Merokok

Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu

masalah yang muncul dalam lingkungan masyarakat, dimana sebagian

besar masyarakat sudah mengetahui dampak negatip dari merokok, tapi

masyarakat tetap melakukan tindakan merokok tanpa menghiraukan

damapak negatif yang terjadi pada tubuhnya.

2.1.1.3. Jenis Perokok

Kategori perokok menurut Dario (2004) ada dua jenis, yaitu

perokok aktif dan perokok pasif.

1. Perokok aktif merupakan individu yang memeiliki kebiasaan

merokok.Meroko sudah menjadi kebiasaan didalam

hidupnya. Sehingga rasanya tidak enak kalua sehari tidak

merokok.Oleh karena itu ia akan berupaya untuk

mendapatkannya.

2. Perokok Pasif yaitu individu yang tidak memeiliki kebiasaan

merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang

di hembuskan orang lain yang kebetulan berada di dekatnya.

2.1.1.4. Tipe Perokok

Menurut WHO (2015) ada tiga tipe perokok menurut

banyaknya jumlah batang rokok yang dihisap diantaranya:


7

1. Perokok Berat : Menghisap Rokok Lebih Dari 20 Batang

Sehari.

2. Perokok Sedang : Menghisap Rokok 11-20 Batang Sehari.

3. Perokok Ringan : menghisap 1-10 batang rokok sehari.

2.1.1.5. Dampak Rokok bagi Kesehatan

Terdapat beberapa dampak rokok bagi kesehatan Menurut

Yulianto (2015) diantaranya:

1. Penyakit paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas

besar, sel mukosa membesar dan kelenjar mukus bertambah

banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang

ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan

penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi

peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (cabang

dari paru).

2. Penyakit jantung koroner.

Pengaruh utama pada penyakit jantung koroner ini disebakan

oleh dua bahan kimia penting yang terdapat di dalam rokok,

yaitu nikotin dan karbonmonoksida. Dimana nikotin dapat

mengganggu irama jantung dan menyebabkan sumbatan pada

pembuluh darah jantung, sedangkan CO menyebabkan


8

pasokan oksigen untuk jantung berkurang karena berikatan

dengan Hb darah.

3. Impotensi

Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh

tubuh termasuk organ reproduksi. Zat ini akan menggangu

proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi

buruk. Selain merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi

faktor resiko gangguan fungsi seksual terutama gangguan

disfungsi ereksi (DE). Dalam penelitiannya, sekitar seperlima

dari penderita DE disebabkan karena kebiasaan merokok.

4. Kanker kulit, mulut, bibir dan kerongkongan.

Zat Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput

lendir di mulut, bibir dan kerongkongan. Ampas tar yang

tertimbun merubah sifat sel-sel normal menjadi sel ganas

yang menyebakan kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir

ini juga dapat disebabkan karena panas yang dihasilkan dari

asap rokok. Sedangkan untuk kanker kerongkongan,

didapatkan data bahwa pada perokok kemungkinan terjadinya

kanker kerongkongan dan usus adalah 5-10 kali lebih banyak

dari pada bukan perokok

5. Merusak otak dan indera

Dampak rokok bagi otak ini disebabkan karena penyempitan

pembuluh darah otak yang diakibatkan karena efek nikotin


9

terhadap pembuluh darah dan suplai oksigen yang menurun

terhadap organ termasuk otak dan organ tubuh lainnya.

Sehingga sebetulnya nikotin ini dapat mengganggu seluruh

system tubuh.

6. Mengancam kehamilan

Banyak hasil penelitian yang menggungkapkan bahwa wanita

hamil yang merokok meiliki resiko melahirkan bayi dengan

berat badan yang rendah,kecacatan, keguguran bahkan bayi

meninggal saat dilahirkan.

7. Kognitif

Menurut (Erawati, Fenny 2014), merokok dapat mengganggu

kesehatan, banyak penyakit yang di timbulkan dari kebiasan

buruk merokok baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain itu juga merokok dapat berpengaruh terhadap

kemampuan kognitip seseorang (Richards et al., 2003)

Penggunaan rokok juga berpengaruh pada penurunan kognitif

pada manusia yang dikaitkan dengan penurunan lebih cepat

pada memori verbal dan kemampuan visual.

2.1.1.6. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok

Menurut Lukyata (2011) ada beberapa factor yang mempengaruhi

perilaku merokok diantaranya:


10

1. Pengaruh Orang Tua.

Anak-anak dengan orang tua perokok cenderung akan

merokok dikemudian hari, hal ini terjadi paling sedikit

disebabkan oleh karena dua hal: Pertama, karena anak

tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan

dewasa saat merokok. Kedua, karena anak sudah terbiasa

dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain disaat kecil

mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak

gampang saja beralih menjadi perokok aktif.

2. Pengaruh Teman

Lingkungan teman sebaya memberikan sumbangan efektif

sebesar 93,8% terhadap munculnya perilaku merokok pada

remaja. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa semakin

banyak dukungan teman untuk merokok dapat mendorong

seseorang untuk semakin menjadi perokok.

3. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa,

membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat

kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-

obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.


11

4. Pengaruh Iklan

Reklame atau iklan tembakau diperkirakan mempunyai

pengaruh lebih kuat dari pada pengaruh orang tua dan teman,

dalam penelitian menegaskan bahwa sekitar 52,6% remaja

mendapatkan informasi tentang rokok dari iklan terutama

iklan di media elektronik.

5. Jenis Kelamin

Pada saat ini, peningkatan kejadian merokok tidak hanya

terjadi pada orang dewasa tetapi sudah banyak kalangan

remaja yang terjerumus ke dalam perilaku meroko bahkan

tidak hanya laki-laki, wanita juga dilaporkan banyak yang

merokok mereka menjadi percaya diri, suka menentang dan

mandiri.

6. Faktor Lingkungan

Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap keputusan

seseorang untuk merokok, faktor-faktor yang menyebabkan

remaja untuk merokok dipengaruhi oleh persepsi sebagai

berikut;

1) Mereka akan terlihat dewasa.

2) Menunjukkan bahwa mereka lebih independen.

3) Mereka akan cepat bersosialisasi.

4) Menyesuaikan diri dengan teman-teman perokoknya.

5) Meningkatkan rasa percaya diri mereka.


12

7. Faktor Regulatori

Peningkatan harga jual atau diberlakukannya cukai yang

tinggi, diharapkan dapat menurunkan daya beli masyarakat

terhadap rokok. Selain itu pembatasan fasilitas merokok

dengan menetapkan ruang atau daerah bebas rokok

diharapkan dapat mengurangi konsumsi. Akan tetapi

kenyataannya masih terdapat peningkatan kejadian mulainya

merokok pada remaja, walaupun telah banyak dibuat usaha-

usaha untuk mencegahnya

2.1.2. Konsep Dasar Prestasi belajar

2.1.2.1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari penilaian atau pengukuran

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, dan angka, maupun kalimat

yang menceritakan prestasi yang dicapai oleh seseorang pada suatu

periode atau waktu tertentu melalui pengujian dan tes yang relevan

(Agustina & Afriana, 2018).

Menurut Djamarah dalam Muslih (2016) prestasi belajar

sebagai akibat yang diperoleh dari perubahan dalam diri individu melalui

hasil yang di dapat dari aktivitas dalam belajar.

2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Terdapat beberapa faktor yang dapat memepengaruhi

prestasi belajar menurut Slameto dalam Saputro, (2015) diantaranya:


13

1. Faktor Internal, terdiri dari:

1) Kecerdasan

Kecerdasan merupakan kemampuan dalam belajar yang

disertai kecakapan dalam menyesuaikan diri dengan

keadaan. Kartono dalam Gusniwati (2015) menyatakan

bahwa kecerdasan merupakan salah satu aspek penting

untuk menentukan keberhasilan belajar. Sejalan dengan

dengan pendapat Basuki (2015) bahwa semakin tinggi

kecerdasan maka semakin tinggi pula prestasi dalam

belajar, dengan demikian tinggi atau rendahnya kecerdasan

merupakan salah satu penentu keberhasilan individu dalam

meraih hasil dan prestasi belajar yang signifikan.

2) Kondisi Jasmani

Kondisi tubuh yang kurang sempurna mampu

mempenngaruhi hasil belajar dan prestasi belajar setiap

individu. 28 Universitas Teknokrat Indonesia

3) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan individu dalam

memberikan respon terhadap suatu hal. Setiap individu

harus memiliki sikap positif karena sikap positif inilah

yang akan menggerakn individu untuk belajar sehingga

prestasi belajarnya turut meningkat.


14

4) Minat

Minat erat kaitannya dengan kemauan dan perasaan

senang. Di dalam hal ini minat sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar individu.

5) Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu

dalam mencapai keberhasilan dalam belajar. Setiap

individu memiliki bakatnya masing-masing dan berpotensi

untuk mencapai keberhasilan.

6) Motivasi

Motivasi eruakan sesuatu yang mampu mendorong

individu dalam melakukan suatu hal. Motivasi dalam

meraih prestasi belajar sangat penting bagi individu karena

mampu mendorong individu untuk meraih keberhasilan

dalam belajar.

2. Faktor Eksternal, terdiri dari:

1) Lingkungan Keluarga.

Keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi setiap

individu. Karakteristik, sikap, bakat, maupun motivasi

terbentuk di dalam lingkungan keluarga. Untuk itu

perlunya meingkatkan peras keluarga bagi setiap individu

untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.


15

2) Lingkungan Sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

bagi setiap individu. Untuk itu lingkungan sekolah yang

baik juga dapat menjadi penentu keberhasilan individu

dalam meraih prestasi belajar.

3) Lingkungan Masyarakat.

Lingkungan masyarakat termasuk mampu mempengaruhi

keinginan belajar setiap individu. Lingkungan dan teman

yang baik akan dapat membantu individu dalam

meningkatkan potensinya sehingga mampu meraih prestasi

belajar yang diinginkan.

2.1.2.3. Aspek – Aspek Perkembangan Usia Remaja

1. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, anak pada masa remaja awal (12-16 tahun)

secara mental telah mampu berpikir logis tentang berbagai

gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir operasi

formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis

dan ilmiah dalam memecahkan masalah.

Saat masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf, lobus

frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat

tinggi, yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis

dan mengambil keputusan. Perkembangan lobus frontal ini

sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja.


16

Keating merumuskan ada 5 hal pokok yang berkaitan dengan

perkembangan berpikir operasi formal yaitu sebagai berikut:

1) Remaja memiliki kemampuan nalar secara ilmiah melalui

kemampuannya dalam menguji hipotesis.

2) Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan

membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai

kemungkinan untuk mencapainya.

3) Remaja menyadar tentang aktivitas kognitif dan

mekanisme yang membuat proses kognitif itu efisien atau

tidak. Dengan demikian, remaja menghabiskan waktunya

untuk intropeksi (pengujian diri).

4) Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-

topik baru dan ekspansi berpikir. Horizon berpikirnya

semakin meluas, bisa meliputi aspek agama, keadilan,

moralitas, dan identitas.

2. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi pada masa remaja awal menunjukan

sifat yang sensitif dan raktif yang sangat kuat terhadap

berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat

negatif dan tempramental. Proses kematangan emosi pada

remaja sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional

lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan teman

sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif dan


17

diwarnai oleh hubungan yang harmonis, saling mempercayai,

saling menghargai, dan penuh tanggung jawab, maka remaja

cenderung dapat mencapai kematangan emosionalnya.

Sebaliknya, apabila kurang mendapatkan perhatian dan kasih

sayang dari orang tua dan pengakuan dari teman sebaya,

maka cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan

tertekan, dan ketidaknyamanan emosional.

Saat menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut, tidak

sedikit remaja yang mereaksinya secara depensif, sebagai

upaya untuk melindungi dirinya. Reaksi tersebut muncul

dalam berbagai tingkah laku seperti agresif, keras kepala,

melarikan diri, suka mengganggu, dan bertengkar. Adapun

remaja yang proses perkembangan emosinya kondusif akan

menunjukan perilaku yang respect atau menghargai orang

lain, tidak mudah tersinggung, suka menolong, dan bersikap

optimis.

3. Perkembangan Sosial

Perubahan kognitif pada masa remaja mempengaruhi

perbedaan ide-ide yang dihadapi remaja, sehingga

mendorong remaja untuk melakukan pemeriksaan terhadap

nilai-nilai dan pelajaran-pelajaran yang berasal dari orang

tua.
18

Akibatnya, remaja mulai mempertanyakan dan menentang

pandangan-pandangan orang tua serta mengembangkan ide-

ide mereka sendiri. Hubungan yang positif dan suportif dan

keterikatan yang harmonis antara anak dan orang tua

merupakan faktor penting dalam menentukan arah

perkembangan sosial remaja.

Untuk mempertahankan keterikatan tersebut, orang tua harus

membiarkan mereka bebas untuk berkembang. Dengan kata

lain, ketika remaja menuntut sesuatu, maka orangtua yang

bijaksana harus melepaskan kendali dalam bidang-bidang

dimana remaja dapat mengambil keputusan yang masuk akal,

di samping itu orangtua juga harus memberikan bimbingan

dalam pengambilan keputusan yang masuk akal pada bidang-

bidang di mana pengetahuan remajanya masih terbatas.

Pada masa remaja juga terdapat perkembangan social

cognition, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain.

Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan

sosial yang akrab dengan teman sebaya, baik melalui jalinan

persahabatan maupun percintaan. Pada masa ini juga

berkembang comformity yaitu kecenderungan untuk

menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,

kegemaran, atau keinginan orang lain.


19

Perkembangan konformitas tersebut dapat memberikan

dampak positif dan negatif pada remaja. Apabila teman

kelompok sebaya yang diikuti atau diimitasi menampilkan

sikap dan perilaku yang secara moral atau agama dapat

dipertanggugjawabkan, seperti kelompok remaja yang taat

beribadah meiliki budi pekerti luhur, rajin belajar dan aktif

kegiatan-kegiatan sosial, maka kemungkinan besar remaja

tersebut akan menampilkan pribadi yang baik. Sebaliknya,

apabila kelompok tersebut menampilkan sikap yang

melecehkan nilai-nilai moral, maka kemungkinan remaja

tersebut akan menampilkan perilaku yang serupa. Untuk

menghindari hal tersebut maka remaja dituntut untuk

memiliki kemampuan penyesuaian sosial, baik dalam

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adapun

karakteristik penyesuaian sosial remaja pada tiga lingkungan

tersebut yaitu sebagai berikut :

1) Menjalin hubungan yang baik dengan para anggota

keluarga (orang tua dan saudara)

2) Menerima otoritas orang tua dan menerima batasan-

batasan keluarga.

3) Bersikap respect atau menerima peraturan sekolah

4) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah.

5) Menjalin persahabatan dengan teman-teman sekolah.


20

6) Bersikap hormat pada kepala sekolah, guru, dan staf

lainnya.

7) Mengakui hak-hak orang lain.

8) Memberikan simpati dan respect terhadap nilai-nilai,

hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan masyarakat.

2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Perilaku merokok merupakan suatu masalah yang muncul dalam lingkungan

masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah mengetahui dampak

negatif dari merokok, tapi masyarakat tetap melakukan tindakan merokok tanpa

menghiraukan damapak negatip yang terjadi pada tubuhnya Perilaku merokok

dapat mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil

dari penilaian atau pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, dan

angka, maupun kalimat yang menceritakan prestasi yang dicapai oleh seseorang

pada suatu periode atau waktu tertentu melalui pengujian dan tes yang relevan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:

1. Faktor Internal :

1) Kecerdasan

Semakin tinggi kecerdasan maka semakin tinggi pula prestasi dalam

belajar, dengan demikian tinggi atau rendahnya kecerdasan merupakan

salah satu penentu keberhasilan individu dalam meraih hasil dan prestasi

belajar yang signifikan.


21

2) Sikap

Setiap individu harus memiliki sikap positif karena akan menggerakan

individu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya turut meningkat.

3) Minat

Minat erat kaitannya dengan kemauan dan perasaan senang. Di dalam hal

ini minat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar individu.

4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam mencapai

keberhasilan dalam belajar.

5) Motivasi

Motivasi dalam meraih prestasi belajar sangat penting bagi individu karena

mampu mendorong individu untuk meraih keberhasilan dalam belajar.

2. Faktor Eksternal :

1) Lingkungan Keluarga.

Keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi setiap individu.

Karakteristik, sikap, bakat, maupun motivasi terbentuk di dalam keluarga.

2) Lingkungan Sekolah.

Lingkungan sekolah yang baik juga dapat menjadi penentu keberhasilan

individu dalam meraih prestasi belajar.

3) Lingkungan Masyarakat.

Lingkungan dan teman yang baik akan dapat membantu individu dalam

meningkatkan potensinya sehingga mampu meraih prestasi belajar yang

diinginkan.
22

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Faktor yang mempengaruhi


prestasi belajar:

1. Faktor Internal :
a. Kecerdasan
b. Sikap
b.Kondisi jasmani
c. Minat
Dampak Merokok d. Bakat
1. Kognitif e. Motivasi Prestasi Belajar
2. Afektif 2. Faktor Eksternal
3. Psikomotor a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan masyarakat

Keterangan :
Diteliti :
Tidak diteliti :
Arah Penelitian :
Sumber : Modifikasi Lukyata (2011) dan Saputro (2015)

2.3. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak terdapat hubungan perilaku merokok dengan prestasi belajar

Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tarogong Kidul Garut

H1 : Terdapat hubungan perilaku merokok dengan prestasi belajar Siswa

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tarogong Kidul Garut


23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan cross sectional untuk mempelajari

dinamika korelasi antara hubungan perilaku merokok dengan prestasi belajar siswa

SMPN 2 Tarogong Kidul Garut.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (bebas) yaitu

perilaku merokok sedangkan varibel dependen dari penelitian ini adalah prestasi

belajar.

3.3 Definisi Operasional

Tabel. 3.1. Definsi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel independen Tingkah laku siswa yang Menggukan  Perokok Ringan : bila Ordinal
(bebas): perilaku dimulai dengan kuesioner perilaku merokok < 10 batang/hari
merokok membakar bahan dari merokok Nilai (1)
tembakau kemudian  Perokok Sedang : bila
menghisap asap yang merokok 11-21 batang/hari
berasal dari pembakaran Nilai (2)
tersebut.  Perokok Berat : bila merokok
sekitar 21-30 batang/hari.
Nilai (3)
Variabel dependen Hasil capaian dan/atau Lembar observasi Baik (bila nilai raport Ordinal
(terikat) : Prestasi penghargaan yang hasil prestasi ≥ 76-100%)
Belajar diperoleh dari suatu belajar (raport)  Cukup (bila nilai raport
kegiatan yang telah ≥ 56-75%)
dilakukan.  Kurang (bila nilai raport
<56%)
24

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Tarogong Kidul Kabupeten

Garut yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 85 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini siswa kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri (SMPN) 2 Tarogong Kidul Kabupaten Garut yang memiliki

kebiasaan merokok. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan total sampling, hal ini dikarenakan anggota populasi kurang dari

100 orang (Sugiyono, 2017).

3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang

didapatkan langsung melalui penyebaran dan pengisian kuesioner kepada siswa dan

siswi yang dijadikan subjek penelitian. Adapun pengumpulan data dilakukan

dengan cara sebagai berikut ;

1. Peneliti mengajukan permohonan izin awal pelaksanaan penelitian kepada

kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Tarogong Kidul

Kabupaten Garut yang akan dijadikan tempat penelitian.

2. Setelah mendapatkan izin awal pelaksanaan penelitian dari kepala Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Tarogong Kidul Kabupaten Garut,

selanjutnya peneliti meminta izin penelitian kepada KESBANGPOL untuk

mendapatkan surat rekomendasi penelitian.


25

3. Peneliti menyerahkan surat izin penelitian kepada kepala Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Tarogong Kidul Kabupaten Garut

untuk melakukan penelitian.

4. Peneliti menanyakan kesediaan siswa dan siswi untuk menjadi responden

dalam penelitian. Selanjutnya siswa dan siswa yang bersedia menjadi

responden diberikan lembar persetujuan (informed consent) dan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

5. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan.

6. Peneliti melakukan pendampingan kepada masing – masing responden saat

melakukan pengisian kuesioner dan memberikan kesempatan bertanya bila

ada sesuatu hal yang tidak dimengerti atraupun yang mengalami kesulitan

saat pengisian kuesioner.

7. Peneliti mengambil kembali kuesioner setelah dilakukan pengisian oleh

responden dan mengecek kembali kelengkapan isian data kuesioner dari

masing – masing responden, dan bila ada yang tidak lengkap peneliti

memberikan kembali kuesioner tersebut kepada responden untuk dilengkapi

kembali.

8. Peneliti mengumpulkan kuuesioner yang telah di isi lengkap untuk

dilakukan pengolahan dan analisis data penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner tentang perilaku

merokok dan prestasi belajar. Pengisian kuesioner perilaku merokok menggunakan

pengisian check list dengan menggunakan skala Likert dengan empat alternatif
26

jawaban, skala yang digunakan pada kuesioner ini adalah skala Likert yang terdiri

dari 4 alternatif jawaban yakni Selalu (SL), Sering (S), Kadang-Kadang (KK) dan

Tidak Pernah (TP). Penilaian masing – masing item jawaban didasarkan pada

jawaban yang diberikan responden pada kuesioner dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh peneliti, meliputi; untuk responden yang memberikan jawaban

Selalu (SL) nilainya 4, Sering (S) nilainya 3, Kadang-Kadang (KK) nilainya 2 dan

Tidak Pernah (TP) nilainya 1. Sebelum dibagikan kepada responden terlebih dulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan melalui pengecekan /

observasi langsung oleh peneliti dari raport siswa dengan berkoordinasi dengan

guru wali kelas siswa / siswi.

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui apakah kuesioner mampu mengukur apa

yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap

item dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah

teknik korelasi Product Moment dengan Pearson.

Rumus :
𝑛Z𝑥ᵢ𝑦ᵢ − (Z𝑥ᵢ)(Z𝑦ᵢ)
𝑥=
√[𝑛Z𝑥ᵢ2 − (Z𝑥ᵢ)2]𝑛Z𝑦ᵢ² − (Z𝑦ᵢ)²
Keterangan :

Rxy = Koefesien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel


yang dikorelasikan.
X = Skor pada item yang dikorelasikan.
Y = Skor total pada item yang dikorelasikan.
27

Keputusan Uji :

Pengukuran valid tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari r hitung > r tabel yaitu

dengn membandingkan besar nilai r hitung terhadap nilai r tabel dengan

kriteria kelayakan sebagai berikut. (Hidayat, 2011).

Jika nilai r hitung > r tabel  valid

Jika nilai r hitung < r tabel  tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan rumus

Alpha Cronbach karena isntrumen pada variabel tersebut berbentuk angket dan

skalanya bertingkat dengan menggunaka skala likert.

Rumus:

2𝑥𝑟₁ /₂₁ /₂
𝑟₁₁ =
(1 + r₁ /₂₁ /₂)

Keterangan:

r₁₁ = relibilitas instrument

r r₁ / ₂₁ /₂ = yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrument.

Keputusan Uji:

Pengukuran reliabel atau tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari r11 > r tabel yaitu

dengan membandingkan besar nilai r11 terhadap nilai r tabel dengan kriteria

kelayakan sebagai berikut (Hidayat, 2011).

Jika nilai r11 > r tabel  reliabel

Jika nilai r11 < r tabel  tidak reliabel


28
3.8 Langkah-Langkah Penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut :

3.8.1. Tahap Persiapan

1. Memilih tempat penelitian, dalam hal ini peneliti memilih

tempat penelitian di SMPN 2 Tarogong Kidul Garut.

2. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan masalah

penelitian.

3. Studi kepustakaan melalui buku literature dan jurnal.

4. Menyusun proposal penelitian.

5. Menyusun instrumen dan perbaikan instrumen.

6. Seminar proposal.

3.8.2. Tahap Pelaksanaan

1. Melakukan uji coba instrumen

2. Melakukan observasi menggunakan lembar kuisioner

3. Pengecekan hasil penelitian

4. Pengolahan data menggunakan SPSS

5. Pembahasan hasil penelitian

3.8.3. Tahap Pengolahan Data

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap isi dan data

yang sudah terkumpul untuk mendeteksi adanya kemungkinan

terdapat kesalahan pada saat pengumpulan data. Data yang salah


29

kemudian akan diperbaiki dan dikoreksi untuk dapat digunakan pada

tahapan selanjutnya.

2. Coding

Pada tahap ini penulis memberikan kode pada setiap jawaban-

jawaban dari responden supaya menjadi lebih sederhana.

3. Processing

Pada tahap ini penulis memproses data dengan cara mengentry data

yang telah didapatkan dengan menggunakan SPSS (statistical

product and service solution)

4. Cleaning

Pada tahap ini penulis melakukan pengecekan kembali data yang

sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

3.8.4. Tahap Akhir

1. Penyusunan laporan penelitian

2. Penyajian hasil penelitian

3.9 Rancangan Analisis Hasil Data Penelitian

3.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

nilai mean atau median yang didasarkan pada hasil uji normalitas data. Setelah

data dianalisa dan dikategorikan, selanjutnya dihitung prosentasenya

menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

P= 𝐹 x 100%
𝑁
30

Keterangan :

P = Presentase kategori

F = Frekuensi kategori

N = Jumlah responden

Untuk kategori variabel penelitian ini :

Melakukan ≤ median/mean

Tidak Melakukan ≥ median/mean

Untuk selanjutnya data yang dihasilkan dari presentase disajikan dengan

interpretasi menurut Arikunto (2012), sebagai berikut:

0% : Tidak seorangpun responden

1% - 19% : Sangat sedikit dari responden

20% - 39% : Sebagian kecil dari responden

40% - 59% : Sebagian responden

60% - 79% : Sebagian besar responden

80% - 99% : Hampir seluruh dari responden

100% : Seluruh responden

3.9.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

chi-square dengan rumus sebagai berikut :

(fo − fℎ)
X² = Z
fℎ
Keterangan:
X2 = Chi 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟e
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
31

Bila dari hasil perhitungan statistik p value < 0,05, maka hasil

perhitungan bermakna, yang berarti terdapat hubungan antara perilaku

merokok dengan prestasi belajar, sebaliknya bila dari hasil perhitungan

statistik p value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara perilaku merokok

dengan prestasi belajar

3.10 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMPN 2 Tarogong Kidul Garut pada bulan

Juni sampai Juli tahun 2022.


32

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. and Afriana, R. A. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar, Prestasi


Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, dan Lingkungan Teman Sebaya
Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi S1
Akuntansi Pada Siswa Smk Swasta di Banjarmasin. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. 11(1), pp. 12–27. Available at: https://stienas-
ypb.ac.id/jurnal/index.php/jdeb/article/view/95.

Amir, H. et al. (2021) Hubungan Kebiasaan Merokok dan Faktor Stres pada Usia
Produktif terhadap Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Desa Dumoga
Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra
Bangsa. 3(1), pp. 9–17. Available at: https://www.journal.stikes-
kartrasa.ac.id/index.php/jurnalkartrasa/article/view/84.

Baharuddin (2017) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok


Pada Anak Usia Remaja Madya (15-18 Tahun). pp. 6–18.

Brown, M. T. and Bussell, J. K. (2011). Medication adherence: WHO cares?. Mayo


Clinic Proceedings. 86(4), pp. 304–314. doi: 10.4065/mcp.2010.0575.

Cahyo, R. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Kewirausahaan Siswa Kelas Xi Smk N I Punggelan Banjarnegara. Skripsi.
pp. 1–102.

Dahlan, M. S. (2010) Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Edisi 3. Edited
by A. Suslia. Jakarta: Salemba Medika.

Damang, S. A., Syakur, R. and Andriani, R. (2019). Faktor Yang Berhubungan


Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMP Negeri 7 Langgudu
Kabupaten Bima. Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat. 1(1), pp. 32–
39. doi: 10.36090/jkkm.v1i1.294.

Hidayat, A. (2011) Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis.

Komasari, D. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja.


(1), pp. 37–47.
33

Marinda, L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan


Problematikanya Pada Anak Usia Sekolah Dasar. An-Nisa’ : Jurnal Kajian
Perempuan dan Keislaman, 13(1), pp. 116–152. doi:
10.35719/annisa.v13i1.26.

Michael and Ronald (1994). Review of Psychology: The Science of Mind and
Behaviour., Contemporary Psychology: A Journal of Reviews. doi:
10.1037/034611.

Muslih, M. (2016). Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah


Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SDN Limbangan. Psikologi
Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya., 1(4), pp. 41–50. Available at:
http://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-
literate/article/download/34/51.

Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riskesdas (2018) Laporan Provinsi Jawa Barat, Riskesdas 2018, Lembaga


Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

SATC (2018). Tobacco Industry Interference Index. Asian Report of


Implementation of WHO Framework Convention on Tobacco Control
Article 5’, (3). Available at: www.seatca.org.

Sodik, M. A. (2018) Merokok & dampak; Bahayanya.

sugiyono (2010) Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2019) Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. 2nd edn.
Edited by Sutopo. Bandung: Alfabeta.

Tulenan, M., Rompas, S. and Ismanto, A. (2015). Hubungan Perilaku Merokok


Dengan Prestasi Belajar Pada Remaja Perokok Di SMA Negeri 1
Remboken. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2), p. 109235.

WHO (2020) WHO Guidelines on Tuberculosis Infection Prevention and Control,


Gesundheitswesen. doi: 10.1055/a-1241-4321.

Yulianto, E. A. (2015) ‘Persepsi Siswa Smk Kristen (Ti) Salatiga Tentang Bahaya
Merokok Bagi Kesehatan’, E-Jurnal Physical Education, Sport(Health and
Recreation), pp. 1807–1813.
34

Yuliarti, R., Karim, D. and Sabrian, F. (2014). Hubungan perilaku merokok dengan
prestasi belajar pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan
Universitas Riau. Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 1.

Badan Pusat Statistik. Survei Sosial Ekonomi Nasional KOR (SUSENAS KOR).
2021. Persentase Merokok Pada Penduduk Usia ≤ 18 Tahun, Menurut Jenis
Kelamin, 2019-2021.
https://www.bps.go.id/indicator/30/1533/1/persentase-merokok-pada-
penduduk-usia-18-tahun-menurut-jenis-kelamin.html.

---------------------------------------. 2021. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke


Atas yang Merokok dalam Sebulan Terakhir 2020-2021.
https://jabar.bps.go.id/indicator/30/724/1/persentase-penduduk-usia-15-
tahun-ke-atas-yang-merokok-dalam-sebulan-terakhir.html\

Anda mungkin juga menyukai