Anda di halaman 1dari 15

Nama : Damianus Tri Handoko

Kelas : 2 EGM
NIM : 061940412412
Mata Kuliah : Instrumen dan Kontrol
Resume
Pengendalian Proses

A. Pengertian Pengendalian Proses


Pengendali proses merupakan rekayasa yang melibatkan suatu algoritma serta
mekanisme untuk mengendalikan sebuah keluaran dari proses dengan hasil
yang diharapkan. Sebagai contohnya temperatur reaktor kimia haruss
dikendalikan agar menjaga keluaran suatu produk.Pengendalian proses sudah
banyak sekali dipakai oleh perindustrian serta menjaga konsistensi sebuah
produk dalam produksi masal, seperti pada bahan kimia, pembuatan kertas,
pembangkit listrik, pengendalian minyak, dll. Pengendalian proses lebih
mengutamakan otomasi sehingga hanya memerlukan sedikit personel untuk
menjalankan proses yang kompleks.
Pengendalian proses dibagi menjadi dua yaitu proses alami dan proses buatan.
Proses alami adalah suatu operasi yang mengatur beberapa karakteristik internal
yang penting bagi suatu organisme yang hidup. Contohnya aliran cairan tubuh,
tekanan fluida di pembuluh darah, intensitas cahaya yang diterima oleh retina
mata, dan lain lain. Sedangkan proses buatan yaitu suatu proses yang dibuat
untuk mengatur beberapa parameter fisik eksternal dilingkungan untuk bisa
bertahan hidup. Contohnya orang zaman dulu mematik api dengan menggosok
batu, proses pemasakan makanan untuk bertahan hidup dan lain – lain.
B.Sistem Pengendalian
Sistem pengendali diterapkan untuk memenuhi 3 kelompok kebutuhan
(Stephanopoulos, 1984), yaitu:
1. Menekan pengaruh gangguan eksternal.
2. Memastikan kestabilan suatu proses.
3. Optimasi kinerja suatu proses.
Variabel yang terlibat dalam proses operasi pabrik dibagi menjadi dua, yaitu
variabel masukan (input) dan variabel keluaran (output). Variabel input adalah
variabel yang menandai efek lingkungan pada proses kimia yang dituju.
Variabel ini juga diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu manipulated
(adjustable) variable, jika harga variabel tersebut dapat diatur dengan bebas
oleh operator atau mekanisme pengendalian dan disturbance variable, jika harga
tidak dapat diatur oleh operator atau sistem pengendali, tetapi merupakan
gangguan (Stephanopoulos, 1984).
Sedangkan variabel output adalah variabel yang menandakan efek proses kimia
terhadap lingkungan yang diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu
measured output variables, jika variabel dapat diketahui dengan pengukuran
langsung dan unmeasured output variables, jika variabel tidak dapat diketahui

dengan pengukuran langsung (Stephanopoulos, 1984).


Gambar 1.1 Variabel Input dan Output Disekeliling Proses Kimia
(Stephanopoulos, 1984)
C. Desain Elemen Pengendali Proses
Desain elemen pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan pengendalian yang
diinginkan dan bekerja delam pengendalian proses pabrik. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu diperhatikan langkah-langkah dalam mendesain sistem
pengendalian Dalam usaha merancang suatu sistem pengendali yang dapat
memenuhi kebutuhan suatu proses kimia terdapat beberapa unsur penting dan
pertimbangan-pertimbangan dasar yang harus diperhatikan. Unsur-unsur
tersebut (Stephanopoulos, 1984) adalah:
A. Pendefinisian/penetapan tujuan dan sasaran pengendalian (control
objective definition).
B. Penentuan variabel yang harus diukur (measurement selection).
C. Penentuan variabel yang akan dimanipulasi (manipulated variables
selection).
D. Pemilihan konfigurasi pengendalian (control configuration selection).
E. Perancangan sistem pengendali (controller design).

D. Pendefinisian Tujuan Pengendalian


Dalam mendefinisikan tujuan pengendalian perlu diperhatikan beberapa hal
penting yang merupakan pronsip dasar peerapan pengendalian proses pada
pabrik. Prinsip utama penerapan pengendalian proses pada pabrik adalah untuk
memastikan kinerja suatu proses kimia, memastikan kestabilan suatu proses
kimia, dan menekan gangguan eksternal. Prinsip dasar ini harus tercakup dalam
pendefinisian tujuan pengendalian baik satu atau kombinasi dari ketiga hal
tersebut (Stephanopoulos, 1984).
Pada awal perancangan, sasaran pengendalian (control objectives) didefinisikan
secara kualitatif, selanjutnya tujuan ini dikuantifikasi dalam bentuk variabel
output. Sebagai contoh untuk sistem reaktor CSTR salah satu pemakaian
pengendali dilakukan dengan tujuan pengendalian (control objectives). Secara
kualitatif, pengendalian proses menjamin kestabilan suhu di dalam reaktor
(diasumsikan sama dengan suhu keluaran reaktor) pada keadaan steady state
yang tidak stabil. Secara kuantitatif pengendalian proses menjaga agar suhu
(variabel output) tidak berfluktuasi lebih dari 5% harga nominalnya
(Stephanopoulos, 1984).

E.Pemilihan Variabel yang Harus Diukur


Beberapa pengukuran variabel harus dilakukan agar kinerja operasi pabrik
dapat dimonitor. Terdapat beberapa jenis pengukuran variabel yang dapat
diterapkan untuk pengendalian proses (Stephanopoulos, 1984), yaitu sebagai
berikut.
1. Primary Measurement
Bila memungkinkan sebaiknya pada pengendalian proses harga variabel yang
menjadi objektif pengendalian harus diukur/dimonitor. Cara pengukuran
variabel proses yang menjadi control objective pengendalian secara langsung
disebut primary measurement. Sebagai contoh pada sistem mixer tangki
berpengaduk, control objective adalah mempertahankan T dan h cairan dalam
tangki pada harga T = Tsp (sp = set point) dan h=hsp. Karena itu, usaha pertama
yang harus dilakukan adalah memasang alat pengukur untuk dapat mengamati
nilai T dan h cairan dalam tangki secara langsung, yaitu dengan menggunakan
termokopel untuk pengukuran T dan differential pressure cell untuk mengukur
h.

2. Secondary Measurement
Pada kasus-kasus tertentu, variabel yang merupakan control objective tidak
dapat diukur secara langsung (unmeasured output). Pada kasus-kasus dengan
control objective yang tidak dapat diukur langsung tersebut, harus diukur
variabel lain yang tergolong measured variable dan dapat dikorelasikan melalui
suatu hubungan matematis tertentu dengan unmeasured output yang ingin
dikendalikan.
3. Pengukuran External Disturbance
Pengukuran disturbance sebelum variabel tersebut masuk ke dalam proses dapat
sangat menguntungkan, karena hasil pengukuran tersebut dapat memberikan
informasi mengenai kelakuan proses yang akan terjadi. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan aksi pengendalian yang harus diambil apabila
menggunakan sistem pengendalian feedforward.

 Pemilihan Variabel yang Dimanipulasi


Dalam proses kimia, umumnya terdapat beberapa variabel input yang dapat
diatur dengan bebas. Untuk memilih variabel mana yang akan dimanipulasi,
harus dipertimbangkan efek dari tindakan yang diambil terhadap kualitas
pengendalian. Sebagai contoh pengendalian ketingguan cairan dalam reaktor,
tangki, ataupun kolom distilasi dapat dilakukan dengan mengatur laju alir
masuk dan laju alir keluar cairan.

 Pemilihan Konfigurasi Pengendalian


Konfigurasi pengendalian merupakan suatu struktur informasi yang digunakan
untuk mnghubungkan variabel pengukuran terhadap variabel yang akan
dimanipulasi. Sebagai contoh pengendalian suhu dan ketinggian cairan pada
reaktor, kolom distilasi, mixer, dan alat lainnya memiliki beberapa alternatif
konfigurasi sistem pengendali. Perbadaan-perbedaan yang dapat diamati pada
sistem pengendali suhu dan sistem pengendali ketinggian cairan terjadi karena
beberapa hal. Pertama, terdapat perbedaan variabel yang diukur, tetapi hasil
pengukuran digunakan untuk memanipulasi variabel yang sama. Kedua,
variabel yang diukur sama, tetapi hasil pengukuran tersebut digunakan untuk
memanipulasi variabel yang berbeda.
Ada tiga tipe konfigurasi pengendalian (Stephanopoulos, 1984), antara
lain:
1. Feedback Control Configuration
Konfigurasi ini mengukur secara langsung variabel yang dikendalikan untuk
mengatur harga variabel yang dimanipulasi. Tujuan pengendalian ini adalah
mempertahankan variabel yang dikendalikan pada level yang diinginkan (set
point). Sebagian instrumentasi pada proses pembuatan formaldehida dan
hidrogen peroksida berbahan baku metanol dengan reaksi enzimatik ini
menggunakan konfigurasi pengendalian feedback, mulai dari pengendalian

suhu, pengendalian ketinggian, pengendalian perbedaan tekanan, dan


pengendalian tekanan.
Gambar 1.2 Struktur Umum Konfigurasi Feedback Control (Stephanopaoulos,
1984)
2. Feedforward Control Configuration
Konfigurasi sistem pengendali feedforward memanfaatkan pengukuran
langsung pada disturbance untuk mengatur harga variabel yang akan
dimanipulasi. Tujuan pengendalian adalah mempertahankan variabel output
yang dipengendalian pada nilai yang diharapkan.

Gambar 1.3 Stuktur Umum Konfigurasi Feedforward Control


(Stephanopaoulos, 1984)
3. Inferential Control Configuration
Konfigurasi inferential control menggunakan secondary measurement karena
variabel yang dipengendalian tidak dapat diukur untuk menentukan nilai
variabel manipulasi. Tujuan pengendalian adalah menjaga controlled variable
yang tidak dapat diukur pada level yang diinginkan. Penggunaan estimator pada
nilai measured output, bersama dengan neraca massa dan energi yang
mempengaruhi proses, untuk menghitung secara matematis nilai unmeasured
controlled variables. Estimasi ini digunakan untuk mengatur nilai variabel
manipulasi.
Gambar 1.4 Struktur umum konfigurasi Inferential Control (Stephanopaoulos,
1984
4. Secondary Measurement
Pada kasus-kasus tertentu, variabel yang merupakan control objective tidak
dapat diukur secara langsung (unmeasured output). Pada kasus-kasus dengan
control objective yang tidak dapat diukur langsung tersebut, harus diukur
variabel lain yang tergolong measured variable dan dapat dikorelasikan melalui
suatu hubungan matematis tertentu dengan unmeasured output yang ingin
dikendalikan.

5. Pengukuran External Disturbance


Pengukuran disturbance sebelum variabel tersebut masuk ke dalam proses dapat
sangat menguntungkan, karena hasil pengukuran tersebut dapat memberikan
informasi mengenai kelakuan proses yang akan terjadi. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan aksi pengendalian yang harus diambil apabila
menggunakan sistem pengendalian feedforward.

 Pemilihan Variabel yang Dimanipulasi


Dalam proses kimia, umumnya terdapat beberapa variabel input yang dapat
diatur dengan bebas. Untuk memilih variabel mana yang akan dimanipulasi,
harus dipertimbangkan efek dari tindakan yang diambil terhadap kualitas
pengendalian. Sebagai contoh pengendalian ketingguan cairan dalam reaktor,
tangki, ataupun kolom distilasi dapat dilakukan dengan mengatur laju alir
masuk dan laju alir keluar cairan.

 Pemilihan Konfigurasi Pengendalian


Konfigurasi pengendalian merupakan suatu struktur informasi yang digunakan
untuk mnghubungkan variabel pengukuran terhadap variabel yang akan
dimanipulasi. Sebagai contoh pengendalian suhu dan ketinggian cairan pada
reaktor, kolom distilasi, mixer, dan alat lainnya memiliki beberapa alternatif
konfigurasi sistem pengendali.
 Elemen-Elemen Sistem Pengendali Proses
Dalam analisa sistem pengendalian selalu dimulai dengan menampilkan
diagram kotak sistem. Didalam diagram kotak sistem pengendalian otomatis,
akan selalu ada komponen-komponen pokok seperti elemen proses, elemen
pengukuran (sensing element dan transmitter), elemen controller (control unit),
dan final control element (atau control valve) (Baskoro, 2014). Diagram kotak

sistem pengendalian otomatis adalah sebagai berikut.


Gambar 1.5 Diagram Kotak Sistem Pengendalian Otomatis (Baskoro, 2014)
Beberapa keterangan mengenai elemen-elemen sistem pengendalian
proses otomatis dari diagram kotak pada gambar 1.5 (Baskoro, 2014) adalah
sebagai berikut.
1. Proses (Process)
Merupakan tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu.
Input proses dapat bermacam- macam, yang pasti merupakan besaran yang
dimanipulasi oleh final control element atau control valve agar variabel yang
dimaksud sama dengan set point. Input proses ini juga disebut variabel yang
dimanipulasi.

2. Variabel yang dimanipulasi


Merupakan input dari suatu proses yang dapat dimanipulasi atau diubah-
ubah besarnya agar process variable atau variabel yang dikendalikan besarnya
sama dengan set point.

3. Gangguan
Merupakan besaran lain, selain variabel yang dimanipulasi, yang dapat
menyebabkan berubahnya variabel yang dikendalikan. Besaran ini biasa disebut
load.
4. Elemen Pengukur
Merupakan bagian paling ujung suatu sistem pengukuran (measuring
system). Contoh elemen pengukur yang banyak dipakai misalnya termocouple
atau oriface plate. Bagian ini juga biasa disebut sensor atau primary element.

5. Transmitter
Merupakan alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element,
dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh pengendali.

6. Transducer
Merupakan unit pengalih sinyal. Kata transmitter, seringkali dirancukan
dengan kata transduser. Keduanya memang mempunyai fungsi yang serupa,
walaupun tidak sama benar. Transducer lebih bersifat umum, sedangkan
transmitter lebih khusus pada pemakaian dalam sistem pengukuran.

7. Measured Variabel
Measured variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter. Besaran ini
merupakan cerminan besarnya sinyal sistem pengukuran.

8. Set Point
Merupakan besar process variable yang dikehendaki. Sebuah kendali
akan selalu berusaha menyamakan variabel yang dikendalikan dengan set point.

9. Error
Merupakan selisih antara set point dikurangi variabel yang dimaksud.
Error bisa negatif, bisa juga positif. Sebaliknya, bila set point lebih kecil dari
variabel yang dimaksud, error menjadi negatif.

10. Pengendali
Merupakan elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah
pengendalian yang membandingkan set point dengan measurement variable,
menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan mengeluarkan
sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Pengendali sepenuhnya
menggantikan peran manual dalam mengendalikan sebuah proses.
11. Unit Pengendali
Merupakan bagian dari pengendali yang menghitung besarnya koreksi
yang diperlukan. Input control unit adalah error, dan keluarannya adalah sinyal
yang keluar dari pengendali (manipulated variable). Unit pengendali memiliki
fungsi transfer yang tergantung pada jenis pengendali. Output unit pengendali
adalah hasil penyelesaian matematik fungsi transfer dengan memasukkan nilai
error sebagai input.

12. Final control element


Final control element adalah bagian akhir dari instrumentasi sistem
pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement variable
dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable, berdasarkan perintah
controller.
F. Pengelompokan Sistem Pengendalian
Menurut Fahrina (2013)istem pengendalian dapat di kelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sistem Pengendalian Manual dan Otomatis
Sistem pengendalian digolongkan kedalam dua kategori umum yaitu:
sistem manual dan otomatis. Perbedaan ini ditentukan oleh tindakan
pengontrolan, dimana besaran ini bertanggungjawab menggerakkan sistem
untuk menghasilkan outputnya. Pengendalian secara manual adalah
pengendalian yang dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai operator
sedangkan pengontrolan secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan
oleh mesin atau peralatan yang bekerja secara otomatis dan operasinya dibawah
pengwasan manusia. Pengendalian secara manual banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari hari seperti penyetelan radio dan televisi sedangkan secara
otomatis didalam proses industri, pengendalian pesawat dan pembangkit tenaga
listrik.

2. Sistem Pengendalian Loop Terbuka dan Loop Tertutup


Sistem loop terbuka (open loop) adalah sistem pengendalian yang
keluarannya tidak berpengaruh pada aksi pengendalian. Jadi pada sistem
pengendalian loop terbuka, keluaran tidak diukur atau diumpan balikkan untuk
dibandingkan dengan masukan. Gambar 1.6 menunjukkan hubungan masukan
keluaran untuk sistem loop terbuka.

Gambar 1.6 Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Fahrina, 2012) Ada dua
keistimewaan dalam sistem loop terbuka ini adalah:
a. Ketelitian dari sistem loop terbuka tergantung pada kalibrasinya.
b. Sistem ini lebih stabil.
Sistem pengendalian loop tertutup adalah sistem pengendalian yang
sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengendalian. Jadi
sistem pengendalian tertutup adalah sistem pengendalian berumpan balik
(feedback control). Sistem pengendalian loop tertutup menggunakan aksi
umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.

Gambar 1.7 Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Fahrina, 2012) Adapun


keistimewaan dalam sistem pengendalian loop tertutup adalah:
a. Meningkatkan ketelitian dengan kemampuan untuk menghasilkan kembali
masukannya.
b. Mengurangi akibat – akibat ketidaklinearan.
c. Memperbesar band width (jangkauan frekuensi).

3. Sistem Pengendalian Bertingkat (Cascade Control System)


Sistem pengendalian bertingkat adalah sistem pengendalian yang memiliki dua
besaran pengukuran yang berada dalam satu pengendalian loop. Tujuan dari
sistem pengendalian bertingkat ini adalah untuk mendapatkan hasil pengaturan
yang tepat dengan mengurangi efek penundaan waktu yang terjadi. Hal ini
dilakukan dengan jalan menggunakan out put dari pengendali pertama
(primarycontroller), sebagai besaran untuk mengatur set point bagi pengendali
kedua (secondary controller).
Gambar 1.8 Sistem Pengendalian Bertingkat (Fahrina, 2012)

Perubahan perubahan dalam keadaan beroperasi membutuhkan


pengaturan pada panas yang menjadi input, jika diperlukan untuk mendeteksi
suatu perubahan yang cepat sebuah suhue kontrol dipasangkan pada titik yang
paling optimum dari tower. Output dari suhu controller digunakan digunakan
untuk mengatur set point dari steam flow controller. Jadi kecepatan aliran uap
berubah dengan perubahan suhu dari tower. Jadi dalam hal ini suhu kontrol
merupakan primary controller dan steam flow merupakan secondary controller.
Referensi

Fahrina, U. 2012. Studi Sistem Pengendalian Kadar Oksigen di


dalam Air pada Thermal Deaerator di Pabrik Kelapa Sawit
Murini Sam Sam-I. Skripsi. Departemen Fisika Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Stephanopoulos, G. 1984. Chemical Process Control: An


Introduction to Theory and PracticeInternational Edition.
New York: Prentice Hall.

Baskoro, H. 2014. Perancangan dan Uji Alat Pengendali Tekanan


Menggunakan Proses Kontinyu Berbasis ATMEL AT89S51
dengan Pemrograman Visual Basic 6.0. Laporan Tugas
Akhir. Program Studi Diploma Iii Teknik Kimia Program
Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai